jawaban aap

23
Nama: Ayu Aprilisa Dahni Putri NIM : 04121401062 No : 06 Hipotesis: Gangguan skizoafektif (halusinasi, depresi, logorrhea, hiperaktif, euphoria, insomnia (3 , 6, 9) - Halusinasi: Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi. - Depresi: Perasaan kesedihan yang psikopatologis. - Kesukaan bicara (Logorrhea): Bicara yang banyak sekali, bertalian, dan logis. - Hiperaktivitas (hiperkinesis): Kegelisahan, Agresif, Aktivitas destruktif, sering kali disertai dengan patologi otak dasar. - Euphoria: Elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran. - Insomnia: Hilangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur a. Awal: Kesulitan jatuh tertidur b. Pertengahan: Kesulitan tidur sepanjang malam tanpa terbangunn dan kesulitan kembali tidur c. Terminal: Terbangun pada dini hari

Upload: ayu-aprilisa

Post on 10-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jawaban Aap

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban Aap

Nama: Ayu Aprilisa Dahni Putri

NIM : 04121401062

No : 06

Hipotesis:

Gangguan skizoafektif

(halusinasi, depresi, logorrhea, hiperaktif, euphoria, insomnia (3 , 6, 9)

- Halusinasi: Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli

eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham

tentang pengalaman halusinasi.

- Depresi: Perasaan kesedihan yang psikopatologis.

- Kesukaan bicara (Logorrhea): Bicara yang banyak sekali, bertalian, dan logis.

- Hiperaktivitas (hiperkinesis): Kegelisahan, Agresif, Aktivitas destruktif, sering

kali disertai dengan patologi otak dasar.

- Euphoria: Elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran.

- Insomnia: Hilangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur

a. Awal: Kesulitan jatuh tertidur

b. Pertengahan: Kesulitan tidur sepanjang malam tanpa terbangunn dan kesulitan

kembali tidur

c. Terminal: Terbangun pada dini hari

Mekanisme:

Gangguan afektif

- Apa itu aminbiogenik? (1, 6, 2, 7)

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Page 2: Jawaban Aap

a. Faktor biologi :

1) Faktor neurotransmitter: Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. a) Norepinefrin : hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya regulasi reseptor b-adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi. Bukti-bukti lainnya yang juga melibatkan presinaptik reseptor adrenergik dalam depresi, sejak reseptor reseptor tersebut diaktifkan mengakibatkan penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan. Presipnatik reseptor adrenergic juga berlokasi di neuron serotonergik dan mengatur jumlah serotin yang dilepaskan, b) Serotonin : dengan diketahui banyaknya efek spesifik serotin re uptake inhibator (SSRI), contoh; fluoxetin dalam pengobatan depresi, menjadikan serotonin neurotransmitter biogenik amin yang paling sering dihubungkan dengan depresi, c) Dopamine: walaupun norepinefrin dan serotonin adalah biogenik amin. Dopamine juga sering berhubungan dengan patofisiologi depresi, d) Faktor neurokimia lainnya : GABA dan neuroaktif peptida (terutama vasopressin dan opiate endogen) telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood.

2) Faktor neuroendokrin: Hipothalamus adalah pusat regulasi neuroendokrin dan menerima rangsangan neuronal yang menggunakan neurotransmitter biogenic amin. Bermacam-macam disregulasi endokrin dijumpai pada pasien gangguan mood.

3) Faktor Neuroanatomi: Beberapa peneliti menyatakan hipotesisnya, bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbik, ganglia basalis dan hypothalamus.

- Faktor genetic dan faktor psikososial (5,1, 6)

Genetik, Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar

(adanya episode manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja) memiliki

kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik.

Gangguan bipolar lebih kuat menurun ketimbang unipolar. 50% pasien bipolar

mimiliki satu orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang

tersering unipolar (depresi saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar

maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua

orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki resiko mengidap

gangguan alam perasaan.

Psikososial, Peristiwa traumatic kehidupan dan lingkungan sosial dengan suasana

yang menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi. Sejumlah data

Page 3: Jawaban Aap

yang kuat menunjukkan kehilangan orangtua sebelum usia 11 tahun dan kehilangan

pasangan hidup harmoni dapat memacu serangan awal gangguan neurosa depresi.

Learning Issue:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan percobaan bunuh diri? 3,6, 9

Jawab:

- Gangguan mood: Bipolar disorder, Depresi

- Terkait penggunaan obat-obatan

- Skizofrenia

- Gangguan kepribadian

- Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan,

seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan

dengan kelompok teman yang suicidal)

2. Bagaimana terjadinya depresi? 3 6 9

Jawab:

Kaplan (2010), Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh

hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.

Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi

menjadi faktor biologi, faktor genetik, dan faktor psikososial.

a. Faktor biologi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik,

seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH

(5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), didalam darah, urin dan cairan

serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan

patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat

mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki

Page 4: Jawaban Aap

serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin

berperan dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010).

Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal tersebut tampak

pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan

penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai

gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin,

amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010).

Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis

neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin

biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.

Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin

biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-

Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik

sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid,

dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak

diteliti (Landefeld et al, 2004).

Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada

pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem

umpan balik kortisol di sistem limbik atau adanya kelainan pada sistem

monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur CRH (Kaplan, 2010).

Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah

berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ

utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi

mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH

(Landefeld, 2004).

Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen

berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin

seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan

antioksidan juga merusak monoamine oxidase (Unutzer dkk, 2002).

Kehilangan saraf atau penurunan neurotransmiter. Sistem saraf pusat mengalami

kehilangan secara selektif pada sel – sel saraf selama proses menua. Walaupun

ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak selama rentang hidup,

degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada sel-sel di dalam

lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus olfaktorius (Lesler, 2001).

Page 5: Jawaban Aap

Bukti menunjukkan bahwa ada ketergantungan dengan umur tentang penurunan

aktivitas dari noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam otak.

Khususnya untuk fungsi aktivitas menurun menjadi setengah pada umur 80-an

tahun dibandingkan dengan umur 60-an tahun (Kane dkk, 1999).

b. Faktor Genetik

Penelitian genetik dan keluarga menunjukkan bahwa angka resiko di antara

anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi berat

(unipolar) diperkirakan 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan populasi umum.

Angka keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada kembar

monozigot (Davies, 1999).

Oleh Lesler (2001), Pengaruh genetik terhadap depresi tidak disebutkan secara

khusus, hanya disebutkan bahwa terdapat penurunan dalam ketahanan dan

kemampuan dalam menanggapi stres. Proses menua bersifat individual, sehingga

dipikirkan kepekaan seseorang terhadap penyakit adalah genetik.

c. Faktor Psikososial

Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah

kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010).

Ada sejumlah faktor psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan

mental pada lanjut usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan.

Faktor psikososial tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi,

kematian teman atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri,

keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif (Kaplan, 2010).

Sedangkan menurut Kane, faktor psikososial meliputi penurunan percaya diri,

kemampuan untuk mengadakan hubungan intim, penurunan jaringan sosial,

kesepian, perpisahan, kemiskinan dan penyakit fisik (Kane, 1999).

Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi: peristiwa kehidupan dan

stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori

kognitif dan dukungan sosial (Kaplan, 2010).

Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang

menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari

episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan

memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa

kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor

Page 6: Jawaban Aap

lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah

kehilangan pasangan (Kaplan, 2010).

Stressor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai,

atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama,

kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan depresi

(hardywinoto, 1999).

Faktor kepribadian. Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada

individu, seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai

resiko tinggi untuk terjadinya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan

paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif)

mempunyai resiko yang rendah (Kaplan, 2010).

Faktor psikodinamika. Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa

kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi (Kaplan, 2010).

Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud sebagaimana dikutip Kaplan

(2010) mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia

menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara

internal karena identifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa

introjeksi mungkin merupakan cara satu-satunya bagi ego untuk melepaskan suatu

objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa

pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan

dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang

berkabung tidak demikian. Kegagalan yang berulang. Dalam percobaan binatang

yang dipapari kejutan listrik yang tidak bisa dihindari, secara berulang-ulang,

binatang akhirnya menyerah tidak melakukan usaha lagi untuk menghindari.

Disini terjadi proses belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang

menderita depresi juga ditemukan ketidakberdayaan yang mirip (Kaplan, 2010).

Faktor kognitif. Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan

distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang

negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut

menyebabkan perasaan depresi (Kaplan, 2010)

Page 7: Jawaban Aap

3. Mengapa terjadi halusinasi? 3 6 9

Jawab:

Halusinasi: Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal

yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang

pengalaman halusinasi.

Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

Faktor Predisposisi

1. Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon

neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh

penelitian-penelitian yang berikut:

a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih

luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan

limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.

b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan

dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan dengan

terjadinya skizofrenia.

c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya

atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan

skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian

depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak

tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

2. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan

kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam

rentang hidup klien.

3. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:

kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan

kehidupan yang terisolasi disertai stres.

Page 8: Jawaban Aap

Faktor Prespitasi

Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya

hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa

dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat

mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:

1. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses

informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang

mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus

yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

2. Stres Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan

untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

3. Sumber Koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.

4. Apa itu euphoria? 3 6 9

Jawab:

Euphoria: Perasaan gembira yang berlebihan.

Sumber: Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.Gangguan Mood, bab 15. Jilid I.Ed. VII, Jakarta. Binarupa Aksara, 1997.H; 777-857.

5. Apa itu hiperaktif 3 6 9

Jawab:

Hiperaktivitas (hiperkinesis): Kegelisahan, Agresif, Aktivitas destruktif, sering kali

disertai dengan patologi otak dasar.

Page 9: Jawaban Aap

6. Apa yang dimaksud dengan kepribadian? 3 6 9

Jawab:

Teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik

dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.

Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat

dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku

individu yang bersangkutan.

7. apa itu kurang berinteraksi? 3 6 9

Jawab:

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima

sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau

mengancam; kelainan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana seorang individu

berpartisipasi dalam suatu kuantitas yang tidak cukup atau berlebih atau kualitas

interaksi sosial yang tidak efektif.

8. Apa yang dimaksud dengan stressor psikososial? 3 6 9

Jawab:

Stresor (stressor) adalah stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon stres pada

organisme.

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-IV-TR) mendefinisikan

stresor psikososial sebagai “setiap peristiwa hidup atau perubahan hidup yang

mungkin terkait secara temporal (dan mungkin kausal) dengan onset, peristiwa, atau

eksaserbasi gangguan mental”.

9. Apa itu GAF scale? 3 6 9

Jawab:

Global Assessment of Functioning (G.A.F) adalah skala penentuan dalam menilai

derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas. Dengan

skala GAF ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan

psikologik. Maka dengan skala itu kita dapat mengetahui: 1) angka tertinggi yang

dapat dicapai oleh seseorang penderita dalam waktu tertentu dan 2) angka terendah

dari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). 

Page 10: Jawaban Aap

Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut

sebagai Global assesment of functioning (GAF). Pemeriksa mempertimbangkan

keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu (misalnya saat

pemeriksaan, tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1

tahun terakhir). Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu

fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis.

Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat fungsi

tertinggi dalam semua bidang.

Aksis V

Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)

100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi

90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa

80-71     gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social

70-61     beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara

  umum baik

60-51     gejala dan disabilitas sedang

50-41     gejala dan disabilitas berat

40-31     beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan

komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi

30-21     disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi

  dalam hampir semua bidang

20-11     bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi

  dan mengurus diri

10-01     persisten dan  lebih serius

0            informasi tidak adekuat

Page 11: Jawaban Aap

10. Apa itu sistem limbic? (pake gambar) 3 6 9

Jawab:

Sistem limbik merupakan keseluruhan neuronal yang mengatur tingkah laku

emosional dan dorongan motivasional. Sistem ini mengatur perilaku atau motivasi,

kondisi emosi, serta pembentukan memori. Selain itu, sistem limbik juga mengatur

suhu tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, dan berbagai aktivitas pengaturan

perawatan tubuh kita.

Bagian utama dari system limbik adalah hipotalamus. Di sekeliling hipotalamus

terdapat struktur subkortikal dari system limbik yang mengelilinginya,

meliputiseptum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus, bagian

ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala.

Di sekeliling area subkortikal limbik terdapat korteks limbik terdiri atas sebuah cincin

korteks serebri yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus

frontalis, menyebar ke atas di dalam girus subkalosaldi bawah bagian anterior korpus

kalosum, melewati ujung ataskalosum ke bagia medial hemisfer serebri dalam girus

singulata dan akhirnya berjalan di belakang korpus kalosumdan ke bawah menuju

permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampus dan unkus.

Cincin korteks limbik berfungsi sebagai komunikasi dua arah dan penghubung antara

neokorteks dan struktur limbik bagian bawah. Pada permukaan medial dan ventral

dari setiap hemisfer serebri terdapat cincin paleokorteks sangat erat dengan perilaku

dan emosi.

Page 12: Jawaban Aap

Hipokampus adalah daerah penting yang mengatur pembentukan emosi, proses belajar, dan pembentukan memori. Hipokampus adalah sumber kebahagiaan, kegembiraan, dan semangat hidup.

Amigdala berperan penting dalam membentuk sikap agresif, respons defensif/mempertahankan diri dan kepentingan, makan-minum, serta petilaku seksual. Amigdala terkait erat dengan respons manusia terhadap ketakutan, kecemasan, dan rasa ketidaknyamanan.

Page 13: Jawaban Aap

Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbik yang berperan dalam pengaturan hormonal (endokrinologi), dikenal sebagai induk dari para kelenjar hormon. Tugasnya antara lain adalah mengatur kadar gula darah, garam, tekanan darah, dan hormon lainnya. Hipotalamus juga mengatur sistem saraf otonom yang mengendalikan proses-proses faali tubuh seperti sirkulasi darah, sistem pencernaan, dan ekskresi.Hipotalamus juga merupakan termostat tubuh yang mengatur suhu, kebutuhan cairan, dan rasa haus

Page 14: Jawaban Aap

Batang otak didapati hanya pada hewan bertulang belakang (vertebrata). Lima

area di dalamnya memiliki fungsi sebagai pengatur fungsi vital kehidupan seperti

fungsi pernapasan, peredaran darah (sirkulasi), motivasi atau naluri, gerakan,

keseimbangan, tidur, dan tahap awal dari proses pengolahan memori.

Talamus adalah bagian penting yang bekerja menyerupai stasiun radio atau BTS bagi

jaringan seluler. Di talamuslah dimulai proses penginterpretasian data sensoris yang

diterima tubuh. Di sinilah proses awal pemilahan dan seleksi informasi atau data yang

diterima itu bersifat baik atau buruk. Selanjutnya, data yang sudah dipilah dan diolah

akan dikirim ke bagian-bagian korteks otak yang sesuai untuk diproses lebih lanjut dan

menghasilkan respons.

Page 15: Jawaban Aap

Pons bertugas untuk menghubungkan jalur sensoris dari medula spinalis ke talamus

dan otak kecil (serebelum). Di pons juga dibentuk proses kesadaran yang dihasilkan

baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.

Serebelum berperan dalam proses koordinasi gerakan tubuh, mengontrol postur dan

gestur, serta menjaga keseimbangan.

Page 16: Jawaban Aap

Formatio retikularis yang menyusun sistem fungsional yang dikenal sebagai sistem

aktivasi retikuler adalah jalur pengumpan yang mengaktifkan bagian-bagian korteks

otak. Sistem ini juga yang mengatur tingkat kesadaran dan kewaspadaan kita. Selain

itu, sistem inilah yang bertanggung jawab atas berfungsinya sistem faal tubuh kita pada

saat kita tengah tertidur.

Medula oblongata adalah daerah superpenting yang mengatur dan mengendalikan

proses bernapas, tidurbangun, jantung, dan peredaran darah.