komparasi tingkat kesehatan bank syariah dengan …

9
Prosiding The 5 th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019 “ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019 The 5 th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3 116 KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN PENDEKATAN RGEC Taufik Sobri, SEI., M.Si Akademi Manajemen Informatika dan Komputer - BATURAJA Jl. Jend. A Yani No.267-A, Tj. Baru, Batu Raja Tim., Sumatera Selatan, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Umum Syariah tahun 2016- 2018 ditinjau aspek RGEC (Risk Profile, GoodCorporate Governance (GCG), Earnings, Capital).Tingkat kesehatan bank diukur melalui beberapa rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut diantaranya adalah NPF, FDR, GCG, ROA, NIM, CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tahun 2016 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada peringkat komposit (PK-3) dengan nilai komposit 70%.Pada tahun 2017 dan tahun 2018 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada peringkat yang sama selama 2 periode yaitu peringkat komposit (PK-1). Dengan nilai komposit tahun 2017 sebesar 90%sedangkan tahun 2018 nilai komposit 86,7%. Hasil komporasi atau perbandingan pada tahun 2016-2018, tahun 2016 bank yang dalam keadaan sangat sehat berjumlah 6 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat 4 bank, selanjutnya bank dalam keadaan cukup sehat adalah 3 bank. Pada tahun 2017 dimana bank dalam keadaan sangat sehat berjumlah 8 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat berkurang menjadi 3 bank, sedangkan bank dalam keadaan cukup sehat berjumlah 2 bank. Lalu pada tahun 2018 bank dalam keadaan sangat sehat berjumlah 5 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat 7 bank, selanjutnya bank dalam keadaan cukup sehat berjumlah 1 bank. Kata kunci :Tingkat Kesehatan Bank, Bank Umum Syariah di Indonesia,Metode RGEC Abstract This study aimed to find out the soundness levels of commercial Islamic Banks in Indonesia in 2016-2018 in terms of the aspects RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, and Capital). The bank soundness level was measured by using some financial ratios. These ratios are NPF, FDR, GCG, ROA, NIM, CAR. The results of the study indicate that in 2016 Islamic Commercial Banks in Indonesia are in the composite rating (PK-3) with a composite value of 70%. In 2017 and 2018 Commercial Islamic Banks in Indonesia are ranked the same for 2 periods namely composite rating (PK-1). With a composite value of 2017 at 90% while in 2018 the composite value is 86.7%. Results of comparisons or comparisons in 2016-2018, in 2016 banks in a very healthy state amounted to 6 banks, then banks were in a healthy state of 4 banks, then banks in a fairly healthy condition were 3 banks. In 2017 where the banks were in a very healthy condition amounting to 8 banks, then the bank in good health was reduced to 3 banks, while the banks were in a fairly healthy condition amounting to 2 banks. Then in 2018 the bank was in a very healthy condition with 5 banks, then the bank was in a healthy state of 7 banks, then the bank in a fairly healthy condition amounted to 1 bank. Keywords: Bank Soundness Levels, Commercial Islamic Banks in Indonesia, RGEC Method

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

116

KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN PENDEKATAN RGEC

Taufik Sobri, SEI., M.Si Akademi Manajemen Informatika dan Komputer - BATURAJA

Jl. Jend. A Yani No.267-A, Tj. Baru, Batu Raja Tim., Sumatera Selatan, Indonesia Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Umum Syariah tahun 2016-

2018 ditinjau aspek RGEC (Risk Profile, GoodCorporate Governance (GCG), Earnings, Capital).Tingkat kesehatan bank diukur melalui beberapa rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut diantaranya adalah NPF, FDR, GCG, ROA, NIM, CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tahun 2016 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada peringkat komposit (PK-3) dengan nilai komposit 70%.Pada tahun 2017 dan tahun 2018 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada peringkat yang sama selama 2 periode yaitu peringkat komposit (PK-1). Dengan nilai komposit tahun 2017 sebesar 90%sedangkan tahun 2018 nilai komposit 86,7%. Hasil komporasi atau perbandingan pada tahun 2016-2018, tahun 2016 bank yang dalam keadaan sangat sehat berjumlah 6 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat 4 bank, selanjutnya bank dalam keadaan cukup sehat adalah 3 bank. Pada tahun 2017 dimana bank dalam keadaan sangat sehat berjumlah 8 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat berkurang menjadi 3 bank, sedangkan bank dalam keadaan cukup sehat berjumlah 2 bank. Lalu pada tahun 2018 bank dalam keadaan sangat sehat berjumlah 5 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat 7 bank, selanjutnya bank dalam keadaan cukup sehat berjumlah 1 bank.

