sonia rachman.pdf

92
PENGARUH EVENT EXPERIENCE ACARA DJARUM BLACK MILD URBAN CULTURE TERHADAP BRAND IMAGE DJARUM BLACK MILD PADA PT. DJARUM DI BANDUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Disusun Oleh : Nama : Sonia Rachman NRP : 02 08 123 FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi(Accredited)- Peringkat A SK. KetuaBadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi (BAN-PT) Nomor : 010/BAN-PT/AK-X/S1/V/2007 Tanggal 19 Mei 2007 2013

Upload: buinguyet

Post on 31-Dec-2016

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sonia Rachman.pdf

PENGARUH EVENT EXPERIENCE ACARA DJARUM BLACK MILD

URBAN CULTURE TERHADAP BRAND IMAGE DJARUM BLACK

MILD PADA PT. DJARUM DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama

Disusun Oleh :

Nama : Sonia Rachman

NRP : 02 08 123

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIDYATAMA

Terakreditasi(Accredited)- Peringkat A

SK. KetuaBadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi (BAN-PT) Nomor : 010/BAN-PT/AK-X/S1/V/2007

Tanggal 19 Mei 2007

2013

Page 2: Sonia Rachman.pdf

PENGARUH EVENT EXPERIENCE ACARA DJARUM BLACK MILD

URBAN CULTURE TERHADAP BRAND IMAGE DJARUM BLACK

MILD PADA PT. DJARUM DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama

Disusun oleh:

Nama : Sonia Rachman

NRP : 02 08 123

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

(Sri Wiludjeng SP, S.E., M.P.)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen S1

(Hj. Wien Dyahrini, S.E., MSIE, M.Si)

Page 3: Sonia Rachman.pdf

ABSTRAK

Sonia Rachman 0208123 Pengaruh Event Experience Acara Djarum Black Mild Urban Culture Terhadap Brand Image Djarum Black Mild Pada PT. DJARUM DI BANDUNG, Skripsi 2013 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama dibawah bimbingan dosen: Sri Wiludjeng SP, S.E., M.P.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Salah satunya adalah dengan mengadakan event experience, atau membuat iklan di media cetak maupun elektronik yang sesuai dengan target market, karena jika konsep promosi tersebut sesuai dengan target market maka dapat membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk maupun citra merek-merek perusahaan yang dianggap memiliki ekuitas merek. Merek-merek perusahaan yang dianggap memiliki ekuitas merek tinggi akan menyebabkan pangsa pasar dan harganya lebih tinggi daripada produk-produk pesaing. Pelaksanaan event experience yang memiliki imbas pada brand image suatu produk atau perusahaan juga dilaksanakan oleh salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yaitu PT. Djarum. Hal ini terjadi karena perusahaan keluarga yang bergerak dibidang rokok kretek ini memiliki anggaran promosi yang sangat besar dan berkeyakinan bahwa event experience merupakan alat berpromosi yang efektif untuk membangun brand image dalam rangka meningkatkan penjualan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh event experience acara djarum mild urban culture terhadap brand image djarum black mild pada PT Djarum di Bandung. Adapun metode penelitian menggunakan metode asosiatif kausal dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Sampel yang ditetapkan adalah 100 responden dari populasi yang tersedia.

Tanggapan responden mengenai Event Experience PT. Djarum Bandung dapat dikatakan baik. Tanggapan responden mengenai brand image PT. Djarum Bandung dapat dikatakan baik.

Pengaruh Event Experience acara Djarum Black Mild Urban Culture Terhadap Brand Image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum Bandung berdasarkan uji regresi linear sederhana antara Event Experience dengan Brand Image Pada PT. Djarum Black Mild diperoleh persamaan regresi Y = 2.081 + 0,483X. Besarnya kontribusi (R Square) pengaruh event experience PT. Djarum Bandung terhadap brand image sebesar 47,8% dan sisanya 52,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Melalui perhitungan uji t, diperoleh terdapat pengaruh yang positif antara event experience terhadap brand image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum Di Bandung.

Page 4: Sonia Rachman.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan akan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat

menjangkau pasar sasarannya dengan seefektif mungkin.Setiap strategi akan di

lengkapi dengan alat-alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi perusahaan.

Alat-alat tersebut biasa disebut sebagai bauran pemasaran. Mc Charly (Kotler

2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas

yang disebut atau lebih di kenal sebagai empat P dalam pemasaran yaitu produk

(product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion),

tetapi hal itu tetap perlu ditunjang dengan komunikasi yang baik dan efektif antara

perusahaan dengan konsumennya.

Berbicara tentang komunikasi yang efektif, salah satu alat bauran

pemasaran yang merupakan sarana atau alat perusahaan untuk berkomunikasi

dengan konsumennya adalah promosi. Bisa disebut demikian karena menurut

Fandi Tjiptono (Wardani, 2003. p24) pada hakikatnya promosi adalah semua

kegiatan yang di maksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan

suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang

keistimewaan, kegunaan yang paling penting adalah tentang keberadaannya untuk

mengubah sikap ataupun mendorong untuk bertindak membeli suatu produk.

Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk perusahaan yang ditawarkan oleh

perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan suatu program pemasaran.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan

kegiatan promosi. Salah satunya adalah dengan mengadakan event experience,

atau membuat iklan di media cetak maupun elektronik yang sesuai dengan target

market, karena jika konsep promosi (termasuk cara berkomunikasi dengan baik)

Page 5: Sonia Rachman.pdf

tersebut sesuai dengan target market maka dapat membangun dan memperkuat

kepercayaan konsumen terhadap produk maupun citra merek-merek perusahaan

yang dianggap memiliki ekuitas merek. Merek-merek perusahaan yang dianggap

memiliki ekuitas merek tinggi akan menyebabkan pangsa pasar dan harganya

lebih tinggi daripada produk-produk pesaing (Bandenhausen, 2001 : 143).

Merek-merek tersebut memiliki loyalitas konsumen tinggi, kesadaran nama tinggi,

mutu yang dirasakan tinggi, asosiasi merek kuat, dan asset-aset lainnya (Aaker,

2004 : 196). Alasan kunci kekuatan merek-merek tersebut adalah eksistansi dan

asosiasinya yang menguntungkan, kuat, dan unik dalam memori atau ingatan

konsumen (Keller, 2000 : 93).

Pelaksanaan event experience yang memiliki imbas pada brand image

suatu produk atau perusahaan juga dilaksanakan oleh salah satu perusahaan rokok

terbesar di Indonesia yaitu PT. Djarum, sebuah perusahaan yang berdiri sejak

tahun 1951 di Kudus, Jawa tengah oleh Oei Wie Gwan yang kemudian setelah

beliau meninggal perusahaan diteruskan oleh anak-anaknya. PT. Djarum

merupakan salah satu perusahaan yang seringkali mengkomunikasikan produknya

melalui event marketing. Hal ini terjadi karena perusahaan keluarga yang bergerak

dibidang rokok kretek ini memiliki anggaran promosi yang sangat besar dan

berkeyakinan bahwa event experience merupakan alat berpromosi yang

efektif untuk membangun brand image dalam rangka meningkatkan

penjualan

Keunikan event experience yang dilakukan oleh oleh produsen rokok yang

merupakan pelopor rokok dengan kadar rendah tar di Indonesia ini, tentu

dimaksudkan untuk menciptakan dan meningkatkan brand image rokok produksi

PT. Djarum. Dengan brand image yang kuat akan membedakan perusahaan

dengan pesaing, karena brand image suatu perusahaan tidak dapat disamakan

dengan brand image perusahaan lain. Untuk membangun citra positif di benak

konsumen, maka pesan-pesan yang ingin disampaikan perlu dikomunikasikan

melalui strategi promosi yang tepat untuk perusahaan.

Dapat dilihat dari International Journal of Event Management Research

Volume 4, Number 1, 2008 www.ijemr.org

Page 39

Page 6: Sonia Rachman.pdf

Events are becoming more and more important for companies as an

instrument of marketing communication. The management of events is an interdisciplinary task, addressed in the most diverse fields in practice and in research establishments. Because careful preliminary planning and precise execution are extremely important for events, modeling languages, such as the event-driven process chain (EPC), can contribute greatly to the systematic design of event management systems. Accordingly, this article will make recommendations for an application system and organization design in the form of an EPC reference process model for event management.

Kutipan tersebut dapat diartikan sebagai berikut :

Acara menjadi lebih dan lebih penting bagi perusahaan sebagai alat komunikasi pemasaran. Manajemen acara memiliki tugas interdisipliner, dibahas dalam bidang yang paling beragam dalam praktek dan dalam penelitian suatu perusahaan. Membuat perencanaan awal dalam suatu acara harus berhati-hati dan pelaksanaan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan acara. Pemodelan bahasa, seperti EPC dapat berkontribusi besar terhadap desain sistematis manajemen acara. Dengan demikian, artikel ini akan membuat rekomendasi untuk sistem aplikasi dan desain organisasi dalam bentuk model referensi proses EPC untuk manajemen acara.

Menurut website www.indinoesiafinancetoday.com

dapat dilihat program

penjualan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. PT Djarum, produsen

rokok pemilik pangsa pasar terbesar ketiga di Indonesia, akan melakukan

pembelian pita cukai rokok sebesar Rp 12 triliun tahun ini, menurut direksi

perusahaan. Nilai pembelian pita cukai rokok itu meningkat 13% dibanding tahun

lalu sebesar Rp 10,6 triliun. Dari rencana pembelian pita cukai rokok sebesar itu,

nilai pajak pertambahan nilai (PPN) yang dibayarkan oleh Djarum diperkirakan

mencapai Rp 2,5 triliun di 2012. Sementara nilai pajak pertambahan nilai pada

2011 mencapai Rp 2,2 triliun.

Ditengah persaingan yang semakin ketat, tentu saja event experience

sangat penting dilakukan sebagai sarana promosi yang sangat efektif bagi brand

image suatu perusahaan yang membuat konsumen tertarik untuk melakukan

pembelian terhadap produk perusahaan. Oleh karena itu perusahaan diharapkan

membuat event experience yang mendapatkan perhatian, ketertarikan, dan

menimbulkan hasrat untuk melakukan pembelian terhadap produk perusahaan.

Page 7: Sonia Rachman.pdf

Dengan menyadari bahwa event experience berpengaruh terhadap brand

image, serta besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. Djarum untuk acara

Djarum black mild urban culture yang di selenggarakan untuk umum dengan

produk Djarum black mild serta masih banyak lagi event-event lainnya yang telah,

sedang ataupun akan disponsori oleh PT. Djarum maka penulis trtarik untuk

melakukan penelitian yang dilakukan di kota Bandung dengan judul:

PENGARUH EVENT EXPERIENCE ACARA DJARUM BLACK

MILD URBAN CULTURE TERHADAP BRAND IMAGE DJARUM

BLACK MILD PADA PT. DJARUM DI BANDUNG

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang diatas, maka

penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakan pelaksanaan event experience Djarum black mild urban culture di

Bandung yang diselenggarakan oleh PT Djarum dapat meningkatkan brand

image produk?

2. Faktor event experience yang mempengaruhi brand image?

3. Seberapa besar pengaruh event experience Djarum black mild urban culture

terhadap brand image produk Djarum Black Mild?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud utama diadakan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan

kemudian mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan sebagai bahan yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi. Skripsi ini diperlukan unyuk memenuhi

persyaratn sidang sarjana Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama

Bandung. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 8: Sonia Rachman.pdf

1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan event experience Djarum

black mild urban culture di Bandung yang diselenggarakan oleh PT.

Djarum dapat meningkatkan brand image produk.

2. Bagaimanakah pengaruh event experience acara djarum mild urban

culture terhadap brand image djarum black mild pada PT Djarum di

Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

dan wawasan penulis mengenai event experience secara umum maupun

melalui event Djarum Black Mild Urban Culture dan pengaruhnya terhadap

brand image produk. Selain itu, penelitian ini juga berperan sebagai media

untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Perusahaan

sebagai bahan referensi untuk perusahaan agar dijadikan masukan dan

pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran di masa yang akan

datang. Dengan adanya penelitian ini, perusahaan akan mendapatkan data

yang telah diolah menjadi sebuah informasi yang mungkin dibutuhkan oleh

perusahaan. Selain itu, kontribusi informasi yang dapat diperoleh dari

penelitian ini dapat berupa penelitian secara tidak langsung mengenai kinerja

para pemasar PT. Djarum sendiri dalam kegiatan event marketing mereka.

3. Bagi Pihak Lainnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembandingan

dalam menganalisa permasalahan yang menyangkut kegiatan pemasaran

khususnya pada event marketing itu sendiri serta dapat pula digunakan

sebagai informasi dasar untuk melanjutkan penelitian pada jenjang

pendidikan yang sama (S1) atau bagi tingkat pendidikan S2 dan S3 dalam

melakukan penelitian yang lebih jauh.

Page 9: Sonia Rachman.pdf

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Persaingan dalam setiap industri akan mendorong perusahaan-perusahaan

untuk meraih bagian dari pangsa pasar. Namun untuk mendapatkan bagian

tersebut, perusahaan harus memiliki competitive advantage agar eksistensi produk

perusahaan dapat diterima atau bertahan. Semakin banyaknya produk-produk baru

yang bermunculan dengan cara red ocean strategy, akan menjadi ancaman bagi

yang lainnya serta mempersempit market share yang telah ada sebelumnya.

Dengan demikian, aspek pemasaran pada perusahaan merupakan hal

penting yang harus dikembangkan. Dalam hal ini, perusahaan akan dituntut untuk

selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan target market seiring dengan

sikap konsumen yang lebih kritis dan selalu membuat benchmark terhadap suatu

produk dengan produk lainnya saat memutuskan pembelian.

Definisi pemasaran menurut Griffin & Ebert (2006 : 270):

The process of planning and executing the conception pricing,

promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create

exchanges that satisfy individual and organizational objectives .

Artinya: Proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga,

promosi dan pendistribusian ide-ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

Untuk mencapai sasaran dari pemasaran, maka digunakan unsur-unsur

atau alat pendukung yang disebut dengan marketing mix. Unsur-unsur ini

merupakan suatu sistematika yang saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk

mencapai tujuan pemasaran.

Kotler & Armstrong (2003 : 78) memberikan definisi marketing mix

sebagai berikut:

Marketing mix as the set of controllable tactical marketing tools that

the firm blends to produce the response it wants in the target market

Page 10: Sonia Rachman.pdf

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2001 : 18), pada dasarnya marketing

mix produk mencangkup 4P yang meliputi product, price, place, dan promotion.

Promotion sebagai salah satu dari unsur marketing mix, merupakan segala

aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya

kepada pelanggan sasarannya. Djalim saladin (2000 : 68) memberikan pengertian

promosi sebagai berikut:

Promosi adalah suatu komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut

Informasi yang dikomunikasikan penjual akan terbentuk pesan mengenai

produk yang ditawarkan. Komunikasi yang efektif tergantung dari bagaimana

pesan disampaikan diikuti juga dengan kualitas dari isi pesan tersebut. Seperti

dikemukakan oleh Kotler & keller (2006 : 504) yaitu :

Communication effectiveness depend on how messages is being expressed as well as the content of massage it self. An ineffective communication may mean that the wrong message was used or the right massages was just being expressed poorly

Salah satu cara penyampaian pesan dalam komunikasi kegiatan promosi

adalah melalui kegiatan event marketing experience. Untuk saat ini, event and

experience merupakan kegiatan marketing yang sering digunakan oleh

perusahaan-perusahaan besar. Fenomena ini terjadi karena keberhasilan yang telah

diraih oleh beberapa perusahaan yang kemudian diikuti oleh perusahaan-

perusahaan lainnya.

