soal

1.Ada berbagai bentuk artikulasi kekuasaan dalam sejarah masyarakat.coba jelaskan bentuk- bentuk artikulasi kekuasaan tersebut sejauh yang anda ketahui.

2. Bagaimana knstrukselite terhadap kekuasaan? Apakah perbedaan dengan konstruks rakyat pada umumnya terhadapkekuasaan3. Bagaimana konstruks masyarakat Jawa terhadap kekuasaan ,dan apa bedanya dengan cara orang Barat memahami kekuasaan ?

4. Mengapa raja-raja Jawa banyak memperkenalkan diri sebagai memiliki garis keturunan dengan dengan nama-namabesar di masa lalu,bahkan sampai kepada nama-nama nabi, meskipun penggambarannya tidak selalu mencerminkan yg sebenarnya ?

5. Bagaimana konstruks pemikir islam terhadap kekuasaan? Ada beberapa varian di kalangan muslim dalam mengkonstruks kekuasaan. Sebutkan yang anda ketahui dan jelaskan!

6. Max Weber banyak berbicara tentang kekuasaan. Gambarkan secara ringkas pandangan para penganut Weber tentang kekuasaan.

7. Menurut anda agama itu sebagai energi atau Political Liability?

JAWABAN

1. 2. Konstruks elite tentang kekuasaan diperoleh bukan melalui jalan kekerasan melainkan melalui upaya-upaya yang ditempuh secara demokratis. Ada , kekuasaan yang dilakukan melalui praktik dominasi dimunculkan ketika seorang atau sekelompok elite memaksa kelompok lain (massa) melalui penggunaan secara langsung ancaman dan kekuatan atau kekerasan.3. Melihat bahwa ada perbedaan antara konsep kekuasaan jawa dan barat,adalah sebai berikut kekuasaan menurut orang JAWA kekuasaan itu kongkrit , homogen, besarnya dalam alam semesta adalah konstan. Tidak menimbulkan pengesahan karena abstrak, secara tak terpisahkan tidak membatasi diri,ditambah lagi sumber- sumbernya dikumpulkan dengan tidak ada batasnya. Sedangkan menurut orang BARAT kekuasaan itu Abstrak , sumber-sumber nya heterogen , pengumpulannya tidak mempunyai batas tak terpisahkan (inherent) ,secara moral berwatak rangkap.4. karena menurut pandangan orang jawa kekuaasaan dan status berhubungan erat di mana polotikus dianggap sebagai orang tinggi kewibawaannya.5. Sebenarnya dalam islam banyak kazanah intelektual yang tidak hanya perspektik sukalaristik lain yang lebih bercorak diferensiatif. Akan tetapi juga perkembangan interelasi agama dan politik juga masuk dalam diskursus intelektual muslim kontemporer.- varian..

6. 7. Energi. Karena agama bukan politik.