sktirss

Upload: mang-angga

Post on 18-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fud

TRANSCRIPT

NAMA: KOMANG ANGGA TRILAKSANANIM: 1213021020KELAS: VI B

Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2014/2015

Proses metode ilmiah memiliki susunan siklus yang berguna untuk menganalisis suatu hipotesis dengan teori yang ada sampai dengan menentukan hasil dari hipotesis yang diajukan diawal yang pada akhirnya menghasilkan suatu teori lainnya. Berdasarkan itu, penulis mencoba menguraikan proses dari meode ilmiah dengan mengambil contoh, Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2014/2015Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya. Realita di sekolah, proses pembelajaran IPA khususnya fisika masih kurang penerapannya secara nyata dalam kehidupan di masyarakat serta masih rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah dalam proses pembelajaran yaitu (1) guru dalam melaksanakan pembeajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan sekitar 80% siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru, (2) guru lebih mengutamakan perolehan hasil belajar pada aspek kognitif sedangkan aspek kemampuan berpikir siswa belum menjadi target dalam pembelajaran, (3) guru lebih sering memberikan tugas yang jawabannya sudah ada dibuku sehingga menyebabkan siswa hanya menyalin buku. Munculnya permasalahan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh penerapan pembelajaran IPA yang belum optimal dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inofatif yaitu mengimplementasikan model Problem Based Learning (PBL) dengan baik.Prosedur pengujian hipotesis ini dilaksanakan dalam dua siklus yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan dalam setiap siklus dibagi menjadi 4 tahap kegiatan, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap tindakan, (3) tahap observasi/evaluasi, dan (4) tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu meliputi (1) data kemampuan berpikir kreatif, (2) data tanggapan siswa terhadap implementasi model Problem Based Learning (PBL). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes kemampuan berpikir kreatif berupa tes uraian dan angket tanggapan siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II yang diberikan dalam bentuk 8 soal tes uraian. Data tanggapan siswa terhadap implementasi model Problem Based Learning (PBL) diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa menggunakan model skala Likert dengan pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Angket tanggapan siswa diambil pada akhir siklus II. Teknik analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.Berdasarkan hasil observasi pada siklus I terungkap beberapa kendala yang dijadikan sebagai refleksi untuk siklus II yaitu (1) proses pembelajaran secara umum belum berjalan secara optimal, (2) saat merencanakan percobaan, siswa masih memerlukan bimbingan dari guru, (3) saat pelaksanaan praktikum, kegiatan masih didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan lebih, (4) ketika diskusi kelompok, siswa kurang aktif mengemukakan pendapat dan hanya mengandalkan pendapat teman sekelompoknya yang dianggap pintar, (5) siswa belum mampu bekerja sama dengan teman sekelompoknya, dan (6) saat siswa diberikan LKS, siswa menanyakan tentang pengertian hipotesis karena kata hipotesis masih asing terdengar dikalangan siswa. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII A pada siklus I sebesar 77,60 dan ketuntasan klasikal sebesar 86,11%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII.11 sebesar 81,34 (berkategori baik) dan ketuntasan klasikal 91,67%. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan siklus II diperoleh perkembangan yang cukup signifikan baik itu dari proses maupun hasil pembelajaran dimana nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus II termasuk berkategori baik.Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, maka dapat diambil keputusan beberapa hal, yaitu Impementasi model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif (creative thinking) siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Kuta Utara tahun pelajaran 2014/2015 berada pada kategori baik sehingga penelitian dikatakan berhasil.