skripsi rahmiati b. ind
TRANSCRIPT
SKRIPSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI AKTIVITAS TERBIMBING
BAGI MURID KELAS V SDN I KOWIOHA KABUPATEN KOLAKA
RAHMIATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2008
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI AKTIVITAS TERBIMBING
BAGI MURID KELAS V SDN I KOWIOHA KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Makassar untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
RAHMIATINIM : 064 724 260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Terbimbing bagi Murid Kelas V SDN I Kowioha
Kabupaten Kolaka”
Atas Nama:
Nama : Rahmiati
Nomor Stambuk : 064 724 260
Jurusan/Prodi : PGSD S1 Berasrama
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat untuk diujikan
Watampone, 9 Nopember 2008
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Rukayah, M. Pd A n s h a r, S.Pd, M.HNIP. 130 690 835 NIP. 130 900 267
Disahkan :
Ketua Jurusan/Prodi
Drs. Muslimin, M.Ed NIP. 131 689 366
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi diterima oleh Panitia Ujian skripsi fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Makassar dengan SK Dekan No. / / / 2008 Tanggal Nopember
2008 untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Ilmu Pendidikan pada Hari Tanggal ...... Nopember 2008.
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Dr. Ismail Tolla, M. Pd NIP. 130 883 215
Panitian penguji :
Ketua : (……………..)
Sekretaris : Drs. H. Muh. Arif K, S.Pd, M,. Si (……………..)
Pembimbing I : Dra. Rukayah, M. Pd (……………..)
Pembimbing II : Ansar, S.Pd, M,H (……………..)
Penguji I : Drs. Alimin Umar, M.Si (……………..)
Penguji II : Dra. Satriani DH (……………..)
MOTTO
ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI HARAPAN DAN CITA-CITA SAMA NASIBNYA DENGAN BURUNG YANG TIDAK MEMILIKI SAYAP UNTUK TERBANG
Kupersembahkan karya ini untuk ibu dan ayahku
Yang telah memberiku kasih sayang yang tulus
dan iklas
Serta saudara-saudaraku yang telah tulus dan iklas
Mendoakan dan memberiku semanggat untuk
meraih cita-citaku.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rahmiati
NIM : 064 724 260
Jurusan/Program Studi : PGSD S1 Berasrama
Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi
dengan Menggunakan Strategi Aktivitas Terbimbing
bagi Murid Kelas V SD.N I Kowioha Kabupaten
Kolaka
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
ciplakan, maka saya besedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan
yang berlaku.
Watampone, 8 Nopember 2008
Yang membuat Pernyataan;
Rahmiati
ABSTRAK
Rahmiati, 2008. Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi dengan Mengunakan Strategi Aktivitas Terbimbing bagi Murid Kelas V SDN I Kowioha Kabupaten Kolaka. Skripsi. Di bimbing oleh Dra. Rukayah, M.Pd dan Ansar, S.Pd, M.Hum. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makasar.
Upaya meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita fiksi dengan mengunakan strategi aktivitas terbimbing sebagai fokus penelitian bertolak dari kenyatan di lapangan dan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia sekaligus guru kelas V SDN I Kowioha pada hasil apresiasi cerita terbatas pada pemahaman literal pada pelaku cerita,belum sampai pada tingkat pemahaman apresiasi rangkaian cerita, latar cerita dan suasana cerita.Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini difokuskan pada pada pembelajaran apresiasi cerita fiksi dengan mengunakan strategi aktivitas terbimbing bagi murid kelas V SDN I Kowioha. Adapun tujuanya yaitu untuk meningkatan hasil pembelajaran apresiasi berdasarkan Strategi aktivitas terbimbing. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan. Rancangan penelitian ini di susun dengan satuan siklus secara berdaur ulang berulang meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi.Bentuk pembelajaran yang di yakini dapat meningkatakan kenamampuan murid adalah suatu bentuk pembelajaran yang menggunakan strategi aktivitas terbimbing yang terdiri atas lima tahapan yang terdiri atas (1) tahap pembangkitan, (2) tahap pengaitan, (3) tahap pengambaran, (4) tahap penafsiran, (5) tahap penilaian. Untuk pelaksanaanya di lakuakan dengan tiga tahap pembelajaran yakni (1) tahap persiapan apresiasi (2) tahap pelaksanaan apresiasi (3) tahap tindak lanjut apresiasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunan SAT yang terdiri lima tahap yaitu pembangkitan, pengaitan, penggambaran, penafsiran, dan penilaian yang dilaksanaakan dalam tiga tahap pembelajaran yaitu tahap persiapan apresiasi, pelaksanaan apresiasi dan tindak lanjut apresiasi akan dapat meningkatkan kemampuan apresiasi cerita fiksi di kelas V SDN I Kowioha Kabupaten Kolaka
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan hidayah, taufik,dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Terbimbing Bagi Murid Kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten
Kolaka dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasam dari berbagai pihak dan berkah
dari Allah swt sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terimah kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada: Ibu Dra. Rukayah, M. Pd. selaku pembimbing I dan bapak Ansar,
S.Pd M. H. selaku pengganti pembimbing II yang telah sabar, tekun, tuus, dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan bimbigan, motivasi, arahan, dan
saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi.
Selanjutnya ucapan terimakasih pula penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Aris Munandar M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Makassar
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program
studi lanjut PGSD Berasrama.
2. Bapak Drs. Ismail Tolla, M. Pd., Bapak Drs. Muslimin, M. Ed dan Bapak Drs.
Muh Faisal, M.Pd masing-masing selaku Dekan FIP UNM, Ketua Prodi PGSD dan
Sekretaris Prodi yang telah mengizinkan penulis dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan menyiapkan sarana dan
prasaran yang dibutuhkan selama menempuh pendidikan Program S1 berasrama
FIP UNM. Penulis tidak mampu membalas jasa beliau hanya kepada yang maha
pengasih penulis memohonkan do’a semoga mendapat balasan yang setimpal
3. Bapak Drs. Nasruddin, S. Pd, M. Pd, Bapak Abu Darwis, M. Pd masing-masing
selaku Ketua dan Sekretaris UPP PGSD Bone FIP UNM, yang telah mengizinkan
penuli untuk mengikuti pendidikan pada UPP PGSD Bone serta memberikan
pelayanan administrasi sesuai bidang tugas masing-masing.
4. Bapak Drs. Latri Aras S.Pd, M. Pd selaku ketua Asrama UPP Bone yang telah
memberikan motivasi dan arahan khususnya dalam menjalin keakraban dan kerja
sama yang baik antara sesama rekan mahasiswa di asrama.
5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD UPP Bone yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan, motivasi, semangat kepada penulis selama menempuh pendidikan di
UPP Bone. Semoga ilmu yang merekaberikan kelak menjadi bekal dalam menitik
tugas dihari esok. Untuk itu penulis hanya mampu mendoakan semoga yang
penyasi senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka
sekeluarga.
6. Bapak Kunua, A. Ma. Pd, selaku Kepala Sekolah SDN 1 Kowioha Kabupaten
Kolaka, yang telah memberi dukungan, fasilitas dan pelayanan administrasi.
7. Ibu Suharsi Tawulo, A. Ma. Pd, selaku guru kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten
Kolaka yang telah banyak membantu kelancaran dalam penelitian ini.
8. Bapak, Ibu serta seluruh staf yang ada di SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka
yang membantu kelancara selama penelitian
9. Kedua orang tua tercinta H. Udin Puteh dan ibunda Hj. Rajo yang sangat berjasa
dalam kehidupan penulis yang telah memberikan dukungan moril dan tak henti-
hentinya memanjatkan do’a agar tulisan ini dapat diselesaikan.
10. Kepada nenekku yang tersanyang Hj. Hatiga serta saudara-saudariku Rahmawati,
Rahayu, Riska, Rahmat Hidayat yang telah memberiku doa dan semangat.
11. Rekan-rekan mahasiswa S1 Berasrama, teristimewa Wa Ode Marta, Siami,
Naniyatin dan Wa Ode Hamlia Hanafi yang telah banyak memberi masukan,
bantuan, dan bimbingan belajar kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala budi baik yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis mendapat
limpahan rahmat dan berkah yang hakiki dari Allah swt. sebagai unggkapan maaf ,
penulis berharap kepada Bapak dan Ibu untuk memaafkan segala kekhilafan dan
kealfaan selama mengikuti pendidikan maupun dalam bimbingan skripsi ini.
Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita
semua dan semoga skripsi ini memiliki manfaat bagi pengembangan pendidikan di
tanah air. Amin.
Watampone, 8 Nopember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iiLEMBARAN PENGESAHAN....................................................................... iiiMOTTO........................................................................................................... ivPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... vABSTRAK....................................................................................................... vi PRAKATA ...................................................................................................... viiDAFTAR ISI.................................................................................................... xDAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1B. Rumusan Masalah................................................................................. 6C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS TINDAKAN........................................................................................
A. Kajian Pustaka....................................................................................... 81. Pengertian apresiasi .......................................................................... 82. Aprsiasi Sastra Anak ........................................................................ 93. Strategi Aktivitas Terbimbing dalam pembelajaran apresiasi cerita. 14
B. Kerangka Pikir....................................................................................... 24C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................A. Jenis dan Model Penelitian .................................................................. 26B. Setting Penelitia..................................................................................... 26C. Subjek penelitian................................................................................... 26D. Fokus penelitian.................................................................................... 27
E. Rancangan Penelitian........................................................................... 27F. Validasi data.......................................................................................... 30G. Analisis data.......................................................................................... 31H. Indikator keberhasilan......................................................................... 31
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN.....................................A. Paparan Data ...................................................................................... 33
1. Paparan Data dan Temuan Siklus I ................................................ 332. Paparan Data dan temuan Penelitian Siklus II ............................... 50
B. Pembahasan ........................................................................................ 631. Perencanaan Pembelajaran Aprsiasi Cerita Dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Terbimbing .......................................................... 642. Pelaksanaan Pembelajaran Aprsiasi Cerita Dengan Menggunkan
Strategi Aktivitas Terbimbing ........................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................A. Kesimpulan .......................................................................................... 71B. Saran-saran ........................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 73LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 75
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman2.1. Prosedur pelaksanaan strategi aktivitas terbimbing dalam pembelajaran Apresias cerita fiksi.................................................................................. 183.1. Taraf keberhasilan tindakaan pembelajaran apresiasi cerita melalui SAT 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Pemetaan Story Grammer................................................................ 142.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Tindakan dengan Menggunakan Strategi
Aktivitas Terbimbing Murid Kelas V SDN I Kowioha Kab. Kolaka ......... 243.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Pembelajaran Apresiasi Cerita Berdasarkan
Strategi Aktivitas Terbimbing........................................................................ 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Test cerita “ Tomi Di Negeri Korcaci” ...................................................... 752. Test Awal Pelaku Cerita Dan Suasana Cerita ............................................ 773. Test Awal Latar Cerita Dan Rangkaiaan Cerita ....................................... 784. Hasil Tes Awal ........................................................................................... 795. Format observasi guru pembelajaran apresiasi cerita fiksi dengan .
