ruang di atas suatu benda langit diisi dengan zat gas ... web viewdari bani israil inilah terlahir...
TRANSCRIPT
ISRA DAN MI’RAJ: SUATU TANTANGAN BAGI IMAN DAN ILMU
MUHAMMAD SOLEH
Prolog
24 April 2017 M. bertepatan 27 Rajab 1438 H.
Dalam beberapa hari ini, aku sedang membaca sebuah buku, 25 Gagasan Besar Sains yang
Mengubah Dunia Kita, karya Robert Matthews, PT. Serambi Ilmu Semesta. Jakarta.
Kali ini, emosiku agak berbeda dari biasanya. Biasanya kalau aku membaca buku, maka
emosiku sangat entusias dan buku itu kubaca tak mau berhenti kalau belum selesai. Ini, kalau
aku sedang membaca novel, seperti buku Ktut Tantri, Revolt in Paradise. Asyik sekali.
Lain lagi, kalau aku sedang membaca buku The Master Chef yang bercerita tentang resep-
resepnya. Emosiku bosan sekali, dan buku itu hanya kubalik-balik saja, dan aku lebih asyik
membayangkan makanan enak yang gambarnya ada disitu.
Kali ini, emosiku gelisah, antara bosan dan tertarik. Bosan, karena aku tak kuat mencerna
gagasan-gagasan besar di buku itu, mulai dari filosofinya, asumsi ilmiahnya, proses
pemikirannya yang penuh dengan matematika ketidakpastian, eksperimennya dan temuannya.
Berat sekali, tetapi hasratku besar sekali ingin tahu apa hasil temuannya. Buku itu dalam
sebulan ini masih tergeletak di meja kerjaku. Sebentar ku baca, sebentar ku lepaskan.
Ingin aku menyelesaikannya, tapi otakku lelah, letih, dan lesu.
27 Rajab, spiritualku tergugah. Aku mensyukuri nikmat iman, yang terasa berbisik lembut.
Beruntunglah engkau, telah dibekali iman sejak kecil. Jika tidak, engkau akan terkagum-
kagum kepada ilmuwan-ilmuwan itu, dan memujinya dan mungkin saja mengkultuskannya.
Dan engkau akan ikut-ikutan menganggap merekalah yang mengubah dunia kita.
Naudzubillah.
A. Pendahuluan
27 Rajab. Hari ini aku membayangkan, betapa lelahnya perasaan Nabi, setelah
keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib diboikot, diasingkan di lembah
Syi’b. Selama 3 tahun masyarakat Quraisy tidak diperkenankan berhubungan
ekonomi dan sosial kepada Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib, dengan tujuan
menundukkan Muhammad, agar berhenti dari menyeru agama barunya. Selepas dari
cobaan itu, istrinya tercinta, Khadijah wafat karena sakit. Beberapa bulan kemudian,
pamanda pelindungnya, Abu Thalib pun wafat. Betapa sedihnya. Allah swt
menyayangi Nabi. Nabi akan dihibur dengan sesuatu yang menakjubkan.
Hari ini aku membayangkan, Nabi sedang berbaring di sisi Ka’bah, dalam keadaan
setengah tertidur. Dan peristiwa itu terjadi. Nabi diperjalankan Allah swt ke Masjidil
Aqsha, dan diluncurkan Allah swt ke Sidratul Muntaha melewati langit yang tujuh.
(Isra dan Mi’raj).
Hari ini, aku membayangkan, betapa beratnya para sahabat Nabi, yang imannya baru
saja mulai tumbuh, mendengar cerita Nabi bahwa beliau semalam pergi ke Palestina
mengunjungi Masjidil-Aqsha. Berat sekali mempercayainya. Antara percaya dan
tidak. Bagi kaum musyrik jelas sekali mereka tidak percaya, malahan mereka tertawa
gembira, menganggap Nabi benar-benar sudah gila. Di lain pihak, ternyata hal itu
tidak berat bagi Abu Bakar r.a, berkat imannya. Beliau berkata: Jika Muhammad
yang menceritakannya, lebih dari itu, aku percaya.
Aku tergugah, ingin mengangkat butir-butir keimanan dan keilmuan dari peristiwa
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. Aku tidak akan mensejajarkan, apalagi
menghubung-hubungkan antara aspek keilmuan dan keimanan itu, karena aku sadari,
kapasitas ilmuku dan imanku sangat tidak memadai untuk itu. Aku hanya sedang
mensyukuri, atas diberi-Nya potensi belajar keilmuan dan potensi menghayati
keimanan. Alhamdulillah.
B. Peristiwa Isra
الرحيم الرحمن الله بسمباركنا الذي األقصى المسجد إلى الحرام المسجد من ليال بعبده أسرى الذي سبحان
البصير السميع هو إنه آياتنا من لنريه حوله
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Israa: 1)
1. Aspek Keimanan
Aspek keimanan dari peristiwa Isra ini, adalah bahwa Allah sendiri yang
menceritakan peristiwa itu dalam firmanNya. Percaya kepada Allah, harus percaya
pada firmanNya. Allah memulai firmanNya dengan ,Mahasuci سبحان yang
menegaskan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa luar biasa yang sulit dicerna oleh
akal manusia, tetapi berpotensi akan meningkatkan keimanan bila membenarkannya.
Memang salah satu tujuan peristiwa ini adalah untuk menguji keimanan.
Kemudian Allah menggunakan kata ,أسرى memperjalankan. Ini menunjukkan
bahwa sama sekali tidak ada campur tangan makhlukNya (baik hasrat maupun usaha
dari Nabi). Kalau Allah sendiri yang memperjalankan, masihkah ada ruang untuk
tidak mempercayainya? Masihkah kita mempertanyakan apanya (ruh saja atau
ruh&jasad Nabi), dan bagaimananya (dengan Buraq, Buraq itu makhluk apa ya).
Tidak sepantasnya kita mempertanyakannya.
Kemudian Allah menggunakan kata ,بعبده hamba-Nya. Ini ungkapan yang paling
mendasar bagi diri Nabi (juga bagi manusia umumnya). Allah tidak menggunakan
kata Muhammad (nama), Nabi (kedudukan), atau rasulNya (fungsi). Ini menegaskan
ke-Maha Kuasa-an Allah, atas siapa yang diperjalankan itu. Hamba yang sama sekali
tidak punya daya dan kekuatan, kecuali dengan kekuatan Allah.
Kemudian dilanjutkan األقصى المسجد إلى الحرام المسجد من .ليال pada suatu
malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha. Ini adalah masalah waktu dan
tempat. Waktu malam sungguh waktu yang sangat kondusif untuk menerima
‘Sentuhan Allah’. Di waktu itu terasa ada kejernihan hati, dan kecerahan cahaya.
Ketika itu, Nabi sedang berbaring setengah tidur di samping Ka’bah, Ia merasa ada
yang membangunkannya (Jibril), lalu membelah dadanya, dan mencuci hatinya
dengan air zam zam. Ketika itu hatinya benar-benar jernih, tidak ada lagi ruang untuk
hawa nafsu. Kemudian beliau diangkat menaiki tunggangan (Buraq), dan
diperjalankanNya. Berangkat dari Masjidil Haram, berhenti di Masjidil Aqsha. Dua
tempat suci, yang bersejarah kenabian (Ibrahim dan Sulaiman). Dua tempat suci
pilihan Allah.
Kemudian dilanjutkan آياتنا من لنريه حوله .باركنا Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Ini adalah maksud perjalanan, yaitu menyaksikan kebesaran Allah swt, yang
menciptakan bumi dan langit. Ini adalah sinyal kepada manusia, sebagai anjuran
untuk mengungkap apa dan bagaimana keadaan bumi dan langit itu. (Galilah ilmu
pengetahuan di alam semesta ini).
Kemudian diakhiri dengan البصير السميع هو Sesungguhnya Dia adalah Maha إنه
Mendengar lagi Maha Melihat. Ini merupakan peringatan bagi manusia, bahwa tidak
ada yang dapat disembunyikan tentang iman kita, hasrat kita, perbuatan kita, ucapan
kita. Sedikit saja kita meragukan kekuasaan Allah, sedikit saja kita berkeinginan akan
apa yang diharamkan Allah, sedikit saja kita berbuat melanggar perintah Allah,
sedikit saja kita berkata mendustakan Allah, tidak ada yang luput dari pengetahuan
Allah. Tetapi Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun, Maha Pemberi, Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Kita dianjurkan istighfar, kalau kita sempat terpeleset sedikit
saja. Pada ketika itu, Allah Maha Mengetahui, siapa sahabat Nabi yang imannya
goyah, yang imannya terlepas, dan yang imannya kokoh. Allah juga mengetahui
betapa sempurnanya iman Abu Bakar r.a.
Selanjutnya diceritakan, di Masjidil Aqsha, beliau dipertemukan dengan semua Nabi-
Nabi terdahulu. Apa tujuan berkumpul ini? Inilah hakikat Isra, yakni hubungan
horisontal, sesama manusia. Di sini, Allah menganjurkan berjamaah, dan isilah
kegiataan berjamaah dengan beribadah dan saling berbagi dalam kehidupan. Jika
berjamaah, harus ada pemimpin. Pemimpin haruslah yang paling dimuliakan Allah.
Yang paling dimuliakan Allah adalah yang paling taqwa. Di sini, Allah mengajarkan
kriteria pemimpin (imam) dan cara-cara memimpin yaitu menjadi teladan dan
bersedia diingatkan kalau terjadi kesalahan. Ketika itu para Nabi sepakat, bahwa yang
menjadi imam adalah Nabi Muhammad saw.
Jadi, peristiwa Isra merupakan tantangan bagi iman kita, untuk meyakini: betapa
mahasuci Allah dari hal yang sia-sia, betapa kuasa Allah memperjalankan hambaNya,
betapa lemah hamba-Nya, betapa indah ciptaan-Nya berupa waktu dan ruang, betapa
teratur hukum-hukum yang berlaku di alam semesta ciptaan-Nya, betapa luas ilmu-
Nya, betapa cermat Allah mendengar dan menyaksikan segala gerak gerik makhluk-
Nya, betapa indah ajaran-Nya untuk hidup berjamaah, menetapkan imam, dan aturan
bagi imam dan makmum, betapa indah petunjuk-Nya tentang cara berterima kasih
kepada-Nya yaitu berdiri, ruku, sujud, dan duduk.
Maukah perjalanan hidup kita diperjalankan Allah? Ada syaratnya: Bersihkan hati
dari syirik (mensekutukan Allah), riya’ (ingin dilihat), sum’ah (ingin didengar), hasad,
iri dan dengki (menyakiti sesama). Jangan tinggalkan shalat, hidup berjamaah,
berdo’a, tawadu’ (merendah), tawakal (memasrahkan diri pada kehendak Allah, tidak
memaksakan kehendak diri). Pastilah perjalanan hidup kita ditemani oleh Allah,
sesuai dengan firmannya:
وأرى أسمع معكما إنني تخافا ال قالAllah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu
berdua, Aku mendengar dan melihat". (QS Thahaa:46)
Sebaliknya janganlah kita seperti yang disinyalir Allah dalam firmannya:
يبصرون ال أعين ولهم بها يفقهون ال قلوب لهم واإلنس الجن من كثيرا لجهنم ذرأنا ولقد
الغافلون هم أولئك أضل هم بل كاألنعام أولئك بها يسمعون ال آذان ولهم بهاDan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-
A’raaf:179)
2. Aspek Keilmuan
Aku mencoba mengidentifikasi aspek keilmuan dari peristiwa Isra. Antara lain:
a. Kesadaran Diri
b. Kehendak Diri
c. Emosi Diri, Kecerdasan Emosi
d. Air yang Menyucikan
e. Dalam Dada ada Hati
f. Waktu dan Ruang.
g. Bumi dan Kehidupan, serta Sejarah Kenabian
h. Kecepatan (Jarak/waktu) dan Teori Kuantum
i. Kepemimpinan
j. Telekomunikasi
k. Horisontal Simbol Sosial
a. Kesadaran Diri
Nabi sedang berbaring di samping Ka’bah, setengah tertidur.
Science telah mengungkap kondisi kesadaran manusia dengan gelombang energi di otak.
Gelombang energi di otak berubah-ubah frekuensinya. Ada 4 kategori sebagai berikut:
Gelombang Alpha (antara 8 – 13.9 Hz).
Gelombang Beta (antara 14 – 30 Hz).
Gelombang Theta (antara 4 – 7.9 Hz).
Gelombang Delta (antara 0,1 – 3,9 Hz).
Pada gelombang Alpha, kesadaran manusia setengah sadar, bebas melintas berbagai pikiran,
tidak terfokus atau terkonsentrasi. Pada kondisi ini, terkadang muncul gagasan cemerlang
akibat berfungsinya kecerdasan kreativitas. Naik ke gelombang Betha, kesadaran itu terfokus
atau terkonsentrasi pada sesuatu, maka berfungsilah kecerdasan intelektual yang
mengandalkan logika. Turun lagi ke Alpha, dan turun terus ke Theta. Pada kondisi ini, terjadi
bawah sadar, hampir lepas dari dunia real. Disini sering muncul intuisi, yakni bisikan-bisikan
hati (ilham). Turun lagi ke gelombang Delta. Inilah kondisi tidur atau tidak sadar. Di atas
Betha, masih ada satu gelombang lagi, yaitu Gamma, 31-100 Hz (kondisinya tegang, stress).
b. Kehendak Diri
Tidak ada campur tangan makhlukNya (baik hasrat maupun usaha dari Nabi)
Science telah mengungkap hakikat ‘kehendak’ (hasrat). Dinamika pemikiran dimulai dengan
pertanyaan: Apakah yang menentukan sifat dan prilaku manusia? Apakah alam atau asuhan
(lingkungan)? Teori pertama, muncul teori tabularasa (John Locke). Manusia terlahir sebagai
kertas putih tabularasa. Asuhan dan lingkunganlah yang akan mewariskan sifat dan prilaku
manusia itu. Perkembangan berikutnya, Murakami, K., (2008), dalam bukunya The Divine
Message of The DNA menyatakan bahwa dalam inti sel manusia ada DNA yang membawa
gen. Gen inilah yang menentukan sifat dan prilaku manusia. Kedua paham ini saling beradu
argumentasi. Pada perkembangan terakhirnya, disimpulkan bahwa gen dan lingkungan,
keduanya mempengaruhi perkembangan sifat dan prilaku manusia. Tetapi gen masih berupa
potensi yang harus dinyalakan (on) atau dimatikan (off). ON-OFF gen berjalan secara alami,
tetapi ada juga yang dapat diatur oleh si pemilik gen itu. Pengaturan ON-OFF yang disengaja,
inilah yang dinamakan kehendak. Pengaturan itu dimulai dari hati, hati memerintahkan otak,
otak mengirimkan zat kimia ke sel-sel yang relevan (bersesuaian). Zat kimia itulah yang
meng”ON”kan atau meng”OFF”kan gen. Kemudian, proses itu dikembalikan lagi ke otak dan
ke hati. Jadilah kehendak tadi menjadi prilaku. Jadi, kehendak tidak mencipta, ia hanya
memilih “Nyalakan atau matikan potensi dari gen yang sudah siap sedia”. Demikian juga
“Nyalakan atau matikan pengaruh lingkungan yang sudah siap sedia”. Jadi, Kehendak
adalah dorongan untuk memilih. Tidak berkehendak artinya membiarkan gen atau pengaruh
lingkungan berjalan secara alami. Demikianlah, Life is choice.
c. Emosi diri dan Kecerdasan Emosi.
Malahan mereka tertawa gembira, menganggap Nabi benar-benar sudah gila.
Para sahabat bingung, kafirin gembira, Abu Bakar tenang dan yakin. Science telah
mengidentifikasi, bahwa komponen jiwa raga manusia terdiri dari raga, akal, emosi dan hati.
Raga berupa fisik. Jiwa merupakan senyawa ruh dengan fisik. Bagian jiwa yang berfungsi
menalar (amati, analisis, simpulkan) adalah akal. Bagian jiwa yang berfungsi merasa
(antipati, simpati, empati) adalah emosi. Bagian jiwa yang menyimpan cahaya ruh (nilai-
nilai) adalah hati.
Emosi ada yang positif, ada yang negatif.
Emosi Positif
Emosi positif dihasilkan dari perasaan yang baik, seperti sukacita, cinta, gembira,
berkelimpahan (merasa cukup), optimis, bangga, nyaman, yakin, kasih sayang.
Emosi negatif
Emosi negatif dihasilkan dari perasaan negatif, seperti kecewa, kesepian, berkekurangan,
pesimis, sedih, bingung, stres, marah, terluka, takut.
Emosi bisa tak terkendali, bisa juga dikendalikan. Kemampuan seseorang mengendalikan
emosi negatif, mengubah dan mengembangkannya menjadi emosi positif, dinamakan
kecerdasan emosi. Istilah lain adalah kecerdasan intra personal. Lebih jauh lagi jika seseorang
sudah mampu mengendalikan emosi negatif, bahkan mengubahnya menjadi emosi positif,
lalu itu diterapkan dalam berhubungan dengan orang lain, maka orang tersebut dikatakan
memiliki kecerdasan inter personal (kecerdasan sosial). Para sahabat tadi mengalami emosi
negatif, kafirin merasakan emosi positif yang keliru, Abu Bakar memiliki kecerdasan intra
personal.
d. Air yang Menyucikan
Ia merasa ada yang membangunkannya (Jibril), lalu membelah dadanya, dan
mencuci hatinya dengan air zam zam
Science telah menyatakan bahwa air zam-zam adalah air yang memiliki kandungan mineral
yang sangat tinggi dan tidak mengandung microba, tidak ada yang menyamainya di seluruh
dunia. Science juga mengungkap bahwa airlah sebagai sumber yang memungkinkan adanya
kehidupan. Molekul air terdiri dari unsur yang paling sederhana yaitu hidrogen yang
bervalensi 1 dan oksigen yang bervalensi 2, sehingga 1 unsur oxigen dapat mengikat 2 unsur
hidrogen. Ini air murni. Air itu kemudian menyerap (melarutkan) berbagai mineral dan
microba. Karena itu ada macam-macam air (dari wujud dan rasanya). Dari kondisinya, air
dikategorikan: ada air najis, ada air musta’mal (tidak bisa dipakai), ada air suci tetapi tidak
menyucikan, dan ada air yang suci dan menyucikan. Islam memfungsikan air sebagai sarana
pertama untuk mensucikan diri, sebelum beribadah shalat yaitu berwudhu, dan mandi junub.
Bahkan manusia yang wafat pun wajib dimandikan dengan air.
Penelitian mutakhir oleh Masaru Emoto,(2005) dalam bukunya The Hidden Messages in
Water, menyatakan bahwa ternyata kristal air memiliki kepekaan dengan nuansa sekitarnya.
Bila air di beri nuansa kebencian seperti marah, mengumpat, dan hal-hal negatif lainnya,
kristal itu akan berubah bentuk menjadi sejelek-jeleknya bentuk (sangat tidak teratur,
sepertinya ia ikut gelisah). Tetapi bila air diberi nuansa syahdu, cinta, puji-pujian, kata-kata
bijak, apalagi ayat-ayat Qur’an, maka kristal air akan membentuk bangun berpola sangat
indah, seolah-olah ia sangat damai dengan nuansa itu. Peneliti hanya menemukan fenomena
ini, tetapi belum dapat menemukan mengapanya.
Dalam kisah-kisah Islam, banyak dijumpai kepatuhan air terhadap perintah Allah. Air laut
merah membelah diri untuk memberi kesempatan bagi pasukan Nabi Musa a.s menyeberangi
lautan. Air sungai di masa Fir’aun tiba-tiba menjadi merah berdarah-darah sebagai pertanda
kemurkaan Allah. 12 mata air memancar dari batu setelah batu itu dipukul oleh Nabi Musa
a.s, untuk keperluan 12 suku umatnya. Air bah membahana untuk menenggelamkan kaum
penentang Nabi Nuh a.s. Mata air memancar dari tanah dekat kaki bayi Ismail, setelah ibunya
berlari-lari dari Sofa ke Marwah dan sebaliknya. Air suci memancar dari jari jemari
Rasulullah, ketika pasukannya kehabisan air di tengah padang pasir.
Ketika Nabi ditanya tentang makhluk Allah yang memiliki kekuatan, Nabi menjawab
‘Gunung’. Ketika ditanya yang lebih kuat, Nabi menjawab ‘Besi’. Ditanya lagi yang lebih
kuat, dijawab ‘Api’. Ditanya lagi yang lebih kuat, Nabi menjawab ‘Air’. Air dapat
memadamkan api, api dapat melelehkan besi, besi dapat menembus gunung, gunung dapat
menghamburkan lahar. Ketika ditanya lagi, siapa yang lebih kuat dari air, Nabi menjawab
‘hati manusia yang hanya takut kepada Allah swt’. Subhanallah. Pantas saja pasukan muslim
dapat meruntuhkan imperium Persia dan Romawi, dan menegakkan syiar Islam tanpa
paksaan dan kekerasan. Bagaimana Sekarang?. Sekarang, hati manusia kurang takut kepada
Tuhan Yang Maha Besar. Mereka lebih takut kepada tuan besar.
e. Dalam Dada ada Hati
lalu membelah dadanya, dan mencuci hatinya
Science telah membeberkan betapa kokohnya kerangka manusia. Otak dilindungi oleh
tulang tempurung kepala. Hati dalam arti heart (jantung) dan paru-paru (lung) serta
hati dalam arti liver dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Pusat syaraf yang
mengantarkan informasi dari indera ke otak, lanjut ke hati, kembali ke otak,
diteruskan ke sel (gen), kembali ke otak, kembali ke hati lagi, dilindungi dalam tulang
belakang. Ternyata, hati adalah raja, otak adalah perdana menteri, indera adalah bala
tentara, syaraf adalah sarana komunikasi (Imam Al Ghazali).
Allah menetapkan hati sebagai tempat kedudukan ruh yang berupa cahaya dalam diri
manusia. Karena itu hati disebut nurani. Disinilah memancar kesucian Ilahi dan
sesekali membisikkan kebaikan-kebaikan bagi manusia itu. Sayangnya, di balik istana
cahaya itu ada gubuk tua tempat tersimpannya hawa nafsu, yang diperlukan untuk
kehidupan di dunia. Tetapi hawa nafsu suka terdorong melewati batas-batas yang
diizinkan. Di rumah tua inilah setan masuk dan mendorong manusia untuk melewati
batasan yang diizinkan itu. Karena itulah Nabi dibelah dadanya, dicuci hatinya. Maka
Nabi bersabda, ‘’Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik maka
baiklah orang itu, bila ia buruk, maka buruklah orang itu”. Pada dasarnya hati itu
baik, tetapi akibat perbuatan dosa karena mengikuti setan, hati menjadi keruh,
kemudian mengeras dan mati suri. Demikianlah, kita dianjurkan mencuci hati dengan
siraman ruhani (pengajian), atau berwudhu walaupun bukan saatnya shalat. Jika
dapat, usahakan raga dan jiwa kita tak pernah lepas dari wudhu. Insya Allah, setan
akan menjauh.
f. Waktu dan Ruang.
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha.
Ini adalah masalah waktu dan Ruang. Waktu dan Ruang adalah ciptaan Allah swt
yang paling mendasar. Kapan diciptakan? Science telah mengungkap dan
menganalisis fenomena alam yang terus menerus meluas dan adanya partikel (bagian
atom yang paling kecil) tertentu yang tersebar meluas. Ilmuwan berkesimpulan bahwa
alam ini terjadi melalui ledakan besar dari sebutir partikel yang memiliki kepadatan
yang sangat tinggi. Ledakan besar (Big Bang) ini diakui sebagai penjelasan yang
sangat logis sampai saat ini, tetapi adanya partikel awal dengan kepadatan sangat
tinggi, masih menjadi misteri besar. Ada yang berpendapat itu sebagai suatu
kebetulan, ada yang berpendapat lain, bahwa ada Sesuatu yang Agung dan
transendent (immaterial) yang menciptakannya.
Begitu terjadi ledakan besar, mulailah waktu berdetak terus menerus melaju tanpa
henti dan tidak ada kemungkinan berbalik. Sementara itu partikel-partikel yang
terhambur itu membangun ruang (space) mencari jalannya yang sudah diprogramkan
oleh Allah swt. Mereka membentuk Nebula-Nebula. Dalam setiap Nebula membentuk
Galaksi-Galaksi. Dalam setiap Galaksi membentuk Tata Bintang. Dalam Tata Bintang
membentuk Planet-Planet. Lalu, Ada planet yang melepaskan Satelit. Dari Nebula
sampai pada Bintang, partikel-partikel itu masih panas membara menghasilkan sinar.
Sedangkan Planet dan Satelit tidak lagi panas dan bersinar. Tetapi ia memantulkan
sinar bintang menjadi cahaya. Planet dan Satelit mencari jalannya yang sudah
ditakdirkan, sehingga mereka menempati posisi yang seimbang dan memiliki
kecepatan yang teratur.
Dengan teraturnya kecepatan memutar mengelilingi bintang, maka sinar bintang
bergantian menyentuh permukaan planet. Sebagian terkena sinar, sebagian lagi tidak
terkena. Terciptalah kondisi siang dan malam. Di Bumi, keteraturan itu diamati bahwa
pada waktu tertentu posisi Bumi mengelilingi matahari kembali ke posisi semula.
Maka kurun waktu ini dijadikan satuan waktu. Satuan itu disebut ‘tahun’. Dalam satu
tahun, ternyata ada 12 keadaan dimana Bulan menempati posisinya semula. Kurun
waktu pada setiap keadaan dijadikan satuan waktu ‘bulan’. Demikian juga, satuan
waktu ‘tahun’ dipilah-pilah dalam kelompok tujuh-tujuh, satu kelompok waktu itu
disebut ‘minggu’, dan setiap anggota dari kelompok tujuh-tujuh itu disebut ‘hari’. 1
hari dipilah-pilah dalam 24 bagian maka setiap bagian dinamakan ‘jam’. 1 jam
dipilah-pilah dalam 60 bagian, maka setiap bagian dinamakan menit. 1 menit dipilah-
pilah dalam 60 bagian, maka setiap bagian dinamakan detik. Ternyata ‘1 detik’
lamanya hampir sama dengan refleksi gerakan tangan kita mengetuk-ngetuk meja.
Coba deh. Subhanallah, Ma syaa Allah.
Pada konsep awalnya, ruang dan waktu itu dianggap sudah stabil, dan tetap. Ternyata
kemudian ditemukan bahwa ruang dan waktu itu terus menerus mengembang dan
melengkung dengan kecepatan berfluktuasi. Akibatnya disimpulkan bahwa waktu
juga tidak stabil, dapat terjadi pelambatan waktu (dilation of time) jika kecepatan
mengembangnya ruang mendekati, menyamai atau melebihi kecepatan cahaya. Inilah
yang disimpulkan Einstein dalam teori relativitas khususnya.
g. Bumi dan Kehidupan, serta Sejarah Kenabian
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Dua tempat suci pilihan Allah. Allah swt yang menciptakan alam semesta. Salah satunya
adalah Bumi yang dikategorikan sebagai sebuah planet dalam sistem tata surya (Matahari).
Allah swt memilih Bumi untuk tempat tinggal khalifahNya yaitu Nabi Adam a.s. Science
telah menyelidiki, ternyata tidak ada planet atau objek langit lainnya yang sangat mendukung
terjadinya kehidupan yang sempurna selain Bumi. Bumi dilingkungi dengan lapisan-lapisan
atmosfir yang aman, dianugerahi dengan oxigen dan unsur gas lainnya, dicukupi deng air dan
unsur cair lainnya, dicukupi dengan logam dan unsur padat lainnya, dihamparkan dataran dan
lautan, dipasak dengan gunung-gunung dan lembah-lembah, dan dimakmurkan dengan
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan mendahului sebelum diciptakannya Adam. Jadi
kehidupan manusia di Bumi benar-benar sudah disiapkan prasarana, sarana dan fasilitasnya.
Dari kondisi Bumi seperti itu, dipilihlah lembah Bakkah sebagai tempat Rumah Allah yang
pertama di Bumi, yaitu Baitul Atiq, cikal bakalnya Ka’bah yang kemudian dilingkungi
dengan Masjidil Haram. Ternyata posisi Ka’bah di kota Mekkah ini, berkedudukan istimewa
dalam peta Bumi.
Ilmuwan telah mengukur jarak Mekkah ke Kutub Utara dan Kutub Selatan. Menakjubkan.
Perbandingan jarak Mekkah−Kutub utara
Mekkah−Kutub selatan = 1,6180
Perbandingan jarak Mekkah−Kutub selatan
kutub selatan−Kutubutara = 1,6180
Bilangan 1,6180... adalah nilai ratio emas (golden ratio), yaitu nilai perbandingan dua besaran
panjang yang harmonis membangkitkan keindahan. Matematika melukiskan ratio emas ini
dalam bentuk persegi panjang emas (golden rectangle) sebagai berikut:
Cara membuat golden rectangle adalah sebagai berikut: Mula-mula buat persegi berukuran
2 x 2. Dari titik tengah alasnya tarik garis ke pojok atas. Garis ini panjangnya adalah √5
(Pythagoras). Putar garis ini searah putaran jarum jam berimpit dengan alas. Maka panjang
alas sekarang menjadi 1+√5. Teruskan membuat persegi panjang dengan alas itu dan lebar
tetap 2. Perbandingan panjang : lebar = (1+√5) : 2 nilainya mendekati 1,6180... Bilangan ini
bukan bilangan rasional yang dapat dinyatakan dengan a/b, karena di belakang 0 masih
berkelanjutan bilangan-bilangan lainnya tak habis-habisnya. Bilangan ini disebut bilangan
irrasional dan diberi nama phi (Φ). Subhanallah.
Fakta ilmiah lainnya adalah:
Di posisi Ka’bah terjadi Zero Magnetisme, artinya tidak ada pengaruh magnet dari
Kutub Utara maupun Kutub Selatan, ini berarti Mekkah adalah pusat bumi.
Di posisi Ka’bah terjadi gravitasi tinggi, artinya daya tarik bumi sangat besar, maka
kadar garam dan aliran sungai di bawah tanah sangat tinggi. Itulah sebabnya lantai
Ka’bah terasa dingin.
Ka’bah mengeluarkan sinar radiasi. Inilah yang dilihat oleh astronout bahwa bumi
seperti dibungkus oleh sinar yang memekar ke atas.
Ka’bah mengeluarkan energi positif bagi tamunya, artinya mendatangkan rasa nyaman,
sahdu, merasa dikasihi Allah, dan merasa do’anya dikabulkan karena langsung
terangkat ke atas.
Sumber: Courtesy of youtube: The secret of Ka’ba
Tuhan itu Maha Esa. Maha Mengetahui, Maha Cerdas. Maha Pencipta. DIAlah
pencipta alam semesta. Ternyata dalam penciptaanNya terdapat prinsip-prinsip
matematika. Setiap ilmuwan mengungkap rahasia alam, selalu menemukan ada prinsip-
prinsip matematika di sana (logis (ada sebab-akibat), berpola (teratur) dan harmonis
(proporsional)). Seharusnya pecinta matematika adalah pecinta Allah. Amin.
Rumah Allah kedua di Bumi adalah Masjidil Aqsha yang dibangun di Quds Palestina,
oleh Nabi Sulaiman, anak dari dan penerus kerajaan Nabi Daud a.s.. Kaitan historisnya
sebagai berikut.
Di Mekkah, diturunkan Nabi Adam. Keturunannya mulai merambah meluas seperti
Nabi Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim. Luth, Ismail, Ishak. Dari keturunan Ibrahim
inilah berkembang dua kota suci. Ibrahim dan anaknya Ismail diperintahkan
membangun kembali Ka’bah, dan menghidupkannya sebagai tempat ibadah. Dari
keturunan Ismail inilah terlahir Nabi Muhammad saw, sebagai Nabi terakhir yang
menegakkan agama Islam.
Sedangkan Ibrahim dengan anaknya Ishak, diperintahkan untuk mendiami Palestina,
tetapi keturunannya kemudian terusir dari Palestina. Salah satu keturunannya adalah
Ya’kub yang digelari Israil (pejalan, terusir), yang anaknya Yusuf menjadi pembesar di
Mesir dengan taqdir Allah yang mengesankan. Keturunan Ya’kub di Mesir disebut
Bani Israil, yang di zaman Yusuf hidup nyaman, tetapi kemudian di zaman Fir’aun
dijadikan budak. Dari Bani Israil inilah terlahir Harun dan Musa. Musa melawan
Fir’aun dan berhasil membawa Bani Israil keluar Mesir menyeberangi Laut Merah
menuju tanah yang dijanjikan yaitu tanah leluhur Palestina. Keturunan itu juga
melahirkan Ayyub, Suaib, Ilyasa, Zulkifli, Daud, Sulaiman. Pada saatnya Allah
memenangkan Bani Israil terhadap penjajah Palestina dan Daud diangkat menjadi Raja.
Anak dari Daud yakni Sulaiman meneruskan kerajaan itu dan mencapai kecemerlangan
agama samawi, dan beliau mendirikan Masjidil Aqsha. Keturunannya terus
berkembang sampai Nabi Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, dan Isa. 25 Nabi ini adalah
rasulullah yang menegakkan agama samawi, dan mereka semua mengetahui dan
mengakui akan ada Nabi terakhir bernama Ahmad. Karena itulah ketika Nabi di-isra-
kan ke Masjidil Aqsha, mereka berkumpul di Masjidil Aqsha menyambut kedatangan
Nabi, dan meminta Nabi menjadi imam dalam shalat (sesuai cara pada saat itu).
h. Kecepatan (Jarak/waktu) dan teori kuantum
Kemudian beliau diangkat menaiki tunggangan (Buraq), dan diperjalankanNya
Perjalanan melibatkan konsep jarak, waktu dan kecepatan. Masyarakat Quraisy tahu
jauhnya jarak Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Waktu yang digunakan kurang dari
8 jam (antara Isya dan Subuh). Kecepatan adalah jarak per waktu. Inilah yang dirasakan
tak masuk akal pada saat itu. Berapalah kecepatan unta maksimal. Saat ini, Science
telah mengidentifikasi, kecepatan tertinggi adalah kecepatan cahaya yakni: 300.000
km/detik. Pada masa itu, belum terbayang ada kecepatan seperti itu. Malahan
penemuan terakhir ternyata merevisi pernyataan itu. Masih ada lagi kecepatan yang
lebih tinggi dari kecepatan cahaya.
Science menggolongkan cahaya sebagai energi, sedangkan zat diketahui sebagai
kumpulan partikel. Pada awalnya partikel dan energi dipahami sebagai dua substansi
yang berbeda. Ternyata Max Plank membatalkan konsep dualisme partikel dan energi.
Plank sempat melihat lintasan cahaya ternyata tidak kontinum (mulus
berkesinambungan). Tetapi terputus-putus sangat halus. Dengan analisanya, lompatan
putus-putus itu disimpulkan sebagai paket partikel yang kuantanya (ukuran banyaknya)
tertentu. Maka paket partikel itu, yang membentuk energi cahaya, disebut kuantum.
Jadi partikel dan energi sebenarnya satu substansi. Dalam kondisi tertentu ia berbentuk
partikel, dalam kondisi lain ia berbentuk energi. Teknologi lalu mengkondisikan,
bagaimana agar partikel yang mempunyai massa (ukuran berat murni, sebelum
dipengaruhi gravitasi) dari suatu partikel dapat diubah menjadi energi. Ternyata
caranya adalah dengan memberi kecepatan yang sangat tinggi pada massa itu. Teori
Kuantum ini kemudian banyak mengubah prinsip-prinsip Fisika Klasik (Newtonian),
sehingga lahirlah istilah Fisika Kuantum.
i. Kepemimpinan
mereka berkumpul di Masjidil Aqsha, dan meminta Nabi menjadi imam
Imam adalah pemimpin. Kepemimpinan Imam didasarkan pada nilai taqwa. Dalam
kriteria Imam shalat disebutkan urutannya: paling banyak hafalan Qur’annya, paling
bagus bacaannya, paling bagus gerakannya, paling konsisten berjamaahnya, menjadi
teladan yang diterima makmum, rendah hati dapat menerima teguran makmum jika ia
berbuat salah, dan menyerahkan kepemimpinannya jika ia batal.
Di Indonesia, kepemimpinan secara indah sekali dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara:
Ing Ngarso sung tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Di era modern, Arah kepemimpinan telah bergeser dari top down, menjadi bottom up.
Dan bergeser lagi menjadi kombinasi top down dan bottom up bertemu di middle
leadership.
Kepemimpinan juga telah bergeser dari: Kepemimpinan Klasik, Kepemimpinan
Situasional , Kepemimpinan Visioner , Kepemimpinan Organik. Bergeser dari cara-
cara yang otokratik, yakni fokus pada pemimpin, pemimpin yang aktif; ke cara-cara
yang demokratik, yakni fokus pada pengikut, pengikut yang aktif.
j. Telekomunikasi
Nabi diperlihatkan image Masjidil Aqsha dan mulai meceritakan ciri-ciri
bangunannya.
Nabi ditanya oleh kaum Quraisy, bagaimana ciri-ciri Masjidil Aqsha, berapa banyak
tiang-tiangnya. Tiba-tiba saja, Nabi ditampakkan image Masjidil Aqsha dan ia mulai
menghitungnya. Tetap saja kafirun itu tidak percaya.
Science telah mengembangkan teknologi komunikasi jarak jauh. Seseorang dapat
mengetahui apa yang ada disana, baik berupa visual atau audio. Bahkan dapat saling
berkomunikasi dengan image atau sound, atau keduanya. Internet lebih canggih lagi
membuat dunia ini terasa kecil. (email, facebook, twitter, instagram, linkedin).
k. Horisontal Simbol Sosial
Isra adalah perjalanan di bumi, bertemu dengan seluruh Nabi
terdahulu. Dilanjutkan dengan Mi’raj, perjalanan ke langit, akan
menemui Allah swt.
Ini adalah simbolik hablum minan nass (hubungan sesama manusia, sosial) secara horisontal,
dilanjutkan dengan hablum minallah (hubungan dengan Allah, religius) secara vertikal.
Manusia tidak sempurna eksistensinya, jika hanya menjalin salah satu hubungan itu, apalagi
tidak menjalin keduanya (bertapa). Ini juga berurutan, bahwa ada amal hablum minallah yang
tidak diterima (sia-sia), sebelum diperbaikinya amal hablum minan naas.
Science (matematika/fisika) mendefinisikan garis horisontal adalah garis yang selaras dengan
permukaan air (selalu datar). Garis vertikal adalah garis yang selaras dengan gravitasi bumi.
Kita perhatikan, arah garis horisontal banyak tak terhingga. Jika satu garis horisontal berputar
dengan mempertahankan kehorisontalannya, maka terbentuk lingkaran. Garis itu telah
berubah menjadi 2 dimensi, yaitu bidang. Tadinya hanya memiliki panjang (ukuran garis)
sekarang memiliki luas (ukuran bidang). Dengan keluasan kita mulai bisa bercocok tanam.
Garis yang keluar dari kehorisontalannya, disebut garis miring.
Kita perhatikan lagi, arah garis vertikal. Ternyata hanya satu. Tidak mungkin membuat dua
garis vertikal yang berbeda arahnya. Kalau beda arahnya, pastilah yang satunya disebut
miring. Jadi garis itu ada 3 kemungkinan: horisontal, vertikal atau miring.
Kita buat perjanjian: horisontal = hablum minan naas secara jujur. Vertikal = hablum
minallah dengan taqwa. Analoginya, dengan banyak horisontal, kita banyak menjalin
hubungan dengan sesama manusia dari berbagai profesi, maka kita semakin berdaya.
Sedangkan hablum minallah hanya kepada satu Tuhan. Kalau tidak horisontal, itu miring
berarti tidak jujur. Begitu juga, jika tidak vertikal itu miring, berarti syirik. Walaupun ada
satu yang vertikal, tetapi tercampur dengan yang miring, yang dihitung yang miring.
Naudzubillah min dzalik.
Perhatikan lagi, Garis-garis vertikal searah atau sejajar, tidak ada kemungkinan lain.
Garis vertikal dan garis horisontal saling tegak lurus, tidak ada kemungkinan lain.
Sesama garis-garis horisontal bisa saling tegak lurus, bisa membentuk sudut lancip, bisa
membentuk sudut lurus, bisa membentuk sudut tumpul. Banyak kemungkinannya.
Analoginya, sesama hablum minan naas, bisa berbeda intensitasnya (sangat akrab, akrab,
sahabat, kenalan, pernah kenal). Tetapi kalau hablum minan naasnya kita gabung dengan
hablum minallah, misalnya shalat berjamaah, akan terasa damai, nyaman, harmonis dan
segala keindahan lainnya (Tegak lurus=siku=harmonis).
Dalam matematika jika 2 garis bertemu di satu titik, akan terjadi bidang. Jika 3 garis tak
sebidang bertemu di satu titik akan terjadi ruang. Nah, jika 2 garis horisontal yang
berpotongan bergabung dengan satu garis vertikal, maka akan terbentuk bangun ruang tegak.
Bertambah lagi kemanfaatannya, dari sekedar panjang yang telah menjadi luas, sekarang
menjadi volum yang memiliki kapasitas untuk memuat isi. Berkahlah sudah hidup ini, sudah
berisi. Tapi apakah isinya sudah memenuhi kapasitas (daya tampung), Yah bergantung,
sering mengisi atau tidak.
Jika 2 garis horisontal yang berpotongan, bergabung dengan garis miring, dapat menjadi
bangun ruang yang tidak tegak. Benda Miring. Secara matematika tidak masalah, tetapi
analoginya: orang itu jujur dalam hablum minan naas, tetapi miring (syirik) dalam hablum
minallah. Naudzubillah.
Lebih dahsyat lagi jika 3 garis miring tidak sebidang membentuk benda miring. Secara
matematika tidak masalah, tetapi analoginya, orang itu baik dalam hablum minan naas
maupun hablum minallah, semuanya miring (tidak jujur dan syirik lagi ke dukun). Nah, ini
sudah banyak di negeri kita, berjamaah dalam korupsi, dan secara diam-diam pergi ke dukun.
Nastaghfirullah al adzim.
C. Peristiwa Mi’raj
1. Aspek Keimanan
Pada saat itu Nabi hanya menceritakan peristiwa isra yang dialaminya. Beliau tidak
menceritakan perjalanan lanjutannya yaitu Mi’raj, perjalanan menembus langit. Peristiwa Isra
saja hampir menggoyahkan keimanan para sahabatnya. Untung ada Abu Bakar yang
menyadarkan kembali bahwa Muhammad adalah Rasulullah, dan Allah Maha Kuasa.
Kisah perjalanan Mi’raj baru diceritakan ketika Nabi menyampaikan bahwa Allah swt telah
memerintahkan agar umat Islam mendirikan shalat. Perintah itu langsung disampaikan ketika
Nabi Mi’raj, menembus langit yang tujuh dan naik lagi ke Sidratul Muntaha.
Al-Qur’an pun memperkuat cerita Nabi tentang mi’raj itu dan perintah shalat dalam QS. An-
Najm : 12 – 18 dan QS Al Israa:78.
. . . . يغشى Dذ إ المأوى ة جن عDندها المنتهى Dدرة Dس عDند أخرى نزلة رآه ولقد يرى ما على أفتمارونه . . الكبرى Dه رب Dءايات مDن رأى لقد طغى وما البصر زاغ ما يغشى ما درة الس
Apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha, di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya. Sesungguhnya Dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan)
Tuhannya yang paling besar. (QS. An-Najm: 12 – 18).
مشهودا كان الفجر قرآن إن الفجر وقرآن الليل غسق إلى الشمس لدلوك الصالة أقمDirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).( QS Al
Israa:78)
Nabi Muhammad saw ditemani Jibril hanya sampai di Sidratul Muntaha. Jibril menjelaskan
bahwa izin Allah bagi dirinya hanya sampai di sini, sedangkan “Engkau, Muhammad
dipanggil langsung untuk menemuiNya”.
Salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah saw “berjumpa”
dengan Allah swt. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul
mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan
keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan
nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”. Rasul berkata lagi: Assalamu ‘alaina wa ‘ala
‘ibadishshalihin”.
Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat.
“Ashhadu alla ilaha illallah. Wa ashadu anna muhammadar rasulullah”’
Ungkapan bersejarah ini kemudian diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.
Allah swt kemudian berfirman: “Hai Muhammad, Aku mengambilmu sebagai kekasih
sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan, dan Akupun memberi
firman kepadamu seperti firman kepada Musa. Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat
yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka
sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan
jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang
tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat
maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak
seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah
engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan
kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur
kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang
bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang
menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada”.
Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-
pohon dari emas. Rasul melihat di surga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum
pernah mendengar dan tidak terlintas di hati manusia. Semuanya masih kosong dan
disediakan untuk umat dari kekasih Allah ini. Semua itu membuat Rasul kagum. Kemudian
Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-
rantainya.
selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
(dikutip dari https://www.facebook.com/notes/al-hudri-albantani/kisahak -perjalanan-isra-
miraj-nabi-muhammad-saw/576935145692095)
2. Aspek keilmuan
Aku mencoba mengidentifikasi aspek keilmuan dari peristiwa Mi’raj:
a. Gravitasi, Teori Relativitas Umum
b. Lapisan Atmosfer
c. Teori Relativitas Khusus, Pelambatan Waktu
d. Fisika Kuantum
e. E=mc2
f. Lubang Hitam (Black Hole)
g. Multiverse, Bukan Universe
a. Gravitasi dan Teori Relativitas Umum
Naik ke langit, meninggalkan bumi, artinya melawan gaya tarik bumi
Naik ke langit, meninggalkan bumi, artinya melawan gaya tarik bumi yang disebut
gravitasi. Gravitasi atau gaya tarik bumi pertama kali dikemukakan oleh Newton.
Dalam pemahaman Newton, di dalam setiap atom terdapat partikel graviton,
sehingga antar atom saling tarik menarik. Makin besar kumpulan atom itu makin
besar gaya tarik menariknya. Nah, demikianlah sesama benda langit saling tarik
menarik. Gaya tarik dari sebuah benda langit itulah yang disebut gravitasi. Makin
besar massa dari benda langit, makin besar gravitasinya. Pada jarak tertentu, dua gaya
tarik dari dua benda langit akan sama kuat, sehingga terjadi kehilangan gaya. Pada
daerah dibawah jarak itu, semua benda di atas benda langit itu akan ditarik jatuh ke
benda langit itu. Tetapi daerah di atas jarak itu, gravitasi dari benda langit yang
massanya lebih besar, hanya menyebabkan benda langit yang lebih kecil akan
berputar mengelilingi benda langit yang lebih besar, misalnya Bulan mengelilingi
Bumi, Bumi mengelilingi Matahari.
Perkembangan berikutnya, konsep gravitasi Newton ini, tidak
disepakati oleh Einstein, setelah ia menemukan teori relativitas
yang menyatakan ruang-waktu itu melengkung. Dengan
kelengkungan ini pada setiap benda langit terjadilah momentum
antara momentum linear ruang-waktu dengan energi massa dari
benda langit itu. Momentum itulah yang disebutnya gravitasi.
Pernyataan ini dikenal sebagai Teori Relativitas Umum.
b. Atmosfer
Meninggalkan bumi berarti menembus atmosfir bumi
Ruang di atas suatu benda langit diisi dengan zat gas, berlapis-lapis yang pada setiap lapisnya
berbeda sifatnya. Lapisan gas ini dsebut atmosfer. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen
(78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi
dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di
antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer bumi terdiri dari: Trofosfir, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang
kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain,
lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam
lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan
kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut
sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Pada lapisan ini
terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km.
Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu
atau sekitar . Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran
yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis
cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang
signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi
ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa
mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan
stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan
ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan
pergeseran yang berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang
tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25
mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K,
terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika
ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar (dekat bagian atas dari lapisan ini,
yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi
awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan
Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar
. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini
menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal
dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era
satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
Ionosfer
Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung
bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada
lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak
habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang
disebut Meteorit.
Dikutip dari id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer_Bumi
c. Teori Relativitas Khusus, Pelambatan Waktu
Ada pelambatan waktu
Teori relativitas khusus menggambarkan perilaku ruang-waktu dari perspektif pengamat yang
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah
persamaan matematika:
t’ = waktu benda yang bergerak
t = waktu benda yang diam
v = kecepatan benda
c = kecepatan cahaya
Diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan
berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat nilai kecepatan suatu benda (v)
dengan kecepatan cahaya (c), semakin besar pula efek yang dialaminya (t`), yakni terjadi
perlambatan waktu. Hingga ketika kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya (v=c),
benda itu pun sampai pada satu keadaan nol. Namun jika kecepatan benda dapat melampaui
kecepatan cahaya (v>c), keadaan pun berubah. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan
waktu, namun sebaliknya waktu menjadi mundur (-t’).
Pembuktian teori relativitas khusus .
Pembuktian dilakukan pada tahun 1971, dengan menggunakan 2 buah jam yang
berketepatan tinggi (High precision Cesium Atom clocks) yang di set awal pada waktu yang
sama. Experiment tersebut menghasilkan perbedaan waktu pada kedua jam tersebut, antara
jam yang diletakkan di pesawat Intercontinental yang bergerak terbang kearah timur / barat
dengan jam referensi yang diletakkan di U.S. Naval Observatory di Washington, waktu jam
di pesawat berkurang/bertambah tergantung dari arah penerbangan.
Dengan adanya pembuktian tersebut, berarti Albert Einstein dengan teori relativitasnya
secara langsung atau tidak langsung telah membuktikan bahwa kisah Al Quran tentang kisah
“perjalanan Rasulullah SAW ke langit ketujuh dan kembali dalam satu malam” adalah benar.
Terutama dalam segi dimensi WAKTU, dalam perhitungannya memungkinkan.
Dikutip dari http://bambies.wordpress.com/isra-miraj-dan-theori-relativitas/
d. Fisika Kuantum
Ilmu pengetahuan di bumi bersifat sementara.
Fisika Klasik dipelopori oleh Newton dan kawan-kawan. Pada masa jayanya, hukum-hukum
fisika Newton banyak terbukti dan terpakai dalam alam planet bumi dan micro cosmosnya.
Einstein dan kawan kawan, menemukan gagasan-gagasan yang berbeda dengan Newton,
antara lain mengenai alam semesta sudah stabil, dualisme zat dan energi, konsep gravitasi
sebagai gaya antar partikel, dan prinsip waktu stabil.
Hebatnya Einstein, ia mengandalkan penalaran matematikanya ketimbang eksperimen, tetapi
ia rajin surat menyurat kepada ahli fisika yang bereksperimen. Tentang alam semesta sudah
stabil, ia meragukan, dan menduga bahwa alam semesta masih mengembang meluas.
Ternyata terbukti dengan eksperimen teropong Hubble yang melihat suatu bintang berubah
warna. Einstein mengatakan itulah bukti bahwa alam ini masih meluas menjauhi asalnya.
Tentang dualisme zat dan energi, ia meragukan, dan membenarkan temuan Max Plank akan
adannya kuantum. Ia sendiri memberi nama kuantum pada cahaya itu disebut photon. Jadi
partikel zat dan energi sebenarnya satu substansi. Tentang gravitasi adalah gaya, ia
meragukan, dan menyatakan gravitasi adalah momentum akibat kelengkungan ruang-waktu.
Tentang waktu stabil, ia mengatakan waktu dipengaruhi oleh kecepatan cahaya. Jadi rumus
jarak = waktu x kecepatan, dilengkapi dengan keterangan: kecepatan dapat berubah dengan
adanya percepatan, waktu juga dapat berubah dengan adanya pelambatan, akibat kecepatan
cahaya. Ia menyatakan ada pelambatan waktu jika kecepatannya mendekati kecepatan
cahaya, bahkan kalau melebihi kecepatan cahaya waktu akan mundur kembali.
Saat ini ilmuwan membayangkan bahwa pengembangan alam semesta, suatu saat akan
mencapai kemaksimalannya. Yang terjadi adalah penyusutan dengan kecepatan yang lebih
tinggi daripada ketika pengembangannya. Karena kecepatannya melebihi kecepatan cahaya,
waktu jadi mundur dengan cepat, lebih cepat dari waktu majunya. Ruang dan waktu kembali
menuju titik nol. (Itulah kiamat, bumi dan langit digulung, dan kiamat datang lebih cepat.)
Ada sedikit penyesalan Einstein, ketika membuat sebuah rumus tentang percepatan alam
mengembang, dan aplikasi rumusnya ternyata tidak bersesuaian dengan prinsip Newton yakni
kestabilan alam. Ia terpaksa menyesuaikan diri, dengan menambahkan suatu konstanta
kosmologis pada rumusnya sehingga hasilnya membuat alam stabil (mengembang dengan
stabil). Belakangan, ilmuwan lain Adam Riess, yang sedang meneliti percepatan alam
mengembang, menemukan adanya energi gelap yang mempercepat pengembangan alam dan
menghitungnya dengan rumus Einstein murni, ternyata tepat bersesuaian. Maka temuan baru
energi gelap itu diklaim sebagai temuan Adam Reiss dan Adam Riess menerima hadiah
Nobel. Einstein menyesal sekali, kenapa ia menyesuaikan diri dengan Newton sehingga
mengubah rumusnya. Jika tidak diubahnya mungkin ia yang menemukan energi gelap itu. Ia
kemudian berkata: “Kesalahan terbesarku adalah mengubah rumusku sendiri”.
Teori Einstein Teori Relativitas Umum dan Khusus, digabungkan dengan Mekanika
Kuantum Max Plank, menghasilkan ilmu baru yang disebut Fisika Kuantum, yang
mereformasi Ilmu Fisika Klasik Newton. Ilmu Fisika Klasik masih ampuh dalam kenyataan
di Bumi dan micro cosmosnya, tetapi lemah dalam peristiwa di alam macro cosmos. Ilmu
Fisika Kuantum sangat ampuh di peristiwa macro cosmos, dan tepat juga dipakai pada
peristiwa di Bumi dan micro cosmosnya.
e. E=mc2
Temuan cemerlang, tetapi ia sesali penggunaanya.
Berdasarkan Fisika Kuantum, bahwa massa dapat berubah menjadi energi, dan energi
dapat berubah menjadi massa, Einstein menggagas suatu rumus pengubahan itu.
Rumus itu adalah E=mc2. Dengan massa yang kecil saja, jika diberi kecepatan cahaya
dikuadratkan, akan menghasilkan energi yang luar biasa besarnya. Ini sangat
bermanfaat untuk membangkitkan energi yang diperlukan dalam kehidupan manusia.
Sebaliknya, jika energi yang cukup besar misalnya gelombang cahaya, dibagi dengan
kecepatan cahaya kuadrat, akan menghasilkan partikel atau zat baru, modifikasi dari
zat asalnya. Ini adalah suatu daur ulang zat. Ini berguna juga. Teknologi untuk kasus
pertama (massa jadi energi) lebih mudah daripada teknologi untuk kasus kedua.
Rumus ini menjadi sangat tersohor, tetapi kemudian ia menyesali dirinya, karena
membuat kesalahan dengan mengirimkan surat kepada presiden Amerika Serikat
Roosevelt, bahwa rumusnya dapat mengubah sedikit massa (zat) menjadi energi yang
sangat besar semisal bom atom. Tak lama kemudian, ia mendengar AS membuat bom
atom untuk mengakhiri perang dunia II dengan dijatuhkannya bom atom di Hirosima
dan Nagasaki. Bencana kemanusiaan yang sangat sadis. Einstein berkata lagi:
“Mengapa aku menulis surat kepada Roosevelt?”. Sains itu netral. Penggunanya bisa
mengambil manfaat, tetapi juga bisa membuatnya menjadi mudarat.
f. Lubang Hitam (Black Hole)
Teori Einstein memiliki implikasi astrofisika yang penting. Teori ini memprediksikan adanya
keberadaan daerah lubang hitam yang mana ruang dan waktu terdistorsi sedemikian sehingga
tiada satu pun, bahkan cahaya pun, yang dapat lolos darinya. Pada daerah mendekati Lubang
Tak Diperlukan Konstanta Kosmologis Itu. Rumus aslinya sudah benar, Inilah kesalahan terbesarku.
Kesalahan berikutnya, mengapa aku menulis surat kepada Roosevelt
Hitam, semuanya tersedot keluar dari semesta. Begitu kuatnya sedotan itu, maka tampak
gelap, karena cahaya pun tersedot. Terdapat bukti bahwa Lubang Hitam bintang dan jenis-
jenis Lubang Hitam lainnya yang lebih besar bertanggungjawab terhadap radiasi kuat yang
dipancarkan oleh objek-objek astronomi tertentu.
g. Multiverse, Bukan Universe
Penelitian mutakhir, menemukan sinyal bahwa objek langit yang tersedot keluar semesta oleh
Lubang Hitam, ternyata tidak musnah, ia masih memberikan sinyal keberadaannya. Selain
itu juga tertangkap sinyal asing yang tidak pernah diketahui ada di alam semesta kita yang
disebut universe. Ini menumbuhkan gagasan bahwa alam semesta bukan universe, tetapi
multiverse yang hukum-hukumnya asing bagi kita. Wallahu a’lam bi ashshawab.
D. Kesimpulan
Luar biasa kekuatan akal manusia. Tanpa iman, akal ini akan diagung-agungkan dan akan
melahirkan kesombongan. Dengan iman, kita mensyukuri, manusia dibekali akal sehingga
dapat mengungkap rahasia alam. Mengungkap rahasia alam, memang dianjurkan oleh Allah
swt, dengan firmannya dalam surat israa ayat 1 . ............................Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Alam semesta diciptakan dengan sangat matematis: Logis (ada sebab-akibat), berpola (sangat
teratur), dan harmonis (proporsional). Alamnya sendiri mengembang, tetapi hukum-
hukumnya sangat konsisten pada kondisinya, sehingga dapat dipelajari oleh akal manusia.
Tetapi, perhatikan kekuatan akal manusia dalam menemukan hukum alam itu. Ternyata
banyak keterbatasannya, sehingga sangat bertahap, dan terjadi revisi-revisi, apabila
ditemukan hukum yang baru. Pada masa pra ilmiah, Bumi dianggap datar, direvisi menjadi
Bumi sebagai bulat seperti bola. Diyakini, Bumi sebagai pusat alam sehingga Matahari
dianggap mengelilingi Bumi (geocentris). Direvisi, Bumilah yang mengelilingi Matahari
(heleocentris). Dalam masa modern, konsep alam telah stabil, direvisi menjadi alam masih
mengembang terus menerus. Konsep zat dan energi adalah dua substansi, direvisi menjadi
satu substansi yang dapat berbeda penampakan. Gravitasi adalah gaya tarik, direvisi sebagai
momentum akibat alam melengkung (meluasnya dengan membelok). Jadi, ilmu di dunia
sangat sementara, nisbi (relatif, tidak mutlak). Dan ilmu masih menduga-duga apa yang akan
terjadi at the end.
Sekarang perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an yang memang hanya memberi isyarat keilmuan.
Tetapi begitu ilmu menemukan hukum alam, ternyata bersesuaian dengan ayat isyaratnya.
Banyak contoh antara lain: Tentang alam dulunya adalah satu zat yang padu, Allah telah
berfirman dalam surah Al anbiyya:30
حي شيء كل الماء من وجعلنا ففتقناهما رتقا كانتا واألرض السماوات أن كفروا الذين ير أولميؤمنون أفال
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?
Tentang alam mengembang terus menerus, Allah telah berfirman dalam surah Adz-
dzariyaa:47
لموسعون وإنا بأيد بنيناها والسماء
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya.
Hukum Allah pasti benar, hukum manusia pasti relatif. Ini diisyaratkan dalam surat Isra:1
yang berbunyi berbunyi: Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami.
Jika manusia berniat benar-benar ingin mengetahui lebih banyak tentang ilmu Allah, maka
langkah selanjutnya adalah mi’raj. Hakikat mi’raj adalah shalat. Dengan shalat yang khusyuk,
kita mengenal Allah dengan ma’rifat yang tinggi, dan akan terbuka hijab yang menghalangi
haqqul yakin. Sekarang kita hanya sampai pada ilmul yakin dan sebagian kecil ainul yaqin.
Firman Allah tentang shalat dalam surah Al ankabut:45
أكبر الله ولذكر والمنكر الفحشاء عن تنهى الصالة إن الصالة وأقم الكتاب من إليك أوحي ما اتلتصنعون ما يعلم والله
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-
ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Jika
kalimat ini dianalisis dengan logika matematika sebagai berikut:
Mencegah = lawan dari tidak mencegah, termasuk didalamnya mendorong. Keji= lawan dari
tidak keji, termasuk didalamnya terpuji. Mungkar lawan dari tidak mungkar, terdapat
didalamnya bermanfaat. Kita berpikiran positif, hanya mengambil arti lawan yang positif,
yakni: terpuji dan bermanfaat.
Negatif dari (negatif dan negatif)= positif atau positif.
Jadi mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar sama artinya terdorong untuk
(perbuatan-perbuatan) terpuji atau terdorong untuk (perbuatan-perbuatan) bermanfaat.
‘Atau’ disini bersifat inklusif artinya bisa kedua-duanya. Jadi dengan shalat kita terdorong
untuk (perbuatan-perbuatan) terpuji dan bermanfaat, antara lain berilmu.
Jadilah ilmuwan muslim yang kaaffah, selamat dunia akhirat melalui shalat.
Epilog
Tak terasa, azan subuh telah berkumandang.
اكبرالله (Allah Mahabesar) اكبر لله (Allah Mahabesar) ا
اكبر لله اكبر (Allah Mahabesar) ا لله (Allah Mahabesar) ا
إله لآ أن الله أشهد إلا (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
إله لآ أن الله أشهد إلا (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah)
الله رسول د محم أن (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah) أشهد
الله رسول د محم أن (Aku bersaksi Muhammad utusan Allah) أشهد
الصلاة على (Mari kita shalat) حي
الصلاة على (Mari kita shalat)حي
الفلاح على (Mari kita menuju kemenangan) حي
الفلاح على (Mari kita menuju kemenangan) حي
وم الن من خير لاة (Shalat itu lebih baik dari pada tidur)الص
وم الن من خير لاة (Shalat itu lebih baik dari pada tidur)الص
اكبر لله (Allah Mahabesar) ا
اكبر لله (Allah Mahabesar) ا
إله الله لآ إلا (Tiada Tuhan selain Allah) (HR Muslim dan Abu Daud)
========shalatshalatshalatshalatshalatshalihshalatshalatshalatshalatshalat===========
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, A.G., (2002), ESQ. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Spiritual, Jakarta: Arga.
Al-Jahiz, A.U., (2002), Desain Ilahi. Jakarta: Serambi.
Al-Khatib, Musa, (2010), Ketika Alam Bertasbih, Solo: Kiswah
Armstrong, T. (2005), 7 Kinds of Smarts, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Departemen Agama RI, (2010), Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka, Al-Hidayah, Jakarta: Kalim
Emoto, Masaru, (2005), The Hidden Messages in Water, New York: Atria Books
Hawking, S., (2012), Grand Design, Jakarta: Kompas Gramedia
___________(2013), A Brief History of Time, Jakarta: Kompas Gramedia
Matthews, Robert, (2008), 25 Gagasan Besar Sains yang Mengubah Dunia Kita, Jakarta: Serambi.
Murakami, K., (2008), The Divine Message of The DNA, Jakarta: Mizan
____________ (2013), Misteri DNA, Jakarta: Kompas Gramedia.
Nurrahman, W., (2009), Menguak Misteri Kecerdasan Manusia, Yogyakarta: Piss Publishing
Poniman, F., Nugroho, I., Azzaini, J. (2010), DNA Sukses Mulia, Jakarta: Kompass Gramedia
Rusdi (2013), 7 Keajaiban Tubuh, yang Membuat Anda Melebihi Malaikat, Jakarta: Diva
Shihab, M.Quraish, (2012), Al-Lubab, Jakarta: Lentera Hati
Sudarmojo, Agus H. (2013), DNA Muhammad, Yogyakarta: Bunyan
Uwaidah, Kamil, (2008), Hadist Qudsi, Jakarta: Pena Pundi Aksara
Internet:http://bambies.wordpress.com/isra-miraj-dan-theori-relativitas/id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer_Bumihttps://www.facebook.com/notes/al-hudri-albantani/kisahak-perjalanan-isra-miraj-nabi-muhammad-saw/576935145692095)Courtesy of youtube: The secret of Ka’ba