solusio plasenta

20
Solusio placenta LAMRO PANJAITAN OCTA TRY RAHAYU DEDE GUNAWAN RISKA NAZILAH NURWAH TANIA

Upload: astriie-desiyanti

Post on 30-Jun-2015

1.038 views

Category:

Automotive


11 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat ya teman2

TRANSCRIPT

Solusio placenta

LAMRO PANJAITANOCTA TRY RAHAYUDEDE GUNAWANRISKA NAZILAHNURWAH TANIA

definisiSolusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir . Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri sebelum janin lahir. Jika separasi ini terjadi di bawah kehamilan 20 minggu maka mungkin akan didiagnosis sebagai abortus imminens . Sedangkan Abdul Bari Saifuddin dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram .

MENURUT PENELITI• Solutio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan

implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer. Kapita Selekta edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. 2001).

• Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable, dimana plasenta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas sebelum kala III (Dr. Chrisdiono. M. Achadiat,SP.2003)

Nama lain dari Solutio Plasenta adalah:

Abrupsio Plasenta

Ablasio Plasenta

Accidental Haemorarrhge

Premature Separation Of The Normally Implanted Placenta

Penyebab Solusio Plasenta

• Hipertensi assentiaus atau pre eklamsi • Tali pusat yang pendek, anomali atau tumor

uterus defisiensi gizi• Trauma, merokok, konsumsi alkohol,

penyalahgunaan kokain• Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena

cava inferior • Uterus yang sangat mengecil (hydromnion

gemeli) obstruksi vena kavo inferior dan vena ovarika

Disamping itu juga ada pengaruh terhadap

• Umur lanjut

• Multiparitas

• Defisiensi ac. Folicum

PATOFISIOLOGIPerdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-hitaman.

Gejala-gejala S.Plasenta

• Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his • Anemia dan shock• Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi

rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois)

• Palpasi sukar karena rahim keras• Fundus uteri makin lama makin naik• Bunyi jantung biasanya tidak ada• Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus• Sering ada proteinuria karena disertai toxemia

Klasifikasi S.Plasenta berdasarkan derajat pelepasannya

Menurut Trijatmo Rachimhadhi :1. Solusio plasenta totalis, plasenta

terlepas seluruhnya.2. Solusio plasenta partialis, plasenta

terlepas sebagian.3. Ruptura sinus marginalis, sebagian

kecil pinggir plasenta yang terlepas.

Berdasarkan bentuk perdarahan

Menurut Pritchard JA1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar2. Solusio plasenta dengan perdarahan

tersembunyi, yang membentuk hematoma retroplacenter

3. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion

Berdasarkan tingkat klinisnya• Cunningham dan Gasong1. Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak

tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

Penyebab kematian ibu hamil

• Solusio Plasenta• Laserasi/ Ruptura uteri• Atonia Uteri• Koagulopathi• Plasenta Previa• Plasenta Akreta/ Inkreta/ Perkrata• Perdarahan Uterus• Retained Placentae

Komplikasi S.Plasenta

Komplikasi pada ibu• Perdarahan• Gangguan pembekuan darah• Oliguria menyebabkan sumbatan glomerulus ginjal dan

dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang.• Perdarahan postpartum• Koagulopati konsumtif• Utero renal reflex• Ruptur uteri

ContinueKomplikasi pada Janin• Asfiksia ringan sampai berat dan

kematian janin,karena perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah janin. Kelainan susunan system saraf pusat

• Retardasi pertumbuhan• Anemi

CONTINUE

• Observasi keadaan umum ibu sesudah partus/persalinan,yang bertujuan untuk :

• Mencegah agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan (Hemorhagi postpartum/HPP) dengan :

• Memasang folley kateter (kolaborasi)• Memasang gurita untuk penekanan pada

fundus uteri• Mencegah infeksi

Manifestasi Klinis

• Anamnesis • Perdarahan biasanya pada trimester ke III perdarahan pervaginam

berwarna kehitam-hitaman yang sedikit sekali tanpa rasa nyeri sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang, perdarahan pervaginam yang banyak, syok, dan kematian janin intrauterin.

• Pemeriksaan fisik : Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok

• Pemeriksaan obstetri : Nyeri tekanan uterus dan tegang, bagian-bagian janin sukar dinilai, denyut jantung janin sulit dinilai atau tidak ada air ketuban berwarna kemerahan karena bercampur darah.

Pemeriksaan Penunjang

• pemeriksaan laboratorium• Hemoglobin • Hematokrit • Trombosit • Waktu protrombin • Waktu pembekuan • Waktu tromboplastin • Kadar fibrinogen• Elektrolot plasma • KTG untuk menilai kesejahteraan janin• USG untuk menilai letak plasma, usia gestasi, dan keadaan janin

Pengobatan Umum

Pemberian darah yang cukup Pemberian O2 Pemberian antibiotica Pada shock yang berat diberi kortikasteroid dalam dosis tinggi

Khusus Teraphy hypoibrinogenemi Subtitusi dengan human fibrinogen 10 gram atau darah segar Menghentikan fibrinolyse dengan trasylol (proteinase inhibitor)

200.000 s IV selanjutnya kalau perlu 100.000 s/jam dalam infus Untuk merangsang diurese : mannit/mannitol Deurese yang baik

lebih dari 30-40 cc/jam . Obstetris

Thank YouFor

Attention