smp negeri 5 ngawen kabupaten gunungkidul yogyakarta 2010/2011/perbedaan...ngawen yogyakarta tahun...

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN LATIHAN MODEL BERMAIN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN INTERVAL ISTIRAHAT PASIF TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011 SKRIPSI Oleh: YUNANTA ANWAR SOLEH X4606054 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lekhanh

Post on 19-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN LATIHAN MODEL BERMAIN

INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN INTERVAL ISTIRAHAT PASIF

TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN

GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

YUNANTA ANWAR SOLEH

X4606054

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN LATIHAN MODEL BERMAIN

INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN INTERVAL ISTIRAHAT PASIF

TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN

GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

2010/2011

Oleh:

YUNANTA ANWAR SOLEH

X4606054

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sunardi, M.Kes

NIP. 19581121 199003 1 004

Deddy Whinata K, S.Or, M.Pd

NIP. 19840117 200812 1 002

PENGESAHAN

Page 4: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Agus Mukolid, M.Pd. _________________

Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. _________________

Anggota 1 : Drs. H. Sunardi, M.Kes. _________________

Anggota 2 : Deddy Whinata K, S.Or, M.Pd. _________________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Yunanta Anwar Soleh, PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN

LATIHAN MODEL BERMAIN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN

INTERVAL ISTIRAHAT PASIF TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA

PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN

GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011. Skripsi, Surakrta : Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh pengembangan

latihan model bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap

kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten

Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. (2) Pengaruh yang lebih baik antara

pengembangan latihan model bermain interval istirahat aktif dan pengembangan latihan

model bermain interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah

siswa putra SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011 berjumlah 24

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kesegaran jasmani.

Teknik analisi data yang di gunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikit: (1) Ada

perbedaan yang signifikansi antara latihan model bermain interval istirahat aktif dan

interval pasif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat

perlakuan dengan latihan model bermain interval istirahat aktif) memiliki peningkatan

23,841% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan

dengan latihan model intrerval istirahat pasif) yaitu 7,947%.

Page 6: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Yunanta Anwar Soleh, PERBEDAAN PENGARUH PENGEMBANGAN

LATIHAN MODEL BERMAIN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN

INTERVAL ISTIRAHAT PASIF TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

YOGYAKARTA 2010/2011. Skripsi, Surakrta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh pengembangan

latihan model bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap

kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. (2) Pengaruh yang lebih baik antara

pengembangan latihan model bermain interval istirahat aktif dan pengembangan latihan

model bermain interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah

siswa putra SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011 berjumlah 24

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kesegaran jasmani.

Teknik analisi data yang di gunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikit: (1) Ada

perbedaan yang signifikansi antara latihan model bermain interval istirahat aktif dan

interval pasif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat

perlakuan dengan latihan model bermain interval istirahat aktif) memiliki peningkatan

23,841% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan

dengan latihan model intrerval istirahat pasif) yaitu 7,947%.

Page 7: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesunggunhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

( QS; Al- Insyroh, 94: 5)

Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan

berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

( Beverly Sills)

Setiap manusia harus mempunyai prinsip, prinsip itulah yang akan membawa

kita kepada kesuksesan kelak. Asalkan prinsip itu sesuai Al-Quran dan Hadist.

( Penulis )

Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semangat, ikhlas serta selalu tawakal

kepada Allah SWT.

( Penulis )

Page 8: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

\ Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Tercinta

Kakak-kakak ku tersayang

Sahabatku, yang selalu memberi

semangat dan motivasi

Rekan-rekan penjaskesrek angkatan

‘06

Almamater

Page 9: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan kepada

penulis, sehingga penulis dimudahkan dan senantiasa diberi bantuan dalam penyusunan

skripsi sampai akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian

persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali dibantu dan didukung

oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis berterimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk menyusun skripsi;

2. Drs. H. Mulyono, M. M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

3. Waluyo, S.Pd, M.Or, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta;

4. Drs. H. Sunardi, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat

melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi tanpa kesulitan yang berarti;

5. Deddy Whinata K, S.Or., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan arahan, mendukung dan memberikan semangat kepada penulis

sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi tanpa kesulitan

yang berarti;

6. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku penasehat akademik yang senantiasa

memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa di

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

dengan tulus memberikan ilmu dan memberikan motivasi tersendiri kepada

penulis;

Page 10: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Kepala SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta yang telah memberi

ijin pelaksanaan penelitian;

9. Guru mata pelajaran Penjasorkes SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul

Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian;

10. Siswa SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian;

11. Ibu dan Ayahku yang telah memberikan dorongan dan do’a restu sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

12. Kakak-kakakku, Mb Umi Uswatun Chasanah dan Yunita Umi Solikah yang

telah memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

13. Rekan-rekan POK yang dengan tulus membantu peneliti;

14. Pihak-pihak lain yang membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT.

Penulis sangat menyadari bahwasanya skripsi ini tidak sempurna. Oleh karena

itu, penulis mohon maaf dan meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepan

dapat lebih baik. Akhirnya, penulis berharap dari ketidaksempurnaan ini dapat

memberikan manfaat dan menambah wawasan baik itu untuk penulis sendiri maupun

para pembaca yang budiman.

Surakarta, 23 Juni 2011

Yunan

Page 11: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL .............................................................................................................. i

PENGAJUAN .................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

PENGESAHAN ....... ........................................................................................ iv

ABSTRAK ....... ................................................................................................ v

MOTTO ........ .................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..... ....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .... .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ....... ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........... ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........ ............................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................ 6

BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7

1. Kesegaran Jasmani ............................................................................ 7

2. Latihan .............................................................................................. 10

3. Bermain ............................................................................................ 13

4. Waktu Istirahat dalam Olahraga ....................................................... 18

5. Pemulihan atau Istirahat Aktif .......................... ............................... 19

6. Pemulihan atau Istirahat Pasif .... ...................................................... 21

7. Item Tes Kesegaran Jasmani ... ......................................................... 21

B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 22

C. Perumusan Hipotesis ............................................................................. 23

Page 12: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 24

1. Tempat Penelitian ............................................................................. 24

2. Waktu Penelitian ............................................................................... 24

B. Subjek Penelitian ................................................................................... 24

C. Metode Penelitian .................................................................................. 24

D. Variabel Penelitian ... ............................................................................. 26

E. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 26

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 27

G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 28

1. Mencari Reliabilitas .......................................................................... 28

2. Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 29

3. Uji Perbedaan .................................................................................... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .......... ............................................................................ 32

B. Pengujian Persyaratan Analisis ....... ...................................................... 32

1. Uji Realibilitas ....... .......................................................................... 33

2. Uji Normalitas ............ ...................................................................... 33

3. Uji Homogenitas ................. ............................................................. 34

C. Hasil Analisis Data ............. .................................................................. 35

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan .................... ................... 35

2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan ...... .................................... 35

D. Pengujian Hipotesis ........... ................................................................... 36

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Model Bermain Interval istirahat

aktif dan interval istirahat pasif Terhadap Kesegaran Jasmani ....... 36

2. Metode latihan Bermain Interval Istitahat Aktif Lebik Baik

Pengaruhnya Terhadap Kesegaran Jasmani ........ ........................... 37

Page 13: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ...... ......................................................................................... 39

B. Implikasi .......... ..................................................................................... 39

C. Saran ........ ............................................................................................. 40

Daftar Pustaka ................................................................................................... 41

