pengaruh religiusitas dan moral disengagement...

148
PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT TERHADAP AGRESIVITAS MASYARAKAT DESA KAMPUNG MELAYU TIMUR KECAMATAN TELUKNAGA, TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: SONIA PEBRIANI NR NIM: 1110070000015 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Upload: dangdung

Post on 13-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT

TERHADAP AGRESIVITAS MASYARAKAT DESA KAMPUNG

MELAYU TIMUR KECAMATAN TELUKNAGA, TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

SONIA PEBRIANI NR

NIM: 1110070000015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

i

PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT

TERHADAP AGRESIVITAS MASYARAKAT DESA KAMPUNG

MELAYU TIMUR KECAMATAN TELUKNAGA, TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

SONIA PEBRIANI NR

NIM: 1110070000015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 3: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
Page 4: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
Page 5: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
Page 6: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

v

LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Untuk kedua orang tuaku Yang dalam setiap hela nafasnya adalah doa untuk sang anak

Untaian kata dalam skripsi ini adalah baktiku Mohonku hanya doa dan restu kalian

Untuk lembaran baru kehidupanku kelak

Tak perlu menjelaskan tentang dirimu pada siapapun.

Karena yang menyukaimu tidak membutuhkannya.

Dan yang membencimu tidak akan mempercayainya.

(Ali bin Abi Thalib)

≈ Seperti bintang di langit yang kelam,

aku akan berlalu seiring berjalan waktu ≈

Page 7: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Januari 2015

C) Sonia Pebriani NR

D) Pengaruh Religiusitas dan Moral Disengagement terhadap Agresivitas

Masyarakat Desa Kampung Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang

E) xvii + 115 Halaman + Lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh religiusitas, moral

disengagement dan demografi (jenis kelamin) terhadap agresivitas masyarakat

desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang. Penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda ini

mengambil masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang sebagai populasinya. Dari populasi tersebut peneliti menggunakan

teknik accidental sampling untuk pemilihan sampel sebanyak 190 orang yang

berusia 20-50 tahun. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan skala

agresivitas, religiusitas dan moral disengagement. Analisis data penelitian

menggunakan software SPSS, sedangkan untuk pengujian validitas konstruk

menggunakan Lisrel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan religiusitas,

moral disengagement dan jenis kelamin terhadap agresivitas masyarakat. Hasil

uji hipotesis minor yang menguji pengaruh dari independent variable hanya satu

dimensi dari variabel religiusitas yang berpengaruh terhadap agresivitas

masyarakat, yaitu unvengefulness. Selanjutnya dari variabel moral

disengagement hanya dimensi blaming/dehumanizing the victim yang

berpengaruh terhadap agresivitas masyarakat. Adapun variabel demografi (jenis

kelamin) tidak berpengaruh terhadap agresivitas masyarakat. Hasil penelitian ini

juga menunjukkan proporsi varians dari agresivitas yang dijelaskan oleh seluruh

independent variabel adalah sebesar 36.6%, sedangkan 63.4% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya, penulis

menyarankan agar menggunakan variabel lain seperti emosi, kontrol diri, tipe

kepribadian, konformitas, budaya atau independent variable lain yang mungkin

berpengaruh terhadap agresivitas.

G) Bahan bacaan: 11 Jurnal + 8 Buku + 8 Artikel + 1 Desertasi + 5 Skripsi

Page 8: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) December 2014

C) Sonia Pebriani NR

D) The Effect of Religiosity and Moral Disengagement of the village of Kampung

Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang Community to Aggressiveness

E) xvii + 115 pages + appendix

F) This study aimed to examine the effect of religiosity, moral disengagement, and

demographics (gender) to the villagers of Kampung Melayu Timur

aggressiveness subdistrict Teluknaga. The study, using a quantitative approach

with multiple regression analysis is taking the villagers of Kampung Melayu

Timur subdistrict Teluknaga as population. Of the population of researcher using

accidental sampling technique for the selection of a sample of 190 people aged

20-50 years. The data collection instrument using a scale of aggressiveness,

religiosity and moral disengagement. The research data analysis using SPSS

software, while for the construct validity testing using Lisrel.

The results showed that there was a significant effect of religiosity, moral

disengagement, and gender of the aggressiveness of the community. The result of

the hypothesis test that examines the effect of minor independent variable is only

one dimension of religiosity variables that affect the aggressiveness of society,

namely unvengefulness. Furthermore, the moral disengagement of variable

dimensions just blaming/dehumanizing the victim that affect the aggressiveness

of society. The demographic variables (sex) do not affect the aggressiveness of

society. The results of this study also shows the proportion of variance explained

by the aggressiveness of the entire independent variable is equal to 36.6%, while

63.4% influenced by other variables outside of this research. For further research,

the authors suggest that the use of other variables such as emotion, self control,

personality type, conformity, cultural or any other independent variables that

may affect the aggressiveness.

G) Reading material: 11 journals + 8 books + 8 articles + 1 dissertation + 5 Thesis

Page 9: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

izin-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh

Religiusitas dan Moral Disengagement terhadap Agresivitas Masyarakat Desa

Kampung Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang”.

Tak lupa shalawat serta salam peneliti selalu curahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, berikut para keluarga dan sahabat. Penelitian skripsi ini

diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh civitas akademik

Fakultas Psikologi. Terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan arahannya

selama ini.

2. Ibu Solicha, M.Si selaku dosen pembimbing I dan ibu Ima Sri Rahmani, M.A.,

Psi selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas waktu, tenaga, pikiran, dan

ilmu yang diberikan kepada peneliti. Semoga Allah membalas budi baik ibu

berlipat ganda.

Page 10: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

ix

3. Pimpinan dan seluruh staff desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang yang telah memberikan kemudahan dan menyediakan waktu untuk

penulis dalam melakukan penelitian. Seluruh masyarakat desa Kampung Melayu

Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang atas bantuan dan kerjasamanya dalam

memperoleh data-data selama penulis melakukan penelitian.

4. Mamah dan Aa yang tak pernah hentinya mendoakan anakmu ini, maaf selalu

membuat kalian cemas. Terima kasih untuk segala asa kalian yang tak akan

pernah ternilai oleh apapun. Mengingat kalian adalah kekuatan terbesar dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kakak-kakakku, Ujang, Nde, Asep, Ai yang selalu bersedia untuk direpotkan.

Terima kasih telah melindungi dan menjadi saudara terbaik untuk adikmu ini.

Keluarga besar Emak dan Bapak. Kalian adalah keluarga terbaik yang peneliti

miliki.

6. Ahmad Fauzi yang tidak pernah bosan mengajarkan peneliti untuk menjadi

seseorang yang lebih baik. Terima kasih atas kesabaran dan kesetiannya.

Keluarga besar Pondok Pesantren Dzunnuraini. Terima kasih selalu memberikan

bantuan, nasehat dan doa untuk peneliti. Dukungan kalian adalah salah satu

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas semangat dan nasehat ibu di dalam ataupun luar perkuliahan.

Page 11: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

x

8. Yashika Angesti, sahabat baik yang telah bersama-sama berjuang dari awal

sampai akhir meski dalam berbagai keadaan. Terima kasih selalu memberikan

bantuan, dukungan, dan perhatian. Semoga kebersamaan ini akan menjadi cerita

indah yang selalu dikenang.

9. Fauzia, Nurul, Putri, sahabat yang sudah seperti saudara dan setia menemani

sejak kecil. Yuni dan Ajri, terima kasih telah menemani masa putih abu-abu.

Kalian sahabat terbaik yang selalu mendukung dan memberi semangat. Semoga

selamanya kita menjadi sahabat.

10. Teman-teman kelas A angkatan 2010, terima kasih atas berbagai pengalaman

berharga yang telah diberikan saat masa-masa kuliah. Terkhusus untuk teman

seperjuangan Dewi Mayangsari, Intan Suryani, Rahmatul Aufa, Khirza Nurmala

dan Ferdiansah Daulay. Semoga ilmu yang kita dapat bermanfaat.

11. Ita Siti Nurhalimah dan Isna Ernawati yang selalu ceria dan ramai setiap harinya.

Terima kasih atas bantuan moril dan materilnya.

12. Teman-teman kosan, Nina Nurmilah, Epin Kurniasih, Ifa, Iin, Ai Nur Fatwa.

Terima kasih untuk bantuan, dukungan, doa dan sarannya, semoga silaturahmi di

antar kita tetap terjaga sampai nanti.

13. Pak deden yang selalu menyapa dan memberikan senyuman manis. Terima kasih

telah menemani peneliti saat di perpustakaan. Semoga Allah selalu membalas

kebaikan bapak.

Page 12: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xi

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan dan bantuan yang diberikan.

Akhirul kalam, tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, segala kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan

penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi pada penelitian

selanjutnya.

Jakarta, 22 Desember 2014

Peneliti

Page 13: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………. i

Lembar Persetujuan……………………………………………………… ii

Lembar Orisinalitas………………………………………………………. iii

Lembar Pengesahan……………………………………………………… iv

Lembar Persembahan dan Motto……………………………………….. v

Abstrak……………………………………………………………………. vi

Kata Pengantar…………………………………………………………… viii

Daftar Isi…………………………………………………………………... xii

Daftar Tabel………………………………………………………………. xv

Daftar Gambar……………………………………………………………. xvi

Daftar Lampiran………………………………………………………….. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………….. 1-13

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………... 9

1.2.1 Pembatasan masalah……………………………….. 9

1.2.2 Perumusan masalah………………………………... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………… 11

1.3.1 Tujuan penelitian…………………………………... 11

1.3.2 Manfaat penelitian…………………………………. 11

1.4 Sistematika Penulisan……………………………………... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI………………………………………….. 14-41

2.1 Agresivitas…………………………………………………. 14

2.1.1 Definisi agresivitas………………………………… 14

2.1.2 Bentuk-bentuk agresivitas…………………………. 15

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas…….. 17

2.1.4 Pengukuran agresivitas…………………………….. 19

2.2 Religiusitas………………………………………………... 21

2.2.1 Definisi religiusitas………………………………... 21

2.2.2 Dimensi-dimensi religiusitas……………………… 22

2.2.3 Pengukuran religiusitas……………………………. 24

2.3 Moral Disengagement.......................................................... 26

2.3.1 Definisi moral disengagement…………………….. 26

2.3.2 Mekanisme moral disengagement………………… 27

Page 14: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xiii

2.3.3 Pengukuran moral disengagement………………… 31

2.4 Kerangka Berpikir…………………………………………. 33

2.5 Hipotesis Penelitian………………………………………... 38

BAB 3 METODE PENELITIAN……………………………………... 42-84

3.1 Populasi dan Sampel………………………………………. 42

3.2 Variabel Penelitian………………………………………… 43

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian……………………. 43

3.2.2 Definisi operasional variabel……………………… 43

3.3 Instrumen Pengumpulan Data…………………………….. 45

3.4 Uji Validitas Konstruk…………………………………….. 49

3.4.1 Uji validitas konstruk agresivitas………………….. 51

3.4.1.1 Agresivitas fisik…………………………… 51

3.4.1.2 Agresivitas verbal…………………………. 53

3.4.1.3 Agresivitas anger…………………………. 54

3.4.1.4 Agresivitas hostility……………………….. 56

3.4.2 Uji validitaas konstruk religiusitas………………... 58

3.4.2.1 General religiosity………………………… 58

3.4.2.2 Social religiosity………………………….. 61

3.4.2.3 Forgiveness………………………………... 63

3.4.2.4 God as judge………………………………. 64

3.4.2.5 Thankfulness………………………………. 66

3.4.2.6 Unvengefulness……………………………. 68

3.4.2.7 Involve god………………………………... 70

3.4.3 Uji validitas konstruk moral disengagement............ 72

3.4.3.1 Cognitive restructuring……………………………. 72

3.4.3.2 Minimizing agency………………………………... 74

3.4.3.3 Distortion of negative consequences……………… 76

3.4.3.4 Blaming/dehumanizing the victim………………… 77

3.5 Prosedur Pengumpulan Data……………………………… 79

3.6 Metode Analisis Data……………………………………... 81

BAB 4 HASIL PENELITIAN………………………………………… 85-100

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Derdasarkan Data Demografi.. 85

4.2 Hasil Analisis Deskriptif…………………………………... 86

4.3 Kategorisasi Skor Variabel………………………………... 88

4.4 Uji Hipotesis……………………………………………….. 90

Page 15: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xiv

4.4.1 Hipotesis mayor……………………………………. 91

4.4.2 Hipotesis minor…………………………………….. 92

4.5 Proporsi Varians Masing-masing IV………………………. 96

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN…………………… 101-110

5.1 Kesimpulan………………………………………………... 101

5.2 Diskusi……………………………………………………... 102

5.3 Saran……………………………………………………….. 108

5.3.1 Saran metodologis………………………………….. 108

5.3.2 Saran praktis………………………………………... 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor untuk pernyataan positif dan negatif skala likert……….. 45

Tabel 3.2 Blue print skala agresivitas…………………………………… 46

Tabel 3.3 Blue print skala religiusitas…………………………………… 47

Tabel 3.4 Blue print skala moral disengagement………………………... 48

Tabel 3.5 Muatan faktor dimensi agresivitas fisik………………………. 52

Tabel 3.6 Muatan faktor dimensi agresivitas verbal…………………….. 54

Tabel 3.7 Muatan faktor dimensi agresivitas anger……………………... 56

Tabel 3.8 Muatan faktor dimensi agresivitas hostility…………………... 58

Tabel 3.9 Muatan faktor dimensi general religiosity……………………. 60

Tabel 3.10 Muatan faktor dimensi social religiosity……………………... 62

Tabel 3.11 Muatan faktor dimensi forgiveness…………………………… 64

Tabel 3.12 Muatan faktor dimensi god as judge………………………….. 66

Tabel 3.13 Muatan faktor dimensi thankfulness………………………….. 68

Tabel 3.14 Muatan faktor dimensi unvengefulness……………………….. 70

Tabel 3.15 Muatan faktor dimensi involve god…………………………... 72

Tabel 3.16 Muatan faktor dimensi cognitive restructuring………………. 74

Tabel 3.17 Muatan faktor dimensi minimizing agency…………………… 75

Tabel 3.18 Muatan faktor dimensi distortion of negative consequences…. 77

Tabel 3.19 Muatan faktor dimensi blaming/dehumanizing the victim……. 79

Tabel 4.1 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi…….. 85

Tabel 4.2 Analisis deskriptif…………………………………………….. 86

Tabel 4.3 Norma skor variabel…………………………………………... 88

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel…………………………………….. 89

Tabel 4.5 Tabel model summary………………………………………… 91

Tabel 4.6 Anova pengaruh keselurusan IV terhadap DV………………. 92

Tabel 4.7 Koefisien regresi……………………………………………… 93

Tabel 4.8 Proporsi varians………………………………………………. 96

Tabel 4.9 Sumbangan masing-masing IV………………………………. 99

Page 17: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema pengaruh religiusitas, moral disengagement dan

demografi terhadap agresivitas……………………………..

37

Gambar 3.1 Path diagram faktor agresivitas fisik……………………… 51

Gambar 3.2 Path diagram faktor agresivitas verbal……………………. 53

Gambar 3.3 Path diagram faktor agresivitas anger…………………….. 55

Gambar 3.4 Path diagram faktor agresivitas hostility………………….. 57

Gambar 3.5 Path diagram faktor general religiosity…………………… 59

Gambar 3.6 Path diagram faktor social religiosity…………………….. 61

Gambar 3.7 Path diagram faktor forgiveness…………………………... 63

Gambar 3.8 Path diagram faktor god as judge…………………………. 65

Gambar 3.9 Path diagram faktor thankfulness…………………………. 66

Gambar 3.10 Path diagram faktor unvengefulness………………………. 69

Gambar 3.11 Path diagram faktor involve god………………………….. 71

Gambar 3.12 Path diagram faktor cognitive restructuring…………….... 73

Gambar 3.13 Path diagram faktor minimizing agency…………………... 74

Gambar 3.14 Path diagram faktor distortion of negative consequences… 76

Gambar 3.15 Path diagram faktor blaming/dehumanizing the victim…… 78

Page 18: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat izin penelitian

Lampiran B Surat balasan penelitian

Lampiran C Kuesioner penelitian

Lampiran D Contoh syntax CFA agresivitas fisik

Lampiran E Contoh output CFA agresivitas fisik

Page 19: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini diuraikan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak sekali insiden yang terjadi sebagai manifestasi perilaku agresif, baik secara

verbal (kata-kata) maupun non-verbal. Saat ini, ekspose berbagai ragam perwujudan

daripada perilaku agresi bisa kita jumpai hampir pada setiap media massa, bahkan

dalam kehidupan lingkungan kita. Mencaci maki, mengumpat, perampokan,

pembunuhan, kerusuhan dan tindak kekerasan serta segala jenis perilaku kriminal

baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok merupakan perwujudan dari

perilaku agresif ini.

Konflik antar warga merupakan salah satu persoalan yang tidak ada habisnya

untuk dibahas. Konflik antarwarga ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk dari

agresivitas karena perilaku tersebut merupakan perilaku negatif yang merupakan

suatu tingkah laku yang tertuju pada keberhasilan menyakiti atau melukai makhluk

hidup yang tidak ingin diperlakukan demikian (Baron & Byrne, 2005). Kemarahan

dan kekerasan yang terjadi seolah menggantikan sopan-santun dan jiwa gotong-

royong masyarakat yang dahulu sering dislogankan di ruang-ruang publik. Kini label

Page 20: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

2

yang mudah melekat bukan lagi bangsa yang ramah, melainkan bangsa yang mudah

marah. Konflik antarwarga itu nyaris sepanjang tahun dan bertebaran hampir di

seluruh daerah di Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki Kemendagri, jumlah

konflik sosial pada 2010 sebanyak 93 kasus, kemudian menurun pada 2011 menjadi

77 kasus, namun kemudian meningkat pada 2012 menjadi 89 kasus hingga akhir

Agustus (Antaranews.com, 25/9/2012). Sekarang sudah menurun angkanya, dari 128

kasus di 2012 menjadi 85 kasus di 2013 (Kompas.com, 6/12/2013).

Secara umum ada beberapa sebab yang melatarbelakangi konflik sosial yang

terjadi di tengah-tengah masyarakat yang paling banyak di antaranya adalah dipicu

oleh ekses pilkada atau pemilihan kepala daerah secara langsung yang kerap kali

memunculkan kelompok-kelompok di antara masyarakat yang mendukung pasangan

calon kepala dan wakil kepala daerah. Akibatnya, terjadilah persaingan antar

kelompok di masyarakat. Hal itu sering mengarah pada persaingan sengit, terkadang

menjurus pada perpecahan bahkan tidak jarang mengarah pada penggunaan fisik dan

kekerasan yang menyebabkan terjadinya gesekan antar pasangan beserta kelompok

pendukungnya, bahkan sampai terjadi bentrok dan tindakan anarkis.

Seperti halnya konflik yang terjadi di Kabupaten Tangerang pada pemilihan

kepada desa (pilkades) serentak yang digelar di 147 desa, pada 30 Juni 2013 lalu,

hingga kini masih menyisakan persoalan. Di Desa Kampung Melayu Timur

Kecamatan Teluknaga, massa pendukung salah satu calon kepala desa meminta

pelaksanaan pilkades digelar ulang. Selain itu, ratusan warga Desa Cirarab

Page 21: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

3

Kecamatan Legok, menggelar aksi unjuk rasa di kantor Bupati Tangerang, Jumat

(19/07/2013). Sempat terjadi keributan antara pengunjuk rasa dan Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP) kabupaten Tangerang, saat pengunjuk rasa mencoba

merangsek masuk ke dalam kantor Bupati Tangerang untuk menemui Kabag

Pemerintah Desa (TrustKota.com, 9 Juli 2013). Bahkan Petugas Reskrim Polresta

Tangerang berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga sebagai pelaku

pengerusakan kantor Desa Pondok Jaya Kecamatan Sepatan, Tangerang, Minggu

(30/6) malam lalu. Mereka melakukan pengerusakan karena tidak puas terhadap

penghitungan suara hasil pemilihan kepala desa (pilkades) di desa tersebut

(Merdeka.com, 2 Juli 2013).

Perilaku agresif yang terjadi di kalangan masyarakat akhir-akhir ini

menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Tindakan agresif yang dilakukan bukan

hanya terjadi secara secara kebetulan atau musiman, melainkan sudah menjadi

kebiasaan bahkan terencana. Tingkah laku agresif oleh sebagian orang juga

dilakukan untuk mengungkapkan emosinya ketika ada sesuatu yang tidak

menyenangkan bagi orang tersebut. Sebagaimana yang dimaksud oleh Buss dan

Perry (1992) bahwa yang dimaksud agresivitas adalah mengacu pada kecenderungan

yang relatif tetap untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi yang berbeda. Di

mana agresi itu sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti

seseorang berupa agresi fisik, agresi verbal, kemarahan dan permusuhan.

Page 22: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

4

Berdasarkan studi literatur, peneliti menyimpulkan beberapa faktor yang

mempengaruhi agresivitas, seperti: tipe kepribadian, religiusitas (Kundarto, 2012),

self-esteem, kecerdasan emosi, konformitas (Fajri, 2013), kontrol diri (Hasanah,

2014), terjadinya moral disengagement, tekanan teman sebaya (Hymel, Henderson &

Bonanno, 2005) dan lain sebagainya. Hasil penelitian Hymel, et.al., (2005)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif pada remaja

diantaranya: moral disengagement (peregangan moral), poor home environments

(lingkungan rumah yang buruk), ineffective parenting and school practices (pola

asuh dan kebiasaan yang tidak efektif di sekolah), peer pressure or exposure to

violent media (tekanan teman sebaya atau keterbukaan media). Hasil penelitian

Hardy, Walker, Rackham dan Olsen (2012) menemukan adanya hubungan antara

religious commitment dan agresi dan empati dengan moral identity sebagai mediator.

Dari beberapa faktor yang sudah disebutkan sebelumnya, peneliti hanya

menentukan beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas, yaitu: religiusitas dan

moral disengagement yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi

agresivitas seseorang. Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mengacu pada

faktor sosio-kultural dalam perilaku agresif. Faktor ini dijadikan sebagai faktor

internal bagaimana perilaku agresif tersebut terjadi pada seseorang dan untuk

mengukur sejauh mana nilai-nilai agama terinternalisasi dalam dirinya dan

bagaimana implikasi hal tersebut terhadap perilaku agresif yang dilakukan secara

umum.

Page 23: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

5

Penelitian Mufidha (2008) tentang hubungan religiusitas dengan perilaku

agresif remaja pada siswa Madrasah Tsanawiyah Persiapan Negeri Batu Malang,

menunjukkan hasil perhitungan skor religius dan perilaku agresif sebesar -0,418

dengan taraf signifikansi 5%. Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang

negatif antara variabel religiusitas (x) dengan perilaku agresif (y), artinya semakin

tinggi tingkat religiusitas maka semakin rendah tingkat agresivitas pada siswa remaja

MTs Persiapan Negeri Batu, sebaliknya semakin rendah tingkat religiusitas maka

semakin tinggi tingkat agresivitas. Penelitian Kundarto (2012) mengenai pengaruh

kepribadian dan religiusitas terhadap perilaku agresi ibu kepada anak, hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap perilaku

agresif ibu kepada anak.

Shaw, Quezada dan Zarate (2011) meneliti tentang bagaimana kekerasan

yang diprediksi dari adanya pengaruh religiusitas dan keteguhan moral (moral

certainty). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada tingkat keteguhan moral

yang lebih tinggi, religiusitas memiliki peranan yang lebih besar pada munculnya

bentuk kekerasan yang dilakukan. Namun kekurangan pada penelitian ini adalah

religiusitas yang diukur hanya pada religious identity.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh religiusitas

terhadap agresivitas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah sampel yang digunakan. Jika

penelitian yang dilakukan oleh Mufidha (2008) dengan sampel remaja dan Kundarto

Page 24: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

6

(2011) dengan sampel para ibu, maka dalam penelitian ini, sampel yang digunakan

adalah masyarakat umum yang berusia 20-50 tahun. Selain itu penulis juga

mengukur religiusitas yang bersifat multidimensional sehingga diharapkan dapat

mengukur religiusitas, baik dari segi ekstrinsik yang berupa ritual/kegiatan

keagamaan serta segi intrinsiknya, yang tergabung dalam dimensi religiusitas seperti

general religiosity (coping religious); social religiosity forgiveness; Tuhan sebagai

penentu/hakim (god as judge); rasa berterima kasih (thankfulness); perasaan tidak

dendam (unvengefulness) dan keterlibatan Tuhan dalam aktifitas keseharian (involve

god) (Kendler, Liu, Gardner, McCullough, Larson, & Prescott, 2003).

Aspek lain yang dapat mempengaruhi agresivitas adalah moral

disengagement. Menurut Bandura (dalam Hymel et.al, 2005) moral disengagement

sebagai suatu proses sosiokognitif di mana rata-rata orang mampu melakukan

perbuatan yang mengerikan terhadap orang lain. Mekanisme yang terjadi dalam

proses moral disengagement menurut Hymel, et.al., (2005) meliputi: cognitive

restructuring (restrukturasi kognitif), minimizing agency (agensi yang diminimalisir),

distortion of negative consequences (menghilangkan konsekuensi negatif) dan

blaming/dehumanizing the victim (menyalahkan atau merendahkan korban).

Hasil dari penelitian Rohmah (2013) yang telah dilakukan pada siswa SMPN

1 Sepatan membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan pola asuh, self-esteem,

moral disengagement dan demografi terhadap kecenderungan bullying. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa variabel cognitive restructuring memiliki

Page 25: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

7

pengaruh yang signifikan terhadap bullying artinya semakin tinggi cognitive

restructuring maka semakin tinggi pula kecenderungan bullying.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hymel, et.al., (2005) yang

menunjukkan bahwa anak yang melakukan bullying memiliki moral disengagement

yang sangat tinggi. Hal ini didukung juga oleh hasil penelitian Paciello, Fida,

Tramontano, Lupinetti, dan Caprara (2008) yang mengemukakan bahwa remaja yang

mempertahankan tingkat yang lebih tinggi dari moral disengagement lebih

cenderung menunjukkan tindakan agresif dan kekerasan. Namun, sampel dalam

penelitian Paciello, et.al., (2008) berusia 14-20 tahun sedangkan sampel dalam

penelitian ini adalah orang dewasa yang berusia 20-50 tahun.

Selain itu, agresi baik fisik maupun psikologis dapat terukur melalui faktor

demografi yang dapat berupa jenis kelamin. Di satu sisi, laki-laki lebih cenderung

untuk melakukan perilaku agresif dan menjadi target dari perilaku tersebut daripada

perempuan. Namun di sisi lain, kadar perbedaan ini tampak bervariasi pada berbagai

situasi. Pertama, perbedaan gender dalam agresi menjadi lebih besar dengan tidak

adanya provokasi daripada ketika ada provokasi. Dengan kata lain, laki-laki secara

signifikan lebih cenderung untuk melakukan perilaku agresif terhadap orang lain

ketika orang lain tersebut tidak memprovokasi mereka dalam cara apapun daripada

perempuan (Betancourt & Miller dalam Baron, 2005). Kedua, temuan penelitian

mengindikasikan bahwa laki-laki cenderung terlibat dalam berbagai bentuk perilaku

agresif langsung dibandingkan perempuan—tindakan yang ditujukan secara

Page 26: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

8

langsung pada target dan secara jelas datang dari agresor (misalnya, kekerasan fisik,

mendorong, menampik, melempar sesuatu pada orang lain, berteriak dan mengejek).

Namun, perempuan daripada laki-laki lebih cenderung untuk terlibat dalam berbagai

bentuk perilaku agresif tidak langsung—tindakan ini termasuk menyebarkan rumor

mengenai target, bergosip di belakang target, mengarang cerita sehingga target

mendapat masalah dan lain-lain (Bjorkqvist, Osterman & Hjelt-Back, dalam Baron,

2005).

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sampel yang digunakan yaitu

masyarakat umum yang berusia 20-50 tahun. Rentang usia ini termasuk masa dewasa

dini dan dewasa madya. Masa dewasa dini merupakan masa pencaharian kemantapan

dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan

emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,

perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian pada pola hidup yang baru,

sedangkan masa dewasa madya merupakan masa penyesuaian diri terhadap

perubahan fisik, penyesuaian diri terhadap perubahan minat, penyesuaian diri

terhadap standar hidup keluarga dan penyesuaian dengan hal-hal yang berkaitan

dengan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat (Hurlock, 1996).

Dari uraian dan berdasarkan fenomena yang sudah dipaparkan di atas,

membuat penulis memutuskan penting untuk meneliti tentang agresivitas yang

dipengaruhi oleh religiusitas dan moral disengagement khususnya pada orang

Page 27: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

9

dewasa. Maka dari itu, penulis tertarik mengambil tema yang berjudul “Pengaruh

Religiusitas dan Moral Disengagement terhadap Agresivitas Masyarakat Desa

Kampung Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh religiusitas

dan moral disengagement terhadap perilaku agresif, maka penulis membatasi

masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Agresivitas yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada pengertian

agresivitas menurut Buss dan Perry (1992) bahwa yang dimaksud agresivitas

adalah mengacu pada kecenderungan yang relatif tetap untuk menjadi agresif

dalam berbagai situasi yang berbeda. Di mana agresi itu sebagai segala bentuk

perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang berupa agresi fisik,

agresi verbal, kemarahan dan permusuhan.

2. Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perwujudan individu

penganut agama yang menggambarkan bagaimana hubungan individu dengan

Tuhannya (dimensi religiusitas general religiosity), bagaimana individu dalam

membina hubungan dengan individu lain maupun sesama penganut agamanya

(dimensi religiusitas social religiosity), bagaimana individu melambangkan

Tuhannya yang mencerminkan kepercayaan dan keyakinannya terhadap

Page 28: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

10

keterlibatan Tuhan dalam urusannya (dimensi religiusitas involved God),

bagaimana individu menggambarkan pendekatan kepedulian; rasa kasih

sayang; dan saling memaafkan terhadap sekitar (dimensi religiusitas

forgiveness), bagaimana individu menggambarkan kekuasaaan yang dimiliki

Tuhan dan mempersepsi bahwa Tuhan lah sebagai penentu/hakim (dimensi

religiusitas God as judge), bagaimana individu menggambarkan perilaku yang

tidak menyimpan rasa dendam (dimensi religiusitas unvengefulness) dan

bagaimana individu tersebut bersyukur (dimensi religiusitas thankfulness)

(Kendler, et.al, 2003).

3. Moral disengagement yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol perilaku yang dilakukan

sehingga memungkinkannya untuk melakukan perilaku yang tidak manusiawi

berdasarkan empat klasifikasi, yaitu cognitive restructuring, minimizing

agency, distortion of negative consequence, dan blaming/dehumanizing the

victim (Hymel et.al, 2005).

4. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di desa Kampung

Melayu kecamatan Teluknaga, Tangerang.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah yang

akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

Page 29: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

11

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan faktor religiusitas, moral disengagement

dan jenis kelamin terhadap agresivitas?

2. Seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas (religiusitas, moral

disengagement dan jenis kelamin) terhadap agresivitas?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh yang signifikan faktor religiusitas, moral disengagement

dan jenis kelamin terhadap agresivitas.

2. Mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas

(religiusitas, moral disengagement dan jenis kelamin) terhadap agresivitas.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori dan

penelitian-penelitian psikologi selanjutnya yang berkaitan dengan agresivitas,

religiusitas dan moral disengagement.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :

Page 30: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

12

a. Mendorong minat individu yang berkecimpung di bidang psikologi untuk

melakukan penelitian yang berkaitan dengan agresivitas, religiusitas dan

moral disengagement.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk meminimalisir

dan menemukan pemecahan masalah pada agresivitas.

c. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang munculnya

agresivitas pada masyarakat Desa Kampung Melayu Timur Kecamatan

Teluknaga, Tangerang yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi

agresivitas dan penanganannya. Penelitian ini diharapkan mampu

memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal

meminimalisir konflik yang terjadi pada saat pilkada.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, penelitian ini terbagi dalam lima bab dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah atau alasan yang

menyebabkan penulis memilih masalah ini sebagi topik penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

Page 31: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

13

BAB 2: LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai teori perilaku agresi yang meliputi

definisi, bentuk-bentuk perilaku agresi, faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku agresi dan pengukuran perilaku agresi; kajian teori mengenai

religiusitas yang meliputi definisi, aspek-aspek, dan pengukuran

religiusitas; kajian teori mengenai moral disengagement yang meliputi

definisi, mekanisme dan pengukuran moral disengagement; serta kerangka

berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai populasi dan sampel, variabel

penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, produser

penelitian dan metode analisis data.

BAB 4: HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai deskripsi subjek penelitian

berdasarkan data demografi, hasil analisis deskriptif, kategorisasi skor, uji

hipotesis dan proporsi varians.

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi

tentang hasil penelitian serta saran metodologis dan saran praktis untuk

penelitian selanjutnya.

Page 32: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai teori-teori dan hal-hal yang berhubungan

dengan masalah yang hendak diteliti diantaranya adalah penjelasan dari teori

variabel agresivitas, religiusitas dan moral disengagement. Selanjutnya terdapat

pembahasan tentang kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

2.1 Agresivitas

2.1.1 Definisi agresivitas

Baron dan Byrne (2005), mendefinisikan agresivitas adalah tingkah laku yang tertuju

pada keberhasilan menyakiti atau melukai makhluk hidup yang tidak ingin

diperlakukan demikian. Menurut Buss dan Perry (1992) bahwa yang dimaksud

agresivitas adalah mengacu pada kecenderungan yang relatif tetap untuk menjadi

agresif dalam berbagai situasi yang berbeda. Di mana agresi itu sebagai segala

bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang berupa agresi fisik,

agresi verbal, kemarahan dan permusuhan.

Sedangkan menurut Taylor, Peplau dan Sears (2009) agresi adalah setiap

tindakan yang diniatkan untuk menyakiti orang lain. Niat adalah faktor yang sangat

penting dan tidak boleh diabaikan. Jika mengabaikan niat, beberapa tindakan yang

Page 33: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

15

menyakiti orang lain mungkin tidak disebut agresif karena tindakan itu ternyata tidak

membahayakan. Jadi, perlu membedakan perilaku menyakiti dengan niat menyakiti.

Agresivitas adalah setiap perilaku yang diarahkan pada individu lain secara

langsung yang dilakukan dengan maksud menyakiti. Selain itu, pelaku harus yakin

bahwa perilaku tersebut akan merugikan dan target termotivasi untuk menghindari

perilaku tersebut (Anderson & Bushman, 2002). Berdasarkan berbagai rumusan

agresivitas yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

agresivitas yaitu perilaku yang ditujukan untuk menyakiti, mengancam atau

membahayakan pihak lain yang dapat dilakukan baik secara fisik maupun verbal.

2.1.2 Bentuk-bentuk agresivitas

Terdapat berbagai bentuk perilaku agresi yang berbeda beda yang diungkapkan oleh

para ahli. Seperti misalnya pendapat Taylor, et.al., (2009) yang membagi agresi

dalam empat jenis, yaitu antisocial aggression, prosocial aggression, sanctioned

aggression dan anger.

1) Antisocial aggression. Agresi anti-sosial adalah tindakan agresif yang

melanggar norma sosial yang diterima umum, seperti tindakan kriminal yang

menyakiti orang lain yang melanggar hukum.

2) Prosocial aggression. Agresi prososial adalah tindakan agresif yang

mendukung norma sosial yang diterima umum dan dianggap baik, seperti

tindakan menegakkan hukum, disiplin yang tepat, dan mematuhi komandan

ketika berperang dianggap sebagai suatu keharusan.

Page 34: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

16

3) Sanctioned aggression. Merupakan agresi yang tidak diharuskan oleh norma

sosial tetapi ada di dalam batas-batasnya dan tindakan ini tidak melanggar

standar moral yang diterima secara umum. Misalnya pelatih menghukum

pemain timnya dengan menyuruh push-up biasanya dianggap bertindak sesuai

dengan haknya dan masih dalam batas yang diterima.

4) Anger. Kemarahan berbeda dengan perilaku agresif dan lebih cenderung pada

perasaan agresif. Perilaku nyata seseorang tidak selalu merefleksikan sikapnya.

Seseorang mungkin dalam hatinya sangat marah namun tidak berusaha untuk

melampiaskan kemarahannya dalam bentuk perilaku menyakiti orang lain.

Buss dan Perry (1992) berpendapat bahwa ada empat bentuk agresi yang biasa

dilakukan oleh individu, yaitu agresi fisik, verbal, kemarahan dan permusuhan atau

kebencian.

1) Agresivitas fisik

Merupakan komponen dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti

orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang dan memukul.

2) Agresivitas verbal

Komponen perilaku motorik seperti menyakiti dan melukai orang lain melalui

verbalisasi, misalnya memaki, mengejek, membentak, berdebat, menunjukkan

ketidaksukaan atau ketidaksetujuan pada orang lain.

Page 35: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

17

3) Agresivitas marah (anger aggression)

Emosi atau afektif seperti perasaan tidak senang sebagai reaksi fisik atau

cedera fisik maupun psikis yang diderita individu, misalnya kesal, hilang

kesabaran dan tidak mampu mengontrol rasa marah.

4) Agresivitas permusuhan (hostility aggression)

Komponen dari perilaku kognitif seperti perasaan benci dan curiga pada orang

lain, iri hati, serta merasa kehidupan yang dialami tidak adil.

Berdasarkan dimensi-dimensi yang telah dipaparkan, dalam penelitian ini, peneliti

memilih untuk menggunakan dimensi-dimensi agresivitas Buss dan Perry (1992)

yakni fisik, verbal, anger dan hostility.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas

Banyak faktor yang mempengaruhi agresivitas seseorang, baik itu berasal dari luar

individu (eksternal) maupun dari dalam individu (internal). Sarwono (2002),

membagi faktor-faktor pencetus perilaku agresi yang berupa berbagai rangsangan

atau pengaruh terhadap agresivitas yang dapat datang dari luar diri sendiri (yaitu

kondisi lingkungan atau pengaruh kelompok) atau dapat datang dari dalam diri

sendiri yaitu pengaruh kondisi fisik dan kepribadian.

1) Kondisi lingkungan

Pada manusia, bukan hanya sakit fisik yang dapat memicu agresi, melainkan

juga faktor psikologis. Selain itu, udara yang sangat panas juga lebih cepat

memicu kemarahan dan agresi. Demikian pula pada saat adanya serangan

Page 36: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

18

cenderung memicu agresi karena pihak yang diserang cenderung membalas.

Kondisi mendesak atau berdesak desakan dan ramai tak terkendali juga dapat

memicu agresi.

2) Pengaruh kelompok

Pengaruh kelompok terhadap perilaku agresif, antara lain adalah menurunkan

hambatan kendali moral. Seseorang dapat ikut terpengaruh oleh kelompok

dalam melakukan tindakan agresif. Selain itu, perilaku agresif dapat dipengaruhi

pula oleh adanya perancuan tanggung jawab (tidak merasa ikut bertanggung

jawab karena dikerjakan beramai-ramai), adanya desakan kelompok dan

identitas kelompok (kalau tidak ikut dianggap bukan anggota kelompok), serta

adanya individuasi (proses melemahnya keterikatan pada kelompok sehingga

terdapat individu yang kurang kuat ketaatannya pada kelompoknya atau

berkembang sendiri secara terpisah).

3) Pengaruh kepribadian dan kondisi fisik

Kondisi diri atau fisik juga mempengaruhi agresivitas. Banyaknya kadar

adrenalin dalam tubuh, misalnya dapat meningkatkan rangsangan dalam tubuh

sehingga orang yang bersangkutan lebih siap dan lebih cepat bereaksi. Berbagai

keadaan arousal terlepas dari sumber dan jenisnya memang dapat saling

memperkuat perilaku agresif.

Selain faktor-faktor agresivitas yang telah dikemukakan di atas, ada pula

faktor lain yaitu religiusitas. Dalam penelitian Huesman, Dubow, dan Boxer (2010),

Page 37: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

19

didapatkan bahwa agresi dapat dipengaruhi pula oleh aspek dari religiusitas, baik

berupa aktifitas keagamaan ataupun rutinitas harian keagamaan seperti berdoa.

Penelitian lain yang dilakukan Kundarto (2012) menunjukan bahwa ada pengaruh

signifikan religiusitas terhadap perilaku agresif ibu kepada anak.

Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi agresivitas adalah moral

disengagement. Hasil penelitian Bandura, Barbaranelli, Caprara, dan Pastorelli

(1996) menemukan bahwa perilaku menyimpang biasanya menggunakan beberapa

teknik moral disengagement. Dengan demikian variabel moral disingegement juga

merupakan variabel yang sangat penting dalam memprediksi perilaku agresi.

2.1.4 Pengukuran agresivitas

Terdapat berbagai alat ukur yang digunakan untuk mengukur agresivitas, diantaranya

adalah (Leon, Reyes, Vila, Perez, Robles & Ramos, 2002):

1. The Cook-Medley Hostility Scale, yang dikembangkan oleh Cook dan Medley

(1954). Skala ini terdiri dari 50 pernyataan benar-salah. Internal konsistensi

pada skala ini dalam versi Inggris dan Spanyol antara 0,75 dan 0,80 dan

reliabilitas skala tes-rites menunjukkan nilai 0,75.

2. The Buss-Durke Hostility Inventory dikembangkan oleh Buss dan Durke (1957).

Instrumen ini terdiri dari 75 pernyataan benar-salah. Terdiri dari kriteria:

assault, indirect, hostility, irritability, negativism, resentment, suspicion, verbal

hostility, dan guilt. Internal konsistensi antara 0,57 dan 0,78 dari versi Spanyol

sebesar 0,86 dan reliabilitas BDHI sebesar 0,82.

Page 38: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

20

3. The Jenkins Activity Scale-Form H, yang dikembangkan oleh Jase-H, Krantz,

Glass dan Snyder (1974). Instrumen ini untuk evaluasi atau membandingkan

tipe A secara global terdiri dari 32 pernyataan. Reliabilitas dalam versi Inggris

dan Spanyol antara 0,75 dan 0,88 dan konsistensinya antara 0,84 dan 0,92.

4. The State-Trait Anger Expression Inventory oleh Spielberger (1988). Instrumen

ini terdiri dari 47 pernyataan, skala ini digunakan pada populasi Spanyol dan

menghasilkan alpha cronbach antara 0,63 dan 0,95.

5. Aggression Questionnaire (AQ) oleh Buss dan Perry (1992). Instrumen ini

terdiri dari 29 pernyataan, pada strandar psikometri menunjukkan reliabilitas

dan internal konsistensi yang adekuat. Instrumen ini memiliki konsistensi

internal antara 0,72 dan 0,89 dan reliabilitas tes antara 0,72 dan 0,80

Sedangkan, pengukuran yang akan peneliti gunakan untuk mengukur

agresivitas dalam penelitian ini adalah skala agresivitas yang diterjemahkan dan

dimodofikasi dari Agression Questionnaire milik Buss dan Perry (1992). Hal ini

karena skala milik Buss dan Perry memiliki validitas yang baik dan reliabilitas serta

internal konsistensi yang adekuat. Selain itu, Agression Questionnaire milik Buss

dan Perry (1992) mengukur empat bentuk agresivitas, yaitu agresivitas fisik,

agresivitas verbal, agresivitas kemarahan dan agresivitas permusuhan, sedangkan

alat ukur yang lainnya hanya mengukur salah satu dari empat bentuk agresivitas

tersebut.

Page 39: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

21

2.2 Religiusitas

2.2.1 Definisi religiusitas

Terdapat berbagai definisi yang diungkapkan oleh para ahli mengenai religiusitas.

Salah satunya dijelaskan oleh Fetzer (1999) yang menekankan pada berbagai faktor

di antarnya yaitu terkait dengan seberapa kuat individu penganut agama merasakan

pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami

kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan

keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief),

memaafkan (forgiveness), melakukan praktik keagamaan (ibadah) secara pribadi

(private religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious/spiritual

coping), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support),

mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama

(commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational

religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference).

Lain halnya dengan Fetzer, Kendler, et.al., (2003) melakukan pengukuran

religiusitas secara luas, dengan mencoba mengembangkan teknik analisis

keberagamaan dengan cara yang lebih mudah yaitu dengan menguraikannya menjadi

beberapa dimensi untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif, yaitu penganut

agama yang menyertakan Tuhan dalam keseharian/masa krisis (general religiousity);

membina hubungan dengan individu sesama penganut agamanya (social religiosity);

percaya pada keterlibatan Tuhan yang positif dalam urusan manusia sehari-hari

Page 40: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

22

(involved God); memiliki kepedulian, rasa kasih sayang dan saling memaafkan

terhadap sekitar (forgiveness); merasa Tuhan memiliki kuasa memberi ganjaran atas

apa yang telah kita lakukan (God as judge); tidak menyimpan rasa dendam

(unvengefulness); dan bersyukur (thankfulness).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa religiusitas diwujudkan dalam

berbagai sisi kehidupan manusia yang tidak hanya pada kegiatan yang kasat mata

tetapi lebih dalam lagi, mencakup aspek perasaan, motivasi dan aspek batiniah

manusia. Dengan demikian religiusitas memiliki makna yang terkait keyakinan,

penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan seorang penganut agama

terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai

pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia.

2.2.2 Dimensi-dimensi religiusitas

Menurut Kendler, et al., (2003) ada tujuh dimensi religiusitas, yaitu:

1. General religiosity/coping religious

Merefleksikan tentang perhatian dan keterlibatan individu dengan hal-hal yang

berkaitan dengan spiritual, seperti menghayati (sensing) keberadaan mereka

selama di alam semesta serta keterlibatan aktif dengan Tuhan dalam kehidupan

sehari-hari maupun ketika sedang bertemu masalah (krisis).

2. Sosial religiosity (Religious ‘social support’)

Pada dimensi ini merefleksikan tingkat interaksi seseorang dengan individu

religius lainnya. Hal ini juga menggambarkan frekuensi kehadiran di tempat

Page 41: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

23

beribadah sehingga dimensi ini disebut social religiosity. Social religiosity

dianggap sama dengan apa yang kita istilahkan dengan religious social

support.

3. Keterlibatan Tuhan (Involve god)

Merefleksikan sebuah kepercayaan terhadap keterlibatan Tuhan yang secara

aktif dan positif dalam urusan manusia (sehari-hari).

4. Forgiveness (sikap memaafkan)

Kendler, et.al. (2003) menggambarkan forgiveness sebagai sikap perhatian,

cinta kasih, dan memaafkan kepada sesama, sehingga dimensi ini tidak

memunculkan istilah Tuhan karena ingin mengukur sikap memaafkan terhadap

sesama individu.

5. Tuhan sebagai penentu/hakim (God as judge).

Dimensi ini menggambarkan tentang kepercayaan bahwa Tuhan akan memberi

ganjaran dari apa yang telah kita lakukan, seperti saat kita melakukan hal baik

maka Tuhan akan memberikan pahala, sebaliknya saat kita melakukan

kesalahan Tuhan akan memberikan hukuman.

6. Rasa tidak dendam (Unvengefulness)

Menggambarkan perilaku yang tidak mendendam yaitu mencerminkan suatu

perilaku yang tidak menaruh rasa dendam.

Page 42: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

24

7. Bersyukur (Thankfulness)

Bagaiman individu menggambarkan rasa syukur (thankfulness), merefleksikan

perasaan berterima kasih yang berlawanan dengan marah terhadap kehidupan

dan Tuhan.

2.2.3 Pengukuran religiusitas

Beberapa pengukuran untuk religiusitas adalah sebagai berikut:

1. The Multidimensional of Religiousness/Spirituality for Use in Health Research

(MMRS) yang disusun oleh Fetzer Institute (1999) yang mengukur religiusitas

dan spiritualitas seseorang berdasarkan 12 indikator, yaitu pengalaman

beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami kebermaknaan

hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan keagamaan

sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan

(forgiveness), melakukan praktik keagamaan (ibadah) secara menyendiri

(private religious practice), menggunakan agama sebagai coping

(religious/spiritual coping), mendapat dukungan penganut sesama agama

(religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual

history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan

keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya

(religious preference).

2. The Centrality of Religiosity Scale (CRS) yang disusun oleh Huber dan Huber

(2012) dengan mengembangkan dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark

Page 43: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

25

dan membuatnya menjadi skala ukuran sentralitas, pentingnya ciri khas atau

makna religius dalam kepribadian individu. Skala ini terdiri dari 15 item yang

mengukur 5 indikator tingkat religiusitas seseorang, yaitu: intellectual

(pengetahuan agama), ideology (pemahaman konsep agama), public practice

(pelaksamaan agama secara umum), private practice (pelaksanaan agama

secara pribadi) dan experience (pengalaman keagamaan).

3. Skala religiusitas yang disusun oleh Kendler, et.al., (2003) yang terdiri dari 78

item yang mengukur general religiosity (coping religious); sosial religiosity;

forgiveness; Tuhan sebgai penetap takdir (god as judge); rasa berterima kasih

(thankfulness); perasaan tidak dendam (unvengefulness) dan keterlibatan Tuhan

dalam aktifitas keseharian (involve god). Skala religiusitas ini disusun

berdasarkan analisa faktor terhadap berbagai alat ukur religiusitas yang selama

ini dipakai para ahli dan peneliti di bidang psikologi agama, yaitu alat ukur

Religious Attitude, Practice Inventory (Spirituality and Theism),

Multidimensional Measurement of Religiousness/Spirituality dan God Image

Scale. (dalam Gazi & Faozah, 2010)

Pengukuran religiusitas yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah menggunakan skala pengukuran yang diterjemahkan dan dimodifikasi dari

skala pengukuran religiusitas yang disusun oleh Kendler, et.al. (2003). Hal ini karena

skala religusitas milik Kendler, et.al. (2003) merupakan hasil dari analisis terhadap

Page 44: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

26

alat ukur religiusitas yang selama ini dipakai para ahli dan peneliti di bidang

psikologi agama.

2.3 Moral Disengagement

2.3.1 Definisi moral disengagement

Banyak para ahli yang menjelaskan tentang definisi moral disengagement. Menurut

Bandura (1999) moral disengagement adalah ketidakmampuan seseorang dalam

mengontrol perilaku yang ia lakukan sehingga memungkinkannya untuk melakukan

perilaku yang tidak manusiawi. Detert, Trevino dan Sweitzer (2008) mendefinisikan

moral disengagement sebagai suatu proses di mana individu membuat keputusan

moral yang tidak etis saat proses regulasi diri dinonaktifkan melalui penggunaan

beberapa mekanisme kognitif kolektif yang saling terkait. Sementara menurut Hyde,

Shaw dan Moilanen (2010) moral disengagement adalah suatu proses ketika salah

satu keyakinan atau nilai-nilai moral membenarkan perilaku antisosial, terdapat

kurangnya disonansi atau hambatan untuk terlibat dalam tindakan antisosial sehingga

tindakan tersebut dapat diterima.

Di sisi lain Bandura (dalam Hymel et.al, 2005) memahami moral

disengagement sebagai suatu proses sosio-kognitif di mana rata-rata orang mampu

melakukan perbuatan yang mengerikan terhadap orang lain. Secara umum, moral

disengagement dapat menjadi landasan seseorang dalam melakukan perbuatan yang

tidak manusiawi dan melanggar moral.

Page 45: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

27

Mengacu pada uraian di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

moral disengagement adalah suatu proses sosial kognitif di mana standar moral

sebagai regulator internal perilaku tidak berfungsi dan proses regulasi diri

dinonaktifkan sehingga menimbulkan perilaku tidak manusiawi. Adapun dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teori moral disengagement Bandura (dalam

Hymel et.al, 2005) sebagai suatu proses sosiokognitif di mana rata-rata orang mampu

melakukan perbuatan yang mengerikan terhadap orang lain. Dengan alasan dalam

teori tersebut menjelaskan secara detail kemunculan terjadinya moral disengagement

pada seseorang serta sudah terdapat alat ukur baku yang dapat digunakan. Dalam

fenomena konflik yang terjadi pada saat pilkada, moral disengagement dapat

dijadikan salah satu faktor yang memprediksi agresivitas dalam konflik tersebut.

2.3.2 Mekanisme moral disengagement

Bandura (1999) menerangkan mekanisme moral disengagement yang terdiri dari

faktor-faktor situasional, meliputi:

1. Moral justification (pembenaran moral)

Moral justification adalah proses di mana seseorang berusaha

merasionalisasikan kekerasan yang dilakukannya terhadap orang lain dengan

membuat perilaku tersebut seperti dapat dibenarkan secara moral (Detert et.al,

2008). Karena pada prosesnya, dalam benak seseorang menganggap bahwa

perilaku yang dilakukannya bermanfaat bagi orang banyak dan memiliki tujuan

yang baik (Bandura, 1999).

Page 46: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

28

2. Euphemistic language (penghalusan bahasa)

Euphemistic language adalah menggunakan bahasa yang umum secara moral

untuk membuat perbuatan yang patut dicela terlihat tidak kasar (tidak

berbahaya) atau bahkan ramah/sopan (Detert et.al, 2008) dan seringkali

seseorang bersikap lebih kejam ketika aksi penyerangan secara verbal

dihapuskan/ditiadakan dan euphemistic language ini digunakan ketika seseorang

ingin menghilangkan tanggung jawab kepada orang yang disakitinya (Bandura,

1999).

3. Advantageous comparison (perbandingan yang menguntungkan)

Advantageous comparison yaitu membandingkan sikap yang tercela dengan

perilaku yang kasar (berbahaya) sehingga membuat perbuatan yang sebenarnya

dapat diterima orang lain (Detert et.al, 2008). Adapun menurut Bandura (1999)

Advantageous comparison merupakan perilaku kekerasan dengan

membandingkan tingkat manfaat yang akan didapatkan jika melakukan

kekerasan tersebut dan hal ini digunakan untuk membuat kekerasan terlihat

baik.

4. Displacement of responsibility (pemindahan tanggung jawab)

Displacement of responsibility yaitu melihat satu perbuatan sebagai hasil

langsung dari sebuah perintah yang otoritatif (Detert et.al, 2008). Menurut

Bandura (1999), biasanya anak buah akan menolak untuk bertanggungjawab

jika terdapat otoritas yang sah (atasan) yang mengambil alih tanggung jawab

Page 47: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

29

terhadap efek yang diakibatkan oleh perilaku merusak anak buahnya. Secara

singkat dapat disimpulkan bahwa pemindahan tanggung jawab terjadi ketika

dalam satu tim ada seorang bawahan yang melakukan kesalahan namun ia

melemparkan tanggung jawab tersebut kepada atasannya karena menurutnya ia

memiliki tanggung jawab atas perilaku bawahannya.

5. Diffusion of responsibility (penyebaran tanggung jawab)

Diffusion of responsibility terjadi ketika tidak ada satu anggota kelompok yang

merasa bertanggungjawab secara personal terhadap perilaku destruktif

(merusak) secara kolektif dalam sebuah kelompok (Detert et.al, 2008) atau

menurut Bandura (1999), diffusion of responsibility terjadi ketika salah seorang

anggota kelompok menutupi kesalahannya dengan melemparkan tanggung

jawab kepada seluruh anggota kelompok.

6. Distorting the consequences (mengabaikan konsekuensi)

Distorting the consequences yaitu meremehkan kemungkinan hasil perbuatan

yang tercela (Detert et.al, 2008). Hal ini terjadi akibat adanya pengabaian atau

distorsi terhadap hasil perilaku destruktif seseorang. Ketika seseorang

melakukan aktifitas yang mengganggu/merusak pihak lain karena alasan

personal atau tekanan sosial biasanya ia menghindar untuk menghadapi

kerusakan yang ia akibatkan sendiri atau meminimalisir akibat tersebut, apabila

upaya untuk meminimalisir kerusakan tidak berhasil maka ia akan

menghilangkan bukti kerusakan tersebut (Bandura, 1999).

Page 48: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

30

7. Dehumanisation (dehumanisasi)

Duhumanisation yaitu kami vs mereka berpikir berdasarkan stereotipe yang

benar (Detert et.al, 2008). Proses dehumanisasi adalah komposisi yang sangat

penting yang terdapat pada perilaku tidak manusiawi. Pada dasarnya seseorang

yang sudah hidup bersama dalam jangka waktu tertentu akan mudah berempati

terhadap kesedihan yang dialami rekannya karena mereka telah melalui berbagai

pengalaman, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, sehingga

dehumanisasi akan sulit terjadi kecuali pelaku akan membenci dan mengutuk

dirinya sendiri atas perbuatan buruknya tersebut. Hal ini dirasakan oleh korban

kekerasan (Bandura, 1999).

8. Attributin of blame (atribusi menyalahkan)

Attributin of blame yaitu membebaskan diri dari tuduhan dengan menempatkan

kesalahan terhadap target perilaku kekerasan (Detert et.al, 2008) serta menurut

Bandura (1999), menimpakan kesalahan pada musuh atau lingkungan

merupakan salah satu cara untuk membebaskan diri dari tuduhan. Dalam proses

ini biasanya orang menganggap dirinya sebagai korban yang dipaksa untuk

melakukan tindakan kekerasan. Dengan membenarkan perilaku tersebut tidak

hanya membuat perilaku merusak itu dimaklumi bahkan pelaku dapat

menganggap dirinya tidak melakukan kesalahan sama sekali atau menganggap

dirinya melakukan hal yang benar.

Page 49: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

31

Dengan mengacu pada teori Bandura, Hymel, et.al., (2005) mengklasifikasikan

kedelapan mekanisme moral disengagement tersebut menjadi empat klasifikasi,

yaitu:

1. Cognitive restructuring, meliputi: pembenaran moral (moral justification),

penghalusan bahasa (euphemistic labeling), dan perbandingan yang

menguntungkan (advantageous comparisons).

2. Minimizing agency, meliputi: pemindahan tanggung jawab (displacement of

responsibility) dan penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility).

3. Distortion of negative consequences, meliputi: mengabaikan konsekuensi

(distorting the consequences).

4. Blaming/dehumanizing the victim, meliputi: dehumanisasi (dehumanization) dan

atribusi menyalahkan (attribution of blame).

Peneliti berasumsi bahwa empat klasifikasi tersebut sangat efektif karena sudah

mencakup semua mekanisme moral disengagement oleh karenanya dalam penelitian

ini peneliti menggunakan empat klasifikasi moral disengagement yang

dikembangkan oleh Hymel, et.al., (2005) yang mengacu pada teori moral

diesengagement dari Bandura (1999) tersebut.

2.3.3 Pengukuran moral disengagement

Berdasarkan hasil membaca literatur tentang moral disengagement, peneliti

menemukan beberapa instrumen untuk mengukur moral disengagement, yaitu:

Page 50: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

32

1. Moral disengagement scale yang disusun McAlister, Bandura dan Owen (2006)

yang terdiri dari 10 item. Item tersebut diukur dengan menggunakan lima poin

skala Likert mulai dari sangat setuju (+2), ragu-ragu (0), sampai sangat tidak

setuju (-2). Nilai-nilai positif merupakan pernyataan yang sesuai dari berbagai

mode moral disengagement, nilai-nilai negatif merupakan pernyataan yang tidak

sesuai.

2. Moral disengagement scale yang disusun Gulandri (2012) yang terdiri 32 item

yang mengukur moral justification, euphemistic labeling, advantageous

comparisons, displacement of responsibility, diffusion of responsibility,

distortion of negative consequences, blaming/ dehumanizing the victim dan

attribution of blame.

3. Moral disengagement scale yang disusun oleh Hymel et.al., (2005) yang terdiri

dari 18 item yang mengukur empat kategori meliputi: cognitive restucturing,

minimazing agency, distortion of negative consequences dan

blaming/dehumanizing the victim.

Pengukuran moral disengagement yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah menggunakan skala pengukuran yang diterjemahkan dan dimodifikasi dari

skala pengukuran moral disengagement yang disusun oleh Hymel et.al (2005).

Karena alat ukur ini mencakup empat kategori meliputi: cognitive restucturing,

minimazing agency, distortion of negative consequences dan blaming/dehumanizing

Page 51: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

33

the victim yang telah mencakup kedelapan mekanisme moral disengagement yang

dijelaskan oleh Bandura (1999).

2.4 Kerangka Berpikir

Agresivitas merupakan perilaku yang maladaptif yang sering muncul akhir-akhir ini

di lingkungan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari berita-berita media massa

yang menyorot banyaknya perilaku agresif yang muncul dan sulit ditangani,

misalnya konflik antarsuku di suatu daerah dan tawuran yang terjadi saat pemilihan

kepala daerah. Berbagai bentuk agresivitas muncul dalam konflik pilkada tersebut.

Sebagai contoh adanya unjuk rasa, bentrokan antar warga dan aparat keamanan,

bahkan pengrusakan kantor kepala desa yang terjadi di beberapa desa di Kabupaten

Tangerang beberapa saat selepas dilaksanakannya pemilihan kepala daerah serentak.

Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas,

diantaranya religiusitas, moral disengagement dan jenis kelamin. Faktor pertama

yang mempengaruhi agresivitas adalah religiusitas. Gazi dan Faozah (2010)

menjelaskan bahwa religiusitas merupakan bagian dari kehidupan sosial umat

manusia yang tidak bisa dilepaskan dari aspek kemasyarakatan. Religiusitas sosial

mencerminkan tingkat interaksi seseorang dengan orang lain yang semazhab,

seagama atau berbeda agama. Kesalehan sosial seseorang akan tampak pada sikap

atau penilainnya terhadap orang lain atau terhadap segala sesuatu yang bersifat

sosial.

Page 52: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

34

Namun, salah satu implikasi dari interaksi sosial adalah terjadinya

kesalahfahaman dan konflik antar pribadi atau antar kelompok. Konflik ini dapat

menimbulkan perilaku agresif seseorang. Religiusitas memiliki kontribusi dalam

menentukan perilaku agresif. Menurut Fetzer (1999), dimensi religiusitas memiliki

korelasi dengan perilaku agresif. Dengan dimensi-dimensi religiusitas tersebut,

individu dapat memiliki arah dalam menentukan perilakunya dalam keseharian

sehingga individu mampu berperilaku sesuai dengan tuntunan kitab suci dengan

ajaran kasih sayangnya bukan untuk menyakiti individu lainnya. Kundarto (2012)

dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa religiusitas mempengaruhi perilaku

agresif. Hasil penelitian Huesman, Dubow dan Boxer (2010) juga menyimpulkan

bahwa agresi mampu dipengaruhi pula oleh aspek religiusitas, baik berupa aktifitas

keagamaan ataupun rutinitas harian keagamaan seperti berdoa. Sehingga dapat

diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin

rendah tingkat agresivitas orang tersebut.

Faktor internal lain yang mempengaruhi agresivitas yaitu moral

disengagement. Peregangan moral merupakan suatu proses sosiokognitif dimana

seseorang mampu melakukan perbuatan yang mengerikan terhadap orang lain.

Menurut Bandura (1999) agensi moral merupakan manifestasi kemampuan untuk

melakukan perilaku yang tidak manusiawi dan kemampuan proaktif untuk

melakukan perilaku manusiawi. Agensi moral berhubungan dengan teori self

sosiokognitif yang mencakup self-organizing, proactive, self-reflective dan

Page 53: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

35

mekanisme self-regulatory yang berpusat pada standar personal untuk melakukan

self-sanction. Self-regulatoy akan mengembangkan perilaku moral yang tidak akan

muncul jika tidak diaktifkan dan moral tersebut akan mengarahkan perilaku sosial

dengan moral self-sanction yang secara selektif tidak akan berhubungan dengan

perilaku tidak manusiawi.

Namun ketika seseorang berpikir bahwa perilaku agresif merupakan perilaku

yang wajar (pembenaran secara moral) maka orang itu akan melakukan hal tersebut

tanpa rasa bersalah. Karena tidak merasa bersalah maka orang itupun akan

menunjukkan perbandingan yang menguntungkan (cognitive restructuring) dari

perilaku agresif tersebut, dan kemudian akan melemparkan tanggung jawab (atas

perilaku agresif) kepada orang lain (minimazing agency) dengan semaunya. Ketika

sudah tidak lagi mempedulikan konsekuensi atas apa yang sudah dilakukannya

(distortion of negative consequences) maka pada akhirnya orang itu akan dengan

mudah menyakiti dan menyalahkan orang yang ia sakiti (korban perilaku agresif)

atas perbuatan yang dilakukan terhadapnya (blaming/dehumazing the victim). Jadi,

moral disengagement adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol perilaku

yang ia lakukan sehingga memungkinkannya untuk melakukan perilaku yang tidak

manusiawi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi seseorang mengalami

moral disengagement maka semakin tinggi pula tingkat agresivitas orang tersebut.

Faktor yang terakhir yaitu faktor perbedaan gender (jenis kelamin) yaitu

antara laki-laki dan perempuan. Betancourt dan Miller (dalam Baron, 2005)

Page 54: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

36

menjelaskan bahwa laki-laki daripada perempuan, secara signifikan lebih cenderung

untuk melakukan perilaku agresif terhadap orang lain ketika orang lain tersebut tidak

memprovokasi mereka dalam cara apapun. Secara umum, pria lebih agresif

ketimbang wanita dalam agresi fisik dan verbal, terutama dalam hal agresi fisik.

Perbedaan jenis kelamin ini lebih besar dalam setting alamiah (misalnya, memukul

dan menendang dalam permainan) ketimbang dalam setting laboratorium (misalnya,

memukul boneka di ruang riset) (Eagly & Stefen, 1986; Hyde, 1986; Knight, Fabes

& Higgins, 1996; dalam Taylor, et.al., 2009). Dibandingkan anak lelaki, anak

perempuan kurang menyetujiu tindakan agresif dan menganggap diri mereka

bersalah jika melakukannya (Bettencourt & Miller, dalam Taylor, et.al., 2009).

Menurut Eagly dan Steffen (dalam Taylor, et.al., 2009), wanita sering lebih merasa

bersalah, cemas, dan takut terhadap tindakan agresif dan karenanya menahan

dorongan agresif mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh religiusitas, moral

disengagement dan demografi terhadap agresivitas. Untuk memperoleh gambaran

yang lebih jelas, maka dalam penelitian ini dibuat kerangka pemikiran guna

mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh serta hubungan dari masing-masing

variabel terhadap perilaku agresivitas. Disamping itu dapat digunakan untuk

mengetahui arah dari penelitian ini. Secara singkat kerangka berpikir penelitian ini

dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut ini:

Page 55: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

37

Religiusitas

Moral Disengagement

Gambar 2.1

Skema pengaruh religiusitas, moral disengagement dan demografi terhadap

Agresivitas

Forgiveness

Sosial Religiosity

God as judge

Thankfulness

Unvengefulness

Involve God

AGRESIVITAS

Cognitive Restucturing

Blaming/Dehumanizing The

Victim

Distortion of Negative

Consequences

Minimazing Agency

Jenis Kelamin

General religiosity/coping

religious

Page 56: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

38

2.5 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh independen variabel yang

ditentukan terhadap dependen variabel. Independen variabel dalam penelitian ini

adalah religiusitas (general religiosity/coping religious; sosial religiosity;

forgiveness; Tuhan sebagai penetap takdir/God as judge; Rasa berterima

kasih/thankfulness; Perasaan tidak dendam/unvengefulness; keterlibatan Tuhan

dalam aktifitas keseharian/involve God), moral disengagement (cognitive

restructuring, minimazing agency, distortion of negative consequences, dan

blaming/dehumanizing the victim) dan demografi (jenis kelamin). Sedangkan

dependen variabelnya adalah agresivitas.

Hipotesis mayor

Ha: Ada pengaruh yang signifikan variabel religiusitas (general religiosity,

sosial religiosity, forgiveness, god as judge, thankfulness, unvengefulnes

dan involve god), variabel moral disengagement (cognitive restructuring,

minimizing agency, distortion of negative consequences dan

blaming/dehumanizing the victim) dan variabel demografi (jenis

kelamin) terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Page 57: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

39

Hipotesis minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan General religiosity (coping religious)

terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan sosial religiosity terhadap agresivitas

masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan Forgiveness terhadap agresivitas

masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan Tuhan sebgai penetap takdir (God as

judge) terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan rasa berterima kasih (Thankfulness)

terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan rerasaan tidak dendam

(Unvengefulness) terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung

Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Page 58: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

40

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan keterlibatan Tuhan dalam aktifitas

keseharian (Involve God) terhadap agresivitas masyarakat desa

Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan cognitive restucturing terhadap

agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan

Teluknaga, Tangerang.

Ha9: Ada pengaruh yang signifikan minimazing agency terhadap

agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan

Teluknaga, Tangerang.

Ha10: Ada pengaruh yang signifikan distortion of negative terhadap

agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan

Teluknaga, Tangerang.

Ha11: Ada pengaruh yang signifikan blaming/dehumanizing the victim

terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Ha12: Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap agresivitas

masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang.

Page 59: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

41

Tetapi pada penelitian ini hipotesis yang diuji adalah hipotesis nihil (H0), yaitu:

“Tidak ada pengaruh yang signifikan religiusitas, moral disengagement dan

demografi terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur Kecamatan

Teluknaga, Tangerang”

Page 60: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen

pengumpulan data, uji validitas konstruk, prosedur pengumpulan data, dan metode

analisis data.

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menetap di Desa Kampung

Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang. Peneliti memilih populasi di desa

tersebut karena desa tersebut merupakan salah satu desa yang mengalami konflik

pada pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan serentak di Kabupaten Tangerang

(TrustKota.com, 9 Juli 2013). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini nonprobability sampling dengan menggunakan metode accidental

sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti berpeluang untuk

menjadi sampel penelitian bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.

Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 190 orang. Sampel yang diambil

berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu: warga yang menetap berusia 20-50 tahun

dan ikut serta dalam pelaksanaan pikada di Desa Kampung Melayu Timur

Kecamatan Teluknaga, Tangerang.

Page 61: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

43

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Dependent variable: Agresivitas

2. Independent variable:

a) Religiusitas (general religiosity, sosial religiosity, forgiveness, god as

judge, thankfulness, unvengefulnes dan involve god)

b) Moral disengagement (cognitive restructuring, minimizing agency,

distortion of negative consequences dan blaming/dehumanizing the victim)

c) Demografi (jenis kelamin)

3.2.2 Definisi operasional variabel

Setelah menentukan variabel mana yang menjadi variabel dependen dan variabel

independen, maka selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari variabel-

variabel penelitian yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan definisi variabel operasional adalah sebagai berikut:

a. Agresivitas

Agresivitas yaitu perilaku masyarakat Desa Kampung Melayu Timur

Kecamatan Teluknaga, Tangerang yang ditujukan untuk menyakiti,

mengancam atau membahayakan pihak lain yang dapat dilakukan secara fisik

maupun verbal dan langsung atau tidak langsung yang diukur melalui skor

Page 62: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

44

dengan skala perilaku agresif berdasarkan teori Buss dan Perry (1992) yang

meliputi dimensi perilaku agresif fisik, verbal, anger dan hostility.

b. Religiusitas

Religiusitas adalah perwujudan masyarakat penganut agama di Desa Kampung

Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang berdasarkan dimensi general

religiosity, sosial religiosity, forgiveness, god as judge, thankfulness,

unvengefulnes dan involve god yang diukur dengan skala religiusitas milik

Kendler, et.al. (2003).

c. Moral disengagement

Moral disengagement adalah suatu proses sosial kognitif masyarakat Desa

Kampung Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang di mana standar

moral sebagai regulator internal perilaku tidak berfungsi dan proses regulasi

diri dinonaktifkan sehingga menimbulkan perilaku tidak manusiawi yang

diukur melalui skor yang diperoleh dari hasil skala moral disengagement

berdasarkan teori Hymel, et.al. (2005) yang mengukur empat kategori yaitu

cognitive restucturing, minimazing agency, distortion of negative consequences

dan blaming/dehumanizing the victim.

d. Jenis kelamin dari data background sampel.

Page 63: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

45

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini berbentuk skala model Likert, yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Subjek diminta untuk

memilih salah satu dari pilihan jawaban yang masing-masing jawaban menunjukan

kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek.

Model skala Likert ini terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan

negatif (unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Skor untuk Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert

Kategori Favorable Unfavorable

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga alat ukur, yaitu:

alat ukur agresivitas, alat ukur religiusitas dan alat ukur moral disengagement.

1. Skala agresivitas

Agresivitas didapatkan dari alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan

menterjemahkan dan memodifikasi skala agresivitas Buss & Perry (1992).

Agresivitas yang diukur berdasarkan bentuk-bentuknya, yakni perilaku

agresivitas fisik, verbal, kemarahan (anger) dan permusuhan (hostility). Ada pun

Page 64: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

46

blue print skala agresivitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

berikut ini:

Tabel 3.2

Blue print skala agresivitas

No. Dimensi Indikator Favo Unfavo Jumlah

1. Agresivitas fisik

(Physical aggression)

Menyakiti orang lain

dengan cara menyerang

4, 5, 8, 9

- 4

Menyakiti orang lain

dengan cara memukul

1, 2, 3, 6 7 5

2. Agresivitas verbal

(Verbal aggression)

Suka berkata kasar

kepada orang lain

10, 12, 14 - 3

Berkata tidak

sopan/mengumpat orang

lain

11, 13 - 2

3. Agresivitas anger Menunjukkan rasa kesal 16 - 1

Tidak mampu

mengontrol rasa marah

17, 19, 20,

21

15, 18 6

4. Agresivitas hostility Menunjukkan rasa benci 25 - 1

Merasa curiga pada

orang lain

26, 27, 28,

29

- 4

Menunjukkan rasa iri

hati

22, 24 - 2

Merasa kehidupan yang

dialaminya tidak adil

23 - 1

Jumlah 26 3 29

2. Skala religiusitas

Religiusitas didapatkan dari alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan

menterjemahkan dan memodifikasi skala religiusitas Kendler, et al., (2003).

