slide 1- aap

81
DATA & TEKNIK PENGUMPULANNY A

Upload: achmad-agus

Post on 18-Feb-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: slide 1- aap

DATA & TEKNIK PENGUMPULAN

NYA

Page 2: slide 1- aap

Pengertian Data dan Jenis-jenis Data

Data adalah keterangan –keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang

diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan lewat

angka, simbul, kode dan lain-lain

Page 3: slide 1- aap

Data menurut Sumber Pengambilan 1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Disebut juga data asli atau data baru

2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan , laporan-laporan. Disebut juga data yang tersedia

Page 4: slide 1- aap

Data Menurut Waktu Pengumpulannya

1. Data berkala (time series)Adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan atau keadaan

2. Kertas Lintang (cross section) Adalah data yang terkumpul pada suatu waktu

tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu

Page 5: slide 1- aap

Data Menurut Sifatnya

1.Data Kualitatif

Adalah data yang berbentuk tidak bilangan

2. Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk bilangan

Page 6: slide 1- aap

Pengumpulan data berdasarkan caranya :

Metode pengumpulan data penelitian:

a. Observasi

b. Wawancara

c. Kuesioner (Daftar Pertanyaan)

d. Pengukuran Fisik

e. Percobaan Laboratorium

Page 7: slide 1- aap

OBSERVASI

Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa)

Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik kemudian dituliskan sebagai skrip

Page 8: slide 1- aap

Kelebihan teknik observasi

Data yang diperoleh adalah data aktual/ segar dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku

Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang diharapkan muncul mungkin akan muncul atau mungkin juga tidak muncul, karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati, maka kita segera dapat mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan untuk diukur

Page 9: slide 1- aap

Kekurangan teknik observasi

Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu danmengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi/muncul

Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan mungkin dapat membahayakan si pengamat jika diamati

Page 10: slide 1- aap

Observasi berdasarkan keterlibatan pengamat :

a. Observasi partisipanMerupakan observasi dimana pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti atau yang diamati, seolah –olah merupakan merupakan bagian dari mereka

b. Observasi tak partisipanMerupakan observasi dimana pengamat berada diluar subyek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

Page 11: slide 1- aap

Observasi berdasarkan cara pengamatan

a. Observasi berstruktur Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan pedoman pengamatan

b. Observasi tak berstrukturMerupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya melakukan pengamatan secara bebas

Page 12: slide 1- aap

Wawancara

Adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam

Page 13: slide 1- aap

Kelebihan Teknik Wawancara :

Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskanPewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pemabanding, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden

Page 14: slide 1- aap

Kekurangan Teknik Wawancara :

Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data

Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang kecil

Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden

Page 15: slide 1- aap

Teknik Wawancara

a. Wawancara berstrukturMerupakan teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan / mempersiapkan daftar pertanyaan atau daftara isian sebagai pedoman saat melakukan wawancara

b. Wawancara tidak berstrukturMerupakan teknik wawancara dimana pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai penuntun selama dalam proses saat melakukan wawancara

Page 16: slide 1- aap

Angket (Kuesioner)

Adalah pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi

oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan/ respon atau menjawab atas pertanyaan –pertanyaan yang diajukan

Untuk dapat menggunakan teknik ini diisyaratkan reseponden harus memiliki tingkat pendidikan

yang memadai

Page 17: slide 1- aap

Keuntungan teknik Angket

1. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim lewat pos

2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah

3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden itu sendiri

Page 18: slide 1- aap

Kerugian teknik Angket

1. Jika dkirim melalui pos, maka prosentase yang dikembalikan relatif rendah

2. Tidak dapat digunakan pada responden yang tidak mampu membaca dan menulis

3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah oleh responden

Page 19: slide 1- aap

Komponen Angket agar efektif

Ada Subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitianAdanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan obyektifAda petunjuk pengisian angket, yang mudah dimengerti dan tidak biasAda pertanyaan atau pernyataan beserta tempat mengisi jawaban baik secara tertutup, semi tertutup maupun terbuka Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaan terbuka atau tertutup ataupun kombinasi antara terbuka dan tertutup

Page 20: slide 1- aap

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat

pertanyaan atau pernyataan :Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan

Hindari pertanyaan atau pernyaan ganda

Responden harus mampu menjawab

Pertanyaan atau pernyataan harus relevan

Pertanyaan atau pernyataan sebaiknya pendek

Hindari Pertanyaan atau pernyataan yang bias, sugestif

Page 21: slide 1- aap

Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan ada tiga jenis yaitu :

a. Angket terbuka (Opened Questionare)Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka .

Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan sangat bervariasi.

Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan menjadi suatu pekerjaan yang tidak mudah

Page 22: slide 1- aap

b. Angket tertutup (Closed Questionare)Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka

Page 23: slide 1- aap

c. Angket Semi terbuka (Semi Opened Questionare)

Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapat menurut pilihan pilihan jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keinginan mereka

Page 24: slide 1- aap

Bentuk Pertanyaan Pernyataan Positif : pernyataan yang jawabannya SESUAI dengan harapan peneliti

Pernyataan Negatif : pernyataan yang jawabannya TIDAK SESUAI dengan harapan peneliti

Misal: Jika ingin diketahui kinerja kasir sebuah toko swalayan

Page 25: slide 1- aap

Studi Dokumentasi

Adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.

Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.

Page 26: slide 1- aap

Kelebihan dari studi dokumentasi :

Pilihan alternatif, untuk subyek peneliti tertentu yang sukar atau tidak mungkin dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data)Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpul dataUntuk penelitian yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke masa lalu, studi dokumentasi memberikan cara yang terbaikBesar sampel, dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar dengan biaya yang relatif kecil

Page 27: slide 1- aap

Kekurangan dari studi dokumentasi :

Bias, biasanya data yang disajikan dalm dokumen bisa berlebihan atau tidak ada (disembunyikan) Tersedia secara selektif, tidak semua dokumen dipelihara untuk dibaca ulang oleh orang lainTidak komplit, data yang terdapat dalam dokumen biasanya tidak lengkapFormat tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda dengan format yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian

Page 28: slide 1- aap

Pengumpulan data berdasarkan banyaknya data yang diambil :

1. Sensus

Adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau anggota populasi secara keseluruhan untuk diselidiki, atau pengumpulan data melalui populas. Data yang diperoleh dari hasil sensus ini, disebut parameter atau data yang sebenarnya.

2. Sampling

Adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian elemen anggota populasi untuk diselidiki, atau pengumpulan data melalui sampel. Data yang diperoleh dari sampling ini, disebut data prakiraan (estimate value)

Page 29: slide 1- aap

JENIS-JENIS PENELITIAN MENURUT TUJUAN, METODE, TINGKAT EKSPLANASI DAN JENIS DATA

Tujuan MetodeTingkat

EksplanasiAnalisis & Jenis

Data

A. MurniB. Terapan

A. SurveyB. Ex. Post FactoC. EksperimenD. NaturalistikE. Policy ResearchF. Action ResearchG. EvaluasiH. Sejarah

1. Deskriptif2. Komparatif3. Asosiatif

1. Kuantitatif2. Kualitatif3. Gabungan

Page 30: slide 1- aap

TEKNIK SAMPLING

Page 31: slide 1- aap

Teknik sampling

Populasi (N)

Menurut Sugiyono : Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya;

Nawawi menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitaif maupun kualitatif dan pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap;

Riduwan dan Tita Lestari, populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Page 32: slide 1- aap

Teknik sampling

Sampel (n)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga, dana dan waktu, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.

Page 33: slide 1- aap

Syarat sampel yang IDEAL

1. Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat

2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh.

3. Sederhana, mudah dilaksanakan

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan bias (bias conclusion).

Page 34: slide 1- aap

Faktor dalam menentukan jumlah sampel

Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu,

(1) Derajat keseragaman,

(2) Rencana analisis,

(3) Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia .

(Singarimbun dan Effendy, 1989).

Page 35: slide 1- aap

Alasan Penarikan Sampel

1. Adanya populasi yang sangat besar dan tidak terbatas, sehingga tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang lama.

2. Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogen diperiksa karena akan membuang waktu serta tidak ada gunanya karena variabel yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi tersebut.

3. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu.

4. Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit (sampel) tentu akan lebih teliti jika dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi)

Page 36: slide 1- aap

Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian.

Beberapa Kelompok Teknik Sampling

PROBABILITY SAMPLING NON PROBABILITY SAMPLING

1. Simpel random sampling (SRS)

2. Proportionale Stratified Random Sampling (PSRS)

3. Disproportionale Stratified Random Sampling (DSRS)

4. Area (Cluster) sampling (sampling menurut daerah)

1. Sampling Sistematis

2. Sampling Kuota

3. Sampling Aksidental

4. Purposive Sampling

5. Sampling Jenuh

6. Snowball Sampling

TEKNIK SAMPLING

Page 37: slide 1- aap

A. PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel).

1. Simple Random Sampling (SRS)

Dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan bila populasi dianggap homogen.

PopulasiHomogen

Sampel yang Representatif

Page 38: slide 1- aap

2. Proportionale Stratified Random Sampling (PSRS)

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Contoh : Pegawai yang lulus S-1 = 45, S-2 = 30, STM = 800,

ST = 900, SMEA = 400, SD = 300

Jumlah sampel yang diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

Diambil secaraRandom

ProporsionalPopulasi berstrata Sampel yang

Representatif

Page 39: slide 1- aap

3. Disproportionale Stratified Random Sampling (DSRS)

DSRS digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

Contoh : S-3 = 3 orang, S-2 = 4, S-1 = 90, SMU=800, SMP=700

Lulusan S-3 dan S-2 karena jumlahnya kecil maka diambil sebagai sampel.

4. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling ini untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah.

Populasi yang sudah ditetapkan, misal : di Indonesia = 27 propinsi (N), n=10 propinsi dilakukan secara random.

karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya menggunakan SRS

Page 40: slide 1- aap

Teknik sampling digunakan 2 tahap :

1) Menentukan sampel daerah

2) Menentukan orang-orang yang ada di daerah

AB

CE

D

GH

F

I

A C

D F

Populasi Daerah

Diambil dgn

Random

Tahap I Tahap 2

Diambil dgn

Random

Sampel DaerahSampel Individu

Page 41: slide 1- aap

B. NON PROBABILITY SAMPLING

Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

1. Sampling Sistematis

Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang didasarkan urutan dari anggota populasi yang diberi nomor urut, misal : anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu no. 1 s/d. no. 100.

pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dengan bilangan tertentu. Misal : kelipatan dari bilangan 5. maka sampel adalah no. 1 – 5 – 10 – 15 – 20 dst sampai 100.

N = 100n dengan no ganjil saja = 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17 …. 100N = 100n dengan no genap saja = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 …. 100N = 100n dengan kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 …. 100

Page 42: slide 1- aap

2. Sampling Kuota (Jumlah)

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Contoh : Penelitian pendapat masyarakat terhadap produk industri tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Pengumpulan data harus sejumlah 500 orang. Bila pengumpulan data dilahirkan secara kelompok, harus menghubungi 500 orang anggota sampel.

3. Sampling Aksidental (Kebetulan)

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4. Sampling Purposive (Orang Ahli)

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misal : akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Lebih cocok digunakan untuk penelitian kuantitatif.

Page 43: slide 1- aap

5. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

6. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orng itu disuruh memilih temuan-temuan untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin besar. Pada penelitian kuantitatif banyak digunakan sampel purposive atau snowball.

Page 44: slide 1- aap

Sampel Pertama

Snowball SamplingBiasa dilakukan terhadap penelitian kualitatif

Page 45: slide 1- aap

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan

generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahn generalisasi.

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian. Jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang diinginkan. Hal ini tergantung pada dan, waktu dan tenaga yang tersedia.

Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil ε sampel yang diperlukan Contoh 10% - n kecil

Namun bila semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin besar ε sampel

Contoh : 1% - n besar

Page 46: slide 1- aap

Rumus-rumus Menentukan Ukuran Sampel

Isaac dan Michael :

S =2ג . N . P . Q

D2(N-1) + 2ג . P . Q

2ג dengan dk=1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%

P=Q=0,5 d=0,05 s=jumlah sampel

Perhatikan tabel Isaac dan Michael

Jika tidak Homogen dan berstrata :

Contoh : N = 100

dk = 1% = 87

= 5% = 78

= 10% = 73

Bila N = 1.000

dk = 1% = 339

= 5% = 258

= 10% = 213

Page 47: slide 1- aap

NSiginifikasi

NSiginifikasi

1% 5% 10% 1% 5% 10%10 10 10 10 280 197 155 13815 15 14 14 290 202 158 14020 19 19 19 300 207 161 14325 24 23 23 320 216 167 14730 29 28 28 340 225 172 15135 33 32 32 360 234 177 15540 38 36 36 380 242 182 15845 42 40 39 400 250 186 16250 47 44 42 420 257 191 16555 51 48 46 440 265 195 16860 55 51 49 460 272 198 17165 59 55 53 480 279 202 17370 63 58 56 500 285 205 17675 67 62 59 550 301 213 18280 71 65 62 600 315 221 18785 75 68 65 650 329 227 19190 79 72 68 700 341 233 19595 83 75 71 750 352 238 199

100 87 78 73 800 363 243 202110 94 84 78 850 373 247 205120 102 89 83 900 382 251 208130 109 95 88 950 391 255 211140 116 100 92 1000 399 258 213150 122 105 97 1100 414 265 217160 129 110 101 1200 427 270 221170 135 114 105 1300 440 275 224180 142 119 108 1400 450 279 227190 148 123 112 1500 460 283 229200 154 127 115 1600 469 286 232210 160 131 118 1700 477 289 234220 165 135 122 1800 485 292 235230 171 139 125 1900 492 294 237240 176 142 127 2000 498 297 238250 182 146 130 2200 510 301 241260 187 149 133 2400 520 304 243270 192 152 135 2600 529 307 245

TABEL JUMLAH SAMPEL ISAAC AND MICHAEL TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU

DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %

Page 48: slide 1- aap

Contoh menentukan sampel yang tidak homogen dan berstrata :N = 1000 (Kelompok masyarakat)Kelompok pendidikan : S-1 = 50, D3 = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50dk = 5% (kesalahan)Perhatikan : masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional

S-1 =50

1000X 258 = 12,9 = 13

D3 =300

1000X 258 = 77,4 = 77

SMK =500

1000X 258 = 129 = 129

SMP =100

1000X 258 = 25,8 = 26

SD =50

1000X 258 = 12,9 = 13

Page 49: slide 1- aap

Sevile : Populasi Homogen

n =N

1 + N 2ג

Contoh : Populasi pegawai pelayanan pajak Bandung Cibeunying.

N = 107

dk = 1%

n =107

1 + 107(0,1)2

n =107

1 + 1,07

n =1072,07

n = 51,69 52

Page 50: slide 1- aap

Jumlah Responden yang dijadikan anggota sampel sebagai berikut :

No. JabatanSampelStratum

1.2.3.

Kepala SeksiKoordinator PelaksanaPelaksana

61036

Jumlah 52

Slovin : Teknik Cluster Random Sampling

n =N

1 + N(0,10)2

N = 2816

Contoh :

Anggota populasi : Guru Bantu 1600

Kepala Sekolah 1098

Pengawas SD 118

dk = 10%

Page 51: slide 1- aap

VARIABEL

Page 52: slide 1- aap

VARIABEL

1.    Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

2.    Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.

3.    Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil

eksperimen.

4.    M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.

5.    Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel

profesi (guru, petani, pedagang).

Page 53: slide 1- aap

Variabel dependen

Sering disebut sebagai Variabel Output, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.

Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen.

Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.

Page 54: slide 1- aap

Variabel independen

Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas.

Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen.

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat).

Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.

Page 55: slide 1- aap

Contoh :suatu penelitian menguji pengaruh pemecahan saham

terhadap perubahan harga saham.

Ada dua variabel yang diuji dalam penelitian ini.

Yaitu : pemecahan saham (variable independen) dan harga saham (variable dependen).

PEMECAHAN SAHAM(Variable Independen)

HARGA SAHAM(Variable Dependen)

Page 56: slide 1- aap

Variable Moderating

Hubungan langsung antara variable-variable independen dengan variable-variable dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variable-variable lain.

Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat.

Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu, variabel moderating dinamakan pula dengan variabel contingency.

Page 57: slide 1- aap

Contoh : Variable Moderating

hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :

Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan

semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

Motivasi Belajar Prestasi Belajar

Peran Dosen

Page 58: slide 1- aap

Variable Intervening

Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur.

Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.

Page 59: slide 1- aap

Contoh Variable Intervening

Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di sini ada variabel antaranya

yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang.

Tingkat Penghasilan

Gaya HidupUmur Harapan

Hidup

Page 60: slide 1- aap

Variabel Kontrol

Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.

Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.

Keberadaan variabel kontrol ini pada dasarnya sebagai perbandingan terhadap variabel pengaruh. Jika variabel kontrol dinilai lebih mempengaruhi variabel tergantung, maka variabel kontrol yang dijadikan pilihan berikutnya, sebagai variabel pengaruh pada variabel tergantung

Page 61: slide 1- aap

Contoh Variable Kontrol

Tayangan Iklan di TV

Perilaku membeli produk

Daya beliDistribusiKemasan

Kebutuhan

Variabel kontrol

Variabel Bebas Variabel Terikat

Page 62: slide 1- aap

Paradigma Penelitian

Paradigma Penelitian : merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, , teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan

Bentuk-Bentuk Paradigma Penelitian : 1)Paradigma Sederhana. 2)Paradigma Sederhana Berurutan. 3)Paradigma Ganda dengan dua Variabel Independen. 4) Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen. 5) Paradigma Ganda dengan dua variabel Dependen. 6) Paradigma Ganda dengan dua variabel Independen dan dua variabel Dependen. 7)Paradigma Jalur.

Page 63: slide 1- aap

Paradigma Sederhana : terdiri atas satu variabel Independen dan Dependen

X = Kualitas iklan (variabel independen)

Y = Jumlah barang yang terjual (variabel dependen)

1) Rumusan Masalah deskriptif (dua) :

a. Bagaimana X (kualitas iklan) ?

b. Bagaimana Y (barang yang terjual)?

2) Rumusan Masalah asosiatif/hubungan (satu)

a. Bagaimanakah hubungan atau pengaruh antara kualitas

iklan dengan jumlah barang yang terjual ?

3) Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang iklan dan tentang penjualan.

4) Hipotesis yang dirumuskan , yaitu hipotesis deskriptif (dua)

dan hipotesis asosiatif (satu)

x Y

Page 64: slide 1- aap

Paradigma Sederhana Berurutan : terdapat lebih dari dua vabariabel, tetapi hubungannya masih sederhana.

X1 = kualitas bahan baku X3 = Kualitas barang(output)

X2 = kualitas pengerjaan Y = Kepuasan pembeli

X1 X2 X3 Y

Page 65: slide 1- aap

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen : terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.

X1 = Lingkungan Keluarga Y = Keberhasilan Usaha

X2 = Demografi

Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2

dengan Y, menggunakan teknik korelasi sederhana.

Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secra bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.

X1

X2

Y

Page 66: slide 1- aap

Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen : terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel dependen (Y)

X1 = Kualitas Mesin X3 = Sistem Karir

X2 = Gaya Kepemimpinan Manajer Y = Produktivitas Kerja

X1

X2

X3

Y

Page 67: slide 1- aap

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

X = Tingkat Pendidikan Bisnis Y1 = Wawasan

Y2 = Keberhasilan Usaha

X

Y1

Y2

Page 68: slide 1- aap

Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen

X1 = Kebersihan KA Y1 = Jumlah Tiket yang Terjual

X2 = Pelayanan KA Y2 = Kepuasan Penumpang KA.

X1

X2

Y1

Y2

Page 69: slide 1- aap

Paradigma Jalur: terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3) untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati

variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.

X1 = Status Sosial Ekonomi X2 = Intelligent Quotion (IQ)

X3 = Motivasi Berprestasi Y = Prestasi Belajar

X1

X2

X3 Y

Page 70: slide 1- aap

PENGUKURAN VARIABEL

DAN SKALA

Page 71: slide 1- aap

PENGUKURAN : SKALA LIKERT

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Jawaban pernyataan dinyatakan dalam pilihan yang mengakomodasi jawaban antara Sangat Setuju Sekali sampai Sangat Tidak Setuju ;

Banyak pilihan biasanya 3, 5, 7, 9 dan 11;

Dalam prakteknya yang paling sering digunakan adalah 5 ;

Terlalu sedikit pilihan jawaban menyebabkan pengukuran menjadi sangat kasar ;

Terlalu banyak pilihan jawaban menyebabkan responden sulit membedakan pilihan

Banyak pilihan ganjil juga menimbulkan masalah, responden yang malas/enggan akan menjawab pilihan yang di tengah ( = jawaban netral)

Page 72: slide 1- aap

Contoh:Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.a. Sangat setuju skor 5b. Setuju skor 4c. Tidak ada pendapat skor 3d. Tidak setuju skor 2e. Sangat tidak setuju skor 1

Pelayanan rumah sakit ini tidak sesuai dengan apa yang saudara harapkan.a. Sangat setuju skor 1b. Setuju skor 2c. Tidak ada pendapat skor 3d. Tidak setuju skor 4e. Sangat tidak setuju skor 5

Skala Likert

Page 73: slide 1- aap

Skala Guttman

Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif.

Misalnya :

Ya TidakBaik Buruk

Pernah Belum Pernah

Punya Tidak Punya

Page 74: slide 1- aap

Skala Semamtik DeferensialSkala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan.

Contoh:Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?

1.Sangat Buruk

5.Sangat Baik

Page 75: slide 1- aap

Skala Rating

Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi

data kualitatif.Contoh:Kenyaman ruang loby Bank BCA:5 4 3 2 1

Kebersihan ruang parkir Bank BCA:5 4 3 2 1

Page 76: slide 1- aap

Desain Skala

Skala dalam penelitian ada lima tingkatan:

1. Skala Nominal

2. Skala Ordinal

3. Skala Interval

4. Skala Rasio

Page 77: slide 1- aap

Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang hanya digunakan untuk memberikan kategori saja

Contoh:

Wanita 1

Laki-laki 2

Page 78: slide 1- aap

Skala Ordinal

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum jelas.

Contoh:Berilah peringkat supermarket berdasarkan kualitas pelayanannya !Avan Supermarket (Dieng Plaza) …………………….……………… 5Surya Mart (Jl. Soekarno Hatta 7A) ................................................ 6Carrefour Express (Jl. A. Yani 2° Blimbing) ..................................... 4Giant Supermarket (Jl. Kawi Atas 58 Malang Kota) ....................... 3Lai Lai (Jl. Arjuno No.36 Klojen) ……………………………………….. 7Giant Hypermarket (Hypermarket MOG) ……………………………. 1Hypermart (Malang Town Square) …………………………………… 2

Page 79: slide 1- aap

Skala Interval

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, namun belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Contoh:

1. Skala Pada Termometer

2. Skala Pada Jam

3. Skala Pada Tanggal

Page 80: slide 1- aap

Skala Rasio

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak .

Contoh:

1. Berat Badan

2. Pendapatan

3. Hasil Penjualan

Page 81: slide 1- aap

Ringkasan Tentang Skala

Skala

Tipe Pengukuran

Kategori Peringkat Jarak Perbandingan

Nominal Ya Tidak Tidak Tidak

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak

Interval Ya Ya Ya Tidak

Rasio Ya Ya Ya Ya