Lampiran ............................................................................................................ 41

Page 14: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani

pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 ....................................................... 32

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 33

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas....................................................... 33

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ............................................... 34

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ........................................... 34

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1

dan Kelompok 2 ..................................................................................... 35

Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok 1 ........................................................................................... 35

Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Tes Kesegaran Jasmani antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2 ........................................................................................... 36

Page 15: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes ............................................................. 42

Lampiran 2. Program Latihan Bermain Interval Istirahat Aktif ....................... 53

Lampiran 3. Program Latihan Bermain Interval Istirahat Pasif ....................... 55

Lampiran 4. Jadwal Treatmen ........................................................................... 58

Lampiran 5. Daftar Nama Sampel Penelitian ................................................... 59

Lampiran 6. Data Hasil Tes Awal Kesegaran Jasmani .................................... 60

Lampiran 7. Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Awal .................... 62

Lampiran 8. Realibilitas Tes Awal .................................................................... 63

Lampiran 9. Data Hasil Tes Akhir Kesegaran Jasmani .................................... 73

Lampiran 10. Realibilitas Tes Akhir ................................................................ 76

Lampiran 11. Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................... 86

Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Data ............................................... 87

Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas Data ........................................... 91

Lampiran 14. Perhitungan Uji Beda ................................................................. 95

Lampiran 15. Perhitungan Presentase Peningkatan .......................................... 97

Lampiran 16. Dokumentasi Pelaksanaan Tes .................................................... 98

Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta ..

Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta ............ .........................................................

Page 16: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin disadari bahwa kesegaran jasmani merupakan unsur pokok yang

sangat di butuhkan manusia untuk menjalani kehidupannya. Tanpa memiliki

kesegaran jasmani yang memadai, orang tidak akan dapat melakukan kegiatannya

sehari-hari dengan baik. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan,

dengan kesegaran jasmani yang baik seseorang akan mampu menyelesaikan tugas

pekerjaan sehari-hari tanpa merasa kelelahan yang berarti dan masih memiliki

cadangan untuk melakukan aktivitas yang lain. Kesegaran jasmani yang

dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu

tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Upaya untuk

menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar maka haruslah aktif bergerak.

Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan satu bentuk

pembinaan kesegaran jasmani bagi anak dan remaja. Apabila anak memiliki

kesegaran jasmani yang baik maka akan membantu penampilan fisik,

meningkatkan produktifitas, maupun prestasi belajar. Pendidikan jasmani

merupakan salah satu sarana untuk menjaga dan memelihara kesegaran jasmani

terutama pada anak. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:151)

“Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani adalah

tercapainya derajat kebugaran jasmani”. Pendapat lain dikemukakan Sudarno S.P.

(1992: 9) bahwa, “kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang

untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa

kelelahan berarti”.

Dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesegaran jasmani

merupakan salah satu bagian yang mempunyai peranan penting untuk menunjang

proses belajar mengajar secara kesseluruhan. Olahraga di sekolah dapat dikaitkan

dengan pendidikan jasmani. Banyak nilai-nilai positif yang dapat dikembangkan

pada diri siswa melalui program pendidikan olahraga, Meliputi pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, perkembangan sikap, mental, emosional, intelektual

1

Page 17: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

maupun sosial anak serta dapat menerapkan hidup sehat. Dengan demikian

pendidikan jasmani memiliki peranan dalam pembentukan sumber daya manusia

yang berkualitas.

Salah satu kemampuan fisik yang harus diperhatikan dalam

perkembangan anak didik menuju pembentukan manusia berkualitas adalah

kemampuan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani dapat dibagai menjadi dua

yaitu; kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan kesegaran

jasmani yang berhubungan dengan keterampilan fisik. Kesegaran jasmani yang

berhubungan dengan kesehatan meliputi, daya tahan jantung paru, kekuatan otot,

daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Sedangkan kesegaran jasmani

yang berhubungan dengan ketrampilan meliputi, kecepatan, power,

keseimbangan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Dalam

pelaksanaannya, kesegaran jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan

kesanggupan siswa dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik sebagai

anak didik dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa.

Mengingat pentingnya peranan kesegaran jasmani untuk menunjang

pencapaian prestasi belajar siswa, maka kesegaran jasmani siswa perlu

ditingkatkan ke dalam tingkatan fitnes yang tinggi (total fitnes). Cara yang paling

efektif untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah dengan berolahraga atau

latihan secara teratur. Seperti dikemukakan Sudarno SP. (1992:64) bahwa, “untuk

membina kesegaran jasmani, kita harus memberikan beban kepada

kardiorespiratori”. Namun latihan yang terlalu sering akan mengakibatkan anak

didik menjadi bosan. Untuk mengantisipasi agar siswa tetap latihan teratur, maka

sebaiknya pengembangan latihan menggunakan metode bermain. Permainan

merupakan salah satu jenis kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.

Permainan memberikan kesenangan yang lebih besar bagi siswa. Oleh sebab itu

untuk mempertahankan agar anak didik berlatih teratur maka latihan dibuat secara

permainan, sehingga siswa merasa senang dan selalu ingin melakukan latihan

tersebut.

Pada prinsipnya, hampir semua kegiatan memerlukan adanya pemulihan

(recovery), sebagai contoh : pada olahraga sepak bola untuk dapat bermain

Page 18: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan maksimal, seorang pemain sepak bola harus mampu dan bisa mengatur

waktu pemulihan, baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan, selama

istirahat. Begitu juga seorang siswa untuk dapat melakukan aktifitas tanpa

mengalami kelelahan yang berlebih, maka memerlukan dan bisa mengatur waktu

pemulihan (recovery) dengan baik. Jadi kesimpulannya waktu

istirahat/pemulihan/recovery baik istirahat aktif atau istirahat pasif adalah sangat

perlu diperlukan saat melakukan kegiatan. Istirahat aktif dan istirahat pasif dapat

dicapain dengan menggunakan berbagai macam metode latihan diantarnya

menggunakan metode latihan interval.

Dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul siswa sering merasa kelelahan yang berlebih pada kondisi fisiknya,

itu dikarenakan selama ini belum pernah dilakukan pengembangan latihan

bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif untuk meningkatkan

kesegaran jasmani.

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini

maka pengkajian permasalan yang akan dikaji yaitu bentuk pengembangan latihan

bermain yang digunakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa adalah

latihan interval. Program latihan yang digunakan dibedakan dengan mengacu pada

perbedaan pemberian aktifitas latihan yaitu program latihan istirahat akitif dan

istirahat pasif.

Pengembangan latihan bermain interval diteliti karena sampai saat ini

belum pernah dipakai secara maksimal saat latihan. Istirahat aktif dan istirahat

pasif dipilih diteliti karena saat latihan belum diketahui tentang waktu istirahat

yang efektif yang dipakai.

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka perlu

diadakan penelitian tentang “Perbedaan Pengaruh Pengembangan Latihan Model

Bermain Interval Istirahat Aktif dan Interval Istirahat Pasif Terhadap Kesegaran

Jasmani Siswa Putra Kelas VIII SMP NEGERI 5 Ngawen Kabupaten

Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2010 / 2011”

B. Identifikasi Masalah

Page 19: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka

masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat kesegaran jasmani siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011 perlu

ditingkatkan.

2. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kesegaran jasmani siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta

Tahun ajaran 2010/2011.

3. Pengembangan latihan bermain interval istirahat aktif dan interval

istirahat pasif belum pernah dilakukan untuk meningkatkan kesegaran

jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

4. Belum diketahui tingkat efekitivitas perbedaan pengaruh antara

pengembangan latihan bermain interval menggunakan istirahat aktif

dan istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta

Tahun ajaran 2010/2011.

C. Pembatasan Masalah

Berbagai permasalahan yang muncul maka masalah dalam penelitian ini

perlu dibatasi agar pembahasan tidak menyimpang dari judul penelitian.

Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat

aktif tehadap kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.

2. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat

pasif terhadap kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri

5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.

3. Membandingkan pengembangan latihan model bermain interval

istirahat aktif dan pengembangan latihan interval model bermain

Page 20: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

istirahat pasif dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta tahun

ajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan pengaruh pengembangan latihan model

bermain interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap

kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pengembangan latihan

interval model bermain istirahat aktif dan pengembangan latihan

interval model bermain istirahat pasif terhadap peningkatan

kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh pengembangan latihan model bermain interval istirahat

aktif dan interval istirahat pasif terhadap kesegaran jasmani siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta

tahun ajaran 2010/2011.

2. Pengaruh yang lebih baik antara pengembangan latihan interval

model bermain istirahat aktif dan pengembangan latihan interval

model bermain istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran

Page 21: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul

Yogyakarta tahu ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki manfaat sebagai

berikut :

1. Secara praktis sebagai upaya untuk membantu meningkatkan

kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Sebagai masukan bagi guru penjaskes di SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta untuk meningkatkan dan memelihara

tingkat kesegaran jasmani, sehingga dapat mendukung pencapaian

prestasi belajar secara maksimal.

3. Sebagai masukan bagi peneliti dapat dijadikan sebagai pedoman

pembinaan untuk menentukan dan memilih metode latihan yang tepat

untuk meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani.

4. Sebagai masukan bagi siswa putra di SMP Negeri 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta, untuk meningkatkan dan memelihara

tingkat kesegaran jasmani.

Page 22: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani penting bagi setiap manusia untuk menjalankan

aktivitasnya dan juga bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan

yang normal. Menurut M. Sajoto (1988: 43) bahwa, “kemampuan seseorang

menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti,

dengan pengeluaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya

dan menikmati waktu luang serta memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-

waktu diperlukan”. Sedangkan menurut Sudarno S.P. (1992: 9) bahwa,

“kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan

kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa kelelahan berarti”.

Dari pengertian tentang kesegaran jasmani di atas dapat disimpulkan

bahwa, kesegaran jasmani diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan

tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti, dalam arti

masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup. Tingkat kesegaran jasmani

seseorang dapat dilihat dari kemampuan dan kesanggupan melakukan aktivitas

fisik tanpa mengalami kelelahan berarti.

Kesegaran jasmani adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen

yang ada. Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh berfugsinya kerja

komponen-komponen yang ada dengan baik. Meskipun demikian komponen

kesegaran jasmani dapat dipilah menjadi dua aspek yaitu; dari aspek kesehatan

fisik (health related fitness) dan aspek keterampilan fisik (skill related fitness).

Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kesegaran

jasmani, menurut Baum Gartner. TA.et al. (2003: 143 ) adalah sebagai berikut:

Page 23: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya

tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas,

dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

keterampilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d)

kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.

a) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan fisik meliputi :

1) Daya tahan jantung-paru

Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung paru-paru

dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas

sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang

berarti. Daya tahan jantung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot

yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.

2) Kekuatan otot

Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok

otot untuk melakukan sekali kontraksi secara makasimal melawan tahanan

atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force)

yang dapat dihasikkan oleh otot akan sekelompok otot dalam satu kontraksi

maksimal.

3) Daya tahan otot

Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara

terus-menerus pada tingkat sub maksimal.

4) Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam

ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukan besarnya

pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range

of movement).

Page 24: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5) Komposisi tubuh

Komposisi tubuh adalah jumlah relatif lemak tubuh dan jaringan tubuh

atau masa lemak bebas. Berat badan dapat dibagi menjadi dua komponen

sederhana yaitu berat lemak dan berat tanpa lemak.

b) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi :

1). Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk melaksanakan gerakan yang sama

atau tidak sama dalam waktu sesingkat mungkin.

2) Power

Power adalah kemampuan untuk memungkinkan otot atau sekelompok

otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif.

3) Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi

tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan

gerakan ( dynamic balance).

Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: visual, vestibular, proprioseptif.

4) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah tubuh atau bagian tubuh

secara cepat tanpa kehilangan keseimbangan.

5) Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja

dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis

berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan

6) Kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi adalah waktu yang digunakan antara munculnya suatu

stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus untuk

Page 25: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kecepatan reaksi berupa: penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan

sentuhan. Kecepatan reaksi berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

Kecepatan reaksi yang berkurang pada atlet disebabkan oleh lambatnya

pemrosesan informasi.

Kesegaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki siswa

dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Siswa yang memiliki kesegaran jasmani

yang baik, dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik. Sebaliknya siswa

yang memiliki kesegaran jasmani kurang baik, maka ia tidak dapat melakukan

tugasnya dengan baik pula. Bagi siswa dan mahasiswa fungsi kesegaran jasmani

erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa dalam proses belajar

mangajar, terutama dalam upaya mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa

untuk belajar. Menurut Mulyono B. (1997: 64) bahwa “berdasarkan fungsinya,

physical fitness ternyata merupakan kebutuhan bagi pelajar, yang berarti menjadi

masalah sekolah dan para pendidiknya khususnya guru olahraga”.

2. Latihan

a. Pengertian Latihan

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk

mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi

yang optimal. Menurut Andi Suhendro (2004:4.1) bahwa, “Kondisi fisik

merupakan salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet,

dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih prestasi

olahraga”. Pentingnya peranan kondisi fisik untuk mendukung pencapaian

prestasi olahraga, maka harus dilatih dengan baik dan benar.

Latihan fisik pada umumnya memberikan beban fisik pada tubuh secara

teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja. Latihan fisik teratur,

sistematik, dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan

akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Menurut Andi Suhendro

(2004:3.5) bahwa, “Latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini mencakup

Page 26: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina,

kelentukan dan lain-lain”.

Latihan fisik merupakan salah satu bagian latihan olahraga secara

menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga serta meningkatkan

kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan pada salah

satu komponen kondisi fisik tertentu sesuai tujuannya. Hal ini artinya, latihan fisik

yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen fisik

yang dibutuhkan untuk tujuan tertentu.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif dan

teratur. Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang

benar. Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan

dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Berkaitan dengan prinsip-prinsip

latihan Sudjarwo (1995:21) menyatakan, Prinsip-prinsip latihan digunakan agar

pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-

prinsip latihan yang baik dan tepat.

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam

memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat dilakukan dengan baik

dan akan terjadi peningkatan. Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan

tergantung pada tipe dan beban latihan yang diberikan dan tergantung dari

kekhususan latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Andi Suhendro

(2004:3.7) anatara lain :

1) Prinsip beban berlebih (overload principle)

2) Prinsip perkembangan menyeluruh

3) Prinsip spesialisasi

4) Prinsip individualisasi

5) Prinsip Latihan Bervariasi

Page 27: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Latihan Interval

Interval merupakan bagian terpenting dalam latihan. Hal ini dimaksud

untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval Sudjarwo

(1993:22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan serentetan

latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (interval)”. Faktor interval haruslah

diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat akibat latihan.

Pengertian latihan interval menurut Russel (1984:156) adalah “Suatu

sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa

istirahat”. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun latihan interval

antara lain : 1) Lamanya latihan, 2) Intensitas latihan, 3) Ulanagn melakukan

latihan, 4) Masa istirahat setiap repetisi latihan dan 5) Jenis aktifitas pada masa

istirahat.

Istirahat atau interval merupakan faktor yangharus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

d. Latihan Fisik dalam Permainan.

Menurut Mulyono B. (1992: 1 ) latihan adalah “Proses kerja yang

dilakukan secara sistematis kontiyu, dimana beban intensitas makin hari makin

bertambah yang akhirnya memberi rangsangan yang menyeluruh terhadap tubuh

dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersama-

sama.” Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani perlu dilakukan latihan

fisik secara teratur dan benar. Latihan isik perlu dilakukan agar tubuh tetap sehat

dan segar. Dengan melakukan latihan fisik (termasuk berolah raga) secara teratur

berarti kita melakukan upaya yang dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(1) Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, (2) Memperkuat sendi otot.

(3) Mengurangi lemak, (4) Memperbaiki bentuk tubuh, (5) Mengurangi resiko

terkena penyakit jantung koroner, (6) Memperlancar peredaran darah. Untuk

mendapatkan manfaat yang bermakna maka lakukanlah sebanyak 3 sampai 5 kali

Page 28: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

seminggu @ 30 – 45 menit. Selain itu , latihan –latihan tersebut hendaknya harus

dilaksanakan secara terarah dan terukur agar dapat dicapai hasil yang diharapkan.

3. Bermain

Pendekatan bermain merupakan salah satu cara latihan yang dalam

pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Menurut hasil penelitian

Wahjoedi (1999:121) bahwa, “Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan

dalam bentuk atau situasi permainan”.

Sedangkan M. Furqon H. (2006: 2) berpendapat, “Bermain merupakan

cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga

menemukan sesuatu dari pengalaman bermain”. Mempelajari suatu cabang

olahraga yang dikonstruksi dalam bentuk bermain menuntut siswa untuk mandiri

dan memecahkan permasalahan yang muncul dalam permainan. Dalam

pendekatan bermain siswa dituntut mengaplikasikan teknik ke dalam suatu

permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah

mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu

mengatasinya. Dalam hal ini Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36)

menyatakan:

Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan

disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai

beberapa pilihan sebagai berikut:

a) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama

sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang

dilakukannya.

b) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan

membiarkan siswa berlaih mengkombinasikan keterampilan tanpa

tekanan untuk menguasai strategi.

c) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan

lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi

bermain.

Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting

dalam pembelajaran bermain, jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai seperti

yang diharapkan. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus

mencermati kegiatan permainan sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang

Page 29: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dilakukan selama bermain harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-

kesalahan yang dilakukan selama bermain dibiarkan akan berakibat penguasaan

skil yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Aktivitas

bermain sering diidentikkan dengan dunia anak-anak, sebab anak-anak lebih

sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Akan tetapi, permainan atau

bermain sering dimaksudkan dengan suatu aktivitas yang bernada negatif (kurang

berarti) setidaknya dilihat dari fungsi seperti kegiatan bernuansa canda, senda

gurau dan lebih jauhnya tidak serius, tidak sungguh-sungguh, menghamburkan

waktu efektif yang mengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan yang tidak

berguna. Padahal secara tidak langsung, anak akan memulai kegiatan belajar salah

satunya melalui aktivitas bermain. Dani Wardani (2009: 24) menyebutkan,

”mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan

anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba

mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya”. Yudha M Saputra (2001:

6) juga berpendapat bahwa, ”bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang

sangat berharga untuk siswa, pengalaman itu bisa berupa membina hubungan

dengan sesama teman dan menyalurkan perasaan yang tertekan”. Ahli lain

menyatakan, kegiatan bermain bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, tetapi

menjadi suatu kebutuhan. Apabila kebebasan bermain tersebut atau

spontanitasnya ditunda, maka di masa selanjutnya daya kreatif, imajinasi bahkan

kemampuan belajar anak akan mengalami hambatan.

Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, bermain

bukanlah suatu perbuatan ataupun aktivitas yang melulu merugikan bagi yang

melakukannya, tetapi dapat dipandang juga sebagai suatu media ataupun alat yang

kaya akan imajinasi dan kreatifitas. Secara tidak langsung wahana bermain dapat

memberikan suatu metode pembelajaran yang menggabungkan segala unsur

(kesenangan, motivasi, rasa ingin tahu, minat ataupun simulasi, modelling,

problem solving, dan lain-lain).

Aktivitas yang kita namakan bermain itu sebenarnya adalah media

belajar bagi anak-anak, hanya penafsirannya saja yang berbeda. Untuk itu,

Page 30: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mengapa kita harus melarang bermain pada anak, sedangkan kegiatan yang kita

namakan bermain itu sebenarnya merupakan media belajar buat mereka.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan

masa kanak-kanak. Dapat dikatakan bahwa, hampir semua waktunya dihabiskan

dengan bermain. Namun disisi lain dari bermain yang dilakukan anak mempunyai

pengaruh terhadap perkembangannya. M. Furqon H. (2006: 4-5) menyatakan

pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu:

a) Pengembangan keterampilan gerak

Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari

keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan

yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti,

lari, lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak

memiliki keterampilan gerak dasar yang baik. Selanjutnya

anakmemiliki landasan untuk mengembangkan keterampilan gerak

yang kompleks. Oleh karena itu, dengan bermain akan memberikan

perkembangan keterampilan gerak bagi anak.

b) Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani

Bermain penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan

melatih seluruh bagian tubuh, termasuk mengembangkan daya tahan

kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga

yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan anak tegang,

gelisah dan lain-lain.

c) Dorongan berkomunikasi

Di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak

untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Di samping itu,

agar anak dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung

belajar berkomunikasi dan sebaliknya anak harus belajar belajar

berkomunikasi agar dapat saling memahami dan dipahami di antara

teman bermain.

d) Penyaluran energi emosional yang terpendam

Bermain merupakan wahana yang baik bagi anak untuk

menyalurkan ketegangan yang disebabkan lingkungan terhadap

aktivitas anak.

e) Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan

Kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dengan cara lain

atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan bermain.

Misalnya, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran

tertentu seringkali dapat mendapat peran tertentu dalam bermain.

f) Sumber belajar

Bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari

kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat

memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal. Bahkan

Page 31: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

banyak pelajaran dan pengalaman dapat diperoleh melalui bermain

daripada di rumah atau di sekolah.

g) Rangsangan bagi kreativitas

Melalui eksprimen dan eksplorasi dalam bermain, anak akan

menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan

dalam bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini

biasanya akan memberikan transfer nilai ke dalam situasi lain,

sehingga anak terbiasa untuk kreatif dalam menghadapi dan

memecahkan persoalan.

h) Perkembangan wawasan diri

Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya

dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini memungkinkan

anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata.

i) Belajar bermasyarakat

Dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar

tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana

menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan

sosial tersebut.

j) Perkembangan kepribadian

Melalui bermain anak terbiasa dengan aturan-aturan yang lebih

disepakati dalam bermain, seperti larangan-larangan yang harus

ditaati, disiplin sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur

dan lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk

kepribadian anak.

Sedangkan menurut Dani Wardani (2009: 33) secara psikologis dan

pendagogis, bermain mempunyai nilai-nilai umum yang sangat berharga bagi

seorang anak, diantaranya:

a) Memperoleh perasaan senang, puas, dan bangga atau berkataesis

(pelepasan ketegangan).

b) Dapat mengembangkan setiap percaya diri, tanggung jawab dan

kooperatif (bekerja sama).

c) Dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreatifitas (terutama

permainan fiksi dan kontrukstif), dan

d) Dapat mengenalkan aturan, atau norma yang berlaku.

Pengaruh dari bermain cukup kompleks di antaranya dapat

mengembangkan keterampilan gerak anak, mengembangkan fisik dan kesegaran

jasmani, memberikan dorongan berkomunikasi, tempat menyalurkan energi

emosional yang terpendam, penyaluran kebutuhan dan keinginan, sebagai sumber

belajar, sebagai rangsangan berkreativitas, sebagai tempat perkembangan

wawasan diri, tempat belajar bermasyarakat dan mengembangkan kepribadian.

Page 32: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Banyaknya manfaat dari bermain, maka seyogyanya orang tua tidak melarang

anaknya bermain, karena banyak manfaat yang diperoleh dari bermain. Selain itu

juga, dalam membelajarkan pendidikan jasmani hendaknya disesuaikan dengan

tingkat perkembangan anak, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Bermain (play) adalah suatu kegiatan yang bentuknya sederhana dan

menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak (siswa). Hal ini

dapat dilihat pada waktu bel istirahat berbunyi atau bel berakhirnya pelajaran,

para siswa langsung berebut keluar kelas untuk bermain di halaman sekolah,

mereka berlari berkejar-kejaran, berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat,

melempar-lempar, dan lain-lain. Bermain yang dilakukan terata, mempunyai

manfaat yang besar bagi siswa. Bermain dapat memberikan pengalaman belajar

yang sangat berharga untuk siswa. Pengalaman itu bisa berupa membina

hubungan sesama teman dan menyalurkan perasaan yang tertekan.

Bermain adalah kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa, kecuali sebagai

luapan ekspresi, pelampiasan ketegangan, atau menirukan peran. Dengan kata lain

aktifitas bermain dalam nuansa keriangan itu memiliki tujuan yang melekat di

dalamnya. Menurut Rusli Lutan (2001: 31) Memaparkan karakteristik “bermain

sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela”. Bermain itu sendiri

hakikatnya bukanlah suatu kesungguhan akan tetapi bersamaan dengan itu pula,

kita melihat kesanggupan yang menyerap konsentrasi dan tenaga mereka ketika

sedang bermain. Menurut Sukintaka (1992: 2) “Apabila bermain bertujuan untuk

memperoleh uang atau perbaikan rekor maka bukan merupakan bermain lagi”.

Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam bermain

merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh tetapi

bermain bukan suatu kesungguhan. Rasa senang bermain itu harus disebabkan

karena bermain itu sendiri, bukan suatu yang terdapat di luar bermain. Bermain

senantiasa melibatkan perasaan atau emosi kita, melibatkan pikiran atau panca

indera kita yang pasti ia mendatangkan suka cita dan kegembiraan Sebagai

pelepas dari banyaknya rutinitas sehingga bermain pada anak misalnya

berlangsung dengan tidak sungguh-sungguh . Akan tetapi bersamaan itu pula, kita

Page 33: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

melihat kesanggupan yang menyerap konsentrasi dan tenaga mereka ketika

sedang bermain.

Ada beberapa keuntungan yang diperolah dari aktivitas bermain bagi anak-

anak sebagai berikut: (1) mengubah ekstra energi, (2) mengoptimalkan

pertumbuhan seluruh begian tubuh seperti tulang, otot, dan organ-organ, (3) dapat

meningkatkan nafsu makan anak, (4) anak belajar mengontrol diri, (5)

berkembangnya berbagai keterampilan yang berguna sepanjang hidupnya, (6)

meningkatkan daya kreativitas, (7) mendapat kesempatan menemukan arti benda-

benda yang ada di sekitar anak, (8) merupakan cara untuk mengatasi kemarahan,

kekuatiran diri, iri hati, dan kedukaan, (9) kesempatan untuk bergaul dengan anak

lainnya, (10) kesempatan menjadi pihak yang kalah atau menang di dalam

bermain, (11) kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan, dan (12) dapat

mengembangkan kemampuan intelektualnya. Adapun hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam aktifitas bermain adalah: (1) ekstra energi, (2) waktu yang

cukup untuk bermain, (3) alat permainan, (4) ruangan untuk bermain, (5)

pengetahuan cara bermain, dan (6) teman bermain.

4. Waktu Istirahat Dalam Olahraga

Dalam kegiatan atau latihan olahraga, memberikan waktu istirahat

diantara waktu latihan merupakan bagian yang penting dan harus diperhitungkan

dengan cermat. Sugiyanto dan Sudjarwo (1992:357) menyatakan, “Yang

terpenting untuk diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam latihan yaitu mengatur

waktu latihan dan waktu istirahat secara berseling-seling sedemikian rupa,

sehingga atlet atau pelajar tidak mengalami pembebanan latihan yang berlebihan”.

Memberikan waktu istirahat diantara waktu latihan adalah sangat penting

agar tujuan latihan dapat tercapai. Pemberian beban latihan harus diperhatikan

dengan tepat. Selain itu juga harus diberikan dengan benar agar kondisi atau

kemampuan atlet selalu terjaga dengan baik. Pemberian waktu istirahat yang tepat

diantara waktu latihan, maka atlet akan mampu melaksanakan latihan dengan

baik, karena kondisi fisik selalu stabil. Dalam hal ini Soekarman (1986:77)

menyatakan, “Interval istirahat (relief interval) adalah bagiab dari interval

Page 34: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

training, diamana badab diberi istirahat. Maksud dari istirahat ini adalah

memberikan kesempatan tubuh untuk pulih ke asal”. Sedangkan Sugiyanto dan

Sudjarwo (1992:284) berpendapat, “Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu

menunggu sampai mencapai kelelahan, tapi juga jangan terlalu sering”. Yang

penting adalah adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang

menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup atau tidak kurang atau tidak

berlebihan.

Istirahat diantar waktu latihan dimaksud untuk memulihkan stamina atlet

agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan. Dalam memberikan waktu istirahat

diantara waktu latihan harus dilakukan tepat, tidak menunggu sampai atlet

kelelahan, anmun juga jangan terlalu sering. Pemberian waktu yang kurang

diperhitungkan (terlalu sering) justru akan berdampak pada penurunan, sehingga

tujuan latihan tidak dapat tercapai.

5. Pemulihan aktif atau Istirahat aktif

Metode pemulihan aktif yaitu melakukan latihan sub maksimal, kardio,

posisi badan untuk melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan

yang diselingi dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus

melakukan gerakan seperti joging (Researched and Composed By Venom,

2000:147). Kerja pemulihan aktif, dibagi kedalam dua hasil pemulihan yaitu a)

Aliran darah, kemampuan pemulihan aktif (AR) untuk mengirimkan nutrisi yang

berharga pada otot-otot melalui pengankutan darah, b) Keuntungan pembersihan

asam laktat, optimalkan sistem penyangga tubuh dengan menggunakan pemulihan

aktif.

a. Keuntungan Pemulihan Aktif

Selama latihan asam laktat dengan cepat terakumulasi selama latihan

intensitaas tinggi, akibatnya kerangka waktu cukup menguntungkan untuk otot

hypetropi, maka pembentuk tubuh sering berhubungan dengan akumulasi asam

laktat.

Saat melakukan pemulihan aktif mampu mempertahankan kinerja yang

lebih besar, sehingga pemulihan aktif dapat meningkatkan pemeliharaan

intensitas selama latihan yang berulang-ulang secara maksimal. Melengkapi

Page 35: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

keuntungan untuk sebuah penurunan dalam laktat darah, keuntungan yang lain

untuk pemulihan aktif yaitu dapat memelihara sel darah putih (secara efektif

membantu sistem kekebalan tubuh), mencegah enzim-enzim yang tidak aktif,

semua penderitaan dikurangi dari akumulasi asam laktat dalam tubuh sedikit.

Tujuan pemulihan aktif setelah latihan yaitu membantu tubuh menjadi yang

terbaik sehingga dapat memindahkan asam laktat.

b. Kelemahan atau Pengaruh Pemulihan Aktif

Masalah dengan asam laktat terjadi ketika sejumlah ion hidrogen bebas (H+)

melebihi sistem penyangga tubuh, yang secara efektif menurunkan tingkat pH normal

(tingkat keasaman; pH lebih rendah darah menjadi lebih asam). Ketika hal itu terjadi atlet

akan mulai merasa sakit dan menderita penurunan kinerja atlet.

Sakit ini disebabkan oleh akumulasi ion hidrogen yang menstimulasi urat rasa

sakit yang berlokasi diotot. Penurunan kinerja disebabkan oleh kedua metabolik dan otot-

otot yang lelah.

Secara metabolik sebuah penurunan pH disebabkan oleh ketidak aktifan

beberapa enzim, nutrisi membran yang mengangkut mekanisme tidak efisien dan

mengakses penurunan energi. Untuk penggabungan pada penurunan energi, katabolisme

glikogen diperlambat oleh ketidak aktifan enzim glikogen phosporilase, selain itu asam

laktat mencegah pengambilan asam lemak, dan meminimalkan penggunaan mereka.

Karena pengaruh ini, karbohidrat yang digunakan pada peningkatan dan katabolisme PC

meningkat yang selanjutnya menghambat regenerasi ATP. Semua faktor-faktor ini pada

akhirnya menyebabkan penurunan pada produksi ATP sehingga menurunkan kinerja.

Dengan memperhatikan otot-otot lemak, asam laktat meningkatkan kendali

aktomiosin ATP ase, yang meusak ATP yaitu dapat menyediakan energi untuk tubuh.

Selain itu, H+ bertentangan dengan pengambilan kalsium untuk kontraksi otot.

Peningkatan laktat juga bertentangan dengan penghubung yang menyilang. Faktor-faktor

yang menyebabkan penurunan pada kedua kontraksi otot tenaga dan kecepatan.

6. Pemulihan pasif atau Istirahat Pasif

Metode pemulihan pasif didefinisikan sabagai berikut, yaitu waktu

pemulihan atau itirahat yang tidak diselingi dengan aktifitas tubuh, atau diam dan

berbaring pada sebuah sandaran dengan berusaha untuk menarik nafas dan

Page 36: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

merelaksasikan otot untuk aktifitas berikutnya atau menyusun kembali persediaan

zat besi (Researched and Composed By Venom, 2000:154).

Kinerja pemulihan pasif atau istirahat pasif dibagi kedalam hasil

pemulihan yaitu 1) Terjadi penimbunan asam laktat dengan sistem penyangga

tubuh dengan menggunakan pemulihan pasif, 2) Untuk kinerjanya pemulihan

pasif dibawah pemulihan aktif.

a. Keuntungan Pemulihan atau Istirahat Pasif

Lactat acyd (asam laktat) dapat menjadi sangat menguntungkan untuk

aktifitas fisik. Kerugian pemulihan pasif yaitu selama latihan pemulihan asam

laktat tidak mudah terakumulasi selam intensitas tinggi. Kerangka waktu ini

merugikan untuk otot hyperteropi.

7. Item Tes Kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan Ketrampilan

Secara lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam kesegaran

jasmani, menurut Baum Gartner. TA.et al. (2003: 143 ) adalah sebagai berikut:

Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (a) daya

tahan jantung paru, (b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) fleksibilitas,

dan (e) komposisi tubuh. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

keterampilan meliputi: (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d)

kelincahan, (e) koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.

Page 37: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Kerangka Pemikiran

Dari hasil kajian teori secara garis besar menurut variabel penelitian,

maka dapat ditarik suatu kerangka konseptual seperti yang terlihat pada gambar

dibawah ini.

Berdasarkan Gambar bagan diatas dapat ditarik kerangka pemikiran

sebagai berikut :

1. Latihan metode bermain atau permainan dengan interval istirahat aktif

memberikan pengaruh peningkatan kesegaran jasmani khususnya

berhubungan dengan ketrampilan.

2. Latihan metode bermain atau permainan dengan interval istirahat pasif

memberikan pengaruh peningkatan kesegaran jasmani khususnya

berhubungan dengan ketrampilan.

Kesegaran Jasmani

Mempengaruhi

Kemampuan Gerak

Metode Bermain atau

Permainan

Latihan

Interval Istirahat Aktif Interval Istirahat Pasif

Page 38: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh pengembangan latihan metode bermain atau

permainan interval istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap

peningkatan kesegaran jasmani siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011.

2. Pengembangan Latihan metode bermain atau permainan interval istirahat

aktif memberikan pengaruh lebih baik dari pada latihan model bermain atau

permainan interval istirahat pasif terhadap peningkatan kesegaran jasmani

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta

Tahun ajaran 2010/2011.

Page 39: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitain

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di halaman SMP Negeri 5 Ngawen

Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan

dalam satu minggu dari awal bulan Maret 2011 sampai dengan pertengahan bulan

April 2011. Sebelum pemberian perlakuan dilakukan tes awal (pretest),

sedangkan setelah pemberian perlakuan dilakukan tes akhir (posttest).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 5 Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011

yang berjumlah 24 orang. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:120) bahwa “untuk

sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi”.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian

eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan

perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui

pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Adapun rancangan penelitian yaitu :

KE I Treatment A Posstest

S Pretest MSOP

KE II Treatment B Posstest

Keterangan:

S = Subjek

24

Page 40: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pretest = Tes Awal Kesegaran Jasmani

MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing

KE I = Kelompok I

KE II = Kelompok II

Treatment A = Pengembangan Latihan Interval Bermain Istirahat Aktif

Treatment B = Pengembangan Latihan Interval Bermain Istirahat Pasif

Posstest = Tes Akhir Kesegaran Jasmani

Pembagian menjadi dua kelompok eksperimen tersebut berdasarkan

prestasi tiap individu pada tes awal kesegaran jasmani. Setelah prestasi tes awal

diranking, kemudian sampel yang mempunyai prestasi awal setara dipasang-

pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kelompok

tersebut sebelum diberi perlakuan berangkat dari titik tolak yang sama. Apabila

nanti pada akhir perlakuan terdapat perbedaan, maka hal itu benar-benar hanya

dikarenakan oleh pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Berikut ini rancangan

penelitian.

Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing

sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

D. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri dari

beberapa variable. Menurut Sugiyanto (1995 : 17) Variable adalah “suatu konsep

yang dapat ditempatkan dalam berbagai nilai yang berbeda”. Variabel dalam

penelitian ini terdiri atas :

1. Variabel Bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,

variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

Page 41: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Latihan Istirahat Aktif

b. Latihan Istirahat Pasif

2. Variabel Terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Peningkatan Kesegaran

Jasmani.

E. Definisi Operasional Variabel Perbedaan Pengaruh Pengembangan

Latihan Model Bermain Interval Istirahat Aktif dan Interval Istirahat

Pasif Terhadap Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5

Ngawen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta

1. Interval Istirahat Aktif

Interval istirahat aktif yaitu : Suatu bentuk pemulihan tenaga atau suatu

bentuk istirahat yang dilakukan dengan bentuk aktifitas jogging atau lari kecil-

kecil. Dalam penelitian ini siswa setelah melakukan pengembangan latihan model

bermain siswa diberikan waktu istirahat atau jeda (interval) yaitu dengan

melakukan aktifitas kecil seperti jogging atau lari kecil-kecil.

2. Interval Istirahat Pasif

Interval Istirahat Pasif, yaitu : Suatu bentuk pemulihan tenaga atau suatu

bentuk istirahat yang dilakukan dengan berbaring, duduk bersandar atau diam.

Dalam penilitian ini siswa setelah melakukan pengembangan latihan model

bermain, siswa diberikan waktu istirahat atau jeda (interval) yaitu dengan kegiatan

pasif atau hanya duduk bersandar dan berbaring.

3. Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah sebagai kemampuan seseorang untuk

menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat tanpa mengalami kelelahan

yang berlebihan sehingga kemudian ia masih mampu menjalankan tugas

berikutnya.

Page 42: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Bermain

Bermain merupakan salah satu cara latihan yang dalam pelaksanaannya

dilakukan dalam bentuk permainan. Pendekatan bermain adalah latihan yang

diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Sesuai

dengan variabel yang diteliti, data yang terkumpul adalah data kesegaran jasmani,

yaitu :

1). Kecepatan

2). Power

3). Keseimbangan

4). Kelincahan

5). Kecepatan reaksi

G. Teknik Analisis Data

1. Mencari Realibilitas

Untuk mencari reliabilitas tersebut dengan menggunakan rumus dari

Kirkendall & Johnson, sebagai berikut :

Subject

ErrorSubject

MS

MSMSR

(Barry L. Johnson/Jack K. Nelson, 1986:53)

2. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Uji Normalitas

Page 43: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

n

ZyangZZZbanyaknya in ,,, 21

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors

(Sudjana, 1992: 466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Pengamatan X1, X2,……., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,……,

Zn dengan menggunakan rumus :

S

XXZ i

i

Keterangan :

X1 = Nilai tiap kasus

X = Rata-rata

S = Simpangan baku.

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi

normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z Zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,……., Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka :

S (Zi) =

4) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga – harga mutlak

selisih tersebut. Sebuah harga terbesar ini merupakan L. hitung.

b. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang

lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Adapun rumusnya yang digunakan

menurut Sutrisno Hadi (1988 : 389) adalah :

Page 44: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

ktSD

bsSDdbvkFdbvb 2

2

:

(Sutrisno Hadi, 1988: 389)

Keterangan :

dbvb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar

dbvk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil

dbvb : dvbk = derajat kebebasan KE 1 dan KE 2

SD2

bs = standar deviasi KE 1

SD2

kt = standar deviasi KE 2

3. Uji Perbedaan

Untuk menghitung perbedaan peningkatan kesegaran jasmani dengan

menggunakan rumus t-test dari Thomas dan Nelson (2001:137) sebagai berikut :

)1(

2

NNx

d

Mdt

Keterangan :

t = Nilai perbedaan

Md = Mean deviasi

d2

= derajat perbedaan

N = jumlah sampel

Mengkonsultasikan hasil t-test dengan t-tabel dengan taraf signifikansi

5% dan db = N – 1. Jika thitung < ttabel = 5%, maka Ho ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan pengaruh antara latihan (bermain) istirahat aktif dan pasif pada siswa

kelas VIII SMP Negeri IV Gunung Kidul tahun pelajaran 2010/2011.

Jika thitung > ttabel = 5%, maka Hi diterima. Artinya ada perbedaan

pengaruh antara latihan (bermain) istirahat aktif dan pasif pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 5 Gunungkidul tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk mencari peningkatan kesegaran jasmani dari tes awal ke tes akhir

digunakan rumus dari Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson ( 1990 : 136 )

sebagai berikut :

Nilai peningkatan hasil latihan = %100xpretestMean

differentMean

Dimana Mean different = mean posttest – mean pretest

Page 45: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data hasil penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk

tabel dan histogram sebagai berikut:

Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian.

Kelompok Tes n Nilai Tertinggi Nilai Terrendah Mean SD

1 Awal 12 16 9 12,583 2,151

Akhir 12 17 14 15,583 1,379

2 Awal 12 15 10 12,583 1,832

Akhir 12 15 11 13,583 1,564

Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Penelitian

0,000

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

1 2 3 4

Gambar 1. Histogram Perbedaan Rata-Rata Data Hasil Penelitian

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas

dan uji homogenitas.

Tes Awal

Kelompok 1

Tes Akhir

Kelompok 1

Tes Awal

Kelompok 2

Tes Akhir

Kelompok 2

32

Page 46: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Uji Reliabilitas

Sebelum digunakan sebagai tes dalam penelitian ini, Tes dicari

reliabilitasnya dengan uji reliabilitas Anava I jalur. Adapun hasil pengujian

tersebut seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Tes Nilai Reliabilitas Kategori

Lari 50 m Awal 0,82 Tinggi

Akhir 0,81 Tinggi

Pull-Up Awal 0,91 Tinggi Sekali

Akhir 0,87 Tinggi

Sit-Up Awal 0,92 Tinggi Sekali

Akhir 0,89 Tinggi

Vertical Jump Awal 0,88 Tinggi

Akhir 0,80 Tinggi

Lari 1000 m Awal 0,80 Tinggi

Akhir 0,96 Tinggi Sekali

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita hasil tes tersebut

menggunakan tabel korelasi koefisien dari Book Walter, yang dikutip Mulyono B

( 1992: 22), yaitu:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validita Reliabilita Obyektivita

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0.80 – 1

0.70 – 0.79

0.50 – 0.69

0.30 – 0.49

0.00 – 0.29

0.90 – 1

0.80 – 0.89

0.60 – 0.79

0.40 – 0.59

0.00 – 0.39

0.95 – 1

0.85 – 0.94

0.70 – 0.84

0.50 – 0.69

0.00 – 0.49

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data

tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan

kelompok 2 adalah sebagai berikut :

Page 47: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Tes Kelompok n Mean SD Lhitung Ltabel Keterangan

Awal 1 10 12,583 2,151 0,1351 0,2558 Normal

2 10 12,583 1,832 0,1396 0,2558 Normal

Akhir 1 10 15,583 1,379 0,2079 0,2558 Normal

2 10 13,583 1,564 0,1826 0,2558 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung

pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes

akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal

kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Tes Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel Keterangan

Awal 1 12 1951

1,379 2,818 Homogen 2 12 1937

Akhir 1 12 2935

0,777 2,818 Homogen 2 12 2241

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung

dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.

Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok

2 memiliki varians yang homogen.

Page 48: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji

perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan

anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari

keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan

kelompok 2 Sebelum Diberi Perlakuan.

Kelompok n Mean thitung ttabel Keterangan

1 10 12,58 0,000 2,179 Tidak Ada Perbedaan

2 10 12,58

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,000 dan t tabel dengan taraf

signifikansi 5% dan n = 12 sebesar 2,179. Karena thitung < ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan

Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan dengan

latihan istirahat aktif dan kelompok 2 diberikan perlakuan dengan latihan istirahat

pasif, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam

penelitian ini hasilnya sebagai berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2 Setelah Diberi perlakuan.

Kelompok n Mean thitung ttabel Keterangan

1 10 15,58 6,141 2,179 Ada Perbedaan

2 10 13,58

Page 49: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 6,141 dan t tabel dengan

taraf signifikansi 5% dan n = 12 sebesar 2,179. Karena thitung > ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat

perbedaan yang signifikan.

b. Perbedaan Persentase Peningkatan

Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik

dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap

kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kelompok 1 dan kelompok 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Persentase

Peningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok n Mean

Pretest

Mean

Postest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan

1 12 12,583 15,583 3,000 23,841

2 12 12,583 13,583 1,000 7,947

Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan, diketahui bahwa

kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 23,841 %. Sedangkan kelompok 2

memiliki peningkatan sebesar 7,947 %. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik daripada

kelompok 1.

D. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Model Bermain Interval istirahat aktif

dan interval istirahat pasif Terhadap Kesegaran Jasmani.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 6,141,

sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,179. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes

Page 50: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut karena kedua metode

latihan tersebut memilki larakteristik yang berbeda. Metode latihan bermain

interval istirahat aktif merupakan bentuk latihan model bermain yang

menitikberatkan pada bentuk latihan sub maksimal, kardio, posisi badan untuk

melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan yang diselingi

dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus melakukan gerakan

seperti joging, sedangkan latihan bermain interval istirahat pasif yaitu bentuk

latihan yang menitik bertkan waktu pemulihan atau itirahat yang tidak diselingi

dengan aktifitas tubuh, atau diam dan berbaring pada sebuah sandaran dengan

berusaha untuk menarik nafas dan merelaksasikan otot untuk aktifitas berikutnya

atau menyusun kembali persediaan zat besi menitikberatkan pengulangan

gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan waktu

istirahat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh

antara metode latihan bermain interval istirahat aktif dan latihan bermain interval

istirahat aktif terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra SMP N 5 Ngawen

Gunungkidul Yogyakarta 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.

2. Metode latihan Bermain Interval Istitahat Aktif Lebik Baik

Pengaruhnya Terhadap Kesegaran Jasmani.

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kesegaran

jasmani diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan

kesegaran jasmani sebesar 23,841 %. Sedangkan kelompok 2 memiliki

peningkatan kesegaran jasmani sebesar 7,947 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa, kelompok 1 memiliki persentase peningkatan kesegaran

jasmani yang lebih besar daripada kelompok 2. Metode latihan bermain interval

istirahat aktif menitikberatkan pada bentuk latihan sub maksimal, kardio, posisi

badan untuk melakukan pemulihan dari bagian yang keras atau pemulihan yang

diselingi dengan gerakan-gerakan tubuhyang sifatnya aktif atau terus melakukan

gerakan seperti jogging. Disamping itu latihan bentuk bermain akan membuat

siswa merasa tidak bosen atau merasa senang latihan. Memberikan waktu

istirahat diantara waktu latihan adalah sangat penting agar tujuan latihan dapat

Page 51: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

tercapai. Pemberian beban latihan harus diperhatikan dengan tepat. Selain itu

juga harus diberikan dengan benar agar kondisi atau kemampuan siswa selalu

terjaga dengan baik. Pemberian waktu istirahat yang tepat diantara waktu latihan,

maka siswa akan mampu melaksanakan latihan dengan baik, karena kondisi fisik

selalu stabil. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan metode latihan

bermain interval istirahat aktif lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan

kesegaran jasmani pada siswa putra SMP N 5 Ngawen Gunungkidul Yogyakarta

2010/2011, dapat diterima kebenarannya.

Page 52: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang signifikan antara latihan model bermain interval

istirahat aktif dan interval istirahat pasif terhadap kesegaran jasmani

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Ngawen Gunungkidul

Yogyakarta tahun 2010/2011. (thitung > ttabel 5% 1.796)

2. Latihan model bermain interval istirahat aktif lebik baik pengaruhnya

terhadap kesegaran jasmani pada siswa putra kelas VIII SMP N 5

Ngawen Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2010/2011. Kelompok 1

(kelompok yang mendapat perlakuan dengan latihan model bermain

interval istirahat aktif) memiliki peningkatan 23,841% lebih besar

daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan

latihan model bermain interval istirahat pasif) yaitu 7,947%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, metode latihan bermain

interval istirahat aktif memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap status

kesegaran jasmani. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap metode

latihan memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan status kesegaran

jasmani. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk

mengembangkan atau meningkatkan status kesegaran jasmani, harus

menggunakan metode latihan yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan

dasar pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat, khususnya untuk

meningkatkan status kesegaran jasmani.

Page 53: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang

ditimbulkan, maka kepada para guru penjasorkes SMP N 5 Ngawen Gunungkidul

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, harus diterapkan metode latihan yang

tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

2. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, guru dapat menerapkan metode

latihan model bermain interval istirahat aktif dan latihan model bermain

interval istirahat pasif.

Page 54: SMP NEGERI 5 NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2010/2011/Perbedaan...Ngawen Yogyakarta tahun 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat 23,841% lebih besar daripada kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

DAFTAR PUSTAKA

Andi Suhendro. 2004. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta. Universitas Terbuka.

Baum Gartner. TA. Et al 2003. Measurment For Evoluation In PhPhysical

Education And Exercise Science. Seven Edition, New York: The Mc

graw-Hall Compainies.Inc.

Mulyono B. 1992. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press.

__________. 1996. Pembinaan dan Peningkatan kondisi Fisik. Surakarta: UNS

Press.

__________. 2006. Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta:

UNS Press.

M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain. Surakarta: Program Studi

D-2 Pendidikan Jasmani. JPOK FKIP UNS.

M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Rusli Lutan dan Andang Suherman. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.

Jakarta: Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Bagian Proyek Penatarn Guru SMP Setara DIII.

Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan.Dasar. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto. 1994. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Suharsimi Airkunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sukintaka. 1992. Teori Untuk Bermain Untuk D-II PGSD Penjaskes. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Venom (Recearch &Composed) 2000. Active Recovery – Athree Fold Break

Down (Active & Passive Recovery). www.google.co.id

Departemen Pendidikan Nasional 2003. Tes Kesegaran Jasmani

Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Sudarno S.P. 1992. Upaya Memeliharan Kebugaran Tubuh. Jakarta : Depdikbud.

Dirkjendikti.

Dani Wardani 2009. Bermain Dalam Dunia Pendidikan. Semarang. Dahara Prize.

Yudha M Saputra 2001. Pengembangan modifikasi bermain dalam mendidik

siswa. Yogyakarta. Rineka Cipta.