Dalam skala ini terdapat tujuh sub skala yang bertujuan untuk mengukur dimensi

general religiosity (coping religious); sosial religiosity; forgiveness; Tuhan

sebagai penentu/hakim (god as judge); Rasa berterima kasih (thankfulness);

Perasaan tidak dendam (unvengefulness) dan keterlibatan Tuhan dalam aktifitas

Page 65: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

47

keseharian (involve god). Adapun blue print skala religiusitas dijelaskan dalam

tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Blue print skala religiusitas

No. Dimensi Indikator Favo Unfavo Jumlah

1. General religiosity /

coping

Menggambarkan hubungan

Indivdu dengan Tuhan

1, 2, 4,

11, 14,

16, 17

42 8

Keterlibatan aktif dengan

Tuhan dalam sehari-hari

5, 6, 10,

13

43 5

Keterlibatan aktif dengan

Tuhan dalam masa krisis /

menghadapi kesulitan

7, 8, 9 44, 45 5

Perhatian dan keterlibatan

individu dengan hal-hal yang

berkaitan dengan spiritual

maupun keagamaan

3, 12, 15 - 3

2. Sosial religiosity Membina hubungan dengan

individu sesame manusia

maupun sesama penganut

agama

18, 19, 20 46 4

Kehadiran di tempat

beribadah

21, 22 47 3

3. Forgiveness Memaafkan orang lain dan

diri sendiri

27, 28, 29 - 3

Merasakan kepedulian, rasa

kasih sayang dan saling

memaafkan pada dunia

30, 31, 50 56 4

4. God as judge Mempercayai tuhan sebagai

penetap takdir

32, 33 - 2

Mempercayai hukum dan

nilai-nilai dari Tuhan

34, 35,

36, 51

- 4

5. Thankfulness Merasakan bersyukur 39, 41 - 2

Menggambarkan perasaan

berterima kasih

40 55 2

6. Unvengefulness Membebaskan diri dari rasa

dendam

37, 38,

57, 61

52, 53,

54, 58,

59, 60

10

7. Involve god Mempercayai Tuhan 23, 24 48 3

Meyakini Tuhan 25, 26 49 3

Jumlah 45 16 61

Page 66: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

48

3. Skala moral disengagement

Moral disengagement diukur dengan menggunakan kuesioner yang peneliti

terjemahkan dan modifikasi dari skala moral disengagement Hymel et.al (2005).

Alat ukur ini terdiri dari 18 item yang memiliki empat kategori yaitu: cognitive

restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences dan

blaming/dehumanizing the victim. Adapun blue print skala moral disengagement

dijelaskan dalam tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Blue print skala moral disengagement

No. Dimensi Indikator Favo Unfavo Jumlah

1. Cognitive

restructuring

Menganggap agresivitas

adalah wajar

1,9,13,16 5 5

2. Minimizing

agency

Tidak bertanggung

jawab atas terjadinya

perilaku agresif dengan

melemparkan tanggung

jawab tersebut kepada

orang lain/orang yang

memiliki otoritas

2,6 10 3

3. Distortion of

negative

consequences

Mengabaikan akibat dari

perilaku agresif

3,7,11,14 - 4

4. Blaming/

dehumanizing

the victim

Menyalahkan korban

dan menganggap

agresivitas terjadi karena

mereka sendiri (korban)

4,8,12,15,1

7,18

- 6

Jumlah 14 4 18

Page 67: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

49

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas konstruk

instrumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor

Analysis) untuk pengujian vaiditas instrument, yaitu instrumen 1) agresivitas, 2)

religiusitas dan 3) moral disengagement. Umar (2011) menjelaskan langkah-langkah

yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang baik adalah:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional

sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.

Konsep ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subskala

bersifat unidimensional.

3. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square

yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p > 0,05) berarti

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square

signifikan (p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model

pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

4. Jika nilai Chi-Square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang

Page 68: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

50

ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih

dari satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh

model fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah

selanjutnya.

5. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1,96 (absolut), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).

6. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat

bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-drop.

7. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi,

maka item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga

mengukur hal lain.

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software

LISREL (Joreskog dan Sorbom, 1999). Uji validitas tiap alat ukur akan

dipaparkan pada sub bab berikut.

Page 69: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

51

3.4.1 Uji validitas konstruk agresivitas

3.4.1.1 Agresivitas fisik

Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur agresivitas fisik. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 105,56, df = 27, p-

value = 0,00000, RMSEA = 0,124. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Path diagram faktor agresivitas fisik

Page 70: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

52

Berdasarkan gambar 3.1, terlihat Chi-Square = 33,53, df = 22, p-value =

0,05475, RMSEA = 0,053. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas fisik.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Muatan faktor item agresivitas fisik

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

1 0,30 0,08 3,58 V + 2

2 0,63 0,08 8,06 V + 0

3 0,74 0,08 9,64 V + 0

4 0,36 0,08 4,38 V + 2

5 0,24 0,09 2,77 V + 1

6 0,63 0,08 8,17 V + 1

7 0,27 0,08 3,24 V + 1

8 0,25 0,08 2,96 V + 3

9 0,30 0,08 3,62 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 71: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

53

3.4.1.2 Agresivitas verbal

Peneliti menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur agresivitas verbal. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 28,04, df = 5, p-value =

0,00004, RMSEA = 0,156. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2

Path diagram faktor agresivitas verbal

Berdasarkan gambar 3.2, terlihat Chi-Square = 6,30, df = 3, p-value =

0,09803, RMSEA = 0,076. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas verbal.

Page 72: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

54

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Muatan faktor item agresivitas verbal

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

10 0,39 0,09 4,43 V + 1

11 0,63 0,09 6,74 V + 0

12 0,66 0,10 6,57 V + 1

13 0,32 0,10 3,16 V + 1

14 0,22 0,09 2,46 V + 1

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.1.3 Agresivitas anger

Peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur agresivitas anger. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 49,94, df = 14, p-value =

0,00001, RMSEA = 0,117. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap

Page 73: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

55

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.3

Path diagram faktor agresivitas anger

Berdasarkan gambar 3.3, terlihat Chi-Square = 19,88, df = 12, p-value =

0,06933, RMSEA = 0,059. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas anger.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut.

Page 74: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

56

Tabel 3.7

Muatan faktor item agresivitas anger

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

15 0,29 0,08 3,65 V + 1

16 0,37 0,08 4,87 V + 1

17 0,40 0,08 5,19 V + 1

18 -0,31 0,08 -4,04 V - 1 *

19 0,71 0,07 10,33 V + 0

20 0,75 0,07 10,94 V + 0

21 0,82 0,07 12,28 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t< -1,96 atau t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat 6 item yang memiliki t > 1,96

dan satu item yang memiliki t < -1,96 yaitu item 18. Pada kolom koefisien terdapat

item yang muatan faktornya negatif yaitu item 18. Berdasarkan hasil korelasi

kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran > 5.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu item yang di drop yaitu item no 18,

artinya item tersebut tidak ikut serta dianalisis.

3.4.1.4 Agresivitas hostility

Peneliti menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur agresivitas hostility. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 80,12, df = 20, p-

value = 0,00000, RMSEA = 0,126. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Page 75: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

57

Gambar 3.4

Path diagram faktor agresivitas hostility

Berdasarkan gambar 3.4, terlihat Chi-Square = 21,92, df = 20, p-value =

0,18792, RMSEA = 0,039. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas hostility.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut.

Page 76: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

58

Tabel 3.8

Muatan faktor item agresivitas hostility

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

22 0,49 0,07 6,61 V + 0

23 0,76 0,07 10,91 V + 1

24 0,69 0,07 9,92 V + 0

25 0,59 0,07 8,23 V + 0

26 0,59 0,07 8,19 V + 1

27 0,62 0,07 8,29 V + 2

28 0,53 0,07 7,14 V + 2

29 0,52 0,07 7,10 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.2 Uji validitas konstruk religiusitas

3.4.2.1 General religiosity

Peneliti menguji apakah dua puluh satu item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur general religiosity. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 1274,64,

df = 189, p-value = 0,00000, RMSEA = 0,174. Oleh karena itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut

ini:

Page 77: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

59

Gambar 3.5

Path diagram faktor general religiosity

Berdasarkan gambar 3.5, terlihat Chi-Square = 144,11, df = 119, p-value =

0,05845, RMSEA = 0,033. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu general religiosity.

Page 78: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

60

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Muatan faktor item general religiosity

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

1 0,78 0,06 12,88 V + 6 *

2 0,78 0,06 12,84 V + 7 *

3 0,86 0,06 15,00 V + 5

4 0,85 0,06 14,49 V + 9 *

5 0,85 0,06 14,56 V + 8 *

6 0,67 0,06 10,39 V + 6 *

7 0,63 0,06 9,79 V + 8 *

8 0,70 0,06 11,15 V + 4

9 0,62 0,07 9,41 V + 7 *

10 0,38 0,07 5,40 V + 8 *

11 0,75 0,06 12,16 V + 9 *

12 0,75 0,06 12,22 V + 4

13 0,71 0,06 11,02 V + 8 *

14 0,84 0,06 14,48 V + 3

15 0,85 0,06 14,43 V + 6 *

16 0,72 0,06 11,52 V + 7 *

17 0,40 0,07 5,82 V + 8 *

42 0,04 0,07 5,80 V + 9 *

43 0,05 0,07 0,67 X + 7 *

44 0,39 0,07 5,66 V + 4

45 0,51 0,07 7,48 V + 7 *

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, terdapat item yang memiliki t < 1,96 yaitu item 43.

Pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.

Berdasarkan hasil korelasi kesalahan, diketahui terdapat beberapa item yang

memiliki korelasi kesalahan > 5, yaitu item 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17,

Page 79: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

61

42, 43 dan 45. Hal ini menunjukkan bahwa ada enam belas item yang di drop yaitu

1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 42, 43 dan 45, artinya item tersebut tidak

ikut serta dianalisis.

3.4.2.2 Social religiosity

Peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur social religiosity. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 122,16, df = 14, p-value =

0,00000, RMSEA = 0,202. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.6

Path diagram faktor social religiosity

Page 80: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

62

Berdasarkan gambar 3.6, terlihat Chi-Square = 15,73, df = 11, p-value =

0,15152, RMSEA = 0,048. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social religiosity.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Muatan faktor item social religiosity

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

18 0,65 0,07 8,81 V + 0

19 0,49 0,08 6,18 V + 2

20 0,65 0,07 8,78 V + 1

21 0,77 0,07 10,80 V + 0

22 0,51 0,08 6,73 V + 1

46 0,27 0,08 3,34 V + 1

47 0,57 0,08 7,52 V + 1

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 81: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

63

3.4.2.3 Forgiveness

Peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur forgiveness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 109,95, df = 14, p-value =

0,00000, RMSEA = 0,190. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.7

Path diagram faktor forgiveness

Berdasarkan gambar 3.7, terlihat Chi-Square = 13,41, df = 9, p-value =

0,14486, RMSEA = 0,051. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu forgiveness.

Page 82: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

64

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11

Muatan faktor item forgiveness

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

27 0,44 0,07 6,06 V + 2

28 0,44 0,07 6,01 V + 3

28 0,66 0,07 9,54 V + 2

30 0,95 0,06 14,77 V + 0

31 0,73 0,07 10,77 V + 0

50 0,33 0,07 4,48 V + 1

56 0,06 0,08 0,84 X + 2 *

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat item yang memiliki t < 1,96

yaitu item 56. Pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya

negatif. Berdasarkan hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki

korelasi kesalahan pengukuran > 5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu item

yang di drop yaitu item 56, artinya item tersebut tidak ikut serta dianalisis.

3.4.2.4 God as judge

Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur god as judge. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 106,97, df = 9, p-value = 0,00000,

Page 83: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

65

RMSEA = 0,240. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.8

Path diagram faktor god as judge

Berdasarkan gambar 3.8, terlihat Chi-Square = 2,73, df = 3, p-value =

0,49870, RMSEA = 0,000. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu god as judge.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

Page 84: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

66

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Muatan faktor item god as judge

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

32 0,75 0,07 11,38 V + 2

33 0,83 0,06 13,21 V + 1

34 0,84 0,06 13,25 V + 2

35 0,79 0,07 11,50 V + 3

36 0,80 0,06 12,55 V + 2

51 -0,11 0,08 -1,31 X - 2 *

Keterangan: tanda V = signifikan (t< -1,96 atau t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat 5 item yang memiliki t > 1,96

dan satu item yang memiliki t < -1,96 yaitu item 51. Berdasarkan hasil korelasi

kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran > 5.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu item yang di drop yaitu item 51, artinya

item tersebut tidak ikut serta dianalisis.

3.4.2.5 Thankfulness

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur thankfulness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 7,60, df = 2, p-value = 0,02233,

RMSEA = 0,122. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Page 85: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

67

Gambar 3.9

Path diagram faktor thankfulness

Berdasarkan gambar 3.9, terlihat Chi-Square = 1,09, df = 1, p-value =

0,29567, RMSEA = 0,022. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu thankfulness.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.13 berikut.

Page 86: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

68

Tabel 3.13

Muatan faktor item thankfulness

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

39 0,66 0,07 9,50 V + 0

40 0,89 0,07 13,42 V + 0

41 0,73 0,07 10,46 V + 1

55 0,51 0,08 6,72 V + 1

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.2.6 Unvengefulness

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur unvengefulness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 301,39, df = 35, p-

value = 0,00000, RMSEA = 0,201. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Page 87: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

69

Gambar 3.10

Path diagram faktor unvengefulness

Berdasarkan gambar 3.10, terlihat Chi-Square = 25,71, df = 16, p-value =

0,05824, RMSEA = 0,057. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu unvengefulness.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

Page 88: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

70

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Muatan faktor item unvengefulness

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

37 0,48 0,07 6,55 V + 4

38 0,46 0,07 6,15 V + 5

52 0,70 0,07 9,74 V + 4

53 0,53 0,08 6,98 V + 4

54 0,72 0,07 10,69 V + 1

57 0,26 0,08 3,46 V + 4

58 0,81 0,06 12,69 V + 1

59 0,33 0,08 4,22 V + 4

60 0,60 0,07 8,01 V + 4

61 0,24 0,08 3,05 V + 7 *

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui terdapat item yang memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5 yaitu item 61. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu item yang

di drop yaitu item 61, artinya item tersebut tidak ikut serta dianalisis.

3.4.2.7 Involve god

Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur involve god. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 86,84, df = 9, p-value = 0,00000,

RMSEA = 0,214. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

Page 89: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

71

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.11

Path diagram faktor involve god

Berdasarkan gambar 3.11, terlihat Chi-Square = 4,13, df = 6, p-value =

0,65942, RMSEA = 0,000. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu involve god.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

Page 90: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

72

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15

Muatan faktor item involve god

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

23 0,88 0,06 15,00 V + 1

24 0,91 0,06 15,92 V + 0

25 0,75 0,06 11,86 V + 1

26 0,82 0,06 13,41 V + 1

48 0,61 0,07 8,95 V + 1

49 0,68 0,07 10,12 V + 2

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96 yang

artinya koefisien muatan faktor item-item tersebut signifikan. Pada kolom koefisien

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan hasil korelasi

kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran > 5.

Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item akan di analisis

dalam perhitungan skor faktor.

3.4.3 Uji validitas konstruk moral disengagement

3.4.3.1 Cognitive restructuring

Peneliti menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur cognitive restructuring. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 53.22, df = 5, p-

value = 0,00000, RMSEA = 0,226. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

Page 91: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

73

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.12

Path diagram faktor cognitive restructuring

Berdasarkan gambar 3.12, terlihat Chi-Square = 3,49, df = 3, p-value =

0,32254, RMSEA = 0,029. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu cognitive restructuring.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.16 berikut.

Page 92: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

74

Tabel 3.16

Muatan faktor item cognitive restructuring

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

1 0,42 0,08 5,27 V + 0

5 0,20 0,06 3,05 V + 1

9 0,94 0,11 8,28 V + 1

13 1,06 0,11 9,29 V + 1

16 0,60 0,09 6,94 V + 1

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96. Pada

kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan

hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan

pengukuran > 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item

akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.

3.4.3.2 Minimizing agency

Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur minimizing agency. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, diperoleh model fit seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 3.13

Path diagram faktor minimizing agency

Page 93: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

75

Berdasarkan gambar 3.13, terlihat Chi-Square = 0,00, df = 0, p-value =

1,00000, RMSEA = 0,000. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu minimizing agency.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.17 berikut:

Tabel 3.17

Muatan faktor item minimizing agency

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

2 0,86 0,25 3,36 V + 0

6 0,34 0,12 2,81 V + 0

10 0,34 0,12 2,81 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96 yang

artinya koefisien muatan faktor item-item tersebut signifikan. Pada kolom koefisien

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan hasil korelasi

kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran > 5.

Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item akan di analisis

dalam perhitungan skor faktor.

Page 94: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

76

3.4.3.3 Distortion of negative consequences

Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur distortion of negative consequences. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model fit seperti pada gambar berikut

ini:

Gambar 3.14

Path diagram faktor distortion of negative consequences

Berdasarkan gambar 3.14, terlihat Chi-Square = 3,09, df = 2, p-value =

0,21297, RMSEA = 0,054. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu distortion of negative consequences.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

Page 95: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

77

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.18 berikut.

Tabel 3.18

Muatan faktor item distortion of negative consequences

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

3 0,27 0,12 2,23 V + 0

7 1,27 0,47 2,71 V + 0

11 -0,17 0,09 -1,91 X - 0 *

14 0,24 0,11 2,15 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t < -1,96 atau t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat 3 item yang memiliki t >

1,96, satu item yang memiliki t > -1,96 dan koefisien muatan faktor negative yaitu

item 11. Berdasarkan hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki

korelasi kesalahan pengukuran > 5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu item

yang di drop yaitu item 11, artinya item tersebut tidak ikut serta dianalisis.

3.4.3.4 Blaming/dehumanizing the victim

Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur blaming/dehumanizing the victim. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 18,91, df

= 9, p-value = 0,02597, RMSEA = 0,076. Oleh karena itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar berikut

ini:

Page 96: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

78

Gambar 3.15

Path diagram faktor blaming/dehumanizing the victim

Berdasarkan gambar 3.15, terlihat Chi-Square = 12.24, df = 8, p-value =

0,14101, RMSEA = 0,053. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value > 0,05 (tidak

signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu blaming/dehumanizing the victim.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau

tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.19 berikut.

Page 97: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

79

Tabel 3.19

Muatan faktor item blaming/dehumanizing the victim

No.

item

Koefisien Standard

Error

Nilai t Signifikan Muatan Korelasi

kesalahan

Keterangan

4 0,34 0,08 4,23 V + 0

8 0,59 0,08 7,73 V + 0

12 0,41 0,08 5,17 V + 0

15 0,32 0,08 3,93 V + 1

17 0,65 0,08 8,69 V + 1

18 0,83 0,07 11,12 V + 0

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan, *(di drop)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t > 1,96 yang

artinya koefisien muatan faktor item-item tersebut signifikan. Pada kolom koefisien

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan hasil korelasi

kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran > 5.

Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item akan di analisis

dalam perhitungan skor faktor.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data,

yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum turun ke lapangan, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti

kemudian menentukan variabel yang akan diteliti yaitu agresivitas, religiusitas,

moral disengagement dan faktor demografi yaitu jenis kelamin. Setelah itu

mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang

teoritis. Setelah mendapatkan teori-teori secara lengkap kemudian penulis

Page 98: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

80

menyiapkan, membuat dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala agresivitas, religiusitas dan moral disengagement.

2. Menentukan sampel penelitian, yaitu masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik accidental (siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti berpeluang

untuk menjadi sampel penelitian bila dipandang orang tersebut cocok sebagai

sumber data).

3. Membuat surat izin penelitian kepada Fakultas Psikologi dengan melampirkan

surat persetujuan pembimbing dan alat ukur penelitian untuk keperluan izin

penelitian di tempat penelitian yaitu Desa Kampung Melayu Timur Kecamatan

Teluknaga, Tangerang.

4. Peneliti mendiskusikan item-item penelitian dengan dosen pembimbing dan

teman-teman mahasiswa psikologi serta melakukan percobaan kepada 30 orang

masyarakat umum untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan mampu

dimengerti atau tidak.

5. Selanjutnya, penulis melakukan pengambilan data dengan cara memberikan

kuesioner pada masyarakat Desa Kampung Melayu Timur Kecamatan

Teluknaga, Tangerang yang menjadi responden pada penelitian ini. Setelah

mendapatkan data yang diinginkan, penulis melakukan skoring terhadap hasil

skala yang telah terkumpul untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan

Page 99: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

81

pengujian dari hasil skala yang sudah didapatkan untuk dianalisis datanya

dengan menggunakan software Lisrel 8.70.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh religiusitas dan

moral disengagement yang mempengaruhi agresivitas secara empiris, maka peneliti

mengolah data yang didapat dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda

(Multiple Regression Analysis). Teknik analisis regresi berganda ini digunakan untuk

menentukan ketetapan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel bebas (IV), yaitu religiusitas, moral disengagement, dan jenis kelamin

dengan agresivitas (DV).

Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk

model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y) dengan lebih dari satu

variabel bebas (independent; prediktor; X).

Persamaan regresi penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 +

b10X10 + b11X11 + b12X12

Page 100: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

82

Jika dituliskan variabelnya maka:

Y = variabel dependen yang dalam hal ini adalah agresivitas

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1 = General religiosity/coping

X2 = Social support

X3 = Forgiveness

X4 = God as judge

X5 = Thankfulness

X6 = Unvengefulness

X7 = Involve God

X8 = Cognitive restructuring

X9 = Minimizing agency

X10 = Distortion of negative consequences

X11 = Blaming / dehumanizing the victim

X12 = Jenis Kelamin

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi

berganda antara religiusitas, moral disengagement, dan jenis kelamin. Besarnya

agresivitas yang disebabkan faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan

oleh oefisien determinasi berganda atau R2. R

2 menunjukkan variasi atau perubahan

Page 101: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

83

variabel terikat (Y) disebabkan variabel bebas (X) atau digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau merupakan

perkiraan proporsi varians dari intense yang dijelaskan oleh religiusitas, moral

disengagement dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumusan

sebagai berikut:

Untuk membuktikan apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka dapat diuji

dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan menggunakan

rumus:

Dimana k adalah jumlah independen variabel dan N adalah jumlah sampel.

Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel

independen yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependen variabel. Kemudian

dilanjutkan dengan uji t dimana ini digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang

diberikan variabel bebas (X) signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-

sendiri atau parsial. Uji ini digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas

(X) benar-benar memberikan kontribusi terhadap variabel terikat (Y), oleh karenanya

Page 102: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

84

sebelum didapat uji t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standard error estimate

dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square dibagi SSx.

Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien

regresi) dengan Sb itu sendiri.

Uji t akan dilakukan sebanyak 12 kali sesuai dengan hipotesis nihil yang hendak

diujikan. Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard error dari b. hasil

uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti. Seluruh

perhitungan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS.

Page 103: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

85

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi deskripsi subjek penelitian berdasarkan data

demografi, hasil analisis deskriptif, kategorisasi skor, uji hipotesis dan proporsi

varians.

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Data Demografi

Berikut adalah deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi yang

diperoleh:

Tabel 4.1

Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi

Data Demografi ∑

Jenis Kelamin

Laki-laki 95 (50%)

Perempuan 95 (50%)

Rentang Usia

21-30 84 (44.21%)

31-40 56 (29.48%)

41-50 50 (26.31%)

Berdasarkan tabel 4.1, subjek laki-laki sebanyak 95 orang dan subjek perempuan 95

orang. Menurut rentang usia, subjek yang berusia antara 21-30 merupakan subjek

terbanyak pada penelitian ini, yaitu 84 orang.

Page 104: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

86

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean

serta standar deviasi variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Analisis deskriptif

Variabel N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation

Agresivitas 190 27.26 75.9 50.0002 9.34265

General Religiosity 190 19.69 61.95 49.9998 9.08066

Social Religiosity 190 22 68.41 49.9997 8.68668

Forgiveness 190 18.15 67.98 49.9992 8.97582

God as Judge 190 20.91 60.81 49.9996 9.36074

Thankfulness 190 20.42 62.89 50.0005 8.93004

Unvengefulness 190 14.78 67 49.9999 8.90900

Involve God 190 20.76 60.37 50.0005 9.37997

Cognitive Restructuring 190 36.41 78.53 49.9999 8.71434

Minimizing Agency 190 32.88 63.46 50.0002 7.93136

Distortion of Negative

Consequences

190 34.93 70.89 49.9999 9.61194

Blaming 190 31.45 73.77 49.9999 8.56768

Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel agresivitas

memiliki nilai minimum sebesar 27.26, nilai maksimum sebesar 75.9, nilai rata-rata

sebesar 50.0002 dan standar deviasi sebesar 9.34265. Variabel general religiosity

memiliki nilai minimum sebesar 19.69, nilai maksimum sebesar 61.95, nilai rata-rata

sebesar 49.9998 dan standar deviasi sebesar 9.08066. Variabel social religiosity

memiliki nilai minimum sebesar 22, nilai maksimum sebesar 68.41, nilai rata-rata

sebesar 49.9997 dan standar deviasi sebesar 8.68668. Variabel forgiveness memiliki

Page 105: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

87

nilai minimum sebesar 18.15, nilai maksimum sebesar 67.98, nilai rata-rata sebesar

49.9992 dan standar deviasi sebesar 8.97582. Variabel god as judge memiliki nilai

minimum sebesar 20.91, nilai maksimum sebesar 60.81, nilai rata-rata sebesar

49.9996 dan standar deviasi sebesar 9.36074. Variabel thankfulness memiliki nilai

minimum sebesar 20.42, nilai maksimum sebesar 62.89, nilai rata-rata sebesar

50.0005 dan standar deviasi sebesar 8.93004. Variabel unvengefulness memiliki nilai

minimum sebesar 14.78, nilai maksimum sebesar 67, nilai rata-rata sebesar 49.9999

dan standar deviasi sebesar 8.90900. Variabel involve god memiliki nilai minimum

sebesar 20.76, nilai maksimum sebesar 60.37, nilai rata-rata sebesar 50.0005 dan

standar deviasi sebesar 9.37997. Variabel cognitive restructuring memiliki nilai

minimum sebesar 36.41, nilai maksimum sebesar 78.53, nilai rata-rata sebesar

49.9999 dan standar deviasi sebesar 8.71434. Variabel minimizing agency memiliki

nilai minimum sebesar 32.88, nilai maksimum sebesar 63.46 nilai rata-rata sebesar

50.0002 dan standar deviasi sebesar 7.93136. Variabel distortion of negative

consequences memiliki nilai minimum sebesar 34.93, nilai maksimum sebesar 70.89,

nilai rata-rata sebesar 49.9999 dan standar deviasi sebesar 9.61194. Variabel

blaming/dehumanizing the victim memiliki nilai minimum sebesar 31.45, nilai

maksimum sebesar 73.77, nilai rata-rata sebesar 49.9999 dan standar deviasi sebesar

8.56768.

Page 106: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

88

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah dan

tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma seperti tertera pada tabel 4.3

berikut:

Tabel 4.3

Norma skor variabel

Norma Kategorosasi

X < Mean Rendah

X > Mean Tinggi

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel agresivitas, general religiosity,

social religiosity, forgiveness, god as judge, thankfulness, unvengefulness, involve

god, cognitive restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences

dan blaming/dehumanizing the victim pada tabel 4.4 berikut:

Page 107: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

89

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Presentase

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Agresivitas 101 89 53.2 46.8

General religiosity 102 88 53.7 46.3

Social religiosity 101 89 53.2 46.8

Forgiveness 74 116 39 61

God as judge 89 101 46.8 53.2

Thankfulness 103 87 54.2 45.8

Unvengefulness 90 100 47.4 52.6

Involve God 76 114 40 60

Cognitive restructuring 94 96 49.5 50.5

Minimizing agency 129 61 67.9 32.1

Distortion of negative

consequences 123 67 64.7 35.3

Blaming/dehumanizing

the victim 99 91 52.1 47.9

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari total 190 subjek yang

memiliki skor agresivitas yang tinggi sebanyak 46.8% atau 89 orang dan yang

memiliki skor rendah sebanyak 53.2% atau 101 orang. Sampel yang memiliki skor

general religiosity yang tinggi sebanyak 46.3% atau 88 orang dan yang memiliki

skor rendah sebanyak 53.7% atau 102 orang. Sampel yang memiliki skor social

religiosity yang tinggi sebanyak 46.8% atau 88 orang dan yang memiliki skor rendah

sebanyak 53.2% atau 101 orang. Sampel yang memiliki skor forgiveness yang tinggi

sebanyak 61% atau 116 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 39% atau 74

orang. Sampel yang memiliki skor god as judge yang tinggi sebanyak 53.2% atau

101 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 46.8% atau 89 orang. Sampel

Page 108: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

90

yang memiliki skor thankfulness yang tinggi sebanyak 45.8% atau 87 orang dan yang

memiliki skor rendah sebanyak 54.2% atau 103 orang. Sampel yang memiliki skor

unvengefulness yang tinggi sebanyak 52.6% atau 100 orang dan yang memiliki skor

rendah sebanyak 47.4% atau 90 orang. Sampel yang memiliki skor involve god yang

tinggi sebanyak 60% atau 114 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 40%

atau 76 orang. Sampel yang memiliki skor cognitive restructuring yang tinggi

sebanyak 50.5% atau 96 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 49.5% atau

94 orang. Sampel yang memiliki skor minimizing agency yang tinggi sebanyak

32.1% atau 61 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 67.9% atau 129

orang. Sampel yang memiliki skor distortion of negative consequences yang tinggi

sebanyak 35.3% atau 67 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 64.7% atau

123 orang. Sampel yang memiliki skor blaming/dehumanizing the victim yang tinggi

sebanyak 47.9% atau 91 orang dan yang memiliki skor rendah sebanyak 52.1% atau

99 orang.

4.4 Uji Hipotesis

Selanjutnya, uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap

DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan teknik multiple regression.

Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil

analisis faktor. Alasan penulis menggunakan faktor skor ini ialah untuk menghindari

dampak negatif dari kesalahan pengukuran.

Page 109: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

91

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20.0. Dalam regresi ada 3 hal yang

dilihat, yaitu melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen (%) varians

DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh

secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing IV.

4.4.1 Hipotesis mayor

Pengujian hipotesis dilakukan dilakukan dengan berapa tahapan. Langkah pertama

peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dari

dependent variable, yaitu agresivitas yang diprediksikan oleh keseluruhan

independent variable. Adapun R square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Tabel model summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .605a

.366 .323 7.68609

a. Predictors: (Constant), General Religiosity, Social Religiosity, Forgiveness, God as Judge,

Thankfulness, Unvengefulness, Involve God, Cognitive Restructuring, Minimizing Agency,

Distortion of Negative Consequences, Blaming, Jenis kelamin

b. Dependent variable: Agresivitas

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa perolehan R-square

sebesar 0,366 atau 36,6%. Artinya proporsi varians dari agresivitas yang dijelaskan

oleh semua independent variable adalah sebesar 36,6%. Sedangkan 63,4% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 110: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

92

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable

terhadap agresivitas. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6040.444 12 503.370 8.521 .000a

Residual 10456.454 177 59.076

Total 16496.898 189 a. Predictors: (Constant), General Religiosity, Social Religiosity, Forgiveness, God as Judge,

Thankfulness, Unvengefulness, Involve God, Cognitive Restructuring, Minimizing Agency,

Distortion of Negative Consequences, Blaming, Jenis kelamin

b. Dependent variable: Agresivitas

Berdasarkan data pada tabel 4.6 kolom signifikansi diketahui bahwa (p<0.05)

atau signifikan, maka hipotesis nihil ditolak. Oleh karenanya hipotesis mayor yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent variable

terhadap agresivitas ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari religiusitas

(general religiosity, social religiosity, forgiveness, god as judge, thankfulness,

unvengefulness, involve god), moral disengagement (cognitive restructuring,

minimizing agency, distortion of negative consequences, blaming) dan variabel

demografis (jenis kelamin) terhadap agresivitas.

4.4.2 Hipotesis minor

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independent variable. Jika

p<0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut

memiliki dampak yang signifikan terhadap agresivitas. Adapun penyajiannya

ditampilkan pada tabel 4.7 berikut.

Page 111: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

93

Tabel 4.7.

Koefisien regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 33.368 9.147 3.648 .000

General Religiosity -.017 .110 -.016 -.154 .878

Social Religiosity .118 .100 .110 1.180 .240

Forgiveness .089 .088 .085 1.008 .315

God as Judge -.115 .112 -.116 -1.030 .304

Thankfulness .036 .097 .034 .369 .713

Unvengefulness -.227 .095 -.216 -2.396 .018

Involve God -.084 .131 -.084 -.637 .525

Cognitive Restructuring -.032 .100 -.030 -.316 .752

Minimizing Agency -.004 .094 -.004 -.047 .963

Distortion of Negative

Consequences

.106 .066 .109 1.600 .111

Blaming .462 .086 .424 5.386 .000

Jenis Kelamin -.004 1.187 .000 -.003 .998 a. Dependent Variable: Agresivitas

Berdasarkan data pada tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai signifikan pada kolom

yang paling kanan (kolom ke-6) jika p<0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap agresivitas dan sebaliknya. Dari hasil di atas

koefisien regresi dari unvengefulness dan blaming/dehumanizing the victim

dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan sisa lainnya tidak

signifikan. Hal ini berarti bahwa dari 12 independent variable hanya unvengefulness

dan blaming/dehumanizing the victim yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien

regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:

Page 112: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

94

1. Variabel general religiosity: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,017

dengan nilai P-value sebesar 0,878 (p > 0,05), yang berarti bahwa general

religiosity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

2. Variabel social religiosity: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,118

dengan nilai P-value sebesar 0,240 (p > 0,05), yang berarti bahwa sosial

religiosity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

3. Variabel forgiveness: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,089 dengan

nilai P-value sebesar 0,315 (p > 0,05), yang berarti bahwa forgiveness tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

4. Variabel god as judge: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,115 dengan

P-value sebesar 0,304 (p > 0,05), yang berarti bahwa god as judge tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

5. Variabel thankfulness: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,036 dengan P-

value sebesar 0,713 (p > 0,05), yang berarti bahwa thankfulness tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

6. Variabel unvengefulness: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,227

dengan nilai P-value sebesar 0,018 (p < 0,05), yang berarti bahwa

unvengefulness memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

agresivitas. Dapat disimpulkan, semakin rendah unvengefulness maka semakin

tinggi agresivitas.

Page 113: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

95

7. Variabel involve god: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,084 dengan P-

value sebesar 0,525 (p > 0,05), yang berarti bahwa involve god tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

8. Variabel cognitive restructuring: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0,032 dengan P-value sebesar 0,752 (p > 0,05), yang berarti bahwa cognitive

restructuring tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

9. Variabel minimizing agency: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,004

dengan P-value sebesar 0,963 (p > 0,05), yang berarti bahwa minimizing

agency tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

10. Variabel distortion of negative consequences: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0,106 dengan P-value sebesar 0,111 (p > 0,05), yang berarti bahwa

distortion of negative consequences tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas.

11. Variabel blaming/dehumanizing the victim: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0,462 dengan P-value sebesar 0,000 (p < 0,05), yang berarti bahwa

blaming/dehumanizing the victim memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap agresivitas. Dapat disimpulkan, semakin tinggi

blaming/dehumanizing the victim maka semakin tinggi agresivitas.

12. Variabel jenis kelamin: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,004 dengan

P-value sebesar 0,998 (p > 0,05), yang berarti bahwa jenis kelamin tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.

Page 114: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

96

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, dapat dipaparkan persamaan regresi

sebagai berikut:

Agresivitas = 33,368 – 0,017 general religiosity + 0,118 social religiosity + 0,089

forgiveness - 0,115 god as judge + 0,036 thankfulness – 0,227

unvengefulness* - 0,084 involve god – 0,032 cognitive restructuring

– 0,004 minimizing agency + 0,106 distortion of negative

consequences + 0,462 blaming* – 0,004 jenis kelamin.

Keterangan: Signifikan (*)

4.5 Proporsi Varians Masing-masing IV

Peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian dari masing-

masing IV terhadap agresivitas. Besarnya proporsi varian pada agresivitas dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Provorsi varians

IV R square R square

change Sumbangan

Sig. F

Change Keterangan

X1 .059 .059 5.9% .001 V

X12 .073 .014 1.4% .097 X

X123 .073 .000 0% .837 X

X1234 .084 .011 1.1% .145 X

X12345 .084 .000 0% .926 X

X123456 .213 .129 12.9% .000 V

X1234567 .219 .006 0.6% .235 X

X12345678 .245 .026 2.6% .014 V

X123456789 .246 .001 0.1% .637 X

X12345678910 .262 .016 1.6% .000 V

X1234567891011 .366 .104 10.4% .000 V

X123456789101112 .366 .000 0% .998 X Keterangan: V: Signifikan, X: Tidak signifikan

X1: General religiosity X6: Unvengefulness X11: Blaming/dehumanizing the victim

X2: Social religiosity X7: Involve god X12: Jenis Kelamin

X3: Forgiveness X8: Cognitive restructuring

X4: God as judge X9: Minimizing agency

X5: Thankfulness X10: Distortion of negative consequences

Page 115: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

97

Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel general religiosity memberikan sumbangan sebesar 5,9% dalam

varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

11,757 dan df = 188 .

2. Variabel social religiosity memberikan sumbangan sebesar 1,4% dalam

varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 2,789 dan df = 187.

3. Variabel forgiveness memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

0,042 dan df = 186.

4. Variabel god as judge memberikan sumbangan sebesar 1,1% dalam varians

agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

2,147 dan df = 185.

5. Variabel thankfulness memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

0,009 dan df = 184.

6. Variabel unvengefulness memberikan sumbangan sebesar 12,9% dalam

varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

30,066 dan df = 183.

Page 116: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

98

7. Variabel involve god memberikan sumbangan sebesar 0,6% dalam varians

agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

1,419 dan df = 182.

8. Variabel cognitive restructuring memberikan sumbangan sebesar 2,6% dalam

varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

6,221 dan df = 181.

9. Variabel minimizing agency memberikan sumbangan sebesar 0,1% dalam

varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 0,223 dan df = 180.

10. Variabel distortion of negative consequences memberikan sumbangan

sebesar 1,6% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik dengan F = 6,363 dan df = 179.

11. Variabel blaming/dehumanizing the victim memberikan sumbangan sebesar

10,4% dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik dengan F = 29,182 dan df = 178.

12. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F =

0,000 dan df = 177.

Urutan IV yang signifikan memberikan sumbangan dari yang terbesar hingga

yang terkecil ialah variabel unvegefulness dengan R2 change 12,9%, variabel

blaming/dehumanizing the victim dengan R2 change 10,4%, variabel general

Page 117: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

99

religiosity dengan R2 change 5,9%, variabel cognitive restructuring dengan R2

change 2,6%, dan variabel distortion of negative consequences dengan R2 change

1,6%. Selanjutnya, kita dapat melihat sumbangan masing-masing variabel

religiusitas, moral disengagement, dan jenis kelamin terhadap agresivitas pada tabel

4.9.

Tabel 4.9.

Sumbangan masing-masing IV

IV R square R square

change Sumbangan

Sig. F

Change Keterangan

X1 .219 .219 21.9% .000 V

X2 .366 .147 14.7% .000 V

X3 .366 .000 0% .998 X

Keterangan : V: signifikan; X : tidak signifikan

X1 : Religiusitas

X2 : Moral disengagement

X3 : Jenis kelamin

Dari tabel 4.9 dapat dijelaskan informasi sebagai berikut:

1. Variabel religiusitas yang terdiri dari general religiosity, social religiosity,

forgiveness, god as judge, thankfulness, unvengefulnes dan involve god

memberikan sumbangan sebesar 21,9% dalam varians agresivitas.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F= 7,290 dan df = 182.

2. Variabel moral disengagement yang terdiri dari cognitive restructuring,

minimizing agency, distortion of negative consequences dan

blaming/dehumanizing the victim memberikan sumbangan sebesar 14,7%

dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F= 10,333 dan df = 178.

Page 118: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

100

3. Variabel demografi yaitu jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0%

dalam varians agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F= 0 dan df = 177.

Page 119: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

101

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang

hasil penelitian serta saran metodologis dan saran praktis untuk penelitian

selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab 4, kesimpulan dari penelitian ini adalah

“terdapat pengaruh variabel religiusitas (general religiosity, social religiosity,

forgiveness, god us judge, thankfulness, unvengefulness, involve god), variabel moral

disengagement (cognitive restructuring, minimizing agency, distortion of negative

consequences, blaming/dehumanizing the victim), dan variabel demografi (jenis

kelamin) terhadap agresivitas”. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, agresivitas

yang dipengaruhi independent variable (religiusitas, moral disengagement dan jenis

kelamin) adalah sebesar 36.6%. Sisanya sebanyak 63.4% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar penelitian ini.

Dilihat dari signifikan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV,

ditemukan bahwa terdapat dua IV yang menghasilkan koefisien regresi signifikan,

yaitu unvengefulness dan blaming/dehumanizing the victim. Masing-masing variabel

tersebut mempunyai pengaruh terhadap agresivitas. Jika dilihat dari signifikan atau

Page 120: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

102

tidaknya proporsi varians sumbangan kontribusi masing-masing IV ada lima IV yang

signifikan memberikan sumbangan dari nilai terbesar hingga terkecil ialah variabel

unvengefulness, blaming/dehumanizing the victim, general religiosity, cognitive

restructuring dan distortion of negative consequences.

5.2 Diskusi

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat desa Kampung Melayu

Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang membuktikan bahwa ada pengaruh yang

signifikan religiusitas, moral disengagement dan demografi terhadap agresivitas.

Dalam penelitian ini, secara umum variabel religiusitas mempengaruhi

agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang. hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Shaw, et.al. (2011) yang meneliti tentang bagaimana kekerasan yang diprediksi dari

adanya pengaruh religiusitas dan keteguhan moral (moral certainty), menyebutkan

bahwa pada tingkat yang lebih tinggi dari keteguhan moral (moral certainty),

religiusitas memiliki pengaruh yang lebih besar pada munculnya bentuk kekerasan.

Religiusitas merupakan variabel yang memiliki kompleksitas yang cukup

tinggi. Religiusitas tidak hanya terdiri dari satu konstruk variabel namun berdiri dari

beberapa konstruk, baik berupa konstruk internal individu (kepribadian) hingga

konstruk sosial. Selain itu, konstruk religiusitas pun memiliki irisan dengan konstruk

lain yang serupa seperti kondisi fisik, keadaan lingkungan dan pengaruh kelompok

Page 121: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

103

(social support) sehingga religiusitas memiliki kontribusi yang besar dalam

menggambarkan agresivitas.

Namun, dalam hasil penelitian ini ditemukan bahwa tidak semua dimensi

dalam religiusitas ini berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas. Terbukti

dalam penelitian ini hanya satu dari tujuh dimensi religiusitas yaitu unvengefulness

(rasa tidak dendam) yang memiliki pengaruh secara signifikan. Berdasarkan nilai

koefisien regresi dimensi unvengefulness (rasa tidak dendam) memiliki pengaruh

yang negatif dan signifikan terhadap agresivitas. Hal ini berarti menunjukkan bahwa

semakin rendah rasa tidak dendam seseorang maka semakin tinggi agresivitas orang

tersebut. Gazi dan Faozah (2010) menjelaskan bahwa tidak ada jaminan orang yang

taat beragama akan bebas dari rasa dendam dan kebencian terhadap orang lain atau

kelompok lain.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keenam dimensi religiusitas yaitu

general religiosity, social support, forgiveness, god us judge, thankfulness dan

involve god tidak signifikan berpengaruh terhadap agresivitas masyarakat desa

Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang

dengan tingkatan religiusitasnya tidak mudah melakukan perilaku agresif. Namun

dalam penelitiannya, Huesmann, et.al. (2011) menyatakan bahwa partisipasi

keagamaan dapat membangun religiusitas seseorang dan mempengaruhi tinggi

rendah tingkat agresivitas secara kontinu pada tiap tahap perkembangan hidupnya.

Page 122: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

104

Selanjutnya, dari hasil penelitian mengenai pengaruh moral disengagement

dengan diikutsertakan semua variabelnya, hanya ditemukan satu dimensi yang

berpengaruh yaitu dimensi blaming/dehumanizing the victim sedangkan dimensi

yang lainnya tidak berpengaruh. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Hymel, et.al. (2005) yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh

dari blaming/dehumanizing the victim terhadap agresivitas.

Dimensi cognitive restructuring tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Hymel et.al., (2005) yang menyatakan bahwa moral

disengagement dalam hal ini cognitive restructuring berhubungan positif dengan

agresivitas. Peneliti mengasumsikan perbedaan hasil penelitian karena berbedanya

karakteristik umur sampel, yaitu pada penelitian ini menggunakan sampel usia

dewasa yang dalam hal kognitifnya jelas lebih mantap dibandingkan dengan usia

remaja. William Perry (dalam Santrock, 2002) mengemukakan bahwa remaja sering

memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar – seperti benar/salah atau

baik/buruk. Pada waktu kaum muda mulai matang dan memasuki tahun-tahun masa

dewasa, mereka mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang

dipegang orang lain, yang mengguncang pandangan dualistik mereka. Pemikiran

dualistik mereka digantikan oleh pemikiran beragam. Pada waktu pendapat pribadi

ditentang oleh orang lain, pemikiran yang beragam menghasilkan pemikiran yang

relatif tunduk, di mana pendekatan yang analitis dan evaluatif terhadap ilmu

Page 123: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

105

pengetahuan secara sadar dan aktif dilakukan. Orang dewasa memahami bahwa arti

dari sebuah peristiwa dihubungkan dengan konteks di mana peristiwa itu terjadi dan

dibatasi pada kerangka berpikir individu yang digunakan untuk memahami peristiwa

tersebut.

Sedangkan hasil pada variabel minimizing agency dan distortion of negative

consequences sesuai dengan penelitian Hymel, et.al., (2005) bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan minimizing agency dan distortion of negative consequences

terhadap agresivitas. Peneliti berasumsi bahwa yang menyebabkan hasil penelitian

ini tidak signifikan karena dalam penelitian ini pemilihan sampel diambil secara

accidental sampling sehingga ketika kuesioner disebarkan tidak ada seleksi untuk

sampel yang benar-benar mengalami moral disengagement. Hasil kategorisasi juga

menyatakan bahwa masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,

Tangerang cenderung memiliki tingkat minimizing agency dan distortion of negative

consequences yang rendah. Hal ini berarti masyarakat desa Kampung Melayu Timur

kecamatan Teluknaga, Tangerang cenderung tidak memindahkan atau menyebarkan

tanggung jawab kepada orang lain dan tidak mengabaikan konsekuensi sehingga

moral disengagement yang memprediksi agresivitas yang terjadi di masyarakat

berada pada tingkatan yang rendah.

Pada penelitian ini karakterisitik sampel termasuk dalam masa dewasa

dengan rentang usia 20 – 50 tahun. Schaie (dalam Santrock, 2002) menyatakan

bahwa pada masa dewasa terjadi fase eksekutif, yaitu di mana seseorang

Page 124: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

106

bertanggung jawab kepada sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial (misalnya,

pemerintah atau perusahaan). Dalam fase eksekutif individu membangun

pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial bekerja dan berbagai hubungan

yang kompleks yang terlibat di dalamnya.

Terakhir, adapun variabel demografi yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu jenis kelamin. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel jenis

kelamin tidak berpengaruh terhadap agresivitas masyarakat desa Kampung Melayu

Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang

dikemukankan oleh Bjorkqvist, Osterman dan Hjelt-Back (dalam Baron, 2005)

bahwa laki-laki lebih terlibat dalam berbagai bentuk perilaku agresif langsung–

tindakan yang ditujukan secara langsung pada target dan secara jelas datang dari

aggressor (misalnya, kekerasan fisik, mendorong, menampik, melempar sesuatu pada

orang lain, berteriak dan mengejek). Sedangkan perempuan lebih terlibat dalam

berbagai bentuk perilaku agresif tidak langsung–tindakan ini termasuk menyebarkan

rumor mengenai target, bergosip di belakang target, mengarang cerita sehingga

target mendapat masalah dan lain-lain. Peneliti berasumsi bahwa keterbatasan dalam

penelitian ini terajadi karena penelitian yang dilakukan hanya memakai kuesioner

tanpa dilakukan lagi observasi atau wawancara mendalam mengenai perilaku

keseharian subjek sehingga cukup besar peluang untuk melakukan faking good

terhadap isi dari kuesioner.

Page 125: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

107

Selain itu, jika dilihat dari fenomena agresivitas yang terjadi pada masyarakat

desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang pada saat

dilaksanakannya pilkada termasuk ke dalam perilaku kelompok, di mana terkadang

orang kehilangan dirinya sendiri di dalam kerumunan dan bertindak secara berbeda

(Reicher dalam Taylor et. al., 2009). Dalam situasi kerumunan, seseorang terkadang

kehilangan rasa tanggung jawab atas tindakannya. Sistem kontrol melemah dan

karenanya dorongan agresif bebas disalurkan. Hasilnya bisa berupa tindakan

kekerasan yang tak bermoral. Fenomena ini disebut deindividuasi (Postmes &

Spears, dalam Taylor, et.al., 2009). Deindividuasi menciptakan keadaan psikologis

khusus di mana individu menjadi kurang menyadari nilai personalnya dan

perilakunya, dan lebih fokus pada nilai dan perilaku kelompok dan situasi (Diener,

dalam Taylor, 2009). Sehingga, pada saat agresivitas diukur secara individu

diperoleh hasil kategorisasi agresivitas yang rendah. Hal ini berarti masyarakat di

desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga, Tangerang memiliki tingkatan

yang rendah pada segala bentuk perilaku yang ditujukan untuk menyakiti,

mengancam atau membahayakan pihak lain yang dapt dilakukan baik secara fisik,

verbal, anger dan hostility.

Dari hasil penelitian di atas, terdapat perbedaan pendapat dari hasil penelitian

sebelumnya mengenai dimensi-dimensi religiusitas, moral disengagement dan jenis

kelamin terhadap agresivitas. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh dimensi-dimensi religiusitas, moral disengagement dan jenis kelamin

Page 126: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

108

dengan agresivitas pada masyarakat agar dapat memberikan gambaran yang lebih

mendalam, sedangkan berdasarkan proporsi varians seluruhnya, agresivitas yang

dipengaruhi independent variable (religiusitas, moral disengagement dan jenis

kelamin) adalah sebesar 36.6%. Sisanya sebanyak 63.4% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain di luar penelitian

sangat besar pengaruhnya terhadap agresivitas, terutama apabila fenomena yang

diteliti adalah kasus politik dan fenomena kelompok, sehingga penting di dalamnya

untuk meneliti faktor-faktor politik dan sosial yang dapat memprediksi terjadinya

konflik atau agresivitas yang terjadi dalam konteks politik dan kelompok.

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa

saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik

berupa saran metodologis dan saran praktis.

5.3.1 Saran metodologis

1. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu masyarakat Desa Kampung

Melayu Timur Kecamatan Teluknaga, Tangerang yang mengalami konflik

pada saat pilkada. Untuk penelitian selanjutnya dalam pemilihan sampel

sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui riwayat

konflik dan catatan kepolisian pada populasi dan sampel yang akan diteliti.

Page 127: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

109

2. Pada penelitian ini, penulis menggunakan tiga buah instrumen yang

dimodifikasi dan diterjemahkan dari skala yang sudah ada yaitu skala

agresivitas, religiusitas dan moral disengagement. Untuk penelitian

selanjutnya, sebaiknya dalam penterjemahan alat ukur, bahasa yang

digunakan disesuaikan dengan kriteria subjek sehingga hasil penelitian lebih

representative.

3. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa religiusitas, moral disengagement

dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas

sebesar 36,6% dan 63,4% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini, sehingga saran bagi penelitian selanjutnya, agar menambahkan

variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap agresivitas seperti emosi,

kontrol diri, tipe kepribadian dan jenjang pendidikan. Akan lebih tepat jika

menggunakan teori yang berkaitan dengan psikologi sosial, seperti identitas

kelompok, konformitas, provokasi dan budaya ketika melakukan penelitian

dalam konteks kasus kelompok sosial.

5.3.2 Saran praktis

Terkait hasil penelitian yang signifikansi pengaruhnya terhadap agresivitas, yaitu

rasa tidak dendam (unvengefulness) dan blaming dapat disarankan sebagai berikut:

1. Terkait rasa tidak dendam (unvengefulness), maka dapat disarankan bagi

aparat desa diharapkan dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang

Page 128: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

110

melibatkan seluruh masyarakat agar tercipta kerukunan, kebersamaan dan

rasa tidak dendam antar masyarakat.

2. Terkait blaming, disarankan bagi masyarakat yang turut serta dalam pilkada

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri untuk terlibat secara aktif,

jujur dan bertanggungjawab pada saat pelaksanaan pilkada dan tidak mudah

terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak

mudah menyalahkan pihak-pihak lain baik di dalam maupun di luar

kelompok masyarakat.

3. Bagi pihak pelaksana pilkada untuk pelaksanaan pilkada selanjutnya

diharapkan melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada seluruh lapisan

masyarakat bahwa pelaksanaan pilkada dilakukan untuk kepentingan bersama

bukan untuk kepentingan kelompok tertentu, sehingga dapat meminimalisir

terjadinya bentrok antar warga pada saat pilkada berlangsung.

Page 129: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C., & Bushman, B. (2002). Human aggression. Annual Reviews

Psychology, 53, 27-51

Bandura, A., Barbaraneli, C., Caprara, G., & Pastoreli, C. (1996). Mechanisms of

moral disengagement in the exercise of moral agency. Personality and Social

Psychology Review, 71, 364-374

Bandura, A. (1999). Moral disengagement in the perpetration of inhumanities.

Personality and Social Psychology Review, 3(3), 193-209. Lawrence Erlbaum

Associates: Inc. Stanford University.

Baron, R.A., & Byrne, D.B., (2005). Psikologi sosial. Edisi Kesepuluh Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The aggression quistionnaire. Journal of Personality

and Social Psychology, 63(3), 452-459

Detert, J.R., Trevino, L.K., & Sweitzer, V.L. (2008). Moral disengagement in ethical

decision making: A study of antecedences and outcomes. Journal of Applied

Psychology, 93(2), 374-391

Fajri, N. (2013). Pengaruh self-esteem, kecerdasan emosi dan konformitas teman

sebaya terhadap agresivitas remaja. Skripsi. UIN Jakarta.

Fetzer Institute and National Institute on Aging Working Group. (1999).

Multidimensional measurement of religiousness, spirituality for use in health

research. Fetzer institute in collaboration with national institute on aging,

Kalamazoo. MI: Fetzer Institute.

Gazi & Faozah. (2010). Psikologi agama: Memahami pengaruh agama terhadap

perilaku manusia. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.

Gulandri, M. (2012). Counterproductive work behaviors and moral disengagement.

Doctoral Dissertation: Sapienza Universita of Roma.

Hardy, S., Walker, L., Rackham, D., & Olsen, J. (2012). Religiosity and adolescent

empathy and aggression: The mediating role of moral identity. Journal of

Religion and Spirituality.doi: 10.1037/a0027566

Page 130: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

Hasanah, U. (2014). Pengaruh pola asuh dan kontrol diri terhadap agresivitas remaja

di SMA Al – Chasanah Jakarta. Skripsi. UIN Jakarta.

Hyde, L. W., Shaw, D. S., & Moilanen, K. L. (2010). Developmental precursors of

moral disengagement in the development of antisocial behavior. Journal of

Abnormal Child Psychology, 38, 197-209. Doi:10.1007/s10802-009-9358-5.

Hymel, S., Henderson, N.R., & Bonanno, R.A.( 2005). Moral disengagement: a

framework for understanding bullying among adolescents. Journal of Social

Science. Special Issue no. 8, 1-11

Huber, S. & Huber, O. W. (2012). The centrality of religious scale. Journal of

Religions, 3, 710-724

Huesmann. L.R., Dubow, E.F., & Boxer, P. (2010). The effect of religious

participation on aggression over one’s lifetime and across generations.

Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kendler, K.S., dkk. (2003). Dimensions of religiosity and their relationship to

lifetime psychiatric and substance use disorders. Religiosity and psychiatric

Disorders, 160, 496–503

Kundarto, F. (2012). Pengaruh tipe kepribadian dan religiusitas terhadap perilaku

agresi ibu kepada anak. Skripsi. UIN Jakarta.

Leon, A. G., Reyes, G.A., Vila, J., et al. (2002). The aggression questionnaire: A

validation study in student samples. The Spanish Journal of Psychology. 5 (1),

45-53

McAlister, A. L., Bandura, A., & Owen, S. V. (2006). Mechanisms of moral

disengagement in support of military force: the impact of Sept. 11. Journal of

Social and Clinical Psychology, 25, 141-165

Mufidha, R. (2008). Hubungan religiusitas dengan perilaku agresif remaja madrasah

tsanawiyah persiapan Negeri Batu. Skripsi. UIN Malang.

Paciello, M., Fida, R., Tramontano, C., Lupinetti, C., & Caprara, G. (2008). Stability

and change of moral disengagement and its impact on aggression and violence

in late adolescence. Child Development. 79(5), 1288 – 1309

Page 131: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

Rohmah, F. (2013). Pengaruh pola asuh, self-esteem, moral disengagement dan

demografi terhadap kecenderungan bullying siswa SMPN 1 Sepatan

Tangerang. Skripsi. UIN Jakarta.

Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Edisi Kelima. Alih bahasa Juda

Damanik, Achmad Chusairi. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi sosial: Individu dan teori-teori psikologi sosial.

Jakarta: Balai Pustaka.

Shaw, M., Stephanie A., & Za’rate, M. (2011). Violence with a conscience: a

religiosity and moral certainty as predictor of support for violent warfare.

Psychology of Violence, 1(4), 275-286

Taylor, E.S., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Social psychology (12th

ed).

Psikologi sosial. Alih bahasa Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Umar, J. (2012). Bahan ajar confirmatory factor analysis (CFA). Tidak

dipublikasikan.

Page 132: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
Page 133: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi
Page 134: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

LAMPIRAN C

PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Salam kenal...

Saya mahasiswi Psikologi semester akhir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya meminta bantuan saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian skripsi saya.

Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk mengisi serangkaian pernyataan berikut ini secara

jujur dan apa adanya. Dalam skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun informasi

atau data yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini dan akan terjamin

kerahasiaannya, serta hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan data.

Atas kerja sama dan bantuannya, saya ucapkan terimakasih, serta mohon maaf apabila terdapat

kesalahan dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Peneliti,

Sonia Pebriani NR.

______________________________________________________________________________

DATA DIRI RESPODEN

Nama/Inisial : ...........................................................................

Jenis Kelamin : ○ Laki-laki ○Perempuan

Usia : ........... tahun

Pekerjaan : ...........................................................................

Pendidikan : ...........................................................................

Agama : ……………………………………………….

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam mengisi

kuesioner ini.

Nama & Tanda tangan

Page 135: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA I DAN SKALA II

Terdapat beberapa pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Anda. Misalnya Anda adalah

orang yang suka memanfaatkan waktu dengan orang lain. Pilihlah nomor yang menyatakan tingkat Sangat

Tidak Sesuai (STS) sampai Sangat Sesuai (SS) pada tiap-tiap pernyataan dengan menggunakan tanda

silang (√). Pastikan pada setiap pernyataan hanya ada satu pilihan jawaban.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

CONTOH PENGERJAAN SKALA I DAN SKALA II

No. Pertanyaan STS TS S SS

Saya merasa ada orang yang peduli dengan saya √

SKALA I

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Terkadang saya tidak dapat mengontrol diri saya untuk

memukul orang lain

2. Saya akan memukul orang lain jika banyak yang

memprovokasi saya

3. Jika seseorang memukul saya, saya akan balas memukulnya

kembali

4. Dibandingkan dengan orang lain, saya lebih sering terlibat

pertengkaran/perkelahian

5. Andaikan saya terpaksa melakukan kekerasaan untuk

membela hak saya, saya akan melakukannya

6. Jika ada seseorang yang mengganggu saya terus menerus,

saya akan memukulnya

7. Saya berpikir, memukul seseorang bukanlah alasan yang

tepat.

8. Saya mengetahui, bahwa saya diancam seseorang

9. Jika sedang marah, saya dapat merusak barang-barang yang

ada di sekitar saya

10. Saya akan berbicara kasar ketika tidak sependapat dengan

mereka

11. Saya mengumpat orang yang berbeda pendapat dengan saya

12. Ketika seseorang mengganggu saya, saya berbicara kasar

kepadanya

Page 136: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

13. Saya merasa tidak dapat berkata sopan ketika ada yang tidak

sependapat dengan saya

14. Teman saya mengatakan bahwa saya orang yang suka

berbicara kasar

15. Saya termasuk orang yang cepat marah tetapi cepat pula

kembali menjadi tenang

16. Saat frustasi, saya biarkan kemarahan saya terlihat

17. Terkadang saya merasa seperti bom yang siap meledak

18. Saya adalah seorang yang berwatak tenang

19. Beberapa teman saya menganggap saya orang yang mudah

marah

20. Terkadang saya marah hingga lepas kendali tanpa alasan yang

jelas

21. Saya sulit mengendalikan emosi

22. Terkadang saya dikuasai perasaan iri hati

23. Seringkali saya mendapatkan perlakuan tidak adil dalam

hidup

24. Orang lain selalu terlihat lebih beruntung dibandingkan

dengan saya

25. Saya heran, kenapa terkadang saya merasa begitu benci

tentang sesuatu hal

26. Saya tahu teman-teman membicarakan saya dibelakang saya

27. Terhadap keramahan orang asing yang berlebihan, saya selalu

bersikap curiga

28. Terkadang saya merasa bahwa orang-orang menertawakan

saya dibelakang saya

29. Ketika orang berbuat baik kepada saya, saya merasa curiga

dengan kebaikannya

SKALA II

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya berusaha menjalani hidup seperti yang Tuhan

perintahkan

2. Saya memohon kepada Tuhan untuk membantu saya

membuat keputusan-keputusan penting

3. Saya menemukan kekuatan dalam agama yang saya yakini

4. Tanpa Tuhan, hidup saya tanpa tujuan

5. Setiap hari saya menyempatkan untuk berdoa kepada Tuhan

6. Keyakinan kepada Tuhan membentuk bagaimana saya

berpikir dan bertindak setiap hari

7. Keyakinan pada Tuhan membantu saya melalui kesulitan

Page 137: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

8. Dalam menjalani masa sulit, saya berusaha menemukan

pembelajaran dari Tuhan

9. Saat menghadapi situasi sulit, agama membantu saya

memahami situasi tersebut

10. Saya merasa puas dengan kehidupan religiusitas saya

11. Saya merasakan kehadiran Tuhan

12. Saya berusaha untuk menjadi seseorang yang taat beragama

13. Setiap hari saya melihat buti-bukti kekuasaan Tuhan

14. Saya berusaha mengakui kesalahan dan meminta ampun pada

Tuhan atas apa yang telah saya lakukan

15. Saya percaya bahwa agama dapat memberikan arahan hidup

16. Saya merasakan cinta Tuhan baik secara langsung maupun

melalui perantara orang lain

17. Saya mengandalkan Tuhan dalam segala hal

18. Saya menjalin hubungan baik dengan setiap orang

19. Kebanyakan teman saya adalah orang yang religius

20. Bertukar pikiran tentang agama merupakan hal yang penting

bagi saya

21. Beribadah dan berdoa bersama merupakan hal yang

menyenangkan bagi saya

22. Saya mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di tempat

ibadah

23. Saya percaya pada Tuhan

24. Saya yakin bahwa Tuhan selalu memberikan jawaban atas

doa-doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya

25. Saya tahu bahwa Tuhan mencintai saya apa adanya

26. Saya yakin setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan

27. Saya mencoba untuk memaafkan orang lain

28. Meskipun sulit, saya akan berusaha untuk memaafkan orang

lain yang telah menyakiti perasaan saya

29. Saya memaafkan diri sendiri

30. Saya mencoba hidup dengan selalu mencintai orang lain

sebagaiman saya mencintai diri sendiri

31. Saya yakin bahwa saya harus peduli terhadap orang lain

seburuk apapun perlakuan mereka terhadap saya

32. Saya percaya bahwa Tuhan lah sang penetap takdir

33. Saya percaya segala yang terjadi adalah ketetapan dari Tuhan

34. Saya percaya Tuhan mempunyai/memberi banyak peraturan

yang dapat membantu kelangsungan hidup hambanya

35. Saya percaya bahwa kitab suci adalah kalimat dari Tuhan

36. Saya percaya Tuhan akan memberikan balasan yang adil

37. Saya membebaskan diri dari rasa dendam

38. Saya tidak akan menaruh rasa dendam kepada orang yang

Page 138: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

telah menyakiti saya

39. Saya merasa diberkati Tuhan setiap hari

40. Saya berterima kasih atas apa yang saya terima dalam hidup

ini

41. Saya bersyukur terhadap apapun yang terjadi dalam hidup ini

42. Saya mempertanyakan kehadiran Tuhan

43. Setiap hari saya hanya mengandalkan diri sendiri dalam

segala hal

44. Tuhan meninggalkan saya dalam masa-masa sulit yang saya

hadapi

45. Saat bertemu masalah saya merasa mampu menyelesaikannya

sendiri tanpa meminta pertolongan Tuhan

46. Menurut saya, menjalin hubungan baik dengan orang lain

bukan lah hal yang penting

47. Saya tidak suka mengikuti berbagai kegiatan di tempat ibadah

48. Saya meragukan kehadiran Tuhan

49. Yang saya tahu Tuhan hanya mencintai orang-orang tertentu

saja

50. Saya merasakan kepedulian yang mendalam terhadap dunia

dan isinya

51. Saya merasa situasi yang penuh tekanan merupakan cara

Tuhan untuk menghukum saya atas dosa-dosa dan kelalaian

saya

52. Ketika seseorang menyakiti perasaan saya, saya akan

membalasnya dengan cara apapun

53. Orang lain memberitahu bahwa saya tidak cukup bersyukur

dalam menjalani hidup ini

54. Saya tidak melihat banyak hal yang bisa saya syukuri dalam

kehidupan ini

55. Saya marah pada tuhan karena membiarkan hal buruk terjadi

pada diri saya

56. Saya tidak akan memperdulikan orang-orang yang telah

menyakiti saya

57. Saya yakin walaupun saya melakukan banyak kesalahan

Tuhan tidak akan berhenti mencintai saya

58. Saya adalah orang yang pendendam

59. Satu-satunya orang yang harus saya syukuri atas apa yang

saya terima dalam hidup ini adalah diri saya sendiri

60. Saya yakin jika saya melakukan banyak kesalahan Tuhan

akan berhenti mencintai saya

61. Saya tidak akan membalas perlakuan buruk yang orang lain

lakukan terhadap saya

Page 139: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA III

Baca dan pahami setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut

sesuai dengan diri anda. Pilihlah nomor yang menyatakan tingkat Sangat Tidak Setuju (STS) sampai

Sangat Setuju (SS) pada tiap-tiap pernyataan dengan menggunakan tanda silang (√). Pastikan pada setiap

pernyataan hanya ada satu pilihan jawaban.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

CONTOH PENGERJAAN SKALA III

No. Pertanyaan STS TS S SS

Saya merasa puas dengan diri sendiri √

SKALA III

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Tindakan kekerasan hanyalah suatu hal yang normal

dilakukan

2. Para pemimpin daerah seharusnya bertanggung jawab untuk

melindungi warganya dari tindakan kekerasan

3. Tindakan kekerasan membuat seseorang mengerti pentingnya

berkelompok

4. Orang-orang yang menjadi objek tindakan kekerasan karena

mereka berbeda dibanding orang lain

5. Kekerasan adalah suatu bentuk tindakan kriminal

6. Ketika saya melihat orang lain sedang menjadi objek

tindakan kekerasan, tidak ada yang dapat saya lakukan untuk

menghentikannya

7. Menjadi objek tindakan kekerasan membantu seseorang

untuk lebih tegar

8. Orang yang menjadi objek tindakan kekerasan karena mereka

pantas mendapatkannya

9. Tidak masalah untuk turut melakukan tindakan kekerasan

terhadap orang yang anda tidak sukai

10. Adalah tanggung jawab saya untuk turut campur atau

melakukan suatu tindakan ketika saya melihat tindakan

kekerasan

11. Beberapa orang butuh untuk memilih teman yang akan

mengajari mereka berbagai hal

12. Tidak masalah untuk memilih menjadi seorang pecundang

13. Tidak masalah untuk melakukan tindakan kekerasan kepada

orang lain

Page 140: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

14. Tindakan kekerasan dapat menjadi suatu cara yang baik

untuk menyelesaikan masalah

15. Jika seseorang tidak mudah lemah, mereka tidak akan

mengalami banyak tindakan kekerasan

16. Di dalam kelompok saya, tindakan kekerasan adalah hal yang

wajar

17. Orang yang menjadi objek tindakan kekerasan karena mereka

juga melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain

18. Orang yang mengalami tindakan kekerasan juga melakukan

hal yang sama terhadap dirinya sendiri

Page 141: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

LAMPIRAN D

Contoh Syntax Agresivitas Fisik

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK DA NI=9 NO=190 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 KM SY FI=AGRESIVITASFISIK.COR MO NX=9 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK AGRESIVITAS FISIK FR LX 1 - LX 9 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 FR TD 6 5 TD 8 1 TD 8 7 TD 8 4 TD 4 1 PD OU TV MI SS

Page 142: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

LAMPIRAN E

Contoh Output CFA Agresivitas Fisik

DATE: 11/ 5/2014 TIME: 20:22

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file

D:\DATA\AGRESIVITAS\FISIK\AGRESIVITAS FISIK.ls8:

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK DA NI=9 NO=190 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 KM SY FI=AGRESIVITASFISIK.COR MO NX=9 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK AGRESIVITAS FISIK FR LX 1 - LX 9 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 FR TD 6 5 TD 8 1 TD 8 7 TD 8 4 TD 4 1 PD OU TV MI SS

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Number of Input Variables 9 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 9 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 190

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Page 143: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.28 1.00 ITEM3 0.19 0.49 1.00 ITEM4 0.30 0.17 0.21 1.00 ITEM5 -0.04 0.15 0.18 0.17 1.00 ITEM6 0.11 0.36 0.48 0.32 0.42 1.00 ITEM7 0.04 0.12 0.20 0.18 0.07 0.22 ITEM8 0.35 0.16 0.14 0.33 0.02 0.17 ITEM9 0.19 0.20 0.20 0.21 0.07 0.16

Correlation Matrix

ITEM7 ITEM8 ITEM9 -------- -------- -------- ITEM7 1.00 ITEM8 -0.13 1.00 ITEM9 -0.01 0.28 1.00

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Parameter Specifications

LAMBDA-X

AGRESIVI -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 10 ITEM2 0 11 ITEM3 0 0 12 ITEM4 13 0 0 14 ITEM5 0 0 0 0 15 ITEM6 0 0 0 0 16 17 ITEM7 0 0 0 0 0 0 ITEM8 19 0 0 20 0 0 ITEM9 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

Page 144: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

ITEM7 ITEM8 ITEM9 -------- -------- -------- ITEM7 18 ITEM8 21 22 ITEM9 0 0 23

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Number of Iterations = 25

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

AGRESIVI -------- ITEM1 0.30 (0.08) 3.58

ITEM2 0.63 (0.08) 8.06

ITEM3 0.74 (0.08) 9.64

ITEM4 0.36 (0.08) 4.38

ITEM5 0.24 (0.09) 2.77

ITEM6 0.63 (0.08) 8.17

ITEM7 0.27 (0.08) 3.24

ITEM8 0.25 (0.08) 2.96

ITEM9 0.30 (0.08) 3.62

Page 145: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

PHI

AGRESIVI -------- 1.00

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 0.91 (0.10) 9.38

ITEM2 - - 0.61 (0.08) 7.45

ITEM3 - - - - 0.45 (0.08) 5.42

ITEM4 0.20 - - - - 0.87 (0.07) (0.09) 2.80 9.21

ITEM5 - - - - - - - - 0.94 (0.10) 9.47

ITEM6 - - - - - - - - 0.27 0.60 (0.07) (0.08) 3.98 7.34

ITEM7 - - - - - - - - - - - -

ITEM8 0.27 - - - - 0.26 - - - - (0.07) (0.07) 3.75 3.72

ITEM9 - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 -------- -------- -------- ITEM7 0.93 (0.10) 9.46

ITEM8 -0.21 0.94 (0.07) (0.10)

Page 146: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

-3.19 9.54

ITEM9 - - - - 0.91 (0.10) 9.40

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.09 0.39 0.55 0.13 0.06 0.40

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM7 ITEM8 ITEM9 -------- -------- -------- 0.07 0.06 0.09

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 22 Minimum Fit Function Chi-Square = 33.32 (P = 0.058) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 33.53 (P = 0.055) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 11.53 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 31.25)

Minimum Fit Function Value = 0.18 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.061 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.17) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.053 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.087) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.42

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.42 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.36 ; 0.53) ECVI for Saturated Model = 0.48 ECVI for Independence Model = 2.09

Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 376.50 Independence AIC = 394.50 Model AIC = 79.53 Saturated AIC = 90.00 Independence CAIC = 432.72 Model CAIC = 177.22 Saturated CAIC = 281.12

Normed Fit Index (NFI) = 0.91 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.56 Comparative Fit Index (CFI) = 0.97 Incremental Fit Index (IFI) = 0.97 Relative Fit Index (RFI) = 0.86

Page 147: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

Critical N (CN) = 229.56

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.056 Standardized RMR = 0.056 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.96 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.92 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.47

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Modification Indices and Expected Change

No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X

No Non-Zero Modification Indices for PHI

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 5.74 - - ITEM3 0.03 3.10 - - ITEM4 - - 2.11 1.95 - - ITEM5 1.41 0.24 0.02 1.27 - - ITEM6 2.42 2.47 0.48 2.61 - - - - ITEM7 0.73 1.08 0.05 2.04 0.19 1.69 ITEM8 - - 0.21 0.77 - - 0.56 0.49 ITEM9 0.43 0.10 0.64 0.50 0.02 0.46

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 -------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 - - - - ITEM9 0.62 5.00 - -

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 0.14 - - ITEM3 -0.01 0.16 - - ITEM4 - - -0.09 -0.08 - - ITEM5 -0.07 0.03 -0.01 0.07 - - ITEM6 -0.08 -0.11 0.05 0.09 - - - - ITEM7 -0.06 -0.07 -0.01 0.09 -0.03 0.07 ITEM8 - - -0.03 -0.05 - - -0.04 0.04 ITEM9 0.04 0.02 -0.05 0.04 0.01 -0.04

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9

Page 148: PENGARUH RELIGIUSITAS DAN MORAL DISENGAGEMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28699/1/SONIA... · menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

-------- -------- -------- ITEM7 - - ITEM8 - - - - ITEM9 -0.05 0.14 - -

Maximum Modification Index is 5.74 for Element ( 2, 1) of THETA-DELTA

UJI VALIDITAS AGRESIVITAS FISIK

Standardized Solution

LAMBDA-X

AGRESIVI -------- ITEM1 0.30 ITEM2 0.63 ITEM3 0.74 ITEM4 0.36 ITEM5 0.24 ITEM6 0.63 ITEM7 0.27 ITEM8 0.25 ITEM9 0.30

PHI

AGRESIVI -------- 1.00

Time used: 0.031 Seconds