sni.doc

5
PERUBAHAN UTAMA DALAM TATA CARA KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG 1. Simpangan Batas SNI 1726 Pasal 8 mengatur simpangan antar tingkat yang sangat lain dengan SNI lama, yaitu diatur 2 simpangan (drift) yaitu : Kinerja Batas Layan Struktur (UBC 1997 menyebut s) dan Kinerja Batas Ultimate Struktur (m). Kinerja Batas Layan Struktur harus dihitung dengan syarat pemodelan di butir 2.7 akibat beban gempa nominal, sedangkan kinerja batas ultimate yang merupakan penyimpangan inelastik maksimum akibat beban gempa renca didapat dengan mengalikan s dengan suatu faktor pengali = 0,7 R. 2. Kompatibilitas Deformasi 1. Jenis Struktur untuk Daerah dengan Resiko Menengah Untuk memikul gaya-gaya akibat gempa di daerah dengan resiko gempa menengah yaitu wilayah gempa 3 dan 4 menurut SNI 2847 Pasal 23.2 (1(3)), harus digunakan : - Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). - Sistem Dinding Struktur Biasa (SDSB) atau Sistem Dinding Struktur Khusus (SDSK). 1

Upload: rollan-f-komaji

Post on 21-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SNI.doc

PERUBAHAN UTAMA DALAM TATA CARA KETAHANAN GEMPA

UNTUK BANGUNAN GEDUNG

1. Simpangan Batas

SNI 1726 Pasal 8 mengatur simpangan antar tingkat yang sangat lain dengan

SNI lama, yaitu diatur 2 simpangan (drift) yaitu : Kinerja Batas Layan

Struktur (UBC 1997 menyebut s) dan Kinerja Batas Ultimate Struktur (m).

Kinerja Batas Layan Struktur harus dihitung dengan syarat pemodelan di butir

2.7 akibat beban gempa nominal, sedangkan kinerja batas ultimate yang

merupakan penyimpangan inelastik maksimum akibat beban gempa renca

didapat dengan mengalikan s dengan suatu faktor pengali = 0,7 R.

2. Kompatibilitas Deformasi

1. Jenis Struktur untuk Daerah dengan Resiko Menengah

Untuk memikul gaya-gaya akibat gempa di daerah dengan resiko gempa

menengah yaitu wilayah gempa 3 dan 4 menurut SNI 2847 Pasal 23.2 (1(3)),

harus digunakan :

- Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Sistem

Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).

- Sistem Dinding Struktur Biasa (SDSB) atau Sistem Dinding Struktur

Khusus (SDSK).

2. Jenis Struktur untuk Daerah dengan Resiko Gempa Tinggi

Daerah dengan resiko gempa tinggi yaitu wilayah gempa 5 dan 6, sesuai SNI

2847 Pasal 23.2 (1(4)) untuk memikul gaya-gaya akibat gempa harus

menggunakan :

- SRPMK

- SDSK dan diafragma serta rangka batang sesuai dengan Pasal 23.2 sampai

dengan 23.8.

1

Page 2: SNI.doc

3. Kompatibilitas Deformasi

Deformasi kompatibiliti yang dituntut SNI 2847 Pasal 23.9 merupakan revisi

berdasarkan hasil observasi dari kejadian gempa di Northridge tahun 1994.

Semua elemen yang didesain bukan bagian dari Sistem Pemikul Beban Lateral

(SPBL) dituntut didesain dan atau didetail sesuai SNI 2847 Pasal 23.9 untuk

tetap dapat menahan beban gravitasi setelah elemen-elemen tadi mengikuti

deformasi dari SPBL akibat gaya gempa rencana. Deformasi yang dipilih

adalah simpangan sebesar .

4. Pemakaian Probabel Kekuatan Momen Max, Mpr

Untuk menaksir gaya geser rencana Ve yang bekerja di muka hubungan balok

kolom dari suatu SRPMK baik di ujung-ujung balok maupun di kolom harus

dicapai dengan menggunakan Mpr di muka hubungan balok kolom dengan

asumsi terjadi tegangan tarik tulangan memanjang sedikitnya 1,25 fy dengan

. Khusus untuk kolom (yang kenan beban aksial > Ag fc’/10), Mpr

adalah nilai momen balance dari diagram interaksi yang dipakai.

5. Pedoman Perhitungan Kuat Lentur Kolom pada SRPMK

Untuk menentukan nilai kuat lentur, SNI T15 Pasal 3.14.4 menetapkan

kombinasi rumus kuat lentur minimum dan gaya aksial yang bekerja. Dalam

gal ini SNI 2847 Pasal 23.4 hanya menentukan syarat , di

mana adalah jumlah kuat momen niminal kolom di atas dan bawah

muka hubungan balok kolom yang dihasilkan oleh diagram interaksi oleh

beban aksial berfaktor terkecil konsisten dengan arah beban lateral.

adalah jumlah kuat momen nominal dari balok-balok di muka hubungan balok

kolom.

6. Hubungan Balok Kolom dari SRPMK

Penentuan penulangan hubungan balok kolom di SNI 2847 Pasal 23.5

mengalami banyak penyederhanaan. Bila SNI T15 mencantumkan sampai 12

2

Page 3: SNI.doc

rumus untuk menentukan tulangan vertikal (Ajv) dan tulangan horisontal

(Ajh), maka di SNI 1726 Pasal 21.5 menentukan bagian dari tulangan

transversal di yang diteruskan ke dalam hubungan balok kolom tergantung

pada besar kuat geser nominal di hubungan balok kolom yang diciptakan oleh

jumlah balok melintang yang menyatu atau mengekang hubungan balok

kolom.

7. Pedoman Desain SRPMM

Pedoman desain SRPMM di SNI 2847 jauh lebih sederhana dari yang

ditentukan dalam desain struktur rangka dengan tingkat daktilitas 2 (terbatas)

di SNI 1746-1989. Prinsip yang dianut oleh SNI 2847 adalah, pertama semua

komponen struktur SRPMM tidak boleh runtuh oleh geser dengan menjamin

kuat geser komponen lebih kuat dari kuat lentur nominalnya, kedua, menjamin

tiap ujung komponen SRPMM baik balok maupun kolom tersedia cukup

pengekangan dengan s max tertentu.

8. Sambungan Las dan Sambungan Mekanis

Persyaratan baru untuk sambungan las dan sambungan mekanis telah

diperkenalkan dalam SNI 2847 Pasal 23.2. Dalam wilayah gempa 3 sampai 6,

sambungan las baja A615 M atau baja A706M tidak boleh digunakan dalam

daerah sendi plastis, juga tidak dalam jarak setinggi balok baik pada kedua sisi

sendi plastis maupun dalam joint.

Dua tipe sambungan mekanik didefinisikan dalam SNI 2847 Pasal 23.2(6).

Dalam sambungan Tipe 1, sambungan mekanik harus memenuhi persyaratan

SNI 2847 14.14(3(2)). Sedang dalam sambungan tipe 2 sambungan mekanik

harus sesuai dengan SNI 2847 14.14(3(2)) dan harus lebih kuat dari pada

tulangan yang disambungkan.

Di wilayah gempa 1 dan 2, sambungan Tipe 1 diizinkan boleh ditempatkan di

mana saja dalam elemen, namun untuk WG 3, 4, 5 dan 6 sambungan Tipe 2

ditentukan boleh diletakkan pada daerah yang kemungkinan terjadi sendi

plastis atau sejauh 2 kali tinggi balok dari muka kolom. Sambungan Tipe 2

boleh ditempatkan di lokasi mana saja.

3