hubungan kedisiplinan belajar dan tingkat
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X
SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
SULISTIYO RINI
X7406095
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN
LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X
SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
SULISTIYO RINI
X7406095
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjan Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sutaryadi, M.Pd Anton Subarno, S.Pd, M.Pd
NIP. 19540526 198103 1 004 NIP. 1974 1223 2007 01 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Dra. C. Dyah SI, M.Pd ……………..
Sekertaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd ………………
Anggota : Drs. Sutaryadi, M.Pd ...……………
Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
196600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sulistiyo Rini. HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT
KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA
BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh
yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (2) apakah ada pengaruh yang
signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (3) apakah ada
pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar secara bersama-sama dengan
tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 296 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional
random sampling dengan jumlah sampel sebesar 10% yang diambil dari populasi
tiap kelas yaitu berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu
menggunakan metode angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh
positif yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali dengan nilai rhitung
sebesar 0,424 > sebesar rtabel 0,349. (2) ada pengaruh positif yang signifikan antara
tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali dengan nilai rhitung sebesar 0,411 >
sebesar rtabel 0,349 (3) ada pengaruh positif yang signifikan antara antara
kedisiplinan belajar secara bersama-sama dengan tingkat kebisingan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali dengan nilai F hitung sebesar 5,274 > Ftabel sebesar 3,295.
Sumbangan Relatif (SR) kedisiplinan belajar (X 1 ) terhadap prestasi
belajar ekonomi (Y) sebesar 52,18% dan Sumbangan Relatif (SR) tingkat
kebisingan lingkungan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y)
sebesar 47,82%. Sedangkan Sumbangan Efektif (SE) kedisiplinan belajar (X 1 )
terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) 13,92% dan Sumbangan Efektif (SE)
tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2 ) terhadap Y sebesar 12,75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Belajar dan Disiplin adalah nafasku.
(Rochmathidayat)
Jika kamu tidak mengajari dirimu sendiri untuk mencari setiap kesempatan melakukan
kebaikan, maka setidaknya jangan sampai melepaskan kesempatan itu jika kamu melihatnya.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Ayah dan Ibu tercinta
Adikku Retno tersayang
Dendy Setyogi tersayang
Teman-teman PAP angkatan 2006 dan
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta karuniaNya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, namun atas bantuan dari beberapa pihak akhirnya peneliti dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, atas segala bantuannya peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
ijin untuk menyusun skripsi ini.
3. Ketua Program dan Sekretaris Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin
kepada peneliti untuk menyusun skripsi.
4. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
6. Seluruh tenaga pengajar Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah berkenan memberikan bekal ilmu.
7. Kepala Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas
Sebelas Maret dan Staff, yang telah membantu dan melayani dengan baik
segala hal yang berkaitan dengan administrasi.
8. Ibu Purwtriyanti, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali
yang telah memberikan ijin penelitian guna terselesainya penulisan skripsi ini.
9. Segenap pegawai SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali yang telah membantu
pelaksanaan penelitian sampai terselesainya penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala ketulusan kasih sayang,
pengorbanan dan do'a yang tak pernah putus.
11. Adikku Retno, terima kasih atas dukungannya.
12. Dendy Setyogi tersayang, terima kasih atas kesabaran dan setia mendampingi
aku dalam suka maupun duka.
13. Sahabat-sahabatku ndanda, rani, ika, vivin, dian, naning, terima kasih atas
dukungannya.
14. Rekan-rekan PAP’06 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan semua
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu Peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Maret 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
a. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN. ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
1. Tinjauan tentang Kedisiplinan Belajar .................................... 8
2. Tinjauan tentang Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah ... 15
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ............................................ 18
B. Jurnal Penelitian Yang Relevan .................................................... 26
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 28
D. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31
B. Metode Penelitian.......................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Penetapan Populasi dan Sampel .................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
1. Teknik Angket ........................................................................ 39
2. Teknik Dokumentasi ............................................................... 46
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 53
A. Deskripsi Data ............................................................................... 53
B. Uji Persyaratan Analisis................................................... ............. 55
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 59
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN ...................................... 62
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Implikasi ........................................................................................ 62
C. Saran .............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. ..... 66
LAMPIRAN…………………………………………………………………. ..... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir……………………………………… 29
Gambar 2. Skema Perumusan Hipotesis…………………………………… 30
Gambar 3. Tabel. Populasi dan Sampel......................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih
bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuannya. Pendidikan pada
dasarnya diberikan untuk membantu manusia ke arah pertumbuhan dan
perkembangan. Di dalam pasal 31 batang tubuh UUD 1945 ditegaskan bahwa
setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran yang di upayakan
oleh pemerintah baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Hal ini di
sebabkan karena pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan.
Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang sesuai dengan kebutuhan suatu bangsa.
Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan
menekankan pembentukan sumber daya pembangunan yang memiliki etos kerja
tinggi, produktif, profesional dan mampu menguasai serta memanfaatkan ilmu
pengetahuan teknologi. Dengan pendidikan akan merangsang kreaktifitas
seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat,
kehidupan serta teknologi. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi
belajar yang dicapai siswa, terampil dan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan guru dan sebagainya.
Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat
keberhasilan belajar yang dapat di pengaruhi dari faktor dalam dan luar diri
siswa.Ngalim Purwanto (2002:102) berpendapat bahwa “Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat di bedakan menjadi dua yaitu faktor
individual dan faktor yang ada di luar individu. Faktor individual meliputi faktor
kecerdasan latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor di luar individu
meliputi faktor keluarga, guru, alat-alat yang di gunakan dalam belajar mengajar,
motivasi sosial serta lingkungan”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat didefinisikan bahwa disiplin
merupakan salah satu faktor pribadi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kediplinan belajar sangat penting bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang
baik. Kedisiplinan belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara terarah
serta dapat mendorong siswa untuk melakukaan hal yang positif.
Disiplin belajar pada diri siswa tumbuh dengan adanya bantuan dari
pendidik, baik dari orang tua maupun dari guru. Orang tua sangat berperan
penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa dirumah. Apabila orang tua gagal
dalam menangani perilaku anak-anaknya berarti mereka juga gagal dalam
membesarkan anak-anaknya tersebut. Selain orang tua, disini guru juga berperan
sangat besar dalam membina kedisiplinan anak dalam belajar di sekolah. Akan
tetapi masih banyak pendidik yang kurang memperhatikan masalah disiplin
belajar siswa sehingga masih banyak terjadi pelanggaran. Disiplin belajar
sangatlah penting bagi siswa dalam upaya untuk mencapai prestasi belajar yang
baik. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi biasanya memiliki prestasi
belajar yang tinggi juga.
Dalam proses pembelajaran masih banyak di temui siswa yang memiliki
disiplin belajar yang rendah sehingga tidak semua siswa dapat berprestasi dengan
baik. Disiplin dapat mendorong siswa belajar terarah tentang hal-hal yang positif
melalui hal-hal sesuai dengan ketentuan dan peraturan sekolah serta menjahui hal-
hal yang negatif. Keberhasilan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar di
sekolah di pengaruhi oleh faktor lingkungan sekolah dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang tenang akan sangat membantu
dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Sumadi Suryabrata (2001:233) “keberhasilan dan kelancaran
proses belajar mengajar di sekolah di pengaruhi berbagai faktor antara lain situasi
lingkungan sekolah yang baik dan harmonis dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai”. Selain itu siswa juga
dituntut untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
Lingkungan sosial yang erat berkaitan dengan aktivitas kegiatan belajar
siswa adalah hubungan timbak balik diantara masyarakat seperti hiruk pikuk
lalulintas, keramaian pasar dan sebagainya. Lingkungan sosial di luar sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan probem tersendiri bagi kehidupan
anak.
Saiful Bahri Djamarah (2002:145) menyatakan bahwa“ pembangunan
gedung sekolah tak jauh dari hiruk pemerintah menimbulkan kegadauan suasana
kelas dan hal tersebut menyebabkan anak didik tidak dapat berkosentrasi dengan
baik dalam belajarnya”.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT
KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA
KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
tentunya setiap sekolahan memiliki permasalahan tersendiri. Permasalahan
muncul karena adanya ketidak seimbangan antara berharapan dengan kenyataan.
Karena itu, terdapat berbagai macam permasalahan yang muncul dalam sekolah.
Beberapa permasalahan yang muncul tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Kurangnya ketegasan dalam pelaksanaan kedisiplinan dapat menyebabkan
siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar sehingga prestasi belajar
menurun.
2. Suasana lingkungan sosial sekolah yang kurang nyaman mengakibatkan
turunnya semangat belajar siswa dan kesulitan mencapai prestasi belajar
yang tinggi.
3. Suasana lingkungan sosial sekolah yang tidak kondisif dapat menyebabkan
siswa tidak dapat belajar dengan baik.
4. Kurang baiknya lingkungan fisik di sekolah akan menyulitkan siswa dalam
menerima mata pelajaran yang disampaikan guru sehingga mengakibatkan
prestasi belajar yang cenderung rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
5. Rendahnya kedisiplinan siswa dalam belajar dapat menjadikan penyebabkan
prestasi belajar menurun.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan oleh penulis diatas, maka masalah tersebut dibatasi pada kedisiplinan
belajar, tingkat kebisingan lingkungan sekolah dan prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran
2009/2010. Adapun penjelasan istilah dalam penjelasan masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Kedisiplinan yang dimaksudkan disini adalah dalam hal penggunaan waktu
belajar yang teratur sehingga menghasikan pestasi belajar yang maksimal,
tetapi tidak semua siswa yang dapat menggunakan waktu belaja secara
teratur.
2. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah tingkat intensitas rendahnya
bunyi yang berada diluar batas ambang pendengaran teling amanusia normal
yang berada di lingkungan sekolah.
3. Prestasi belajar ekonomi yang dimaksud adalah hasil yang di peroleh dari
mata pelajaran ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai dalam
rapot.
D. Perumusan Masalah
Sebelum diuraikan permasalahan penelitian ini, maka terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai pengertian dari masalah itu sendiri. Menurut Lexy J.
Moleong (2006: 92), yang mengutip pendapat Guba (1978: 44) mengemukakan
bahwa “ Masalah adalah keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor
atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan
sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawabannya
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan
sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X
SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan
tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah tersebut. Berikut ini merupakan
tujuan penelitian yang berdasarkan pada penelitian masalah diatas:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara
kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa
kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat
kebisingan di lingkungan sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara
kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran siswa kelas X SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
serta pandangan dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Sebagai sumbangan untuk siswa yang menghendaki kemajuan
tentang kedisiplinan belajar dan mengetahui kondisi lingkungan sekolah
dan peningkatan prestasi belajar.
b. Bagi Guru
1) Sebagai masukan bagi para guru di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali
tentang pembinaan kedisiplin belajar siswa.
2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari
strategi belajar mengajar yang baik.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat memberikan masukan kepada X SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali tentang pentingnya kedisiplinan belajar.
2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari
strategi belajar mengajar yang baik.
d. Bagi Peneliti
1) Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan
dan untuk melatih mengembangkan kemampuan dalam menyusun
karya ilmiah.
2) Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan penelitian
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kedisiplinan Belajar
a. Pengertian Kedisiplinan Belajar
Disiplin merupakan perilaku yang tertib dan baik untuk melatih anak
agar memiliki kebiasaan-kebiasaan yang teratur sesuai dengan tuntutan norma-
norma sekitarnya(bertanggung jawab). Dalam disiplin diharapkan timbulnya
kesadaran dari diri sendiri dan bukan lagi merupakan aturan yang datang dari
luar yang memberikan keterbatasan tertentu.
Menurut Tulus Tu”u (2004:32) mengartikan “disiplin adalah sebagai
upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:114) menyatakan “Disiplin adalah
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena
didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya”. Menurut
pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan berkaitan erat dengan
pengendalian diri seseorang dalam melakukan tindakan secara sadar melalui
pembentukan diri dan watak.
Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Menutut Bimo walgito (2004:167) “Belajar merupakan suatu proses
yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change ini behavior or
performance)”.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah
suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk sebagai pola tingkah laku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
belajar yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang ditaati oleh semua
pihak secara sadar sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan dalam belajar.
b. Pembentukan Kedisiplinan Belajar
Tumbuhnya sikap disiplin dimuali sejak dini. Disiplin pada diri
seseorang dapat tumbuh dengan bantuan pendidik, kebiasaan yang ditanamkan
oleh keluarga sejak dini dan lingkungan sekitar sangatlah membantu
kedisiplinan seseorang. Kedisiplinan dapat dimulai dari latihan-latihan
sederhana yang paling kecil misalnya kebiasaan bangun pagi, kebiasaan
berangkat sekolah pagi dan kebiasaan-kebiasaan lain yang merupakan bagian
integral dari sikap kedisiplinan. Pembentukan kedisiplinan yang dibawa dari
lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar bagi pembentukan sikap
kedisiplinan di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Perubahan lingkungan siswa yang semula berawal dari lingkungan kecil
yaitu keluarga setelah mereka memasuki jenjang pendidikan berubah dengan
lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah yang akan membentuk berbagai
kedisiplinan yang harus dipatuhi. Menurut Soegeng Prijodarminto (2000: 24)
unsur-unsur pokok pembentukan disiplin sebagai berikut:
1) Sikap mental (mental attituse), yang merupakan sikap taat dan tertib
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan
pengendalian watak.
2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, criteria,
dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut
menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa
ketaatan akan teratur norma, criteria dan standar tadi merupakna syarat
mutlak untuk mencapai keberhasialan.
3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk
menaati segala hal secara cermat dan tertib.
Menurut Tulus Tu`u (2004: 48) Ada 4 faktor dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1. Kesadaran diri.
Merupakan pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting
sebagai kebaikan dan keberhasilan diri, selain itu kesadaran diri menjadi
motif yang sangat berpengaruh bagi terwujudnya disiplin.
2. Pengikutan dan ketaatan.
Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan yang
mengatur perilaku individu. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang
kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan
memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga
peraturan-peraturan dapat diikuti dan dipraktikkan.
3. Alat pendidikan.
Sebagai sarana untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.
4. Hukuman.
Sebagai upaya untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan
yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan
harapan .
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi disiplin belajar yaitu sikap mental, pemahaman
sistem aturan perilaku, kesadaran pemahaman diri, ketaatan langkah
penerapan, alat pendidikan sebagai sarana untuk mempengaruhi, serta
hukuman untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah.
c. Prinsip Menegakkan Kedisiplinan dalam Belajar
Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila
pelanggaran ini terjadi akan berakibat terganggunya usaha pencapaian tujuan
pengajaran. Usaha yang biasa dilakukan oleh sekolah, untuk menciptakan
disiplin bagi siswa dengan menetapkan berbagai peraturan yang disebut tata
tertib. Berbagai macam peraturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat
didalamnya, termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila siswa
melanggar peraturan tata tertib tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Meskipun sudah ada tata tertib yang disertai berbagai macam sanksi
dan hukuman, belum tentu siswa mau menaati peraturan tersebut. Sulistriyo
(2000: 64) mengemukakan sebab-sebab pelanggaran disiplin biasanya
bersumber pada: “ 1). Lingkungan sekolah 2). Yang bersifat umum”.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan Sekolah
Pelanggaran disiplin yang disebabkan oleh lingkungan sekolah antara
lain:
a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah, kepemimpinan yang
otoriter akan mengakibatkan siswa menjadi apatis atau agresif.
b) Pengurangan hak-hak siswa, siswa kurang mendapatkan bimbingan
mengenai perencanaan masa depannya.
c) Kurangnya perhatian terhadap kelompok minoritas.
d) Siswa kurang dilibatkan dan diikut sertakandalam berbagai
kegiatan tanggung jawab terhadap sekolah.
e) Kurangnya perhatian terhadap latar belakang kehidupan keluarga
siswa.
f) Kurangnya kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa.
2) Yang Bersifat Umum
Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa disebabkan oleh
masalah yang bersifat umum antara lain adalah:
a) Kebosanan dalam kelas, jika siswa merasa bosan berada dalam
kelas biasanya ia akan membuat ulah yang dapat melanggar
disiplin. Misanya: berbicara seenaknya.
b) Perasaan kecewa dan tertekan akibat tuntutan tata tertib yang kaku.
c) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, aktualisasi diri.
Pelanggaran kedisiplinan belajar yang sering kali dilakukan oleh
siswa, menurut pendapat Crow and Crow (2001: 330) yang disadur oleh
Siti Meichati antara lain : “Tingkah laku pelanggaran disiplin yang biasa
terjadi ialah terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik dalam kelas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
membantah perintah, rebut, ceroboh dalam bertindak, marah, merusak
benda-benda, bergulat, bersikap tidak susila”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa
penyebab pelanggaran kedisiplinan belajar yaitu bersumber dari
lingkungan sekolah dan yang bersifat umum .
d. Cara Pembinaan Disiplin Belajar
Disiplin belajar merupakan kepatuhan dan ketaatan untuk belajar yang
muncul karena kesadaran diri. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan
dampak proses pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak dari
keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah
menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.
Sedangakan yang terkait dengan masalah pembinaan disiplin belajar,
meliputi pembinaan disiplin belajar di sekolah dan pembinaan disiplin belajar
di rumah yang akan dituturkan seperti dibawah ini:
1) Pembinaan disiplin belajar di sekolah
Pembinaan disiplin belajar dapat dilakukan dengan pelaksanaan
peraturan sekolah yang ketat dan konsisten di mana dapat memberikan
pengaruh positif bagi terbentuknya perilaku yang baik bagi para siswa.
Pelaksanaan peraturan sekolah memberi dorongan, motivasi dan kebiasaan
untuk hidup tertib dan teratur. Disiplin masuk sekolah dapat membentuk
perilaku siswa menjadi lebih teratur, rajin dan tertib dalam belajar
disekolah karena siswa terdorong untuk masuk sekolah.
Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab
untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan anak. Guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu
pengetahuan akan tetapi, ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian siswa.
Disiplin kelas juga sangat penting diciptakan oleh guru yang
mengajar. Kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah kelas
yang tenang dan tertib. Siswa yang ada di kelas diharapkan agar menjaga
dan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang akan mengganggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
ketenangan kelas. Adapun teknik pembinaan disiplin kelas menurut
Soedomo Hadi (2005 : 59)
a) Teknik pengendalian dari dalam (Inner Control)
Bahwa kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang
dari dalam siswa sendiri (self discipline). Dengan kesadaran akan
norma-norma, peraturan-peraturan, tata tertib ditetapkan, ia dapat
mengendalikan dirinya (self control).
b) Teknik pengendalian dari luar (External Control)
Bahwa pengendalian itu berasal dari luar diri siswa dan dalam
hal ini dapat berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan
(conseling). Kadang penyuluhan ini dapat berupa pengawasan tetapi
berupa hukuman.
c) Teknik pengendalian kerjasama (Cooperative Control)
Disiplin kelas yang baik mengandung pola kesadaran
kerjasama guru dengan siswa secara harmonis, respektif (terhormat),
efektif dan produktif. Oleh karena itu dalam pembinaan atau
pembinaan disiplin kelas harus ada kerjasama guru dengan siswa
(cooperative control).
Menurut Kiney dalam Ametembun yang dikutip Soedomo Hadi
(2005 : 60) kerjasama guru dengan siswa dalam rangka menegakkan
disiplin kelas ini perwujudannya adalah:
a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa-siswa.
b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa-siswa.
c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.
d. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berfikir sendiri, terutama
dalam mengemukakan dan menerima pendapat dari orang lain.
e. Memberikan kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf
kesanggupan siswa.
f. Menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan sikap-
sikap yang diinginkan: social, psychologis, biologis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dari uraian di atas, pembinaan kedisiplinan belajar dalam
penelitian ini dilakukan melalui: disiplin menjalankan peraturan sekolah,
disiplin dalam menjalankan perintah guru, disiplin dalam mengerjakan
tugas, disiplin dalam waktu belajar.
2) Pembinaan disiplin belajar di rumah.
Pelajaran di sekolah kadang-kadang di rasakan kurang. Oleh
karena itu perlu ditambah lagi dengan belajar dirumah. Dalam hal ini
peranan orang tua sangat penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa
di rumah. Menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa
(2002:140) menyatakan “ Pembinaan disiplin diri pada anak dapat
dipupuk dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidup si anak “.
Sedangkan Reni Akbar dan Hawadi (2001:135) menyatakan “ Pembinaan
disiplin dimulai dari aturan-aturan sederhana yang harus ditegakkan oleh
anak”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembinaan disiplin belajar di rumah dapat dilakukan dengan menerapkan
tata tertib dalam belajar kepada anak sejak dini yang dilakukan dengan
memberikan aturan-aturan yang mudah di mengerti oleh anak sehingga
anak mampu menerapkan dalam kehidupannya .
e. Indikator Kedisiplin Belajar
Melakukan kegiatan belajar setiap hari secara teratur atau disiplin
dalam belajar setiap hari harus tertanam dalam diri siswa untuk memperoleh
hasil yang maksimal dalam belajar. Lebih lanjut lagi Slamento (2003: 67)
mengatakan “ Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam
belajar”. Keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam
belajar. Adapun kedisiplinan belajar siswa meliputi 5 jenis yaitu:
1) Kedisiplinan dalam masuk kelas
Keaktifan, kepatuhan dan ketaatan masuk sekolah sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang aktif mengikuti pelajaran
dan rajin masuk sekolah adalah siswa yang butuh akan pengetahuan dan
wawasan yang luas. Didalam dirinya terdorong oleh semangat yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
untuk maju. Pembentukan sikap disiplin menuntut adanya ketepatan
waktu, keaktifan dan ketaatan masuk sekolah.
2) Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah
Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlu seorang
siswa mempunyai jadwal dan melaksanakan dengan tertur dan disiplin.
Setiap akan mengikuti pelajaran, siswa harus siap dengan buku dan focus
terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.
3) Disiplin mengerjakan tugas dari guru
Setiap mendapatkan tugas dari guru, seorang siswa yang
berkemauan keras dan berdisiplin tinggi akan mengerjakan tugas tersebut
dengan senang hati apabila guru yang memberikan tugas tersebut memiliki
perhatian terhadap semua siswa. Bersikap terbuka kepada siswa dan ramah
menjadi kunci seorang guru agar mendapat perhatian dari siswa. Sikap
inilah yang mnjadi salah satu pendorong disiplin siswa dalam belajar.
4) Disiplin menaati tata tertib sekolah
Peraturan yang dibuat sekolahan hendaknya dipatuhi dan
dijalankan oleh semua siswa. Siswa yang disiplinnya tinggi tidak merasa
kesulitan untuk menjalankan peraturan sekolah tersebut. Peraturan yang
dibuat bersifat tegas dan siapa yang melanggarnya akan mendapatkan
sanksi dan hukuman sesuai dengan pelanggaran yang telah diperbuat oleh
siswa. Jadi disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah
perilaku yang tunduk, taat dan mau melaksanakan peraturan yang telah
ditentukan.
5) Keteraturan dalam belajar
Belajar terjadi secara kontinyu antinya belajar itu tidak akan pernag
selesai sebelum ajal menjemput. Belajar yang baik dilakukan secara terus
menerus dan teratur. Apabila seorang siswa sudah teratur dalam belajar
maka dia biasa menggunakan waktu sebaik mungkin. Siswa belajar untuk
mendapatkan pengetahuan yang sempurna, tetapi untuk memperolehnya
pengetahuan tersebut harus melalui tahap-tahap belajar dan usaha untuk
belajar teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar lebih
menegakkan pada siswa menggunakan waktu belajar sehingga berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar.
2. Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah
a. Pengertian Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah orang
dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Orang yang bekerjasama
dilingkungan sekolah adalah guru termasuk kepala sekolah, karyawan dan
siswa. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung dan berinteraksi satu
sama lain untuk mewujudkan tujuan sekolah.
Untuk mencapai tujuan sekolah tidak sekedar dipengaruhi oleh
kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan dan mendayagunakan sumber
daya menusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga di pengaruhi oleh guru,
karyawan dan siswa. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus mampu
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para siswa, agar
dapat memacu prestasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat terlaksanan dengan baik, maka perlu di
perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor
kebisingan lingkungan sekolah. Untuk mengetahui secara mendalam tingkat
kebisingan lengkungan sekolah, maka berikut dikemukakan beberapa pendapat
tentang pengertian tingkat kebisingan.
Menurut Oman Sukmana (2003:78) “ Tingkat kebisingan adalah
intensitas bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengan manusia,
atau secara sederhana kebisingan didefinisikan sebagai suara atau bunyi yang
tidak di inginkan (tidak dikehendaki) yang sifatnya subjektif da situasion”.
Menurut Imam Soeharto (2001:387) “Tingkat kebisingan adalah
intensitas san suara yang tidak di inginkan”. Hal ini karena kebisingan dengan
intensitas dan lama waktu tertentu dapat mengurangi kenyamanan dan
menggangu ketenangan serta mengacau kosentrasi bahkan juga merusak daya
pendengaran seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lingkungan sekolah yang nyaman akan dapat membantu kegiatan
pembelajara siswa dengan baik. Menurut Muhibbin Syah (2003:138) yang
mengemukakan bahwa : “ Lingkungan sekolah adalah seluruh aspek gejala
fisik dan phisikis yang berada di sekolah yang mempengaruhi individu”.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kebisingan
lingkungan sekolah adalah tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang
berada di lingkung sekolah. Tingkat kebisingan dilingkungan sekolah secara
langsung maupun tak langsung dapat mengganggu dan menurunkan semangat
siswa dalam belajar maupun mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya
dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya
terutama pencapaian prestasi belajar siswa.
b. Macam-macam Kebisingan Lingkungan Sekolah
Menurut Wardhana (2001 : 25) membagi kebisingan atas tiga macam
berdasarkan asal sumber bunyinya yaitu:
a. Kebisingan infulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus
menerus akan tetapi sepotong potong.
b. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan secara terus menerus dalam waktu
yang cukup lama.
c. Kebisingan semi kontnyu (intermittent), yaitu kebisingan kontinyu yang
hanya sekejap, kemudian hilang dan kemudian datang lagi.
Menurut Suma’mur P. K (2001 : 58) macam-macam kebisingan yang
sering ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady
state, wide band noise),misalnya mesin-mesin, kipas angin, dll.
2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state,
narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dll.
3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal
terbang di lapangan udara.
4. Kebisingan impulsif (impact of impulsive noise), seperti pukulan tukul,
tembakan bedil atau meriam, ledakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Kebisingan impulsive
berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa macam
kebisingan sekolah yang sering terjadi meliputi kebisingan infulsif, kebisingan
kontinyu, kebisingan semi kontinyu.
Lingkungan sekolah dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu
lingkungan non fisik dan lingkungan fisik. Menurut pendapat Nana Syaodin
Sukmadinata (2003:164) yaitu:
1. Lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan
interaksi sosial diantara anggota sekolah dan adanya berbagai macam
pelayanan yang ada.
2. Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan kondisi
fisik lingkungan sekitar, sarana dan prasaranan, sumber-sumber belajar,
media belajar dan sebagainya.
Menurut Eli, Neil, and Paul, 2008/(Blog pada WordPress.com. Theme:
2813), yang diakses pada 26 Oktober 2010. Lingkungan sekolah itu meliputi:
1) Fisik seperti bangunan, alat, sarana, dan gurunya kemudian 2) Non fisik
yaitu kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai-nilai kehidupan yang terlaksana
di sekolah itu.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang terjadi
di lingkungan sekolah biasa ditimbulkan lingkungan non fisik maupun dari
lingkungan fisik. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan fisik
misanya letak sekolah berdekatan dengan pasar, jalan raya, adanya suara
mesin-mesin kantor dan sebagainya. Untuk menyikapi ruang kelas yang dekat
dengan suara-suara bising yang timbul hendaknya diberikan alat peredam suara
pada kelas-kelas yang tergantung dengan keadaan tersebut. Sedangkan tingkat
kebisingan yang timbul dari lingkungan non fisik misanya adanya suara gaduh
yang dilakukan oleh para siswa sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Pihak
sekolah ataupun guru dalam menghadapi keadaan yang demikian adalah
dengan mengisi waktu luang karena adanya jam-jam yang kosong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Tingkat kebisingan lingkungan sekolah merupakan suatu keadaan yang
terjadi akibat dari interaksi sosial yang terjadi antara anggota sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Menurut Bonner yang di kutip Ary H.
Gunawan (2003: 31) bahwa: “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara
dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya”. Hal
tersebut dikarenakan di dalam interaksi tersebut terjadi adanya komunikasi
melalui pembicaraan yang dilakukan oleh beberapa siswa maupun dengan guru
baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun tidak, sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan suara gaduh dan kebisingan yang mengganggu siswa lain yang
sedang belajar.
Faktor lingkungan mempengaruhi pelaksanaan suatu kegiatan dalam hal
ini kegiatan pembelajaran adalah suasana, lingkungan, perlengkapan dan
fasilitas. Hal ini berarti suasana di sekolah sebagai lingkungan kerja non fisik
merupakan faktor penentu terlaksananya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya
suasana lingkungan sosial yang nyaman dan harmonis di antara pelaku-
pelakunya, maka kegiatan pembelajaran di sekolah cenderung akan mengalami
kegagalan dalam mencapai tujuanya.
Dari butir-butir yang terkandung dalam alenia di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah
tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang berada di lingkungan
sekolah. Dengan indikator:
1. Tingkat kebisingan yang terjadi di luar lingkungan sekolah, baik fisik
maupun non fisik
2. Tingkat kebisingan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, baik fisik
maupun non fisik.
3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
a. Pengertian Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Prestasi belajar merupakan suatu hasil usaha maksimal yang telah
dicapai seseorang dalam mencapai tujuanya. Menurut Zainal Arifin (2000:2)”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Sedangkan
Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran
serta penilaian usaha belajar.” Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002:87) “Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan. Winkel (2001:2) mengatakan bahwa
“Prestasi Belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot
yang dicapainya.”Prestasi belajar menurut Saiful Bahri Djamarah (2001:23)
mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan
belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang udah dicapai setiap anak pada
periode tertentu”. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) menyatakan
bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang sudah
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
tertentu”.
Dari uraian diatas, yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian
tingkat hasil belajar atas penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya diadakan dalam
bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai pada periode.
Menurut Soelistijo (2002: 12) menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi yaitu
ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan
mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai kemungkinan
penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta
mendistribusikannya untuk konsumsi berbagai-bagai orang dan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa datang dan
dengan menggunakan uang ataupun tidak.
Menurut Gilarno (2001: 53), Ekonomi yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya pemenuhan kebutuhan
yang langka
Jadi prestasi belajar ekonomi adalah hasil usaha dari individu didalam
mempelajari ekonomi setelah dilakukannya evaluasi menurut kemampuannya
masing-masing yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah dan hasil
tersebut berupa nilai yang tertuang di dalam raport.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:54)
menyebutkan bahwa adanya beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah “ kecerdasan bakat, minat dan perhatian, motifasi,
kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah
dan sarana pendukung belajar.” Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor Kecerdasan
Biasanya kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional
matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut
kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami,
mengerti, memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur
perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan
belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kemampuan mengatur
perilaku seorang siswa dapat menentukan keberhasilannya mencapai
prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam-macam yang
menonjol yang ada pada diri siswa.
2) Faktor Bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang
dibawanya sejak lahir. Bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila biberi
kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
prestasi yang tinggi. Jadi sebainya siswa ketika memilih bidang
pendidikannya hendaknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya.
3) Faktor minat dan perhatian
Minat dalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian
adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.
Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat,. Apabila sesorang siswa
menaruh minat pada suatu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk
memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada
suatu mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar
siswa. Oleh karena itu, siswa harus menaruh minat dan memperhatikan
yang tinggi dalam proses pembelajaran.
4) Faktor Motif
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.
Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika siswa mempunyai
motif yang baik dan kuat maka siswa tersebut akan memperbesar usaha
dan kegiatannya mencapai prestasi yang tingggi.
5) Faktor cara belajar
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar
siswa. Cara belajar yang efesien memungkinkan mencapai prestasi lebih
tinggi dibandingkan dengan cara belajar dengan cara belajar yang tidak
efesien. Yang dimaksudkan efesien disini adalah siswa mampu
berkosentrasi sebelum dan pada saat belajar, siswa mau mempelajari
kembali bahan yang telah diterima, membaca dengan teliti dan baik bahan
yang sedang dipelajari dan berusaha menguasainya dengan baik, siswa
mau mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal.
6) Faktor Lingkungan Keluarga
Sebagian waktu seorang siswa berada dirumah. Oleh kiarena itu,
keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh kepada siswa. Sebagi orang tua seharusnya mampu memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dorongan, semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik bagi
anaknya.
7) Faktor Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan
lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan
organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,
spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Supriyanto (2001:130), faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor intern antara lain:
a) Faktor Jasmaniah (fisiolagis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Yang diperoleh dalam faktor ini adalah misalnya penglihatan, pendengaran, sruktur
tubuh dan sebagainya.
b) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri dari:
1. Faktor intelektif yang meliputi:
i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
2. Faktor non-intelektual, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, & penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor eksternal, adalah antara lain:
a) Faktor sosial yang terdiri dari:
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat/istiadat, ilmu pengetahuan, dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari
tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat, adanya minat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perhatian yang tingggi dalam pembelajaran, strategi pembelajarn yang variatif
yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak
untuk maju serta lingkungan sekolah yang tidak bising, tertib, teratur, disiplin,
yang kondusif bagi kegtiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.
c. Alat Evaluasi Prestasi Belajar
Muhibbin Syah (2003:141) “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program”. Sedangkan menurut Tardik, yang dinyatakan oleh Muhibbin Syah
(2003:141) menyebutkan “ Evaluasi berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapakan”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah kegiatan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program
belajar-mengajar atau untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran. Muhibbin Syah (2005:143) menyebutkan berbagai macam
evaluasi yaitu:
1) Pre Test dan Post Test
Kegiatan Pre test dilakukan oleh guru secara rutin sebelum dimulai
penyajian materi pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test ialah
kegiatan yang dilakukan guru setiap akhir penyajian materi, tujuannya
untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2) Evaluasi Prasyarat
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan yang telah diajarkan dalam
waktu tertentu. Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas
materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
3) Evaluasi Diagnosi
Evaluasi yang telah dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilakukan pada akhir penyajian Satuan Pelajaran atau
modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil
diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).
5) Evaluasi Sumatif
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
ajaran. Hasinya dijadikan bahan resmi mengenai kinerja akademik siswa
dan bahan penentu naik atau tidanya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
Menurut Kiranawati, 2008/(www.google.com), yang diakses pada 26
Oktober 2010 menyebutkan bahwa ada berbagai macam tes yaitu:
a) Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal
kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas
(logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah
dipelajarinya.
b) Tes Kemampuan (Power Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam
mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak
dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang
dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya
relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan
menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik
analisis, sintesis dan evaluasi.
c) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh
dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian
(formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk
mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak memberikan
penekanan pada tes hasil belajar ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d) Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes
untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi
akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi awal testi
digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes.
e) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis
atau mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan
menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar tersebut.
f) Tes Formatif
Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa
dalam suatu program pembelajaran tertentu.
g) Tes Sumatif
Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah.
Dengan demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui
penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan)
yang telah dipelajari.
Dari uraian di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa
macam-macam alat evaluasi meliputi tes kemampuan, tes hasil belajar, tes
diagnostik, tes formatif, serta tes sumatif.
Pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali, uaraian materi mata pelajaran tersebut meliputi: Masalah Ekonomi,
Konsep-konsep Ekonomi, Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan,
Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Penapatan Nasional, Konsumsi
dan Investasi, Uang dan Perbankan. Pada semester gasal dan genap, tes harian
dilakukan setiap selesai bab baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi
penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan
diajarkan. Selanjunya tes tengah semester ( tes mid semester) di lakukan pada
pertengahan semester yang tujuannya untuk mengetahui seberapa kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
siswa untuk mempersiapkan tes pada akhir semester gasal dan semester genap.
Kemudian tes akhir semester diulakukan pada tiap akhir semester yang
bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.
Di SMA Bhinnneka Karya 2 Boyolali, prestasi belajar mata pelajaran
Ekonomi ditunjukkan dengan nilai rapor akhir semester, yang diperoleh dengan
menggunakan rumus:
NA= 5
23 QP
Keterangan:
NA : Nilai Akhir / Nilai Rapor
P : 30% NT + 70% NP
Q : Nilai Semester
(Pedoman Penilaian Kurikulum SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali)
B. Jurnal Penelitian Yang Relevan
1) Judul: Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar Dan Variasi Mengajar
Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1
Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti: Amin Johari. Tahun 2006.
Tujuan penelitian : a) Untuk mengetahui tingkat disiplin belajar pada siswa
kelas X SMA PGRI Kebumen. b) Untuk mengetahui tingkat lingkungan
belajar pada siswa kelas X SMA PGRI Kebumen. c) Untuk mengetahui
variasi mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI
Kebumen. d) Untuk mengetahui prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X
SMA PGRI Kebumen. e) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin
belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru pada siswa kelas X
SMA PGRI Kebumen. Hasil penelitian: a) Tingkat disiplin belajar siswa kelas
X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori
baik (59,8%) b) Lingkungan belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen
Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori baik (59,82%) c) Variasi
mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI 1 Kebumen
Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori cukup (50%) d) Ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pengaruh antara disiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006
sebesar 34,4% e) Ada pengaruh antara lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun
Ajaran 2005/2006 sebesar 25,80% f) Ada pengaruh antara variasai mengajar
guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA
PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 24,90% g) Ada pengaruh
antara disiplinan belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1
Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 45,4%.
(http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/07/Jurnal-2005-2006.pdf)
2) Judul: Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pendidikan Agama Islam Siswa SMA Negeri 5 Malang. Peneliti: Ainur
Rosida. Tahun 2009. Tujuan penelitian: a) Untuk mengetahui gaya belajar
siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang b)
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas
X SMA Negeri 5 Malang c) Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA
Negeri 5 Malang. Hasil penelitian ini adalah a) Gaya Belajar Siswa
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yang paling
dominan digunakan oleh siswa kelas X adalah gaya belajar visual dengan
frekuensi 50 presentase 52,6%. b) Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yaitu 2 (2,1 %) memiliki
prestasi sangat tinggi. c) Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang
menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang baik adalah visual dengan
frekuensi 50 siswa atau 52,6 % menjawab memiliki gaya belajar visual
dengan baik.
(http://www.daneprairie.com.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kesimpulan diatas tentang prestasi belajar dan pengertian
kedisiplinan belajar serta pengertian tingkat kebisingan lingkungan sekolah maka
penulis menyimpulkan secara teoritis sebagai berikut:
Seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi pasti ia
akan mampu menata dirinya untuk terbiasa hidup teratur serta tertip dalam
menaati peraturan yang berlaku disekolah. Dengan adanya kedisiplinan belajar
siswa yang tinggi maka akan sangat berpengaruh sekali terhadap meningkatnya
prestasi belajar siswa disekolah. Dari uarian tersebut dapat disimpulkan bahwa
seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi maka akan sangat
berpengaruhi terhadap hubungan yang positif terhadap prestasi belajar siswa.
Lingkungan sekolah yang baik juga memungkinkan dapat menunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan begitu pula sebaliknya lingkungan
sekolah yang buruk cenderung dapat menghambat pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Lingkungan sosial sekolah yang menyenangkan akan
meningkatkan kegiatan anggota-anggotanya dalam penyelenggaraan pembelajaran
di sekolah dan sebaliknya lingkungan sekolah yang buruk akan member pengaruh
yang tidak baik terhadap semangat kerja anggota-anggotanya dalam menjalankan
aktivitas. Kebisingan lingkungan sekolah dapat timbul baikdari lingkungan fisik
maupun lingkungannnon fisik di sekolah. Dimana faktor lingkungan fisik maupn
lingkungan non fisik dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa.
Disiplin belajar yang baik pada diri siswa dan didukung dengan suasana
lingkungan sekolah yang baik dan harmonis maka akan mendorong dan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Sebalinya apabila disiplin
belajar yang tingggi maka kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan optimal
daan hal ini akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar.
Untuk memperjelas kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan
dalam bentuk bagan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gb. 1 : Skema Kerangka Berfikir
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, samapai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan dari diatas,
maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.
2. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan kingkuangan
sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.
3. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat
kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran
2009/2010.
Untuk lebih jelasnya uraian diatas dapat digambarkan dalam gambar
dibawah ini:
Prestasi
Belajar Mata
Pelajaran
Ekonomi
Disiplin belajar
Disiplin masuk sekolah
Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah
Disiplin mengerjakan tugas dari guru
Disiplin menaati tata tertib
Keteraturan dalam belajar
Tingkat kebisingan lingkungan sekolah
Tingkat kebisingan yang terjadi di luar
lingkungan sekolah, baik fisik maupun
non fisik
Tingkat kebisingan yang terjadi di dalam
lingkungan sekolah, baik fisik maupun
non fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
ry 1
Ry 1,2
ry 2
Bagan II : Skema Perumusan Hipotesis
Kedisiplinan belajar
(X1)
(99999
Tingkat kebisingan
lingkungan sekolah
(X2)
Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi
(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI
Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara
atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan
terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam
menentukan metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah
tujuan yang diinginkan.
Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas
konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan metode yang digunakan”.
Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi
penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih
mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila
dipikirkan secar para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung
jawabkan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian
adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang metode-
metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan
penelitian untuk tujuan penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Bhinneka
Karya 2 Boyolali, yang beralamatkan di Jln.Perintis Kemerdekaan, Boyolali.
Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah:
a) Tersedianya data dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga
memudahkan di dalam pengumpulan data yang diperlukan
b) Lokasi sekolah mudah dijangkau, sehinggga memudahkan transportasi dan
menghemat waktu, biaya, pikiran maupun tenaga yang di butuhkan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan yaitu mulai bulan Juli 2010 sampai
dengan bulan Februari 2011, dengan langkah-langkah sebagai berikit: a)
Persiapan b) Uji instrument c) Pengumpulan data d) Pengolahan dan analisis
data e) Penulisan dan pelaporan. Berikut ini bagan waktu penelitian:
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan
2. Uji instrument
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan dan analisis
5. Penulisan dan pelaporan
B. Metode Penelitian
Menurut Mohammad Ali (2001:21),” Metode Penelitian sebagai suatu
cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang
dihadapi”. Menurut Iqbal Hasan (2003: 21) “metode penelitian adalah tata cara
bagaimana suatu penelitian dilakukan”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa ilmu tersebut mencari cara-cara untuk mengungkapkan dan memecahkan
suatu masalah.
Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian
menurut Winarno Surakhmad (2004:132-161) ada tiga macam metode penelitian,
yaitu:
1. Metode Penyelidikan Historis
Metode penelidikan historik adalah penyelidikan yang mengaplikasikan
metode pemecahan yang ilmiah perspektif historis sesuatu masalah. Metode
historis, merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran
gejala, peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau, untuk
menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami
kenyataan-kenyataan sejarah, masalah yang dapat berguna untuk memahami
situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang. Metode
historis berlangsung menurut pola sebagai berikut: a. Pengumpulan data, b.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penelitian data, c. Penafsiran data(sedikitnya penyusunan data) dan d.
Penyimpulan.
2. Metode Penyelidikan deskriptif
Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang. Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang
mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya adalah penyelidikan yang
menuturkan , menganaisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan tehnik
interviu, angket, observasi, test, studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan
gerak, analisa kuantitatif, studi koperatif atau operasional. Pelaksanaan metode
deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan
penyusunan data tetapi meliputi analisan dan interprestasi tentang arti data.
3. Metode Penyelidikan Eksperiment
Penyelidikan eksperiment tertuju pada kegiatan percobaan untuk melihat
sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan
perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan
Eksperiment bukanlah pada pengumplan data melainkan pada penemuan
faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat, karena itu maka di dalam
eksperiment orang bertemu dengan dinamika dalam interaksi variable-
variabel.
Menurut Hadari Nawawi (2000 : 66-88) mengelompokkan menjadi
empat yaitu:
1. Metode filosofis
Metode filososif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
secara rasional melalui perenungan atau pemikiran terarah, mendalam dan
mendasar tentang hakikat sesuatu yang ada yang mungkin tidak ada, baik
dengan menggunakan pola pikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk
analisis sistematik berdasarkan pola pikir induktif, deduktif, fenomenologi dan
lain-lain dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir (logika).
2. Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan
menggali data, mengkelompokkannya secara sistematis, kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
menggambarkan data tersebut secara sistematis dan akurat, mengenai faktor-
faktor, hubungan secara fenomena.
3. Metode Historis
Metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan
menggunakan data masalalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk
memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu
terlepas dari masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan
masa sekarang dalam hubunganya dengan kejadian atau keadaan masa lalu,
selanjutnya kerap kali hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan
kejadian di masa yang akan datang.
4. Metode Eksperiment
Metode Eksperiment adalah prosedur penelitian yang digunakan untuk
mengungkapkan sebab akibat dua variable atau lebih, dengan mempengaruhi
variable yang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian metode penelitian tersebut, maka
dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode deskriptif korelasional. Metode ini digunakan untuk memecahkan dan
menjawab permasalahan yang ada sekarang dan untuk menguji hubungan antara
variabel-variabel yang ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian merupakan sempel khusus mengenai penduduk, yaitu
jumlah tertentu dari manusia yang diselidiki secara nyata. Sudjana (2002:6)
mengatakan bahwa populasi adalah: “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua angggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
inggin dipelajari sifat-sifatnya”. Menurut Sutrisno Hadi (2001:102), Populasi
adalah sejumlah individu yang mempunyai satu sifat yang sama.
Dari pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
jumlah seluruh nilai yang ada, nilai tersebut sebagai hasil dari menghitung atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
mengukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif tentang karakteristik atau
sifat-sifat yang sama dari semua anggota suatu kumpulan tertentu. Sesuai dengan
penelitian ini maka populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali tahun ajaran 2009-2010, berjumlah 296 siswa.
2. Sampel Penelitian
Pengertian sampel menutut Suharsimi Arikunto (2002:109). “Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sudjan (2002:6) “
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi”. Berdasarkan kedua
pendapat itu dapat diambil kesimpulan bahwa sempel adalah sebagian dari
populasi yang dianggap dapat mewakili populasi untuk dijadikansubyek dalam
peneitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian ini yang
menjadi sempel adalah sebagian dari siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali Tahun ajaran 2009-2010.
Dasar pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002:109)
sebagai berikut: “ Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian nyaadalah penelitian populasi.
Selanjudnya jika jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih tertantung setidaknya-tidaknya dari:
1. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2. Sempit luasnya pengamatan dari subyek.
3. Besar kecinya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar
hasilnya akan lebih baik.”
Dalam penelitian ini tiap masing kelas peneliti mengambil sampel 10%
dari populasi yang berjumlah 296 siswa yaitu sebesar 4 siswa. Untuk lebih
jelasnya perincian populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel. 3. Populasi dan Sampel
Kelas Populasi Persentase
Sampel
Sampel
X-1
X-2
X-3
X-4
X-5
X-6
X-7
X-8
37 siswa
37 siswa
37 siswa
37 siswa
37 siswa
37 siswa
37 siswa
37 siswa
10%
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
3,7 siswa di bulatkan 4 siswa
Jumlah
Total
296 10% 32 siswa
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel diperlukan teknik-teknik yang dapat
digunakan untuk mendapatkan sampel yang benar-benat akurat. Teknik tersebut
adalah teknik sampling. Menurut Burhan Bungin (2005:105) “Sampling adalah
teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita
merencanakan tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang
representif”. Iqbal Hasan (2003: 84) mengemukakan bahwa “metode sampling
adalah cara pengumpulan data yang mengambil sebagian elemen populasi atau
karakteristik yang ada pada populasi”.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
metode sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil sebagian
dari populasi yang ada.
Pada dasarnya ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu teknik
random sampling dan teknik non random sampling. Sutrisno Hadi dalam Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi (2002 : 110-117) mengemukakan bahwa “Cara-cara
pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut”:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Secara random sampling
Pada teknik random sampling setiap individu dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Sesuai
dengan pendapat Sutrisno Hadi menyatakan bahwa : “Teknik random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama diberi kesempatan
yang sama untuk menjadi angggota sampel”.
Selanjutnya cara yang digunakan untuk teknik random sampling dapat
dilakukan dengan:
1. Cara undian
Cara undian dilakukan dengan mengadakan undian atau lotere.
2. Cara ordinal
Cara ordinal dilakukan dengan menyusun subyek atau membuat
daftar secara urut dari atas kebawah yang dapat disesuaikan berdasarkan
alpabet, tanggal lahir atau tempat tinggalnya, kemudian sampel dapat
dapat diambil menurut urutan ganjil genap atau bilangan kelipatan.
3. Cara randomisasi dari tabel bilangan random
Cara randomisasi diambil dari tabel bilangan random dilakukan
dengan menyusun subyek seperti tabel. Sampel dapat diambil
menjatuhkan ujung pensil diatas tabel tersebut.
b. Secara non random sampling
Pada teknik sampling ini tidak semua individu dalam populasi diberi
peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Selanjutnya cara yang
digunakan untuk teknik non random sampling dapat dilakukan dengan:
1. Sampel proporsi atau Proportional random sampling, yaitu pengambilan
subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau
sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau
wialah.
2. Sampel bersrata atau Stratified sampling teknik ini biasanya digunakan
apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-
tingkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Sampel bertujuan atau Purposive sampling teknik ini berdasarkan pada
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut
erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
4. Sampel kuota atau Quota sampling teknik ini menghendaki pengambilan
sampel dengan mendasarkan diri pada quotum.
5. Sampling kembar atau Double sampling yaitu pengambilan sampel yang
mengusahakan adanya sampel kembar.
6. Sampel berdasarkan wilayah atau Area probability sampling teknik ini
menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada
pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi.
7. Sampel kelompok atau Cluster sampling teknik ini menghendaki adanya
kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas
kelompok-kelompok yang ada pada populasi.
Menutut Chorid Narkubo dan Abu Achmadi (2002: 110):
Pada dasarnya, ada dua macam teknik sampling, yaitu teknik random
sampling dan non random sampling(…..). Lebih lanjut lagi dikatakan
bahwa teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih untuk
menjadi angora sampel (…..). Dalam praktek, prosedur random
sampling meliputi; cara undian , cara ordinal ,cara randomisasi dalam
table bilangan random.
Berdasarkan pendapat diatas pengambilan sampel penelitian dilakukan
dengan teknik Proportional Random Sampling atau sampel porposional, yaitu
pengambilan subyek dari setiap stara atau setiap wilayah ditentukan seimbang
atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing stara atau
wilayah. Sedangkan pengambilan random dengan cara undian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliable diperlukan teknik
pengumpulan data. Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
peneliti menggunakan pengumpulan data dengan menggunakan angket dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Teknik Angket
Menurut Suhasimi Arikunto (2002:128), berpendapat “Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden baik itu tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui.” Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82) menjelaskan “angket adalah
daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu
masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk
mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara
tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.
Kuesioner disini dibeda-bedakan atas beberapa jenis tergantung pada
sudut pandang.
a) Dipandang dari cara menjawabnya:
1) Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaanh tertulis diberikan kepada
responden, dimana responden diberikan kesempatan untuk
menjawabnya sesuai dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup yaitu daftar pertanyaan tertulis yang sudah
disediakan jawabannya, dimana responden tinggal memilih jawaban
yang paling sesuai dengan dirinya.
b) Dipandang dari jawaban yang diberikan:
1) Kuesioner langsung adalah daftar pertanyaan tertulis yang melibatkan
responden secara langsung untuk dimintakan pendapat atau
menceritakan keadaan dirinya.
2) Kuisioner tidak langsung adalah daftar pertanyaan tertulis untuk
mendapatkan informasi dari pihak lain diluar pribadi responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c) Dipandang dari bentuknya
1) Kuesioner pilihan ganda yaitu kuesioner yang sama dengan kuesioner
tertutup, dimana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban
dari sekian kemungkinan jawaban yang tersedia.
2) Kuesioner isian yaitu kuesioner yang sama dengan kuesioner terbuka,
dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab sesuai dengan
kalimatnya sendiri.
3) Check-list adalah suatu daftar pertanyaan dimana responden memilih
dengan memebubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom
yang menunjukkan tingkat-tingkatnya.
Dalam penelitian ini angket yang digunakan oleh peneliti adalah
angket langsung tertutup dengan bentuk racing scale angker yang berupa
daftar pertanyaan yang disediakan untuk responden agar mereka menjawab
tentang dirinya sendiri yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden
tinggal memilih satu jawaban pada kolom-kolom yang menunjukan tingkat
mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Adapun alasan peneliti menggunakan teknik angket sebagai alat
pengumpulan data adalah:
1. Dalam waktu singkat angket dapat disebar luaskan pada responden
sehingga menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
2. Angket member kemudahan dalam proses penggolongan data karena
adanya keseragaman dan memberikan pertanyaan dan jawaban tersebut
sudah dirumuskan peneliti.
3. Unsur subyektivitas dapat diperkecil kemungkinannya.
4. Responden mempunyai kebebasan untuk member jawaban.
Dari macam-macam angket tersebut, maka dalam penelitian ini
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel tingkat kebisingan
lingkungan sekolah dan kedisiplinan belajar digunakan jenis angket
tertutup, langsung dengan bentuk rating scale.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam penggunaannya, teknik angket mempunyai keuntungan dan
kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:
152) sebagai berikut:
Keuntungan angket atau kuisioner adalah:
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat membagikan secara serentak kepada banyak responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepannya masing-masing
dan menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-
malu menjawab.
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Sedangkan kelemahan angket atau kuisioner adalah:
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi
diberikan kembali padanya.
b. Sering sukar dicari validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
d. Walaupun pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-
kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Angket sebagai alat ukur variabel penelitian harus disusun dengan
baik agar dapat mengukur variabel secara tepat. Langkah-langkah yang
dipergunakan penulis dalam menyusun angket menurut Sanapiah Faisal
(2003: 30) adalah sebagai berikut:
1. Menyusun matriks spesifikasi data
2. Menyusun angket
3. Try out (uji coba) angket
4. Revisi angket
5. Memperbanyak angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Untuk lebih jelasnya, akan penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Menyusun matriks spesifikasi data
Matriks spesifikasi data berguna untuk melihat atau
memperjelas terlebih dahulu permasalahan yang akan dituangkan
dalam angket. Dalam matriks ini terdapat penjabaran aspek-aspek
yang diukur yang berisi tentang konsep dasar, variabel, indikator,
nomor soal, dan jumlah soal yang sesuai dan mengarah pada rumusan
masalah maupun tujuan penelitian.
2. Menyusun angket
Setelah membuat matriks spesifikasi data, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun angket yang meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Menyusun bentuk pertanyaan
Dalam penelitian ini bentuk pertanyaan yang digunakan adalah
bentuk rating scale (skala likert) karena dalam penelitian ini
bermaksud untuk mengetahui dan mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok.
Dalam penyusunan angket ini Skala Likert dimodifikasi
dengan skor jenjang 4 kemungkinan. Untuk kategori ragu-ragu
ditiadakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah responden netral atau
tidak memilih. Sebab jika disediakan kategori jawaban tersebut maka
akan menghilangkan banyak data sehingga mengurangi banyaknya
informasi yang dapat dijaring dari responden. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006: 241) yang mengemukakan
bahwa:
Jika berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena
responden cenderung memilih alternative yang ada di tengah (karena
dirasa aman dan paling gampang kerena hamper tidak berpikir) dan
alas an itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif
pilihannya hanya empat saja. Alternatif “sangat setuju” dan ”setuju”
ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedangkan dua pilihan lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yaitu ”tidak setuju” dan ”sangat tidak setuju” di sisi atau kubu akhir
(atau awal). Dengan hal ini dapat kita pahami karena “sangat setuju”
dan ”setuju” sebetulnya pada posisi “setuju”, tetapi dengan gradasi
yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “sangat tidak
setuju”, yang pada dasarnya adalah juga sangat tidak setuju.
Sedangkan pendapat senada untuk menghilangkan kategori
ragu-ragu ini dikemukakan oleh S. Nasution (2003: 63) bahwa:
Peneliti yang mencegah adanya kelompok netral atau tidak
menunjukkan pendirian tertentu, dapat memaksa responden memilih
salah satu posisi. Pihak yang setuju atau tidak setuju. Mungkin untuk
itu memberikan alternatif dalam jumlah genap misalnya “setuju-tidak
setuju” atau ”sangat setuju-setuju-tidak setuju-sangat tidak setuju.”
Selain berdasarkan pendapat di atas, maka pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan positif dan negatif.
Untuk pernyataan positif skor berjalan dari sangat setuju dengan nilai
4 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 1, maka dalam penelitian
ini ketiga variabel menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:
1. Sangat setuju : Nilai skala 4
2. Setuju : Nilai skala 3
3. Tidak setuju : Nilai skala 2
4. Sangat tidak setuju : Nilai skala 1
Kemudian untuk pernyataan negatif skor berjalan dari sangat
setuju dengan nilai 1 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 4,
perhitungan penilaiannya sebagai berikut:
1. Sangat setuju : Nilai skala 1
2. Setuju : Nilai skala 2
3. Tidak setuju : Nilai skala 3
4. Sangat tidak setuju : Nilai skala 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Membuat item pertanyaan.
c. Membuat petunjuk pengisian angket atau pedoman pengisian
angket. Pedoman ini berisi petunjuk di dalam pengisian angket bagi
responden.
d. Membuat surat pengantar.
Surat pengantar ini berisi suatu permohonan dalam mengisi
angket, pengisian angket maksud dan ucapan terima kasih kepada
responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami
kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut.
1. Try out (uji coba) angket
Uji coba angket dilakukan secara langsung pada siswa kelas X
SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali yang tidak termasuk dalam sampel
penelitian. Untuk menguji instrument ini digunakan uji validitas dan
reliabilitas.
a. Validitas angket
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah butir-butir yang
diujicobakan dapat mengukur keadaaan yang sebenarnya. Suharsimi
Arikunto (2006: 144) mengemukakan “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument.” Dari pengertian di atas validitas menunjukkan bahwa
suatu alat ukur dikatakan valid (tepat) bila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat untuk mengatahui validitas angket. Oleh karena itu untuk
mengukur tingkat validitas ini digunakan rumus uji validitas yaitu
korelasi product mement, dengan rumus:
=
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah sampel
X = Skor rata-rata X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Y = Skor rata-rata Y
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑X2 = Jumlah kuadrat X
∑Y2 = Jumlah kuadrat Y
Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis
product moment. Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan
taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 157)
b. Reliabilitas angket
S. Nasution (2003: 77) mengemukakan bahwa “Reliabilitas
adalah bila alat ukur itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu
yang berlainan, senantiasa menunjukkan hasil yang sama.” Sedangkan
Suharsimi Arikunto (2006: 156) “Reliabilitas menunjukkan pada satu
pengetian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan seperti alat pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik.”
Dari kedua pengertian di atas, maka suatu alat ukur dikatakan
reliabel, jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat
ukur tersebut dikarenakan pada subjek yang sama tetapi tempatnya
berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi tempatnya sama. Untuk
menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus alpha. Langkah-langkah dalam menggunakan rumus alpha
adalah sebagai berikut:
1) Mencari varian tiap-tiap item.
2) Mencari jumlah varian butir soal
3) Mencari varian total.
4) Memasukkan ke dalam rumus alpha yaitu:
r11 =
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen yang dicari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
k = Banyaknya butir pertanyaan.
= Jumlah varian butir
= Varian butir
Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment.
Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan
5% maka angket tersebut reliabel.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 180)
5) Konsultasikan hasil perhitungan dengan tabel r product moment.
2. Revisi angket
Setalah melakukan try out maka hasil try out tersebut
dijadikan dasar untuk revisi angket yang dilakukan dengan cara
menghilangkan item-item yang tidak valid.
3. Memperbanyak angket
Jika angket telah sesuai dengan persyaratan, maka angket
diperbanyak sesuai dengan kebutuhan responden.
b. Teknik Dokumentasi
Menurut suharsimi Arikunto (2006:206) “Metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulan rapat, legger, agenda dan sebagainya”.
Menurut Moleong (2001:16) menjelaskan bahwa “Dokumen ialah setiap
bahan tertulis maupun film”. Dalam teknik pengumpulan data yang berupa
dokumentasi ini akan diperoleh sumber data yang berupa nilai raport prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi semester genap dari kelas X SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali.
Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat
mengumpulkan data sebagai berikut:
a) Dokumentasi lebih dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
b) Sumber dokumentasi adalah data yang lengkap.
c) Lebih efesien dan hemat waktu.
d) Dapat dilihat kembali apabila diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Untuk
menganalisis data yang terkumpul menggunakan teknik analisis statistik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001:221) yang menyatakan bahwa “Yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan yang benar
dan untuk mengambil keputusan yang baik”.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier ganda.. Adapun penggunaan teknik analisis regresi linier
ganda harus memenuhi syarat popolasi harus berdistribusi normal, uji linier
regresi harus menunjukkan kelinierannya, dan tidak terdapat hubungan yang
berarti diantara variabel-variabel bebas. Selanjutnya langkah-langkah uji
persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyusun tabulasi data
Yaitu data yang telah diperoleh kemudian disusun kedalam tabel – tabel
untuk memudahkan dalam penghitungan.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak
lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila
data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini
sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk
menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah dengan
menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf
signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih
besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28).
3. Uji Linearitas dan Keberartian
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) JK (G) =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) JK (TC) = JK (S) – JK (E), dimana:
JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK (T) =
JK (a) =
JK (a/b) = b
b =
3) dkTC = k − 2
4) dk(G) = n − k
5) RJK (TC) =
6) RJK (G) =
7) Fhit =
(Sudjana, 2002: 332)
Keterangan:
JK (G) = menyatakan Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC) = menyatakan Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
df =derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-
beda), untuk TC: k – 2 sedangkan untuk G: n – 2
RJK (TC) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJK (G) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat
Jika Fhitung < Ftabel maka model linier yang diambil cocok, tetapi bila
Fhitung>Ftabel maka model linier yang diambil tidak cocok.
4. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan
ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance
Inflation pada model regresi. Menurut Santoso dalam Duwi Priyatno (2008:
39) pada umumnya Jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
5. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model
regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW
test) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini
dapat diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di konsultasikan
dengan tabel DW.
H0 = tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha = ada autokorelasi (r≠0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-
du), maka koefisien auto korelasi sama dengan nol berarti tidak ada
autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl),
maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi
positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 –dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
6. Pengujian Hipotesis
a). Pengujian Hipotesis pertama dan kedua
Untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada
pembahasan ini dilakukan dengan uji r.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pengujian X terhadap Y
1) Menentukan Hipotesis
0H : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y
aH : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y
2) Menentukan level significance ( ) = 0,05
3) Keputusan
0H Diterima jika probabilitas > 0,05
0H Ditolak jika probabilitas < 0,05
Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom
coefficient di model regresi.
b) Pengujian hipotesis ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik analisis korelasi dan
regresi ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan koefisien korelasi ganda
Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan y dihitung dengan rumus:
RY12 =
2
2211 xayxa
Dimana Ry(12) = koefisien antara kriterium, prestasi belajar siswa
(Y) dengan keterampilan mengajar guru (X1) dan
kedisiplinan belajar siswa (X2)
a1 = Koefisien prediktor (X1)
a2 = Koefisien prediktor (X2)
X1 Y = Jumlah produk antara X1 dan Y
X2Y = Jumlah produk antara X2 dan Y
Y2
= Jumlah kuadrat kriterium y
(Sutrisno Hadi, 2002: 385)
2) Uji Keberartian korelasi ganda dengan uji F untuk menetukan
signifikan atau tidaknya korelasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F = 11
/2
2
knR
kR
Keterangan :
F = Menyatakan harga F garis regresi.
n = Menyatakan ukuran sampel.
k = Menyatakan banyaknya variabel bebas.
R = Menyatakan koefisien korelasi antara kriterium dengan
prediktor- prediktornya.
(Sudjana, 2002: 108)
7. Menghitung persamaan regresi linier multipel, dengan rumus :
(Sudjana, 2002: 348)
22110ˆ aaa
Koefisien-koefisien a0, a1, dan a2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
a0 = Y – a1X1 – a2X2
a1 =
a2 =
(Sudjana, 2002: 349)
8. Menghitung besarnya sumbangan relatif ( SR ) dan sumbangan Efektif ( SE )
a. Sumbangan relatif dalam persen atau SR% tiap prediktor, adalah :
Prediktor X1:SR% = %100Re
11
gJK
yxa
Prediktor X2 :SR% = %100Re
22
gJK
yxa
Sumbangan relatif (SR) diperlukan untuk mengetahui berapa besar
sumbangan masing-masing prediktor X terhadap kriterium Y.
b. Sumbangan efektif dalam persen atau SE% tiap prediktor, adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
SE % X1 = SR % X1 x R2
SE % X2 = SR % X2 x R2
Dimana R2 =
2
2211
y
yxayxa
Sumbangan efektif (SE) diperlukan untuk mengetahui berapa besar
sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor.
(Sutrisno Hadi, 2001: 46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Kedisiplinan Belajar
dan Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran
2009/2010” terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kedisiplinan Belajar, sebagai variabel bebas pertama (X1)
2. Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah, sebagai variabel bebas kedua (X2)
3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi, sebagai variabel terikat (Y)
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut
digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 5
item soal yang tidak valid, yaitu: 4 item dari variabel kedisiplinan belajar pada
nomor 3, 11, 15, dan 25 sedangkan 1 item pada variabel tingkat kebisingan
lingkungan sekolah yaitu nomor 32. Kelima item tersebut tidak digunakan karena
sudah diwakili oleh item lain.
Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses
tabulasi data kedisiplinan belajar sebagai variabel X1 dan tingkat kebisingan
lingkungan sekolah sebagai variabel X2 serta prestasi belajar ekonomi sebagai
variabel Y, maka peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut:
1. Data variabel Kedisiplinan Belajar (X1)
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel
kedisiplinan belajar diketahui bahwa jumlah responden adalah 32 orang dan dapat
diperoleh nilai terendah 56 dan tertinggi 78. Rata-rata hitung sebesar 67,00
standar deviasi sebesar 5,37 median sebesar 67 dan modus sebesar 67.
Jika nilai dihitung dalam presentase maka nilai tertinggi yang mungkin
dari variabel kedisiplinan belajar adalah jumlah item x alternatif jawaban yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
20 x 4 = 80, dengan responden 32 siswa maka dapat diketahui bahwa nilai
tertinggi merupakan nilai kriterium yaitu 80 x 32= 2560 . Jumlah nilai variabel
berdasarkan data yang telah terkumpul adalah ∑X1 = 2144. Dengan diperolehnya
nilai kriterium dan jumlah nilai variabel kedisiplinan belajar maka persentase dari
variabel kedisiplinan belajar adalah 2144 : 2560 = 0,8375 atau sebesar 83,75%.
Ini artinya pelaksaan kedisiplinan belajar belum maksimal, sehinggga perlu
ditingkatkan lagi. Data mengenai variabel kedisiplinan belajar ini dapat dilihat
pada lampiran 9.
2. Data variabel Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah (X2)
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel
tingkat kebisingan lingkungan sekolah diketahui bahwa jumlah responden adalah
32 orang dan dapat diperoleh nilai terendah 23 dan tertinggi 39. Rata-rata hitung
sebesar 30,19 standar deviasi sebesar 3,614 median sebesar 30 dan modus sebesar
26.
Dari data variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah jika nilai
dihitung dalam presentase maka nilai tertinggi yang mungkin dari variabel tingkat
kebisingan lingkungan sekolah adalah jumlah item x alternatif jawaban yaitu 10 x
4 = 40, dengan responden 32 siswa maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
merupakan nilai kriterium yaitu 40 x 32= 1280. Jumlah nilai variabel berdasarkan
data yang telah terkumpul adalah ∑X2 = 966. Dengan diperolehnya nilai kriterium
dan jumlah nilai variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah maka persentase
dari variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah 966 : 1280 = 0,7547
atau sebesar 75,47%. Ini artinya pelaksaan tingkat kebisingan lingkungan sekolah
belum maksimal, sehinggga perlu ditingkatkan lagi. Data mengenai variabel
tingkat kebisingan lingkungan sekolah ini dapat dilihat pada lampiran 10.
3. Data variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (Y)
Prestasi belajar adalah variabel terikat (Y). Data yang terkumpul melalui
teknik dokumentasi yaitu hasil ujian akhir semesster diketahui bahwa prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun
ajaran 2009/2010 menunjukkan masih rendah hal ini dapat di lihat dari nilai
tertinggi 9, nilai terendah 5 dan nilai rata-rata 68,69. Jika nilai variabel prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
belajar di hitung dalam presentase dengan di ketahui nilai tertinggi yang mungkin
di capai adalah 10 dan jumlah responden sebanyak 32 siswa, maka di peroleh nilai
tertinggi variabel prestasi belajar adalah 32 x 10 = 320. Jumlah nilai variabel
prestasi belajar berdasarkan data yang terkumpul adalah ∑Y = 219,8. Dengan
demikian tingkat prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi siswa kelas x
SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran 2009/2010 adalah 219,8 : 320 =
0,6869 atau sebesar 68,69%. Ini artinya pelaksaan prestasi belajar ekonomi belum
maksimal, sehinggga perlu ditingkatkan lagi agar tujuan yang telah ditetapkan
juga tercapai. Data mengenai variabel prestasi belajar mata pelajaran ekonomi ini
dapat dilihat pada lampiran 11.
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum data di analisis, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi untuk
dapat diteruskan dalam pengujian hipotesis. Uji persyaratan dalam analisis ini
adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel kedisiplinan belajar (X1)
sebesar 0,643 dengan signifikasi sebesar 0,803, karena lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa data variabel kedisiplinan belajar ( X1) berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel tingkat kebisingan
lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,734 dengan signifikasi sebesar 0,654, karena
lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel tingkat kebisingan
lingkungan sekolah (X2) berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel prestasi belajar ekonomi (Y)
sebesar 0,672 dengan signifikasi sebesar 0757, karena lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar mata pelajaran ekonomi ( Y)
berdistribusi normal. (Lampiran 15)
2. Uji Linearitas
Hasil uji F hitung untuk Lack of Fit Test sebesar 0,366 dengan signifikansi
sebesar 0,967. Karena signifikasi hitung > 0,05, maka disimpulkan bahwa
hubungan kedisiplinan belajar ( X1) dengan Y linier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Hasil uji F hitung untuk Lack of Fit Test sebesar 0,673 dengan signifikansi
sebesar 0,737. Karena signifikasi hitung > 0,05, maka disimpulkan bahwa
hubungan tingkat kebisingan lingkungan sekolah ( X2 ) dengan Y linier.
(Lampiran 16)
3. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pengolahan data, diketahui koefisien VIF kedisiplinan belajar
dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah untuk adalah 1,106. karena harga VIF
< 5, maka tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel
bebas. (Lampiran 17)
4. Uji Autokeralasi
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar 1,976 ,
nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan mengunakan derajat
kepercayaan 5%, jumlah sampel 32 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel
Durbin Watson akan didapatkan nilai dl = 1,31 dan du = 1,57 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson diantara du
(1,57) dan 4 – du (2,43). (Lampiran 17)
5. Analisis Regresi Linear Ganda
Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada
tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi,Ŷ=
3,450 + 0,597X1 + 0,837X2.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi belajar
ekonomi akan meningkat atau menurun yaitu sebesar 0,579 untuk seriap
peningkatan atau penurunan satu unit kedisiplinan belajar (X1)dan akan meningkat
atau menurun yaitu sebesar 0,837 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu
unit tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2).
Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R
Square adalah sebesar 0,267. Hal ini berarti 26,7% prestasi belajar ekonomi dapat
dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 26,7% =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
73,3%) selebihnya sebesar 73,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran 18)
a. Pengujian Hipotesis I
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai
rhitung variabel kedisiplinan belajar (X1) sebesar 0,424 dengan taraf signifikansi
0,05 dan rtabel sebesar 0,349. Karena nilai rhitung > rtabel (0,424 > 0,349) maka Ho
ditolak, artinya secara Correlation Pearson ada pengaruh positif yang signifikan
antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.
(Lampiran 19)
b. Pengujian Hipotesis II
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai
rhitung variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,411 dengan
taraf signifikansi 0,05 dan rtabel sebesar 0,349. Karena nilai rhitung > rtabel (0,411 >
0,349) maka Ho ditolak, artinya secara Correlation Pearson ada pengaruh positif
yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi. (Lampiran 19)
c. Pengujian Hipotesis III
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai
F hitung sebesar 5,274 dengan taraf signifikansi 0,05 dan Ftabel sebesar 3,328.
Karena nilai Fhitung > Ftabel (5,274 > 3,328) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan
sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.
Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan
efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR kedisiplinan belajar (X 1 ) terhadap
prestasi belajar ekonomi (Y) sebesar 52,18% dan SR tingkat kebisingan
lingkungan sekolah (X 2 ) terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (Y)
sebesar 47,82%. Sedangkan SE X 1 terhadap Y = 13,92% dan SE X 2 terhadap Y=
12,75%. (Lampiran 20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
6. Penafsiran Pengujian Hipotesis
Setelah analisis data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel, yaitu korelasi
X1, X
2, dan Y. Berdasarkan persamaan garis regresi linier ganda, diperoleh
Ŷ= 3,450 + 0,597X1 + 0,837X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau
berkurang tergantung pada koefisien X 1 dan X2 yang positif. Apabila dilihat dari
persamaan regresi tersebut, maka jika kedisiplinan belajar ( X 1 ) dan tingkat
kebisingan lingkungan sekolah ( X2) mengalami peningkatan akan
mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (Y), karena dari
persamaan regresi tersebut menunjukkan arah yang positif. Perubahan yang terjadi
pada nilai Y searah dengan perubahan variabel X 1 dan X2
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji r untuk menguji
hipotesis antara prediktor terhadap kriterium diproleh nilai rhitung X 1 = 0,424 dan
rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis I diterima. Ini berarti bahwa
kedisiplinan belajar mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji r untuk menguji
hipotesis antara prediktor terhadap kriterium diproleh nilai rhitung X 2 =0,411 dan
rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis II diterima. Ini berarti bahwa
tingkat kebisingan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.
Untuk hipotesis secara simultan antara prediktor terhadap kriterium
menggunakan uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung =5,274 dan Ftabel
=3,328. karena Fhitung > Ftabel maka hipotesis III diterima. Ini berarti bahwa
kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-
sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar
ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
7. Simpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas
dapat disimpulkan bahwa:
a. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai rhitung
variabel kedisiplinan belajar (X1) sebesar 0,424 dan rtabel sebesar 0,349 dengan
taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif
yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali” diterima.
b. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai rhitung
variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,411 dan rtabel
sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada
pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah
dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali” diterima.
c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung
sebesar 5,274 dan Ftabel sebesar 3,328 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan
belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar
mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali”
diterima
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan pada hasil analisis data di atas, maka peneliti
mengemukakan pembahasan sebagai berikut:
1. Kedisiplinan belajar
Tingkat pencapaian kedisiplinan belajar siswa SMA Bhinneka Karya 2
Boyolali sebesar 52,18%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
angket yang telah disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium
setiap variabel. Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa
kedisiplinan belajar siswa SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali masih perlu
ditingkatkan agar lebih optimal, karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang
mendukung kedisiplinan belajar.
Berdasarkan data yang terkumpul item yang terendah nilainya adalah
item nomor 19 dengan nilai 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih
baik berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Pada saat jam kosong
siswa belum dapat memanfaatkan waktu untuk berdiskusi tentang materi pelajaran
secara maksimal..
Nilai rendah kedua adalah item nomor 10 dengan nilai 94 tentang
sebelum guru menerangkan materi pelajaran maka saya mempelajari terlebih
dahulu materi-materi yang akan disampaikan. Sikap seperti ini perlu ditingkatkan
agar setiap guru menerangkan siswa sudah mempunyai gambaran tentang materi
pelajaran tersebut sehingga apabila siswa terdapat kesulitan maka dapat langsung
bertanya kepada guru.
2. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah
Untuk variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah SMA Bhinneka
Karya 2 Boyolali tingkat pencapaiannya sebesar 47,82%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kebisingan lingkungan sekolah masih perlu
ditingkatkan karena masih ada beberapa aspek yang kurang mendukung.
Berdasarkan data yang terkumpul ada beberapa item yang rendah
nilainya antara lain item nomor 33 dengan nilai 84, tentang saya tidak pernah
terganggu dengan suara ramai dikelas lain. Nilai rendah kedua adalah item nomor
34 dengan niali 85, tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai di
kelas saya. Dari kedua item rendah tersebut memiliki keterkaitan yakni siswa
sama-sama tidak merasa terganggu dengan suara ramai di kelasnya maupun di
kelas lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Tingkat pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas
X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali sebesar 68,6%. Berdasarkan data yang
terkumpul dengan nilai terendah 50 menunjukkan bahwa prestasi belajar yang
dicapai siswa belum tercapai dengan maksimal sehingga prestasi belajar belum
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa kedisiplinan belajar dan
tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi. Dengan adanya kedisiplinan belajar yang
baik dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang baik maka prestasi belajar
mata pelajaran ekonomi akan mudah dicapai.
Namun hal ini bukan berarti hanya kedisiplinan belajar dan tingkat
kebisingan lingkungan sekolah saja yang mempengaruhi prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi, melainkan masih banyak faktor yang lain sebesar 73,33%
yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar selain kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah
antara lain : peranan orang tua, fasilitas belajar, media pembelajaran dan masih
ada kemungkinan lagi yang belum diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan pada SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji r, kedisiplinan belajar (X1) mendapatkan hasil rhitung sebesar
0,424 dan rtabel sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis I yang
menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan
belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti kebenarannya.
2. Berdasarkan uji r, tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) mendapatkan
hasil rhitung 0,411 dan rtabel sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis
II yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara
tingkat kebisingan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti
kebenarannya.
3. Dari uji keberartian regresi linier ganda antara kedisiplinan belajar (X 1 ) dan
tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X 2 ) terhadap prestasi belajar ekonomi
(Y) diperoleh Fhitung adalah 5,274 dan Ftabel sebesar 3,295 dengan taraf
signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan
demikian hipotesis III yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang
signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan
sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti kebenarannya.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka bisa dikaji implikasi dari
penyelenggaraan penelitian ini di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Berikut ini
adalah implikasi dan hasil penelitian yang sudah dilakukan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Berdasarkan pada analisis data maka hasil penelitian tersebut dapat dijadikan
sebagai suatu referensi untuk satuan pendidikan bahwa kedisiplin belajar dan
tingkat kebisingan lingkungan sekolah itu mempengaruhi prestasi belajar
siswa, sehingga satuan pendidikan mempunyai pertimbangan dalam membuat
kebijakan-kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai
dengan harapan yang akan dicapai serta tujuan yang telah ditetapkan. Bagi
guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih
meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi para peneliti yang melakukan penelitian mengenai kedisiplin belajar,
tingkat kebisingan lingkungan sekolah, dan prestasi belajar maka hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu dasar yang dapat digunakan sebagai
penunjang dalam suatu penelitian karena masih banyak faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dan kesimpulan yang telah
dikemukakan di atas, sebagai upaya sumbangan pikiran bagi kemajuan SMA
Bhinneka Karya 2 Boyolali, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Kepada Siswa
a. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah
dengan score 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih baik
berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Alangkah baiknya jika
pada saat jam kosong semua siswa belajar di dalam kelas agar tidak
mengganggu kelas lain yang sedang melaksanakan proses pembelajaran.
b. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah
dengan score 94 tentang sebelum guru menerangkan materi pelajaran
maka saya mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang akan
disampaikan. Alangkah baiknya jika siswa mempelajari terlebih dahulu
materi-materi yang akan disampaikan guru sehingga siswa dapat lebih
mudah untuk memahaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Pada item positif tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang memperoleh
nilai rendah dengan score 84 yaitu tentang saya tidak pernah terganggu
dengan suara ramai dikelas saya. Nilai rendah kedua dengan score 85 yaitu
tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai dikelas lain.
Dengan nilai yang rendah tersebut, siswa masih merasa tertanggu dengan
suara ramai di kelas maupun di kelas lain sehingga perlu perhatian yang
lebih dari siswa untuk mengatur sikapnya di dalam kelas.
2. Kepada Guru
a. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah
dengan score 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih baik
berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Hendaknya guru
memberikan tugas lewat guru piket agar pada jam kosong siswa masih
tetap dapat belajar di kelas.
b. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah
dengan score 94 tentang sebelum guru menerangkan materi pelajaran
maka saya mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang akan
disampaikan. Hendaknya sebelum guru memberikan materi pelajaran yang
akan di ajarkan berikutnya, guru memberikan tugas di rumah terlebih
dahulu tentang materi yang akan di ajarkan.
c. Pada item positif tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang memperoleh
nilai rendah dengan score 84 yaitu tentang saya tidak pernah terganggu
dengan suara ramai dikelas saya. Dan nilai rendah kedua dengan score 85
yaitu tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai dikelas lain.
Hendaknya guru selalu memantau keadaan kelas agar suasana kelas dapat
lebih tenang dan kondusif sehingga siswa tidak merasa terganggu dengan
suasana bising di dalam maupun di luar kelas. Apabila siswa masih ramai
hendaknya guru memberikan hukuman agar suasana kondusif dan siswa
dapat belajar dengan baik, sehingga prestasi belajar siswa dapar
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Hendaknya kepala sekolah mengefektifkan jam pelajaran yang kosong
agar siswa berada di dalam kelas dan mau belajar dengan cara diisi oleh
guru BP, misalnya dengan cara memberi tugas diskusi kelompok di kelas.
b. Dengan adanya tingkat kebisingan di lingkungan sekolah, diharapkan
pihak sekolah dapat mengurangi kebisingan yang terjadi dilingkungan
sekolah dengan menutup rapat dinding bagian timur dan selatan yang
merupan sumber kebisingan yang disebabkan oleh lalulalang kendaraan
yang melintas dan suara ramai bengkel motor.