skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2282/1/dedy...hasil penelitian menyimpulkan bahwa:1)...

110
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL ASIYAH “SANG MAWAR GURUN FIR’AUN” SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : DEDY ROMANSYAH NIM 11110147 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)SALATIGA TAHUN 2017

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

    PADA NOVEL ASIYAH “SANG MAWAR GURUN FIR’AUN”

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :

    DEDY ROMANSYAH

    NIM 11110147

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)SALATIGA

    TAHUN 2017

  • ii

  • iii

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

    Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

    SKRIPSI

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL ASIYAH

    “SANG MAWAR GURUN FIR’AUN”

    DISUSUN OLEH:

    DEDY ROMANSYAH

    NIM: 11110147

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

    Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga, pada tanggal 05 Juni 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

    memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Dr Fatchurrohman, M. Pd

    Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M. Pd

    Penguji I : Dr Budiyono Saputro, M. Pd

    Penguji II : Drs. H. Wahyudiana, MM. Pd

    Salatiga, 5 Juni 2017

    Dekan

    Suwardi, M.Pd

    NIP: 19670121 199903 1 002

    mailto:[email protected]

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Sayayang bertanda tangan di bawah ini

    Nama :DEDY ROMANSYAH

    Nim :11110147

    Jurusan :Pendidikan Agama Islam

    Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan(FKIP)

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar merupakan karya saya sendiri,bukan

    jiplakan dari karya orang lain. Pendapat-pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat

    dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 27 Maret 2017

    Penulis

    DEDY ROMANSYAH

    NIM11110147

  • v

    MOTTO

    “Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun KarsaTutwuru

    Handayani”

    -Ki Hajar Dewantara-

    PERSEMBAHAN

    Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

    Ibu tercinta yang berada di surga yang telah memberikan banyak kasih dan sayang

    selama masih kecil hingga dewasa.

    Ayah tercinta yang selalu menjaga dan selalu percaya tak penah berhenti memberikan

    segala hal yang dibutuhkan dalam pencapaian anaknya.

    Saudara yang selalu menemani dalam saat-saat kritis dalam hidup,saat bahagia dan

    saat-saat semua terasa berahir selalu memberikan semangat dan dukungan

    Teman yang membantu dalam proses penyelsaian,ada saat-saat yang dibutuhkan dan

    selalu memberikan pesan positif dan selalu memberikan suport.

    Seluruh dosen dan Karywan IAIN Salatiga

    Semua instansi yang membutuhkan pengajaran tentang nilai pendidikan islam.

    Saudara sesama islam, yang selalu membagi ilmu dan saling menguatkan.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza wa

    Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

    meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah

    SWT, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidupmanusia dan yang

    menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad SAW).

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa

    dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih

    yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri

    Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan(FTIK)

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    (PAI) IAIN Salatiga.

    4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. Selaku pembimbing yang telah membimbing

    dalam penulisan skripsi ini.

    5. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. Selaku Pembimbing Akademik

    6. Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah memberikan

    pelayanan kepada penulis.

    7. Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendo’akan dan membantuku

    dalam menyelesaikan studi di IAIN salatiga dengan penuh kasih sayang dan

    kesabaran.

  • vii

    8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

    Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga Allah SWT

    menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

    Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat yang pantas penulis

    ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin. Semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat.

    Salatiga,27 maret 2017

    Penulis

    DEDY ROMASNYAH

    NIM 11110147

  • viii

    ABSTRAK

    Dedy Romansyah.2017. Nilai-nilai Pendidikan Islam pada novel Asiyah Sang Mawar Gurun

    Fir’aun karya Sibel Erasan. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama

    Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanInstitut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing:Imam Mas Arum, M.Pd.

    Kata kunci:Nilai-nilai Pendidikan Islam,Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun.

    Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan nilai-nilai keislaman

    yang tedapat dalam karya sastra yang berbentuk cerita. Yang mana nilai-nilai islam pada

    novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan. Pertanyaan utama yang ingin

    dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apa nilai-nilai pendidikan Islam pada novel Asiyah

    Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan?, (2) Apa kontribusi riset dalam dunia

    pendidikan Islam?, (3) bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan Islam pada karakter

    Asiyah dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan dengan

    pendidikan Islam?

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan(library reasearch). Teknik

    pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Selanjutnya Penelitian ini menggunan

    teknik deskriptif analisis (descriptive of analyze research) yaitu dengan mencari mengenai

    bibliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara

    mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi pada novel Asiyah

    Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:1) Apa nilai-nilai pendidikan Islam dalam

    novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan, yaitu pendidikan tauhid,

    pendidikan, pendidikan akhlak, 2) Apa kontribusi riset dalam dunia pendidikan Islam, 3)

    Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam pada karakter Asiyah dalam novel Asiyah Sang Mawar

    Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam, yaitu iman kepada Allah

    dengan segala ciptaanya, akhlak mulia kepada sesama manusia dan kepada lingkungan.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Sampul ............................................................................................................................ i

    Nota Pembimbing .......................................................................................................... ii

    Pengesahan Kelulusan .................................................................................................... iii

    Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................................... iv

    Moto dan Persembahan ................................................................................................... v

    Kata Pengantar ................................................................................................................ vi

    Abstrak ............................................................................................................................ viii

    Daftar Isi ......................................................................................................................... ix

    Daftar Lampiran .............................................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

    D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

    E. Metode Penelitian ............................................................................................... 7

    F. Penegasan Istilah ................................................................................................. 12

    G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 13

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Nilai .................................................................................................. 15

    B. Pengertian Pendidikan ........................................................................................ 16

    C. Pengertian Islam.................................................................................................. 18

    D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam .............................................................................. 19

  • x

    1. Pendidikan Aqidah .................................................................................. 19

    2. Pendidikan Akhlak .................................................................................. 22

    3. Pedidikan Ibadah ..................................................................................... 25

    E. Metode Pendidikan Islam ................................................................................... 26

    1. Metode Ceramah ..................................................................................... 26

    2. Metode Cerita dan Kisah ........................................................................ 26

    3. Metode Keteladanan ............................................................................... 27

    4. Metode Nasehat ...................................................................................... 27

    F. Gambaran Umum Novel ..................................................................................... 28

    BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANGMAWAR GURUN FIR’AUN

    KARYA SIBEL ERASLAN

    A. Biografi Sibel Eraslan ......................................................................................... 34

    B. Kaya-Karya Sibel Eraslan ................................................................................... 35

    C. Sinopsis ............................................................................................................... 36

    D. Tema ................................................................................................................... 37

    E. Alur ..................................................................................................................... 37

    F. Penokohan ........................................................................................................... 37

    G. Latar .................................................................................................................... 46

    H. Sudut Pandang ................................................................................................... 53

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Nilai Pendidikan Islam pada novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel

    Eraslan................................................................................................................. 54

    1. Nilai Pendidikan Aqidah ......................................................................... 54

    2. Nilai Pendidikan Akhlak ......................................................................... 59

  • xi

    B. Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam karakter Asiyah dalam novel Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam ............... 80

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................................... 87

    B. Saran ................................................................................................................... 88

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

    2. Lembar Konsultasi Skripsi

    3. Riwayat Hidup Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu dalam upaya

    pengembangan potensi yang ada pada dirinya. Pengembangan potensi yang ada

    pada dirinya diharapkan dapat bermanfaat di masa depan baik bagi setiap individu

    maupun masyarakat.

    Pendidikan merupakan fasilitator untuk melayani kebutuhan individu dalam

    upaya mencetak generasi-generasi yang beprestasi dan memiliki akhlak mulia.

    Pendidikan menurut Al-Syaibani dalam (Nata,2010:28).Proses mengubah

    tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi masyarakat, dan alam

    sekitarnya,dengan cara mengajar sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai suatu

    profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.

    Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem

    Pendidikan Nasional mendifinisikan Pendidikan sebagai “Usaha sadar dan

    terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

    peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak

    mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

  • 2

    Menurut Dewantara dalam (Suryosubroto,1990:27) bahwa Pendidikan adalah

    Tutwuri Handayani, artinya:Tutwuri atau mengkuti anak berkembang sendiri

    dengan jalannya sendiri dan adanya atau mempengaruhi agar perkembangan lebih

    pesat, apabila ada bahaya dapat dihindari.

    Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting baik buat individu,keluarga

    maupun,masyarakat,dengan pendidikan manusia bisa membedakan antara yang

    baik dan yang buruk,menjadikan manusia lebih berharga karena dapat menghargai

    dirinya.Berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari orang yang memiliki ilmu

    pengetahuan.Hal ini juga dijelaskan dalam surat Al-Mujadilah ayat 11.

    Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

    lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

    kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

    niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

    orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

    mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS-Al-Mujadilah:11).

    Dari berbagai pernyataan di atas terlihatbahwa manusia memililiki potensi

    yang perlu dikembangka untuk mencapai berbagai aspek yang ada pada diri

    manusia seperti aspek spiritual,daya imajinasi, fisik keilmuan dan bahasa baik

    secara individu maupun kelompok agar tercapai sebuah kesempurnan dalam

    upaya merealisasikan pengabdian manusia kepada Allah.

  • 3

    Dalam proses pembelajaan, cerita memiliki pengaruh penting dalam

    perkembangan intelektual idividu.Seorang guru akan dengan mudah memberikan

    pesan moral dan agama dengan menghubungkan cerita yang diceritakan dengan

    apa yang ada dimasyarakat atau mereka alami dalam keseharian daripeserta

    didik.Seperti diterangkan dalam surat yusuf ayat:111

    Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

    orang-orang yang mempunyai akal”(QS.Yusuf:111).

