smp negeri 5 ngawen kabupaten gunungkidul yogyakarta 2010/2011/perbedaan...ngawen yogyakarta tahun...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN LATIHAN MODEL BERMAIN
INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN INTERVAL ISTIRAHAT PASIF
TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
YUNANTA ANWAR SOLEH
X4606054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN LATIHAN MODEL BERMAIN
INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN INTERVAL ISTIRAHAT PASIF
TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
2010/2011
Oleh:
YUNANTA ANWAR SOLEH
X4606054
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Sunardi, M.Kes
NIP. 19581121 199003 1 004
Deddy Whinata K, S.Or, M.Pd
NIP. 19840117 200812 1 002
PENGESAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agus Mukolid, M.Pd. _________________
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. _________________
Anggota 1 : Drs. H. Sunardi, M.Kes. _________________
Anggota 2 : Deddy Whinata K, S.Or, M.Pd. _________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Yunanta Anwar Soleh, PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN
LATIHAN MODEL BERMAIN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN
INTERVAL ISTIRAHAT PASIF TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA
PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011. Skripsi, Surakrta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh pengembangan
latihan model bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap
kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten
Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. (2) Pengaruh yang lebih baik antara
pengembangan latihan model bermain interval istirahat aktif dan pengembangan latihan
model bermain interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah
siswa putra SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011 berjumlah 24
orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kesegaran jasmani.
Teknik analisi data yang di gunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikit: (1) Ada
perbedaan yang signifikansi antara latihan model bermain interval istirahat aktif dan
interval pasif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat
perlakuan dengan latihan model bermain interval istirahat aktif) memiliki peningkatan
23,841% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan
dengan latihan model intrerval istirahat pasif) yaitu 7,947%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Yunanta Anwar Soleh, PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN
LATIHAN MODEL BERMAIN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN
INTERVAL ISTIRAHAT PASIF TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
YOGYAKARTA 2010/2011. Skripsi, Surakrta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh pengembangan
latihan model bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap
kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. (2) Pengaruh yang lebih baik antara
pengembangan latihan model bermain interval istirahat aktif dan pengembangan latihan
model bermain interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah
siswa putra SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011 berjumlah 24
orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kesegaran jasmani.
Teknik analisi data yang di gunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikit: (1) Ada
perbedaan yang signifikansi antara latihan model bermain interval istirahat aktif dan
interval pasif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat
perlakuan dengan latihan model bermain interval istirahat aktif) memiliki peningkatan
23,841% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan
dengan latihan model intrerval istirahat pasif) yaitu 7,947%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesunggunhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
( QS; Al- Insyroh, 94: 5)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan
berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
( Beverly Sills)
Setiap manusia harus mempunyai prinsip, prinsip itulah yang akan membawa
kita kepada kesuksesan kelak. Asalkan prinsip itu sesuai Al-Quran dan Hadist.
( Penulis )
Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semangat, ikhlas serta selalu tawakal
kepada Allah SWT.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
\ Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tercinta
Kakak-kakak ku tersayang
Sahabatku, yang selalu memberi
semangat dan motivasi
Rekan-rekan penjaskesrek angkatan
‘06
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan kepada
penulis, sehingga penulis dimudahkan dan senantiasa diberi bantuan dalam penyusunan
skripsi sampai akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian
persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali dibantu dan didukung
oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis berterimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk menyusun skripsi;
2. Drs. H. Mulyono, M. M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta;
3. Waluyo, S.Pd, M.Or, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta;
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan
arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat
melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi tanpa kesulitan yang berarti;
5. Deddy Whinata K, S.Or., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada penulis
sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi tanpa kesulitan
yang berarti;
6. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku penasehat akademik yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa di
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
dengan tulus memberikan ilmu dan memberikan motivasi tersendiri kepada
penulis;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Kepala SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta yang telah memberi
ijin pelaksanaan penelitian;
9. Guru mata pelajaran Penjasorkes SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian;
10. Siswa SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian;
11. Ibu dan Ayahku yang telah memberikan dorongan dan do’a restu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
12. Kakak-kakakku, Mb Umi Uswatun Chasanah dan Yunita Umi Solikah yang
telah memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
13. Rekan-rekan POK yang dengan tulus membantu peneliti;
14. Pihak-pihak lain yang membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
Penulis sangat menyadari bahwasanya skripsi ini tidak sempurna. Oleh karena
itu, penulis mohon maaf dan meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepan
dapat lebih baik. Akhirnya, penulis berharap dari ketidaksempurnaan ini dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan baik itu untuk penulis sendiri maupun
para pembaca yang budiman.
Surakarta, 23 Juni 2011
Yunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................. i
PENGAJUAN .................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ....... ........................................................................................ iv
ABSTRAK ....... ................................................................................................ v
MOTTO ........ .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..... ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .... .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ....... ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........... ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........ ............................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 4
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
F. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7
1. Kesegaran Jasmani ............................................................................ 7
2. Latihan .............................................................................................. 10
3. Bermain ............................................................................................ 13
4. Waktu Istirahat dalam Olahraga ....................................................... 18
5. Pemulihan atau Istirahat Aktif .......................... ............................... 19
6. Pemulihan atau Istirahat Pasif .... ...................................................... 21
7. Item Tes Kesegaran Jasmani ... ......................................................... 21
B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 22
C. Perumusan Hipotesis ............................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 24
1. Tempat Penelitian ............................................................................. 24
2. Waktu Penelitian ............................................................................... 24
B. Subjek Penelitian ................................................................................... 24
C. Metode Penelitian .................................................................................. 24
D. Variabel Penelitian ... ............................................................................. 26
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 27
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 28
1. Mencari Reliabilitas .......................................................................... 28
2. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 29
3. Uji Perbedaan .................................................................................... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .......... ............................................................................ 32
B. Pengujian Persyaratan Analisis ....... ...................................................... 32
1. Uji Realibilitas ....... .......................................................................... 33
2. Uji Normalitas ............ ...................................................................... 33
3. Uji Homogenitas ................. ............................................................. 34
C. Hasil Analisis Data ............. .................................................................. 35
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan .................... ................... 35
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan ...... .................................... 35
D. Pengujian Hipotesis ........... ................................................................... 36
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Model Bermain Interval istirahat
aktif dan interval istirahat pasif Terhadap Kesegaran Jasmani ....... 36
2. Metode latihan Bermain Interval Istitahat Aktif Lebik Baik
Pengaruhnya Terhadap Kesegaran Jasmani ........ ........................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ...... ......................................................................................... 39
B. Implikasi .......... ..................................................................................... 39
C. Saran ........ ............................................................................................. 40
Daftar Pustaka ................................................................................................... 41
Lampiran ............................................................................................................ 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ....................................................... 32
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 33
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas....................................................... 33
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ............................................... 34
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ........................................... 34
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1
dan Kelompok 2 ..................................................................................... 35
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 1 ........................................................................................... 35
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Tes Kesegaran Jasmani antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2 ........................................................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes ............................................................. 42
Lampiran 2. Program Latihan Bermain Interval Istirahat Aktif ....................... 53
Lampiran 3. Program Latihan Bermain Interval Istirahat Pasif ....................... 55
Lampiran 4. Jadwal Treatmen ........................................................................... 58
Lampiran 5. Daftar Nama Sampel Penelitian ................................................... 59
Lampiran 6. Data Hasil Tes Awal Kesegaran Jasmani .................................... 60
Lampiran 7. Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Awal .................... 62
Lampiran 8. Realibilitas Tes Awal .................................................................... 63
Lampiran 9. Data Hasil Tes Akhir Kesegaran Jasmani .................................... 73
Lampiran 10. Realibilitas Tes Akhir ................................................................ 76
Lampiran 11. Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................... 86
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Data ............................................... 87
Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas Data ........................................... 91
Lampiran 14. Perhitungan Uji Beda ................................................................. 95
Lampiran 15. Perhitungan Presentase Peningkatan .......................................... 97
Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Tes .................................................... 98
Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta ..
Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta ............ .........................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin disadari bahwa kesegaran jasmani merupakan unsur pokok yang
sangat di butuhkan manusia untuk menjalani kehidupannya. Tanpa memiliki
kesegaran jasmani yang memadai, orang tidak akan dapat melakukan kegiatannya
sehari-hari dengan baik. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan,
dengan kesegaran jasmani yang baik seseorang akan mampu menyelesaikan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa merasa kelelahan yang berarti dan masih memiliki
cadangan untuk melakukan aktivitas yang lain. Kesegaran jasmani yang
dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu
tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Upaya untuk
menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar maka haruslah aktif bergerak.
Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan satu bentuk
pembinaan kesegaran jasmani bagi anak dan remaja. Apabila anak memiliki
kesegaran jasmani yang baik maka akan membantu penampilan fisik,
meningkatkan produktifitas, maupun prestasi belajar. Pendidikan jasmani
merupakan salah satu sarana untuk menjaga dan memelihara kesegaran jasmani
terutama pada anak. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:151)
“Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani adalah
tercapainya derajat kebugaran jasmani”. Pendapat lain dikemukakan Sudarno S.P.
(1992: 9) bahwa, “kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang
untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa
kelelahan berarti”.
Dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesegaran jasmani
merupakan salah satu bagian yang mempunyai peranan penting untuk menunjang
proses belajar mengajar secara kesseluruhan. Olahraga di sekolah dapat dikaitkan
dengan pendidikan jasmani. Banyak nilai-nilai positif yang dapat dikembangkan
pada diri siswa melalui program pendidikan olahraga, Meliputi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, perkembangan sikap, mental, emosional, intelektual
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
maupun sosial anak serta dapat menerapkan hidup sehat. Dengan demikian
pendidikan jasmani memiliki peranan dalam pembentukan sumber daya manusia
yang berkualitas.
Salah satu kemampuan fisik yang harus diperhatikan dalam
perkembangan anak didik menuju pembentukan manusia berkualitas adalah
kemampuan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani dapat dibagai menjadi dua
yaitu; kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan kesegaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan fisik. Kesegaran jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan meliputi, daya tahan jantung paru, kekuatan otot,
daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Sedangkan kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan ketrampilan meliputi, kecepatan, power,
keseimbangan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Dalam
pelaksanaannya, kesegaran jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan
kesanggupan siswa dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik sebagai
anak didik dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa.
Mengingat pentingnya peranan kesegaran jasmani untuk menunjang
pencapaian prestasi belajar siswa, maka kesegaran jasmani siswa perlu
ditingkatkan ke dalam tingkatan fitnes yang tinggi (total fitnes). Cara yang paling
efektif untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah dengan berolahraga atau
latihan secara teratur. Seperti dikemukakan Sudarno SP. (1992:64) bahwa, “untuk
membina kesegaran jasmani, kita harus memberikan beban kepada
kardiorespiratori”. Namun latihan yang terlalu sering akan mengakibatkan anak
didik menjadi bosan. Untuk mengantisipasi agar siswa tetap latihan teratur, maka
sebaiknya pengembangan latihan menggunakan metode bermain. Permainan
merupakan salah satu jenis kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Permainan memberikan kesenangan yang lebih besar bagi siswa. Oleh sebab itu
untuk mempertahankan agar anak didik berlatih teratur maka latihan dibuat secara
permainan, sehingga siswa merasa senang dan selalu ingin melakukan latihan
tersebut.
Pada prinsipnya, hampir semua kegiatan memerlukan adanya pemulihan
(recovery), sebagai contoh : pada olahraga sepak bola untuk dapat bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dengan maksimal, seorang pemain sepak bola harus mampu dan bisa mengatur
waktu pemulihan, baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan, selama
istirahat. Begitu juga seorang siswa untuk dapat melakukan aktifitas tanpa
mengalami kelelahan yang berlebih, maka memerlukan dan bisa mengatur waktu
pemulihan (recovery) dengan baik. Jadi kesimpulannya waktu
istirahat/pemulihan/recovery baik istirahat aktif atau istirahat pasif adalah sangat
perlu diperlukan saat melakukan kegiatan. Istirahat aktif dan istirahat pasif dapat
dicapain dengan menggunakan berbagai macam metode latihan diantarnya
menggunakan metode latihan interval.
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul siswa sering merasa kelelahan yang berlebih pada kondisi fisiknya,
itu dikarenakan selama ini belum pernah dilakukan pengembangan latihan
bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif untuk meningkatkan
kesegaran jasmani.
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini
maka pengkajian permasalan yang akan dikaji yaitu bentuk pengembangan latihan
bermain yang digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa adalah
latihan interval. Program latihan yang digunakan dibedakan dengan mengacu pada
perbedaan pemberian aktifitas latihan yaitu program latihan istirahat akitif dan
istirahat pasif.
Pengembangan latihan bermain interval diteliti karena sampai saat ini
belum pernah dipakai secara maksimal saat latihan. Istirahat aktif dan istirahat
pasif dipilih diteliti karena saat latihan belum diketahui tentang waktu istirahat
yang efektif yang dipakai.
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka perlu
diadakan penelitian tentang “Perbedaan Pengaruh Pengembangan Latihan Model
Bermain Interval Istirahat Aktif dan Interval Istirahat Pasif Terhadap Kesegaran
Jasmani Siswa Putra Kelas VIII SMP NEGERI 5 Ngawen Kabupaten
Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2010 / 2011”
B. Identifikasi Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka
masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Tingkat kesegaran jasmani siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011 perlu
ditingkatkan.
2. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kesegaran jasmani siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
Tahun ajaran 2010/2011.
3. Pengembangan latihan bermain interval istirahat aktif dan interval
istirahat pasif belum pernah dilakukan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.
4. Belum diketahui tingkat efekitivitas perbedaan pengaruh antara
pengembangan latihan bermain interval menggunakan istirahat aktif
dan istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
Tahun ajaran 2010/2011.
C. Pembatasan Masalah
Berbagai permasalahan yang muncul maka masalah dalam penelitian ini
perlu dibatasi agar pembahasan tidak menyimpang dari judul penelitian.
Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat
aktif tehadap kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.
2. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat
pasif terhadap kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri
5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.
3. Membandingkan pengembangan latihan model bermain interval
istirahat aktif dan pengembangan latihan interval model bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
istirahat pasif dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra
kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta tahun
ajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pengaruh pengembangan latihan model
bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap
kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pengembangan latihan
interval model bermain istirahat aktif dan pengembangan latihan
interval model bermain istirahat pasif terhadap peningkatan
kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat
aktif dan interval istirahat pasif terhadap kesegaran jasmani siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
tahun ajaran 2010/2011.
2. Pengaruh yang lebih baik antara pengembangan latihan interval
model bermain istirahat aktif dan pengembangan latihan interval
model bermain istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta tahu ajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat sebagai
berikut :
1. Secara praktis sebagai upaya untuk membantu meningkatkan
kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Sebagai masukan bagi guru penjaskes di SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta untuk meningkatkan dan memelihara
tingkat kesegaran jasmani, sehingga dapat mendukung pencapaian
prestasi belajar secara maksimal.
3. Sebagai masukan bagi peneliti dapat dijadikan sebagai pedoman
pembinaan untuk menentukan dan memilih metode latihan yang tepat
untuk meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani.
4. Sebagai masukan bagi siswa putra di SMP Negeri 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta, untuk meningkatkan dan memelihara
tingkat kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani penting bagi setiap manusia untuk menjalankan
aktivitasnya dan juga bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan
yang normal. Menurut M. Sajoto (1988: 43) bahwa, “kemampuan seseorang
menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti,
dengan pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya
dan menikmati waktu luang serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-
waktu diperlukan”. Sedangkan menurut Sudarno S.P. (1992: 9) bahwa,
“kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan
kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa kelelahan berarti”.
Dari pengertian tentang kesegaran jasmani di atas dapat disimpulkan
bahwa, kesegaran jasmani diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan
tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti, dalam arti
masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup. Tingkat kesegaran jasmani
seseorang dapat dilihat dari kemampuan dan kesanggupan melakukan aktivitas
fisik tanpa mengalami kelelahan berarti.
Kesegaran jasmani adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen
yang ada. Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh berfugsinya kerja
komponen-komponen yang ada dengan baik. Meskipun demikian komponen
kesegaran jasmani dapat dipilah menjadi dua aspek yaitu; dari aspek kesehatan
fisik (health related fitness) dan aspek keterampilan fisik (skill related fitness).
Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kesegaran
jasmani, menurut Baum Gartner. TA.et al. (2003: 143 ) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya
tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas,
dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d)
kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.
a) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik meliputi :
1) Daya tahan jantung-paru
Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung paru-paru
dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas
sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot
yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.
2) Kekuatan otot
Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok
otot untuk melakukan sekali kontraksi secara makasimal melawan tahanan
atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force)
yang dapat dihasikkan oleh otot akan sekelompok otot dalam satu kontraksi
maksimal.
3) Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara
terus-menerus pada tingkat sub maksimal.
4) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukan besarnya
pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range
of movement).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah jumlah relatif lemak tubuh dan jaringan tubuh
atau masa lemak bebas. Berat badan dapat dibagi menjadi dua komponen
sederhana yaitu berat lemak dan berat tanpa lemak.
b) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi :
1). Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk melaksanakan gerakan yang sama
atau tidak sama dalam waktu sesingkat mungkin.
2) Power
Power adalah kemampuan untuk memungkinkan otot atau sekelompok
otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif.
3) Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi
tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan
gerakan ( dynamic balance).
Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: visual, vestibular, proprioseptif.
4) Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah tubuh atau bagian tubuh
secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan.
5) Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja
dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis
berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan
6) Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah waktu yang digunakan antara munculnya suatu
stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kecepatan reaksi berupa: penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan
sentuhan. Kecepatan reaksi berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Kecepatan reaksi yang berkurang pada atlet disebabkan oleh lambatnya
pemrosesan informasi.
Kesegaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki siswa
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Siswa yang memiliki kesegaran jasmani
yang baik, dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik. Sebaliknya siswa
yang memiliki kesegaran jasmani kurang baik, maka ia tidak dapat melakukan
tugasnya dengan baik pula. Bagi siswa dan mahasiswa fungsi kesegaran jasmani
erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa dalam proses belajar
mangajar, terutama dalam upaya mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa
untuk belajar. Menurut Mulyono B. (1997: 64) bahwa “berdasarkan fungsinya,
physical fitness ternyata merupakan kebutuhan bagi pelajar, yang berarti menjadi
masalah sekolah dan para pendidiknya khususnya guru olahraga”.
2. Latihan
a. Pengertian Latihan
Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk
mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi
yang optimal. Menurut Andi Suhendro (2004:4.1) bahwa, “Kondisi fisik
merupakan salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet,
dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih prestasi
olahraga”. Pentingnya peranan kondisi fisik untuk mendukung pencapaian
prestasi olahraga, maka harus dilatih dengan baik dan benar.
Latihan fisik pada umumnya memberikan beban fisik pada tubuh secara
teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat
meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja. Latihan fisik teratur,
sistematik, dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan
akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Menurut Andi Suhendro
(2004:3.5) bahwa, “Latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini mencakup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan
kardiovaskuler, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina,
kelentukan dan lain-lain”.
Latihan fisik merupakan salah satu bagian latihan olahraga secara
menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga serta meningkatkan
kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan pada salah
satu komponen kondisi fisik tertentu sesuai tujuannya. Hal ini artinya, latihan fisik
yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen fisik
yang dibutuhkan untuk tujuan tertentu.
b. Prinsip-prinsip Latihan
Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif dan
teratur. Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang
benar. Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan
dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Berkaitan dengan prinsip-prinsip
latihan Sudjarwo (1995:21) menyatakan, Prinsip-prinsip latihan digunakan agar
pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.
Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-
prinsip latihan yang baik dan tepat.
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam
memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat dilakukan dengan baik
dan akan terjadi peningkatan. Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan
tergantung pada tipe dan beban latihan yang diberikan dan tergantung dari
kekhususan latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Andi Suhendro
(2004:3.7) anatara lain :
1) Prinsip beban berlebih (overload principle)
2) Prinsip perkembangan menyeluruh
3) Prinsip spesialisasi
4) Prinsip individualisasi
5) Prinsip Latihan Bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Latihan Interval
Interval merupakan bagian terpenting dalam latihan. Hal ini dimaksud
untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval Sudjarwo
(1993:22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan serentetan
latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (interval)”. Faktor interval haruslah
diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat akibat latihan.
Pengertian latihan interval menurut Russel (1984:156) adalah “Suatu
sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa
istirahat”. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun latihan interval
antara lain : 1) Lamanya latihan, 2) Intensitas latihan, 3) Ulanagn melakukan
latihan, 4) Masa istirahat setiap repetisi latihan dan 5) Jenis aktifitas pada masa
istirahat.
Istirahat atau interval merupakan faktor yangharus diperhatikan dalam
latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan
memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya
kondisinya akan lebih baik.
d. Latihan Fisik dalam Permainan.
Menurut Mulyono B. (1992: 1 ) latihan adalah “Proses kerja yang
dilakukan secara sistematis kontiyu, dimana beban intensitas makin hari makin
bertambah yang akhirnya memberi rangsangan yang menyeluruh terhadap tubuh
dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersama-
sama.” Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani perlu dilakukan latihan
fisik secara teratur dan benar. Latihan isik perlu dilakukan agar tubuh tetap sehat
dan segar. Dengan melakukan latihan fisik (termasuk berolah raga) secara teratur
berarti kita melakukan upaya yang dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
(1) Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, (2) Memperkuat sendi otot.
(3) Mengurangi lemak, (4) Memperbaiki bentuk tubuh, (5) Mengurangi resiko
terkena penyakit jantung koroner, (6) Memperlancar peredaran darah. Untuk
mendapatkan manfaat yang bermakna maka lakukanlah sebanyak 3 sampai 5 kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
seminggu @ 30 – 45 menit. Selain itu , latihan –latihan tersebut hendaknya harus
dilaksanakan secara terarah dan terukur agar dapat dicapai hasil yang diharapkan.
3. Bermain
Pendekatan bermain merupakan salah satu cara latihan yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Menurut hasil penelitian
Wahjoedi (1999:121) bahwa, “Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan
dalam bentuk atau situasi permainan”.
Sedangkan M. Furqon H. (2006: 2) berpendapat, “Bermain merupakan
cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga
menemukan sesuatu dari pengalaman bermain”. Mempelajari suatu cabang
olahraga yang dikonstruksi dalam bentuk bermain menuntut siswa untuk mandiri
dan memecahkan permasalahan yang muncul dalam permainan. Dalam
pendekatan bermain siswa dituntut mengaplikasikan teknik ke dalam suatu
permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah
mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu
mengatasinya. Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36)
menyatakan:
Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan
disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai
beberapa pilihan sebagai berikut:
a) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama
sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya.
b) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan
membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
c) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan
lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi
bermain.
Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting
dalam pembelajaran bermain, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti
yang diharapkan. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus
mencermati kegiatan permainan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dilakukan selama bermain harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-
kesalahan yang dilakukan selama bermain dibiarkan akan berakibat penguasaan
skil yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Aktivitas
bermain sering diidentikkan dengan dunia anak-anak, sebab anak-anak lebih
sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Akan tetapi, permainan atau
bermain sering dimaksudkan dengan suatu aktivitas yang bernada negatif (kurang
berarti) setidaknya dilihat dari fungsi seperti kegiatan bernuansa canda, senda
gurau dan lebih jauhnya tidak serius, tidak sungguh-sungguh, menghamburkan
waktu efektif yang mengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan yang tidak
berguna. Padahal secara tidak langsung, anak akan memulai kegiatan belajar salah
satunya melalui aktivitas bermain. Dani Wardani (2009: 24) menyebutkan,
”mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan
anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba
mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya”. Yudha M Saputra (2001:
6) juga berpendapat bahwa, ”bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang
sangat berharga untuk siswa, pengalaman itu bisa berupa membina hubungan
dengan sesama teman dan menyalurkan perasaan yang tertekan”. Ahli lain
menyatakan, kegiatan bermain bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, tetapi
menjadi suatu kebutuhan. Apabila kebebasan bermain tersebut atau
spontanitasnya ditunda, maka di masa selanjutnya daya kreatif, imajinasi bahkan
kemampuan belajar anak akan mengalami hambatan.
Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, bermain
bukanlah suatu perbuatan ataupun aktivitas yang melulu merugikan bagi yang
melakukannya, tetapi dapat dipandang juga sebagai suatu media ataupun alat yang
kaya akan imajinasi dan kreatifitas. Secara tidak langsung wahana bermain dapat
memberikan suatu metode pembelajaran yang menggabungkan segala unsur
(kesenangan, motivasi, rasa ingin tahu, minat ataupun simulasi, modelling,
problem solving, dan lain-lain).
Aktivitas yang kita namakan bermain itu sebenarnya adalah media
belajar bagi anak-anak, hanya penafsirannya saja yang berbeda. Untuk itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mengapa kita harus melarang bermain pada anak, sedangkan kegiatan yang kita
namakan bermain itu sebenarnya merupakan media belajar buat mereka.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan
masa kanak-kanak. Dapat dikatakan bahwa, hampir semua waktunya dihabiskan
dengan bermain. Namun disisi lain dari bermain yang dilakukan anak mempunyai
pengaruh terhadap perkembangannya. M. Furqon H. (2006: 4-5) menyatakan
pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu:
a) Pengembangan keterampilan gerak
Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari
keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan
yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti,
lari, lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak
memiliki keterampilan gerak dasar yang baik. Selanjutnya
anakmemiliki landasan untuk mengembangkan keterampilan gerak
yang kompleks. Oleh karena itu, dengan bermain akan memberikan
perkembangan keterampilan gerak bagi anak.
b) Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani
Bermain penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan
melatih seluruh bagian tubuh, termasuk mengembangkan daya tahan
kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga
yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan anak tegang,
gelisah dan lain-lain.
c) Dorongan berkomunikasi
Di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak
untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Di samping itu,
agar anak dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung
belajar berkomunikasi dan sebaliknya anak harus belajar belajar
berkomunikasi agar dapat saling memahami dan dipahami di antara
teman bermain.
d) Penyaluran energi emosional yang terpendam
Bermain merupakan wahana yang baik bagi anak untuk
menyalurkan ketegangan yang disebabkan lingkungan terhadap
aktivitas anak.
e) Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan
Kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dengan cara lain
atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan bermain.
Misalnya, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran
tertentu seringkali dapat mendapat peran tertentu dalam bermain.
f) Sumber belajar
Bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari
kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat
memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal. Bahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
banyak pelajaran dan pengalaman dapat diperoleh melalui bermain
daripada di rumah atau di sekolah.
g) Rangsangan bagi kreativitas
Melalui eksprimen dan eksplorasi dalam bermain, anak akan
menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan
dalam bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini
biasanya akan memberikan transfer nilai ke dalam situasi lain,
sehingga anak terbiasa untuk kreatif dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan.
h) Perkembangan wawasan diri
Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya
dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini memungkinkan
anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata.
i) Belajar bermasyarakat
Dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar
tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana
menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan
sosial tersebut.
j) Perkembangan kepribadian
Melalui bermain anak terbiasa dengan aturan-aturan yang lebih
disepakati dalam bermain, seperti larangan-larangan yang harus
ditaati, disiplin sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur
dan lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk
kepribadian anak.
