slogan iklan televisi mediasi antara manusia dan realitas sosial

32
FUNGSI SLOGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIASI ANTARA MANUSIA DAN REALITAS SOSIAL (Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis dengan Ancangan SFL) Oleh Athiyah Salwa 13020210400002 1 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Upload: athiyah-salwa

Post on 25-Jul-2015

579 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

FUNGSI SLOGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIASI

ANTARA MANUSIA DAN REALITAS SOSIAL

(Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis dengan Ancangan SFL)

Oleh

Athiyah Salwa

13020210400002

MAGISTER LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

1 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 2: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

FUNGSI SLOGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIASI ANTARA

MANUSIA DAN REALITAS SOSIAL

(Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis dengan Ancangan SFL)

Athiyah Salwa

Abstract

Iklan televisi merupakan salah satu sarana yang paling diminati untuk menyampaikan maksud dan tujuan seseorang atau lembaga dewasa ini. Iklan sangat efektif sebagai media untuk menyampaikan makna dengan menggunakan bahasa-bahasa yang terangkum di dalamnya. Tidak hanya itu, makna yang disampaikan dalam bahasa kadang kala juga merupakan simbol dari realitas dan keadaan sosial dalam masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan aktifitas sosial apa sajakah yang muncul dalam bahasa-bahasa yang digunakan dalam sebuah iklan dan mendefinisikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi tumbulnya penggunaan bahasa tersebut.

Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis (CDA), SFL, dan Iklan

1. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi mahluk hidup termasuk di dalamnya

manusia, hewan dan tumbuhan. Dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan suatu hal

yang kompleks sama halnya dengan begitu kompleksnya kehidupan mahluk hidup di

muka bumi ini. Perkembangan dan seluk beluk kebahasaan berjalan beriringan

dengan tingkat peradaban umat manusia itu sendiri. Semakin tinggi dan luas

peradaban umat manusia di muka bumi ini, maka akan semakin tinggi dan kompleks

pula bahasa akan berkembang.

Pada umumnya, bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan

suatu makna dan mendeskripsikan sebuah simbol. Yang dimaksud dengan makna

disini sangatlah luas,baik yang sengaja dibuat oleh manusia maupun tidak. Selain itu,

simbol-simbol yang ada dalam kehidupan umat manusia juga dapat disajikan dan

digambarkan melalui bahasa.

Banyak sekali hal-hal yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk

menyampaikan makna. Dimulai dari hal yang paling dasar dan paling umum adalah

manusia itu sendiri. Mereka menghasilkan tuturan yang didasari atas suatu makna

2 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 3: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

yang ada dalam fikiran mereka. Bahasa ini digunakan sebagai alat untuk

mengungkapkan ide, perasaan, pengetahuan, dan segala sesuatu yang ada dalam

fikiran manusia. Dan manusia itu sendirilah yang menggunakan berbagai alat selain

tuturan verbal sebagai contoh melalui bahasa tulis untuk mewakili ucapan mereka

secara tidak langsung.

Semakin modernnya teknologi yang berkembang saat ini menjadikan manusia

menjadi semakin kreatif dalam meyampaikan makna. Tidak hanya dengan surat,

koran, majalah, tabloid, novel, atau buku cerita saja mereka dapat menyampaikan apa

yang ada dalam fikiran mereka. Media elektronik yang makin marak dan membudaya

saat ini merupakan sarana yang semakin diminati bagi sebagian kalangan untuk

menyampaikan berbagai ide mereka. Hal ini dikarenakan media elektronik memiliki

jangkauan yang lebih luas daripada media cetak. Sebagai perbandingan, alat

elektronik seperti televisi tidak hanya menyampaikan berita dan informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat intelektual saja melainkan juga hiburan dan informasi

bagi kebanyakan orang baik dengan latar belakang pendidikan tinggi maupun rendah.

Sedangkan media cetak merupakan kebutuhan bagi sebagian kalangan berpendidikan

saja, atau masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai suatu kejadian

tertentu dalam versi yang lebih lengkap. Namun, porsi berita dan informasi yang ada

dalam media cetak lebih banyak daripada hiburannya. Dalam hal hiburan pun, apa

yang disajikan dalam media elektronik lebih menarik karena disajikan dengan audio

visual yang hidup. Sehingga, koran, majalah, dan tabloid berada dalam urutan kedua

setelah media elektronik yang paling mendominasi saat ini.

Selain informasi baik berita maupun hiburan yang mengisi media elekronik, tak

kalah banyaknya, iklan juga mengisi bagian dalam tayangan pertelevisian. Pihak

swasta memanfaatkan dominasi media elektronik ini untuk mempromosikan produk-

produk yang mereka hasilkan. Pilihan terhadap televisi ini dikarenakan juga karena

pengaruh televisi begitu kuat karena dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Jika

setiap keluarga memiliki setidaknya satu buah unit televisi, maka berapa banyak

pasang mata akan menyaksikan tayangan televisi ini. Sehingga, media televisi

merupakan sarana yang paling ampuh untuk menjaring konsumen.

Setiap iklan televisi memiliki berbagai produk dan tujuan yang akan disampaikan

kepada konsumennya. Yang termasuk di dalamnya adalah iklan produk swasta, iklan

layanan masyarakat, maupun kampanye politik dapat dilakukan dengan media iklan.

Selain tampilan visual yang menjadi andalan dalam menjaring konsumen, kekuatan

3 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 4: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

bahasa atau kata-kata yang disampaikan juga mempengaruhi minat pemirsa televisi.

Satu produk dengan yang lainnya memiliki cirri khas masing-masing dalam

menyampaikan produk dan tujuan mereka. Mereka memiliki caranya masing-masing

untuk menunjukkan perbedaannya dengan yang lain. Berbagai gaya bahasa dan

simbol yang mereka gunakan mencerminkan perbedaan mereka dengan yang lainnya.

Iklan-iklan ini berlomba menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dengan

menunjukkan keunggulan produk mereka masing-masing.

Pada umumnya, apa yang disampaikan iklan adalah bentuk promosi berupa

pengunggulan agar produk dan pesan mereka dapat ditangkap oleh konsumen. Iklan

ini pulalah yang dari sekedar merefleksikan bentuk kehidupan manusia itu sendiri

menjadi merekonstruksi realitas manusia. Hadirnya iklan dan produk-produk di

dalamnya merupakan layanan terhadap perkembangan kehidupan yang dibuat oleh

manusia itu sendiri. Namun, semaki rumit dan kompleksnya hasil peradaban umat

manusia, mengakibatkan mereka membentuk sebuah realitas seendiri yang pada

dasarnya tidak ada dan tidak dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia. Mengingat

semakin berkembangnya zaman dan teknologi, manusia berfikir dan berusaha

bagaimana agar kehidupan mereka lebih mudah, sejahtera dan nyaman. Hal inilah

yang mencetuskan berbagai temuan-temuan produk dewasa ini.

Berangkat dari fenomena sosial ini, penulis mencoba untuk mengangkat

fenomena iklan yang menjadi sarana masyarakat dalam mempromosikan produk

mereka. Penulis mencoba menguak apa yang ada dibalik makna dan pesan yang

mereka sampaikan melalui sumber bahasa yang mereka gunakan, khusunya dalam

slogan dan kata-kata promosi yang mereka gunakan. Dari hasil penelitian ini, penulis

akan menggambarkan masalah-masalah dan bentuk sosial apakah yang mendasari

timbulnya makna tersembunyi yang ada dalam bahasa iklan tersebut.

2. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis akan menyajikan berbagai sumber yang berkaitan erat dengan

penelitian ini diantaranya analisis wacana kritis (CDA), dan Systemic Functional

Linguistics (SFL).

2.1 Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis - CDA)

Wacana merupakan suatu hal yang masih sangat luas dan global. Jika dikaitkan

dengan bahasa, wacana merupakan sebuah ide dan pemikiran yang termaktub dalam

4 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 5: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

bentuk-bentuk bahasa, termasuk di dalmnya dalah sebuah teks. Teks disini juga masih

sangat global baik berupa klausa, kalimat, paragraf, maupun kumpulan paragraf yang

berisikan satu ide pemikiran.

Analisis wacana kritis merupakan salah satu tipe dari analisis wacana yang

meneliti tentang penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketaksamaan yang

dimuat dan dihasilkan dalam sebuah teks dan perbincangan dalam konteks politik dan

sosial (Schiffrin, 2003: 352). Analisis wacana kritis mencoba memahami dan

mempelajari sebuah teks sebagai alat untuk mengkritisi dan menggambarkan

masalah- masalah sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat. Analisis wacana

kritis (CDA) bukan merupakan sebuah jurusan, aliran, atau spesialisasi lain yang

berhubungan dengan ancangan-ancangan lain dalam analisis wacana. Analisis wacana

bertujuan menyajikan sebuah model dan perspektif yang berbeda pada analisis,

teoritis, dan aplikasi yang membahas seluruh bagian dalam sebuah wacana (Schiffrin,

2003: 352).

Dalam analisi wacana, kita dapat menemukan lebih kurang pembahasan kritis

pada berbagai area seperti pragmatik, analisis percakapan, analisis naratif,

sosiolinguistik, analisis media, dan ancangan analisis wacana yang lain. Sehingga,

analisis wacana kritis bukan merupakan sebuah aliran dalam analisis wacana

melainkan sebuah media untuk meneliti isu-isu sosial yang termuat dalam sebuah

wacana teks. Jadi, masih perlu ancangan lain untuk menganalisi sebuah teks dengan

pendekatan CDA.

Fairclough and Wodak (1997: 271–80 dalam Schiffrin, 2003: 353.) merangkum

prinsip-prinsip utama dalam bahasan analisis wacana kritis. Prinsip-prinsip dalam

analisis wacana kritis tersebut yaitu 1) CDA ditujukan untuk menganalisa masalah

sosial, 2) hubungan kekuasan tidak saling berkaitan, 3) wacana merupakan

representasi dari masyarakat dan budaya di dalamnya, 4) wacana berhubungan erat

dengan ideologi, 5) wacana berhubungan dengan faktor sejarah, 6) CDA digunakan

sebagai mediasi antara teks dan masyarakat, 7) analasis wacana merupakan

interpretasi dan penjelasan, dan 8) wacana merupakan salah satu aksi sosial.

Dengan kata lain, CDA memiliki empat karakteristik penting yang menjadi aspek

utama dalam penelitiaanya yakni 1) tindakan, 2) kekuasaan, 3) historis, 4) konteks,

dan 5) ideologi (Fairclough and Wodak:1997). Tindakan yang dimaksud disini adalah

teks merupakan representasi dari tindakan manusia. Manusia dapat mengkritisi,

mengomentari, menasehati, mengemukakan pendapatnya dalam sebuah teks. Selain

5 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 6: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

itu, teks berhubungan dengan kekuasan. Teks tidak hanya sekedar sebuah refleksi

pemikiran penulis melainkan juga pertarungan kekuasaan dan konsep baik dalam diri

penulis sendiri maupun penulis dengan pembaca. Teks juga berhubungan erat dengan

ideologi dan konteks. Konteks didefinisikan sebagai struktur yang mewakili keadaan

mental yang mencakup situasi sosial berkaitan dengan produksi dan komprehensi teks

tersebut (Duranti dan Goodwin 1992; van Dijk 1998b dalam Schiffrin, 2003: 356).

Bahkan, Gee dalam bukunya An Introduction to Discourse Analysis Theory and

Method (1999: 11) mengatakan bahwa bahasa memiliki komponen-komponen yang

ajaib. Ketika manusia berbicara, menulis, ataupun berujar apa yang kita hasilkan

harus sesuai dengan konteks dan situasi pada saat kita berkomunikasi. Namun, dalam

konteks dan situasi yang sama antara satu orang dengan orang lain tidak mungkin

akan menghasilkan ujaran atau tuturan yang sama persis satu sama lain.

Teks dipandang hadir mengikuti konteks yang ada dalam masyarakat dan bentuk

ungkapan fikiran dan ideologi seseorang. Ideologi dalam CDA dipandang sebagai

aspek yang sangat penting dalam membentuk dan memelihara hubungan kekuasaan

yang tidak seimbang. Banyak ahli bahasa yang tertarik bagaimana bahasa menjadi

mediator dan representasi ideologi di berbagai keadaan dan tingkat sosial yang

berbeda-beda (Wodak dan Meyer, 2001: 10).

CDA menawarkan teori dan metode untuk penelitian empiris dalam kaitannya

antara teks dengan perkembangan sosial dan budaya dalam ranah sosial yang berbeda-

beda (Jorgensen dan Philip, 2002:60). CDA pada dasarnya tertarik dan termotivasi

pada tekanan dan isu-isu sosial. Dengan CDA diharapkan masalah-masalah tersebut

dapat dipahami lebih baik lagi (van Dijk, 2009:252). Selain itu, CDA tidak hanya

menjelaskan persoalan sosial saja melainkan juga aspek-aspek dasar dan kondisi yang

menyebabkan isu-isu muncul ditengah masyarakat (van Dijk, 2009:252). Diharapkan

dengan penggunaan CDA pada sebuah analisis wacana, masalah-masalah sosial dan

politik yang ingin diungkapkan oleh seorang peneliti dapat diungkapkan dan

dijelaskan dengan menyeluruh dan lebih baik lagi.

Dalam CDA, sebuah wacana menyumbangkan kontruksi tentang identitas sosial,

hubungan sosial, dan sistem pengetahuan dan makna (Jorgensen dan Philips,

2002:67). Wacana tidak sekedar menjadi mediator antara penulis dengan pembaca,

tetapi juga merupakan hubungan antara masyarakat, kondisi sosial, dan makna yang

terangkum di dalamnya. Diharapkan dengan penggunaan CDA, masalah-masalah dan

isu-isu yang berhubungan dengan sosial, politik, dan budaya yang disampaikan dalam

6 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 7: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

sebuah teks dapat disajikan secara menyeluruh baik dari segi penulis, pembaca,

maupun secara objektif dalam teks itu sendiri.

2.2 Systemic Functional Linguistics (SFL)

Systemic Functional Linguistics (SFL) merupakan salah satu ancangan dan

metode dalam analisis wacana sama halnya dengan semantik, pragmatik,

sosiolinguistik, dan analisis percakapan. SFL ini berkaitan erat dengan Systemic

Functional Grammar (SFG) yang diprakarsai oleh Michael Halliday. SFL sangat

memperhatikan sekali hubungan antara bahasa dan elemen-elemen diluar kebahasaan

seperti aspek-aspek sosial dalam kehidupan. SFL merupakan sebuah ancangan

linguistik untuk menganalisis suatu teks yang selalu berorientasi pada karakater-

karakter sosial yang ada di dalamnya (Fairclough, 2003:5). Hubungan antara SFL

dengan CDA sangat berkaitan mengingat SFL mencoba menganalisa kondisi sosial

kemasyarakatan dari kaca mata susunan kalimat dan tata bahasa dalam sebuah teks.

Untuk itulah, ancangan ini merupakan alat dan metode yang berharga dan cukup

signifikan dalam CDA. Sebaliknya, CDA juga memiliki kontribusi yang penting

dalam perkembangan SFL (Fairclough, 2003:5). Kedua belah pihak saling

mempengaruhi satu sama lain. SFL membantu banyak dalam CDA, begitu juga CDA

banyak mempengaruhi dan menginspirasi perkembangan SFL itu sendiri.

Fokus dari SFL ini penggunaan bahasa dalam suatu teks. SFL mencoba mengkaji

bagaimana menggunakan bahasa secara linguistik untuk menelaah makna yang

termaktub dalam sebuah teks. Ancangan ini mencoba melihat bahasa sebagai sebuah

sumber dan alat untuk membentuk makna, ide, dan pemikiran manusia. Walaupun

munculnya SFL ini berkaitan dengan SFG seperti yang dikemukakan oleh Michael

Halliday, SFL tidak hanya melihat suatu teks dari susunan dan strukturnya secara

grammatikal saja, melainkan juga bagaimana struktur dan susunan kalimat ini

membentuk suatu makna. Sehingga, istilah SFL ini berhubungan dan berkaitan erat

dengan ilmu semantik. Bahkan, para ahli SFL sudah banyak sekali yang mencermati

semantik dalam wacana (Martin dan Rose, 2003:3).

SFL telah digambarkan sebagai sebuah teori yang luar biasa, mengingat

bagaimana teori ini mengembangkan dan mengatur kompleksnya fenomena sosial

yang digambarkannya (Martin dan Rose, 2003:3).

Pada dasarnya, SFL memiliki dua perspektif utama yang menjadi prinsipnya

yakni 1) bahasa memiliki tiga levels atau strata utama yakni bahasa sebagai sebuah

tatabahasa, wacana, dan konteks sosial. Selain itu, 2) bahasa dalam konteks sosial

7 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 8: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

memiliki tiga fungsi umum yaitu memainkan hubungan kita (manusia dan konteks

sosial), mewakili pengalaman kita, dan mengatur wacana sebagai sebuah teks yang

bermakna (Martin dan Rose, 2003:3)

Dalam SFL, analisis wacana merupakan penghubung antara analisis tatabahasa

dan analisis aktifitas sosial, kadangkala lebih dari itu SFL merupakan mediator antara

para ahli tata bahasa dan teori-teori sosial (Martin dan Rose, 2003:3). Para ahli tata

bahasa sangat tertarik dengan kajian mengenai klausa, kalimat, dan elemen-elemen

pembentuknya. Namun, lebih dari itu, sebuah teks lebih besar dari sebuah kalimat

bahkan klasa (Marton dan Rose, 2003:3). SFL mencoba melihat lebih jauh bagaimana

susunan dan tatabahasa dalam sebuah teks membentuk suatu makna yang

merepresentasikan fenomena-fenomena sosial dalam masyarakat.

Teks bukan hanya merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk suatu makna

saja melainkan juga representasi dari budaya dan fenomena sosial. Sejalan dengan itu,

budaya juga bermuatkan kumpulan teks, teori sosial yang mempelajari konteks sosial

(Martin dan Rose, 2003:3).

Dalam kaitannya antara SFL dengan analisis wacana, wacana merupakan media

yang digunakan untuk merepresentasikan aktifitas dan kondisi sosial yang tersusun

atas tata bahasa dan susunan grammatikal suatu teks pada umumnya. Lebih jelasnya,

dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

(Martin dan Rose, 2003:4).

Aktifitas sosial, wacana, dan tata bahasa digambarkan sebagai sebuah lingkaran

yang saling berkaitan satu sama lain. Wacana merupakan bagian dari aktifitas dan

konteks sosial, sedangkan tatabahasa merupakan bagian dari wacana itu sendiri.

Sehingga, ketiganya merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain.

Diagram diatas seringkali digunakan dalam SFL untuk menggambarkan model bahasa

dan konteks sosial (Martin dan Rose, 2003:4).

8 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 9: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah bahasa-bahasa yang

digunakan pada iklan televisi, khususnya slogan-slogan yang menjadi andalan

mereka. Sampel yang digunakan beragam namun semuanya merupakan iklan produk

swasta. Sampel iklan yang digunakan pun diambil dari berbagai stasiun televisi yang

ada.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Artinya

penelitian ini hanya bersifat menggambarkan hasil-hasil pembahasan yang ditemukan

di lapangan berkaitan dengan topik pembahasan. Hasil penelitian ini juga tidak akan

dipaparkan dalam bentuk angka melainkan deskripsi yang berupa penjelasan lebih

dalam tentang data pada pengguna bahasa.

Metode yang digunakan pada saat pengumpulan atau penyediaan data adalah

metode simak. Yang dimaksud metode simak disini adalah data dikumpulkan dengan

menyimak penggunaan bahasa. Ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan

atau observasi dalam ilmu sosial (Sudaryanto, 1993:133). Lebih rinci, metode ini

dilakukan dengan teknik sadap. Teknik sadap ini merupakan teknik dasar dalam

metode simak. Peneliti disini menyadap iklan sebagai objek penelitian dengan teknik

simak bebas libat cakap. Peneliti hanya menyimak apa yang diucapkan oleh pengguna

bahasa yang ada dalam iklan televisi.

Dalam penyimakan ini, teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data adalah dengan teknik catat. Peneliti tidak menggunakan teknik

rekam terlebih dahulu, karena data yang digunakan memungkinkan untuk

dikumpulkan dan dicatat secara langsung ketika penggunaan bahasa dalm iklan itu

terjadi. Disini peneliti mencatat seluruh bahasa yang digunakan dalam iklan televisi.

Dalam penyajian hasil analisis data, peneliti hanya menggunakan metode informal

dimana tidak ada simbol-simbol khusus tertentu yang digunakan untuk menyajikan

data. Bahasa yang digunakan dalam iklan ditulis dalam cetak miring dan sumber data

atau nama produk iklan ditulis dalam tanda kurung.

Setelah data disajikan sedemikian rupa, penjelasan lebih mendalam akan

dipaparkan baik sebelum maupun sesudah data. Penjelasan ini akan diuraikan berupa

paragraf yang berkesinambungan baik sebelum maupun sesudahnya. Diakhir

pembahasan, disajikan juga hasil analisis yang berupa uraian penjelasan dan

kesimpulan dari pendeskripsian data.

9 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 10: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan beberapa temuan dalam hal ini bahasa yang

digunakan pada iklan televisi yang berkaitan dengan aktifitas dan isu-isu sosial yang

mendasarinya. Data-data ini akan dikelompokkan kedalam kategori tertentu

berdasarkan kedekatan makna yang muncul pada bahasa yang dipakai slogan iklan

televisi. Diantara makna yang muncul, slogan-slogan yang dipakai dalam iklan

televisi memiliki kecenderungan selalu menonjolkan dan mengunggulkan produk

yang ditawarkan untuk menarik konsumen. Mereka hadir dengan menawarkan produk

mereka sebagai refleksi realitas sosial, sebagai solusi kebutuhan sosial, dan

adakalanya produk-produk yang ditawarkan merekonstruksi realitas sosial. Berikut ini

akan dipaparkan penjelasannya lebih mendalam.

4.1 Produk sebagai refleksi

Salah satu makna tersirat yang muncul dalam slogan iklan di televisi adalah mereka

hadir sebagai bagian dari kebutuhan manusi itu sendiri. Mereka (pihak swasta)

menawarkan produk mereka, karena memang (menurut mereka) masyarakat

membutuhkan produknya tersebut. Diantara produk yang ditemukan dengan slogan

tersebut antara lain:

(1) Garnier (Produk Perawatan Wajah dan Kulit)“Sayangi Dirimu”

Datum (1) merupakan produk perawatan wajah dan kulit yang ditujukan khusus untuk

wanita. Produk ini menggunakan slogan dengan sebuah klausa “Sayangi dirimu”.

Penggunaan slogan ini memiliki maksud lebih jauh bahwa produk ini dapat

membantu wanita dalam menyayangi (kecantikan) diri mereka. Lebih mendalam,

slogan ini dapat ditafsirkan dengan kalimat “Sayangi dirimu (dengan Garnier)” untuk

melengkapi klausa yang muncul.

Isu sosial yang muncul disini adalah bahwa wanita sebagai mahluk yang lebih

sensitif dari lelaki membutuhkan porsi perhatian yang lebih banyak baik dari segi

lahiriah maupun batiniah. Produk ini menawarkan sebuah solusi akan kebutuhan

wanita dalam merawat (kecantikan) diri dan tubuh mereka. Slogan dalam produk ini

muncul dengan pertimbangan bahwa wanita perlu untuk menjaga, merawat, dan

mempertahankan keindahan lahiriah yang telah ada secara alamiah pada seorang

wanita sehingga seorang wanita dapat dikatakan menyayangi diri mereka.

10 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 11: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

(2) L’oreal (Produk Kecantikan)“Karena kita begitu berharga”

Tidak jauh berbeda dengan datum (1), datum (2) ini menggunakan slogan dimana

produk yang mereka tawarkan merupakan kebutuhan alamiah manusia. Slogan yang

mereka gunakan menggunakan struktur bahasa yang dapat diasumsikan bahwa

hadirnya produk ini sudah sewajarnya ada dan perlu untuk manusia.

Penggunaan kalimat majemuk bertingkat yang dihilangkan kalimat utamanya

dapat diasumsikan lebih jauh dengan “(Pakailah produk L’oreal) Karena kita begitu

berharga”. Penggunaan slogan pada produk ini menawarkan sebuah gagasan bahwa

manusia merupakan mahluk yang berharga dan memiliki derajat lebih tinggi

dibanding dengan mahluk hidup lain. Untuk itulah manusia juga perlu menggunakan

produk yang terbaik, dan inilah produk yang pantas dan paling baik bagi kita

(manusia). Slogan ini dapat diasumsikan bahwa produk mereka pantas untuk dipilih

dan dipercaya dari pada yang lainnya dengan pertimbangan bahwa manusia sangat

berharga dan layak untuk mendapatkan produk yang terbaik seperti yang produk yang

mereka tawarkan.

(3) Citra (Produk Perawatan Kulit dan Wajah)“Awali cantikmu”

Mengekor pada slogan produk kecantikan seperti yang telah dipaparkan diatas,

datum (3) ini juga menggunakan slogan sebuah klausa “Awali cantikmu” yang dapat

diasumsikan lebih jauh dengan “awali cantikmu (dengan Citra)”. Jika pada dua data

sebelumnya, penggunaan slogan bermaksud menonjolkan produk karena (memang)

manusia membutuhkan produk tersebut untuk perawatan wajah dan tubuh mereka,

Datum (3) ini menawarkan sebuah produk yang dapat memulai kecantikan diri

seorang wanita. Sehingga, produk ini merupakan langkah dan cara awal yang dapat

digunakan untuk merawat dan menjaga (dan membentuk) kecantikan diri seorang

manusia, khususnya wanita.

Isu-isu yang mendasari munculnya slogan ini adalah bahwa wanita dapat

dikatakan cantik dan menarik apabila memiliki tubuh yang terawat (putih dan mulus)

yang dapat diperoleh dengan menggunakan produk-produk ini. Datum lain yang

menggunakan gagasan ini pada slogan mereka dapat dilihat berikut ini:

(4) Ovale (Produk Perawatan Wajah)“Bersih itu Cantik”.

11 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 12: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

Datum (4) ini juga digunakan pada produk perawatan kecantikan. Datum (4)

menggunakan kalimat lengkap yang memilki gagasan bahwa kecantikan itu berasal

dari kebersihan. Untuk itulah, jika wanita ingin terlihat cantik maka wajah dan tubuh

mereka harus bersih. Untuk membersihkannya, mereka dapat menggunakan produk

tersebut. Produk ini menawarkan kebersihan sebagai hasil akhir yang dapat diperoleh

jika menggunakannya. Dan kebersihan merupakan langkah awal untuk tampil cantik.

Disinilah refleksi realitas sosial muncul bahwa wanita selalu ingin untuk tampil cantik

dan menarik. Untuk tampil cantik dan menarik diperlukan tampilan yang bersih,

putih, dan terawat yang dapat dicapai dan diperoleh dengan penggunaan produk-

produk yang ditawarkan.

(5) Asifit (Produk Kesehatan Ibu dan Anak)“Asi Lancar Ibu Bugar”

Berbeda dengan data-data sebelumnya, datum (5) ini merupakan sebuah

produk perawatan kesehatan ibu dan anak. Secara lebih jauh, kalimat ini dapat

diasumsikan dengan “(dengan Asifit) Asi Lancar Ibu (pun) Bugar”. Produk ini

memilki gagasan akan sebuah realitas bahwa ketika asi seorang ibu lancar, maka

kondisi ibu pun akan sehat dan bugar. Sehingga, hadirnya produk ini merupakan hasil

dari refleksi kebutuhan hidup manusia dalam hal ini seorang ibu. Produk ini tidak

menawarkan sebuah solusi akan sebuah masalah sosial melainkan muncul sebagai

bentuk representasi dari kehidupan yang dibentuk manusia itu sendiri.

Sampel terakhir yang ditampilkan pada subbab ini adalah slogan pada sebuah

produk perawatan bayi. Kalimat yang digunakan pada slogannya juga merupakan

bentuk refleksi dari realitas sosial dalam masyarakat.

(6) Zwitsal (Produk Perawatan Bayi)“Bayi riang, ibu senang”

Datum (6) ini memakai bahasa iklan yang mengedepankan pentingnya

kesehatan pada anak. Konsumen yang mereka bidik adalah para orangtua, khususnya

ibu yang memiliki tingkat perhatian lebih banyak dari pada para ayah. Penggunaan

kata “ibu” dari pada “ayah” atau “orang tua” juga merupakan refleksi realitas sosial

bahwa ibu memiliki tingkat kasih sayang dalam menjaga dan merawat anak (bayi).

Slogan ini dapat diasumsikan dengan “(dengan Zwitsal) Bayi (menjadi) riang

(sehingga) ibu (pun) senang”. Slogan yang dipakai sangat tepat mengingat bayi

membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya. Hal ini

12 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 13: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

untuk menjaga agar bayi tetap dalam keadaan yang prima dan riang. Pada akhirnya,

dampak yang akan ikut senang adalah para ibu yang merawat mereka.

4.2 Produk sebagai solusi (kebutuhan sosial)

Jika pada subbab sebelumnya data-data yang disajikan lebih mengkerucut sebagai

bentuk refleksi dari realitas kehidupan sosial manusia, pada subbab ini peneliti

mencoba mneguraikan dan menggambarkan beberapa data yang memiliki makna

hadir sebagai solusi atas kebutuhan manusia. Beberapa sampel yang ditulis antara lain

terlihat dalam paparan berikut ini.

(7) Gatsby (Produk Perawatan Rambut Pria)“Cara Cowok Tampil Segar”

Dalam datum (7) ini sebuah produk perawatan rambut bagi pria menggunakan

sebuah slogan melalui sebuah klausa “Cara cowok tampil Segar”. Slogan ini dapat

diasumsikan bahwa produk ini dipakai sebagai solusi bagi laki-laki yang ingin tampil

segar. Secara lebih lengkap klausa ini dapat diperjelas dengan “(Gatsby digunakan

agar) cowok tampil segar”. Jadi bagi lelaki yang ingin tampil segar dalam

penampilannya maka produk ini sangat tepat untuk dipilih. Produk ini menggunakan

kata “cowok” dan bukan “pria” karena lebih menekankan pada konsumen di tingkat

remaja hingga dewasa. Kata ini digunakan agar menarik konsumen yang tidak berasal

dari tingkat usia dewasa saja melainkan juga remaja yang sedang dalam masa

pubertas.

Selanjutnya datum (8) dan (9) di bawah ini merupakan produk kewanitaan,

tepatnya produk pembalut wanita. Keduanya sama-sama menggunakan slogan berupa

sebuah klausa yang memilki makna bahwa mereka akan selalu menjaga dan setia

untuk wanita.

(8) Charm (Produk Pembalut Wanita)“Slalu Ada Untukmu”

(9) Laurier (Produk Pembalut Wanita)“Setia Kapan Aja”

Kedua produk menggunakan klausa yang dapat dijabarkan dengan kalimat

lengkap yakni pada datum (8) “(Charm) selalu ada untukmu” dan pada datum (9)

“(Laurier) setia kapan aja”. Kedua slogan ini memiliki makna yang sama yakni

produk-produk yang ditawarkan akan menjadi penolong atau solusi bagi wanita,

khususnya yang sedang mengalami masa menstruasi. Seperti yang kita ketahui, bahwa

bagi wanita sangat penting sekali menjaga penampilan. Namun, disaat sedang haid

13 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 14: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

wanita cenderung merasa gelisah dan kurang nyaman karena takut akan terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan terkait dengan datang bulan mereka. Untuk itulah produk ini

hadir sebagai solusi yang akan membantu para wanita dan akan selalu setia untuk

menjaga kebersihan mereka pada saat haid. Yang mereka tonjolkan adalah solusinya

yang dapat membantu setiap wanita kapanpun mereka membutuhkan produk ini.

Lebih lanjut, slogan iklan yang berisikan sebuah solusi akan kebutuhan sosial

muncul secara eksplisit dalam datum (10) berikut ini;

(10) Visine (Produk Tetes Mata)“Meredakan Mata merah dalam 60 detik”

Datum (10) diatas secara eksplisit menawarkan sebuah solusi kepada

konsumennya secara langsung. Slogan produk ini menyediakan sebuah obat bagi

konsumennya yakni mereka yang sering mengalami mata merah. Namun, tidak hanya

memberikan sebuah obat dan solusi bagi permasalahan masyarakat, dalam slogan

tersebut terdapat keunggulan yang mereka tawarkan yaitu “dapat meredakan dalam 60

detik”. Hal inilah sebenarnya yang lebih ditonjolkan dalam slogan mereka. Mereka

tidak semata-mata menonjolkan keunggulan akan kemampuannya menyembuhkan

penyakit konsumen tetapi juga kecepatannya dalam menyembuhkan tersebut.

Isu sosial yang muncul dalam slogan tersebut adalah masyarakat selalu

menginginkan cara-cara yang instan untuk mengatasi masalah mereka. Termasuk

untuk menyembuhkan penyakit yang dapat dikatakan ringan dalam hal ini meredakan

mata merah, manusia pun menginginkan cara yang mudah, cepat dan efektif.

Berangkat dari fenomena sosial ini, produk ini memunculkan slogan yang

mengedepankan kecepatannya dalam menyembuhkan penyakit.

Merujuk pada gagasan yang sama, datum (11) berikut ini juga merupakan

representasi dari sebuah solusi yang ditawarkan akan sebuah produk dengan

menonjolkan sisi keefektifannya.

(11) Sunlight (Produk Pencuci Piring)“Bersih Kesat Sekali Usap”

Datum (11) menggunakan sebuah klausa yang dapat diasumsikan secara

lengkap dengan “(dengan Sunlight piring menjadi) Bersih (dan) Kesat (dalam) Sekali

Usap”. Produk ini menawarkan sebuah solusi mencuci piring yang efektif yaitu

dengan sekali usap saja piring menjadi bersih dan kesat. Gagasan ini muncul tidak

jauh berbeda dengan datum (10) di atas. Kebutuhan manusia akan penyelesaian

masalah, pekerjaan, dan urusan dalam waktu yang singkat dan metode efektif

14 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 15: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

memunculkan penggunaan bahasa dalam slogan produk ini dengan penonojolan pada

keefektifannya. Slogan ini, sama dengan datum (10), mengedepankan tidak hanya

solusinya memecahkan masalah tetapi juga kecepatan dan keefektifan menanganinya.

4.3 Produk sebagai inovasi

Pada subbab ini, peneliti menemukan makna yang muncul dalam slogan berupa

bentuk inovasi atas apa yang sudah ada sebelumnya. Lain halnya dengan data-data

sebelumnya yang menawarkan keistimewaan mereka, data yang akan disajikan

berikut ini menjelaskan dan menggambarkan peringkat mereka dibanding produk

yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada datum (12) dan (13) berikut ini:

(12) Head and Shoulder (Produk Perawatan rambut)“Shampoo Anti Ketombe No. 1 di Dunia”

(13) Downy (Produk Pewangi Pakaian) “Pelembut Pakaian No. 1 di dunia”

Kedua datum menggunakan bentuk slogan yang sama persis, dimana keduanya

memposisikan produk mereka sebagai yang terbaik dari yang paling baik. Kedua

produk ini tidak menjelaskan secara eksplisit apakah yang menjadi keunggulannya

dalam slogan namun langsung mengenalkan kepada konsumen akan peringkat mereka

dibanding produk-produk lain. Meskipun terdapat keterangan peringkat yang

dicantumkan telah melalui survei yang dilakukan kepada masyarakat, dalam slogan

ini menyimpan isu sosial yang jelas. Isu sosial yang muncul adalah bahwa peringkat

paling atas atau peringkat pertama selalu diduduki oleh siapa saja yang paling unggul

dan paling hebat. Asumsi bahwa yang menduduki peringkat pertama akan selalu baik

dan mempunyai khasiat yang unggul dibandingkan dengan mereka yang tidak berada

dalam posisi teratas mendasari munculnya gagasan dalam slogan ini. Sehingga,

dogma dan hegemoni masyarakat yang masih kuat dipegang saat ini adalah peringkat

atau kedudukan paling tinggi atau paling atas selalu dijabat oleh mereka yang paling

hebat dan dan paling unggul dalam segala bidang.

Sejalan dengan gagasan yang paling utama adalah yang paling hebat, datum

selanjutnya juga menawarkan inovasi akan sebuah produk jika dibandingkan dengan

produk merek lain.

(14) Sajiku (Produk Makanan)“Kesempurnaan Tepung Bumbu”

15 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 16: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

Datum (14) ini merupakan slogan yang dipakai pada sebuah merek tepung

bumbu. Slogan ini menggunakan kata “sempurna” untuk menonjolkaan

keistimewaannya dibandingkan merek lainnya. Produk ini memposisikan dirinya

berada dalam peringkat yang paling sempurna melebihi peringkat pertama dan teratas.

Isu yang muncul dalam slogan ini adalah kesempurnaan selalu menjadi idaman dan

incaran manusia. Realitas sosial yang muncul adalah yang paling baik adalah sesuatu

yang paling sempurna. Manusia selalu mencari yang terbaik untuk dirinya. Bahkan

jika mungkin mereka akan mencari yang sempurna. Dari gagasan ini, muncul slogan

yang mengutip penggunaan kata “sempurna” untuk menonjolkan dan menarik minat

konsumennya. Sama halnya dengan gagasan yang muncul pada data-data sebelumnya,

data berikut ini juga mengekor pada kesempurnaan dan peringkat tertinggi.

(15) Sunsilk (Produk Perawatan Rambut)“Untuk Rambut Indah Bernilai 10”

Jika kita melihat pada datum (15) diatas nampak dengan jelas kesamaan

makna yang muncul dalam slogan yang dipakai. Pada data sebelumnya mereka

mengangkat gagasan akan peringkat pertama dan kesempurnaan sebagai keunggulan,

datum kali ini mengusung nilai tertinggi sebagai pencapaian yang maksimal.

Penggunaan kata “nilai” dan nominal “10” memiliki makna implisit bahwa, sama

dengan peringkat, nilai paling tinggi dalam hal ini nilai 10 selalu menjadi incaran bagi

setiap orang. Pemikiran bahwa yang mendapat nilai tertinggilah yang paling baik

diusung guna menarik minat konsumen, dalam hal ini mereka yang menginginkan

keindahan rambut dengan nilai tertinggi. Produk ini mengusung gagasan bahwa

sesuatu yang mendapatkan nilai tertinggi adalah yang paling unggul dan paling

menonjol. Isu sosial ini digunakan untuk membidik mereka yang mengincar

kesempurnaan dan nilai (peringkat) yang paling tinggi.

4.4 Produk sebagai rekonstruksi

Subbab kali ini menguraikan data yang tidak sekedar bentuk realisasi dari realitas

sosial masyarakat, tetapi juga mengusung slogan yang merekonstruksi dan

membangun pemikiran baru dalam masyarakat. Salah satu realitas yang dibangun ada

pada slogan datum (16) berikut ini:

(16) Masterproof (Produk Cat Tembok) “Rumah Menawan Keluarga Nyaman”

Pengguna klausa yang dapat dijelaskan secara lebih lengkap dengan “(dengan

Masterproof) Rumah (menjadi) menawan Keluarga (pun menjadi) Nyaman”

16 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 17: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

membangun realitas baru bahwa kenyamanan dalam keluarga ditentukan oleh faktor

fisik sebuah hunian. Jika sebuah rumah yang menjadi hunian suatu keluarga secara

fisik menawan, indah, dan bersih maka penghuni rumah yang ada di dalamnya

menjadi nyaman. Slogan ini bukan merupakan sebuah refleksi dari realitas sosial

melainkan mencoba membangun dan memasukkan asumsi kepada konsumen dan

masyarakat bahwa keluarga yang nyaman ditentukan oleh faktor fisik dan materi,

salah satunya bangunan rumah. Slogan dalam iklan ini tidak sekedar menawarkan

sebuah produk, melainkan juga menyelipkan ideologi baru bagi realitas sosial sebuah

keluarga yang diidamkan.

Berikut ini merupakan datum yang menggunakan slogan dimana maknanya

membangun sebuah realitas kecantikan seorang wanita. Lebih jelasnya dapat dilihat

berikut ini:

(17) Veet (Produk Perawatn Kulit)“Cantik itu Kulit Mulus Bebas Bulu”

(18) Marina (Produk Perawatan Kulit)“Cantikmu Cerahkan Harimu”

Meskipun datum (17) dan (18) memiliki bentuk dan susunan kalimat yang berbeda,

namun keduanya memberikan gagasan baru bahwa kecantikan itu memberikan nilai

positif bagi hari-hari seorang wanita. Datum (17) mengusung gagasan bahwa

kecantikan itu adalah yang bebas dari bulu. Kulit tubuh yang bebas dari bulu

merupakan sumber kecantikan alami seorang wanita. Slogan ini membangun sebuah

ideologi bahwa wanita yang cantik adalah yang memiliki kulit tubuh bebas dari bulu.

Sama halnya dengan datum (17) ini, datum (18) juga mengusung sebuah pemikiran

bahwa kecantikanlah yang menentukan bagaimana hari-hari yang akan dilalui seorang

wanita. Jika seorang wanita cantik, maka kehidupan yang dilalui wanita akan cerah.

Sebaliknya, jika wanita tidak cantik, dalam hal ini tidak memiliki kulit tubuh yang

mulus dan putih, maka hari-hari yang dilaluinya akan muram dan tak bersemangat.

Kedua slogan ini menciptakan dan mempengaruhi konsumennya yang notabene para

wanita agar mengikuti apa yang mereka usung. Dengan memakai dan menggunakan

produk mereka, maka para wanita akan mendapatkan kecantikan lahiriah yang akan

membuat hidupnya menjadi lebih baik.

Agak berbeda dengan gagasan pada datum (17) dan (18), data berikut ini

mengedepankan peran produk yang ditawarkan sebagai sebuah kawan baru yang

dapat menggantikan kawan dalam konteks yang sebenarnya.

17 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 18: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

(19) Djarum 76 (Produk Rokok)“Yang Penting Happy”

(20) Sampoerna (Produk Rokok)“Teman yang Asyik”

Kedua slogan ini diambil pada produk yang sama namun dengan merek yang berbeda.

Produk rokok ini sama sekali tidak mengunggulkan dan menonjolkan apa yang

mereka tawarkan mengingat eksistensi rokok yang masih menjadi perdebatan di

Indonesia. Di satu sisi, rokok membahayakan kesehatan bagi penikmatnya maupun

orang disekelilingnya. Namun di sisi lain, rokok menghasilkan pemasukan yang tidak

sedikit bagi Negara dan menyediakan lapangan kerja yang sangat luas. Sehingga,

meskipun membahayakan kesehatan, melarang pabrik rokok untuk tidak beroperasi

perlu ribuan kali keputusan dan pertimbangan. Hal ini mempengaruhi promosi yang

dilakukan oleh pabrik rokok. Mereka menggunakan bahasa-bahasa yang samar,

tersirat dan sama sekali tidak menunjukkan keistimewaan mereka.

sSlogan dan bahasa yang digunakan hanya berupa klausa dimana keduanya

merupakan solusi sebagai teman. Slogan pada datum (19) menggunakan kata “happy”

yang bermakna “senang”. Biasanya suasana senang diperoleh ketika bersama teman

maupun kawan kita. Rokok ini mencoba memposisikan diri mereka sebagai teman

yang akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan bagai penikmat rokok. Sejalan

dengan itu, datum (20) secara eksplisit menggunakan kata “teman” untuk

memposisikan diri mereka dihadapan penikmat rokok. Realitas yang coba dibangun

disini adalah rokok merupakan representasi dari “teman” yang memberikan

kebahagiaan. Konsumen diperdaya akan sensasi yang diberikan oleh rokok. Sehingga

banyak konsumen yang coba diperdaya dengan realitas baru bahwa rokok merupakan

“kawan”, sama baiknya dengan kawan sesungguhnya.

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, peneliti akan

mencoba menarik kesimpulan dalam bab ini. Berdasarkan data-data dan analisis yang

menjelaskan kaitan antara slogan iklan televisi dalam fungsinya sebagai mediasi

antara manusia dengan realitas sosial, peneliti menemukan berbagai kategori makna

dan gagasan yang mendasari munculnya slogan tersebut.

Makna yang muncul dalam data kemudian digolngkan kedalam empat tipe

dasar dimana slogan merepresentasikan produk sebagai 1) refleksi realitas sosial

18 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 19: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

manusia; 2) solusi akan kebutuhan manusia, 3) inovasi atas realitas kebutuhan hidup

manusia, dan 4) produk muncul untuk merekonstruksi realitas sosial manusia.

Dalam fungsinya yang pertama, produk muncul sebagai refleksi realitas sosial,

banyak ditemukan pada produk kecantikan yang ditujukan bagi wanita. Produk ini

muncul seolah-olah merupakan kebutuhan dasar dan hakiki bagi kaum hawa,

sehingga memilih produk tersebut merupakan hal yang wajar sesuai dengan

kebutuhan wanita.

Fungsi yang kedua, produk hadir sebagai solusi. Dalam hal ini, produk tidak

hanya menawarkan keistimewaan dan keunggulannya saja melainkan juga mengusung

problematika sosial. Diantaranya adalah manusia cenderung menginginkan metode

yang cepat, singkat dan efektif dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaan.

Sehingga, bahasa yang digunakan dalam slogan iklan ini tidak melulu menawarkan

kemampuannya mengatasi masalah saja tetapi juga kefektifan dan kecepatannya

menyelesaikan masalah.

Selanjutnya, produk yang ditawarkan juga memiliki fungsi sebagai inovasi.

Inovasi disini merupakan terobosan baru yang mereka usung jika dibandingkan

dengan produk lainnya. Mereka mengedepankan gagasan akan kehebatan dan

keunggulan mereka. Hal ini tercermin dalam penggunaan kata-kata dengan nominal

“ke-1”, “sempurna”, dan “bernilai 10”. Inilah yang mencerminkan realitas sosial

bahwa manusia selalu menginginkan mendapatkan yang paling baik dan yang paling

hebat.

Dan yang terakhir slogan iklan ditemukan merekonstruksi pemikiran ideologi

masyarakat. Slogan iklan hadir tidak saja sebagai refleksi kehidupan manusia, tetapi

memberikan sebuah gagasan baru akan realitas sosial itu. Bagaimana kehidupan yang

seharusnya, bagaimana kebahagiaan, kesenangan, dan kenyamanan, dan bagaimana

kecantikan didefinisikan, benar-benar berubah dalam beberapa slogan-slogan iklan

televisi.

Singkatnya, slogan-slogan iklan muncul atas pemikiran manusia dan bagaimana

mereka membentuk kehidupannya sendiri. Produk-produk yang ditawarkan hanya

memfasilitasi akan kebutuhan manusia yang hidup dalam dunia realitas yang mereka

bentuk sesuai dengan pemikiran dan gagasan yang mereka kembangkan sendiri.

19 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Page 20: Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

6. DAFTAR PUSTAKA

Fairclough, N. and Wodak, R. 1997. Critical Discourse Analysis. In: T. Van Dijk

(Hg.): Discourse Studies: A Multidisciplinary Introduction. Vol. 2. London:

SAGE Publications Ltd, s. 258-84

Fairclough, Norman. 2003. Analysing Discourse: Textual Analysis for Social

Research. London: Routledge

Gee, J. P. 1999. An Introduction to Discourse Analysis Theory and Method. London:

Routledge

Jorgensen, M. and Louise J. Philips. 2002. Discourse Analysis as Theory and Method.

London: SAGE Publications Ltd.

Martin, J.R and David Rose. 2003. 2003. Working with Discourse: Meaning Beyond

The Clause. London: Continuum

Schiffrin, D. et all. (ed.) 2003. The Handbook of Discourse Analysis. London:

Blackwell Publishing

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana

Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Van Dijk, T.A. 2009. Society and Discourse How Social Contexts Influence Text and

Talk. London: Cambridge University Press.

Wodak, R. and Michael Meyer. 2001. Methods of Critical Discourse Analysis.

London: SAGE Publications.

20 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial