refrat anak suryani

24
REFRAT PNEUMONIA PADA BAYI Oleh : suryani J500 070 008 PEMBIMBING dr. EKO JAENUDIN, Sp.A KEPANITERAAN ILMU ANAK RSUD DR. HARJONO PONOROGO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012 1

Upload: aiyasoraya

Post on 27-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjhjjj

TRANSCRIPT

Page 1: refrat anak suryani

REFRAT

PNEUMONIA PADA BAYI

Oleh :

suryaniJ500 070 008

PEMBIMBING

dr. EKO JAENUDIN, Sp.A

KEPANITERAAN ILMU ANAK

RSUD DR. HARJONO PONOROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2012

1

Page 2: refrat anak suryani

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.

Sebagian besar disebabkan oleh mikrooorganisme (virus/bakteri) dan

sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,radiasi,dll). Pada

pneumonia yang disebabkan oleh kuman, menjadi oertanyaan penting

adalah penyebab dari pneumonia ( virus atau bakteri).pneumonia

seringkali dipercaya diawali oleh infeksi virus yang kemudian mengalami

komplikasi infeksi bakteri. Secara klinis, pada anak sulit membedakan

pneumonia bakterial dengan pneumonia viral. Demikian pula pemeriksaan

radiologis dan laboratorium tidak menunjukkan perbedaan nyata.namun

sebagai pedoman dapat disebutkan bahwa pneumonia bakterial awitannya

cepat, batuk produktif, pasien tampak toksik, leukositosis dan perubahan

nyata pada pemeriksaan radiologis 1

B. Etiologi

Sebagian besar pneumonia adalah mikroorganisme (virus,bakteri ).

Sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon 9 minyak tanah,

bensin atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi

lambung ke dalam saluran pernapasan ( aspirasi )

Berbagai penyebab pneumonia tersebut dikelompokkan

berdasarkan golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang

menyertainya ( komplikasi). Mikroorganisme tersering penyebab

pneumonia adalah virus terutama respiratory syndal virus (RSV) yang

2

Page 3: refrat anak suryani

mencapai 40%. Sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama

streptococus pneumoniae dan hemophylus influenza tipe b

Awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet),

kemudian terjadi penyebaran mikroorganisme dan saluran nafas bagian

atass ke jaringan (parenkim)paru-paru dan sebagian kecil karena

penyebaran melalui aliran darah ( setowulan,2000)

Sedangkan dari sudut pandang sosial, penyebab pneumonia

menurut depkes RI (2004) antara lain :

a. Status gizi bayi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.

Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan

oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian

status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data

antropometri serta biokimia dan riwayat diet ( beck.2000:1)

Klasifikasi status gizi pada bayi berdasarkan kartu menuju sehat

adalah :

1) Gizi lebih

2) Gizi baik

3) Gizi kurang

4) Gizi buruk

b. Riwayat persalinan

Riwayat persalinan yang mempengaruhi terjadinya pneumonia adalah

ketuban pecah dini dan persalinan preterm (setiowulan,2000)

c. Kondisi sosial ekonomi orangtua

Kemampuan orangtua dalam menyediakan lingkungan tumbuh yang

sehat pada bayi juga sangat mempengaruhi terhadap terjadinya

pneumonia. Klasifikasi kesejahteraan keluarga adalah

1) Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

3

Page 4: refrat anak suryani

memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota,

serta antara keluarga dengan masyrakat dan lingkungan.

2) Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang kondisi ekonominya baru

bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum

mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.

3) Keluarga pra sejahtera yang belum dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya, belum mampu melaksanakan ibadah berdasarkan

agamanya masing-masing, memenuhi kebutuhan makan minimal 2

kali sehari, pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah,

dan bepergian, memiliki rumah yang bagian lantainya bukan dari

tanah , dan belum mampu untuk berobat di sarana kesehatan modern

(BKKBN,2002)

d. Lingkungan tumbuh bayi yang mempengaruhi terhadap terjadinya

pneumonia adalah kondisi sirkulasi udara di rumah dan lingkungan

perumahan yang padat (www.infokes.com)

e. Konsumsi ASI

Jumlah konsumsi ASI bayi akan sangat mempengaruhi imunitas bayi.

Bayi yang diberi ASI secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh

yang lebh baik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI secara

ekslusif.

C. klasifikasi pneumonia

Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasikan

pneumonia sebagai berikut :

a. Pneumonia berat

Ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam

(chest indrawing)

b. Pneumonia

Ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat

c. Bukan pneumonia

4

Page 5: refrat anak suryani

Ditandai secara klinis oleh batuk pilek disertai demam, tanpa tarikan

dinding ke dalam tanpa nafas cepat. Rinofaringitis dan tonsilitis

tergolong bukan pneumonia (rasmailah,2004)

D. tanda dan gejala

Tanda-tanda pneumonia sangat bervariasi, tergolong golongan umur,

mikroorganisme penyebab, kekebalan tubuh (imunologis) dan berat ringannya

penyakit

Pada umumnya diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak, nyeri

tenggorokan. Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin tinggi, batuk makin

hebat, pernapasan cepat(takipneu), tarikan otot rusuk (retraksi), sesak nafas dan

penderita menjadi kebiruan ( sianosis).

Pada bayi usia dibawah 1 tahun, tanda-tanda pneumonia tidak spesifik,

tidak selalu ditemukan demam dan batuk

Selain tanda-tanda diatas, WHO telah menggunakan penghitungan

frekuensi nafas per menit berdasarkan golongan umur sebagai salah satu pedoman

untuk memudahkan diagnosa pneumonia, terutama di institusi pelayanan

kesehatandasar (setiwulan,2000)

Pedoman perhitungan frekuensi nafas ( WHO )

Umur anak Nafas normal Takipnea ( nafas cepat)

0 – 2 bulan 30 – 50 per menit Sama atau > 60 x / menit

2 – 12 bulan 25 – 40 per menit Sama atau >50 x / menit

E. Etiologi

5

Page 6: refrat anak suryani

usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

Lahir - 20 hari Bakteri Bakteri

E. coli Bakteri an aerob

Streptococus grup B Streptococus grup D

Listeria monocytogenes Haemophylus influenza

Streptococus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Virus sitomegalo

Virus herpes simpleks

3 minggu- 3 bulan Bakteri Bakteri

Chlamidia trachomatis Haemophylus influenza

tipe B

Streptococus pneumoniae Bordetela pertusis

Virus Moraxella catharalis

Virus adeno Staphylococus aureus

Virus influenza Ureaplasma urealyticum

virus parainfluenza 1,2,3 Virus

RSV Virus sitomegalo

Antibiotik yang diberikan sedini mungkin dapat memotong perjalanan

penyakit, sehingga stadium khas yang telah diuraikan sebelumnya tidak terjadi.

Beberapa bakteri tertentu sering menimbulkan gambaran patologis tertentu bila

dibandingkan dengan bakteri lain. Infeksi streptococus pneumoniae biasanya

bermanifestasi sebagai bercak-bercak konsolidasi merata di seluruh lapangan paru

( bronkopneumonia ). Pneumotokel atau abses-abses kecil sering disebabkan oleh

Staphylococus aureus menghasilkan berbagai toksin dan enzim seperti hemolisin,

lekosidin, stafilokinase, dan koagulase. Toksin dan enzimini menyebabkan

nekrosis, pendarahan, dan kavitasi. Koagulase berinteraksi dengan faktor plasma

dan menghasilkan bahan aktif yang mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin,

sehingga terjadi eksudat fibrinopurulen. Terdapat korelasi antara produksi 6

Page 7: refrat anak suryani

koagulaswe dan virulensi kuman. Stapylococus yang tidak menghasilkan

koagulase penyakit yang kuman. Pneumotokel dapat menetap hingga berbulan-

bulan teta[i biasanya tidak memerlukan tetapi lebih lanjut.

F. Patofisiologi

Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh

mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari

seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit

dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus.Penyebab paling

sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan

infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.

1. Virus

Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya virus

masuk kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut

dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini

sering menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau

melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.Ketika sistem imun

merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah

putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat

cairan masuk ke dalam alveoli.Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam

alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah.

Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ

lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat

membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia

karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan

oleh virus.

2. Bakteri

Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di

udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah

ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri hidup pada bagian

atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan

7

Page 8: refrat anak suryani

mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin

menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga

penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang

adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan

membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan

cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.Hal ini menyebabkan

demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri

dan jamur.Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi

alveoli dan mengganggu transportasi oksigen.

Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah

menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan

tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti

otak,ginjal,dan jantung. Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru

dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan

empyema.(fransisca)

F. Manifestasi klinis

Pneumonia pada neonatus sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu anak

yang berhubungan dengan proses persalinan. Infeksi terjadi akibat kontaminasi

dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium, cairan

amnion atau dari serviks ibu. Infeksi dapat berasal dari kontaminasi dengan

sumber infeksi dari RS ( hospital acquired pneumonia), misalnya darin perawat,

dokter, atau pasien lain, atau dari alat- alat kedokteran misalnya penggunaan

ventilator. Disamping itu, infeksi dapat terjadi akibat kontaminasi dengan sumber

infeksi dari masyarakat ( comunity acquired pneumonia)

Spektrum etiologi pneumonia neonatus meliputi streptococus grup B,

Chlamidia trachomatis dan bakteri gram negatif seperti bakteri E. Coli,

pseudomonas, atau klebsiela. Disamping bakteri utama penyebab pneumonia yaitu

streptococus pneumoniae, haemophyilus influenzae tipe B, dan Staphylococus

aureus. Oleh karena itu pengobatannya meliputi antibiotik yang sensitif terhadap

semua kelompok bakteri tersebut, misalnya kombinasi bakteri beta laktam dan

8

Page 9: refrat anak suryani

amikasin kecuali bila divurigai adanya infeksi Chlamydia tracomatis yang tidak

responsif terhadap antibiotik beta laktam.

Penularan trans placenta juga terjadi dengan mikroorganisme toksoplasma,

rubela, virus sitomegalo, dan herpes simpleks ( TORCH), varisela zoozter, dan

Listeria monocytogenes. Selain itu, RSV, virus adeno, virus parainfluenza, virus

rino dan virus entero dapat juga menimbulkan pneumonia.suatu penelitian

melaporkan bahwa 25 % infeksi virus adeno pada bayi bersamaan dengan infeksi

RSV dan virus parainfluenza dan 67% bersamaan dengan infeksi bakteri

haemophylus influenza , streptococus pneumoniae atau chlamidia trachomatis.

Prognosis infeksi virus adeno pada neonatus sangat buruk karena sering

terjadi sepsis.

Gambaran klinis pneumonia pada neonatus dan bayi kecil tidak khas, mencakup

serangan apnea, sianosis, merintih, nafas cuping hidung, takipnea, letargi, muntah,

tidak mau minum, takikardi atau bradikardi, retraksi sub kosta dan demam. Pada

bayi BBLR sering terjadi hipotermi.gambaran klinis tersebut sulit dibedakan

dengan sepsis atau meningitis. Sepsis pada pneumonia neonatus dan bayi kecil

sering ditemukan 48 jam pertama. Angka mortalitas sangat tinggi di negara maju

yaitu dilaporkan 20-50%. Angka kematian di Indonesia dan di negara berkembang

lainnya diduga lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap kemungkinan adanya

pneumonia pada neonatus dan bayi kecil berusia dibawah 2 bulan harus segera

dirawat di RS.

Infeksi oleh Clamidia trachomatis merupakan infeksi perinatal dan dapat

menyebabkan pneumonia pada bayi berusia dibawah 2 bulan. Umumnya bayi

mendapat infeksi dari ibu pada masa persalinan. Port d’entree infeksi meliputi

mata, nasofaring, saluran respioratori dan vagina. Gejala baru timbul pada usia 4 -

12 minggu, pada beberapa kasus dilaporkan terjadi pada usia 2 minggu, tetapi

jarang setelah usia 4 bulan. Awitan gejala timbul perlahan – lahan dan dapat

berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala umumnya

berupa gejala infeksi respiratori ringan-sedang, ditandai dengan batuk staccato

( inspirasi diantara sekali batuk ) kadang- kadang disertai muntah, umumnya

pasien tidak demam. Pada pasien seprti ini, panduan tatalaksana adalah berobat

9

Page 10: refrat anak suryani

jalan dengan terapi makrolidoral dan observasi yang ketat. Lebih kurang 30% dari

infeksi Chlamidia trachomatis berkembang menjadi pneumonia berat, dikenal

juga sebagai sindrom pneumonitis dan memerlukan perawatan. Gejala klinis

meliputi ronki atau mengi, takipnea dan sianosis. Gambaran foto rontgen thoraks

tidak khas. Umumnya terlihat tanda – tanda hiperinflasi bilateral dengan berbagai

bentuk infiltrat difus, seperti infiltrat intertisiil, retikulonoduler, atelektasis,

bronkopneumonia dan gambaran milier. Antibiotik pilihan adalahmakrolid

intravena.

G. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis

sesuai dengan tanda dan gejala di sertai dengan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi / serologi sehingga WHO

mengajukan pedoman diagnosis dan tatalaksana yang lebih sederhana.

Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan atas :

1. Pneumonia Sangat Berat

1) Terdapat tanda bahaya umum

a. Tidak bisa minum

b. Selalu muntah

c. Kejang

d. Tampak letargi

2) Stridor

3) Tarikan dinding dada ke dalam

2. Pneumonia

1) Bila tidak ada retraksi

2) Bila nafas cepat yaitu :

a. Bayi : 2 bulan ® ³ 60 x/mnt

b. Anak 2 bulan-1 tahun : ® ³ 50 x/mnt

3. Bukan pneumonia

Hanya batuk tanpa di sertai gejala seperti di atas( Kapita Selekta Kedokteran Jilid

2. 2000 )

10

Page 11: refrat anak suryani

G. penatalaksanaan

Pengobatan ditujukan kepada pemberantasan mikroorganisme

penyebabnya. Walaupun adakalanya tidak diperlukan antibiotika jika

penyebabnya adalah virus. Namun untuk daerah yang tidak memiliki fasilitas

biakan mikroorganisme akan menjadi masalah tersendiri mengingat perjalanan

penyakit berlangsung cepat. Sedangkan di sisi lain ada kesulitan membedakan

penyebab antara virus dan bakteri. Selain itu, masih dimungkinkan adanya

keterlibatan infeksi sekunder oleh bakteri.

Oleh karena itu, antibiotika diberikan jika penderita telah ditetapkan

sebagai pneumonia. Ini sejalan dengan kebijakan Depkes RI ( sejak tahun 1995,

melalui program quality assurance ) yang memberlakukan penatalaksanaan

pneumonia bagi puskesmas di seluruh indonesia.

Masalah lain dalam hal perawatan penderita pneumonia adalah

terbatasnya akses pelayanan karena faktor geografis. Lokasi yang berjauhan dan

belum meratanya akses transportasi tentu menyulitkan perawatan manakala

penderita pneumonia memerlukan perawatan lanjutan ( rujukan) ( setiowulan,

2000)

Perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak yang

menderita pneumonia antara lain :

a. mengatasi demam

untuk anak usia 2 bulan – 5 tahun, demam diatasi dengan memberikan

parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam

harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu

2 hari . cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya,

kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan

menggunakan kain bersih,dengan menggunakan kain bersih, celupkan

pada air (tidak perlu air es)

b. mengatasi batuk

11

Page 12: refrat anak suryani

dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu

jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu

setengah sendok teh. Diberikan tiga kali sehari

c. pemberian makan

usahakan pemberian cairan lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu

mengencerkan dahak. kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang

diderita.

d. Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan

rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung

yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari

komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang

sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.

Apabila selama perawatan dirumah, keadaan anak memburuk, maka

dianjurkan untuk membawa ke dokter atau petugas kesehatan. Untuk

penderita yang mendapat obat antibiotik. Selain tindakan diatas usahakan

agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari

penuh. Untuk penderita yang mendapat antibiotik, usahakan agar setelah 2

hari, anak dibawa kembali ke petugas kesaehatan untuk pemeriksaan ulang

( rasmailah, 2004 )

Identifikasi dini mikroorganisme penyebab tidak dapat dilakukan karena

tidak tersedianya uji mikrobiologis cepat. Oleh karena itu, antibiotik

dipilih berdasarkan pengalaman empiris. Umumnya pemilihan antibiotik

empiris didasarkan pada kemungkinan etiologi penyebab dengan

mempertimbangkan usia dan keadaan klinis pasien serta faktor

epidemiologis.

1. Pneumonia rawat jalan

Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik line pertama

secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Pada pneumonia

ringan berobat jalan, dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan

12

Page 13: refrat anak suryani

efektivitas yang mencapai 90%. Penelitian multisenter di Pakistan

menemukan bahwa pada pneumonia rawat jalan, pemberian amoksisilin

2. Pneumonia rawat inap

Pilihan antibiotik line pertama dapat menggunakan antibiotik golongan

beta laktam atau klorampenikol. Pada pneumonia yang tidak responsif

terhadap beta laktam dan klorampenikol dapat diberikan antibiotik lain

seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin sesuai dengan petunjuk

etiologi yang ditemukan. Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari

pada pasien pneumonia tanpa komplikasi mskipun tidak ada studi kontrol

mengenai lama terapi antibiotik yang optimal

Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus

dimulai sesegera mungkin. Oleh karena pada neonatus dan bayi kecil

sering terjadi sepsis dan meningitis, antibiotik yang direkomendasikan

adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta laktam/klavulanat

dengan aminoglikosid atau sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan

sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari

J. Komplikasi ( nelson )

1. Komplikasi intra pulmoner

abses paru, empiema, efusi pleura,atelektasis

2. komplikasi ekstra pulmoner

komplikasi paling sering dan paling berat yaitu Cor pulmonal sub akutum dan

gagal nafas

kelainan jantung akibat dari berbagai hal. Pada prinsipnya disebabkan

peningkatan tahanan vaskuler paru. Hipertrofi ventrikel kanan dengan atau tanpa

kegagalan jantung kanan yang sering terjadi akibat kelainan primer paru.

Diagnosa CPSA ditegakkan dengan tanda frekuensi nafas >60 x/menit, denyut

jantung >160 x/menit, hepatomegali dengan tepi tumpul

H. Pencegahan

13

Page 14: refrat anak suryani

Mengingat pneumonia adalah penyakit bereiko tinggi yang tanda awalnya

sangat mirip dengan flu, alangkah baiknya pada orangtua tetap waspada dengan

memperhatikan tips berikut :

a. Menghindarkan bayi dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat

keramaian yang berpotensi penularan

b. Menghindari bayi dengan kontak dengan penderita ISPA

c. Membiasakan pemberian ASI

d. Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batu, pilek.

Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas dan adanya tarikan pada otot

rusuk (retraksi)

e. Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan.

Segera ke RS jika kondisi memburuk

f. Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus

Influenza, vaksin pneumococal heptavalen( mencegah IPD = invasive

pneumococal disease) dan vaksinasi influenza pada anak resiko tinggi,

terutama usia 6-23 bulan. Tetapi harganya mahal

g. Menyediakan rumah sehat bagi bayi yang memenuhi persyaratan :

1) Memiliki luas ventilasi sebesar 12-20% dari luas lantai

2) Tempat masuknya cahaya yang berupa jendela, pintu atau kaca sebesar

20%

3) Terletak jauh dari sumber-sumber pencemaran misalanya pabrik ,

tempat pembakaran dan tempat penampungan sampah sementara

maupun akhir (menkes,1999)

I. Prognosis

Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat di

turunkan sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein

dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

14

Page 15: refrat anak suryani

BAB III

KESIMPULAN

15

Page 16: refrat anak suryani

DAFTAR PUSTAKA

1.

16