pengaruh metode debat dan komunikasi lisan...

71
i PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI EVOLUSI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Asiyah Nur Jannah NIM: 1112016100055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: dinhquynh

Post on 02-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

i

PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI EVOLUSI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi

Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Asiyah Nur Jannah

NIM: 1112016100055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

i

Page 3: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

ii

Page 4: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

iii

Page 5: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

i

ABSTRAK

Asiyah Nur Jannah (1112016100055), Pengaruh Metode Debat dan Komunikasi

Lisan terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Evolusi, Skripsi Program

Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

Menghadapi era modern saat ini, keseimbangan hard skill dan soft skill

angat dibutuhkan dalam menguasai berbagai bidang ilmu. Tuntutan tersebut

diharapkan dimiliki oleh individu mulai dari ia mengenyam pendidikan. Namun,

dalam proses pembelajaran di sekolah, peserta didik belum terbiasa

menyeimbangkan antara soft skill dan hard skill dimana keduanya merupakan

kemampuan yang dibutuhkan dalam bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pembelajaran debat dan komunikasi lisan terhadap hasil

belajar peserta didik pada materi evolusi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri

7 Tangerang Selatan dengan metode penelitian quasi experiment (eksperimen

semu) dan rancangan penelitian pretest posttest control group design.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Sampel

penelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas eksperimen menggunakan

pendekatan saintifik metode debat dan kelas kontrol menggunakan pendekatan

saintifik metode diskusi. Instrumen hasil belajar menggunakan tes objektif berupa

tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen komunikasi lisan menggunakan indikator penilaian yang dilakukan

peneliti sebelumnya. Data hasil belajar yang diperoleh diuji menggunakan uji t.

analisis uji-t diperoleh thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,08 > 2,03 pada taraf

signifikansi α 0,05. Data komunikasi lisan yang diperoleh diuji menggunakan uji-t.

Analisis uji t diperoleh thitung lebih dari ttabel yaitu 8,19 > 2,03 pada kelas

eksperimen dan thitung kurang dari ttabel yaitu -2,57 < 2,03 pada kelas kontrol. Hal

ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh komunikasi lisan dengan metode

pembelajaran debat terhadap hasil belajar peserta didik.

Kata kunci : debat, hasil belajar, komunikasi lisan, evolusi

Page 6: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

ii

ABSTRACT

Asiyah Nur Jannah (1112016100055), Effect of Debate Methods and Oral

Communication on Student Learning Results on Evolution Concept,

Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Science Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

In this modern era, the balance of hard skills and soft skills is needed in

understanding various knowledge. These demands are expected to be owned by

individuals starting from their education. However, in the learning process in

school, students are not accustomed to balancing between soft skills and hard

skills where both are abilities needed in society. This study aims to determine the

effect of debating learning and oral communication on student learning outcomes

on evolutionary material. This research was conducted in South Tangerang 7

Public High School with a quasi experiment research method and pretest posttest

control group design. Sampling is done by purpossive sampling technique.The

sample amounted to 36 people for both classes. The experimental class uses the

scientific debate method and the control class uses the scientific discussion

method. Learning outcomes instruments use objective tests in the form of multiple

choices that had been tested for validity and reliability. Oral communication

instruments use assessment indicators conducted by previous researcher. Analysis

of the data learning outcomes used t-test. The result of t-test is higher than ttable

that is 2.08> 2.03 in α significance level 0.05. Analysis of the data oral

communication used t-test. The result of t-test is higher than ttable that is 8,19 >

2,03 for the experimental class and the result of t-test lower than ttable that is -

2,57 < 2,03 for the control class. There is an influence of oral communication with

debate method towards students' learning outcomes.

Keyword : debate, learning outcome, oral communication, evolution

Page 7: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala curahan

rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, serta muslimin dan muslimat. Semoga

kita mendapat syafa’at oleh Nabi Muhammad di akhirat kelak. Aamiin.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas kerjasama dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus dosem pembimbing I, yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga

selesainya karya tulis ini. Semoga Ibu dan keluarga sehat selalu dan berada

dalam lindungan-Nya, aamiin.

3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis

hingga selesainya karya tulis ini. Semoga Ibu dan keluarga sehat selalu dan

berada dalam lindungan-Nya, aamiin.

4. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si., MA, selaku dosen penasehat akademik Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program

Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. Hamdari, M.Pd, Kepala SMAN 7 Tangerang Selatan yang telah

memberi izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

bersangkutan.

7. Ibu Erlin Yuniamartanti, S.Si, Guru Biologi SMAN 7 Tangerang Selatan

yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

Page 8: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

iv

8. Segenap dewan guru, peserta didik, dan staf SMAN 7 Tangerang Selatan

yang senantiasa membantu.

9. Orang tua penulis, Bapak Sofian dan Ibu Susylawati yang tanpa henti

memotivasi dan memberikan dukungan berupa do‟a, moril dan materil

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Saudaraku Aisyah Nur Rahmah, Mochammad Abdullah Azzam, dan Annisa

Nur Aini serta seluruh keluarga besar penulis yang senantiasa mendo‟akan.

11. Big thanks untuk ASTANIA, Almh. Suwanah, Trisna, Arif, Nata, Iman atas

dukungan dan pertemanan manis dari SMA hingga kini.

12. Big thanks untuk Elsa dan Linda atas dukungan dan pertemanan manis dari

SMA hingga kini.

13. Dewi Robiatun M, partner penelitianku.

14. Ciwi-ciwi cans dalam grup (nama disamarkan) Neng Endah, Ela, Kakak Lala,

Fifiul, dan Devi atas dukungan dan pertemanan manis hingga kini.

15. Sahabat-sahabat Pendidikan Biologi angkatan 2012 yang telah berjuang

bersama hingga akhir dan tak bosan saling sharing pengalaman.

16. Guru-guru, pihak Yayasan, dan siswa-siswi SMP Wijaya Kusuma yang

memberikan dukungan.

17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis panjatkan do‟a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa

yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang

jauh lebih baik dari-Nya. Aamiin.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang Selatan, Maret 2019

Penulis

Page 9: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 8

A. Deskripsi Teoretis ........................................................................................ 8

1. Belajar ...................................................................................................... 8

1. Metode Debat ......................................................................................... 16

2. Kemampuan Komunikasi Lisan ............................................................. 20

B. Materi Evolusi ............................................................................................ 24

1. Teori Evolusi .......................................................................................... 29

2. Bukti-Bukti Adanya Evolusi .................................................................. 30

3. Pandangan Baru Teori Evolusi ............................................................... 31

C. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 31

D. Kerangka Pikir ........................................................................................... 34

E. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 35

Page 10: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

vi

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 35

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian................................................... 35

1. Metode Penelitian ................................................................................... 35

2. Desain Penelitian .................................................................................... 35

C. Alur Penelitian ........................................................................................... 37

D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38

1. Populasi .................................................................................................. 38

2. Sampel .................................................................................................... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

1. Instrumen Hasil Belajar .......................................................................... 39

2. Instrumen Komunikasi Lisan ................................................................. 39

G. Kalibrasi Instrumen .................................................................................... 41

1. Uji Validitas Tes ..................................................................................... 42

2. Uji Reliabilitas Tes ................................................................................. 42

3. Uji Tingkat Kesukaran ........................................................................... 42

4. Daya Beda .............................................................................................. 43

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44

1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 44

2. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 46

3. Uji N-Gain .............................................................................................. 47

I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 48

1. Uji-t Metode Debat terhadap Hasil Belajar ............................................ 48

2. Uji-t Komunikasi Lisan terhadap Hasil Belajar ..................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Data ............................................. Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Pembelajaran ........................... Error! Bookmark not defined.

2. Deskripsi Hasil Belajar dan Komunikasi Lisan Siswa . Error! Bookmark

not defined.

3. Data N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. Error!

Bookmark not defined.

4. Deskripsi Ketercapaian Kegiatan Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

Page 11: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

vii

5. Deskripsi Data Lembar Kerja Peserta Didik ......... Error! Bookmark not

defined.

6. Uji Prasyarat Analisis Data ..................... Error! Bookmark not defined.

7. Pengujian Hipotesis ................................. Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................... Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 50

A. Kesimpulan ................................................................................................ 50

B. Saran .......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 12: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Metode Debat .................................................. 18

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 36

Tabel 3.2 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. 39

Tabel 3.3 Indikator Penilaian Komunikasi Lisan ................................................. 41

Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 43

Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Beda Soal ............................................................. 43

Tabel 3. 6 Kriteria Korelasi Pearson ..................................................................... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Hasil Belajar ...... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.2 Data Hasil Komunikasi Lisan ................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Data Hasil Penilaian Kategori Komunikasi Lisan Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.4 Data Skor N-Gain .................................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Persentase N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Persentase Ketercapaian Proses Pembelajaran Debat . Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 7 Persentase Ketercapaian Proses Pembelajaran Diskusi ................ Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Hasil Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ..... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.9 Hasil Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ............ Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kontrol ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kontrol ................................................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Komunikasi Lisan Kelas Eksperimen dan

Kontrol ................................................. Error! Bookmark not defined.

Page 13: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar .. Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Skor Komunikasi Lisan Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.15 Hasil Uji-t Pretest Hasil Belajar ........... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Hasil Uji-t Posttest Hasil Belajar ......... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi Komunikasi Lisan .. Error! Bookmark not defined.

Page 14: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skeleton Paus Baleen ....................................................................... 27

Gambar 2.2 Evolusi Kuda ..................................................................................... 28

Gambar 2. 3 Kerangka Pikir ................................................................................. 34

Gambar 3.1 Alur Penelitian .................................................................................. 37

Page 15: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Eksperimen) ........ Error!

Bookmark not defined.

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 3. Kisi Kisi Instrumen Soal ................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4. Tabel Sebaran Soal dan Hasil Validasi ......... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 5. Validasi Instrumen............................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6. Instrumen Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .......... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 9. Kunci Jawaban LKS .......................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 10. Hasil Lembar Kerja Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .... Error!

Bookmark not defined.

Lampiran 11. Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen ............... Error!

Bookmark not defined.

Lampiran 12. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen .. Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 13. Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol .. Error! Bookmark

not defined.

Lampiran 14. Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ......... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 15. Nilai Pretest Postest Peserta Didik .. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 16. Perhitungan Normalitas, Homogenitas, N-Gain, Hipotesis Hasil

Belajar.............................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 17. Analisis Pencapaian Ranah KognitifError! Bookmark not defined.

Lampiran 18. Transkrip Komunikasi Lisan ........... Error! Bookmark not defined.

Page 16: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

Lampiran 19. Perhitungan Normalitas, Homogenitas, Hipotesis Komunikasi Lisan

......................................................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 20. Hasil Wawancara ............................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 21. Lembar Uji Referensi ...................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 22. Surat Permohonan Pembimbing ...... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian ........................ Error! Bookmark not defined.

Page 17: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi era modern saat ini, kebutuhan soft skill mulai dipertimbangkan

dalam bermasyarakat, bukan hanya hard skill. Kedua kemampuan tersebut

penting untuk dimiliki secara seimbang dan dilatih secara bertahap dari

pembelajaran di sekolah. Peserta didik diharapkan melatih hard skill yang diiringi

dengan soft skill sesuai Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang berbunyi: pendidikan didefinisikan

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan Negara.1

Kebutuhan individu untuk mencapai tujuan pendidikan tak hanya soal

kecerdasan, melainkan keterampilan atau biasa disebut soft skill. Soft skill

merupakan aspek-aspek kehidupan yang harus dimiliki oleh peserta didik

berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan.2 Aspek-aspek tersebut terdiri

dari intra-personalitas dan inter-personalitas. Intra-personalitas adalah

keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur dirinya sendiri, yakni:

manajemen waktu, karakter transformasi, berpikir kreatif, memiliki tujuan acuan

yang positif, teknik belajar yang cepat, dan lain lain. Sedangkan inter-personalitas

adalah keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan kelompok

masyarakat dan lingkungan kerjanya serta dengan tiap individu sehingga manusia

mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal, kemampuan motivasi,

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003

http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf, hlm.3,

diakses pada 12 Maret 2018 2 Subiyono, Zainur Rofiq, Awan Hariono, Hypno NLP dalam Proses Belajar Mengajar,

(Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 5.

Page 18: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

2

kemampuan memimpin, kemampuan presentasi, dan kemampuan berkomunikasi.3

Peran soft skill adalah untuk melengkapi hard skill, dimana hard skill merupakan

representasi dari kecerdasan. Salah satu soft skill tersebut adalah kemampuan

berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi erat kaitannya dengan berbicara. Berbicara

adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat baik tulisan maupun

lisan4. Setiap orang pasti memiliki kemampuan berbicara namun belum tentu

semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Diperlukan latihan,

praktik, dan pengarahan atau bimbingan secara intensif agar seseorang dapat

mengemukakan gagasan sehingga maksud pembicara dapat dipahami oleh lawan

bicara dengan tepat. Keterampilan komunikasi dapat dilatih melalui kegiatan

belajar dengan metode debat.5

Metode debat adalah suatu metode yang diharapkan mampu memenuhi salah

satu soft skill berkomunikasi, karena memberi keleluasaan peserta didik untuk

mencoba berkomunikasi secara lisan.6

Debat merupakan suatu bentuk gaya

komunikasi yang menitikberatkan pada kemampuan mengkomunikasikan suatu

permasalahan dengan mempertimbangkan aturan-aturan tertentu sehingga

permasalahan tersebut bisa terpecahkan dengan alasan-alasan yang jelas dan

masuk akal.7

Kurikulum 2013 memberlakukan keseimbangan soft skill dan hard skill

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pegetahuan.

Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari proses belajar di sekolah dengan ciri : (1)

3 Warni Tune Sumar, Intan Abdul Razak, Strategi Pembelajaran dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Soft Skill, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 58-59. 4 Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), dalam alamat https://kbbi.web.id/bicara, diakses

pada 12 Maret 2018 5 I Ayu Ketut Sriwahyuni, Nyoman Dantes, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, "Pengaruh

Implementasi Metode Debat terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Ditinjau dari Minat

Belajar Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amlapura". E-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. Vol. 4, 2013, hlm. 2. 6 Destia Cika Ananta, Rusijono, “Penerapan Metode Active Debate Pada Mata Pelajaran

Sosiologi Materi Konflik, Kekerasan, dan Upaya Penyelesaiannya Untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas XI Di SMAN 1 Glagah Banyuwangi” (Surabaya:

UNS), hlm.3 7 I Ayu Ketut Sriwahyuni, Nyoman Dantes, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Loc.Cit.

Page 19: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

3

siswa diberitahu menuju siswa mencari tahu, (2) guru sebagai satup-satunya

sumber belajar menjadi belajar dari berbagai sumber, (3) pendekatan tekstual

menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, (4)

pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi8, (5)

pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi, (7) pembelajaran menuju keterampilan aplikatif, (8)

peningkatan dan keseimbangan antara hard skill dan soft skill, (9) pembelajaran

yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajara

sepanjang hayat, (10) pembelajaran menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan, (11) pembelajaran berlangsung di mana saja seperti: di rumah, di

sekolah dan di masyarakat.9

Hasil wawancara dengan guru Biologi dan peserta didik menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan metode diskusi di sekolah tidak mendapat hasil yang

diharapkan. Penjelasan dari teman sebaya belum tersampaikan dengan baik

hingga pendengar kurang menguasai materi tersebut.10

Metode debat memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh

metode diskusi. Ada 3 hal penting yang bisa dimaknai lebih mendalam yaitu: 1)

gaya komunikasi. Ini berkaitan dengan aplikasi fungsi-fungsi bahasa yang bisa

menentukan posisi pembicara seperti menunjukkan persetujuandan

ketidaksetujuan, menolak seseorang atau sesuatu, mengajukan ide atau

pendapatdan yang lainnya. 2) mengkomunikasikan suatu permasalahan. Ini berarti

bahwa metode debat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengeksplorasikan diri dan pengetahuannya yang dihasilkan dari proses inquiry

sebelumnya atau lebih dikenal dengan „case building’. 3) mempertimbangkan

aturan-aturan tertentu. Dalam penerapannya, metode debat memiliki aturan

tertentu sehingga memerlukan kesiapan yang matang. Aturan yang ada dalam

8 Warni Tune Sumar, Intan Abdul Razak, Op.Cit., hlm.55

9 Ibid., hlm.56

10 Lampiran: Lembar wawancara

Page 20: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

4

debat harus diketahui oleh guru sebagai pembimbing debat maupun oleh peserta

didik sebagai pelaku debat.11

Metode debat merupakan metode yang termasuk dalam Cooperative

Learning dimana peserta didik dilatih bekerja sama dengan teman kelompoknya.

Berdebat merupakan kerja tim (team work) yang mengembangkan pemikiran dan

refleksi, khususnya jika para peserta didik diharapkan mengambil posisi yang

bertentangan dengan pendapatnya.12

Peserta didik dilatih mengutarakan pendapat

atau pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-

alasan logis dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil belajar peserta didik masih di bawah standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu antara 20-30% unuk materi selain evolusi dan 50% pada

materi evolusi. Peserta didik masih menemui kendala dalam proses pembelajaran

sehingga hasil belajar tidak seperti yang diharapkan, serta dalam prosesnya masih

menciptakan bias dalam memahami materi pelajaran.13

Belajar aktif dengan melibatkan setiap peserta didik dalam kelas

menggambarkan begitu pentingnya penggunaan strategi belajar dengan metode

debat dalam proses pembelajaran.14

Karena dengan metode debat, siswa

diikutsertakan secara aktif di dalamnya sehingga lebih mudah dalam memahami

materi yang disampaikan serta memberikan manfaat dalam meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan komunikasi lisan siswa.

Penulis melakukan penelitian kemampuan kognitif dan psikomotorik peserta

didik yang dilihat dari hard skill yaitu hasil belajar dan soft skill yaitu kemampuan

komunikasi lisan dalam pembelajaran Biologi. Penelitian ini dilakukan terhadap

peserta didik kelas XII dikarenakan tingkat ini merupakan permulaan bagi peserta

didik dalam menghadapi masyarakat yang lebih luas, baik melanjutkan ke

perkuliahan atau memasuki lingkungan kerja.

11

I Ayu Ketut Sriwahyuni, Nyoman Dantes, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Op. cit. hlm.2 12

Melvin Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2002), hlm.127 13

Lampiran: Lembar Wawancara 14

Melvin Silberman, Loc.Cit.

Page 21: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

5

Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian berdasarkan latar belakang

tersebut mengenai hasil belajar melalui metode pembelajaran debat dan

kemampuan komunikasi lisan dengan judul “Pengaruh Metode Debat dan

Komunikasi Lisan terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 7

Tangerang Selatan pada Materi Evolusi”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan

di atas adalah sebagai berikut :

1. Peserta didik masih enggan dalam berargumen, mempertahankan argumennya

dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya.

2. Rendahnya hasil belajar peserta didik karena dilakukannya metode

pembelajaran yang kurang sesuai.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jawaban dari permasalahan pada

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII semester genap SMA Negeri 7

Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini dibatasi pada :

a. Metode pembelajaran meliputi metode debat dan metode diskusi.

1) Metode pembelajaran debat yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

diri.

2) Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana peserta didik di

hadapkan kepada suatu masalah berupa pernyataan atau pertanyaan yang

bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

b. Materi yang digunakan adalah materi evolusi.

Page 22: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

6

c. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada ranah kognitif

sebagaimana tercakup dalam taksonomi bloom revisi C1 (meningat), C2

(memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), dan C5

(mengevaluasi).

d. Kemampuan komunikasi lisan menggunakan indikator (1) memberikan

pedapat, (2) mengajukan pertanyaan, (3) menghargai pendapat orang lain, (4)

berargumentasi, (5) penguasaan topik, dan (6) menggunakan kalimat lisan

secara formal.

D. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh

metode debat dan komunikasi lisan terhadap hasil belajar peserta didik pada

materi evolusi?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran

debat dan komunikasi lisan terhadap hasil belajar peserta didik pada materi

evolusi di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengayaan

pembelajaran yang memberikan bukti secara ilmiah tentang keefektifan metode

debat dan komunikasi lisan terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Secara praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang metode tertentu dalam

mengajar.

b. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan

semangat dan rasa percaya diri peserta didik dalam mengemukakan

pendapat sehingga meningkatkan kemampuan komunikasi lisan.

Page 23: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

7

c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi pada materi evolusi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memotivasi peserta

didik agar pembelajaran pada materi evolusi yang dijalaninya bermakna

memalui metode debat.

4. Diharapkan bermanfaat bagi guru dalam menentukan metode yang tepat pada

setiap materi pembelajaran.

Page 24: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Mengajar adalah proses

membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila

terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu, penting bagi setiap guru

memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat

memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan

serasi bagi murid-murid.

Belajar adalah perubahan tingkah laku dengan cara atau usaha pencapaian

yang berbeda bagi tiap individu. Usaha tersebut adalah interaksi antara individu

dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-

pengalaman belajar.1

Belajar adalah tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Belajar

merupakan pengalaman bagi peserta didik itu sendiri sebagai penentu terjadinya

atau tidak terjadinya proses belajar. Peserta didik memperoleh pengalaman belajar

tersebut dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari berupa keadaan

alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang

dijadikan bahan belajar.2

Belajar adalah usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak

pernah ada pendidikan. Belajar merupakan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan

dengan upaya kependidikan.3 Upaya tersebut dapat dicapai dalam kegiatan proses

1Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), hlm. 28.

2 Dimyati, Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm.7

3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hlm.59

Page 25: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

9

belajar. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada

proses belajar yang dialami peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah.4

Belajar juga sebagai proses mental dalam diri seseorang untuk memperoleh

penyerapan informasi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui

interaksi individu dengan lingkungannya. Proses interaksi tersebut berasal dari

pengalaman sehingga memunculkan perubahan perilaku.5

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan tersebut diperoleh dari pengalaman belajar di sekolah maupun

di luar sekolah melalui bahan belajar dari lingkungan sekitar. Belajar bertujuan

memperoleh informasi-infromasi baru dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

b. Evaluasi Belajar Mengajar

Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Ada empat pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh

seorang guru dalam melakukan evaluasi belajar, yaitu: 1) mengidentifikasi tujuan,

2) menentukan pengalaman belajar, 3) menentukan standar dan 4)

mengembangkan keterampilan.

Mengidentifikasi tujuan yang dapat dijabarkan dari 1) prosedur evaluasi dan

hubungannya dengan mengajar, 2) pengembangan interes kebutuhan individu, 3)

kebutuhan individu peserta didik, 4) kebutuhan yang dikembangkan dari

komunitas masyarakat, 5) dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya, 6)

dikembangkan dari analisis pekerjaan, dan 7) pertimbangan dari para ahli evaluasi.

Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasi dengan pretes

sebagai awal, pertengahan, dan akhir pengalaman belajar (postes).

4 Ibid., hlm.63

5 Muhammad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran Modern, (Yogyakarta: Garudhawaca,

2017), hlm.8

Page 26: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

10

Menentukan standar yang bisa dicapai dan “menantang” siswa belajar lebih

giat. Pembuatan standar yang dapat diajarkan melalui penilaian materi,

penggunaan alat bantu visual. Di samping itu, standar juga dapat dibuat melalui

pengembangan dan pemakaian alat observasi yang sering dilakukan oleh seorang

guru untuk memenuhi kepentingan mereka.

Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna: 1) memilih

tujuan, 2) menganalisis pertanyaan problem solving, dan 3) menentukan nilai

seorang siswa.6

Evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat apakah suatu proses belajar

yang telah dilakukan tercapai tujuannya atau tidak. Evaluasi berkatian dengan

penilaian. Penilaian itu sendiri membandingkan antara hasil ukur dengan standar

penilaian tertentu.7

Evaluasi belajar berfungsi sebagai upaya perbaikan dan pengembangan

sistem pembelajaran. Perbaikan dan pengembangan tersebut berupa tujuan, materi,

metode, media, sumber belajar, lingkungan, guru dan peserta didik. Evaluasi juga

memperbaiki dan mengembangkan proses dan hasil belajar.8

Evaluasi perlu dilakukan dalam proses belajar, baik selama proses maupun

setelah proses belajar itu dilakukan. Evaluasi menitikberatkan pada ketercapaian

tujuan belajar itu sendiri, sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkan

tujuan, pengalaman, serta hasil belajar tiap peserta didik.

c. Hasil Belajar

Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa yang telah

diperoleh sebelumnya, misalnya dari sekolah lain, sebelum memasuki sekolahnya

sekarang. Hal-hal yang perlu diketahui itu, ialah antara lain penguasaan

pengajaran, keterampilan-keterampilan belajar dan bekerja. Pengenalan dalam

hal-hal tersebut penting artinya bagi guru, oleh sebab dalam pengenalan ini guru

6H. M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), hlm. 12-13. 7Kadek Ayu Astiti, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2017), hlm. 2

8 Regina Lichteria Panjaitan, Evaluasi Pembelajaran SD Berdasarkan Kurikulum 2013,

(Sumedang: UPI Sumedang Press, 2014), hlm.8

Page 27: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

11

dapat membantu/mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dapat memperkirakan hasil

dan kemajuan belajar selanjutnya, kendatipun hasil-hasil tersebut dapat saja

berbeda dan bervariasi sehubungan dengan keadaan motivasi, kematangan, dan

penyesuaian sosial.9

Penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan

hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.10

Hasil belajar memiliki indikator yang merupakan target pencapaian

kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar

capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: (1) penguasaan materi

akademik (kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat proses normatif, dan (3)

aplikatif produktif (psikomotorik). Dalam kegiatan evaluasi proses dan hasil

belajar, hendaknya mampu mengungkap tiga ranah atau domain sebagai

kompetensi dasar peserta didik yang telah dirumuskan dalam tujuan.11

Penilaian pada ranah kognitif adalah penguasaan dan pemilihan konsep dasasr

keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.

Konsep kunci dan psinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai

siswa secara tuntas. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak

melibatkan kegiatan mental atau otak.12

Dimensi proses kognitif berisikan enam kategori: (C1) mengingat, (C2)

memahami, (3) mengaplikasikan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6)

mencipta. Kontinum yang mendasari dimensi proses kognitif dianggap sebagai

tingkat-tingkat kognisi yang kompleks. Memahami dianggap merupakan tingkat

9Oemar Hamalik, Op.Cit., hlm. 103.

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm.22 11

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), hlm. 13 12

Ibid., hlm.14

Page 28: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

12

kognisi yang lebih kompleks ketimbang mengingat; mengaplikasikan diyakini

lebih kompleks secara kongnitif daripada memahami, dan seterusnya.13

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori

jangka panjang.14

Proses ini melibatkan proses mengingat kembali pola, struktur

atau setting.15

Untuk menilai pembelajaran siswa dalam kategori proses kognitif

yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaan mengenali atau

mengingat kembali dalam kondisi ketika siswa belajar materi yang diujikan.16

Memahami merupakan dimensi setelah mengingat. Siswa dikatakan

memahami bila mereka dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan

pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan

melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka

menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka.17

Proses-proses

kognitif dalam kategori memahami meliputi; menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

menjelaskan.18

Mengaplikasikan melibatkan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan

soal latihan atau menyelesaikan masalah. Soal latihan adalah tugas yang prosedur

penyelesaiannya telah diketahui peserta didik, sehingga peserta didik

menggunakannya secara rutin. Masalah adalah tugas yang prosedur

penyelesaiannya belum diketahui peserta didik, sehingga peserta didik harus

mencari prosedur untuk menyelesaikan masalah tersebut.19

Di tingkat ini, peserta

13

Anderson, Krathwol, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen,

Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of

Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.6 14

Ibid., hlm.99 15

Imam Gunawan, Anggraini Retno Palupi, “Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif:

Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian”, Electronic Jurnal Premiere

Educandum, vol.2, No.2, 2012, hlm. 100 16

Anderson, Krathwol, Op.Cit., hlm. 103 17

Ibid., hlm.105-106 18

I Putu Ayub Darmawan,Edi Sujoko, Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom”,

dalam Alamat https://www.researchgate.net/publication/315348938_REVISI_TAKSONOMI_

PEMBELAJARAN_BENYAMIN_S_BLOOM, 2017 19

Anderson, Krathwol, Op.Cit., hlm. 116

Page 29: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

13

didik diharapkan memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,

metode, rumus, teori, dan prinsip di dalam berbagai situasi.20

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian

kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian

dan struktur keseluruhannya.21

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan

suatu informasi yang dihadapi menjadi kompone-komponennya sehingga struktur

informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.22

Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria

dan standar. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektivitas,

efisiensi, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini ditentukan siswa. Standar-

standarnya dapat bersifat kuantitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses-

proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan

kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan

kriteria eksternal).23

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen secara bersama-sama

menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.24

Tujuan-tujuan yang

diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan

mereorganisasi sejumlah elemen menjadi suatu pola atau struktur yang tidak

pernah ada sebelumnya. Meskipun mengharuskan cara pikir kreatif, mencipta

bukanlah ekspresi kreatif yang bebas sama sekali dan tidak dihambat oleh

tuntutan-tuntutan tugas atau situasi belajar.25

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor

yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor tersebut meliputi

faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.26

Faktor internal

meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar.

20

Imam Gunawan, Anggraini Retno Palupi, Op.Cit., hlm. 101 21

Anderson, Krathwol, Op.Cit., hlm. 120 22

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Op.Cit., hlm.16 23

Anderson, Krathwol, Op.Cit., hlm.125 24

Imam Gunawan, Anggraini Retno Palupi, Op.Cit., hlm. 107 25

Anderson, Krathwol, Op.Cit., hlm.128 26

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), hlm. 132

Page 30: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

14

Faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.27

Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan

metode yang dipilihnya dalam melakukan kegiatan pembelajaran.28

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi : (1)

Kesehatan. Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak

bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat

menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang

rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.29

(2) Intelegensi

dan bakat. Tingkat inteligensi (IQ) sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.

Semakin tinggi kemampuan inteligensi siswa, maka semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses dalam belajar.30

Sedangkan bakat adalah kemampuan

potensial seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Setiap individu memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.31

Bila seseorang mempunyai

intelegensi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya

akan lancar dan sukses.

(3) Minat dan motivasi. Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang

besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar yang besar

cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya kurangnya minat

belajar akan memperoleh hasil belajar yang rendah.32

Motivasi dibedakan menjadi

dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic

adalah suatu keadaan dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya

melakukan pembelajaran. Contohnya kesenangan atau kebutuhan materi tersebut

terhadap cita-citanya. Motivasi ekstrinsik adalah suatu keadaan dari luar individu

yang juga mendorongnya melakukan pembelajaran. Seperti pujian, tata tertib

27

M Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.55 28

Muhibbin Syah, Loc.Cit. 29

M Dalyono, Loc.Cit. 30

Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm. 134 31

Ibid., hlm.135 32

M Dalyono, Op.Cit., hlm. 56

Page 31: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

15

sekolah, teladan orang tua, dan lain lain.33

(4) Cara belajar. Cara belajar seseorang

juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik

dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang

kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat

dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung,

audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang

memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan

cara berjalan – jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya.34

Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi: (1)

Keluarga. Keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa

dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan,

cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan antar anggota

keluarga, hubungan antara anak dengan anggota keluarga yang lain, situasi dan

kondisi rumah juga mempengaruhi hasil belajar. (2) Sekolah. Keadaan sekolah

tempat belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode

mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di

sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah,

dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pengajaran

guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode

mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara

kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya

yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan

keterampilan proses yang dimiliki oleh anak.35

Faktor-faktor tersebut memunculkan siswa-siswa yang berprestasi tinggi,

berprestasi rendah atau bahkan gagal. Dalam hal ini, guru diharapkan

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya faktor yang menghambat

siswa dalam melakukan pembelajaran.36

33

Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm. 137 34

M Dalyono, Op.Cit., hlm. 58 35

Ibid., hlm. 59 36

Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm. 132

Page 32: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

16

Metode pengajaran yang terapkan oleh guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran termasuk ke dalam faktor eksternal yang kemudian secara

berkelanjutan akan mempengaruhi faktor internal anak. Faktor eksternal yang

dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu metode

pembelajaran. Metode pembelajaran yang inovatif akan berpengaruh terhadap

minat dan motivasi (faktor internal) siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang inovatif untuk siswa adalah metode

pembelajaran debat.

1. Metode Debat

a. Pengertian Debat

Debat bisa menjadi sangat penting artinya di dalam era terbuka seperti

sekarang ini. Debat memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan demokrasi

tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, debat bisa menjadi

metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika

anak didik diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya

bertentangan dengan diri mereka sendiri.37

Debat adalah proses inkuiri, suatu cara untuk mencapai alasan yang masuk

akal tentang suatu proposisi. Individu atau kelompok dapat menggunakan debat

untuk mencapai keputusan atau untuk membawa orang lain berpikir sama seperti

cara berpikirnya.38

Debat adalah saling adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok

manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat

setiap pribadi atau kelompok mencoba menjatuhkan lawannya, supaya pihaknya

berada pada posisi yang benar. Debat dimulai dengan meneliti pendpat dan posisi

argumentative lawan bicara, sesudah itu berkonsentrasi [ada titik-titik lemah

argumentasi lawan. Selanjutnya terjadi proses adu pikiran dan pendapat secara

37

Melvin Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media,

2017), h.141. 38

Austin J. Freeley, David L. Steinberg, Argumentation and Debate, (Canada: Nelson

Education, 2014), hlm.7

Page 33: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

17

sungguh-sungguh sampai seorang atau sekelompok menyerah. Dapat juga terjadi

bahwa perdebatan dihentikan tanpa hasil, tanpa pemenang.39

Debat adalah salah satu investigasi yang menekankan pada proses dan kritis

dalam berpikir. Debat juga menekankan pada keputusan sebagai refleksi dari

sebuah proses tersebut apakah benar atau tidak.40

b. Tujuan Debat

Metode debat merupakan metode pengajaran yang menghadapkan siswa

pada suatu permasalahan. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk

memecahkan suatu permasalahan dengan mengeksplorasi pengetahuan baru yang

belum pernah dimilikinya. Topik debat yang menakjubkan akan akan membuat

posisi kelompok pro dan kontra jadi semakin bersemangat dan menstimulasi

mereka dalam proses debat tersebut.41

Debat bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau pihak

lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan, bertindak, mengikuti

atau setidaknya mempunyai kecenderungan sesuai apa yang diinginkan dan

dikehendaki oleh pembicara. Selain itu, debat juga mengembangkan kemampuan

mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur.42

Dengan demikian, debat merupakan sarana yang paling fungsional untuk

menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan komunikasi lisan. Selain itu,

karena menuntut berpikir secara intelektual, debat mampu memberi stimulus

untuk peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar.

39

P. Dori Wuwur Hendrikus, Retorika, (Yogyakarta: Kanisius), hlm.120 40

Alfred Snider, Maxwell Schnurer, Many Sides, Debate across The Curriculum, (New York:

International Debate Education Association, 2002), hlm.31 41

Ibid., hlm.30 42

I Ayu Ketut, Nyoman Dantes, A.A. Istri Ngurah Marhaeni, Op.Cit., hlm.4

Page 34: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

18

c. Langkah Pembelajaran Metode Debat

Langkah pembelajaran metode debat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah modifikasi langkah debat dari A. L. Oros43

dan Hall44

yang dapat dilihat

pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Metode Debat

Giliran Speech Waktu

(menit) Deskripsi Konten

1a Afirmatif

konstruktif 3

- Memperkenalkan argumen

- Mengajukan bukti untuk memperkuat

argument

Persiapan 2 Tim kontra mengkaji tim pro

1b Negatif

konstruktif 3

- Memperkenalkan argumen

- Mengajukan bukti jika diperlukan

- Bukan menentang afirmatif pertama

Persiapan 2 Tim pro mengkaji tim kontra

2a

Afirmatif

konstruktif

kedua

3

- Memperkenalkan argumen kedua

- Mengajukan bukti

- Menyanggah negatif konstruktif

pertama

Persiapan 2 Tim kontra mengkaji tim pro

2b

Negatif

konstruktif

kedua

3

- Memperkenalkan argumen kedua

- Mengajukan bukti

- Menyanggah afirmatif konstruktif

kedua

Persiapan 2 Tim pro mengkaji tim kontra

3a

Sanggahan

untuk tim

kontra

3

- Respon langsung terhadap tim kontra

- Mengajukan poin penting dalam tiap

argument

3b

Sanggahan

untuk tim

pro

3

- Respon langsung terhadap tim pro

- Mengajukan poin penting dalam tiap

argument

d. Manfaat Diterapkannya Metode Debat

Metode debat dapat menyajikan kedua sisi permasalahan baik sisi negatif

maupun positifnya.45

Sisi positif didapatkan melalui pihak pro dalam kelompok

43

Andrew L Oros, “Let‟s Debate: Active Learning Encourages Student Participation and

Critical Thinking”, Journal of Political Science Education 44

Dawn Hall, “Debate: Innovative Teaching to Enhance Critical Thinking and

Communication Skills in Healthcare Professionals”, The Internet Journal of Allied Health

Sciences and Practice, vol.9

Page 35: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

19

debat. Sedangkan sisi negatif didapatkan melalui pihak kontra dalam kelompok

debat.

Manfaat debat sebagai berikut. (1) Untuk membuat argumen, siswa wajib

memahami dalam mencari konten isu, organisasi data, analisis, membuat argumen

lain yang sejenis, dan evaluasi informasi hingga mencapai suatu kesimpulan. (2)

Untuk menyampaikan argumen, siswa harus paham alasan dibalik argumen

tersebut, mampu mengenali dan mengkritisi perbedaan alasan, dan mampu

memahami logika dalam membuat keputusan.46

Debat memiliki karakter pembinaan yang tinggi, sebab lewat debat orang

dilatih dan dibina untuk menyiapkan bahan diskusi secara teliti, berpikir rasional

dan tajam, merumuskan pikiran secara teliti dan tepat sasaran,

mempertenggangkan pendengar yang akan ditarik untuk menerima kebijakan

kelompok. Dalam debat juga terbina untuk mengangkat suara pada saat yang

tepat.47

Metode debat memiliki manfaat untuk merangsang penelitian terhadap topik

kontroversial, menyimak dan mencari tahu sisi positif dan negatif dari suatu isu,

belajar berpikir sistematis dan analitis, melatih siswa mengemukakan pendapat,

melatih siswa memahami alur pikir orang lain yang berseberangan dengannya,

melatih siswa menumbuhkan ide atau gagasan baru dari hasil kajian dan belajar

mengkomunikasikan hasil pemikiran kepada orang lain.48

Proses debat layak dipertimbangkan oleh pendidik sebagai alat yang

berharga untuk pembelajaran pengalaman. Tumposky menyarankan bahwa debat

memupuk keterampilan berpikir kritis siswa dan kesadaran berpikir, dan

memfasilitasi alasan dan kemampuan untuk berbagi sudut pandang dengan orang

lain sambil mempelajari konten tertentu. Debat juga memungkinkan siswa untuk

secara pasti melampaui "hafalan fakta, teori, dan teknik," dan memberikan

45

P Ratu Ile Tokan, Sumber Kecerdasan Manusia (Human Quotient Resource), (Jakarta: PT

Grasindo, 2016), hlm. 77. 46

Alfred Snider, Maxwell Schnurer, Op.Cit., hlm. 26-27 47

P. Dori Wuwur Hendrikus, Op.Cit., hlm.128 48

Dawn Hall, Loc.Cit.

Page 36: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

20

kesempatan untuk menerapkan pengetahuan melalui bermain peran sambil

menunjukkan ide, nilai, dan sikap mereka. Dalam persiapan untuk debat, siswa

harus benar-benar memeriksa dan meneliti masalah menggunakan alasan, logika,

dan analisis untuk merumuskan pendapat. Siswa kemudian harus terlibat dalam

kerja tim yang konstruktif untuk menyatukan pendapat mereka.49

Metode debat merupakan metode yang tepat dalam meningkatkan hasil

belajar dan komunikasi lisan karena prosesnya yang menitikberatkan pada sisi pro

dan kontra. Perbedaan tersebut menjadikan peserta didik mencari argumen yang

tepat dan menyampaikannya dengan tujuan untuk meyakinkan pihak lawan.

2. Kemampuan Komunikasi Lisan

Tiap manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang berbeda.

Kemampuan tersebut memiliki bermacam-macam segi; di antaranya kemampuan

mekanik, matematik, bahasa, musik dan seni. Di samping itu, kemampuan untuk

bergerak dengan orang lain, serta kemampuan untuk menghadapi sesuatu. Juga

ada kemampuan jasmani dengan berbagai seginya mulai dari kekuatan, kecepatan,

keserasian, dan pelaksanaan. Masing-masingnya itu berbeda menurut perbedaan

anggota, kemampuan kodrati, latihan dan sebagainya.50

Sifat-sifat yang ditampilkan dalam berkomunikasi dalam sifat suatu individu

adalah sebagai berikut. Sifat Individu. Suatu sifat adalah karakteristik individu

yang dapat dibedakan dengan individu lainnya. Sifat menunjukkan pola atau cara

yang relatif tidak banyak berubah (konsisten) mengenai bagaimana seseorang

berpikir, merasakan dan bertingkah laku dalam berbagai situasi yang dihadapinya.

Sifat sering digunakan untuk memprediksi tingkah laku. Dalam hal ini, tingkah

laku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara sifat yang dimilikinya dengan

faktor situasional yang ada pada saat itu. Bagaimana cara seseorang

berkomunikasi pada saat tertentu bergantung pada sifat yang dimilikinya sebagai

individu serta situasi yang tengah dihadapinya. Terdapat tiga kategori sifat

49

Michele Darby, “Debate: A Teaching-Learning Strategy for Developing Competence in

Communication and Critical Thinking”, Journal of Dental Hygiene, vol.81 50

Attia Mahmud Hana, Anda dan Kemampuan Anda, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 15

Page 37: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

21

komunikator yang paling menarik dan paling sering dibahas dalam literature

komunikasi yaitu: sifat mementingkan diri sendiri, sifat berdebat, dan sifat cemas

Sifat mementingkan diri sendiri. Dalam literatur psikologi terdapat istilah

conversational narcissism untuk menggambarkan sifat komunikator yang

cenderung mementingkan diri sendiri. Komunikator dengan sifat ini cenderung

untuk menonjolkan dirinya sebagai pihak yang paling penting. Ia cenderung untuk

mengontrol arah percakapan dan cenderung tidak sensitif atau tidak responsif

terhadap kepentingan pihak lain.

Sifat berdebat. Komunikator memiliki sifat suka berdebat

(argumentativeness) jika ia memiliki kecenderungan untuk suka melibatkan dalam

percakapan yang membahas topik kontroversial. Komunikator dengan sifat ini

cenderung bersifat tegas dalam mengemukakan pandangannya terhadap suatu hal.

Ia akan menyatakan dukungannya terhadap pandangan yang dianggapnya benar

dan sebaliknya ia akan mengkritik pandangan yang tidak sesuai. Dominick Infante

melakukan penelitian mengenai sifat komunikator yang argumentatif ini.

Menurutnya sifat komunikator yang argumentatif memberikan kontribusi positif

karena sifat ini dapat mendorong komunikator dan lawan bicaranya untuk saling

belajar, membantu melihat pandangan pihak lain, meningkatkan kredibilitas serta

memperbaiki kemampuan berkomunikasi. Komunikator yang argumentatif

cenderung memiliki sikap percaya diri dan tegas. Namun demikian, tidak semua

orang yang percaya diri memiliki sifat argumentatif. Dengan kata lain, orang perlu

memiliki percaya diri untuk dapat mengemukakan pandangannya, namun

demikian, sangatlah mungkin orang tetap memiliki percaya diri tanpa harus

mengemukakan pandangannya sendiri.

Sifat Cemas. Sebagian orang pernah merasa gugup atau cemas ketika

berkomunikasi.51

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aktivitas

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia

51

Morissan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm.8

Page 38: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

22

sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia berhubungan dengan orang lain.

Lewat komunikasi, manusia berhubungan satu sama lain dengan berbagai

tujuan.52

Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti

“dengan” dan “bersama dengan”, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti “satu”.

Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa inggris

menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,

pergaulan, dan hubungan. Dari kata communio dibuat kata kerja communicare

yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada

seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang,

memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,

berhubungan, berteman. Dari kata tersebut, diserap dalam bahasa Indonesia

menjadi komunikasi. Secara harfiah, komunikasi berarti pemberitahuan,

pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.53

Komunikasi merupakan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang

atau simbol yang dimaksud adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk

sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. Lambang meliputi pesan

verbal, perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama.

Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan

perkembangan bahasa dan memfasilitasi hubungan antar manusia dan objek

lainnya.54

Komunikasi meliputi segala bentuk komunikasi yang dilakukan melalui

lisan, tertulis, dan non verbal. Komunikasi merupakan proses ketika sumber dan

penerima berinteraksi dan bertukar ide, pengetahuan, pengalaman, dan perasaan

yang ditukarkan melalui saluran yang tepat.55

52

Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011,

hlm.15 53

Ibid, hlm.18. 54

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), hlm. 92 55

Alo Liliweri, Komunikasi Antar Personal, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2015),

hlm.3

Page 39: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

23

Komunikasi juga merupakan suatu konsep yang multimakna. Makna-makna

tersebut meliputi komunikasi sebagai proses sosial, peristiwa, ilmu, dan

keterampilan. Sebagai proses sosial, komunikasi didefinisikan sebagai

pengalaman. Setiap manusia melakukan komunikasi dalam berbagai pengalaman

sampai batas tertentu. Sebagai peristiwa, komunikasi merupakan suatu gejala

yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Peristiwa

komunikasi diklasifikasikan menjadi komunikasi massa dengan komunikasi tatap

muka; komunikasi verbal dan nonverbal; komunikasi bermedia dan nonmedia;

dan lain lain. Sebagai ilmu, komunikasi dapat menimbulkan hasil pemikiran yang

memberikan suatu manfaat atau kegunaan. Sebagai keterampilan, komunikasi

merupakan kecakapan yang digunakan individu dalam melakukan profesi

komunikasi.56

Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi dapat diartikan suatu proses

antara suatu makhluk dengan makhluk lainnya melalui berbagai cara seperti lisan

dan tertulis untuk mencapai tujuan tertentu. Pesan yang dikirim oleh sumber

kepada penerima merupakan lambang yang disepakati bersama.

b. Tujuan Komunikasi

Barbara O‟Keele mengajukan dua pendekatan mengenai teori produksi

pesan yang disebutnya dengan model „pilihan strategi‟ (strategy choice) dan

„desain pesan‟ (message design). Model pilihan strategi melihat bagaimana

komunikator memilih di antara berbagai strategi pesan untuk mencapai suatu

tujuan, sedangkan model desain pesan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang paling

umum adalah komunikasi sebagai upaya agar orang lain mematuhi apa yang

diinginkan pengirim pesan. Mendapatkan kepatuhan (gaining compliance) adalah

upaya yang dilakukan agar orang lain melakukan apa yang pengirim pesan ingin

mereka lakukan atau agar mereka menghentikan pekerjaan yang tidak disukai. 57

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi

yang tidak disengaja hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan. Meski

56

Ngainun Naim, Op.Cit., hlm. 23 57

Morissan, Op.Cit., hlm.48

Page 40: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

24

sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku

kita ditafsirkan secara sepihak oleh orang lain. Suatu individu tidak bisa

mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan

perilakunya.58

Komunikasi antar manusia bertujuan untuk mengirimkan informasi,

menyatakan perasaan, memengaruhi, menghibur, mendidik, dan mempertemukan

harapan-harapan sosial. Dalam komunikasi selalu ada orang yang menjadi

pengirim pesan dan ada yang menjadi penerima pesan. Semua keinginan dan

kebutuhan pengirim akan diinformasikan kepada penerima agar dia mengetahui.59

c. Kekuatan Argumen

Seseorang yang berpikir secara objektif atau tidak, akan sangat dipengaruhi

pada pandangannya terhadap kekuatan argumen yang diterimanya. Mereka

mendefinisikan argumen kuat sebagai “argumene that generates favorable

thoughts when it’s heard and scrutinized” yang artinya argumen yang

menghasilkan pemikiran yang menyenangkan ketika didengar dan ditelaah.

Dalam hal ini, telaah atau elaborasi terhadap argumen kuat biasanya akan

menghasilkan perubahan pandangan pada diri orang yang bersangkutan. Argumen

yang disertai dengan fakta-fakta kuat dan relevan merupakan bentuk argumen

kuat dan meyakinkan. Walaupun argumen tersebut dinilai tidak menyenangkan

dan bertentangan dengan pandangan yang sudah dimiliki sebelumnya namun

argumen kuat dapat menghasilkan perubahan pandangan.60

B. Materi Evolusi

Materi evolusi digunakan dalam penelitian ini karena terdapat perbedaan

teori-teori dari ilmuwan terdahulu mengenai perubahan bentuk makhluk hidup.

Pebedaan teori ini menghasilkan beberapa hal yang bisa diperdebatkan sesuai

dengan fakta-fakta evolusi yang mendukungnya. Hasil dari perdebatan ini

memungkinkan peserta didik mencari bukti-bukti dari berbagai sumber selain

58

Deddy Mulyana, Op.Cit., hlm. 111 59

Alo Liliweri, Op.Cit., hlm. 77 60

Morissan, Op.Cit., hlm.41

Page 41: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

25

buku siswa di sekolah, sehingga teori-teori evolusi yang sudah ada dapat dipahami

dengan baik.

Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam materi ini mencakup

pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi pengetahuannya adalah mampu

menganalisis teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan baru mengenai

pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi literatur. Kompetensi

keterampilannya adalah mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai

pandangan mengenai evolusi makhluk hidup dan menciptakan gagasan baru

tentang kemungkinan-kemungkinan teori evolusi berdasarkan pemahaman yang

dimilikinya.

Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya gulungan atau lapisan.

Pemahaman terhadap evolusi secara singkat yaitu suatu unit yang berubah dalam

jangka waktu tertentu. Evolusi adalah perubahan-perubahan dalam frekuensi gen

suatu populasi dalam jangka waktu tertentu. Melalui seleksi alam, evolusi

diartikan sebagai proses dengan mutasi genetik yang meningkatkan reproduksi

menjadi ada, menjadi tetap, atau makin banyak dijumpai pada generasi

selanjutnya. Terdapat tiga syarat yang harus terpenuhi agar terjadi seleksi alam,

yaitu: Ada variasi terwariskan pada organisme dalam populasi tersebut;

Organisme menghasilkan lebih banyak anak, namun sedikit sekali yang dapat

bertahan hidup; Keturunan dari suatu spesies memiliki kemampuan bertahan

hidup dan reproduksi yang bervariasi.61

Evolusi merupakan suatu frasa yang digunakan oleh Darwin dalam

mengajukan gagasan bahwa banyak spesies di bumi yang merupakan keuturunan

dari spesies nenek moyang yang berbeda dari spesies yang ada saat ini. Evolusi

juga dapat didefinisikan secara sempit sebagai perubahan komposisi genetik suatu

populasi dari generasi ke generasi. Baik didefinisikan secara luas dan sempit, kita

dapat memandang evolusi dalam dua cara yang berkaitan namun berbeda: sebagai

suatu pola dan sebagai suatu proses. Pola dari perubahan evolusioner

diungkapkan oleh data dari berbagai disiplin sains, termasuk biologi, geologi,

61

Munif Said Hassan, dkk., Pengantar Biologi Evolusi, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm.10

Page 42: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

26

fisika, dan kimia. Data-data ini adalah fakta-hasil pengamatan alam. Proses dari

evolusi terdiri atas berbagai mekanisme yang menghasilkan pola perubahan yang

teramati. Mekanisme-mekanisme tersebut mencerminkan sebab-sebab alamiah

dari fenomena alam yang kita amati.62

Evolusi menghasilkan spesies baru melalui pemisahan populasi moyang

menghasilkan kelompok baru yang tak dapat atau tak akan kawin dengan

sesamanya lagi dalam waktu lama. Hasil evolusi ini dibagi menjadi makroevolusi

dan mikroevolusi. Makroevolusi adalah evolusi yang terjadi di atas tingkat spesies

seperti misalnya kepunahan dan spesiasi. Sedangkan mikroevolusi adalah

perubahan evolusi yang lebih kecil, misalnya adaptasi.63

Kepunahan adalah hilangnya seluruh spesies. Kepunahan bisa terjadi karena

spesies secara teratur muncul melalui spesiasi dan hilang melalui kepunahan.

Hampir semua spesies hewan dan tumbuhan yang pernah hidup di bumi sudah

punah, masa kepunahan dinosaurus mungkin yang paling dikenal. Kepunahan-

kepunahan ini telah berlangsung terus sepanjang sejarah kehidupan, walau lajunya

meningkat tajam karena sesekali terjadi kepunahan massal. Aktivitas manusia

sekarang menjadi penyebab utama kepunahan yang berjalan terus, dan pemanasan

global akan mempercepatnya di masa mendatang.64

Spesiasi dapat terjadi dengan dua cara utama, bergantung pada bagaimana

aliran gen terputus di antara populasi dari spesies yang sudah ada sebelumnya.

Ada empat mekanisme spesiasi yang sering terjadi pada hewan, yakni: (1)

Spesiasi alopatrik, terjadi ketika satu populasi terbagi menjadi sejumlah

subpopulasi yang terisolasi secara geografis.65

(2) Spesiasi peripatrik, terjadi bila

populasi-populasi kecil organisme menjadi terisolasi pada lingkungan baru. (3)

Spesiasi parapatrik, mirip dengan spesiasi perpatrik yakni jumlah populasi yang

masuk ke habitat baru sangat kecil, namun tak ada pemisahan secara fisik antara

dua populasi ini. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum,

62

Neil A Campbell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Dari Biology Eight Edition oleh

Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm.5 63

Munif Said Hassan, dkk., Op.Cit., hlm.15 64

Ibid., hlm.20 65

Neil A Campbell, Op.Cit.,, hlm.49

Page 43: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

27

yang berevolusi sehingga resisten terhadap tingginya kadar logam dalam tanah. (4)

Spesiasi simpatrik, spesies bercabang tanpa isolasi geografi atau perubahan

habitat. Umumnya spesiasi ini pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetik

dan juga sekaligus non-acak, agar isolasi reproduksi dapat dihasilkan dalam

proses evolusinya.66

Adaptasi merupakan proses yang membuat organisme makin cocok dengan

habitatnya. Istilah adaptasi juga dapat menunjuk sifat yang penting bagi ketahanan

hidup organisme. Dengan menggunakan istilah adaptasi bagi proses evolusi dan

sifat-sifat adaptif bagian tubuh atau fungsi.

Gambar 2. 1 Skeleton Paus Baleen

Gambar tersebut menunjukkan bahwa skeleton paus baleen, a dan b adalah

tulang sirip yang diadaptasi dari tulang kaki depan. Sedangkan c menunjukkan

sisa tulang kaki, menggambarkan adanya adaptasi dari darat ke laut. Selama

adaptasi, beberapa struktur bisa kehilangan fungsi aslinya dan menjadi struktur

sisa. Struktur semacam ini bisa hanya memiliki fungsi yang tidak signifikan atau

bahkan tak berfungsi sama sekali pada spesies baru ini, namun memiliki fungsi

yang signifikan pada spesies moyang.67

Perkembangan makhluk hidup dari asal yang sederhana menjadi makhluk

hidup yang kompleks dapat diketahui dari penemuan fosil. Fosil merupakan sisa-

sisa makhluk yang pernah hidup pada masa lampau dan telah membatu.

Berdasarkan penemuan fosil, dapat diketahui adanya makhluk hidup pada masa

itu dan membantu merekonstruksi kehidupan di masa lalu. Namun penemuan fosil

tidak pernah utuh dan tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang utuh

66

Munif Said Hasan, Op.Cit., hlm.22 67

Ibid., hlm.17

Page 44: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

28

sehingga fosil dikatakan lemah sebagai bukti evolusi.68

Sebagai contoh adalah

fosil-fosil kuda yang menunjukkan bahwa kuda mengalami tahapan perubahan-

perubahan dalam jangka waktu yang relatif lama dari kuda Hyracotherium yang

memiliki ukuran tubuh seperti ukuran tubuh kucing menjadi kuda Equus yang

ukuran tubuhnya seperti kuda sekarang. Kecenderungan utama yang tampak pada

perkembangan kuda terhadap kondisi lingkungan yang berubah dapat diringkas

sebagai berikut: Meningkat ukurannya (dari 0,4 m menjadi 1,5 m), pemanjangan

anggota tubuh dan kaki, berkurangnya jari kaki lateral, peningkatan panjang dan

ketebalan jari ketiga, meningkatnya lebar taring, pergantian premolar dengan

molar dan meningkatnya panjang gigi. 69

Contoh fosil kuda dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 2.2 Evolusi Kuda

Hasil evolusi selain fosil hewan juga terdapat fosil manusia. Pandangan

umum di antara para ilmuwan mengenai asal-usul manusia dengan anatomi

68

Wigati Hadi O, Biologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2015), hlm.213 69

Munif Said Hasan, Op.Cit., hlm.88

Page 45: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

29

modern adalah sebuah hipotesis bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Teori

ini menyatakan bahwa Homo sapiens muncul di Afrika dan berimigrasi keluar

dari benua ini sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan

populasi Homo erectus di Asia dan Neanderthal di Eropa. Sebaliknya, ilmuwan

multiregional menyatakan bahwa Homo sapiens berevolusi secara terpisah secara

geografis namun populasi saling kawin bersumber dari migrasi Homo erectus

keluar dari Afrika sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Bukti menunjukkan bahwa

genom Neanderthal berkontribusi sekitar 4% hereditas non-Afrika. Carolus

Linnaeus dan ilmuwan lain pada masa itu menganggap kera besar sebagai kerabat

terdekat manusia berdasarkan kemiripan morfologi dan anatominya.

Kemungkinan menghubungkan manusia dengan jenis kera pertama setelah 1859

dengan publikasi Charles Darwin melalui bukunya yang berjudul On the Origin of

Species, dimana ia menjelaskan gagasan evolusi bahwa spesies baru berasal dari

spesies yang ada sebelumnya.70

1. Teori Evolusi

Ilmuwan-ilmuwan terdahulu mencetuskan teori asal-usul kehidupan.

Beberapa teori berikut yaitu: teori abiogenesis, teori generatio spontanea, dan teori

biogenesis. Teori-teori tersebut lahir dari beberapa eksperimen ilmuwan terdahulu,

salah satunya adalah percobaan leher angsa Louis Pasteur yang dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 2.3 Percobaan Louis Pasteur

Kedua labu diisi air kaldu kemudian dipanaskan. Labu pertama dipecahkan

lehernya sedangkan labu kedua tidak. Air kaldu pada labu pertama keruh. Hasil

70

Ibid., hlm.126

Page 46: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

30

dari eksperimen tersebut adalah bahwa organisme yang ada dalam air kaldu bukan

berasal dari kaldu yang steril, melainkan dari makhluk hidup yang ada di udara.

Hasil tersebut berhasil menumbangkan teori abiogenesis dimana makhluk hidup

berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan teori biogenesis.71

Teori-teori tentang evolusi makhluk hidup adalah sebagai berikut : Teori

Evolusi Jean Baptiste Lamarck; Lamarck pada tahun 1809 mencoba menjelaskan

evolusi dengan teorinya tentang bagian tubuh yang sering digunakan menjadi

lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi lemah. Ia

berpendapat bahwa suatu organisme dapat meneruskan modifikasi-modifikasi

karakteristik pada keturunannya. Teori Evolusi Charles Darwin; proses-proses

serupa yang lambat dan sangat kecil mungkin dapat mengakibatkan perubahan

biologis. Misalnya, memerlukan waktu yang lama sekali bagi sebuah sungai untuk

mengikis negara melalui erosi.72

2. Bukti-Bukti Adanya Evolusi

Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada, yaitu : Bukti dari

paleontologi; Paleontologi adalah ilmu yang memepelajari tentang fosil. Kita

dapat mendefenisikan fosil sebagai setiap macam sisa organisme yang hidup

dalam geologi yang lampau. Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu

organisme setelah mati dapat diawetkan. Misalnya bangkai (karkas) mamot yang

beku, kadang-kadang di temukan ditemukan di Siberia. Meskipun telah membeku

selama 40.000 tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi

biokimia.73

Bukti dari anatomi perbandingan; Organ disebut homolog apabila

mempunyai struktur dasar yang sama, hubungan yang sama pula dengan organ

lainnya, dan (ternyata pula) mempunyai tipe perkembangan embrionik yang sama.

Suatu kelompok organ homolog yang patut mendapat perhatian khusus karena

memberikan bukti adanya evolusi ialah organ-organ homolog yang pada beberapa

71

Tati Syamsudin, Lilis Setiasih, Biologi untuk SMA Kelas XII, (Jakarta: Gramedia, 2017),

hlm. 183 72

Neil A Campbell, et al, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Dari Biology Eight Edition

oleh Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 6 73

John W Kimball, Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Terj. Dari Biology Fifth Edition oleh Siti

Soetarmi S dan Nawangsari Sugiri, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1983), hlm. 760

Page 47: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

31

spesies tidak jelas fungsinya. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan

kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.

Bukti dari embriologi; Perkembangan embrio semua vertebrata

memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu

terjadi pembelahan mortogenesis dan tahap diferensiasi awal. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama

vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang. Bukti dari

biokimia perbandingan; Pada kenyataannya, persamaan biokimia organisme hidup

adalah salah satu ciri yang mencolok dari kehidupan. Bila membandingkan

makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung teori evolusi.

Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada

dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia

lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing

atau cacing tanah. Bukti dari struktur kromosom; Perbedaan-perbedaan yang

memisahkan satu spesies dari lainnya adalah dalam analisis terakhir, yaitu

genetika. Semakin dekat hubungan dua spesies, berdasarkan kriteria-kriteria

seperti organ-organ homolog, semakin mirip kariotipenya.74

3. Pandangan Baru Teori Evolusi

Seorang ilmuwan Turki bernama Adnan Oktar menganalisis informasi teori-

teori ilmuwan terdahulu terutama teori Darwin. Teori yang dikemukakan oleh

ilmuwan ini disebut teori Harun Yahya. Pendapatnya tentang teori Darwin adalah

sebagai berikut; homologi tidak membuktikan bahwa evolusi terjadi; kemiripan

DNA tidak dapat dijadikan bukti hubungan evolusi; eksperimen Miller tidak

konsisten; mutasi tidak dapat dijadikan bukti evolusi; dan masih banyak bukti,

fenomena, dan hukum ilmiah yang tidak mendukung teori evolusi.75

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang menjadi acuan dalam pengambilan judul pembelajaran

dengan metode debat adalah penelitian tentang “Penerapan Metode Debat aktif

Berbasis Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PPKn Kelas

74

Ibid., hlm. 770 75

Tati Syamsudin, Lilis Setiasih, Op.Cit., hlm. 185

Page 48: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

32

VIII di SMP 23 N Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan metode debat memiliki

selisih rata-rata yang cukup signifikan dari pretest dan posttest nya yaitu 24,26

dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya memiliki selisih rata-rata 10.76

Penelitian berjudul “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Student Debate

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Kelas VII MTs Negeri Model

Makassar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas pembelajaran student

debate membuat nilai gain setiap peserta didik berada dalam kategori tinggi dan

sangat tinggi.77

Joyce A. Shaw melakukan penelitian mengenai metode debat dalam konsep

virus. Kegiatan debat itu diuji selama empat semester oleh instruktur yang sama

dalam empat pengantar mikrobiologi dalam kelas yang berisi 26-30 siswa. Topik

perdebatan bervariasi, tapi semua empat kelas melakukan perdebatan tentang

virus, rekayasa genetika, senyawa antibakteri dalam produk rumah tangga, dan

penggunaan imunisasi anak usia dini. Data dikumpulkan untuk perdebatan ini dari

total 97 siswa. Penelitian tersebut menunjukkan 97-100% peserta debat yang

setuju bahwa metode debat meningkatkan pemahaman mereka mengenai topik

yang dituju ketercapaiannya.78

Penelitian berjudul “Penerapan Metode Active Debate Pada Mata

Pelajaran Sosiologi Materi Konflik, Kekerasan dan Upaya Penyelesaiannya

Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas XI di SMAN 1

Glagah Banyuwangi”. Perlakuan kelas eksperimen dengan metode active debate

dan kelas kontrol dengan pembelajaran diskusi. Perolehan rata-rata untuk kelas

76

Deni Kristiyanto, Sugiaryo, Penerapan Metode Debat Aktif Berbasis Pendidikan Karakter

dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PPKn Kelas VIII di SMP N 23 Surakarta Tahun Pelajaran

2016/2017 77

Muh Ali Akbar, Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Student Debate Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa Pada Kelas VII MTs Negeri Model Makassar, Makassar: Skripsi UIN

Alauddin Makassar 78

Joyce A. Shaw, “Using Small Group Debates to Actively Engage Students in an Introdutory

Microbiology Course”, dalam Alamat http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.vl3i2.420.

Page 49: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

33

eksperimen 17,13 dan kelas kontrol 9,00 dengan hasil analisis menggunakan uji-t

hingga diperoleh thitung > ttabel yaitu 24,63 > 1,67 untuk kelas eksperimen.79

Penelitian berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Active

Debate Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Suatu

Penelitian Pada Siswa Kelas XI Semester II Pokok Bahasan Lingkungan Hidup di

SMA Negeri I Paguyaman)”. Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa

antara kelas eksperimen menggunakan debat aktif dengan kelas kontrol

menggunakan pembelajaran Think Pair Share. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen mencapai skor rata-rata 60,8 dengan

skor capaian maksimum 91,026 dan skor capaian minimum 60,256 dan persentase

nilai rata-rata 77,95%. Dari 25 siswa terdapat 20 siswa tuntas dan 5 siswa tidak

tuntas. Hasil belajar pada kelas kontrol mencapai skor rata-rata 54,12 dengan skor

capaian maksimum 84,6 dan skor capaian minimum 52,6 dan perentase nilai rata-

rata 69,38%. Dari 25 siswa terdapat 14 siswa tuntas dan 11 siswa tidak tuntas.80

Penelitian berjudul “Debate: Innovative Teaching to Enhance Critical

Thinking and Communication Skills in Healthcare Professionals”. Siswa dalam

penelitian ini berpendapat bahwa metode debat meningkatkan kemampuan

komunikasi, di antaranya adalah mendengar argumen dari dua sisi berbeda,

mempelajari cara baru berkomunikasi terhadap sesama secara profesional,

meningkatkan percaya diri dan baik dalam menjawab pertanyaan di hadapan

khayalak.81

79

Destia Cika Ananta, Rusijono, M.Pd, Loc.Cit. 80

Lismawati K. Abdjul, Muhammad Yusuf, Ahmad Zainuri, “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Active Debate terhadap Hasil Belajar SIswa pada Mata Pelajaran Geografi (Suatu

Penelitian pada Siswa Kelas XI Semester II Pokok Bahasan Lingkungan Hidup di SMA I

Paguyaman)” 81

Dawn Hall, Loc.Cit.

Page 50: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

34

D. Kerangka Pikir

Gambar 2. 3 Kerangka Pikir

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan deskripsi teoretik dan kerangka

pikir yang telah dijelaskan yaitu:

“Terdapat pengaruh metode debat dan komunikasi lisan terhadap hasil belajar

peserta didik pada materi evolusi."

Tujuan Pendidikan di Indonesia

Kurang seimbangnya hard skill

dan soft skill

Hard skill berupa

hasil belajar ranah

kognitif

Soft skill berupa

kemampuan

komunikasi lisan

Metode

Debat

Gaya komunikasi Membangun pengetahuan Kooperatif

Peningkatan hasil belajar dan

kemampuan komunikasi lisan

peserta didik

Memiliki hard skill dan soft skill

yang seimbang

Page 51: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017,

yaitu pada tanggal 31 Januari – 10 Februari 2017. Adapun penelitian dilaksanakan

di kelas XII SMA Negeri 7 Tangerang Selatan yang beralamatkan di Jl. Vila

Melati Mas Blok J No.101, Pondok Jagung, Serpong Utara Kota Tangerang

Selatan, Banten.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

menggunakan data berupa angka dengan berbagai klasifikasi, antara lain

berbentuk nilai rata-rata, median, modus, nilai maksimum dan lainnya. Data

tersebut merupakan bukti yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan

menunjukkan perbedaan, perbandingan, hubungan antara ata yang satu dengan

data yang lain. Pengolahan data dilakukan secara matematis dengan menggunakan

berbagai rumus statistika yangs sesuai dengan sifat dan jenis data.

Metode dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. metode kuasi

eksperimen biasa disebut eksperimen semu, yaitu peneliti tidak memungkinkan

untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan kecuali dari

beberapa variabel-variabel tersebut.1

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest posttest design.2

Rancangan ini mengacu pada desain kuasi eksperimen menurut Sugiyono yang

berbentuk seperti pada Tabel 3.1.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.114 2 Ibid., hlm. 112

Page 52: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

36

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelas Kontrol O1 - O2

Kelas Eksperimen O3 X O4

Keterangan :

X : Perlakuan dengan metode debat

O1 : Hasil belajar peserta didik kelas kontrol sebelum pembelajaran

O2 : Hasil belajar peserta didik kelas kontrol setelah pembelajaran

O3 : Hasil belajar peserta didik kelas eksperimen sebelum pembelajaran

menggunakan metode debat

O4 : Hasil belajar peserta didik kelas eksperimen setelah pembelajaran

menggunakan metode debat

Page 53: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

37

C. Alur Penelitian

Penelitian ini memiliki alur sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Hasil observasi

komunikasi

lisan

Page 54: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

38

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi target pada penelitian ini

adalah siswa/i SMAN 7 Tangerang Selatan pada semester genap tahun pelajaran

2016/2017, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa/i kelas XII SMAN 7

Tangerang Selatan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan

sampel secara acak dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Dikatakan simple karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.3 Pengambilan sampel

hanya berdasarkan jadwal yang bisa diikuti peneliti. Penentuan kelas kontrol dan

kelas eksperimen berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik

menentukan sampel berdasarkan pertimbangan atau tujuan dan nilai guna individu

terhadap penelitian.4

Berdasarkan survei di tempat penelitian, sampel yang

digunakan yaitu 36 peserta didik kelas XII MIA 4 sebagai kelas kontrol dan 36

orang peserta didik kelas XII MIA 5 sebagai kelas eksperimen.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui tes dan nontes. Tes berupa tes objektif pilihan ganda.

Untuk hasil belajar diperoleh dari tes pilihan ganda. Untuk komunikasi lisan

diperoleh dari kelompok materi debat. Adapun urutan pengumpulan data

dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar awal (pretest) tentang materi evolusi

dan diskusi materi debat di kedua kelas, dan juga pemberian tes hasil belajar awal

(posttest) tentang materi evolusi dan diskusi materi debat di kedua kelas tersebut.

Sedangkan nontes menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan lembas

3 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 120

4 Fajri Ismail, Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018), hlm.46

Page 55: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

39

observasi. Lembar Kerja Peserta Didik digunakan untuk mengetahui pemahaman

dan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan materi yang didapatkan.

Sedangkan lembar observasi digunakan untuk menilai aktivitas peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

Pretest (pengetahuan

awal) Peserta didik Tes objektif

Penilaian pada proses

pemberian perlakuan Peserta didik Lembar Kerja Siswa

Penilaian aktivitas

peserta didik selama

proses pembelajaran

Peserta didik Lembar observasi

Posttest (pengetahuan

akhir) Peserta didik Tes objektif

Penilaian Komunikasi

Lisan Peserta Didik Instrumen non tes

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Hasil Belajar

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen ranah

kognitif menggunakan metode tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 57

soal dengan 5 pilihan. Tes objektif ini disusun berdasarkan kompetensi dasar 3.9

Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan baru

mengenai pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi literatur.

Penyusunan tes pilihan ganda mengacu pada aspek kognitif dan pengetahuan

taksonomi Bloom. Aspek kognitif Bloom mencakup jenjang pengetahuan/C1,

pemahaman/C2, aplikasi/C3, analisis/C4, evaluasi/C5 dan mencipta/C6.

2. Instrumen Komunikasi Lisan

Instrumen untuk penilaian komunikasi lisan menggunakan indikator

komunikasi lisan dari pendapat TNT Magazine, Suzana, Leni Bunawan, Jacob

dan Djumhur dalam penelitian yang dilakukan Destia dan Prof. Dr. Rusijono,

M.Pd. yang telah dikaji, yaitu memberikan pendapat, mengajukan pertanyaan,

Page 56: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

40

menghargai pendapat orang lain, berargumentasi, penguasaan topik dan

menggunakan kalimat lisan secara formal.5

Tes dilakukan kepada kedua kelas. Untuk mengetahui nilai dari tes yang

dilakukan, peserta didik mendapat skor yang dijadikan sebagai bahan analisis.

Skala penskoran yang digunakan dalam menilai hasil tes ini adalah skala 1 – 3.

Skor 3 dinilai baik, skor 2 dinilai cukup, skor 1 dinilai kurang. Skor akhir masing-

masing peserta didik dalam skala 1 – 100. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah dalam proses analisis. Berikut kategori dari masing-masing

indikator.

5 Destia Cika Ananta, Rusijono, Op.Cit., hlm.6.

Page 57: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

41

Tabel 3.3 Indikator Penilaian Komunikasi Lisan

No Kategori Indikator Skor

1 Memberikan pendapat

Siswa tidak memberikan pendapat 1

Siswa memberikan pendapat tanpa disertai

dengan alasan yang mendukung 2

Siswa memberikan pendapat disertai dengan

alasan yang mendukung pendapat tersebut 3

2 Mengajukan

pertanyaan

Siswa tidak mengajukan pertanyaan 1

Siswa mengajukan pertanyaan yang tidak

terkait dengan topik yang sedang didebatkan 2

Siswa mengajukan pertanyaan terkait topik

yang sedang didebatkan 3

3 Menghargai pendapat

orang lain

Siswa tidak memberi kesempatan kepada

orang lain berbicara 1

Siswa memberi kesempatan kepada orang

lain berbicara dan tidak memberi respon

secara positif

2

Siswa memberi kesempatan kepada orang

lain berbicara dan memberi respon secara

positif

3

4 Kemampuan

berargumentasi

Siswa tidak berargumentasi 1

Siswa berargumentasi dengan tidak disertai

alasan yang rasional 2

Siswa berargumentasi dengan disertai alasan

yang rasional 3

5 Penguasaan topik

Siswa tidak menguasai topik dengan selalu

melihat atau membaca catatan atau buku 1

Siswa kurang menguasai topik dengan

terkadang membaca catatan atau buku 2

Siswa menguasai topik dengan tidak

membaca catatan atau buku 3

6 Menggunakan kalimat

lisan secara formal

Siswa menggunakan kalimat tidak baku

dalam berbicara 1

Siswa terkadang menggunakan kalimat tidak

baku dalam berbicara 2

Siswa menggunakan kalimat baku dalam

berbicara 3

G. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang telah dibuat terlebih dahulu diuji coba kepada responden

lain sebelum digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian harus memenuhi

persyaratan dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

Page 58: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

42

Untuk kalibrasi instrument dalam penelitian ini menggunakan program Anates

Versi 4.0.9.

Penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif pre-test dan post-test,

terdiri dari 57 butir soal pilihan ganda dengan lima pilihan. Skala penilaian

menggunakan skala 100.

1. Uji Validitas Tes

Sebuah tes disebut valid apabila dapat dengan tepat mengukur apa yang

hendak diukur atau dapat memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, serta memiliki

ketelitian yang tinggi atau akurat. Dalam penelitian ini yang diuji validitasnya

adalah validitas isi yaitu apakah instrumen penelitian yang dibuat dapat mewakili

atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti.

Hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan ganda sebanyak 57

soal didapatkan 28 soal yang valid yaitu soal nomor : 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15,

18, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 37, 41, 42, 44, 47, 48, 51, 52, 53, 54 dan 55. Ditambah

2 soal yaitu nomor 17 dan 25 dari penilaian ahli. Hasil uji validitas ini dapat

dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas Tes

Instrumen dikatakan reliabel berarti dapat memberikan hasil yang relatif

sama pada saat dilakukan pengukuran lagi pada objek yang berbeda pada waktu

yang berlainan. Reliabilitas (rely+ability=reliability) bermakna: keterpecayaan,

keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.6Hasil reliabilitas tes yang

didapat sebesar 0,72 termasuk dalam kategori sangat tinggi.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal artinya mengkaji butir-butir soal dari segi

kesukarannya sehingga diperoleh butir-butir soal yang mudah, sedang, dan sukar.

Tingkat kesukaran dapat dilihat melalui kemampuan peserta didik dalam

6Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama, Op.Cit., hlm. 105.

Page 59: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

43

menjawab soal tersebut.7 Hasil analisis tingkat kesukaran soal instrumen dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Sangat

mudah 2,5,12 3

Mudah 1,4,28,42 4

Sedang 6,7,9,10,11,14,15,16,18,21,22,23,24,26,27,37,41,44,47,48,

49,52,53,54 24

Sukar 8,13,19,20,30,50,51,55,57 9

Sangat

sukar 3,17,25,29,31,32,33,34,35,36,38,39, 40,43,45,46,56 17

Jumlah 57

Kategori tingkat kesukaran yang paling banyak jumlahnya adalah kategori

sedang. Kategori tersebut pula yang terdapat pada soal valid, dapat dilihat dari

angka yang dibold. Terdapat 2 soal pada kategori sangat sukar yang dipilih oleh

ahli untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan pada jenjang SMA, yaitu nomor 46

dan 56.

4. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang

berkemampuan rendah.8 Hasil anates daya beda soal bisa dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Beda Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Sangat buruk 1,3,19,25,29,30,31,32,33,34,35,36,

38,39,40,43,44,46,49,50,56,57 22

Buruk 2,5,12,13,16,17,23 7

Cukup - -

Baik 4,20,28,51 4

Sangat baik 6,7,8,9,10,11,14,15,18,21,22,24,26,

27,37,41,42,44,47,48,52,53,54,55 24

Jumlah 57

7 Bagiyono, “Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan

Radiografi Tingkat 1”, Widyanuklida, vol.16, No.1, 2017, hlm. 2-3 8 Ibid., hlm. 4

Page 60: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

44

Suatu butir soal dapat dikatakan dalam kategori sangat baik bila peserta

didik yang termasuk dalam kelas atas lebih banyak yang dapat menjawab dengan

benar terhadap butir soal yang bersangkutan, sedangkan peserta didik yang

termasuk dalam kelas bawah lebih banyak yang menjawab salah. Berdasarkan

tabel tersebut, kategori sangat baik mendapatkan jumlah yang paling banyak yaitu

25 dari 57 soal.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data meliputi analisis deskriptif dan uji analisis inferensial

yang di dalamnya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta pengujian

hipotesis statistik.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

uji Liliefors dengan taraf signifikansi α 0,05. Adapun rumus yang digunakan

sebagai berikut.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

Keterangan :

: Harga mutlak terbesar

: Peluang angka baku

: Proposi angka baku

Data pengamatan ditransformasi ke skor baku

dengan menggunakan rumus

, dimana dan s masing-

masing merupakan rata-rata dan standar deviasi sampel. Untuk tiap bilangan baku

ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang

F(zi) = p (z<zi).

Page 61: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

45

Hitung proporsi ekor yang lebih kecil atau sama dengan zi.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka S(zi) = (banyaknya z1, z2 ………zn yang

≤ zi)/n. Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlak. Ambil harga

yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebut harga

terbesar in L0. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, nilai L0 dibandingkan

nilai kritis L yang diambil dari daftar berikut untuk taraf nyata α yang dipilih.9

Kriteria pengujian:

Jika L hitung < L tabel, berarti data berdistribusi normal.

Jika L hitung > L tabel berarti data berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas beberapa bagian

sampel. Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua

ekelompok populasi itu homogen atau heterogen. Yang dimaksud dengan

pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variasi

dua buah distribusi atau lebih. Teknik 1yang digunakan untuk uji homogenitas

pada penelitian ini adalah dengan uji Fisher, pada taraf signifikansi 0,05.

Keterangan:

F : Homogenitas

S12 : Varians terbesar

S22 : Varians terkecil

Adapun langkah-langkahnya adalah membuat hipotesis, bagi data menjadi

kelompok, dari masing-masing kelompok nilai tersebut carilah simpangan

bakunya kemudian tentukan F hitung dengan rumus10

:

db1 (varians terbesar sebagai pembilang) = (n1-1) dan db2 (varians terkecil

sebagai penyebut) = (n2-1) lalu lihatlah hasil dan sesuaikan dengan kriteria

pengujian yaitu jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, berarti populasi tidak

homogen.

9Yulingga Nanda Hanief , Wasis Himawanto, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta:

Deepublisher, 2017), hlm. 69 10

Aeng Muhidin, Statistika Pendidikan, (Banten: Unpam Press, 2012), hlm. 41

Page 62: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

46

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji-t

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara metode

pembelajaran debat dengan hasil belajar peserta didik pada materi evolusi. Uji

hipotesis ini dilakukan dengan melihat perbedaan hasil pretes dan postes peserta

didik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun rumus yang

digunakan sebagai berikut.

dengan √

Keterangan:

: Rerata skor kelompok eksperimen

: Rerata skor kelompok kontrol

n1 : Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : Jumlah anggota sampel kelompok kontrol

: Varians kelompok eksperimen

: Varians kelompok kontrol

S : Nilai varians gabungan11

Kriteria pengujian:

Tolak Ha, jika thitung< ttabel

Terima Ha, jika thitung> ttabel

b. Uji Korelasi Pearson

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungn dua

variabel yang berskala interval atau rasio dimana akan mengembalikan nilai

koefisien korelasi yang nilainya berkisar antara -1, 0, dan 1. Uji korelasi ini untuk

melihat hubungan antara komunikasi lisan peserta didik dengan hasil belajar pada

materi evolusi. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut.

11

Suharyadi, Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Ed.2, (Jakarta:

Salemba Empat, 2009), hlm.128

Page 63: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

47

∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

r : nilai korelasi

∑ : Jumlah skor perkalian variabel X dan Y

∑ : Jumlah skor variabel X

∑ : Jumlah skor variabel Y

∑ : Kuadrat jumlah skor variabel X

∑ : Kuadrat jumlah skor variabel Y

n : Jumlah sampel12

Kriteria pengujian:

Tolak Ha, jika thitung< ttabel

Terima Ha, jika thitung> ttabel

Nilai korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3. 6 Kriteria Korelasi Pearson

Koefisien Kekuatan Hubungan

0,00 Tidak ada hubungan

0,01 – 0,09 Hubungan kurang berarti

0,10 – 0,29 Hubungan lemah

0,30 – 0,49 Hubungan moderat

0,50 – 0,69 Hubungan kuat

0,70 – 0,89 Hubungan sangat kuat

>0,90 Hubungan mendekati sempurna

12

Yusuf Wibisono, Metode Statistik, (Yogyakarta: UGM Press, 2009), h.450

Page 64: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

48

3. Uji N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan

peningkatan pemahaman/penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran

yang dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan

menimbulkan bias penelitian, maka digunakan NormalGain. Peningkatan

pemahaman konsep diperoleh N-Gain.13

Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:

a. g-tinggi : nilai (<g>)>0,7

b. g-sedang : nilai 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3

c. g-rendah : nilai (<g>) < 0,3

I. Hipotesis Statistik

1. Uji-t Metode Debat terhadap Hasil Belajar

Perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µ1≤µ2

Ha : µ1>µ2

Keterangan :

H0: Tidak terdapat pengaruh dari penerapan metode debat terhadap hasil belajar

Biologi peserta didik

Ha: Terdapat pengaruh dari penerapan metode debat terhadap hasil belajar

Biologi peserta didik

µ1: Rata-rata hasil belajar Biologi pada kelas eksperimen

µ2: Rata-rata hasil belajar Biologi pada kelas kontrol

2. Uji t Komunikasi Lisan terhadap Hasil Belajar

Pengujian komunikasi lisan terhadap hasil belajar. Perumusan hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

13

David Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores”, dalam

alamat http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum _on_normalized_gain.pdf., diakses pada

tanggal 17 Januari 2019

Page 65: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

49

H0 : µ1≤µ2

Ha : µ1>µ2

Keterangan :

H0: Tidak terdapat pengaruh komunikasi lisan terhadap hasil belajar peserta didik

Ha: Terdapat pengaruh komunikasi lisan terhadap hasil belajar peserta didik14

14

Yusuf Wibisono, Op.Cit.,, hlm. 451

Page 66: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan

metode debat dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi lisa.

Sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan Indonesia bahwa Hard skill

dalam hal ini adalah hasil belajar dan Soft skill dalam hal ini komunikasi lisan

wajib dimiliki secara seimbang oleh peserta didik. Pada hasil belajar, perhitungan

uji hipotesis menunjukkan perbandingan Thitung > Ttabel yakni 2,08 > 2,03. Hal

tersebut menunjukkan perbedaan bahwa kelas eksperimen memiliki hasil belajar

yang lebih baik dibanding kelas kontrol.

Hasil perhitungan uji hipotesis pada kemampuan komunikasi lisan

menunjukkan perbandingan Thitung > Ttabel yakni 8,19 > 2,03 untuk kelas

eksperimen dan Thitung < Ttabel yakni -2,57 < 2,03 untuk kelas kontrol. Hal tersebut

menunjukkan perbedaan dalam rata-rata kedua kelas dimana kemampuan

komunikasi lisan pada kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol

B. Saran

Penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan

diantaranya yaitu:

1. Penerapan metode debat ini dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tipe

debat yang berbeda dari beberapa negara.

2. Variasikan variabel Y untuk menunjukkan pengaruh dari metode debat,

sebagai contoh dalam berperan aktif, kemampuan membaca dan berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdjul, Lismawati, Muhammad Yusuf, Ahmad Zainuri. “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Active Debate Terhadap Hasil Belajar SIswa

Page 67: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

51

Pada Mata Pelajaran Geografi (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas XI

Semester II Pokok Bahasan Lingkungan Hidup di SMA I Paguyaman)”

Akbar, Muh Ali. Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Student Debate Terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Kelas VII MTs Negeri Model Makassar.

Makassar: Skripsi UIN Alauddin Makassar

Ananta, Destia Cika, Rusijono. “Penerapan Metode Active Debate Pada Mata

Pelajaran Sosiologi Materi Konflik, Kekerasan, dan Upaya Penyelesaiannya

Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas XI Di

SMAN 1 Glagah Banyuwangi” (Surabaya: UNS), hlm.3

Anderson, Krathwol. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran

dan Asesmen, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing:

A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung

Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arung, Fernandes. Improving Student‟s Speaking Skill through Debate Technique.

Journal of English Education, vol.1

Astiti, Kadek Ayu. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Freeley, Austin, David Steinbeg. 2014. Argumentation and Debate. Canada:

Nelson Education.

Bagiyono. 2017. “Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal

Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1”, Widyanuklida, vol.16, No.1.

Campbell, Neil. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Dari Biology Eight Edition

oleh Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Dalyono, M. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darby, Michele. “Debate: A Teaching-Learning Strategy for Developing

Competence in Communication and Critical Thinking”. Journal of Dental

Hygiene, vol.81

Darmawan, I Putu Ayub dan Edy Sujoko. 2017. Revisi Taksonomi Pembelajaran

Benyamin S. Bloom di https://www.researchgate.net/

publication/315348938_REVISI_TAKSONOMI_ PEMBELAJARAN_

BENYAMIN_S_BLOOM, 2017 (diakses pada 28 Desember 2018).

Dimyati, Mudijono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 68: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

52

Fathurrohman, Muhammad. 2017. Belajar dan Pembelajaran Modern.

Yogyakarta: Garudhawaca.

Gunawan, Imam, Anggraini Retno Palupi. 2012. “Taksonomi Bloom-Revisi

Ranah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan

Penilaian”. Electronic Jurnal Premiere Educandum, vol.2, No.2.

Hadi, Wigati. 2015. Biologi, Klaten: PT Intan Pariwara.

Hall, Dawn. “Debate: Innovative Teaching to Enhance Critical Thinking and

Communication Skills in Healthcare Professionals”. The Internet Journal of

Allied Health Sciences and Practice, vol.9

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hana, Attia Mahmud. 1979. Anda dan Kemampuan Anda. Jakarta: Bulan Bintang.

Hanief, Yulingga Nanda dan Wasis Himawanto. 2017. Statistik Pendidikan.

Yogyakarta: Deepublisher.

Hassan, Munif Said. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Erlangga.

Hendrikus, P. Dori Wuwur. Retorika. Yogyakarta: Kanisius.

Ismail, Fajri. 2018. Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Bicara di

https://kbbi.web.id/bicara (diakses pada 12 Maret 2018)

Kimball, John W. Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Terj. Dari Biology Fifth Edition

oleh Siti Soetarmi S dan Nawangsari Sugiri. Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama.

Kristiyanto, Deni, Sugiaryo. Penerapan Metode Debat Aktif Berbasis Pendidikan

Karakter dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PPKn Kelas VIII di SMP N

23 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017

Panjaitan, Regina Lichteria. 2014. Evaluasi Pembelajaran SD Berdasarkan

Kurikulum 2013. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group.

Meltzer, David. “The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Page 69: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

53

Diagnostic Pretest Scores”, di http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum

_on_normalized_gain.pdf., diakses pada tanggal 17 Januari 2019

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Muhidin, Aeng. 2012. Statistika Pendidikan. Banten: Unpam Press.

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Oros, Andrew L. “Let‟s Debate: Active Learning Encourages Student

Participation and Critical Thinking”. Journal of Political Science Education

Shaw, Joyce A. “Using Small Group Debates to Actively Engage Students in an

Introdutory Microbiology Course” di http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.vl3i2.

420.

Silberman, Melvin. 2002. Active Learning. Bandung: Nusamedia.

_______________. 2017. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Nusa Media.

Snider, Alfred dan Maxwell Schnurer. 2002. Many Sides, Debate across The

Curriculum. New York: International Debate Education Association.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Sriwahyuni, I Ayu Ketut, Nyoman Dantes, A.A. Istri Ngurah Marhaeni.

2013. "Pengaruh Implementasi Metode Debat terhadap Keterampilan

Berbicara Bahasa Inggris Ditinjau dari Minat Belajar Kelas XI IPA SMA

Negeri 2 Amlapura". E-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. Vol. 4.

Subiyono, Zainur Rofiq, Awan Hariono. 2018. Hypno NLP dalam Proses Belajar

Mengajar. Yogyakarta: Deepublish.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 70: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

54

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern

Ed.2. Jakarta: Salemba Empat.

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sumar, Warni Tune, Intan Abdul Razak. 2016. Strategi Pembelajaran dalam

Implementasi Kurikulum Berbasis Soft Skill. Yogyakarta: Deepublish.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

_____________. 2017. Psikologi Belajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Syamsudin, Tati, Lilis Setiasih. 2017. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta:

Gramedia.

Tokan, P Ratu Ile. 2016. Sumber Kecerdasan Manusia (Human Quotient

Resource). Jakarta: PT Grasindo.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003

http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf (diakses pada 12 Maret

2018)

Wibisono, Yusuf. 2009. Metode Statistik,. Yogyakarta: UGM Press.

Page 71: PENGARUH METODE DEBAT DAN KOMUNIKASI LISAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45418/1/ASIYAH NUR JANNAH.pdfpenelitian berjumlah 36 orang untuk kedua kelas. Kelas

55