Kata kunci :Tingkat Kesehatan Bank, Bank Umum Syariah di Indonesia,Metode RGEC

Abstract

This study aimed to find out the soundness levels of commercial Islamic Banks in Indonesia in 2016-2018 in terms of the aspects RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, and Capital). The bank soundness level was measured by using some financial ratios. These ratios are NPF, FDR, GCG, ROA, NIM, CAR. The results of the study indicate that in 2016 Islamic Commercial Banks in Indonesia are in the composite rating (PK-3) with a composite value of 70%. In 2017 and 2018 Commercial Islamic Banks in Indonesia are ranked the same for 2 periods namely composite rating (PK-1). With a composite value of 2017 at 90% while in 2018 the composite value is 86.7%. Results of comparisons or comparisons in 2016-2018, in 2016 banks in a very healthy state amounted to 6 banks, then banks were in a healthy state of 4 banks, then banks in a fairly healthy condition were 3 banks. In 2017 where the banks were in a very healthy condition amounting to 8 banks, then the bank in good health was reduced to 3 banks, while the banks were in a fairly healthy condition amounting to 2 banks. Then in 2018 the bank was in a very healthy condition with 5 banks, then the bank was in a healthy state of 7 banks, then the bank in a fairly healthy condition amounted to 1 bank. Keywords: Bank Soundness Levels, Commercial Islamic Banks in Indonesia, RGEC Method

Page 2: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

117

1. PENDAHULUAN

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada PBI No.13/1/PBI/2011. Penilaian tingkat kesehatan bank umum dimaksudkan agar bank mampu untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara normal dan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan baik. Berdasarkan PBI No. 13 tahun 2011 Pasal 6, faktor penilaian kesehatan bank yang wajib dipenuhi oleh bank meliputi Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital yang biasanya disebut sebagai metode RGEC. Metode RGEC menggantikan metode. Penilaian kesehatan bank umum yaitu metode CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity and Sensitivity) mulai digunakan pada tahun 2004 juga diterbitkan oleh Bank Indonesia dan merupakan penyempurnaan dari metode sebelumnya yaitu CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning and Liquidity).

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Pasal 7 Profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 risiko, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Dalam penelitian ini peneliti mengukur faktor risk profile dengan menggunakan 2 indikator yaitu faktor risiko kredit dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF) dan risiko likuiditas dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR).

Menurut Budisantoso (2014:73) Kesehatan suatu bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Penilaian kesehatan bank sangat penting dikarenakan bank mengelola danamasyarakat dan dipercayakan kepada bank. Hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kebijakan bank dimasa yang akan datang (Trisnawati, 2014).

Oleh karena itu, penilaian tingkat kesehatan bank sangat penting dilakukan agar bank dapat mengetahui seberapa baik dan sehatnya kinerja keuangannya maupun kinerja perusahaan. Fungsi bank merupakan perantara di antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, di samping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankan (Kasmir, 2014).Perkembangan Bank Syariah di Indonesia tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan masyarakat meskipun secara nasional market share Bank Syariah masih rendah dibandingkan dengan bank konvensional. Perkembangan Bank Syariah, dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perkembangan Bank Syariah

No Tahun BUS UUS BPRS

1 2014 12 22 163 2 2015 12 22 163 3 2016 13 21 166 4 2017 13 21 167

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2017

Tabel 1 di atas menunjukan bahwa perkembangan Bank Syariah mengalami perubahan yang fluktuatif, pada tahun 2014 sampai 2015 Bank Umum Syariah atau disebut BUS di Indonesia berjumlah 12 unit dan pada tahun 2016 sampai dengan 2017 bertambah satu unit menjadi 13 unit. Sedangkan pada Unit Usaha Syariah pada tahun 2016 mengalami penurunan dari 22 unit menjadi 21 unit, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunnya dengan adanya spin off Unit Usaha Syariah menjadi BUS seperti yang terjadi pada Bank Aceh Syariah yang pada awalnya merupakan Unit Usaha Syariah. Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) pada tahun

Page 3: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

118

2015 berjumlah 163 unit kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 166 unit dan meningkat kembali pada tahun 2017 menjadi 167 unit dan pada tahun 2015 BPRS mengalami penurunan hingga 162 unit.

Untuk mendapat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Umum Syariah, maka dari itu akan dilakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC pada Bank Umum Syariah (PT. Bank Aceh Syariah, PT. Bank BCA Syariah, PT. Bank BNI Syariah, PT. Bank BRI Syariah, PT. Bank Syariah Bukopin , PT. Bank Jabar Banten Syariah, PT. Bank Maybank Syariah Indonesia, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Mega Syariah, PT. Bank Panin Dubai Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, PT. Bank Victoria Syariah) pada periode tahun 2016 dan tahun 2017.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings) dan Permodalan (capital) atau disingkat menjadi metode RGEC. Penjelasan faktor penilaian dalam RGEC adalah sebagai berikut : 1. Risk profile

a. Risiko Kredit

Menurut Kasmir (2010: 103) Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit disini di ukur dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF).Non Performing Financing (NPF) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Umam, 2013:244). b. Risiko Likuiditas

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016) Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diangunkan, tanpa mengganggu aktivitas, dan kondisi keuanga bank.Rasio likuiditas juga merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. 2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) adalah faktor penilaian terhadap kinerja manajemen bank secara internal, penilaian faktor GCG ini dinilai dengan Self Assessment. 3. Penilaian Rentabilitas (Earnings)

a. Return On Assets (ROA)

Menurut Dendawijaya (2005:118) Return On Assets (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. b. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk mendapatkan bunga bersih. c. Penilaian Permodalan (Capital)

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaianterhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan modal.Capital adalah kecukupan modal yang menunjukkan

Page 4: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

119

kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:562). Rasio yang sering digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) atau sering disebut Kebutuhan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dikatakan sehat apabila bank memiliki rasio CAR (KPMM) minimal delapan persen.

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat 4 faktor untuk menilai tinggkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (riskprofile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), danPermodalan (capital) atau disingkat menjadi metode RGEC.

Obyek penelitian ini adalah 13 Bank umum syariah yang terdaftar pada situs Bank Indonesia adalah:

1. PT. Bank Aceh Syariah

2. PT. Bank BCA Syariah

3. PT. Bank BNI Syariah

4. PT. Bank BRISyariah

5. PT. Bank Syariah Bukopin

6. PT. Bank Jabar Banten Syariah

7. PT. Bank Maybank Syariah Indonesia

8. PT. Bank Muamalat Indonesia

9. PT. Bank Mega Syariah

10. PT. Bank Panin Dubai Syariah

11. PT. Bank Syariah Mandiri

12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

13. PT. Bank Victoria Syariah

Teknik analisis data dengan menggunakan metode RGEC

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode RGEC Pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2016-2018

Pada tahun 2016 PT Bank Aceh Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat kompot 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,07% ( Sangat sehat), FDR 84,69% (sehat), GCG ada pada peringkat ke 3 (cukup sehat), ROA 2,48% (Sangat sehat), NIM 7,47% (Sangat sehat), CAR 20,74% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank Aceh Syariah penilaian tingkat kesehatan dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 93,3 ada pada peringkat 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,04% (Sangat sehat), FDR 69,44% (Sangat sehat), GCG 3 ada pada peringkat (Cukup sehat), ROA 2,51% (Sangat sehat), NIM 7,61%(Sangat sehat), CAR 21,505 (Sangat sehat).Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank Aceh Syariah penilaian tingkat kesehatan dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 96,7 ada pada peringkat 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,04% (Sangat sehat), FDR 71,98% (Sangat sehat), GCG 2 ada pada peringkat (sehat), ROA 2,38% (Sangat sehat), NIM 7,72% (Sangat sehat), CAR 19,67 (Sangat sehat).

