sm4002 analisis komparasi kinerja keuangan antara

Upload: marcia-putri

Post on 15-Jul-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA Periode 1999-2001

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah pada Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta-SEM Institute

Oleh : Nama NIM : ISNA RAHMAWATI : 30.07.5.3.087

JURUSAN EKONOMI ISLAM STAIN SURAKARTA SEM INSTITUTE YOGYAKARTA2008

2

ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA P.T BANK SYARIAH MANDIRI DAN P.T BANK RAKYAT INDONESIA Periode 1999-2001

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Oleh Isna Rahmawati

Pembimbing Pertama

Pembimbing Kedua

Zeni Ihsan, S.TP.,MM

Sugeng widodo, SE

3

Motto Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah : 6-8) Tak ada satupun di dunia ini yang tidak mungkin bila disertai keyakinan, sebagian akan menjadi mungkin terjadi jika berfikir mungkin. Berdoalah dan percaya. Kemajuan diperoleh bukan dari keberhasilan, Melainkan dari kegagalan demi kegagalan. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. (Q.S Al-Baqarah : 216)

4

Persembahan

Karya Kecil ini kupersembahkan untuk :Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan keringanan langkah hingga padaNyalah segalanya bergantung. Bapakku Iskandar, dan Ibuku Siti Aminah yang tercinta yang selalu melimpahkan samudera kasih sayang, yang tak pernah bosan mendoakan di setiap gerak anak-anaknya. Adik-adikku tersayang: Amri, Dana, Risa, Fika, dan Zikri. Yang selalu memberikan motivasi dan doa Moga menjadi anak yang saleh dan shalekha.

5

Thanks to : Bapak Drs. Rusman, dan Ibu, , Ryan, dan Ilham selaku keluargaku yang kedua di Yogyakarta. Terimakasih atas segala kesabaran, dan kasihsayangnya. Semoga amal baik yang telah mereka lakukan mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT. Keluarga besar di Aceh & Kebumen Bg Ariel, Makaci to smuanya.. Pak Marsono, MRusi, MSulis, MInti N karyawan STAIN Yogya Terimakasih...atas bantuan dan kesabarannya. Mba-mbaku di Yogya, Mba Hana dan Mba Krisna, yang selalu membantuku dalam kesusahan, makasih atas semua bantuannya dan maaf ya selama ini aku sering ngerepotin. Temen2ku, Hartini, Ari dan gita, yang selalu membantu, dan memberikan canda tawa disaat suka dan duka. Makasih atas kebersamaanya. Temen2ku di Pulau Seberang, Putri, Pipit, Klilis,, K juli, dll. Semoga sukses selalu. Temen-temen Keuangan dan Perbankan Syariah

6

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Maha Suci Allah yang telah mentakdirkan kita hidup di dunia, Segala puji bagiNya yang telah mengijinkan kita untuk menghirup segarnya kehidupan bumi. Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ANALISA KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA P.T BANK SYARIAH MANDIRI DAN P.T BANK RAKYAT INDONESIA PERIODE 1999-2001. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, keluarga, sahabat, pengikutnya serta pertolongan beliau hingga keakhir jaman. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta-SEM Institute Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tak luput dari berbagai kesulitan, untuk itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna, keadaan ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan kita bersama. Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka sudah sepantasnyalah apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya. 2. Bapak Ibu dan adik-adikku di rumah yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku. 3. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, M.A, selaku ketua STAIN Surakarta.

7

4. Ir. Ismail Yusanto, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta SEM Institute. 5. Ir. Zeni Ihsan, STP., MM, selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah, dan Dosen Pembimbing I, terimakasih atas segala bimbingan serta kesabarannya dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 6. Sugeng Widodo, SE., selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih atas segala bimbingan dan kesabarannya. 7. Pimpinan dan Staff Bank Indonesia Cabang Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 8. Semua pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya, penulis berharap semoga amal baik yang telah mereka lakukan mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT. Amin. Semoga Allah menjadikan skripsi ini sebagai pendorong bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semuanya. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, Februari 2008

Penulis

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN..................................................................iii HALAMAN MOTTO............................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v KATA PENGANTAR..........................................................................................vii DAFTAR ISI..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL.................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv ABSTRAKSI........................................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1 A. Latar Belakang ....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................8 C. Batasan Masalah .................................................................................9 D. Tujuan Penelitian ..............................................................................10 E. Manfaat Penelitian .............................................................................12 F. Metode Penelitian ..............................................................................12 G. Sistematika Penulisan .......................................................................20

9

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................22 A. Kinerja Keuangan .............................................................................22 B. Laporan Keuangan ............................................................................30 1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................30 2. Tujuan Laporan Keuangan ..........................................................31 3. Fungsi Laporan Keuangan ..........................................................32 4. Sifat Laporan Keuangan .............................................................34 5. Komponen Laporan Keuangan ...................................................35 6. Pihak-pihak Pemakai Laporan Keuangan ...................................36 7. Analisis Laporan keuangan .........................................................39 8. Pengertian ...................................................................................39 9. Tujuan Analisis Keuangan ..........................................................40 10. Metode Analisis ..........................................................................41 C. Penggunaan Rasio dalam Analisa Keuangan ...................................42 D. Perbankan Konvensional ..................................................................43 E. Perbankan Syariah ...........................................................................49 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN..................................................55 A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri ..................................57 1. Sejarah .........................................................................................57 2. Visi dan Misi ...............................................................................59 3. Struktur Organisasi .....................................................................60 4. Produk-produk ............................................................................62 5. Kinerja Keuangan .......................................................................72

10

B. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia .................................73 1. Sejarah .........................................................................................73 2. Visi dan Misi ...............................................................................76 3. Struktur Organisasi .....................................................................76 4. Produk-produk ............................................................................77 5. Kinerja Keuangan .......................................................................81 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................82 A. Deskripsi Data ...................................................................................82 B. Analisis Rasio Keuangan ..................................................................83 1. PT. Bank Syariah Mandiri .........................................................84 2. PT. Bank Rakyat Indonesia .........................................................98 C. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia....................................................................114 D. Pembahasan .....................................................................................119 BAB V PENUTUP ............................................................................................133 A. Kesimpulan .....................................................................................133 B. Saran ... ...........................................................................................136 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil .................................................54 Tabel 2 Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional ................56 Tabel 3 Data Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 1999-2001 ...................82 Tabel 4 Data Keuangan Bank Rakyat Indonesia Periode 1999-2001 ...................83 Tabel 5 Rasio Likuiditas Bank Syariah Mandiri .................................................84 Tabel 6 Pertumbuhan Rasio Likuiditas Bank Syariah Mandiri ..........................87 Tabel 7 Rasio Solvabilitas Bank Syariah Mandiri ...............................................89 Tabel 8 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Bank Syariah Mandiri .......................91 Tabel 9 Rasio Rentabilitas Bank Syariah Mandiri .............................................92 Tabel 10 Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Bank Syariah Mandiri ......................94 Tabel 11 Rasio Efesiensi Bank Syariah Mandiri .................................................95 Tabel 12 Pertumbuhan Rasio Efesiensi Bank Syariah Mandiri ..........................97 Tabel 13 Rasio Likuiditas Bank Rakyat Indonesia .......99 Tabel 14 Pertumbuhan Rasio Likuiditas Bank Rakyat Indonesia ..102 Tabel 15 Rasio Solvabilitas Bank Rakyat Indonesia ..........103 Tabel 16 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Bank Rakyat Indonesia ....106 Tabel 17 Rasio Rentabilitas Bank Rakyat Indonesia ......107 Tabel 18 Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Bank Rakyat Indonesia ....109 Tabel 19 Rasio Efisiensi Bank Rakyat Indonesia .......110 Tabel 20 Pertumbuhan Rasio Efisiensi Bank Rakyat Indonesia ........113 Tabel 21 Perbandingan Rasio Likuiditas Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia ..................................................................114

12

Tabel 22 Perbandingan Rasio Solvabilitas Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia .................................................................116 Tabel 23 Perbandingan Rasio Rentabilitas Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia ................................................................117 Tabel 24 Perbandingan Rasio Efisiensi Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia .................................................................118 Tabel 25 Tabel 26 Rekapitulasi Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri ......................120 Rekapitulasi Rasio Keuangan Bank Rakyat Indonesia .....................122

Tabel 27 Rekapitulasi Perbandingan Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia ..................................................................125 Tabel 28 Nilai Standar Tingkat Kesehatan Bank Indonesia .............................130

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri .........................................61 Gambar 2 Struktur Organisasi Bank Rakyat Indonesia ........................................77

DAFTAR LAMPIRAN

14

Lampiran A. Neraca Bank Syariah Mandiri Lampiran B. Laporan Laba Rugi Bank Syariah Mandiri Lampiran C. Neraca Bank Rakyat Indonesia Lampiran D. Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia Lampiran E. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri Lampiran F. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Rakyat Indonesia

ABTRAKSI PT. Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu lembaga perbankan syariah yang telah berkontribusi penting terutama bagi pengusaha kecil diharapkan dapat bersaing dengan perbankan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, dan mendapatkan bukti empiris tentang perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia selama periode 1999-

15

2001. Penelitian ini merupakan penelitian Deskripsi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi. Kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 1999 tergolong sebagai bank umum yang kurang likuid, solvabel, kurang profitabel, dan kurang efisien. Sementara kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi selama periode 2000-2001 tergolong sebagai bank umum yang kurang likuid, tetapi cukup solvabel, profitabel, dan efisien. Sedangkan Kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 1999 tergolong sebagai bank umum likuid, unsolvable, kurang profitabel dan kurang efisien. Sementara kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi pada tahun 2000 tergolong sebagai bank umum likuid, kurang solvabel dan profitabel, tetapi cukup efisien. Sedangkan pada tahun 2001, kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi tergolong sebagai bank umum likuid, unsolvable, profitabel, dan efisien.

Kata kunci : Rasio keuangan, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Rakyat .Indonesia.

16

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah Perbankan. Peran strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama perbankan sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan masyarakat secara efektif dan efesien. Perbankan sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat pada akhirnya akan memiliki peranan yang strategis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, yakni dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional hidup rakyat banyak. Krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung pada pertengahan tahun 1997 memberikan dampak nyata pada kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan terpuruknya sektor-sektor penggerak perekonomian, meningkatnya konflik-konflik sosio-politik, serta tingginya tingkat kearah peningkatan taraf

pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, kondisi politik dalam negeri yang

17

menghangat sebagai persiapan Pemilihan Umum di tahun 2004, serta keamanan internasional pasca-Perang Irak yang cenderung tidak stabil, juga berpengaruh pada perkembangan pembangunan di Indonesia. 1Masalah lain yang lain yang muncul pada periode pasca-krisis ekonomi dan moneter adalah terpuruknya citra sektor perbankan, terutama karena kredit macet perusahaan-perusahaan besar, sehingga sangat berpengaruh pada likuiditas hampir semua bank di Indonesia. Hal tersebut sangat berdampak negatif terhadap kinerja perbankan nasional, yang semakin sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan penuh dari masyarakat. Jika pada periode 1996-1998 kinerja sektor perbankan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 29,0 %/tahun, maka pada tahun 1999 telah terjadi penurunan nilai kredit sebesar 53,8 % dari nilai kredit pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, diperlukan berbagai terobosan baru di bidang perbankan untuk

menggerakkan kembali roda perekonomian Indonesia. Dalam pandangan Islam, aktivitas keuangan dan perbankan merupakan suatu wahana bagi masyarakat untuk membawanya kepada pelaksanaan ajaran Al-Quran yaitu prinsip At-Taawun (saling membantu dan bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan) dan prinsip menghindari Al-Iktinaz (menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak digunakan untuk aktivitas atau transaksi yang lebih bermanfaat).

1

BI, http ://www.bi.go.id.

18

Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba.2 Bank syariah yang memiliki filosofi utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam profit dan risk diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Salah satu fungsi utama perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah menerima simpanan dari nasabah yang kelebihan dana, dan meminjamkan kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Bagi perbankan konvensional, selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan sumber keuntungan terbesar. Hal inilah yang menjadi perbedaan pokok antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, yakni adanya larangan pengambilan bunga. 3Dalam sistem operasionalnya, perbankan syariah pada dasarnya memiliki comparative advantage yang tidak dapat tersaingi sistem konvensional, yaitu

digunakannya standar moral islami dalam kegiatan usahanya, dimana azas keadilan dan kemanfaatan bagi seluruh umat mampu mendorong terciptanya sinergi yang sangat bermanfaat bagi bank dan nasabahnya. Selain itu, penerapan prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan perbankan syariah juga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab pada masing-masing pihak, baik bank maupun debiturnya.

Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2004, Hal. 1. 3 Iman Hilman, et al., Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2003.

2

19

Kegiatan operasional perbankan syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (PT. BMI) atau 4 tahun setelah Pakto 88. Secara hukum, operasional perbankan syariah didasarkan pada Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian diperbaharui dalam Undang-Undang No.10 tahun 1998. Dengan kekuatan hukum ini, bank syariah mendapatkan kesempatan yang sama dengan bank konvensional untuk melakukan kegiatan operasionalnya dalam dunia perbankan. Keberadaan bank-bank syariah, baik yang beroperasi secara stand-alone maupun sebagai unit-unit operasional dari bank-bank konvensional, merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat beragam.4

Dengan

diterapkannya sistem perbankan syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional, mobilisasi dana masyarakat juga dapat dilakukan secara lebih luas, terutama dari segmen masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh sistem perbankan konvensional. Dengan sistem perbankan yang berlaku pada periode krisis di atas, ternyata hanya sistem perbankan syariah yang mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan biaya pendanaan yang cukup tinggi. Setijawan dan Siregar (2003) mengungkapkan bahwa antara tahun 1998 hingga akhir tahun 2002, pertumbuhan kinerja perbankan syariah meningkat dari Rp 479 miliar menjadi Rp 4.045 miliar (74,6 % /tahun). Selain itu, dana dari pihak ketiga yang dikelola oleh perbankan syariah juga meningkat dari Rp 440Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, Hal. 226.4

20

miliar menjadi Rp 3.276 miliar, sehingga rata-rata kecepatan penyaluran dana bank syariah ke sektor produksi berkisar antara 112-113 %. Perkembangan perbankan syariah yang dinilai cukup berhasil tersebut juga berdampak positif terhadap perkembangan jumlah perbankan yang menerapkan sistem syariah. Jika pada tahun 1998 hanya terdapat sebuah bank syariah, yaitu Bank Muamalat, maka pada akhir tahun 2002 telah terdapat 2 bank umum syariah, 6 Unit Usaha Syariah dari bank umum konvensional, serta 83 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).5 Perbankan sebagai salah satu bidang usaha yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara (Agent of Development) diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.6

Sukses tidaknya suatu perbankan dipengaruhi oleh banyak aspek,

diantaranya aspek manajemen, sumber daya manusia, pemasaran, dan kondisi keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai sehat tidaknya, atau kemungkinan berkembang tidaknya suatu perbankan. Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh pihak manajemen maupun pihak eksternal. Laporan keuangan pada perbankan dapat menunjukkan kinerja yang telah dicapai perbankan pada suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat diukur prestasi suatu perbankan. Alat yang biasa yang digunakan untuk5 6

Iman Hilman, et al., Op Cit, Hal. 136. Widodo, Hernanto, Panduan Akuntansi Syariah, Mizan, Bandung, 1999, Hal. 58.

21

mengetahui kinerja tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan operasi/efesiensi usaha. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara bersama-sama.7 . Aspek likuiditas yang dipakai dalam rasio perbankan dapat diketahui dengan menghitung quick ratio, banking ratio, dan loan to asset ratio. Rasio keuangan untuk mengukur solvabilitas bank dapat diketahui dengan menghitung capital adequacy ratio (CAR), primary ratio, dan capital ratio. Rasio Rentabilitas dapat diketahui dengan menghitung return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Sementara rasio efesiensi usaha dapat diketahui dengan menghitung leverage multipler ratio, assets utillization ratio (AUR), dan operating ratio.8 Selain itu, analisis rasio juga membantu manajemen dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan dengan perbankan yang lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang sama/perbandingan eksternal.9 Oleh karena kegiatannya menyangkut uang masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan7 8

Abdullah, M. Faisal, Manajemen Perbankan, UMM Press, Malang, 2003. Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, Hal. 81-87. 9 Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2002, Hal. 57.

22

dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Laporan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, diantaranya yaitu : pertama, Dewan Komisaris melalui laporan keuangan dapat menilai prestasi kerja direksi, dan menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan datang dan keuntungan yang akan diterima. Kedua, Direksi, laporan hal kinerja keuangan pada periode-periode yang lalu membantu penyusunan rencana-rencana serta kebijakan-kebijakan yang lebih baik dan tepat, dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan, mengukur tingkat biaya dari berbagai aktivitas, serta derajat keuntungan yang dapat dicapai. Ketiga, Pemerintah, dan Bank indonesia, dari laporan hasil kinerja keuangan masing-masing dapat menentukan besarnya pajak serta dapat menilai kinerja suatu bank, serta kebonafitan pengelolaan bank yang bersangkutan. Selain itu, Kinerja yang baik akan sangat berpengaruh pada para pemilik dana untuk menitipkan uangnya pada bank tersebut. Sebaliknya, apabila kinerja bank tersebut buruk maka pemilik dana tidak akan berminat untuk menitipkan uangnya pada bank tersebut. Analisis kinerja keuangan ini penting dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen lembaga agar tujuan serta sasaran yang diharapkan dapat tercapai Perbedaan mendasar antara sistem konvensional dan syariah adalah prinsip operasionalnya berdasarkan bunga dan bagi hasil. Perbedaan sistem ini membawa konsekuensi yang berbeda pula dalam perolehan manfaat secara ekonomi. Dalam sistem konvensional, hasil lebih mudah

23

diperkirakan dan lebih mudah tampak hasilnya, karena sistem bunga menerapkan perhitungan di muka dan tanpa memperhatikan proses pemanfaatan dana. Akan tetapi, manfaat ini sebenarnya bersifat semu karena di dalamnya tidak tersirat aspek keadilan berupa pembagian resiko. Dalam konsep bank syariah, sistem tingkat bunga tidak digunakan. Instrumen yang diterapkan adalah sistem bagi hasil usaha yang diarahkan langsung kepada sektor investasi yang di dalamnya tersirat keadilan berupa pembagian resiko. Untuk mengetahui keberhasilan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai bank umum syariah pertama yang kegiatan usahanya menjalankan prinsip syariah, dan PT. Bank Rakyat Indonesia sebagai bank yang kegiatan usahanya secara konvensional, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul : ANALISA KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA.

B.

Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latarbelakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank syariah Mandiri dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi selama periode 1999-2001 ?

24

2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi selama periode 1999-2001 ? 3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia selama periode 1999-2001 ?

C.

Batasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan, dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah pada aspek keuangan P.T Bank Syariah Mandiri yang terdiri dari rasio likuiditas, yakni hanya dengan menghitung quick ratio, banking ratio dan loan to assets ratio. Rasio keuangan untuk mengukur solvabilitas P.T Bank Syariah Mandiri hanya dengan menghitung capital adequacy ratio (CAR), primary ratio dan capital ratio. Rasio rentabilitas dengan menghitung return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan gross profit margin (GPM). Sementara rasio efisiensi usaha hanya dengan menghitung leverage multipler ratio, assets utillization ratio (AUR) dan operating ratio dari tahun 1999-2001. Untuk mengetahui pertumbuhan kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri, maka dilakukan analisis internal dan eksternal. Analisis internal dan eksternal terhadap PT. Bank Syariah Mandiri dilakukan dari tahun 1999-2001. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi laba sejak periode 19992001.

25

Pemilihan P.T Bank Rakyat Indonesia sebagai pembanding kinerja keuangan P.T Bank Syariah Mandiri didasarkan pada alasan karena : (1) P.T Bank Rakyat Indonesia merupakan bank konvensional pertama di Indonesia; dan (2) P.T Bank Rakyat Indonesia tergolong dalam kelompok bank yang sama dengan P.T Bank Syariah Mandiri, yaitu sebagai bank umum milik pemerintah.

D.

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti, dan mendapatkan bukti empiris tentang perbedaan kinerja keuangan antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia dengan melihat dari rasio keuangannya, yakni yang mencakup pada rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas dan Efisiensi. Tujuan penelitian ini juga dapat dilihat dari pihak yang berkepentingan misalnya sebagai berikut : 1. Pimpinan Bank Analisa laporan keuangan oleh pimpinan bank dipergunakan untuk mengukur apakah bank telah beroperasi secara efektif dan efesien untuk menilai dimana letak kelemahan dan kekuatan suatu bank, yang mana hal ini akan digunakan untuk menyusun rencana kebijaksanaan operasi pada masa yang akan datang. 2. Kreditur

26

Analisa laporan keuangan oleh kreditur akan digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar hutang-hutang jangka panjangnya. Oleh karena itu dalam analisa keuangan akan lebih banyak dikonsentrasikan pada ikhtisar rugi dan laba. 3. Penanam Modal Analisa laporan keuangan oleh penanam modal akan digunakan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan menanam modalnya pada bank tersebut, menjual saham yang telah dimiliki atau tetap menahannya. 4. Pemerintah Analisa laporan keuangan oleh pemerintah akan digunakan untuk menetapkan pajak-pajak, statistik dan perkembangan perekonomian. 5. Karyawan Analisa laporan keuangan oleh karyawan akan digunakan untuk meminta pertimbangan kepada pengurus bank tentang kemungkinan kenaikan gaji, bonus dan lain-lainnya. 6. Pembina/Pemeriksa Bank Analisa Laporan keuangan oleh pembina/pemeriksa akan digunakan untuk membuat rencana pemeriksaan dan sebagai dasar untuk mendiskusikan laporan hasil pemeriksaan.

27

E.

Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain : 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan sesuai yang telah diperoleh dibangku kuliah. 2. Bagi JEI-STAIN Surakarta Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah literatur serta referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengambil permasalahan serupa. 3. Bagi Pihak Lain Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank.

F.

Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Waktu Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama bulan November 2007 sampai dengan selesai, dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari Perpustakaan Bank Indonesia Cabang Yogyakarta dan internet.

28

2. Objek Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengambil objek dari PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia. 3. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diproses peneliti dari subyek berupa individu, organisasional industri atau perspektif yang lain. Studi ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada.10 Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan.11 Penelitian ini mengacu pada data berupa angka-angka sehingga dikategorikan dalam penelitian yang bersifat kuantitatif.12 4. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.13 Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. Misalnya data statistik, laporan keuangan perusahaan, kepustakaan, publikasi pemerintah, dan sebagainya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Publikasi BankIndrianto, Nur dan Bambang Supomo, Manajemen Perbankan Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1997. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alvabeta, Bandung, 2005, Hal. 11. 12 Ibid, Hal. 14. 13 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, Hal. 19)10

29

Indonesia dan referensi lain dari jurnal, hasil penelitian, internet, dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode sesuai dengan data yang diperlukan, metode yang dimaksud adalah: a. Studi Pustaka Studi ini dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dasar-dasar teoritis ini diperoleh dari literatur-literatur, majalah-majalah ilmiah maupun tulisan-tulisan lainnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan, analisa laporan keuangan, dan sejarah perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia. b. Laporan Perusahaan Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan melihat dan mencatat data yang bersumber dari Laporan Publikasi Perbankan Indonesia di Bank Indonesia dan internet. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan (financial ratio analysis). Analisis rasio keuangan berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan/bank. Analisis ini didasarkan pada data yang bersifat kuantitatif yaitu data berupa angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. Analisis

30

rasio

keuangan

yang

digunakan

adalah

likuiditas,

solvabilitas,

rentabilitas, dan efesiensi. Langkah-langkah analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung dan menganalisis laporan keuangan perusahaanperusahaan perbankan dengan menggunakan alat rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efesiensi. a. Melakukan analisis rasio likuiditas yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan-perusahaan perbankan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang diukur melalui Quick ratio, Banking ratio, dan Loan to assets ratio. Formulasi dari masing-masing rasio tersebut adalah14 :Cash Assets 1) Quick Ratio = Total Deposit

Cash assets (aset likuid) terdiri dari giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, aktiva valuta asing, dan dana pihak ketiga yang terdiri dari deposito, pinjaman berjangka, dan tabungan.Total Loan 2) Banking Ratio = Total Deposit

Muljono, Teguh Pudjo, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Djambatan, Jakarta, 1992, Hal. 67 69.

14

31

Kredit yang diberikan (total loan) antara lain pinjaman pada Bank Indonesia, dan cadangan (debitur dubius).

Total Loans 3) Loan to Assets Ratio = Total Assets

Jumlah kekayaan total aktiva adalah yang diperoleh bank untuk melakukan aktivitasnya.

b. Melakukan analisis rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan-perusahaan

perbankan dalam membayar kewajiban jangka panjang yang diukur melalui Capital adequacy ratio (CAR), Primary ratio, dan Capital ratio. Formulasi dari masing-masing rasio tersebut adalah sebagai berikut :

Equity Capital Fixed Assets 1) CAR = Total Loan + Securities

Equity capital merupakan modal sendiri yang dimiliki bank untuk menjalankan operasionalisasinya. Total loan merupakan total kredit yang diberikan bank, sedangkan Securities menunjukkan surat-surat berharga yang dimiliki bank.

Equity Capital 2) Primary Ratio = Total Assets

32

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri / permodalan pada suatu bank untuk menutup penurunan asetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Equity Capital 3) Capital Ratio = Total Loans Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup kemungkinan kegagalan yang ada dalam pemberian kredit. c. Melakukan analisis rentabilitas yang bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan-perusahaan perbankan untuk menghasilkan laba dengan jumlah modal yang dimiliki yang diukur melalui Return on assets (ROA), Return on equity (ROE), dan Gross profit margin. Formulasi dari masingmasing rasio adalah sebagai berikut :15Laba Tahun Berjalan 1) ROA = Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank didalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba bersih.Laba Tahun Berjalan 2) ROE = Total Equity

Muljono, Teguh Pudjo, Bank Budgeting, Profit Planning&Control, BPFE, Yogyakarta, 1996, Hal. 433.

15

33

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank yang bersangkutan untuk menghasilkan laba bersih dari

penggunaan modal yang ditanamkan pada bank yang bersangkutan..Operating income Operating expenses 3) Gross Profit Margin = Operating Income

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. d. Melakukan analisis efisiensi dengan menggunakan indikator Leverage multipler ratio, Asset utilization ratio, dan Operating ratio. Formulasi dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut :16Total Assets 1) Leverage Multipler Ratio = Total Equity Capital

Rasio ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank.Operation Income + Non Operating Income 2) AUR = Total Assets

Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen bank didalam mengelola asetnya untuk menghasilkan operating income maupun non operating income.Biaya Operasi + Biaya non Operasi 3) Operating Ratio = Pendapatan Operasi16

Ibid, Hal. 435.

34

Rasio

ini

untuk

mengukur

rata-rata

biaya

operasional dan non operasional yang digunakan bank guna memperoleh pendapatan. 2. Melakukan analisis internal dengan cara membandingkan rasiorasio keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia dari tahun ketahun secara keseluruhan (time series). Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja keuangan pada masing-masing bank dari tahun ketahun berikutnya sehingga dapat diketahui tendensi perubahan (fluktuasi) atau pertumbuhannya. Formulasi yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan kinerja bank adalah sebagai berikut : Ratio t Ratio t-1Pertumbuhan = Ratio t-1

Keterangan : Ratio t = Rasio tahun sekarang Ratio t-1 = Rasio tahun sebelumnya 3. Melakukan analisis eksternal dengan cara membandingkan rasio keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dengan PT. Bank Rakyat Indonesia pada periode yang sama. Rasio keuangan pada masingmasing bank digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja keuangan kedua bank tersebut.

35

G.

Sistematika Penelitian Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan tengtang alasan-alasan yang dijadikan sebagai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu penjelasan tentang kinerja keuangan, analisa laporan keuangan, rasio keuangan, serta gambaran umum tentang perbankan

konvensional dan perbankan syariah. BAB III : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Bab ini akan menggambarkan uraian singkat mengenai PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia, yaitu dari segi sejarahnya, visi dan misi, struktur organisasi, produk dan jasa, serta kinerja keuangan selama periode 1999-2001. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menganalisis dan membahas rasio keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Rakyat Indonesia selama periode 1999-2001, serta menganalisis dan membahas

36

perbedaan kinerja keuangan kedua bank tersebut selama periode 1999-2001. BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan uraian kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi PT. Bank Syariah Mandiri, dan PT. Bank Rakyat Indonesia mengenai kinerja

keuangannya.

37

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efesien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.17 Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.18 Kinerja keuangan berguna untuk menilai kondisi keuangan bank. Kondisi keuangan bank dapat dicerminkan dari tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas bank yang bersangkutan.19

Sutriyani, Analisa Komparasi Kinerja Keuangan Antara Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah, Skripsi Sarjana, Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta-SEM Institute, Yogyakarta, 2007. 18 Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. 19 Fitri Dian Anggraini, Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat kepailitan Perusahaan Perbankan di Indonesia Sebelum dan Sesudah Divestasi, Skripsi Program Sarjana, Program Studi Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Hal. 12.

17

38

Ukuran kinerja keuangan bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek maksimal satu tahun dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki.20 Likuiditas sebagai rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.21 Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek penting diketahui karena berkaitan dengan kemampuannya membayar hutang jangka panjang. Perusahaan yang tidak mampu membayar hutang jangka pendek pada umumnya juga tidak mampu membayar hutang jangka panjang. Meskipun perusahaan mampu memperoleh laba, namun apabila tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya akan mengalami kebangkrutan. Kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek dapat diketahui dengan memahami sifat dari masing-masing unsur aktiva lancar. Hal ini disebabkan hutang jangka pendek perusahaan akan dibayar dengan aktiva lancarnya.22 Ada tiga rasio yang dapat digunakan untuk memperkirakan kemampuan perusahaan perbankan memenuhi kebutuhan jangka

20

Abdullah, M. Faisal, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, UMM Press, Yogyakarta, 2002, Hal. 40. 21 Sartono, Agus, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2000. 22 Munawir, Slamet, Analisis Laporan Keuangan Liberty, Yogyakarta, 2002, Hal. 227.

39

pendeknya, yaitu quick ratio, banking ratio dan loan to assets ratio. Ketiga ratio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :23 a. Quick Ratio Quick Ratio merupakan kemampuan bank mengembangkan dana nasabah dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi kas dengan total deposito yang terus disimpan pada bank bersangkutan. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Cash Assets Quick Ratio = Total Deposit b. Banking Ratio Banking ratio merupakan kemampuan bank membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dananya. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi pinjaman modal dari pihak lain dengan simpanan-simpanan atau deposito. Formulasi dari rasio ini adalah : Total Loans Banking Ratio = Total Deposit c. Loan to Assets Ratio Loan to assets ratio merupakan kemampuan bank memenuhi permintaan debitur dengan aset yang tersedia. Rasio ini diperoleh

Muljono, Teguh Pudjo, Analisa Keuangan untuk Perbankan, Djambatan, Jakarta, 1992, Hal. 92.

23

40

dengan cara membagi kredit dengan jumlah aset yang dimiliki bank. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Total Loan Loan to Asset Ratio = Total Assets

2. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.24 Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang. Sementara perusahaan yang tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang disebut sebagai perusahaan yang unsolvable. Solvabilitas perusahaan berhubungan dengan laba yang dilaporkan sebagai hasil dari proses akuntansi dasar waktu (accruals accounting basis). Meskipun laba yang dilaporkan tidak sama dengan kas yang tersedia untuk jangka pendek, namun biaya dan pendapatan merupakan transaksi yang bermuara pada kas.25 Oleh sebab itu, laba merupakan faktor penting dalam untuk menentukan kemampuan membayar kewajiban jangka panjang. Kemampuan perusahaan perbankan membayar hutang jangka panjang dapat diukur dengan rasio capital adequate ratio (CAR), primary ratio (equity to assets ratio) dan capital ratio (equity to loan ratio).

24 25

Martono, Bank dan lembaga Keuangan Lainnya, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, Hal. 83. Munawir, Op Cit, Hal. 240.

41

Rasio-rasio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Capital Adequate Ratio (CAR) Capital adequate ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan modal menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam perkreditan dan perdagangan surat berharga. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi modal sendiri yang telah dikurangi dengan aktiva tetap dengan total kredit yang ditambah dengan surat berharga. Equity Capital Fixed Assets CAR = Total loan + Securities

b. Primary Ratio (Equity to Assets Ratio) Primary ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri/permodalan pada suatu bank untuk menutup penurunan asetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rasio ini berbeda dengan CAR. Perbedaan kedua rasio tersebut terdapat pada adanya kepastian kerugian yang dialami oleh bank. Rasio ini diperoleh dengan membagi modal sendiri dengan total aset bank yang dapat diformulasikan sebagai berikut : Equity Capital Primary Ratio = Total Assets c. Capital Ratio (Equity to Loan Ratio) Capital ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri menutup sejumlah pinjaman nasabah atau pembiayaan oleh bank. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan modal sendiri

42

dengan total kredit atau pinjaman-pinjaman nasabah dan pembiayaan yang dilakukan oleh bank. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Equity Capital Capital Ratio = Total loans 3. Rentabilitas Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba.26 Kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan informasi penting bagi berbagai pihak.27 laba perusahaan memberikan gambaran mengenai kompensasi yang dapat diperoleh karyawan.28

Kemampuan perusahaan menghasilkan29

laba mengindikasikan bahwa terdapat aliran kas masuk.

Rasio yang

umum digunakan untuk menganalisis rentabilitas perusahaan perbankan adalah return on Asset (ROA), return on equity (ROE) dan gross profit margin (GPM). Ketiga rasio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Return on asset (ROA) Return on asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba atas pemanfaatan aset yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba tahun berjalan dengan total aset yang dimiliki. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Ibid, Hal. 245. Abdullah, Op Cit, Hal. 47. 28 Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, AMP-YKPN, Yogyakarta, 2003, Hal. 208. 29 Muljono Teguh Pudjo, Op Cit.27

26

43

Laba Tahun Berjalan ROA = Total Assets b. Return on equity (ROE) Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba dan efesiensi secara keseluruhan operasional melalui penggunaan modal sendiri. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba tahun berjalan dengan total modal. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan sehingga rentabilitas bank semakin baik. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut : Laba Tahun Berjalan ROE = Total Equity c. Gross profit margin (GPM) Gross profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan laba dari operasional usahanya yang murni. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan hasil pengurangan pendapatan operasi dan biaya operasi dengan biaya operasi. Formulasi dari rasio ini adalah : Pendapatan Operasi Biaya Operasi Gross Profit Margin = Pendapatan Operasi

Selain dari ketiga rasio tersebut, kinerja keuangan dalam perbankan juga dapat diketahui dengan melakukan analisis rasio efisiensi usaha. Rasio efisiensi merupakan rasio untuk mengukur kinerja

44

manajemen bank dalam menggunakan semua faktor produksinya secara tepat guna dan berhasil guna. Rasio efesiensi usaha dalam perusahaan perbankan dapat diukur dengan menggunakan tiga rasio, yaitu : a. Leverage Multipler Ratio Leverage multipler ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank mengelola aktiva yang dikuasainya. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi total aset dengan total modal yang dapat diformulasikan sebagai berikut : Total Assets Leverage Multipler Ratio = Total Equity Capital b. Asset Utillization Ratio (AUR) Asset utillization ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memanfaatkan aktiva yang dikuasainya guna memperoleh total pendapatan. Rasio ini diperoleh dengan mambagi hasil penambahan antara pendapatan operasi dan pendapatan non operasi dengan total aset. Formulasi dari rasio ini adalah : Operating Income + Non Operating Income AUR = Total Assets c. Operating Ratio Operating ratio merupakan rasio untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan non operasional yang digunakan bank guna memperoleh pendapatan. Rasio ini diperoleh dengan membagi hasil

45

penambahan antara biaya operasi dan non operasi dengan pendapatan operasi yang diformulasikan sebagai berikut : Biaya Operasi + Biaya Non Operasi Operating Ratio = Pendapatan Operasi

B. Laporan Keuangan 1. Pengertian laporan keuangan Perkembangan yang terjadi dalam bidang perekonomian, terutama dalam bidang perbankan menuntut adanya peranan akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan masyarakat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Bentuk informasi yang diberikan oleh akuntansi adalah laporan keuangan. Bank komersial baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat yang berdasarkan prinsip syariah maupun konvensional diwajibkan memberikan laporan keuangan pada setiap periode tertentu. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.30

30

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, Hal. 2.

46

Dengan memahami pengertian laporan keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan terdiri atas proses pencatatan dan pelaporan data keuangan dalam suatu periode kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik bagi pihak dalam maupun pihak luar perusahaan/bank tersebut. 2. Tujuan Laporan Keuangan Pada dasarnya, tujuan utama penyajian laporan keuangan suatu bank adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu. Laporan keuangan disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja yang telah dicapai oleh bank Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut.31 a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban, dan modal bank pada waktu tertentu. b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. c. Memberikankan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.

31

Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, Hal. 62.

47

d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode. Dengan melihat laporan keuangan maka akan dapat diketahui kondisi keuangan suatu perusahaan/bank, juga dapat menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan sehingga diharapkan dapat menjaga kepercayaan dan meningkatkan transparansi kondisi

keuangan kepada publik. 3. Fungsi Laporan Keuangan Sebagai bahan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai berikut :32 a. Informasi dalam pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan laporan keuangan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan yang rasional. Oleh karena itu, informasi dapat dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan dengan seksama. b. Informasi dalam menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat menukung investor/pemilik dana, kreditur, dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat, dan ketidakpastian dala penerimaan kas dimasa depan atas deviden, bagi hasil, dan hasilTim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Djambatan, Jakarta, Hal. 282-283.32

48

dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas tersebut sangat tergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan

operasional, reinvenstasi dalam operasi, serta pembayaran deviden. Persepsi investor dan kreditur atas kemampuan bank tersebut akan mempengaruhi harga pasar surat berharga yang bersangkutan. Persepsi investor/pemilik dana dan kreditur akan memaksimalkan pengembalian dana yang telah mereka tanamkan an akan melakukan penyesuaian terhadap resiko yang mereka persepsikan atas perusahaan yang bersangkutan. c. Informasi atas sumber daya ekonomi Pelaporan keuntungan bertujuan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi bank (economic resources), kewajiban bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut. d. Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya.

49

e. Informasi untuk membantu pihak terkait didalam menentukan zakat bank atau pihak lainnya. f. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap tanggungjawab amanah dalam mengamankan dana, mengenvestasikannya pada tingkat keuntungan yang rasional, serta informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening invenstasi. g. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, terasuk pengelolaan dan penyaluran zakat. 4. Sifat Laporan Keuangan Sifat laporan keuangan antara lain:33 a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. c. laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi

ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

33

Ibid, Hal. 286-287.

50

d. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. f. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. g. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilakukan jika hal ini menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antarperusahaan. 5. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana utama dimana dunia usaha mengkomunikasikan posisi keuangan serta hasil-hasil usaha yang telah dicapainya. Ada empat laporan keuangan pokok, yakni neraca, laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Laporan-laporan ini memberikan info tentang sehatnya keuangan keuangan sebuah perusahaan dan tentang perubahan-perubahan yang berarti dalam sumber daya dan kewajibannya dalam suatu format yang berguna bagi para pengambil keputusan.

51

Laporan keuangan bank syariah tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan perusahaan pada umumnya, hanya saja pada bank syariah lebih sedikit luas dibanding dengan perusahaan lain. Hal itu karena adanya perbedaan prinsip yakni prinsip Syariah yang mana prinsip Syariah bersifat komprehensif dan universal, sehingga pembahasannya pun lebih luas. Menurut PSAK 59-IAI bahwa laporan keuangan bank syariah terdiri atas perangkat-perangkat laporan keuangan yang terdiri atas : a. Laporan posisi keuangan (neraca). b. Laba rugi. c. Arus kas. d. Perubahan arus ekuitas. e. Perubahan investasi terikat. f. Sumber dana dan penggunaan dana ZIS. g. Sumber dan penggunaan dana Qardhul hasan. 6. Pihak-pihak Pemakai Laporan keuangan Pihak-pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan mencakup 6 (enam) pihak yaitu : (1). Manajemen, (2). Investor dan Pemegang Saham, (3). Supplier, (4). Pemerintah, (5). Karyawan, dan (6). Masyarakat. Pihak-pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:34 1. Manajemen

34

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2000, Hal. 7.

52

Manajemen

merupakan

pihak

internal

perusahaan

yang

berkepentingan sehubungan dengan penggunaan laporan keuangan. Laporan keuangan bagi manajemen digunakan sebagai dasar perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan keuangan, operasi dan investasi. Selain itu laporan keuangan bagi manajemen juga digunakan untuk menentukan profitabilitas perusahaan, earning per lembar saham, earning ratio, dan distribusi laba. 2. Investor dan Pemegang Saham Pihak lain yang berkepentingan dengan pemakaian laporan keuangan adalah investor dan pemegang saham. Laporan keuangan bagi pihak-pihak ini dibutuhkan untuk mengetahui kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan, dan potensi deviden. Selain itu juga digunakan untuk mengambil keputusan untuk

mempertahankan, menjual atau menambah sahamnya. pada dasarnya keputusan para pemegang saham tidak sebatas pada membeli, mempertahankan atau menjual sahamnya, tetapi juga waktu yang tepat untuk menjual atau membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan. 3. Supplier Laporan keuangan tidak hanya dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan saja, tetapi juga pihak eksternal yaitu supplier atau pemberi pinjaman. Dalam mengambil keputusan memberikan kredit atau tidak, supplier akan mempertimbangkan likuiditas,

53

profitabilitas dan jumlah hutang dibanding dengan modal. oleh sebab itu, pihak ini juga membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui informasi-informasi tersebut. 4. Pemerintah Informasi-informasi dalam laporan keuangan perusahaan

dibutuhkan pemerintah untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut : a. Meningkatkan pendapatan, misalnya penerimaan dari pajak penghasilan, pajak penjualan, pajak pertambahan nilai dan pajak kekayaan. b. Memonitor pelaksanaan kontrak-kontrak pemerintah, misalnya penentuan jumlah penggantian dalam kontrak cost-plus basis atau untuk memonitor keuntungan pelaksanaan bisnis

pemerintah (BUMN). c. Menentukan tarif, misal tarif listrik dan telpon. d. Menentukan kepatuhan perusahaan terhadap perundang-

undangan yang berlaku. 5. Karyawan Karyawan juga merupakan salah satu pihak yang berkepentingan dalam penggunaan laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menimbulkan berbagai motivasi. Karyawan berkepentingan terhadap kelangsungan usaha dan profitabilitas operasi dimasa mendatang. Hal penting dari laporan

54

keuangan yang umumnya diperhatikan karyawan adalah mengenai penjualan dan laba perusahaan karena berkaitan dengan penentuan bonus dan pembagian keuntungan. 6. Masyarakat Umum Masyarakat umum yang berkepentingan dalam penggunaan laporan keuangan yang dimaksudkan adalah pelanggan atau konsumen. Pihak ini berkepentingan untuk memonitor

kelangsungan operasi perusahaan karena memiliki hubungan jangka panjang. Laporan keuangan perusahaan bagi pihak ini merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kelangsungan perusahaan.

C. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan.35 Analisa Laporan Keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang

35

Ibid, Hal. 64.

