skripsi sesuai format feb 2014

99
STUDI SISTEM PENGADAAN TANAMAN LANSKAP DI KELURAHAN BOJONGSARI BARU, KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK, JAWA BARAT MAULINA ARYANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: youyounyi

Post on 08-Apr-2016

301 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Skripsi Sesuai Format Feb 2014 Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014Skripsi Sesuai Format Feb 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

STUDI SISTEM PENGADAAN TANAMAN LANSKAP DI KELURAHAN BOJONGSARI BARU, KECAMATAN

BOJONGSARI, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

MAULINA ARYANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAPFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2014

Page 2: Skripsi Sesuai Format Feb 2014
Page 3: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Maulina AryantiNIM A44070065

Page 4: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

ABSTRAK

MAULINA ARYANTI. Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Dibimbing oleh TATI BUDIARTI.

Tanaman merupakan elemen penting dalam desain lanskap sehingga pengusaha tanaman juga dibutuhkan dalam industri lanskap selain arsitek lanskap, kontraktor lanskap, dan pengelola lanskap. Penelitian ini dilakukan di desa Bojongsari Baru yang merupakan salah satu sentra usaha tanaman hias lanskap. Hasil penelitian ini menginformasikan dan menjelaskan sistem pengadaan tanaman lanskap yang terdiri dari produksi hingga pemasaran yang dilakukan oleh warga Bojongsari Baru.Tanaman hias di Bojongsari Baru meliputi tanaman indoor yang digunakan untuk tanaman koleksi dan tanaman outdoor yang digunakan untuk proyek-proyek lanskap. Teknik budidaya, pemeliharaan fisik tanaman, dan sistem pemasaran yang digunakan masih menggunakan metode konvensional dan alat-alat sederhana disebabkan terbatasnya ketersediaan lahan pertanian dan modal usaha, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah produksi saat ini. Agribisnis tanaman hias lanskap juga menyediakan beberapa manfaat ekonomi, ekologi, sosial, dan budaya bagi masyarakat dan lingkungan sehingga agribisnis ini diharapkan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.

Kata kunci: lanskap, nurseri, pengusaha tanaman,tanaman hias

ABSTRACT

MAULINA ARYANTI. The Study of Landscape Plant Procurement System in Bojongsari Baru Village, Bojongsari District, Depok, West Java.Supervised by TATI BUDIARTI.

Plants are important elements in landscape design so that nurseriman also required in the landscape industry in addition to landscape architect, landscape contractor, and landscape management. This study was conducted in the village of Bojongsari Baru which is one of the famous places for agribusiness of landscape plants. The results of this study inform and explain the landscape plants procurement system that consists of production to marketing carried out by communities in Bojongsari Baru. Ornamental plants in Bojongsari Baru include indoor plant used for collection plant and outdoor plant used for landscaping projects. Cultivation technique, plant maintenance, and marketing system that are used are still using conventional methods and simple tools, this is due to limited availability of the agriculture land and limited capital, but is sufficient to meet the needs of production quantities. Agribusiness of landscape plant also gives some benefits in economic, ecological, social, and cultural for the communities and the environment so this agribusiness is expected to be a sustainable business in Indonesia.

Keywords: landscape nurseri, nurseriman, ornamental plant.

Page 5: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

STUDI SISTEM PENGADAAN TANAMAN LANSKAP DI KELURAHAN BOJONGSARI BARU, KECAMATAN

BOJONGSARI, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

MAULINA ARYANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAPFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2014

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanianpada

Departemen Arsitektur Lanskap

Page 6: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

ii

Page 7: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

iii

Judul Skripsi: Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat

Nama : Maulina AryantiNIM : A44070065

Disetujui oleh

Dr Ir Tati Budiarti, MSPembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara, M.AgrKetua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

iv

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan ini adalah tanaman lanskap, dengan judul Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada:1. Ibu Dr. Ir. Tati Budiarti, MS selaku pembimbing atas segala arahan dan

bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini,2. Bapak/Ibu selaku dosen penguji dalam ujian sidang,3. Bapak Karmuin sekeluarga, Bapak Hadi Sumarna, dan Bapak H. Satibi

beserta seluruh petani tanaman hias dari Kawasan Wisata Tanaman Hias Rotan dan warga dari Kelurahan Bojongsari Baru yang telah membantu selama pengumpulan data,

4. Orangtua serta seluruh keluarga dan sahabat atas segala doa, kesabaran, dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Maulina Aryanti

Page 9: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

v

DAFTAR ISIHalaman

DAFTAR TABEL viDAFTAR GAMBAR viDAFTAR LAMPIRAN viiPENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1Tujuan Penelitian 2Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3Tanaman sebagai Elemen Pembentuk Lanskap 3Usaha Tanaman Hias 5Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Nurseri Berskala Besar 5Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Nurseri Berskala Menengah dan

Rumahan 6METODE 8

Lokasi Penelitian 8Batasan Penelitian 8Kerangka Pemikiran 9Metode Penelitian 9Bentuk Hasil Akhir Penelitian 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 12Gambaran Umum Kelurahan Bojongsari Baru 12Keadaan Umum Usaha Tanaman Hias Kelurahan Bojongsari Baru 14Tipe Pelaku Usaha Tanaman Hias Berdasarkan Kegiatan Produksi dan

Pemasaran 24Sistem Pengadaan Tanaman 25Karakteristik Tanaman Hias di Kelurahan Bojongsari Baru 29Manfaat Usaha Tanaman Hias bagi Masyarakat dan Lingkungan 31Analisis Permasalahan dalam Pengelolaan Nurseri di Kelurahan Bojongsari

Baru 31Analisis SWOT Pengelolaan Usaha Tanaman Hias di Kelurahan Bojongsari

Baru 33Rekomendasi bagi Pengembangan Usaha Tanaman Hias di Kelurahan

Bojongsari Baru 35Peranan Pengusaha Tanaman dalam Industri Lanskap 36

PENUTUP 38Simpulan 38Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39LAMPIRAN 40RIWAYAT HIDUP 54

DAFTAR TABELHalaman

1 Luas panen dan produksi tanaman hias di beberapa kota di Jawa Barat tahun 2009 6

Page 10: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

vi

2 Potensi pengembangan komoditas tanaman hias di Kota Depok 73 Jenis data dan sumbernya 104 Jadwal kegiatan penelitian 115 Perbedaan sistem pengadaan tanaman koleksi dan tanaman proyek 286 Jenis tanaman hias lanskap yang terdapat di Bojongsari Baru 297 Matriks SWOT pengelolaan usaha tanaman hias 34

DAFTAR GAMBAR1

Tipe dasar bentuk tanaman 42 Tekstur tanaman 43 Peta lokasi penelitian 84 Diagram alur pemikiran 95 Peta eksisting Kelurahan Bojongsari Baru 136 Klasifikasi lahan usaha di Kelurahan Bojongsari Baru 157 Tanaman indoor ditempatkan di bawah paranet 168 Contoh tanaman koleksi (a) anthurium jenmanii (b) aglaonema cochin 169 Diagram karakteristik pelaku usaha 1710 Diagram luasan dan kepemilikan lahan usaha 1811 Diagram jenis dan asal tanaman 1812 Diagram pengaruh usaha tanaman hias terhadap perekonomian keluarga 1913 Tanaman yang terdapat di Nurseri A (a) tanaman outdoor (b) tanaman

indoor 2014 Diagram keberlanjutan usaha tanaman hias 2115 Layout nurseri (a) kavling rotan, (b) pangkalan, (c) pekarangan 2216 Bangunan di kavling Rotan (a) rumah (b) bedeng 2317 Bangunan di nurseri (a) tempat duduk di pangkalan pinggir jalan (b)

rumah warga 2318 Pekarangan rumah warga Bojongsari Baru (a) RW07 (b) RW08 2419 Areal Rotan (a) nurseri tanaman oudoor (b) nurseri tanaman indoor 2420 Pangkalan pinggir jalan raya (a) Douglass Flora (b) Aneka Bunga

Nurseri 2521 Contoh kegiatan budidaya (a) persiapan media tanam, (b) pemilihan

anakan 2722 Contoh kegiatan pemeliharaan (a) penyiraman (b) repotting 2723 Contoh kegiatan pemasaran (a) pengepakan (b) pengiriman tanaman 2824 Grafik jumlah nurseri yang menjual jenis tanaman (a) penutup tanah (b)

semak dan perdu (c) pohon 3025 Hubungan empat keahlian khusus dalam industri lanskap 3626 Hubungan kerja pengusaha tanaman dalam industri lanskap 37

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 402 Luas panen dan jumlah produksi beberapa tanaman lanskap di Kota Depok

tahun 2012 45

Page 11: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

vii

3 Karakteristik tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru 46

Page 12: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman merupakan salah satu elemen penting penyusun lanskap. Tanaman dapat diperuntukkan bagi berbagai pekerjaan lanskap, baik skala luas maupun skala kecil. Jenis tanaman yang digunakan sangat mempengaruhi hasil pekerjaan lanskap tersebut. Perkembangan industri lanskap bergantung pada keberhasilan tiga keahlian khusus yang utama yaitu arsitek lanskap, kontraktor, dan pengelola lanskap. Pengusaha tanaman lanskap atau nurseriman merupakan partisipan keempat dalam industri lanskap yang juga harus diperhatikan karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyediaan tanaman untuk kepentingan pembangunan sebuah lanskap.

Jenis tanaman yang digunakan dalam perancangan lanskap termasuk ke dalam kategori tanaman hias. Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan agribisnis tanaman hias karena memiliki wilayah yang luas dan subur dengan iklim yang mendukung, dan keanekaragaman sumberdaya tanaman hias yang cukup besar. Menurut hasil pengamatan Balai Penelitian Tanaman Hias (2008), terdapat tiga hal yang menarik dalam perkembangan usaha tanaman hias, yaitu: 1) keragaman dan keunikan flora yang mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial, 2) peningkatan penggunaan teknologi yang memudahkan bisnis tanaman hias dalam kegiatan budidaya maupun pemasaran, dan 3) pengaruh trend akibat peningkatan gaya hidup masyarakat terhadap tanaman hias. Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan lingkungan dan estetika mendorong peningkatan minat terhadap tanaman hias. Masyarakat khususnya kalangan menengah ke atas kini kian menggemari hobi tanaman hias. Peningkatan minat masyarakat inilah yang menjadikan agribisnis tanaman hias di Indonesia berkembang dengan pesat. Usaha tanaman hias kini makin berkembang di banyak daerah, melibatkan baik petani kecil maupun pengusaha besar. Berkembangnya tanaman hias dalam negeri akan mampu meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja, memenuhi tuntutan keindahan lingkungan, menjadikan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran bertambah asri serta menunjang pembangunan industri pariwisata.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai sentra produksi tanaman hias terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi mencapai 34,5% dari total produksi tanaman hias seluruh Indonesia. Sentra produksi tanaman hias di provinsi Jawa Barat tersebar di beberapa kota yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Cirebon, Bekasi, Karawang, dan Depok. Bisnis tanaman hias yang dinilai cukup menjanjikan tidak hanya mendorong para petani tanaman hias itu sendiri, namun juga berdampak pada banyaknya para petani yang beralih komoditas. Lebih dari itu, masyarakat awam pun tergerak untuk mengusahakan tanaman hias. Kelurahan Bojongsari Baru merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Bojongsari (dulu termasuk Kecamatan Sawangan), Kota Depok. Di Kelurahan Bojongsari Baru, terdapat lahan seluas 3 hektar yang digunakan sebagai nurseri/usaha pembibitan berupa kavling-kavling yang diisi oleh petani tanaman hias dengan beragam jenis tanaman. Selain di areal khusus nurseri, warga di Kelurahan Bojongsari Baru juga bertani tanaman hias dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produksi tanaman hias. Sampai saat ini, Kelurahan Bojongsari Baru telah menjadi

Page 13: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

2

salah satu sentra tanaman hias lanskap di daerah Jabodetabek. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok untuk mempelajari dan mengevaluasi bagaimana kondisi pengadaan tanaman lanskap yang dilakukan oleh warga di desa tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:1. Mempelajari sistem pengadaan tanaman hias lanskap; yang meliputi proses

produksi sampai pemasaran; di Kelurahan Bojongsari Baru,2. Mengidentifikasi jenis tanaman hias lanskap yang terdapat di nurseri

Kelurahan Bojongsari Baru,3. Menganalisis permasalahan dalam pengelolaan nurseri tanaman hias lanskap di

Kelurahan Bojongsari Baru, dan4. Membuat rekomendasi strategi pengembangan usaha tanaman hias lanskap di

Kelurahan Bojongsari Baru.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah, bagi:1. Pengusaha tanaman dan perusahaan lanskap, dapat menambah informasi

mengenai jenis tanaman hias lanskap yang banyak diminati beserta strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan usaha tanaman hias lanskap,

2. Pemerintah, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pengembangan usaha tanaman hias di Indonesia,

3. Pembaca, penelitian ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan literatur untuk penelitian-penelitian selanjutnya, dan

4. Penulis, melalui hasil penelitian ini dapat mengetahui gambaran kondisi pengadaan tanaman lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru.

Page 14: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman sebagai Elemen Pembentuk Lanskap

Tanaman lanskap adalah tanaman yang belum, sedang dan sudah dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Tanaman lanskap mempunyai berbagai bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan karakter yang beragam.

Penggolongan Tanaman Berdasarkan Aspek ArsitekturalPenggolongan tanaman berdasarkan aspek arsitektural artinya menciptakan

ruang dengan unsur tanaman. Unsur tanaman digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai komponen struktural seperti lantai, atap, dan dinding. Berdasarkan aspek arsitektural, tanaman dapat digolongkan berdasarkan fungsinya sebagai pembentuk ruang, penyekat, dan pengendali keleluasaan pribadi.

Dalam fungsinya sebagai pembentuk ruang, rumput atau tanaman penutup tanah (groundcover) dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar (lantai), tanaman semak dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal (dinding), dan pohon dapat digunakan untuk membentuk bidang atap. Berbagai kesan ruang dapat diciptakan dengan elemen tanaman, antara lain, ruang yang bersifat terbuka, semi terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik, dan sebagainya.

Penggolongan Tanaman Berdasarkan Aspek VisualKegunaan arsitektural lebih ditekankan pada aspek struktural,sedangkan

kegunaan estetika lebih menyangkut pada kualitas visual suatu perancangan. Kualitas visual dalam penataan tanaman sangat penting, karena tanggapan seseorang merupakan reaksi terhadap apa yang terlihat. Secara umum, karakteristik visual tanaman mencakup ukuran, bentuk, warna, dan tekstur.

Berdasarkan ukuran, tanaman dikategorikan menjadi: pohon besar dan sedang, pohon kecil (perdu), semak tinggi, semak sedang, semak rendah, dan tanaman penutup tanah (groundcover). Berdasarkan bentuk tajuk, tanaman terbagi menjadi bentuk: tinggi-ramping (fastigiate), silinder (columnar), menyebar (spreading), bulat (rounded), kerucut (pyramidal), merunduk (weeping), dan bentuk yang menarik (picturesque). Bentuk-bentuk tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Tekstur tanaman dipengaruhi oleh ukuran daun, ukuran ranting dan cabang, konfigurasi kulit tanaman, habitat pertumbuhan secara keseluruhan, dan jarak dimana tanaman tersebut dilihat. Tekstur tanaman biasanya diklasifikasikan sebagai kasar, sedang, dan halus, yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Penggolongan Tanaman Berdasarkan Habitus FungsionalBerdasarkan habitus fungsional, tanaman dapat digolongkan dengan “ciri

khas” (bunga, daun, buah atau tajuk), “watak dan kebiasaan” (ciri pertumbuhan,cepat lambatnya), “kesukaan” dan kegunaan suatu tanaman. Peletakan setiap jenis tanaman haruslah disesuaikan dengan apa maksud dan tujuan dari tanaman tersebut, apakah ditanam sebagai pelindung ataukah sebagai pagar dan lain sebagainya. Penggolongan tanaman berdasarkan habitus fungsional terdiri atas tanaman indoor dan outdoor, tanaman peneduh/parkir, pohon tepi

Page 15: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

4

jalan, tanaman median jalan, tanaman pagar, tanaman border/tepi, tanaman penutup tanah, tanaman berdaun/berbunga indah, tanaman memanjat/pergola, tanaman rumput lapangan, dan tanaman lapangan rumput.

Sumber: Booth, 1983

Gambar 1 Tipe dasar bentuk tanaman

Sumber: Booth, 1983

Gambar 2 Tekstur tanaman

Page 16: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

5

Usaha Tanaman Hias

Usaha tanaman hias dicirikan dengan trend yang dinamis di mana setiap saat, jenis tanaman hias yang diminati oleh konsumen dapat berubah. Trend tanaman hias yang dinamis ini memunculkan peluang bisnis yang prospektif, tidak hanya di kota besar, namun juga hingga ke daerah. Menurut catatan Departemen Pertanian (Redaksi Agromedia, 2007), omset bisnis tanaman hias Indonesia yang dihitung dari keseluruhan petani, termasuk petani kecil, sedikitnya mencapai Rp 30-40 miliar per tahun. Potensi usaha tanaman hias dapat dimanfaatkan melalui berbagai pilihan usaha, tergantung besarnya modal. Luas lahan sendiri bukanlah faktor penentu keberhasilan berbisnis tanaman. Berdasarkan besar kecilnya skala usaha (Redaksi Agromedia, 2007), bisnis tanaman hias dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni:

a. Skala rumahan, merupakan usaha sampingan dengan lahan terbatas. Biasanya hanya memanfaatkan lahan pekarangan dan hanya menjual kepada end user. Modal yang digunakannya pun relatif kecil.

b. Skala menengah, memiliki kapasitas produksi tertentu, serta sudah bisa menjual ke pedagang lain, tidak hanya kepada end user.

c. Skala besar (industri), memiliki sistem manajemen yang bagus, kuantitas produksi dan jenis produk yang dihasilkan sudah jelas, serta memiliki planning produksi dan pemasaran yang jelas, paling tidak sampai 25 tahun ke depan.

Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Nurseri Berskala Besar

Benara Nurseries Indonesia (BNI) merupakan nurseri seluas 30 hektar di Kabupaten Karawang yang menyediakan berbagai jenis tanaman dalam jumlah besar untuk digunakan dalam proyek lanskap. Pembangunan BNI bekerjasama dengan Benara Nurseries Australia pada tahun 1994 kemudian mulai diberlakukan penjualan tanaman pada tahun 1997. Tanaman yang dikembangkan merupakan tanaman tropis yang terdiri dari palem, tanaman buah dan bunga, serta banyak lagi jenis lainnya. Nurseri ini berskala besar sehingga dari awal pemilihan lokasi, perencanaan dan disain nurseri, sampai ke pengelolaannya dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan terorganisasi. BNI memiliki fasilitas dan utilitas yang memadai dan struktur kerja yang jelas untuk memastikan kegiatan produksi dan pemasaran berjalan dengan baik.

Proses produksi tanaman di BNI diawali dengan perencanaan produksi berdasarkan potensi dan perkembangan tanaman di pasar. Setiap proses produksi dilakukan oleh kerjasama tim untuk mendapat keselarasan antara permintaan pasar, kegiatan produksi, dan anggaran biaya. Proses produksi terdiri dari perbanyakan tanaman, pengepotan, dan media tanamyang dilakukan dengan metode ilmiah menggunakan perhitungan dan pengawasan yang ketat pada setiap tahapnya. Setiap pekerja wajib mencatat laporan untuk pengecekan kesesuaian produksi tanaman yang telah dilakukan. Pengelolaan nurseri meliputi pemeliharaan fisik tanaman, pemeliharaan utilitas dan fasilitas, pengelolaan tenaga kerja, evaluasi, dan rencana anggaran biaya pengelolaan. Pengelolaan ini pun dilakukan secara terperinci dan terorganisir dengan tenaga kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pemasaran dilakukan setelah proses produksi, juga dilakukan dengan perencanaan, pengelolaan, dan kerjasama tenaga kerja sesuai

Page 17: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

6

prosedur yang berlaku. Pemasaran diawali dari kebijakan penetapan harga jual dan potongan harga, distribusi niaga, sampai pengepakan dan transportasi. Produksi dan pemasaran dilakukan dengan cermat untuk menghindari kerugian nurseri dan menghasilkan berbagai jenis tanaman dengan spesifikasi sesuai yang dibutuhkan konsumen.

Faktor yang masih menjadi hambatan di nurseri ini antara lain pengadaan bibit tanaman lokal, produktifitas kerja yang masih rendah, koordinasi antar pegawai yang masih kurang, kegiatan pemasaran yang sangat berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan, adanya hama dan penyakit tanaman, serta kondisi tapak yang sangat mudah terkena banjir dan angin kencang yang mengakibatkan robohnya sebagian tanaman. Akan tetapi, keberadaan Benara Nurseries Indonesia dapat bertahan dan berkembang sampai saat ini sehingga menjadi salah satu sumber pengadaan tanaman dalam industri lanskap. (Maulida, 2002)

Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Nurseri Berskala Menengah dan Rumahan

Selain nurseri berskala besar/industri seperti Benara Nurseries Indonesia, terdapat pula nurseri berskala lebih kecil yakni skala menengah dan rumahan. Nurseri di Indonesia kebanyakan termasuk ke dalam skala ini. Nurseri skala menengah memiliki kapasitas produksi tertentu, serta sudah bisa menjual ke pedagang lain, tidak hanya kepada end user. Sedangkan nurseri skala rumahan biasanya hanya memanfaatkan lahan pekarangan dan hanya menjual kepada end user, modal yang digunakannya pun relatif kecil. Berbeda dengan nurseri berskala besar, nurseri menengah dan rumahan memiliki lahan yang tidak terlalu luas, hanya menggunakan lahan pekarangan atau lahan pinggir jalan untuk memproduksi dan menjual tanaman hias. Produksi, pemasaran, dan pengelolaan yang dilakukan pun tidak terperinci dan terencana dengan baik seperti nurseri skala besar. Usaha nurseri ini biasanya dilakukan oleh warga dengan teknik dan alat sederhana. Sentra-sentra produksi tanaman hias di Indonesia terdiri dari petani tanaman hias yang menjalankan usaha nurseri kecil ini.

Daerah di Indonesia yang paling banyak memproduksi tanaman hias adalah Provinsi Jawa Barat. Sentra produksi tanaman hias di provinsi Jawa Barat tersebar di beberapa kota yaitu Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar dapat dilihat pada Tabel 1 (Hapsari, 2011). Tabel 1 Luas panen dan produksi tanaman hias di beberapa kota di Provinsi Jawa

Barat tahun 2009

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2009

Page 18: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

7

Berdasarkan Tabel 1, luas lahan Kota Depok menempati urutan pertama, meskipun produksi tanaman hias yang dihasilkan separuhnya jika di bandingkan Kota Bogor, namun masih ada peluang bagi Kota Depok untuk meningkatkan produktivitas tanaman hiasnya dengan memanfaatkan luas lahan yang ada. Hal ini yang dijadikan peluang bagi beberapa pengusaha untuk berbisnis di sektor tanaman hias. Ketersediaan banyaknya lahan juga dapat dipakai untuk usaha pembudidayaan ataupun menggunakan halaman pekarangan rumah sebagai sarana pembudidayaan, menjadikan usaha tersebut tersebar di seluruh penjuru kota Depok. Lahan pontensial yang terluas berada di daerah Sawangan dengan luas 40 ha dan lahan yang sudah diusahakan sekitar 15 ha, sedangkan peluang lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk usaha tanaman hias yaitu seluas 25 ha.Potensi pengembangan komoditas tanaman hias di Kota Depok berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 2 (Hapsari, 2011).

Tabel 2 Potensi pengembangan komoditas tanaman hias di Kota Depok

Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok (2009)

Kota Depok merupakan salah satu sentra produksi tanaman hias terutama Kecamatan Sawangan dan sekitarnya. Di daerah Sawangan ini banyak terdapat nurseri skala menengah dan rumahan. Warga memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai lahan produksi dan penjualan tanaman hias sehingga tanaman hias menjadi salah satu komoditas unggulan di Kota Depok. (Redaksi KONTAN, 2010)

Page 19: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

8

METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Dahulu kelurahan ini termasuk ke dalam Kecamatan Sawangan tetapi hasil pemekaran menurut Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007, Kelurahan Bojongsari Baru menjadi termasuk Kecamatan Bojongsari. Gambar 3 menunjukkan Kelurahan Bojongsari Baru yang terletak di Kota Depok bagian barat.

(Skala 1 : 25000)Sumber: Dep. Manajemen Sumberdaya Lahan Fak. Pertanian IPB (2013)

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

Batasan Penelitian

Hasil dari penelitian ini terbatas pada analisis deskripstif dan kuantitatif sistem pengadaan tanaman yang meliputi produksi sampai pemasaran tanaman hias, kajian jenis tanaman hias lanskap yang terdapat di Kelurahan Bojongsari Baru, dan pembuatan strategi pengembangan usaha tanaman hias.

Sumber: http://dc369.4shared.com/doc/82BUY9fR/preview.html(diakses 9 Juli 2013)

Page 20: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

Tanaman merupakan salah satu elemen penting penyusun lanskap

Pengusaha tanaman/nurseryman merupakan partisipan penting dalam industri lanskap sebagai pengada/penyedia tanaman

Usaha tanaman hias cukup menjanjikan seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap tanaman hias dan penghijauan

Banyak petani beralih tanam menjadi tanaman hias, dan warga memanfaatkan pekarangan untuk memproduksi tanaman hias

Analisis deskriptif dan kuantitatif sistem produksi dan pemasaran tanaman yang dilakukan warga

Hasil:Gambaran umum sistem pengadaan tanaman hias lanskap yang dilakukan oleh warga beserta karakteristik tanaman di dalamnya dan permasalahan dalam pengelolaan nurseri beserta rekomendasi strategi pengembangan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok

Kajian jenis tanaman hias yang diproduksi dan diperjualbelikan di Bojongsari Baru

Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan Bojongsari. Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat

Kota Depok memiliki lahan luas yang berpotensi untuk pengembangan usaha tanaman hias

Tanaman yang akan digunakan dalam proyek lanskap harus sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan

Warga Bojongsari Baru yang memproduksi tanaman menjadi salah satu sumber pengadaan tanaman lanskap

Pembuatan strategi pengembangan usaha tanaman hias di Bojongsari Baru

9

Kerangka Pemikiran

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan melewati beberapa tahap, yakni:1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang telah dipublikasikan sebelumnya. Tabel 3 menunjukkan jenis data beserta sumber data yang digunakan dalam pencapaian tujuan penelitian.

Gambar 4 Diagram alur pemikiran

Analisis sistem produksi dan pemasaran tanaman

hias

Kajian jenis tanaman hias di

nurseri

Analisis pemasalahan dalam pengelolaan

nurseri

Pembuatan strategi pengembangan usaha

tanaman hias

Page 21: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

10

Tabel 3 Jenis data dan sumbernya

No Jenis Data Unsur Data Sumber Data

1 Profil Kelurahan Bojongsari Baru

Peta wilayah, keadaan alam, kependudukan, sosial ekonomi

Primer dan sekunder

2 Profil koperasi tanaman hias

Anggota dan pengurus, cakupan wilayah, peran koperasi

Primer melalui observasi ldan wawancara

3 Profil usaha tanaman hias

Nama, lokasi, luasan dan kepemilikan lahan, pengelolaan, tenaga kerja

Primer melalui observasi dan wawancara

4 Jenis tanaman hias di lahan usaha

Nama, morfologi, foto tampilan, fungsi, perbanyakan dan perawatan

Primer melalui observasi dan wawancara

5 Produksi dan pemasaran tanaman

Teknik budidaya, pemeliharaan, hasil penjualan tanaman, besar pendapatan dan keuntungan

Primer melalui observasi dan wawancara

2. AnalisisData yang telah terkumpul lalu dianalisis. Analisis yang dilakukan meliputi:a. Analisis kuantitatif dan deskriptif untuk menentukan profil usaha

tanaman hias dan jenis tanaman yang banyak diproduksi di Kelurahan Bojongsari Baru. Data yang digunakan adalah hasil kuesioner dan observasi langsung. Analisis deskriptif proses produksi dan proses pemasaran tanaman hias yang dilakukan warga Bojongsari Baru.

b. Identifikasi jenis tanaman yang dibudidayakan dan diperjualbelikan di lahan usaha. Identifikasi ini meliputi karakteristik jenis tanaman yakni: pembagian berdasarkan ketinggian/ukuran tanaman (penutup tanah,

semak, pohon), nama umum dan nama ilmiah tanaman, ciri fisik/morfologi yang merupakan deskripsi tampilan tanaman

(bentuk tajuk, bentuk daun, warna bunga, daya tarik tanaman), fungsi tanaman (penutup tanah, border, screen, pengarah jalan, dan

focal point), dan cara perbanyakan dan pemeliharaan tanaman.

c. Analisis deskriptif permasalahan dalam pengelolaan nurseri di Kelurahan Bojongsari Baru.

d. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk merumuskan strategi pengelolaan pengembangan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru. Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT membandingkan antara eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Anonim, 2009).

3. Hasil Akhir

Page 22: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

11

Dari analisis keseluruhan didapat hasil gambaran kondisi umum usaha dan profil warga yang menjalankan usaha tanaman hias/nurseri, uraian proses produksi sampai pemasaran tanaman, jenis-jenis tanaman yang banyak diproduksi dan diperjualbelikan, uraian permasalahan yang terdapat dalam pengelolaan nurseri, dan strategi-strategi yang dapat digunakan bagi pengembangan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013 selanjutnya selama enam bulan dari mulai persiapan sampai dengan penyajian hasil penelitian (Tabel 4).

Tabel 4 Jadwal kegiatan penelitian

No KegiatanBulan ke-1

Bulan ke-2

Bulan ke-3

Bulan ke-4

Bulan ke-5

Bulan ke-6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Persiapan    

2 Pengumpulan data                

3 Analisis Data    

4 Penyusunan skripsi                

5 Penyajian hasil                

Bentuk Hasil Akhir Penelitian

Hasil akhir dari penelitian ini berupa uraian sistem pengadaan tanaman lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru beserta gambaran jenis-jenis tanaman hias yang terdapat di dalamnya, dan uraian permasalahan dalam pengelolaan nurseri beserta rekomendasi strategi bagi pengembangan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru.

Page 23: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kelurahan Bojongsari Baru

Kondisi Fisik Kelurahan Bojongsari Baru merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang

berada di wilayah Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Kelurahan ini memiliki luas 179 hektar terdiri dari sembilan rukun warga (RW) dan 24 rukun tetangga (RT). Batas wilayah kelurahan Bojongsari Baru ialah:

Utara : Kelurahan Kedaung dan Kelurahan SeruaTimur : Kelurahan Bojongsari LamaBarat : Kelurahan CurugSelatan : Kelurahan Bojongsari Lamadengan orbitasi sebagai berikut:Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 2 kmJarak dari ibukota kabupaten/kota : 15 kmJarak dari ibukota provinsi : 145 kmJarak dari ibukota negara : 30 kmBerdasarkan data Pemkot Depok tahun 2010 didapat kondisi geografis

sebagai berikut, yakni sebagian besar wilayah Kota Depok memiliki kemiringan lereng kurang dari 15%. Kelurahan Bojongsari Baru termasuk ke dalam kemiringan lereng 8-15%. Wilayah dengan kemiringan datar hingga sedang ini digunakan untuk berbagai keperluan khususnya pemukiman, industri dan pertanian.Wilayah Depok termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson, musim kemarau Bulan April – September dan musim penghujan antara Bulan Oktober – Maret. Kondisi iklim di daerah Depok relatif sama yang ditandai oleh perbedaan curah hujanrata-rata bulanan sekitar 327 mm. Tanah di Kelurahan Bojongsari Baru termasuk tanah latosol coklat kemerahan, yakni tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis – basaltis, tingkat kesuburannya rendah – cukup, mudah meresapkan air, tahan terhadap erosi, dan bertekstur halus. Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Sawangan, Pancoran Mas bagian selatan dan sebagian Kecamatan Cimanggis termasuk sesuai untuk penggunaan lahan pertanian. Penggunaan lahan di Kota Depok dipengaruhi oleh Kota Metropolitan sehingga masalah yang dihadapi adalah konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian karena perkembangan nilai tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan produktifitas pertanian sehingga diperkirakan akan semakin mempercepat perubahan lahan.

Kondisi SosialDesa-desa yang berbatasan dengan Kelurahan Bojongsari Baru yakni

Kelurahan Kedaung, Serua, Bojongsari Lama, dan Curug memiliki kondisi fisik yang sama begitupun dengan kondisi sosial masyarakatnya. Selain sebagai pegawai dan wiraswasta, warga Bojongsari Baru dan sekitarnya banyak yang berprofesi sebagai petani khususnya tanaman hias dan buah. Komoditas unggulan di Kelurahan Bojongsari Baru ini ialah tanaman hias dan ikan hias. Warga menjadikan usaha tanaman hias sebagai mata pencarian utama atau sampingan. Gambar 5 menunjukkan kondisi eksisting Kelurahan Bojongsari Baru dimana warganya banyak menjalankan usaha tanaman hias.

Page 24: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

13

Gambar 5.Peta Eksisting Kelurahan Bojongsari Baru

Page 25: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

14

Gambar 5 menunjukkan wilayah Bojongsari Baru sebelah timur yang berbatasan dengan Kelurahan Bojongsari Lama, yakni perkampungan RW 07 dan RW 08, rumah-rumahnya memiliki pekarangan yang luas sehingga warganya banyak yang bertani tanaman hias memanfaatkan pekarangan tersebut (seperti ditunjukkan pada foto 9, 10, 11, dan 12).

Sementara itu, wilayah sebelah barat yakni RW 01, RW 02, RW 03, RW 04, dan RW 09 memiliki banyak jalan kecil /gang dengan rumah-rumah yang berdempetan dan berhadapan langsung dengan gang tanpa memiliki lahan pekarangan untuk ditanami (foto 5), selain itu juga terdapat lahan kosong yang belum dimanfaatkan (foto 7), tetapi ada beberapa lahan terbuka yang cukup luas yang digunakan khusus untuk budidaya tanaman hias (seperti contoh yang ditunjukkan foto 8). Di wilayah barat ini, usaha tanaman hias terkonsentrasi di pinggir jalan raya Bojongsari. Jalan raya Bojongsari yang ramai menjadi lokasi strategis bagi beberapa pangkalan tanaman hias yang cukup luas dengan berbagai tanaman yang tersedia (foto 4 dan 6).

Wilayah sebelah utara yakni sekitar RW 05 dan RW 06 memiliki lahan terbuka yang cukup luas seperti di Jalan Rotan yang dibangun Kawasan Wisata Tanaman Hias ROTAN (foto 2 dan 3). Walaupun konsep wisata tidak lagi diupayakan di kawasan Rotan tetapi lahan seluas 3 hektar ini merupakan areal nurseri yang telah menjadi sentra tanaman hias di daerah Jabodetabek sampai saat ini. Di jalan Rotan juga terdapat kantor Kelurahan Bojongsari Baru (foto 1) yang terletak tidak jauh dari areal nurseri tersebut.

Keadaan Umum Usaha Tanaman Hias Kelurahan Bojongsari Baru

Sejarah Perkembangan Usaha Tanaman Hias Usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru dipelopori oleh Pak

Satibi, warga asli Bojongsari. Pada tahun 2000, Pak Satibi yang hobi bertani tanaman hias ini keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai lalu mulai membuka usaha tanaman hias di rumahnya. Saat itu harga tanaman masih relatif murah tetapi saingan sedikit. Tidak berapa lama kemudian usaha ini mulai maju dan berkembang. Pak Satibi pun dikenal sebagai pengusaha tanaman hias dari daerah Sawangan (dulu Bojongsari masuk kecamatan Sawangan). Dinas Pertanian Kota Depok lalu mengajak Pak Satibi untuk mengadakan kampanye dalam rangka mengembangkan usaha tanaman hias di Kota Depok. Para warga diajak untuk turut serta menanam tanaman hias di pekarangan rumah masing-masing dengan tujuan untuk penghijauan, pemanfaatan pekarangan, dan penambahan pendapatan keluarga jika tanaman tersebut berkualitas baik dan berpotensi untuk dijadikan usaha tanaman hias. Melihat permintaan pasar yang cukup besar terhadap tanaman hias dan prospek yang cukup menjanjikan, akhirnya banyak warga Sawangan yang mulai memanfaatkan pekarangannya untuk ditanami. Kemudian dibentuklah paguyuban khusus petani tanaman hias yang anggotanya mencakup Kecamatan Sawangan. Pada tahun 2003, paguyuban ini menjadi bentuk koperasi agar resmi dan bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Koperasi tanaman hias di Kecamatan Sawangan ini diberi nama Koperasi Maju Bersama, dengan Pak Satibi sebagai ketua koperasi yang pertama. Koperasi ini cukup aktif dengan berbagai kegiatan dan bantuan bagi anggotanya, seperti pelatihan tanaman hias, bantuan bibit dan modal dari pemerintah, dan pinjaman dari bank. Untuk mengembangkan usaha tanaman hias ini, maka koperasi

Page 26: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

15

menyewa lahan seluas tiga hektar di jalan/gang Rotan Kelurahan Bojongsari Baru yang diperuntukkan bagi warga sekitar. Lahan ini terbagi menjadi kavling-kavling yang dapat ditanami berbagai jenis tanaman hias.

Pada tahun 2007, anthurium menjadi trend dan booming dengan harga yang sangat tinggi, bahkan tanaman ini dijual dengan menghitung jumlah daunnya. Melihat peluang ini, banyak warga dari daerah lain yang juga tertarik untuk berbisnis anthurium. Warga dari luar Sawangan ingin ikut bertani di kavling Rotan karena tidak mempunyai lahan. Warga sekitar yang awalnya menghuni kavling Rotan mulai menyewakan lahan mereka di Rotan kepada para pendatang kemudian warga memilih bertani di pekarangannya sendiri daripada harus membayar sewa di Rotan. Bahkan saat ini kebanyakan penyewa kavling Rotan adalah orang-orang dari luar Kota Depok.

Sekitar tahun 2008, mulai timbul beberapa masalah di dalam koperasi. Kepengurusan koperasi diserahkan kepada angkatan muda yang ada di Rotan yang sebagian besar merupakan warga pendatang, anggotanya pun bukan hanya petani tanaman hias melainkan juga petani ikan hias dan petani buah-buahan. Di samping itu, banyak petani anggota koperasi yang ikut program pinjaman dari bank. Program pinjaman ini sangat mudah didapatkan dengan koperasi sebagai jaminan sehingga banyak anggota koperasi yang terlibat utang-piutang dengan bank karena tidak membayar pinjaman. Oleh karena masalah utang-piutang ini banyak para anggota yang enggan untuk datang ke pertemuan koperasi sehingga anggota koperasi menjadi semakin sedikit dan tidak aktif. Uang koperasi pun banyak yang digunakan untuk menanggung utang kepada bank. Berbagai masalah tersebut membuat koperasi mulai mengalami kemunduran sehingga saat ini bisa dikatakan vakum dan kepengurusannya tidak jelas. Walaupun koperasi saat ini sedang tidak berjalan tetapi kegiatan jual-beli tanaman hias di Bojongsari Baru tetap berjalan lancar dan didatangi pelanggan dari berbagai daerah.

Klasifikasi Lahan UsahaBerdasarkan lokasi lahan usahanya, bisnis tanaman hias di Kelurahan

Bojongsari Baru dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian yakni areal nurseri Rotan, pangkalan pinggir jalan, dan pekarangan rumah, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Setiap lokasi lahan usaha ini memiliki karakteristik yang sedikit berbeda sehingga desain dan pengelolaannya pun berbeda.

Gambar 6 Klasifikasi lahan usaha di Kelurahan Bojongsari Baru

Keterangan:Lahan nurseri gang RotanLahan pangkalan pinggir jalanLahan rumah dan pekarangan

(tanpa skala)

Page 27: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

16

Klasifikasi Tanaman HiasDalam usaha tanaman hias, jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya

dibagi ke dalam dua kategori yakni tanaman indoor dan tanaman outdoor. Tanaman indoor adalah tanaman hias yang berada di ruangan. Umumnya tanaman indoor ditempatkan di bawah jaring paranet agar terlindungi dari sinar matahari seperti ditunjukkan oleh Gambar 7. Tanaman yang termasuk tanaman indoor adalah aglaonema, bromelia, dan anthurium. Tanaman outdoor yakni tanaman yang diletakkan di ruangan terbuka dan terkena sinar matahari langsung.Tanaman yang termasuk tanaman outdoor seperti sambang dara, brokoli hias, pucuk merah, dan aneka palem.

Gambar 7 Tanaman indoor ditempatkan di bawah paranet

Tanaman indoor seperti aglaonema dan anthurium terkenal dengan keindahan daunnya. Tanaman-tanaman ini memiliki varietas yang beragam dengan keindahan yang berbeda bentuk, corak, dan warna daun. Varietas tanaman indoor yang unik dan jarang ditemukan disebut tanaman koleksi karena tanaman ini dicari oleh para kolektor tanaman hias dan dinilai dengan harga yang mahal untuk persatuan unitnya, seperti anthurium jenmani cobra dan aglaonema chocin yang ditunjukkan pada Gambar 8.

(a) (b)

Sumber: (a) http://indonetwork.co.id/alloffers/jenmanii-cobra.html (diakses 24 Desember 2013)(b) http://araindnurseri.itrademarket.com/1438103 (diakses 24 Desember 2013)

Gambar 8 Contoh tanaman koleksi (a) anthurium jenmanii (b) aglaonema cochin

Berbeda dengan tanaman koleksi, tanaman outdoor harganya relatif murah. Tanaman outdoor kebanyakan digunakan untuk proyek pembangunan lanskap/taman sehingga disebut tanaman proyek. Tanaman proyek ini dibagi berdasarkan ketinggiannya yakni penutup tanah, semak, perdu, dan pohon. Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memiliki ketinggian kurang dari atau sama dengan 0,5 meter, biasanya ditanam secara berkelompok digunakan

Page 28: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

17

untuk memperlunak permukaan tanah sehingga terkesan lebih natural. Tanaman semak adalah tanaman yang percabangannya langsung menyebar dari mulai permukaan media tanaman, biasanya digunakan sebagai pembatas ruang (border), pagar, dan tabir (screen). Semak rendah berukuran 0,5-1 meter, semak sedang 1-2 meter, dan semak tinggi 2-3 meter. Tanaman perdu adalah tanaman yang memiliki batang berkayu dan tumbuh meninggi. Perdu rendah memiliki tinggi kurang dari 2 meter, dan perdu tinggi lebih dari 2 meter. Tanaman pohon biasanya digunakan sebagai daya tarik utama taman, peneduh, pengarah jalan, dan pembatas massif. Pohon rendah tingginya kurang dari 6 meter, pohon sedang 6-15 meter, dan pohon tinggi bisa mencapai lebih dari 15 meter.

Profil Usaha Tanaman HiasBerdasarkan data kuesioner (contoh kuesioner terdapat di Lampiran 1) dan

wawancara yang dilakukan, didapat hasil mengenai profil usaha tanaman hias yang dijalankan oleh warga Bojongsari Baru.

a. Karakteristik Pelaku Usaha

Gambar 9 menunjukkan gambaran karakteristik pemilik usaha tanaman hias di Bojongsari Baru. Para pemilik nurseri berusia antara 30 sampai 65 tahun, kebanyakan berusia sekitar 30-50 tahun. Hampir semua pemilik nurseri berjenis kelamin laki-laki yang merupakan kepala keluarga yang bertugas memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Pendidikan terakhir meliputi setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai perguruan tinggi, dengan jumlah terbanyak berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemilik usaha tanaman hias di lahan pekarangan dan pangkalan pinggir jalan merupakan warga asli Bojongsari, sedangkan para petani tanaman hias di Rotan sebagian besar merupakan pendatang dari luar Bojongsari seperti Bogor, Cirebon, dan Malang.

