buku pegangan pemandu aap 2015

55
AKSI ADVEN PEMBANGUNAN 2015 KEUSKUPAN BOGOR KELUARGAKU RAHIM BELAS KASIH & PENGAMPUNAN BUKU PANDUAN RENUNGAN UMAT DISUSUN OLEH KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN BOGOR JL. JEND. A. YANI NO. 31. BOGOR 1

Upload: komsos-ag-et-al

Post on 30-Jan-2016

435 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Pegangan Pemandu AKSI ADVEN PEMBANGUNAN KEUSKUPAN BOGOR TAHUN 2015 dengan tema “Keluarga: Rahim Belas Kasih dan Pengampunan”http://keuskupanbogor.org/surat-gembala-aap-keuskupan-bogor-2015/

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

AKSI ADVEN PEMBANGUNAN 2015KEUSKUPAN BOGOR

KELUARGAKU RAHIM BELAS KASIH & PENGAMPUNAN

BUKU PANDUAN RENUNGANUMAT

DISUSUN OLEH KOMISI KATEKETIKKEUSKUPAN BOGOR

JL. JEND. A. YANI NO. 31. BOGOR

1

Page 2: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

KATA PENGANTAR

Berawal dari 5 pilar Karya Pastoral Keuskupan Bogor yangdicanangkan oleh Bapa Uskup, salah satu fokusnya yaitu keluarga.Pada APP tahun ini tema yang diangkat adalah Keluarga SumberSukacita, perhatian SAGKI pun salah satunya mengarah pada temakeluarga. Sehubungan dengan fokus pada tema keluarga tersebut,tema AAP tahun ini pun mengarah pada keluarga.

Kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi dalam masyarakatmenjadi keprihatinan Gereja, khususnya Gereja Keuskupan Bogor.Keprihatinan terhadap kekerasan dalam rumah tanggamenggerakkan Gereja untuk melakukan berbagai upaya untukmencegah dan mengatasi penyebaran ‘virus’ kekerasan di dalamkehidupan keluarga-keluarga umat manusia, termasuk keluarga-keluarga Katolik.

Salah satu upaya Gereja Keuskupan Bogor ialah mengajakkeluarga-keluarga merefleksikan kembali makna dan tugaspanggilan hidup berkeluarga, melalui kegiatan Aksi AdvenPembangunan (AAP) tahun 2015, yang bertema: “KeluargakuRahim Belaskasih dan Pengampunan”.

Rahim, dalam pengertian harafiah berarti kantung selaput dalamperut seorang wanita (ibu), tempat pembentukan dan pertumbuhanjanin, bakal pribadi manusia, yang kelak akan lahir sebagaiseorang bayi dan menjadi anak di dalam keluarga. Rahimmerupakan tempat yang damai dan nyaman bagi janin; tempat iamengalami kasih ibu dan ayahnya serta seluruh keluarganya.Rahim merupakan karunia Allah bagi manusia, khususnya bagiseorang ibu, sebagai co-creator, rekan kerja Allah untukmenciptakan dan memelihara kehidupan di dunia ini.

2

Page 3: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Merefleksikan “Keluarga sebagai Rahim Belas Kasih danPengampunan” pada intinya berarti merefleksikan keluarga sebagaitempat di mana anggota-anggota keluarga mengalami belas kasih,pengampunan, dan keadilan Allah yang Maharahim, dan belajarmengikuti sifat-sifat kerahiman Allah. Refleksi sebagai aksibersama sepanjang kita masa Adven 2015 ini terdiri atas tigapermenungan yang masing-masing mengangkat (sub) tema:

(1) Keluarga Rahim Ilahi; (2) Keluarga Mengolah Konflik Dalam Terang Injil; dan (3) Keluarga Merayakan Rahmat Kasih dan Pengampunan.

Pengalaman akan Allah Maharahim merupakan kekuatan bagikeluarga Katolik untuk menghadapi dan mengatasi konflik-konflikdi dalam keluarga dengan jalan-jalan yang ditunjukkan oleh Allahsendiri, melalui Kristus dan Injil-Nya. Dalam terang Injil Kristus,keluarga tidak lagi melihat konflik sebagai penghambat ataubahkan penghancur relasi, melainkan peluang untuk salingmenunjukkan belas kasih, pengampunan, dan keadilan di antaraanggota-anggota keluarga. Terang Injil Kristus menuntun keluargaKatolik – melalui konflik – menuju kedewasaan dan kesempurnaanpribadi sebagai citra Allah Maharahim.

Pada tahap akhir refleksi bersama ini, keluarga-keluarga Katolikdiajak untuk merayakan rahmat belas kasih dan pengampunanAllah Maharahim yang telah dialami. Perayaan dilakukan denganbersyukur dan bergembira bersama keluarga dan Gereja melalui,antara lain: penerimaan Sakramen Ekaristi dan SakramenPengampunan. Perayaan juga dilakukan dengan berbagikegembiraan bersama orang-orang di sekitar yang dijumpai sehari-hari, melalui tindakan-tindakan penuh belas kasih, pengampunan,dan keadilan.

3

Page 4: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Semoga keluarga-keluarga Katolik yang menjadi Rahim Ilahi, ikutmelahirkan Kristus Penyelamat bagi masyarakat.

Selamat memasuki dan menjalani masa Adven.

Tuhan Memberkati.

Bogor, 1 November 2015Komisi Kateketik Keuskupan Bogor

4

Page 5: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………..………………… 2

Daftar Isi……………………………………………………... 3

Pertemuan Pertama …………………………………….…KELUARGA ADALAH RAHIM ILAHI

Pertemuan Kedua …………………………………………KELUARGA MENGOLAH KONFLIK DALAM TERANG INJIL

Pertemuan Ketiga ………………………….……………..KELUARGA MERAYAKAN RAHMAT BELAS KASIH & PENGAMPUNAN

5

Page 6: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PERTEMUAN PERTAMA

KELUARGA ADALAH RAHIM ILAHI

(Sumber Bacaan Kitab Suci: Kej. 1: 26 -28 dan Lukas 1: 5- 25)

Tujuan:

Umat lebih menyadari bahwa pilihan panggilan hidup berkeluargamerupakan rumah atau tempat pertama dan utama “PendidikanRahim Ilahi”, agar keberadaan dan tumbuh kembangnya manusiatetap mencerminkan diri sebagai citra Allah.

Gagasan Pokok:

“Ditemukan, Bayi Laki-laki Dalam Kardus” (Tengerang, JurnalBogor, Hal. 3, Rabu, 21 Oktober 2015), itulah salah satu contohberita dari media masa mengenai kekerasan dalam rumah tanggaatau keluarga, yang terus saja terjadi dalam hidup manusia.Kekerasan dalam keluarga tidak hanya dari orangtua terhadapanak, tapi ada juga dari anak terhadap orangtuanya, orangtuadengan orang tua dan anak dengan anak.

Gambaran ketidakharmonis dalam hidup keluarga seperti itu,menimbulkan berbagai pertanyaan, mengapa kekerasan dalamrumah tangga itu bisa terjadi? Bukankah keduanya (suami-isteri)pada awal jumpa saling mencintai/mengasihi? Dan bukankah anakmerupakan buah kasih dari orangtuanya?

Keadaan kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi dalammasyarakat, juga menjadi keprihatinan Gereja. Karena itu Gerejamelakukan berbagai kegiatan salah satunya adalah Aksi Adven

6

Page 7: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Pembangunan (AAP) ini untuk mencegah dan mengatasi, agarvirus kekerasan dalam rumahtangga tidak terjadi (lagi) dalamkeluarga umat manusia, khususnya dalam keluarga-keluargaKatolik.

Dari latar belakang tersebut, Gereja Keuskupan Bogor dalamtradisi kegiatan AAP tahun 2015 ini mengangkat Tema:”Keluargaku Rahim Belaskasih dan Pengampunan”. Sub temapertama dalam renungan ini adalah: “Keluarga Rahim Ilahi”.Lalu apa yang dimaksud dengan keluarga Rahim ilahi?

Untuk memahami hal itu, marilah kita mulai memahami artikeluarga. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta “kula” dan“warga”, yang berarti anggota dan kelompok kerabat. Dalamkontesi ini arti keluarga tidak hanya nuclear family (keluarga inti),tetapi juga extended family (Keluarga besar). Secara umum kitadapat mengatakan bahwa keluarga adalah tempat atau lembagakehidupan dan bertumbuhnya sel terkecil dari masyarakat. Disanamenjadi tempat pertama dan utama terjadinya “sekolah” sepanjanghidupnya. Sedangkan Rahim, artinya kantung selaput dalam perutseorang wanita (Ibu), tempat janin atau bayi, tempat pertamakehidupan itu. Rahim juga berarti bersifat belaskasihan, bersifatpenyayang. Sedangkan Ilahi berarti mempunyai sifat-sifat Tuhan.Jadi kelurga Rahim ilahi artinya tempat atau lembaga dimanaanggota-anggota keluarga mendapatkan belaskasih atau kasihsayang dari sifat-sifat Tuhan. Itu berarti Allah menaruh ataumemberikan belaskasih kepada keluarga.

Belaskasih Ilahi dalam keluarga sudah sejak semula atau sejakkekal Allah berikan. Dalam Kitab Kejadian diterangkan hal itu,bahwa Allah menjadikan manusia menurut citra-Nya. Iamenjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri (Kej.1:26-27) Artinya sejak semula (kekal) sifat-sifat Allah ditanamkan

7

Page 8: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

pada diri manusia, itulah hadiah gratis dari Allah kepada kitamanusia.

Karena kita mengerti bahwa kehadiran seorang anak manusiamelalui pilihan panggilan hidup berkeluarga, maka mestinya kitajuga harus sadar dan bersyukur, bahwa keluarga adalah RahimIlahi itu. Artinya dalam dan melalui keluarga, “sekolah” mengenaisifat-sifat Allah (ilahi) itu ada dan terjadi. Keluarga menjadi tempatpembentukan pendidikan (formatio) cinta dan dicintai sertabernilai. Sebaliknya oleh karena kita tidak pernah sadar dan tidakbersyukur, atas martabat hidup keluarga selaku citra Allah, makaterjadilah perilaku atau karakter yang tidak mencerminkan citraAllah, seperti kekerasan dalam rumah tangga (keluarga) yangselalu terjadi.

Oleh sebab itu dalam mengantisipasi dan mengatasi berbagaimacam persoalan hidup berkeluarga, kiranya perlu disadarkankembali fungsi keluarga agar dapat menghayati hidup berkeluargasecara harmonis, secara damai dan sejatera (bahagia).

Fungsi-fungsi keluarga antara lain: (1) Fungsi Religius, artinyadalam keluarga harus terjadi pendidikan iman (agama). AjaranKitab Suci, Tradisi Gereja dan ajaran-ajaran Magisterium Ecclesiaseharusnya secara teratur ditanamkan dalam sekolah informal itu,bahayanya, jika orangtuanya tidak mengetahui mengenai hal itu.( 2 ) Fungsi Pendidikan, orangtua adalah pendidik pertama danutama dalam “sekolah informal” dan bermula dari sini, orangtuasemakin menunjukkan tanggungjawabnya dan mengarahkan kependidikan formal, demikian juga pendidikan non formal bagianak-anak atau anggota keluarganya (bayangkan jika anak-anaknya tidak bersekolah?), (3) Fungsi Perlindungan, dalam halini tugas keluarga ialah melindungi anak-anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarganya merasaterlindungi dan merasa aman. (4) Fungsi Sosialisasi anak, tugas

8

Page 9: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

keluarga harus mempersiapkan anak-anaknya menjadi anggotamasyarakat yang baik, menjadi anggota Gereja yang baik. (5)Fungsi perasaan, keluarga hendaknya menjaga secara intuitifmerasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalamberkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga;sehingga menanamkan kebiasaan saling pengertian, salingmenghargai satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan,kedamaian dalam keluarga. (6) Fungsi ekonomis, tugas keluargadalam hal ini orangtua harus menghidupi keluarganya untukmencukupi kebutuhan hidup keluarga terutama kebutuhanprimernya dan mengaturnya sedemikian rupa, agar terciptalahpersediaan yang cukup. (7) Fungsi biologis, tidak hanya untukmeneruskan keturunan, tetapi lebih dari itu orangtua hendaknyadapat menjelaskan fungsi-fungsi dari anggota tubuh terutamatentang seks dan seksualitas, sehingga terciptalah kesehatan tubuhdan penghargaan martabat manusia seutuhnya. (8) FungsiRekreatif, keluarga perlu ada rekreasi bersama, sehingga terciptasuasana yang menyenangkan. Dari semua fungsi-fungsi tersebutdiatas, orangtua hendaknya mendasari itu semua dengan (9) fungsikasih sayang, perhatian, dan rasa aman diantara keluarga sertamembina pendewasaan kepribadian (karakter) anggotakeluarganya.

Masa Adven selama empat pekan pada tahun ini, hendaknyamenjadi momentum bagi keluarga Katolik untuk semakinmenyadari akan pilihan panggilan hidupnya, bahwa hidup ber-rumahtangga yang dibangunnya adalah “Rahim Ilahi”, agar dapatmenghayati hal itu, maka kita perlu mendalami kisah penciptaanmanusia dari kitab Kej. 1:26-28 dengan kata kuncinya: ”Manusiaadalah Citra Allah”.

Lalu bagaimana dapat mewujudkan dengan baik sebagai citraAllah dalam hidup berkeluarga? Kita perlu belajar dari keluargaBapak Zakharia dalam Injil Lukas 1:5-25. Ada beberapa yang

9

Page 10: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

menarik dari keluarga ini. (1) Keluarga ini adalah keluarga yangbenar di hadapan Allah. Benar dihadapan Allah dapat kita artikanmenikah/berkeluarga secara secara sah, baik berdasarkan aturansipil maupun aturan Gereja kita. Hidup benar juga dapat diartikantidak melanggar aturan dan moral dalam hidupnya. (2) Merekamenuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidakbercacat. Ini kita artikan bahwa keluarga itu sungguh hidup olehimannya. Menjadi keluarga Katolik harus hidup oleh imannya akanKristus. Artinya seluruh kehidupan dalam keluarga Katolik harusmenampakan kehadiran Kristus. (3) Menjalankan tugas danfungsinya dengan tulus sebagai” imam”. Kita mengartikanorangtua harus komitmen dan bertanggungjawab atas tugaspekerjaanya, agar mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.Menjalankan tugas dengan tulus, bukan berarti mengabaikan sisiprofesionalitas dari suatu tugas pekerjaan. (4) Keluarga dengankebiasaan hidup doa yang sangat tinggi, sebab doa menjadi dasarhidup oleh iman yang hakiki, dengan doa hidup keluarga membukabanyak kemungkinan campur tangan Allah dalam hidup ber-rumahtangga. (5) Walaupun awalnya mereka ragu akan perkataanMalaikat Gabriel, keluarga ini tetap percaya pada kehendak Allah.Ini yang dimaksudkan bahwa setiap manusia dan setiap keluargaitu unik, oleh karena berbeda itu maka setiap orang dan setiapkeluarga tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Namun demikiankita perlu meneladani hidup dari Bapak Zakharia dan Ibu Elizabet,bahwa apapun hendaknya manusia tetap harus bergantung danpasrah kepada kehendak Allah.

10

Page 11: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PROSES PERTEMUAN

A. PEMBUKA1. Lagu Pembuka: (Madah Bakti No. 317)

2. Tanda Salib dan Salam:P: † Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.U: Amin.P: Semoga kasih Allah menyertai kita sekalian.U: Sekarang dan selama-lamanya.

3. Kata Pembuka:P: Saudara-Saudari terkasih dalam Kristus,

Selamat berjumpa kembali dalam acara pendalaman imanAksi Adven Pembangunan (AAP). Pada Masa AdvenTahun 2015 ini, Gereja Keuskupan Bogor, melalui BapaUskup Paskalis Bruno Syukur, mengajak kita sekalianmempersiapkan diri memyambut Natal dengan hati penuhsyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita.Tema AAP yang ditetapkannya adalah: ”KeluargakuRahim Belaskasih dan Pengampunan”. Tema umum inidiurai menjadi tiga sub tema, yaitu: (1) Keluarga RahimIlahi, (2) Keluarga Mengolah Konflik dalam Terang Injil,dan (3) Keluarga Merayakan Rahmat Belaskasih danPengampunan.

Di dalam pertemuan pertama ini, dengan sub tema“Keluarga Rahim Ilahi”, kita diajak untuk lebih menyadaribahwa keluarga kita masing-masing merupakan rumah atautempat pertama dan utama “pendidikan kerahiman ilahi”;tempat tinggal dan bertumbuh-kembangnya pribadi-pribadiyang mencerminkan diri sebagai citra Allah. Dengan

11

Page 12: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

kesadaran ini, kita meneguhkan kembali pilihan kitamenjalani panggilan hidup berkeluarga kita masing-masing.

Mari siapkan hati dan pikiran kita, agar renungan yang kitalakukan ini memberi manfaat bagi kehidupan keluarga danGereja kita.

(Hening sejenak)

4. Doa Pembuka:P : Marilah berdoa.

Allah Bapa Yang Penuh Kasih, sejak kekal Engkaumenaruh belaskasih kepada manusia dan dalam keluargakami masing-masing. Kami mohon, bukalah hati danpikiran kami, agar semakin sadar bahwa kami adalahGambar dan Rupa-Mu sendiri. Semoga oleh Sabda-Muyang akan kami renungkan, mendorong kami semakinmenampakkan kerahiman ilahi-Mu dalam keluarga kami.Demi Yesus Kristus, Pengantara kami.

U : Amin.

B. MENGGALI ARTI “KELUARGA SEBAGAI RAHIM ILAHI”

5. Dialog:

Saudara-Saudari terkasih,

Dalam Kata Pembuka tadi, telah disebut tema pertemuankita hari ini, yaitu “Keluarga sebagai Rahim Ilahi”.Menurut Saudara-Saudari, apa arti “Keluarga sebagaiRahim Ilahi”?

12

Page 13: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Umat dapat mengemukakan pendapat tentang “Keluargasebagai Rahim Ilahi”, secukupnya, dalam suasana dialog,tidak berkembang menjadi adu pendapat atau debat.

Kita akan menggali lebih dalam makna “Keluarga sebagaiRahim Ilahi” setelah kita mendengarkan Sabda Tuhan.

C. MEMBACA DAN MENDALAMI SABDA

6. Bacaan Kitab Suci:

Bacaan pertama: Kej. 1:26-2826Berfirman Allah: ”Baiklah Kita menjadikan manusiamenurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasaatas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atasternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatangmelata yang merayap di bumi. 27Maka Allah menciptakanmanusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allahdiciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allahberfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambahbanyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalahatas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, dan atassegala binatang yang merayap di bumi.

Bacaan kedua Lukas 1: 5- 255Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imamyang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinyajuga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.6Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidupmenurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidakbercacat. 7Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebabElisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. 8Pada

13

Page 14: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakhariamelakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. 9Sebabketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukanimam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk kedalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. 10Sementaraitu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang.Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. 11Makatampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiridi sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. 12Melihathal itu ia terkejut dan menjadi takut. 13Tetapi malaikat ituberkata kepadanya:” Jangan takut, hai Zakharia, sebabdoamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akanmelahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan harusengkau menamai dia Yohanes. 14Engkau akan bersukacitadan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacitaatas kelahirannya itu. 15Sebab ia akan besar di hadapanTuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minumankeras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dariRahim ibunya. 16Ia akan membuat banyak orang Israelberbalik kepada Tuhan, Allah mereka, 17dan ia akanberjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untukmembuat hati bapak-bapak berbalik kepada anak-anaknyadan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orangbenar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatuumat yang layak bagi-Nya. 18Lalu kata Zakharia kepadamalaikat itu:” Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akanterjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjutumurnya.” 19Jawab malaikat itu kepadanya:” AkulahGabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untukberbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabarbaik ini kepadamu. 20Sesungguhnya engkau akan menjadibisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, dimana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percayaakan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada

14

Page 15: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

waktunya.” 21Sementara itu orang banyak menanti-nantikanZakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lamadalam Bait Suci. 22Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa iatelah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu iamemberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu.23Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulangke rumah. 24Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinyamengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkandiri, katanya: 25Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dansekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depanorang.”

7. Pendalaman Iman:

P : Saudara-Saudari terkasih dalam Kristus,

Setelah kita membaca dan mendengarkan dua bacaanKitab Suci, sekarang marilah kita mendalami iman kitaakan Kristus dari kedua bacaan tersebut, dan juga daripengalaman dan pengamatan kita dari berbagaipersoalan hidup berkaitan dengan tema ”KeluargaRahim Ilahi”.

Pertanyaan pendalaman:a) Apa pesan dari bacaan pertama Kej. 1:26-27 bagi

kita, manusia? b) Apa saja persoalan-persoalan keluarga yang tidak

mencerminkan diri selaku citra Allah? Danmengapa persoalan itu bisa terjadi?

c) Menurut Saudara-Saudari, manakah fungsikeluarga, agar dapat menghayati dengan baik danbenar bahwa keluarga adalah Rahim ilahi?

15

Page 16: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

d) Dari baca kedua, manakah usaha yang dapat kitateladani dari keluarga Bapak Zakharia dan IbuElisabet, dalam menghayati keluarga adalah RahimIlahi?

8. Benang Merah Pendalaman Iman:

P : Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus. Dari apa yang kita perbincangkan tadi ada beberapa halyang menjadi pokok perhatian kita:

a. Kita harus menyadari bahwa setiap keluarga Katolikhendaknya sungguh-sungguh menghayati bahwakeluarganya adalah rahim ilahi, yaitu tempat ataulembaga dimana anggota-anggota keluargamendapatkan belaskasih atau kasih sayang dariAllah. Allah menaruh atau memberikan belaskasihkepada keluarga kita. Kita dicintai oleh Allah danhendaknya kitapun membalasnya dengan mencintaiAllah, dan mencintai anggota-anggota keluarga kita.

b. Allah yang mengasihi kita, sebagaimana yang kitadengar dalam Kej. 1:26-27, menjadikan kita,manusia, menurut citra-Nya, menyediakan tempathidup yang damai dan nyaman, juga dekat dengan-Nya, serta memberikan kepada kita tanggung jawabuntuk memelihara kehidupan di tempat itu.

c. Kita percaya, bahwa keluarga kita adalah “tempathidup” yang Allah sediakan bagi kita. Inilah dasaruntuk kita membangun keluarga sebagai rahimilahi: sejak semula atau sejak kekal, Allah telahmemberikan “hadiah” yang sangat berharga, sangatindah, kepada kita, yakni: tanggung jawab untukmemelihara, melindungi, mengasihi keluarga kita,dan siapa saja yang tinggal bersama kita, agar

16

Page 17: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

keluarga kita merasa aman, tenteram, damai dansejahtera (bahagia); merasa dicintai oleh Allah.

d. Kitapun perlu belajar atau meneladani keluargaZakharia dan Elisabet dalam Injil Lukas 1:5-25 agarkita dapat memelihara keluarga kita sebagai “rahimilahi”, yaitu dengan mendasarkan kehidupankeluarga kita pada iman kepada Kristus, bersamakeluarga berusaha hidup benar di hadapan Allah,mengikuti perintah dan ketetapan-ketetapan Allah,dan memperkokohnya dengan hidup doa yang tetapdan teratur.

17

Page 18: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

9. Lagu Pengantar Renungan : “Di Doa Ibuku Namaku Disebut”

Di waktu ku masih kecilgembira dan senang.Tiada duka ku kenal,tak kunjung mengerang.Di sore hari nan sepiibuku bertelut,sujud berdoa ku dengarnamaku disebut.

reff :Di doa ibukunamaku disebut.Di doa ibu ku dengarada namaku disebut.

Seringlah kini ku kenangdi masa yang berat,di kala hidup mendesakdan nyaris ku sesat.Melintas gambar ibukusewaktu bertelut.Kembali sayup ku dengarnamaku disebut.

Sekarang dia telah pergike rumah yang senang,namun kasihnya padakuselalu ku kenang.

Kelak di sana kami punbersama bertelut,memuji Tuhan yang dengarnamaku disebut.

D. RENUNGAN:(Renungan, harap dibawakan dalam suasana yang hening)

P : Saudara-Saudari terkasih,

Di sebuah media masa terdapat berita tentang penemuanbayi laki-laki di dalam kardus (Tengerang, Jurnal Bogor,Rabu, 21 Oktober 2015, hlm. 3). Seorang ibu? dengansangat tega mencampakkan anak manusia begitu saja. Kitadapat mengatakan ibu? itu seperti sudah mati rasa, tidaklagi mempunyai cinta; rasa hormat terhadap hidup manusiapun sudah hilang dari hati dan pikirannya. Padahal ketika ia

18

Page 19: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

dan pasangannya bertemu, mereka mengungkapkan rasacinta satu sama lain. Tetapi mengapa merekamencampakkan bayi laki-laki itu? Bukankah bayi yangdikandung dan dilahirkan itu adalah buah cinta mereka?

Peristiwa ini adalah salah satu contoh kasus kekerasandalam keluarga. Banyak penyebab terjadinya kekerasandalam keluarga, antara lain: ketidakmampuan mengaturamarah, sikap egois dan tak mau kalah, hilangnya rasa cintakepada pasangan dan/atau anak, hilangnya kesadaranorangtua bahwa anak dan keluarga adalah anugerah cintaAllah. Bacaan pertama yang kita dengarkan tadimengingatkan kita bahwa kekerasan dalam keluargamungkin terjadi karena kita kurang atau tidak lagimenghargai diri kita sendiri, dan anggota-anggota keluargasebagai citra Allah yang mulia. Di dalam hidup keluargakita, barangkali, kita tidak lagi menghayati kerahiman ilahi,dan lupa bahwa keluarga adalah “tempat tinggal” yangAllah sediakan bagi kita.

Karena itu, dalam masa Adven ini, marilah kita menimbapengalaman iman dari keluarga Bapak Zakharia dan IbuElisabet dalam Injil Lukas 1:5-25. Mereka sungguhmenghayati hidup berkeluarga di dalam iman merekakepada Allah, sehingga kehidupan keluarga merekaberbuah keselamatan bagi banyak orang beriman, terutamadengan kehadiran putera mereka, Yohanes Pembaptis,sebagai BENTARA Kristus.

Semoga teladan keluarga Zakharia mengantar keluarga-keluarga kita kepada keluarga kudus Nasaret, yang kitaakan rayakan pada Natal yang akan datang, sebagai buktitanda cinta Allah yang melindungi dan menyelamatkan diri

19

Page 20: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

dan keluarga kita masing-masing. Tuhan memberkati kitasemua. Amin.

E. DOA-DOA TANGGAPAN:

10. Refleksi diri dan doa mohon pertobatan:

P : Saudara-Saudari yang terkasih dalam Kristus. Marilah pada kesempatan yang baik ini, kita mawasdiri sejenak. Kita bersyukur karena sejak semula Allahmenciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nyasendiri. Artinya Ke-ilahian-Nya ada di dalam diri kita,dan kita menyebutnya Allah yang Maharahim.

Kerahiman ilahi terus menyertai kita dalam perjalananhidup keluarga kita masing-masing. Menyadarikerahiman Allah, mari kita refleksikan diri kitamasing-masing lalu mohon pengampunan dari Allah,atas kelalaian, kesalahan dan dosa-dosa kita, terutamakarena kita kurang menghayati kerahiman ilahi dalamdiri kita dan dalam keluarga kita.

(hening sejenak)

P: Tuhanlah yang mengampuni segala kesalahan kita danmenyembuhkan segala penyakit kita.

U : Tuhan itu pengasih dan penyang.

P : Dialah yang meluputkan hidup kita dari kematian danmemahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat

U : Tuhan itu pengasih dan penyayang.

20

Page 21: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

P : Tuhan tidak akan murka terus menerus, tidak untukselamanya mengobarkan amarah-Nya.

U : Tuhan itu pengasih dan penyang.

P: Ia tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosakita, dan tidak membalas sepadan kesalahan kita.

U : Tuhan itu pengasih dan penyayang.

P : S e m o g a A l l a h y a n g M a h a p e n g a s i h d a nMahapenyayang, mengasihani kita, menghancurkansumber dosa di dalam hati kita, dan mengantar kita kehidup yang kekal.

U : Amin.

11. Doa Umat:

P : Ya Allah yang Maharahim, kami ingin hidup bahagiadi dalam keluarga kami, dan menjadikan keluargakami Rahim-Mu yang kudus. Oleh karena itu, denganrendah hati kami sampaikan doa-doa permohonankami:

1. Ya Allah, bukalah hati dan pikiran kami sebagaikeluarga-keluarga Katolik supaya kami semakinmenyadari tugas mulia dari-Mu untuk memeliharakeluarga kami masing-masing sebagai rahim ilahi.Kami mohon, U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

2. Ya Bapa, tanamkanlah cinta kasih sejati di dalamdiri kami masing-masing, juga di dalam keluarga

21

Page 22: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

kami. Bantulah kami untuk menghayati cinta-Mudi dalam hidup keluarga kami dengan mencintaianggota-anggota keluarga kami. Kami mohon,U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

3. Ya Bapa, tolonglah keluarga-keluarga yangmengalami kekerasan di dalam rumah mereka,baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik.Utuslah kepada mereka Roh Cinta Kasih danPengampunan, dan kuduskanlah mereka kembalidi dalam kerahiman-Mu. Kami mohon…U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

4. Ya Bapa, semoga keluarga-keluarga Katolikselalu hidup oleh imannya akan Yesus Kristus,Putera-Mu, seperti Keluarga Zakharia-Elisabeth-dan-Yohanes Pembaptis. Kami mohon,U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : (Marilah kita sampaikan intensi pribadi dalam hati kitamasing masing-masing.)

P : Ya Bapa, kami percaya bahwa Engkau selalu setiakepada kami umat-Mu, walaupun kadang-kadang kamitidak setia kepada-Mu. Kiranya Engkau mengabulkandoa-doa permohonan kami ini, karena kami memohonsemua itu di dalam Kristus, Tuhan dan Pengantarakami.

U : Amin.

F. ORATIO DOMINICA:

22

Page 23: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

P : Atas petunjuk penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi,maka marilah kita berdoa…

U : Bapa Kami ...

U : Ya Bapa, bebaskalah kami dari segala yang jahat danberilah kami damai-Mu, supaya dalam keluarga kamisemakin menghayati kerahiman i lahi , sambilmengharapkan kedatangan penyelamat kami, YesusKristus.

U: Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untukselama-lamanya.

G. PENUTUP

12. Doa Penutup:

P : Marialah berdoa.Ya Allah yang kekal dan kuasa, kami bersyukurkepada-Mu, karena Engkau telah mencurahkan Roh-Mu untuk menyertai kami dalam merenungkan danberbagi pengalaman iman tentang keluarga sebagairahim ilahi. Semoga butir-butir kerahiman ilahi-Muyang kami perbincangkan tadi, semakin berakar danberbuah dalam hidup keluarga kami, karena Kristusyang kami nantikan dalam HARI RAYA NATAL.Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami, yangbersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup danberkuasa, Allah sepanjang segala masa.

U : Amin.

23

Page 24: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

13. Mohon Berkat:

P : Allah yang Maharahim, mengakhiri pertemuanpendalaman iman ini, kami mohon berkat-Mu atas diridan keluarga kami masing-masing, agar kami selalusetia kepada-Mu. Dan semoga Allah yang Maharahim memberkati kitasemua: (+) Dalam nama Bapa dan Putera dan RohKudus.

U : Amin.

14. Kata Penutup dan Pengutusan:

P: Saudara-Saudari sekalian, ibadat pendalaman AAPkita kali ini sudah selesai, marilah kita hidup dalamkerahiman Tuhan.

U : Syukur kepada Allah.

15. Lagu Penutup: judul lagu (Madah Bakti No. 325)

24

Page 25: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PERTEMUAN KEDUA

KELUARGA MENGOLAH KONFLIKDALAM TERANG INJIL

(Sumber Bacaan Kitab Suci: Lukas 2: 41-52)

Tujuan:

Mengajak dan menyadarkan seluruh keluarga-keluarga kristiani untuk berani menghadapi konflik dan menyelesaikannya sesuai dengan terang injil.

Gagasan Pokok :

Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa dalam pernikahan dankeluarga terbentuklah suatu kompleksitas hubungan antarpribadi;suami dan istri, orang tua dan anak, kakak dan adik. Melalui relasi-relasi itu, setiap anggota diintegrasikan ke dalam “keluargamanusia” dan “keluarga Allah”, yakni Gereja (FC 15)

Maka tahun 2015 ini, Gereja Keuskupan Bogor, memfokuskan dirimengenai kehidupan dalam keluarga. Keluarga katolik yang seringdikenal dengan ungkapan “Ecclesia Domestica”, mengandungmakna bahwa Keluarga merupakan tempat persemaian, kehidupanmenggereja, dimana benih-benih kasih tumbuh dan berkembangdalam dalam terang injil. Kita ketahui secara jelas bahwa keluargaadalah sel terkecil dalam masyarakat, karena didalam keluargaterbangun suatu jaringan awal hubungan sosial. Melalui kehadirandan peran anggota-anggotanya, keluarga menjadi tempat asal dan

25

Page 26: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

upaya efektif untuk membangun masyarakat yang manusiawi danrukun (FC 43).

Dalam Pedoman Pastoral Gereja yang dikeluarkan KWI, dikatakanbahwa, Gereja adalah “Ibu dan Guru” (mater et magistra) bagikeluarga Katolik. Artinya berperan sebagai ibu, Gerejamemberikan bantuan dan asuhan bagi keluarga dalam menjalankankehidupan berkeluarga. Terlebih dalam menghadapi problematika.Sedangkan menjadi guru, Gereja memberikan pengarahan sertapedoman-pedoman bagi Keluarga Katolik dalam mengarungikehidupan zaman yang serba komplek ini. Gereja akan selalumemberikan perhatian dan penghargaan kepada keluarga katolikyang dengan setia menghayati panggilan hidupnya. Gerejamemberikan pendampingan dan meneguhkan keluarga yangsedang mengalami konflik dalam menjalankan tugas perutusannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik terjadi dimana-mana,termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Ada berbagaiproblematika yang dapat menimbulkan konflik dalam keluarga.Problematika itu dapat dikategorikan dalam dua kelompok yakniproblematika yang bersifat umum yakni masalah-masalah yangdihadapi dan dialami oleh hampir setiap keluarga dan problematikayang bersifat khusus adalah masalah-masalah yang berkaitandengan norma moral hidup, yang dialami oleh keluarga Katoliktertentu.

Pedoman Pastoral Gereja menyajikan berbagai Problematika yangbersifat umum dan khusus.

Problematika yang bersifat umum itu antara lain: Hubungan dalam keluarga, yang tidak harmonis, meliputi

hubungan antara suami dan istri, hubungan orang tua dananak dan hubungan keluarga inti dan keluarga besar.

26

Page 27: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Pendidikan iman dan moral dalam keluarga yang tidakberkenan meliputi pendidikan pada umumnya, pendidikaniman dan pendidikan moral.

Ekonomi dan keuangan dalam rumah tangga. Perkawinan campur. Pencegahan dan penanganan HIV/AIDS dan NAPZA. Kesetaraan Gender dalam keluarga Kekerasan dalam Rumah tangga Kesehatan keluarga Lanjut usia yang kurang diperhatikan Adat istiadat dalam perkawinan. Seksualitas dalam keluarga Keluarga berencana.

Problematika yang bersifat khusus antara lain: Prokreasi artifisial Terapi dengan menggunakan Stem Cell.

Secara singkat problematika itu dapat digolongkan dalam beberapajenis yakni masalah perkawinan yang tidak sah, kesulitan ekonomi,relasi suami istri, kondisi anak, relasi dengan umat/masyarakat,dan masalah yang berhubungan dengan relasi dengan Tuhan.Berbagai macam problematika yang terjadi dalam keluarga dapatmenyebabkan konflik, baik terhadap diri sendiri maupun dengananggota keluarga, bahkan mungkin dengan anggota Gereja ataupundengan masyarakat sekitar dimana keluarga berada.

Dari berbagai persolan yang berpotensi menimbulkan konfliktersebut diatas, kita diajak agar dapat menghadapi/mengatasinyadalam terang injil, yang menjadi dasar acuan bagi kita (keluarga)untuk hidup benar menurut kehendakNya. Problematika itu antaralain:

27

Page 28: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

1. Hubungan Suami Istri Suami istri dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yangbersifat eksklusif dan tak terputuskan (KHK 1056) kecuali olehkematian (bdk. Mat 19:6). Melalui perkawinan suami istrimewartakan kehadiran cinta kasih Allah yang menyelamatkan.Dalam perkembangan teknologi yang serba modern ini selainmemberikan manfaat positif tetapi juga menimbulkan dampaknegatif misalnya gaya hidup instan, ketidaknyamanan dalamberelasi antara suami istri. Maka timbullah dorongan untukmelakukan perceraian. Salah satu indikasinya adalahmeningkatnya kasus perkawinan yang harus ditangani olehTibunal Keuskupan dan perceraian sipil.

Untuk mengatasi hal ini gereja menawarkan arah pemecahanantara lain : Pendampingan suami istri untuk mengunakan kemajuan

teknologi secara positif dan mewaspadai dampak negatif. Menawarkan kesempatan konsultasi, mediasi dan

rekonsiliasi melalui orang atau lembaga yang disiapkanoleh Gereja.

Mengingatkan suami istri akan janji perkawinan denganrela berkorban demi kebahagian pasangan, sabar, salingmengampuni dan mendoakan.

Mendorong suami istri untuk memanfaatkan rahmat Allahyang diterima dalam sakramen perkawinan, dengan setiamenerima sakramen Ekaristi dan Sakramen Rekonsiliasi.

2. Hubungan orang tua dan anakAllah menghadirkan manusia baru melalui orang tua dalamsuatu perkawinan suci. Kehadiran pasangan dan anakmerupakan bukti nyata cinta Allah kepada keluarga. SantoPaulus mengajarkan : “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu didalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmudan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang

28

Page 29: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

nyata dari janji ini:supaya kamu berbahagia dan panjangumurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkanamarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan.(Ef. 6:1-4) Nasihat Paulus inimengajarkan kita akan relasi yakni pendidikan kebijaksanaandan cinta kasih antar generasi. Perbedaan antar generasi inidapat menjadi pemicu konflik. Apa yang menurut orang tuabaik untuk anaknya, belum tentu diterima baik oleh anak.Akhirnya orang tua membiarkan anak menentukan sendiritanpa pengarahan yang semestinya.

Menanggapi masalah ini, Gereja mengajarkan:

Orang tua hendaknya menjalin relasi yang bersifat personaldan fungsional. Relasi Personal berarti orang tuamenghargai kepribadian anak dan tidak sewenang-wenangkepada anak; Relasi fungsional artinya orang tua harusmenyadari akan tugasnya sebagai pendidik pertama danutama dengan cara memberikan pengarahan, pembinaanbaik melalui nasihat maupun teladan hidupnya.

Menghargai hak asasi anak antara lain dalam hal memilihpasangan hidup, memilih pekerjaan, tidak mempekerjakananak dibawah umur dan memaksa anak untuk mengikutikursus atau les-les privat, sekolah tertentu demi gengsiorang tua.

Berhubungan dengan perkembangan dunia digital yangmewabah kepada semua lapisan manusia yang kadangberpotensi menimbulkan konflik, maka gereja menghimbaukepada orang tua untuk mendampingi anak anak merekasaat menggunakan alat komunikasi modern. Perluketegasan orang tua dalam membatasi penggunaan alat

29

Page 30: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

komunikasi modern pada saat dan waktu yang tepat,mengunakan media elektronik untuk tujuan yang mendidik.

Karena kesenjangan usia antara anak dan orang tua, makadari pihak anak diharapkan membangun sikap hormatkepada orang tua yang didasari oleh cinta kasih, bukanketerpaksaan, terlebih dikala orang tua memasuki usialanjut dan membutuhkan bantuan dari anak-anaknya.

Ketidakmampuan orang tua jangan dipandang sebagaikelemahan, dan menganggap mereka sebagai orang yangtidak berguna. Sadarilah bahwa sikap positif kepada orangtua adalah merupakan ungkapan rasa terima kasih atas jasa-jasa orang tua, dan harus disadari bahwa jasa-jasa orang tuatak akan mungkin kita balas semuanya dan orang tua puntidak menuntutnya.

3. Hubungan keluarga inti dan keluarga besarBudaya Indonesia yang terkenal dengan kekerabatanhendaknya menjunjung tinggi nilai kehidupan keluarga besar,yang terdiri dari Keluarga Inti dan keluarga orang tua dan danmertua serta sanak saudara. Kadang kala jika keluarga intimengalami persoalan dalam keluarga dan mungkin konflik,kadang kala keluarga besar, tanpa diminta bantuannya inginmenolong. Hal ini dapat memberi nilai positif sebagai suatukerja sama yang baik dalam keluarga. Tetapi jika terus menerusdan bahkan mencampuri urusan keluarga inti terlalu mendalammaka, ini merupakan awal dari konflik baru yang bisa terjadiantara keluarga inti dan keluarga besar. Menghadapi persoalanini maka Gereja menyerukan:

Keluarga inti mempunyai otonomi yang harus dihargai olehkeluarga besar.

30

Page 31: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Masing-masing keluarga hendaknya menyadarikedudukannya dalam relasi tersebut. Mampu menempatkandiri masing-masing.

Memberi bantuan adalah ungkapan cinta kasih, bukan ikutcampur tangan pada urusan keluarga suatu pribadi.

4. Pendidikan Iman dan Moral dalam keluarga Mengenai pendidikan, Gereja mengatakan “Hendaknya

orang tua mempercayakan anak mereka kepadasekolah-sekolah tempat pendidikan Katol ikdiselengarakan (KHK 798). Kewenangan mendirikansekolah katolik terletak pada otoritas Gereja, namunumat beriman diharapkan membantunya (KHK 800).

Melalui pendidikan iman diharapkan generasi Gerejabertumbuh dengan semangat cinta kasih danpersaudaraan. Maka dari itu, pendidikan dalam keluargaharus memperhatikan pendidikan iman dan moralKatolik karena keluarga adalah sekolah nilai-nilaikamanusiaan dan iman Katolik (GE 3, FC 36).

Orang tua adalah pendidik dan pewarta iman pertamadan utama bagi anak-anak (AA 11)

Pendidikan moral adalah upaya untuk mengantarseseorang agar hidup dengan baik. Namun kenyataansekarang banyak terjadi peristiwa yang bertentangandengan nilai-nilai moral kehidupan. Maka dari itu didalam keluarga katolik, anak anak juga perlu diberipemahaman tentang norma-norma moral katolik dengancara yang sesuai dengan perkembangannya. Pendidikannilai dan norma hendaknya didasari pada hukum cintakasih. (bdk. Mrk 12:30-31). Dan hendaknyamenanamkan ajaran moral yang bersumber dariSepuluh Perintah Allah (Kel 20:1-17).

5. Ekonomi dan Keuangan Rumah Tangga

31

Page 32: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

Ekonomi keluarga adalah salah satu cara bagaimanakeluarga mengusahakan agar kebutuhan hidup secarafinansial dapat terpenuhi. Namun dalam kenyataan hidup,sering terjadi pertengkaran dan konflik dalam keluargadapat terjadi ketika membahas mengenai keuangan.Bagaimana seharusnya agar kita tidak terjerumus dalamkonflik yang berkepanjangan bila membicarakan tentangkebutuhan ekonomi. Gereja mengajarkan bahwa :

Penataan ekonomi dilaksanakan dengan berprinsipbahwa Allah menciptakan segala sesuatu untukkesejahteraan semua orang (Kej.1:28-29).

Merencanakan dan mengelola ekonomi rumah tanggadengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhananggota keluarganya (bdk 2 Tes 3:10)

Membiasakan hidup hemat, sederhana dan ugahari.Hindari pola hidup aji mumpung sehingga tidak terjadipenumpukan biaya yang tak terduga. Kita ingat kisahYusuf menjelaskan mimpi raja Firaun (Kej 41:26-30).

Membangun sikap solider dan semangat berbagi (bdkKis 2:44-54).

Mengembangkan sikap jujur dan terbuka (bdk Mat5:37) trmasuk dalam hal keuangan rumah tangga.

Dari berbagiai problematika keluarga yang disebutkandiatas, pada kesempatan ini kita diajak untuk dapatmengolahnya dalam terang injil. Teks injil yang menjadiacuan referensi dalam pendalaman iman ini dari Lukas2:41-52. Inti sarinya kita hendaknya memiliki sikap yaitubelajar dari keluarga Yusuf dan Maria dalam mengatasipersoalan-persoalan hidup yang mereka alami.

32

Page 33: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PROSES PERTEMUAN

A. PEMBUKA

1. Lagu Pembuka: PS No. 442

2. Tanda Salib dan Salam:P : † Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.U : Amin.P : Cinta kasih Allah Bapa dan Putera-Nya, Yesus

Kristus, serta penghiburan Roh Kudus beserta kita.U : Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pernyataan Tobat:P : Saudara-Saudari, sebelum kita mendengarkan Sabda

Allah dan merenungkannya, marilah kita menyiapkandiri dengan mohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa kita.

---hening sejenak---

P : Tuhan Yesus Kristus, Engkau memanggil kamisupaya berbuat yang benar. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

P : Engkau menanggung dosa kami supaya kami bebasdari kekuasaan dosa dan dapat hidup menurutkehendak Allah. Kristus, kasihanilah kami.

U : Kristus, kasihanilah kami.

P : Engkau menderita bagi kami supaya kami selamatdan mengikuti jejak-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

U : Tuhan, kasihanilah kami.

33

Page 34: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

P : Semoga Allah yang Maharahim mengasihani kita,mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidupyang kekal.

U : Amin.

4. Doa PembukaanP : Marilah kita berdoa --bersama-sama—P + U: Allah Bapa kami yang Maharahim, kami bersyukur

kepada-Mu atas kesempatan bertemu kembalisebagai keluarga-Mu. Kami mohon terang RohKudus-Mu bagi kami semua yang hadir di siniu n t u k m e n u n t u n k a m i a g a r k a m i mampumendengarkan, menghayati, dan mengamalkansabda-Mu, khususnya di dalam kehidupan keluargakami masing-masing. Semoga dalam menantikankelahiran Putera-Mu, Yesus Kristus, kami semakindikuatkan dalam iman kami dengan nasihat-nasihatIn j i l Suci-Mu. De n g a n pengantaraan Kristus,Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersamadengan Ro h Kudus, Allah sepanjang segala masa.Amin.

B. MEMBACA DAN MENDALAMI SABDA

5. Bacaan Kitab Suci:

Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah(Lukas 2: 41-52): 41Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem padahari raya Paskah. 42 Ketika Yesus telah berumur dua belastahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazimpada hari raya itu. 43Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika

34

Page 35: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalemtanpa diketahui orang tua-Nya. 44Karena merekamenyangka bahwa Ia ada di antara orang-orangseperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalananjauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dankenalan mereka. 45Karena mereka tidak menemukan Dia,kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.46Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam BaitAllah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama,sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47Dan semua orang yangmendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dansegala jawab yang diberikan-Nya. 48Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nyakepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikianterhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencariEngkau." 49Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamumencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harusberada di dalam rumah Bapa-Ku?" 50Tetapi mereka tidakmengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51Lalu Iapulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetaphidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpansemua perkara itu di dalam hatinya. 52Dan Yesus makinbertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya,dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

6. Pendalaman Iman:

Dialog interaktif pengalaman dan kitab suci1. Konflik apa yang terjadi dalam peristiwa bacaan Injil?2. Bagaimana Yusuf dan Maria mengolah konflik yangterjadi dalam keluarganya?

35

Page 36: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

3. Bagaimana sikap/tanggapan kita bila kita menghadapimasalah dalam keluarga kita? Apa yang dapat kitateladani dari peristiwa keluarga Yusuf dan Maria?

C. POKOK-POKOK RANGKUMAN/RENUNGAN

Keluarga sering dilanda konflik: kekerasan dalam rumahtangga, perceraian, penggunaan narkoba, dll. Terhadapberbagai konflik dalam keluarga, Gereja menawarkan solusidengan melandaskan pada ajaran-ajaran Ilahi, sebagai berikut:

1. Hubungan Suami Istri hendaknya terjalin dengan baikuntuk keharmonisan hidup berkeluarga. Dalam KHK 1056dikatakan Suami istri dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yangbersifat eksklusif dan tak terputuskan. Demikian dikatakandalam injil Mat 19:6, apa yang telah dipersatukan Allahtidak boleh diceraikan oleh manusia.

Untuk mengatasi hal ini gereja menawarkan arahpemecahan antara lain:

Pendampingan suami istri untuk mengunakankemajuan teknologi secara positif dan mewaspadaidampak negatif.

Menawarkan kesempatan konsultasi, mediasi danrekonsiliasi melalui orang atau lembaga yangdisiapkan oleh Gereja.

Mengingatkan suami istri akan janji perkawinandengan rela berkorban demi kebahagian pasangan,sabar, saling mengampuni dan mendoakan.

Mendorong suami istri untuk memanfaatkan rahmatAllah yang diterima dalam sakramen perkawinan,

36

Page 37: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

dengan setia menerima sakramen Ekaristi danSakramen Rekonsiliasi.

2. Hubungan antara seluruh anggota keluarga harus terciptadengan baik, sebagaimana yang dinasehatkan oleh SantoPaulus:

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumuini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyatadari janji ini:supaya kamu berbahagia dan panjang umurmudi bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkanamarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah merekadi dalam ajaran dan nasihat Tuhan.(Ef. 6:1-4) NasihatPaulus ini mengajarkan kita akan relasi yakni pendidikankebijaksanaan dan cinta kasih antar generasi. Perbedaanantar generasi ini dapat menjadi pemicu konflik. Apa yangmenurut orang tua baik untuk anaknya, belum tentuditerima baik oleh anak. Akhirnya orang tua membiarkananak menentukan sendiri tanpa pengarahan yangsemestinya. Paulus menambahkan dalam suratnya kepadajemaat di Filipi, tentang nasihat supaya bersatu danmerendahkan diri seperti kristus “hendaknya kamu sehatisepikir dalam satu kasih, satu jiwa satu tujuan, dengan tidakmencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorangmenganggap dengan yang lain lebih utama dari padadirinya sendiri. Hendaknlah kamu dalam hidupmu bersamamenaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalamKristus Yesus yang walaupun dalam rupa Allah tidakmenganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milikyang harus dipertahankan” (Flp 2:1-11).

37

Page 38: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

3. Injil yang kita renungkan hari ini menampilkan kehidupanYusuf dan Maria dalam menghadapi permasalahan ataukonflik keluarganya. Merkea menjadi khawatir dan gelisahkarena Yesus tidak ada diantara mereka. Konflik yangterjadi dalam diri Yusuf dan Maria merupakan situasi yangcukup dilematis dalam proses menghadapi persoalan anak.

Namun, poin penting yang harus kita dalami adalah bahwaYosef dan Maria sungguh dekat dengan Allah danmengentahui dengan benar apa yang menjadi kehendakAllah dalam hidup mereka dan khususnya rencana Allahdalam diri anaknya, Yesus Kristus. Kedekatan Yosef danMaria pada kehendak Allah merupakan teladan bagi kitabahwa mereka sungguh menuruti apa yang diinginkan olehAllah. Dalam hal ini bagi kita menuruti kehendak Allahberarti menuruti nasihat-nasihat dalam terang injil.Harapannya adalah denganmenuruti nasihat-nasihdat dalamterang injil ini, seluruh keluarga-keluarga kristiani mampumenghadapi dan menyelesaikan konflik sesuai dengankehendak Allah.

4. Karena itu Gereja menyerukan:

Orang tua hendaknya menjalin relasi yang bersifatpersonal dan fungsional. Relasi Personal berartiorang tua menghargai kepribadian anak dan tidaksewenang-wenang kepada anak; Relasi fungsionalartinya orang tua harus menyadari akan tugasnyasebagai pendidik pertama dan utama dengan caramemberikan pengarahan, pembinaan baik melaluinasihat maupun teladan hidupnya.

Menghargai hak asasi anak antara lain dalam halmemilih pasangan hidup, memilih pekerjaan, tidakmempekerjakan anak dibawah umur dan memaksa

38

Page 39: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

anak untuk mengikuti kursus atau les-les privat,sekolah tertentu demi gengsi orang tua.

Berhubungan dengan perkembangan dunia digitalyang mewabah kepada semua lapisan manusia yangkadang berpotensi menimbulkan konflik, makagereja menghimbau kepada orang tua untuk:mendampingi anak anak mereka saat menggunakanalat komunikasi modern. Perlu ketegasan orang tuadalam membatasi penggunaan alat komunikasimodern pada saat dan waktu yang tepat,mengunakan media elektronik untuk tujuan yangmendidik.

Karena kesenjangan usia antara anak dan orang tua,maka dari pihak anak diharapkan membangun sikaphormat kepada orang tua yang didasari oleh cintakasih, bukan keterpaksaan, terlebih dikala orang tuamemasuki usia lanjut dan membutuhkan bantuandari anak-anaknya.

Kekurangmampuan orang tua jangan dipandangsebagai kelemahan, dan menganggap merekasebagai orang yang tidak berguna. Sadarilah bahwasikap positif kepada orang tua adalah merupakanungkapan rasa terima kasih atas jasa-jasa orang tua,dan harus disadari bahwa jasa-jasa orang tua takakan mungkin kita balas semuanya dan orang tuapun tidak menuntutnya.

Menanamkan pendidikan iman dan moral sepanjanghidup; agar keluarga-keluarga kristiani tumbuhdengan semangat cinta kasih dan persaudaraan.

Perlunya kestabilan pemenuhan kebutuhan hidupdalam keluarga terutama kebutuhan primer, danhendaknya dikelola dengan baik

39

Page 40: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

D. DOA-DOA TANGGAPAN:

5. Doa Umat:P : Allah Bapa yang maha baik, Engkau menghendaki

agar keluarga-keluarga katolik yang telah Engkaubangun melalui perkawinan sah dan sacramental dapathidup bahagia. Bapa dengarkanlah doa danpermohonan umatMu ini.

L : Ya Bapa semoga para mepimpin gereja mampumenanamkan sabda-Mu dalam diri kami sehinggakami menjadi pelaku sabda-Mu yang setia

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L : Ya Bapa semoga keluarga-kelurga yang sedangmenga lami konf l ik mampu menye lesa ikanpermasalahan mereka dalam terang injil, kami mohon

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L : Ya Bapa semoga para orang tua mampu memimpink e l u a r g a m e r e k a d a l a m t e r a n g d a n r o hkebijaksanaanMu, Kami mohon

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L : Ya Bapa semoga anak-anak yang dilahirkan dalamkeluarga mampu mengembirakan hati orang tuamereka dan menjadi sumber suka cita bagi keluarga,Kami mohon

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

L : Ya Bapa semoga setiap keluarga senantiasamemperbaharui diri dalam Kristus yang lahir ke dunia.Kami mohon...

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

40

Page 41: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

L : Allah Bapa di surga, demikianlah permohonan kamisemoga keluarga Nazaret tetap menjadi teladan bagikami semua, dengan pengantara Kristus Tuhan kami

U : Amin

6. Doa Masa Adven (PS No. 86)

P : Marilah kita berdoa bersama-samaYa Allah Bapa yang mahakudus kami bersyukur kehadirat-Mu karena lewat masa penantian ini Engkaimenjanjikan Juruselamat yakni Yesus Kristus Putera-Mu. KedatanganNya dinubuatkan oleh para nabi, dandinantikan oleh Perawan Maria dengan cinta mesra.Dialah Edam baru yang memulihkan persahabatankami dengan Dikau. Ia menolong yang lemah, danmenyelamatkan yang berdosa.

Ia membawa damai sejati bagi kami dan membuatsemakin banyak orang mengenal Engkau, dan beranimelaksanakan kehendak-Mu. Ia datang sebagaimanusia biasa, untuk melaksanakan renaca-Mu danmembukakan jalan keselamatan bagi kami. Pada akhirzaman Ia akan datang dengan semarak dan muliauntuk menyatakan kebahagiaan yang kami nantikan.

Kami mohon kelimpahan rahmat-Mu, agar selamahidup di dunia ini kami seslalu siap siaga dan penuhharap menantikan kedatangan-Nya yang mulia, agarpada saat Ia datang nanti, kami Kau perkenankan ikutberbahagia bersama Dia dan seluruh umat kesayangan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dansepanjang masa. Amin.

41

Page 42: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

7. Doa Bapa KamiP : Saudara-saudara marilah dengan hati yang mantap kita

memohon datangnya Kerajaan Allah di dunia inidengan mengucapkan doa yang diajarkan oleh Yesussendiri….

U : Bapa Kami…..

8. Doa Penutup

P : Allah Bapa kami yang maha baik, kami bersyukur atassegala rahmat yang Kau berikan kepada kami sehinggakami dapat berbagi pengalaman iman dalam mengolahkonflik kehidupan kami khususnya persoalan-persoalan dalam rumah tangga. Semoga kami sebagaipribadi dalam keluarga mampu menyadari kerahimanilahi sehingga kerahiman ilahi itu tumbuh dan berakardalam rumah tangga kami masing-masing. DemiKristus Tuhan dan pengantara kami.

U : Amin

9. Berkat Pengutusan

P : Marilah kita mohon berkat Tuhan, supaya segalaupaya kita menyiapkan perayaan Natal mencapai hasilseperti yang kita harapkan dan supaya keluarga kitasemakin menghayati nasehat-nasehat injil.

---hening sejenak---

P : Semoga dalam masa persiapan Natal, Allahmeneguhkan iman kita

U : Amin

42

Page 43: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

P : Semoga Allah mendorong kita supaya lebih giatmengamalkan nasehat-nasehat injil kepada sesama,khususnya di dalam keluarga masing-masing.

U : AminP : Semoga kita semua yang hadir disini diberkati Dalam

Nama Bapa dan Putra dan Roh KudusU : Amin

10. Lagu Penutup: PS No. 443

43

Page 44: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PERTEMUAN KETIGA

KELUARGA MERAYAKAN RAHMAT BELAS KASIH DAN

PENGAMPUNAN

(Sumber Bacaan Kitab Suci: Lukas 2:1-20)

Tujuan:

Umat menyadari, dan memahami rahmat belas kasih danpengampunan dalam peris t iwa Natal ser ta berusahamewujudkannya dalam kehidupan keluarga seturut teladanKeluarga Kudus Nazareth.

Gagasan Pokok:

Natal adalah peristiwa dimana Allah turun ke dunia dan menjelmamenjadi manusia. Melalui peristiwa Natal, Allah menunjukkanbelas kasih-Nya yang begitu besar kepada manusia. Ia jugasenantiasa mengampuni dan mengangkat manusia dari dosa. Inilahkebahagiaan bagi dunia, yaitu ketika manusia yang telah jatuhdalam dosa diangkat dan dipersatukan kembali dengan Allah.Demikian pula dalam keluarga, Allah menunjukkan belas kasih-Nya dengan pertama-tama hadir dan menjadi bagian dari KeluargaKudus Nazareth. Allah berkenan hadir dalam keluarga-keluargakristiani. Natal juga adalah perayaan iman kehadiran Allah dalamkeluarga.

Harus diakui bahwa tidak ada satupun keluarga yang sempurna.Setiap keluarga pasti mengalami konflik dan berbagai cobaandalam kehidupan. Begitupun Keluarga Kudus Nazareth mengalami

44

Page 45: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

berbagai konflik dan cobaan ketika akan melahirkan Yesus.Mereka mengalami penolakan di beberapa tempat, melahirkanYesus di kandang yang dingin. Hingga akhirnya harus lari demimelindungi Yesus sang pembawa sukacita. Namun dalamperjalanannya itulah, Keluarga Kudus mengalami sebuah proseskehidupan, yang di dalamnya terdapat rahmat belas kasih danpengampunan. Mereka dengan setia menerima Yesus danmenjaganya karena mereka tahu bahwa Yesus yang hadir itulahsumber rahmat belas kasih dan pengampunan bagi keluarga dandunia. Kehadiran Yesus adalah pemenuhan janji Allah, yaknimendatangkan rahmat keselamatan bagi manusia.

Injil Luk 2:1-20 menjadi acuan dalam mendalami pertemuanAdven ketiga yakni Keluarga merayakan rahmat belas kasih danpengampunan, memiliki beberapa hal penting untuk kita cermatibersama, antara lain:

a. Keluarga Kudus Nazareth pada perjalanannya mengalamibanyak pergolakan dan cobaan tetapi mereka dengan setiamenerima dan menjaga Yesus yang hadir di dalamkeluarga. Mereka sadar akan rahmat belas kasih danpengampunan Allah yang hadir melalui Yesus.

b. Semoga dalam merayakan Natal tidak hanya dengan bajubaru dan pernak-pernik baru. Tetapi hendaknya itu semuaharus didasari pada rasa syukur atas Allah yang hadirdalam keluarga, dan melalui kehadiran-Nya itulah Iamengalirkan rahmat belas kasih dan pengampunan secaraterus menerus. Oleh sebab itulah kita pun diajak untuk maumemberi tempat bagi Allah dalam keluarga sama sepertiapa yang telah dilakukan oleh Keluarga Kudus Nazareth.

45

Page 46: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

c. Melalui kehadiran Allah dalam keluarga, kita diajak untukpeka dan memberi tempat bagi mereka yang sendirian dantidak merasakan kasih keluarga dalam hidupnya,

mereka yang lemah, berdosa, dan menderita. Dengan demikianperayaan natal menjadi satu perayaan kebahagiaan karena JuruSelamat telah datang ke dunia dan sekaligus kegembiraan. Sebabseluruh anggota Kerajaan Allah berkumpul di dalam satupersekutuan yang penuh rahmat belas kasih dan pengampunan.

46

Page 47: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

PROSES PERTEMUAN

A. PEMBUKA.

1. Lagu Pembuka: PS No. 613

2. Tanda Salib:P: † Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.U: AminP: Semoga kasih Allah menyertai kita sekalian.U: Sekarang dan selama-lamanya.

3. Kata Pembuka:P: Saudara- saudari terkasih dalam Kristus, kita berjumpalagi dalam acara pendalaman AAP. Peretemuan ketiga inidengan tema: Keluarga Merayakan Rahmat Belaskasih danPengampunan. Mari kita mempersiapkan hati dan pikirankita untuk mengikuti pendalaman ini.

(Hening sejenak)4. Doa Pembuka:

P : Marilah berdoaAllah Bapa Yang Penuh Kasih, melalui Yesus yang lahir dikandang domba, Engkau berkenan hadir dan tinggal didalam Keluarga Kudus Nazareth. Kami mohon hadirlahdan tinggallah bersama keluarga kami agar kami pun dapatmerayakan rahmat belas kasih dan pengampunan dalamsukacita Natal. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kamiyang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalampersekutuan dengan Roh Kudus, Alllah sepanjang segalamasa.

47

Page 48: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

U : Amin.

B. MEMBACA DAN MENDALAMI SABDA

5. Bacaan Kitab SuciKelahiran Yesus (Lukas 2:1-7)1Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatuperintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruhdunia. 2Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakansewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.3Makapergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing dikotanya sendiri. 4Demikian juga Yusuf pergi dari kotaNazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernamaBetlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunanDaud- 5supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,tunangannya, yang sedang mengandung. 6Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, 7dan iamelahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung,lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah penginapan.

Gembala-gembala (Lukas 2: 8-20)8Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padangmenjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 9Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dankemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan merekasangat ketakutan. 10Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakankepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11Hari initelah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kotaD a u d . 12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akanmenjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan

48

Page 49: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

terbaring di dalam palungan." 13Dan tiba-tiba tampaklahbersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar balatentara sorga yang memuji Allah, katanya: 14"Kemuliaanbagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahteradi bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."15Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dankembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorangkepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untukmelihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukanTuhan kepada kita." 16Lalu mereka cepat-cepat berangkatdan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedangberbaring di dalam palungan.17Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakankepada mereka tentang Anak itu. 18Dan semua orang yangmendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19Tetapi Maria menyimpansegala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.20Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memujidan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang merekadengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yangtelah dikatakan kepada mereka.

6. Pendalaman iman :P : Saudara-Saudari terkasih dalam Kristus.

Setelah kita membaca dan bacaan Injil tesrebutsekarang marilah kita mendalami isi dan pesan Injiltersebut, juga pengalaman iman kita dalam menjalanihidup berkeluarga.

Pertanyaan pendalaman:a) Rahmat belas kasih apa yang dialami oleh Keluarga

Kudus Nazareth pada teks Lukas 2:1-20?

49

Page 50: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

b) Menurut saudara sekalian sudahkah keluargaKatolik merayakan rahmat belas kasih danpengampunan? Sharingkan pengalamannya!

c) Sebagai satu keluarga, apa yang harus kita lakukandalam merayakan rahmat belas kasih danpengampunan?

d) Sudahkah kita bersikap peka terhadap orang-orangyang belum dapat merasakah rahmat belas kasihdan pengampunan? Kira-kira apa yang harus kitaberikan bagi mereka? (t indakan-tindakankonkritnya)

C. POKOK-POKOK RANGKUMAN/RENUNGAN

a. Kelahiran Yesus di kandang yang sederhana menunjukkanrahmat belas kasih dan pengampunan Allah yang begitubesar. Sekalipun manusia sudah melupakan Allah, namunAllah selalu mengingat manusia. Bahkan karena cinta-Nyayang besar, Ia rela turun dan menjadi manusia biasa.Kelahiran Yesus menjadi tanda rahmat belas kasih danpengampunan Allah yang besar. Kandang domba yang duludipandang hina kini menjadi suatu tanda bahwa Allahmengasihi dan mengampuni manusia. Kita pun sebagaisuatu keluarga diajak untuk merayakan rahmat belas kasihdan pengampunan Allah dengan bersikap peka terhadapmerka yang sendirian. Kita diajak untuk mau membagikankasih dalam segala hal dengan semangat dan cinta Natalyang ajaib.

50

Page 51: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

b. Dulu seorang penulis cerita terkenal, Hans ChristianAndersen pernah menulis sebuah cerita fiksi berkaitandengan hari Natal. Ia menulis cerita tentang gadis kecilpenjual korek api. Dalam cerita tersebut ada seorang gadiskecil yang amat miskin dan merindukan kehangatankeluarga di tengah dinginnya salju. Akhirnya berbekalkorek api yang tidak laku ia membayangkan betapamenyenangkannya bila berada dalam keluarga terutama dihari Natal. Betapa menyenangkannya bisa makan danberkumpul bersama keluarga di hari Natal. Iamembayangkan betapa senangnya jika memiliki keluargayang saling mengasihi dengan setulus hati, yang salingmengampuni dengan rela hati.

c. Kita pun sebagai keluarga yang telah merayakan rahmatbelas kasih dan pengampunan diajak untuk peka terhadapsesama kita. Terutama mereka yang sendirian danmengalami keretakan keluarga.

d. Kita harus memberi tempat bagi Yesus untuk hadir ditengah keluarga sama seperti yang telah dilakukan olehKeluarga Kudus. Dengan menerima Yesus di dalamkeluarga pada akhirnya kita dapat merayakan rahmat belaskasih dan pengampunan.

D. DOA-DOA TANGGAPAN:

7. Doa Umat :P : Ya Bapa yang Maha Rahim, kami sekeluarga rindu

merayakan rahmat belas kasih dan pengampunan. Olehsebab itu dengarkanlah permohonan-permohonan kamiini:

51

Page 52: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

P: Ya Bapa, bukalah hati dan pikiran kami untuk dapatmenyadari rahmat kasih-Mu di tengah-tengah keluargakami. Kami mohon…

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Ya Bapa, berkatilah dan bantulah keluarga kami agarmampu mewujudkan sikap saling mengampuni denganrela hati. Kami mohon…

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Ya Bapa, semoga keluarga-keluarga yang mengalamiluka batin akibat pertikaian, perceraian, dan kekerasandapat menemukan kembali rahmat belas kasih danpengampunan dalam keluarga. Kami mohon kiranyaEngkau berkenan menuntun mereka ke dalampersatuan kembali di dalam keluarga. Kami mohon…

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Ya Bapa, semoga keluarga-keluarga Katolik selaludapat meneladani kehidupan Keluarga Kudus Nazarethdalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kamimohon…

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P: (Marilah kita sampaikan intensi dalam hati kita masingmasing-masing)

P: Ya Bapa, kami percaya bahwa Engkau selalumengalirkan rahmat belaskasih dan pengampunan bagikami manusia yang lemah ini. Oleh karena itu kiranyakabulkanlah doa-doa kami ini, demi Kristus Tuhan danpengantara kami.

52

Page 53: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

U: Amin.

8. Doa Masa Adven (PS No. 86)

P : Marilah kita berdoa bersama-samaYa Allah Bapa yang mahakudus kami bersyukur kehadirat-Mu karena lewat masa penantian ini Engkaimenjanjikan Juruselamat yakni Yesus Kristus Putera-Mu. KedatanganNya dinubuatkan oleh para nabi, dandinantikan oleh Perawan Maria dengan cinta mesra.Dialah Edam baru yang memulihkan persahabatankami dengan Dikau. Ia menolong yang lemah, danmenyelamatkan yang berdosa.

Ia membawa damai sejati bagi kami dan membuatsemakin banyak orang mengenal Engkau, dan beranimelaksanakan kehendak-Mu. Ia datang sebagaimanusia biasa, untuk melaksanakan renaca-Mu danmembukakan jalan keselamatan bagi kami. Pada akhirzaman Ia akan datang dengan semarak dan muliauntuk menyatakan kebahagiaan yang kami nantikan.

Kami mohon kelimpahan rahmat-Mu, agar selamahidup di dunia ini kami seslalu siap siaga dan penuhharap menantikan kedatangan-Nya yang mulia, agarpada saat Ia datang nanti, kami Kau perkenankan ikutberbahagia bersama Dia dan seluruh umat kesayangan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dansepanjang masa. Amin.

9. Doa Bapa Kami

P : Kita satukan seluruh doa syukur dan permohonankita dengan doa yang diajarkan Yesus kepada kita.

53

Page 54: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

U : Bapa Kami…..

10. Doa Penutup:

P : Marilah berdoa.

Ya Allah yang kekal dan kuasa, kami bersyukurkepada-Mu, karena Engkau telah mencurahkan Roh-Muuntuk menyertai kami dalam merenungkan dan berbagipengalaman iman tentang hidup berkeluarga dalammerayakan rahmat belas kasih dan pengampunan. Kamimohon semoga butir-butir peristiwa Natal yang kamiperbincangkan tadi, semakin berakar dan berbuahdalam hidup keluarga kami. Bantulah kami untuk dapatmenerima dan menghadirkan Engkau dalam keluargakami, sehingga dalam Dikau kami dapat saling berbagibelas kasih dan mengampuni kesalaha dengan rela hati.Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yangbersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup danberkuasa, Allah sepanjang segala masa.

U : Amin.

11. Mohon Berkat:

P : Tuhan beserta kitaU : sekarang dan selama-lamanya

P : Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang MahaKuasa, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

54

Page 55: Buku Pegangan Pemandu AAP 2015

12. Lagu Penutup: PS No. 644

55