55

timbul dalam suatu organisasi, baik organisasi perbankan maupun organisasi yang tidak bertujuan memperoleh laba.36 2. Tujuan Analisis Keuangan Adapun tujuan daripada Analisa laporan keuangan dapat ditinjau dari berbagai pokok/pihak yang berkepentingan atas laporan tersebut, diantaranya sebagai berikut :37 a. Pimpinan Bank Analisa laporan keuangan oleh pimpinan bank digunakan untuk mengukur apakah bank telah beroperasi secara efektif dan efesien untuk menilai dimana kelemahan dan kekuatan suatu bank, yang mana hal ini akan digunakan untuk menyusun rencana kebijaksanaan operasi pada masa yang akan datang. b. Kreditur Analisa laporan keuangan oleh kreditur akan digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar hutang-hutang jangka panjangnya. Oleh karena itu dalam analisa laporan keuangan akan lebih banyak dikonsenstrasikan pada ikhtisar rugi dan laba bank. c. Penanam Modal Analisa laporan keuangan oleh penanam modal akan digunakan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan menanamkan modalnya pada bank tersebut, menjual saham yang telah dimiliki atau tetap menahannya.36 37

Bank Indonesia, Analisa Laporan Keuangan Perbankan, BI, Yogyakarta, 1996, Hal. 1. Ibid, Hal. 2.

56

d. Pemerintah Analisa laporan keuangan oleh pemerintah akan digunakan untuk menetapkan pajak-pajak, statistik, dan perkembangan perekonomian. e. Karyawan Analisa laporan keuangan oleh karyawan oleh karyawan akan digunakan untuk meminta pertimbangan kepada pengurus bank tentang kemungkinan kenaikan gaji, bonus, dan lainnya. f. Pembina/Pemeriksa Bank Analisa laporan keuangan oleh pembina/pemeriksa akan digunakan untuk membuat rencana pemeriksaan dan sebagai dasar untuk mendiskusikan laporan hasil pemeriksaan. 3. Metode Analisis Metode analisa umumnya dibagi kedalam 2 (dua) jenis, yaitu:38 a. Analisa hanya dibatasi pada tahun yang diperiksa saja tanpa membandingkan umumnya dengan tahun-tahun analisa sebelumnya. yaitu Metode ini

menggunakan

rasio,

membandingkan

komponen-komponen laporan keuangan tahun yang dianalisa. Metode ini dikenal dengan analisa vertikal. b. Menganalisa kegiatan dua atau beberapa tahun operasional bank. Metode lebih mengarah kepada analisa yang lebih mendalam atas fluktuasi data keuangan dalam beberapa tahun. Metode ini dikenal dengan analisis horizontal.

38

Munawir, 2000, Op Cit., Hal. 5.

57

D. Penggunaan Rasio dalam Analisa Keuangan Tujuan Utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (past performance). Selanjutnya laporan keuangan bank berfungsi pula sebagai alat pertanggungjawaban manajemen baik kepada pemilik maupun otoritas moneter serta instansi-instansi lainnya yang berkepentingan. Oleh karena itu angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan/bank perlu diolah melalui metode analisis tertentu sehingga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Metode analisis yang digunakan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

(mathematical relation ship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.39 Rasio dapat dihitung berdasarkan laporan keuangan yang telah tersedia, terdiri dari :40 a. Neraca (balance sheet) yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat. b. Rugi/laba (income statement) merupakan laporan operasi perusahaan selama periode tertentu.

39 40

Ibid, Hal. 64. Alwi Syafarudin, Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan Perusahaan, Andi Offset, Yogyakarta, 1993, Hal. 108.

58

E. Perbankan Konvensional Berdasarkan sistem pembayaran jasanya dalam lalu lintas pembayaran, bank dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. 41Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.42

Beberapa bank Belanda

dinasionalisir oleh Pemerintah Indonesia. Bank-bank di zaman awal kemerdekaan antara lain : 1. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi BNI 1946. 2. Bank Rakyat indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari DE ALGEME VOLK CREDIET bank atau Syomin Ginko. 3. Bank surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo. 4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. 5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. 6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. 7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946. 8. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1946. 9. Kalimantan CorporationTrading di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Fasifik.41

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, Hal. 38. 42 Ibid, Hal. 29.

59

10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari, kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949. Bank Konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.43 Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu ank mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negatif spread.44 Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :45 1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk : a. Simpanan Giro (Demand Deposit) b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) c. Simpanan Deposito (Time Deposit) 2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk : a. Kredit Investasi b. Kredit Modal Kerja c. Kredit Perdagangan43 44

Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yogyakarta, 2002. Kasmir, 2005, Op Cit, Hal. 25. 45 Ibid, Hal. 40.

60

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti : a. Transfer (Kiriman Uang) b. Inkaso (Collection) c. Kliring (Clearing) d. Safe Deposit Box e. Bank Card f. Bank Notes (Valas) g. Bank Garansi h. Referensi Bank i. Bank Draft j. Letter of Credit (L/C) k. Cek wisata (travelers Cheque) l. Jual beli surat-surat berharga m. Menerima setoran-setoran seperti pembayaran pajak, telepon, air, listrik, dan uang kuliah. n. Melayani pembayaran-pembayaran seperti gaji / pensiun / honorarium, deviden, kupon, dan bonus/hadiah. o. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi penjamin emisi (underwriter), penjamin (guarantor), wali amanat (trustee), perantara perdagangan efek (pialang/broker), pedagang efek (dealer), dan perusahaan pengelola dana (investmen company) p. dan jasa-jasa lainnya.

61

Industri perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut seiring dengan perjalanan waktu. Banyak faktor yang menyebabkan pasang surut industri perbankan Indonesia, antara lain : faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor politik. Kronologis perkembangan industri perbankan Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut :46 a. Era sebelum Juni 1983 Pada era sebelum Deregulasi Juni 1983, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank-bank nasional serta penyediaan kredit. Likuiditas dalam jumlah melimpah sehingga bank-bank komersial hanya berfungsi sebagai penyalur kredit Bank Indonesia. Akibatnya, pola pengelolaan bank-bank komersional cenderung konvensional, kurang profesional, kurang memiliki kreativitas, dan tidak inovatif. b. Paket 1 Juni 1983 (Pakjun 83) Deregulasi Pakjun 83 berisikan tiga hal utama, yaitu sebagai berikut: 1. Menghapus pagu kredit sehingga bank-bank nasional dapat

memberikan kredit secara lebih leluasa sesuai dengan kemampuannya, dengan harapan bank dapat berkembang secara wajar. 2. Bank diberi kebebasan menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan, maupun suku bunga kredit dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat.

Desty Damayanti, Analisis Kinerja Keuangan Bank Dengan Metode CAMEL : Studi Kasus Pada P.T. Bank Global Internasional, Tbk, Skripsi Program Sarjana, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Janabadra, Yogyakarta, 2005, Hal. 1-4.

46

62

3. Mengurangi sebanyak mungkin atau meniadakan ketergantungan atau meniadakan kredit likuiditas. Liberalisasi perbankan tersebut

menyebabkan bisnis perbankan berkembang dengan pesat dengan persaingan yang semakin keat dan semarak. c. Paket 28 Oktober 1988 (Pakto 88) Pakto 88 berisi antara lain : 1. Kemudahan mendirikan bank baru. 2. Kemudahan membuka cabang baru. 3. Reserve Requirement (RR) diturunkan menjadi 2 %. 4. Bank Asing boleh beroperasi dikota selain Jakarta. Deregulasi ini berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market sambil mendorong perbankan kearah kompetisi (persaingan) yang efisien dan sehat. d. Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993 Bank Indonesia selaku pengawas dan pembimbing bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/BPPP/1993 tanggal 29 Mei 1993 yang dikenal denegan metode CAMEL. e. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1996 PP No.68/1996 antara lain berisikan tentang unsure yang harus dipenuhi oleh industri perbankan nasional, yakni : 1. Peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) minimal 8 % dari ATMR, menjadi 10 % pada akhir tahun 1997, dan 12 % pada tahuun 2001.