Laki-laki95%

Perempuan5%

Jenis Kelamin

21-30 tahun5%

31-40 tahun60%

41-50 tahun25%

51-60 tahun

5%

61-70 tahun5%

Usia

SMP15%

SMA75%

S110%

Tingkat Pendidikan

Bojongsari60%

Luar Bojong

sari40%

Asal Daerah

Gambar 9 Diagram karakteristik pelaku usaha

Page 29: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

18

b. Luasan dan Kepemilikan Lahan Usaha

Gambar 10 menunjukkan luasan lahan dan kepemilikan lahan yang digunakan warga untuk usaha tanaman hias. Lahan usaha yang terdapat di Bojongsari Baru berkisar antara 100-1500 m2, dengan luas lahan terbanyak sekitar 600-900 m2. Pekarangan yang digunakan sebagai lahan usaha berkisar antara 100-1000 m2, lahan usaha pangkalan pinggir jalan berkisar antara 500-1500 m2, dan areal nurseri Rotan memiliki luas 3 hektar diisi oleh 30 petani yang masing-masing menempati lahan sekitar 600-1200 m2.

Lahan usaha ini sebagian dimiliki oleh pribadi yakni pekarangan rumah warga, sedangkan sebagian besar merupakan lahan sewa yakni lahan di pangkalan dan areal Rotan. Lahan milik pribadi tidak perlu membayar sewa sehingga warga asli Bojongsari lebih memilih bertani tanaman hias di pekarangan rumahnya daripada di Rotan. Areal nurseri Rotan seluruhnya merupakan lahan sewa yang kebanyakan diisi oleh para pendatang yang tidak memiliki lahan pribadi. Para pendatang dari luar Bojongsari tidak memiliki lahan di tempat asalnya dan melihat peluang dan pangsa pasar di Rotan cukup besar sehingga mereka menyewa kavling dan bergabung dengan petani tanaman hias lain di Rotan.

Ada beberapa warga asli Bojongsari yang menyewa lahan di Rotan dan pangkalan pinggir jalan tetapi sebagian besar memiliki pekarangan sehingga dapat memanfaatkan pekarangan tersebut. Terbatasnya ketersediaan lahan kosong untuk usaha tanaman hias menyebabkan banyak warga yang mencari lahan sampai ke luar Bojongsari seperti ke sekitar Curug dan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

c. Jenis dan Asal Tanaman

100-300 m210%

301-600 m2

20%

601-900 m2

35%

901-1200 m2

20%

1201-1500 m2

15%

Luas Lahan

Pribadi

35%

Sewa65%

Kepemilikan Lahan

Koleksi15%

Proyek Lanskap

85%

Jenis Tanaman

Bojongsari90%

Luar Bojongsari10%

Asal Tanaman

Gambar 10 Diagram luasan dan kepemilikan lahan usaha

Gambar 11 Diagram jenis dan asal tanaman

Page 30: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

19

Gambar 11 menunjukkan jenis dan asal tanaman yang terdapat di Bojongsari Baru. Pengusaha tanaman hias di lahan pekarangan semuanya memilih tanaman proyek lanskap seperti brokoli hias, taberna, dan pucuk merah untuk ditanami di lahan mereka, sedangkan pemilik nurseri di Rotan dan pangkalan kebanyakan juga menjual tanaman proyek tetapi ada beberapa yang menjual tanaman koleksi seperti anthurium. Tanaman koleksi biasanya didatangkan dari luar Bojongsari sedangkan tanaman proyek biasanya berasal dari dalam Bojongsari kecuali untuk tanaman yang susah didapat seperti beringin korea dan cemara udang didapatkan dari luar Bojongsari.

d. Pengaruh Usaha Tanaman Hias terhadap Perekonomian Keluarga

Gambar 12 menunjukkan pengaruh usaha tanaman hias terhadap perekonomian keluarga di desa Bojongsari Baru. Hampir semua warga menjadikan usaha tanaman hias ini sebagai mata pencarian utama, sebagian

<2 juta/bulan5%

2-4 juta/bulan25%

4-6 juta/

bulan35%

6-8 juta/bulan25%

8-10 juta/bulan10%

Jumlah Pendapatan

Bisnis turun temurun keluarga

40%Ikut

tetangga/teman

/saudara60%

Awal Mula Usaha

1-5 tahun15%

6-10 tahun40%

11-15 tahun25%

16-20 tahun15%

21-25 tahun5%

Pengalaman Usaha

Utama95%

Sampingan5%

Usaha Tanaman Hias sebagai Mata Pencarian

Mencu-kupi

100%

Pemenuhan Kebutuhan Keluarga dari Usaha

Tanaman Hias

Gambar 12 Diagram pengaruh usaha tanaman hias terhadap perekonomian keluarga

Page 31: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

20

lainnya menjadikannya sampingan untuk menambah pendapatan.Warga asli Bojongsari yang bertani baik di areal nurseri Rotan, di pangkalan pinggir jalan, maupun di pekarangan rumah kebanyakan meneruskan usaha tanaman hias dari orang tua mereka sebelumnya. Sementara itu, hampir semua pendatang yang menjalankan bisnis ini bermula dari ikut teman atau saudara yang memiliki usaha tanaman hias kemudian mulai membuka usaha sendiri. Para pendatang yang telah sukses dalam menjalankan usaha tanaman hias di Rotan kemudian mengembangkan usaha dibantu oleh keluarga dan kerabatnya di daerah asal mereka masing-masing. Sampai dengan saat ini, para pengusaha tanaman hias di Bojongsari telah memiliki pengalaman usaha sekitar 4-25 tahun.

Warga yang menjalankan usaha di pekarangan kebanyakan dibantu oleh istri dan anaknya dalam pengelolaan nurseri sehingga tidak perlu mempekerjakan pekerja, seluruh anggota keluarga yang turut mengelolamemiliki pengetahuan tentang tanaman hias. Sementara itu, petani di Rotan sebagian ada yang tinggal di kavling masing-masing bersama istri dan anaknya, sebagian lain yang berasal dari tempat jauh tidak membawa keluarga sehingga tidak dapat membantu pengelolaan nurseri. Pengelolaan nurseri dibantu oleh 1-2 orang pekerja tetap ditambah beberapa pekerja insidental saat ada pekerjaan besar. Pekerja ini biasanya berasal dari Bojongsari atau dari daerah asal pemilik nurseri.

Pendapatan yang diperoleh dari usaha tanaman hias ini tidak tetap setiap bulannya tetapi berkisar antara 2-10 juta per bulan. Walaupun pendapatan ini bersifat fluktuatif tetapi semua pengusaha tanaman hias baik di Rotan, pangkalan, maupun pekarangan menyatakan bahwa bisnis tanaman hias ini sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Berikut adalah contoh analisis usaha tanaman hias di salah satu nurseri di Gang Rotan:

Nurseri yang menjadi sampel adalah Nurseri A yang terletak di areal nurseri gang Rotan, Bojongsari Baru. Nurseri A telah menjalankan usaha tanaman hias di Rotan selama 8 tahun, dengan modal awal 50 juta rupiah. Nurseri ini memiliki luas lahan 600 m2, jenis tanaman sekitar 100 jenis meliputi tanaman indoor (koleksi) dan tanaman outdoor (proyek lanskap) yang kebanyakan dibudidayakan sendiri (Gambar 13). Usaha tanaman hias yang dilakukan adalah penjualan tanaman dan pembuatan proyek taman untuk skala individu maupun perumahan.

(a) (b)Gambar 13 Tanaman yang terdapat di Nurseri A (a) tanaman outdoor (b)

tanaman indoor

Page 32: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

21

Perhitungan Laba atau Rugi (per bulan)Pendapatan (perbulan) dari penjualan tanaman:Asumsi pemasukan per bulan Rp 8.500.000Biaya Operasional (per bulan):Sewa tempat Rp 250.000Gaji pegawai 2 orang = 2 x Rp750.000 Rp 1.500.000Bibit tanaman hias Rp 500.000Pupuk, obat-obatan, dan media tanam Rp 500.000Pot dan polybag Rp 500.000Biaya listrik dan air Rp 250.000Total biaya operasional per bulan Rp 3.500.000

Laba bersih (perbulan)= Pendapatan (perbulan)-Biaya operasional (perbulan)= Rp 8.500.000 – Rp 3.500.000 = Rp 5.000.000

Perhitungan laba di atas hanya berasal dari penjualan tanaman, sedangkan pemasukan dari pembuatan proyek taman/lanskap berkisar 1,5 juta-10 juta tiap taman tergantung luas taman dan jenis tanaman. Laba atau keuntungan dari penjualan tanaman yang didapat sekitar 30%-50% untuk tanaman proyek dan bisa mencapai 80% untuk tanaman koleksi yang unik. Tanaman yang belum terjual pada bulan ini dapat terus tumbuh dan diperbanyak untuk dijual di bulan-bulan berikutnya sehingga jumlah kerugian dari tanaman yang tidak laku terjual ini cenderung minim. Usaha tanaman hias telah menyumbang 100% untuk pemenuhan kebutuhan keluarga sehingga menjadi mata pencarian utama bagi pemilik Nurseri A ini. Walaupun jumlah pendapatan yang diterima tidak tetap setiap bulannya tetapi bisnis tanaman hias dinilai sangat menguntungkan dan akan terus berjalan.

e. Keberlanjutan Usaha Tanaman Hias

Menjan-jikan100%

Prospek Usaha

Ingin mene-ruskan usaha

100%

Keberlanjutan 10 Tahun ke Depan

Ingin mewarisk

an ke anak60%

Tidak ingin

mewariskan ke anak40%

Rencana Mewariskan Usaha

Gambar 14 Diagram keberlanjutan usaha tanaman hias

Page 33: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

Keterangan:Bangunan rumah/bedengArea tanaman indoorArea tanaman outdoorJalan setapakJalan kendaraan

Keterangan:Bedeng/GazeboArea tanaman indoorArea tanaman outdoorJalan setapakJalan raya

Keterangan:Bangunan rumahArea tanaman outdoorJalan setapakJalan kecil/gang

22

Gambar 14 menunjukkan diagram keberlanjutan usaha tanaman hias di Bojongsari Baru. Walaupun bisnis ini termasuk fluktuatif dengan pendapatan yang tidak tetap setiap bulannya tetapi warga menganggap usaha tanaman hias ini sangat menguntungkan danmemiliki peluang besar dengan prospek yang menjanjikan sehingga berniat untuk melanjutkan bisnis ini setidaknya sampai sepuluh tahun ke depan. Para pendatang kebanyakan masih berusia muda dengan anak yang masih kecil sehingga belum memikirkan kemungkinan untuk mewariskan usaha kepada anak-anak. Warga asli Bojongsari yang telah menjalankan bisnis ini secara turun temurun memiliki keinginan meneruskan kepada anak-anaknya sehingga diharapkan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru dapat berkelanjutan dan terus berkembang.

Tata Letak/Layout Umum NurseriLahan nurseri yang digunakan berkisar antara 200-1500 m2 dengan tata

letak/layout yang hampir seragam. Nurseri terdiri dari bangunan, area tanaman, dan jalur sirkulasi, seperti ditunjukkan pada gambar 15.

(a)

(b)

(c)Gambar 15 Layout nurseri (a) kavling rotan, (b) pangkalan, (c) pekarangan

(tanpa skala)

Page 34: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

23

Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa bangunan di areal nurseri Rotan, pangkalan, dan pekarangan berbeda struktur dan ukurannya. Di rotan, bangunan yang ada berupa rumah sederhana bagi petani yang tinggal sehari-hari di kavling dan berupa bedeng/gubuk bagi petani yang tinggal di rumah mereka di luar Rotan, seperti ditunjukkan pada Gambar 16. Bangunan di pangkalan pinggir jalan biasanya hanya berupa saung untuk tempat duduk menunggu pembeli datang sehingga ukurannya lebih kecil, sedangkan bangunan di pekarangan adalah rumah warga seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Bangunan di nurseri berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat penyimpanan/gudang, dan area pelayanan administrasi dan transaksi penjualan.

(a) (b)Gambar 16 Bangunan di kavling Rotan (a) rumah (b) bedeng

(a) (b)Gambar 17 Bangunan di nurseri (a) tempat duduk di pangkalan pinggir jalan

(b) rumah warga

Oleh karena luasan lahan yang tidak terlalu besar, maka area produksi dan area display tanaman biasanya digabung ke dalam area tanaman. Akan tetapi, area untuk tanaman indoor dan outdoor dipisah untuk melindungi tanaman indoor dari sinar matahari. Warga yang bertani di pekarangan rumah kebanyakan tidak memiliki tanaman indoor sedangkan pangkalan pinggir jalan biasanya memiliki tanaman indoor yang cukup banyak sehingga luas areanya lebih besar.

Jalur sirkulasi terdiri dari jalur sirkulasi kendaraan dan jalan setapak. Di areal nurseri rotan, terdapat jalur sirkulasi untuk akses kendaraan masuk sedangkan di dalam setiap kavling terdapat jalan setapak bagi pengunjung untuk melihat tanaman. Pangkalan pinggir jalan raya aksesnya lebih mudah yakni jalan raya Bojongsari yang lebar dan dilalui banyak kendaraan setiap harinya. Pekarangan rumah warga terletak di antara rumah-rumah lainnya dengan akses jalan kecil/gang yang sebagian yang hanya dapat dilewati pejalan kaki dan motor.

Page 35: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

24

Tipe Pelaku Usaha Tanaman Hias Berdasarkan Kegiatan Produksi dan Pemasaran

ProdusenProdusen adalah pelaku usaha tanaman hias yang memproduksi tanaman

hias di lahan sendiri. Produsen hanya membudidayakan tanaman hias selanjutnya produsen tidak melakukan pemasaran secara langsung kepada konsumen tetapi melalui pedagang tanaman. Warga yang bertani tanaman hias di pekarangan termasuk ke dalam tipe produsen karena biasanya hasil produksi tanaman hias warga dikumpulkan untuk kemudian dipasarkan kepada pedagang tanaman hias. Warga di Bojongsari Baru memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan budidaya tanaman hias seperti ditunjukkan pada Gambar 18.

(a) (b)Gambar 18 Pekarangan rumah warga Bojongsari Baru (a) RW 07 (b) RW 08

Warga Bojongsari Baru memiliki keterampilan bertani tanaman hias sehingga setelah mendapat bibit dari sesama petani tanaman hias kemudian mereka memperbanyak tanaman tersebut di lahan pekarangan. Tanaman yang dibudidayakan hampir sama jenisnya di setiap rumah yakni tanaman proyek seperti pucuk merah, taberna/crimbosa, dan lili paris yang perawatannya cenderung mudah.

Produsen dan PedagangProdusen dan pedagang adalah pelaku usaha tanaman hias yang tidak hanya

memproduksi tanaman tetapi juga mamasarkan langsung ke konsumen. Areal nurseri di gang Rotan termasuk ke dalam tipe produsen dan pedagang karena para petani di setiap kavling melakukan budidaya tanaman kemudian menjualnya ke pedagang tanaman di pangkalan pinggir jalan dan landscaper yang membutuhkan tanaman untuk proyek lanskap.

(a) (b)Gambar 19 Areal Rotan (a) nurseri tanaman oudoor (b) nurseri tanaman indoor

Page 36: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

25

Pelanggan yang datang ke Rotan banyak yang berasal dari luar kota seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, sampai Kalimantan. Jenis tanaman yang dijual kebanyakan tanaman outdoor/proyek, tetapi ada juga beberapa yang khusus menjual tanaman indoor seperti anthurium dan bromelia seperti ditunjukkan pada Gambar 19.

PedagangPedagang adalah pelaku usaha tanaman hias yang hanya menjual tanaman

tetapi tidak memproduksi tanaman di lahan sendiri. Pengusaha tanaman hias yang termasuk ke dalam tipe ini adalah pedagang di pangkalan pinggir jalan. Budidaya tanaman tidak dilakukan di lahan pangkalan, biasanya tanaman diambil dari gang Rotan dan pekarangan warga atau dari luar daerah untuk tanaman unik yang jarang ditemukan. Pangkalan tanaman hias terletak di tepi jalan raya yang ramai sehingga mudah terlihat dari mobil yang melintas. Di pinggir jalan raya Bojongsari terdapat beberapa pangkalan tanaman hias yang cukup luas dengan berbagai jenis tanaman, seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

(a) (b)Gambar 20 Pangkalan pinggir jalan raya (a) Douglass Flora (b) Aneka Bunga

Nurseri

Sistem Pengadaan Tanaman

Sumber Bibit TanamanWarga Bojongsari yang berperan sebagai produsen dalam usaha tanaman

hias memproduksi sendiri tanaman di lahan usaha masing-masing. Bibit tanaman proyek biasanya didapat dari sesama petani tanaman hias. Petani tanaman hias ini biasanya membeli bibit tanaman baru dari nurseri besar yang mengembangkannya. Selanjutnya para petani tanaman hias baik antar petani di Bojongsari maupun dari daerah lain saling berkoordinasi mengenai informasi trend tanaman kemudian membeli bibit tanaman baru yang sedang trend dari petani yang memilikinya. Bibit ini lalu diperbanyak sendiri di nurseri masing-masing. Untuk tanaman koleksi yang berharga mahal ada juga petani yang sengaja mencari bibit dari tempat yang jauh karena sulit mendapatkannya. Ketika Koperasi Maju Bersama masih aktif, koperasi ini juga membantu menyediakan bibit bagi para anggotanya.

Proses ProduksiProduksi tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar dan permintaan

dari konsumen terhadap jenis tanaman tertentu. Tahapan produksi tanaman terdiri dari budidaya/perbanyakan dan pemeliharaan sampai tanaman siap untuk

Page 37: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

26

dipasarkan. Untuk mengetahui tanaman yang sedang trend dapat dilakukan tukar informasi dengan pihak lain yang berhubungan dengan nurseri seperti arsitek dan kontaktor lanskap, pedagang tanaman, dan nurseri lain. Hal ini sangat membantu dalam pengembangan tanaman selanjutnya sehingga tidak terjadi pengadaan dan perbanyakan tanaman yang dapat merugikan seperti tidak laku di pasaran atau kelebihan kuantitas produk.

Jenis tanaman yang diproduksi di Bojongsari dibagi menjadi tanaman koleksi dan tanaman proyek. Tanaman koleksi dan tanaman proyek berbeda karakteristiknya sehingga sistem pengadaannya pun berbeda. Produksi tanaman koleksi cenderung sulit, harga jual dan jumlah permintaan pun berubah tergantung selera pasar sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar tidak merugi. Dengan adanya beberapa resiko tersebut menyebabkan warga yang membudidayakan dan menjual tanaman koleksi cenderung sedikit.

Berbeda dengan tanaman koleksi, tanaman proyek lebih mudah dibudidayakan dan pemeliharaannya pun mudah sehingga jumlah yang diproduksi oleh petani dan warga pun banyak. Modal yang dibutuhkan untuk memperbanyak tanaman proyek lebih rendah dan waktu untuk panennya pun lebih cepat. Jumlah permintaan terhadap tanaman proyek ini cukup besar dan cenderung stabil, dengan maraknya pembangunan perumahan dan penghijauan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanaman ini. Kemudahan-kemudahan ini yang membuat petani dan warga Bojongsari lebih banyak menanam tanaman proyek. Pengadaan tanaman proyek ini terhalang pada masalah ketersediaan lahan. Untuk memproduksi tanaman dalam jumlah besar diperlukan lahan yang luas, sedangkan wilayah Depok saat ini lahan terbukanya semakin berkurang. Hal ini membuat banyak petani yang membeli lahan di daerah sekitar Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, karena banyak tersedia lahan kosong untuk pengembangan produksi tanaman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dirjen Hortikultura tahun 2013, jenis tanaman hias yang diproduksi di Kota Depok pada tahun 2012 adalah tanaman lanskap dan tanaman untuk bunga potong seperti anggrek, anyelir, anthurium bunga, gerbera herbas, gladiol, krisan, mawar, melati, dan sedap malam. (Luas panen dan jumlah produksi beberapa tanaman lanskap di Kota Depok tercantum di Lampiran 2). Tanaman lanskap yang memiliki jumlah produksi terbanyak di Kota Depok adalah Phylodendron sp., diikuti oleh Aglaonema sp., Caladium sp., Ixora sp., dan Adenium sp.. Tanaman–tanaman tersebut merupakan tanaman yang berdaun atau berbunga indah sehingga harganya cenderung lebih mahal dari tanaman lanskap lainnya, tanaman tersebut biasanya digunakan sebagai tanaman pot dan tanaman penyemarak atau daya tarik dalam suatu taman sehingga jumlah yang yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman seperti brokoli hias, taberna, dan pucuk merah yang banyak dibudidayakan warga Bojongsari.

Budidaya dan Pemeliharaan TanamanTeknik budidaya yang digunakan oleh warga Bojongsari Baru masih

konvensional dengan cara dan alat sederhana. Jenis tanaman di setiap nurseri tidak terlalu beragam dan kuantitas produksinya masih sedikit sehingga dengan menggunakan teknik sederhana masih dapat memenuhi kebutuhan produksi. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan dua cara, yaitu secara generatif (menggunakan benih), dan vegetatif. Tanaman tersebut kemudian dibawa ke

Page 38: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

27

tempat pembibitan atau langsung ditanam di lapang. Perbanyakan vegetatif melibatkan reproduksi aseksual melalui regenerasi jaringan bagian tanaman. Pada banyak tanaman, pembiakan vegetatif benar-benar merupakan proses alami, sedangkan pada tanaman lain terdapat proses buatannya. Perbanyakan vegetatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan perbanyakan generatif. Cara vegetatif sangat banyak dan pemilihan cara tergantung pada tanamannya dan tujuan pembiakan, cara vegetatif ini antara lain: penggunaan benih apomitrik, penggunaan struktur vegetatif khusus seperti sulur dan umbi, induksi akar dan pucuk adventif (cangkok dan stek), serta penyambungan (grafting dan budding) (Harjadi, 1996 dalam Maulida, 2002).

Budidaya yang dilakukan hanya untuk memenuhi permintaan dari pelanggan, sehingga tanaman yang diproduksi cenderung sama dari tahun ke tahun. Tidak ada pengembangan atau penelitian untuk memproduksi varietas baru seperti yang dilakukan nurseri besar, karena hal ini membutuhkan modal yang besar dan lebih sulit untuk dipasarkan. Gambar 21 menunjukkan kegiatan budidaya yang dilakukan oleh warga.

(a) (b)Gambar 21 Contoh kegiatan budidaya (a) persiapan media tanam, (b) pemilihan

anakan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pengendalian gulma, pemangkasan, penggantian media tanam, dan repotting/peremajaan. Pemeliharaan ini berbeda tergantung dari jenis tanaman. Pemeliharaan tanaman pun masih sederhana dan tidak menggunakan peralatan canggih, karena lahan yang dimiliki tidak terlalu luas dan jenis tanamannya pun cenderung mudah untuk dirawat. Gambar 22 menunjukkan pemeliharaan tanaman yang dilakukan di gang Rotan.

(a) (b)Gambar 22 Contoh kegiatan pemeliharaan (a) penyiraman (b) repotting

Page 39: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

28

Proses PemasaranPemasaran merupakan seluruh aktifitas bisnis meliputi aliran barang dan

pelayanan dari tempat produksi sampai ke tangan konsumen (Davidson et al., 2000). Tahapan pemasaran meliputi penetapan harga jual, pemesanan dan pembelian, serta pengepakan dan pengiriman tanaman. Penetapan harga jual berdasarkan biaya produksi dan kondisi pasar. Pemesanan dan pembelian dilakukan dengan datang langsung ke nurseri atau dapat melalui telepon/sms dan internet. Pengepakan dan pengiriman harus dilakukan dengan hati-hati sesuai jenis dan ukuran tanaman agar kualitasnya tetap terjaga. Gambar 23 menunjukkan kegiatan pengepakan dan pengiriman tanaman nolina.

(a) (b)Gambar 23 Contoh kegiatan pemasaran (a) pengepakan (b) pengiriman tanaman

Tanaman koleksi dan tanaman proyek berbeda karakteristiknya sehingga sistem pengadaannya pun berbeda seperti yang ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5 Perbedaan sistem pengadaan tanaman koleksi dan tanaman proyek

Sistem Pengadaan Tanaman Koleksi Tanaman ProyekPRODUKSI: Modal/biaya Besar Kecil Budidaya/perbanyakan Sulit Mudah Pemeliharaan Sulit Mudah Jumlah produksi Kecil Besar Asal tanaman Luar Dalam PEMASARAN: Harga jual Tinggi Rendah Jumlah permintaan Fluktuatif Stabil Pembeli Kolektor Pedagang, Landscaper

Ada beberapa hal dalam produksi dan pemasaran tanaman koleksi yang perlu diperhatikan, pemeliharaannya yang cenderung sulit, harga jual tinggi dan fluktuatif, serta diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar tidak merugi. Harga jual dan jumlah permintaan yang terus berubah tergantung trend dan selera pasar sehingga memerlukan waktu yang tepat untuk mendapatkan untung besar. tanaman koleksi ini ditujukan kepada para kolektor tanaman hias yang berburu tanaman ke berbagai daerah sehingga diperlukan koneksi agar tanaman cepat terjual. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah mengadakan promosi dengan ikut dalam pameran tanaman hias.

Page 40: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

29

Tanaman proyek mudah dijual, bahkan bisa laku ketika masih dalam ukuran kecil dan berumur beberapa bulan. Pemasaran tanaman proyek ditujukan kepada para penyedia jasa lanskap dan juga para pedagang tanaman hias dari daerah lain. Ketika ada permintaan dalam jumlah besar, maka tanaman-tanaman ini dikumpulkan dari setiap rumah untuk memenuhi jumlah permintaan. Akan tetapi, biasanya pembeli lebih senang datang langsung ke tiap rumah untuk memilih sendiri tanaman yang akan dibeli sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Selain dating langsung ke tempat penjualan, pelanggan dapat memesan tanaman melalui telepon dan internet untuk kemudian tanaman tersebut akan diantarkan ke tempat pembeli.

Karakteristik Tanaman Hias di Kelurahan Bojongsari BaruTanaman yang dibudayakan dan dijual di Bojongsari Baru hampir seragam

di setiap nurseri. Tabel 6 menunjukkan jenis-jenis tanaman hias lanskap yang terdapat di lahan usaha Kelurahan Bojongsari Baru.Tabel 6 Jenis tanaman hias lanskap yang terdapat di Bojongsari Baru

No. Kategori Nama Ilmiah Tanaman Nama Lain1

Penutup tanah

Aglaonema sp. Sri rejeki2 Asplenium nidus Paku sarang burung3 Bromelia sp. Bromelia4 Caladium sp. Keladi hias5 Chlorophytum sp. Lili paris6 Ctenanthe oppenheimiana Tricolor7 Iresine herbstii Sambang dara8 Rhoeo discolor Adam hawa9 Spatyphyllum sp. Peace lily10

Semak dan Perdu

Anthurium sp. Anthurium11 Hymenocalis speciosa Spider lily12 Schefflera sp. Wali songo13 Brokoli hias Brokoli hias14 Breynia disticha Pretty pink15 Cycas revoluta Sikas16 Tabernaemontana sp. Pinwheel flower17 Beaucarnea recurvata Nolina18 Cordyline sp. Hanjuang19 Dracaena sp. Drasena20 Syzigium oleina Pucuk merah21

Pohon

Casuarina equisetifolia Cemara udang22 Cyrtostachis renda Palem merah23 Phoenix canariensis Canary palm24 Phoenix roebellini Dwarf palm25 Plumeria sp. Kamboja kuburan26 Ptychosperma macarturii Palem hijau27 Thuja orientalis Cemara kipas28 Bismarckia nobilis Bismarck palm29 Ficus coreana Beringin korea30 Ravenala madagascariensis Pisang Kipas31 Roystonea regia Palem raja

Page 41: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

30

Gambar 24 menunjukkan grafik jumlah nurseri yang menjual jenis tanaman lanskap tersebut.

Aglaonem

a sp.

Asplen

ium nidus

Bromeli

a sp.

Caladium sp

.

Chlorophytum sp

.

Ctenan

the oppen

heimian

a

Iresin

e herb

stii

Rhoeo disc

olor

Spatyphyllu

m sp.

0

4

8

12

Penutup Tanah

Jenis Tanaman

Jum

lah

Nur

seri

Anthurium sp

.

Hymenoca

lis sp

eciosa

Scheff

lera s

p.

Brokoli h

ias

Breynia

distich

a

Cycas r

evoluta

Tabern

aemontan

a sp.

Beauca

rnea

recu

rvata

Cordylin

e sp.

Dracae

na sp.

Syzigium olei

na0

4

8

12

Semak dan Perdu

Jenis Tanaman

Jum

lah

Nur

seri

Casuari

na equise

tifolia

Cyrtosta

chis

renda

Phoenix ca

narien

sis

Phoenix ro

ebell

ini

Plumeria s

p.

