solusio plasenta

12
Konsep Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan 7. Solution Plasenta a. Pengkajian 1) Biodata Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain 2) Nama Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan diagnosa penyakitnya. 3) Jenis kelamin Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami kehamilan. 4) Umur Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa menopause. 5) Pendidikan Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan. 6) Alamat

Upload: sunita-tria

Post on 09-Apr-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASKEP SOLUSIO PLASENTA

TRANSCRIPT

Page 1: SOLUSIO PLASENTA

Konsep Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan

7. Solution Plasenta

a. Pengkajian

1) Biodata

Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain

2) Nama

Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas

untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar

nama dan diagnosa penyakitnya.

3) Jenis kelamin

Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami

kehamilan.

4) Umur

Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi

penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa

menopause.

5) Pendidikan

Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak

mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.

6) Alamat

Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena

mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk

kehamilan.

7) Riwayat persalinan

Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan

plasenta.

8) Status perkawinan

Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau hanya

sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.

1) Agama

Page 2: SOLUSIO PLASENTA

Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam

memberikan bimbingan kegamaan.

2) Nama suami

Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi

persetujuan dalam perawatan.

3) Pekerjaan

Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama istrinya

dirawat.

4) Keluhan utama

Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri

Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan

dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.

Perdarahan yang berulang-ulang.

5) Riwayat penyakit sekarang

Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang

keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan

pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau

pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil

(hydroamnion gameli) dll.

6) Riwayat penyakit masa lalu

Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali

pusat pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.

7) Riwayat psikologis

Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui

asal dan penyebabnya.

8) Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Kesadaran : composmetis s/d coma

Postur tubuh : biasanya gemuk

Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa

Raut wajah : biasanya pucat

Page 3: SOLUSIO PLASENTA

b. Tanda-tanda vital

Tensi : normal sampai turun (syok)

Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)

Suhu : normal / meningkat (> 370 c)

RR : normal / meningkat (> 24x/menit)

c. Pemeriksaan cepalo caudal

Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas rambut

biasanya rontok / tidak rontok.

Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma

Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung

Mata : conjunctiva anemis

Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,

hiperpegmentasi aerola.

 Abdomen

Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat

linea alba dan ligra

Palpasi rahim keras, fundus uteri naik

Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.

Genetalia

Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah

kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.

Ekstimitas

Akral dingin, tonus otot menurun.

d. pemeriksaan penunjang

Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.

USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin

b. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan

conjungtiva anemis , acral dingin , Hb turun , muka pucat & lemas .

2) Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah ke

plasenta berkurang .

Page 4: SOLUSIO PLASENTA

3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai

terjadi distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .

4) Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan keadaan yang dialami .

5) Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan .

6) Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya

berhubungan dengan kurangnya informasi .

c. Intervensi Keperawatan

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan

conjunctiva anemis, acrar dingin, Hb turun, muka pucat, lemas.

Tujuan : suplai / kebutuhan darah kejaringan terpenuhi

Kriteria hasil

Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida lemas.

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien

Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan

b. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan

Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami

c. Monitor tanda-tanda vital

Rasional : tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi

menunjukkan gangguan sirkulasi darah.

d. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit

Rasional : mengantisipasi terjadinya syok

e. Catat intake dan output

Rasional : produsi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan

penurunan fungsi ginjal.

f. Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic

Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang

akiba perdarahan.

g. Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah

Rasional : tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat

perdarahan.

Page 5: SOLUSIO PLASENTA

Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi darah

ke placenta berkurang.

Tujuan : tidak terjadi fetal distress

Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya

pergerakan bayi,bayi lahir selamat.

Intervensi

a. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu

Rasional : kooperatif pada tindakan

b. Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri

Rasional : tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung

menurun sehingga terjadi perfusi jaringan.

c. Observasi tekanan darah dan nadi klien

Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad

sindroma vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti.

d. Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin

Rasional : penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen

dalam janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi jantung

janin.

e. Berikan O2 10 – 12 liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda

fetal distress

Rasional : meningkat oksigen pada janin.

2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai terjadi

distrensi uterus, nyeri tekan uterus.

a. Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri

Kriteria hasil :

Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.

Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.

Intervensi

Jelaskan penyebab nyeri pada klien

Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperatif

terhadap tindakan

Page 6: SOLUSIO PLASENTA

Kaji tingkat nyeri

Rasional : menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.

1. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.

Tarik nafas panjang (dalam) melalui hidung dan meng-hembuskan

pelan-pelan melalui mulut.

Rasional : dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri yang

dirasakan.

Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan)

Rasional : posisi miring mencegah penekanan pada vena cava.

Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung

Rasional : memberi dukungan mental.

2. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan keadaan yang dialami

Tujuan : klien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya.

Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak

gelisah.

Intervensi

Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.

Rasional : dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi

beban pikiran.

Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin

Rasional : mengurangi kecemasan klien tentag kondisi janin.

Beri penjelasan tentang kondisi janin

Rasional : mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan janin.

Beri informasi tentang kondisi klien

Rasional : mengembalikan kepercayaan dan klien.

Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat

Rasional : dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien

Anjurkan klien untuk berdo’a kepada Tuhan

Rasional : dapat meningkatkan keyakinan kepada Tuhan tentang

kondisi yang dilami.

Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan

Page 7: SOLUSIO PLASENTA

Rasional : penderita kooperatif.

3. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan

Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi

Kriteria hasil :

Perdarahan berkurang

Tanda-tanda vital normal

Kesadaran kompos metit

Intervensi

Kaji perdarahan setiap 15 – 30 menit

Rasional : mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin.

Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila

normal observasi dilakukan setiap 30 menit.

Rasional : mengetahui keadaan pasien

Awasi adanya tanda-tanda syok, pucat, menguap terus keringat

dingin, kepala pusing.

Rasional : menentkan intervensi selanjutnya dan mencegah syok

sedini mungkin

Kaji konsistensi abdomen dan tinggi fundur uteri.

Rasional : mengetahui perdarahan yang tersembunyi

Catat intake dan output

Rasional : produksi urine yang kurang dari 30 ml/jam merupakan

penurunan fungsi ginjal.

Berikan cairan sesuai dengan program terapi

Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa

adekuat dan sebagian persiapan bila diperlukan transfusi darah.

4. Kurangnya pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya

berhubungan dengan kurangnya informasi

Tujuan : penderita dapat mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria hasil : dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan

penyakitnya.

Intervensi

Page 8: SOLUSIO PLASENTA

Kaji tingkat pengetahuan penderita tentang keadaanya

Rasional : menentukan intervensi keperawatan selanjutnya.

5. Berikan penjelasan tentang kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.

a. Pengetahua tentang perdarahan antepartum.

b. Penyebab

c. Tanda dan gejala

d. Akibat perdarahan terhadap ibu dan janin

e. Tindakan yang mungkin dilakukan

Rasional : penderita mengerti dan menerima keadaannya serta pederita

menjadi kooperatif.