Sedangkan menurut Dani Wardani (2009: 33) secara psikologis dan
pendagogis, bermain mempunyai nilai-nilai umum yang sangat berharga bagi
seorang anak, diantaranya:
a) Memperoleh perasaan senang, puas, dan bangga atau berkataesis
(pelepasan ketegangan).
b) Dapat mengembangkan setiap percaya diri, tanggung jawab dan
kooperatif (bekerja sama).
c) Dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreatifitas (terutama
permainan fiksi dan kontrukstif), dan
d) Dapat mengenalkan aturan, atau norma yang berlaku.
Pengaruh dari bermain cukup kompleks di antaranya dapat
mengembangkan keterampilan gerak anak, mengembangkan fisik dan kesegaran
jasmani, memberikan dorongan berkomunikasi, tempat menyalurkan energi
emosional yang terpendam, penyaluran kebutuhan dan keinginan, sebagai sumber
belajar, sebagai rangsangan berkreativitas, sebagai tempat perkembangan
wawasan diri, tempat belajar bermasyarakat dan mengembangkan kepribadian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Banyaknya manfaat dari bermain, maka seyogyanya orang tua tidak melarang
anaknya bermain, karena banyak manfaat yang diperoleh dari bermain. Selain itu
juga, dalam membelajarkan pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Bermain (play) adalah suatu kegiatan yang bentuknya sederhana dan
menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak (siswa). Hal ini
dapat dilihat pada waktu bel istirahat berbunyi atau bel berakhirnya pelajaran,
para siswa langsung berebut keluar kelas untuk bermain di halaman sekolah,
mereka berlari berkejar-kejaran, berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat,
melempar-lempar, dan lain-lain. Bermain yang dilakukan terata, mempunyai
manfaat yang besar bagi siswa. Bermain dapat memberikan pengalaman belajar
yang sangat berharga untuk siswa. Pengalaman itu bisa berupa membina
hubungan sesama teman dan menyalurkan perasaan yang tertekan.
Bermain adalah kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa, kecuali sebagai
luapan ekspresi, pelampiasan ketegangan, atau menirukan peran. Dengan kata lain
aktifitas bermain dalam nuansa keriangan itu memiliki tujuan yang melekat di
dalamnya. Menurut Rusli Lutan (2001: 31) Memaparkan karakteristik “bermain
sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela”. Bermain itu sendiri
hakikatnya bukanlah suatu kesungguhan akan tetapi bersamaan dengan itu pula,
kita melihat kesanggupan yang menyerap konsentrasi dan tenaga mereka ketika
sedang bermain. Menurut Sukintaka (1992: 2) “Apabila bermain bertujuan untuk
memperoleh uang atau perbaikan rekor maka bukan merupakan bermain lagi”.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam bermain
merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh tetapi
bermain bukan suatu kesungguhan. Rasa senang bermain itu harus disebabkan
karena bermain itu sendiri, bukan suatu yang terdapat di luar bermain. Bermain
senantiasa melibatkan perasaan atau emosi kita, melibatkan pikiran atau panca
indera kita yang pasti ia mendatangkan suka cita dan kegembiraan Sebagai
pelepas dari banyaknya rutinitas sehingga bermain pada anak misalnya
berlangsung dengan tidak sungguh-sungguh . Akan tetapi bersamaan itu pula, kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
melihat kesanggupan yang menyerap konsentrasi dan tenaga mereka ketika
sedang bermain.
Ada beberapa keuntungan yang diperolah dari aktivitas bermain bagi anak-
anak sebagai berikut: (1) mengubah ekstra energi, (2) mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh begian tubuh seperti tulang, otot, dan organ-organ, (3) dapat
meningkatkan nafsu makan anak, (4) anak belajar mengontrol diri, (5)
berkembangnya berbagai keterampilan yang berguna sepanjang hidupnya, (6)
meningkatkan daya kreativitas, (7) mendapat kesempatan menemukan arti benda-
benda yang ada di sekitar anak, (8) merupakan cara untuk mengatasi kemarahan,
kekuatiran diri, iri hati, dan kedukaan, (9) kesempatan untuk bergaul dengan anak
lainnya, (10) kesempatan menjadi pihak yang kalah atau menang di dalam
bermain, (11) kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan, dan (12) dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam aktifitas bermain adalah: (1) ekstra energi, (2) waktu yang
cukup untuk bermain, (3) alat permainan, (4) ruangan untuk bermain, (5)
pengetahuan cara bermain, dan (6) teman bermain.
4. Waktu Istirahat Dalam Olahraga
Dalam kegiatan atau latihan olahraga, memberikan waktu istirahat
diantara waktu latihan merupakan bagian yang penting dan harus diperhitungkan
dengan cermat. Sugiyanto dan Sudjarwo (1992:357) menyatakan, “Yang
terpenting untuk diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam latihan yaitu mengatur
waktu latihan dan waktu istirahat secara berseling-seling sedemikian rupa,
sehingga atlet atau pelajar tidak mengalami pembebanan latihan yang berlebihan”.
Memberikan waktu istirahat diantara waktu latihan adalah sangat penting
agar tujuan latihan dapat tercapai. Pemberian beban latihan harus diperhatikan
dengan tepat. Selain itu juga harus diberikan dengan benar agar kondisi atau
kemampuan atlet selalu terjaga dengan baik. Pemberian waktu istirahat yang tepat
diantara waktu latihan, maka atlet akan mampu melaksanakan latihan dengan
baik, karena kondisi fisik selalu stabil. Dalam hal ini Soekarman (1986:77)
menyatakan, “Interval istirahat (relief interval) adalah bagiab dari interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
training, diamana badab diberi istirahat. Maksud dari istirahat ini adalah
memberikan kesempatan tubuh untuk pulih ke asal”. Sedangkan Sugiyanto dan
Sudjarwo (1992:284) berpendapat, “Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu
menunggu sampai mencapai kelelahan, tapi juga jangan terlalu sering”. Yang
penting adalah adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang
menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup atau tidak kurang atau tidak
berlebihan.
Istirahat diantar waktu latihan dimaksud untuk memulihkan stamina atlet
agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan. Dalam memberikan waktu istirahat
diantara waktu latihan harus dilakukan tepat, tidak menunggu sampai atlet
kelelahan, anmun juga jangan terlalu sering. Pemberian waktu yang kurang
diperhitungkan (terlalu sering) justru akan berdampak pada penurunan, sehingga
tujuan latihan tidak dapat tercapai.
5. Pemulihan aktif atau Istirahat aktif
Metode pemulihan aktif yaitu melakukan latihan sub maksimal, kardio,
posisi badan untuk melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan
yang diselingi dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus
melakukan gerakan seperti joging (Researched and Composed By Venom,
2000:147). Kerja pemulihan aktif, dibagi kedalam dua hasil pemulihan yaitu a)
Aliran darah, kemampuan pemulihan aktif (AR) untuk mengirimkan nutrisi yang
berharga pada otot-otot melalui pengankutan darah, b) Keuntungan pembersihan
asam laktat, optimalkan sistem penyangga tubuh dengan menggunakan pemulihan
aktif.
a. Keuntungan Pemulihan Aktif
Selama latihan asam laktat dengan cepat terakumulasi selama latihan
intensitaas tinggi, akibatnya kerangka waktu cukup menguntungkan untuk otot
hypetropi, maka pembentuk tubuh sering berhubungan dengan akumulasi asam
laktat.
Saat melakukan pemulihan aktif mampu mempertahankan kinerja yang
lebih besar, sehingga pemulihan aktif dapat meningkatkan pemeliharaan
intensitas selama latihan yang berulang-ulang secara maksimal. Melengkapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
keuntungan untuk sebuah penurunan dalam laktat darah, keuntungan yang lain
untuk pemulihan aktif yaitu dapat memelihara sel darah putih (secara efektif
membantu sistem kekebalan tubuh), mencegah enzim-enzim yang tidak aktif,
semua penderitaan dikurangi dari akumulasi asam laktat dalam tubuh sedikit.
Tujuan pemulihan aktif setelah latihan yaitu membantu tubuh menjadi yang
terbaik sehingga dapat memindahkan asam laktat.
b. Kelemahan atau Pengaruh Pemulihan Aktif
Masalah dengan asam laktat terjadi ketika sejumlah ion hidrogen bebas (H+)
melebihi sistem penyangga tubuh, yang secara efektif menurunkan tingkat pH normal
(tingkat keasaman; pH lebih rendah darah menjadi lebih asam). Ketika hal itu terjadi atlet
akan mulai merasa sakit dan menderita penurunan kinerja atlet.
Sakit ini disebabkan oleh akumulasi ion hidrogen yang menstimulasi urat rasa
sakit yang berlokasi diotot. Penurunan kinerja disebabkan oleh kedua metabolik dan otot-
otot yang lelah.
Secara metabolik sebuah penurunan pH disebabkan oleh ketidak aktifan
beberapa enzim, nutrisi membran yang mengangkut mekanisme tidak efisien dan
mengakses penurunan energi. Untuk penggabungan pada penurunan energi, katabolisme
glikogen diperlambat oleh ketidak aktifan enzim glikogen phosporilase, selain itu asam
laktat mencegah pengambilan asam lemak, dan meminimalkan penggunaan mereka.
Karena pengaruh ini, karbohidrat yang digunakan pada peningkatan dan katabolisme PC
meningkat yang selanjutnya menghambat regenerasi ATP. Semua faktor-faktor ini pada
akhirnya menyebabkan penurunan pada produksi ATP sehingga menurunkan kinerja.
Dengan memperhatikan otot-otot lemak, asam laktat meningkatkan kendali
aktomiosin ATP ase, yang meusak ATP yaitu dapat menyediakan energi untuk tubuh.
Selain itu, H+ bertentangan dengan pengambilan kalsium untuk kontraksi otot.
Peningkatan laktat juga bertentangan dengan penghubung yang menyilang. Faktor-faktor
yang menyebabkan penurunan pada kedua kontraksi otot tenaga dan kecepatan.
6. Pemulihan pasif atau Istirahat Pasif
Metode pemulihan pasif didefinisikan sabagai berikut, yaitu waktu
pemulihan atau itirahat yang tidak diselingi dengan aktifitas tubuh, atau diam dan
berbaring pada sebuah sandaran dengan berusaha untuk menarik nafas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
merelaksasikan otot untuk aktifitas berikutnya atau menyusun kembali persediaan
zat besi (Researched and Composed By Venom, 2000:154).
Kinerja pemulihan pasif atau istirahat pasif dibagi kedalam hasil
pemulihan yaitu 1) Terjadi penimbunan asam laktat dengan sistem penyangga
tubuh dengan menggunakan pemulihan pasif, 2) Untuk kinerjanya pemulihan
pasif dibawah pemulihan aktif.
a. Keuntungan Pemulihan atau Istirahat Pasif
Lactat acyd (asam laktat) dapat menjadi sangat menguntungkan untuk
aktifitas fisik. Kerugian pemulihan pasif yaitu selama latihan pemulihan asam
laktat tidak mudah terakumulasi selam intensitas tinggi. Kerangka waktu ini
merugikan untuk otot hyperteropi.
7. Item Tes Kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan Ketrampilan
Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kesegaran
jasmani, menurut Baum Gartner. TA.et al. (2003: 143 ) adalah sebagai berikut:
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya
tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas,
dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d)
kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Kerangka Pemikiran
Dari hasil kajian teori secara garis besar menurut variabel penelitian,
maka dapat ditarik suatu kerangka konseptual seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini.
Berdasarkan Gambar bagan diatas dapat ditarik kerangka pemikiran
sebagai berikut :
1. Latihan metode bermain atau permainan dengan interval istirahat aktif
memberikan pengaruh peningkatan kesegaran jasmani khususnya
berhubungan dengan ketrampilan.
2. Latihan metode bermain atau permainan dengan interval istirahat pasif
memberikan pengaruh peningkatan kesegaran jasmani khususnya
berhubungan dengan ketrampilan.
Kesegaran Jasmani
Mempengaruhi
Kemampuan Gerak
Metode Bermain atau
Permainan
Latihan
Interval Istirahat Aktif Interval Istirahat Pasif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh pengembangan latihan metode bermain atau
permainan interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap
peningkatan kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.
2. Pengembangan Latihan metode bermain atau permainan interval istirahat
aktif memberikan pengaruh lebih baik dari pada latihan model bermain atau
permainan interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
Tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitain
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di halaman SMP Negeri 5 Ngawen
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan
dalam satu minggu dari awal bulan Maret 2011 sampai dengan pertengahan bulan
April 2011. Sebelum pemberian perlakuan dilakukan tes awal (pretest),
sedangkan setelah pemberian perlakuan dilakukan tes akhir (posttest).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII SMP
Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011
yang berjumlah 24 orang. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:120) bahwa “untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi”.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan
perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui
pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Adapun rancangan penelitian yaitu :
KE I Treatment A Posstest
S Pretest MSOP
KE II Treatment B Posstest
Keterangan:
S = Subjek
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pretest = Tes Awal Kesegaran Jasmani
MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing
KE I = Kelompok I
KE II = Kelompok II
Treatment A = Pengembangan Latihan Interval Bermain Istirahat Aktif
Treatment B = Pengembangan Latihan Interval Bermain Istirahat Pasif
Posstest = Tes Akhir Kesegaran Jasmani
Pembagian menjadi dua kelompok eksperimen tersebut berdasarkan
prestasi tiap individu pada tes awal kesegaran jasmani. Setelah prestasi tes awal
diranking, kemudian sampel yang mempunyai prestasi awal setara dipasang-
pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kelompok
tersebut sebelum diberi perlakuan berangkat dari titik tolak yang sama. Apabila
nanti pada akhir perlakuan terdapat perbedaan, maka hal itu benar-benar hanya
dikarenakan oleh pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Berikut ini rancangan
penelitian.
Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing
sebagai berikut:
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10 dan seterusnya
D. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri dari
beberapa variable. Menurut Sugiyanto (1995 : 17) Variable adalah “suatu konsep
yang dapat ditempatkan dalam berbagai nilai yang berbeda”. Variabel dalam
penelitian ini terdiri atas :
1. Variabel Bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,
variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a. Latihan Istirahat Aktif
b. Latihan Istirahat Pasif
2. Variabel Terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Peningkatan Kesegaran
Jasmani.
E. Definisi Operasional Variabel Perbedaan Pengaruh Pengembangan
Latihan Model Bermain Interval Istirahat Aktif dan Interval Istirahat
Pasif Terhadap Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta
1. Interval Istirahat Aktif
Interval istirahat aktif yaitu : Suatu bentuk pemulihan tenaga atau suatu
bentuk istirahat yang dilakukan dengan bentuk aktifitas jogging atau lari kecil-
kecil. Dalam penelitian ini siswa setelah melakukan pengembangan latihan model
bermain siswa diberikan waktu istirahat atau jeda (interval) yaitu dengan
melakukan aktifitas kecil seperti jogging atau lari kecil-kecil.
2. Interval Istirahat Pasif
Interval Istirahat Pasif, yaitu : Suatu bentuk pemulihan tenaga atau suatu
bentuk istirahat yang dilakukan dengan berbaring, duduk bersandar atau diam.
Dalam penilitian ini siswa setelah melakukan pengembangan latihan model
bermain, siswa diberikan waktu istirahat atau jeda (interval) yaitu dengan kegiatan
pasif atau hanya duduk bersandar dan berbaring.
3. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah sebagai kemampuan seseorang untuk
menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat tanpa mengalami kelelahan
yang berlebihan sehingga kemudian ia masih mampu menjalankan tugas
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Bermain
Bermain merupakan salah satu cara latihan yang dalam pelaksanaannya
dilakukan dalam bentuk permainan. Pendekatan bermain adalah latihan yang
diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Sesuai
dengan variabel yang diteliti, data yang terkumpul adalah data kesegaran jasmani,
yaitu :
1). Kecepatan
2). Power
3). Keseimbangan
4). Kelincahan
5). Kecepatan reaksi
G. Teknik Analisis Data
1. Mencari Realibilitas
Untuk mencari reliabilitas tersebut dengan menggunakan rumus dari
Kirkendall & Johnson, sebagai berikut :
Subject
ErrorSubject
MS
MSMSR
(Barry L. Johnson/Jack K. Nelson, 1986:53)
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Uji Normalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
n
ZyangZZZbanyaknya in ,,, 21
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors
(Sudjana, 1992: 466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pengamatan X1, X2,……., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,……,
Zn dengan menggunakan rumus :
S
XXZ i
i
Keterangan :
X1 = Nilai tiap kasus
X = Rata-rata
S = Simpangan baku.
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z Zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,……., Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka :
S (Zi) =
4) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga – harga mutlak
selisih tersebut. Sebuah harga terbesar ini merupakan L. hitung.
b. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Adapun rumusnya yang digunakan
menurut Sutrisno Hadi (1988 : 389) adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
ktSD
bsSDdbvkFdbvb 2
2
:
(Sutrisno Hadi, 1988: 389)
Keterangan :
dbvb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar
dbvk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil
dbvb : dvbk = derajat kebebasan KE 1 dan KE 2
SD2
bs = standar deviasi KE 1
SD2
kt = standar deviasi KE 2
3. Uji Perbedaan
Untuk menghitung perbedaan peningkatan kesegaran jasmani dengan
menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001:137) sebagai berikut :
)1(
2
NNx
d
Mdt
Keterangan :
t = Nilai perbedaan
Md = Mean deviasi
d2
= derajat perbedaan
N = jumlah sampel
Mengkonsultasikan hasil t-test dengan t-tabel dengan taraf signifikansi
5% dan db = N – 1. Jika thitung < ttabel = 5%, maka Ho ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan pengaruh antara latihan (bermain) istirahat aktif dan pasif pada siswa
kelas VIII SMP Negeri IV Gunung Kidul tahun pelajaran 2010/2011.
Jika thitung > ttabel = 5%, maka Hi diterima. Artinya ada perbedaan
pengaruh antara latihan (bermain) istirahat aktif dan pasif pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 5 Gunungkidul tahun pelajaran 2010/2011.
Untuk mencari peningkatan kesegaran jasmani dari tes awal ke tes akhir
digunakan rumus dari Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson ( 1990 : 136 )
sebagai berikut :
Nilai peningkatan hasil latihan = %100xpretestMean
differentMean
Dimana Mean different = mean posttest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data hasil penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel dan histogram sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian.
Kelompok Tes n Nilai Tertinggi Nilai Terrendah Mean SD
1 Awal 12 16 9 12,583 2,151
Akhir 12 17 14 15,583 1,379
2 Awal 12 15 10 12,583 1,832
Akhir 12 15 11 13,583 1,564
Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Penelitian
0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
1 2 3 4
Gambar 1. Histogram Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
Tes Awal
Kelompok 1
Tes Akhir
Kelompok 1
Tes Awal
Kelompok 2
Tes Akhir
Kelompok 2
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Uji Reliabilitas
Sebelum digunakan sebagai tes dalam penelitian ini, Tes dicari
reliabilitasnya dengan uji reliabilitas Anava I jalur. Adapun hasil pengujian
tersebut seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Tes Nilai Reliabilitas Kategori
Lari 50 m Awal 0,82 Tinggi
Akhir 0,81 Tinggi
Pull-Up Awal 0,91 Tinggi Sekali
Akhir 0,87 Tinggi
Sit-Up Awal 0,92 Tinggi Sekali
Akhir 0,89 Tinggi
Vertical Jump Awal 0,88 Tinggi
Akhir 0,80 Tinggi
Lari 1000 m Awal 0,80 Tinggi
Akhir 0,96 Tinggi Sekali
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita hasil tes tersebut
menggunakan tabel korelasi koefisien dari Book Walter, yang dikutip Mulyono B
( 1992: 22), yaitu:
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validita Reliabilita Obyektivita
Tinggi sekali
Tinggi
Cukup
Kurang
Tidak signifikan
0.80 – 1
0.70 – 0.79
0.50 – 0.69
0.30 – 0.49
0.00 – 0.29
0.90 – 1
0.80 – 0.89
0.60 – 0.79
0.40 – 0.59
0.00 – 0.39
0.95 – 1
0.85 – 0.94
0.70 – 0.84
0.50 – 0.69
0.00 – 0.49
2. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data
tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan
kelompok 2 adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Tes Kelompok n Mean SD Lhitung Ltabel Keterangan
Awal 1 10 12,583 2,151 0,1351 0,2558 Normal
2 10 12,583 1,832 0,1396 0,2558 Normal
Akhir 1 10 15,583 1,379 0,2079 0,2558 Normal
2 10 13,583 1,564 0,1826 0,2558 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung
pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes
akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal
kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Tes Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel Keterangan
Awal 1 12 1951
1,379 2,818 Homogen 2 12 1937
Akhir 1 12 2935
0,777 2,818 Homogen 2 12 2241
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung
dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.
Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok
2 memiliki varians yang homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji
perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan
kelompok 2 Sebelum Diberi Perlakuan.
Kelompok n Mean thitung ttabel Keterangan
1 10 12,58 0,000 2,179 Tidak Ada Perbedaan
2 10 12,58
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,000 dan t tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 12 sebesar 2,179. Karena thitung < ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan
Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan dengan
latihan istirahat aktif dan kelompok 2 diberikan perlakuan dengan latihan istirahat
pasif, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2 Setelah Diberi perlakuan.
Kelompok n Mean thitung ttabel Keterangan
1 10 15,58 6,141 2,179 Ada Perbedaan
2 10 13,58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 6,141 dan t tabel dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 12 sebesar 2,179. Karena thitung > ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat
perbedaan yang signifikan.
b. Perbedaan Persentase Peningkatan
Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik
dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kelompok 1 dan kelompok 2
adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Persentase
Peningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok n Mean
Pretest
Mean
Postest
Mean
Different
Persentase
Peningkatan
1 12 12,583 15,583 3,000 23,841
2 12 12,583 13,583 1,000 7,947
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan, diketahui bahwa
kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 23,841 %. Sedangkan kelompok 2
memiliki peningkatan sebesar 7,947 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik daripada
kelompok 1.
D. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Model Bermain Interval istirahat aktif
dan interval istirahat pasif Terhadap Kesegaran Jasmani.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 6,141,
sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,179. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut karena kedua metode
latihan tersebut memilki larakteristik yang berbeda. Metode latihan bermain
interval istirahat aktif merupakan bentuk latihan model bermain yang
menitikberatkan pada bentuk latihan sub maksimal, kardio, posisi badan untuk
melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan yang diselingi
dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus melakukan gerakan
seperti joging, sedangkan latihan bermain interval istirahat pasif yaitu bentuk
latihan yang menitik bertkan waktu pemulihan atau itirahat yang tidak diselingi
dengan aktifitas tubuh, atau diam dan berbaring pada sebuah sandaran dengan
berusaha untuk menarik nafas dan merelaksasikan otot untuk aktifitas berikutnya
atau menyusun kembali persediaan zat besi menitikberatkan pengulangan
gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan waktu
istirahat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh
antara metode latihan bermain interval istirahat aktif dan latihan bermain interval
istirahat aktif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra SMP N 5 Ngawen
Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
2. Metode latihan Bermain Interval Istitahat Aktif Lebik Baik
Pengaruhnya Terhadap Kesegaran Jasmani.
Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kesegaran
jasmani diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan
kesegaran jasmani sebesar 23,841 %. Sedangkan kelompok 2 memiliki
peningkatan kesegaran jasmani sebesar 7,947 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kelompok 1 memiliki persentase peningkatan kesegaran
jasmani yang lebih besar daripada kelompok 2. Metode latihan bermain interval
istirahat aktif menitikberatkan pada bentuk latihan sub maksimal, kardio, posisi
badan untuk melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan yang
diselingi dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus melakukan
gerakan seperti jogging. Disamping itu latihan bentuk bermain akan membuat
siswa merasa tidak bosen atau merasa senang latihan. Memberikan waktu
istirahat diantara waktu latihan adalah sangat penting agar tujuan latihan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tercapai. Pemberian beban latihan harus diperhatikan dengan tepat. Selain itu
juga harus diberikan dengan benar agar kondisi atau kemampuan siswa selalu
terjaga dengan baik. Pemberian waktu istirahat yang tepat diantara waktu latihan,
maka siswa akan mampu melaksanakan latihan dengan baik, karena kondisi fisik
selalu stabil. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan metode latihan
bermain interval istirahat aktif lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan
kesegaran jasmani pada siswa putra SMP N 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
2010/2011, dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara latihan model bermain interval
istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap kesegaran jasmani
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul
Yogyakarta tahun 2010/2011. (thitung > ttabel 5% 1.796)
2. Latihan model bermain interval istirahat aktif lebik baik pengaruhnya
terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP N 5
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2010/2011. Kelompok 1
(kelompok yang mendapat perlakuan dengan latihan model bermain
interval istirahat aktif) memiliki peningkatan 23,841% lebih besar
daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan
latihan model bermain interval istirahat pasif) yaitu 7,947%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, metode latihan bermain
interval istirahat aktif memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap status
kesegaran jasmani. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap metode
latihan memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan status kesegaran
jasmani. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk
mengembangkan atau meningkatkan status kesegaran jasmani, harus
menggunakan metode latihan yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
dasar pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat, khususnya untuk
meningkatkan status kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang
ditimbulkan, maka kepada para guru penjasorkes SMP N 5 Ngawen Gunungkidul
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, harus diterapkan metode latihan yang
tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, guru dapat menerapkan metode
latihan model bermain interval istirahat aktif dan latihan model bermain
interval istirahat pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
DAFTAR PUSTAKA
Andi Suhendro. 2004. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta. Universitas Terbuka.
Baum Gartner. TA. Et al 2003. Measurment For Evoluation In PhPhysical
Education And Exercise Science. Seven Edition, New York: The Mc
graw-Hall Compainies.Inc.
Mulyono B. 1992. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press.
__________. 1996. Pembinaan dan Peningkatan kondisi Fisik. Surakarta: UNS
Press.
__________. 2006. Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta:
UNS Press.
M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain. Surakarta: Program Studi
D-2 Pendidikan Jasmani. JPOK FKIP UNS.
M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Rusli Lutan dan Andang Suherman. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.
Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Bagian Proyek Penatarn Guru SMP Setara DIII.
Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan.Dasar. Surakarta: UNS Press.
Sugiyanto. 1994. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Suharsimi Airkunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sukintaka. 1992. Teori Untuk Bermain Untuk D-II PGSD Penjaskes. Jakarta:
Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Venom (Recearch &Composed) 2000. Active Recovery – Athree Fold Break
Down (Active & Passive Recovery). www.google.co.id
Departemen Pendidikan Nasional 2003. Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.
Sudarno S.P. 1992. Upaya Memeliharan Kebugaran Tubuh. Jakarta : Depdikbud.
Dirkjendikti.
Dani Wardani 2009. Bermain Dalam Dunia Pendidikan. Semarang. Dahara Prize.
Yudha M Saputra 2001. Pengembangan modifikasi bermain dalam mendidik
siswa. Yogyakarta. Rineka Cipta.