solusio plasenta atau pelepasan prematur plasenta
TRANSCRIPT
5/17/2018 Solusio Plasenta Atau Pelepasan Prematur Plasenta - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/solusio-plasenta-atau-pelepasan-prematur-plasenta-55ab58e821009 1/4
Solusio Plasenta atau pelepasan prematur plasenta, ablasio plasenta, atau perdarahan
aksidental didefinisikan sebagai pelepasan plasenta dari tempat implantasi normal sebelum
kelahiran janin. Terjadi pada 1:86 sampai 1:206 kehamilan lanjut, tergantung kriteria
diagnosis yang digunakan dan menyebabkan kira-kira 30% dari semua perdarahan
antepartum lanjut. Sekitar 50% solusio terjadi sebelum persalinan tetapi 10%-15% tidak
terdiagnosis sebelum kala dua persalinan.
ETIOLOGI
Penyebab pasti lepasnya plasenta biasanya tidak diketahui meskipun ada sejumlah asosiasi
umum. Adanya riwayat pelepasan prematur plasenta sebelumnya mempunyai angka
kekambuhan 10%-47%; setelah dua kali pelepasan prematur sebelumnya, insidennya menjadi
>20%. Kehamilan dengan hipertensi mempunyai insiden solusio plasenta sebesar 2,5%4-
7,9%. Namun, dari kasus-kasus yang cukup berat untuk menyebabkan kematian janin, kira-
kira 50% terkait dengan hipertensi dalam kehamilan (separuh terkait dengan hipertensi kronis
dan separuh terkait dengan hipertensi dipicu kehamilan). Predisposisi pelepasan plasenta
lainnya yang sering adalah merokok, peregangan uterus berlebihan(misalnya kehamilan
multipel,hidramnion),penyakit vaskular (misal, diabetes melitus, kelainan kolagen), anemia
hemolitik mikroangiopati dan anomali atau tumor uterus. Terdapat penyebab yang memicu
langsung (hanya pada 1%-5%) terjadinya solusio plasenta, yaitu plasenta sirkumvalata,
trauma uterus langsung (misal, versi luar, kecelakaan mobil dan kecclakaan lainnya),
pengurangan mendadak cairan amnion atau tali pusat yang pendek.
DIAGNOSIS
Tanda dan gejala bervariasi dan dapat diperkirakan berdasarkan besarnya masalah. Namun,
gejala solusio plasenta yang umum adalah perdarahan per vaginam berwarna merah gelap
(80%), iritabilitas uteri (dua pertiga) dan nyeri punggung atau perut bagian bawab (duapertiga). Kesalahan diagnosis persalinan prematur kira-kira 20%. Gawat janin terdapat pada
>50% kasus.
Karena adanya faktor-faktor pelindung pada ibu hamil yang sehat, mungkin sudah terjadi
kehilangan darah akut yang cukup banyak sebelum terjadi anemia. Karena itu, pada solusio
plasenta, jumlah perdarahan seringkali jauh melebihi derajat anemia. Apusan darah perifer
mungkin menunjukkan skistosit (mendukung ke koagulasi intravaskular diseminata, DIC).
5/17/2018 Solusio Plasenta Atau Pelepasan Prematur Plasenta - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/solusio-plasenta-atau-pelepasan-prematur-plasenta-55ab58e821009 2/4
Penurunan jumlah trombosit dan depresi fibrinogen umum terjadi pada kasus-kasus yang
lebih berat. Pada DIC, akan ada peningkatan kadar produk pemecahan fibrin.
PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Berbagai mekanisme patofisiologi yang terjadi pada solusio plasenta sudah diusulkan,
termasuk trauma vaskular setempat yang menyebabkan gangguan pembuluh darah desidua
basalis, peningkatan mendadak tekanan vena uteri yang menyebahkan pembesaran dan
pemisahan ruang intervilosa, faktorfaktor mekanis (misal, tali pusat pendek, trauma,
kehilangan mendadak cairan amnion) dan kemungkinan permulaan ekstrinsik kaskade
koagulasi (misal, trauma dengan pelepasan tromboplastin jaringan).
Perdarahan dapat terjadi ke dalam desidua basalis atau langsung retroplasenta dari arterispiralis yang ruptur. Pada kedua kasus ini terjadi perdarahan, terbentuk bekuan darah, dan
permukaan plasenta tidak memungkinkan terjadinya pertukaran antara ibu dan placenta.
Bekuan darah akan menekan plasenta yang berdekatan dan darah yang tidak membeku
mengalir dari tempat tersebut. Pada perdarahan tersembunyi ataupun tampak (eksternal),
darah dapat keluar melalui selaput ketuban atau plasenta. Keadaan ini memberikan makna
penting karena mungkin menunjukkan perdarahan ibu-janin, perdarahan fetomaternal,
perdarahan ibu ke dalam cairan amnion atau emboli cairan amnion.
Kadang-kadang perdarahan hebat dalam miometrium menyebabkan uterus berwarna
keunguan, ekimotik dan berindurasi (apopleksi uteroplasenta, uterus Couvelaire) dan
kehilangan kontraktilitas.
Pada pelepasan plasenta berat mungkin terjadi DIC. Secara klinis, diatesis perdarahan terdiri
atas petekie meluas, perdarahan aktif, syok hipovolemik dan kegagalan mekanisme
pembekuan darah. Meskipun tidak dapat diamati secara langsung, fibrin tertumpuk dalam
kapiler kecil, menyebabkan komplikasi yang menakutkan, misalnya: nekrosis tubular dan
korteks ginjal, kor pulmonale akut dan nekrosis hipofisis anterior (sindrom Sheehan).
DIAGNOSIS BANDING
A. Penyebab perdarahan nonplasenta. Biasanya tidak nyeri. Ruptur uterus dapat
menyebabkan perdarahan per vaginam tetapi, jika banyak, disertai dengan rasa nyeri, syok
dan kematian janin.
B. Penyebab perdarahan plasenta. Plasenta previa disertai perdarahan tanpa rasa nyeri dan
5/17/2018 Solusio Plasenta Atau Pelepasan Prematur Plasenta - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/solusio-plasenta-atau-pelepasan-prematur-plasenta-55ab58e821009 3/4
biasanya terdiagnosis dengan ultrasonografi.
C. Penyebab perdarahan yang tidak dapat ditentukan. Pada paling sedikit 20% kasus,
penyehab perdarahan antepartum tidak dapat ditentukan. Namun, jika masalah-masalah serius
dapat disingkirkan, perdarahan tidak terdiagnosis ini jarang berbahaya.
PENGOBATAN
A. Tindakan darurat. Jika terjadi defisiensi, mekanisme pembekuan harus dipulihkan sebelum
melakukan upaya apapun untuk melahirkan bayi. Berikan kriopresipitat, FFP atau darah
segar. Berikan terapi anti syok. Pantau keadaan janin terus menerus.
Pecahkan selaput ketuban, jika mungkin, terlepas dari kemungkinan cara pelahiran yang akan
dipakai.
B. Tindakan spesifik.
Derajat 1. Jika pasien tidak dalam persalinan, tindakan menunggu dengan pengawasan ketat
merupakan indikasi, karna pada banyak kasus perdarahan akan berhenti secara spontan. Jika
persalinan mulai terjadi, siapkan persalinan per vaginam jika tidak ada komplikasi lebih
lanjut.
Derajat 2. Siapkan pelahiran per vaginam jika persalinan diperkirakan akan terjadi dalam
waktu sekitar 6 jam, terutama jika janin mati. Seksio sesarea sebaiknya dilakukan jikaterdapat bukti kuat adanya gawat janin dan bayi mungkin hidup.
Derajat 3. Pasien selalu dalam keadaan syok, janin sudah mati, uterus tetanik dan mungkin
terdapat defek koagulasi. Setelah memperbaiki koagulopati, lahirkan per vaginam jika dapat
dikerjakan dalam waktu sekitar 6 jam. Persalinan per vaginam tampaknya paling baik untuk
pasien multipara. Jika tidak, kerjakan seksio sesarea.
Tindakan-Tindakan Bedah
Seksio sesarea merupakan indikasi jika persalinan diperkirakan akan berlangsung lama (lebih
dari 6 jam), jika perdarahan tidak memberi respons terhadap amniotomi dan pemberian
oksitosin encer secara hati-hati, dan jika terjadi gawat janin dini (tidak berkepanjangan) dan
janin mungkin hidup.
Histerektomi jarang diperlukan. Uterus Couvelaire sekalipun akan berkontraksi, dan
perdarahan hampir akan selalu berhenti jika defek koagulasi sudah diperbaiki.
5/17/2018 Solusio Plasenta Atau Pelepasan Prematur Plasenta - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/solusio-plasenta-atau-pelepasan-prematur-plasenta-55ab58e821009 4/4
PROGNOSIS
Angka kematian ibu di seluruh dunia akhir-akhir ini antara 0,5% dan 5%. Sebagian besar
wanita meninggal karena perdarahan (segera atau tertunda), gagal jantung atau gagal ginjal.
Diagnosis dini dan terapi yang tepat akan menurunkan angka kematian ibu sampai 0.3%-1%.
Angka kematian janin berkisar 50% sampai 80%. Sekitar 30% janin dengan pelepasan
prematur plasenta dilahirkan cukup bulan. Pada hampir 20% pasien dengan solusio plasenta
tidak didapati adanya denyut jantung janin ketika dibawa ke rumah sakit, dan pada 20%
lainnya akan segera terlihat adanya gawat janin. Jika diperlukan transfusi ibu segera, angka
kematian janin mungkin paling sedikit 50%. Kelahiran kurang bulan terjadi pada 40%-50%
kasus pelepasan prematur plasenta. Bayi meninggal karena hipoksia, prematuritas atau
trauma persalinan.
Referensi
BS Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll