solusi sistemik yg jitu untuk mengatasi problem akibat ekonomi kapitalisme

28

Upload: suryono-

Post on 22-Jan-2018

128 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

ISLAMIC BUSINESS COACHINGGELOMBANG V

Materi 3Oleh: H. Dwi Condro Triono, Ph.D

Page 2: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

SOLUSI EKONOMI ISLAM PARSIAL

Page 3: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

Bagaimana solusi ekonomi Islam yang parsial?

Page 4: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

Dengan mensyari’ahkan jantung ekonominya

Page 5: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

PRINSIP DASAR OPERASIONAL

BANK KONVENSIONAL

MASYARAKATKELEBIHAN

DANA

LEMBAGAINTERMEDIASI

BANK KONVENSIONAL

MASYARAKATKEKURANGAN

DANA(PENGUSAHA)

MENABUNG MEMINJAMKAN

MEMBERIKAN % BUNGAMEMBERIKAN % BUNGA

MENDAPAT SPREAD

Page 6: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

PRINSIP DASAR OPERASIONAL

BANK SYARI’AH

MASYARAKATKELEBIHAN

DANA

LEMBAGAINTERMEDIASI

BANK SYARI’AH

MASYARAKATKEKURANGAN

DANA(PENGUSAHA)

INVESTASI PEMBIAYAAN

MEMBERIKAN % BAGI HASILMEMBERIKAN % BAGI HASIL

MENDAPAT % BAGI HASIL

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA

Page 7: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

AQAD PENGHIMPUNAN DANA:

• BANK KONVENSIONAL:1. GIRO

2. TABUNGAN

3. DEPOSITO

• BANK SYARI’AH:1. GIRO WADHI’AH

2. TABUNGAN MUDHARABAH

3. DEPOSITO MUDHARABAH

Page 8: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Menurut Imam Al Mawardi, syarat akadmudharabah yang diakui ada tiga:

1. Harus ada salah satu pihak yang secarakhusus berkontribusi dalam modal (mal).

2. Harus ada pihak yang lain yang secarakhusus berkontribusi dalam melakukanpengelolaan (‘amal).

3. Kedua pihak tahu bagian (nisbah)keuntungan masing-masing.

Page 9: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Pihak bank yang berposisi sebagai pengelola (mudharib) disyaratkan adalah pihak yang dapat melakukan tasharruf(pengelolaan) secara langsung terhadap dana yang telahdiserahkan kepadanya.

• Dana yang telah diserahkan kepada pihak bank ini tidak bolehdiserahkan pada pihak lain untuk dikelola.

• Jika dana tersebut kemudian diserahkan kepada pihak lain, makastatus bank sebagai mudharib secara otomatis akan hilang.

• Menurut Syaikh An-Nabhany, dalam akad mu’amalah pihak yang menjadi subyek akad tidak boleh diwakilkan. Yang boleh dilakukan hanyalah dalam hal mewakilkan akad-nya saja.

Page 10: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Jika penyerahan dana dari bank kepada pihak lain adalah dengan alasan menggunakan akad wakalah(perwakilan), maka hal ini juga dianggap tidakrelevan, karena dana tersebut sudah diserahkankepada pihak bank (mudharib) untuk dikelola.

• Apabila akad wakalah itu tetap diberlakukan, makahak pada dana itu akan berpindah kepada pihaklain, di luar pihak bank.

• Sehingga, apabila pengelolaan dana oleh pihak luartersebut menghasilkan keuntungan, maka pihakbank sesungguhnya tidak berhak untukmendapatkan bagian dari keuntungan tersebut(tidak berhak mendapatkan bagi hasil).

Page 11: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Karena dana yang diterima bank syari’ah disalurkan kepada pihak lain dengan akad mudharabah juga, maka dalam posisi ini, pihak bank akan bertindak juga sebagai shahibul maal.

• Dalam kondisi ini bank syari’ah akan menjalani dua posisi sekaligus, yaitu sebagai mudharib, sekaligus sebagai shahibul maal, sehinggabank syari’ah memerankan akad ganda (multi akad) yang dilarang.

• Dalilnya dari Hadits:

عليه وس • صلهى الله ص نهى رسول الله ي ص ع له وا • “Rasulullah SAW telah melarang dua kesepakatan (akad) dalam satu

kesepakatan (akad)” (HR. Imam Ahmad Bin Hanbal).

Page 12: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Wadhi’ah yad dhamanah itu tidak dapat diaplikasikan untuk tabungan dan giro, karena prinsip dalam wadhi’ah itu titipan. Konsekuensinya, dalam wadhi’ah tidak ada perpindahan kepemilikan atas harta atau barang yang ditipkan.

• Sehingga, akad wadhi’ah itu lebih cocok untuk penitipan barang (‘ain), tidak tepat untuk uang yang ditabung, yang kemudian uang itu akan dimanfa’atkan oleh pihak bank syari’ah.

• Dengan demikian, wadhi’ah yad dhamanah tidak dapat diterapkan untuk penitipan uang, untuk kemudian dimanfa’atkan.

• Sebab, jika itu digunakan untuk penitipan uang, maka yang berlaku bukan wadhi’ah (penitipan), tetapi akad qardh (peminjaman).

• Mengapa?

Page 13: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Sebab, uang yang dimasukkan ke bank itu tidak hanya dimanfa’atkan dzatnya saja, namun telah terjadi pemindahan kepemilikan dari uang tersebut.

• Sehingga, uang yang dikembalikan dapat dikategorikan sebagai harta yang semisal (mitsliyat), bukan harta dalam bentuk uang yang semula yang dititipkan. Hal itu berbeda dengan menitipkan (wadhi’ah) uang di safe deposit box, maka uang yang diambil kembali adalah uang yang semula disimpan, sebagaimana dzatnya uang awalnya itu dititipkan.

Page 14: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Fakta yang ada dalam tabungan wadhi’ah atau giro wadhi’ah adalah akad qardh. Definisi dari qardh adalah sebagai berikut:

ما عطيه م المثليات لير لك مثله المسبل:الرض•• “Pinjaman (qardh) adalah apa-apa yang kamu berikan berupa harta mitsliyat

(harta semisal) untuk dikembalikan kepadamu harta yang semisalnya pada masa yang akan datang” (Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al-Fuqaha`, hlm. 274).

• Sedangkan yang dimaksud dengan misliyat (harta semisal):

ع به، المثليات االصطالح كل ما يوج له مثل األسواق بال اوت ي•بيث ال يخلف بسببه الثم

• “Mitsliyat menurut istilah adalah apa-apa yang didapati yang semisalnya di pasar tanpa ada perbedaan yang signifikan, dalam arti perbedaan yang ada, tidak mengakibatkan perbedaan harga” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, Juz 36: 85).

Page 15: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Dengan demikian, jika akad yang sesuai itu adalah akad pinjam-meminjam (qardh), maka hal itu hukumnya masih dibolehkan, namun haram hukumnya jika ada imbalan atau tambahan yang diberikan oleh pihak peminjam (bank syari’ah), karena imbalan itu dapat dikategorikan sebagai riba. Hal itu sebaaimana yang telah ditunjukkan dalam Hadits:

ربا هو كل قرض جره منع :قال رسول هللا صلى هللا عليه وسله •• “Setiap utang-piutang yang menghasilkan manfa’at adalah riba”

(HR. Baihaqi).

Page 16: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

AQAD PENYALURAN DANA:

1. BAGI HASIL (PROFT SHARING)

a. AL-MUDHARABAH

b. AL-MUSYAROKAH

2. JUAL BELI (SALE AND PURCHASE)

a. BAI’ AL-MURABAHAH

b. BAI’ AS-SALAM

c. BAI’ AL-ISTISHNA’

3. SEWA (OPERATIONAL LEASE AND FINANCIAL LEASE)

a. AL-IJARAH

b. AL-IJARAH AL-MUNTAHIA BIT-TAMLIK

4. JASA (FEE-BASED SERVICES)

a. AL-WAKALAH

b. AL-KAFALAH

c. AL-HAWALAH

d. AR-RAHN

e. AL-QARDH

Page 17: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Dalam penyaluran dana dengan menggunakanakad mudharabah, maka posisi Bank tidak dapatdianggap sebagai shahibul mal, sebab danatersebut bukanlah dana milik bank, tetapi danatersebut milik shahibul mal yang sesungguhnya, yaitu pihak nasabah penabung atau deposan.

• Pihak bank justru posisinya sebagai mudharib. • Oleh karena itu, akad mudharabah ini menjadi

tidak sah, karena nasabah penerima penyalurandana yang akan bertindak sebagai mudharib ituakan mengelola dana yang bukan haknya, sehinggatidak boleh dikelola.

Page 18: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Jika bank menyalurkan dana yang berasal dari dananasabah penitip (dengan akad wadhi’ah), makasesungguhnya boleh saja bagi bank untuk memanfaatkandana tersebut atas ijin dari pemiliknya.

• Namun demikian, jika pemanfaatan tersebut kemudiandisalurkan kepada nasabah dengan akad syirkahmudharabah, maka pihak bank juga tidak dapat diposisikansebagai shahibul mal, karena bank hanyalah wakil darishahibul mal yang sesungguhnya, yaitu nasabah penitip.

• Jika penyaluran dana dengan akad mudharabah inimemperoleh keuntungan, maka keuntungan tersebutbukanlah hak dari bank, melainkan hak dari nasabahpenabung atau deposan penitip (muwaddi’).

Page 19: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Jika landasan yang digunakan oleh bank untukmengambil keuntungan adalah wakalah bil ujrah, maka landasan tersebut juga tidak dapat diterima.

• Ujrah (upah) yang diterima, sesungguhnya bukanlahhak dari bank syari’ah, karena pihak bank dalam posisiakad ini tidak melakukan aktivitas apapun, yang layakuntuk disebut sebagai ajir (pekerja).

• Definisi ijarah:

• ض على المنع جر ه ع بعواض أل

• “Al-ijarah adalah aqad atas manfaat dengan imbalan (upah)”

Page 20: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Dalam akad musyarakah, maka ada ketentuan bahwa masing-masing pihak, yaitu pihak bank dan nasabah penerima dana, harus terlibat dalam dua posisi sekaligus, yaitu penyertaandana, sekaligus terlibat dalam pengelolaan proyek bisnissecara langsung.

• Namun pada praktiknya, pihak bank ternyata tidak ikutberperan secara langsung terhadap terhadap proyek-proyekbisnisnya.

• Yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan proyek bisnishanyalah pihak nasabah penerima dana.

Page 21: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Apabila aktivitas pengelola (‘amil) dari pihak bank adalah: “Melakukan review, meminta laporan dan bukti-bukti dari hasil usahayang dibuat oleh pihak nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan”, maka aktivitas tersebut tetap belumlayak disebut sebagaiaktivitas pengelola (‘amil).

• Menurut Ibnu Qudamah: “Bagi ‘amil, wajib mengurus sendiri apa yang biasanya memang harus ditangani sendiri oleh pengelola.

• Pihak pengelola juga tidak berhak dibayar, karena haknya adalahmendapatkan kompensasi dari bagi hasil.

• Hal itu juga diperkuat dengan ketentuan UU Perbankan, bahwainstitusi perbankan tidak boleh melakukan kegiatan ekonomi riilsecara langsung, seperti jual beli, mengelola proyek dan sebagainya.

Page 22: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Ketentuan murabahah yang mengharuskan pihak bank syari’ah membiayai sebagian atau seluruh harga yang disepakati kualifikasinya, hal itu dapat dianggap bertentangan dengan fakta bahwa posisi bank syari’ah adalah sebagai penjual.

• Padahal, ketentuan bagi pihak penjual adalah menjual barang yang telah dimiliki kepada pihak pembeli, yaitu nasabah.

• Jika dalam praktiknya pihak bank syari’ah akan membiayai sebagian, dan sebagian yang lain harus dibayar oleh pembeli sendiri, maka bank syari’ah sesungguhnya telah bertindak sebagai pihak yang menghutangi pembeli, bukan menjadi pihak penjual.

Page 23: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Dalam akad murabahah tersebut yang berlaku bukanlah jual belidengan hutang, namun hutang-piutang murni, sehingga pihak bank syari’ah tidak boleh menetapkan harga beli ditambah keuntungannya.

• Sebab, statusnya adalah utang-piutang, maka pembayarannya harus sama dengan jumlah hutangnya. Jika ada tambahan, maka hal itu dapat dikategorikan sebagai riba.

• Dalil Haditsnya sebagai berikut:

كل قرض جره منع هو ربا •• “Setiap utang-piutang yang menghasilkan manfa’at adalah riba” (HR.

Baihaqi).

Page 24: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Dalam akad ini, Bank Syari’ah bertindak sebagai Ajir (pekerja) dannasabah sebagai musta’jir (pengguna manfa’at).

• Karena Bank tidak bergerak di bisnis riil, maka jasa (manfa’at) tersebutdiberikan oleh pihak lain, kemudian “dijual” kepada nasabah.

• Dalam transaksi ini jasa tersebut belum ada dan masih dalam bentukdzimmah maushufah (tanggungan yang terdeskripsikan), sehingga jasatersebut tidak dapat diserahkan kepada musta’jir .

• Maka, akad tersebut adalah akad jual beli hutang dengan hutang, sehingga hukumnya haram.

• Dalilnya dari Hadits sebagai berikut:

ه النهبىه • بيع الك -صلى هللا عليه وسل-أ نهى ع بالكال ال• “Bahwa Nabi SAW melarang menjual hutang dengan hutang.” (HR.

Imam Ad-Daraquthni).

Page 25: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

• Akad Ijarah Muntahiyah bit-Tamlik disamakan dengan akad sewa beli.

• Sewa dan beli adalah dua akad yang berbeda, maka jika disatukan akanmenjadi akad yang fasid (rusak).

• Dalilnya dari Hadits:

عليه وسله • صلهى الله نهى رسول الله ص ي ص ع وا• “Rasulullah SAW telah melarang dua kesepakatan (akad) dalam satu

kesepakatan (akad)” (HR. Imam Ahmad Bin Hanbal).

• Dalam akad ini juga terdapat syarat-syarat yang membatasi pemanfaatan(intifa’) dan tasharruf atas kepemilikan barang yang disewabelikan, sehingga akadnya menjadi rusak (fasid).

Page 26: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

JASA (FEE-BASED SERVICES)

• Akad jasa, seperti akad Al-Wakalah, Al-Kafalah, Al-Hawalah, Ar-Rahn danAl-Qardh termasuk dalam kelompok akad tabarru’ atau akad untukkepentingan sosial kemanusiaan.

• Hubungan akad ini menggunakan prinsip tolong-menolong (ta’awun).• Sudah menjadi kesepakatan ulama’ bahwa akad tabarru’ tidak boleh

berubah menjadi akad tijarah (komersial). Sedangkan untuk sebaliknyaadalah boleh.

• Salah satu dalilnya adalah dari Hadits. Nabi SAW bersabda:

يرجع قي ليس لنا مثل السهوء الهذي يعو هب • ئه ه كالكل• “Tidak ada orang yang menandingi kejelekan orang yang menarik hibahnya di antara kita,

selain seperti anjing yang menjilat ludahnya” (HR. Imam Bukhari).

• Pengambilan fee (uang jasa) dalam akad-akad diatas tidakdiperbolehkan.

Page 27: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme

Apa kesimpulannya...?

Jantung ekonomi kapitalisme sangat sulit disyari’ahkan

Page 28: Solusi Sistemik yg Jitu untuk Mengatasi Problem Akibat Ekonomi Kapitalisme