komparasi kinerja keuangan bank umum syariah (bus) …
TRANSCRIPT
KOMPARASI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH
(BUS) DI INDONESIA, PAKISTAN DAN BANGLADESH
MELALUI PENDEKATAN INDEKS MAQASHID SYARIAH
Oleh:
Dede Yati
NIM. 11150860000009
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Dede Yati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Sumedang, 26 Juni 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 150 cm/40 kg
Alamat : Jl. Semanggi II No.40 RT/RW 02/03 Kelurahan
Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten
No. HP : 0821-1817-4274
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2003-2008 : MI Al-Hikmah Sumedang
2009-2011 : SMP Negeri 3 Sumedang
vi
2012-2014 : MA Al-Irfan Sumedang
2015-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2012-2013 : Pratama Putri Kepramukaan SMPN 3 Sumedang
2013-2014 : Ketua Umum OSIS MA Al-Irfan Sumedang
2014 : Paskibraka Kota Sumedang
2015-2016 : Anggota Div. Pengembangan Ekonomi LDK FEB
2016-2017 : Koordinator Div. Pengembangan Ekonomi LDK FEB
2017-2018 : Anggota Div. Education and Research FRESH UIN
Jakarta
2017-2018 : Anggota Bina Wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat
MITI KM Indonesia
2018-Sekarang : Anggota Div. Pendidikan GENBI UIN Jakarta
Karya Ilmiah
1. “Optimalisasi Program INCAKAP dalam Rangka Maksimalisasi Pemanfaatan
Internet: Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran Generasi Indonesia
vii
Berbasis Virtual”. International Conference (International Youth Forum on
Inovation) Singapore. 2017.
2. “Professional Learning: Upaya Menyelenggarakan Green Attitude dalam
Rangka Pengembangan Character Building Anak Bangsa Menuju Indonesia
Emas 2045”. Sastrafest. 2017.
3. “Knowledge Transfer: Optimalisasi Peran Mahasiswa Indonesia sebagai
Upaya Mewujudkan Learning Society dalam Rangka Pemerataan Pendidikan
Karakter bagi Anak Buruh TKI Malaysia”. VTIC Foundation. 2017.
4. “Integrasi Pendidikan Karakter dan Nilai Luhur Budaya Bangsa: Upaya
Pencegahan Bullying dalam Rangka Membentuk Generasi Indonesia Anti
Bullying”. Myanmar Expedition. 2018.
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Darya
Pekerjaan : Petani
Ibu : Eneh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun Cikupa RT/RW 03/02 Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat
Anak ke dari : 3 dari 3 bersaudara
viii
ABSTRACT
This research aims to compare the financial performance of Islamic Commercial
Banks in Indonesia, Pakistan and Bangladesh using the Sharia Maqashid Index
method based on research by Mustafa Omar Mohammed, et al. (2008). The
analytical method used is Simple Additive Weighting (SAW), which is weighting 10
ratios of the three dimensions of Maqashid Sharia namely Ta'dib al-Fard, Iqamah al-
'Adl and Jalb al-Maslahah. Then, analyzing statistical test uses different test methods
One Way ANOVA wherein the normality test first uses the Kolmogorov Smirnov
analysis and homogeneity test using Levene Statistic Test, analysis was conducted on
Annual Financial Reports of OJK and BI, State Bank of Pakistan dan State Bank of
Bangladesh. Based on the results of the Simple Additive Weighting (SAW)
calculation, Al-Arafah Islamic Bank of Bangladesh obtained the highest maqashid
syari'ah score with a score of SMI 1.82572 followed by BNI Syariah with a score of
1.53424 and BRI Syariah with a score of 1.33558. Bangladesh is the country with the
best level of Islamic performance compared to Indonesia and Pakistan because of its
consistency in allocating funds for investment in the real sector and investment with
profit sharing systems (mudharabah and musharakah). The results of ANOVA
differential test statistics, the three countries have financial performance through the
SMI method which is significantly different, where the three dimensions have a Sig 2-
value <0.05.
Keywords: Islamic Commercial Banks, Sharia Maqashid Index (SMI), Financial
Performance
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh menggunakan metode Indeks
Maqashid Syariah berdasarkan penelitian Mustafa Omar Mohammed, dkk., (2008).
Metode analisis yang digunakan adalah Simple Additive Weighting (SAW), yakni
melakukan pembobotan 10 rasio dari tiga dimensi Maqashid Syariah yaitu Ta‟dib al-
Fard, Iqamah al-„Adl dan Jalb al-Maslahah, kemudian dilakukan analisis uji statistik
menggunakan metode uji beda One Way ANOVA dimana terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas
menggunakan Levene Statistic Test, analisis dilakukan atas Laporan Keuangan
Tahunan OJK dan BI, State Bank of Pakistan dan State Bank of Bangladesh.
Berdasarkan hasil perhitungan Simple Additive Weighting (SAW), Al-Arafah Islamic
Bank Bangladesh memperoleh nilai rata-rata maqashid syari‟ah tertinggi dengan skor
SMI 1.82572 diikuti oleh BNI Syariah dengan skor 1.53424 dan BRI Syariah dengan
skor 1.33558. Bangladesh menjadi negara dengan tingkat kinerja syariah paling baik
dibandingkan Indonesia dan Pakistan karena konsistensinya dalam mengalokasikan
dana untuk investasi pada sektor riil dan investasi dengan sistem bagi hasil
(mudharabah dan musharakah). Hasil perhitungan statistik uji beda ANOVA, ketiga
negara memiliki kinerja keuangan melalui metode SMI yang berbeda signifikan,
dimana ketiga dimensi memiliki nilai Sig 2-tiled < 0.05.
Kata Kunci : Bank Umum Syariah, Sharia Maqashid Index (SMI), Kinerja
Keuangan
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim, Maha Karim dan Rahim Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan keindahan kasih, kemudahan dan keberkahan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya meskipun
terdapat kekurangan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curah
kepada Rasulullah SAW, teladan umat sepanjang masa yang telah menebar ketulusan
dan memberi petunjuk kepada umatnya menuju kebahagiaan, keselamatan,
keberkahan, dan kemuliaan di dunia dan surga-Nya serta menuntun umatnya menuju
peradaban Islam yang mulia.
Penulisan skripsi ini tidak akan rampung tanpa adanya tangan-tangan yang
tulus memberikan bantuan, kepadanya penulis mengucapkan terimakasih dan rasa
hormat yang terdalam atas tulusnya kepeduliaan dan pemberian berbagai bentuk
bantuan berupa sapaan moril, dorongan semangat, dukungan finansial, kritik, saran,
serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis
dengan segala hormat mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA, BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Erika Amalia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku
Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi penulis, beliau sangat sabar dalam membimbing dan
memberi arahan terbaik bagi penulis dalam proses penyusunan sehingga
skripsi ini dapat rampung dengan baik, serta berbagai motivasi dan ilmu yang
telah diberikan sehingga penulis memperoleh pembelajaran berharga yang
xi
bermanfaat bagi masa depan. Semoga Allah SWT senantiasa membalas
kebaikan dan kemurahan bapak dengan pahala yang berlipat, rezeki yang
berlimpah, kebahagiaan, keberkahan, dan kemuliaan dunia dan surga.
4. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM, Hah, Slm, selaku Dosen
Penguji Ahli dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan nasihat serta waktu luangnya untuk penulis dapat
berkonsultasi.
5. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
menyediakan berbagai bahan dan sumber-sumber referensi serta fasilitas
untuk mengadakan studi perpustakaan.
6. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan sebagai
mahasiswi.
7. Kedua orangtuaku terkasih, Bapak Darya dan Ibu Eneh yang tiada kenal lelah
bekerja keras dan tiada luput dari do’a yang senantiasa terpanjat demi
kebaikan dan kebahagiaan anak-anak tercinta, tulusnya kasih sayang dan
sabarnya setiap pengajaran tiada terhitung dengan bilangan angka, semoga
engkau senantiasa dalam penjagaan dan naungan Allah SWT serta
dijadikannya dua insan yang mulia tinggi derajat disisi-Nya hingga engkau
menginjak surga disertai ridho dan cinta-Nya. Selain itu, kepada kakak-
kakakku tersayang Suryana, Neni Suryati, Samsul Bakri, dan Akhmad
Zaifullah yang senantiasa tulus memberikan do’a, dukungan, dorongan
semangat, dan rela berkorban waktu dan keringat untuk membantu penulis
dalam menjalankan proses pendidikan.
8. Guru SMP dan Aliyyah tercinta, utamanya Ibu Dra. Aan Riswandy, Ibu Siti
Kurniati S.Pd dan Ibu Tuti Ismawati M.Pd atas dedikasi pendidikan, tulusnya
xii
kasih sayang, sabarnya nasihat dan dorongan semangat untuk penulis tiada
kenal lelah dalam menjalankan proses pendidikan dan semangat menjemput
kesuksesan.
9. Sahabat dekatku, Arika Hayyu, Tyas Agustiawati, Indri Dwi Lestari, Rahmi
Hayyu, dan Wina Sumiati atas kasih sayang dan kesetiaan yang tulus tiada
surut, dorongan semangat serta tempat bertukar pengingat dan nasihat, atas
canda tawa dan gurauan sehingga penulis mampu menghilangkan rasa jenuh
dalam penyusunan skripsi ini, semoga persahabatan ini berujung hingga
surga-Nya.
10. Keluarga besar mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2015, yang telah
menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, atas kebersamaan yang telah
terjalin selama masa studi dan segala bantuan, penulis mengucapkan tulus
terimakasih, semoga senantiasa dihadapkan pada masa depan terbaik serta
segala kebaikan berbuah pahala yang berlipat.
11. Keluarga besar Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menjadi keluarga bagi penulis serta memberikan banyak
ilmu, inspirasi dan pengalaman, semoga GenBI mampu menjadi komunitas
terbaik dan menjadi cikal bakal lahirnya generasi muda yang mampu ikut
serta sebagai energi bagi negeri.
12. Kepada insan istimewa yang namanya telah patri termaktub di Lauhul
Mahfudz sebagai pasangan dunia dan surgaku. Tulus terimakasihku, atas
mengingatmu, gairah bagiku berupaya menghambakan diri pada Allahku kian
bergemuruh. Sabarnya penantian, kuatnya pengharapan, serta besarnya
impian, semoga Allah berkahi dan muliakan setiap langkah juangmu.
Jakarta, 25 Juli 2019
Dede Yati
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH ..................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
xiv
D. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 15
A. Landasan Teori ..................................................................................... 15
1. Perbankan Syariah ......................................................................... 15
2. Maqashid Syariah ........................................................................... 17
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 40
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 54
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 56
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 56
B. Populasi Penelitian ............................................................................... 56
C. Sampel Penelitian ................................................................................. 58
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 61
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 62
1. Simple Additive Weighting (SAW) ................................................ 63
2. Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 68
3. Uji Normalitas Data ....................................................................... 69
4. Uji Homogenitas ............................................................................ 70
5. Uji Hipotesis .................................................................................. 70
xv
a. Analysis of Variance (ANOVA) .............................................. 71
b. Post Hoc Test ........................................................................... 72
c. Homogeneous Subset Test ........................................................ 73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 74
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 74
1. Perkembangan BUS di Indonesia .................................................. 74
2. Perkembangan BUS di Pakistan .................................................... 78
3. Perkembangan BUS di Bangladesh ............................................... 81
B. Analisis Kinerja Menggunakan Metode SAW .................................... 84
1. Rasio BUS Indonesia, Pakistan dan Bangladesh ........................... 84
2. Indikator Kinerja BUS Indonesia, Pakistan dan Bangladesh ......... 93
3. SMI BUS Indonesia, Pakistan dan Bangladesh ............................. 98
C. Perbandingan Kinerja BUS Indonesia Pakistan dan Bangladesh ........ 101
1. Uji Normalitas ................................................................................ 101
2. Uji Homogenitas ............................................................................ 103
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 104
a. Uji Hipotesis One Way ANOVA ............................................... 104
b. Uji Post Hoc ............................................................................. 106
xvi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 109
A. Kesimpulan .......................................................................................... 109
B. Saran .................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 112
LAMPIRAN .................................................................................................... 118
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Proyeksi Pertumbuhan Aset Keuangan Syariah Global .................. 1
Tabel 1.2 Aset Perbankan Syariah Global 2016/2017 ..................................... 3
Tabel 2.1 Definisi dan Variable Operasional SMI ........................................... 23
Tabel 2.2 Rata-Rata Tertimbang Variabel Maqashid Indeks ........................... 24
Tabel 2.3 Konsep Maqashid Abdul Majid Najjar ............................................ 34
Tabel 3.1 Populasi Penelitian BUS di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh ... 57
Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ........................................... 60
Tabel 3.3 Sampel Penelitian BUS di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh ..... 61
Tabel 4.1 Pertumbuhan Aset, DPK, dan PYD BUS Indonesia ........................ 75
Tabel 4.2 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) BSM, BMI, BRIS dan BNIS .............. 77
Tabel 4.3 Pertumbuhan Aset, DPK, dan PYD BUS Pakistan .......................... 78
Tabel 4.4 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) ABBPL, BIPL, DIBPL dan MIBL ..... 79
Tabel 4.5 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) IBBL, FSIB, EXIM dan AAIBL ........ 82
Tabel 4.6 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata D1 ........... 85
xviii
Tabel 4.7 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata D2 ........... 88
Tabel 4.8 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata D3 ........... 91
Tabel 4.9 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) D1 ....................... 93
Tabel 4.10 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) D2 ..................... 95
Tabel 4.11 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) D3 ..................... 97
Tabel 4.12 Peringkat Sharia Maqashid Index (SMI) ....................................... 98
Tabel 4.13 Uji Normalitas Kinerja Syariah ..................................................... 102
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Levene Statistic Kinerja Syariah ........................ 103
Tabel 4.15 Nilai Rata-Rata Ketiga Indikator Maqashid Index ........................ 104
Tabel 4.16 Uji Hipotesis One Way ANOVA ..................................................... 105
Tabel 4.17 Uji Post Hoc Test ........................................................................... 107
Tabel 4.18 Homogeneous Subset ..................................................................... 107
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Visualisasi Maqashid Houssem Eddine Bedoui ........................... 35
Gambar 2.2 Hukum Sinus Maqashid Houssem Eddine Bedoui ...................... 36
Gambar 2.3 Kerangka Evaluasi Maqashid Mehmet Asutay ............................ 39
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 54
Gambar 3.1 Proses Analisis Data ..................................................................... 63
xx
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Muslim Tahun 2030 ........................... 4
Grafik 4.1 Nilai Aset Bank Umum Syariah (BUS) Bangladesh ...................... 81
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rasio Kinerja SMI BUS Indonesia .......................................... 118
Lampiran 2 : Rasio Kinerja SMI BUS Pakistan ............................................ 120
Lampiran 3 : Rasio Kinerja SMI BUS Bangladesh ....................................... 122
Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas ................................................................... 124
Lampiran 5 : Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 124
Lampiran 6 : Hasil Uji Hipotesis One Way ANOVA ........................................ 124
Lampiran 7 : Hasil Uji Post Hoc ...................................................................... 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Diskursus ekonomi Islam telah menjamur pada spektrum yang lebih
ekstensif, baik di negara Islam maupun Barat. Implementasi daripada sistem
perekonomian Islam yang paling signifikan perkembangannya adalah pada
sistem keuangan syariah yang ditandai dengan meroketnya jumlah lembaga
keuangan syariah di berbagai penjuru dunia, di antaranya perbankan syariah.
(Wasyith, 2017:2)
Tabel 1.1 Proyeksi Pertumbuhan Aset Keuangan Syariah Global (US$
Juta) 2012-2023
THN PSY ASY SUKUK PYD LAINNYA
2012 1,305 31 260 46 104
2013 1,565 36 284 54 115
2014 1,445 36 299 59 126
2015 1,604 43 342 66 136
2016 1,675 44 345 91 135
2017 1,721 46 426 110 135
2018 1,841 54 431 150 158
2019 1,975 61 468 192 177
2020 2,119 68 509 246 200
2021 2,273 77 553 315 225
2022 2,439 86 601 403 253
2023 2,441 72 783 325 188
Rata-rata 1866.9 54.5 441.8 171.4 162.7
Sumber: Thomson Reuters-IFDR (2018)
2
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa aset keuangan syariah di berbagai
sektor terus tumbuh dan diproyeksikan akan berlanjut mengalami peningkatan
pada tahun 2023. Nilai aset keuangan syariah global secara berturut-turut
yaitu perbankan syariah (PSY) dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahun
US$ 1.866,9 milyar, asuransi syariah (ASY) sebesar US$ 54,5 milyar, sukuk
sebesar US$ 441,8 milyar, pembiayaan syariah (PYD) sebesar US$ 171,4
milyar, dan keuangan syariah lainnya sebesar US$ 162,7 milyar. Di antara
berbagai sektor keuangan syariah tersebut, perbankan syariah adalah sektor
yang paling mendominasi dan memiliki nilai aset tertinggi dibandingkan
dengan sektor keuangan syariah lainnya, yaitu 71% distribusi nilai aset
dimiliki oleh perbankan syariah. (Reuters, 2018:14)
Masyarakat mulai menyadari keberadaan perbankan syariah karena
eksistensi ketahanannya terhadap krisis keuangan global. Hadirnya industri
perbankan syariah sebagai alternatif jasa perbankan telah memberikan nuansa
baru yang memiliki peranan penting dalam memajukan sektor perekonomian
di berbagai negara di dunia. Fenomena tersebut merupakan bukti bahwa
prinsip syariat Islam yang diaplikasikan pada perbankan syariah mampu
diterima oleh seluruh lapisan masyarakat muslim dan non muslim. Berikut
merupakan nilai aset perbankan syariah global di berbagai negara:
(Ramadhani dan Mutia, 2016:2)
3
Tabel 1.2 Aset Perbankan Syariah Global 2016/2017
NEGARA ASET
IRAN 33%
SAUDI ARABIA 20.6%
MALAYSIA 9.3%
UNITED ARAB EMIRATES (UAE) 9%
KUWAIT 6.1%
QATAR 5.8%
TURKEY 2.9%
BANGLADESH 1.8%
BAHRAIN 1.7%
INDONESIA 1.6%
SUDAN 1.3%
PAKISTAN 1.1%
EGYPT 1%
JORDAN 0.7%
BRUNEI 0.5%
OMAN 0.5%
LAINNYA 3.1%
Sumber: Islamic Financial Service Board, 2017
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa secara regional Iran memiliki jumlah
aset perbankan syariah tertinggi sebesar 33%, kemudian secara berturut-turut
diikuti oleh Saudi Arabia 20,6%, Malaysia berada pada posisi ketiga dengan
nilai aset mencapai 9,3%, dan UEA mencapai 9%. Fenomena berbeda pada
negara Indonesia yang hanya mencapai jumlah aset perbankan syariah pada
angka 1,6%, tidak jauh berbeda dengan negara Asia lainnya yaitu Pakistan
dengan nilai 1,1%, Bangladesh 1,8%, Bahrain 1,7%, Sudan 1,3%. Negara
lainnya kurang dari 1% yaitu Jordan 0,7%, Brunei (0,5%), Oman 0,5%, dan
lainnya 3,1%. (Islamic Financial Service Board, 2017:11)
4
Merebaknya beberapa negara yang memiliki potensi dan kondusif
dalam melakukan pengembangan industri keuangan syariah yang dibuktikan
dengan peningkatan jumlah aset dan prestasi setiap tahunnya. Sebaliknya bagi
negara Indonesia, Pakistan dan Bangladesh yang hanya mencapai jumlah aset
pada interval 1%, padahal ketiga negara tersebut termasuk ke dalam negara
yang diproyeksikan sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar
di dunia pada tahun 2030. (Pew Research Centre, 2011:11)
Grafik 1.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Muslim Tahun 2030
Sumber: Islamic Finance for Asia (2015)
Grafik 1.1 memaparkan hasil riset Pew Research Centre yang
kemudian dimuat kembali pada riset IFSB : Islamic Finance for Asia (2015)
bahwa Pakistan, Indonesia dan Bangladesh akan memimpin pada jumlah
populasi muslim terbesar di dunia pada tahun 2030, Pakistan menduduki
peringkat pertama dengan jumlah populasi muslim sebesar 250 juta jiwa,
256.117.000
238.833.000
236.182.000
187.506.000
116.832.000
105.065.000
89.626.000
89.127.000
50.527.000
48.350.000
PAKISTAN
INDONESIA
INDIA
BANGLADESH
NIGERIA
EGYPT
IRAN
TURKEY
AFGHANISTAN
IRAQ
5
diikuti oleh Indonesia 230 juta jumlah populasi muslim dan Bangladesh
diposisi keempat sebanyak 188 juta jiwa. (Islamic Financial for Asia,
2015:20)
Proyeksi jumlah populasi muslim tersebut merupakan potensi besar
bagi ketiga negara (Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh) untuk menyongsong
proyeksi pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2023, namun sampai
saat ini ketiga negara tersebut hanya mencapai taraf perkembangan aset
perbankan syariah yang cenderung rendah dibandingkan dengan negara-
negara yang tidak diproyeksikan memimpin jumlah populasi muslim tetapi
memiliki prestasi sebagai negara dengan jumlah aset perbankan syariah yang
tinggi. Oleh karena itu, penting adanya analisis lebih dalam terkait kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh supaya
dapat diketahui dimensi apa saja yang belum diterapkan dan dapat
menghambat bagi berkembangnya sektor perbankan syariah ketiga negara
tersebut.
Antonio dkk, (2012) menyatakan bahwa pengukuran tingkat kinerja
perbankan syariah dapat menentukan seberapa baik kinerja perbankan syariah,
sistem pemantauan dan prospek perbankan syariah di masa depan yang baik
dan berkelanjutan. Ghifari dkk, (2015) lebih jelas memaparkan bahwa
pengukuran tingkat kinerja perbankan syariah hanya terbatas pada pendekatan
yang biasa digunakan perbankan konvensional, padahal metode tersebut tidak
6
bisa digunakan karena perbankan konvensional dan syariah memiliki tujuan
dan pandangan yang berbeda, di antaranya penghapusan riba pada bank
syariah dan penerapan profit and loss sharing dalam ventura, bisnis, atau
industri.
Pengukuran kinerja sebuah lembaga keuangan syariah termasuk
perbankan syariah masih menggunakan pendekatan rasio keuangan yang biasa
digunakan oleh perbankan konvensional seperti CAMELS (Capital, Asset,
Management, Earning, Liquidity, Sensitivity of Market Risk) dan RGEC (Risk,
GCG, Earning, Capital). Pendekatan tersebut memiliki beberapa kelemahan
apabila diimplementasikan sebagai indikator bagi perbankan syariah karena
perbankan syariah dan konvensional memiliki prinsip, fungsi dan operasional
yang berbeda, serta indikator yang biasa diterapkan pada perbankan
konvensional tidak mempertimbangakan aspek dan tujuan syariah, sementara
perbankan syariah memiliki karakteristik dan kinerja yang berbeda dengan
perbankan konvensional. (Antonio, 2012:13)
Ghifari dkk, (2015) menguraikan beberapa kelemahan pengukuran
kinerja perusahaan menggunakan pendekatan rasio keuangan. Pertama,
karakteristik perbankan syariah dan perbankan konvensional yang berbeda,
sebagai akibat dari perbedaan pandangan terkait keuangan Islam yang
berpengaruh terhadap fungsinya sebagai mediator, penyesuaian dengan
lingkungan dan peraturan lokal. Kedua, di antara kinerja perbankan syariah
7
dan perbankan konvensional memiliki perbedaan dalam fungsi inti dan
karakteristik operasionalnya. Ketiga, tujuan dasar perbankan syariah belum
ditangani secara serius, sehingga pengukuran perbankan syariah masih
menggunakan pendekatan yang digunakan oleh perbankan konvensional yang
hanya terbatas pada memfokuskan pengukuran finansial, sementara kebutuhan
utama perbankan syariah adalah mencapai kinerja yang baik dan sesuai
dengan tujuan syariah, tidak hanya sektor finansial melainkan sektor sosial
dan pencapaian maqashid syariah.
Kelemahan indikator konvensional apabila diaplikasikan pada
pengukuran kinerja keuangan syariah yang telah dipaparkan di atas, memiliki
penekanan utama yakni peranan keuangan syariah dalam hal ini perbankan
syariah diharuskan menyeluruh dan seimbang tidak hanya mementingkan
aspek profit semata, melainkan aspek social dan kesejahteraan supaya nilai
maqashid dapat tercapai. Nilai menyeluruh tersebut telah tertuang dalam QS.
Al-Baqarah [2]: 208, yaitu:
ان يط
ىات الش
ط
بعىا خ
ت ث
ول
ة
اف
م ك
ل ىا في الس
لذين آمىىا ادخ
ها ال ي
يا أ
م عدو مبين ك
ه ل إه
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia
musuh yang nyata bagimu”.
8
Perbankan syariah dan perbankan konvensional memiliki teori dan
praktek yang berbeda dan tidak bisa disamakan, oleh karena itu perbankan
syariah perlu melakukan pergeseran paradigma baru dalam melakukan
pengukuran tingkat kinerja dan tidak terbatas hanya pada pengukuran rasio
keuangan saja. Pengukuran kinerja perbankan syariah di berbagai negara
dalam hal ini Indonesia, Pakistan dan Bangladesh memerlukan pendekatan
yang berkesinambungan dengan tujuan syariah (Maqashid Syariah) untuk
mengukur sejauh mana pencapaian kineja perbankan syariah yang tentunya
sesuai dengan panduan syariah, dalam hal ini tujuan syariah tidak terbatas
hanya pada tujuan rasio keuangan semata. Nilai tersebut tidak hanya
diimplementasikan dalam bentuk legalitas fiqh sebuah produk tertentu, tetapi
harus mampu memiliki dampak yang luas bagi sektor ekonomi dan sosial
sebagai konsekuensi dari pencapaian Maqashid Syari‟ah. (Ramadhani dan
Mutia, 2016:2)
Upaya untuk mengembangkan evaluasi kinerja yang sejalan dengan
konsep Maqashid Syari‟ah pernah dilakukan oleh Mohammed dkk, (2008),
Mohammed dan Taib (2009), Hameed dkk, (2004) dan Shaukat (2008).
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa praktek pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syari‟ah merupakan solusi terbaik atas permasalahan
mengenai pengukuran kinerja perbankan syariah dan konsep Maqashid
Syari‟ah memiliki beberapa kelebihan, di antaranya merupakan jawaban dari
9
sebuah kebutuhan alat ukur perbankan syariah, mengingat konsep Maqashid
Syari‟ah menyediakan pengukuran kinerja berdasarkan nilai-nilai Islam
sebagai alat ukurnya. Kedua, hasil pengukuran kinerja keuangan perbankan
syariah dapat dilakukan sebagai metode alternatif starategis yang mampu
memberikan gambaran kinerja perbankan syariah secara universal dan dapat
diaplikasikan dalam bentuk strategi dan kebijakan guna tercapainya Maqashid
Syari‟ah. Ketiga, adanya konsep Maqashid Syari‟ah terjawablah bahwa dalam
mengukur kinerja, perbankan syariah memiliki alat ukur berbeda dengan
perbakan konvensional. (Mohammed, 2008:4)
Kelebihan yang telah dipaparkan oleh Mohammed dalam jurnalnya
tahun 2008, menegaskan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Indeks
Maqashid Syariah. Nilai-nilai Islam tersebut tertuang dalam QS. Al-Hajj [22]:
78 yang menjelaskan tiga nilai utama yakni Agama, Shalat dan Zakat. Selain
itu, terkandung dalam QS. Al-Imran [3]: 19 bahwa agama yang memiliki nilai
dan panduan sempurna adalah Islam, di antara ayat tersebut yaitu:
م
سل
ه الين عىد الل إن الد
“Sesungguhnya agama disisi Allah itu adalah Islam.”.
Mohammed dkk, (2008) berupaya melakukan penelitian untuk
mengukur kinerja perbankan syariah menggunakan konsep Maqashid
Syari‟ah yang dikenal dengan Sharia Maqashid Index (SMI). Penulis
10
mengamati bahwa terbatasnya penelitian terkait pengukuran kinerja
perbankan syariah dari aspek keuangan yang berdasarkan tujuan syariah
(Maqashid Syari‟ah) secara bersama menjadi ruang bagi penulis untuk
melakukan penelitian menggunakan eksplorasi pada tataran pendekatan teori
yang digunakan untuk mengukur kinerja perbankan syariah tentunya berbeda
dengan indikator konvensional pada umumnya. Oleh karena itu, penelitian ini
mencoba menggunakan pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI) sebagai
salah satu ukuran kinerja bagi perbankan syariah di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh supaya diperoleh hasil yang lebih lengkap. Pada bab kedua
penelitian, penulis memaparkan empat konsep Sharia Maqashid Index (SMI)
yaitu Imam al-Ghazali, Mustafa Omar Mohammed, Houssem Eddine Bedoui,
dan Mehmet Asutay, serta dari empat konsep SMI tersebut penulis memilih
konsep Sharia Maqashid Index (SMI) Mustafa Omar Mohammed dikarenakan
ketersediaan data yang memadai dari ketiga negara yang dikomparasi pada
penelitian ini.
Berlatar belakang fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis akan melakukan penelitian berjudul, “KOMPARASI KINERJA
KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA,
PAKISTAN DAN BANGLADESH MELALUI PENDEKATAN INDEKS
MAQASHID SYARIAH”.
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka untuk
mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh diukur melalui pendekatan
Sharia Maqashid Index (SMI)?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil
perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh diukur melalui pendekatan
Sharia Maqashid Index (SMI)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai:
a. Tingkat kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh melalui pendekatan Sharia
Maqashid Index (SMI).
b. Membandingkan perbedaan tingkat kinerja keuangan Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh melalui
pendekatan Sharia Maqahsid Index (SMI).
12
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Kalangan Akademisi
Sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan
sebagai perbandingan dari penelitian yang telah ada atau penelitian
yang akan dilakukan.
b. Industri Perbankan Syariah
Memberikan alternatif indikator dalam mengukur kinerja
perbankan syariah utamanya dalam pelaksanaan maqashid syariah
dan menjadi evaluasi bagi pengelola perbankan syariah untuk
mengetahui kekurangan yang dihadapi sehingga dapat diambil
kebijakan untuk meningkatkan kinerja keuangannya.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran
sederhana supaya memudahkan penulisan skripsi, sistematika penulisan terdiri
dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pertama menguraikan terkait latar belakang penelitian mengenai
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh diproyeksikan memimpin populasi
13
muslim terbesar pada tahun 2030, namun hingga saat ini aset perbankan
ketiga negara hanya berkisar pada angka 1%. Fenomena tersebut merupakan
urgensi dari adanya penelitian yaitu untuk melakukan analisis lebih dalam
terkait kinerja perbankan ketiga negara. Pada bab ini juga dipaparkan bahwa
menurut penelitian terdahulu Sharia Maqashid Index (SMI) adalah indikator
tepat untuk mengukur kinerja perbankan syariah. Bab ini juga memuat
permasalahan penelitian, manfaat dan tujuan penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab dua membahas teori-teori yang berkaitan dengan komponen yang
ada di dalam Sharia Maqashid Index (SMI), penulis memaparkan empat
konsep SMI yaitu Imam al-Ghazali, Mustafa Omar Mohammed, Houssem
Eddine Bedoui, dan Mehmet Asutay, serta dari empat konsep SMI tersebut
penulis memilih konsep Sharia Maqashid Index (SMI) Mustafa Omar
Mohammed dikarenakan ketersediaan data yang memadai dari ketiga negara
yang dikomparasi pada penelitian ini. Tujuan dari penyusunan bab tinjauan
pustaka adalah supaya pembaca dapat mengetahui teori fundamental
penelitian ini dan dapat dengan mudah memahami laporan hasil penelitiannya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Setelah diuraikan latar belakang penelitian pada bab satu dan teori
dasar pada bab dua, selanjutnya pada bab tiga dijelaskan mengenai bagaimana
14
penelitian dilaksanakan sesuai metode yang berlaku. Bab metodologi
penelitian meliputi teknik menentukan populasi dan sampel, sumber data,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolalahan data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab empat menguraikan perkembangan industri perbankan syariah di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh dan hasil pengukuran kinerja keuangan
menggunakan metode Sharia Maqashid Index (SMI) dan diolah melalui
software statistik SPSS 20 dan Microsoft Exel 2010. Tujuan bab analisis dan
pembahasan adalah untuk memperlihatkan laporan hasil penelitian yang
dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan yang menjawab rumusan masalah pada
bab pertama yaitu bagaimana kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, serta adakah perbedaannya. Bab penutup
juga berisi saran penulis.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Kredit
Syariah (BPRS). (Soemitra, 2016: 58)
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum
Syariah (BUS) dapat berupaya sebagai bank devisa dan bank non devisa.
Bank devisa adalah bank yang dapat melaksankan transaksi keluar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti
transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan
sebagainya.
Perbankan syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi memiliki
orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa
karakteristik bank syariah, di antaranya:
16
1) Penghapusan riba.
2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran
sosio-ekonomi Islam.
3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari
bank komersial dan bank investasi.
4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati
terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada
penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan
profit and loss sharing dalam ventura, bisnis, atau industri.
5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara bank syariah
dan pengusaha.
6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi
kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar
uang antar bank syariah dan instrumen bank sentral berbasis
syariah.
7) Perbankan syariah secara struktural dan sistem pengawasannya
berbeda dengan perbankan konvensional. Pengawasan perbankan
Islam mencakup dua hal, yaitu pertama pengawasan dari aspek
keuangan, kepatuhan kepada perbankan secara umum, dan prinsip
kehati-hatian bank. Kedua pengawasan prinsip syariah dalam
kegiatan operasional bank. Secara struktural kepengurusan
17
perbankan syariah terdiri dari Dewan Komisaris serta Direksi dan
wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi
mengawasi kegiatan bank syariah.
Keberadaan dan operasi perbankan syariah terletak sekurang-
kurangnya didasarkan pada empat landasan pokok (premises), di
antaranya: (Sabirin, 2003:410)
1) Hubungan bank dengan nasabah pada perbankan syariah adalah
hubungan antara investor dan investor atau “mutual investment
relationship”.
2) Adanya larangan-larangan kegiatan usaha tertentu yang diharamkan.
3) Kegiatan usaha perbankan syariah lebih variatif dibandingkan dengan
kegiatan usaha perbankan konvensional.
4) Penyajian laporan keuangan perbankan syariah yang secara natural
berbeda dengan penyajian laporan keuangan perbankan konvensional.
2. Indeks Maqashid Syariah
Konsep Maqashid Syariah sebenarnya telah dimulai dari masa al-
Juwaini yang lebih dikenal dengan nama Imam Haramain dan Imam Al-
Ghazali kemudian disusun secara sistematis oleh seorang ahli ushul fikih
bermazhab Maliki dari Granada (Spayol), yaitu Imam al-Syathibi. Konsep
Maqashid Syariah ditulis dalam kitabnya yang terkenal yaitu al-Muwafaqat fi
18
Ushul al-Ahkam, khususnya pada juz kedua, yang beliau namakan kitab al-
Maqashid. Menurut al-Syatibi, pada dasarnya syariat ditetapkan untuk
mewujudkan kemaslahatan hamba (mashalih al-ibad), baik di dunia maupun
di akhirat. Kemaslahatan inilah, dalam pandangan beliau, menjadi Maqashid
Syariah. (Ali dan Rama, 2018:33)
Maqashid Syariah dikalangan ulama ushul fiqh disebut sebagai asrar
al-syariah, yaitu rahasia-rahasia yang terdapat di balik hukum yang ditetapkan
oleh syara‟, berupa kemaslahatan bagi manusia, baik di dunia maupun di
akhirat. Maqashid Syariah ditinjau dari makna kata dapat diartikan sebagai
tujuan (maqashid) yang ingin dicapai dibalik hukum-hukum Allah (syariah)
yang ditetapkan untuk manusia supaya dijadikan pedoman dalam mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, Maqashid Syariah berarti
kandungan nilai yang menjadi tujuan syariat hukum. Adapun secara
terminologi, pengertian Maqashid Syariah yang dikemukakan oleh beberapa
ulama terdahulu di antaranya: (Yunia dan Riyadi, 2014:41)
1) Imam al-Ghazali
“Penjagaan terhadap maksud dan tujuan syariah adalah upaya
mendasar untuk bertahan hidup, menahan faktor-faktor kerusakan
dan mendorong terjadinya kesejahteraan”.
2) Ahmad al-Raysuni
19
“Maqashid Syariah merupakan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan oleh syariah untuk dicapai demi kemaslahatan
manusia”.
3) Abdul Wahab Khallaf
“Tujuan umum ketika Allah menetapkan hukum-hukum-Nya
adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia dengan
terpenuhinya kebutuhan yang dharuriyah, hajiyah dan tahsiniyah.
Berikut penulis paparkan empat konsep Sharia Maqashid Index (SMI)
yaitu Imam al-Ghazali, Mustafa Omar Mohammed, Houssem Eddine Bedoui,
dan Mehmet Asutay, dimana keempat konsep SMI tersebut memiliki dimensi
yang berbeda dan rujukan utama yang berbeda pula, di antaranya:
a. Maqashid Syariah al-Ghazali
Imam al-Ghozali dan al-Syathibi merinci lima unsur pokok yang
menjadi tujuan syariat yaitu pemeliharaan agama (din), nyawa (nafs), akal
(„aql), keturunan (nasl), dan harta (mal). Menurut al-Gazali, tujuan utama
syariah adalah untuk melayani kepentingan manusia dan untuk menjaga
mereka dari segala sesuatu yang mengancam eksistensinya. Al-Ghazali
selanjutnya mengklasifikasikan maqashid (tujuan) ke dalam empat bagian
utama, yaitu dengan mengatakan:
20
“The very objective of Shariah is to promote the well-being of the
people, which lies in safeguarding their faith (din), their self (nafs),
their intellect („aql), and their wealth (mal). Whatever ensures the
safeguard of these five serves public interest and is desirable, and
whatever hurts them is against public interest and is desirable, and
whatever hurts them is against public interest and its removal is
desirable.”
Al-Ghazali mengungkapkan bahwa tujuan utama dari syariah adalah
untuk mendorong kemaslahatan (kesejahteraan) manusia yang terletak pada
pemeliharaan agama, hidup, akal, keturunan, dan kekayaan. Kemudian segala
sesuatu yang melindungi lima unsur kepentingan publik tersebut sangat
dianjurkan dilakukan, sebaliknya segala sesuatu yang mengancamnya maka
harus dihilangkan.
Lima tujuan syariah Imam al-Ghazali tersebut, yakni pemeliharaan
agama (din), nyawa (nafs), akal („aql), keturunan (nasl), dan harta (mal), telah
terkandung pada tiga unsur utama nilai-nilai Islam sebagaimana terkandung
dalam QS. Al-Hajj [22]: 78 yaitu :
ى ووعم ىل
ىعم ال
م ف
ك
ه هى مىل
واعتصمىا بالل
اة
ك ىا الز
وآث
ة
ل قيمىا الص
أ ف
صير الى
21
“…Maka laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat, dan perpegang
teguhlah kepada Allah. Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baiknya pelindung
dan sebaik-baiknya penolong”.
Tiga nilai Islam yang tertuang pada QS. Al-Hajj [22]: 78 yaitu Agama,
Shalat dan Ibadah telah terpenuhi oleh Maqashid Syariah Imam Al-Ghazali,
kecuali pada nilai sholat, di antaranya pemeliharaan agama (din) yang
terkandung dalam Rukun Islam pertama yaitu syahadat dan pemeliharaan
nyawa (nafs), akal („aql), keturunan (nasl), telah terkandung dalam Rukun
Islam yang ketiga yakni zakat, serta pada elemen shalat yang ada dalam
Rukun Islam belum terkandung dalam Maqashid Syariah Imam Al-Ghazali
dan dalam hal ini beberapa tokoh di antaranya setuju untuk menyertakan nilai
sholat dalam setiap konsep maqashid serta merupakan perhatian penting untuk
penyempurnaan tujuan syariah yakni dengan disertakannya nilai shalat. Oleh
sebabnya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan ketiga nilai
Islam pada QS. Al-Hajj [22]: 78 secara sempurna untuk mengukur kinerja
Bank Umum Syariah (BUS) melalui Maqashid Syariah yang di antaranya
terkandung nilai shalat, supaya konsep Indeks Maqashid Syariah tersebut
sesuai dengan nilai yang tertuang pada al-Qur’an dan Hadits. Ketiga nilai
Islam pada QS. Al-Hajj [22]: 78 yaitu Agama, Shalat dan Ibadah merupakan
harapan akan hasil syariah landasan maqashid. (Aziz, 2018:84)
22
b. Indeks Maqashid Syariah Mustafa Omar Muhammed
Mustafa Omar Mohammed adalah salah satu peneliti ekonomi Islam
yang menaruh perhatian besar terhadap implementasi maqashid dalam
pengukuran kinerja perbankan syariah. Mustafa Omar Mohammed memiliki
penguasaan kitab-kitab turath dan analisis ekonomi modern, oleh karenanya
Mustafa Omar Mohammed membuat pengukuran kinerja maqashid pada
perbankan syariah dalam bentuk maqashid index.
Perspektif Maqashid Muhammad Abu Zahrah dalam kitab “Ushul al-
Fiqh” merupakan dasar daripada Sharia Maqashid Index (SMI) penelitian
Mustafa Omar Mohammed. Konsep Maqashid Index Mustafa Omar
Muhammad menekankan bahwa keberadaan Syariah Islam memiliki tiga
tujuan pokok, di antaranya Ta‟dib al-Fard (Pendidikan Individu), Iqamah al-
Adl (Penegakan Keadilan), dan al-Maslahah (Mendorong Kesejahteraan).
Ketiga tujuan syariah tersebut kemudian diturunkan menjadi parameter-
parameter pengukuran kinerja yaitu penentuan dimensi, elemen dan rasio
yang diukur dengan Metode Sekaran, penentuan bobot indeks kinerja,
penentuan peringkat dari perbankan syariah berdasarkan Indikator Kerja (IK),
dan proses akhir penentuan Maqashid Index.
Sharia Maqashid Index (SMI) diturunkan dari Maqashid al-Syariah
yaitu Pendidikan Individu (Ta‟dib al-Fard), Penegakan Keadilan (Iqamah al-
23
„Adl), dan Mendorong Kesejahteraan (Jalb al-Maslahah). (Mohammed,
2008:9)
Tabel 2.1 Definisi dan Variable Operasional Pengukuran Kinerja
Perbankan Syariah Melalui Pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI)
Konsep
(Tujuan) Dimensi Elemen Rasio Kinerja
1.Ta’dib
al-Fard
D1.Peningkatkan
Pengetahuan
E1.Hibah
Pendidikan
R1.Hibah
Pendidikan/Total
Pendapatan
E2.Riset
R2.Pengeluaran
Riset/Total
Pengeluaran
D2.Pengembangan
kemampuan baru dan
perbaikan E3.Pelatihan
R3.Pengeluaran
Pelatihan/Total
Pengeluaran
D3.Menciptakan
Kesadaran Masyarakat
akan Keberadaan Bank
Syariah E4.Publikasi
R4.Pengeluaram
Publikasi/Total
Pengeluaran
2.Iqamah
al-‘Adl
D4.Keadilan dalam
Kontrak/Transaksi
E5.Bagi Hasil
yang Adil
R5.Laba/Total
Pendapatan
D5.Produk & Layanan
Terjangkau
E6.Harga
yang
Terjangkau
R6.Piutang Tak
Tertagih/Total
Investasi
D6.Penghapusan
Ketidakadilan
E7.Produk
Bank Non
Bunga
R7.Pendapatan
Bebas
Bunga/Total
Pendapatan
3.Jalb Al-
Maslahah
D7.Profitabilitas E8.Rasio Laba
R8.Laba
Bersih/Total
Aktiva
D8.Pendistribusian
Kekayaan dan Laba
E9.Pendapatan
Personal
R9.Zakat/Laba
Bersih
D9.Investasi pada
Sektor Riil
E10.Rasio
Investasi pada
Sektor Riil
R10.Penyaluran
untuk
Investasi/Total
Penyaluran
Sumber: Mohammed, 2008
24
Tabel 2.2 Rata-Rata Tertimbang Variabel Maqashid Indeks
Variabel Bobot Variabel Atribut
Bobot
Atribut
1.Pendidikan
Individu (Ta’dib
Al-Fard)
30%
E1. Hibah
Pendidikan/Donasi 24%
E2. Penelitian 27%
E3. Pelatihan 26%
E4. Publisitas 23%
Total 100%
2.Penegakan
Keadilan
(Iqomah Al-
‘Adl)
41%
E1. Pengembalian
yang Adil 30%
E2. Harga Produk
Terjangkau 32%
E3. Produk Bebas
Bunga 38%
Total 100%
3.Mendorong
Kesejahteraan
(Jalb Al-
Maslahah)
29%
E1. Rasio
Profitabilitas 33%
E2. Transfer
Pendapatan 30%
E3. Invenstasi pada
Sektor Riil 37%
Total 100%
Sumber: Mohammed, 2008
Tabel 2.1 memperlihatkan tiga tujuan pokok konsep Sharia Maqashid
Index (SMI) Mustafa Omar Mohammed yaitu Ta‟dib al-Fard (Pendidikan
Individu), Iqamah al-„Adl (Penegakan Keadilan), dan al-Maslahah
(Mendorong Kesejahteraan) yang kemudian diturunkan menjadi dimensi,
elemen dan 10 rasio. Tabel 2.2 memperlihatkan penentuan bobot indeks
kinerja masing-masing tujuan dan rasio. Berikut pemaparan lebih jelas terkait
tiga tujuan konsep Sharia Maqashid Index (SMI) Mustafa Omar Mohammed,
di antaranya:
25
1) Pendidikan Individu (Ta’dib al-Fard)
Tujuan pertama dari pengembangan konsep Sharia Maqashid Index
(SMI) adalah Pendidikan Individu (Ta’dib al-Fard). Perbankan syariah
bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan kemampuan serta menanamkan
nilai-nilai individu untuk perkembangan spiritualnya. (Adzlani dan Rini
2017:7)
Perbankan syariah memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan
pendidikan individu baik pegawai maupun masyarakat umum. Mendidik
individu dalam tujuan pertama berarti pengembangan pengetahuan dan
keahlian mereka kepada karyawan. Perbankan juga memberikan informasi
kepada stakeholder bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan syariah.
Rasio dalam maqashid pertama adalah hibah pendidikan, penelitian, pelatihan,
dan publisitas (promosi). (Antonio dkk, 2012:15)
Berikut merupakan dimensi, elemen dan indikator dari tujuan
pendidikan individu dalam melakukan analisis kinerja keuangan perbankan
syariah, di antaranya:
a) Peningkatan Pengetahuan
Dimensi peningkatan pengetahuan dapat diukur dua elemen yaitu
seberapa besar perbankan syariah dalam melakukan alokasi untuk hibah
pendidikan dan biaya riset. Indikator terukur dari masing-masing elemen
26
dapat diukur melalui rasio kinerja, yaitu rasio hibah pendidikan terhadap total
pendapatan dan rasio pengeluaran riset terhadap total pengeluaran. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai indikator, maka semakin tinggi
perhatian perbankan syariah dalam melakukan peningkatkan pengetahuan.
b) Pengetahuan Kemampuan Baru dan Perbaikan
Perbankan syariah mempunyai kewajiban untuk mengalokasikan
sejumlah anggaran demi terciptanya perbaruan kemampuan para
karyawannya. Dimensi kedua dari tujuan pendidikan individu merupakan
sejumlah alokasi anggaran untuk mengikutsertakan pegawai dalam proses
pelatihan. Indikator terukur dari elemen ini dapat diukur melalui rasio kinerja,
yaitu rasio biaya pelatihan terhadap total pengeluaran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai indikator, maka semakin tinggi
perhatian perbankan syariah dalam melakukan peningkatkan kemampuan para
pegawainya.
c) Menciptakan Kesadaran Masyarakat akan Keberadaan Bank Syariah
Di antara tugas penting perbankan syariah adalah berupaya untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat kepada lembaga keuangan yang
menawarkan pelayanan dan produk syariah, supaya masyarakat dapat beralih
dari praktik keuangan konvensional menuju praktik keuangan syariah.
Kontribusi perbankan syariah dalam melakukan publikasi dan sosialisasi
27
terkait pelayanan dan produk perbankan syariah dalam rangka menciptakan
kesadaran masyarakat akan keberadaan perbankan syariah di antaranya adalah
adanya alokasi biaya publikasi. Indikator terukur dari elemen ini dapat diukur
melalui rasio kinerja, yaitu rasio biaya publikasi terhadap total pengeluaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai indikator, maka
semakin tinggi tinggi perbankan syariah dalam melakukan peningkatkan
kesadaran masyarakat akan keberadaan perbankan syariah. (Ali dan Rama,
2018:38)
2) Penegakan Keadilan (Iqomah Al-‘Adl)
Perbankan syariah diharuskan untuk melakukan setiap transaksi bisnis
dilakukan secara adil pada produk, harga, ketentuan, dan kondisi kontrak serta
perbankan syariah diharuskan melakukan aktifitas bisnis yang bebas dari
ketidakadilan riba, tadlis (penipuan), dan korupsi.
Antonio dkk, (2017) memaparkan bahwa bank syariah harus
memastikan kejujuran dan keadilan dalam semua transaksi dan kegiatan bisnis
yang tercakup dalam produk, harga dan ketentuan kontrak. Selain itu seluruh
kontrak (aqad) harus bebas dari unsur ketidakadilan riba, maysir (spekulasi)
dan gharar (ketidakjelasan). Perbankan syariah tidak diperkenankan memiliki
produk berdasarkan pada kontrak yang berpotensi merugikan salah satu pihak.
28
Dimensi kedua yakni pembentukan keadilan, memiliki tiga indikator menurut
Mohammed dkk, (2008), di antaranya:
a) Bagi Hasil yang Adil
Perbankan syariah harus mendukung pada pengembangan keuangan
berdasarkan prinsip keadilan, karenanya tidak boleh ada salah satu pihak yang
dirugikan. Jenis transaksi dan kontrak yang diasumsikan memiliki nilai
keadilan dibandingkan dengan kontrak berbasis utang-berbunga adalah
kontrak berbasis bagi hasil, jenis kontrak tersebut adalah musyarakah dan
mudharabah. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pembiayaan dalam
bentuk kontrak musyarakah dan mudharabah merupakan indikasi
keberpihakan perbankan syariah terhadap bagi hasil yang adil.
b) Produk dan Layanan Terjangkau
Perbankan syariah selain harus memiliki produk dan layanan yang
sesuai dengan prinsip syariah, harus pula memiliki produk dan layanan
dengan harga yang terjangkau oleh nasabah. Indikator terukur dari elemen ini
dapat diukur melalui rasio pembiayaan musyarakah dan mudharabah terhadap
total pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai indikator,
maka semakin tinggi perhatian perbankan syariah dalam memberikan
pembiayaan dalam bentuk akad berbasis bagi hasil yang dapat dijangkau oleh
29
nasabah. Semakin bayak jumlah permbiayaan yang diberikan kepada nasabah,
maka semakin mengimplementasikan produk dan layanan perbankan syariah
yang terjangkau oleh nasabah.
c) Penghilangan Produk dan Akad yang tidak Adil
Suku bunga (interest rate) dalam transaksi keuangan perbankan
merupakan transaksi yang tidak diperbolehkan karena termasuk praktek riba
dan tidak sesuai dengan prinsip syariah. Ali dan Rama (2018) memaparkan
bahwa praktek umum perbankan konvensional menggunakan metode
transaksi keuangan berbasis riba, hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh
perbankan syariah, karena bertentangan dengan prinsip syariah dan sistem
riba memiliki dampak negatif bagi perekonomian suatu bangsa dan dapat
menciptakan ketidakadilan pada transaksi ekonomi. Praktek riba merupakan
sebuah sistem yang dapat memberikan peluang besar bagi pemilik modal
yakni orang kaya untuk mengeksploitasi keuntungan dari orang miskin atas
kepemilikan dana mereka yang besar. Oleh sebab itu, perbankan syariah tidak
diperkenankan melakukan segala aktifitas perbankan yang di dalamnya
terdapat sistem riba, utamanya pada proses pembiayaan dan investasi. Apabila
misi ini dapat terwujud pada sistem perbankan syariah, maka dapat dipastikan
perbankan syariah telah berkontribusi besar bagi penurunan tingkat
kesenjangan sosial melalui transaksi perbankan yang bebas bunga.
30
3) Mendorong Kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah)
Tujuan maqashid ketiga adalah perbankan syariah diharuskan
mengembangkan proyek investasi dan layanan sosial untuk masyarakat.
Dimensi ketiga Sharia Maqashid Index (SMI) memiliki tujuan mendorong
kesejahteraan publik (al-maslahah) yang memiliki konsep yaitu sesutu yang
mendatangkan kebaikan, dalam hal ini perbankan syariah diharuskan untuk
mengembangkan investasi dan pelayanan sosial untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Adzlani dan Rini (2017) memaparkan bahwa perbankan syariah
diharuskan melaksanakan prioritas aktifitas bisnis yang paling memberikan
manfaat lebih besar bagi masyarakat terhadap aktifitas bisnis dan usaha yang
dioperasikannya, tujuan tersebut mencakup kegiatan kebutuhan dasar
masyarakat misalnya investasi sektor vital, pembiayaan proyek perumahan,
dan sebagainya. Kehadiran perbankan syariah di tengah masyarakat bertujuan
supaya perbankan syariah dapat berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Sudah banyak teori yang membuktikan bahwa fungsi
intermediasi yang dilakukan perbankan syariah mampu berkontribusi dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Fungsi intermediasi tersebut yaitu
mobilisasi dana dari masyarakat (surplus unit) yang dialokasikan pada sektor
usaha yang membutuhkan (deficit unit) dalam rangka melakukan kegiatan
produksi. Semakin banyak jumlah perbankan syariah yang beroperasi dalam
31
perekonomian, maka idealnya akan semakin tinggi tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Konsep maqashid yang dipaparkan oleh Abu Zahara (1997) dalam
Mohammed dkk, (2008, 2015) diturunkan menjadi beberapa indikator
pengukuran melalui pendekatan operasional masa sekarang. Hal tersebut
dilakukan supaya ketiga tujuan maqashid dapat secara operasional diukur dan
ditentukan nilainya. Tujuan dimensi ketiga memiliki beberapa indikator di
antaranya:
a) Profitabilitas
Profitalibilitas besar merupakan stimulus bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Profitabilitas dengan jumlah yang tinggi, maka
akan semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga sebagai pemilik faktor
produksi. Begitupun pada aktifitas sektor perbankan, semakin tinggi tingkat
profitabilitas perbankan, maka semakin banyak jumlah dana yang dapat
diakses oleh masyarakat dari perbankan begitupun dengan pendapatan
stakeholder. Oleh sebab itu, menjadi sebuah tuntutan bagi perbankan syariah
untuk dapat meningkatkan profitabilitas sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
32
b) Distribusi Pendapatan dan Kekayaan
Peranan utama perbankan syariah dan konvensional yaitu intermediasi
keuangan, di antaranya mobilisasi dan fungsi finansial. Fungsi intermediasi
tersebut memiliki peranan besar dalam mewujudkan distribusi dan penyebaran
kekayaan kepada elemen masyarakat secara keseluruhan. Oleh sebab itu,
perbankan syariah memiliki peranan penting dalam menciptakan distribusi
pendapatan dan kekayaan kepada seluruh lapisan masyarakat. Peranan
tersebut dapat diimplementasikan pada alokasi dana zakat yang disalurkan
perbankan syariah kepada masyarakat dari kalangan yang membutuhkan.
Alokasi dana zakat yang disalurkan secara efektif dapat dengan baik
menciptakan pemerataan dan keseimbangan ekonomi masyarakat.
c) Investasi pada Sektor Strategis Riil
Di antara distingsi perbankan syariah terhadap perbankan
konvensional yaitu keberpihakan perbankan syariah perhatiaan yang tinggi
terhadap pembiayaan pada sektor riil dan strategis. Sektor riil menjadi yang
utama dikarenakan sektor tersebut dinilai cukup efektif sebagai penggerak
perekonomian masyarakat dan terkait langsung dengan kebutuhan primer
masyarakat, contoh dari sektor riil di antaranya sektor air dan litrik, pertanian,
pertambangan, usaha amikro dan konstruksi.
33
Tiga nilai Islam yang tertuang pada QS. Al-Hajj [22]: 78 yaitu Agama,
Shalat dan Zakat serta Rukun Islam pertama (Syahadat/Agama), kedua
(Shalat) dan ketiga (Zakat), serta hanya pada makna zakat yang terkandung di
dalam rasio Maqashid Syariah Mustafa Omar Mohammed, sementara makna
Agama dan Shalat belum terpenuhi. Di antaranya R1.Hibah pendidikan,
R2.Riset, R3.Pelatihan, R4.Publikasi, R5.Bagi Hasil yang Adil, R6.Harga
yang Terjangkau, R7.Produk Bank Non Bunga, R8.Rasio Laba,
R9.Pendapatan Personal dan R10.Rasio Investasi pada Sektor Riil kesepuluh
rasio tersebut belum mengandung nilai Agama dan Shalat pada Rukun Islam
dan QS. Al-Hajj [22]: 78. Penyertaan nilai agama dan shalat dalam setiap
konsep maqashid merupakan perhatian penting untuk penyempurnaan tujuan
syariah. Oleh sebabnya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menggunakan ketiga nilai Islam pada QS. Al-Hajj [22]: 78 secara sempurna
untuk mengukur kinerja Bank Umum Syariah (BUS) melalui Maqashid
Syariah yang di antaranya terkandung nilai agama dan shalat, supaya konsep
Indeks Maqashid Syariah tersebut sesuai dengan nilai yang tertuang pada al-
Qur’an dan Hadits. Ketiga nilai Islam pada QS. Al-Hajj [22]: 78 yaitu Agama,
Shalat dan Ibadah merupakan harapan akan hasil syariah landasan maqashid.
(Aziz, 2018:84)
34
c. Indeks Maqashid Syariah Houssem Eddine Bedoui
Houssem Eddine Bedoui berpendapat bahwa keuangan syariah
merupakan alternatif dari sistem keuangan pada masa sekarang harus mampu
menetapkan tujuan etik dan sosial sebagai salah satu keunggulan kompetitif
(competitive advantage) di tengah perubahan sosio ekonomi global.
Permintaan pasar akan pentingnya penerapan nilai-nilai etik dalam aktifitas
perekonomian semakin meningkat, karenanya Houssem Eddine Bedoui
menyusun semacam proposal untuk diadopsi sebagai metode pengukuran
kinerja lembaga keuangan syariah berbasis Maqashid Syariah, dalam rangka
menyusun artikulasi dan formula pengukuran yang lebih efektif, Houssem
Eddine Bedoui memilih konsep yang dikembangkan oleh Abdul Majid Najjar
dengan empat tujuan dan delapan konsekuensi sebagaimana digambarkan
tabel berikut: (Bedoui, 2012:8)
Tabel 2.3 Konsep Maqashid Abdul Majid Najjar
(i) Pemeliharaan Nilai Hidup
Manusia
(a) Keimanan
(b) Hak Asasi
(ii) Pemeliharaan Kemanusiaan (a) Jiwa
(b) Intelektualitas
(iii) Pemeliharaan Tatanan Sosial (a) Keturunan
(b) Entitas Sosial
35
(iv) Pemeliharaan Lingkungan (a) Harta Kekayaan
(b) Ekologi
Sumber: Bedoui, 2012
Tabel 2.3 merupakan empat tujuan Maqashid Syariah Abdul Majid
Najjar yang menjadi dasar konsep Sharia Maqashid Index (SMI) Houssem
Eddine Bedoui. Houssem Eddine Bedoui berpendapat bahwa pendekatan
maqashid syariah Abdul Majid Najjar tersebut terinspirasi dari Q.S Al-
Baqarah ayat 143 yang menekankan pada prinsip keseimbangan. Houssem
Eddine Bedoui berpadangan bahwa Islam dan syariah merupakan kesatuan
menuju terciptanya moderatisme dan harmoni. Oleh karena itu, pendekatan
Maqashid Syari‟ah untuk mengukur kinerja keuangan pada dasarnya
bertujuan untuk keseimbangan itu sendiri. Secara grafis, Houssem Eddine
Bedoui menyajikan konsep maqashid Abdul Majid Najjar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Visualisasi Delapan Sumbu Maqashid Houssem Eddine
Bedoui
Sumber: Bedoui, 2012
36
Gambar 2.1 merupakan visualisasi delapan sumbu maqashid Houssem
Eddine Bedoui yang mencerminkan pencapaian tujuan Maqashid Syari‟ah
secara menyeluruh sangat penting. Houssem Eddine Bedoui menggunakan
visualisasi delapan sumbu dalam grafik laba-laba dan mengasumsikan bahwa
semua tujuan harus seimbang dan memiliki bobot yang sama. Houssem
Eddine Bedoui menerapkan “hukum sinus” dan menyatakan bahwa
pengukuran kinerja berbasis maqashid syari‟ah dapat dibuat persamaan
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Hukum Sinus Maqashid Houssem Eddine Bedoui
Gambar 2.2 merupakan hukum sinus Maqashid Eddine Bedoui, dalam
mengembangkan penemuannya Houssem Eddine Bedoui merujuk pada
konsep Maqashid Syari‟ah Abdul Majid Najjar dan mengusulkan sebuah
geometri baru dan pendekatan matematis untuk menilai kinerja sebuah
lembaga keuangan syariah, sekaligus mengevaluasinya secara objektif.
Tabel 2.3 merupakan pemaparan dari konsep Maqashid Syariah Abdul
Majid Najjar yang memiliki empat dimensi kemudian diturunkan menjadi 8
elemen. Sebagaimana konsep Maqashid Syariah Imam Al-Ghazali, Maqashid
Syariah Abdul Majjid Najjar memiliki nilai-nilai yang telah tertuang dalam
QS. Al-Hajj [22]: 78 dan memiliki korelasi dengan nilai-nilai yang ada pada
37
kelima Rukun Islam, hanya saja konsep Maqashid Syariah Abdul Majid
Najjar tidak terdapat nilai sholat baik pada QS. al-Hajj [22]: 78 atau pada
Rukun Islam. Maqashid Syariah Abdul Majid Najjar dimensi yang diturunkan
menjadi dua elemen yaitu keimanan dan hak asasi sesuai dengan nilai agama
pada QS. Al-Hajj [22]: 78 dan Rukun Islam pertama, dimensi kedua dan
ketiga yakni jiwa, intelektualitas, keturunan dan entitas social sesuai dengan
nilai zakat pada QS. Al-Hajj [22]: 78 dan Rukun Islam yang ketiga dan
dimensi keempat yakni harta kekayaan dan ekologi tertuang pada nilai zakat,
sementara nilai sholat belum terkandung dalam konsep maqashid syariah
Abdul Majid Najjar. Selain itu nilai ibadah dan keimanan pada dimensi
pertama tertuang pada QS. Az-Zariyat [51]: 56, yaitu:
ليعبدون
س إلو
جن وال
قت ال
ل وما خ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepadaku”.
