solusi kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan gas … fileseminar ingta “mencari solusi dalam...
TRANSCRIPT
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
OLEH : SATYA W YUDHA
Anggota komisi VII DPR RI
SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN GAS DOMESTIK
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
Landasan filosofis:
Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tidak terbarukan merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan pengelolaannya untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Landasan sosiologis:
Saat ini kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi cenderung mengarah kepada liberalisasi, sehingga pengaturan mengenai Minyak dan Gas Bumi diarahkan kepada kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi yang berwawasan kebangsaan.
Landasan yuridis:
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU-I/2003 (21 Desember 2004) yang menyatakan adanya beberapa ketentuan yang bertentangan dengan UUD Negara RI Tahun 1945
Keputusan DPR RI Nomor 21A/DPR RI/I/2009-2010 tanggal 28 September 2009 tentang Persetujuan Hasil Panitia Angket DPR RI Terhadap Kebijakan Pemerintah Menaikkan Harga BBM “mendesak Pemerintah dan/atau DPR RI untuk segera mengajukan RUU Migas yang baru menggantikan UU No. 22 tahun 2001 beserta peraturan pelaksanaannya...”
LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, “Sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.
Undang Undang No. 22/2001 tentang Migas
Permen ESDM No. 3/2010 tentang Alokasi dan Pemanfaatan Gas untuk Kebutuhan Dalam Negeri.
Peraturan2 lain ttg DMO (Domestic Market Obligation)
PERANGKAT HUKUM DLM TATA KELOLA MIGAS
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
Sektor 2006 2007 2008 Laju Pertumbuhan
Industri 304.1 325.6 374.3 Meningkat 3.7 % pertahun
Rumah tangga
312.7 319.3 316.8 Fluktuatif dipengaruhi gaya hidup yg terkait erat dgn harga minyak dunia
Komersial 26.2 27.9 29.0 Meningkat 4.3% pertahun
Transportasi 170.1 179.1 191.3 Meningkat 4.1 % pertahun
Lainnya 25.9 24.9 24.8 Menurun 2% pertahun
Total 839.0 876.8 936.2
KEBUTUHAN ENERGI TOTAL Juta SBM
Sumber : Outlook Energy Indonesia 2010_BPPT
* Angka kebutuhan energi cenderung selalu meningkat seiring dengan angka pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Pergerakan harga minyak mentah dan faktor sosial, ekonomi, dan teknologi turut mempengaruhi.
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
PENYEDIAAN ENERGI NASIONAL
ENERGI
FOSIL
SUMBER
DAYA
(CADANGAN
)
CADANGAN
TERBUKTI
CADANGAN
POTENTIAL
PRODUKSI
(Tahun
2011)
JANGKA
WAKTU EKSPOR DOMESTIK
Minyak
Bumi
7.764 Milyar
Barel
4.230 Milyar
Barel
3.534
Milyar Barel
344 juta
Barel
121 juta
barell
223 juta
barell
Gas Bumi 334,5 TSCF 170,07 TSCF 2.8 TSCF 35
tahun 42% 58% +flare
Batubara 104,8 milyar
ton
18.8 milyar
ton
327 juta
ton
83
tahun
75 %
(248 juta
ton)
25%
(79 juta ton)
Coal Bed
Methane
(CBM)
453 TSCF - - Untuk listrik
(domestik)
* Kebijakan Membuka Impor Gas pada tahun 2017 merupakan bagian penting dalam pemenuhan konsumsi LNG dalam negeri
Sumber : ESDM
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
PERUBAHAN PARADIGMA = (PERLU) POLITICAL WILL
Minyak → Gas : mengurangi subsidi bbm
menggunakan bahan bakar yang lebih bersih
Migas sbg pendapatan negara → pertumbuhan ekonomi nasional
Pengembangan Industri mengikuti Sumber Energi
Membuat iklim investasi migas lebih bergairah
Memperbaiki Harga Gas Domestik
Mempromosikan EBT sbg strategi Energi Mix 2030
Men-transform dari Mata rantai Global →
Mata Rantai Nasional
Harus tercermin pada Revisi UU Migas No. 22 Tahun 2001
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
LANGKAH KE DEPAN → KEMANDIRIAN ENERGI
Jaminan Suplai
Tidak memperpanjang kontrak ekspor gas (gas pipa dan LNG)
Melakukan pengembangan lapangan-lapangan gas, spt Natuna, dll
Memperbaiki harga gas domestik
Ketersediaan Infrastruktur
Melakukan perluasan infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi
Industri diarahkan ke sumber energi
FSRU (2014), jaringan pipa gas dari sabang – marauke, mengembangkan CNG dan Mini LNG, SPBG
Harga yang Terjangkau
Men-set harga keekonomisan untuk gas buang (flare), konvensional, cbm, geothermal, dan biomass
Diversifikasi dan Konservasi Energi
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
ALOKASI GAS DOMESTIK
Permen ESDM No. 03/2010 tentang Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi yang isinya, antara lain:
a. Pemanfaatan gas bumi diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri dengan tetap mempertimbangkan keekonomian pengembangan lapangan.
b. Alokasi pemanfaatan cadangan gas bumi yang baru ditemukan, diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan setempat. Apabila terdapat kelebihan, dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan wilayah lainnya.
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
ALOKASI GAS DOMESTIK
c. Pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur, besarnya cadangan dan keekonomian lapangan dengan urutan prioritas:
1. Upaya peningkatan produksi migas. 2. Sebagai bahan baku industri pupuk. 3. Sebagai penyediaan tenaga listrik. 4. Sebagai bahan bakar/bahan baku untuk industri lainnya.
d. Apabila terjadi kekurangan pasokan gas bumi (shortage) di suatu wilayah akibat keterbatasan di suatu wilayah akibat keterbatasan sumber gas dan infrastruktur, maka dapat dilakukan relokasi pasokan gas bumi atau swapping sebagai salah satu akibat contigency plan
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
MERUMUSKAN KEBIJAKAN TATA NIAGA GAS
Kebijakan Tata Niaga Gas harus memperhitungkan aspek keekonomian dan juga strategis dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Harga Gas Ekspor harus ditata ulang : Renegosiasi kontrak eskpor gas gas pipa → $ 10 – 12 per mmbtu LNG → $ 15 – 16 pr mmbtu Harga Gas Domestik harus di tata ulang
Sektor Harga skrg Harga ideal
PGN beli gas $ 2-5 $ 6 - 8 • Industri Hulu menjadi menarik dan menjual gas ke domestik dan tidak ekspor • Meningkatkan penerimaan negara
PGN jual gas $ 6.3 (2011)
$ 7 • end user: industri dan komersial
per mmbtu
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
MERUMUSKAN KEBIJAKAN TATA NIAGA GAS
Sektor Harga skrg Harga ideal
Listrik $ 5 - 7 $ 9 BP Migas telah meminta agar PGN dan PLN untuk segera merevisi harga beli gas mereka dari para kontraktor migas, terutama kontrak-kontrak lama yang harga gas per mmbtunya masih rendah. Bila ini sukses, penjualan gas di 2012 akan naik 66,67% dari tahun ini, menjadi Rp 500 triliun.
Pupuk $ 4 - 6
Rumah tangga (PGN ke end user)
Rp. 2385/m3
Infrastruktur gas pipa (rumah tangga) masih sangat terbatas.
Transportasi Rp. 3100/lt Rp. 4100/lt Kenaikan 100 per lt menghemat APBN hingga Rp. 18 triliun
Harga Gas Domestik harus di tata ulang
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
SARAN & MASUKAN
Pemerintah perlu menetapkan PRICING FORMULA yang jelas dari KKKS → PGN + Listrik + Pupuk + BUMD → GAS TRADER
→ end user (industri,komersial, rumah tangga,
transportasi)
Menjamin pasokan gas domestik, kelangkaan gas domestik
mengakibatkan naiknya harga domestik
Merenegosiasi kontrak-kontrak yang sudah lebih daripada
10 tahun atau masih di bawah harga ideal
Memasukan eskalasi harga tahunan dalam setiap kontrak
PJBG
Seminar INGTA “Mencari Solusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas Domestik”, 24 November 2011, JW Marriott, Jakarta
WWW.SATYAYUDHA.COM FOLLOW ME TWITTER @SATYAWIDYAYUDHA
T E R I M A K A S I H