skripsi suryani

19
1 A. Judul : Pengaruh Nilai-Nilai Nasehat dalam Narit Maja B. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah masyarakat yang berbudaya, masyarakat Aceh mengenal berbagai macam tradisi sastra, baik tradisi sastra lisan maupun tradisi sastra tulis. Sebagaimana halnya dalam masyarakat lain di Nusantara, tradisi sastra lisan diduga lebih dahulu berkembang daripada tradisi sastra tulis Sastra Aceh telah berkembang seiring zaman perkembangan peradaban dan sejarah dari abad ke abad, dan baru dikenal (disalin) pada abad ke 14, namun sastra lisan telah berkembang sejak Aceh dikenal ada abad ke 9. Jika ditilik perbedaan sejarah sangat jauh jangka panjang antara lisan dan tulisan. Namun,, belum tentu hal tersebut benar, mengingat tidak ada satu sejarapun mencatat perjalanan sastra tersebut secara detail dan rapi, kita hanya dihadapkan pada naskah Manuskrip Sejarah raja-raja Pasai yang menggambarkan keberadaan Kesultanan Pasai.

Upload: khairul-ifrad

Post on 28-Dec-2015

95 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI SURYANI

1

A. Judul : Pengaruh Nilai-Nilai Nasehat dalam Narit Maja

B. Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah masyarakat yang berbudaya, masyarakat Aceh mengenal

berbagai macam tradisi sastra, baik tradisi sastra lisan maupun tradisi sastra tulis.

Sebagaimana halnya dalam masyarakat lain di Nusantara, tradisi sastra lisan diduga

lebih dahulu berkembang daripada tradisi sastra tulis

Sastra Aceh telah berkembang seiring zaman perkembangan peradaban dan

sejarah dari abad ke abad, dan baru dikenal (disalin) pada abad ke 14, namun sastra

lisan telah berkembang sejak Aceh dikenal ada abad ke 9. Jika ditilik perbedaan sejarah

sangat jauh jangka panjang antara lisan dan tulisan.  Namun,, belum tentu hal tersebut

benar, mengingat tidak ada satu sejarapun mencatat perjalanan sastra tersebut secara

detail dan rapi, kita hanya dihadapkan pada naskah Manuskrip Sejarah raja-raja Pasai

yang menggambarkan keberadaan Kesultanan Pasai.

Bisa disebutkan bahwa Aceh merupakan daerah pusat kebudayaan Islam sebab

dari negeri ujung Sumatera pada awal menyebarkan Islam di seluruh Nusantara, termasu

didalamnya Malaysia dan Pathani, paling tidak masih ditemukan di dua negara tersebut

karya-karya para ulama-ualam Aceh. Maka tak pelak, jika bumi Seuramoe Mekkah ini

banyak mewariskan beragam corak sastra Islami. Dari bumi serambi Mekkah juga asal

muasal pembaharuan sastra Melayu Indonesia. Yang berpengaruh dan membawa

perubahan terhadap sastra Melayu Indonesia. Daerah Aceh memiliki aset kekayaan

genre (cabang ) sastra klasik (classic literature).

Page 2: SKRIPSI SURYANI

2

Ciri-ciri umum karya sastra klasik adalah sama dengan ciri sastra lama yaitu:

a. bersifat anonim (tidak memiliki nama pengarang),

b. bercorak ragam lisan diceritakan dan dibicarakan dari mulut ke mulut,

c. bersifat turun temurun antar generasi ke generasi,

d. jika berupa puisi unsur ritma dan sajak lebih dominan.

Dalam ikon puisi lama menurut Razali Cut Lani dalam karyanya berjudul

Kesusastraan Aceh , dikenal beberapa jenis sastra classic yaitu: narit maja (peribahasa),

neurajah (mantra), hiem (teka-teki), dan panton (pantun). Semua genre sastra tersebut

merupakan jenis sastra tertua dan purba dalam sejarah perkembangan sastra Aceh.

Hadih maja merupakan puisi Iisan Aceh yang digunakan oleh penutur bahasa

Aceh dakm situasi resmi dan tidak resmi. Menurut Bakar, dkk. (1985:273), hadih maja

berarti ucapan-ucapan nenek moyang yang tidak berhubungan dengan agama, tetapi ada

kaitanznya dengan kepercayaan rakyat yang perlu diambil ibaratnya untuk menjamin

ketenteraman hidup atau untuk mencegah terjadinya bencana, seperti adat istiadat pada

suatu upacara, aturan-aturan berpantang, ucapan-ucapan mengenai moral, dan Iain-kin.

Sementara itu, Hasjmy (1995:539) menyebutkan bahwa hadih maja merupakan kata

atau kalimat berhikmat, sedangkan menurut AH (2004:199), hadih maja adalah nasihat

dan petuah nenek moyang yang mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan

keagamaan.

Tiga definisi di atas menyiratkan bahwa hadih maja merupakan representasi

kristalisasi nilai-nilai sosial budaya orang Aceh. Frasa kepercayaan rakyat dalam

Page 3: SKRIPSI SURYANI

3

definisi Bakar, dkk. (1985:87) menunjukkan bahwa hadih maja sangat mengakar

dalamm kehidupan orang Aceh jauh sebelum Islam 'membumi* di Aceh.

Patut diduga, sebelum Islam masuk ke Aceh, orang Aceh tampaknya sudah

memiliki sumber niki dan sumber hukum dalam kebudayaan mereka, salah satunya

adalah 'perkataan tetua, yaitu hadih maja. Karena itu, walaupun Islam menjadi agama

yang mengakar kuat dalam diri mereka, perkataan tetua tersebut tidak ditinggalkan sama

sekali, bahkan kemudian terjadi akulturasi yang padu dengan unsur Islam. Salah satu

indikasinya ditandai dengan digantinya istilah narit maja menjadi hadih maja, Kata maja

berarti nenek moyang atau dalam bahasa Aceh dikenal dengan istilah indatu.

Sebagai karya sastra tradisi, hadih maja memiliki daya hidup yang tinggi untuk

mempersatukan eksistensi etnis Aceh. Dakm hubungan ini, Ahmad (1994:64-73)

mengatakan bahwa semua karya sastra tradisi mencerminkan kehidupan yang

mempettahankan kerukunan hidup bersama di samping sebagai cerminan masyarakat

atau menjadi bayangan kehidupan sosial mereka. Karena itukh, hadih maja dipandang

sebagai produk sosial budaya etnis Aceh yang berhubungan dengan

konsttuksipengetahuan budaya mereka.

Berangkat dari permasalahan yang ada diatas maka penulis mencoba untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Nilai-Nilai Nasehat yang Terdapat

dalam Narit Maja”

Page 4: SKRIPSI SURYANI

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat nilai nasehat dalam narit maja?

2. Bagaimana pengaruh nilai-nilai nasehat yang terdapat dalam narit maja ?

D. Tujuan Penenlitian

Adapun yang menjadi dari tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Melihat nasehat nasehat yang terdapat dalam narit maja

2. Melihat pengaruh nilai-nilai nasehat yang terdapat dalam narit maja

E. Manfaat Penenlitian

Adapun yang menjadi manffat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui nasehat-nasehat yang terdapat dalam narit maja yang merupakan

salah satu sastra Aceh

2. Mengetahui pengaruh nilai-nilai nasehat yang terdapat dalam narit maja dalam

kehidupan sehari-hari

F. Landasan Teoritis

1. Nilai

Adalah sebuah keniscayaan bahwa manusia hidup dalam dua dunia, pribadi dan

masyarakat. Kehidupan pribadi lebih mengarah ke dalam segala sesuatu yang

Page 5: SKRIPSI SURYANI

5

berkaitan dengan diri sendiri (kebutuhan diri, sikap pribadi, pendidikan yang

berorientasi pribadi) yang kesemuanya itu berakumulasi pada identitas diri.

Nilai, menurut Milton Rokeach dan James Bank yang dikutip oleh Chabib

Thoha (2006:60) nilai memiliki makna:

Suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan

dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau

mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.

Dari pengertian ini bisa diketahui bahwa nilai merupakan suatu sifat dari

kepercayaan dalam masyarakat. Chabib Thoha (2006: 60) juga mengutip pendapat

J.R. Fraenkel yang mendefinisikan nilai sebagai berikut: A value is an idea a concept

about what some one thinks is important in life.

Dari pengertian yag dikemukakan oleh J.R. Fraenkel ini menunjukkan bahwa

nilai bersifat subyektif, artinya tata nilai pada masyarakat A belum tentu tepat

diterapkan untuk masyarakat B dikarenakan nilai diambil dari suatu hal yang

essensial dan penting bagi masyarakat tertentu.

Pengertian ketiga yang dikutip oleh Chabib Thoha 2006:61 adalah pengertian

nilai yang dikemukakan oleh Sidi Gazalba.

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi atatu tidak disenangi.

Dari pengertian ini bisa dipahami bahwa nilai merupakan penghayatan suatu

kelompok akan suatu hal yang bersifat abstrak tanpa memerlukan bukti empiris.

Pengertian ini hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Frondizi yang dikutip oleh

Page 6: SKRIPSI SURYANI

6

Asmoro (2004:25) yaitu: nilai adalah kualitas yang tidak nyata (unreal quality),

kualitas yang dimiliki suatu objek tertentu yang disebut baik.

Dari beberapa pengertian yang tersebut diatas, maka nilai dapat disimpulkan

nilai adalah sifat dari kepercayaan masyarakat tertentu yang bersifat subyektif dan

membutuhkan penghayatan tanpa harus dibuktikan secara empiris

2. Nasehat

kata "nasehat" berasal dari bahasa arab, dari kata kerja "Nashaha" yang berarti

"khalasha", yaitu murni serta bersih dari segala kotoran, juga bisa berarti "Khaatha",

yaitu menjahit dan dikatakan kata "nasehat" berasal dari "nashaha ar-rajulu tsaubahu"

(orang itu menjahit pakaiannya), apabila dia menjahitnya, maka mereka

mengumpamakan perbuatan penasehat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang

dinasehatinya dengan jalan memperbaiki pakaiannya yang robek.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga disebutkan Nasehat mberarti ajaran

atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik. Menasihati

merupakan memberi nasihat (kepada). Menasihatkan berarti memberikan nasihat

kepada. Penasihat berarti orang yg memberi nasihat dan saran; orang yg menasihati.

(http://dedekahmadi.blogspot.com)

Allah Subhana wa Ta'ala berfirman. "Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad)

atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang

tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka menasehati kepada

Allah dan RasulNya (cinta kepada Allah dan RasulNya). Tidak ada jalan sedikit pun

Page 7: SKRIPSI SURYANI

7

untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang." (QS:At-Taubah 91).

Terjemahan dari hadits Nabi (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Abu Ruqoyyah

Tamiim bin Aus Ad-Daari rodhiyallohu’anhu, sesungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi

wasallam pernah bersabda: ”Agama itu adalah nasihat”. Kami (sahabat) bertanya:Untuk

siapa?” Beliau bersabda: ”Untuk Alloh, kitab-Nya, rosul-Nya, pemimpin-pemimpin

umat islam, dan untuk seluruh muslimin.” (http://Tirtakusuma2.wordpres.com)

Dari uraian yang ada diatas maka nasehat dapat kita katakan merupakan anjuran

untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang tidak tercela dan mengingatkan orang-

orang yang telah berbuat khilaf atau salah.

3. Narit Maja

Hadih Maja atau Nariet Maja ialah suatu perkataan atau pribahasa didalam

kehidupan masyarakat Aceh. Hadih Maja ini mengandung unsur filosofis, yang

digunakan sebagai nasehat/peringatan/penjelasan atau sindiran halus agar menjadi

pedoman didalam menjalani kehidupan (http://galeriabiee.wordprees.com/hadist-maja-

aceh).

Narit maja adalah tutur perkataan orang-orang tua zaman dahulu yang dapat

dijadikan nasihat, petunjuk, petuah, ajaran, dan larangan itu pada umunya berkaitan

dengan agama Islam, adat Istidat, pendidikan, dan kehidupan masyarakat

(http://agusbwaceh.blogspot.com)

Hadih Maja menjadi narit maja, sebab hadih berasal dari kata hadis yakni suatu

ucapan para Nabi saja, bukan ucapan manusia biasa. Narit maja ini menyiratkan bahwa

Page 8: SKRIPSI SURYANI

8

sebuah komunitas mestilah memiliki kaidah, hukum, konvensi, dan batasan-batasan

tertentu. Hal ini sangat berguna dalam rangka membangun sebuah kehidupan yang

harmonis. Narit maja ini juga digunakan untuk memberikan penekanan terhadap suatu

peristiwa atau poblematika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Narit maja dianggap bisa dikatan eufemisme guna menggantikan ungkapan

yangg dirasakan kasar. Meskipun masyarakat Aceh berpegang teguh pada tiga hal

yakni; Alquran, hadis, dan narit maja/hadis manja . Pada kenyataannya ucapan-ucapan

nenek moyang yang tidak berhubungan dengan agama, tetapi ada kaitannya dengan

kepercayaan rakyat yang perlu diambil ibaratnya untuk menjamin ketenteraman hidup

atau untuk mencegah terjadinya bencana, seperti adat istiadat pada suatu upacara,

aturan-aturan berpantang, ucapan-ucapan mengenai moral, dan Iain-kin  (Bakar, dkk.

1985:273).

Di dalam perjalananya ada beberapa narit maja yang bertentangan dengan

norma-norma agama, susila, dan adat masyarakat Aceh, sehingga Adnan Hanfiah

mengganotasikan 52 narit maja. Sementara itu, Hasjmy (1995:539) menyebutkan bahwa

hadih maja merupakan kata atau kalimat berhikmat.

Sedangkan menurut AH (1994:199), hadih maja adalah nasihat dan petuah

nenek moyang yang mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan keagamaan. Karena

itu, hadih maja dipandang sebagai produk sosial budaya etnis Aceh yang berhubungan

dengan konsttuksipengetahuan budaya mereka.

Di Aceh saat ini, pemakaian narit maja ini telah hilang dalam kehidupan sehari-

hari. Salah satu penyebabnya, menurut hemat penulis dikarenakan karena pengaruh

Page 9: SKRIPSI SURYANI

9

budaya luar yang dianggap cocok untuk mentamsilkan sesuatu padahal di dalam narit

maja itu sendiri semuanya sudah ada. Selain itu, kurangnya publikasi dan rasa

keingintahuan masyarakat Aceh untuk membaca narit maja ini menjadi akar dari

hilangnya pemakaian narit maja.

Dari beberapa pendapat ahli yang ada diatas maka narit maja dapat dikatakan

adalah sebuah ungkaapan yang mengandung nasihat nilai-nilai agama, pendidikan,

budaya, nasehat dan hal-hal yang berkaitan pada kegiatan masyarakat pada umumnnya.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan kajian terhadap

narit maja. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode deskriptif analistis.

Deskripsi analitis ini dilakukan dengan mendeskripsikan nilai-niali nasehat yang

kemudian disusun untuk dilakukan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis

berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasalal dari bahasa yunani,

analyein (‘ana’=atas, ‘lyein’=lepas,urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-

mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya

(Ratna; 2004:35).

Melalui penelitian ini penulis bermaksud mendeskripsikan nilai-nilai nasehat

yang terdapat dalam narit maja, seteleh mengumpulkan data, menyusun, dan

mengklasifikasikannya langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan

menggunakan teori kritik sehingga akan didapatkan kesimpulan tentang nilai-nilai

nasehat dalam narit maja.

Page 10: SKRIPSI SURYANI

10

H. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini akan diambil dari beberapa bahan rujukan yang

mana didalamnya banyak terdapat narit maja

I. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi , yaitu dengan mencari dan mengumpulkan sumber yang

relevan dan dapat dijadikan rujukan penelitian

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah memperoleh data yang lengkap maka langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis. Dalam penelitian ini akan dinalisis menggunakan

pendekatan structural, pendekatan structural yang digunakan untuk

menganalisis nilai-nilai nasehat yang terdapat dalam narit maja.

Berikut langkah kerja dalam penelitian ini :

1) Peneliti melakukan analisis dan deskripsi mengenai nila-nilai nasehat yang

terdapat dalam narit maja

2) Peneliti melakuakan analisis dan deskripsi pengaruh-pengaruh nilai-nilai

nasehat yang terdapat dalam narit maja

3) Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan telah

dianalisis. Langkah terakhir adalah merumuskan kesimpulan dari penelitian

yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjawab masalah utama

Page 11: SKRIPSI SURYANI

11

dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh nilai-nilai nasehat yang

terdapat dalam narit maja.

Untuk memudahkan dalam penelitian, penulis membuat alur penelitian yang

merupakan kerangka berpikir penelitian dalam bentuk bagan, sebagai berikut :

Dalam menganalisis pengaruh nilai-nilai nasehat dalam narit maja, penulis melakukan

langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Menyebutkan narit maja

2. Menguraikan maksud yang terdapat dalam narit maja

3. Menganalisis nilai-nilai nasehat dan pengaruhnya yang terdapat dalam narit

maja tersebut.

Narit Maja

Studi Kepustakaan

Analisis dan Deskripsi Nilai-nilai Nasehat yang terdpat

dalam Narit Maja

Analisis dan Deskripsi Pengaruh Nilai-nilai Nasehat yang terdpat dalam

Narit Maja

Pengaruh Nilai-nilai Nasehat yang terdapat dalam Narit Maja

Page 12: SKRIPSI SURYANI

12

DAFTAR PUSTAKA

AH, Atabik dan Ahmad Zuhri Muhdlor. 2004. Kamus Komtemporer Arab-Indonesia Alasri. Yogyakarta: Yayasan Ali MaksumPondok Pesantren Krapyak

Ahmad, Ali. 1994. Pengantar Pengajian Kesusasteraan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Asmoro, Ahmadi. 2004. Filsafat Umum : Jakarta: Raja Grafindo

Bakar, Aboe, dkk. 1985. Kamus Aceh Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan pendidikan Kebudayaan

Chabib Toha. 2006. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Jakarta: Pustaka Belajar

Hasjmy, AH. 1995. Putri P&hang dalam Hikayat Malem Dagang. Dalam LK Ara, Hasyim KS., dan Taufiq Ismail (Eds.), Seulamab A.ntologi Sastra Aceh

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian Sastra, Teori, Metode dan Teknik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar