sop tracking system

5
Standard Operating Prosedur (SOP) Monitoring Tracking System Kapal-kapal Perintis

Upload: -randu-susanto-

Post on 02-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sop Tracking System

Standard Operating Prosedur (SOP) Monitoring Tracking System

Kapal-kapal Perintis

Page 2: Sop Tracking System

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Salah satu sasaran jangka pendek kegiatan monitoring kapal-kapal Perintis adalah memastikan bahwa kapal-kapal perintis yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pelayaran perints telah melaksanakan kewajiban sesuai dengan kontrak dan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Laut tentang Jaringan Trayek dan Kebutuhan Kapal Pelayaran Perintis, sehingga adanya jaminan terlayaninya kebutuhan transportasi transportasi untuk masyarakat daerah belum berkembang dan atau terisolir yaitu khususnya transportai laut dan kepastian jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal.

Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan suatu prosedur operasional yang jelas dan standar bagi semua pihak yang terlibat dalam pencapaian sasaran tersebut. Praktik-praktik baik yang telah berlangsung di Satuan Kerja Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Laut Pusat khususnya kegiatan monitoring pelayaran perintis perlu distandarisasi dan didokumentasikan agar menjadi acuan bagi manajemen dalam menjalankankan tugas dan fungsinya serta menjamin keberlangsungan implementasi praktik-praktik baik tersebut, meskipun terjadi transisi kepemimpinan manajerial.

Terkait dengan sasaran tersebut dalam rangka peningkatan monitoring, maka Satker Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Laut membangun standarisasi sistem layanan berbasis internet/elektronik yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja serta mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan proses pengambilan keputusan. Untuk menuju kepada standarisasi layanan berbasis elektronik perlu diciptakan terlebih dahulu sistem manual terstandar atau semacam Standard Operating Prosedur (SOP) untuk seluruh layanan yang ada sehingga dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya.

b. Tujuan

Standard Operating Prosedur (SOP) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan , serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis. Dengan adanya sistem manual standar atau (SOP) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja layanan yang diberikan oleh BAA. Dengan adanya instruksi kerja yang terstandarisasi maka semua kegiatan akan dapat dilakukan secara konsisten oleh siapapun yang sedang bertugas melakukan layanan. Disamping konsistensi layanan hal lain yang akan dihasilkan adalah efisiensi dan efektifitas kerja. Dengan prosedur yang terstandar setiap orang baik pengguna layanan maupun staf yang memberi layanan akan dapat memanfaatkan ataupun melakukan layanan yang semakin hari semakin baik dan semakin cepat karena terjadinya proses pembelajaran yang secara terus menerus terjadi selama proses layanan. Dengan demikin dapat dipastikan melalui SOP ini akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

2. DISKRIPSI DAN RUANG LINGKUP

Monitoring yang dilakukan adalah sejauhmana tingkat ketaatan kapal dalam melayani trayek sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, monitoring tersebut juga meliputi antara lain tingat aktivasi peralatan tracking system diatas kapal.

Page 3: Sop Tracking System

3. KEBIJAKAN LAYANAN

Pelaksanaan monitoring tracking system dilakukan setiap hari kerja dimulai sejak pukul 9.00 WIB s/d pukul 10.00 WIB. Dilaksanakan Staf yang ditugaskan melakukan monitoring dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas tersebut. Dalam operasional sehari-hari staf monitoring memantau pergerakan kapal, melakukan analisa hasil monitoring tracking system dan menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat Komitmen.

4. PELAYANAN

a. Posisi dan pergerakan kapalb. Aktivasi transmitter/peralatan tracking system diatas kapal.

5. PENJELASAN PROSEDUR DAN TANGGUNGJAWAB

No URAIAN TINDAK LANJUT KETERANGAN1 Adanya penekanan tombol

alarm pada kapal.Apabila terjadi penekanan tombol alarm dikapal baik itu secara sengaja atau tidak sengaja, Alert akan diterima oleh Operator di CLS Perancis dan IMB (International Maritime Bureau) Malaysia yang memonitor keadaan Transmitter shipploc yang terpasang diseluruh dunia,

Alert yang terpantau tersebut selajutnya diinformasikan dilaporkan kepada PPK, selanjutnya PPK akan menginformasikan kepada Operator / pemilik kapal, untuk menanyakan apakah alert tersebut karena terjadinya keselakaan kapal/ emergency atau alert yang terjadi karena kesalahan tekan.Jika alert tersebut disebabkan kecelakaan kapal/emergency, maka PPK berkewajiban melaporkan kepada Dirlala dan berkoordinasi dengan Adpel tempat terjadinya kecelakaan.Jika alert tersebut disebabkan kearena kesalahan tekan (tombol tertekan secara tidak sengaja), maka PPK menyampaikan kepada operator CLS tentang keadaan tersebut.

Apabila terjadi keadaan darurat, yang disampaikan oleh Operator CLS Perancis, IMB Malaysia, CLS Indonesia, melalui telepon atau E-mail, adalah dengan segera mencari tahu apakah kapal yang dimaksud dalam keadaan bahaya sungguhan atau tidak, yang kemudian dapat diinformasikan kembali kepada operator yang menyampaikan keadaan darurat tersebut, agar dapat dipastikan keadaan kapal sesungguhnya.Apabila Alert tersebut memang alert sungguhan, maka dapat dilakukan tindakan keamanan oleh Operator / pemilik kapal berkerja sama dengan pihak keamanan, dangan menggunakan informasi yang dapat dilihat dari pergerakan kapal

2 Adanya pemutuskan / perusakan terhadap perangkat transmitterAlert akan terjadi apabila adanya pelepasan atau perusakan / berupa pemutusan kabel secara paksa, yang sering dilakukan oleh para perompak dilaut.

Dilaporkan kepada PPK, selanjutnya PPK akan menginformasikan kepada Operator / pemilik kapal, untuk menanyakan kondisi kapalJika alert tersebut disebabkan adanya pelepasan atau perusakan / berupa pemutusan kabel secara paksa, yang sering dilakukan oleh para perompak dilaut, maka PPK berkewajiban melaporkan kepada Dirlala dan berkoordinasi dengan Adpel tempat terjadinya kecelakaan.

Page 4: Sop Tracking System

Jika alert tersebut disebabkan kearena kesalahan ABK, maka PPK menyampaikan kepada operator/pemilik kapal agar memasang kembali kabel transmitter.

tersebut melalui komputer pemantauan.

Apabila alert tersebut bukan alert sungguhan / karena salah tekan, maka operator / pemilik kapal dapat meminta awak kapal untuk menekan kembali (Switch OFF ) tombol yang alarm yang sebelumnya tertekan ( ON ).

3 Posisi kapal tidak terdeteksi.Hal ini terjadi karena tidak ada arus listrik (daya) pada transmitter.

Dilaporkan kepada PPK, selanjutnya PPK akan menginformasikan kepada Operator / pemilik kapal untuk mengaktifkan kembali transmitter peralatan tracking system.

Peralatan transmitter tracking system harus selalu ON (aktif) selama 24 jam nonstop.

DIREKTUR LALU LINTAS DAN ANGKUTAN LAUT

Ir. ADOLF R. TAMBUNAN, MScPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19620427 198703 1 003