63

2. Peningkatan modal disetor menjadi Rp 50 Milyar bagi bank-bank umum non devisa, dan Rp 150 Milyar bagi bank devisa. 3. Peningkatan GWM dari 3 % menjadi 5 % per April 1997. f. Undang-undang No. 10 tahun 1998 Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dan perubahan dari Undang-undang No. 7 tahun 1992. Undang-undang ini mencakup atas halhal sebagai berikut : 1. Penegasan kemandirian Bank Indonesia dalam pembinaan dan pengawasan perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perizinan dibidang perbankan dari semula berada pada Menteri Keuangan. 2. Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana program penyehatan perbankan. 3. Perubahan cakupan rahasia bank. 4. Penyesuaian ketentuan dan kepemilikan bank dengan menghapus diskriminasi peraturan antara bank campuran dan bank umum. 5. Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank. g. Pengumuman Pemerintah tanggal 13 Maret 1999 Pada tanggal 13 Maret 1999, pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dan Bank Indonesia mengumumkan berbagai keputusan dalam rangka penyehatan perbankan nasional, yakni : 1. 38 bank nasional ditutup atau Bank Beku Operasi (BBO). 2. 7 bank nasional diambil alih atau Bank Take Over (BTO).

64

3. 9 bank nasional diikut sertakan dalam program rekapitalisasi. 4. 73 bank nasional tidak diikut sertakan dalam program rekapitalisasi.

F. Perbankan Syariah kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. 47Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional Hubungan IndonesiaTimur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Namun, ada beberapa alasan yang menghambat ide ini : 1. Operasi bank syariah yang menerapkan prinsip bagi hasil belum diatur, dan karena itu, tidak sejalan dengan UU Pokok Perbankan yang berlaku, yakni UU No. 14/1967. 2. Konsep bank syariah dari segi politis berkonotasi ideologis, merupakan bagian dari atau berkaitan dengan konsep negara Islam, dan karena itu tidak dikehendaki pemerintah. 3. Masih dipertanyakan, siapa yang bersedia menaruh modal dalam ventura seacam itu; sementara pendirian bank baru dari Timur Tengah masih

Muh. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Jakarta, 1999, Hal. 405.

47

65

dicegah, antara lain pembatasan bank asing yang ingin membuka kantornya di Indonesia. Keberadaan perbankan syariah mulai berkembang pesat setelah adanya Paket Deregulasi, yaitu yang berkaitan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang direvisi dengan UU No. 10 tahun 1998.48 Sebagai tindak lanjut dari UU No. 10 tahun 1998 tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan juga mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan perbankan syariah.49 Dengan adanya berbagai ketentuan tersebut, perbankan syariah telah mendapatkan kesempatan untuk

menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih optimal, dan diharapkan dapat memiliki daya saing tinggi dengan sistem perbankan konvensional. Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut:50 1. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2004, Hal. 4. 49 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, PT.Grasindo, Jakarta, 2005, Hal. 3. 50 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Djambatan, Jakarta, 2001, Hal. 24.

48

66

4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:51 1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat. 2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. 3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. 4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang.Warkum Sumitro, Azaz-Azaz Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 1996, Hal. 18.51

67

Upaya bank syariah dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program

pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. 5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi di akibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan. Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.52 Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW.53 Secara umum dapat dikatakan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, dan dalam menjalankan aktivitasnya bank syariah wajib menerapkan prinsip syariah yang meliputi :54 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: a. Giro berdasarkan prinsip syariah dan mudharabah. b. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.

Martono, Op Cit. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ekonisia, Yogyakarta, 2004, Hal. 1. 54 Sri Susilo, Sigit Triandaru, Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Yogyakarta, 1999, Hal. 62.53

52

68

c. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah. 2. Melakukan Penyaluran dana melalui : a. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, sala, dan jual beli lainnya. b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah, dan bagi hasil lainnya. c. Membeli surat-surat berharga pemerintah dan/atau Bank Indonesia yang diterbitkan atas dasar prinsip syariah. 3. Memberikan jasa-jasa : a. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah. b. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip wakalah. c. Memberikan fasilitas Letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip wakalah, murabahah, mudharabah, musyarakah, dan wadiah serta memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan prinsip kafalah. 4. Melakukan kegiatan lain seperti : a. Melakukan kegiatan jual beli valuta asing berdasarkan prinsip sharf. b. Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip

musyarakah dan/atau mudharabah pada bank atau perusahaan lain yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

69

c. Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hiah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan/atau pinjaman kebajikan (Qardhul Hasan). 5. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah nasional. Hal mendasar yang membedakan bank konvensional dengan bank syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada bank, dan/atau yang diberikan oleh bank kepada nasabah. Hal inilah yang menyebabkan terdapatnya istilah bunga dan bagi hasil.55

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan

profit sharing. Dalam kamus ekonomi diartikan dengan pembagian laba. Secara defenitif, profit sharing diartikan distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai disebuah perusahaan. Tabel 1. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi HasilBUNGA Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah BAGI HASIL Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah

a.

b. Besarnya c.

d.

55

Muhammad, 2004, Op. Cit, Hal. 18.

70

e.

keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam.

pendapatan.

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Sumber : Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, Hal. 61.

Inti mekanisme bagi hasil pada dasarnya terletak pada kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Secara syariah, prinsip bagi hasil dilaksanakan berdasarkan pada asas mudharabah yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk investasi. Meskipun demikian, dalam perkembangannya bank syariah tidak hanya membatasi dirinya pada akad mudharabah saja. Akan tetapi sesuai dengan jenis dan nature usahanya, bank syariah juga memperoleh dana melalui sistem perkongsian, sistem jual beli, sewa menyewa, dan lain-lain. Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan mendasar di antara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.56

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, Hal. 29.

56

71

Tabel 2. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional.BANK SYARIAH Akad & Aspek Legalitas Lembaga Penyelesaian Sengketa Hukum Islam dan Hukum Positif. Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI), sekarang sedang diupayakan pembentukan penggantinya yaitu Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS). Ada Dewan Syariah Nasional (DPS) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Halal. Bagi hasil, jual beli, sewa. Profit dan Falah oriented. Kemitraan. BANK KONVENSIONAL Hukum Positif. Badan Nasional (BAN). Arbitrase Indonesia

Struktur Organisasi Investasi Prinsip Organisasi Tujuan Hubungan Nasabah

Tidak ada DSN dan DPS. Halal dan haram. Perangkat bunga. Profit oriented. Debitor-Kreditur.

Sumber : Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Pengasuransian Syariah di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2006, Hal. 98.

72

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah mandiri 1. Sejarah57 Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti (PT.Bank Susila Bakti Tbk) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang Negara, dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1998 dengan

57

Www.Syariahmandiri.co.id.

73

berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada. akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik Dengan terjadinya merger 4(empat) bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) kedalam PT. Bank Mandiri (persero) pada tanggal 31 Juli 1999 rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (persero). PT. Bank mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah. Sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah Mandiriberdasarkan Akta Notaris : Ny. machrani M.S. SH, Nomor 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta Nomor 23 tanggal 8 September 1999 dengan Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah

memberikan izin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank

74

Indonsia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susil