Konsep Maqashid Syariah Abdul Majid Najjar pada dimensi kedua
yakni pemeliharaan kemanusiaan yang kemudian diturunkan menjadi dua
elemen yaitu jiwa dan intelektualitas sesuai dengan Rukun Islam ketiga yakni
zakat serta telah terkandung dalam QS. Al-Hijr [15]: 87 yang memiliki nilai
ayat Al-Qur’an, yaitu :
عظيم قرآن ال
اوي وال
ث يىاك سبعا من ال
د آث
ق
ول
38
“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang
(dibaca) berualang-ulang dan Al-Qur‟an yang agung”.
d. Indeks Maqashid Syariah Mehmet Asutay
Bertitik tolak dari proposal Houssem Eddine Bedoui, Mehmet Asutay
menambahkan kerangka-kerangka lain yang dibangun berdasarkan beberapa
studi empiris dalam menilai kinerja perbankan syariah, di antaranya adalah
Islamicity Disclosure Index (Hameed dkk., 2004), Ethical Identity Index
(Haniffa dan Hudaib, 2007), Maqashid Index (Mohammed dkk., 2008), dan
CAMEL Ratios Calculation (Jaffar dan Manarvi, 2011).
Tujuan dari penggunaan beberapa kerangka tersebut adalah untuk
melengkapi hasil pengukuran, karena spektrum maqashid yang luas dan
kompleks. Kedelapan konsep maqashid yang telah dikembangkan oleh
Mehmet Asutay kemudian diartikulasikan ke dalam 25 dimensi, 32 elemen,
dan 112 indikator, dalam hal ini tidak semua indikator dari kerangka referensi
diimplementasikan, hanya indikator yang relevan yang digunakan dengan
mengacu pada konsekuensinya. Sharia Maqashid Index (SMI) Mehmet
Asutay menekankan karakteristik unik perbankan syariah berdasarkan nilai
dan norma Islam yang disertakan dalam kerangka kerja, di antaranya larangan
riba, pemanfaatan kontrak Profit and Loss Sharing (PLS), pembiayaan sektor
riil, dan orientasi masyarakat. Konsep dimensi, elemen dan indikator diadopsi
39
juga dari penelitian Mustafa Omar Muhammad, berikut merupakan kerangka
Sharia Maqashid Index (SMI) konsep Mehemet Asutay. (Asutay dan
Harningtyas, 2015:23)
Gambar 2.3 Kerangka Evaluasi Maqashid Mehmet Asutay
Sumber: Asutay, 2015
Gambar 2.3 merupakan kerangka evaluasi maqashid yang
menggambarkan delapan konsep maqashid yang telah dikembangkan oleh
Mehmet Asutay kemudian diartikulasikan ke dalam 25 dimensi, 32 elemen,
dan 112 indikator.
Berdasarkan pemaparan empat konsep Sharia Maqashid Index (SMI)
yaitu Imam al-Ghazali, Mustafa Omar Mohammed, Houssem Eddine Bedoui,
dan Mehmet Asutay, maka dari keempat konsep SMI tersebut penulis
memilih konsep Sharia Maqashid Index (SMI) Mustafa Omar Mohammed
40
dikarenakan ketersediaan data yang memadai dari ketiga negara yang
dikomparasi pada penelitian ini.
B. Penelitian Terdahulu
1 Judul The Performance Measures of Islamic Banking
Based on The Maqasid Framework
Identitas Mustafa Umar Mohammed dan Dzuljastri Abdul
Razak, Department of Economics, Kuliyyah of
Economics and Management Sciences, IIUM,
2008, hal. 1-17.
Metode Penelitian Menggunakan metode SAW (The Simple Additive
Weighting) dan Metode Sekaran.
Isi dan Kesimpulan Penelitian menghasilkan indikator pengukuran
kinerja keuangan perbankan syariah yaitu Sharia
Maqashid Index (SMI).
Sampel perbankan syariah pada penelitian adalah
Bank Muamalat Malaysia, Islamic Bank
Bangladesh, Bank Syariah Mandiri Indonesia,
Bahrain Islamic Bank, IIJB Jordan dan Sudanese
Islamic Bank, periode tahun 2000-2005.
Hasil penelitian dari enam sampel perbankan
41
syariah tersebut adalah IIJB Jordan menempati
peringkat tertinggi, selanjutnya secara berturut-
turut adalah Bank Syariah Mandiri Indonesia,
Bahrain Islamic Bank, Islamic Bank Bangladesh,
Bank Muamalat Malaysia dan Sudanese Islamic
Bank menempati peringkat paling akhir.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada objek penelitian. Penulis memiliki objek
penelitian pada Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, sedangkan
objek penelitian ini adalah Bank Muamalat
Malaysia, Islamic Bank Bangladesh, Bank Syariah
Mandiri Indonesia, Bahrain Islamic Bank, IIJB
Jordan dan Sudanese Islamic Bank.
Periode tahun penelitian ini adalah 2000-2005
sedangkan periode penelitian penulis 2013-2017.
Terdapat perbedaan pada metodologi penelitian
yang digunakan, selain menggunakan metode
SAW (The Simple Additive Weighting) untuk
melihat seberapa besar pencapaian maqashid index
yang diperoleh masing-masing BUS negara objek
42
penelitian, penulis menggunakan metode analisis
uji beda yaitu Analysis of Variance (ANOVA)
untuk melakukan uji komparasi nilai rata-rata
sampel penelitian.
2 Judul Ethical Competitive Advantage for Islamic
Finance Institutions: How Should They Measure
Their Performance?
Identitas Houssem Eddine Bedoui, Islamic Finance Project,
Harvard Law School Islamic Legal Studies
Program, 2012, 1-22.
Metodologi
Penelitian
Menggunkaan metode visualisasi delapan sumbu
maqashid dan hukum sinus Houssem Eddine
Bedoui.
Isi dan Kesimpulan Houssem Eddine Bedoui menyusun metode
pengukuran kinerja lembaga keuangan syariah
berbasis Maqashid Syariah dan Houssem Eddine
Bedoui memilih konsep yang dikembangkan oleh
Abdul Majid Najjar dengan empat tujuan dan
delapan konsekuensi.
Secara grafis, Houssem Eddine Bedoui berhasil
menemukan konsep maqashid Abdul Majid Najjar
43
melalui metode visualisasi delapan sumbu
maqashid dan hukum sinus Houssem Eddine
Bedoui.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada kosep Sharia Maqashid Index (SMI) yang
digunakan. Penulis menggunakan Sharia
Maqashid Index (SMI) konsep Mustafa Omar
Mohammed yang memiliki tiga tujuan. Sedangkan
penelitian Houssem Eddine Bedoui menggunakan
Maqashid Syariah Abdul Majid Najjar yang
memiliki empat tujuan dan mendasari konsep
Sharia Maqashid Index (SMI) Houssem Eddine
Bedoui tersebut.
Penulis memiliki objek penelitian pada Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh menggunakan metode SAW (The
Simple Additive Weighting). Sedangkan penelitian
Houssem Eddine Bedoui belum
mengimplementasikan temuannya ke dalam
pengukuran lembaga keuangan.
3 Judul An Analysis of Islamic Banking Performance:
44
Maqashid Index Implementation in Indonesia
and Jordania
Identitas Muhammad S. Antonio, Yulizar D.Sandrego,
Muhammad Taufik, Journal of Islamic Finance,
IIUM Institute of Islamic Banking and Finance,
2012, 1(1), hal. 12-29.
Metode Penelitian Data yang digunakan pada penelitian adalah data
sekunder yang diperoleh dari Laporan Tahunan
(Annual Report) dan Laporan Keuangan Tahunan
(Financial Report), data dipublikasikan dalam
situs resmi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif, yaitu Simple Additive Weighting
(SAW). Konsep dasar yang digunakan adalah
Multiple Attribute Decisian Making (MADM).
Isi dan Kesimpulan Hasil pengukuran dimensi pendidikan individu
bahwa Indonesia yang diwakili oleh BSM
(0,539%) dan BMI (0,505%) menunjukan kinerja
yang lebih baik daripada Jordania, yaitu JIB
(0,356%) dan IIABJ (0,452%).
Pada dimensi pembentukan keadilan menunjukan
45
Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dari
Jordania, yaitu BMI (6,326%), BSM (4,971%),
IIABJ (0,213%) dan JIB (0,184%).
Dimensi maslahah menunjukan bahwa Indonesia
lebih baik dari Jordania, yaitu BMI (11,008%),
BSM (10,680%), IIABJ (9,63%), dan JIB
(7,612%).
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada objek penelitian. Penulis memiliki objek
penelitian pada Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, sedangkan
objek penelitian ini adalah Indonesia dan Jordania.
Periode tahun penelitian ini adalah 2008-2010
sedangkan periode penelitian penulis 2013-2017.
Terdapat perbedaan pada metodologi penelitian
yang digunakan, selain menggunakan metode
SAW (The Simple Additive Weighting) untuk
melihat seberapa besar pencapaian maqashid index
yang diperoleh masing-masing BUS negara objek
penelitian, penulis menggunakan metode analisis
uji beda yaitu Analysis of Variance (ANOVA)
46
untuk melakukan uji komparasi nilai rata-rata
sampel penelitian.
4 Judul Developing Islamic Banking Performance
Measures Based on Maqashid Al-Shariah
Framework: Cases of 24 Selected Banks
Identitas Mustafa Omar Mohammed dan Fauziyah Md
Taib, The Nineth Australian Society of Heterodox
Economist Comference, University of New South
Wales, Sydney, 2010, h.1-23.
Metodologi
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif, yaitu Simple Additive Weighting
(SAW).
Isi dan Kesimpulan Pada penelitian tersebut Mustafa Omar
Mohammed dan Fauziyah Md Taib memaparkan
kelebihan-kelebihan indikator pengukuran
Maqashid Syariah apabila diimplementasikan
dalam mengukur kinerja keuangan lembaga
keuangan syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator
terbaik dalam pengukuran kinerja keuangan
perbankan syariah adalah berdasarkan Maqashid
47
Syariah.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada uji beda penelitian. penulis melakukan
metode analisis uji beda yaitu Analysis of
Variance (ANOVA) untuk melakukan uji
komparasi nilai rata-rata sampel penelitian.
Sedangkan penelitian Mustafa Omar Mohammed
dan Fauziyah Md Taib menggunakan Mann-
Whitney U Test.
5 Judul Komparasi Kinerja Perbankan Syariah di
ASIA dengan Pendekatan Maqashid Syariah
Identitas Rilanda Adzani dan Rini, Journal Akuntansi dan
Keuangan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017, 5(1), hal. 5-30.
Metode Penelitian Data yang digunakan pada penelitian adalah data
sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan
Tahunan (Financial Report) dan Laporan Tahunan
(Annual Report) yang diterbitkan dan
dipublikasikan oleh beberapa perbankan syariah di
negara Asia.
Populasi dalam penelitian adalah perbankan
48
syariah di negara Asia, dengan sampel penelitian
perbankan syariah Asia yang termasuk enam besar
dalam Islamic Finance Country Index (IFCI).
Penentuan sampel dari populasi diperoleh dengan
purposive sampling.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif, yaitu Simple Additive Weighting
(SAW). Setelah melakukan perhitungan nilai
Maqashid Index, maka peneliti melakukan metode
analisis uji beda Analysis of Variance (ANOVA).
Isi dan Kesimpulan Tujuh negara Asia di antaranya Indonesia,
Malaysia, Iran, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab,
Kuwait dan Qatar diwakili oleh tiga perbankan
syariah di masing-masing negara sebagai sampel,
hasil penelitian pada indikator kinerja melalui
pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI) yaitu
indikator yang kedua yaitu pembentukan keadilan,
Persian Bank (Iran) secara keseluruhan lebih baik
daripada perbankan syariah lainnya. Keunggulan
Persian Bank dalam mencapai tujuan keadilan
disebabkan oleh faktor tingginya investasi dengan
49
sistem bagi hasil yang disalurkan oleh Persian
Bank selama periode 2013-2015.
Pada indikator yang ketiga yaitu kepentingan
publik, Kuwait Finance House (Kuwait)
memperoleh nilai tertinggi dikarenakan tingginya
investasi Kuwait Finance House pada sektor
ekonomi riil selama periode 2013-2015.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada objek penelitian. Penulis memiliki objek
penelitian pada perbankan syariah di Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh, sedangkan objek
penelitian ini adalah perbankan syariah di negara
Asia.
Periode tahun penelitian ini adalah 2013-2015
sedangkan periode penelitian penulis 2013-2017.
Terdapat perbedaan pada kelengkapan dimensi
yang disertakan pada penelitian. Penelitian ini
mengeliminasi dimensi pertama (Ta‟dib al-Fard),
dikarenakan tidak tersedianya data pada beberapa
negara yang diteliti. Sementara penulis
menyertakan dengan lengkap ketiga dimensi
50
Maqashid Syariah.
6 Judul Indeks Kinerja Perbankan Syariah di Asia
Tenggara Berdasarkan Konsep Maqashid Al-
Syariah
Identitas Herni Ali HT dan Ali Rama, Madania, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018, 22(1), hal. 33-48.
Metode Penelitian Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder, yaitu laporan keuangan (Financial
Report) yang dipublikasikan pada masing-masing
website secara resmi dari tahun 2013 sampai 2015.
Objek dalam penelitian adalah perbankan syariah.
Negara yang menjadi objek penelitian hanya
enam, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei
Darussalam, Indonesia, Thailand dan Filipina.
Metode perhitungan nilai skor indeks maqashid al-
syariah yang digunakan adalah metode indeksasi
yang langkah pertamanya mempositifkan data,
setelah basis data positif kemudian dihitunglah
indeks dari masing-masing indikator dengan
menggunakan pendekatan nilai maksimum dan
minimum. Selanjutnya menggunakan metode rata-
51
rata hitung untuk menemukan nilai indikator dan
elemen.
Peneliti juga melakukan analisis korelasi untuk
melihat hubungan nilai aset perbankan syariah
dengan nilai skor indeks maqashid.
Isi dan Kesimpulan Perbankan syariah yang memiliki kinerja
maqashid al-syariah di kawasan Asia Tenggara
tertinggi adalah Indonesia. Bank di Indonesia yang
memiliki skor tertinggi dalam pengukuran kinerja
indeks maqashid al-syariah adalah Bank BRI
Syariah sebesar 75,35 poin. Perbankan syariah
lainnya di Asia Tenggara yang memiliki nilai skor
indeks maqashid al-syariah yang tinggi, di
antaranya di atas 50 poin berturut-turut Bank
Panin Syariah (62,53 poin), Muamalat Indonesia
(61,36 poin), BNI Syariah (58,99 poin), Affin
Islamic Bank Berhad (56,14 poin), Noor Islamic
Bank (51,88 poin) dan Bukopin Syariah (51,11
poin). Perbankan syariah lainnya di Asia tenggara
memiliki nilai skor indeks maqashid al-syariah di
bawah 50 poin.
52
Peneliti menyimpulkan bahwa dari nilai indeks
yang dicapai perbankan syariah di Asia Tenggara
menginterpretasikan bahwa kawasan Asia
Tenggara memiliki nilai indeks maqashid al-
syariah yang rendah dan masih jauh dari harapan
untuk merealisasikan ketiga tujuan maqashid
indeks.
Hasil uji analisis korelasi bahwa tidak terdapat
korelasi kuat antara jumlah aset perbankan syariah
dengan nilai kinerja maqashid al-syariah.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penulis berada
pada objek penelitian. Penulis memiliki objek
penelitian pada perbankan syariah di Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh, sedangkan objek
penelitian ini adalah perbankan syariah di negara
Asia Tenggara.
Periode tahun penelitian ini adalah 2013-2015
sedangkan periode penelitian penulis 2013-2017.
Terdapat perbedaan pada metodologi penelitian
yang digunakan, selain menggunakan metode
SAW (The Simple Additive Weighting) untuk
53
melihat seberapa besar pencapaian maqashid index
yang diperoleh masing-masing BUS negara objek
penelitian, penulis menggunakan metode analisis
uji beda yaitu Analysis of Variance (ANOVA)
untuk melakukan uji komparasi nilai rata-rata
sampel penelitian.
54
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
diproyeksikan memimpin populasi
muslim di dunia pada 2030, namun saat
ini ketiga negara tersebut hanya
mencapai aset BUS pada interval 1%.
Penting adanya analisis lebih dalam
untuk mengukur kinerja BUS
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
supaya dapat diketahui dimensi yang
belum diimplementasikan.
Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa praktek
pengukuran kinerja dengan pendekatan Maqashid Syari‟ah
merupakan solusi terbaik.
Komparasi kinerja keuangan BUS di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh melalui pendeketan Sharia Maqashid Index
(SMI) berdasarkan penelitian Mustafa Omar Mohammed,
tahun 2008 menggunakan SAW.
Hasil dan Pembahasan
E1.Pendidikan E2.Penelitian E3.Pelatihan E4.Publikasi
E5.Return yang Adil
Jalb al-
Maslahah
Iqamah al-
„Adl
Ta‟dib al-
Fard
E6.Fungsi Distribusi E7.Produk Bebas Bunga E8.Rasio Laba E9.Pendapatan Personal E10.Investasi Sektor Riil
uji hipotesis ANOVA untuk
membandingkan nilai rata-rata
sampel.
55
D. Hipotesis Penelitian
Kuncoro (2009) mendefinisikan hipotesis sebagai suatu penjelasan
sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi
atau akan terjadi. Berdasarkan kajian teoritis, penelitian yang relevan dan
kerangka pemikiran, maka dapat ditarik hipotesis penelitian, di antaranya
sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai Sharia
Maqashid Index SMI) antara Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai Sharia Maqashid
Index (SMI) antara Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh.
Pengambilan Keputusan:
Jika Sig. atau Probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika Sig. atau Probabilitas < 0,05 H0 ditolak.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja
keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
menggunakan pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI) konsep Mustafa Omar
Mohammed yang memiliki tiga tujuan Maqashid Syari‟ah yaitu Pendidikan
Individu, Penegakan Keadilan dan Mendorong Kesejahteraan. Analisis dilakukan
atas Laporan Keuangan (Financial Report) dan Laporan Keuangan Tahunan
(Annual Report) pada tahun 2013-2017 dipublikasikan oleh OJK atau BI, State
Bank of Pakistan, State Bank of Bangladesh atau website resmi Bank Umum
Syariah (BUS) Indonesia, Pakistan dan Bangladesh.
B. Populasi Penelitian
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Kata populasi sangat populer dipakai untuk menyebutkan
serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. (Siregar, 2013:30).
Sugiyono (2011) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
57
kesimpulannya. Populasi bukan hanya terpaku pada manusia, tetapi juga bisa
berupa objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Berikut
merupakan tabel yang memaparkan populasi penelitian: (Mufraini, 2013:35)
Tabel 3.1 Populasi Penelitian BUS di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
BUS DI INDONESIA
1 Bank Aceh Syariah
2 Bank Central Asia Syariah
3 Bank Jabar Banten Syariah
4 Bank Muamalat Indonesia
5 Bank Mega Syariah
6 Bank Negara Indonesia Syariah
7 Bank Rakyat Indonesia Syariah
8 Bank Syariah Bukopin
9 Bank Syariah Mandiri
10 Bank Victoria Syariah
11 Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah
12 Maybank Syariah Indonesia
13 Panin Bank Syariah
BUS DI PAKISTAN
1 Al Baraka Bank Pakistan Limited
2 Bank Islami Pakistan Limited
3 Dubai Islamic Bank Pakistan Limited
4 MCB Islamic Bank Limited
5 Meezan Bank Limited
BUS DI BANGLADESH
1 Islami Bank Bangladesh
2 ICB Islamic Bank Limited
3 Al-Arafah Islami Bank Limited
4 Social Islami Bank Limited
5 Export Import Bank of Bangladesh
6 First Security Islami Bank
58
7 Shahjalal Islami Bank Limited
8 Union Bank Limited
Tabel 3.1 menjelaskan populasi pada penelitian ini yaitu seluruh Bank
Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yaitu sebanyak
13 BUS, Full-Fledged Islamic Bank yang terdaftar di State Bank of Pakistan yaitu
sebanyak 5 BUS, dan Full-Fledged Islamic Bank yang terdaftar di State Bank of
Bangladesh yaitu sebanyak 8 BUS.
C. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,
sesuatu yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif. (Mufraini, 2013:35)
Metode yang digunakan dalam menentukan sampel pada penelitian ini
adalah nonprobability sampling yaitu setiap unsur yang terdapat dalam populasi
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel,
bahkan probalilitas anggota tertentu untuk terpilih dan tidak pada penggunaan
teori probabilitas. Berbagai jenis teknik sampling nonprobability sampling,
59
peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penetapan
responden untuk dijadikan sampel pada kriteria-kriteria tertentu. (Siregar,
2013:33)
Di antara kriteria Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
atau Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Umum Syariah (BUS), Full-Fledged
Islamic Bank yang terdaftar di State Bank of Pakistan, dan Full-Fledged
Islamic Bank yang terdaftar di State Bank of Bangladeh selama periode
penelitian 2013-2017, tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
2. Bank Umum Syariah (BUS) yang menyajikan Laporan Keuangan (Financial
Report) dan Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) pada tahun 2013-
2017 dipublikasikan oleh OJK atau BI, State Bank of Pakistan, dan State Bank
of Bangladesh atau website resmi Bank Umum Syariah (BUS) Indonesia,
Pakistan, dan Bangladesh.
3. Bank Umum Syariah (BUS) Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh yang
termasuk pada top four nilai aset tertinggi, karena top four nilai aset tertinggi
Bank Umum Syariah (BUS) dapat menginterpretasikan setengah dari aset
populasi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan Full-Fledged Islamic
Bank di Pakistan dan Bangladesh.
60
Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Penelitian
Kriteria Indonesia Pakistan Bangladesh Jumlah
Bank Umum Syariah (BUS) yang
terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) atau Bank
Indonesia (BI) sebagai Bank
Umum Syariah (BUS) dan Full-
Fledged Islamic Bank yang
terdaftar di State Bank of Pakistan
selama periode penelitian 2013-
2017, tidak termasuk Bank
Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS). 13 5 8 26
Bank Umum Syariah (BUS) yang
menyajikan Laporan Keuangan
(Financial Report) dan Laporan
Keuangan Tahunan (Annual
Report) pada tahun 2013-2017
dipublikasikan oleh OJK atau BI
dan State Bank of Pakistan atau
website resmi Bank Umum
Syariah (BUS) Indonesia, Pakistan
dan Bangladesh. 13 4 8 25
Bank Umum Syariah (BUS)
Indonesia dan Pakistan yang
termasuk pada top four nilai aset
tertinggi, karena top four nilai aset
tertinggi Bank Umum Syariah
(BUS) dapat menginterpretasikan
setengah dari aset populasi Bank
Umum Syariah (BUS) di
Indonesia dan Full-Fledged
Islamic Bank di Pakistan dan
Bangladesh. 4 4 4 12
Jumlah BUS sebagai Sampel 12
Jumlah Data Penelitian
(12x 4 x 5 Tahun) 240
61
Tabel 3.2 memperlihatkan bahwa berdasarkan tiga kriteria yang sudah
ditentukan dan ditetapkan, maka terpilihlah 12 sampel penelitian yang mewakili.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian BUS di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
BUS di Indonesia Kode
1 Bank Muamalat Indonesia BMI
2 Bank Negara Indonesia Syariah BNIS
3 Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS
4 Bank Syariah Mandiri BSM
BUS di Pakistan Kode
1 Al Baraka Bank Pakistan Limited ABBPL
2 Bank Islami Pakistan Limited BIPL
3 Dubai Islamic Bank Pakistan Limited DIBPL
4 Meezan Bank Limited MIBL
BUS di Bangladesh Kode
1 Islami Bank Bangladesh Limited IBBL
2 Al-Arafah Islami Bank Limited AAIBL
3 Export Import Bank of Bangladesh EXIM
4 First Security Islami Bank Ltd. FSIB
Tabel 3.3 memperlihatkan 12 sampel penelitian yang mewakili empat
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, empat Full-Fledged Islamic Bank di
Pakistan dan empat Full-Fledged Islamic Bank di Bangladesh.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan
sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang
amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan
62
masalah yang sedang diteliti untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
(Siregar, 2013:17)
Penelitian ini menggunakan data sekunder, di mana data sekunder tersebut
diperoleh dari Laporan Keuangan (Financial Report) dan Laporan Keuangan
Tahunan (Annual Report) yang dipublikasikan oleh OJK atau BI, State Bank of
Pakistan, dan State Bank of Bangladesh atau website resmi Bank Umum Syariah
(BUS) Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh selama periode penelitian 2013-2017.
E. Metode Analisis Data
Merujuk pada literatur penelitian Mohammed (2008), penelitian ini
menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan melakukan
pembobotan, agregat, dan menentukan peringkat (weighting, aggregating, and
ranking processes) yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar
pencapaian indeks maqashid pada masing-masing Bank Umum Syariah (BUS)
dengan melakukan penjumlahan masig-masing rasio yang memiliki bobot nilai
tertentu oleh pakar syariah di dunia. Setelah melakukan proses perhitungan nilai
indeks maqashid dan nilai tujuan syariah dari masing-masing Bank Umum
Syariah (BUS) Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh telah diketahui, maka
selanjutnya peneliti menggunakan metode analisis uji statistik yaitu Analysis of
Variance (ANOVA) yang difungsikan untuk analisis komparasi atau melakukan
perbandingan nilai rata-rata sampel yang tidak berhubungan, dalam hal ini
63
melakukan perbandingan rata-rata perbedaan kinerja keuangan secara keseluruhan
berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI) dan perbedaan tujuan syariah di
masing-masing Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh.
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
1. Simple Additive Weighting (SAW)
a. Menentukan Rasio Kinerja dari Masing-Masing Perbankan Syariah di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, yaitu:
R1.1 = Hibah Pendidikan
Total Pengeluaran
R2.1 = Pengeluaran Riset
Total pengeluaran
Pengumpulan Data
Pengukuran Rasio Kinerja
Menggunakan Simple
Additive Weighting (SAW)
SAW Analisis Deskriptif
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis
Hasil Penelitian
One Way Anova
(Jika Data Normal)
Uji Kruskal Wallis H
(Jika Data Tidak
Noral
64
R3.1 = Pengeluaran Pelatihan
Total Pengeluaran
R4.1 = Pengeluran Publikasi
Total Pengeluaran
R1.2 = Laba
Total Pendapatan
R2.2 = Piutang Tak Tertagih
Total Investasi
R2.3 = Pendapatan Bebas Bunga
Total Pendapatan
R3.1 = Laba Bersih
Total Aktiva
R3.1 = Zakat
Laba Bersih
R3.1= Penyaluran untuk Investasi
Total Penyaluran
b. Melakukan Pembobotan pada Masing-Masing Tujuan Syariah Sesuai Bobot
Rasio.
1) Ta‟dib al-Fard (Pendidikan Individu)
PI (01) = W1.1 x E1.1 x R1.1 x W1.1 x E2.1 x R2.1 x W1.1 x E3.1 x R.3.1 x
W1.1 x E4.1 x R4.1
atau
PI (01) = W1.1 (E1.1 x R1.1 + E.2.1 x R2.1 + E3.1 x R3.1 + E.4.1 x R4.1)
65
Keterangan:
PI(01) = Indikator Kinerja Ke-1 yaitu Ta‟dib al-Fard (Pendidikan Individu)
W1.1 = Bobot (Weight) Tujuan Ke-1
E1.1 = Bobot Elemen Ke-1 dari PI(01)
E2.1 = Bobot Elemen Ke-2 dari PI(01)
E3.1 = Bobot Elemen Ke-3 dari PI(01)
E4.1 = Bobot Elemen Ke-4 dari PI(01)
R1.1 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-1 PI(01)
R2.1 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-2 PI(01)
R3.1 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-3 PI(01)
R4.1 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-4 PI(01)
Persamaan di atas dapat dibuat model sebagai berikut:
PI (01) = PI1.1 + PI2.1 + PI3.1 + PI4.1 dimana,
PI1.1 = W1.1 x E1.1 x R1.1
PI2.1 = W1.1 x E2.1 x R2.1
PI3.1 = W1.1 x E3.1 x R3.1
66
PI4.1 = W.1.1 x E4.1 x R4.1
2) Iqamah al-„Adl (Penegakan Keadilan)
PI (02) = W2.2 x E1.2 x R1.2 x W2.2 x E2.2 x R2.2 x W2.2 x E3.2 x R.3.2
atau
PI (02) = W2.2 (E1.2 x R1.2 + E.2.2 x R2.2 + E3.2 x R3.2)
Keterangan :
PI(02) = Indikator Kinerja Ke-2 yaitu Iqamah al-‟Adl (Penegakan Keadilan)
W2.2 = Bobot (Weight) Tujuan Ke-2
E1.2 = Bobot Elemen Ke-1 dari PI(02)
E2.2 = Bobot Elemen Ke-2 dari PI(02)
E3.2 = Bobot Elemen Ke-3 dari PI(02)
R1.2 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-1 PI(02)
R2.2 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-2 PI(02)
R3.2 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-3 PI(01)
Persamaan di atas dapat dibuat model sebagai berikut:
PI (02) = PI1.2 + PI2.2 + PI3.2 dimana,
67
PI1.2 = W2.2 x E1.2 x R1.2
PI2.2 = W2.2 x E2.2 x R2.2
PI3.2 = W2.2 x E3.2 x R3.2
3) Jalb al-Maslahah (Mendorong Kesejahteraan)
PI (03) = W3.3 x E1.3 x R1.3 x W3.3 x E2.3 x R2.3 x W3.3 x E3.3 x R.3.3
atau
PI (03) = W3.3 (E1.3 x R1.3 + E.2.3 x R2.3 + E3.3 x R3.3)
Keterangan :
PI(03) = Indikator Kinerja Ke-3 yaitu Mendorong Kesejahteraan
W3.3 = Bobot (Weight) Tujuan Ke-3
E1.3 = Bobot Elemen Ke-1 dari PI(03)
E2.3 = Bobot Elemen Ke-2 dari PI(03)
E3.3 = Bobot Elemen Ke-3 dari PI(03)
R1.3 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-1 PI(03)
R2.3 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-2 PI(03)
R3.3 = Bobot Rasio untuk Elemen Ke-3 PI(03)
68
Persamaan di atas dapat dibuat model sebagai berikut:
PI (03) = PI1.3 + PI2.3 + PI3.3 dimana,
PI1.3 = W3.3 x E1.3 x R1.3
PI2.3 = W2.3 x E2.3 x R2.3
PI3.3 = W2.3 x E3.3 x R3.3
c. Menentukan Peringkat Perbankan Syariah dari Masing-masing Negara
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh.
Setelah melakukan pembobotan masing-masing dimensi dan rasio
kinerja dengan bobotnya masing-masing, kemudian dijumlahkan. Sehingga
dapat terpilih nilai total terbesar kinerja di antara perbankan dari masing-
masing negara. Model matematikanya adalah sebagai berikut:
MI = PI(01) + PI(02) + PI(03)
2. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik bertujuan untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara)
dari penelitian. Uji statistik deskriptif menginterpretasikan data yang salah
satunya dilihat dari nilai rata-rata (mean). Rata-rata (mean) dari masing-
masing rasio menginterpretasikan perbedaan kinerja BUS dari masing-masing
negara Indonesia, Pakistan dan Bangladesh. Namun rata-rata (mean) tersebut
69
belum dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, oleh sebab itu
diperlukan uji beda lebih lanjut dengan cara menyesusaikan distribusi
datanya. Uji beda yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Analysis
of Variance (ANOVA) karena terpenuhinya syarat dua asumsi klasik yakni
data terdistribusi normal dan homogen. (Siregar, 2015:126)
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal.
Asumsi yang dibangun dalam uji analisis statistik One Way ANOVA adalah
bahwa data harus terdistribusi normal, maka uji Normalitas data ini dilakukan.
Uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov (K-
S). Uji Kolmogorof-Smirnov (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 = Data Terdistribusi Normal
H1 = Data Tidak Terdistribusi Normal
Pengambilan Keputusan:
Jika Sig. atau Probabilitas Kolmogorof-Smirnov > 0,05 H0 diterima
Jika Sig. atau Probabilitas Kolmogorof-Smirnov < 0,05 H0 ditolak.
70
4. Uji Homogenitas
Variabel dependen harus memiliki varian yang sama pada setiap
kategori variabel independen. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel memiliki varian yang sama pada setiap kategori variabel
independen. Jika angka Levene Test signifikan (Probabilitas < 0,05) maka H0
ditolak menginterpretasikan bahwa kelompok memiliki varian yang berbeda,
hal tersebut menyalahi asumsi. Sebaliknya tidak dapat menolak H0 jika angka
Levene Test tidak signifikan (probabilitas < 0,05).
Menurut Ghozali (2006) dimana asumsi ini dilanggar, yaitu hasil uji
Levene Test menunjukkan hasil probabilitas signifikan yang berarti variance
tidak sama (berbeda), maka hal ini tidak fatal untuk Anova dan analisis masih
dapat diteruskan sepanjang grup memiliki sample size yang sama (secara
proporsional). (Ghozali, 2006:66)
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan One
Way ANOVA karena data terdistribusi dengan normal. Uji Hipotesis bertujuan
untuk menghasilkan keputusan menerima atau menolak hipotesis penelitian
sebagaimana perumusan hipotesis yang telah dipaparkan pada bab ketiga
penelitian.
71
a. Analysis of Variance (ANOVA)
One Way ANOVA (analisis ragam satu-arah) biasanya digunakan untuk
menguji rata-rata atau pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang
menggunakan satu faktor, di mana satu faktor tersebut memiliki tiga atau
lebih kelompok. Disebut satu arah karena peneliti dalam penelitiannya hanya
berkepentingan dengan satu faktor saja atau dapat dikatakan One Way
ANOVA (analisis ragam satu-arah) mengelompok data berdasarkan satu
kriteria saja, misalnya ingin mengetahui ada perbedaan yang nyata antara rata-
rata hitung tiga kelompok data dan uji statistik yang digunakan adalah uji F.
(Siregar, 2015:164)
Metode yang digunakan untuk menguji hubungan antar satu variabel
dependen dengan satu variabel independen adalah Analysis of Variance
(ANOVA). One Way ANOVA (analisis ragam satu arah) biasanya digunakan
untuk menguji rata-rata atau pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang
menggunakan satu faktor yang memiliki tiga atau lebih kelompok. (Siregar,
2013:202)
One Way ANOVA merupakan hubungan satu variabel dependen
dengan satu variabel independen. Asumsi yang harus terpenuhi dalam uji One
Way ANOVA adalah:
72
1) Populasi terdistribusi dengan normal
2) Seluruh sampel independen
3) Terdapat varian dari populasi
4) Sampel tidak berhubungan dengan yang lain
ANOVA digunakan untuk melakukan komparasi atau perbandingan
nilai rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada dasarnya
menggunakan F test.
b. Uji Post Hoc Test
Supaya dapat mengetahui bank syariah mana yang memiliki perbedaan
signifikan, maka dilakukan uji Post Hoc Test. Uji Post Hoc Test merupakan
analisis yang dilakukan setelah Anova atau pasca Anova (Post Hoc Test) dan
dilakukan apabila hipotesis nol (H0) ditolak. Fungsi analisis setelah Anova
adalah untuk mencari kelompok mana yang berbeda. Hal ini ditunjukkan
dengan F hitung yang menunjukkan adanya perbedaan. Apabila F hitung
menunjukkan tidak ada perbedaan, tentu analisis setelah Anova tidak perlu
dilakukan.
Terdapat beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis sesudah Anova, di antaranya Tukey‟s HSD, Bonferroni,
Sidak, Scheffe, Duncan dan lain sebaginya, serta yang popular dan sering
digunakan adalah Tukey’s HSD.
73
c. Uji Homogeneous Subset
Tukey Test memberikan informasi tambahan melalui tabel subset.
Table ini memberikan informasi kategori variabel independen dan nilai rata-
ratanya (means).
Homogeneous subset bertujuan untuk menguji apakah grup kinerja
keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
mempunyai perbedaan rata-rata yang berbeda secara signifikan yang nantinya
terkelompokkan dalam tiga subset yang berbeda. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan maka ketiga sampel akan terkelompokkan ke dalam satu subset.
74
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memimpin
industri keuangan syariah di Asia Tenggara. Bukti keseriusan pemerintah
Indonesia dalam mengembangkan sektor keuangan syariah yaitu dengan
meresmikan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) pada tahun 2017.
Latar belakang diresmikannya KNKS tersebut adalah lambatnya pertumbuhan
market share perbankan syariah Indonesia yang hanya mencapai 5% sejak
tahun 1992, yakni pada saat didirikannya Bank Muamalat Indonesia sebagai
perbankan syariah pertama di Indonesia. Fenomena tersebut merupakan
masalah utama bagi perkembangan perbankan syariah Indonesia, mengingat
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan
akan terus berkembang hingga tahun 2030 peringakat kedua populasi muslim
terbesar setelah Pakistan. (Pew Research Centre, 2011:11)
Pada tahun-tahun sebelumnya Perbankan Syariah Indonesia yang
meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Pembiayaan Syariah (BPRS) umumnya hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa,
dalam hal ini adanya konversi BPD Aceh menjadi Bank Aceh Syariah
75
membawa dampak positif bagi peningkatan jumlah aset perbankan syariah di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan demikian perbankan syariah
tidak hanya terkonsentrasi pada empat provinsi di Pulau Jawa, juga bertambah
satu provinsi di Pulau Sumatera secara regional.
Selaras dengan nilai aset yang meningkat, setelah momentum BPD
Aceh melakukan konversi menjadi Bank Aceh Syariah, Market Share
perbankan syariah mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 5,33%
sepanjang tahun 2016 setelah pada tahun-tahun sebelumnya Market share
perbankan syariah Indonesia tidak mampu melewati angka 5%. (Laporan
Perkembangan Keuangan Syariah OJK, 2017)
Ketahanan perbankan syariah, dalam hal ini Bank Umum Syariah
relatif terjaga, dengan mencatatkan nilai aset yang mengalami pertumbuhan
cukup baik setiap tahunnya.
Tabel 4.1 Pertumbuhan Aset, DPK, dan PYD Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia Tahun 2013-2017
BUS INDONESIA
Tahun Aset DPK PYD
2013 11.04% 19.09% 6.64%
2014 3.96% 2.39% 3.95%
2015 16.04% 15.27% 11.76%
2016 12.64% 14.09% 10.56%
2017 18.98% 19.97% 16.53%
Rata-rata 12.53% 14.16% 9.89%
Sumber: OJK-Statistik Perbankan Syariah 2017
76
Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa sepanjang tahun 2013-2017 Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada aspek keadaan umum, diamati dari
perolehan jumlah aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan yang
Diberikan (PYD) telah berkembang cukup baik dan tercatat memperoleh rata-
rata peningkatan yang signifikan, hanya saja pada tahun 2014 mengalami
penurunan dengan interval angka yang cukup tinggi. Bank Umum Syariah
(BUS) Indonesia mencapai keseluruhan peningkatan rata-rata nilai aset
sebesar 12.53% sepanjang tahun 2013-2017. Rata-rata dana pihak ketiga
(DPK) sebesar 14.16% dan perkembangan dana yang dialokasikan oleh BUS
Indonesia untuk pembiayaan sebesar 9.89%. (Laporan Tahunan OJK, 2013-
2017)
Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank
Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
merupakan empat BUS yang menjadi sampel penelitian. Nilai rata-rata aset
yang tinggi juga disertai jumlah Pembiayaan yang Diberikan (PYD) dan
perkembangan laba/(rugi) yang cukup mengalami pertumbuhan signifikan
selama periode 2013-2017. Berikut merupakan tabel perkembangan Aset,
PYD dan Laba/(Rugi) empat BUS Indonesia yang merupakan sampel
penelitian.
77
Tabel 4.2 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) BSM, BMI, BRIS dan BNIS di
Indonesia Tahun 2013-2017 (Trilyun)
ASET
THN BSM BMI BRIS BNIS
2013 63,965 54,694 17,400 14,708
2014 66,955 62,442 20,341 19,492
2015 70,369 57,140 24,230 23,017
2016 78,831 55,786 27,687 28,314
2017 87,939 61,696 31,543 34,822
Rata-rata 73,612 58,352 24,240 24,070
PYD
THN BSM BMI BRIS BNIS
2013 28,819 28,533 10,259 10,259
2014 28,080 32,881 14,229 14,229
2015 30,390 32,058 15,282 15,282
2016 49,495 16,902 10,506 10,506
2017 34,739 19,383 10,461 10,461
Rata-rata 34,305 25,951 12,147 12,147
LABA/(RUGI)
THN BSM BMI BRIS BNIS
2013 906 653 183 5,560
2014 (22) 99 10 7,583
2015 383 74 169 8,624
2016 336 80 729 18,910
2017 377 1,194 682 21,492
Rata-rata 396 420 354 12,434
Sumber: Laporan Tahunan BSM, BMI, BRIS, BNIS 2013-2017
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa keempat sampel penelitian memiliki
nilai pertumbuhan aset, jumlah dana yang dialokasikan untuk pembiayaan dan
perkembangan laba/(rugi) terus mengalami peningkatan yang signifikan
78
sepanjang periode 2013-2017. Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah BUS
yang mencapai nilai aset tertinggi yaitu sebesar Rp 73.612 trilyun dan tercatat
sebagai BUS yang paling banyak dalam mengalokasikan dananya untuk
pembiayaan sebesar Rp 396 trilyun, sedangkan rata-rata pertumbuhan
laba/(rugi) tertinggi dari tiga bank lainnya yang menjadi sampel penelitian
adalah BNI Syariah sebesar Rp 12.434 trilyun.
2. Perkembangan Bank Umum Syariah (BUS) di Pakistan
Ketahanan perbankan syariah, dalam hal ini Bank Umum Syariah di
Pakistan relatif terjaga, dengan mencatatkan pertumbuhan nilai aset yang
mengalami pertumbuhan cukup baik setiap tahunnya. Berikut merupakan
grafik perkembangan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan yang
Diberikan (PYD) BUS Pakistan sepanjang tahun 2013-2017.
Tabel 4.3 Pertumbuhan Aset, DPK, dan PYD Bank Umum Syariah
(BUS) di Pakistan Tahun 2013-2017
BUS PAKISTAN
Tahun Aset DPK PYD
2013 17.46% 17.24% -16.34%
2014 19.46% 20.44% 17.11%
2015 21.80% 21.82% 11.76%
2016 13.11% 12.18% 10.56%
2017 18.40% 18.23% 16.53%
Rata-rata 18.05% 17.98% 7.92%
Sumber: Islamic Banking Bulletin-State Bank of Pakistan
79
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa sepanjang tahun 2013-2017 Bank
Umum Syariah (BUS) di Pakistan pada aspek keadaan umum, diamati dari
perolehan jumlah aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan yang
Diberikan (PYD) telah berkembang cukup baik. Bank Umum Syariah (BUS)
Pakistan mencapai keseluruhan peningkatan rata-rata nilai aset sebesar
18.05% sepanjang tahun 2013-2017. Rata-rata dana pihak ketiga (DPK)
sebesar 17.98% dan perkembangan dana yang dialokasikan oleh BUS
Indonesia untuk pembiayaan sebesar 7.92%.
Al Baraka Bank (Pakistan) Limited (ABBPL), Bank Islami Pakistan
Limited (BIPL), Dubai Islamic Bank Pakistan Limited (DIBPL) dan Meezan
Islamic Bank (MIBL) merupakan empat BUS yang menjadi sampel
penelitian. Nilai rata-rata aset yang tinggi juga disertai jumlah Pembiayaan
yang Diberikan (PYD) dan perkembangan laba/(rugi) yang cukup mengalami
pertumbuhan signifikan selama periode 2013-2017. Berikut merupakan tabel
perkembangan Aset, PYD dan Laba/(Rugi) empat BUS Pakistan yang
merupakan sampel penelitian.
Tabel 4.4 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) ABBPL, BIPL, DIBPL dan MIBL
di Pakistan Tahun 2013-2017 (Juta)
ASET
THN ABBPL BIPL DIBPL MIBL
2013 1,631 86 80 329
2014 1,835 101 101 43
2015 1,854 174 157 53
80
2016 2,385 180 152 663
2017 2,296 216 182 785
Rata-rata 2,000 152 134 375
PYD
THN ABBPL BIPL DIBPL MIBL
2013 206 38 36 133
2014 346 41 60 183
2015 426 68 106 215
2016 617 78 95 319
2017 611 120 121 428
Rata-rata 441 69 84 256
LABA/(RUGI)
THN ABBPL BIPL DIBPL MIBL
2013 22 0.3 0.1 15
2014 23 0.5 0.6 18
2015 32 (0.3) 0.4 20
2016 43 0.8 1 19
2017 33 0.2 2 25
Rata-rata 30 0.3 1 19
Sumber: Annual Report ABBPL, BIPL, DIBPL, MIBL 2013-
2017
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa keempat sampel penelitian memiliki
nilai pertumbuhan aset, jumlah dana yang dialokasikan untuk pembiayaan dan
perkembangan laba/(rugi) terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik
sepanjang periode 2013-2017. Al Baraka Bank (Pakistan) Limited (ABBPL)
adalah BUS yang mencapai nilai aset tertinggi yaitu sebesar 2.000 Juta Rupee
dan tercatat sebagai BUS yang paling banyak dalam mengalokasikan dananya
untuk pembiayaan sebesar 441 Juta Rupee serta mencapai rata-rata
pertumbuhan laba/(rugi) tertinggi dari tiga bank lainnya yang menjadi sampel
81
penelitian sebesar 30 Juta Rupee. (Annual Report Al-Baraka Islamic Bank,
2013-2017)
3. Perkembangan Bank Umum Syariah (BUS) di Bangladesh
Ketahanan perbankan syariah, dalam hal ini Bank Umum Syariah di
Bangladesh relatif terjaga, dengan mencatatkan pertumbuhan nilai aset yang
signifikan pada tahun 2017. Berikut merupakan grafik nilai aset Bank Umum
Syariah (BUS) di Bangladesh pada 2017:
Grafik 4.1 Nilai Aset Bank Umum Syariah (BUS) Bangladesh Tahun
2017 (Juta)
Grafik 4.1 memperlihatkan bahwa Negara Bangladesh memiliki
jumlah Bank Umum Syariah atau Full-Fledged Islamic Bank yang terdaftar di
State Bank of Bangladesh yaitu sebanyak 8 BUS. Secara berturut-turut aset
Bank Umum Syariah di Bangladesh pada tahun 2017 adalah Islami Bank
Bangladesh Limited memiliki jumlah aset tertinggi yaitu sebesar Tk 899.599
899,599
11,785
319,255
276,348
333,892
344,486
207,886
131,677
ISLAMI BANK BANGLADESH LIMITED
ICB ISLAMIC BANK LIMITED
AL-ARAFAH ISLAMI BANK LIMITED
SOCIAL ISLAMI BANK LIMITED
EXPORT IMPORT BANK OF BANGLADESH
FIRST SECURITY ISLAMI BANK Ltd.
SHAHJALAL ISLAMI BANK LIMITED
UNION BANK LIMITED
NILAI ASET BANK UMUM SYARIAH BANGLADESH TAHUN 2017
82
Juta, First Security Islami Bank Ltd. memperoleh nilai aset Tk 344.486 Juta
sebagai posisi kedua besar. Posisi ketiga berjumlah Tk 333.892 yaitu Export
Impot Bank of Bangladesh, kemudian Al-Arafah memiliki nilai aset sebesar
Tk 319.255 Juta yang merupakan nilai aset keempat terbesar. Keempat bank
tersebutlah yang menjadi objek penelitian karena memiliki nilai aset tertinggi
di antara Bank Umum Syariah lainnya di Bangladesh.
Islami Bank Bangladesh (IBBL), First Security Islami Bank (FSIB),
Export Import Bank of Bangladesh (EXIM) dan Al-Arafah Islami Bank
Limited merupakan empat BUS yang menjadi sampel penelitian. Nilai rata-
rata aset yang tinggi juga disertai jumlah Pembiayaan yang Diberikan (PYD)
dan perkembangan laba/(rugi) yang cukup mengalami pertumbuhan signifikan
selama periode 2013-2017. Berikut merupakan tabel perkembangan Aset,
PYD dan Laba/(Rugi) empat BUS Pakistan yang merupakan sampel
penelitian.
Tabel 4.5 Aset, PYD dan Laba/(Rugi) IBBL, FSIB, EXIM dan AAIBL di
Bangladesh Tahun 2013-2017 (Juta)
ASET
THN IBBL FSIB EXIM AAIBL
2013 549,979 162,033 195,542 173,161
2014 651,579 204,876 232,833 210,439
2015 725,768 256,604 265,148 229,106
2016 797,926 301,669 291,133 272,900
2017 899,599 344,486 333,892 319,255
Rata-rata 724,970 253,934 263,710 240,972
83
PYD
THN IBBL FSIB EXIM AAIBL
2013 406,804 113,936 143,847 121,900
2014 436,094 152,490 177,936 151,922
2015 493,789 187,325 196,311 161,506
2016 578,072 225,520 222,155 181,885
2017 668,731 272,938 253,803 222,716
Rata-rata 516,698 190,442 198,810 167,986
LABA/(RUGI)
THN IBBL FSIB EXIM AAIBL
2013 14,281 2,043 4,952 4,948
2014 15,367 2,272 6,135 6,333
2015 14,565 2,551 6,386 6,360
2016 14,304 3,728 5,949 7,511
2017 17,182 4,887 5,957 6,955
Rata-rata 15,140 3,096 5,876 6,421
Sumber: Annual Report IBBL, FSIB, EXIM, AAIBL 2013-2017
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa keempat sampel penelitian memiliki
nilai pertumbuhan aset, jumlah dana yang dialokasikan untuk pembiayaan dan
perkembangan laba/(rugi) terus mengalami peningkatan yang signifikan
sepanjang periode 2013-2017. Islami Bank Bangladesh (IBBL) adalah BUS
yang mencapai nilai aset tertinggi yaitu sebesar Tk 724.970 Juta, tercatat
sebagai BUS yang paling banyak dalam mengalokasikan dananya untuk
pembiayaan sebesar Tk 516.698 Juta dan mencapai rata-rata pertumbuhan
laba/(rugi) tertinggi dari tiga bank lainnya yang menjadi sampel penelitian
sebesar Tk 15.140 Juta. (Auditor‟s Report and Financial Statement Islami
Bank, 2013-2017)
84
B. Analisis Kinerja Syariah dengan Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW)
Pengukuran kinerja keuangan Bank Umum Syariah (BUS) melalui metode
Sharia Maqashid Index (SMI) dilakukan dengan tiga tahapan. Langkah pertama
adalah menghitung rasio kinerja dari seluruh Bank Umum Syariah yang menjadi
sampel penelitian, kemudian menghitung indikator kinerja berdasarkan hasil
perhitungan rasio kinerja yang sebelumnya sudah dilakukan, langkah ketiga
adalah menentukan peringkat (ranking) berdasarkan Sharia Maqashid Index
(SMI) yang merupakan total dari semua indikator kinerja. Ketiga langkah tersebut
terbagi ke dalam tiga tujuan Maqashid Syariah yaitu Mendidik Individu (Ta‟dib
Al-Fard), Penegakan Keadilan (Iqamah Al-„Adl) dan Mendorong Kesejahteraan
(Jalb Al-Maslahah).
1. Rasio kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh Periode 2013-2017
a. Tujuan Pertama : Ta‟dib al-Fard (Mendidik Individu)
Dimensi pertama yakni Mendidik Individu (Ta‟dib al-Fard) yang terdiri
dari empat elemen dan diukur dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tingkat
kepedulian perbankan syariah untuk memajukan pendidikan dan ilmu
pengetahuan bagi para stakeholder. Keempat elemen tersebut adalah R1.1 hibah
pendidikan (education grant), R2.1 pengeluaran untuk penelitian (research
85
expense), R3.1 pengeluaran untuk pelatihan (training expense), dan R4.1
pengeluaran untuk publikasi (publicity expense). Berikut merupakan nilai rasio
tujuan pertama Sharia Maqashid Index (SMI) perbankan syariah Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh:
Tabel 4.6 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata Tujuan
Pertama Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
Periode 2013-2017
BANK Rasio Kinerja Tujuan Ke-1
R1.1 R2.1 R3.1 R4.1
IND
ON
ESIA
BMI 0.00183 0.00174 0.04081 0.06652
BNIS 0.00244 0.00838 0.03592 0.12419
BRIS 0.00093 0.00000 0.03680 0.10227
BSM 0.00261 0.00000 0.10881 0.23378
RATA-RATA 0.00195 0.00253 0.05558 0.13169
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.00044 0.00000 0.00057 0.00171
BIPL 0.00391 0.00000 0.00000 0.09380
DIBPL 0.00022 0.00000 0.00000 0.03850
MBL 0.00722 0.00000 0.00000 0.07481
RATA-RATA 0.00295 0.00000 0.00014 0.05220
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.00000 0.00310 0.00823 0.05838
AAIBL 0.00000 0.00140 0.01171 0.14283
EXIM 0.00000 0.00000 0.00842 0.19670
FSIB 0.00000 0.00233 0.01548 0.12400
RATA-RATA 0.00000 0.00171 0.01096 0.13048
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa pada rasio pertama yaitu hibah
pendidikan (Education Grant) Meezan Islamic Bank Limited (MIBL) Pakistan
memiliki rasio tertinggi dibanding BUS di Indonesia dan Bangladesh atau tiga
BUS lainnya di Pakistan yang menjadi sampel penelitian, yaitu sebesar 0,00722
86
atau 0,72%, artinya 0,72% dari total pendapatannya dialokasikan untuk donasi
pendidikan.
Rasio kedua yaitu pengeluaran untuk penelitian (Research Expense), dari
tiga objek negara yang diteliti Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS),
mengalokasikan dana terbesar untuk kegiatan riset dan pengembangan selama
periode 2013-2017 yaitu sebesar 0,00838 atau 0,84%, artinya 0,84% dari total
pengeluarannya dialokasikan untuk riset dan pengembangan. Riset dan
pengembangan sangat dibutuhkan oleh perbankan dalam mendukung kemajuan
dan keberlangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Rasio ketiga yaitu pengeluaran untuk pelatihan (Training Expense) Bank
Syariah Mandiri (BSM) memperoleh rasio tertinggi dibanding BUS di Pakistan
dan Bangladesh yaitu 0,10881 atau 10,88%, artinya 10,88% total beban yang
dikeluarkan Bank Syariah Mandiri (BSM) digunakan untuk pelatihan karyawan.
Bank Syariah Mandiri (BSM) menyadari bahwa investasi untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalitas sumber daya insani yang dimiliki merupakan
kunci kesuksesan sebuah perusahaan.
Rasio keempat yaitu pengeluaran untuk publikasi (Publicity Expense),
Bank Syariah Mandiri (BSM) kembali memperoleh rasio tertinggi di antara
negara lainnya yang menjadi objek penelitian selama periode 2013-2017, yaitu
sebesar 0,23378 atau 23,38%, artinya sebesar 23,38% dari total pengeluaran Bank
87
Syariah Mandiri (BSM) dialokasikan untuk kegiatan promosi atau publikasi.
Kegiatan promosi ini sangat penting dilakukan oleh perbankan syariah, selain
untuk mensosialisasikan dan mengenalkan produk-produk perbankan syariah juga
untuk mengenalkan sistem operasional perbankan syariah maupun sistem
ekonomi syariah kepada masyarakat. Perbankan syariah melakukan publikasi dan
promosi yang gencar diharapkan kesadaran masyarakat akan eksistensi perbankan
syariah semakin meningkat.
Tabel 4.6 memperlihatkan jumlah rata-rata rasio tertinggi pada dimensi
pertama yaitu Ta‟dib Al-Fard (Pendidikan Individu) di antara ketiga negara yang
dikomparasi yaitu Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, yaitu pada R1.Rasio
Pendidikan sebesar 0.29% dicapai oleh Negara Pakistan, R2.Riset (0.25%),
R3.Pelatihan (5.56%) dan R4.Publikasi (13.17%) terbesar dicapai oleh Negara
Indonesia.
b. Tujuan Kedua : Iqamah Al-„Adl (Penegakan Keadilan)
Dimensi kedua yakni Menegakkan Keadilan (Iqamah al-„Adl) yang terdiri
dari tiga elemen dan diukur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
komitmen perbankan syariah dalam penegakan keadilan ekonomi guna tercipta
hubungan yang saling menguntungkan antara pihak perbankan dan masyarakat
umum. Ketiga elemen tersebut adalah R1.2 tingkat pengembalian yang adil (fair
return), R2.2 harga yang terjangkau (functional distribution), dan R3.2
88
pendapatan bebas bunga (interest free income). Berikut merupakan nilai rasio
tujuan kedua Sharia Maqashid Index (SMI) perbankan syariah Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh:
Tabel 4.7 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata Tujuan
Kedua Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
Periode 2013-2017
BANK Rasio Kinerja Tujuan Ke-2
R1.2 R2.2 R3.2
IND
ON
ESIA
BMI 0.00000 1.18217 4.99993
BNIS 0.00000 2.25234 4.99962
BRIS 0.00000 1.75734 4.99979
BSM 0.00000 0.84069 4.99962
RATA-RATA 0.00000 1.50813 4.99974
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.01841 2.40688 4.99774
BIPL 0.00000 0.39740 4.99994
DIBPL 0.00000 0.25975 5.00000
MBL 0.00000 0.44768 4.99860
RATA-RATA 0.00460 0.87793 4.99907
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.00000 0.02995 5.00000
AAIBL 0.00000 0.04847 5.00000
EXIM 0.00000 0.17491 5.00000
FSIB 0.00000 4.25715 5.00000
RATA-RATA 0.00000 1.12762 5.00000
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada elemen pertama yaitu (fair return)
yang dapat diukur dari jumlah Profit Equalization Ratio (PER) tidak terdapat
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan Bangladesh yang melaporkan
alokasi dana untuk PER pada laporan keuangannya. Ketika bank syariah
menetapkan sebagian pendapatannya untuk PER maka bank tersebut dianggap
89
memungkiri hak deposan atas keuntungannya, hal ini merupakan bentuk
ketidakadilan bank syariah. Sedangkan jika rasio PER lebih dari satu atau tidak
ada cadangan PER tersebut, maka bank syariah tersebut berkomitmen untuk
penegakan keadilan. Oleh karena itu rasio untuk PER adalah (1-PER/Net Income
or Investment Income). Sistem perbankan syariah di Indonesia dan Bangladesh
tidak menggunakan indikator PER, sehingga nilai rasio pada seluruh perbankan
sebesar 0. Sedangkan Bank Umum Syariah (BUS) di Pakistan, dari empat BUS
yang menjadi sampel penelitian, hanya Al-Baraka Bank (Pakistan) Limited
(ABBPL) yang melaporkan alokasi dana untuk Profit Equalization Ratio (PER)
sebesar 0.01841 atau 1.84%.
Elemen kedua yaitu functional distribution yang dijelaskan oleh rasio
pembiayaan dengan skim bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) terhadap
skim lainnya. Pada elemen kedua ini Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL),
Bangladesh memperoleh rasio tertinggi di antara BUS lainnnya di Indonesia dan
Pakistan yaitu sejumlah 4,25715 atau 425,72%, artinya sebesar 425,72% dari total
pembiayaan Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL) menggunakan skim bagi
hasil yaitu mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan dengan skim bagi hasil
dianggap lebih mencerminkan keadilan dikarenakan bank turut merasakan kondisi
di sektor riil apakah untung atau rugi. Skim bagi hasil juga mencerminkan
hubungan kemitraan jangka panjang yang mengandalkan kepercayaan.
90
Elemen ketiga yaitu interest free income yang dapat diukur melalui rasio
pendapatan bebas bunga dengan total pendapatan. Pada rasio ketiga ini dapat
dilihat bahwa pendapatan bank syariah di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
secara garis besar bukan berasal dari kegiatan membungakan uang yang terlarang,
walaupun masih terdapat pendapatan bunga dari penempatan dana maupun giro di
bank konvensional.
Tabel 4.7 memperlihatkan jumlah total rasio tertinggi pada dimensi kedua
yaitu Iqamah Al-„Adl (Penegakkan Keadilan) di antara ketiga negara yang
dikomparasi yaitu Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, yaitu pada R1.Bagi Hasil
yang Adil sebesar 0.46% dicapai oleh Negara Pakistan, R2.Harga yang
terjangkau sebesar 150.81% dicapai oleh Negara Indonesia dan R3.Produk Bank
Non Bunga terbesar dicapai oleh Negara Bangladesh.
c. Tujuan Ketiga : Mendorong Kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah)
Dimensi ketiga yakni Mendorong Kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah) yang
terdiri dari tiga elemen dan diukur dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana
komitmen perbankan syariah dalam mendorong kesejahteraan. Ketiga elemen
tersebut adalah R1.3 rasio keuntungan (profit ratio), R2.3 pendapatan personal
(personal income), dan R3.3 rasio investasi pada sektor riil (investment in real
rector). Berikut merupakan nilai rasio tujuan ketiga Sharia Maqashid Index
(SMI) perbankan syariah Indonesia, Pakistan dan Bangladesh:
91
Tabel 4.8 Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Rata-Rata Tujuan
Ketiga Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
Periode 2013-2017
BANK Rasio Kinerja Tujuan Ke-3
R1.3 R2.3 R3.3
IND
ON
ESIA
BMI 0.02785 0.05974 3.00618
BNIS 0.03565 0.47743 3.75227
BRIS 0.06603 0.74462 3.73502
BSM 0.11178 0.10442 2.67846
RATA-RATA 0.06033 0.34655 3.29299
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.07636 0.00000 1.82612
BIPL 0.01198 0.00000 1.88707
DIBPL 0.03344 0.00000 3.11510
MBL 0.91351 0.00000 2.34361
RATA-RATA 0.25882 0.00000 2.29298
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.06020 0.07445 4.34474
AAIBL 0.06020 0.07445 4.34474
EXIM 0.11404 0.14512 4.41136
FSIB 0.13575 0.00000 4.33590
RATA-RATA 0.09255 0.07351 4.35919
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa Meezan Islamic Bank (MIBL), Pakistan
memperoleh rasio tertinggi pada elemen pertama yaitu profit ratio, sebesar
0,91351 atau 91,35%. Kemampuan sebuah bank syariah untuk mengelola
kekayaannya secara optimal dan bijaksana untuk memperoleh laba yang tinggi
merupakan sebuah bentuk dari hifzhul maal (penjagaan terhadap harta). Laba
yang tinggi memungkinkan bank syariah berkontribusi lebih terhadap pajak untuk
pembangunan negara dan memungkinkan kontribusi yang lebih tinggi untuk
kemaslahatan masyarakat.
92
Elemen kedua adalah personal income yang dicerminkan oleh rasio zakat
yang dikeluarkan oleh bank syariah terhadap aset bersihnya. Rasio tertinggi diraih
oleh Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) yaitu sebesar 0,74462 atau 74,47%
dari aset bersihnya.
Elemen ketiga adalah investment in real sector yang dicerminkan oleh
rasio investasi perbankan syariah pada sektor riil dibandingkan dengan
keseluruhan investasi bank syariah. Pada tabel 4.3 diketahui bahwa 4,41136 atau
41,1% dari investasi yang dilakukan oleh Export Import Bank of Bangladesh
(EXIM), Bangladesh disalurkan di sektor riil sisanya disalurkan di sektor
keuangan, dan merupakan yang tertinggi di antara bank syariah lain yang menjadi
objek penelitian, yaitu BUS di Indonesia dan Bangladesh. Aktifitas investasi di
sektor riil diyakini memberikan dampak langsung yang positif kepada
perekonomian masyarakat dibandingkan dengan aktifitas investasi di sektor
keuangan.
Tabel 4.8 memperlihatkan jumlah total rasio tertinggi pada dimensi ketiga
yaitu Jalb Al-Maslahah (Mendorong Kesejahteraan) di antara ketiga negara yang
dikomparasi yaitu Indonesia, Pakistan dan Bangladesh, yaitu pada R1.Rasio Laba
sebesar 25.88% dicapai oleh Negara Pakistan, R2.Pendapatan Personal sebesar
34.66% dicapai oleh Negara Indonesia dan R3.Rasio Investasi pada Sektor Riil
terbesar dicapai oleh Negara Bangladesh sebesar 435.92%.
93
2. Indikator Kinerja Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan,
dan Bangladesh Periode 2013-2017
Setelah menghitung rasio kinerja masing-masing indikator Sharia
Maqashid Index (SMI) pada Bank Umum Syariah Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh, maka tahap selanjutnya adalah menentukan peringkat kinerja dari
setiap sampel Bank Umum Syariah yang diteliti. Proses penentuan peringkat
kinerja tersebut dilakukan melalui perhitungan Indikator Kinerja (IK) setiap
sampel Bank Umum Syariah. Untuk mengetahui nilai IK digunakan metode
Simple Additive Weighting (SAW) dengan cara pembobotan, agregat dan proses
menentukan peringkat yang dilakukan dengan mengidentifikasi setiap nilai
atribut.
Berikut merupakan hasil perhitungan Indikator Kinerja (IK) Sharia
Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh periode 2013-2017:
Tabel 4.9 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Tujuan Pertama
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh Periode
2013-2017
BANK Indikator Kinerja Tujuan Ke-1
IK1.1 IK2.1 IK3.1 IK4.1 Total
IND
ON
ESIA
BMI 0.00013 0.00014 0.00318 0.00459 0.00805
BNIS 0.00018 0.00068 0.00280 0.00857 0.01223
BRIS 0.00007 0.00000 0.00287 0.00706 0.00999
BSM 0.00019 0.00000 0.00849 0.01613 0.02481
94
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.00003 0.00000 0.00004 0.00012 0.00019
BIPL 0.00028 0.00000 0.00000 0.00647 0.00675
DIBPL 0.00002 0.00000 0.00000 0.00266 0.00267
MIBL 0.00052 0.00000 0.00000 0.00516 0.00568
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.00000 0.00025 0.00064 0.00403 0.00492
AAIBL 0.00000 0.00011 0.00091 0.00986 0.01088
EXIM 0.00000 0.00000 0.00066 0.01357 0.01423
FSIB 0.00000 0.00019 0.00121 0.00856 0.00995
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa pada tujuan pertama yaitu mendidik
individu (Ta‟dib Al-Fard), Meezan Islamic Bank Limited (MIBL) Pakistan
memiliki indikator kinerja tertinggi dalam menyalurkan donasi untuk tujuan
pendidikan masyarakat. Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) merupakan Bank
Umum Syariah (BUS) yang memiliki alokasi dana untuk riset dan pengembangan
paling tinggi di antara Bank Umum Syariah (BUS) yang lain di Indonesia atau di
Negara Pakistan dan Bangladesh yang menjadi objek penelitian.
Pada bidang pelatihan dan pengembangan kemampuan (skill) untuk
karyawan, Bank Syariah Mandiri (BSM) memperoleh indikator kinerja yang
paling tinggi, selain itu Bank Syariah Mandiri (BSM) juga merupakan Bank
Umum Syariah (BUS) yang memiliki alokasi dana untuk promosi dan publikasi
yang tertinggi di antara Bank Umum Syariah (BUS) yang lain di Indonesia atau di
Negara Pakistan dan Bangladesh yang menjadi objek penelitian, serta secara
keseluruhan Bank Syariah Mandiri (BSM) memperoleh nilai tertinggi dalam
mencapai tujuan pertama yakni pendidikan individu (Ta‟dib Al-Fard)
95
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah (BUS) lainnya di Bangladesh dan
Pakistan.
Hasil perhitungan pada Indikator Kinerja tujuan pertama (Pendidikan
Individu) yang menempatkan Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai BUS Negara
Indonesia dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi, sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Antonio, dkk (2012) yang menyimpulkan bahwa BSM
sebagai BUS Negara Indonesia memiliki Indikator Kinerja lebih baik dari negara
lainnya yang dikomparasi pada indikator pertama (Ta‟dib al-Fard).
Tabel 4.10 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Tujuan Kedua
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh Periode
2013-2017
BANK Indikator Kinerja Tujuan Ke-2
IK1.2 IK2.2 IK3.2 Total
IND
ON
ESIA
BMI 0.00000 0.15510 0.77899 0.93409
BNIS 0.00000 0.29551 0.77894 1.07445
BRIS 0.00000 0.23056 0.62317 0.85373
BSM 0.00000 0.11030 0.77894 0.88924
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.00226 0.31578 0.77865 1.09669
BIPL 0.00000 0.05214 0.77899 0.83113
DIBPL 0.00000 0.03408 0.77900 0.81308
MIBL 0.00000 0.05874 0.77878 0.83752
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.00000 0.00393 0.77900 0.78293
FSIB 0.00000 0.00636 0.77900 0.78536
EXIM 0.00000 0.02295 0.77900 0.80195
AAIBL 0.00000 0.55854 0.77900 1.33754
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
96
Tabel 4.10 memperkihatkan bahwa pada tujuan kedua yaitu penegakan
keadilan (Iqamah Al-„Adl), Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL), Bangladesh
memperoleh nilai Indikator Kinerja tertinggi alam melaksanakan tujuan kedua
yaitu penegakan keadialan. Keunggulan Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL)
disebabkan oleh tingginya skim pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan
oleh Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL) selama periode 2013-2017.
Hasil perhitungan pada Indikator Kinerja tujuan kedua (Penegakkan
Keadilan) yang menempatkan Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL) sebagai
BUS Negara Bangladesh dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi, tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustafa Omar Mohammed, dkk (2008)
yang menyimpulkan bahwa BSM sebagai BUS Negara Indonesia memiliki
Indikator Kinerja lebih baik dari Negara Bangladesh pada indikator kedua
(Iqamah al-„Adl). Hal tersebut disebabkan karena BUS Negara Bangladesh
konsisten dalam mengalokasikan dana untuk investasi dengan sistem bagi hasil
(mudharabah dan musharakah), sehingga mengalami peningkatan yang
signifikan sepanjang periode 2013-2017.
97
Tabel 4.11 Indikator Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Tujuan Ketiga
Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh Periode
2013-2017
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa pada tujuan ketiga yaitu mendorong
kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah), Meezan Islamic Bank (MIBL), Pakistan
memperoleh nilai tertinggi pada Indeks Kinerja (IK) terkait profitabilitas,
sementara itu Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), memperoleh indeks kinerja
zakat tertinggi. Export Import Bank of Bangladesh (EXIM), mencapai indeks
kinerja yang paling tinggi dalam melakukan penyalurkan pembiayaan pada sektor
riil, dan Export Import Bank of Bangladesh (EXIM) juga memperoleh nilai
tertinggi secara keseluruhan dalam mencapai tujuan ketiga yaitu mendorong
kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah).
BANK Indikator Kinerja Tujuan Ke-3
IK1.3 IK2.3 IK3.3 Total IN
DO
NES
IA
BMI 0.00266 0.00520 0.32256 0.33043
BNIS 0.00341 0.04154 0.40262 0.44757
BRIS 0.00632 0.06478 0.40077 0.47187
BSM 0.01070 0.00908 0.28740 0.30718
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.00731 0.00000 0.19594 0.20325
BIPL 0.00115 0.00000 0.20248 0.20363
DIBPL 0.00320 0.00000 0.33425 0.33745
MIBL 0.08742 0.00000 0.25147 0.33889
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.01021 0.01292 0.42905 0.45217
FSIB 0.00576 0.00648 0.46619 0.47843
EXIM 0.01091 0.01263 0.47334 0.49688
AAIBL 0.01299 0.00000 0.46524 0.47823
98
Hasil perhitungan pada Indikator Kinerja tujuan ketiga (Penegakan
Keadilan) yang menempatkan Export Import Bank of Bangladesh (EXIM)
sebagai BUS Negara Bangladesh dengan perolehan nilai rata-rata tertinggi, tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustafa Omar Mohammed, dkk
(2008) yang menyimpulkan bahwa BSM sebagai BUS Negara Indonesia memiliki
Indikator Kinerja lebih baik dari Negara Bangladesh. Hal tersebut disebabkan
karena BUS Negara Bangladesh dalam mengalokasikan dana untuk investasi pada
sektor riil mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang periode 2013-2017.
3. Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia,
Pakistan, dan Bangladesh Periode 2013-2017
Sharia Maqashid Index (SMI) merupakan total penjumlahan dari setiap
Indikator Kinerja (IK) ketiga tujuan maqashid syari‟ah.
Tabel 4.12 Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah (BUS) di
Indonesia, Pakistan dan Bangladesh Periode 2013-2017
BANK Sharia Maqashid Index (SMI)
D1 D2 D3 SMI RANK
IND
ON
ESIA
BMI 0.00805 0.93409 0.33043 1.27256 7
BNIS 0.01223 1.07445 0.44757 1.53424 2
BRIS 0.00999 1.00953 0.47187 1.49139 3
BSM 0.02481 0.88924 0.30718 1.22123 9
PA
KIS
TAN
ABBPL 0.00019 1.09669 0.20325 1.30014 5
BIPL 0.00675 0.83113 0.20363 1.04151 12
DIBPL 0.00267 0.81308 0.33745 1.15320 11
MIBL 0.00568 0.83752 0.33889 1.18209 10
99
BA
NG
LAD
ESH
IBBL 0.00492 0.78293 0.45217 1.24002 8
FSIB 0.01088 0.78536 0.47843 1.27467 6
EXIM 0.01423 0.80195 0.49688 1.31306 4
AAIBL 0.00995 1.33754 0.47823 1.82572 1
Sumber : Output Microsoft Exel 2010
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa pada dimensi pertama yakni
pendidikan individu (Ta‟dib Al-Fard), Bank Syariah Mandiri (BSM) memperoleh
nilai tertinggi Sharia Maqashid Index (SMI), sementara dimensi kedua yaitu
penegakan keadilan (Iqamah Al-„Adl), perbankan syariah yang mendapat
perolehan nilai tertinggi adalah Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL),
Bangladesh.
Dimensi ketiga yaitu mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah),
Export Import Bank of Bangladesh (EXIM) merupakan Bank Umum Syariah
(BUS) di Bangladesh yang memperoleh nilai Sharia Maqashid Index (SMI)
tertinggi. Sedangkan secara rata-rata keseluruhan yang memperoleh peringkat
pertama nilai Sharia Maqashid Index (SMI) tertinggi di antara Bank Umum
Syariah (BUS) di Bangladesh, Indonesia dan Pakistan yang menjadi objek negara
penelitian adalah Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL), Bangladesh. Nilai
rata-rata tertinggi kedua adalah Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
selanjutnya Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS).
Hasil perhitungan peringkat Sharia Maqashid Index (SMI) dari ketiga
tujuan (Pendidikan Individu, Penegakan Keadilan dan Mendorong Kesejahteraan)
100
yang menempatkan Bank Umum Syariah BUS Negara Bangladesh dan Negara
Indonesia memiliki perolehan peringkat tertinggi, sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ali dan Rama (2008) yang menyimpulkan bahwa BUS Negara
Indonesia memperoleh skor rata-rata maqashid syariah paling baik, lebih jelasnya
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Antonio, dkk (2012) yang
menyimpulkan bahwa BSM sebagai BUS Negara Indonesia memiliki Indikator
Kinerja lebih baik dari negara lainnya yang dikomparasi pada indikator pertama
(Ta‟dib al-Fard). Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Adzani dan
Rini (2017) bahwa BUS Negara Bangladesh memperoleh peringkat tertinggi dari
negara lainnya yang dikomparasi pada penelitian karena konsistensinya dalam
mengalokasikan dana untuk investasi pada sektor riil dan investasi dengan sistem
bagi hasil (mudharabah dan musharakah), sehingga mengalami peningkatan yang
signifikan sepanjang periode 2013-2017, karena dua alasan tersebut merupakan
indikator penting pada dimensi penegakan keadilan dan mendorong kesejahteraan
dalam pencapaian maqashid syariah.
Sejalan dengan penelitian Ali dan Rama (2018) yang menyimpulkan
bahwa Bank Umum Syariah (BUS) yang memperoleh nilai aset tertinggi di antara
negara yang dikomparasi sebagai objek penelitian, namun ketika dilakukan
perhitungan rasio Indeks Maqashid Syariah menghasilkan angka yang sebaliknya
yakni menjadi BUS yang memperoleh skor Indeks Maqashid paling kecil, sebagai
contoh pada penelitian ini adalah BNI Syariah merupakan sampel BUS Indonesia
101
yang memiliki kepemilikian aset paling rendah di Antara empat BUS Indonesia
yang dijadikan sampel, namun BNI Syariah berada pada peringkat tertinggi kedua
skor Indeks Maqashid tertinggi setelah Al-Arafah Islami Bank Limited (AAIBL),
Bangladesh.
C. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh
1. Uji Normalitas
Melakukan uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan data nilai residual yang diuji dengan
Kolmogorov Smirnov Test (K-S) melalui pengukuran α = 5%. Jika nilai Asymp
Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka data yang diuji dapat dikatakan normal.
Hasil olah data menunjukkan bahwa semua indikator dalam penelitian, di
antaranya pendidikan individu (Ta‟dib Al-Fard), penegakan keadilan (Iqamah Al-
„Adl), mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah) menunjukkan data
terdistribusi normal. Diketahui nilai dari semua indikator adalah α > 0,05, hal
tersebut menginterpretasikan bahwa hipotesis nol tidak ditolak atau data
terdistribusi secara normal.
102
Tabel 4.13 Uji Normalitas Kinerja Syariah One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pendidikan Keadilan Maslahah Maqashid
Index
N 12 12 12 12
Normal Parametersa,b
Mean .0091433 .9198092 .3788317 1.3077833
Std.
Deviation .00634879
.1683973
7
.1065167
0 .20119492
Most Extreme Differences
Absolute .149 .239 .241 .278
Positive .149 .239 .146 .278
Negative -.079 -.208 -.241 -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .516 .827 .834 .964
Asymp. Sig. (2-tailed) .953 .501 .491 .310
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa nilai Asymp Sig. (2-tiled) dimensi
pertama Sharia Maqashid Index (SMI) yaitu pendidikan individu (Ta‟dib Al-
Fard) dengan probabilitas signifikasi sebesar 0,953 dan nilai α > 0,05, hal ini
berarti hipotesis nol ditolak atau indikator pendidikan individu terdistribusi secara
normal. Begitupun dimensi kedua yaitu penegakan keadilan (Iqamah Al-„Adl)
memperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,501 dan nilai α > 0,05, hal
ini berarti hipotesis nol ditolak atau dimensi penegakan keadilan terdistribusi
secara normal. Dimensi ketiga yaitu mendorong kesejahteraan (Jalb Al-
Maslahah) memperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,5491 dan nilai α
> 0,05, hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau dimensi mendorong kesejahteraan
(jalb al-maslahah) terdistribusi secara normal.
103
2. Uji Homogenitas
Supaya dapat menggunakan uji statistik ANOVA, maka harus dipenuhi
asumsi Homogeneity of Variance. Levene‟s test of variance diolah oleh SPSS
untuk menguji asumsi ANOVA banwa Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia,
Pakistan dan Bangladesh memiliki varians yang sama.
Uji homogenitas merupakan uji variabel dependen yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel memiliki varian yang sama dalam setiap kategori
variabel indepeneden.
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Levene Statistic Kinerja Syariah
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa hasil uji test of homogeneity of
variance menunjukkan bahwa ketiga indikator yaitu pendidikan individu (Ta‟dib
Al-Fard), penegakan keadilan (Iqamah Al-„Adl), dan mendorong kesejahteraan
(Jalb Al-Maslahah) nilai Levene Statistic adalah sebesar 5.599 dan ketiganya
signifikan pada 0,08 (probabilitas > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
nol tidak dapat ditolak yang menyatakan bahwa varians sama atau data
berdistribusi homogen.
Test of Homogeneity of Variances
Maqashi Index
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.599 2 33 .008
104
3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis One Way ANOVA
Setelah melakukan uji normalitas melalui Kolmogorov Smirnov Test
dan diperoleh bahwa data yang diuji terdistribusi normal, maka asumsi klasik
One Way ANOVA terpenuhi. Selaras dengan uji normalitas, pada uji
homogenitas Levene‟s Test diperoleh hasil bahwa data memiliki varian yang
sama (homogen). Dari kedua hasil uji tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
dua asumsi yang disyaratkan dalam uji beda menggunakan One Way ANOVA
yaitu data harus normal dan berdistribusi homogen terpenuhi, sehingga
menjadi penguat bahwa uji beda pada penelitian kali ini dapat dilakukan
dengan pendekatan uji statistik menggunakan One Way ANOVA.
Tabel 4.15 Nilai Rata-Rata Ketiga Indikator Maqashid Index
Descriptives
Maqashid Index
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimu
m
Maximu
m
Lower
Bound
Upper
Bound
Pendidikan 12 .0091433 .0063487
9
.0018
3274 .0051095 .0131772 .00019 .02474
Keadilan 12 .9198092 .1683973
7
.0486
1213 .8128146 1.0268038 .78293 1.33754
Maslahah 12 .3788317 .1065167
0
.0307
4872 .3111542 .4465091 .20325 .49688
105
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa pada kolom mean
menginterpretasikan bahwa dimensi kedua Maqashid Index yakni penegakan
keadilan (Iqamah Al-„Adl), memperoleh nilai rata-rata tertinggi yakni sebesar
0,9198092 dari masing-masing BUS di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh
yang menjadi sampel penelitian. Nilai rata-rata tertinggi kedua diperoleh oleh
dimensi ketiga yakni mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah) sebesar
0,3788317 dan dimensi pertama pendidikan individu (Tahdzib Al-Fard)
memperoleh nilai rata-rata paling rendah yaitu sebesar 0,0091433.
Tabel 4.15 Uji Hipotesis One Way ANOVA
ANOVA
Maqashid Index
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 159.557 2 79.779 124.116 .000
Within Groups 21.212 33 .643
Total 180.769 35
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa nilai F hitung dari ketiga indikator
yaitu pendidikan individu (Ta‟dib Al-Fard), penegakan keadilan (Iqamah Al-
„Adl), dan mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah) sebesar 124.116
dengan probabilitas 0,00 pada kolom Sig. yang berarti α < 0,05 maka ketiga
negara yakni Indonesia, Pakistan dan Bangladesh mempunyai rata-rata nilai
Total 36 .4359281 .3953925
8
.0658
9876 .3021465 .5697097 .00019 1.33754
106
pendidikan, keadilan dan maslahah yang berbeda, dengan demikian pada taraf
nyata = 0,05 menolak hipotesis nol (H0). Maka, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Umum Syariah (BUS)
di Indonesia, Pakistan dan Bangladesh dari ketiga indikator Sharia Maqashid
Index (SMI) yaitu pendidikan individu (Ta‟dib Al-Fard), penegakan keadilan
(Iqamah Al-„Adl), dan mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah).
Uji One Way ANOVA menginterpretasikan bahwa H0 ditolak yakni ada
perbedaan dari masing-masing dimensi maqashid syari‟ah dari ketiga negara
objek penelitian, maka diperlukan uji lanjutan pasca Anova untuk mencari
kelompok mana yang berbeda, yakni uji Post Hoc Test.
Hasil uji beda One Way ANOVA yang mengahasilkan kesimpulan H0
ditolak, artinya ada perbedaan dari masing-masing dimensi maqashid syari‟ah
dari ketiga negara objek penelitian, tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Adzani dan Rini (2017) yang menyimpulkan H0 diterima,
artinya tidak ada perbedaan pada masing-masing dimensi maqashid syari‟ah
dari negara objek penelitian.
b. Uji Post Hoc Test
Supaya dapat mengetahui bank syariah mana yang memiliki perbedaan
signifikan, maka dilakukan uji Post Hoc Test. Uji Post Hoc Test merupakan
107
analisis yang dilakukan setelah Anova atau pasca Anova (Post Hoc Test) dan
dilakukan apabila hipotesis nol (H0) ditolak.
Fungsi analisis setelah Anova adalah untuk mencari kelompok mana
yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung yang menunjukkan adanya
perbedaan. Apabila F hitung menunjukkan tidak ada perbedaan, tentu analisis
setelah Anova tidak perlu dilakukan.
Tabel 4.17 Uji Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Maqashid Index
Tukey HSD
(I) Dimensi (J) Dimensi Mean
Difference (I-
J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Pendidikan Keadilan -.90833000
* .04701610 .000 -1.0236978 -.7929622
Maslahah -.36735250* .04701610 .000 -.4827203 -.2519847
Keadilan Pendidikan .90833000
* .04701610 .000 .7929622 1.0236978
Maslahah .54097750* .04701610 .000 .4256097 .6563453
Maslahah Pendidikan .36735250
* .04701610 .000 .2519847 .4827203
Keadilan -.54097750* .04701610 .000 -.6563453 -.4256097
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel 4.18 Homogeneous Subset
Maqashid Index
Tukey HSD
Dimensi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
108
Pendidikan 12 .0114792
Maslahah 12 .3788317
Keadilan 12 .9198092
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.18 memperlihatkan perbedaan rata-rata kelompok pada
masing-masing dimensi dari tabel Homogeneous Subset. Output di atas
menginterpretasikan bahwa rata-rata dari masing-masing dimensi terbagi tiga
kelompok, kelompok pertama terdiri dari dimensi pertama yaitu pendidikan
individu (Ta‟dib Al-Fard), kelompok kedua terdiri dari dimensi ketiga yaitu
mendorong kesejahteraan (Jalb Al-Maslahah), dan kelompok ketiga terdiri
dari dimensi kedua yaitu penegakan keadilan (Iqamah Al-„Adl). Melihat
ketiga kelompok tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga
dimensi maqashid syariah memiliki nilai berbeda. Rata-rata paling tinggi
diperoleh dimensi kedua yaitu penegakan keadilan (Iqamah Al-„Adl) sebesar -
0.9198092, sedangkan dimensi ketiga yaitu mendorong kesejahteraan (Jalb
Al-Maslahah) memperoleh rata-rata tertinggi kedua. Dan dimensi yang
memperoleh rata-rata terendah adalah pendidikan individu (Tahdzib Al-Fard)
sebesar 0,0114792.
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan
menggunakan metode Sharia Maqashid Index (SMI), penulis
menyimpulkan bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia, Pakistan dan
Bangladesh belum secara sempurna patuh terhadap norma dan nilai syariat
dalam operasional keuangannya. Al-Arafah Islamic Bank Bangladesh
menjadi BUS yang memiliki nilai rata-rata maqashid syari‟ah tertinggi
dan menjadikannya BUS dengan kinerja keuangan paling baik di antara
BUS di Indonesia dan Pakistan. Diikuti oleh BNI Syariah dan BRI Syariah
di mana keduanya merupakan BUS Negara Indonesia. Pada dimensi
pertama (Pendidikan Individu) BUS Indonesia memperoleh nilai tertinggi
karena optimalnya alokasi dana yang dikeluarkan untuk publikasi, riset
dan pelatiahan, BUS Indonesia menyadari bahwa investasi untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas sumber daya insani yang
dimiliki merupakan kunci kesuksesan sebuah perusahaan. Bangladesh
menjadi negara dengan bank syariah yang memperoleh nilai tertinggi pada
110
dimensi kedua dan ketiga (Penegakan Keadilan dan Mendorong
Kesejahteraan) karena konsistensinya dalam mengalokasikan dana untuk
investasi pada sektor riil dan investasi dengan sistem bagi hasil
(mudharabah dan musharakah), karena hal tersebut merupakan indikator
penting dalam pencapaian maqashid syariah. Adapun BUS Pakistan
menjadi negara dengan tingkat kinerja syariah paling buruk, karena BUS
Pakistan tidak memiliki alokasi dana untuk penelitian/riset, sedangkan
riset dan pengembangan sangat dibutuhkan bagi perbankan untuk
mendukung kemajuan dan keberlangsungan perusahaan dalam
menghadapi persaingan.
2. Analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui perbedaaan yang
signifikan pada rata-rata nilai Sharia Maqashid Index (SMI) yang meliputi
tiga indikator yaitu pendidikan individu (Ta‟dzib Al-Fard), penegakan
keadilan (Iqamah Al-„Adl), dan mendorong kesejahteraan (Jalb Al-
Maslahah) menghasilkan kesimpulan bahwa ketiga indikator signifikan
pada 0.00 (α < 0.05) yang berarti hipotesis H0 ditolak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa seluruh rata-rata nilai kinerja keungan dan syariah
Bank Umum Syariah pada masing-masing negara di Indonesia, Pakistan
dan Bangladesh periode 2013-2017 memiliki perbedaan yang signifikan
secara statistik antara satu negara dengan yang lainnya.
111
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran
sebagai sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya supaya menambah sampel penelitian agar lebih
baik dalam memberikan gambaran kinerja keuangan perbankan
syariah melalui metode Sharia Maqashid Index (SMI).
2. Industri perbankan syariah diharapkan lebih mengupayakan perbaikan
dalam pencapaian tujuan maqashid syariah. Hal tersebut dikarenakan
beberapa elemen penting pada Sharia Maqashid Index (SMI) belum
diterapkan dengan optimal. Elemen yang perlu diperbaiki di antaranya
kegiatan penelitian (R2), kegiatan pelatihan (R3), bagi hasil yang adil
(R5) dan alokasi dana untuk pengeluaran zakat (R9).
112
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aziz, Roikhan Mochamad. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta Selatan: Salemba
Diniyah, 2018.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Mufraini, Arief. Metodologi Penelitian Bidang Ekonomi Islam. Tangerang Selatan:
UIN Jakarta Press, 2013.
Sabirin, Syahril. Perjuangan Keluar dari Krisis : Percikan Pemikiran. Yogyakarta:
BPFE, 2003.
Siregar, Syofian. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2015.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2016.
Sutrisno. Perbankan Syariah: Distorsi Implementasi dan Solusi. Yogyakarta:
Ekonisia, 2016.
113
Jurnal
Adzani dan Rini. “Komparasi Kinerja Perbankan Syariah di ASIA dengan
Pendekatan Maqashid Syariah”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam.
Volume 5(1). 2017.
Ali dan Rama. “Indeks Kinerja Perbankan Syariah di ASIA Tenggara Berdasarkan
Konsep Maqashid Al-Syariah”. Jurnal Madania. Volume 22(1). 2018.
Antonio, dkk. “An Analysis of Islamic Banking Performance: Maqashid Index
Implementation in Indonesia and Jordania”. Journal of Islamic Finance.
Volume 1(1). 2012.
Asutay dan Harningtyas. “Developing Maqashid al-Shari’ah Index to Evaluate Social
Performance of Islamic Banks: A Conceptual and Empirical Attempt”.
International Journal of Islamic Economics and Finance Studies.
Volume 1(1). 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “New Paradigm in On Sinlammim Kaffah in Islamic
Economics”. Jurnal Signifikan. Volume 9(2). 2010.
Bedoui, Houssem Eddine. “Ethical Competitive Adventage for Islamic Finance”. The
Tenth Harvard University Forum on Islamic Finance Project, Harvard
Law School, 24-25 Maret 2012, Amerika.
114
Ghifari, dkk. “Analisis Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia dengan
Pendekatan Maqashid Index”. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah.
Volume 3(2). 2015.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Hammed, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measures For Syariah
Banks”. 2nd
International Conference on Administrative Science, King
Fahd University of Petroleum and Minerals, 19-21 April 2004. King
Saudi Arabia.
Mohammed and Taib, “Developing Islamic Banking Performance Measures Based on
Maqashid Al Shariah Framework: Cases of 24 Selected Banks”. The
Nineth Australian Society of Heterodox, Economic Conference,
University of New South Wales, Sydney, 6-7 Desember 2010, Australia.
Mohammed, dkk. “The Performance Measures of Islamic Banking Based on the
Maqashid Framework”. 1st IIUM International Accounting Conference
(INTAC IV), Putra Jaya Marroit, 25 Juni 2008. Malaysia.
Ramadhani dan Mutia. “Analisis Perbandingan Kinerja Syariah di Indonesia dan
Malaysia”. Simposium Nasional Akuntasi XIX, Lampung. 2016.
115
Wasyith, “Beyond Banking: Revitalisasi Maqashid dalam Perbankan Syariah”. Jurnal
Ekonomi Islam. Volume 8(1). 2017.
Website Resmi
Al Arafah Islami Bank, Annual Report, Al Arafah Islami Bank, 2013-2017. Dokumen
diakses pada 25 Mei 2019 dari https://www.al-
arafahbank.com/Financial-Statement.php
Al-Baraka Islamic Bank, Annual Report, Al-Baraka, 2013-2017. Dokumen diakses
pada 4 Februari 2019 dari https://www.albaraka.com.pk/investor-
relations/financial-statement/
Bank BNI Syariah, Laporan Tahunan, PT. Bank BNI Syariah Indonesia, 2013-2017.
Dokumen diakses pada 27 Februari 2018 dari
https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/hubunganinvestor/laporanpresentasi/laporantahunan
Bank BRISyariah, Laporan Tahunan, PT. Bank BRISyariah Indonesia, 2013-2017.
Dokumen diakses pada 27 April 2018 dari
https://www.bri.syariah.co.id/tentang_hubInvestor.php?f=anual
Bank Islami, Annual Report, Bank Islami, 2013-2017. Dokumen diakses pada 4
Februari 2019 dari https://bankisalmi.com.pk/investor-relations3
116
Bank Muamalat, Laporan Tahunan, PT. Bank Muamalat Indonesia, 2013-2017.
Dokumen diakses pada 27 April 2018 dari
https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan
Dubai Islamic Bank Pakistan, Financial Statement, Dubai Islamic Bank Pakistan,
2013-2017. Dokumen diakses pada 8 Mei 2019 dari
https://www.dibpak.com/index.php/financials/
EXIM Bank, Annual Report, EXIM Bank, 2013-2017. Dokumen diakses pada 25 Mei
2019 dari https://www.eximbankbd.com/report/Annual_Report
First Security Islami Bank, Independent Auditor‟s Report and Audited Financial
Statement, First Security Islami Bank, 2013-2017. Dokumen diakses
pada 25 Mei 2019 dari https://www.fsibbd.com/category/annual-report/
IFSB, “Islamic Finance for Asia : Development, Prospects, and Inclusive Growth”,
2015. Dokumen diakses pada 11 Januari 2019 dari https://www.adb.org
Islamic Financial Service Board (IFSB), “ Islamic Financial Services Industry :
Stability Report”, 2017. Dokumen diakses pada 28 September 2018 dari
https://www.ifsb.org
Mandiri Syariah, Laporan Tahunan, PT. Bank Syariah Mandiri, 2013-2017.
Dokumen diakses pada 27 April 2018 dari
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/company-
report/laporan-keuangan/laporan-bulanan
117
Meezan Bank, Annual Report, Meezan Bank, 2013-2017. Dokumen diakses pada 4
Februari 2019 dari https://www.meezanbank.com/fianncial-information/
Otoritas Jasa Keuangan, Annual Report, 2013-2017. Dokumen diakses pada 4 Juli
2019 dari https://www.ojk.go.id/id/data-dan-statistik/laporan-
tahunan/Default.aspx
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Laporan Triwulan 2013-2017.
Dokumen diakses pada 2 Juli 2019 dari https://www.ojk.go.id/id/data-
dan-statistik/laporan-triwulan/Default.aspx
Pew Research Centre, “The Future of The Global Muslim Population : Projection for
2010-2030”, 2011. Dokumen diakses pada 12 Januari 2019 dari
https://www.pewforum.org
Thomson Reuters, “Islamic Finance Development Report (IFDR) Building
Momentum”, 2018. Dokumen diakses pada 28 September 2018 dari
https://repository.salaamgateway.com
118
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah
(BUS) Indonesia Periode 2013-2017
BSM 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00142 0.00019 0.00011 0.00009 0.00001
Research Expense/Total Expense 0.00055 0.00059 0.00045 0.00009 0.00006
Training Expense/Total Expense 0.01174 0.00681 0.01202 0.00359 0.00666
Publicity Expense/Total Expense 0.02222 0.01362 0.01373 0.00767 0.00928
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.22205 0.21901 0.26261 0.22286 0.25563
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 0.99994 0.99999
Net Profit/Total Asset 0.01417 -0.00034 0.00545 0.00427 0.00429
Zakah/Net Income 0.02500 -0.12313 0.02500 0.06764 0.06523
Investment Deposit/Total Deposit 0.55246 0.54819 0.51460 0.70480 0.68613
BMI 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00012 0.00098 0.00088 0.00015 0.00030
Research Expense/Total Expense 0.00146 0.00170 0.00179 0.00298 0.00045
Training Expense/Total Expense 0.02286 0.00703 0.00179 0.00344 0.00080
Publicity Expense/Total Expense 0.03817 0.03424 0.04170 0.00440 0.00568
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.48049 0.50991 0.43306 0.43673 0.39215
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 0.99978 0.99984
Net Profit/Total Asset 0.01195 0.00159 0.00130 0.00144 0.01936
Zakah/Net Income 0.01489 0.12011 0.16825 0.16150 0.01268
Investment Deposit/Total Deposit 0.65357 0.68216 0.85213 0.78959 0.77481
119
BRIS 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00016 0.00012 0.00010 0.00019 0.00036
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.01699 0.01040 0.00409 0.00258 0.00274
Publicity Expense/Total Expense 0.02965 0.02572 0.02923 0.00923 0.00843
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.28442 0.31715 0.37345 0.33149 0.45083
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 0.99996 0.99983
Net Profit/Total Asset 0.01057 0.00051 0.00698 0.02633 0.02164
Zakah/Net Income 0.03012 0.66814 0.02366 0.00960 0.01309
Investment Deposit/Total Deposit 0.71191 0.86982 0.81310 0.65403 0.68617
BNIS 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00005 0.00057 0.00071 0.00085 0.00043
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.03390 0.02443 0.02140 0.01281 0.01626
Publicity Expense/Total Expense 0.05342 0.05331 0.06400 0.03311 0.02993
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.16300 0.16434 0.19415 0.15455 0.16464
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 0.99999 0.99963
Net Profit/Total Asset 0.01221 0.01129 0.01337 0.03570 0.03921
Zakah/Net Income 0.02527 0.02509 0.02502 0.01557 0.01346
Investment Deposit/Total Deposit 0.42004 0.44808 0.42984 0.71475 0.66575
120
Lampiran 2 : Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah
(BUS) Pakistan Periode 2013-2017
ABBPL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00028 0.00006 0.00004 0.00002 0.00004
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.00045 0.00002 0.00003 0.00003 0.00004
Publicity Expense/Total Expense 0.00019 0.00048 0.00025 0.00028 0.00051
Profit/Total Income 0.00425 0.00403 0.00362 0.00339 0.00312
Bad Debt/Total Investment 0.08612 0.10992 0.13843 0.21937 1.85305
Interest Free Income/Total Income 0.99774 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.01367 0.01261 0.01758 0.01806 0.01444
Zakah/Net Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment Deposit/Total Deposit 0.23950 0.31907 0.38286 0.43121 0.45347
BIPL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00234 0.00063 0.00026 0.00014 0.00054
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Publicity Expense/Total Expense 0.02140 0.01630 0.01866 0.02303 0.01441
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.06862 0.06098 0.06115 0.04703 0.15961
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 0.99998 0.99996
Net Profit/Total Asset 0.00355 0.00461 -0.00156 0.00467 0.00073
Zakah/Net Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment Deposit/Total Deposit 0.34234 0.32622 0.35083 0.37004 0.49764
121
DIBPL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00000 0.00006 0.00002 0.00007 0.00006
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Publicity Expense/Total Expense 0.00521 0.00727 0.00797 0.00870 0.00935
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.01756 0.03690 0.08089 0.09160 0.03281
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.00171 0.00591 0.00274 0.00901 0.01406
Zakah/Net Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment Deposit/Total Deposit 0.47457 0.61422 0.69594 0.64580 0.68457
MIBL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00283 0.00189 0.00119 0.00078 0.00054
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Publicity Expense/Total Expense 0.01307 0.02327 0.01684 0.01260 0.00902
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.02550 0.05583 0.08300 0.10958 0.17377
Interest Free Income/Total Income 0.99873 0.99994 0.99996 0.99998 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.04613 0.42468 0.38066 0.03014 0.03191
Zakah/Net Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment Deposit/Total Deposit 0.41866 0.44081 0.42324 0.49665 0.56426
122
Lampiran 3 : Rasio Kinerja Sharia Maqashid Index (SMI) Bank Umum Syariah
(BUS) Bangladesh Periode 2013-2017
IBBL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Research Expense/Total Expense 0.00090 0.00082 0.00077 0.00029 0.00032
Training Expense/Total Expense 0.00307 0.00001 0.00000 0.00310 0.00205
Publicity Expense/Total Expense 0.01628 0.01359 0.01185 0.01082 0.00584
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.00088 0.00595 0.00827 0.00792 0.00694
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.02597 0.02359 0.02007 0.01793 0.01910
Zakah/Net Income 0.02701 0.02772 0.02893 0.03460 0.03024
Investment Deposit/Total Deposit 0.83807 0.74460 0.75718 0.81676 0.84195
FSIB 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Research Expense/Total Expense 0.00026 0.00019 0.00016 0.00017 0.00062
Training Expense/Total Expense 0.00234 0.00292 0.00212 0.00215 0.00217
Publicity Expense/Total Expense 0.02266 0.02979 0.03458 0.02962 0.02617
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.00177 0.01341 0.00872 0.00540 0.01917
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.01261 0.01109 0.00994 0.01236 0.01419
Zakah/Net Income 0.01374 0.01606 0.01653 0.01348 0.01465
Investment Deposit/Total Deposit 0.83791 0.85840 0.86796 0.88174 0.89872
123
EXIM 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Research Expense/Total Expense 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Training Expense/Total Expense 0.00191 0.00181 0.00152 0.00161 0.00158
Publicity Expense/Total Expense 0.04499 0.04153 0.03911 0.03781 0.03327
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.03237 0.03161 0.03056 0.03296 0.04742
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.02533 0.02635 0.02409 0.02043 0.01784
Zakah/Net Income 0.02644 0.02348 0.01370 0.04611 0.03540
Investment Deposit/Total Deposit 0.85424 0.89713 0.84986 0.91296 0.89718
AAIBL 2013 2014 2015 2016 2017
Education Grant/Total Income 0.00000 0.00000 0.000000001 0.000000001 0.000000001
Research Expense/Total Expense 0.00036 0.00047 0.00051 0.00052 0.00047
Training Expense/Total Expense 0.00187 0.00397 0.00338 0.00312 0.00314
Publicity Expense/Total Expense 0.02491 0.02583 0.02655 0.02311 0.02361
Profit/Total Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Bad Debt/Total Investment 0.88588 0.88414 0.85096 0.81169 0.82449
Interest Free Income/Total Income 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000
Net Profit/Total Asset 0.02858 0.03010 0.02776 0.02752 0.02179
Zakah/Net Income 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
Investment Deposit/Total Deposit 0.85393 0.89457 0.90305 0.83380 0.85055
124
Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pendidika
n
Keadilan Maslahah Maqashid
Index
N 12 12 12 12
Normal Parametersa,b
Mean .0091433 .9198092 .3788317 1.3077833
Std.
Deviation .00634879
.1683973
7
.1065167
0 .20119492
Most Extreme
Differences
Absolute .149 .239 .241 .278
Positive .149 .239 .146 .278
Negative -.079 -.208 -.241 -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .516 .827 .834 .964
Asymp. Sig. (2-tailed) .953 .501 .491 .310
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 5 : Hasil Uji Homogenitas
Lampiran 6 : Hasil Uji Hipotesis One Way ANOVA
Test of Homogeneity of Variances
Maqashi Index
Levene Statistic df1 df2 Sig.
5.599 2 33 .008
Descriptives
Maqashid Index
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimu
m
Maximu
m
Lower
Bound
Upper
Bound
125
ANOVA
Maqashid Index
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 159.557 2 79.779 124.116 .000
Within Groups 21.212 33 .643
Total 180.769 35
Lampiran 7 : Hasil Uji Post Hoc
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Maqashid Index
Tukey HSD
(I) Dimensi (J) Dimensi Mean
Difference (I-
J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Pendidikan Keadilan -.90833000
* .04701610 .000 -1.0236978 -.7929622
Maslahah -.36735250* .04701610 .000 -.4827203 -.2519847
Keadilan Pendidikan .90833000
* .04701610 .000 .7929622 1.0236978
Maslahah .54097750* .04701610 .000 .4256097 .6563453
Maslahah Pendidikan .36735250
* .04701610 .000 .2519847 .4827203
Keadilan -.54097750* .04701610 .000 -.6563453 -.4256097
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Pendidik
an 12
.009143
3 .00634879
.0018327
4 .0051095 .0131772 .00019 .02474
Keadilan 12 .919809
2 .16839737
.0486121
3 .8128146 1.0268038 .78293 1.33754
Maslaha
h 12
.378831
7 .10651670
.0307487
2 .3111542 .4465091 .20325 .49688
Total 36 .435928
1 .39539258
.0658987
6 .3021465 .5697097 .00019 1.33754
126
Maqashid Index
Tukey HSD
Dimensi N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Pendidikan 12 .0114792
Maslahah 12 .3788317
Keadilan 12 .9198092
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 12.000.