    Membaca adalah kegiatan yang dapat memberikan energi dan motivasi,

    karena dengan membaca seorang akan menemukan berbagai informasi yang

    digunakan untuk solusi masalahnya atau sebagai pengetahuan baru. Membaca

    novel adalah satu dari sekianbanyak buku yangdidalamnya terdapat berbagai

    pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang di tulis dalam berbagai gaya

    bahasa penulis.Romantisme cerita yang digambarkan oleh masing-masing penulis

    dalam karyanya menjadikan novel disenangi berbagai generasi khususnya anak

    muda.Setiap novel memberikan pengalaman yang berbeda-berbeda buat pembaca.

    Pembaca akan dibawa masuk kedalam imajinasi,emosi serta dapat memberikan

    konsumsi intelektual.

    Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

    kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat

    setiap pelaku(Haryanta,2012:181).

  • 4

    Novel dibentuk dari dua unsur yaitu: unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Unsur

    Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri,yang secara

    langsung membangun cerita. Unsur-unsur tersebut adalah tema, alur, plot,

    penokohan,sudut pandang, amanah. Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang berada

    diluar karya sastra,yang secara tidak langsung turut mempengaruhi bangunan atau

    sistem organisasi karya sastra.Unsur-unsur tersebut misalnya pendidikan, sosial,

    psiologis, ekonomi, dan politik(Nurgiantoro,2010:23-24).

    Menurut penulis selain Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan dasar utama

    dalam pendidikan islam, novel memiliki sesuatu yang perlu di perhaikan. Dalam

    sebuah novel terdapat bebagai nilai-niai,pesan moral dan amanat untuk berbuat

    baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat atau dapat diambil

    sebuah pelajaran yang berguna bagi orang yang membaca.

    Satu dari sekian banyak Novel yang terkenal adalah Asiyah Sang Mawar

    Gurun fir’au karya Sibel Eraslan.Lahir di Uskudar,Istanbul,1967. Lulusan

    Fakultas Hukum ini, giat beraktifitas dalam bidang hak asasi

    manusia,pendidikan,pendirian jaminan kerja,dan hak-hak kaum hawa.Aktif

    menulis dalam majalah Teklif,Imza,Dergah,Mostar, dan Heje.Sampai sekarang

    tercatat sebagai kolumnis di Koran Star.Novel-novelnya ditulis dengan riset

    mendalam.Karena itu,tidak hera jika karyanya mendapat sambutan positif di

    negerinya.

  • 5

    Novel tentang Khadijah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di negaranya.

    Novel itu pun telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa,termasuk bahasa

    indonesia.

    Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun menceritakan kisah Ratu

    Asiyah yang juga dikenal Yes atau Yes’a atau Yesisir. Pembaca akan diajak

    menyelami perjalan hidup Ratu Asiyah yang besar dalam didikan Apa, guru yang

    sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem dan

    Sare.Bersama,mereka menjaga keimana terhadap tuhan yang Satu,seraya

    menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan kepala

    pendeta Haman dan Karonim yang mengingkari asal-usulnya.Mereka adalah

    empat sekawan dari masa kecil Asiyah,Ra,Ha da Ka. Namun, pada akhirnya

    mereka berpisah jalan saling berhadapan sebagai lawan.

    Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri raja Ra.Sang raja kelak

    bermimpi megenai kelahiran seorang anak dari suku Apiru yang akan

    menjatuhkanya dari singgasana. Seorang anak yang menjadi utusan-Nya.Mimpi

    ini berujung pada kegilaan berupa membunuh setiap bayi laki-laki apiru yang baru

    lahir. Namun, kuasa illahi menentukan bahwa bayi masih merah yang dihanyutan

    ke sungai Nil oleh ibunya akan berjumpa ibu yang lain, ratu Asiyah. Bayi ini

    adalah Musa.

    Inilah kisah Asiyah,Permaisuri Fir’aun Keteguhan imanya seperti aliran

    sungai Nil yang tak lelah menyusuri jalanya menuju samudra luas,walau segala

    rintangan menghadang,Inilah kisah seorang perempuan yang tak silau oleh harta

    dan kekuasaan.

  • 6

    Berdasarkan uraian yang singkat tersebut,penulis tertarik untuk menelit

    dan mebahas mengenai nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat pada novel

    Asiyah (Sang Mawar di gurun Fir’aun) Berbagai peristiwa yang di alami Asiyah

    sebagai tokoh utama dalam novel akan membawa pembaca ke arah penemuan

    Nilai-Nilai pendidikan yang ada dalam kehidupan.Oleh sebab itu, peneliti

    melakukan penelitia dengan menggunakan judul skripsi NILAI-NILAI

    PENDIDIKAN PADA NOVEL ASIYAH “SANG MAWAR GURUN

    FIR’AUN”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,penulis membuat

    rumusan masalah,sebagai berikut:

    1. Apa nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun

    Fir’aun?

    2. Apa kontribusi riset dalam dunia pendidikan Islam?

    3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan islam karakter Asiyah

    dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan

    dengan pendidikan Islam?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar memiliki arah yang jalas dalam

    kegiatan penelitian,maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan.

    2. Untuk mengetahui kontribusi riset dalam dunia pendidikan Islam.

  • 7

    3. Untuk mengetahui relevansi karakter Asiyah pada novel Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan terhadap pendidikan

    Masyarakat Muslim.

    D. Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut:

    1. Bagi Penulis, diharapkan dapat mempermudah dalam memahami pesan-

    pesan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.

    2. Bagi Pembaca, diharapkan dapat memberikan motivasi dan referensi

    dalam pembuatan karya-karya novel yang lebih kreatif, imajinatif serta

    memiliki berbagai pesan positif yang dapat diaplikasikan dalam

    kehidupan.

    3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemajuan

    dalam dunia pendidikan Islam dengan mengetahui relevansi nilai-nilai

    pendidikan Islam pada novelAsiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya

    Sibel Eraslan.

    E. Metode Penelitian

    Metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara

    atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

    suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek penelitian, sebagai

    upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara

    ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010:24).

  • 8

    Metodologi ini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan

    dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam

    bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan

    prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

    kebenaran(Mardalis, 2002:24). Adapun komponen dalam metode penelitian

    ini adalah

    1. Jenis penelitian dan pendekatan

    Jenis penlitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research),dengan

    mengunakan pendekatan deskriptif analisis(descriptif of analyze research).

    Deskripsi analisis ini mengnai biografi yaitu pencarian berupa fakta,hasil dari

    ide pemikiran seseorang melalui cara mencari,menganalisi, membuat

    interprestasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang

    dilakukan(Moleong,2005:29).

    Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis

    yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudian didiskripsikan dengan

    cara menggambarkan dan menjelaskan dalam teks-teks dalam novel yang

    mengandung nilai pendidikan Islam dengan menguraikan dan menganalisis

    serta memberkan pemahaman atas teks-teks yang didiskripsikan.

    Penulis juga menggunakan pendekatan sastra dalam mengkaji subjek

    penelitian ini yaitu pendekatan pragmatif. Pendekatan pragmatif adalah

    pedekatan yang mendasakan nilai guna dan manfaat karya sastra

    memperhatikan pada peran pembaca dalam memakai karya sastra.

  • 9

    Pandangan terhadap karya sastra(seni)secara pragmatis menggeser doktrin

    “seni’(hanya untuk seni). Pendekatan ini digunakan karena

    mempertimbangkan aspek kegunaan dan manfaat karya sastra (novel) yang

    dapat diperoleh pembaca (Mu’min, 2008:28).

    2. Metode Pengumpulan Data

    Dalam usaha mengumpulkan berbagai data untuk pencapaian hasil

    penelitian yang memuaskan. Metode pengumpulan data yang penulis

    gunakan adalah:

    a. Metode Penelitian Kepustakaan(library research)

    Metode penelitian kepustakaan(library resesarch) yaitu pengumpuan

    data yang dilakukan dengan cara mencari data dan informasi dengan

    bantuan macam-macam materi yang terdapat di perpustakaan, misalnya

    beberapa buku, majalah, naskah, catatan dan lain-lain (Kartono,1990:33).

    Metode kepustakaan ini diambil karena dalam hal ini penulis mencoba

    untuk menelusuri karya sastra yang perlu ketelitian dan kejelian dalam

    menjalaninya,sehingga diperlukan membaca dan memahami literatur-

    literatur yang ada kaitanya dengan judul.Dan dengan melalui metode ini

    pula data-data tersebut penulis susun menjadi karya ilmiah.

    b. Metode dokumentasi

    Metode yang dipakai penulis dalam mengumpulkan berbagai data

    dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi (Documetasi Research

    Metode) Model metode dokumentasi yaitu model penelitian dengan

    mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,

  • 10

    buku, majalah, surat kabar, prasasti, notulenrapat, legger, agenda, dsb

    (Arikunto,1998:233). Dengan penggunaan model dokumentasi, diharapkan

    akan diperoleh data yang dapat melengkapi seluruh unit kajian data yang

    akan diteliti dan dianalisis kedepannya.

    3. Sumber data

    Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

    diperoleh(Arikunto,2006:129). Dalam penulisan skripsi ini,penulis

    menggunakan sumber data yang relevan dengan pembahasan skripsi.Adapun

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Data Primer

    Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan buku yang

    membahas langsung objek pemasalahan pada penelitian ini, yaitu novel

    Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun

    b. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan alat untuk

    membantu peneliti,yaitu berupa buku-buku,literatur,artikel di surat kabar,

    majalah, website, blog di internet atau sumber-sumber dari penelitian lain

    yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam dan teori fiksi.

  • 11

    4. Metode Analisis Data

    Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode analisis

    isi(conten analize)yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk

    menangkap,memahami dan menangkap isi karya sastra.Dalam karya sastra, isi

    yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui

    karya sastranya. Analisis isi di asumsikan bahwa karya sastra yang bermutu

    adalah karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif kepada para

    pembacanya.(Endraswara, 2010:160).

    Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji isi novel AsiyahSang Mawar

    Gurun Fir’aunyang mengandung nilai-nilai pendidikan islam.

    Langkah langkah yang penulis gunakan dalam mengolah data adalah:

    a. Langkah deskriptif,menguraikan teks-teks dalam novel Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aun yang berhubungan dengan nilai-nilai

    pendidikan Islam.

    b. Langkah interprestasi,yaitu menjelaskan teks-teks dalam Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aunyang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan

    Islam.

    c. Langkah analisis, menganalisis penjelasan dari novel Asiyah Sang

    Mawar Gurun Fir’aunyang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan

    Islam.

    d. Langkah mengambil kesimpulan,yaitu mengambil kesimpulan dari

    novelAsiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun yang berhubungan dengan

    nilai-nilai pendidikan Islam.

  • 12

    F. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian diatas,maka

    penulis berusaha menjelaskan berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul

    tersebut.yaitu:

    1. Nilai pendidikan islam

    Nilai adalah harga,angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang

    penting dan berguna (Haryanta,2012:178).

    Pendidikan menurut al-Syaibani dalam (Nata,2010:28)adalah proses

    mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,masyarakat dan alam

    sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai

    profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.

    Islammenurut Harun Nasution adalah agama yang ajaan-ajaranya

    diwahyukan tuhan untuk umat manusia, melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW

    (Nata,2010:33).

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan

    islam sesuatu yang penting dan berguna dalam poses mengubah tingkahlaku

    individu dalam pribadi, masyarakat dan alam sekitar yang sesuai dengan ajara-

    ajaran yang diwahyukan oleh Tuhan melalui Nabi Muhammad Swt.

    2. Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan

    Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

    kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat

  • 13

    setiap pelaku (Haryanta,2012:181). Dalam sebuah novel terdiri dari dua unsur

    pembentuk yaitu unsur Intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang,

    amanat). Unsur Ekstrinsik (biografi pengarang).

    Dalam penelitian kali ini penulis akan meneliti novel Asiyah Sang

    MawarGurun Fir’aun yang diterbitkan oleh Kaysa Media sebagai bahan

    penelitian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

    G. Sistematika Dalam Penulisan Skripsi

    Skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri

    dari lima bab yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,

    rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian,

    metode penelitian, Penegasan istilah, dan sistematika

    penulisan penelitian.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Bab ini akan membahas mengenai pengertian niai,

    pengertian pendidikan, pengertian Islam dan nilai-nilai

    pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, selanjutya

    akan dibahas tentang pengertian novel, unsur-unsur novel.

    BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANG

    WAMAR GURUN FIR’AUN

    Bab ini akan membahas mengenai: Biografi Sibe Eraslan,

    kaya-kaya Sibel Eraslan, sinopsis, tema, alur, penokohan,

    latar, sudut padang.

  • 14

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini penulis akan melakukan analisis tentang nilai-nilai

    pendidikan Islam pada novel Asiyah, relevansi nilai-nilai

    pendidikan Islam pada karakterAsiyah Karya Sibel Eraslan

    dengan pendidikan Islam.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini merupakan bab akhir dalam proses penelitian yang

    berisi Kesimpulan dan Saran.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 15

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Nilai

    Menurut Haryanta(2012: 178) nilai dapat berarti harga, angka, isi, kadar, mutu,

    sifat/hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

    Nilai sebagai kualitas yang tidak riel, kita katakan bahwa nilai tidak ada untuk dirinya

    sendiri, setidak-tidaknya di dunia ini, ia membutuhkan pengemban untuk berada. Oleh

    karena itu, nilai nampak pada kita seolah-olah hanya merupakan kualias dari pengemban

    nilai ini: keindahan dari sebuah lukisan, kebagusan dari sepotong pakaian, kegunaan dari

    sebuah peralatan. Sekalipun demikian, jika kita mengamati sebuah lukisan, kita akan

    melihat bahwa kualitas penilaian berbeda dengan kualitas yang lain (Frondizi, 2001: 7)

    Adapun pengertian nilai menurut para ahli dalam (Muhaimin dan Mujib 1998: 110)

    adalah sebagai berikut:

    a. Menurut Yong, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak

    disadari.

    b. Green memandang nilai sebagai kesadaran yang secara relatif berlangsung dengan

    disertai emosi terhadap objek,ide dan perseorangan.

    c. Wood yang menyatakan bahwa nilai menampakkan penunjuk-penunjuk umum yang

    telah berlangsung lama,yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Dalam pengertian lain nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak didalam diri manusia

    atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik,benar dan hal-hal yang dianggap

    buruk dan salah.

  • 16

    Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai merupakan suatu yang berharga bagi masing-

    masing orang, kreteria berharga atau tidaknya sesuatu tergantung bagaimana sudut

    padang seseorang menilai.

    B. Pengertian Pendidikan

    Menurut Darajat, dkk.(2011: 25-26) Kata pendidikan yang umum kita gunakan sekarang,

    dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba.

    Kata kerja rabba(mendidik) terlihat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ sebagai berikut:

    ....

    Artinya: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

    berdua telah mendidik aku waktu kecil (QS.Al-Isra’:24 )

    Manusia adalah mahluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk yang lain, Allah

    mejadkan dalam sebaik baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta

    dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat

    dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan

    (Muhaimin, 2004:21-22)

    Pendidikan pada konteks ini terkait dengan gerak dinamis, positif, dan kontinu setiap

    individu menuju idealitas kehidupan manusia agar mendapatkan nilai terpuji. Aktivitas

    individu tersebut meliputi pengembangan kecerdasan pikir (rasio, kognitif), dzikir (afektif,

    rasa, hati, spiritual), dan keterampilan fisik (psikomotor) (Raqib, 2009:14)

  • 17

    Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

    Nasional mendifinisikan Pendidikan sebagai “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

    dan negara”.

    Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting baik buat individu,keluarga maupun,

    masyarakat, dengan pendidikan manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk,

    menjadikan manusia lebih dihargai baik oleh sesama manusia karena perbuatanya tidak

    betentangan dengan peraturan yang ada di masyarakat atau akan di hargai oleh penciptanya

    karena menjalankan perintanya dan menjauhi laranganya. Berkaitan dengan manfaat yang

    diperoleh dari orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini juga dijelaskan dalam surat

    Al-Mujadilah ayat 11.

    Atinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

    memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

    berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

    Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al-Mujaadlah:58)

    Menurut Dewantara dalam (Suryosubroto, 1990:27) Bahwa Pendidikan adalah Tutwuri

    Handayani, artinya:Tutwuri atau mengkuti anak berkembang sendiri dengan jalannya sendiri

    dan adanya atau mempengaruhi agar perkembangan lebih pesat, apabila ada bahaya dapat

    dihindari.

  • 18

    C. Pengertian Islam

    Menurut Hans Warn dalam (Nata,2010:32) Islam berasal dari kata aslama ini berasal dari

    kata salima yang berati peace , yaitu: damai, aman dan sentosa.

    Pengertian Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran Islam, yaitu untuk

    mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada tuhan, sehingga terwujud keselamatan,

    kedamaian, aman dan sentosa, serta sejalan pula dengan misi ajaran Islam, yaitu menciptakan

    kedamaian dimuka bumi dengan cara mengajak manusia untuk tunduk dan patuh kepada

    tuhan. Islam dengan misi yang demikian itu ialah Islam yang dibawa oleh seluruh para nabi

    dari sejak adam as. hingga Nabi Muhammad SAW. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an.

    Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia

    adalah seorang yang lurus,lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah

    Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik. Lurus berarti jauh dari syirik.(QS.Ali

    ‘Imran(3):67)

    Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang

    diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,

    Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa

    yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan

    seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.(QS. Al-

    Baqarah(2):136)

    Berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas, terlihat bahwa islam merupakan misi yang dibawa

    oleh para nabi yaitu misi suci, agar manusia patuh dan tunduk serta berserah diri kepada allah

    swt (Nata, 2010:32-33)

    Jadi nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang ada pada pendidikan Islam

    yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis yang memliki arti buat kehidupan manusia,

    sehingga dapat digunakan sebagai dasar atau pedoman untuk mencapai tujuan hidup yang

    diharapkan oleh masing-masing orang dan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah

    SWT dimuka bumi.

  • 19

    D. Nilai-nilai pendidikan Islam

    Dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha untuk mengubah priaku yang ada pada

    diri peserta didik yang diarakan sesuai dengan dirinya dan sesuai dan dapat digunakan dalam

    kehidupan bermasyarakat, sedangkan nilai merupaka suatu tolak ukur tentang sesutu yang

    bermakna atau memiliki arti buat masing-masing orang. Sedangkan islam sendiri pradigma

    tentang ketuhaanan, kemausiaan dan alam semesta. Dalam pembahasan nilai pendidikan

    islam mencakup berbagai hal. Sedang menurut Wahab al-Zuhaili (dalam Abdul mujib dan

    Jusuf Mudzakkir, 2006:36) menjelaskan bahwa nilai normatif yang menjadi acuan

    pendidikan Islam. Nilai pendidikan islam yang dimaksud terdiri atas tiga pilar utama yaitu:

    1. I’tiqaddiyyah yaitu mengatur tentang rohaniah manusia dengan tuhannya. Maka hal

    ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan keimanan.

    2. Khuluqiyyah yaitu menyangkut tingkah laku dan moral lahir manusia dalam

    kehidupan beragama dan bermasyarakat. Maka hal ini erat kaitannya dengan

    pendidikan etika, moral maupun akhlak.

    3. Amaliyyah yaitu menyangkut hubungan lahiriyah antara manusia dengan Tuhanya,

    dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.

    Bedasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli, penulis melakukan kesimpuan

    bahwa nilai pendidikan Islam dibagi menjadi 3 dimensi pembahasan yaitu:

    aqidah(I’tiqadiyyah), akhlak(Khuluqiyyah), ibadah(Amaliyyah).

    1. Nilai Pendidikan Aqidah

    Aqidah/Iman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan adanya

    Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan denga memematuhi dan taat dalam

    melaksanakan peritah-Nya dan menjauhi segala laranganya. Iman juga dapat diartikan

    sebagai potensi rohani atau fitrah manusia yang harus diatualisasikan, dikembangkan dan

  • 20

    ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat

    dicapai prestasi rohani (Iman) dalam bentuk taqwa (Muhaimin, 2003: 148)

    Nilai pendidikan Aqidah diidentikan dengan rukun iman Aqidah yang terdiri dari

    enam dimansi pokok yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada

    kitab-kitab Allah, iman kepada Rasulullah, iman kepada hari akhir(kiamat), dan iman

    kepada qadha dan qadar.

    a. Iman kepada Allah SWT

    Iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa tidak ada tuhan

    selain Allah dan Muhammad utusan-Nya. Allah yang meciptakan, mengatur

    memelihara dan menjamin ketentraman manusia apabila manusia juga menjaga apa

    yang ada di alam.

    b. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

    Malaikah adalah Mahluk allah yang diciptakn dari Nur (cahaya). Ia melaksanakan

    tugas dari Allah seperti mengatur cuaca, mencabut nyawa manyapaikan wahyu,

    mencatat amal perbuatan manusia dan lain-lain. Malaikat termasuk ghaib,karena

    tidak dapat dilihat oleh mata orang biasa, tetapi sebagai orang yang beriman kita

    wajib mempercayai adanya Malaikat.

    . Seperti dijelaskan dalam al-Qur’an surat An - Nahl ayat 50.

    Artinya: Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan

    apa yang diperintahkan (kepada mereka) (QS.An-Nahl:50).

    c. Iman kepada Kitab Allah SWT

    Iman kepada kitab Allah adalah percaya dan yakin bahwa Allah SWT

    menurunkan kitab kepada Rasul-Nya unuk disampaikan kepada seluruh umat

    manusia dan kitab tersebut merupakan kalamullah yang denganya Allah memberikan

  • 21

    sebuah pesan dengan sesunggu-sunguhnya. Dalam kitab-kitab yang diturukan tedapat

    kebenaran, cahaya dan petunjuk mengenai perkara yang ada di dunia maupun di

    akhirat.

    Seperti dijelaskan dalam surat An-Nisa’ ayat 136:

    Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan

    Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang

    Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-

    malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka

    Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (QS.An-Nisa’:136)

    d. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT

    Iman kepada Rasul Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para Rasul

    adalah orang-orang yang di pilih oleh Allah SWT. Untuk menerima wahyu dari-Nya

    untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman kehidupan

    yang sesuai dengan dirinya, sesuai dengan perintah tuhanya agar hidup damai di

    dunia maupun di akhirat.

    e. Iman kepada Hari Akhir

    Hari Akhir adalah hari dimana hancurnya seluruh alam semesta. Pada hari itu

    semua yang dibangkitkan dari dalam kuburnya dan dikumpulkan disuatu tempat untuk

    dihisab amal perbuatannya. Kemudian urusan mereka berakhir dengan mendapatkan

    nikmat atau adzab. Ayat al-Qur’an yang menjelaskan agar kita beriman kepada hari

    kiamat.

    Dijelaskan dalam (QS.Al-Baqarah ayat 281.)

    Artinya: Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada

    waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri

    diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang

    mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) (QS.Al-Baqarah:281).

  • 22

    f. Iman kepada Qadha dan Qadar atau takdir Allah SWT

    Takdir berasal dari kata qadara yang berarti “mengukur, memberi kadar ukuran”.

    Semua makhluk diberi takdirnya oleh Allah, mereka tidak dapat melampaui batas

    ketetapan itu dan Allah menuntun dan menunjukkan mereka arah yang seharusnya

    mereka tuju. Takdir dalam arti ini pada alam dapat disamakan dengan istilah

    sunahullah, tetapi manusia tidak sepenuhnya istilah ini sesuai dengan yang dimaksud

    dengan takdir (A Taufiq dan M Rohmadi, 2010:23). Manusia mempunyai kemampuan

    yang terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan Allah kepadanya. Dijelaskan

    dalam al-Qur’an surat al-Hadid ayat 22.

    Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada

    dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami

    menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS.Al-

    Hadid:22)

    2. Nilai Pendidikan Akhlak

    Akhlak adalah kondisi/keadaan hati seseorang, ia adalah penggerak lahirnya akhlak

    yang mulia dan akhlak yang tercela.

    Menurut Muhammad ‘Abdul Draz dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi-Islam

    (1974:687) membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian :

    1. Akhlak pribadi (al-akhlaq al-fadiyah). Terdiri dari: (a) yang diperitahkan (al-

    awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c) yang dibolehkan (al-mubahat),dan (d)

    akhlak dalam ke adaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).

    2. Akhlak berkeluarga (al-akhlaq al-usuriyah). Terdiri dari : (a) kewajiban timbal

    balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu’), (b) kewajian

  • 23

    suami istri (wajibat baina al-azwaj) dan (c) kewajiban terhadap karib krabat

    (wajibat nahwa al-aqarib).

    3. Akhlak bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah). Terdiri dari (a) yang dilarang

    (al-mazhurat), (b) yang diperintahkan (al-awamir) dan (c) kadah kaedah adab

    (qawa’id al-adab).

    4. Akhlak bernegara (akhlaq ad-daulah). Terdiri dari : (a) hubungan antara

    pemimpin dan rakyat (al-‘alaqab baina ar-rais wa as-sya’b), (b) hubungan luar

    negeri (al-‘alaqat al-kharijiyyah),

    5. Akhlak beragama (al-akhlq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah SWT

    (wajibat nahwa Allah) (Draz, 1973:687-771)

    Dari sestematika yang dibuat oleh ‘Abdullah Draz di atas terlihat bahwa ruang

    lingkup akhlaq sangat luas mencakup beragai aspek kehidupan bisa bernilai positif

    atau ya biasa disebut akhlak Mahmudah (akhlaq yang baik) atau Akhlah mazmumah

    (akhlaq yang buruk), baik yang berhubungan denga Allah atau yang berhubungan

    dengan mahluk-Nya.

    Berangkat dari sistematik di atas maka penulis membagi pembahasan akhlaq

    menjadi 3 bagian pokok yang lebih sederhana yaitu:

    a. Akhlak Kepada Allah

    Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang

    seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai mahluk, kepada Tuhan sebagai khalik.

    Sementara itu, Qurais Shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak terhadap

    Allah adalah pengakuan dam kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki

    sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat-sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun

    tidak akan mampu menjangkaunya.

  • 24

    b. Akhlak kepada Sesama Manusia

    Banyak sekali rincian yang diemukkan Al-Qur’an bekaitan dengan perlakuan

    terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal-hal negatif seperti membunuh,

    menyakiti badan, atau mengambil hata tanpa alasan yang benar, melainkan juga

    sampai kepada menyakiti hati dengan jalan meceritakan aib seseorang di

    belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan

    materi kepada yang di sakiti itu. Sebagaimana dijelaskan dalam al-qur’an surat Al-

    Baqarah ayat 263 sebagai berikut.

    Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang

    diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya

    lagi Maha Penyantun (QS.Al-Baqarah:263).

    c. Akhlak kepada Lingkungan

    Menurut Ensiklopedi Akhlak Muslim, bahkan kasih sayang Allah meliputi semua

    yang ada, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda mati, Sebagaimana

    meliputi manusia.

    Penjelasan tentang rahmat allah kepada semua mahluk terdapat dalam al-qur’an

    surat Al-A’far 156.

    Artinya:...Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (QS Al-A’raf)

    Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang di

    sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak

    bernyawa.

  • 25

    Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan

    bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya

    interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.

    Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar

    setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

    3. Nilai pendidikan Ibadah

    Menurut Amin Syukur ibadah berasal dari bahasa Arab, dari fi’il

    madhi‘abada-ya’budu-‘ibadatan yang artinya “mengesakan, melayani dan patuh”

    (Amin Syukur, 2010:86).

    Adapun pengertian ibadah, menurut Mahmud Syaltut mengartikan ibadah

    sebagai suatu perbuatan yang dikerjakan kaum muslimin untuk mendekatkan diri

    kepada tuhan setra mengingat-ingat keagungan-Nya, yang akan menjadi tanda bukti

    bagi keimanan kepada Allah dan pengawasan diri serta menghadapkan hati

    sepenuhnya kepada-Nya. Sedang menurut Sidi Gazalba mengemukakan bahwa ibadah

    adalah suatu perbuatan kaum muslimin dalam mendekatkan dirinya kepada allah dan

    menyeru kebesaran-Nya dan menundukkan kepercayaan kepada-Nya dalam

    perundang-undangan-Nya yang suci itu (Amin Syukur, 2010: 87).

    Ibadah merupakan bentuk pengabdian kepada sang pencipta Allah SWT

    sebagai rasa terimakasih atas segala nikmat yang telah diterimanya (Matsan,

    2008:41)

    Dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah segala perbuatan yang dikerjakan

    untuk mendekatkan diri pada Allah Swt dan sebagai tanda bukti keimanan kepada

    Allah Swt.

  • 26

    E. Metode Pendidikan Islam

    metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu

    jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan suatu cara kerja (sistematis)

    untuk memahami suatu objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang

    dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah termasuk keabsahanya (Ruslan, 2010: 24)

    Metode sangat penting dalam proses pencapaian suatu pendidikan yang diharapkan

    karena tingkat pemahama atau pengusaan materi sangat di pengaruhi oleh metode yang

    digunakan, dengan menggunakan meetode yang tepat maka pembelajaran akan

    menyenangkan dan materi mudah di pahami.

    Penjelasan tentang metode pendidikan Islam yang dapat di pakai untuk memahami

    dan menyampaika mater sebagai berikut

    a. Ceramah

    Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisanoleh

    guru di muka kelas (Usman,2002: 34)kelebihan penggunaan metode ini murah,

    mudah dan tidak banyak memerlukan alat dalam roses penyampaian materi.

    Dalam metode ceramah inti dari metode ini adalah tentang dayatarik peserta

    didik dan bagaimana kwalitas yang didibicarakan oleh pendidik (Triyo Supriyo,

    2019: 27 ) dalam penggunaan metode ini yang perlu diperhatika oleh seorang guru

    adalah dengan siapa tempat, pendengar dan bagaimana bobot pembicaraan

    tersebut.

    b. Metode Cerita atau Kisah

    Di dalam al-Qur’an selain terdapat nama sebuah surat, yaitu surat al-Qashash

    yang berarti kisah-kisah atau cerita-cerita, yang terdapat kata kisah dalam Al-

    Qur’an sebanyak 44 kali (M. Fuadz Abdul Baqy, 1987: 286-287).

  • 27

    Sedang menurut penelitian Quraish Shihab mengemukakan kisah al-Quran tidak

    segan-segan untuk menceritakan kalemahan-kelemahan manusia. Namun hal

    tersebut menurut Quraish Shihab, digambar sebagaimana adanya, tanpa

    menonjolkan segi-segi yang mengandung tepuk tangan atau rangsangan. Kisah

    tersebut biasanya diakhiri dengan menggaris bawahi akibat kelemahan itu atau

    dengan melukiskan saat kesadaran manusia, dan kemenangannya mengalahkan

    kelemahan tadi (M. Quraish Shihab, II/1982: 174). Quraish Shihab lebih lanjut

    mengajak pembaca untuk memperhatikan, misalnya kisah yang diungkap dalam

    surat al-Qashash 76-81. Disini, diceritakan setelah dengan bangganya Karun

    mengakui bahwa kekayaan yang diperolehny itu adalah berkat hasl usahanya

    sendiri, yang kemudian hartanya itu oleh Allah akhirnya ditenggelamkan ke dalam

    bumi sebab kecongkakannya tersebut (dalam Triyo Supriyatno, 29 :2009)

    Penggunaan metode cerita atau kisah dalam pendidikan Islam mempunyai

    daya tarik yang menyentuh berbagai aspek seperti imajinasi, perasaan, dan rasa

    ingin tahu terhadap cerita-cerita yang lainya.

    c. Metode Keteladanan

    Penggunaan metode keteladanan dengan cara mencontoh atau mengagumi satu

    figur yang ideal dan memiliki karakter yang baik dan mulia.

    Yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang

    baik, sesuai dengan uswah dalam ayat al-Qur’an (Arief, 2002: 54)

    d. Metode Nasehat

    Al-Qur’an Al-karim juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati

    untuk mengarahkan manusia pada ide yang dikehendakinya. Inilah yang kemudian

    dikenal dengan nasihat (Nata, 1997: 98).

  • 28

    Setiap nasehat didalamnya terdapat pesan yang menurut orang lain baik dan dapat

    menjadian oran ang dinasehati lebih baik dan tida beruat suatu hal yang dapat

    merusak dirinya dan bermanfaat buat masa depan.

    F. Gambaran Umum Novel

    1. Pengertian Novel

    Pengertian Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

    kehidupan seorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat

    setiap pelaku. Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti “sebuah kisah atau

    sepotong berita”. Novel lebih panjang(setidaknya 40.000 kata)dan lebih kompleks dari

    cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan matrikal sandiwara atau sajak.

    Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokok tokoh dan kelakuan mereka dalam

    kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif

    tersebut. Novel dalam bahasa indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur

    ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau toko cerita juga lebih banyak.

    Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan

    dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

    (haryanta, 2012:181). dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dalam sebuah novel

    memiliki berbagai pesan nilai-nilai yang dapat di ambil sebagai sebuah pembelajaran

    dalam rangka menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

    2. Unsur –Unsur Novel

    Novel terbentuk dari dua unsur yaitu untrinsik dan ekstrinsil. Unsur intrinsik adalah

    unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, yang secara langsung membangun cerita.

    unsur-unsur tersebut adalah tema, alur, plot, penokohan,sudut pandang dan lain-lain.

    Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra, yang secara tidak langsung

  • 29

    turut mempengaruhi bangunan atau sistem organisasi karya sastra.Unsur-unsur tersebut

    misalnya pendidikan, sosial, psiologis, ekonomi, dan politik (Nurgiantoro, 2010: 23-24)

    a. Unsur intrinsik

    1) Tema

    Tema merupakan gagasan, ide ataupun pikiran utama didalam karya sastra

    yang terungkap atau tidak (Sudjiman,1990: 78). Santo dan Kenny dalam

    (Nurgiantoro, 2007: 67) menyatakan bahwa tema(theme) adalah makna yang

    didukung oleh sebuah cerita. Sementara itu, menurut Nurgiantoro (2007: 74).

    Menjelaskan tema dalam karya sastra fiksi merupakan salah satu dari sejumlah

    unsur pembangun cerita yang lain, yang secara bersamaan membentuk sebuah

    kemenyeluruhan. Dapat disimpulkan tema adalah ide atau gagasan utama yang

    yang terkandung dalam keseluruhan sebuah cerita yang penulis gambarkan dari

    semua unsur intrinsik novel, terkadang sebuah tema dapat di mengerti juga tidak

    dapat di mengerti oleh pembaca hal ini dipengaruhi nilai dari novel dan sudut

    pandang pembaca dalam mengungkap sebuah tema dalam sebuah novel.

    2) Plot atau Alur

    Ada beberapa penjelasan tentang pengertian dan plot pada sebuah novel atau

    cerita menurut Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan (2012:12)

    ada dua pengertian yang berkaitan tentang plot dan latar yaitu:

    1. Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan

    seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan kearah klimaks

    dan penyelesaian.

  • 30

    2. Jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek

    tertentu(pautanya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu

    dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat.

    Menurut Nurgiantoro (2007:110)mengungkapkan alur adalah salah satu unsur

    yang mendukung terbentuknya sebuah cerita. Sedangkan struktur atau tahapan

    alur dijabarkan oleh Sumarjono dan Saini(1986:49)yaitu:

    1. Pengenalan

    2. Timbul konfik

    3. Konfik memuncak

    4. Klimaks

    5. Pemecakan masalah

    Dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa yang

    tersusun dalam cerita disebabkan oleh konflik atau permasalahan dan akhiri

    dengan pemecahan masalah.

    3) Perwatakan atau penokohan

    Menurut Kamus Kesusastraan dan Kebahasan (2012:203)ada beberapa

    pengertian yang bekaitan dengan penokohan yaitu:

    1. Penokohan adalah proses, cara perbuatan menokohkan.

    2. Penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.

    Pengertia tokoh merajuk pada pelaku cerita, sedang defiinisi penokohan lebih

    merajuk pada penggambaran tokoh-tokoh cerita yang mempunai watak-watak

    tertentu. Menurut Abrams (dalam Nurgianto, 2007:165) tokoh cerita (character)

    orang-orang yang ditampilkan dalam satu karya naratif atau drama, yang oleh

  • 31

    pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti

    yang diekspresikan dalam upacara dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

    Sedangkan menurut Jones (dalam Nurgiantoo,2007:165) berpendapat bahwa

    penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseoang yang

    ditampilkan dalam sebuah cerita. Dapat disimpulkan bawa penokohan adalah

    bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh dalam suatu cerita.

    4) Latar atau setting

    Menurut Kamus Kebahasan dan Kesusastran (2012: 150) ada tiga pengertian

    yang berkaitan dengan Latar atau seting yaitu:

    1. Keteragan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam

    karya sastra

    2. Keadaan atau situasi (yang menyertai ujaran atau percakapan)

    3. Dekor pemandangan yang dipakai dalam pementasan drama,seperti

    pengaturan tempat, kejadian, perlengkapan,dan pencahayaan.

    Menurut Nurgiantoro (2007:227) mengklasifikasikan unsur latar kedalam tiga

    usur pokok, diantaranya:

    1. Latar tempat, yaitu lokasi terjadinnya peristiwa yang diceitakan dalam

    sebuah karya fiksi.

    2. Latar waktu, yaitu berhubungan degan masalah “kapan” tejadinya

    peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

    3. Latar sosial, mengarah pada hal-hal yang behubungan dengan perilaku

    khidupan sosalmasyaakat disuatu tempat yang diceritakan dalam sebuah

    karya fiksi.

  • 32

    5) Sudut Pandang

    Menurut M.H.Abrams dalam (Nurgiantoro,2010:248) sudut pandang

    menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan

    yang digunakan pengarang sebagi sarana ntuk menyajikan tokoh, tindakan latar

    dan berbagai peristiwa yang membentuk karya fiksi kepada pembaca.

    Sudut pandang merupakan tempat atau posisi pencerita terhadap kisah yang

    dikarangnya, apakah ia berada di dalam cerita atau di luar cerita. Dengan kata lain,

    pengarang bebas menentukan apakah dirinya ikut terlibat langsung dalam cerita

    itu atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita.

    Secara garis besar sudut pandang dibedakam menjadi dua yaitu pesona

    pertaman gaya aku dan pesona ketiga gaya dia.(Nurgiantoro, 2010:256)

    Berikut pejelasan tetang sudut padan yang yang biasah dipakai dalam sebuah

    karya fiksi terutama novel

    1. Sudut pandang pesona gaya Aku.

    Pengarang ikut terlibat dalam cerita. Pengarang masuk ke dalam cerita

    menjadi aku yaitu tokoh yang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, segala

    peristiwa atau tindakan yang dketahui, didengar, dilihat, dirasakan, serta

    sikapnya terhadap tokoh lain, kepada pemaca. Pembaca hanya menerima apa

    yang dceritakan oleh tokoh aku. Sebagai konsekuensinya, pembaca hanya

    dapat melihat dan merasakan secara terbatas apa yang dilihat dan dirasakan

    tokoh aku tersebut.

    Sudut pandang pesona pertama dapat dibedakan lagi ke dalam dua

    golongan berdasarkan peran dan kedudukan tokoh aku dalam cerita yaitu aku

  • 33

    sebagai tokoh utama jika ia menduduki peran utama atau menjadi tokoh

    utama protagonis dan aku sebagai tokoh tambahan jika ia hanya menduduki

    peran tambahan,menjadi tokoh tambahan potagonis atau berlaku sebagai saksi.

    2. Sudut pandang pesona gaya Dia

    Pengarang menjadi seseorang yang berada di luar cerita. Pengarang

    menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantnya ia,

    dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya tokoh utama, terus-menerus

    disebut dan sebagai variasi digunakan kata gati. Hal ini akan mempermudah

    pembaca dalam mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang

    bertindak.

    Sudut pandang pesona ketiga dibedakan menjadi dua golongan

    berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang tehadap bahan

    cerita. Yaitu sudut pandang Dia maha tahu jika pengarang mengetahui

    segalahal tentang tokoh, peristiwa, tindakan, termasuk moivasi yang melatar

    belakanginya dan sudut pandang Dia sebagai pengamat hanya mencertakan

    secara apa adanya dan tidak mengetahui detail-detail yang khas.

    6) Amanat

    Menurut Kosasih (2012:70) amanat merupakan ajaran moral atau pesan

    didiaktif yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melaluikarya

    tersebut. Sedangkan menrut pendapat lain amanat adalah pesan/kesan yang dapat

    memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan suatu yang bermakna dalam

    hidup.

  • 34

    Menurut Kosasih (2012:70) amanat merupakan ajaran moral atau pesan

    didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya

    tersebut. Sedangkan dalam Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan(2012:13)bahwa

    amanat memiliki dua poin yaitu:

    1. Keseluruhan makna atau isi pembicaraan untuk dimengerti dan diterima

    pendengar atau pembaca.

    2. Gagasan yang mendasari karya sastra;pesan yang ingin disampaikan

    pengarang kepada pembaca atau pendengar.

    Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpula bahwa amanat adalaah pesan

    yang ada pada sebuah cerita yang ditulis oleh pegarang buat para pembaca dan

    pendengar.

    b. Unsur ekstrinsik

    Unsur ekstinsik adalah unsur pembentuk cerita yang berasal dari luar karya sastra,

    seperti tentang hubungan karya sastra dengan lingkunagan, pengarang, pembaca dan

    penerbitnya.Selain itu unsur ekstrinsik lebih dominan berkonsentrasi dengan peristiwa

    da sudut pandang penceritanya.dengan kata lain unsur entrinsik merupakan gambaran

    perjalanan hidup dari pengarang atau yang biasah di sebut biografi pengarang.

    Menurut Nugiantoro (2007:23) unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar

    karya sastra. Dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik sangat berpengaruh besar

    teradap wujud dan roh cerita yang dihasilkan karena melibatkan sudut pandang

    pengarang yang memiliki perbedaan lingkungan, ekonomi, sosia dan budaya.

  • 35

    BAB III

    GABARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANG MAWAR GURUN FIR’AUN KARYA

    SIBEL ERASLAN

    A. Biografi Sibel Eraslan

    Sibel Eraslan. Lahir di kota Uskudar, Istanbul, pada tahun1967. Setelah lulus dari

    SMA pada tahun 1985 dengan hobi menulisnya Sibel aktif menulis di berbagai berita

    dan bergabung dalam komunitas dunia wartawan. Setelah lulus dari Fakultas Hukum

    Universitas Instanbul ia berpartisipasi aktif dalam organisasi non-pemerintahan yang

    bekerja untuk memperjuangkan hak-hak dalam bidang pendidikan, bidang sosial,

    bidang ekonomi, bidang budaya dan bidang pemberian jaminan kerja.

    Sibel merasakan dirinya semakin gencar menggoreskan penanya dalam menulis,

    dengan keinginan yang kuat ia pun ikut berpartisipasi dalam menulis artikel di

    beberapa majalahh seperti singnatur, Taklif, Imza, Mostar, Haje dan Derga.

    Dimajalah Dergah.([email protected]) diunduh pukul 14.30 tanggal 6

    april 2016.tulisan-tulisan artikel yang ia buat selalu mendapat tanggapan yang positif

    dan banyak digemari oleh para pembacanya. Hingga akhirnya, pada 18 Februari 2011

    sampai sekarang tercatat sebagai kolumnis di Koran Star karena tulisan didalam

    artikel-artikel yang dibuatnya sangat berharga.([email protected]

    diunduh pukul 14.30 tanggal 6 april 2016.)

    Selain dalam bidang penulisan artikel dan berita keterampilanya juga

    dikembangkan dalam bidang penulisan karya fiksi berupa novel.

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 36

    B. Kaya karya Sibel Eraslan

    Dalam bidang penulisan karya fiksi novel, Sibel Eraslan telah menulis tujuh novel

    berjudul:

    1. “Fil Yazilari/Gajah bisa menulis”(Birun Yayinlari,Istanbul 2002).

    2. “Balik ve Tango/Ikan dan tanggo”(Dergah Yayinlari,Istanbul 2006)

    3. “Can Parcasi Hz.Fatimah/Fatimah az-Zahra”-Kerinduan Dari Karbara-(Salis

    Kitplat,Istanbul 2006)

    4. “Cennet Kiddinlarinin Sultani Siret-I Meryem/Siti Maryam-Bunda Suci Sang

    Nabi”(Istanbul 2008)

    5. “Cal/Deniz:Hz Hatice/Khadizah-Ketika Rahasia Mim Tersingkap”(Timas

    Yayinlari,Istanbul 2009)

    6. “Kadin Sultanar”Wanita dari Seorang Sultan”(Istanbul 2011)

    7. “Ni’in Melikesi Hazreti Asiyah/Asiyah-Ratu Sungai Nil”(Timas

    Yayinlari,Istanbul 2011)

    8. “Kadin Oradaydi incide “Zuleyha”/Wanita yang ada disana itu adalah

    Zulaikha(Istanbul 2012)

    Novel-novel yang ia tulis dengan riset yang mendalam disambut respon positif

    oleh pembaca di negaranya.dan dari negara-negara lain termasuk dari indonesia,

    karena itu tidak heran karyanya masuk dalam kategori best seler

    dunia.([email protected] diunduh pukul 14.30 tanggal 6 april

    2016.)

    mailto:[email protected]

  • 37

    C. Sinopsis

    Asiyah seorang perempuan mulia yang memegang teguh aqidah , bahkan hingga

    saat lidah api menjilat tubuhnya di tiang hukuman penguasa zalim bergelar firaun,

    perempuan mulia ini, Asiyah seorang Ratu Mesir, yang menanamkan dengan kuat

    didalam hatinya ajaran tuhan yang satu seperti yang disampaikan oleh Nabi Yusuf

    A.S. Asiyah perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap kekuasaan dan nikmat

    dunia. Pada suatu waktu, saat kembali sebagai pembebas makah, mengatakan kepada

    para sahabat mengenai empat perempuan ahli surga yang paling mulia, yaitu Khadijah

    putri Khuwalaid, Fatimah putri Muhammad, Asiyah putri Mudzahim, istri Fir’aun dan

    Maryam putri Imran.

    Asiyah yang juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Besar dalam didikan Apa, guru

    yang sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem dan Sare.

    Bersama, mereka menjaga keimanan terhadap Tuhan yang satu, seraya menyusun

    langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan kepala pendeta Haman

    dan karonim yang mengingkari asal-usulnya. Mereka adalah empat sekawan dari

    masa kecil, Asiyah(yes), Karonim(Ka), Haman(Ha) dan paro(Ra). Namun, pada

    akhirnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai lawan.

    Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri raja Ra. Sang Raja kelak

    bermimpi mengenai kelahiran seorang anak dari suku Apiru yang akan

    menjatuhkanya dari singga sana. Seorang anak yang akan menjadi utusa-Nya. Mimpi

    ini berujung pada kegilaan berupa membunuh semua bayi laki-laki Apiru yang baru

    lahir. Namun, kekuasaan Illahi menentukan bahwa bayi yang masih merah yang

    dihanyutkan ke sungai Nil oleh ibunya berjumpa ibu yang lain, Ratu Asiyah. Bayi ini

    adalah Musa.

  • 38

    1. Tema

    Tema yang di angkat pada novel ASIYAH Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya

    Sibel Eraslan adalah “Keyakinan, Cinta dan Pengorbanan” hal ini dapat diketahui dari

    karekter utama Asiyah. Melalui tokoh Asiyah, Sibel Eraslan menampilkan

    perwujudan keyakinan kepada tuhan yang esa yaitu Allah. Karater Asiyah berpegang

    tguh pada keyakinanya hinga takdir kematian menjemputnya, cinta kepada sesama

    manusia yang ditunjukkan dari sifat bak hati kepada semua orang dan pengobanan

    seorang ibu untuk anaknya.

    2. Alur

    Dalam Novel ini menggunakan alur gabungan(alur maju dan mundur). Alur maju

    ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil hingga dewasa, dan alur mundur

    ketika menceritakan waktu kecil pada saat sekarang dewasa hal ini terlihat dalam

    cerita :

    “Ratu tiba di seberang setelah bergerak dua langkah melewati bagian kolam

    yang paling dalam, menyentuhkan tanganya di dinding marmer seperti dalam

    perlombaan dimasa kecil, kemudian bersandar di tembok batu syenit

    berwarna perak yang berkilau dibawah sinar matahari.”(Eraslan, 2014:92)

    “Tahnem mengingat kembali hari-hari masa kecilnya ketika menempuh

    perjalanan menuju pulau Ab. Perahu yang dinahkodai almarhum gurunya

    diatas permukaan Nil tepat berada dihadapaya,membelah air sungai

    menunjukan sebuah jala di pandangan matanya.....(Eraslan, 2014:157)

    3. Penokohan

    Dalam novel ini, Sibel Eraslan menampilkan berbagai karakter dengan jelas dan

    kajian secara mendalam.hal ini terlihat dari sifat-sifat tokoh yang dihubungkan

    dengan berbagai benda, unsur yang ada di alam. Berikut tokoh-tokoh yang berperan

    penting pada Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan adalah

  • 39

    1. Asiyah

    Asiyah aliyas Yes merupakan seorang ratu yang ada di memphis,kecantikan

    Yes sama dengan kecantian ibunya yang membahana ke seluruh pelosok mesir

    mengingatkan pada sosok Putri Utara.Tubuhnya langsing, kulitnya putih,

    menjulang tinggi di antara perempuan Mesir.suaranya yang merdu penuh

    dengan keceriaan. Kerendahan hati dan Kedermawananya membuat orang-

    orang yang mengenalnya semakin terpesona(Eraslan, 2014:36)

    2. Pare-Aton

    Pare-Aton aliyas Pare-Amon aliyas Ra aliyas Fir’aun merupakan anak yang

    menonjol diantara keempat anak yang lain karena sifat kepemimpinanya.

    Wajahnya yang memesona dan kemampuan berbicara langsung menarik

    banyak perhatian. Badanya tinggi, rambutnya memanjang sampai bahu dan

    berwarna kuning, bahunya lebar, wajanya tegas dan kokoh, kulitnya

    kecoklatan, lengan dan kakinya panjang, serta aksen dan intonasi suaranya

    tegas mebuat orang yang mendengarnya dalam waktu singkat terhipnotis.

    Setiap orang yang bericara kepadanya memerikan rasa hormat sebagai kaisar

    masa depan.(Eraslan, 2014:37)

    Pancaran keagungan Pare-Aton mengingatkan pada sebuah patung perunggu.

    Rambut pirangnya yang membelai bahunya yang lebar,tubuhnya yang selalu

    terlhat tinnggi dibandingkan siapa pun yang berdiri disampingya, orsinya

    yang memukau, gigi-gigi ratanya yang bersinar terang seperti berlian di

    antara bibirnya ketika bericara,dahinya yang lebar, telinga yang lebar, anting

    di kedua telinganya yang membutakan manusia dengan kekaguman, kedua

    tagan panjangnya dihiasi cincin dan gelang, sandal yang melindungi jari-jari

    kaki yang terang sperti perak, dan syal mewah yang da pakai...Di setiap acara

    yang dia ikuti.seluruh pandangan terpaku pada dirinya. Para perempuan

    kerajaan tergila-gila pada dirinya.(Eraslan, 2014:111)

    3. Karonim

    Karonim aliyas Ka aliyas Ka-Amon atau Karun, seorang anak muda jenius

    yang selalu menyibukkan diri dengan kegiatan kegiaan baru, teori-teori ilmu

    pengetahan baru. Maskipun tak banyak bicara, hafal beratus, ratus bait

    mengenai musik dan astronomi, memahami semua ilmu pengetahuan

    kimia,serta menguasai alkimia sampai sihir. kecedasa yang tak pernah ada

    akirnya membuatnya terlihat akan menjadi salah satu kaisar yang berhasil di

    masa depan. (Eraslan, 2014:38)

    4. Haman

    Haman aliyas Haman-Aton aliyas Ha, Dahinya memilik banyak kerutan

    karena terlalu banyak berfikir. Kuitnya gelap dengan kedua bola mata

    berwarna hijau memberikesan misterius. Ha, merupakan salah satu siswa

  • 40

    yang paling dipantau oleh para pendeta dan para penasehat kerajan.(Eraslan,

    2014:38-39)

    5. Apa

    Apa alias Apa-Aton atau Apa-Amon atau abdi Raja Kafir buta merupakan teman

    dari raja Akhainate, Guru dari Ra, Ka. Ha dan Yes. Berikut kutipan novel yang

    menggambarkan Apa:

    Apa yang badanya semakin membungkuk karena menanggung begitu banyak

    kesedihan dan hatinya penuh dengan luka menjadi seorang kakek bagi anak-

    anak itu. Apa adalah seorang guru yang handal diantara para guru, tak

    berbahaya bagi istana, dan tak mencurugakan bagi pendeta.

    Apa telah menepati janji yang diberikan kepada tuanya Akhen.Kapan saja

    tangan sang abdi buta raja kafirbersentuhan dengan anak-anak pilihan yang

    berjumlah empat anak ini, maskipun kedua matanya tak dapat melihat dia

    merasakan aura biru yang bergerak di ujung-ujung jemarinya.(Eraslan,

    2014:36)

    6. Tahnem

    Tahnem merupakan murid dari guru Bes dia Adalah seorang Hapi sebutan untuk

    anak yang tak pasti kedua orang tuanya.

    Ia adalah seorang yang sangat serius denga wajah hitamnya yang semakin

    cemerlang sering dengan hembusan angin sungai Nill..Ibunya adalah seorang

    petani yang baik, ketika ibunya meninggalkan Dia, dia masih seorang bayi di

    bulan ketiga tahun matahari yang kedua.ibunya memiliki hidung yang

    mancung dan dahi yang terang seperti Tahnem.(Eraslan, 2014:158)

    Tahnem merupakan orang yang berani dalam mengatakan sesuatu yang di

    anggapnya benar maskipun hal itu dapat membahayakan diriya hal ini dapat

    terlihat dalam kutipan novel sebagai berikut:

    “Tuanku”,ucap Tahnem, “tuaku,jika melakukan hal yang dilakukan oleh

    kepala pendeta Haman maka jangka waktu sepuluh tahun di tangan kita tak

    akan tersisa penduduk yang bersedia melakukan pekerjan berat dan kasarntk

    mesir.Seluruh laki-laki Apiru yang akan terbunuh,bukankah lebih baik untuk

    melayani negeri ini?Usulan untuk membunuh seluruh anak laki-laki

    merupakan usulan tanpa melihat konsekuensi di masa depan.

  • 41

    Orang-orang memandang pemuda yang berani melawan perkataan Kepala

    Pendeta Haman secaa terbuka ini dengan mata setengah kagm dan setengah

    terkejut.(Eraslan, 2014:215-216)

    7. Sare

    Merupakan cucu dari seorang pendatang yang akan pergi kerumah pedagang

    bahtiyar,ayahnya adalah peternak kuda dan tahu bayak mengenai jejak-jejak dan

    telah meninggal dalam sebuah perjalanan. Sare adalah anak yang dibesarkan

    dengan ajaran Nabi Yusuf yang yakin dengan satu tuhan sare merupakan teman

    seperjaanan sang Ratu yang pandai merangkai mutiara pada akhirnya menikah

    dengan Tahnem.

    “aku mengenal paling sedikit sebelas burung yang terbang dipadang pasir

    dari jejak kakinya....“Ayahmukah yang mengajakan kepadamu pengtahuan

    ini?”“ayahku adalah seorag peternak kuda dan tahu banyak mengenai jejak-

    jejak.....“kenapa kamu mulai menangis ketika Yahuda berkat takakan

    datangbersamakita?”“setelah ayahku meningal dunia dalam perjalanan,

    selain yahunda(pendatang)tak ada lagi siapa-siapa di dunia ini. Tapi diapun

    pergi meniggakanku. Sekarangaku pergi ketempat yang aku tak tahu,bersama

    Tuan Muda yang tak aku kenal....”(Eraslan, 2014:188)

    Ketika mereka tiba didesa Nekas di kaferteb, Seketika terlihat peringatan di

    sebuah batu yang bertuliskan “jagalah sikapmu dihadapan gabungan

    suci”.Tubuh sare mengigil...menurut adat ibrani,sare adalah anak yang

    dibesarkan denga ajaran nabiYusuf yang yakin dengan satu tuhan. Apa

    artinya gabungan suci’?Sare khawatir bahwa dia akan masuk ketempat

    ibadah berhala ang aneh..(Eraslan, 2014:189)

    Sare menyerahkan serangkaian kalung mutiara dengantangan gemetar,

    Sebenarnya dia mengetahui bahwa mutiara itu akan redup di sisi pemiliknya.

    Tapi ia berusaha untuk membuat sang Ratu yang sedih tersenyum,maskipun

    sedikit saja. Sebentar saja, kedua matanya kembali tenggelam...jauh ke sana,

    dia memandang hingga jauh di balik Nil dan wilayah lain dari balik jendela.

    Selain kedua abdi setianya, sultanah hanyalah sebuah jubah besar

    kesendrian.(Eraslan, 2013:297)

    8. Guru Bahtiyar

    Guru Bahtiyar merupakan pedagang yang mengenal seluruh sungai di

    pemukaan bumi ini.Dan dengan nama keagungan seorang raja..Dan dengan

    kekuatan yang terletak di ujung jemari para perempuan...Dan padang pasir,

    kurang lebih sebelas jejak kaki burung yang terbang di atas padang pasir...tak

    ada yang lebih tahu didunia ini selain dirinya.(Eraslan, 2014:155)

  • 42

    Orang tua yang bijaksana yang berbicara dengan ungkapan puisi dan

    panjang ini sering sekali bergumam dengan bahasa-bahasa berbeda yang tak

    tahnem pahami.Beliau juga mencari sesuatu di laci-laci tinggi di sepanjang

    tembok sambil membelai jenggot yang memanjang sampaike perut...(Eraslan,

    2014:172)

    Guru Bahtiyar, seperti halnya mengerti jenis-jenis batu, juga memahami

    manusia dengan baik. Saat itu juga,dia bisa membaca cahaya terang yang

    akan muncul seiring waktu di kedua mata Tahnem...Dia yakin dengan sifat

    setia,pintar dan pemberani yang Tahnem miliki hanya dalam lingkup

    perkenalan itu.(Eraslan, 2014:174)

    9. Guru Bes

    Guru Bes memiliki jenggot putih yang panjang,merupakan seorang guru yang

    dihormati, tegas dan teliti dan berasal dari desa Nekkas.(Eraslan, 2014:154-

    155)

    Berikut kutipan novel yang menggambarkan Guru Bes:

    “tak ada tangisan!jika tertawa,bukan dan takkan pernah di depan pemakaman

    yang kau lihat itu,mengertiah kau?”seru Guru Bes...

    Suaranya seperti sambaan petir dilangi

    Sebenarnya, perintah Sultanah Asiyah untuk memberikan pendidian kepada

    Sare di Desa Nakkes telah memunculkan desas desus diantara masyarakat

    kaferteb.Sikap keras Guru Bes ini bermaksud untuk mengilangkan desas desus

    itu. Tahnem tahu betul bahwa dibalik penampilan sebuah batu granit, Guru

    Bes memiliki hati yang terang seperti emas Nubye.(Erasla, 2014:192)

    10. Yakobed

    Yakobed adalah ibu dari Musa, Harun dan Maryam dan istri dari Imran bertempat

    tinggal di Gosen suatu tempat yang ada di negara Mesir.

    Berikut ini kutipan Novel yang menggambarkan tentang Yakobed:

    “Remah roti yang dikumpulkan kurang lebih satu minggu disebar dihalaman

    rumah secara teliti. Dia pun berhasil mengumpulkan burung-burung yang

    hinggap di ranting-ranting pohon di sekelilng ke halaman rumahnya...Ibunya

    adalah seorang perempuan yang sabar dan gigih.(Eraslan, 2014:232)

  • 43

    11. Imran

    Imran adalah ayah dari harun,musa dan maryam.

    Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang imran

    “Mayam belari ke kamar belakang, tempat ayahnya sedang bersujud

    berdoa.(Eraslan, 2014:234)

    12. Harun

    “Dia datang!tamu kita telah datang,”serunya memberikan kabar gembira.

    Bahkan, Harun yang masih kecilpun tersenyum mengerti apa yang maryam

    katakan..(Eraslan, 2014:234)

    13. Maryam

    Maryam adalah anak yakobed yang paling tua yang memiliki pribadi ramah dan

    cerdas.

    Berikut kutipan Novel yang mengambarkan Mayam:

    “Maryam berlari ke sisi ibunya.Dia membawa sebuah ember berisi air dingin

    dan kurma segar untuk ibunya.(Eraslan, 2014:234)

    “Apa yang kalian cari ada di sini,”tambah Marya. Dengan tongkat di

    tanganya,ia mengaduk-aduk tanah yang sebagaian sudah bercampur dengan

    potongan-potongan tulang.(Eraslan, 2014:240)

    Keramaian di depan rumah perlahan menghilang. Orang-orang pergi sambil

    meminum susu mentega dingin yang dijamu oleh maryam yang

    cerdas.(Eraslan,2014:241)

    14. Musa

    Musa merupakan anak dari Yakobed dan Imran,terlahir dengan membawa

    keistimewaan yang terlihat dari kecil sampai dewasa.

    Berikut kutipan Novel yang menggambarkan Musa:

    “rumah keluarga imran dihujani keberkahan yang terlihat jelas oleh semua

    orang. Ternak kambing dan sapi semuanya terlahir kembar,air susu yang

    diperah dengan melimpah dari kambing dan sapi, serta pepohonan dan

    tanaman yang berbuah lebat... (Eraslan, 2014:239)

    “pangeran musa mungkin pewaris tahta yang masih kecil, tetapi pendidikan

    yang diterima membuat dia telah belajar bagaimana menggunakan segel dan

  • 44

    wewenangnya. Ia juga memberikan empat tong besar berisikan air untuk

    menghilangkan dahaga para pekerja.Diatas tandu, Pangeran musa

    memberikan salam kepada pekerjanya..(Eraslan, 2014:334-335)

    Shafara gelisah.Tubuhnya gemetar memandang kedua mata suaminya dengan

    rasa takut. Tapi, Musa tenang mengusai keadaan dan berserah diri. Allah

    yang menciptakan daratan dan langit serta tempat diantara keduanya selalu

    berada di sisi mereka. Tak perlu merasa takut.(Eraslan, 2014:401)

    “dia memahami bahwa tongkat itu adalah sebuah bukti kenabianya... ketika

    dengan do’a, “tongkat”itu menjadi naga besar...

    Naga...

    Ketika tanganya di ulurkan ,ular yang bergerak dengan cepat kembali lagi

    kebentuk asalnya,kedalam bentuk tongkat yang biasa digunakan oleh seorang

    gembala.

    Tangan yang dia masukkan kedalam kantongnya bersinar cahaya ketika

    dikeluarkan, menerangi sekitarnya. Ini merupakan mukjizat kenabianya bukti

    kekuasaan Tuhan yang mengutusnya... (Eraslan, 2014:407)

    15. Syafura

    Syafura, Putri Nabi Syu’aib istri dari Musa yang ikut dalam perjalanan yang

    memiliki perasaan seorang perempuan pada umunya ketika melakuka sebuah

    perjalana yaitu rasa takut dan khawatir.

    Berikut kutipan Novel yang menggambarkan syafura

    Musim dingin. Gurun di musim dingin. Bukit-bukit gurun musim dingin. Dia

    melakukan perjalanan dengan istrinya, Shafura, putri Nabi Syu’aib. Di antara

    dinginya malam dan panas teriknya siang hari, dengan daratan yang seluas

    bentangan langit, perjalanan ditempuh dengan perjuangan. Menempuh

    sepasang bukit yang mengampit laut merah, Teluk Akabe, mendaki gunung-

    gunung Sinai, lalu masuk kepintu Mesir dari arah timur.Shafara gelisah.

    Tubuhnya gemetar memandang kedua mata suaminya dengan rasa takut.

    Tapi, Musa tenang mengusai keadaan dan berserah diri. Allah yang

    menciptakan daratan dan langit serta tempat diantara keduanya selalu berada

    di sisi mereka. Tak perlu merasa takut. Seperti itulah suaminya selalu berkata

    dan perasaanya dalam ketenangan ketika mendengarkan ucapan itu...

    (Eraslan, 2014:401)

    16. Guru Yasuda

    Guru Yasuda adalah seorang pendatang yang pergi kerumah Guru Bahtiyar untuk

    mengantarkan keponakanya Sare. Guru Yasuda bekerja sebagai pembuat petimati

    semetara untuk menggantikan pamanya.

  • 45

    Berikut cuplikan Novel yang menggambarka Guru Yasuda:

    Sekali lagi tuan pendatang tenggelam dalam tawanya. Jadi benar apa yang

    dia dengar dari skitarnya, para Apiru sama seperti Tuan pedatang, orang-

    orang berkulit putih dan hanya menyembah satu Tuhan yang tuggal. (Erasla,

    2014:165)

    “lihat tertawa itu bagus!”ucap Tuan pedatang kepada Tahnem yang

    menyadari kebahagaannya. Ucapan ini membuat Tahnem merasakan badanya

    tambah tinggi dan umurnya semakin dewasa. Dia berada di sekliling para

    laki-laki, di dalam dunia para tuan-tuan..(Eraslan, 2014:176-177)

    “Nyonya, saya adalah Guru Yahuda. Saya datang dari kota yang sangat jauh.

    Toko ini milik paman saya, tapi karena dia sedang bekerja di pembangunan

    benteng, saya terpaksa harus menggantikanya. Tak usah khawatir, tangan

    saya sangat lihai.anda cukup menjelaskan peti mati seperti apa yang anda

    inginkan. Saya pastikan petimati pesanan Anda akan siap di siang hari.

    “Satu peti mati... saya ingin petimati kecil..”

    “Saya mempunyai keponakan bernama Sare. Sejauh yang saya dengar, dia

    bertugas sebagai pelayan Ratu Asiyah ,”lanjut guru Yahuda...Hati Yakobed

    seketika bergetar takut. Jadi, tukang kayu memiliki kerabat di

    istana.Maskipun awalnya yakobed memutuskan untuk pergi dari tempat itu

    ....Yahuda seolah memahami apa yang terlintas dari pikiran Yakobed.

    (Eraslan, 2014:242)

    17. Raja Akhen

    Seoranng Raja yang percaya kepada keyakinan yang dibawa oleh Nabi Yusuf

    pada Tuhan yang maha Esa. Sang Raja memiliki teman dan guru yang memiliki

    keyakinan yang sama bernama Apa. masa kekuasaanya berahir dengan kudeta dari

    seorang komandan dan para pendeta yang menentang keyakinan sang Raja pada

    Tuhan yang Esa.

    Berikut kutipan Novel yang menggamarkan sang Raja Akhen.

    Akhen dan teman seperjalanannya di Amarna sama sekali tak memedulkan

    kekacauan dan keributan yang terjadi di Mamphis dan Teb. Mereka percaya

    da memberikan hati mereka kepada Tuhan Sang Maha Pencipta,satu dan tak

    ada lainya,pemilik hidup dan keabadian.(Eraslan, 2014:5)

    Dan Amarna...Telah takluk...Akhirnya, kisah kota Matahari yang mencritakan

    Raja Akhen terkubur dalam dinginya ai