makalah solusio plasenta

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor- faktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Di negara yang sedang berkembang penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya (direct obstetric 1

Upload: unnacoid

Post on 17-Jul-2016

274 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal

plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium

sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Di berbagai literatur disebutkan bahwa

risiko mengalami solusio plasenta meningkat dengan bertambahnya usia.

Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang

memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di Indonesia.

Terdapat faktor-faktor lain yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan

gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada ibu hamil. Di negara yang sedang

berkembang penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan,

persalinan, nifas atau penangannya (direct obstetric death) adalah perdarahan, infeksi,

preeklamsi/eklamsi. Selain itu kematian maternal juga dipengaruhi faktor-faktor

reproduksi, pelayanan kesehatan, dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi

ialah ibu hamil dan paritas.

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi

prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa

kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat

banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu ke

1

Page 2: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa kehamilan

maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya dari pada plasenta

previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui

vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung

internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang

membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali

perkiraan jumlah, darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah

mati dan ibu berada dalam keadaan syok.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta.

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta.

3. Untuk mengetahui etiologi dan solusio plasenta.

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari solusio plasenta.

5. Untuk mengetahui gambaran klinis dari solusio plasenta.

6. Untuk mengetahui diagnosis untuk solusio plasenta.

7. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.

8. Untuk mengetahui prognosis dari solusio plasenta.

C. Rumusan Masalah

1. Apa definisi solusio plasenta ?

2

Page 3: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

2. Apa saja klasifikasi solusio plasenta?

3. Bagaimana etiologi dari solusio plasenta ?

4. Apa saja patofisiologi dari solusio plasenta ?

5. Bagamana gambaran klinis dari solusio plasenta ?

6. Apa saja diagnosis untuk pasien dengan solusio plasenta ?

7. Apa saja komplikasi dari solusio plasenta ?

3

Page 4: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang

normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Pada kehamilan dengan masa

gestasi diatas 22 minggu/ berat janin diatas 500 gr (saifuddin,2007)

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal

plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.

Solusio plasenta (abruption plasenta atau accidental haemorage) adalah

terlepasnya  plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri setelah kehamilan

20 minggu atau sebelum  janin lahir.

B. Klasifikasi

a. Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan

plasenta :

1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.

2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.

3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.

b. Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan :

1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar

4

Page 5: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

2. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk

hematoma retroplacenter

3. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion .

c. Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan

solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu :

1. Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada

tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan,

kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre

renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian

permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan,

janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

C. Etiologi

1. Faktor Kardio-reno-vaskuler

Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan

eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi

pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang

hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi

yang disebabkan oleh kehamilan.

5

Page 6: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

2. Faktor trauma

a. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.

b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang

banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.

c. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

3. Faktor Paritas Ibu

Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa

penelitian menerangkan bahwa  makin tinggi paritas ibu makin kurang baik

keadaan endometrium.

4. Faktor Usia Ibu

Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.

5. Leiomioma Uteri ( Uterine Leiomyoma)

Yang hamil dapat menyebabkan solusio plasenta apabila plasenta

berimplantasi di atas bagian yang mengandung leiomyoma.

6. Faktor Penggunaan Kokain

Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan

peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas

6

Page 7: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya

plasenta.

7. Faktor Kebiasaan Merokok

Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio

plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per

hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis,

diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.

8. Riwayat Solusio Plasenta Sebelumnya

Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat

solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan

berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

memiliki riwayat solusio plasenta

9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada

vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya

kehamilan, dan lain-lain

7

Page 8: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

D. Patofisiologi

Solusio plasenta diawali dengan terjadinya perdarahan kedalam desidua basalis.

Desidua terkelupas dan tersisa sebuah lapisan tipis yang melekat pada

miometrium.

Hematoma pada desidua akan menyebabkan separasi dan plasenta tertekan oleh

hematoma desidua yang terjadi.

Pada awalnya kejadian ini tak memberikan gejala apapun. Namun beberapa saat

kemudian, arteri spiralis desidua pecah sehingga menyebabkan terjadinya

hematoma retroplasenta yang menjadi semakin bertambah luas. Daerah plasenta

yang terkelupas menjadi semakin luas sampai mendekati tepi plasenta.

Oleh karena didalam uterus masih terdapat produk konsepsi maka uterus tak

mampu berkontraksi untuk menekan pembuluh yang pecah tersebut. Darah dapat

merembes ke pinggiran membran dan keluar dari uterus maka terjadilah

perdarahan yang keluar ( revealed hemorrhage).

E. Gambaran Klinis

1. Solutio Plasenta Ringan

Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana

terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak.

8

Page 9: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan

sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya

terus menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba.

Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi

semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung.

2. Solutio Plasenta Sedang

Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4  bagian, tetapi belum 2/3 luas

permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio

plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut

terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan

pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi

perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah

jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin

telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-

menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba.

Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan

darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut lebih

sering terjadi pada solusio plasenta berat.

3. Solutio Plasenta Berat

9

Page 10: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.

Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.

Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam

tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan

pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas

besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan

kelainan/gangguan fungsi ginjal.

F. Diagnosis

1. Anamnesis

a. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut

b. Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat (non-recurrent) terdiri

dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman.

c. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya

berhenti.

d. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.

e. Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.

2. Inspeksi

a. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.

b. Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.

c. Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

10

Page 11: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

3. Palpasi

a. Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

b. Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden

uterus) baik waktu his maupun di luar his.

c. Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.

d. Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

4. Auskultasi

Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140,

kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas

lebih dari 1/3 bagian.

5. Pemeriksaan dalam

a. Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.

b. Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang.

c. Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini

akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus

placenta.

6. Pemeriksaan umum

Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita

penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok.

Nadi cepat dan kecil

7. Pemeriksaan laboratorium

11

Page 12: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

a. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder

dan leukosit.

b. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test.

Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah

hipofibrinogenemia.

8. Pemeriksaan plasenta.

Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas

(kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di

belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.

9. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)

Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat daerah

terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta.

G. Komplikasi

Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya

plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lainya solusio plasenta

berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu :

1. Syok hemoragik

2. Gagal ginjal. Ginjal merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada

penderita solusio plasenta dan pada dasarnya disebabkan oleh keadaan

hipovolemia karena perdarahan yang terjadi biasanya terjadi nekrosis

tubuli ginjal yang mendadakn yang umumnya masih di tolong dengan

12

Page 13: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

penanganan yan baik. Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan

pembekuan intravaskuler. Ologuri dan protenuri akan terjadi akibat

nekrosis tubuli dan nekrosis korteks ginjal mendadak. Oleh karena itu

oliguria hanya dapat diketahhui dengan pengukuran pengeluaran urin yang

harus secara rutin dilakukan pada solusio plasenta berat hipovolemia,

secepat mungkin menyelesaikan persalinan dan mengatasi pembekuan

darah.

3. Kelainan pembekuan darah. Kelainan pembekuan darah pada solusio

plasenta biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.

4. Apoplexia Uteroplacenta ( Uterus Couvelaire)

Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim

dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum.

Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna

uterus berubah menjadi biru atau ungu yang biasa

disebut Uterus couvelaire.

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin :

1. Fetal distress

2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

3. Hipoksia dan anemia

4. Kematian

13

Page 14: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Terdapatfaktor-faktor lain

yang ikut memegang peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi,

dan usia lanjut pada ibu hamil.

14

Page 15: MAKALAH SOLUSIO PLASENTA

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Rachimhadhi T. Perdarahan Antepartum. Dalam: Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002

Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Williams Obstetrics, 20th ed. R Hariadi, R

Prajitno Prabowo, Soedarto, penerjemah. Obstetri Williams. Edisi 20. Surabaya:

Airlangga University Press, 2001

15