slide keretaapi
TRANSCRIPT
UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007
TENTANG PERKERETAAPIAN
Biro Hukum dan KSLN
Departemen Perhubungan
SUBTANSI UU NO.23 TAHUN 2007
TENTANG P E R K E R E T A A P I A N
BAB I : KETENTUAN UMUM
Penjabaran tentang pengertian, istilah dan hal – hal yang
berhubungan / berkaitan dengan perkeretaapian
berisi 1 pasal 20 ayat
(Pasal 1)
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari prasarana kereta api, sarana kereta api, sumber daya manusia, norma, kriteria, persyaratan dan prosedur, untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
- Norma : Aturan
- Kriteria : Standar
- Persyaratan dan Prosedur : Juknis
Pasal 1
BAB II : AZAS DAN TUJUAN
Manfaat Keadilan Keseimbangan Kepentingan Umum Keterpaduan Kemandirian Transparansi Akuntabilitas Berkelanjutan
Memperlancar perpindahanorang dan / atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat,
tertib dan teratur, efisien serta
Menunjang pemerataanpertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.
Uraian 9 Asas Sistem Transportasi Nasional
Tujuan PenyelenggaraanPerkeretaapian
(Pasal 2 – 4)
BAB III : TATANAN PERKERETAAPIAN
NO KLASIFIKASI KA MENURUT TERDIRI DARI
1 JENIS a. KA Kecepatan normalb. KA Kecepatan tinggic. KA Monoreld. KA Motor Induksi Lineare. KA Gerak Udaraf. KA Levitasi Magnetik g. Tremh. KA gantung
2. FUNGSI a. KA Umumb. KA Khusus
3. KHUSUS a. KA Perkotaanb. KA Antar Kota
4. UMUM a. KA Nasionalb. KA Propinsic. KA Kabupaten/Kota
Pasal 4
(Pasal 4 – 12)
BAB IV : P E M B I N A A N
Penjabaran tentang Peran Pemerintah sebagai
Pengatur, Pengendali dan Pengawas Perkeretaapian Nasional
berisi 4 pasal 9 ayat
(Pasal 13 – 16)
PENGATURAN
PENGENDALIAN
PENGAWASAN
Penetapan kebijakan umum dan kebijakanTeknis antara lain penentuan norma, standar,Pedoman, kriteria, rencana dan prosedur
Pemberian arahan, bimbingan, supervisi, Pelatihan, perizinan, sertifikasi, serta bantuanTeknis dibidang pembangunan dan pengoperasian
Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadapPenyelenggaraan perkeretaapian agar sesuaiDengan peraturan perundang-undangan, ter-Masuk melakukan tindakan korektif dan Penegakan hukum
BAB V : PENYELENGGARAAN
NO JENIS TERDIRI DARI PENYELENGGARA
1. Prasarana • Pembangunan• Pengoperasian• Perawatan• Pengusahaan
1. Badan Usaha yang memiliki :
a. Izin Usaha b. Izin Pembangunan c. Izin Operasi
2. Jika tdk ada BU maka yang berperan adalah Pemerintah / Pemerintah Daerah
2. Sarana • Pengadaan• Pengoperasian• Perawatan• Pengusahaan
(Pasal 17 – 34)
BAB VI : PRASARANA PERKERETAAPIAN
1. Penjelasan Umum
2. Jalur Kereta Api
3. Stasiun Kereta Api
4. Fasilitas Pengoperasian Kereta Api
5. Perawatan Prasarana Perkeretaapian
6. Kelaikan Prasarana Perkeretaapian
7. Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Prasarana Perkeretaapian
8. Tanggung Jawab Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian
9. Hak dan Wewenang Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian
(Pasal 35 – 90)
Prasarana KA
Jalur KA
Ruang Manfaat
Ruang Milik
Ruang Pengawasan
Stasiun KA
Kelas Besar
Kelas Sedang
Kelas Kecil
Fasilitas Operasi KA
Peralatan Persinyalan
Sinyal
Tanda
Marka
Peralatan Telekomunkasi
Instalasi Listrik
Catu daya listrik
Transmisi tenaga listrik
Jalur KA untuk Perkeretaapian
Umum membentuk satu kesatuan
jaringan jalur KA
Jaringan Jalur KA Nasional ditetapkan dalam rencana induk
perkeretaapian nasional
Jaringan Jalur KA Kabupaten / kota ditetapkan dalam rencana
Induk perkeretaapian kabupaten/kota
Jaringan Jalur KA Provinsi ditetapkan dalam rencana induk
perkeretaapian provinsi
Jalur KA untuk Perkeretaapian
khusus
Jalur KA khusus yg jaringannya melebihi satu provinsi
ditetapkan oleh pemerintah
Jalur KA khusus yg jaringannya melebihi satu wilayah
Kabupaten/kota ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota
Jalur KA khusus yg jaringannya melebihi satu wilayah kabupaten/Kota dalam provinsi ditetapkan
oleh pemerintah provinsi
Jalur KA Khusus dapat
disambungkan pada jaringan jalur KA
Umum
Jalur KA Khusus dapat disambungkan pada jaringan jalur KA Khusus lainnya
Harus mendapat izin dari pemerintah sesuai dengan tingkat kewenangannya
Jalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yang digunakan secara khusus oleh badan usaha tertentu untuk menunjang kegiatan pokoknya
Jalur kereta api khusus dibangun dan dioperasikan hanya untuk menunjang kegiatan pokoknya, misalnya
- Jalur kereta api untuk pertambangan;- Jalur kereta api untuk pabrik gula
Jalur kereta api khusus tidak diperbolehkan untuk angkutan umum
Jalan rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api
Bergantung
Bergantung
Di atas tanah
Di atas tanah
Di dalam tanah
Di permukaaan tanah
Stasiun Kereta Api berfungsi sebagai tempat
KA berangkat atau berhenti untuk melayani
Naik turun penumpang
Keperluan operasi KA
Bongkar muat barang
Contoh : Stasiun Pondok Ranji untuk naik turun penumpang Stasiun Kampung Bandan untuk bongkar muat barang Stasiun Cibitung untuk keperluan operasi
Stasiun Kereta Api untuk keperluan
bongkar muat barang dilengkapi dengan fasilitasKeselamatan
Keamanan
Bongkar muat barang
Fasilitas umum
1
Peralatan Persinyalan
SINYAL
T A N D A
M A R K A
Berupa alat / perangkat yang digunakan untuk menyampaikan perintah bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan peragaan dan / atau warna.
Berupa isyarat yang berfungsi memberi peringatan atau petunjuk kepada petugas yang mengendalikan pergerakan sarana KA
yang berfungsi untuk menunjukan kondisi tertentu suatu tempat.
1
Stasiun Kereta Api untuk keperluan
naik turun penumpang paling rendah dilengkapi
dengan fasilitasKeselamatan
Keamanan
Kenyamanan
Naik turun penumpang
Penyandang cacat
Kesehatan
Fasilitas umum
2-Okt-00 Presentasi :RKK-RENTEK
SINYAL ELEKTRIK SINYAL MEKANIK
S I N Y A L
T A N D A
Semboyan 35 : tanda / isyarat suling yang harus dilaksanakan oleh masinis KA
M A R K A
ANTENA RADIO LINK
T E L E K O M U N I K A S I
TRANSMISI PENCATU DAYA
I N S T A L A S I L I S T R I K
Penyelenggara prasarana KA wajib merawat prasarana perkeretaapian agar tetap laik operasi
Perawatan berkala Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya
Wajib memenuhi standar dan tata cara perawatan yang ditetapkan oleh Menteri
Wajib dilakukan oleh tenaga yg memenuhi syarat dan kualifikasi yg ditetapkan oleh Menteri
PERAWATAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
Kelaikan Prasarana PerkeretaapianPersyaratan
Persyaratan teknis
Persyaratan sistem
Persyaratan komponen
Persyaratan operasional
Pengujian
Uji pertama
Rancang bangun prasarana
Sertifikat uji pertama
Fungsi prasarana
Sertifikat uji pertama
Uji berkala
Fungsi prasarana
Sertifikat uji berkala
Pemeriksaan
Tenaga penguji
Pendidikan dan pelatihan
Sertifikasi Keahlian
KELAIKANPRASARANA PERKERETAAPIAN
NO JENIS DIPERUNTUKKAN BAGI PENGUJI & PENYELENGGARA SERTIFIKASI
1. Uji pertama Prasarana perkeretaapian baru
Prasarana perekeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis
1. Pemerintah
2. Badan Hukum yang mendapat akreditasi pemerintah
3. Lembaga yang mendapat akreditasi pemerintah
2. Uji berkala Prasarana perkeretaapian yang telah dioperasikan sesuai jadwal yang ditetapkan
3 Tenaga penguji Yang telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan dan lulus dalam sertifikasi kecakapan tenaga ahli
PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
Pengadaan tanah untuk pembangunan prasarana perkeretaapian umum dilaksanakan berdasarkanrencana induk perkeretaapian
Disosialisasikan kepada masyarakat baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaannya
Pemegang hak atas tanah, pemakai tanah negara, atau masyarakat hukum adat yg tanahnya diperlukan untuk pembangunan berhak mendapat ganti rugi sesuai dengan peraturan dibidang pertanahan
Pemberian ganti kerugian dilaksanakan berdasarkan kesepakatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pertanahan
PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA PERKERETAAPIAN
Apabila kesepakatan tidak tercapai dan lokasi pembangunan tidak dapat dipindahkan, dilakukan pencabutan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pertanahan
Pelaksanaan pembangunan prasrana perkeretaapian dapat dimulai pada bidang tanah yg telah diberi ganti kerugian atau telah dicabut hak atas tanahnya
Tanah yang sudah dikuasai oleh Pemerintah Daerah, atau Badan Usaha dalam rangka pem- bangunan prasarana perkeretaapian, disertifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dibidang pertanahan
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PRASARANA PERKERETAAPIAN
Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggungjawab kepada penyelenggara sarana
perkeretaapian dan pihak ketiga atas kerugian sebagai akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan
pengoperasian prasarana perkeretaapian
Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PRASARANA PERKERETAAPIAN
Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggungjawab kepada pihak ketiga atas kerugian harta benda, luka-luka, atau
meninggal dunia yang disebabkan oleh penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
Tanggungjawab dihitung berdasarkan kerugian yang nyata dialami
Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggungjawab kepada pihak ketiga atas kerugian harta benda, luka-luka, atau
meninggal dunia yang disebabkan oleh penyelenggaraan prasarana perkeretaapian
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PRASARANA PERKERETAAPIAN
Penyelenggara prasarana perkeretaapian tidak bertanggungjawab terhadap kerugian yang diderita oleh penyelenggaraan sarana
perkeretaapian dan atau pihak ketiga yang disebabkan oleh pengoperasian prasarana perkeretaapian apabila
a. Pihak yang berwenang menyatakan bahwa kerugian bukan disebabkan kesalahan pengoperasian prasarana perkeretaapian
b. Terjadi keadaan memaksa
HAK DAN WEWENANG PENYELENGGARA PRASARANA PERKERETAAPIAN
Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi perjalanan KA
Menghentikan pengoperasian sarana perkeretaapianApabila dapat membahayakan perjalanan KA
Melakukan penerbitan terhadap pengguna jasa KA yg tidak memenuhi persyaratan sebagai pengguna jasa KA di stasiun
Mendahulukan perjalanan KA di perpotongan sebidang dengan jalan
Menerima pembayaran dari penggunaan prasarana perkeretaapian
Menerima ganti kerugian atas kerusakan prasarana perkeretapian yg disebabkan oleh kesalahan penye- lenggaraan sarana perkeretaapian atau pihak ketiga
BAB VII PERPOTONGAN DAN
PERSINGGUNGAN JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN
LAIN
Pembangunan jalan, jalur kereta api khusus, terusan, saluran air dan
/ atau prasarana lain yang memerlukan persambungan dan
perpotongan dan / atau persinggungan dengan jalur kereta
api umum harus dilaksanakan dengan ketentuan
“ untuk kepentingan umum dan tidak membahayakan keselamatan perjalanan
kereta api dan lalu lintas jalan “
(Pasal 91 – 95)
BAB VIII : SARANA PERKERETAAPIAN
1. Persyaratan Teknis dan Kelaikan Sarana Perkeretaapian
2. Pengujian dan Pemeriksaan
3. Perawatan Sarana Perkeretaapian
4. Awak Sarana Perkeretaapian
(Pasal 96 – 117)
Sarana Perkeretaapian menurut jenisnya
Lokomotif
Kereta
Gerbong
Sarana perkeretaapian yg memiliki penggerak sendiri yg bergerak dan digunakan untuk menarik/mendorong kereta, gerbong dan/atau peralatan khusus, antara lain lokomotif listrik dan lokomotif diesel
Sarana perkeretaapian yg ditarik lokomotif atau mempunyai penggerak sendiri yg digunakan untuk mengangkut orang, kereta rel listrik , kereta rel diesel,
Sarana perkeretaapian yg ditarik lokomotif digunakanuntuk mengangkut barang antara lain gerbong datar, gerbong tertutup,gerbong terbuka dan gerbong tangki
1
Peralatankhusus
Sarana perkertaapian yg tidak digunakan untuk angkutan penumpang atau barang tetapi untukKeperluan khusus antara lain kereta inspeksi (lori),Gerbong penolong, derek, kereta ukur
Kelaikan Sarana PerkeretaapianPersyaratan
Persyaratan teknis
Persyaratan operasional
PengujianUji pertama
Rancang bangun prasaranaSertifikat uji pertama
StatisSertifikat uji pertama
DinamisSertifikat uji pertama
Uji berkalaStatis
Sertifikat uji berkala
DinamisSertifikat uji berkala
Pemeriksaan
Tenaga pengujiPendidikan dan pelatihan
Sertifikasi Keahlian
KELAIKANSARANA PERKERETAAPIAN
NO JENIS DIPERUNTUKKAN BAGI PENGUJI & PENYELENGGARA SERTIFIKASI
1. Uji pertama Prasarana perkeretaapian baru
Prasarana perekeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis
1. Pemerintah
2. Badan Hukum yang mendapat akreditasi pemerintah
3. Lembaga yang mendapat akreditasi pemerintah
2. Uji berkala Prasarana perkeretaapian yang telah dioperasikan sesuai jadwal yang ditetapkan
3. Tenaga penguji Yang telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan dan lulus dalam sertifikasi kecakapan tenaga ahli
Penyelenggara sarana KA wajib merawat sarana perkeretaapian agar tetap laik operasi
Perawatan berkala Perbaikan untuk mengembalikan fungsinya
Wajib memenuhi standar dan tata cara perawatan yang ditetapkan oleh Menteri
Wajib dilakukan oleh tenaga yg memenuhi syarat dan kualifikasi yg ditetapkan oleh Menteri
PERAWATAN SARANA PERKERETAAPIAN
Rancang bangun adalah perencanaan, perancangan, dan perhitungan teknis material dan komponen, uji simulasi, dan
pembuatan prototipe atau model sarana perkeretaapian
Rekayasa adalah peningkatan kemampuan dan mengubah fungsi sarana perkeretaapian melalui inovasi dan modifikasi
sesuai dengan persyaratan teknis, antara lain kereta penumpang menjadi kereta bagasi dan kereta rel listrik (KRL)
menjadi kereta rel diesel elektrik (KRDE)
BAB IX : RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
PERKERETAAPIAN(Pasal 118 – 119)
RANCANG BANGUN DAN REKAYASA PERKERETAAPIAN
Dilakukan oleh
Pemerintah
Pemerintah Daerah
Badan Usaha
Lembaga Penelitian
Perguruan Tinggi
BAB X : LALU LINTAS KERETA API
1. Prinsip berlalu lintas satu arah baik pada jalur tunggal maupun ganda
2. Perjalanan KA diatur dalam Grafik Perjalanan KA yang ditetapkan pemerintah
3. Sarana KA hanya dapat dioperasikan oleh awak yang mendapat tugas dari penyelenggara KA
4. Awak KA wajib mematuhi perintah atau larangan sesuai urutan sebagai berikut : a. Petugas Pengatur Perjalanan KA b. Sinyal c. Tanda
5. Pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan KA
6. Penyelenggara prasarana KA dan sarana KA harus melakukan penanganan kecelakaan KA
(Pasal 120 - 126)
TATA CARA BERLALU LINTAS KERETA API
Pengoperasian KA menggunakan prinsip berlalulintas satu arah pada jalur tunggal dan jalur ganda atau lebih dengan ketentuan :
a. Setiap jalur pada satu petak blok hanya diizinkan dilewati oleh satu kereta api
b. Jalur kanan digunakan oleh kereta api untuk jalur ganda atau lebih
3.050
2.600
RUMAJA RUMIJA RUWASJARUMIJARUWASJA
POTONGAN MELINTANG RUANG MANFAAT JALUR KERETA API DI PERMUKAAN TANAH UNTUK JALUR TUNGGAL
LEBAR JALAN REL : 1.067 mm
9.000 9.0006.000 6.000MIN. 12.000
JALUR TUNGGAL
3.050
RUWASJARUMIJARUMAJA
LEBAR JALAN REL : 1.067 mm
POTONGAN MELINTANG RUANG MANFAAT JALUR KERETA API DI PERMUKAAN TANAH UNTUK JALUR GANDA
6.000 9.000
3.050
9.000
RUMIJARUWASJA
4.000
6.000 MIN. 16.000
JALUR GANDA
Pengoperasian KA yang dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan dan
berhenti di stasiun tujuan diatur berdasarkan grafik perjalanan KA
Grafik perjalanan KA dibuat oleh pemilik prasarana peretaapian sekurang-kurang berdasarkan
a. Jumlah KAb. Kecepatan yang diizinkanc. Relasi asal tujuand. Rencana persilangan dan penyusulan
Grafik perjalanan KA Dapat diubah apabila terjadi perubahan pada
a. Prasarana perkeretaapianb. Jumlah sarana perkeretaapianc. Kecepatan KAd. Kebutuhan angkutane. Keadaan memaksa
TATA CARA BERLALU LINTAS KERETA API
Pengaturan perjalanan KA dilakukan oleh petugas
pengatur perjalanan KA yg memenuhi kualifikasi yg ditetapkan oleh Menteri
Sarana perkeretaapian hanya dapat dioperasikan oleh awak KA yg mendapat tugas dari penyelenggara sarana perkeretaapian
Awak dimaksud wajib memiliki surat perintah tugas dari penyelenggara
sarana perkeretaapian
Wajib mematuhi perintah atau larangan dengan prioritas
a. Petugas pengatur perjalanan KA
b. Sinyal
c. Tanda
TATA CARA BERLALU LINTAS KERETA API
Awak dimaksud yg mengoperasikan KA tetapi tidak memiliki surat perintah tugas dari penyelenggara
dikenai sanksi administratif berupa teguran, pembekuan sertifikat kecakapan atau pencabutan
sertifikat kecakapan
PENANGANAN KECELAKAAN KERETA API
b. Menangani korban kecelakaan a. Mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas
Dalam hal terjadi kecelakaan KA, pihak penyelenggara prasarana Perkeretaapian dan penyelenggara sarana perkeretaapian harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
c. Memindahkan penumpang, bagasi dan barang antaran ke KA lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai stasiun tujuand. Melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kotae. Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakatf. Segera menormalkan kembali lalu lintas KA setelah dilakukan penyidikan awal oleh pihak berwenangg. Mengurus klaim asuransi korban kecelakaan
BAB XI : A N G K U T A N
1. Jaringan Pelayanan Perkeretaapian
2. Pengangkutan Orang dengan KA
3. Angkutan Barang dengan KA
4. Angkutan Multimoda
5. Angkutan Perkeretaapian Khusus
6. Tarif Angkutan KA
7. Tanggungjawab Penyelenggara Sarana Perkeretaapian
8. Hak Penyelenggara Sarana Perkeretaapian
9. Jangka Waktu Pengajuan Keberatan dan Ganti Kerugian
(Pasal 127 – 165)
Angkutan kereta api dilaksanakan dalam lintas – lintas pelayanan kereta api yang membentuk satu kesatuan dalam jaringan pelayanan perkeretaapian
Jaringan jalur kereta api di Jawa
JARINGAN PELAYANAN PERKERETAAPIAN
NO KLASIFIKASI TERDIRI DARI DITETAPKAN OLEH
1 Jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota
a. Antarkota antarnegarab. Antarkota antarprovinsic. Antarkota dalam provinsid. Antarkota dalam
kabupaten
a. Pemerintahb. Pemerintahc. Pemerintah provinsid. Pemerintah
kabupaten/kota
2. Jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan
a. Melampaui 1 provinsib. Melampaui 1
kabupaten/kota dalam 1 provinsi
c. Berada dalam 1 kabupaten/kota
a. Pemerintahb. Pemerintah provinsi
c. Pemerintah kabupaten/kota
Pengangkutan orang dengan kereta api dilakukan menggunakan kereta
Dalam keadaan tertentu penyelenggara sarana perkeretaapian dapat melakukan
pengangkutan orang dengan menggunakan gerbong atas persetujuan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah
Pengangkutan orang dengan menggunakan gerbong wajib
memperhatikan keselamatan dan fasilitas minimal
Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi :a. Penyandang cacatb. Wanita hamilc. Anak dibawah usia 5 tahund. Orang sakite. Orang lanjut usia
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
Pemberian fasilitas khusus dan kemudahan tidak dipungut biaya tambahan
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang yang telah memiliki karcis
Karcis merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang
Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanan yang dipilih
b. Mengutamakan pelayanan kepentingan umuma. Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang
Dalam penyelenggaraan pengangkutan orang dengan kereta api, Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib :
c. Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkand. Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif angkutan kepada masyarakate. Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengumumkan kepada pengguna jasa apabila terjadi pembatalan dan penundaan
keberangkatan, keterlambatan kedatangan, atau pengalihan pelayanan lintas kereta api disertai dengan alasan
yang jelas
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
Apabila terjadi pembatalan keberangkatan perjalanan KA, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengganti biaya
yang telah dibayar oleh orang yang telah membeli karcis
Apabila orang yang telah membatalkan keberangkatan dan sampai dengan batas waktu keberangkatan sebagaimana dijadwalkan tidak melapor kepada penyelenggara sarana
perkeretaapian , orang tersebut tidak mendapat penggantian biaya karcis
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
Apabila orang yang telah membeli karcis membatalkan keberangkatan sebelum batas waktukeberangkatan sebagaimana
dijadwalkan melapor kepada penyelenggara sarana perkeretaapian, mendapat pengembalian sebesar 75 % dari
harga karcis
Apabila dalam perjalanan KA terdapat hambatan atau gangguan yang mengakibatkan KA tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai stasiun tujuan yang disepakati, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib :
menyediakan angkutan dengan KA lain atau moda transportasi lain sampai stasiun tujuan
memberikan ganti kerugian senilai harga karcis
Dalam kegiatan angkutan orang penyelenggara sarana perkeretaapian berwenang untuk :
PENGANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API
b. Menindak pengguna jasa KA yang tidak mempunyai karcis
a. Memeriksa karcis
c. Menindak pengguna jasa KA atau masyarakat yang mengganggu perjalanan KA
d. Melaksanakan pengwasan dan pembinaan terhadap masyarakat yang berpotensi menimbulkan gangguan terhadap perjalanan KA
Dalam keadaan tertentu penyelenggara dapat membatalkan perjalanan KA apabila terdapat hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan,
ketertiban, dan kepentingan umum
Pelayanan angkutan orang harus memenuhi
standar pelayanan minimum meliputi
Pelayanan di stasiun keberangkatan
Pelayanan di stasiun tujuan
Pelayanan dalam perjalanan
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
NO KLASIFIKASI TERDIRI DARI
1 Barang umum a. Pemuatan, penyusunan dan pembongkaran barang pada tempat-tempat yg telah ditetapkan sesuai dengan klasifikasinya
b. Keselamatan dan keamanan barang yang diangkutc. Gerbong yang digunakan sesuai dengan klasifikasi
barang yang diangkut2. Barang khusus
3. Bahan berbahaya dan beracun
a. Memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut
b. Menggunkan tanda sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut
c. Menyertakan petugas yang memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan sifat bahan berbahaya dan beracun yang diangkut
4. Limbah bahan berbahaya dan beracun
Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengangkut barang yang telah dibayar biaya angkutannya oleh pengguna jasa sesuai
dengan tingkat pelayanan yg dipilih
Surat angkutan barang merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang
Pengguna jasa yang telah membayar biaya angkutan berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanan yang
dipilih
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
b. Menolak barang angkutan yg tidak sesuai dengan surat angkutan barang
a. Memeriksa kesesuaian barang dengan surat angkutan barang
Dalam kegiatan pengangkutan barang dengan kereta api, Penyelenggara sarana perkeretaapian berwenang untuk :
c. Melaporkan kepada pihak yg berwajib apabila barang yg akan diangkut merupakan barang terlarang
Apabila terdapat barang yang diangkut dianggap membahayakan keselamatan, ketertiban, dan kepentingan umum, penyelenggara sarana perkeretaapian dapat membatalkan perjalanan kereta api
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
Apabila terjadi pembatalan keberangkatan perjalanan KA penyelenggara wajib mengirim barang dengan KA lain atau
transportasi lain atau mengganti biaya angkutan barang
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
Apabila pengguna jasa membatalkan pengiriman barang dan sampai dengan batas waktu sebagaimana dijadwalkan tidak melapor kepada penyelenggara maka pengguna jasa tidak
mendapatkan penggantian biaya angkutan barang
Apabila dalam perjalanan KA terdapat hambatan atau gangguan yang mengakibatkan KA tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai stasiun tujuan yang disepakati, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib :
menyediakan angkutan dengan KA lain moda transportasi lain sampai stasiun tujuan
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
Apabila pengguna jasa membatalkan atau menunda pengiriman barang sebelum dengan batas waktu sebagaimana dijadwalkan biaya angkutan barang dikembalikan dan dapat dikenai denda
Pada saat barang tiba ditempat tujuan, penyelenggara segera memberitahu kepada penerima barang bahwa barang telah tiba
dan dapat segera diambil
Dalam hal barang yang diangkut rusak, salah kirim atau hilang akibat kelalaian penyelenggara maka penyelenggara wajib
mengganti segala kerugian yang ditimbulkan
Biaya yang timbul karena penerima barang terlambat dan/atau lalai mengambil barang menjadi tanggungjawab penerima barang
ANGKUTAN BARANG DENGAN KERETA API
ANGKUTAN MULTIMODA
Angkutan KA dapat merupakan bagian dari angkutan mulltimoda yang dilaksanakan oleh badan usaha angkutan multimoda
Apabila dalam perjanjian angkutan multimoda menggunakan angkutan KA tidak diatur secara khusus mengenai kewajiban
penyelenggara sarana perkeretaapian diberlakukan ketentuan angkutan KA
Penyelenggara angkutan KA dalam angkutan multimoda dilaksanakan berdasarkan perjanjian antara penyelenggara
sarana perkeretaapian dengan badan usaha angkutan multimoda dan penyelenggara moda lainnya
ANGKUTAN PERKERETAAPIAN KHUSUS
Pelayanan angkutan perkeretaapian khusus hanya digunakan untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha tertentu
Pelayanan angkuta perkeretaapian khusus disesuaikan dengan ketentuan mengenai angkutan orang dan /atau angkutan barang
perkeretaapian umum
Pelayanan angkutan perkeretaapian khusus dapat diintegrasikan dengan pelayanan jaringan angkutan perkeretaapian umum dan
pelayanan jaringan angkutan perkeretaapian khusus lainnya setelah mendapat persetujuan dari pemerintah atau pemerintah
daerah
Tarif angkutan kereta api terdiri dari :a. Tarif angkutan orangb. Tarif angkutan barang
Pedoman tarif ditetapkan oleh pemerintah
Pedoman penetapan tarif angkutan berdasrkan perhitungan modal, biaya operasi, biaya perawatan dan keuntungan
Tarif angkutan orang ditetapkan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian dengan memperhatikan pedoman tarif
TARIF ANGKUTAN KERETA API
Tarif angkutan orang dapat ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah untuk :a. Angkutan pelayanan kelas ekonomib. Angkutan perintis
Penyelenggara bertanggungjawab terhadap pengguna jasa yang mengalami kerugian luka atau meninggal dunia yang disebabkan oleh
pengoperasian angkutan KA
Tanggungjawab dimulai sejak pengguna jasa diangkut dari stasiun
sampai dengan stasiun tujuan berdasrkan kerugian yg nyata dialami
Penyelenggara tidak bertanggungjawab atas kerugian, luka-luka, meninggal penumpang
yg tidak disebabkan oleh pengoperasian angkutan KA
Penyelenggara tidak bertanggungjawab atas
kerugian yang disebakan oleh keterangan yang tidak benar dalam surat angkutan barang
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN
Hak untuk mengajukan keberatan dan permintaan ganti rugi dari pihak ketiga kepada penyelenggara disampaikan selambat-lambatnya 30 hari terhitung
mulai tanggal terjadinya kerugian
Penyelenggara sarana perkeretaapian berhak menahan barang yang diangkut dengan KA apabila pengirim barang tidak memenuhi keawajiban dalam batas waktu yg ditetapkan sesuai dengan perjanjian angkutan
Pengirim atau penerima barnag dikenai biaya penyimpanan atas barang yang ditahan
Dalam hal pengirim atau penerima barang tidak memenuhi kewajiban setelah batas waktu maka penyelenggara dapat menjual barang secara lelang yg dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan dibidang pelelangan
Hasil penjualan lelang digunakan untuk memenuhi kewajiban pengirin atau penerima barang
HAK PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN
Barang-barang yg tidak diambil setelah melebihi batas waktu yg telah ditentukan dinyatakan sebagai barang tak bertuan dan dapat dijual
secra lelang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau dimusnahkan apabila membahayakan atau dapat mengganggu dalam
penyimpanannya
HAK PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN
Dalam hal pihak penerima barang tidak menyampaikan keberatan pada saat menerima barang dari
penyelenggara, barang dianggap telah diterima dalam keadaaan baik
Dalam hal terdapat kerusakan barang pada saat barang diterima, penerima barang dapat
mengajukan keberatan dan permintaan ganti rugi selambat-lambatnya 7 hari sejak barang diterima
Dalam hal penerima barang tidak mengajukan ganti rugi dalam jangka waktu dimaksud, hak untuk menuntut ganti
rugi kepada penyelenggara menjadi gugur
JANGKA WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN DAN GANTI
KERUGIAN
Mengasuransikan tanggung jawabnya terhadap pengguna jasa
Besarnya nilai pertanggungan paling sedikit harus sama dengan nilai ganti kerugian yang diberikan kepada pengguna jasa yang menderita kerugian sebagai akibat pengoperasian kereta api
Penyelenggara Wajib
Penyelenggara Berhak
Menuntut ganti kerugian kepada pihak yang menimbulkan kerugian terhadap prasarana, sarana perkeretaapian dan orang yang dipekerjakan
BAB XII : ASURANSI DAN GANTI RUGI
(Pasal 166 – 171)
Memberi masukan kepada Pemerintah, penyelenggara prasarana dan sarana perkeretaapian dalam rangka pembinaan, penyelenggaraan dan pengawasan KA ;
Mendapat pelayanan penyelenggaraan perkeretaapian sesuai dengan standar pelayanan minimum ;
Memperoleh informasi mengenai pokok-pokok rencana induk dan pelayanan perkeretaapian.
Masyarakat Wajib
Masyarakat Berhak
Ikut serta menjaga ketertiban, keamanan, dan keselama- tan penyelenggaraan perkeretaapian ;
BAB XIII : PERAN SERTA MASYARAKAT(Pasal 172 – 174)
BAB XIV : PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN
KECELAKAAN KERETA API
Pelaksanaan pemeriksaan penelitian kecelakaan KAdilakukan oleh suatu Badan yang dibentuk dan
ditugaskan Pemerintah
Hasil pemeriksaan penelitian Penyebab kecelakaan KA yg
dibuat dlm bentuk rekomendasi wajib ditindaklanjuti
oleh pemerintah, penyelenggaraprasarana, sarana KA
serta dapat diumumkan kepada publik
(Pasal 175 – 177)
BAB XIV : PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN
KECELAKAAN KERETA API
Penyelenggara prasarana, sarana KA wajib membiayai pemeriksaan penelitian penyebab kecelakaan KA
BAB XV : LARANGAN
Segala sesuatu yg mengganggu/membahayakan
keselamatan perjalanan KA
Membangun gedung, membuat tembokpagar, tanggul, menanam pohon yg tinggi,
Menempatkan barang pd jalur KA
Menghilangkan, merusak prasarana dan Sarana KA
Melaksanakan pengujian yg tidak sesuai dgn tata cara pengujian
Melaksanakan pengujian & pengoperasian tetapi belum memiliki
sertifikat keahlian/kecakapan
Berada di area yg bukan utk penumpangspt : di atap KA, lokomotif, kabin masinis
Menjual karcis KA diluar tempat yang telah ditentukan oleh penyelenggara KA
(Pasal 178 – 185)
BAB XVI : PENYIDIKAN
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
di bidang perkeretaapian dapat diberi
kewenangan khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
“ UU No. 8 Thn 1981 ttg Hukum Acara Pidana “ utk melakukan penyidikan atas pelanggaran
ketentuan dalam undang-undang ini.
(Pasal 186)
BAB XVI : PENYIDIKAN
1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan pengaduan, atau keterangan tentang terjadinya tindak pidana di bidang perkeretaapian
2. Memanggil orang utk didengar keterangannya sebagai saksi dan/ atau tersangka tindak pidana di bidang perkeretaapian
3. Melakukan penggeledahan, penyegelan, dan/atau penyitaan alat-alat yang digunakan utk melakukan tindak pidana dibidang perkeretaapian
4. Melakukan pemeriksaan tempat terjadinya tindak pidana dan tempat lain yang diduga terdapat barang bukti tindak pidana dibidang perkeretaapian
5. Melakukan penyitaan barang bukti tindak pidana dibidang perkeretaapian
Wewenang Penyidik PNS
BAB XVI : PENYIDIKAN
Wewenang Penyidik PNS
8. Membuat dan mendatangani berita acara pemeriksaan perkara tindak pidana dibidang perkeretaapian
9. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti terjadinya tindak pidana dibidang perkeretaapian
7. Mendatangkan ahli yg diperlukan utk penyidikan tindak pidana di bidang perkeretaapian.
6. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang dan/atau badan hukum atas terjadinya tindak pidana di bidang perkeretaapian.
U R A I A N P I D A N A PASAL
Penyelenggara prasarana perkeretaapian yg mengoperasikan prasarana perkeretaapian umum yang tidak memenuhi standar kelaikan operasi prasarana perkeretaapian yg mengakibatkan kecelakaan kereta api dan mengakibatkan :
Mengakibatkan kerugian harta benda atau barang Paling lama 1 tahun 6 bulan
penjara dan denda Rp. 500.000.000
187Ayat 1
Mengakibatkan kerugian luka berat bagi orang
Paling lama 3 tahun penjara dan denda Rp 1.000.000.000
187Ayat 2
Mengakibatkan matinya orang 6 tahun penjara dan denda Rp 2.000.000.000
187Ayat 3
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Pasal 187 - 213)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian umum yg tidak memiliki izin usaha, izin pembangunan dan izin operasi dipidana penjara
Paling lama 6 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000
188
Penyelenggaraan sarana perkeretaapian yg mengoperasikan sarana perkereta-apian umum yg tidak memenuhi standar kelaikan operasi sarana perkeretaapian yang mengakibatkan kecelakaan keretaapi dan kerugian bagi harta benda atau barang
Paling lama 1 tahun 6 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
189
Badan Usaha yg menyelenggarakan sarana perkeretaapian umum yg tdk memiliki izin usaha dan izin operasi
Paling lama 6 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000
190
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 1)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Penyelenggaraan perkeretapian khusus yg tdk memiliki izin pengadaan atau pembangunan dan izin operasi
Paling lama 6 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000
191Ayat 1
Penyelenggaraan perkeretapian khusus yg tdk memiliki izin pengadaan atau pembangunan dan izin operasi mengakibatkan kecelakaan kereta api dan kerugian bagi harta benda
Paling lama 6 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
191Ayat 2
Setiap orang yg membangun gedung, membuat tembok pagar, tanggul dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon yg tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan KA
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000
192
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 2)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Setiap orang yang melakukan kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung yg dapat mengakibatkan terjadinya pergese-ran tanah di jalur KA sehingga meng-ganggu atau membahayakan perjalanan Kereta Api
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000
193Ayat 1
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kerusakan prasarana, sarana perkeretaapian
Paling lama 1 tahun 6 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
193Ayat 2
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang
Paling lama 6 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000
193Ayat 3
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 3)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Tenaga penguji prasarana perkereta-apian yg melakukan pengujian prasarana perkeretaapian tidak menggunakan peralatan pengujian prasarana perkereta-apian dan/atau melakukan pengujian tidak sesuai dengan tata cara pengujian
Paling lama 6 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 30.000.000
194
Petugas prasarana perkeretaapian yg mengoperasikan prasarana perkeretaapian tidak memiliki sertifikat kecakapan
Paling lama 1 tahun penjara 195
Penyelenggara prasarana perkeretaapian yg mengoperasikan prasarana perkeretaapian dgn petugas yg tdk memiliki sertifikat kecakapan
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
196
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 4)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Setiap orang yg menghilangkan, merusak, dan/atau melakukan perbuatan yang mengakibatkan rusak dan tidak berfungsinya prasarana perkeretaapian
Paling lama 3 tahun penjara 197 Ayat 1
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan dan / atau kerugian harta benda
Paling lama 5 tahun penjara 197Ayat 2
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan luka berat bagi orang
Paling lama 10 tahun penjara
197Ayat 3
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang
Paling lama 15 tahun penjara
197Ayat 3
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 5)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Penyelenggara prasarana KA yg tdk menempatkan tanda larangan secara jelas dan lengkap di ruang manfaat jalur KA mengakibatkan kerugian harta benda
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000
198Ayat 1
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan luka berat bagi orang
Paling lama 2 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
198Ayat 2
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang
Paling lama 3 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000
198Ayat 3
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 6)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Setiap orang yg berada diruang manfaat jalan KA menyeret barang diatas atau melintasi jalur KA tanpa hak dan menggunakan jalur KA utk kepentingan lain selain utk angkutan KA yg dpt mengganggu perjalanan KA
Paling lama 3 bulan penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000
199
Pemilik prasarana KA yg memberi izin pembangunan jalan, jalur KA khusus, terusan, saluran air dan / atau prasarana lain yg memerlukan persambungan, dan perpotongan dan / atau persinggungan dengan jalur KA umum yg tdk memenuhi ketentuan
Paling lama 4 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000
200
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 7)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Setiap orang yg membangun jalan, jalur KA khusus, terusan, saluran air dan / atau prasarana lain yg memerlukan persambungan, dan perpotongan dan / atau persinggungan dengan jalur KA umum tanpa izin pemilik prasarana
Paling lama 3 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000
201
Tenaga penguji prasarana perkereta-apian yg melakukan pengujian prasarana perkeretaapian tidak menggunakan peralatan pengujian prasarana perkereta-apian dan/atau melakukan pengujian tidak sesuai dengan tata cara pengujian menyebabkan kecelakaan KA dan kerugian harta benda
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000
202
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 8)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Awaksarana perkeretaapian yg mengoperasikan sarana perkeretaapian tidak memiliki sertifikat kecakapan
Paling lama 1 tahun penjara 203Ayat 1
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan dan / atau kerugian harta benda
Paling lama 2 tahun penjara 203Ayat 2
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan luka berat bagi orang
Paling lama 3 tahun penjara 203Ayat 3
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang
Paling lama 5 tahun penjara 203Ayat 4
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 9)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Penyelenggara sarana perkeretaapian yg mengoperasikan sarana perkeretaapian dengan Awak sarana perkeretaapian yg mengoperasikan sarana perkeretaapian tidak memiliki sertifikat kecakapan
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000
204
Awak sarana perkeretaapian yg mengoperasikan KA tanpa surat perintah tugas dari penyelenggara sarana perkeretaapian
Paling lama 1 tahun penjara atau pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000
205
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 9)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Awak sarana perkeretaapian yg meng-operasikan sarana perkeretaapian tidak mematuhi perintah petugas pengatur per-jalanan KA, sinyal atau tanda dan meng-akibatkan kecelakaan KA dan kerugian harta benda
Paling lama 1 tahun penjara 206 Ayat 1
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan luka berat bagi orang
Paling lama 2 tahun penjara 206Ayat 2
Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang
Paling lama 5 tahun penjara 206Ayat 3
Setiap orang yg tanpa hak berada di kabin masinis, diatap kereta di lokomotif, digerbang atau dibagian KA yg bkn utk penumpang
Paling lama 3 tahun penjara 207
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 10)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Setiap orang yg menjual karcis KA diluar tempat yg telah ditentukan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian
Paling lama 6 bulan penjara 208
Penyelenggara sarana perkeretaapian yg tidak mengasuransikan tanggungjawabnya terhadap penyelenggara sarana perkeretaapian, petugas prasarana perkeretaapian dan pihak ketiga
Paling lama 1 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
209
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm pasal 189, pasal 191 dan pasal 193 yang mengakibatkan luka berat bagi orang
Paling lama 3 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000
210Ayat 1
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 11)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm pasal 189, pasal 191 dan pasal 193 yang mengakibatkan kematian orang
Paling lama 6 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000
210 Ayat 2
Penyelenggara sarana perkeretaapian yang tidak mengasuransikan tanggungjawabnya terhadap pengguna jasa awak sarana perkeretaapian dan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 167 ayat 1 dan pasal 169 ayat 1 dan ayat 3
Paling lama 1 tahun penjara dan / ataupidana denda paling banyak Rp. 500.000.000
211
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 12)
U R A I A N P I D A N A PASAL
Selain pidana dengan pidana penjara dan pidana denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 196, pasal 204, dan pasal 211, korban dapat menuntut ganti rugi terhadap penyelenggara prasarana atau sarana perkeretaapian yg pelaksanaanya berdasarkan ketentuan hukum acara pidana
212
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 187, 188, 189, 190, 191, 196, 198, 200, 204, 209, 211 dilakukan oleh suatu korporasi, maka dipidana dgn pidana denda yg sama sesuai pasal-pasal tersebut ditambah dengan 1/3
213
BAB XVII : KETENTUAN PIDANA(Lanjutan 13)
Badan usaha menyelenggarakan prasarana dan sarana perkeretaapian berdasarkan
UU No. 23 Tahun 2007
BAB XVIII : KETENTUAN PERALIHAN
Dalam waktu 3 tahun sejak UU No.23 Tahun 2007 berlaku penyelenggara wajib disesuaikan dengan
undang-undang yang berlaku
(Pasal 214)
Pada saat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 berlaku, semua peraturan pelaksanaan dari
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3479) dinyatakan masih tetap belaku sepanjang tidak bertentangan atau diganti berdasarkan
Undang-undang ini.
BAB XIX : KETENTUAN PENUTUP(Pasal 215 - 218)