Pptychosp

erma m

acart

urii

Thuja orie

ntalis

Bismarc

kia nobilis

Ficus c

oreana

Raven

ala m

adag

ascari

ensis

Roystonea

regia

0

2

4

6

Pohon

Jenis Tanaman

Jum

lah

Nur

seri

Gambar 24 Grafik jumlah nurseri yang menjual jenis tanaman (a) penutup tanah (b) semak dan perdu (c) pohon

(a)

(b)

(c)

Page 42: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

31

Berdasarkan Gambar 24 dapat diketahui bahwa tanaman lanskap yang paling banyak terdapat di nurseri Bojongsari Baru dari kategori tanaman penutup tanah yakni Bromelia sp., Aglaonema sp. (sri rejeki), dan Rhoeo discolor (adam hawa); semak dan perdu yakni Sygium oleina (pucuk merah), Tabernaemontana sp., dan Anthurium sp.; dan pohon yakni Thuja orientalis (cemara kipas), dan palem-paleman. Setiap nurseri kebanyakan menyediakan tanaman semak dan perdu yang banyak digunakan dalam proyek-proyek lanskap. Deskripsi dan gambaran karakteristik tanaman-tanaman tersebut tercantum pada Lampiran 3.

Manfaat Usaha Tanaman Hias bagi Masyarakat dan Lingkungan

Usaha tanaman hias yang dijalankan di Bojongsari Baru telah memberikan manfaat bagi masyarakat Bojongsari dan lingkungan sekitar, yakni sebagai berikut:

a. Manfaat EkonomiUsaha pengadaan tanaman hias ini telah memberikan pengaruh ekonomi

bagi kehidupan warga masyarakat Bojongsari. Petani dan warga yang menanam tanaman hias mendapatkan uang untuk biaya hidup sehari-hari dari kegiatan jual-beli tanaman hias ini. Usaha tanaman hias memiliki prospek yang cukup menjanjikan sehingga dijadikan sebagai mata pencarian utama dan sampingan oleh warga Kelurahan Bojongsari Baru.

b. Manfaat bagi LingkunganTanaman dapat berfungsi sebagai penghijauan, memperindah pemandangan,

menyerap polutan udara, meredam kebisingan, dan menurunkan suhu udara sekitarnya menjadi sejuk. Oleh karena itu, penanaman tanaman hias dalam jumlah besar di suatu kawasan dapat memperbaiki kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Penanaman tanaman hias merupakan pemanfaatan lahan pekarangan serta dapat memperindah rumah dan lingkungan.

c. Manfaat Sosial BudayaUsaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru sebagian besar dilakukan

oleh warga asli Bojongsari yang memiliki lahan di desa tersebut. Usaha ini biasanya dikelola oleh keluarga, selain kepala keluarga juga istri dan anak-anak turut membantu dalam penanaman, pemeliharaan, sampai ke penjualan tanaman hias. Warga Bojongsari yang telah berhasil menjalankan bisnisnya dengan baik kemudian mewariskan kepada anak-anaknya untuk diteruskan dan dikembangkan. Tanaman hias telah menjadi budaya sehari-hari sehingga warganya memiliki pengetahuan dan keterampilan bertani dan berdagang tanaman hias, bahkan anak-anak Bojongsari telah terbiasa mengenal dan belajar menanam tanaman hias sejak kecil sehingga diharapkan dapat meningkatkan bisnis ini di masa yang akan datang.

Analisis Permasalahan dalam Pengelolaan Nurseri di Kelurahan Bojongsari Baru

Dalam usaha tanaman hias di Bojongsari Baru secara umum ditemukan beberapa permasalahan dalam pengelolaannya. Permasalahan-permasalahan ini dapat menghambat pengembangan nurseri menjadi usaha yang lebih besar. Kondisi setiap nurseri hampir seragam sehingga masalah yang dihadapi pun hampir sama yakni sebagai berikut:

Page 43: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

32

1. Terbatasnya ketersediaan lahan di Bojongsari sehingga nurseri yang ada tidak bisa mengembangkan usahanya dengan menambah luas lahan. Lahan yang digunakan selama ini hanya sebatas pekarangan rumah yang dimiliki pribadi, sedangkan lahan di Rotan merupakan lahan sewa yang juga telah penuh oleh para petani tanaman hias. Lahan terbuka di Bojongsari semakin lama semakin berkurang seiring bertambahnya pembangunan. Lahan yang sempit menyebabkan jumlah produksi tanaman terbatas, karena tanaman memerlukan lahan untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Masih ada beberapa lahan pekarangan warga yang belum termanfaatkan bagi penanaman tanaman hias, tapi jumlah ini relative sedikit dengan luas lahan yang tidak terlalu besar. Akibat terbatasnya lahan ini banyak warga Bojongsari yang mencari lahan ke luar daerah seperti ke Gunung Sindur Kabupaten Bogor dan membuka usaha disana sehingga saat ini Gunung Sindur juga menjadi salah satu sentra tanaman hias.

2. Terbatasnya dana untuk membeli bibit dan memproduksi tanaman varietas baru. Selain lahan yang terbatas, dana yang dimiliki oleh warga cenderung sedikit. Modal yang ada saat ini sudah cukup untuk memproduksi dan menjual tanaman, tetapi jenis tanaman yang ada hampir sama di setiap nurseri dan tidak berubah untuk jangka waktu yang lama. Para petani kecil tidak berani mengambil resiko kerugian karena mencoba memproduksi tanaman varietas baru, di samping karena alat dan teknik produksi yang digunakan petani juga masih sederhana. Koperasi Maju Bersama dulu memberi pinjaman modal berupa dana bagi para anggotanya. Akan tetapi, pinjaman ini mengalami keterlambatan dalam pembayarannya sehingga program ini tidak diteruskan.

3. Jumlah permintaan dan harga tanaman fluktuatif tidak tetap setiap bulannya tergantung trend dan kondisi perekonomian. Trend tanaman hias cenderung berubah, seperti booming anthurium pada tahun 2007 tetapi sekarang anthurium harganya menurun. Trend yang mudah berubah ini menyebabkan jumlah permintaan tanaman yang tidak tetap serta harga tanaman yang juga berubah tergantung kondisi pasar. Diperlukan perencanaan yang baik dalam produksi dan pemasaran tanaman agar tidak merugi. Para pengusaha tanaman hias biasanya saling bertukar informasi mengenai trend tanaman, juga berkoordinasi dengan arsitek dan kontraktor lanskap.

4. Usaha tanaman hias hanya sebatas memproduksi dan menjual tanaman. Usaha tanaman hias yang dijalankan warga saat ini kebanyakan hanya memproduksi dan menjual tanaman. Padahal tanaman hias dapat digunakan untuk usaha lain seperti rental/sewa tanaman untuk dekorasi, dan jasa pembuatan taman. Ada beberapa nurseri yang sudah menyediakan jasa dekorasi dan pembuatan taman ini dan mendapat pemasukan yang cukup besar, tetapi kebanyakan belum mencoba mengembangkan di bidang jasa ini.

5. Tidak adanya pencatatan keuangan dalam proses produksi dan pemasaran. Semua petani yang terdapat di Bojongsari Baru tidak melakukan pencatatan mengenai pemasukan dan pengeluaran uang setiap bulan. Biasanya pendapatan yang diterima setiap bulan dipakai untuk memenuhi

Page 44: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

33

kebutuhan rumah tangga dan sisanya digunakan untuk biaya operasional nurseri seperti pembelian bibit dan tanaman, serta pupuk dan obat-obatan. Pendapatan yang diterima selama ini tidak tetap setiap bulannya tetapi sudah cukup memenuhi kebutuhan dan mendapat laba yang cukup besar. Akan tetapi, tanpa adanya pencatatan keuangan ini menyebabkan sulit melihat perkembangan nurseri setiap bulannya.

6. Generasi muda kurang terampil bertani tanaman hias. Generasi muda Bojongsari saat ini kurang tertarik dengan usaha tanaman hias ini sehingga mereka kurang memiliki ketrampilan bertani tanaman hias. Padahal bisnis ini dapat menjadi mata pencarian utama maupun sampingan dan bisa memanfaatkan lahan pekarangan yang ada.

7. Vakumnya koperasi tanaman hias. Sewaktu masih aktif, Koperasi Maju Bersama memiliki program-program bagi anggotanya seperti pelatihan ketrampilan tanaman hias, penyediaan bibit, dan bantuan pinjaman modal. Koperasi dapat berperan mendukung dan membantu mengembangkan usaha para petani tanaman hias di Bojongsari dan sekitarnya. Akan tetapi, koperasi saat ini tidak aktif dan paguyuban petani tanaman hias tidak lagi diadakan.

Analisis SWOT Pengelolaan Usaha Tanaman Hias di Kelurahan Bojongsari Baru

Berdasarkan faktor kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threath) yang mempengaruhi keberlanjutan dan pengembangan usaha tanaman hias ini dapat dicari strategi penyelesaian permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pendekatan analisis matriks SWOT. Strategi tersebut akan dijadikan rekomendasi bagi pengembangan usaha tanaman hias di Kelurahan Bojongsari Baru. Dalam matriks SWOT dapat dihasilkan empat pertimbangan strategi yang disarankan, yaitu strategi SO (strength-opportunity), strategi WO (weakness-threat), strategi ST (strenght-threat) dan strategi WT (weakness-threat).

Analisis SWOT mengumpulkan permasalahan dan potensi yang ada pada pengelolaan usaha tanaman hias di Bojongsari Baru. Hasil sintesis dari analisis SWOT adalah matriks SWOT. Matriks SWOT menunjukkan beberapa strategi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada di nurseri Bojongsari Baru. Strategi yang ditentukan dalam matriks SWOT dapat berupa:

1. S-O (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada.

2. S-T (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.

3. W-O (weakness-opportunity), yaitu berusaha mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan.

4. W-T (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

Matriks SWOT tersebut terdapat pada Tabel 7.

Page 45: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

34

Tabel 7 Matriks SWOT Pengelolaan Usaha Tanaman Hias

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan/Strength (S) Kondisi fisik dan biofisik

mendukung bagi budidaya tanaman

Tanaman hias telah dikenal warga sejak dulu sehingga telah menjadi budaya

Warga memiliki pengalaman dan keterampilan dalam bertani tanaman hias

Usaha tanaman hias menjadi mata pencarian utama sebagian besar warga

Warga menilai bisnis ini menguntungkan dan menjanjikan

Kemauan warga untuk mewariskan bisnis ini kepada generasi muda

Kelemahan/Weakness (W) Terbatasnya ketersediaan

lahan Masih ada pekarangan

warga yang belum termanfaatkan

Terbatasnya dana untuk membeli bibit dan memproduksi tanaman varietas baru

Generasi muda kurang terampil bertani tanaman hias

Usaha tanaman hias hanya sebatas memproduksi dan menjual tanaman

Tidak adanya pencatatan keuangan dalam proses produksi dan pemasaran

Vakumnya koperasi tanaman hias

Peluang/Opportunity (O) Bisnis tanaman hias di

Indonesia meningkat Peningkatan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan lingkungan dan estetika

Penggunaan tanaman hias untuk hobi, penyaluran ekspresi dan kegiatan/upacara adat

Pembangunan lanskap/taman perumahan dan ruang terbuka hijau yang terus meningkat

Bojongsari merupakan salah satu sentra tanaman hias terutama di Jabodetabek

Pelanggan dating dari berbagai daerah

Strategi S-O Pengenalan tanaman hias

sejak anak-anak kepada generasi muda Bojongsari agar mampu melanjutkan bisnis ini

Promosi dan perluasan koneksi jaringan usaha

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja (atau anggota keluarga) misalnya dengan mengadakan pelatihan

Strategi W-O Pengoptimalan

penggunaan lahan Penyebarluasan usaha

tanaman hias kepada seluruh warga

Penambahan ragam usaha selain penjualan tanaman

Peningkatan kualitas tanaman dan penambahan varietas tanaman baru

Pencatatan setiap hasil produksi dan pejualan agar lebih terorganisir

Pengaktifan kembali koperasi

Ancaman/Threath (T) Jumlah permintaan dan harga

tanaman fluktuatif tidak tetap setiap bulannya tergantung trend dan kondisi perekonomian

Wilayah Gunung Sindur Kab. Bogor yang berdekatan dengan Bojongsari mulai menjadi sentra produksi tanaman hias

Strategi S-T Peningkatan dukungan

pemerintah daerah untuk memajukan dan mempromosikan Bojongsari sebagai sentra tanaman hias

Strategi W-T Perencanaan produksi

yang cermat dengan mempertimbangkan permintaan konsumen dan kondisi pasar

Page 46: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

35

Rekomendasi bagi Pengembangan Usaha Tanaman Hias di Kelurahan Bojongsari Baru

Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapat hasil berupa langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh warga yang menjalankan usaha dan pemerintah setempat dalam upaya pengembangan usaha tanaman hias, yakni:

a. Pengusaha tanaman hias Bojongsari Baru Membuat perencanaan produksi yang cermat dengan mempertimbangkan

permintaan konsumen dan kondisi pasar. Info mengenai tanaman yang sedang trend didapat dari tukar informasi dengan pihak lain yang berhubungan dengan nurseri seperti arsitek dan kontaktor lanskap, pedagang tanaman, dan nurseri lain. Perencanaan meliputi jenis, jumlah, ukuran, dan bentuk tanaman yang akan diproduksi untuk menghindari kerugian seperti tidak laku di pasaran atau kelebihan kuantitas produk.

Mengoptimalkan penggunaan lahan misalnya dengan menggunakan polybag, pot gantung, atau vertical greenery sehingga kapasitas produksi tanaman lebih besar,

Meningkatkan kualitas tanaman dan menambahkan varietas tanaman baru dengan cara membeli bibit dari nurseri besar kemudian dibudidayakan sendiri agar jenis tanaman yang diproduksi lebih beragam dan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan kosumen,

Menambahkan ragam usaha selain penjualan tanaman, misalnya rental/sewa tanaman, jasa dekorasi untuk acara, dan jasa pembuatan taman,

Meningkatkan promosi dan memperluas koneksi jaringan usaha untuk menambah jumlah permintaan, misalnya dengan cara mengikuti pameran tanaman hias dan melalui media internet,

Meningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja (atau anggota keluarga) dalam produksi dan pemasaran untuk meningkatkan produktifitas kerja,

Mencatat setiap hasil produksi dan pejualan agar lebih terorganisir dan dapat dilihat perkembangannya, walaupun jumlah pendapatan yang dihasilkan fluktuatif setiap bulan, dan

Mengaktifkan kembali koperasi misalnya dengan cara meningkatkan rasa kekeluargaan seperti dulu dan memperbaiki pengaturan untuk pinjaman modal, karena koperasi dapat berperan besar membina warga Bojogsari Baru dan sekitarnya memajukan usahanya.

b. Pemerintah setempat Menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi lahan non

pertanian, Membantu mempromosikan Bojongsari Baru sebagai sentra tanaman hias, Menyebarluaskan usaha tanaman hias dengan mengajak dan membantu

warga yang belum memanfaatkan pekarangannya, Mengenalkan tanaman hias kepada anak-anak agar membudaya dan

generasi muda Bojongsari mampu melanjutkan bisnis ini, Membantu mengaktifkan koperasi tanaman hias kembali, dan Memberikan bantuan dan pinjaman modal bagi warga untuk

mengembangkan usahanya.

Page 47: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

Keterangan: Hubungan eratHubungan kurang erat

Arsitek Lanskap

Pengelola Lanskap

Kontraktor Lanskap

Pengusaha Tanaman

36

Peranan Pengusaha Tanaman dalam Industri Lanskap

Tanaman merupakan elemen utama dalam suatu lanskap. Untuk menciptakan suatu lanskap yang sesuai dengan rencana dan rancangan diperlukan tanaman dengan spesisifikasi dan jumlah tertentu sehingga tujuan dari pembuatan lanskap tersebut dapat tercapai. Industri lanskap dalam perkembangannya bergantung pada keberhasilan tiga keahlian khusus yakni arsitek lanskap, kontraktor, dan pengelola lanskap. Nurserimen atau pengusaha tanaman merupakan partisipan keempat yang harus diperhatikan dalam industri lanskap. Pengusaha tanaman sering dianggap mempunyai hubungan kurang penting dengan ketiga ahli lainnya tetapi masih memiliki peranan penting dalam pembangunan lanskap (Carpenter, Walker, Lanphear, 1975) seperti ditunjukkan pada Gambar 25.

Menurut Soetomo (2000), masalah yang banyak dihadapi dalam pengadaan tanaman dalam pembuatan suatu lanskap antara lain:

1. Jenis tanaman yang dibutuhkan tidak tersedia,2. Jumlah tidak mencukupi,3. Spesifikasi tidak sesuai,4. Pengiriman tanaman terhambat,5. Tanaman tidak dapat menyatu dengan lanskap, dan6. Kualitas tanaman tidak seragam.

Hubungan kerja pengusaha tanaman/nurseri dalam pembangunan lanskap tidak terbatas dalam hal pengadaan tanaman seperti ditunjukkan pada Gambar 26. Hubungan kerja ini berawal dari penentuan jenis, spesifikasi, kemasan, dan jumlah tanaman serta waktu yang dibutuhkan pengusaha tanaman untuk mempersiapkan tanaman dan factor yang mempengaruhinya seperti akses dan lama waktu pengiriman. Waktu yang diperlukan dalam persiapan penyediaan tanaman meliputi lama pengadaan, lama perbanyakan, lama pembesaran, dan lama pengiriman (Soetomo, 2002). Kontraktor lanskap bergantung pada pengusaha tanaman dalam pengadaan tanaman sesuai kebutuhan. Pengiriman harus tepat waktu sehingga tidak mengalami keterlambatan pembangunan proyek (Carpenter et al, 1981). Hubungan kerja pengusaha tanaman berlanjut setelah tanaman tiba dan siap untuk ditanam. Pengusaha tanaman bekerjasama dengan pengelola lanskap dalam hal pemeliharaan tanaman-tanaman tersebut.

Gambar 25 Hubungan empat keahlian khusus dalam industri lanskap(Maulida, 2002, dengan modifikasi)

Page 48: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

Pengusaha Tanaman

Kebutuhan Pasar Permintaan Konsumen

Penentuan:JenisSpesifikasiKemasanJumlah

Penyiapan Tanaman:PengadaanPerbanyakanPembesaranPengiriman

Pemeliharaan

Arsitek Lanskap Kontraktor Lanskap Pengelola Lanskap

Penyedia Elemen Lunak

37

Pengusaha tanaman memiliki hubungan yang erat dengan arsitek lanskap, kontaktor, dan pengelola lanskap. Setiap tahapan dalam pembangunan lanskap membutuhkan kerja sama dengan pengusaha tanaman sehingga proyek tersebut dapat terlaksana dengan lancar dan hasilnya memuaskan. Oleh karena itu, pengusaha tanaman memiliki peranan penting dalam menciptakan lanskap yang fungsional dan estetik.

Gambar 25.Gambar 26 Hubungan kerja pengusaha tanaman dalam industri lanskap

(Maulida, 2002)

Page 49: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

38

PENUTUP

Simpulan

Kelurahan Bojongsari Baru merupakan salah satu daerah sumber pengadaan tanaman bagi industri lanskap dengan usaha tanaman hias yang dilakukan oleh warga sebagai mata pencarian utama dan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Warga memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman hias dan dijual. Produksi dan pemasaran tanaman yang dilakukan oleh warga masih tergolong sederhana dan konvensional, hal ini dikarenakan luas lahan dan modal yang tersedia tidak cukup besar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah produksi saat ini. Jenis tanaman hias yang diproduksi dan diperjualbelikan meliputi tanaman indoor untuk koleksi dan tanaman outdoor yang digunakan dalam proyek-proyek lanskap seperti bromelia, pucuk merah, dan palem-paleman. Usaha tanaman hias memberikan berbagai manfaat bagi warga dan lingkungan Bojongsari Baru yakni manfaat ekonomi, manfaat terhadap lingkungan, dan manfaat sosial budaya. Dalam pengelolaannya, usaha tanaman hias di Bojongsari Baru memiliki beberapa permasalahan diantaranya terbatasnya lahan dan modal yang tersedia, serta jumlah permintaan tanaman yang fluktuatif tergantung trend dan kondisi pasar. Berdasarkan permasalahan dan potensi dalam pengelolaan usaha tanaman hias ini, dapat disusun strategi pengembangan usaha menggunakan analisis SWOT. Strategi yang direkomendasikan bagi pengusaha tanaman hias untuk pengembangan usahanya meliputi aspek produksi, pemasaran, dan manajemen seperti perencanaan produksi yang cermat dengan mempertimbangkan permintaan konsumen dan kondisi pasar, penambahan ragam usaha selain penjualan tanaman, dan pencatatan keuangan yang lebih terperinci setiap bulannya. Selain itu, pemerintah setempat dapat mendukung warganya dengan cara mempromosikan Bojongsari Baru sebagai sentra tanaman hias dan memberikan bantuan pinjaman modal bagi pengembangan usaha tanaman hias. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut diharapkan usaha tanaman hias di Bojongsari Baru dapat berkelanjutan dan terus berkembang.

Saran

Saran bagi usaha tanaman hias di Bojongsari Baru khususnya dan di Indonesia pada umumnya:1. Untuk melaksanakan rekomendasi strategi pengembangan yang diusulkan

perlu adanya dukungan dan koordinasi dari semua pihak yang terkait, seperti masyarakat sekitar dan pemerintah setempat, dan

2. Dapat dilakukan penelitian mengenai usaha tanaman hias ini di sentra produksi tanaman hias di desa-desa lain di Indonesia.

Page 50: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

39

DAFTAR PUSTAKA

Arifin H.S. 2007. Tanaman Hias Tampil Prima. Penebar Swadaya. Jakarta.Booth N.K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Waveland

Pr.Inc. Illinois.Carpenter P.L., T.D. Walker, F.O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. WH

Freeman and Company. San Fransisco.Davidson H.R. Meclenburg, and C. Peterson. 2000. Nurseri Management

Administration and Culture. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Hapsari T.D. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias pada PT Godong

Ijo, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hartoto A.S. 2008. Kemampuan Adaptasi Usaha Tanaman Hias dalam Lingkungan yang Dinamis (Studi Kasus Pada Wijaya Nurseri, Citeureup, Sentul). Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Kartikasari M.A.2008. Analisis Daya Saing Komoditi Tanaman Hias dan Aliran Perdagangan Anggrek Indonesia di Pasar Internasional. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Laurie M. 1975. An Intruduction to Landscape Architecture. American Elsevier Publishing Co. Ltd. New York.

Lestari G, Kencana I. P. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lingga L. 2007. Anthurium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Maulida, I.M. 2002. Pengelolaan Nurseri di Benara Nurseries Indonesia,

Kabupaten Karawang dan di Pesona Daun Mas Asri, Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simonds J.O., Barry W. Starke. 2006. Landscape Architecture: A Manual of Environment Planning and Design. McGraw-Hill Book Co. New York.

Sujarwo, R.M. 2008. Budidaya dan Pengelolaan Usaha TanamanHias Calla Lily (Zantedeschia Sp.), Krisan (Dendranthemagrandifloratzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT Mandiri Jaya Flora Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soetomo, A.M. 2000. Peranan Nurseri dalam Lanskap. Prosiding Workshop Florikultura, Malang: Forum Flotikultura Indonesia dan Fakultas Pertanian Brawijaya.

Page 51: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

40

LAMPIRAN

KUESIONERNomor:Tanggal:Tempat:Judul Penelitian : Studi Sistem Pengadaan Tanaman Lanskap di Kelurahan

Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.

Oleh : Maulina Aryanti Hasil penelitian ini akan dijadikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S1) di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.I. Karakteristik Responden

1) Nama :2) Usia :3) Jenis Kelamin :4) Asal Daerah :5) Alamat Rumah :6) Pendidikan :7) Pekerjaan :

II.Lahan Usaha dan Ragam Jenis Tanaman Hias1) Berapakah luas lahan usaha tanaman hias yang dimiliki Bapak/Ibu?

Lokasi: Luas:1. 1.2. 2.

2) Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan usaha tanaman hias?a. Ya (Luas lahan yang digunakan: ± )b. Tidak (Alasan: )

3) Berapa dan apa saja jenis tanaman hias yang terdapat di lahan usaha Bapak/Ibu?Penutup tanah:Semak:Pohon:

4) Apa alasan Bapak/Ibu memilih menanam jenis tanaman hias tersebut?a. Banyak permintaan dari pembelib. Mudah diperbanyak/dibudidayakanc. Pemeliharaan relatif mudahd. Harganya mahale. Lainnya:

5) Apa saja jenis tanaman hias yang saat ini menjadi trend atau banyak diminati pembeli? Penutup tanah:Semak:Pohon:

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Page 52: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

41

6) Mengapa tanaman hias tersebut banyak diminati pembeli?Jenis tanaman: Keunggulan:1. 1.2. 2.3. 3. 4. 4.5. 5.

III.Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman Hias7) Apakah teknik budidaya tanaman hias yang digunakan Bapak/Ibu?

Jenis tanaman: Teknik Budidaya1. 1.2. 2.3. 3.4. 4.5. 5.

8) Apakah ada tanaman hias yang didatangkan dari luar (tidak dibudidayakan di lahan sendiri)?a. Ya (Jenis tanaman: )

(Alasan: )b. Tidak (Alasan: )

9) Darimana Bapak/Ibu mendapatkan bibit tanaman hias?a. Sesama petani tanaman hiasb. Koperasi tanaman hiasc. Nurseri besar (Misal: Benara)d. Mencari ke tempat jauh (Nama tempat: )e. Lainnya:

10) Bagaimanakah pemeliharaan tanaman hias di lahan usaha Bapak/Ibu?a. Penyiraman:b. Pemupukan:c. Pengendalian gulma dan hama:d. Pemangkasan:e. Lainnya:

11) Siapa yang bertugas melakukan pemeliharaan tanaman hias?a. Pemilik lahan usahab. Pegawai/pekerja ( orang)c. Lainnya:

IV. Pemasaran dan Jaringan Usaha Tanaman Hias12) Siapa saja yang membeli tanaman hias Bapak/Ibu?

a. Perorangan (untuk konsumsi sendiri). Jumlah/bulan:b. Pedagang tanaman hias (untuk dijual kembali). Jumlah/bulan:c. Perusahaan lanskap (untuk perumahan, perkantoran). Jumlah:d. Lainnya:

13) Daerah mana saja yang menjadi lokasi pemasaran Bapak/Ibu?a. Jabodetabek (Nama daerah: )b. Luar Jawa (Nama daerah: )c. Luar negeri (Nama daerah: )d. Lainnya:

Page 53: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

42

14) Bagaimana cara pembeli mendapatkan tanaman hias dari Bapak/Ibu?a. Datang langsung ke lahan usahab. Memesan melalui telepon/smsc. Memesan melalui internet (sistem online)

15) Darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi mengenai jaringan pembeli dan penjual tanaman hias?a. Sesama petani dan pedagang tanaman hiasb. Koperasi tanaman hiasc. Mengadakan promosi (Misal: pameran, brosur, internet)

16) Bagaimanakah segmentasi atau pembagian wilayah produksi tanaman hias di kawasan Sawangan Depok?Nama daerah: Komoditas utama:1. 1.2. 2.3. 3.

17) Darimana saja pesaing dalam usaha tanaman hias ini?Nama daerah:Jenis tanaman hias:

V. Pengaruh Usaha Tanaman Hias terhadap Perekonomian Keluarga18) Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usaha tanaman hias ini?

Pengalaman di tempat lain:19) Apakah usaha ini merupakan bisnis keluarga (turun-temurun)?

a. Ya. Siapa yang pertama kali memulai usaha ini?b. Tidak.

20) Berapakah pendapatan Bapak/Ibu perbulan?±(dapat dihitung dari luas lahan, jenis tanaman, kapasitas produksi, harga tanaman, biaya operasional)

21) Berapakah pengaruh usaha ini dalam pemenuhan kebutuhan keluarga?a. Mencukupi (100%)b. Kurang mencukupi: …..%

22) Apakah Bapak/Ibu memiliki usaha lain selain usaha tanaman hias?a. Ya. Sebutkan:b. Tidak

23) Darimanakah asal daerah pekerja yang Bapak/Ibu miliki di usaha tanaman hias ini?Asal daerah:

24) Bagaimana peran anggota keluarga dalam menjalankan usaha tanaman hias ini?Suami (Kepala Keluarga):Istri:Anak-anak:

25) Apakah ada rencana Bapak/Ibu untuk meneruskan usaha ini kepada anak-anak?a. Ya (Alasan: )b. Tidak (Alasan: )c. Tidak tahu (Alasan: )

Page 54: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

43

26) Apakah anak-anak memiliki keinginan untuk meneruskan usaha tanaman hias ini?a. Ya (Alasan: )b. Tidak (Alasan: )c. Tidak tahu (Alasan: )

VI. Peluang, Keberlanjutan, dan Rencana Pengembangan Usaha Tanaman Hias27) Apa saja jenis usaha di bidang tanaman hias yang Bapak/Ibu lakukan?

a. Penjualan tanaman hiasb. Rental/sewa tanaman hiasc. Jasa dekorasi ruangand. Pembuatan taman (Skala: )e. Lainnya:

28) Berapa modal awal yang dikeluarkan untuk usaha tanaman hias ini?Uang:Sewa lahan:Peralatan:Jenis tanaman:

29) Berapa jumlah pekerja yang Bapak/Ibu miliki dalam usaha tanaman hias ini?Jumlah pekerja:

30) Bagaimana perkembangan usaha tanaman hias Bapak/Ibu dari awal sampai dengan saat ini?a. Meningkat dengan cepatb. Meningkat perlahanc. Tidak meningkatd. Menurun

31) Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peluang dan prospek usaha tanaman hias di Indonesia umumnya dan di Sawangan khususnya?a. Sangat menjanjikanb. Cukup menjanjikanc. Tidak menjanjikand. Tidak tahu

32) Apakah Bapak/Ibu akan meneruskan usaha tanaman hias ini untuk 10-20 tahun ke depan?a. Ya (Alasan: )b. Tidak (Alasan: )c. Tidak tahu (Alasan: )

33) Apakah Bapak/Ibu sudah mulai mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan untuk usaha ini?a. Ya (Alasan: )b. Tidak (Alasan: )

34) Apakah ada rencana Bapak/Ibu untuk mengembangkan usaha tanaman hias ini?a. Ya (Alasan: )b. Tidak (Alasan: )

Page 55: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

44

VII. Dukungan Koperasi dan Pemerintah dalam Usaha Tanaman Hias35) Apakah Bapak/Ibu termasuk ke dalam anggota atau pengurus Koperasi

Tanaman Hias Maju Bersama?a. Anggota (Tahun: )b. Pengurus (Tahun )c. Tidak. (Alasan: )

36) Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peran koperasi dalam usaha tanaman hias di daerah Sawangan Depok ini?a. Sangat membantu (Jenis bantuan: )b. Kurang membantuc. Tidak membantud. Tidak tahu

37) Apakah Bapak/Ibu mengikuti program bantuan yang ada di koperasi?a. Ya. (Jenis bantuan: )b. Tidak (Alasan: )

38) Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah dukungan dan bantuan pemerintah dalam perkembangan usaha tanaman hias ini?a. Sangat baikb. Kurang baikc. Tidak baikd. Tidak tahu

Page 56: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No Nama Tanaman

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total Luas

Panen (m²)

Total Produksi (pohon)

Luas Panen (m²)

Produksi (pohon)

Luas Panen (m²)

Produksi (pohon)

Luas Panen (m²)

Produksi (pohon)

Luas Panen (m²)

Produksi (pohon)

1 Adenium sp. 2,520 12,840 2,200 13,400 2,014 8,130 1,350 6,210 8,084 40,580

2 Aglaonema sp. 4,875 20,610 2,380 13,600 2,200 11,060 1,230 7,450 10,685 52,720

3 Anthurium daun 2,022 3,503 695 6,425 1,555 10,060 1,365 6,210 5,637 26,198

4 Caladium sp. 1,940 9,670 1,250 18,150 735 11,100 590 10,720 4,515 49,640

5 Euphorbia sp. 2,250 6,640 1,180 4,680 725 3,675 720 3,840 4,875 18,835

6 Ixora sp. 1,010 13,530 740 10,210 934 12,660 371 4,424 3,055 40,824

7 Pakis-pakisan 1,180 9,610 1,200 6,300 800 4,520 750 4,400 3,930 24,830

8 Phylodendron sp. 2,735 9,935 2,325 12,300 2,200 23,300 6,150 25,070 13,410 70,605

9 Palem-paleman 2,212 6,447 655 3,715 1,230 3,990 460 870 4,557 15,022

10 Sansevieria sp. 1,165 3,855 3,855 700 1,150 7,060 1,195 6,780 7,365 18,395

Jumlah Total 68,513 372,449

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2013 (dengan modifikasi)

Lampiran 2 Luas Panen dan Jumlah Produksi Beberapa Tanaman Lanskap di Kota Depok Tahun 2012

Page 57: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Hias Lanskap di Kelurahan Bojongsari Baru

No Nama dan Tampilan Ciri morfologiFungsi dalam lanskap Perbanyakan

dan Pemeliharaan

Penutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal Point

Penutup Tanah (tinggi kurang dari atau sama dengan - 0,5 meter)1 Aglaonema sp. (sri rejeki)

Bentuk daun seperti mata tombak, corak dan warna beragam. Tanaman muda tidak berbatang, tanaman tua berbatang pendek bekas pangkal daun yang gugur.

Perbanyakan: anakan, stek batang, stek pucuk, cangkok, biji.Pemeliharaan: repotting jika akar terlalu rapat, pemupukan sekali sebulan.

2 Asplenium nidus (paku sarang burung) Daun berwarna hijau mengilap memanjang, ujung runcing, tepi gelombang, dan ibu tulang daun menonjol.

Perbanyakan: spora dan pemisahan anakPemeliharaan: pemupukan sekali per 3-4 bulan (pupuk cair)

3 Bromelia sp. Daun dan bunga bromelia berbeda untuk tiap jenisnya. Daun tebal tumbuh membentuk corong. Bunga muncul di antara dedaunan.

Perbanyakan: anakanPemeliharaan: repotting sekali setahun, pemupukan sekali sebulan.

Page 58: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan

PemeliharaanPenutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

4 Caladium sp. (keladi hias) Daun seperti mata 5-25 cm panah, tipis, agak mengilap,. Tinggi 25-50 cm, bunga kuning.

Perbanyakan: anakan, stek batang, bijiPemeliharaan: pemupukan sekali dua minggu.

5 Chlorophytum sp. (lili paris) Daun tipis hijau atau variegate 10-15 cm, bunga putih bertangkai panjang di antara daun.

Perbanyakan: anakanPemeliharaan: repotting s insidental, pemupukan 1xseminggu.

6 Ctenanthe oppenheimiana ‘Tricolor’ Daun berbentuk lonjong dengan tangkai cukup panjang, warna dan corak daun perpaduan putih hijau dan bawah merah marun.

Perbanyakan: anakanPermeliharaan: repotting sekali setahun, pemupukan sekali sebulan.

7 Iresine herbstii (sambang dara) Daun oval merah ungu, batang tidak berkayu, tinggi hanya 30-40 cm dan tumbuh sepanjang tahun.

Perbanyakan: stek batangPemeliharaan: pemupukan dan pemangkasan sekali sebulan.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 59: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan

PemeliharaanPenutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

8 Rhoeo discolor (adam hawa) Daun bagian atas hijau dan bawah merah keunguan, runcing, tebal mengandung air. Bunganya kecil, putih.

Perbanyakan: anakan, bijiPemeliharaan: repotting insidental, pemupukan sekali sebulan.

9 Spathiphyllum sp. Daun bulat lonjong, hijau disertai guratan putih atau kuning. Bunga seperti tongkol dengan seludang putih.

Perbanyakan: anakan, bijiPemeliharaan: repotting jika akar rapat, pemupukan sekali sebulan.

Semak Rendah (tinggi 0,5-1 meter)10 Anthurium sp. Daun hijau

mengilap dan tebal. Memiliki banyak varietas dengan bentuk, corak, dan warna daun yang beragam.

Perbanyakan: anakan, biji.Pemeliharaan: repotting jika akar rapat, pemupukan sekali sebulan.

11 Hymenocallis speciosa (spider lily) Mahkota bunga putih, bulat dengan juntaian mirip kaki laba-laba. Daun berwarna hijau tua, tebal, mengilap.

Perbanyakan: anakan, biji.Pemeliharaan: pemupukan saat pembungaan, repotting insidental.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 60: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No. Nama dan Tampilan Ciri MorfologiFungsi dalam lanskap Perbanyakan

dan Pemeliharaan

Penutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

12 Schefflera sp. (wali songo) Daun berbentuk jari tangan pada batang utama, hijau variegate, bentuk lonjong, gelombang, atau runcing.

Perbanyakan: stek cangkokPemeliharaan: repotting jika akar rapat, pemupukan sekali tiga bulan.

Semak Sedang (1-2 meter)13 Brokoli Hias Daun berwarna

kuning cerah kehijauan atau hijau muda, membentuk bulatan rapi seperti brokoli.

Perbanyakan: stek batang dan cangkokPemeliharaan: pemupukan sekali dua bulan.

14 Breynia disticha (pretty pink) Daunnya berwarna perpaduan hijau putih dan pink dengan tepi daun berbentuk membulat.

Perbanyakan: stek batang dan cangkokPemeliharaan: pemupukan sekali dua bulan.

15 Cycas revoluta Daun seperti palem tetapi lebih tebal dan kaku. Bunga strobilus berwarna kekuningan. Tinggi 1-2 meter.

Perbanyakan: bijiPemeliharaan: pemupukan 4-6 bulan sekali, pemangkasan.

Page 61: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan

PemeliharaanPenutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

Perdu Rendah (batang berkayu, kurang dari 2 meter)16 Tabernaemontana sp. (pinwheel flower) Bungamenyerupai

baling-baling kapal warna putih pada ujung tangkai. Berbunga sepanjang tahun jika pencahayaan baik.

Perbanyakan: stek batang dan cangkokPemeliharaan: pemupukan tiga bulan sekali, pemangkasan.

Perdu Tinggi (batang berkayu, lebih dari 2 meter)17 Beaucarnearecurvata (nolina) Daunnya hijau,

sempit, dan bisa mencapai 0,9-1 meter menjuntai ke bawah. Tepi daun bergerigi dan sedikit tajam.

Perbanyakan: anakan yang timbul pada tangkai bungaPemeliharaan: pemupukan dua bulan sekali.

18 Cordyline sp. (hanjuang) Warna daun beragam panjang 30-75 cm dan lebar 10-15 cm, bunga kemerahan. Tinggi bisa mencapai 3 m.

Perbanyakan: stek batang, cangkokPemeliharaan: repotting, pemupukan tiga bulan sekali.

19 Dracaena sp. Daunnya berbagai warna, meruncing dengan panjang 15-20 cm. Tingginya bisa mencapai 3 meter

Perbanyakan: stek batangPemeliharaan: repotting, pemupukan tiga bulan sekali.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 62: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan Pemeliharaan

Penutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

20 Syzygium oleina (pucuk merah) Warna daun hijau muda, bentuknya kecil batang kecil. Ujung daun mudanya berwarna oranye dan merah.

Perbanyakan: setek batangPemeliharaan:

3bulan sekali, pemupukan dengan NPK 2-3bulan sekali.pemangkasan 1x2-3 bulan, pemupukan 1x2-3 bulan.

Pohon Rendah (pohon, tinggi kurang dari 6 meter)21 Casuarina equisetifolia (cemara udang) Tinggisekitar 4

mtetapi batang meliuk seperti udang. Daun seperti jarum 10—15 cm, cukup rimbun.

Perbanyakan: biji.Pemeliharaan: pemupukan dengan NPK, pemangkasanbonsai.

22 Cyrtostachis renda (palem merah) Batangnya merah kontras dengan warna hijau daunnya. Daun berbentuk lanset tumbuh di tangkai daun.

Perbanyakan: biji, anakan.Pemeliharaan: pemupukan tiga bulan sekali, pemangkasan insidental.

23 Phoenix canariensis (palem kenari) Kumpulan daunnya menyerupai sisir. Daunnya cukup tajam, tebal, licin, dan berwarna hijau pucat.

Perbanyakan: biji.Pemeliharaan: pemupukan 4 bulan sekali, pemangkasan.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 63: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan

PemeliharaanPenutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

24 Phoenix roebelenii (dwarf palm) Tajuk setengah lingkaran, batang kokoh. Bentuk daun menyirip dan terkumpul di ujung batang.

Perbanyakan: bijiPemeliharaan: pemupukan dua bulan sekali, pemangkasan daun kuning.

25 Plumeria sp. (kamboja kuburan) Daun hijau bergerombol di ujung tangkai. Tepi daun rata, tulang daun menyirip. Warna bunga kuning, putih, merah

Perbanyakan: stek batang, bijiPemeliharaan: pemupukan sekali 4-6 bulan, pemangkasan 1xsetahun.

26 Ptychosperma macarthurii (palem hijau) Keseluruhan tanaman didominasi hijau. Tinggi mencapai 6 meter. Warna buah merah dan bergerombol pada tandan.

Perbanyakan: bijiPemeliharaan: pemupukan sekali per 6 bulan, pemangkasan.

27 Thuja orientalis (cemara kipas) Tajuknya berbentuk kerucut, daunnya kecil menyerupai sisik, seperti kipas hijau muda kekuningan.

Perbanyakan: biji, stekbatang, cangkok.Pemeliharaan: pemupukan, pemangkasan.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 64: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

No.Nama dan Tampilan Ciri Morfologi

Fungsi dalam lanskap Perbanyakan dan

PemeliharaanPenutup tanah

Border /Pagar

Screen/ Dinding

Penga-rah

Peneduh Focal point

Pohon Sedang (pohon, tinggi 6-15 meter)28 Bismarckia nobilis (bismarck palm) Tajuknya setengah

lingkaran. Daun membentuk kipas lebar. Ujung daun bergerigi dengan lekukan yang cukup tajam.

Perbanyakan: bijiPemeliharaan: pemupukan sekali 4-6 bulan, pemangkasan.

29 Ficus coreana (beringin korea) Daunnya berbentuk bulatan, berwarna hijau tua dan tebal. Dapat dijadikan tanaman bonsai.

Perbanyakan: biji, stek batang dan cangkokPemeliharaan: pemupukan NPK pada masa pertumbuhan

30 Ravenala madagascariensis (pisang kipas) Tajuknya unik seperti kipas. Batang utama mulai 30 cm mencapai 1 meter lebih. Cabangnya mencapai 7 m.

Perbanyakan: anakan.Pemeliharaan: pemupukan NPK, pemangkasan insidental.

Pohon Tinggi (pohon, lebih dari 15 meter)31 Roystonea regia (palem raja) Batang kokoh 25-

30 m. Daun hijau menyirip. Pelepah yang rontok akan meninggalkan garis abu-abu putih.

Perbanyakan: biji.Pemeliharaan: pemupukan 4-6 bulan sekali, pemangkasan.

Lampiran 3 (lanjutan)

Page 65: Skripsi Sesuai Format Feb 2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 28 September 1990, merupakan putri keempat dari empat bersaudara pasangan Abidin Adimihardja dan Nani Nuraini. Penulis bersekolah di SMP Negeri 49 Jakarta, lalu melanjutkan ke SMA Negeri 2 Kuningan Jawa Barat, kemudian masuk ke Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap melalui jalur SPMB.

Penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) IPB selama tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010.Penulis pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) pada tahun 2010.Dalam bidang non-akademik, penulis menjadi pengurus Forum Komunikasi Rohis Departemen (FKRD) Fakultas Pertanian pada tahun 2008-2009.Kemudian penulis menjadi anggota Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (BP HIMASKAP) tahun 2009-2010.

54