Kini banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan budget relocationing

promosi mereka dari advertising kepada event dan experience. Seperti yang di

jelaskan oleh Butz and Goodstein (2001 : 63):

What customers get from the purchase and use of a product versus

what they pay, resulting in an attitude toward or an emotional bond with

the product

Page 11: Sonia Rachman.pdf

Berbeda dalam event experience, dimana perusahaan akan mengikatkan

hubungan emosional terhadap target audience dengan produk yang mensponsori

acara tersebut sebelum mereka mengambil keputusan pembelian. Hal ini terjadi

karena para event attendance memiliki minat yang besar terhadap event tersebut

dan adanya kesesuaian dengan gaya hidup mereka sehingga terjadi hubungan

emosional (emotional touch) yang kuat serta mampu mempengaruhi psikologi

mereka terhadap citra merek yang bersangkutan selama acara berlangsung.

Pada event experience, produk sponsor akan menunjukan eksistensi brand

mereka melalui media-media alat promosi seperti umbul-umbul, banner-up,

banner-x, rolatingbanner, booth, back-drop, neon box serta media-media lainnya.

Semua ini dilakukan untuk kepentingan brand image yang positif. Adapun

definisi brand yang diteramgkan oleh Aaker yang dikutip oleh A.B Susanto &

Himawan Wijanarko (2004 : 6):

Merek adalah nama dan atau symbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual tertentu serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Sumber produk se Pada akhirnya merek memberikan tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik .

Sedangkan definisi brand image menurut seorang anggota senior

dari American Marketing Association, Dave Dolak dalam situsnya

www.davedolak.com

menyatakan bahwa:

Brand image is defined as consumer s perception as reflected by the

association they hold in their minds when they think of your brand

Dengan kegiatan promosi ini, perusahaan berharap dapat membangun

ataupun mempertahankan brand image dari produknya karena brand image yang

baik akan mendukung ekuitas merek yang berpengaruh positif terhadap penjualan

yang seperti dikemukakan oleh Etzel & Stanton (1997 : 501) yang menyatakan

bahwa sponsorship is typically viewed as long range image building activity, but

it can also have an effect on sales. Sedangkan tujuan utama dari diadakannya

event dan experience yang dilakukan suatu perusahaan dalam kegiatan event

Page 12: Sonia Rachman.pdf

marketing mereka dikemukakan oleh Gwinner (2002 : 145) dalam bukunya yang

berjudul A Model OF Image Creation and Image Transfer in Event

Sponsorship .

Creating a positive brand image is a main goal that companies associate when participating at events. The connection of a brand with a sponsored event should lead to a positive influence towards the brand amongst visitors at the event

Alasan dilaksanakannya event experience yang di sponsori oleh brand

tertentu adalah untuk memberikan brand image yang positif dengan tujuan akhir

meningkatkan omzet. Hal ini dapat tercapai apabila perusahaan mengemas event

dengan baik sehingga dapat memberikan kesan positif terhadap target audience

yang datang kepada acara tersebut, apabila event tidak berjalan dengan baik atau

kurang memuaskan para audience maka image negatif terhadap produk pun

mungkin saja terjadi.

Dari uraian diatas hipotesis penelitian yang didapat dalam skripsi ini

adalah :

Terdapat pengaruh positif dari event experience acara Djarum black mild

urban culture terhadap brand image (citra produk) produk Djarum black

mild pada PT. Djarum

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1. Metode yang digunakan

Penelitian ini akan menggambarkan secara sistematis fakta-fakta tentang

pelaksanaan event experience yang menjadi objek penelitian serta bagaimana

pengaruhnya terhadap brand image (citra produk) produk Djarum Black Mild

pada PT. Djarum. Penelitian ini ternasuk kedalam jenis penelitian yang

menggunakan metode deskriptif. Dimana menurut Moch. Nazir Ph.D (2003 :

54), metode deskriptif adalah:

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang

Page 13: Sonia Rachman.pdf

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Library research (penelitian kepustakaan)

Library research merupakan teknik dalam mengumpulkan data dengan

cara mempelajari dan memahami buku-buku dan literatur yang memiliki

hubungan dengan masalah yang dianalisa agar memperoleh bahan-bahan

yang akan dijadikan landasan pemikiran teoritis pada pengerjaan proposal,

penelitian kepustakaan ini juga dilakukan dengan cara menelusuri situs-

situs yang disediakan oleh jaringan internet yang memiliki relevansi

dengan penelitian (internet browsing).

2. Field research (penelitian lapangan)

Suatu kegiatan penelitian secara langsung kepada para event attendance

dan peserta acara serta pada perusahaan dan dilakukan dengan dua jenis

teknik:

a. Wawancara (interview)

Dilaksanakan dengan proses pencarian data secara langsung dengan

pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai

dengan kebutuhan berupa pendapat, pandangan serta pengalaman dari

pihak yang di wawancarai yang akan digunakan sebagai bahan

penulisan.

b. Kuesioner (Quetionairre)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti

kepada para responden dengan tujuan memperoleh data-data yang

dapat mendukung penelitian agar dapat dip roses menjadi informasi

Page 14: Sonia Rachman.pdf

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai dengan berakhirnya

peyusunan skripsi ini. Dalam mendapatkan data primer utama, penulis menghadiri

acara Djarum black mild urban culture pada tanggal 16 Juni 2012 yang berada di

Mal Paris Van Java (PVJ) agar dapat berinteraksi langsung dengan para

responden. Namun data primer pendukung didapatkan melalui wawancara

langsung dengan pihak dari perusahaan PT. Djarum Bandung yang saya temui

sesaat sebelum acara Djarum Black Mild Urban Culture berlangsung.

Page 15: Sonia Rachman.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Aktivitas pemasaran diarahkan untuk menciptakan pertukaran yang

memungkinkan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Dalam

hal ini, pemasaran memegang peranan penting dalam menentukan sukses atau

tidaknya suatu bisnis. Di bawah ini terdapat beberapa pengertian pemasaran

menurut para ahli.

Pengertian pemasaran menurut American Marketing Association (AMA)

yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2007;6) adalah :

Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya .

Sedangkan menurut Marketing Association of Australia and New

Zealand (MAANZ) yang dikutip oleh Alma (2005;3) yang memberikan

pengertian pemasaran sebagai berikut :

Pemasaran adalah aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari barang, jasa, dan ide .

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan melalui proses penciptaan, penawaran dan pertukaran (nilai) produk

dengan yang lain, dimana dalam pemasaran ini kegiatan bisnis dirancang untuk

menjual barang-barang dari produsen kepada konsumen untuk mencapai sasaran

serta tujuan organisasi

Page 16: Sonia Rachman.pdf

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang

pelaksanaan dari pemasaran. Dengan ilmu manajemen pemasaran, perusahaan

dapat menentukan pasar yang akan dituju dan membina hubungan yang baik

dengan pasar sasaran tersebut.

Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh

Kotler dan Keller (2007;6) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai

berikut :

Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul .

Sedangkan menurut Shultz yang dikutip Alma (2005;130) yaitu:

Manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan dan

pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian

dari perusahaan .

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran

merupakan suatu proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengarahan,

pengendalian produk atau jasa, penetapan harga, distribusi, dan promosinya

dengan tujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.

2.3. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran.

Bauran pemaran mencakup sistem atau alat-alat yang membantu mengaplikasikan

konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan setelah

memutuskan strategi pemasaran kompetitifnya secara keseluruhan, perusahaan

harus mulai menyiapkan perencanaan bauran pemasaran yang rinci.

Kotler & Amstrong (2003 : 78) memberikan definisi bauran pemasaran

sebagai berikut:

Marketing mix as the set of controllable tactical marketing tools that

the firm blends to produce the response it wants in the target market

Page 17: Sonia Rachman.pdf

Definisi diatas dapat diartikan juga sebagai seperangkat alat pemasaran

taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang diinginkan oleh pasar sasaran.

Yazid (2001 : 15) memberikan definisi bauran pemasaran jasa sebagai

berikut:

Bauran pemasaran jasa adalah semua variable yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan dalam mengkomunikasikannya dan

akan digunakan untuk memuaskan konsumen sasaran .

Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah

suatu perangkat yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaanterhadap produknya dan perangkat tersebut akan menentukan tingkat

keberhasilan bagi perusahaan serta semua ini ditujukan untuk memberikan

kepuasan kepada konsumennya.

Menurut Luupiyoadi dan Hamdani (2001 :18), bauran pemasaran produk

barang mencakup 4P yang meliputi product, price, place, dan promotion akan

tetapi khusus bauran pemasaran jasa terdapat tiga unsur tambahan yaitu people,

physical evidence dan process.

Pengertian masing-masing elemen bauran pemasaran menurut Zeithalm

dan Bitner yang dikutip oleh Lupiyoadi dan Hamdani (2001 :18) adalah sebagai

berikut:

Produk ( product )

Berkaitan dengan penawaran yang dilakukan perusahaan kepada pasar

termasuk didalamnya pertimbangan tentang tambahan atau pelengkap jasa,

tingkat kualitas, aksesoris, cara mengenal, garansi dan pemberian merek.

Harga ( price )

Secara harfiah harga merupakan sejumlah uang yang baru dibayarkan

konsumen untuk membeli produk. Harga merupakan pengorbanan bagi

konsumen dalam membeli suatu produk.

Page 18: Sonia Rachman.pdf

Tempat atau saluran distribusi ( place )

Alat bauran pemasaran untuk segala aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengkomunikasikan produkmya kepada pelanggan

sasarannya.

Promosi ( promotion )

Alat bauran pemasaran untuk segala aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada pelanggan

sasarannya.

Orang ( people )

Semua orang yang mengambil bagian dalam pemberian serta yang ikut

memberikan pengaruh terhadap persepsi pembeli, misalkan: petugas atau

pegawai perusahaan, konsumen dan pelanggan lain dalam lingkungan jasa

bersangkutan serta bagaimana penampilan, sikap, kebiasaan dari orang-

orang yang terlibat dalam suatu jasa, terutama dari pihak penyedia jasa

yang merupakan fokus dari alat bauran pemasaran ini.

Bukti fisik ( Physical Evidence )

Alat bauran pemasaran jasa yang berupa lingkungan dimana jasa

disampaikan dan dimana perusahaan dan pelanggan berinteraksi, serta

segala komponen fisik atau nyata (tangible) yang memfasilitasi proses /

hasil atau komunikasi jasa. Physical Evidence merupakan alat yang

memperikan peluang bagi perusahaan jasa untuk menyampaikan pesan

tentang tujuan organisasi, segmen sasaran dan hakekat jasanya.

2.4. Event Experience

Kotler dan Keller (2006:497) mengungkapkan bahwa :

event/experiences is a company sponsored activities and programs

designed to create daily or special brand-related interaction .

Page 19: Sonia Rachman.pdf

2.4.1. Pengertian Event

Event merupakan salah satu media promosi yang mempunyai jangkauan

lebih luas dibandingkan dengan iklan, sebab event terkait dengan beberapa elemen

bauran promosi lainnya. Menurut Ruslan (2000 : 110) dalam bukunya kiat dan

Strategi Kampanye PR menyatakan bahwa special event adalahmerancang

kemasan produk, genfsi, trendi hingga menanamkan daya ingat lebih kuat

(awareness) dibenak konsumen atau public sasarannya

Event merupakan salah satu alternative alat promosi yang tumbuh secara

cepat dalam beberapa dekade terakhir. Definisi event menurut George e Beich &

Michael e Beich (2004 : 543):

An intergrated marketing communication activity where a company develops actual sponsorship relation with a particular event and a provide financial support in return for the right to display abarand name, logo, or advertising message and be identified as support of the event .

Menurut Any Noor (2009 : 7)

Special Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang berhubungan secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu .

Dari beberapa pengertian event diatas, dapat disimpulkan bahwa event atau

acara merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada waktu tertentu dengan tujuan

tertentu dan sifatnya berbeda dengan kegiatan manusia sehari-hari. Pada

umumnya, event memiliki hubungan emosional dengan orang yang menghadiri /

mengikutinya. Bagi perusahaan-perusahaan yang sedang memasarkan produknya,

hal ini dijadikan kesempatan untuk memperkenalkan ataupun memperkuat brand

mereka melalui event dengan target audience yang sesuai. Kegiatan promosi ini

disebut dengan event marketing.

Page 20: Sonia Rachman.pdf

2.4.1.1. Kategori Special Event

Special event terbagi dalam 4 (empat) kategori atau unsur yang terdiri dari

leisure, cultural, personal, dan organizational. Seperti yang dijelaskan oleh

Shone dan Parry (2002) yang dikutip oleh Any Noor (2009 : 8):

Leisure event

Pada saat ini, leisure event yang berkembang banyak berdasarkan kepada

kegiatan olah raga dimana kegiatan ini memiliki unsur pertandingan serta

mendatangkan banyak pengunjung didalamnya. Contohnya adalah

penyelenggaraan olimpiade setiap empat tahun sekali.

Personal Event

Yaitu, segala bentuk kegiatan yang didalamnya terlibat anggota keluarga

atau teman. Event jenis ini sifatnya lebih sederhana. Contohnya seperti

pesta pernikahan dan perayaan ulang tahun.

Cultural Event

Acara ini selalu berhubungan dengan budaya atau memiliki nilai sosial

yang tinggi dalam tatanan masyarakat. Tetapi dengan adanya kemajuan

teknologi dan perkembangan jaman, penyelenggaraan cultural event akan

lebih menarik dan berkesan jika dapat disesuaikan dengan keadaan saat

ini. Contohnya adalah pasar tong-tong di Belanda yang menampilkan

kebudayaan Indonesia dan acara-acara pertunjukan seni music lainnya.

Organizational Event

Pada kategori ini, bentuk event yang di selenggarakan tentunya

disesuaikan dengan tujuan organisasi. Misalnya, konferensi yang

diselenggarakan oleh konfrensi partai politik atau eksibisi yang

diselenggarakan oleh perusahaan.

2.4.1.2. Karakteristik Special Event

Special Event memiliki beberapa karakteristik karena dalam

penyelenggaraannya, special event biasa mempunyai cirri tersendiri dan

cenderung memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Any Noor (2009

: 13) menuturkan bahwa karakteristik tersebut meliputi :

Page 21: Sonia Rachman.pdf

1. Uniquenesses

Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide

sehingga event memiliki keunikan tersendiri. Event dengan warna

yang berbeda, tidak akan mudah untuk dilupakan oleh target audience.

Keunikan dapat berasal dari peserta yang ikut serta, lingkungan sekitar,

pengunjung pada event tersebut serta beberapa hal lainnya sehingga

membuat event menjadi unik dan berbeda dari yang lainnya.

2. Perishability

Yang dimaksud dengan perishability adalah kemungkinan terjadinya

event yang tidak sesuai dengan rencana atau acara tidak hidup

sehingga kurang memuaskan. Apabila event tidak dikemas dengan baik

maka target-target yang ingin dicapai di acara tersebut tidak akan

tercapai.

3. Intangibilality

Yang dimaksud dengan intangibilality adalah pengalaman yang

pengunjung dapatkan dari penyelenggaraan event hal ini merupakan

tantangan untuk merubah pelayanan atau intangible menjadi sesuatu

yang berwujud, sehingga sekecil apapun wujud yang digunakaan

dalam event mampu merubah persepsi pengunjung. Seperti

penggunaan audio visual yang berkualitas yang akan selaludiingat oleh

pengunjung event

4. Personal Interaction

Personal interaction merupakan salah satu karakteristik yang penting

pada saat event berlangsung. Pengunjung yang datang pada suatu

event juga memiliki peran yang sangat besar terhadap suksesnya event.

Sebagai contoh, keterlibatan aktif penonton pada event konser music

dimana penonton dilibatkan untuk bernyanyi sehingga mereka

berkontribusi pada terselenggaranya event tersebut.

Page 22: Sonia Rachman.pdf

2.4.2. Experiential Marketing

Experiential marketing menurut Kartajaya (2004 : 163) adalah suatu

konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang

loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif

terhadap produk dan servis.

Experiential Marketing menunjukan bagaimana menciptakan suatu produk

tidak hanya menawarkan manfaat fungsional, tetapi juga manfaat emosional yang

justru bukan diciptakan oleh pembuat, melainkan pengalaman yang dinikmati

sesame rekan pengunjung (Sumardy, 2009). (http://www.republika.co.id)

Experiential is defined as a fusion of non-traditional modern marketing practices integrated to enchance a consumer;s personal and emotional association with a brand , inti kutipan tersebut experiential marketing merupakan perpaduan praktek non-traditional marketing yang diintegrasikan untuk meningkatkan pengalaman pribadi dan emotional customer yang berkaitan dengan merek /

(http://aqelessmarketing.typepad.com/aqeless_marketing/2005/exacly_wh

at_is.html)

Menurut Kartajaya (2003 : 165-170) experiential marketing pada

dasarnya adalah upaya untuk menciptakan berbagai pengalaman yang

menyenangkan dengan konsumen sehingga mereka cenderung berpihak kepada

brand kita seperti layaknya seorang wanita akan setia kepada seseorang yang

mempunyai cerita dan kenangan dengan dirinya .

Importantly, the idea of experiential marketing reflects a right brain bias because it is about fulfilling consumers;aspirations to experience certain feelings

comfort and pleasure an one hand, and avoidance of discomfort and displeasure on the other.

(http://agelessmarketing.typepad.com/ageles_marketing/2005/01/axacly_what_is.

html)

Menurut Malcom Tatum (2008) experiential marketing ialah suatu

konsep yang menggabungkan elemen emosi, logika dan keseluruhan proses

berpikir lalu kemudian menghubungkannya kepada konsumen. Tujuan dari

experiential marketing ialah untuk membangun hubungan dimana konsumen

merespon produk yang ditawarkan berdasarkan emosi dan tingkat pemikiran

mereka.

Page 23: Sonia Rachman.pdf

Beberapa definisi tentang experiential marketing yang dikemukakan oleh

para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa experiential marketing adalah usaha

pemasar untuk mencari tempat yang khusus di dalam benak konsumen untuk

menarik perhatian mereka dimana dilakukan dengan mempengaruhi alam pikir

mereka mengenai kenyamanan dan kesukaan apa yang mereka idamkan. Dengan

kata lain, para pemasar harus berusaha merenggut dan mempengaruhi pola piker

konsumen yang menjadi target pasar mereka.

2.4.2.1 Karakteristik Experiential Marketing

Pendekatan pemasaran experiential marketing merupakan pendekatan yang

mencoba menggeser pendekatan pemasaran tradisional, pendekatan non

tradisional ini menurut Schmitt yang dikutip oleh Rahmawati (2003 : 111)

memiliki 4 (empat) karakteristik yaitu:

1. Fokus pada pengalaman konsumen

Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati situasi

tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku

dan relasional yang menggantikan nilai-nilai fungsional. Dengan adanya

pengalaman tersebut dapat menghubungkan badan usaha beserta produknya

dengan gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi

dan dalam lingkup usahanya.

2. Menguji situasi konsumen

Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya menginginkan

suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat mengkonsumsi produk

tersebut tetapi juga dari pengalaman yang didapatkan pada saat mengkonsumsi

produk tersebut.

3. Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsi

Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi rasional

saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan memperlakukan konsumen

hanya sebagai pembuat keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih

menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional

dan ditantang secara kreatif.

Page 24: Sonia Rachman.pdf

4. Metode dan perangkat bersifat elektik

Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat

elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih

mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada menggunakan suatu standar

yang sama. Pada experiential marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal

perusahaan saja, melainkan sebagai pemberi pengalaman positif pada

konsumen sehingga dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen terhadap

perusahaan dan merek tersebut.

Pendekatan experiential marketing juga terdapat karakteristik yang dominan

yaitu:

1. Mengutamakan pengalaman konsumen, baik pengalaman panca indera,

pengalaman perasaan, dan pengalaman pikiran

2. Memperhatikan situasi pada saat mengkonsumsi seperti keunikan lay

out pelayanan yang diberikan, fasilitas-fasilitas yang disediakan.

3. Menyadari bahwa konsumen adalah mahkluk rasional dan sekaligus

emosional, maksudnya bahwa konsumen tidak hanya menggunakan

rasio tetapi juga mengikut sertakan emosi dalam melakukan keputusan

pembelian

Adapun pergeseran dari pendekatan pemasaran tradisional ke pendekatan

pemasaran experiential terjadi menurut Schmitt yang dikutip oleh Rahmawati

(2003: 112) karena adanya perkembangan tiga faktor di dunia bisnis, yaitu:

1. Teknologi informasi yang dapat diperoleh di mana-mana sehingga

kecanggihan-kecanggihan teknologi akibat revolusi teknologi

informasi dapat menciptakan suatu pengalaman dalam diri seseorang

dan membaginya dengan orang lain dimanapun berada.

2. Keunggulan dari merek, melalui kecanggihan teknologi informasi

maka informasi mengenai brand dapat tersebar luas melalui berbagai

media dengan cepat dan global. Ketika brand atau merek memegang

kendali, suatu produk atau jasa tidak lagi sekelompok fungsional tetapi

lebih berarti sebagai alat pencipta experience bagi konsumen.

Page 25: Sonia Rachman.pdf

3. Komunikasi dan banyaknya hiburan yang ada dimana-mana yang

mengakibatkan semua produk dan jasa saat ini cenderung bermerek

dan jumlahnya banyak.

2.4.3. Konsep Event Experience

Penjelasan konsep event lebih banyak disampaikan oleh para ahli pemasar

dengan istilah berbeda namun dari sisi konten tidak jauh berbeda. Didih Suryadi

(2006 : 109) menyampaikan konsep event sebagai suatu rangkaian kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemilik brand sehingga terjalinnya interaksi antara

pelanggan dengan produk dalam suatu aktivitas tertentu .

Sedangkan Shimp konsep event berintegrasi dengan kegiatan marketing.

Definisi event marketing menurut Shimp (2000 : 600) adalah sebuah bentuk

promosi merek yang mengikat suatu merek dengan kegiatan kebudayaan, sosial,

olah raga, atau tipe kegiatan lainnya yang mengundang tingkat ketertarikan publik

yang tinggi .

Konsep event yang dimaksud dalam penelitian ini adalah event and

experience, pengertiannya disampaikan Kotler dan Ketler (2007 : 205) sebagai

perusahaan mensponsori kegiatan dan program yang dirancang untuk

menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek

2.4.3.1 Karakteristik Event Experience

Karakteristik event experience menurut Kotler dan Keller (2007 : 230)

adalah sebagai berikut :

1. Relevant/Relevan. Kesesuaian yang dirasakan konsumen antara event

and experience yang dijalankan perusahaan dengan kebutuhan dirinya

ketika konsumen dibuat terlibat secara personal. Relevan bisa

diorientasikan secara negatif (penghapusan masalah, pencegahan

masalah, kepuasan yang tidak komplit, penipisan yang normal), secara

positif (kepuasan indrawi, stimulasi, intelektual/data piker, atau

pengakuan sosial).

Page 26: Sonia Rachman.pdf

2. Involving/Keterlibatan konsumen secara aktif terlibat dalam event and

experience yang dijalankan perusahaan sebagai bentuk peningkatan

mutu hidup mereka.

3. Implicit/Implisit, event experience yang dijalankan perusahaan

merupakan bentuk penjualan halus (soft sell) secara tidak langsung

kepada konsumen dengan cara membujuk atau member saran secara

halus.

2.4.3.2 Bentuk-Bentuk Event and Experience

Secara umum bentuk-bentuk dari event experience menurut Kotler dan

Keller (2007 : 205) diantaranya adalah:

1. Olah Raga

Kegiatan olah raga yang diadakan oleh suatu produk atau perusahaan yang

dapat diikuti oleh consumer maupun prospect, contohnya fun bikes.

Basket, sepak bola dan sebagainya.

2. Hiburan

Perusahaan menyediakan hiburan yang dapat menarik audience untuk

keluar dari rumahnya dan mencoba sesuatu yang tidak bisa mereka peroleh

di rumah,

3. Festival

Consumer atau prospect dari suatu brand atau produk dikumpulkan

melalui satu atau lebih aktivitas menarik yang diadakan berupa

show/concert atau games yang melibatkan audience.

4. Seni

Melalui pertunjukan seni (music, tarian, lukis, modifikasi objek, dan lain

sebagainya) perusahaan melibatkan audience dalam kegiatan tersebut.

5. Kegiatan Amal

Perayaan suatu perusahaan untuk menunjukan kredibilitasnya di mata

masyarakat.

Page 27: Sonia Rachman.pdf

6. Wisata Perusahaan

Umumnya dilakukan untuk para karyawan mereka, berdasarkan persfektif

seorang karyawan, event and experience dapat membangun partisipasi dan

semangat kerja atau digunakan sebagai insentif.

7. Museum Perusahaan

Perusahaan mengumpulkan segenap produk yang telah dihasilkan,

sejumlah alat produksi. Perjanjian-perjanjian guna menarik perhatian dari

keberhasilan yang telah dicapai.

8. Kegiatan Jalanan

Kegiatan diarahkan untuk membantu tingkat kehidupan para pencari

nafkah di jalanan untuk menunjukan kredibilitasnya di mata masyarakat.

2.4.3.3 Tujuan Event Experience

Kotler dan Keller (2007 : 274-275) menjelaskan delapan tujuan yang bisa

dicapai dengan mengadakan event experience yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sebuah pasar sasaran khusus atau gaya hidup

Pelanggan dapat ditargetkan secara geografis, demografis, psikologis, atau

perilaku sesuai dengan acara-acara khusus.

2. Meningkatkan kesadaran nama perusahaan atau produk

Sponsorship sering menawarkan paparan yang mendukung pada sebuah

merek dengan memilih secara terampil sponsorship, aktivitas atau acara

khusus, sehingga indentifikasi produk dan merek dapat ditingkatkan.

3. Menciptakan atau menguatkan persepsi konsumen tentang asosiasi citra

merek

Acara khusus itu sendiri memiliki asosiasi yang membantu menciptakan

asosiasi merek.

4. Meningkatkan dimensi citra perusahaan

Sponsorship dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan persepsi bahwa

perusahaan ini disukai.

Page 28: Sonia Rachman.pdf

5. Menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan

Perasaan yang timbul oleh sebuah peristiwa yang menyenangkan bisa juga

secara tidak langsung mengaitkan merek.

6. Mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu sosial

Pemasaran yang berkaitan dengan maksud sosial terdiri dari pensponsoran

yang mencakup hubungan perusahaan dengan organisasi nonlaba dan

kegiatan amal.

7. Menghibur klien utama atau reward bagi karyawan inti

Banyak event mencakup acara perkemahan, keakraban yang mewah dan

layanan atau aktivitas lainnya yang hanya tersedia untuk para seponsor dan

para tamu mereka. Keterlibatan klien pada acara khusus atau pada acara

lainnya dapat menimbulkan goodwill dan membangun kontrak bisnis yang

bernilai. Berdasarkan presfektif seorang karyawan event dapat

membangun partisipasi dan semangat kerja atau digunakan sebagai

insentif.

8. Meningkatkan peluang perdagangan atau promosi

Banyak pemasar berhubungan dengan kontes atau undian, perdagangan

dalam took, tanggapan langsung, atau aktivitas pemasaran lainnya pada

sebuah event.

2.4.3.4 Faktor-Faktor penting dalam Event Experience

Pengembangan event experience yang berhasil di sponsori yaitu meliputi

pemilihan peristiwa khusus yang tepat, merancang program pensponsoran yang

optimal untuk event dan mengukur efek pensponsoran (Kotler & Keller.2007 :

275)

1. Memilih peluang untuk event experience

Audience merupakan target sasaran event, maka suatu keharusan event

yang dilaksanakan cocok dengan pasar sasaran merek. Event harus memiliki

cukup kesadaran, memiliki citra yang diinginkan dan mampu menciptakan

efek yang diinginkan pasar sasaran. Berikut merupakan criteria event yang

ideal.

Page 29: Sonia Rachman.pdf

a. Audience sangat cocok dengan pasar sasaran yang diinginkan

b. Menghasilkan perhatian yang sangat menyenangkan

c. Unik tetapi tidak membebani banyak sponsor

d. Memungkinkan dirinya melayani kegiatan pemasaran, dan

e. Mencerminkan atau meningkatkan citra merek atau korporat sponsor.

2. Merancang program pensponsoran

Secara strategis sponsor dapat mengidentifikasi suatu peristiwa dengan

sejumlah cara termasuk spanduk, tanda, dan program para sponsor dalam

mendapatkan dampak yang berarti umumnya mendukung aktivitas tersebut

dengan sampel, hadiah, iklan, promosi eceran dan pemberitaan.

3. Mengukur kegiatan pensponsoran

Terdapat beberapa pendekatan dasar untuk mengukur dampak kegiatan

pensponsoran:

a. Metode sisi permintaan, berfokus pada potensi paparan merek dengan nilai

luas liputan media, berusaha memperkirakan banyaknya waktu dan ruang

di media untuk peliputan peristiwa tersebut.

b. Metode sisi permintaan, berfokus pada paparan yang dilaporkan

konsumen, mengidentifikasi efek yang didapatkan pensponsoran terhadap

pengetahuan merek konsumen. Survai penelusuran atau sesuai pesanan

dapat memaparkan kemampuan pensponsoran acara khusus untuk

mempengaruhi kesadaran sikap bahkan penjualan.

Sedangkan menurut Leonard H Hoyle (2006 : 188-192) yang termasuk

kedalam faktor-faktor penting dalam penyelenggaraan event and experience

adalah:

1. Lokasi

Penentuan dan penwaran lokasi sangat berpengaruh pada ingkat kehadiran

audiens, yang berdampak pada keberhasilan event, apakah akses jalan sudah

dari berbagai jurusan, kenyamanan lokasi, lebih-lebih bila ditambah dengan

penjelasan sejarah area dan atribut yang menarik.

Page 30: Sonia Rachman.pdf

2. Kompetisi

Cara mempromosikan event lebih baik, lebih unik, dan berbeda dengan

event pesaing sama pentingnya dengan event yang diadaka, penggunaan

strategi pemasaran yang menonjolkan keunikan atau perbedaan yang

signifikan dari event experience yang lainnya sangat efektif, tetapi juga

mengandung resiko.

3. Cuaca

Tidak seperti barang-barang konsumen yang dipasarkan sesuai dengan

manfaatnya, cuaca dapat menjadi pendorong maupun perintang dalam

melaksanakan event-event khusus. Cuaca dapat mempengaruhi gairah peserta

maupun konsumen suatu event.

4. Biaya

Kata gratis seringkali digunakan dalam mempromosikan pameran,

pestival, maupun event experience lainnya, karena mampu menarik perhatian.

5. Hiburan

Keberhasilan event experience juga tergantung pada pemasaran

hiburannya. Terdapat banyak sekali hiburan yang dapat di pasarkan dengan

cara yang juga bervariasi. Sebuah wawancara pada radio dan publikasi yang

menyatakan bahwa karcis sudah mulai di jual merupakan salah satu caranya.

2.4.3.5 Menilai keberhasilan Event and Experience

Menilai keberhasilan event experience menurut Dr Joe Goldblaat yang

dikuyip oleh Leonard H Hoyle (2006 : 42-51) dapat dianalisis dengan

menggunakan konsep 5W (Why, Who, When, Where, What) yang membantu

untuk menentukan apakah sebuah event layak, bertahan dan berkembang.

1. Why (Mengapa)

Pertanyaan mengapa merupakan kesan pertama yang disampaikan dalam

setiap materi promosi, maka pemasar harus memberikan keterangan di awal

alasan/latar belakang event tersebut diselenggarakan. Alasan/latar belakang

event ini harus ditunjukan untuk menangkap setiap calon peserta utama yang

potensial.

Page 31: Sonia Rachman.pdf

2. Who (Siapa)

Event experience yang diselenggarakan harus ditawarkan kepada audiens

sasaran, sedangkan audiens bervariasi tergantung pada produk yang akan

dipromosikan. Maka pemilihan audiens bisa berdasarkan

Nasional/Regional/Wilayah/Audiens lokal. Bidang potensi audiens, ketepatan

event bagi audiens dan tingkat pengalaman (tidak s/d sangat tidak

berpengalaman)

Alasan yang teliti terhadap kondisi audiens yang ditargetkan sangat

penting untuk merencanakan pemasaran, membuat selebaran maupun brosur,

menyusun kebutuhan perlengkapan dan tenaga kerja.

3. When (Kapan)

Tim manajemen yang baik harus menjadikan fungsi pemasaran sebagai

bagian yang terintegrasi dengan proses perencanaan agar dapat

memaksimalkan penetapan waktu, penyelenggaraan sebaiknya diintegrasikan

dengan tantangan dalam proses pemasaran, dimana mempertimbangkan

jadwal, pola dan kebutuhan pasar yang harus dipenuhi. Tiga elemen yang

dapat dipertimbangkan oleh seorang pemasar adalah :

a. Jam

Penetapan jam berperan pada audiens agar dapat mempertimbangkan

kapan harus meninggalkan kantor lebih awal untuk menghadiri event yang

diselenggarakan, dan sesudahnya masih memiliki cukup waktu untuk

melaksanakan rencana lainnya.

b. Hari

Sebaiknya tentukan hari pelaksanaan event dengan hati-hati,

pertimbangkan kondisi demografi target audiens.

c. Waktu tahunan ( Musiman)

Pada saat bekerja untuk industri atau profesionalisme yang spesifik,

penting untuk mempertimbangkan dalam satu tahun, waktu manakah yang

paling baik bagi audiens. Waktu tahunan bisa meliputi musim libur

sekolah, budaya atau agama.

Page 32: Sonia Rachman.pdf

4. Where (Dimana)

Lokasi adalah asset kunci dalam mempromosikan event, ketersediaan

sarana transportasi umum dan tempat parker merupakan pertimbangan penting

sehingga banyak event perjamuan yang diselenggarakan di pusat kota. Lokasi

penyelenggaraan event merupakan elemen penting untuk mendorong

penjualan. Beberapa kelebihan yang dapat ditonjolkan sebagai benefit dalam

melakukan promosi adalah:

a. Pinggiran kota, ketersediaan sarana transportasi umum, tempat parkir,

kenyamanan, dan perjalanan yang efisien

b. Pedesaan, pemandangan, dan panorama yang indah

c. Pusat perbelanjaan, penyelenggaraan aktivitas yang terpusat, kemudahan

parker, dan kesempatan berbelanja, serta ketersediaan berbagai hiburan

d. Hotel Bandar udara, efisien untuk mencapai tempat penyelenggaraan

event, waktu kedatangan dan keberangkatan.

Kelebihan dari masing-masing tempat diatas dapat menjadi pertimbangan

para pemasar event pada saat mencari sisi keunikan dari suatu lokasi, yang

kemudian diolah untuk menarik para pengunjung bahkan yang tadinya tidak

terpikir akan berpartisipasi pada program yang akan diselenggarakan.

5. What (Apa)

Setiap event pasti memiliki keunikan, paling tidak para pelaksana

pemasaran harus menciptakannya. Keunikan tersebut mungkin merupakan

tawaran untuk mendapatkan konsep baru atau mendapatkan pengalaman yang

berkesan, terlepas dari konten yang telah ditetapkan, event experience harus

tampil sebagai penyegar dan menggairahkan.

2.5 Merek

2.5.1 Pengertian Merek

Merek merupakan atribut produk yang sangat penting dan dapat

mempengaruhi kegiatan-kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan. Agar dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai brand ini, maka penulis

mengemukakan pengertian brand dari beberapa ahli diantaranya :

Page 33: Sonia Rachman.pdf

Menurut Undang-Undang Merek No 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 yang

dikutip oleh Tjiptono (2008;347) mengatakan definisi merek (brand) adalah :

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi, dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa .

Sedangkan menurut Alma (2005;147) merek (brand) adalah :

Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang

atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau

kombinasi keduanya .

Jadi dari kedua definisi tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu

merek merupakan sebuah nama, tanda, simbol, desain atau sebuah kombinasi dari

hal-hal tersebut untuk membedakan dari produk atau jasa dari penjual ini.

Bagian dari merek menurut Kotler dan Amstrong (2008;76) :

a. Nama merek (brand name ) adalah sebagian dari merek dan yang

diucapkan.

b. Tanda merek (brand mark) adalah sebagian dari merek yang

dapat dikenal, tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambang,

desain, huruf, atau warna khusus.

c. Tanda merek dagang (trademark) adalah merek atau sebagian

dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya

menghasilkan sesuatu yang istimewa.

d. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual

karya tulis, karya musik, atau karya seni.

Jika suatu perusahaan memperlakukan brand hanya sebagai nama, maka

perusahaan tersebut tidak melihat tujuan yang sebenarnya. Tantangan dalam

pemberian brand adalah mengembangkan satu kumpulan makna mendalam untuk

brand tersebut.

Page 34: Sonia Rachman.pdf

2.5.2 Karakteristik Merek

Setiap perusahaan tentu menginginkan suatu brand yang dipakai oleh

suatu produk menjadi brand pilihan konsumen sehingga akan memberikan

dukungan yang besar bagi keberhasilan suatu produk dipasar. Maka dari itu selain

untuk membedakan suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dari produk

pesaingnya, brand juga berfungsi untuk mempermudah konsumen untuk

mengenali dan mengidentifikasikan barang atau jasa yang hendak dibeli.

Menurut Rangkuti (2002;37) karakteristik merek adalah sebagai berikut :

1. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk

tersebut.

2. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat.

3. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan

khusus.

4. Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa

asing.

5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan

mendapat perlindungan hukum.

Suatu merek yang baik harus dapat memenuhi karakteristik di atas,

meskipun pada kenyataannya tidak semua merek tersebut dapat memenuhi

karakteristik tersebut. Tetapi bagi perusahaan yang ingin memiliki keunggulan

bersaing, mereka akan berusaha untuk memenuhi kriteria-kriteria tersebut bagi

produk yang dihasilkannya sehingga perusahaan dapat memenuhi tujuan dari

pemberian merek.

2.5.3 Manfaat Merek

Pemberian merek dapat menambah nilai dari suatu produk, namun perlu

juga dilihat dari pihak-pihak yang berkaitan yaitu produsen, konsumen, dan

bahkan distributor.

Menurut Saladin (2004;127) menyatakan sudut pandang produsen,

konsumen dan distributor terhadap merek sebagai berikut :

Page 35: Sonia Rachman.pdf

1. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang produsen

a. Memudahkan penjual mengolah pesanan-pesanan dan menekan

masalah.

b. Nama merek dan tanda dengan secara hukum akan melindungi

penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk karena jika tidak demikian

setiap pesaing akan meniru produk tersebut.

c. Memberikan peluang bagi penjual kesetiaan konsumen pada

produknya dengan menetapkan harga lebih tinggi.

d. Membantu penjual dalam mengelompokkan pasar kedalam

segmen-segmen.

e. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.

f. Memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang ganas.

2. Manfaat merek ditinjau dari sudut pandang konsumen

a. Dapat membedakan produk tanpa harus diperiksa secara teliti.

b. Konsumen mendapatkan beberapa informasi tentang produk

tersebut.

2.6 Keputusan-Keputusan dalam Merek

2.6.1 Keputusan Pemberian Nama Merek (Brand Name Decision)

Produsen yang memutuskan untuk memberi merek pada produknya harus

memilih nama merek yanhg akan digunakan. Menurut Kotler dan Keller

(2007;359) terdapat empat strategi yaitu :

1. Nama Merek Individual (Individual Brand Name).

Strategi ini memungkinkan perusahaan mencari nama terbaik untuk

masing-masing produk. Keuntungan utama dari strategi ini bahwa reputasi

perusahaan tidak terikat erat dengan produk tersebut. Jika produk gagal

dan tampaknya memiliki mutu yang rendah, nama atau citra perusahaan

tidak akan rusak, contohnya : Unilever (Shampo Clear, Sabun Lux, Rinso,

Pepsodent dan lain-lain).

Page 36: Sonia Rachman.pdf

2. Nama kelompok digunakan untuk semua produk (blanket family name for

all products).

Keuntungan dari strategi ini adalah rendahnya biaya pengembangan

karena tidak membutuhkan riset nama atau pengeluaran iklan yang besar

untuk menciptakan pengekuan merek. Penjualan dari suatu produk baru

akan menjadi kuat jika nama produk baik. Contohnya : Toyota (Kijang

Corolla, Landcruiser).

3. Nama kelompok yang berbeda untuk semua produk (separate family name

for all product).

Strategi ini biasanya dilakukan pada saat perusahaan sering menciptakan

nama keluarga yang berbeda-beda untuk lini mutu yang berbeda dalam

kelas produk yang sama. Jika perusahaan memproduksi produk-produk

yang agak berbeda tidak dianjurkan untuk menggunakan strategi ini.

Contohnya : Indofood (Kecap Indofood, Saus Indofood dan lain-lain).

4. Nama dagang perusahaan dikombinasikan dengan nama merek individual

(company trade combine with individual product name).

Beberapa produk mengikat nama perusahaan mereka pada satu nama

merek individual untuk masing-masing produk. Nama perusahaan

melegtimasikan dan nama individual mengindividualisasikan produk baru.

Contohnya : Astra (Astra Kredit, Astra Mobil).

2.6.2 Keputusan Strategi Merek (Brand Strategy Decision)

Dalam memasarkan produk perusahaan kepasaran maka para pemasar

harus bisa mempergunakan tahapan strategi merek pada produk yang akan

dijualnya kepasaran.

Perusahaan memiliki strategi pemberian merek, menurut Saladin

(2004;129) antara lain :

1. Brand Extention Strategy (strategi perluasan merek)

Merupakan suatu usaha untuk menggunakan merek yang sudah berhasil

terdapat produk baru, misalnya dengan menambahkan kata pada merek

lama produk tersebut. Contohnya Rinso menjadi Rinso Baru.

Page 37: Sonia Rachman.pdf

2. Multi Brand Strategy (strategi merek ganda)

Merupakan produk sejenis yang diberikan merek-merek berbeda, yang

dimaksudnya agar seolah-olah antara produk tersebut saling bersaing.

Contohnya sabun mandi produk Unilever terdapat merek Lux, Lifeboy dan

lain-lain.

3. Co-Branding (merek bersama)

Fenomena yang mengikat adalah munculnya co-branding yaitu dua merek

terkenal atau lebih dikombinasikan dalam suatu penawaran. Tiap sponsor

merek mengaharapkan bahwa merek lain akan memperkuat preferensi

merek atau minat beli. Contoh Peugeeot bekerja sama dengan ban

Michellin.

Strategi merek di atas akan sangat membantu perusahaan dalam

menentukan tipe merek mana yang bermanfaat bagi produknya. Keputusan

strategi merek yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam

memasarkan produknya, sehingga tujuan telah ditetapkan perusahaan yang akan

tercapai.

2.6.3 Keputusan Penetepan Ulang Posisi Merek (Brand Repositioning

Decision)

Brand Repositioning Decision adalah keputusan yang dilakukan

perusahaan untuk menentukan kembali posisi suatu merek. Betapapun baiknya

posisi awal suatu merek dalam pasar, nantinya perusahaan mungkin harus

memposisikan ulang pesaing mungkin meluncurkan merek yang diposisikan

berdekatan dengan merek perusahaan dan mengambil alih pangsa pasarnya, atau

keinginan pelanggan mungkin bergeser, sehingga merek perusahaan kurang

disukai lagi. Pemasar harus mempertimbangkan reposisi ulang merek yang ada

sebelum memperkenalkan merek dan loyalitas konsumen.

Page 38: Sonia Rachman.pdf

2.7 Citra Merek (Brand Image)

2.7.1 Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Brand image pada setiap perusahaan selalu dianggap penting karena dapat

membantu perusahaan tersebut untuk memposisikan diri mereka, pasar dan juga

dalam mempertahankan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen sering

mengartikan produk yang memiliki brand yang baik sebagai produk yang

berkualitas baik pula. Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat

apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk

mengkomunikasikannhya sehingga akan terbentuk citra merek (brand image).

Brand image yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan.

Untuk lebih jelasnya beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai brand

image.

Pengertian brand image menurut Tjiptono (2008;49) adalah :

Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek

tertentu .

Menurut Solihin (2004;19) adalah:

Citra merek merupakan segala sesuatu tentang merek suatu produk

yang dipikirkan, dirasakan dan divisualisasikan oleh konsumen .

Menurut Christina Whidya Utami (2006;213) brand image (citra merek)

adalah :

Serangkaian asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar

beberapa tema yang bermakna .

Jadi brand image adalah serangkaian deskripsi tentang asosiasi dan

keyakinan konsumen terhadap merek tertentu . Brand image dari suatu produk

yang baik akan mendorong calon pembeli untuk membeli produk tersebut

daripada membeli produk yang sama dengan merek lain. Karena itu penting bagi

perusahaan untuk selalu menjaga brand image perusahaannya agar selalu

mendapat kepercayaan dari konsumen.

Page 39: Sonia Rachman.pdf

2.7.2 Manfaat Brand Image

Brand image juga mempunyai berbagai manfaat bagi perusahaan, seperti

dikemukakannya oleh Rangkuti (2004;17) yaitu :

1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi

perusahaan.

2. Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing

dengan brand-brand lain dari produk yang sejenis.

3. Brand image juga dapat membantu memperbaharui penjualan suatu

produk.

4. Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas

dari strategi pemasaran.

5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha-

usaha strategi perusahaan.

Jadi Brand Image merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan

di dalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand Image suatu produk yang

baik akan menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan

membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain, oleh karena itu perusahaan

harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Brand Image yang sudah positif

di benak konsumen.

2.7.3 Diferensiasi Brand Image

Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra

perusahaan. Setiap perusahaan bekerja keras untuk mengembangkan citra yang

membedakan untul merek

merek mereka. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor

di luar kontrol perusahaan. Supaya bisa berfungsi citra itu harus disampaikan

melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek pesan ini dapat

disampaikan melalui hal

hal di bawah ini, Kotler dan Keller (2007;338):

Simbol

Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol yang kuat, perusahaan

dapat memilih sebuah simbol atau suatu warna pengidentifikasi.

Contoh : Simbol singa untuk Harris Bank dan apel untuk Apple Computer.

Page 40: Sonia Rachman.pdf

Media

Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan suatu

cerita, suasana hati, pernyataan sesuatu yang jelas berbeda dengan yang lain.

Contoh : Pesan itu harus tampak di laporan tahunan, brosur dan katalog,

peralatan kantor perusahaan serta kartu nama.

Suasana

Ruang fisik yang ditempati organisasi merupakan pencipta citra yang kuat

lainnya.

Contoh : Hyatt Regency mengembangkan suatu citra tersendidri melalui lobby

atriumnya.

Peristiwa

Suatu perusahaan dapat membangun suatu identitas melalui jenis kegiatan

yang disponsorinya.

Contoh : Perrier, perusahaan air botolan, tampil menonjol dengan membangun

sarana olahraga dan mensponsori acara

acara olahraga.

2.7.4 Tolak Ukur Brand Image

Secara sederhana citra merek (brand image) bisa dikatakan sekumpulan

asosiasi yang berbentuk pada benak konsumen. Hal ini tentunya bisa dari hasil

komunikasi pemasaran, atau dari pengalaman dari orang yang sudah membeli

merek tersebut. Jadi persepsi konsumen tersebut sangat dipengaruhi oleh citra

merek. Hal itu lah yang membuat konsumen mau mencoba suatu produk. Akan

tetapi bagi konsumen sebagai pengguna produk tersebut semua itu bisa bertambah

kuat atau lemah karena hasil dari pengalaman diri sendiri. Pengalaman inilah yang

menjadi hal yang terpenting dalam membentuk citra merek. Tentunya image yang

timbul diusahakan sebisa mungkin bisa membuat produk atau merek tersebut

dipersepsikan berbeda dari pesaing .

Menurut Keller yang dikutip oleh Tri Ari Prabowo (2007) mengatakan

bahwa terdapat tiga hal yang dapat membedakan citra merek antara berbagai

merek yang dievaluasi oleh konsumen yang dapat meningkatkan kemungkinan

untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu merek, yaitu :

Page 41: Sonia Rachman.pdf

1. Favorability of brand association, dimana konsumen percaya bahwa

merek suatu produk dapat memiliki manfaat bagi mereka. Indikatornya

adalah variasi produk (variasi model, variasi warna, variasi ukuran), harga

terjangkau dan kompetitif, percaya diri konsumen.

2. Strength of brand association, merupakan kekuatan asosiasi suatu merek

produk yang ada dalam ingatan konsumen. Indikatornya adalah kualitas

produk.

3. Uniqueness of brand association, merupakan keunikan dari suatu merek

produk yang akan dipandang lain dan akan memberika citra (image) yang

berbeda dari pesaing. Indikatornya adalah askes atau kemudahan, ciri khas

tersendiri.

2.8 Pengaruh Event Experience terhadap Brand Image

event/experiences is a company sponsored activities and programs

designed to create daily or special brand-related interaction. Artinya

event/experiences merupakan kegiatan yang disponsori oleh perusahaan

dan program yang dirancang untuk menciptakan merek biasa atau khusus

yang berhubungan dengan interaksi sehari-hari. Event/experiences meliputi olah

raga (sports),hiburan (entertainment), festival (festivals),seni (arts),penyebab

(causes),wisata pabrikan (factory tours), museum perusahaan (company

museums),dan aktivitas jalanan (street activity) Kotler dan Keller (2006:497).

Menurut www.pengusaha-indonesia.com

terdapat beberapa fungsi lain dari

event/experience yang digunakan oleh perusahaan, yaitu:

1. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek.

2. Untuk menarik pelanggan pesaing ( brand switching).

3. Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor.

4. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan.

Berdasarkan definisi dan fungsi-fungsi dari event experience tersebut,

cukup jelas bahwa event experience bertujuan untuk kepentingan brand (merek),

untuk membangun ataupun mempertahankan brand image.

Page 42: Sonia Rachman.pdf

Dengan melakukan kegiatan event experience, perusahaan akan

mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai produknya

melalui acara yang disponsori dan meraih target audience yang tepat sesuai

dengan target market-nya. Hali ini akan mempermudah perusahaan untuk

mensosialisasikan produk melalui merek sehingga dapat membentuk atau

mempertahankan brand image yang baik.

Adapun pemaparan brand image menurut Tjiptono (2008;49) adalah

sebagai berikut:

Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek

tertentu .

Sedangkan tujuan dari diadakannya event experience yang dilakukan suatu

perusahaan dalam kegiatan event experience mereka dikemukakan oleh Kotler

dan Keller (2007 : 274-275) menjelaskan delapan tujuan yang bisa dicapai

dengan mengadakan event and experience yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sebuah pasar sasaran khusus atau gaya hidup

Pelanggan dapat ditargetkan secara geografis, demografis, psikologis, atau

perilaku sesuai dengan acara-acara khusus.

2. Meningkatkan kesadaran nama perusahaan atau produk

Sponsorship sering menawarkan paparan yang mendukung pada sebuah

merek dengan memilih secara terampil sponsorship, aktivitas atau acara

khusus, sehingga indentifikasi produk dan merek dapat ditingkatkan.

3. Menciptakan atau menguatkan persepsi konsumen tentang asosiasi citra

merek

Acara khusus itu sendiri memiliki asosiasi yang membantu menciptakan

asosiasi merek.

4. Meningkatkan dimensi citra perusahaan

Sponsorship dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan persepsi bahwa

perusahaan ini disukai.

5. Menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan

Perasaan yang timbul oleh sebuah peristiwa yang menyenangkan bisa juga

secara tidak langsung mengaitkan merek.

Page 43: Sonia Rachman.pdf

6. Mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu sosial

Pemasaran yang berkaitan dengan maksud sosial terdiri dari pensponsoran

yang mencakup hubungan perusahaan dengan organisasi nonlaba dan

kegiatan amal.

7. Menghibur klien utama atau reward bagi karyawan inti

Banyak event mencakup acara perkemahan, keakraban yang mewah dan

layanan atau aktivitas lainnya yang hanya tersedia untuk para seponsor dan

para tamu mereka. Keterlibatan klien pada acara khusus atau pada acara

lainnya dapat menimbulkan goodwill dan membangun kontrak bisnis yang

bernilai. Berdasarkan presfektif seorang karyawan event dapat

membangun partisipasi dan semangat kerja atau digunakan sebagai

insentif.

8. Meningkatkan peluang perdagangan atau promosi

Banyak pemasar berhubungan dengan kontes atau undian, perdagangan

dalam took, tanggapan langsung, atau aktivitas pemasaran lainnya pada

sebuah event.

Berdasarkan pendapat dari para ahli marketing di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan yang akan dijelaskan dibawah ini:

1. Sebuah perusahaan akan mengadakan event experience yang memiliki

minat publik yang tinggi (khususnya bagi target audience produk mereka)

sebagai bagian dari promosi merek dalam kegiatan event marketing.

2. Event experience merupakan aktifitas pembangunan brand image yang

baik dalam jangka panjang serta akan berdampak pada penjualan produk.

3. Tujuan utama dari sebuah perusahaan dalam melaksanakan event

experience adalah untuk meraih brand image yang positif. Hubungan

antara sebuah merek dengan event experience, akan memberi dampak

positif kepada merek itu sendiri dan terhadap para event attendance.

Page 44: Sonia Rachman.pdf

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh event

experience sebagai variabel bebas (variabel independen) yang terdiri dari

relevant/relevan, involving/terlibat, dan implicit/implisit, sedangkan brand image

sebagai variabel terikat (variabel dependent) yang meliputi lambang, media,

suasana,dan peristiwa.

Pada penelitian ini, penulis memilih salah satu perusahaan rokok kretek

lokal yaitu PT. Djarum yang telah berdiri lebih dari setengah abad yang lalu, dan

merupakan perusahaan keluarga ( bukan go public) ini mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Kemajuan tersebut menuntut mereka untuk selalu melakukan

kegiatan promosi dengan baik untuk mengkomunikasikan produk-produk mereka

kepada konsumen.

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka peneliti akan meneliti

mengenai pengaruh event experience acara Djarum Black Mild Urban Culture

pada PT. Djarum

3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Djarum

PT. Djarum adalah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas di

Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok

kretek terbesar di Indonesia di ikuti dengan PT. Gudang Garam dan PT. HM

Sampoerna. Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil

dalam bidang kretek yang bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan

mengubah namanya menjadi Djarum . Pada saat itu, Oei mulai memasarkan

produk pertamanya yang bermerek Djarum dan dapat diterima dengan baik oleh

pasar.

Pada tahun 1963, perusahaan ini mengalami kemunduran setelah terjadi

musibah kebakaran yang hampir memusnahkan pabrikannya dan tidak lama

kemudian Oei Wie Gwan pun meninggal dunia. Musibah ini membuat putra-putra

Page 45: Sonia Rachman.pdf

Oei untuk mengambil alih perusahaan dan membangunnya kembali. Dengan

menyadari akan kebutuhan manajemen yang profesional, kedua putra Oei Wie

Gwan yaitu Budi Michael Hartono dan Bambang Robert Hartono mendirikan

departemen penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk tembakau

djarum yang baru dan inovatif serta memodernisasikan peralatan pabrikannya.

Usaha yang dilakukan oleh kedua putra Oei Wie Gwan ternyata tidak sia-

sia. Selain keberhasilannya dalam pasar domestik, pada tahun 1973 mereka

mampu untuk mengekspor produk rokok kretek linting (handmade) ke Negara-

negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang dan Belanda. Tiga tahun kemudian,

perusahaan keluarga ini meluncurkan produk pertama mereka yang diproduksi

dengan mesin (SKM) dengan merek Djarum Filter diikuti dengan merek

Djarum Super pada tahun 1982 yang pada saat itu menjadi best seller rokok

kretek filter di Indonesia dan merupakan salah satu produk yang sangat kompetitif

saat ini di dalam industry rokok kretek domestic.

Kini,PT. Djarum sudah memperkerjakan kurang-lebih 75.000 orang untuk

kebutuhan pasar domestic maupun internasional dan menjadi salah satu

perusahaan dengan pendapatan terbesar di Indonesia. Oerusahaan besar inin selalu

meluncurkan produk-produk yang inovatif dan mengembangkannya serta selalu

meningkatkan fasilitas produksinya untuk melakukan efisiensi dan kualitas guna

memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai penghargaan manajemen mutu pun di

raih oleh perusahaan keluarga ini, hal ini meliputi aspek kualitas rokok,

konsistensi rasa, kemasan, inovasi serta layanan yang memuaskan kepada

konsumen.

Dalam pasar internasional, produk rokok kretek mereka kini sudah

tersebar luas di lima benua dengan berbagai macam merek dan mengalami

kemajuan yang sangat pesat. Selain menjadi perusahaan rokok terkemuka di

dunia, kontribusi PT. Djarum terhadap perkembangan rokok kretek dunia pun

cukup besar. Kontribusi mereka pada industri rokok dunia meliputi:

Sebagai pengembang pertama rokok kretek dengan kadar tar dan

nikotin terendah di dunia.

Sebagai pengembang pertama rokok kretek cigarillos di dunia

Page 46: Sonia Rachman.pdf

Pengembang rokok kretek dengan kertas pembalut berwarna coklat

(brown-paper kretek)

Pengembang rokok kretek dengan pembalut berwarna hitam

(black-paper kretek)

Pengembang rokok kretek dengan aroma vanilla dan cherry

Mengembangkan rokok kretek menjadi superfine clove mix dan

merupakan satu-satunya di dunia.

Selain usaha bisnis yang dijalankan, perusahaan yang telah berumur lebih

dari setengah abad ini juga memberikan perhatian yang cukup besar terhadap

kemajuan aspek-aspek sosial. Aspek-aspek sosial ini mereka sebut dengan

Djarum s CorporateSocial Initiatives yang meliputi tiga hal yaitu:

1. Djarum Bakti Olahraga (Sport Initiatives)

Salah satu program terpentingnya adalah program Djarin Badminton

Club yang mampu melahirkan pemain-pemain bulu tangkis kelas

internasional serta dapat mengharumkan nama bangsa

2. Djarum Bakti Lingkungan (Environmental Initiatives)

Selain dalam bidang olahraga, perusahaan ini juga memberi perhatian

kepada lingkungan untuk kepentingan masa depan seperti penanaman

pohon-pohon serta kegiatan yang mengutamakan kepentingan masa

depan bumi lainnya.

3. Djarum Bakti Pendidikan (Educational Initiatives)

Djarum bakti pendidikan didirikan pada tahun 1984 dan memiliki

tujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat dalam bidang

pendidikan

salah satu kegiatan utama mereka adalah memberikan beasiswa

terhadap pelajar-pelajar berpotensi.

(sumber : www.djarum.com)

3.1.2 Struktur Organisasi PT.Djarum Areal Jawa Barat dan Bandung Kota

Secara sederhana, struktur organisasi PT. Djarum areal Jawa Barat dan

Bandung Kota dapat dilihat dapa gambar 3.1. pada halaman berikutnya

Page 47: Sonia Rachman.pdf

Untuk mencapai tujuan organisasi, maka perusahaan harus memiliki

stuktur organisasi yang dapat medukung tujuan tersebut. Struktur organisasi

merupakan sistem penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan

kemampuannya (human resource ability) masing-masing. Setiap penempatan

memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang yang berbeda serta berhubungan

dengan penempatan laiinnya secara vertikal dan horisontal untuk mencapai tujuan

sistem (organisasi) yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.1.3. Uraian Jabatan

Job Description yang terdapat pada PT. Djarum Bandung (PT.. Sumber

Cita Multiniaga) yang sesuai dengan struktur organisasi diatas, diuraikan sebagai

berikut:

1. District Supervisor Officer (DSO)

Sebagai penyusus rancangan anggaran

Membuat strategi program promosi dan distribusi yang telah

ditetapkan sesuai dengan anggaran

Pengambilan keputusan apabila ada perubahan-perubahan antara

planning dengan actuating baik dalam bidang promosi maupun

distribusi

Melakukan Controlling kepada tim setiap bulannya dan menentukan

rencana kegiatan promosi dan distribusi.

Melakukan evaluasi kerja baik dalam bidang distribusi maupun

promosi

\Team Leader of Event Promotion (TL Event)

Mengkoordinir semua aktifitas-aktifitas acara yang diselenggarakan di

Bandung kota dan berhubungan dengan promosi serta secara langsung

bertanggung jawab kepada District Supervisor Officer

Mengontrol tim event setiap bulannya dan menentukan breakdown

rencana kegiatan promosi sesuai dengan planning.

Mencapai target dengan merealisasikan program-program promosi

sesuai dengan planning dan strategi pemasaran

Page 48: Sonia Rachman.pdf

Membuat laporan mengenai kinerja tim promosi event

Melakukan pembinaan terhadap relasi yang berhubungan dengan event

marketing dalam kegiatan promosi perusahaan

Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pemilik atau

penanggung jawab venue dimana perusahaan PT. Djarum mengadakan

kegiatan promosi

2. Team Leader of Branding Promotion (TL Branding)

Sebagai kordinator dari semua kegiatan di lapangan yang berhubungan

dengan promosi branding took, venue serta OI (outdoor-indoor)

Melaksanakan controlling terhadap tim promosi (promoter) pada

setiap bulan dan menentukan breakdown rencana kegiatan promosi

sesuai dengan planning

Mencapai target realisasi dari program-program promosi sesuai dengan

planning

Membuat laporan mengenai kinerja tim promosi

Melakukan pembinaan terhadap relasi yang berhubungan dengan

promosi. Seperti kepada took-toko yang di branding, restoran maupun

tempat-tempat hiburan.

Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pemilik atau

penanggung jawab tempat dimana perusahaan mengadakan kegiatan

branding promotion.

3. Sales Coordinator of Small Retail(SC 1)

Mengkoordinir semua kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan

distribusi rokok kepada toko-toko kecil dan secara langsung

Mengontrol salesman setiap bulannya dan menentukan breakdown

kegiatan distribusi sesuai dengan planning.

Mencapai target sales pada semua retail kecil di Bandung.

Membuat laporan mengenai kinerja tim distribusi.

Melakukan pembinaan terhadap pelanggan-pelanggan distribusi.

Page 49: Sonia Rachman.pdf

4. Sales Coordinator of Modern Retail ( SC 2)

Mengkoordinir semua kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan

pendistribusian rokok kepada semua retail besar di Bandung, seperti

hypermart, giant, alfamart serta supermarket lainnya dan secara

langsung bertanggung jawab kepada District Supervisor Officer

Mengontrol tim distributor modern retail pada setiap bulan dan

menentukan breakdown kegiatan distribusi sesuai dengan planning.

Mencapai target sales

Membuat laporan mengenai kinerja salesman

Melakukan pembinaan terhadap pelanggan-pelanggan distribusi.

5. Promoter of Event

Pelaksanaan semua kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan

event marketing promotion and experience di kota Bandung dan

secara langsung bertanggung jawab kepada Team Leader of Event.

Membuat laporan mengenai aktifitas promosi event marketing yang

telah dilakukan serta menyediakan laporan dari aktifitas-

aktifitas.kompetitor dan trend di konsumen.

6. Promotion of Branding

Melaksanakan semua kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan

promosi branding toko, branding venue, dan OI branding dan secara

langsung bertanggung jawab kepada Team Leader of Branding.

Menyediakan laporan mengenai aktifitas branding promotion yang

dilakukan diikuti dengan laporan aktifitas competitor, kondisi pasar

serta trend yang terjadi di konsumen.

7. Salesman of Small Retail

Pelaksanaan semua kegiatan pendistribusian pada setiap retail kecil di

Bandung dan secara langsung bertanggung jawab kepada Sales

Coordinator of Small Retails.

Mencapai penjualan sesuai dengan target sales yang telah ditetapkan

oleh SC 1

Page 50: Sonia Rachman.pdf

8. Salesman of Modern Retails

Melaksanakan semua kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan

distribusi terhadap semua retail besar di Bandung serta secara

langsung bertanggung jawab kepada Sales Coordinator of Modern

Retails.

Melakukan penjualan sesuai target sales dari SC 2

3.1.4. Produk-produk dari PT. Djarum

Produk-produk dari PT. Djarum tidak hanya memasuki pasar domestik

tetapi pasar internasional pun ikut diramaikan dengan produk-produk mereka yang

sangat beragam. Pada saat ini PT. Djarum memiliki

Produk-produk Domestik PT.Djarum Jenis Rokok

Merek ( Brand)

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Djarum Super

L.A Lights

L.A Menthol

Djarum Black

Black Capucinno

Black Tea

Black Slimz

Black Mild

Super Mezzo

Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Djarum Cokelat

Djarum 76

Djarum Istimewa

Cigar Cigarillos

Dos Hermanos

Gold Seal

Page 51: Sonia Rachman.pdf

Produk-produk Internasioal PT.Djarum Jenis Produk

Merek (brand)

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Djarum Super

L.A Lights

L.A Menthol

Djarum Black

Black Supersmoot

Black Menthol Bali Hai

Djarum Splash

Djarum Cherry

Djarum Vanilla

Djarum Menthol

Djarum Supersmooth

Djarum Special

Cigar Spice Island

Gold Seal

3.2 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data, tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang masuk

akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara itu

Page 52: Sonia Rachman.pdf

dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahaui cara-cara yang dilakukan. Sistematis artinya, proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

(Sugiyono,2008: 2).

3.2.1. Metode Penelitian yang Digunakan

Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang akan digunakan untuk

mengetahui pengaruh event experience terhadap brand image rokok Djarum Black

Mild adalah Metode Asosiatif kausal berdasarkan tingkat ekplanasinya. Menurut

Sugiyono (2004 : 11), metode asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih, mencari peranan,

pengaruh, hubungan, hubungan yang bersifat sebab akibat yaitu antara variable

independent (variable yang mempengaruhi) dan variabel dependent (variabel yang

dipengaruhi). Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi, dengan

penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan, meramalkan, dan mengontol suatu gejala.

3.2.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan

data sekunder:

a. Data Primer

Data yang di peroleh secara langsung dari objek yang diteliti, berupa

tanggapan, saran, kritik pertanyaan dari penilaian dari konsumen dan

pengunjung event sebagai responden, penjelasan dan keterangan dari pihak

penyelenggara event experience PT. Djarum serta keterangan hasil

pengamatan secara langsung atas wawancara terhadap konsumen dari PT.

Djarum

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengumpulkan data

teoritis yang didapat dari berbagai literature yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

Page 53: Sonia Rachman.pdf

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Riset kepustakaan (library Research)

Yaitu upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh penulis melalui

buku-buku sebagai landasan teori dalam penelitian.

2. Riset Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi

perusahaan dengan maksud memperoleh data dan informasi melalui

wawancara, observasi, dan kuesioner.

a. Wawancara, teknik pengumpulan data dengan cara penulis melakukan

wawancara dengan karyawan perusahaan untuk memperoleh gambaran

umum tentang pelaksanaan event experience yang dilakukan

perusahaan untuk konsumennya dan untuk memperoleh data-data

mengenai perusahaan yang diperlukan

b. Kuesioner, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya, kuesioner tersebut diberikan kepada para

konsumen yang berada di wilayah kota Bandung

c. Observasi, mengamati secara langsung di lapangan mengenai

pelaksanaan kinerja event experience yang dimana teknik pengambilan

datanya tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam

yang lainnya.

3.2.4. Populasi dan Sampel

Penelitian yang menggunakan metode survey, tidak harus meneliti seluruh

individu dalam popilasi yang ada, karena akan membutuhkan biaya yang besar

dan juga waktu yang lama. Penelitian survey ini dapat dilakukan dengan meneliti

sebagian dari populasi, diharapkan hasil yang diperoleh dapat mewakili sifat atau

karakteristik populasi yang bersangkutan.

Page 54: Sonia Rachman.pdf

Menurut Nazir (2003 : 271) populasi adalah:

kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri yang telah

ditetapkan

Sedangkan pengertian sampel menurut Nazir (2003 :271) adalah:

Prosedur dimana hanya sebagian dari popu;asi saja yang diambil

dan digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki

oleh populasi

Dalam menetapkan jumlah anggota sampel, menurut Nazir (2003 : 276)

bilamana analisis yang dipakai adalah teknik korelasi, maka banyaknya

responden yang diambil sebagai anggota sampel minimal sebanyak 30 subjek.

Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk

menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus Unknown

Populations :

2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

ukuran tingkat kepercayaan dengan a = 0,05 ( tingkat kepercayaan

95% berarti .95% = Z. 0,475 dalam tabel

ditemukan 1,96)

Standar Deviasi

e = Standart error atau kesalahan yang dapat ditoleransi ( 5% = 0,05 )

Dengan perhitungan :

2

2 = 96,04 (Riduwan 2004 : 67)

Penentuan sampel juga dapat didasarkan pada pedoman ukuran sampel

yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimal 100 responden atau tergantung

jumlah parameter yang diestimasi (10 x 9 parameter = 90 responden).

Dikarenakan jumlah sampel minimal tidak terpenuhi maka pedoman ukuran

Page 55: Sonia Rachman.pdf

sampel mengikuti teknik maximum likelihood estimation yang menyatakan bahwa

ukuran sampel 100

200 (Ferdinand, 2002 : 48).

Berdasarkan pedoman pengambilan sampel diatas, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden.

sumber Dalam menentukan sampel, teknik sampling yang digunakan

adalah teknik accidental sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat dipilih menjadi anggota sampel bila dipandang cocok dan

memenuhi kriteria sebagai data.

3.2.5. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini dicoba dijelaskan antara pelaksanaan event

experience yang dilaksanakzzan oleh PT.Djarum dan brand image rokok Djarum

Black Mild.

Menurut Sugiyono (2004 : 31) dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis

yang dimaksud variabel penelitian adalah:

Sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya .

Variabel Penelitian adalah faktor-faktor signifikan yang keberadaannya

mempunyai pengaruh terhadap penelitian yang dilakukan baik secara langsung

maupun tidak langsung yang sifat pengaruhnya perlu dipertimbangkan. Variabel

penelitian ini akan dipakai dalam tahap pengolahan data sesuai dengan topik

pembahasan dalam penelitian mengenai pengaruh event experience terhadap

brand image rokok Djarum Black Mild, maka variabel yang dibergunakan dalam

penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Independent (Variabel Bebas}

Merupakan Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (variabel terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independent (variabel bebas) nya

adalah event experience.

2. Variabel Dependent (Variable Terikat)

Page 56: Sonia Rachman.pdf

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel independent (variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent (variabel terikat)nya adalah brand image

Penjabaran konsep variabel dalam penelitian ini secara singkat

terdapat dalam tabel di halaman berikutnya:

Tabel 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Konsep/Devinisi

Variabel Sub Variabel Indicator Skala

Event and Experience

(X)

sebagai perusahaan mensponsori kegiatan dan program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek

Kotler dan Ketler (2007 : 205)

Relevant/Relevan. Kesesuaian yang dirasakan konsumen antara event and experience yang dijalankan perusahaan dengan kebutuhan dirinya ketika konsumen dibuat terlibat secara personal. Relevan bisa diorientasikan secara negatif (penghapusan masalah, pencegahan masalah, kepuasan yang tidak komplit, penipisan yang normal), secara positif (kepuasan indrawi, stimulasi, intelektual/data piker, atau pengakuan sosial).

Tingkat kesesuaian program sponsorship dengan posisi produk atau merek

Ordinal

Kesesuaian program sponsorship dengan program perusahaan

Ordinal

Tingkat kesesuaian merek dengan gaya hidup urban culture

Ordinal

Involving/Keterlibatan konsumen secara aktif terlibat dalam event and experience yang dijalankan perusahaan sebagai bentuk peningkatan mutu hidup mereka.

Tingkat ketertarikan mengikuti acara Djarum Black Mild Urban Culture

Ordinal

Tingkat kenyamanan lokasi acara

Ordinal

Tingkat pembelian produk selama acara berlangsung

Ordinal

Page 57: Sonia Rachman.pdf

Implicit/Implisit, event and experience yang dijalankan perusahaan merupakan bentuk penjualan halus (soft sell) secara tidak langsung kepada konsumen dengan cara membujuk atau member saran secara halus.

Tingkat rasa suka terhadap produk Djarum Black Mild

Ordinal

Tingkat keyakinan untuk menbeli produk Djarum Black Mild

Ordinal

Tingkat pengenalan merek dan rasa Djarum Black Mild

Ordinal

Brand Image (y)

brand image adalah Serangkaian asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar beberapa tema yang bermakna . Christina Whidya Utami (2006;213

Lambang Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol yang kuat, perusahaan dapat memilih sebuah simbol atau suatu warna pengidentifikasi.

Tingkat kemudahan konsumen mengenali logo

Ordinal

Tingkat kemudahan konsumen mengucapkan merek

Media Citra yang dipilih harus ditampilkan dalam iklan yang menyampaikan suatu cerita, suasana hati, pernyataan sesuatu yang jelas berbeda dengan yang lain.

Kemampuan acara Djaram Black Mild urban culture menonjolkan merek

Ordinal

Kemampuan acara Djarum Black Mild Urban Cuture untuk menyampaikan informasi

Suasana Ruang fisik yang ditempati organisasi merupakan pencipta citra yang kuat lainnya.

Kesesuaian tema acara Djarum Black Mild Urban Culture dengan kondisi sebenarnya

Ordinal

Page 58: Sonia Rachman.pdf

Peristiwa

Suatu perusahaan dapat membangun suatu identitas melalui jenis kegiatan yang disponsorinya.

Pengetahuan tentang Djarum Black Mild

Ordinal

Kecenderungan menonjolkan salah satu keunggulan dari segi harga

3.2.6. Skala Pengukuran dan Instrument Penelitian

Mengingat hasil operasional variabel, maka diperoleh skala data dan

variabel adalah ordinal, dan skala dependen variabel adalah ordinal. Maka bentuk

instrument yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk skala likert.

Menurut M.Nazir (1999;397) adalah:

Skala likert adalah menggunakan ukuran ordinal

Opsinya untuk menentukan bobot dari setiap jawaban yang diberikan

responden akan diberikan skor (nilai) pada setiap jawaban yaitu arah pernyataan

untuk pernyataan positif akan diberi skor 5-4-3-2-1, sedangkan arah pernyataan

untuk pernyataan negatif akan diberi skor 1-2-3-4-5 dengan menggunakan skala

likert yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2 Pembobotan Kriteria Jawaban Variabel X Event Experience

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Cenderung Setuju (CS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS ) 1

Page 59: Sonia Rachman.pdf

Tabel 3.3

Pembobotan Kriteria Jawaban Variabel Y Brand Image

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Cenderung Setuju (CS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS ) 1

Data yang diperoleh sebagai hasil penyebaran dari kuesioner bersifat ordinal,

maka agar analisis dapat dilanjutkan maka skala pengukurannya harus

dinaikkan ke skala pengukuran yang lebih tinggi, yaitu skala pengukuran

interval agar dapat diolah lebih lanjut. Untuk itu maka digunakan Method of

Succesive Interval (MSI) Harun Al Rasyid, yang pada dasarnya adalah suatu

prosedur untuk menempatkan setiap objek ke dalam interval.

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data menurut Harun

Al Rasyid adalah:

a. Menentukan frekuensi tiap responden (berdasarkan hasil kuesioner yang

dibagikan, hitung berapa banyak responden yang menjawab skor 1-5 untuk

setiap pertanyaan).

b. Menentukan proporsi setiap responden yaitu dengan cara membagi

frekuensi dengan jumlah sampel.

c. Menentukan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga

diperoleh proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran

normal baku.

d. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang

dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

e. Menghitung Scale Of Value (SV) untuk masing-masing proporsi

responden, dengan rumus:

Scale Of Value = lim-lim

lim-limowerareaunderlpperareaunderu

pperdensityatuowerDensityatl

Page 60: Sonia Rachman.pdf

Keterangan:

Density at lower limit = Kepadatan Batas Bawah

Density at upper lim = Kepadatan Batas Atas

Area under lower limit = Daerah di Bawah Batas Bawah

Area under upper limit = Daerah di Bawah Batas Atas

f. Mengubah Scale Of Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentrasformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh Transformed Scale Of Value (TSV) dengan rumus

min1 SVSVY

Pada prinsipnya, menaikkan data dari skala ordinal menjadi data interval

merupakan hal yang relatif mudah, namun karena setiap atribut harus dinaikkan

satu per satu, maka pekerjaan ini menjadi rumit dan membosankan karena

membutuhkan ketelitian dan waktu yang relatif lama. Untuk mengatasi masalah

ini, peneliti menggunakan program MSI pada Ms.Excel yang digunakan untuk

mentransformasikan dari data ordinal menjadi data interval

3.2.7. Teknik Pengolahan Data

3.2.7.1 Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data tersebut valid. Menurut Moh Pabundu (2006;65) mendefinisikan valid

sebagai berikut:

Validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrument penelitian

yang digunakan .

Sedangkan menurut Simamora (2004;455) valid adalah : Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

dan kesahihan suatu instrumen, suatu istrumen dianggap valid apabila mampun mengkur apa yang ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variable yang diteliti.

Dengan demikian validitas diartikan sebagai sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas tiap

butir menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam hal analisis item ini,

Page 61: Sonia Rachman.pdf

teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan

teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi

terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan

kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi

syarat adalah jika

rhitung > rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan dk = n- k-1 Korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment dengan rumus:

r = 2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan : r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh dari subyek tiap item Y = Skor yang diperoleh dari subyek seluruh item

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y 2X = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

2Y = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

N = Jumlah responden

3.2.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Moh Pabundu (2006;71) mendefinisikan instrumen yang

reliabel sebagai berikut:

Reliabilitas merupakan seberapa jauh alat ukur dapat menghasilkan

nilai yang tetap walaupun dilakukan secara berulang-ulang .

Dengan demikian instrumen dikatakan reliabel karena tidak berubah-ubah

pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut jika

digunakan berkali-kali akan memberikan hasil atau data yang serupa (konsisten).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik pararel

atau korelasi, dimana dalam teknik ini variabel diukur dua kali pada waktu yang

sama atau hampir bersaman. Cara memisahkan pengukuran atas dua bagian yang

pararel dapat dilakukan dengan dua cara (Nazir,2005;141), yaitu:

Page 62: Sonia Rachman.pdf

1. Dua peneliti menggunakan alat ukur yang sama, atau

2. Satu peneliti menggunakan dua alat ukur yang berbeda dalam

pengertian bahwa alat ukur tersebut memang diperuntukkan bagi

pengukuran variabel yang bersangkutan.

Untuk mencari reliabilitas, maka pertama-tama harus dicari korelasi antara

kedua hasil ukuran tersebut dengan mencari koefisien korelasi Spearman.

ri =

s

s

r

r

1

.2

Keterangan :

ri = Koefisien reliabilitas

rs = Koefisien korelasi Spearman

Dalam uji reliabilitas ditujukan untuk mengukur sejauh mana pengukuran

tersebut bersifat tetap dan konsisten. Uji ini dianggap sebagai alat pengumpulan

data serta terbebas dari measurement error. Selanjutnya, kriteria dalam menguji

reliabilitas pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner adalah:

Jika r hitung

r tabel, maka butir pernyataan tersebut reliable

Jika r hitung < r tabel, maka butir pernyataan tersebut tidak reliable

Nilai r tabel pada uji reliabilitas sama dengan nilai r tabel pada uji validitas.

Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini bisa juga dilakukan dengan cara

one shot atau pengukuran sekali saja. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

3.2.7.3 Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh

perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dinaik-turunkan

(Sugiyono, 2011, 260).

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

= a + bX

Sumber : Sugiyono, 2011, 261

Page 63: Sonia Rachman.pdf

Keterangan :

= Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y ketika harga X = 0.

b = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan

nilai variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi

penurunan. Adapun nilai a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :

Sumber: Sugiyono, 2011, 262

3.2.7.4 Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel

(event experience) terhadap variabel Y (brand image), yang biasanya

dinyatakan dalam persentase. Rumus dari koefisien Determinasi adalah

sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan :

kd = Koefisien determinasi

rs = koefisien korelasi

3.2.7.5 Uji Hipotesis

Suatu koefisien korelasi harus mempunyai nilai yang berarti (signifikan).

Untuk menguji kebenaran koefisien korelasi, adapaun kriteria ujinya adalah :

Page 64: Sonia Rachman.pdf

1. Menetapkan rumusan Ho dan Ha

Ho : rs 0 ; menunjukan tidak terdapat pengaruh yang positif antara

event experience dengan brand image Djarum Black

Mild Pada PT. Djarum Di Bandung.

Hi : rs > 0 ; menunjukan terdapat pengaruh yang positif antara event

experience terhadap brand image Djarum Black Mild

Pada PT. Djarum Di Bandung.

.

2. Menentukan taraf signifikan

= 0,05 dk = n- 2

Taraf signifikan sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar dk = n

2

3. Kriteria Pengambilan Keputusan

Bila n lebih dari 30, dimana dalam tabel tidak ada, maka pengujian

signifikansinya menggunakan rumus berikut :

21

)2(.

ss r

nrt

Kriteria uji : - Tolak Ho, jika t hitung t tabel 2; ndf , berarti Ha

diterima.

- Terima Ho, jika t hitung < t tabel 2; ndf , berarti Ha

ditolak

Gambar 3.2

Uji Signifikasi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak

0

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Page 65: Sonia Rachman.pdf

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 100 buah kuesioner kepada para

penonton (audience) dan peserta dari acara Djarum Black Mild Urban Culture

yang diselenggarakan pada tanggal 16 juni 2012 yang berada di Mal Paris Van

Java (PVJ) Jln. Sukajadi No. 137-139 Bandung. Kuesioner ini terdiri dari dua

bagian, yaitu bagian yang pertama adalah tanggapan konsumen atas event

experience dan yang kedua adalah tanggapan konsumen atas brand image pada

acara Djarum black mild urban culture Untuk mendapatkan gambaran mengenai

konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini, berikut diuraikan

pengelompokkan responden berdasarkan beberapa klasifikasi untuk lebih

mempermudah dalam melakukan analisis.

4.1.1 Gambaran Umum Responden

Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 62 62%

Perempuan 38 38%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dari 100 orang responden yang menjadi

objek penelitian terlihat bahwa responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 62%,

sedangkan responden jenis kelamin Perempuan berjumlah 38%. Dari data

Page 66: Sonia Rachman.pdf

tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Ini

disebabkan karena kuesioner disebar di tempat yang pada saat itu lebih banyak

responden laki-laki yang datang untuk menyaksikan acara tersebut

dibandingkandengan responden perempuan.

Tabel 4.2

Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

Usia Jumlah %

< 20 Tahun 51 51%

20

30 Tahun 43 43%

> 30 Tahun 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Beradasarkan tabel 4.2 di atas dari klasifikasi 100 orang responden

berdasarkan umur, 51 responden atau 51 % berumur di bawah 20 tahun, 43

responden atau 43 % berumur antara 20 - 30 tahun, dan 6 responden atau 6 %

berumur di atas 30 tahun. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas

responden berumur diatas 20-30 tahun.

Tabel 4.3

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah %

Pegawai negeri sipil - -

Pegawai Swasta 15 15%

Wiraswasta 19 19%

Pelajar 52 52%

Lainnya 14 14%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Page 67: Sonia Rachman.pdf

Beradasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari klasifikasi 100

orang responden berdasarkan pekerjaan, 15 responden atau 15 % berstatus sebagai

pegawai swasta, 19 responden atau 19 % berstatus sebagai wiraswasta, 52

responden atau 52 % berstatus sebagai pelajar dan 14 responden atau 14 %

merupakan responden yang memiliki pekerjaan diluar criteria yang di cantumkan

di dalam kuesioner. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berstatus sebagai pelajar.

Tabel 4.4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Kepribadian

Kepribadian Jumlah %

Perokok 87 87%

Bukan Perokok 13 13%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Beradasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari klasifikasi 100

orang responden berdasarkan kepribadian, 87 responden atau 87%responden

adalah perokok, dan 13 responden atau 13 % bukan perokok. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa mayoritas respondenberkepribadian sebagai perokok.

Tabel 4.5

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan perbulan

Pendapatan perbulan Jumlah %

Rp 1.000.000 15 15%

Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 55 55%

. Rp 2.000.000 30 30%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Page 68: Sonia Rachman.pdf

Beradasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari klasifikasi 100

orang responden berdasarkan pendapatan perbulan, 15 responden atau 15%

pendapatan per bulannya kurang dari Rp 1.000.000, 55 responden atau 55%

pendapatan per bulannya antara Rp 1.000.000

Rp 2.000.000, dan 30 responden

atau 30% pendapatan per bulannya lebih dari Rp 2.000.000. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa mayoritas responden pendapatan per bulannya adalah

antara Rp 1.000.000

Rp 2.000.000.

4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing

pernyataan dengan jumlah skor masing-masing variabel. Validitas didefinisikan

sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsinya. Oleh karena itu, penulis menguji tingkat validitas kuesioner yang

disebarkan kepada para responden. Hasil uji validitas digunakan dengan bantuan

program SPSS 17.0, masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Event Experience

Item-Total Statistics

PERNYATAAN r HITUNG r TABEL KETERANGAN Pernyataan 1 0.615 0,195 Valid Pernyataan 2 0.546 0,195 Valid Pernyataan 3 0.536 0,195 Valid Pernyataan 4 0.568 0,195 Valid Pernyataan 5 0.677 0,195 Valid

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Page 69: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image

Item-Total Statistics

PERNYATAAN r HITUNG r TABEL KETERANGAN Pernyataan 1 0.514 0,195 Valid Pernyataan 2 0.519 0,195 Valid Pernyataan 3 0.526 0,195 Valid Pernyataan 4 0.466 0,195 Valid Pernyataan 5 0.617 0,195 Valid Pernyataan 6 0.366 0,195 Valid Pernyataan 7 0.560 0,195 Valid Pernyataan 8 0.368 0,195 Valid

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan bahwa nilai korelasi tiap item

pernyataan dengan total skor yang diperoleh lebih besar dari 0.195 untuk event

experience dan brand image lebih besar dari 0.195 sehingga dapat disimpulkan

bahwa item pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam

analisis data selanjutnya.

Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 17.0, langkah yang

ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya

bersamaan muncul. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

memiliki nilai Cronbach s Alpha > 0,60 Simamora (2004;177). Berikut ini

adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 adalah :

Tabel 4.8

Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.804

.803

5

Page 70: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Variabel Y

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

,784

,788

8

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap semua item

dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua item penelitian dapat dikatakan

reliabel karena nilai koefisien reliabilitas Cronbach s Alpha > 0,60 yaitu 0,804

dan 0,784 dengan demikian dapat dikatakan semua item pernyataan reliabel.

4.2. Tanggapan responden terhadap Event experience Djarum Black Mild

Urban Culture yang di selenggarakan oleh PT Djarum Bandung

Melalui pernyataan yang diberikan oleh penulis dalam kuesioner yang

disebarkan untuk keperluan penelitian dapat diketahui tanggapan responden

terhadap event experience yang di selenggarakan oleh PT. Djarum Bandung. lima

pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana

tanggapan responden terhadap event experience yang diberikan.

Relevant/Relevan

Tabel 4.10

Djarum Black Mild Urban Culture yang diselenggarakan oleh produk rokok

Djarum Black Mild dari PT. Djarum adalah acara yang menarik

Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 22 22

Setuju 63 63

Cenderung Setuju 14 14

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100 Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Page 71: Sonia Rachman.pdf

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap acara djarum black mild urban culture yang diselenggarakanan olet PT

Djarum Bandung dinilai sangat baik karena 85 responden atau 85 % dinilai setuju

dengan pernyataan yang menyatakan acara Djarum black mild urban culture

adalah acara yang menarik.

Tabel 4.11 Konsep acara Djarum Black Mild Urban Culture mencerminkan karakter

dari produk Djarum Black Mild dengan tepat (sesuai) Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 19 19

Setuju 66 66

Cenderung Setuju 13 13

Tidak Setuju 2 2

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100 Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap konsep acara Djarum black mild urban culture mencerminkan karakter

dari produk dinilai baik, yaitu sebesar 85% responden. Hal ini karena adanya

kesesuaian konsep acara dan kelangsungan acara selama berlangsung.

Relevant/Relevan

Tabel 4.12 Acara Djarum Black Mild Urban Culture yang disponsori oleh produk

rokok Djarum Black Mild merupakan acara kaum urban terbaik di Indonesia

Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 18 16

Setuju 69 62

Cenderung Setuju 11 10

Tidak Setuju 2 2

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Page 72: Sonia Rachman.pdf

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap terhadap acara Djarum Black Mild urban culture merupakan acara kaum

urban terbaik di Indonesia mendapat tanggapan yang baik dapat dilihat dari

tanggapan responden di tabel 4.12 dari 100 responden 78 responden atau 78%

responden sangat setuju bahwa acara Djarum Black Mild urban culture

merupakan acara kaum urban terbaik di Indonesia

Relevant/Relevan

Tabel 4.13

Semua band pengisi acara (talent) dalam acara Djarum Black Mild Urban Culture membuat Anda semakin tertarik untuk menghadirinya

Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 17 17

Setuju 66 66

Cenderung Setuju 16 16

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap band pengisi acara (talent) di dalam acara Djarum Black Mild urban

culture dapat membuat audience semakin tertarik dalam mengikuti acara tersebut

dinilai baik karena dapat dilihat 83 atau 83 % responden setuju bahwa band yang

mengisi acara tersebut dapat membuat pengunjung semakin tertarik.

Page 73: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.14

Anda sering melihat keberadaan logo (eksistansi merek) melalui media-media yang tersedia dari produk Djarum Black Mild selama acara Djarum

Black Mild Urban Culture Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 23 23

Setuju 56 56

Cenderung Setuju 20 20

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 79 atau 79% responden

menyatakan setuju bahwa selama acara berlangsung responden sering melihat

logo (eksistansi merek) melalui media-media yang tersedia dari produk Djarum

black mild.

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat

diketahui mengenai tanggapan responden terhadap event experience yang

dilakukan oleh PT. Djarum Bandung, untuk memudahkan penilaian dari jawaban

responden, maka dibuat kriteria penilaian sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Cenderung Setuju (CS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Selanjutnya dicari rata-rata tiap responden untuk memudahkan penilaian

dari rata-rata tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis

menentukan banyaknya kelas interval sebesar 5, rumus yang digunakan menurut

Sudjana (2006;79) sebagai berikut :

P = Rentang

Banyak Kelas

Page 74: Sonia Rachman.pdf

Dimana :

P = panjang kelas Interval

Rentang = data terbesar-data terkecil

Banyak kelas = 5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :

P = 5

15

= 0,8

Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

Nilai Rata-rata Interpretasi

1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

1,80-2,59 Tidak Setuju

2,60-3,39 Cenderung Setuju

3,40-4,19 Setuju

4,20-5,00 Sangat Setuju

Untuk memudahkan dalam menganalisa, maka penulis akan menyajikan

hasil analisis penilaian tanggapan konsumen berdasarkan data yang telah

terkumpul diatas dalam bentuk tabel berikut dibawah ini :

Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden untuk Event Experience

No

Pernyataan SS S CS TS STS Total Rata-rata Ket

1 Djarum Black Mild Urban Culture yang diselenggarakan oleh produk rokok Djarum Black Mild dari PT. Djarum adalah acara yang menarik

22 63

14 1 0 406 4.06 Baik

2 Konsep acara Djarum Black Mild Urban Culture mencerminkan

19 66

13 2 0 402 4.02 Baik

Page 75: Sonia Rachman.pdf

karakter dari produk Djarum Black Mild dengan tepat (sesuai)

3 Acara Djarum Black Mild Urban Culture yang disponsori oleh produk rokok Djarum Black Mild merupakan acara kaum urban terbaik di Indonesia

18 69

11 2 0 403 4.03 Baik

4 Semua band pengisi acara (talent) dalam acara Djarum Black Mild Urban Culture membuat Anda semakin tertarik untuk menghadirinya

17 66

16 1 0 399 3.99 Baik

5 Anda sering melihat keberadaan logo (eksistansi merek) melalui media-media yang tersedia dari produk Djarum Black Mild selama acara Djarum Black Mild Urban Culture

23 56

20 1 0 401 4.01 Baik

Jumlah Total 20,11

Rata-Rata 4,02 Baik Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata mengenai Event Experience

adalah sebesar 4,02 artinya Event Experience PT. Djarum Bandung dinilai Baik,

karena nilai rata-rata keseluruhan pernyataan adalah sebesar 4,02 berada pada

interval 3,40-4,19.

Walaupun event experience dinilai baik tapi masih ada yang perlu

diperhatikan mengenai pernyataan-pernyataan Semua band pengisi acara (talent)

dalam acara Djarum Black Mild Urban Culture membuat Anda semakin tertarik

untuk menghadirinya dan responden sering melihat keberadaan logo (eksistansi

merek) melalui media-media yang tersedia dari produk Djarum Black Mild

Page 76: Sonia Rachman.pdf

selama acara Djarum Black Mild Urban Culture, Karena memiliki nilai dibawah

rata-rata. Oleh karena itu sebaiknya PT. Djarum lebih meningkatkan konsep pada

event-event selanjutnya yang akan diadakan oleh PT. Djarum.

4.3 Tanggapan responden terhadap Brand Image PT. Djarum Bandung.

Melalui pernyataan yang diberikan oleh penulis dalam kuesioner yang

disebarkan untuk keperluan penelitian dapat diketahui penilaian responden

terhadap Brand Image PT. Djarum Bandung. Delapan pernyataan yang diajukan

tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap

brand image produk Djarum black mild

Lambang / Logo

Tabel 4.16

lambang atau logo Djarum Black Mild mudah dikenal

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 20 20

Setuju 68 68

Cenderung Setuju 11 11

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden tentang

kemudahan mengenali lambang atau logo Djarum black mild dalam acara Djarum

Black Mild urban culture dinilai baik karena 88 responden atau 88% responden

setuju bahwa mereka dapat dengan mudah mengenali lambang atau logo Djarum

black mild.

Page 77: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.17

merek Djarum Black Mild mudah diucapkan

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 16 16

Setuju 69 69

Cenderung Setuju 14 14

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 85 responden atau 85%

responden setuju dengan pernyataan bahwa merek Djarum black mild mudah

untuk di ucapkan dan hamya 15 responden atau 15% responden yang menyatakan

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Media

Tabel 4.18

kualitas produk Djarum Black Mild baik

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 19 19

Memuaskan 69 69

Cenderung Setuju 11 11

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap kualitas produk Djarum Black mild dinilai sangat baik karena

88responden atau 88% responden setuju bahwa kualitas produk Djarum black

mild baik dan hanya 12% responden yang menyatakan tidak setuju bahwa produk

Djarum black mild berkualitas baik.

Page 78: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.19

harga produk Djarum Black Mild cukup terjangkau

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 15 15

Setuju 68 68

Cenderung Setuju 16 16

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 83 responden atau 83%

responden setuju degan pernyataan yang menyatakan apakah harga produk

Djarum black mild cukup terjangkau yang berarti harga produk memang cukup

terjangkau dan hanya 17 responden atau 17% responden yang tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Suasana

Tabel 4.20

yang berkunjung ke acara Djarum Black Mild Urban Culture mewakili gaya

hidup atau kepribadian sebagai kaum urban

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 22 22

Setuju 60 60

Cenderung Setuju 17 17

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, dapat dilihat 82% responden setuju bahwa

dengan mendatangi acara Djrum black mild urban culture dapat mewakili

kepribadian responden sebagai kaum urban. Hal ini karena konsep acara telah

sesuai dengan kelangsungan acara hal tersebut dapat membuat konsumen merasa

Page 79: Sonia Rachman.pdf

puas. Dan hanya 18% responden yang menyatakan tidak setuju bahwa acara

tersebut dapat mewakili responden sebagai kaum urban..

Tabel 4.21 anda memiliki keinginan untuk mencoba produk Djarum Black Mild

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 23 23

Setuju 54 54

Cenderung Setuju 20 20

Tidak Setuju 3 3

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 77 responden atau 77%

responden setuju dan memiliki keinginan untuk mencoba produk Djarum black

mild, hal ini berarti acara Djarum black mild urban culture dapat mempengaruhi

pengunjung (audience) mempunyai hasrat untuk mencoba produk Djarum black

mild dan hanya 4% responden yang tidak setuju atau tidak berkeinginan untuk

mencoba produk Djarum black mild.

Peristiwa

Tabel 4.22 acara Djarum Black Mild Urban Culture dapat membuat anda lebih

mengetahui produk Djarum Black Mild Pernyataan Jumlah Persentase (%)

Sangat Setuju 21 21

Setuju 63 63

Cenderung Setuju 15 15

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 84 responden atau 84%

responden setuju bahwa acara Djarum black mild urban culture dapat membuat

responden lebih mengenal produk Djarum black mild dan hanya 16 responden

Page 80: Sonia Rachman.pdf

atau 16% responden yang tidak setuju bahwa acara Djarum Black mild urban

culture dapat membuat responden dapat lebih mengetahui produk Djarum black

mild.

Tabel 4.23 Djarum Black Mild menonjolkan keunggulan dari segi harga

Pernyataan Jumlah Persentase (%) Sangat Setuju 10 10

Setuju 62 62

Cenderung Setuju 27 27

Tidak Setuju 1 1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 72 responden atau 72%

responden setuju bahwa produk Djarum black mild menonjolkan keunggulan dari

segi harga dibandingkan dengan produk pesaing, biasanya harga yang lebih murah

dan kualitas produk yang baik akan menimbulkan keinginginan untuk

mengkonsumsi produk tersebut dan hanya 28 responden atau 28% responden yang

tidak setuju bahwa Djarum black mild menonjolkan keunggulan dari segi harga.

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat

diketahui mengenai tanggapan responden akan Brand Image Djarum black mild

PT. Djarum Bandung, untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden,

maka dibuat kriteria penilaian sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Cenderung Setuju (CS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Selanjutnya dicari rata-rata tiap responden untuk memudahkan penilaian

dari rata-rata tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis

menentukan banyaknya kelas interval sebesar 5, rumus yang digunakan menurut

Sudjana (2006;79) sebagai berikut :

Page 81: Sonia Rachman.pdf

P = Rentang

Banyak Kelas

Dimana :

P = panjang kelas Interval

Rentang = data terbesar-data terkecil

Banyak kelas = 5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah :

P = 5

15

= 0,8

Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

Nilai Rata-rata Interpretasi

1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju

1,80-2,59 Tidak Setuju

2,60-3,39 Cenderung Setuju

3,40-4,19 Setuju

4,20-5,00 Sangat Setuju

Untuk memudahkan dalam menganalisa, maka penulis akan menyajikan

hasil analisis penilaian Brand image berdasarkan data yang telah terkumpul diatas

dalam bentuk tabel berikut dibawah ini :

Page 82: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.24

Rekapitulasi Tanggapan Responden untuk Brand Image Djarum Black mild

pada PT. Djarum Bandung

No Pernyataan SS S CS TS STS Total Rata-

rata Ket

1 Apakah lambang atau logo Djarum Black Mild mudah dikenal

20 68 11 1 0 407 4.07 Baik

2 Apakah merek Djarum Black Mild mudah diucapkan

16 69 14 1 0 400 4.00 Baik

3 Apakah kualitas produk Djarum Black Mild baik

19 69 11 1 0 406 4.06 Baik

4 Apakah harga produk Djarum Black Mild cukup terjangkau

15 68 16 1 0 397 3.97 Baik

5 Apakah yang berkunjung ke acara Djarum Black Mild Urban Culture mewakili gaya hidup atau kepribadian sebagai kaum urban

22 60 17 1 0 403 4.03 Baik

6 Apakah anda memiliki keinginan untuk mencoba produk Djarum Black Mild

23 54 20 3 0 397 3.97 Baik

7 Apakah acara Djarum Black Mild Urban Culture dapat membuat anda

21 63 15 1 0 404 4.04 Baik

Page 83: Sonia Rachman.pdf

lebih mengetahui produk Djarum Black Mild

8 Apakah Djarum Black Mild menonjolkan keunggulan dari segi harga

10 62 27 1 0 381 3.81 Baik

Jumlah Total 31,95

Rata-Rata 3,99 Baik Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata mengenai brand image

adalah sebesar 3,99 artinya Brand Image PT. Djarum Bandung dinilai baik, hal ini

didukung oleh diferensiasi brand image seperti symbol, media, suasana dan

peristiwa. Nilai rata-rata keseluruhan pernyataan adalah sebesar 3,99 berada pada

kategori 3,40-4,19. yang berarti baik. Akan tetapi masih ada pernyataan yang

memiliki rata-rata kurang dari 3,99 seperti Apakah harga produk Djarum Black

Mild cukup terjangkau, Apakah anda memiliki keinginan untuk mencoba produk

Djarum Black Mild dan Apakah Djarum Black Mild menonjolkan keunggulan

dari segi harga

4.4 Analisis Pengaruh Event Experience acara Djarum Black Mild Urban

Culture Terhadap Brand Image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum

Bandung.

4.4.1 Uji Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui uji regresi linear sederhana antara Event Experience

dengan Brand Image Pada PT. Djarum Black Mild, dapat dilihat pada tabel 4.17

sebagai berikut:

Page 84: Sonia Rachman.pdf

Tabel 4.25

Regresi linear sederhana Pengaruh Event Experience terhadap Brand Image Pada PT. Djarum Black Mild

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.081

.210

9.916

.000

Event Experience .483

.051

.691

9.476

.000

a. Dependent Variable: Brand Image

Sumber : Data Kuesioner yang diolah

Dari tabel diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.081 + 0,483X

Penjelasan persamaan:

Konstanta sebesar 2.081 menyatakan bahwa jika Event Experience = 0,

maka Brand Image adalah sebesar 2.081. Event Experience memiliki nilai

positif sebesar 0,483, hal ini mengandung arti setiap kegiatan Event

Experience yang dilakukan akan menimbulkan kontribusi sebesar 48,3%

terhadap Brand Image.

4.4.2 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan

pengujian tingkat signifikansi rs dengan perhitungan sebagai berikut :

Ho : rs 0, artinya menunjukan tidak terdapat pengaruh yang positif

antara event experience dengan brand image Djarum Black

Mild Pada PT. Djarum Di Bandung.

Ha : rs > 0, artinya menunjukan terdapat pengaruh yang positif antara

event experience dengan brand image Djarum Black Mild

Pada PT. Djarum Di Bandung.

Kriteria :

- Jika t hitung t tabel ( , df), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

- Jika t hitung < t tabel ( , df), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Page 85: Sonia Rachman.pdf

Untuk mencari ttabel diperlukan tabel nilai distribusi t yang dapat dilihat

pada lampiran, nilai tersebut dinamakan degree of freedom yang didapat dengan

menggunakan rumus dibawah ini :

df = n-2

= 100-2

= 98 Untuk taraf signifikan

= 5% dan df 98 tidak ditemukan dalam tabel

maka perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Mencari ttabel :

ttabel = ( ; df)

= (0,05 ; 98)

98

60

= X

1,671

120

98 1,658

X

38

= X

1,671

22 1,658

X

38 ( 1,658

X ) = 22 ( X

1,671 )

38x

63,004 = 22x

36,762

60x = 99,766

X = 1,663

X = t tabel = 1,663

Tabel 4.26 Uji Hipotesis (Uji t) Pengaruh Event Experience PT. Djarum Bandung

Terhadap Brand Image Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.081

.210

9.916

.000

Event Experience .483

.051

.691

9.476

.000

a. Dependent Variable: Brand Image

Page 86: Sonia Rachman.pdf

Dari tabel 4.29 diatas, dapat dilihat bahwa t hitung = 9,476 lebih besar dari

ttabel = 1,663. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang

positif antara event experience terhadap brand image Djarum Black Mild Pada

PT. Djarum Di Bandung.

Gambar 4.1

Uji Signifikasi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak

Berdasarkan gambar di atas, ttabel = 1.663 dan t hitung = 9,476 berada di

daerah penolakan H0. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pengaruh Event

Experience PT. Djarum Bandung berpengaruh positif terhadap Brand Image.

1,663

0

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

9,476

Page 87: Sonia Rachman.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahasan

Bab IV mengenai Pengaruh Event Experience Acara Djarum Black Mild Urban

Culture Terhadap Brand Image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum Di

Bandung, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan memberikan

beberapa saran sebagai masukan bagi perusahaan.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik

dari kuesioner yang disebarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Tanggapan responden mengenai Event Experience adalah sebesar 4,02

artinya Event Experience PT. Djarum Bandung dinilai Baik. Tanggapan

responden mengenai brand image adalah sebesar 3,99 artinya Brand Image PT.

Djarum Bandung dinilai baik. Nilai rata-rata keseluruhan pernyataan adalah

sebesar 3,99 berada pada kategori 3,40-4,19. yang berarti baik.

Pengaruh Event Experience acara Djarum Black Mild Urban Culture

Terhadap Brand Image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum Bandung

berdasarkan uji regresi linear sederhana antara Event Experience dengan Brand

Image Pada PT. Djarum Black Mild diperoleh persamaan regresi Y = 2.081 +

0,483X Besarnya kontribusi (R Square) pengaruh event experience PT. Djarum

Bandung terhadap brand image sebesar (0,478 x 100% = 47,8%) dan sisanya

52,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Melalui

perhitungan uji t, bahwa t hitung = 9,476 lebih besar dari ttabel = 1,663. Ini berarti

Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat pengaruh yang positif antara event

experience terhadap brand image Djarum Black Mild Pada PT. Djarum Di

Bandung.

Page 88: Sonia Rachman.pdf

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dibahas di atas, maka penulis

mencoba menyampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan, diantaranya

adalah:

1. Untuk pelaksanaan event experience,

Sebaiknya acara Djarum Black Mild Urban Culture diadakan sesering

mungkin dan semua band pengisi acara (talent) dibuat semakin

menarik, dengan cara menambah budget agar dapat mendatangkan

lebih banyak lagi pengisi acara (talent) terkenal yang menjadikan

audien lebih tertarik lagi untuk mengikuti acara Djarum Black Mild

Urban Culture.

Keberadaan logo (eksistansi merek) melalui media-media yang

tersedia dari produk Djarum Black Mild selama acara Djarum Black

Mild Urban Culture harus lebih diperlihatkan, misalnya pada Baliho,

spanduk, umbul-umbul atau pada kaos-kaos panitia penyelenggara.

2. Untuk meningkatkan Brand Image, sebaiknya harga produk Djarum Black

Mild terjangkau oleh konsumen dan lebih menonjolkan keunggulan dari

segi harga. Hal ini untuk menarik konsumen beralih memakai produk

Djarum Black Mild.

3. Pihak manajemen PT. Djarum harus dapat mempertahankan event

experience yang telah dianggap baik pelaksanaannya, serta lebih

meningkatkan lagi karena hal ini untuk mempengaruhi Brand Image.

Page 89: Sonia Rachman.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Ruslan, 2005, Memahami Pemasaran, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Jogjakarta; Liberty,

Belch, George & Belch, Michael A., 2001, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective, Boston; McGraw Hill.

Biels, Alexande. L., 2002, How Brabd Image Drive Brand Equity, Journal Advertising of Research, New York; Penguin Group.

Bilson, Simamora, 2004, Riset Pemasaran, Jakarta; Gramedia Utama.

Buchari, Alma, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Ediai Revisi, Cetakan Keempat, Bandung; Alfabeta.

Butz, H. & Goodstein, 2006, Measuring Customer Value: Gaining the Strategic Advantage, New York; McGraw Hill.

Duncan, Tom, 2005, Principle of Advertising and IMC, International Edition, Edisi Kedua, New York; McGraw Hill.

Etzel & Stanton, 2007, Fundamental of Marketing, 11th Edition, New York; McGraw Hill.

Grey, Anne-Marie & Kim Skildum-Reid, 2006, Event Sponsorship, Cetakan Pertama, Jakarta;PPM,

Griffin, R. W. Dan Ronald J. Elbert, Business 8th Edition. New Jersey; Prentice-Hall

H. Malayu S.P. Hasibuan, 2003, Manajemen, Cetakan Kedua, Jakarta; Bumi Aksara,

Husein, Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama

Jefkins, Frank, 2006, Periklanan, Cetakan Pertama, Edisi Ketiga, Jakarta; PT Erlangga.

K, Gwinner, 2007, A Model of Image Creation and Image Transfer in Event Sponsorship, Vol 14, International Marketing Review, Boston; Harvard Business Scholl.

Page 90: Sonia Rachman.pdf

Kasali, Rhenaldi, 2001, Membidik Pasar Indonesia: Segmentation, Targeting

and Positioning, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip & Armstrong, 2003, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Sembilan, Jilid Satu, Jakarta; Indeks.

Kotler, Philip & Gary Armstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan, Jakarta; PT Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2006, Marketing Management 12e, International Edition, New York; Pearson.

Kotler, Philip, 2005, According to Kotler, Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.

Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001, Pemasaran, Edisi Pertama, Jakarta; Salemba Empat.

Lupiyoadi dan Hamdani, 2001, Managemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Jakarta; Salemba Empat.

Madura, Jeff, 2001, Pengantar Bosnis, Edisi pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu.

Nilasari, Irma & Wiludjeng, Sri, 2006, Pengantar Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu.

Noor, Any,2009, Manajemen Event, Bandung; CV. Alfabeta.

Rangkuti, Freddy, 2008, The Power of Brands, Cetakan Ketiga, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama,

Riduwan, M.B.A., 2007, Skala Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Bandung; Alfabeta.

Robbins, P. Stephen, 2004, Organizational Behaviour, Fifth Edition, Prentice-Hall.

Ruslan, Rosady, 2003, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Saladin, Djaslim, 2007, Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran, Cetakan Keempat, Bandung; CV. Linda Karya.

Shimp, Terence, 2000 Advertising, Promotion, Supplemental Aspectof Intergrated Marketing Communication, Edisi Kelima, Orlando; Harcourt College Publisher.

Page 91: Sonia Rachman.pdf

Simamora, Bilson, 2001, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan

Profitabel, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun dan Sofian Effendi, 2005, Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama

Soehadi, Agus W., 2005, Effective Branding, Jakarta; Quantum.

Sudjana, 2000, Metode Statistika, Edisi Kelima, Bandung; Tarsito.

Sugiono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung; CV. Alfabeta.

Susanto, A.B. & Himawan Wijanarko, 2004, Power Branding, Cetakan Pertama, Bandung; PT. Mizan Pustaka.

Wells, William, 2003, Advertising Principle and Practice, Sixth Edition, Prentice-Hall.

Yazid, 2001, Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Yogyakarta; Ekonosia.

Sumber lain: http://www.blackmildurbanculture.com

http://www.brandingasia.com

http://www.djarum.com

http://www.davedolak.com

http://www.entrepreuner.com

http://www.pengusaha-indonesia.com

http://www.Sponsorship.co.uk

http://www.wikipedia.com

Page 92: Sonia Rachman.pdf

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.