solusi peningkatan produktivitas migas - · pdf filedan gas bumi (migas), tersedianya...

3
alam industri minyak dan gas bumi (migas), tersedianya fasilitas penunjang menjadi tumpuan tiap perusahaan migas agar dapat beroperasi secara maksimal. Atas alasan tersebut mutu fasilitas penunjang migas, entah yang berupa produk maupun jasa, harus terjamin baik. Hal itu berlaku mulai dari tahap desain, pabrikasi, instalasi, operasional sampai Solusi Peningkatan Produktivitas Migas oleh : Saifudin D Edisi 5 Tahun I / 2012

Upload: vankien

Post on 03-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

28Edisi 5 Tahun I / 2012

alam industri minyak dan gas bumi (migas), tersedianya fasilitas

penunjang menjadi tumpuan tiap

perusahaan migas agar dapat beroperasi secara maksimal. Atas alasan tersebut mutu fasilitas penunjang migas, entah yang

berupa produk maupun jasa, harus terjamin baik. Hal itu berlaku mulai dari tahap desain, pabrikasi, instalasi, operasional sampai

Solusi Peningkatan Produktivitas Migas

oleh : Saifudin

D

28

Edisi 5 Tahun I / 2012

29Edisi 5 Tahun I / 2012

dengan pemeliharaannya. Terjadinya kerusakan atau

kesalahan pada salah satu komponen dapat menyebabkan terganggunya proses operasional. Lebih lanjut hal itu dapat mendatangkan kerugian dan menimbulkan potensi risiko bahaya yang mengancam keselamatan personil dan lingkungan. Dampaknya, ongkos operasional perusahaan akan membengkak atau bahkan waktu pengerjaan projek menjadi molor. Hal ini tentu saja tidak baik bagi kredibilitas perusahaan migas.

Perusahaan piranti lunak Intergraph melalui divisi “Process, Power & Marine (PP&M)” menawarkan solusi atas permasalahan tersebut. Dengan teknologi software yang dimilikinya, Intergraph’s PP&M mampu membantu dalam hal desain, konstruksi, dan mengoperasikan berbagai fasilitas penunjang migas. Mulai dari proses pembangkit listrik, platform lepas pantai, hingga kapal. Tidak hanya itu, Intergraph’s PP&M juga menyediakan manajemen informasi yang mampu membangun dan mengoperasikan fasilitas-fasilitas tersebut.

Senior Vice President Asia Pasific Intergraph, Franz Kufner mengatakan keunggulan utama dari teknologi software ini adalah terkait produktivitas. Hal itu dicapai salah satunya melalui keakuratan kerja serta manajemen pengerjaan yang baik. Dengan begitu, menurut Kufner, efisiensi kerja pun dapat tercapai sehingga turut berpengaruh pada penghematan ongkos produksi.

Untuk membangun fasilitas migas yang baru, 10-15 persen dari total biaya adalah untuk desain engineering dan 50-60 persen untuk mengadaan material. Atas alasan tersebut, tidak hanya menawarkan

material konstruksi, Intergraph menurut Kufner juga menawarkan jasa manajemen.

“Resiko terbesar bagi konsumer (perusahaan migas) adalah di konstruksi ,sehingga keakuratan menjadi sangat penting. Namun, untuk menunjang kebutuhan peIanggan, hal itu tidak lah cukup, karenanya kami menawarkan juga solusi manajemennya,” ucap Kufner.

“Dengan manajemen yang baik, akan mampu mengurangi ongkos material di mana meski hanya 5 persen pengurangan saja mampu

menghemat jutaan dollar dari ongkos proyek,” tambahnya.

Di Indonesia sendiri, teknologi software semacam ini masih menjadi hal baru. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan dari masih sedikitnya perusahaan jasa survey nasional yang fokus di bidang 3D Laser Scanner. Padahal, di antara negara se-Asia Tenggara, Indonesia memiliki sumber energi migas yang paling besar. Tak heran jika menurut Vice President Process Power and Marine (PP&M) Intergraph di Asia Tenggara, Chin Kong Far, Indonesia memiliki pangsa pasar yang menjanjikan dalam penerapan teknologi ini.

“Suatu kesempatan yang besar untuk kami memperkenalkan teknologi ini di Indonesia mengingat banyak sekali aplikasi pemanfaatan dan pengembangan sumber energi di Indonesia,” ujarnya.

Seperti diketahui, Intergraph merupakan perusahaan piranti lunak yang beroperasi melalui dua divisi, yaitu “Process, Power & Marine (PP&M)” dan “Security, Government & Infrastructure (SG&I)”. Saat ini, migas masih menjadi sektor mayoritas yang dibidik Intergraph dengan persentase sekitar 60-70%. Menurut data ARC Advisory Group, Intergraph berada diperingkat teratas di dunia dalam kategori software desain 3D dan Process Engineering Tools (PET).

Meski menduduki peringkat teratas, Intergraph masih terus berinvestasi dari sekitar 15% hasil pendapatannya untuk mengembangkan softwarenya setiap tahun. Tak lain agar terjadi peningkatan produktivitas bagi setiap bisnis yang dijalankan oleh pelanggan. Alhasil bisnis pelanggan pun menjadi kian berkembang. Dan itu adalah pencapaian utama yang menjadi fokus Intergraph hingga saat ini. v

Dengan manajemen

yang baik, akan mampu mengurangi ongkos material di mana meski hanya 5 persen pengurangan saja mampu menghemat jutaan dollar dari ongkos proyek

Senior Vice President Asia Pasific IntergraphFranz Kufner

29Edisi 5 Tahun I / 2012

O&G Indonesia Magazine, Issue 5, 2012  

Solutions to Increase Productivity of Oil and Natural Gas Industry By Saifudin

For optimal operations and maximum availability of oil and gas facilities, the products and services used for these facilities must be of high quality throughout the plant life cycle, from design, through to fabrication, installation, as well as maintenance and operations. Any errors or damage to plant components could impact operations, resulting in a financial loss or risking potential threats to the safety of plant personnel and the environment. This would cause project delays and increase operational costs, which are not good for the credibility of the oil and gas industry in Indonesia.

Intergraph’s Process, Power & Marine (PP&M) division offers enterprise engineering solutions to tackle such challenges. Intergraph technology enables the design, construction, and operation of process and power plants, offshore platforms, and ships. Intergraph also provides the information management capabilities to build and operate such facilities.

Franz Kufner, senior vice president of Intergraph PP&M in Asia-Pacific, said that the main superiority of Intergraph’s engineering software is connected productivity. This enables accuracy in data as well as efficient management of information. According to Kufner, by achieving enhanced efficiency in work processes, this will economize the cost of production.

To build a new oil and gas facility, 10-15 percent of the total cost is for design engineering, but as much as 50-60 percent goes towards materials. Therefore, Intergraph not only offers solutions for design and construction, but also for materials management.

“For oil and gas companies, the biggest risk is during the construction phase, so accuracy of design is very important. However, this is not sufficient to fully meet our customers’ needs so we offer a solution for materials management as well,” said Kufner.

“Effective materials management could decrease materials cost. Even a 5-percent reduction could save millions of dollars in project expenses,” added Kufner.

The use of such technology is still new in Indonesia, as confirmed by a national survey that focused on 3D laser scanning. This is despite the fact that Indonesia has the greatest number of oil and gas resources in Southeast Asia. According to Chin Kong Far, vice president of Intergraph PP&M in Southeast Asia, Indonesia is a promising market for such advanced technology.

“It is a big opportunity for us to introduce such technology in Indonesia because there are many useful applications in the development of energy resources in Indonesia,” he said.

Intergraph is a global provider of engineering and geospatial software, operating through two divisions: Process, Power & Marine (PP&M) and Security, Government & Infrastructure (SG&I). Currently, the oil and gas industry is still the biggest sector for Intergraph, making up about 60-70 percent of Intergraph’s PP&M business. The ARC Advisory Group ranks Intergraph as the global leading supplier of process engineering tools, engineering design tools, and engineering design 3D software.

In spite of its global leadership position, Intergraph still invests about 5 percent of its revenue in research and development. This is to ensure that the software continues to increase productivity for Intergraph’s customers and deliver value to their businesses. Intergraph’s commitment to developing next-generation, industry-leading technology remains a key focus now and into the future.