PT Bank BCA Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 86,6 ada pada peringkat komposit 1

Page 5: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

120

(PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,2% (Sangat sehat), FDR 90,1% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat ke 1 (Sangat sehat), ROA 1,1% (Sangat sehat), NIM 4,80% (Sangat sehat), CAR 36,7% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank BCA Syariah penilaian tingkat tingkat kesehatan kriteria sangat sehat dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 86,6 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,04% (Sangat sehat), FDR 88,5% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,2% (Sehat), NIM 4,30% (Sangat sehat), CAR 29,4% (Sangat sehat). Nilai komposit pada PT Bank BCA Syariah berada pada nilai yang sama, tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank BCA Syariah penilaian tingkat tingkat kesehatan kriteria sangat sehat dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 93,3 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,28% (Sangat sehat), FDR 88,99% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 1 (Sangat Sehat), ROA 1,17% (Sangat Sehat), NIM 4,43% (Sangat sehat), CAR 24,27% (Sangat sehat).

PT Bank BNI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,2% (Sangat sehat), FDR 84,57% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,44% (Sehat), NIM 8,32 (Sangat sehat), 14,92% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank BNI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 1,50% (Sangat sehat), FDR 80,21% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,31% (Sehat), NIM 8,10% (Sangat sehat), CAR 20,14% (Sangat sehat).Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank BNI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 1,52% (Sangat sehat), FDR 79,62% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,42% (Sehat), NIM 7,16% (Sangat sehat), CAR 19,31% (Sangat sehat).

PT Bank BRI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 86,7 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 3,19% (Sehat), FDR 81,47% (Sehat), GCG ada pada peringkat 1,60 (Sehat), ROA 0,95% (Cukup sehat), NIM 6,67% (Sangat sehat), CAR 20,63% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank BRI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 83,3 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 4,72% (Sehat), FDR 71,87% (Sangat sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 0,51% (Cukup sehat), NIM 5,84% (Sangat sehat), CAR 20,29% (Sangat sehat).Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank BRI Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 83,3 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 4,97% (Sehat), FDR 75,49% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 0,43% (Cukup sehat), NIM 5,39% (Sangat sehat), CAR 29,27% (Sangat sehat).

PT Bank Syariah Bukopin penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 73,43 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 4,66% (Sehat), FDR 88,18% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA-1,12% (Tidak sehat) masalah yang dihadapi oleh PT Bank Syariah Bukopin pada rasio ROA karena ketidakmampuan bank dalam menghasilkan laba dimana laba pada tahun 2016 mengarah pada hasil yang negatif atau rugi dimana ada rugi pada laba operasional sebesar -64.608 (milyar Rp), NIM 3,31% (Sangat sehat), CAR 15,15% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank Syariah Bukopin penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai 76,7 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 4,18% (Sehat), FDR 82,44% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehar), ROA 0,2% (Kurang sehat), NIM 2,44% (Sehat), CAR 19,20% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank Syariah Bukopin penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai 73,3 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung

Page 6: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

121

oleh rasio NPF 4,89% (Sehat), FDR 91,48% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehar), ROA 0,21% (Kurang sehat), NIM 3,28% (Sehat), CAR 17,92% (Sangat sehat).

PT Bank Jabar Banten Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 66,7 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 5,7% (Cukup sehat). FDR 98,73% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 3 (Cukup sehat), ROA -7,3% (Tidak sehat) masalah yang dihadapi oleh PT Bank Jabar Banten Syariah pada rasio ROA karena ketidakmampuan bank dalam menghasilkan laba dimana laba pada tahun 2016 mengarah pada hasil yang negatif atau rugi dimana ruginya sebesar -414.183 (Milyar Rp), NIM 3,47% (Sangat sehat), CAR 16,25% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 66,7 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 5,67% (Cukup sehat), FDR 91,03% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 3 (Cukup sehat), ROA -5,4% (Tidak sehat), NIM 4,30% (Sangat sehat), CAR 18,25% (Sangat sehat).Sedangkan pada tahun 2018 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 76,7 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 3,22% (sehat), FDR 98,66% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (sehat), ROA 0,55% (cukup sehat), NIM 5,17% (Sehat), CAR 16,29% (Sangat sehat).

PT Bank Maybank Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 63,3 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 4,60% (Sehat), FDR 134,73% (Tidak sehat), GCG ada pada peringkat 3 (Cukup sehat), ROA -9,51% (Tidak sehat), NIM 4,99% (Sangat sehat), CAR 55,06% (Sangat sehat). Pada 2017 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,00% (Sangat sehat), FDR 85,94% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 5,50% (Sangat sehat), NIM 8,79% (Sangat sehat), CAR 75,83% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2018 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 70 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 0,00% (Sangat sehat), FDR 429,923% (tidak sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA -6,86% (tidak sehat), NIM 18,28% (Sangat sehat), CAR 163,03% (Sangat sehat).

PT Bank Muamalat Indonesia penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan RGEC menghasilkan nilai komposit 80 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 1,40% (Sangat sehat), FDR 95,13% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 0,22% (Kurang sehat), NIM 3,21% (Sangat sehat), CAR 12,74% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 PT Bank Muamalat Syariah penilaian tingkat kesehatan bank krietria sehat. Dalam perhitungan RGEC menghasilkan nilai komposit 73,3 ada pada kriteria peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 2,75% (Sehat), FDR 84,41% (Sehat), GCG ada pada peringkat 3 (Cukup sehat), ROA 0,11% (Kurang sehat), NIM 2, 48% (Sehat), CAR 13,62% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank Muamalat Syariah penilaian tingkat kesehatan bank krietria sehat. Dalam perhitungan RGEC menghasilkan nilai komposit 73,3 ada pada kriteria peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 2,50% (Sehat), FDR 79,03% (Sehat), GCG ada pada peringkat 2 (sehat), ROA 0,35% (Kurang sehat), NIM 3,69% (Sehat), CAR 12,12% (Sangat sehat).

PT Bank Mega Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan komposit 86,7 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 3,30% (Sehat), FDR 95,24% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 2,63% (Sangat sehat), NIM 7,56% (Sangat sehat), CAR 25,53% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan komposit 86,7 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh NPF 1,56% (Sangat sehat), FDR 91,05% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,56% (Sangat sehat), NIM 6,03% (Sangat sehat), CAR 22,19% (Sangat sehat).

Page 7: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

122

Sedangkan pada tahun 2018 penilaian tingkat kesehatan bank kriteriasehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan komposit 83,3 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh NPF 1,96% (Sangat sehat), FDR 90,88% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 0,98% (cukup sehat), NIM 5,52% (Sangat sehat), CAR 20,54% (Sangat sehat).

PT Bank Panin Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 76,7 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 1,86% (Sangat sehat), FDR 91,99% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 1 (Sangat sehat), ROA 0,37% (Kurang sehat), NIM 6,75% (Sangat sehat), CAR 18,17% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 63,3 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 4,83% (Sehat), FDR 91,99% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA -10,77 (Tidak sehat) kemungkinan terburuk PT Bank Panin Syariah tidak mampu mengelola dengan baik keuangan sehingga mengalami kerugian dan kekampuan ROA menjadi bermasalah, NIM 2,40% (Sehat), CAR 11,51% (Sehat). Sedangkan pada tahun 2018 penilaian tingkat kesehatan bank kriteriasehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 80 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 2,38% (Sehat), FDR 80,91% (sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 1,12 (cukup sehat), NIM 2,45% (Sehat), CAR 13,10% (sangat Sehat).

PT Bank Syariah Mandiri penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 86,7 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 3,30% (Sehat), FDR 79,19% (Sehat), GCG ada pada peringkat 1 (Sangat sehat), ROA 0,59% (Cukup sehat), NIM 6,75% (Sangat sehat), CAR 14,01% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2017 PT Bank Syariah Mandiri penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 86,7% ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 2,71% (Sehat), FDR 77,66% (Sehat), GCG ada pada peringkat 1 (Sangat sehat), ROA 0,59% (Cukup sehat), NIM 7,35% (Sangat sehat), CAR 15,20% (Sangat sehat).Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank Syariah Mandiri penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 93,3 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 1,56% (sangat Sehat), FDR 77,25% (sangat Sehat), GCG ada pada peringkat 1 (Sangat sehat), ROA 0,88% (Cukup sehat), NIM 6,18% (Sangat sehat), CAR 16,26% (Sangat sehat).

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat di tahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,2% (Sangat sehat), FDR 92,8% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 9,0% (Sangat sehat), NIM 5,63% (Sangat sehat), CAR 23,8% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2017 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,1% (Sangat sehat), FDR 92,5% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 11,2% (Sangat sehat), NIM 6,63% (Sangat sehat), CAR 28,9% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2018 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sangat sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 90 ada pada peringkat komposit 1 (PK-1) didukung oleh rasio NPF 0,02% (Sangat sehat), FDR 95,6% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 2 (Sehat), ROA 12,4% (Sangat sehat), NIM 6,65% (Sangat sehat), CAR 40,9% (Sangat sehat).

PT Bank Victoria Syariah penilaian tingkat kesehatan bank kriteria cukup sehat ditahun 2016. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 70 ada pada peringkat komposit 3 (PK-3) didukung oleh rasio NPF 4,35% (Sehat), FDR 100,69% (Cukup sehat), GCG ada pada peringkat 1,85 (Sehat), ROA -2,19% (Tidak sehat) masalah yang dihadapi oleh PT Bank Victoria Syariah pada rasio ROA karena ketidakmampuan bank dalam menghasilkan laba dimana laba

Page 8: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

123

pada tahun 2016 mengarah pada hasil yang negatif atau rugi, NIM 6,70% (Sangat sehat), CAR 15, 98% (Sangat sehat). Pada tahun 2017 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 80 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 4,08% (Sehat), FDR 83,59% (Sehat), GCG ada pada peringkat 1,62% (Kurang sehat), ROA 0,36% (Kurang sehat), NIM 7,10% (Sangat sehat), CAR 19,29% (Sangat sehat). Sedangkan pada tahun 2018 penilaian tingkat kesehatan bank kriteria sehat. Dalam perhitungan aspek RGEC menghasilkan nilai komposit 80 ada pada peringkat komposit 2 (PK-2) didukung oleh rasio NPF 3,41% (Sehat), FDR 82,78% (Sehat), GCG ada pada peringkat 1% (sangat sehat), ROA 0,32% (Kurang sehat), NIM 2,91% (sehat), CAR 22,07% (Sangat sehat). Hasil Komporasi

Dari hasil data komporasi diatas dengan menggunakan kriteria pada RGEC pada tahun 2016 bank yang dalam keadaan sangat sehat berjumlah 7 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat 3 bank, selanjutnya bank dalam keadaan cukup sehat adalah 3 bank. Pada tahun 2017 dimana bank dalam keadaan sangat sehat berjumlah 7 bank, kemudian bank dalam keadaan sehat bertambah menjadi 4 bank, sedangkan bank dalam keadaan cukup sehat berjumlah 2 bank.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Pada Tahun 2016-2018 sebagai berikut:. 1. Bank Umum Syariah di Indonesia kriteria Sangat Sehat :

Tahun 2016 ada 7 bank, yaitu PT Bank Aceh Syariah dengan nilai komposit 90, PT Bank BCA Syariah dengan nilai komposit 86,6, PT Bank BNI Syariah dengan nilai komposit 90, PT Bank BRI Syariah dengan nilai rasio 86,7, PT Bank Mega Syariah dengan nilai rasio 86,7, PT Bank Syariah Mandiri dengan rasio 86,7, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah dengan rasio 90.

Tahun 2017 ada 7 bank yaitu, PT Bank Aceh Syariah dengan nilai komposit 93,3, PT Bank BCA Syariah 86,6, PT Bank BNI Syariah dengan nilai komposit 90, PT Bank Maybank Syariah dengan nilai komposit 90, PT Bank Mega Syariah dengan rasio 86,7, PT Bank Syariah Mandiri dengan nilai komposit 86,7, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah dengan nilai komposit 90.

Tahun 2018 berjumlah 5 bank yaitu, PT Bank Aceh Syariah dengan nilai komposit 96,7, PT Bank BNI Syariah dengan nilai komposit 90, PT Bank BCA Syariah dengan nilai komposit 93,3, PT Syariah Mandiri 93,3, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah dengan nilai komposit 90.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 tentang peringkat komposit tingkat kesehatan bank metode RGEC bobot 86-100 masuk dalam peringkat komposit sangat sehat (PK-1) 2. Bank Umum Syariah di Indonesia kriteria Sehat :

Tahun 2016 ada 3 bank yaitu, PT Bank Syariah Bukopin dengan nilai komposit 73,43, PT Bank Muamalat Syariah dengan nilai komposit 80, PT Bank Panin Syariah dengan nilai komposit 76,7.

Tahun 2017 PT ada 4 bank yaitu, PT Bank BRI Syariah dengan nilai komposit 83,3, PT Bank Syariah Bukopin dengan nilai komposit 76,6, PT Bank Muamalat Indonesia dengan nilai komposit 73,3, PT Bank Victoria Syariah dengan nilai komposit 80.

Tahun 2018 PT Bank BRI Syariah dengan nilai komposit 83,3, PT. Bank Syariah Bukopin 73,3, PT. Bank jabar Banten Syariah 76,7, PT Bank Muamalat Indonesia dengan nilai komposit 76,7, PT Bank Mega Syariah dengan nilai komposit 83,3, PT Bank Panin Syariah dengan nilai komposit 80, PT Bank Victoria Syariah dengan nilai kompoist 80.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 tentang peringkat komposit tingkat kesehatan bank metode RGEC bobot 71-85 masuk dalam peringkat komposit sehat (PK-2)

Page 9: KOMPARASI TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN …

Prosiding

The 5th Seminar Nasional dan Call for Paper-2019

“ Kebaruan dan Kode Etik Penelitian “N019

The 5th SNCP 2019 - ISBN : 978-602-6988-71-3

124

3. Bank Umum Syariah di Indonesia kriteria cukup sehat :

Tahun 2016 ada 3 bank yaitu, PT Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai komposit 66,7, PT Bank Maybank Syariah Indonesia dengan nilai komposit 63,3, PT Bank Bank Victoria dengan nilai komposit 70.

Tahun 2018 1 bank adalah PT Bank Maybank Syariag dengan nilai komposit 70. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 tentang peringkat komposit

tingkat kesehatan bank metode RGEC bobot 61-70 masuk dalam peringkat komposit cukup sehat (PK-3)

Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2016 berada pada Peringkat Cukup sehat (Peringkat komposit 3 PK-3) dimana nilai komposit sebesar 70, kemudian pada tahun 2017 berada pada peringkat sangat sehat (Peringkat komposit 1 PK-1) dimana nilai komposit sebesar 90. Sedangkan pada tahun 2018 berada pada peringkat sangat sehat (Peringkat komposit 1 PK-1) dengan nilai komposit 86,7.

REFERENSI Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.Revisi).Jakarta : Rineka

Cipta.

Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 Perihal Penilian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2011. Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNPPerihal Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Budisantoso, Totok, Triandaru Sigit. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba

Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Kasmir, 2014.Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE. Rivai, Veithzal, dkk. 2012. Commercial Bank Management:Manajemen Perbankandari Teori ke

Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Trisnawati, Estralita, dan Agoes, Sukrisno. 2014. Akuntansi Perpajakan Edisi 3. Jakarta, Salmba

Empat.

Undang-Undang. 1992. Undang-undang No. 7 Tahun 1992, tentang Perbankan. Undang-Undang. 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan.