solusio-plasenta

32
SOLUSIO PLASENTA 1. PENGERTIAN Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ). Jadi definisi yang lengkap adalah : solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric patologi 2002). Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta adalah Abrupsion plasenta. Solusio plasenta adalah : terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan

Upload: retnosulistia

Post on 12-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

solutio plasenta

TRANSCRIPT

Page 1: solusio-plasenta

SOLUSIO PLASENTA

1. PENGERTIAN

Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau seluruh

plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu dan

sebelum lahirnya anak.

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang

normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22

minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).

Jadi definisi yang lengkap adalah : solusio plasenta adalah sebagian atau

seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak

(menurut buku obstetric patologi 2002).

Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana

plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas

atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta

adalah Abrupsion plasenta.

Solusio plasenta adalah : terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang

normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan

dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat janin diatas

500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam

desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin

AB,2006)

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang

normal pada uterus,sebelum janin dilahirkan.(Sarwono prawirohardjo 2009)

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasinya pada

korpus uteri sebelum bayi lahir. dapat terjadi pada setiap saat dalam kehamilan.

Terlepasnya plasenta dapat sebagian (parsialis),atau seluruhnya(totalis) atau

hanya rupture pada tepinya (rupture sinus marginalis) (dr.Handayo,dkk)

Page 2: solusio-plasenta

2. KLASIFIKASI

1) Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:

a) Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas

dari tempat perlengkatannya.

b) Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah terlepas

dari tempat perlengketannya.

c) Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan

dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

2) Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :

a) Kelas 0 : asimptomatik

Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma

atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. Rupture sinus

marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.

b) Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.

Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya

sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak,sama sekali tidak

mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya.

Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan

sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus

agak tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak

ada koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.

c) Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.

Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari

seperempatnya tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.

Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut

mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan

perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan

lebih banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus

dan nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin

Page 3: solusio-plasenta

masih hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus

dengan stetoskop ultrasonic, terdapat fetal distress, hipofibrinogenemi

(150 – 250 % mg/dl).

d) Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.

Solusio plasenta berat, plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya,

terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan janinnya telah

meninggal.

Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin

telah meninggal, uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri,

perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok

ibu, perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar

kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan

ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)

3) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam

a) Solusio plasenta ringan

Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.

b) Solusio plasenta sedang

Perdarahan pervaginam > 200 cc, hipersensitifitas uterus atau

peningkatan tonus, syok ringan, dapat terjadi fetal distress.

c) Solusio plasenta berat

Perdarahan pervaginam luas > 500 ml, uterus tetanik, syok maternal

sampai kematian janin dan koagulopati.

4) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam

a) Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)

Terjadi perdarahan pervaginam, gejala klinis sesuai dengan jumlah

kehilangan darah, tidak terdapat ketegangan uterus, atau hanya ringan.

Page 4: solusio-plasenta

b) Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)

Tidak terdapat perdarahan pervaginam, uterus tegang dan hipertonus,

sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut perdarahan

retroplasental.

c) Solusio plasenta tipe campuran (mixed)

Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam, uterus tetanik.

5) Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus

a) Solusio plasenta ringan

Plasenta yang kurang dari ¼ bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan

kurang dari 250 ml.

b) Solusio plasenta sedang

Plasenta yang terlepas ¼ - ½ bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus

tegang,terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.

c) Solusio plasenta berat

Plasenta yang terlepas > ½ bagian,perdarahan >1000 ml, terdapat fetal

distress sampai dengan kematian janin, syok maternal serta koagulopati.

3. ETIOLOGI

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas.

Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan factor-faktor

yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :

1) Hipertensi esensial atau preeklampsi.

2) Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.

3) Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup, tendangan anak yang sedang

di gendong.

4) Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.

5) Uterus yang sangat kecil.

6) Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun).

7) Ketuban pecah sebelum waktunya.

8) Mioma uteri.

Page 5: solusio-plasenta

9) Defisiensi asam folat.

10) Merokok, alcohol, dan kokain.

11) Perdarahan retroplasenta.

12) Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.

13) Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.

14) Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gemely.

15) Factor-faktor yang mempengaruhi solusio plasenta antara lain sebagai

berikut :

1) Factor vaskuler (80-90%) yaitu toksemia gravidarum,glomerulonefritis

kronik,dan hipertensi esensial. Adanya desakan darah yang tinggi

membuat pembuluh darah mudah pecah sehingga terjadi hematoma

retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas.

2) Factor trauma.

a) Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidromnion dan gamely.

b) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat dari pergerakan janin

yang banyak/bebas,atau pertolongan persalinan.

3) Factor paritas

Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi. Holmer mencatat

bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi.

4) Pengaruh lain seperti anemia,malnutrisi,tekanan uterus pada vena cava

inferior, dan lain-lain.

5) Trauma langsung seperti jatuh,kena tendang dan lain-lain.

4. PATOFISIOLOGI

1) Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang

membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan

akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu

hanya akan mendesak jaringan plasenta, pedarahan darah antara uterus dan

Page 6: solusio-plasenta

plasenta belum terganggu, dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian

baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada pemeriksaan di dapatkan

cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna

kehitam-hitaman.

Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus

yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih

berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya hematoma

retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan seluruh plasenta

lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyeludup di bawah selaput

ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam

kantong ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara serabut-serabut otot

uterus.

Apabila ektravasasinya berlangsung hebat, maka seluruh permukaan

uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini di sebut uterus Couvelaire

(Perut terasa sangat tegang dan nyeri). Akibat kerusakan jaringan

miometrium dan pembekuan retroplasenter, maka banyak trombosit akan

masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehinga terjadi pembekuan

intravaskuler dimana-mana, yang akan menghabiskan sebagian besar

persediaan fibrinogen. Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang

menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tetapi juga

pada alat-alat tubuh yang lainnya.

Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari

dinding uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, akan terjadi

anoksia sehingga mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil

yang terlepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali, atau juga akan

mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa gangguan

pembekuan darah, kelainan ginjal, dan keadaan janin. Makin lama

penanganan solusio plasenta sampai persalinan selesai,umumnya makin

hebat komplikasinya.

Page 7: solusio-plasenta

2) Pada solusio plasenta, darah dari tempat pelepasan akan mencari jalan

keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar dari

serviks hingga terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan terbuka.

Terkadang darah tidak keluar, tetapi berkumpul di belakang plasenta

membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut

perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.

Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda

yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah

volume uterus. Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang

keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta

terutama berasal dari ibu, namun dapat juga berasal dari anak.

Perdarahan keluar Perdarahan tersembunyi

Keadaan umum penderita relative

lebih baik.

Plasenta terlepas sebagian atau

inkomplit.

Jarang berhubungan dengan

hipertensi.

Keadaan penderita jauh lebih

jelek.

Plasenta terlepas luas,uterus

keras/tegang.

Sering berkaitan dengan

hipertensi.

Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara

plasenta dan dinding uterus yang menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan

janin.

Penyulit terhadap ibu Penyulit terhadap janin

1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi

darah umum

2. Terjadi penurunan tekanan

1. Tergantung pada luasnya

plasenta yang lepas dapat

menimbulkan asfiksia ringan

Page 8: solusio-plasenta

darah,peningkatan nadi dan

pernapasan

3. Ibu tampak anemis

4. Dapat timbul gangguan pembekuan

darah,karena terjadi pembekuan

intravaskuler diikuti hemolisis darah

sehingga fibrinogen makin berkurang

dan memudahkan terjadinya

perdarahan (hipofibrinogenemia)

5. Dapat timbul perdarahan packapartum

setelah persalinan karena atonia uteri

atau gangguan pembekuan darah

6. Dapat timbul gangguan fungsi ginjal

dan terjadi emboli yang menimbulkan

komplikasi sekunder

7. Timbunan darah yang meningkat

dibelakang plasenta dapat

menyebabkan uterus menjadi

keras,padat dan kaku.

sampai kematian dalam uterus.

5. GEJALA

Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :

a. Perdarahan yang disertai nyeri.

b. Anemia dan syok, beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan

banyaknya darah yang keluar.

c. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi rahim

bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim

teregang (uterus en bois).

Page 9: solusio-plasenta

d. Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.

e. Fundus uteri makin lama makin baik.

f. Bunyi jantung biasanya tidak ada.

g. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim

bertambah).

h. Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.

6. DIAGNOSIS

a. Diagnosis solusio plasenta kadang sukar ditegakkan.

b. Penderita biasanya datang dengan gejala klinis :

a) Perdarahan pervaginam (80%)

b) Nyeri abdomen atau pinggang dan nyeri tekan uterus (70%)

c) Gawat janin (60 %)

d) Kelainan kontraksi uterus (35%)

e) Kelainan premature idiopatik (25%)

f) Dan kematian janin (15%)

c. Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak perdarahan

d. Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis banding solusio

plasenta antara lain :

a) Hitung sel darah lengkap

b) Fibrinogen

c) Waktu prothrombin/waktu tromboplastin parsial teraktifasi untuk

mengetahui terjadinya DIC

d) Nitrogen urea/kreatinin dalam darah

e) Kleithauer-Betke test untuk mendeteksi adanya sel darah merah janin di

dalam sirkulasi ibu

e. Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG) membantu menentukan lokasi

plasenta (untuk menyingkirkan kemungkinan plasenta previa). Saat ini lebih

Page 10: solusio-plasenta

dari 50% pasien yang diduga mengalami solusio plasenta dapat

teridentifikasi melalui USG.

f. Hematom retroplasenter dapat dikenali sekitar 2-15% dari semua solusio

plasenta. Pengenalan hematoma tergantung pada derajat hematoma (besar

dan lamanya) serta keahlian operator.

g. Pemeriksaan histologik setelah plasenta dikeluarkan dapat memperlihatkan

hematoma retroplasenter.

h. Penemuan lain yang mungkin adalah adanya ektravasasi darah ke

miometrium, yang tampak sebagai bercak ungu pada tunika serosa uterus

yang dikenal sebagai Uterus Couvelaire.

i. Secara klinis diketahui dari adanya nyeri dan tegang pada uterus.

j. Diagnosis banding lain perdarahan pada trimester ketiga selain plasenta

previa adalah vasa previa, trauma vaginal, serta keganasan (jarang).

7. DIAGNOSIS BANDING SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA

PREVIA

Solusio plasenta Plasenta previa

1.Kejadian

2.Anamnesa

3.Kesadaran

umum

Hamil tua

Impartu

Mendadak

Dapat trauma

Perdarahan dengan nyeri

Tidak sesuai dengan

perdarahan

Anemis

TD,nadi dan pernapasan

tidak sesuai dengan

hamil tua

perlahan,tampa disadari

tampa trauma

perdarahan dengan nyeri

sesuaidengan perdarahan

yang tampak

tidak ada

Page 11: solusio-plasenta

4.Palpasi

abdomen

5.Denyut

jantung janin

6.pemeriksaan

dalam

perdarahan

Dapat disertai dengan

preeklampsi/eklampsi

Tegang ,nyeri

Bagian janin sulit diraba

Asfiksia sampai kemtian

janin,tergantung lepasnya

plasenta

Teraba ketuban tegang

menonjol

lembek,tampa rasa nyeri

bagian janin mudah

diraba

asfiksia – meninggal bila

Hb <5 gr%

teraba jaringan plasenta

Sumber : Manuaba,2004

8. KOMPLIKASI

Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya

dengan criteria :

a. Komplikasi pada ibu

Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah

sampai keadaan syok, perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis

sampai syok, kesadaran bervariasi dari baik sampai syok.

Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi

darah menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti

hemolisis,terjadinya penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen

dapat mengganggu pembekuan darah.

Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat

menimbulkan produksi urin makin berkurang.

Page 12: solusio-plasenta

Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat

terjadi infiltrasi darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi dan

menimbulkan perdarahan karena atonia uteri, kegagalan pembekuan

darah menambah bertanya perdarahan.

Koagulopati konsumtif, DIC: solusio plasenta merupakan penyebab

koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan.

Utero renal reflex dan Ruptur uteri

b. Komplikasi pada janin

Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan yang

tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi

kearah janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam

rahim tergantung pada beberapa sebagian placenta telah lepas dari

implantasinya di fundus uteri.

Kelainan susunan system saraf pusat

Retardasi pertumbuhan dan Anemi

9. CARA MELAKUKAN DETEKSI TERHADAP KEMUNGKINAN

SOLUSIO PLASENTA

1) amannesis, yakni : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-

tiba diperut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan

pervaginam dengan berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan

anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak

lagi). Kepala pusing,lemas,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan

anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Kadang0kadang ibu

dapat menceritakan trauma.

2) Perika pandang (inspeksi) : pasien tampak gelisah, pasien terlihat pucat,

sianosis dan keringat dingin,terlihat darah keluar pervaginam.

3) Pada saat palpasi : didapatkan hasil fundus uteri teraba naik karena

terbentukmya retroplasenta hematoma, uterus tidak sesuai dengan kehamilan:

uterus teraba tegang dank eras seperti papan disebut uterus in bois (wooden

Page 13: solusio-plasenta

uterus baik waktu his maupun di luar his), nyeri tekan terutama ditempat

plasenta, bagian-bagian janin sudah dikenali, karena perut (uterus) tegang.

4) Auskultasi sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar

biasanya di atas 140 x/menit, kemudian turun dibawah 100 x/menit dan

akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.

5) Pada pemeriksaan dalam teraba servik biasanya lebih terbuka atau masih

tertutup. Kalau servik sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan

tegang, baik sewaktu his maupun diluar his, kalau ketuban sudah pecah dan

plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke bawah dan

pemeriksaan disebut prolapsus plasenta.

6) Hasil pemeriksaan umum : tekanan darah semula mungkin tinggi karena

pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan

pasien jatuh syok, nadi cepat dan kecil filiformis.

7) Pemeriksaan laboratorium : urin : protein (+) dan reduksi (-),albumin (+) pada

pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit. Darah : hemoglobin (Hb)

anemi, pemeiksaan golongan darah, kalau bisa cross match tets.

8) Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plaseta lahir, maka kita harus

memeriksa plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan cekung dibagian

plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulan atau darah dibelakang

plasenta yang disebut hematoma retroplasenter.

10. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta, pada prinsipnya adalah

anak :

a. Mencegah kematian ibu

b. Menghentikan sumber perdarahan

c. Jika janin masih hidup, mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :

Page 14: solusio-plasenta

1) Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur

keseimbangan cairan

2) Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan

infuse dan transfuse darah segar

3) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot

Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine

lengkap,fungsi ginjal

4) Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika

5) Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea.

Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan

lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.

6) Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah

segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring

berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin

7) Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis

ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan

kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan

rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.

Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok

berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka

sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera

melakukan rujukan ke rumah sakit.

a. RUJUKAN

Dalam melakukan rujukan, bidan dapat memberikan pertolongan darurat

dengan :

1) Memasang infus

2) Tampa melakukan pemeriksaan dalam

Page 15: solusio-plasenta

3) Menyertakan petugas dalam merujuk pasien

4) Mempersiapkan donor darah dari keluarga/masyarakat

5) Mentyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalm

pemberian pertolongan pertama.

Section caesaria : indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi ibu dan

/atau anak. Tindakan section caesaria dipilih bila persalinan diperkirakan tidak

akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4 cm kejadian solusio

plasenta pada nulipara).

b. PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU DI KAMAR BERSALIN

Bidan yang bertugas dikamar bersalin rumah sakit/rumah bersalin dalam

menghadapi pasien (ibu) dengan solusio plasenta, dapat melakukan tindakan-

tindakan sebagai berikut :

1) Observasi keadaan umum ibu sebelum partus/persalina :

a) Ukur tekanan darah,nadi,pernapasan setiap ¼ jam sekali

b) Pemberian oksigen sesuai kebutuhan

c) Mengukur banyaknya perdarahan yang keluar,periksa hemoglobin

d) Pasang infuse sesuai dengan keadaan umum ibu

e) Penyediaan darah secepatnya sebaiknya darah segar dengan

jumlah yang telah diperhitungkan dengan perkiraan kehilangan

darah

f) Minta izin operasi

g) Dilakukan pemeriksaan terst pembekuan darah (COT:Clot

Observation Test)

2) Observasi keadaan umum ibu sesudah partus/persalinan,yang

bertujuan untuk :

a) Mencegah agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan

(Hemorhagi postpartum/HPP) dengan :

Page 16: solusio-plasenta

Memasang folley kateter (kolaborasi)

Memasang gurita untuk penekanan pada fundus uteri

b) Mencegah infeksi

11. PENGELOLAAN

Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirawat di rumah sakit

kerena memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun

persalinan. Pengelolaan pada solusio plasenta adalah sebagai berikut :

a. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi kurang dari 36 minggu atau taksiran

berat fetus kurang dari 2500 gr :

a) Solusio plasenta ringan dilakukan pengelolaan secara

Ekspektatif meliputi tirah baring

i. Sedative

ii. Mengatasi anemia

iii. Monitoring keadaan janin dengan kardiotokografi dan USG

iv. Serta menunggu persalinan spontan

Aktif dengan mengakhiri kehamilan spontan :

i. Keadaan memburuk

ii. Perdarahan berlangsung terus

iii. Kontraksi uterus berlangsung

iv. Dapat mengancam ibu atau janin

v. Partus pervaginam (aminotomioksitosin infuse)

vi. Seksio sesarea bila pelvic skor <5 atau persalinan >6 jam

b. Sedang/berat

Resusitasi cairan

Atasi anemi (transfuse darahpartus pervaginam : bila diperkirakan

partus dapat berlangsung dalam 6 jam (amonotomi dan oksitosin)

Partus perabdominal : bila partus pervaginam diperkirakan tidak dapat

berlangsung dalam 6 jam

Page 17: solusio-plasenta

Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 37 minggu atau lebih/taksiran berat

fetus 2500 gr

c. Solusio plasenta

Solusio plasenta ringan/sedang/berat : partus perabdominal bila persalinan

pervaginam diperkirakan berlangsung lama

a. Terdapat renjatan :

Atasi renjatan,resusitasi caiarn dan transfuse darah.

b. Bila ada renjatan tidak teratasi,upayakan tindakan penyelamatan yang

optimal.

c. Bila renjatan tidak dapat teratasi pertimbangkan untuk paartus

perabdominal bila janin masih hidup atau bila persalinan diperkirakan

berlangsung lama.

12. TERAPI SPESIFIK

1) Terhadap komplikasi

a) Atasi syok

1) Infuse larutan NS/RL untuk restorasi cairan,berikan 500ml dalam

15 menitpertama dan 2 L dalam 2 jam pertama. ( lihat cara

mengatasi syok)

2) Berikan transfuse dengan darah segar untuk memperbaiki factor

pembekuan akibat koagulopati.

b) Tatalaksana oliguria atau nekrosis tubuler akut

Tindakan restorasi cairan,dapat memperbaiki hemodinamika dan

mempertahankan fungsi ekskresi sistema urinaria. Tetepi apabila syok

terjadi secara cepat dan telah berlangsung lama (sebelum dirawat)

umumnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan

oliguria (produksi urin < 30 ml/jam). Pada kondisi yang lebih berat

dapat terjadi anuria yang mengarah pada nekrosis tubulus renalis.

Page 18: solusio-plasenta

Setelah restorasi cairan,lakukan tindakan untuk mengatasi gangguan

tersebut dengan :

a. Furosemina 40 mg dalam 11kristloid dengan 40-60 tetesan per

menit.

b. Bila belum berhasil,gunakan manitol 500 ml dengan 40 tetesan

permenit.

c) Atasi hipofibrinogenemia

Restorasi cairan/darah sesegera mungkin dapat menghindarkan

terjadinya koagulopati.

a. Lakukan uji beku darah (bedside coagulation test) untuk menilai

fungsi pembekuan darah (penilaian tak langsung kadar ambang

fibrinogen ).

Caranya sebagai berikut :

i. Ambil darah vena 2 ml,masukkan dalam tabung kemudian di

observasi,

ii. Genggam bagian tabung yang berisi darah,

iii. Setelah 4 menit,miringkan tabung untuk melihat lapisan

koagulasi di permukaan,

iv. Lakukan hal yang sama setiap menit,

v. Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu 7 menit,

maka diperkirakan titer fibrinogen di anggap di bawah nilai

normal ( kritis ),

vi. Bila terjadi pembekuan tipis yang mudah robek bila tabung

dimiringkan,keadaan ini juga menunjukkan kadar fibrinogen di

bawah ambang normal,

b. Bila darah segar tidak dapat segera diberikan,berikan plasma beku

segar (15 ml/kgBB).

Page 19: solusio-plasenta

c. Bila plasma beku segar tidak tersedia,berikan kriopresipitat

fibrinogen.

d. Pemberian fibrinogen,dapat memperberat terjadinya koagulasi

diseminata intravaskuler yang berlanjut dengan pengendapan

fibrin,pembendungan mikrosirkulasidi dalam organ-organ

vital,seperti ginjal,glandula adrenalis,hipofisis dan otak.

e. Bila perdarahan masih berlangsung (koagulopati) dan trombosit di

bawah 20.000,berikan konsentrat trombosit.

d) Atasi anemia

a. Darah segar merupakan bahaan terpilih untuk mengatasi anemia

karena disamping mengandung butir-butir darah merah,juga

mengandung unsure pembekuan darah.

b. Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih

dalam kondisi anemia berat,berikan packed cell.

2) Tindakan obstetric

Persalina di harapkan dapat terjadi dalam 3 jam,umumnya dapat

pervaginam.

1. Seksio sesarea

a) Seksio sesarea dapat dilakukan apabia :

a. Janin hidup dan pembukaan belum lengkap,

b. Janin hidup,gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak

dapat dilaksanakan dengan segera,

c. Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan

persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu yang

singkat.

b) Persiapan untuk seksio sesaria,cukup dilakukan penanggulangan

awal (stabilisasi dan tatalaksana komplikasi ) dan segera lahirkan

bayi karena operasi merupakan satu-satunya cara efektif untuk

menghentikan perdarahan.

Page 20: solusio-plasenta

a. Hematoma miometriun tidak mengganggu kontraksi uterus.

b. Observasi ketat kemungkinan perdarahan ulangan

(koagulopati).

2. Partus pervaginam

a) Partus pervaginam dilakukan apabila :

a. Janin hidup dan pembukaan sudah lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: solusio-plasenta

Fadlun,Feryanto,Achmad.2012.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba Medika

Maryunani,Anik.2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.Jakarta :TIM

Yeyeh,Ai Rukiyah.2010.Asuhan Kebidanan Patologi.Jakarta:Trans Info Media

Obstetric,William.Jakarta