menggunakan strategi aktivitas terbimbing............................................... 806. Format Observasi Murid Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi Dengan
Menggunkan Strategi Aktivitas Terbimbing............................................... 827. Rencana Pembelajaran Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ....................... 848. Test Format Kemampuan Apresiasi Dengan Fokus Pelaku Cerita Dan
Suasana Cerita Pertemuan I (Kelompok) ................................................... 889. Test Kemampuan Apresiasi Pelaku Dan Suasana Cerita ........................... 9010. Rencana Pembelajaran Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ..................... 9111. Test Formatif Apresiasi Cerita ................................................................... 9412. Test Format Kemampuan Apresiasi Dengan Fokus Latar Cerita Dan
Suasana Cerita Pertemuan II....................................................................... 9613. Hasil Observasi Guru Dalam Pengajaran Apresiasi Cerita Fiksi Siklus I .. 9714. Hasil Observasi Murid Dalam Pengajaran Apresiasi Cerita Fiksi siklus I… 9815. Hasil Evasuasi Kemampuaan Murid Siklus I ............................................. 9916. Test Cerita Siklus II “ Dua Calon Prajurit” ................................................ 10017. Rencana Persiapan Pengajaran Siklus II Pertemuan I ................................ 10318. Test Formatif Apresiasi Cerita ................................................................... 10619. Test Kemampuan Apresiasi Fokus Pelaku Cerita Dan Suasana Cerita .. 10820. Rencana Persiapan Pengajaran Siklus II Pertemuan II .............................. 10921. Test Formatif Apresiasi Cerita ................................................................... 11222. Test Kemampuan Apresiasi Cerita ............................................................. 11423. Hasil Obserpasi Guru dalam Pembelajaran Apresiasi dengan Tahapan SAT
Siklus II ..................................................................................................... 115 24. Hasil Observasi Murid dalam Pembelajaran Apresiasi dengan Menggunakan SAT Siklus II ...................................................................... 11625. Hasil Evalusi Kemampuan Murid dalam Pembelajaran Apresiasi Siklus II 11726. Rambu-rambu Proses Apresiasi Cerita dengan Menggunakan SAT
(Aspek guru) ............................................................................................. 118
27. Rambu-rambu Proses Apresiasi Cerita dengan Menggunakan SAT (Aspek Murid) ............................................................................................ 121
28. Rambu-rambu Hasil Kemampuan Apresiasi Cerita Murid Kelas V .......... 12429. Dokumentasi Aktivitas Belajar Apresiasi Cerita Fiksi dengan Menggunkan
Strategi Aktivitas Terbimbing di Kelas V SDN I Kowioha Kabupaten Kolaka 126
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Dasar ditegaskan bahwa negara melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Indonesia mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan yang diatur oleh Undang-Undang Dasar.
Hal tersebut dijelaskan dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sikdiknas pasal 1
ayat (1) yang menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akatif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual dengan keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecedasan ahlak mulia serta keteampilan yang di pelukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Hasbullah, 2005: 97)
Pendidikan dasar bertujuan memberi bekal kemampuan dasar kepada murid
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi anggota masyarakat, warga
negara dan anggota umat manusia serta mempersiapakan murid untuk mengikuti
pendidikan menengah (pasal 3 PP No. 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar).
Pendidikan dasar yang di selenggarkan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
memberi bekal kemampuan dasar Baca-Tulis pengetahuan dan keterampilan dasar
yang bermanfaat bagi murid sesuai tingkat perkembangannya serta mempersiapkan
mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.
Komponen-komponen pendidikan dasar merupakan satu kesatuan yang turut
mententukan keberhasilan Pendidikan Sekolah Dasar (SD), salah satu komponen yang
di maksud adalah bidang pengajaran diantaranya Bahasa Indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra di Sekolah dasar lebih diarahkan pada
kompetensi murid untuk berbahasa dan berapresiasi sastra. Pelaksanaan pembelajaran
sastra dan bahasa dilaksanakan secara terintegrasi. Diungkapkan dalam kurikulum
satuan pendidikan (Depdiknas, 2006: 317) bahwa “dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, murid harus lebih banyak menguasai tentang bahasa. Sedangkan sastra ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan menghayati dan memahami karya sastra”. Sejalan
dengan itu Djuanda, (2002: 54) mengemukakan bahwa “pengetahuan tentang karya
sastra dijadikan sebagai penunjang dalam mengapresiasi”.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Dasar, murid
diberikan pengalaman bersastra melalui kegiatan aprisiasi karya sastra, Beac dan
Marsall (Suryati, 2004: 1) menyatakan bahwa “dalam pembelajaran apresiasi sastra
ada faktor utama yang berinteraksi secara dinamis yaitu guru, murid, dan teks.
Interaksi ketiga hal tersebut dapat mengembangkan potensi pada diri anak”. Hal ini
sejalan yang dikatakan Huck (1987) bahwa “berinteraksi dengan karya sastra dapat
membantu perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral dan
perkembangan sosial anak”.
Pembelajaran apresiasi sastra di SD diharapkan berlangsung efektif. “Guna
menuju pembelajaran apresiasi sastra yang efektif diharapkan melewati tingkat
apresiasi yaitu menggemari, menghayati, merespon dan memproduksi karya sastra”
Solchan dkk (Hafid, 2005: 2)
Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar diharapkan berlangsung efektif
guna menuju pembelajaran apresiasi sastra yang efektif, diterapkan melewati tingkatan
apresiasinya. Hal ini sesuai pendapat Rusyana (Tarigan, 2002: 10) bahwa:
Tingkat apresiasi sastra ada tiga yaitu: tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya, ia terlibat secara intelektual, emosional, imajinatif dengan karya itu, tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat, dan tingkatan ketiga apabila pembaca menyadari hubungan sastra dengan dunia diluarnya sehingga penikmatan dan pemahamannya pun dilakukan dengan lebih luas dan mendalam.
Teks sastra relevan dengan usia murid kelas V sekolah dasar, karena pada
umumnya disenangi oleh anak-anak. Penggunan teks sastra sebagai bahan ajar
mengacu pendapat Zuchdi dan Budiasi, (Hafid dkk, 2005: 5) bahwa “pada umumnya
anak-anak senang membaca karya sastra karena sifatnya yang indah dan berguna bagi
murid”. Lebih lanjut Azis (Supriyadi, 2004: 5) menyatakan bahwa “cerita fiksi
merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan
tersendiri”.
Pemanfaatan teks cerita sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah
Dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis atau jiwa serta moral anak.
Tarigan, (2002: 10) menyatakan “bahwa anak yang berusia antara 9-12 tahun
menyukai cerita kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, cerita-cerita
fantastis dan cerita petualangan”.
Aminudin (1997: 2) menyatakan bahwa “anak usia 11 tahun ke atas sudah
mampu melakukan penalaran, sudah mampu melakukan pemahaman melalui kegiatan
hipotesis, dan implementasi, konsep/prinsip. Dalam membaca sastra perhatian mereka
sudah mulai bersifat ganda, yakni dalam gambaran peristiwa dalam cerita dan
gambaran peristiwa dalam kehidupan sehari-hari”.
Pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar diharapkan terlaksana sesuai
harapan. Dalam kenyataannya kondisi tersebut sangat mengecewakan. Hal ini
diungkapkan Sarjono (Suriyanti, 2005: 2) bahwa “kondisi pengajaran sastra sejauh ini
sangat mengecewakan, kekecewaan terhadap pengajaran sastra dirasakan nyaris
banyak kalangan, seperti sastrawan oleh pemerhati sastra, masyarakat, murid, bahkan
juga kalangan guru sendiri”.
Kondisi sastra dan pembelajarannya, khususnya sastra anak-anak menurut
Trimansyah (1999: 2) mengatakah bahwa: “terasa terhenti dan jauh tertinggal dan
hampir tidak digubris, akibatnya tertinggalnya sastra anak-anak, murid tidak
mengetahui keberadaan sastranya”. Terkait dengan itu, Sudiwo (Hafid, 2003: 5)
menyatakan bahwa “saat ini sebagian besar kaum terpelajar bahkan mahasiswa tidak
begitu memahami kehidupan dan keberadaan karya sastranya apalagi memaknainya”.
Djuanda (Hafid, 2003: 5) mengungkapkan bahwa “bahan pembelajaran
apresiasi di sekolah dasar bertumpu pada buku paket”. Kegiatannya hanya menjawab
pertanyaan yang ada dalam buku teks, kemampuan apresiasi hanya berupa pemahaman
cerita, bukan pengalaman bersastra dan penikmatan cerita, serta tidak terjadi interaksi
apresiasi antara murid dengan bacaan cerita. Selain itu, emosi anak tidak terlibat pada
kejadian dalam cerita, tokoh cerita dan isi cerita. Pembelajaran seperti ini tentu belum
efektif.
Kondisi tersebut di atas diasumsikan tidak jauh berbeda dengan kondisi di SD
Negeri 1 Kowioha. Hal ini terungkap hasil interview dan observasi pada bualan
Desember terhadap guru dan murid, ditemukan masalah (1) pengajaran apresiasi
menekankan pada aspek kognitif bukan proses apresiasi, (2) belum dilaksanakan
sebagai suatu proses pembelajaran bahasa dan sastra yaitu tahap persiapan apersepsi,
pelaksanaan apersepsi, dan tindak lanjut apersepsi, (3) aktivitas murid dalam
pembelajaran cerita adalah membaca teks cerita dalam buku paket dan menjawab soal-
soal yang ada di bawah teks, (4) bimbingan murid mengapresiasi belum tergarap
secara maksimal, (5) hasil apresiasi cerita terbatas pada pemahaman literal pada pelaku
cerita, belum sampai pada tindak pemahaman apresiasi rangkaian cerita, latar cerita
dan suasana cerita.
Guna mencapai nilai aktivitas apresiasi kususnya apresiasi cerita fiksi
diperlukan model pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas bersastra. Salah satu
model pembelajaran yang ditawarkan oleh Beach (1987) adalah ”Strategi Aktivitas
Terbimbing”, yaitu murid diarahkan pada aktivitas merespons teks sastra melalui
merangkai kegiatan secara bertahap, membangkitkan, menghubungkan,
mendeskripsikan, menafsirkan dan menilai isi teks cerita.Beach (1987 :37)
menyatakan bahwa:
Fungsi utama strategi aktivitas terbimbing adalah (1) dapat membantu murid dalam belajar menggambarkan pengetahuan awalnya dalam membuat kesimpulan dan pengalaman pembaca dengan teks, dengan menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang ada dalam teks murid dapat memahami teks dengan baik dan tanpa merasa terbebani,
(2) dapat membantu murid mengorganisasikan struktur teks sehingga murid memahami unsur-unsur cerita dengan baik.
Strategi aktivitas terbimbing dapat mengembangkan pemahaman tingkat tinggi
pada murid, seperti pemahaman literal, infrensial, evaluatif dan apresiatif pada kajian
struktur pelaku cerita dan menyimpulkan. Mustakim (Rahim,2005: 47).
Pemilihan kelas V SDN 1 Kowioha berdasarkan pertimbangan bahwa: (1)
murid kelas V rata-rata berusia 10-12 tahun pada fase ini berada pada tahap
perkembangan berfikir operasional kongkrit dan berfikir formal serta perkembangan
dimasa kognitif, bahasa emosional dan sosial, murid sudah mampu untuk
mengapresiasi karya sastra, (2) dengan peneliti, kepala sekolah dan guru kelas V sudah
terjalin komunikasi yang baik, (3) murid kelas V memiliki kultur yang beragam,
ditinjuau dari status sosial, emosional, etnis dan pendidikan orang tua. Berdasarkan
pertimbangan tersebut di atas sekolah ini refresentatif untuk dikembangkan, hal ini
dapat dilihat dari potensi yang dimiliki oleh guru dan murid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka secara umum dirumuskan
masalah “Apakah dengan menggunakan Strategi Aktivitas Terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan apresiasi cerita fiksi di kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten
Kolaka”.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi cerita fiksi murid Kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka. Secara
khusus penelitian ini bertujuan:
1. Untuk meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita fiksi murid kelas V
SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka
2. Untuk meningkatan pelaksanaan strategi aktivitas terbimbing dalam
pembelajaran apresiasi cerita fiksi murid kelas V SDN I Kowioha Kabupaten
Kolaka
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di peroleh melalui penelitian ini di bagi atas dua yaitu:
1. Manfaat praktis
a. Menigkatkan pembelajaran apresiasi cerita fiksi di kelas V SD melalui
Strategi Aktivitas Terbimbing (SAT)
b. Mendorong inisiatif guru untuk memanfaatkan strategi aktivitas
terbimbing sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pembelajaran
apresiasi sastra khususnya pembelajaran apresiasi cerita fiksi di SD
2. Manfaat Teoretis
a. Memberi sumbangan teknik bagi pengembangan dan peningkatan
kualitas pembelajaran aprsiasi cerita fiksi melalui SAT di SD
b. Landasan konseptual dan operasional pelaksanaan pembelajaran apresiasi
cerita fiksi murid kelas V SD.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Kemampuan Apresiasi
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin (Apreciato) yang berarti
mengindahkan atau menghargai hal ini sesuai dengan pendapat Gove (Aminuddin,
2004: 34) menyatakan bahwa “istilah apresiasi mengandung makna (1) pengenalan
melalui perasaan atau kepekaan batin, (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-
nilai keindahan yang diungkapkan pengarangnya.”
Sejalan dengan pengertian apresiasi di atas Effendi (Aminuddin, 2004: 35)
menyatakan bahwa “apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara
sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.”
Apresiasi sastra bukanlah pengetahuan sastra yang dihafalkan, melainkan
bentuk aktivitas jiwa. Dalam mengapresiasi sastra kita tidak sadar mengambil
informasi yang berkaitan dengan isi atau mencari beberapa kesimpulan yang lugas.
Rosenblatt (Hafid, 2003: 17) menyatakan bahwa “apresiasi sastra idealnya kita dapat
mengindera atau merasakan kehadiran pelaku, peristiwa, suasana dan gambaran objek
secara imajinatif”.
Berdasarkan uraian di atas dapt disimpulkan bahwa kemampuan apresiasi harus
mencakup kemampuan emosional pada isi cerita, tanggapan pada pelaku cerita,
peristiwa dan perasaan dalam mengamati gaya bahasa pengarang cerita Baret (Hafid,
2003) dengan demikian kegiatan mengapresiasi dalam arti menikmati keindahanya
menghayati nilai yang terkandung di dalamnya, dan memperoleh manfaat bagi
kehidupan kita. Kegiatan mengapresiasi dapat terlaksana apa bila kita secara langsung
membacanya maupun mendengarkan karya sastra sya fi’ie (Aminuddin, 1990: 197)
dengan dasar itu dianjurkan agar teks sastra dijadikan sarana dalam menigkatakan
kemampuan apresiasi di sekolah dasar.
2. Apresiasi Sastra Anak
Sastra anak bukan hanya karya sastra yang dibuat oleh anak-anak, bukan
dibatasi oleh siapa pengarangnya, melainkan untuk siapa karya itu diciptakan. Seperti
yang dikemukakan oleh Supriyadi (2004: 4) bahwa “sastra anak adalah karya
imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan dan pikiran anak
secara jujur, yang secara khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang
anak-anak atau orang dewasa.”
Karya sastra anak ditujukan agar anak bisa memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, karena karya sastra merupakan gambaran
masalah dan solusi yang dihadapi anak-anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Djuanda
(2002: 58) yang menyatakan bahwa “sastra anak-anak memiliki permasalahan dan
konflik dan dapat membiasakan mereka untuk memecahkan masalah dengan
mengatasi emosi.”
Karya sastra memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya, demikian juga
karya sastra anak. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra ini dinyatakan oleh
Huck (1987) menyatakan bahwa sastra anak-anak syarat akan nilai baik personal
maupun nilai pendidikan.
Nilai personal yang dimaksud Huck (Djuanda, 2002: 59) adalah
(1) memberikan kesenangan dan kenikamatan, (2) mengembangkan imajinasi, (3) memberi pengalaman vicarious experience, (4) mengembangkan pandangan ke arah perilaku manusia, (5) menyuguhkan pengalaman bersifat universal. Sedangkan nilai pendidikan diantaranya (1) membantu perkembangan kebahasaan, (2) mengembangkan kemampuan membaca, (3) mengembangkan kepekaan terhadap cerita, (4) meningkatkan kelancaran membaca dan (5) meningkatkan kemampuan menulis.
Manfaat pengajaran di SD melalui sastra murid akan memberi nilai positif
untuk proses perkembangannya. Proses memperoleh nilai untuk perkembangan dirinya
dinyatakan oleh Huck (Djuanda, 2002: 61) yaitu “ (1) perkembangan kebahsaan, (2)
perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian dan (4) perkembangan sosial”.
Guna mencapai tujuan dan manfaat pembelajaran apresiasi sastra anak. Salah
satu genre sastra yang dapat dijadikan bahan pembelajaran apresiasi adalah prosa fiksi.
Suyitno (Hafid, 2003: 28) menyatakah bahwa “pembelajaran sastra akan berhasil
dengan baik jika bertumpu pada kegiatan apresiasi”. Dengan demikian guru
selayaknya memiliki kemampuan melakukan empat tingkat proses apresiasi yaitu (1)
tingkat menggemari, (2) tingkat menikmati, (3) tingkat merespon dan (4) tingkat
produktif ”(Tarigan, 2002).
a. Apresiasi Prosa Fiksi sebagai Bahan Pembelajaran Sastra
Istilah prosa fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi,
narasi atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi oleh Aminuddin (2004: 66)
menyatakan bahwa “prosa fiksi ialah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-
pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu
yang bertolah dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita”.
Rumusan yang dipaparkan itu adalah rumusan dalam artian konvensional
karena sebuah prosa fiksi sering kali anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk prosa
fiksi yang non konvensional itu tujuan pengarang umumnya hanya ingin menampilkan
gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya. Untuk memahaminya,
pembaca harus memiliki bekal ilmu humanitas, terutama psikologis dan filsafat.
(Aminuddin, 2004)
Sastra anak sebagai sumber pembelajaran bahasa di sekolah dasar terdiri atas
berbagai genre, yaitu buku bergambar, fiksi realistik, fiksi sejarah, fantasi/fiksi ilmiah,
sastra tradisional. “Biografi yang difiksikan semua genre tersebut dapat dijadikan
bahan pembelajaran apresiasi asal di sesuaikan dengan kondisi dan tingkat
perkembangan anak-anak”. (Huck,dkk dalam Djuanda, 2002: 64)
Cerita fiksi layaknya jenis-jenis cerita lainnya yang memiliki unsur-unsur yaitu
“ (1) alur, (2) latar, (3) tema, (4) tokoh, (5) gaya, (6) sudut pandang dan (7) format
cerita”. (Huck dalam Djuanda, 2002: 69).
b. Unsur-Unsur Cerita Fiksi
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis hanya menjelaskan unsur-unsur cerita
sebagai fokus kajian penelitian yang terbatas pada (1) pelaku cerita, (2) alur cerita, (3)
latar cerita dan (4) suasana cerita.Unsur-unsur cerita fiksi dijabarkan sebagai berikut
1) Pelaku Cerita
Keberadaan atau tokoh merupakan hal yang penting dalam sebuah cerita.
Tokoh atau pelaku merupakan pengemban tugas yang potensial dalam setiap
rangkaian peristiwa. Aminuddin (2004: 79) menjelaskan bahwa “tokoh adalah
pelaku yang mengembangkan peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu
menjalin suatu cerita”.
Untuk menentukan tokoh dalam sastra anak diperlukan ketajaman dan kejelian
dalam melihat perkembangan perwatakannya. “Umumnya anak-anak lebih senang
terhadap tokoh yang jauh lebih mengesankan dalam sifat, gerak, peran dan
fungsinya dalam cerita dari pada kata-kata yang panjang dan bertele-tele”. (Huck
dalam Djuanda, 2002: 71)
2) Rangkaian Cerita
Alur merupakan benag merah yang menjalin serta merangkaikan susunan cerita
menjadi padu satu sama lain. Cerita sastra anak memerlukan alur yang tersusun
rapi dan apik dan saling berkaitan. Alur cerita semacam ini biasanya tumbuh secara
logis atau alamiah yang mengacu kepada tindakan-tindakan dan sejumlah
keputusan para tokoh dalam situai-situasi yang tersedia berdasarkan konteks
peristiwa.
Alur cerita sastra diupayakan asli dan segar, jangan sampai mudah di tebak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Huck (Djuanda, 2002: 70) menyatakan bahwa “alur
cerita sastra anak harus terpercaya dan mengalir (bukan tergantung pada) kejadian
dan penemuan sejati”.
3) Latar Cerita
Selain rangkaian cerita dan penokohan, latar cerita juga dapat memberi
pembaca kepekaan dalam memahami cerita yang di baca. Menurut Wellek
(Djuanda, 2002: 41) latar adalah “lingkungan yang dapat di anggap berfungsi
sebagai metonimia atau metafora ekspresi dari tokoh-tokohnya”.
Dalam karya fiksi, latar bukan hanya berfungsi sebagai latar yang bersifat
fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis. “Latar juga memiliki fungsi
psikologis sehingga latar mampu menuansakan makna tertentu serta mampu
menceritakan suasana-suasana tertentu yang menguraikan aspek kejiwaan
pembacanya” (Aminuddin dalam Djuanda, 2002: 71)
4) Suasana Cerita
Suasana cerita bertujuan untuk membantu menegaskan maksud penulis. Selain
itu, suasana cerita juga merupakan daya pesona/pemikat dari sebuah cerita. Oleh
karena itu, cerita merupakan sebuah warna dalam cerita. Menurut Suarjono (Hafid,
2003: 37) menyatakan bahwa suasana cerita yang baik dapat menggetarkan hari,
menggerakkan pembaca dan mengarahkan pembaca untuk mencapai berbagai
macam suasana, yaitu (1) kecintaan, (2) kebencian, (3) kemarahan, (4) kebahagian,
(5) khayalan yang melambung bahkan sampai pada hal yang misteri/menakutkan.
Kejadian-kejadian semacam ini tergerak apabila pengarang mampu menuansakan
kepaduan struktur kata secara integral.
Untuk memudahkan murid memahami dan memberikan tanggapan terhadap
cerita dan unsur-unsurnya, sebaiknya pembelajaran mulai diberikan aktivitas
pengenalan/orientasi cerita. Dikemukakan oleh Aminuddin (1999: 37) bahwa
“salah satu orientasi yang dapat dilakukan oleh murid dan guru membaca cerita
dalam hati tanpa di intruksi”. Selain itu, guru membuat bagannya di papan untuk
membantu murid menggambarkan struktur internal dan eksternal teks cerita.
“Bagan tersebut dinamakan pemetaan story grammar”. Aminuddin (1999: 38)
seperti bagan berikut:
Bagan 2.1 Pemetaan Story Grammar
3. Strategi Aktivitas Terbimbing dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi.
Judul cerita
Ringkasan cerita
Dunia Fiksional
Pelaku Rangkaian Cerita Setting Suasana
Awal Cerita Tengah Cerita
Inti Cerita
Akhir Cerita
Realitas Cerita Dunia Ideal
Realitas Imajiner
a. Pengertian Strategi Aktivitas Terbimbing
Pendapat yang mendasari penggunaan strategi aktivitas terbimbing dalam
pembelajaran sastra adalah Beach (1987) menyatakan bahwa strategi aktivitas
terbimbing adalah strategi dalam pembelajaran sastra yang menggunakan respon
terbimbing, yakni siswa memberi respon terhadap sastra menurut rangkaian kegiatan
berikut: pembangkitan minat, mengaitkan/pemaduan, mendeskripsikan, menafsirkan,
dan menilai. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Applebee dan Langer (Hafid,
2003: 39) yang menyatakan bahwa “Strategi Aktivitas Terbimbing (SAT) merupakan
scaffolding (penyangga) apresiasi sastra”.
b. Fungsi Strategi Aktivitas Terbimbing dalam Pembelajaran Apesiasi Cerita Fiksi
Beach (1987) menyatakan bahwa ada tiga fungsi utama strategi aktivitas
terbimbing dalam pembelajaran sastra yakni: Pertama, dapat membantu murid belajar
menggambarkan pengetahuan awalnya dalam membuat kesimpulan dengan
menghubungkan pengetahuan dan pengalamannya dalam teks. Menghubungkan
pengetahuan yang ada dalam teks, murid memahami teks dengan baik.
Kedua, untuk membantu murid mengorganisasi struktur teks sehingga murid
memahami unsur-unsur cerita. Untuk memahami unsur-unsur teks sastra diperlukan
kerangka terjadinya cerita, yaitu aspek intrinsik dan aspek ekstrinsik. Aspek intrinsik
cerita meliputi: cara pengisahan cerita, plot, penokohan, dan karakternya, setting,
tema, dan tendens cerita.
Ketiga, untuk membantu murid membuat kesimpulan isi ceita. Fungsi ini
membantu murid menafsirkan isi cerita berdasarkan pengalamannya terhadap
pemahaman struktur cerita serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir murid
c. Karakteristik Strategi Aktivitas Terbimbing dalam
Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi
Strategi aktivitas terbimbing adalah pola pembelajaran yang memberikan
aktivitas murid berinteraksi dengan karya sastra. Aktivitas tersebut tidak sama dengan
menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan literal dalam buku ajar tradisional, dalam
arti murid menghubungkan berbagai kesimpulan setiap hipotesis yang muncul (Beach,
1987)
Dalam proses pembelajaran sastra melalui strategi terbimbing, guru
memberikan kegiatan terbimbing dengan karakteristik pembelajaran yang dimulai
tahap pelibatan (pembangkitan), pemaduan, penggambaran, penafsiran, dan penilaian
karya sastra yang diapresiasinya.
Selanjutnya Beach (1987) menyatakan bahwa guru dapat mengembangkan
berbagai aktivitas dengan karakteristik (1) aktivitas merespon teks sastra secara
sistematis melalui sejumlah strategi yang saling berkaitan, (2) guru dan murid
bersama-sama memahami dan menentukan tujuan pembelajaran aprsiasi, (3) murid
diminta memberikan tanggapan secara terbuka tentang teks yang di aprsiasinya, (4)
memberikan tanggapan melalui tahapan strategi terbimbing, (5) tanggapan dilakukan
secara sistematis, (6) tugas-tugas diorganisir menurut kerangka struktur teks, (7) murid
membahas dan memperbaiki hasil tanggapannya untuk mempersiapkan tanggapan
berikutnya, (8) murid menghubungkan pengetahuan, sikap, dan pengalamannya
terhadap teks yang di apresiasi, (9) melalui pengarahan, murid diberikan contoh-
contoh yang jelas dan kongkrit, (10) murid dapat melakukan tugas secara berpasangan
atau berkelompok, dan (11) murid menyusun hasil apresiasinya sesuai tingkat
kemampuannya.
d. Prosedur Pelaksanaan Strategi Aktivitas Terbimbing dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi di SD
Pembelajaran apresiasi cerita fiksi di sekolah dasar dengan strategi Aktivitas
Terbimbing diperlukan tahapan-tahapan yang mampu mengarahkan murid
mengapresiasi dengan baik. Beach (1987: 143) dan Beach dan Marshall (Suriyanti,
2005: 11) membagi strategi respon terbimbing menjadi lima tahapan. Tahap pertama,
pembangkitan adalah tahap membangkitkan perasaan murid dalam menarik informasi
dari teks cerita. Pada tahap ini murid melibatkan diri dalam teks cerita, memahami
isinya, serta mengumpulkan informasi dari teks cerita. Dalam tahapan ini murid
menghubungkan skematanya sehingga tingkat apresiasi terhadap teks cerita semakin
baik.
Tahap kedua, pengaitan/pemaduan adalah tahap menghubungkan pengalaman,
sikap, dan pengetahuan murid terhadap isi cerita. Pada tahap ini murid menyatakan
sikap dan pengetahuannya tentang isi cerita. Pada tahap ini murid menyatakan sikap
dan pengetahuannya tentang isi cerita terhadap kenyataan yang ada dalam cerita.
Selanjutnya tahap ketiga, yaitu mendeskripsikan adalah tahap menggambarkan isi
cerita mengenai cara pengisahan tokoh dan karakter cerita, rangkaian cerita, latar,
suasana, dan gaya bahasa pengarang. Pada tahap ini diharapkan murid memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap cerita. Dengan kemampuan ini, murid
meyakini bahwa cerita itu adalah hasil pengalaman pribadi anak-anak yang ditulis oleh
pengarang untuk tujuan tertentu dalam pembinaan kepribadian anak.
Tahap keempat, pengintegrasian adalah tahap menafsirkan isi cerita dengan
membuat kesimpulan isi cerita, memaknai pesan-pesan pengarang, melakonkan
bagian-bagian tertentu dari adegan dalam cerita. Sedangkan tahap kelima, yaitu
penilaian tahap penilaian murid terhadap isi teks cerita dihubungkan dengan sikap
murid menyukai cerita, atau kaitannya dengan struktur cerita. Pada tahap ini murid di
mintai komentarnya tentang isi cerita itu dan alasannya secara rinci kegiatan murid
dalam merespon teks cerita diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Prosedur Pelaksanaan Strategi Aktivitas Terbimbing
Tahapan Strategi Terbimbing Aktivitas MuridEngaging (pembangkitan) 1. Keterlibatan murid dalam cerita (membayangkan isi
cerita)2. murid menanggapi ceita secara emosional tentang isi
cerita3. murid membayangkan peristiwa ceita dngan bahasanya
Connecting (pengaitan) 2. Menghubngkan pengalaman murid dengan teks cerita.misalnya kemiripan tokoh crita dengan bahasanya
3. Menghubngkan pengalaman murid dengan karakter pelaku dalam cerita
4. Menghubungkan sikap murid dengan teks cerita5. Menghubungkan teks cerita yang serupa dan pernah
dibaca/didengar murid Describing (penggambaran) 1. Menguraikan cirri-ciri pelaku
2. Menguraikan latar/setting cerita3. Menguraikan angkaian peristiwa dan suasana cerita 4. Menghubungkan konsep-konsep menurut kesamaan
maknaInterfreting (penafsiran) 1. Menjelalaskan karakter pelaku berdasarkan ciri-
cirinya.misalnya: kepibadiannya, keyakinannya, tujuan hidupnya
2. Menyimpulkan maksud cerita dengan kata-katanya sendiri3. Menggeneralisasikan simpulan cerita dengan kenyataan
yang serupa dalam kehidupan sehari-hari.4. Mempediksikan hal-hal yang terjadi setelah akhir cerita5. Mengajukan pertayaan mengenai teks
mengemukaan/menjelaskan kesulitan memahami atau
memaknai teks cerita, dengan alasan tertentu. Judging (penilaian) 1. Membuat penilaiaan terhadap ceita secara secara
keseluruhan.karakter pelaku,wawasannya, penampilanya dan kebiasaan hidupnya
2. Membuat penilaian tentang teks ceita.misalnya: sukar/mudah di pahami bahasanya, unsure-unsur cerita, dan plotnya
Meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita dengan Strategi Aktivitas
Terbimbing di perlukan persiapan yang terdiri atas (1) perencanaan pembelajaran,
(2) pelaksanaan, dan (3) penilaian proses dan hasil pembelajaran. Ketiga aspek
sebagai berikut:
1) Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra dengan SAT
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu program yang direncanakan oleh
guru. Rubin (Suriyanti, 2004: 13) menyatakan bahwa “untuk dapat memusatkan
perhatian kelas, program pengajaran sangat vital bagi guru”. Program pengajaran
merupakan rencana pembelajaran yang harus dirancang dengan tepat. Membuat
rencana pembelajaran sangat membantu guru. hal ini dikemukakan oleh Hamalik
(2001: 135) menyatakan bahwa “perencanaan mengajar dibuat untuk membantu
guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid dan mendorong motivasi
belajar”.
Berkait dengan perencanaan pembelajaran, Taba (Hafid, 2003: 44)
menyarankan bahwa dalam proses perencanaan, identifikasi aspek kebutuhan,
pembelajaran, menjadi sangat penting. Tujuh langkah yang perlu dilakukan adalah
(1) mendiagnosis sejumlah keutuhan, (2) memformulasikan tujuan, (3) memilih isi
pengajaran, (4) mengorganisasikan isi pengajaran, (5) menyeleksi pengalaman
belajar, (6) mengorganisir pengalaman belajar, dan (7) menentukan apa yang akan
di evaluasi.
Perencanaan pembelajaran ini dituangkan dalam satuan pembelajaran. Menurut
Kemp (1987: 123) dalam mencapai hasil pembelajaran yang baik diperlukan empat
hal yang harus diperhatikan oleh guru (1) murid, (2) sarana, (3) metode, dan (4)
evaluasi. Hal ini sejalan pendapat Beach dan Marshall (Suriyanti, 2004: 13) bahwa
“kegiatan pembelajaran apresiasi sastra ada tiga hal yang saling berinteraksi, yaitu
(1) siswa, (2) guru, dan (3) teks sastra. Dengan interaksi ketiga hal tersebut, maka
pembelajaran diharapkan berlangsung dengan baik”.
Aminuddin (1996: 6) menyatakan dalam merencanakan pembelajran apresiasi
cerita fiksi guru harus menempuh lima hal (1) merumuskan tujuan khusus
pembelajaran sesuai dengan jabaran butir-butir pembelajaran dan tujuan kelas, (2)
menyiapkan materi pembelajaran, (3) menyusun prosedur pembelajaran sesuai
metode yang digunakan, (4) merancang pengelolaan kelas, dan (5) merencanakan
prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran ada lima hal yang perlu diperhatikan
(1) berorientasi pada murid, (2) merupakan hasil belajar, (3) dirumuskan secara
spesifik dan jelas, (4) dirumuskan dengan istilah yang operasional, dan (5)
dirumuskan dengan hanya mencakup satu jenis hasil belajar (Semi,1990: 20)
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, guru menetapkan prosedur langkah-
langkah KBM. Penetapan langkah-langkah pembelajaran bahasa dan sastra
sebaiknya mengacu pada pendekatan proses yang disarakan oleh Aminuddin
(Suriyanti, 2005: 14) bahwa “tahapan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut apresiasi”.
2) Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Sastra dengan SAT
Meningkatkan pemahaman murid pada tahapan persiapan apresiasi, guru
memodelkan apresiasi dengan Strategi Aktivitas Terbimbing. Hal ini sejalan
dengan pendapat Aminuddin (1999: 20) bahwa “dalam pembelajaran, guru mesti
bertindak sebagai model. Fasilitator, pembelajar, dinamisator, pengamat, dan
peneliti dalam mengarahkan kegiatan belajar murid”. Pelaksanaan tahap persiapan
apresiasi diharapkan berada pada tingkatan menggemari cerita.
Tahap pelaksanaan apresiasi diharapkan murid menuju ke tindak apresiasi. Hal
ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Sochan, (Suriyanti, 2004: 16) bahwa
“untuk menuju Apresiasi yang sesungguhnya tingkatan-tingkatan yang perlu
dilewati adalah (a) tingkat menggemari, (b) tingkat menikmati, (c) tingkat
merespon, dan (d) tingkat produktif ”.
Ketiga tingkatan apresiasi tersebut dicapai melalui kegiatan guru memberikan
bimbingan murid mengapresiasi cerita dengan membaca teks cerita,
memahami,menghayati, dan menikmati teks sastra. Hal ini sejalan dengan
pendapat Aminuddin (1998: 1) bahwa kegiatan aprsiasi mencakup (1) proses
memahami dan menghayati cerita dalam berbagai bentuknya, baik melalui
kegiatan menyimak maupun membaca, (2) kegiatan mengemukakan tanggapan
emotif, (3) kegiatan mengemukakan pendapat berkaitan dengan pengguanaan
bahasa, perilaku, keputusan yang ditampilakan oleh tokoh, gambaran peristiwa
pendapat yang secara langsung di kemukakan pencerita.
Memantapkan hasil apresiasi teks cerita murid diperlukan aktivitas murid
melakukan diskusi, kerja kelompok, dan curah pendapat berkaian dengan hasil
apresiasinya sejalan dengan pendapat Crafton (Suriyanti, 2004: 17) bahwa
berdiskusi dapat mendorong murid untuk memperluas pengalaman terhadap cerita
yang baru dibacanya. Kelompok diskusi turut menentukan keberhasilan diskusi.
Menurut Semiawan (Suryanti, 2004: 17) bahwa “pengelompokan dibagi atas dasar
perkawanan atau kesenangan bergaul di antara mereka. Kelompok terdiri atas 4-6
orang yang menurut mereka merupakan kawan dekat”.
Mendiskusikan isi cerita melalui kerja kelompok diperlukan tahapan
pembelajaran secara sistimatis. Hal ini dapat dilakukan melalui tahapan SAT yang
dikemukakan oleh Beach (1987: 30), yaitu “dimulai dengan membangkitkan atau
melibatkan emosi murid, menghubungkan pengalaman dan pengetahuan murid,
mendeskripsikan cerita, menafsirkan cerita, dan menilai isi cerita. Dengan tahapan
ini murid terbangkitkan daya apresiasinya”.
Moody (Suriyanti, 2004: 18) menyatakan bahwa “langkah-langkah
pembelajaran apresiasi cerita fiksi meliputi (1) pelacakan pendahuluan, (2)
menentukan sikap praktis, (3) tahap introduksi, (4) tahap penyajian, dan (5) tahap
diskusi”. Selanjutnya Schuman (Suriyanti, 2004: 18) menyatakan “ada tiga fase
dalam pembelajran cerita, yaitu fase penyajian masalah, dan perumusan hipotesis”.
Dalam prosedur pembelajaran aprsiasi cerita diperlukan kegiatan
berinteraksi langsung dengan teks cerita melalui kegiatn membaca, dengan
memahami, menghayati, menikati, dan memberikan tanggapan emotif pada cerita
yang dibacanya. Dalam mencapai tujuan aprsiasi tersebut digunakan strategi
aktivitas terbimbing dengan tahapan (1) pembangkitan, (2) pengaitan, (3)
penggambarang, (4) menafsirkan, dan (5) menilai (Beach dalam Suriyanti, 2004:
18).
Memantapkan proses dan hasil pembelajaran aprsiasi diperlukan tahap
tindak lanjut. Pada tahap tindak lanjut diharapkan murid berada pada tahap aprsiasi
yang baik, bahkan mampu memproduksi sastra, misalnya menceritakan kembali isi
cerita dan memajangkan hasil kerjanya (apresiasinya).
3) Penilaian dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra dengan SAT
Salah satu target hasil pembelajran apresiasi sastra adalah “meningkatnya
kemampuan murid dalam proses dalam proses dan hasil mengapresiasi sastra.
Fokus pembelajaran apresiasi cerita ditekankan pada aspek (a) emotif, (b) berfikir
kritis, dan (c) imajinatif dan kreatif” Solchan dalam Suryanti, 2004: 18).
Penilaian merupakan proses yang sistematik dan bukan merupakan kegiatan
yang final, tetapi kegiatan yang terus menerus berlangsung disertai tindakan-
tindakan. Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam penilaian. Pappas
(Suriyanti, 2004: 19) menyebut lima prinsip, yaitu“ (1) terlebih dahulu ditentukan
apa yang akan dievaluasi, (2) memilih teknik evaluasi sesuai dengan tujuan, (3)
evaluasi dilakukan komprehensif dan menyeluruh, (4) evaluasi sekedar alat untuk
mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri, dan evaluasi dilaksanakan secara
berkesinambungan”.
Penilaian dalam mengefektifkan pembelajaran apresiasi cerita fiksi di kelas V
melalui implementasi SAT menekankan pada penilaian proses. Penilaian Proses
(assesment) sasarannya untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar murid. Menurut Cox (Suriyanti, 2004: 19) “melakukan assesment dalam
pengajaran bahasa dimaksudkan untuk mengumpulkan, menganalisis,
menyimpulkan, dan mengiterpretasikan informasi tentang murid untuk mengetahui
performansi dan prestasi mereka”.
Dalam pembelajaran apresiasi sastra, assesment sangatlah penting. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Beach dan Marshall (Suriyanti, 2004: 19)
“assesment atau penilaian intergrited assesment metodologis yang ditandai oleh
terdapatnya keragaman dan berbagai peluang pengembangan yang dapat
memberikan informasi karakteristik proses, dan hasil belajar secara terpadu”.
Selanjutnya Herman (Suriyanti, 2004: 19) menyatakan bahwa “assesment
sangatlah penting, baik assesing proces (penilaian proses) maupun assesing
product (penilaian hasil)”.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang
menigkatkan kemampuan Mengapresiasi cerita fiksi dengan mengunakan Strategi
Aktifitas Terbimbing (SAT) murid kelas V SDN 1 Kowioha kabupaten. Kolaka terdiri
atas tiga tahap yaitu tahap persiapan apersepsi cerita, pelaksanaan apresiasi cerita dan
tindak lanjut apresiasi cerita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kerangka pikir bagian
1 sebagai berikut:
Bagan 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Penggunaan Strategi Aktivitas
Terbimbing bagi Murid Kelas V SDN I Kowioha Kabupaten Kolaka
C. Hipotesis Tindakan
Masalah Apresiasi Cerita Fiksi
Aspek muridKurang mampu mengapresiasi cerita fiksi
Aspek guru pengunaan SATPengajaran apresiasi cerita fiksi
Persiapan apresiasi Membangkitkan skemaTujuan dan langkah-langkah KBMPemodelanPengelompokan
Pelaksanaan ApresiasiImplementasi pembangkitanPengaitanPenggambaranPenapsiranpenilaian
Tindak lanjut ApresiasiRepleksiMengoreksiMerefisiRefleksi kendalaSolusiPajanan hasil belajar
Hasil Apresiasi Cerita meningkat
Evaluasi
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika menggunakan strategi
aktivitas terbimbing maka dapat meningkatkan pemahaman murid dalam
mengapresiasi cerita fiksi di kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitiaan menggunakan rancangan penelitian tindakan (Action Research),
penelitian tindakan merupakan upaya penelitian yang dikaji berkaitan dengan usaha
memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran secara propesional. Hal ini sejalan
dengan apa yang di kemukakan suharjono (2007: 106) bahwa “penelitian tindakan
bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanaan propesional pendidik dalam
menagani proses belajar mengajar”.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka. Sekolah ini
terdiri atas enam tingkatan kelas yaitu kelas satu sampai kelas enam. Kelas ini terdiri
atas kelas paralel yaitu kelas A dan B. sekolah ini mendapat predikat unggulan untuk
tingkat Kabupaten Kolaka.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelas V dengan jumlah murid 52 orang,
kelas V A berjumlah 26 orang yang terdiri dari pria 16 orang, wanita 10 orang dan di
kelas V B berjumlah 26 orang terdiri atas pria 19 orang dan wanita 10 orang.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A dengan jumlah murid 26 orang yang
terdiri atas pria berjumlah 19 orang dan wanita 10 orang. Memilih murid kelas V A
sebagai responden dengan alasan: (1) kelas V A merupakan kelas unggulan. (2) murid
kelas V rata-rata berusia 10-12 tahun pada fase ini berada pada tahap perkembangan
romantik dimana pada fase ini tingkat kognitif bahasa, emosional dan sosial murid
telah mampu untuk mengapresiasi karya sastra. (3) Adanya variasi murid dari status
sosial, pendidikan, dan pekerjaan orang tua murid. (4) Adanya masalah yang dihadapi
murid kelas V dalam belajar apresiasi cerita fiksi (5) Guru dan peneliti di kelas V telah
terjadi komunikasi yang baik.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kemampuan mengapresiasi sastra
dengan orientasai pelaku cerita, rangkaian cerita, latar cerita dan ceita. Orientasi
pelaksanaan ini di laksanakan dengan menggunakan langkah-langkah strategi aktivitas
terbimbing yaitu kegiatan pembangkitan, mengaitkan, mendeskripsikan, menafsirkan,
dan menilai.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Action
Research) yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini mengacu kepada
pendapat Suharsimin (2007: 20) bahwa penelitian tindakan kelas mengikuti proses
siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi). Tahap tindakan di
gambarkan dalam bagan-bagan berikut
Bagan 3.1. alur penelitian tindakan (Suharsimin, 2007: 70)
Ide awal diaknostik masalah
Menyusun rencana siklus 1
Tindakan siklus 1Persiapan
apresiasiPelaksanaan
apresiasiTindak lanjut
apresiasi
Obsevasi siklus 1
Refleksi analisis dan evaluasi
Belumberhasil
Menyusun rencana siklus 2
Tindakan siklus 2Persiapan
apresiasiPelaksanaan
apresiasiTindak lanjut
Observasi siklus 2
Refleksi tindakan 2 analisis dan evaluasi
Berhasil
Pelaksanaan penelitan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap tindakan
dilaksanakan dalam tiga tindakan dilaksanakan melalui tahap persiapan apresepsi,
pelaksanaan apresepsi dan tindak lanjut apesepsi terhadap pelaku cerita, rangkaian
cerita, latar cerita dan suasana cerita. Setiap tahapan dalam siklus diamati melalui
format pengamatan yang telah di rancang dengan kreteria tertentu.
Berdasarkan bagian-bagian tentang prosedur pelaksanaan tindakan penelitian
yang terdiri atas: tahap pelaksanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, maka ke
empat tahap tersebut diurutkan sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan tindakan pembelajaran
apresiasi cerita fiksi dengan mengunakan strategi aktivitas terbimbing dengan
langkah-langkah berikut:
a. Menyamakan presepsi antara peneliti, guru tentang
konsep dan tujuan penggunaan strategi aktivitas terbimbing dalam
pembalajaran apresiasi cerita fiksi
b. Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan
pembelajaran siklus 1
c. Menetukan bahan dan media pembelajaran yang
digunakan
d. Menyusun rambu-rambu instrument data keberhasilan
guru maupun instrument data keberhasilan murid, berupa format, observasi,
pedoman wawancara, tes, dan persiapan rekaman kegiatan tindakan berupa tep
rekorder maupun rekaman foto pelaksanaan tindakan.
e. Peneliti memberi latihan kepada guru secara
mengimplementasikan rencana pembelajaran siklus 1 sebelum di laksanakan
tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana
tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas V.
Adapun kegiatan yang di lakukan adalah guru melaksanakan tindakan apresiasi
cerita fiksi dengan menggunakan strategi aktifitas terbimbing dengan tiga tahap
yaitu: (1) persiapan apresiasi (2) pelaksanaan apresiasi (3) tindak lanjut apresiasi.
3. Ovservasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan pada saat
selesai tindakan. Fokus observasi adalah aktivitas guru dan murid – aktivitas guru
dapat diamati mulai pada tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir
pembelajaran. Pada aktivitas guru dan murid diperoleh dengan menggunakan
format observasi, wawancara, rekaman dan hasil pemahaman terhadap cerita yang
dibaca responden. Format observasi seperti pada lampiran
4. Refleksi
Langkah terakhir dalam prosedur penelitian tindakan ini adalah mengadakan
refleksi (renungan) terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus. Refleksi di
lakukan dengan mengacu pada hasil observasi selama proses dan pada saat selesai
pembelajaran, yang terdiri atas aktivitas guru maupun murid.
F. Validasi Data
Untuk mengetahui keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik yang
digunakan yaitu triangulasi yang dikemukakan Moleong (2000: 178) Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar untuk keperluan pengecekkan validasi data.
Teknik validasi data dapat dilakukan dengan dua tehnik triangulasi yaitu:
triangulasi dengan metode, dan triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan metode
dilakukan dengan cara memandingkan dan mengecek balik suatu informasi yang
pernah melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes akhir tindakan.dengan
metode yang digunakan dalam tindakan. Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan
cara membandingkan data hasil observasi teman sejawat dan hasil observasi peneliti
dengan hasil wawancara.
G. Analisis Data
Analisis data membandingkan hasil pengamatan dengan indikator keberhasilan
pembelajaran hasil analisis data merupakan bahan refleksi selama tindakan
berlangsung dan setelah melakukan tindakan. Refleksi dimaksudkan untuk
merenungkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan Rofi’uddin (Hafid, 2003: 68)
menyatakan bahwa refleksi dapat di pandang sebagai upaya untuk memahami dan
memaknai proses dan hasil yang di capai sebagai akibat dari tindakan yang di lakukan.
Format pengamatan aktivitas guru dan murid masing-masing memiliki
indikator dan terdiri atas deskruptor. Format proses pematan guru dan murid terdiri
atas tiga fokus, yaitu tahapan persiapan apresiasi, tahapan pelaksanaan apresiasi, dan
tindak lanjut apresiasi.rambu-rambu analisis data proses tindakan guru dan murid serta
hasil pembelajaran apresiasi cerita fiksi murid seperti di sajikan dalam tabel
H. Indikator Keberhasilan
Jika hasil yang dicapai pada siklus 1 belum sesuai indikator dan target (60%
ke atas) sesuai rencana, maka akan dimusyawarakan bersama dengan guru tentang
alternatif pemecahannya dan selanjutnya di rencanakan tindakan berikutnya,
Ukuran keberhasilan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek guru dan murid.
Keberhasilan aspek guru dapat dilihat pada kemampuan mengimplementasikan
perencanaan pembelajaran apresiasi cerita fiksi dengan tahap proses apresiasi yaitu:
(1) Persiapan apresiasi (2) pelaksanaan apresiasi (3) tindak lanjut apresiasi.
Kriteria keberhasilan dari aspek murid dapat dilihat pada keberhasilan
tercapaianya rencana tindakan yaitu hasil dan proses apresiasi cerita fiksi.
Penentuan keberhasilan tindakan mengatur pada rambu-rambu format
pengamatan dan taraf keberhasilan tindakan seperti dalam tabel berikut
Table 3.1 Taraf keberhasilan tindakan pembelajaran apresiasi melalui SAT
Taraf keberhasilan Kualifikasi
80 % - 100 % Sangat baik ( SB )
60 % - 79 % Baik ( B) 40 % - 59 % Cukup ( C ) 20 % - 39 % Kurang ( K ) 0 % - 19 % Sangat kurang ( SK )
Di adaptasi dari APKG proyek PGSD 1998/1999. Hafid (2003: 78)
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran
apresiasi cerita melalui SAT. Data tindakan, temuan, refleksi diperoleh hasil
pengamatan, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi hasil belajar murid. Data
setiap siklus dipaparkan secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk melihat persamaan,
perbedaan, perubahan dan perkembangan alur setiap siklus. Dengan menggunakan
SAT dalam pembelajaran secara utuh pada setiap siklus. Pembelajaran apresiasi certia
dengan SAT sebagai suatu proses mencakup (1) perencanan pembelajaran, (2)
pelakasanaan tindakan pembelajaran, (3) hasil dan tamuan peneliti, dan (4) refleksi
tindakan.
A. Paparan data
1. Paparan Data dan Temuan Siklus I
Dalam bagian ini dipaparkan bagian perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
temuan peneliti. Paparan data tersebut diperoleh melelui hasil pengamatan pada
aktivitas guru dan murid dalam proses dan hasil apresiasi Pelaku Cerita, Rangkaian
Cerita, Latar Cerita, Suasana Cerita. Dalam proses pembelajaran apresiasi dengan SAT
diarahkan murid berada pada tingkat apresiasi mengenai cara. Menikmati cerita dan
merespon cerita secara emosional. Pelaksanaan apresiasi cerita dengan SAT terdiri atas
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap tindak lanjut apresiasi cerita,
ketiga tahap ini dilaksanakan dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan hasil apresiasi cerita.
a. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Cerita
Melalui SAT
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru bahasa Indonesia kelas V
secara kolaboratif menyusun rencana pembelajaran dengan Model satuan pelajaran.
Perencanaan tersebut disusun dan di kembangkan berdasarkan program Semester I.
perencanaan tindakan terdiri atas (1) menentukan tema/topik pembelajaran, (2)
menentukan tujuan pembelajaran, (3) menentukan langkah-langkah KBM, (4) memilih
bahan/materi pelajaran (5) menyusun alat tes hasil belajar, dan (6) menyusun format
perekaman data.
Perencanan pembelajaran ini mengambil tema”.perbuatan” Tema tersebut di
ambil dari KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester 2 (KTSP 2006)
dengan alokasi waktu 2x70 menit (140 menit). Pertemuan pertama di fokuskan pada
Pelaku Cerita dan Rangkaian Certita, sedangkan pertemuan kedua difokuskan pada
Latar Cerita dan Suasana Cerita. Materinya dioriontasikan pada cerita “Tomi di negeri
karangan Sri Widiastusi’ yang diambil dari majalah bobo edisi 30 tahun 2007 halaman
55. penetapan tema didasarkan pada pandangan bahwa sesuai untuk usia murid kelas V
sekolah dasar dengan pertimbangan berikut (1) tema tersebut sesuai dengan tema
dalam KTSP semester kedua kelas V sekolah dasar, (2) materi cerita sesuai dengan
tingkat perkembangan dan minat murid kelas V Sekolah Dasar, dan (3) cerita yang
bertema “ perbuatan” digemari murid usia sekolah dasar.
Indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu murid dapat; (1)
mendeskripsikan pelaku cerita yang disukai, (2) memberikan penilaian pada masing-
masing pelaku cerita, (3) mendeskripsikan rangkaian cerita, (4) menafsirkan rangkaian
cerita, (5) memberikan penilaian rangkaian cerita. Berdasarkan indikator tersebut
peneliti dan guru menetapkan tujuan pelajaran dalam dua kali pertemuan. Rumusan
tujuan pelajaran pertama, yaitu (1) murid dapat mendeskripsikan watak pelaku, (2)
murid dapat menafsirkan pelaku yang di sukai, (3) murid dapat memberikan penilaian
pelaku cerita, (4) murid dapat mendeskripsikan rangkaian cerita.
Tujuan pelajaran kedua adalah (1) murid dapat mendeskripsikan latar cerita
sesuai ciri-cirinya, (2) murid dapat menafsirkan latar cerita yang berkesan, (3) murid
dapat memberikan penilaian latar cerita sesuai ciri-cirinya, (4) murid dapat
menafsirkan suasana cerita yang berkesan dan (6) murid dapat melakukan penilaian
latar cerita sesuai persepsinya.
Dalam mencapai indikator tersebut, perencanaan pembelajaran ini dibagi dalam
tiga tahap yaitu, (1) tahap persiapan apresiasi, (2) tahap pelaksanaan apresiasi, (3)
tahap tindak lanjut apresiasi.
Pada tahap persiapan direncanakan guru memulai pelajaran dengan
membangkitkan skemata murid melalui pengamatan gambar, Tanya jawab, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah kegiatan belajar
mengajar, menyampaikan langkah-langkah SAT, memodelkan langkah-langkah
mengapresiasi cerita dengan SAT, dan menugasi murid mengapresiasi teks cerita.
Pada tahap pelaksanaan apresiasi, direncanakan dengan cara guru membimbing
murid berdiskusi, curah pendapat, berkolaborasi dan sharing yang meliputi kegiatan
(1) mengapresiasi cerita dan tahapan pembangkitan, yaitu melibatkan jiwa dan emosi
murid kedalam teks cerita dan terlibat aktif dalam kelompok memberikan tanggapan
secara emosional, (2) mengapresiasi cerita dengan tahap pengaitan, yaitu
menghubungkan isi cerita dengan skemata mereka terhadap isi cerita, (3)
mengapresiasi cerita dengan tahap pengambaran, yaitu mendeskripsikan cerita sesuai
ciri-cirinya, (4) mengapresiasi cerita dengan tahap penafsiran yaitu membuat simpulan
isi cerita, (5) mengapsiasi dengan tahap pnilaian yaitu memberikan penilaian isi cerita,
setelah melakukan diskusi murid ditugasi melaporkan dan membahas hasil kerja
mereka, dan mengerjakan tes formatif untuk mengetahui dampak proses pembelajaran
terhadap hasil belajar murid. Sedangkan tindakan guru pada tindak lanjut apresiasi,
guru (1) mengoreksi hasil belajar murid, (2) merevisi hasil belajar murid, (3) refleksi
kendala-kendala, solusi serta faktor pendukung dalam proses apresiasi cerita dan (4)
dokumentasi dan pajanan hasil belajar.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Cerita
Melalui SAT Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi cerita melalui SAT di kelas V sekolah
dasar Negeri I Kowaha kabupaten kolaka untuk siklus pertama dilaksanakan dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 5 Mei 2008 pukul 9.30
sampai 10.30 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu, 7 Mei 2008. Setiap
pertemuan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1) Pelaksanaan SAT untuk Pembelajaran Apresiasi Cerita Melalui Siklu
pertemuan I
Aktivitas tindakan guru dan murid dalam tahapan persiapan apresiasi seperti
tampak dalam dialog 1 (senin, 5 mei 2008 ). Dialog membuka pelajaran
Guru : Anak-anak! Pagi ini pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah kalian sudah siap belajar?
Murid : Siap buuuu (serentak menjawab)Guru : Baiklah, Ibu sampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu saya bersama ibu
suharsi memberi tes kepada kalian tentang cerita hasil tes itu belum memuaskan. Hari ini ibu Rahmi dan ibu Suharsih akan membimbing kalian cara mempelajari dengan baik agar kalian mendapat nilai memuaskan. Pino, kamu siap untuk belajar? (murid yang lain ikut memperhatikan Pino)
Murid : (Pino) siap bu.Guru : Baiklah, anak-anak apakah kalian senang membaca cerita?Murid : Senang, Bu! (serentak menjawab)Guru : Bagus! Tugas kalian pada hari ini adalah membaca tentang pelaku cerita
dan rangkaian cerita! Siapa yang tahu, apakah watak itu?Murid : (Diam) belum ada yang menjawabGuru : Baiklah, ibu beri contoh! Bobi anak nakal, dia sering memukul temannya,
guru sering menghukum Bobi. Karena nakal, Bobi tidak mempunyai banyak teman. Jadi, Bobi mempunyai watak?
Murid : Saya Bu. (Wike menjawab dengan suara pelan dan tampak malu-malu) watak itu sifat atau kelakuan
Guru : Ada jawaban yang lain?Murid : (Mahardika menjawab) watak itu tingkah laku (suasana kelas menjadi
ramai dan tampaknya murid mempunyai jawaban masing-masing)Guru : Ya, jawabanmu bagus! Ibu lanjutkan lagi, cerita ini memiliki tokoh yang
mempunyai watak masing-masing. Tokoh itu muncul dalam cerita dan selalu muncul dinamakan tokoh utama. Anak-anak, coba perhatikan gambar di papan tulis! Ada berapa gambar itu? Ayo, siapa yang bias menjawab?
Murid : (Andre menjawab) ada gambar “Tomi di negeri Korcaci” dan gambar Korcaci yang mengelilingi sambil menarik-narik Tomi.
Guru : anak-anak, siapa yang bisa menyebutkan cirri-ciri Korcaci?Murid : (Rizki menjawab dengan bersemangat) Boneka telinganya panjang,
bentuknya kecil dan sering menggunakan topi panjang.Guru : Jawabanmu bagus. Ibu guru menugasi murid menyimak cerita yang
dibacakannya dengan suara nyaring. Lima menit kemudian murid ditugasi membaca ulang cerita dalam hati.
Dari dialog tersebut tampak guru memulai pembelajaran dengan
mempersiapkan murid belajar, guru menyampaikan hasil tes secara umum. Kegiatan
berikutnya adalah guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah KBM secara
umum. Kegiatan selanjutnya adalah tanya jawab tentang judul dan gambar. Hal ini
dilakukan untuk membangkitkan skemata murid.
Kegiatan selanjutnya, guru menugasi murid menyimak teks cerita sebagai
upaya pemodelan apresiasi cerita. Pemodelan dilakukan dengan membaca teks cerita
tanpa memberi contoh konkrit setiap tahap SAT.
Kegiatan selanjutnya adalah guru menugasi murid membaca dalam hati teks
cerita secara individual selama kurang lebih lima menit. Setelah itu guru membagi
murid menjadi 6 kelompok. Pengelompokan ini didasarkan kedekatan tempat duduk
dengan alasan murid mudah diarahkan karena sudah duduk berdekatan.
Pada tahap pelaksanaan apresiasi pelaku cerita dan rangkaian cerita, guru
membimbing murid berdiskusi dan shering (1) mengapresiasi cerita melalui tahapan
pembangkitan, yaitu melibatkan jiwa dan emosi murid dalam cerita dan terlibat aktif
dalam kelompoknya, (2) mengapresiasi cerita dengan tahapan pengaitan, yaitu
menghubungkan skematanya dengan isi cerita, (3) mengapresiasi cerita dengan
tahapan penggambaran, yaitu mendeskripsikan isi cerita, (4) mengaparesiasi cerita
dengan tahapan penafsiran, yaitu menyampaikan isi cerita, dan (5) mengapresiasi
cerita dengan tahapan penilaian, yaitu memberi penilaian cerita dengan menggunakan
kata-katanya sendiri.
Aktivitas pelaksanaan pembelajaran seperti tampak dalam dialog 2 ( senin,5
mei 2008 ). Dialog 2 pelaksanaan Apresiasi cerita
Guru : Anak-anak, kalian sudah menyimak dan membaca cerita yang berjudul “Tomi Di Negeri Kurcaci”. Sekarang duduklah sesuai anggota kelompokmu. Tiap kelompok berjumlah empat sampai enam orang. Setiap kelompok mendiskusikan soal-soal dalam LKS (guru memberikan LKS kepada masing-masing kelompok)
Murid : (muridberhadap-hadapan dalam kelompoknya) diantaranya ada yang bingung dan tidak tahu apa yang akan dilakukan sedang yang lainnya terlihat mendominasi kegiatan dan lainnya santai (suasana menjadi santai)
Guru : Setelah 15 menit kemudian, menginformasikan bahwa waktunya sudah selesai ibu minta kelompok satu melaporkan hasil kerjanya dan yang lain mendengarkan laporan temannya.
Murid : (kelompok satu maju melaporkan hasil kerjanya) setelah itu menyusul kelompok dua, dan seterusnya
Guru : Ayo berikan tepuktangan kepada kelompok satu dan kelompok dua.Murid : (Murid serentak bertepuk tangan dan kelas menjadi ramai)Guru : Anak-anak, tidak semua kelompok maju kedepan kelas melaporkan hasil
kerjanya, karena waktunya sudah selesai. Ibu guru pesan agar di lain waktu tampil semua (sazmbil ibu guru mengumpilkan teks cerita dan LKS pada masing-masing murid). Selanjutnya, anak-anak di suruh kembali ke tempat duduknya.
Guru : Anak-anak, kalian telah mengerjakan pertanyaan acara berkelompok dengan mengisi LKS. Sekarang kembali ke tempat duduk masing-masing,
selanjutnya masih ada satu lagi kegiatan yaitu menjawab soal-soal, tetapi kali ini di kerjakan sendiri tidak boleh kerjasama.
Murid : (Murid serentak menjawab mengerti) Guru : Ibu guru membagi lembaran soal evaluasi.Murid : (menerima lembaran soal, namun sebagian diantaranya tampak gelisa
tengok kiri dan kanan, serta berisik)Guru : (guru menegur murid) Pino, Iman kok berisik? Mengapa? Murid : Pino dan Iman akhirnya tenang dan kelas menjadi tenang kembali.Guru : setelah 15 menit kemudian. Ayo! Waktunya sudah selesai. Silahkan di
kumpul tugasnya! Andre, Cahaya sudah selesai? (memperhatikan Andre dan Cahaya yang terlambat menyerahkan jawabannya) setelah itu guru mempersiapkan murid untuk kegiatan berikutnya, yaitu tindak lanjut.
Pada dialog tersebut, tampak serius mengerjakan soal-soal namun beberapa
diantaranya tampak belum menunjukkan sikap serius. Murid tampak gelisah
menengok kiri dan ke kanan berisik saat berlangsung tes formatif. Kondisi ini
menyebabkan guru memberikan peringatan dan teguran baik saat kerja kelompok
maupun mengerjakan tes formatif.
Kegiatan pada tindak lanjut apresiasi ialah guru menugasi murid (1)
mengoreksi hasil kerja mereka (2) merevisi hasil kerja (3) membimbing murid
merefleksi kendala-kendala belajar mereka (4) mendokumentasikan dan memanjatkan
hasil belajar mereka. Aktivitas tindak lanjut apresiasi tamapak pada dialog. Dialog 3
tindak lanjut apresiasi
Guru : Anak-anak, kalian telah selesai mengerjakan kegiatan LKS dan evaluasi. Nah, sekarang coba dengarkan baik-baik hasil kerjamu (sambil mengambil hasil pekerjaan kelompok Hardika dan kelompok Boby. Coba kalian simak baik-baik mulai nomor satu tentang deskripsi watak pelaku cerita dan selanjutnya) pekerjaan kalian sebagian besar sudah bagus, namun masih ada yang perlu diperbaiki. Anak-anak, pada pelajaran mendatang ibu harapkan kalian dapat melakukan kegiatan yang lebih baik. Mengerti penjelasan ibu guru!
Murid : mengertiii (serentak murid menjawab)Guru : setelah 15 menit kemudian bel jam pelajaran Bahasa Indonesia berakhir)
Wah, waktu pelajaran Bahasa Indonesia sudah selesai silahkan buku Bahasa Indonesianya di tutup dan bersiap mengikuti pelajaran IPS.
Pada dialog tersebut tampak guru menyampaikan hasil belajar dan koreksi
pekerjaan murid. Kegiatan menyampaikan hasil koreksi pekerjaan belum dilakukan
secara menyeluruh. Dalam tahap ini guru belum menugasi murid merevisi hasil
pekerjaan baik secara kelompok maupun secara individual. Kegiatan akhir pada tahap
ini adalah memberikan saran-saran kepada murid untuk memperbaiki proses belajar
mereka berikutnya kegiatan merefleksi kendala-kendala. Solusi dan faktor penunjang
belum tampak dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Dokumentasi hasil belajar
dan pejanan hasil belajar murid belum dilakukan.
Dari paparan data pelaksanaan apresiasi cerita dengan tahap SAT pertemuan
pertama dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dan murid mengapresiasi teks cerita
belum terlaksana sesuai indikator yang ditetapkan khususnya pada indikator
penghayatan dan penikmatan cerita. Demikian pula aktivitas mengapresiasi cerita
dengan tahapan SAT belum sesuai indikator khususnya tahapan penafsiran dan
penilaian Aktivitas pelaporan hasil kerja diskusi belum terlaksana sesuai dengan
indikator yang ditetapkan, khususnya pada pengembangan sikap keberanian dan
pengembangan aspek keterampilan berbicara.
2) Penggunaan SAT untuk Mengefektifkan Pembelajaran Apresiasi Cerita
Pertemuan 2
Proses interaksi SAT dalam pembelajaran pada pertemuan kedua difokuskan
pada apresiasi laku cerita dan suasana cerita melalui pengunaan SAT pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari rabu, 7 mei .2008 mulai pukul 09.30 sampai pukul 10.30
dengan tema ”perbuatan” teks diorientasikan pada cerita Tomi di negeri kurcaci. Tema
dan judul cerita tersebut merupakan lajutan dari pertemuan pertama. Cerita ini diambil
dari majalah Bobo edisi 38 tahun 2008 karangan sri Widiastuti halaman 55.
Pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu
tahap persiapan apresiasi, tahap pelaksanaan apresias, dan tahap tindak lanjut apresias.
Aktivitas guru pada tahap persiapan apresiasi adalah guru membuka pelajaran dengan
membangkitkan skemata murid melalui gambar, menyampaikan tujuan pembelajaran,
menyampaikan langkah-langkah mengapresiasi cerita dengan SAT, memodelkan
langkah-langkah mengapresiasi cerita dengan SAT, mengelompokan murid, dan
menugasi murid secara terbimbing mengapresiasi cerita. Aktivitas guru dan murid
pada tahap persiapan apresiasi seperti tampak pada dialog 4 (Rabu, 7 mei 2008).
Dialog 4 membuka pelajaran
Guru : Anak-anak masih ingat dengan palajaran 2 hari yang lalu?Murid : Ingat, Bu! (sebagian murid menjawab dan yang lainya diam) cerita “Tomi
Dinegeri Kurcaci” (jawab Maherdika, Fatli, dan Wike serentak)Guru : Anak-anak, pada pelajaran yang lalu kalian telah mengenal pelaku cerita
rangkaian cerita. Coba perhatikan lagi gambar itu! Di situ ada gambar apa saja yang kamu lihat?
Murid : Ada gambar kurcaci yang lagi mengangkat Tomi dan beberapa kurcaci yang lgi beradu mulut! (murid serentak menjawab dan suasana kelas manjadi ramai)
Guru : Baiklah jawabanmu bagus! Nah, pelajaran cerita hari ini kalian diminta menemukan tempat terjadinya cerita dan suasana cerita. Namun, sebelumnya ibu memberi contoh membaca (membaca bagian cerita dan sekali-kali bertanya tentang tempat terjadinya cerita). Selanjutnya ibu meminta kalian membaca dalam hati teks cerita selama 5 menit. Saat membaca kamu memperhatikan bagian tempat terjadinya cerita dan suasana cerita! Mengerti maksud ibu guru?
Murid : (serentak menjawab mengerti bu!)Guru : (5 menit kemudian) ibu guru menyampaikan bahwa waktunya selesai,
sekarang kalian berkelompok seperti pelajaran cerita yang lain untuk mendeskusikan soal-soal LKS. Mengerti maksud ibu?
Murid : (serentak menjawab mengerti bu!)
Dari dialog tersebut, tampak bahwa guru memulai pelajaran mempersiapkan
murid dan menginformasikan pelajaran cerita minggu lalu. Selanjutnya guru
membengkitkan skemata murid melalui kegiatan gambar cerita berjudul “Tomi di
Negeri Kurcaci”. Pada saat pengamatan gambar berlangsung Tanya jawab antara
murid, murid dengan guru tentang bagian-bagian gambar. Namun, Tanya jawab
tersebut belum terfokus pada unsur cerita yang menjadi fokus apresiasi.
Setelah bertanya jawab, guru, menyampaikan tujuan dan langkah-langkah
KBM. Tujuan dan langkah-langkah KBM sudah jelas dan mulai terfokus, namun
belum disampaikan secara sistematik dan rinci. Setelah menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, guru memodelkan mengapresiasi cerita, sekali-kali
guru bertanya tentang begian-bagian cerita seperti laku cerita dan suasana cerita yang
ada dalam teks. Pemodelan apresiasi yang disampaikan guru belum terfokus pada
tahapan SAT.
Setelah pemodelan dilakukan, murid diminta membaca kembali teks cerita
dalam hati selama kurang lebih lima menit. Setelah murid membaca teks cerita, guru
menugasi murid berkelompok untuk mendiskusikan atau melakukan curah pendapat
yang berkaitan dan pertanyaan-pertanyaan dalam format penilaian apresiasi cerita
(FPAC) yang telah disiapkan. Pembentukan kelompok dilakukan pada kedekatan
tempat duduk. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengaturan berkelompok.
Pada tahap pelaksanaan apresiasi guru (1) membimbing murid berdiskusi,
berkolaborasi, dan shering untuk mengapresiasi Laku cerita dan suasana cerita dengan
mengimplementasikan SAT pada tahap pembangkitan, yaitu melibatkan diri dalam
cerita dan terlibat aktif dalam kelompok untuk mengapresiasi cerita, (2) membimbing
murid berdiskusi, berkolaborsi dan shering pengaitan, yaitu menghubukan
pengamatan, pengetahuan, dan sikap murid (3) membimbing murid berdiskusi,
berkolaborasi, dan shering mendeskripsikan pelaku cerita dan rangkaian cerita
berdasarkan lakuan, fisik dan ucapannya melalui tahap penggambaran (4)
membimbing murid berdiskusi, kolaborasi dan shering menafsirkan (interpreting) isi
pelaku cerita dan rangkaian cerita, dan (5) membimbing murid berdiskusi, kolaborasi
dan shering memberikan penilaian cerita dengan fokus pelaku cerita dan rangkaian
cerita melalui tahapan penilaian.
Dalam tahap ini, murid memperoleh bimbingan (1) melaporkan dan membahas
hasil kerja di depan kelas, (2) mengerjakan tes formatif sebagai upaya untuk
mengetahui dampak proses pembelajaran.aktivitas guru dan murid pada tahap
pelaksanaan apresiasi cerita dengan SAT seperti tampak pada dialog. Dialog 5
Pelaksaan Pembelajaran Apresiasi
Guru : Anak-anak kalian sudah membaca dalam hati cerita yang berjudul “Tomi di negeri kurcaci”. Sekarang duduklah bersama seperti pertemuan yang lalu. Tugas kalian adalah mendiskusikan pertanyaan yang ada dalam FPAC.
Murid : Murid berhadapa-hadapan dalam kelompok. Namun ada di antaranya yang binggung dan tidak tahu yang akan dilakukan. Selain ada yang lainnya ada yang sibuk sendiri (suasana kelas jadi gaduh)
Guru : (Guru sesekali berkeliling untuk memantau pekerjaan murid dan sesekali menjelaskan kepada murid yang bertanya). Setelah kurang lebih 10 menit kemudian guru menginformasikan waktunya sudah habis. Ibu guru meminta tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya dana kelompok lain mendengarkan.
Murid : (kelompok yang maju pertama adalah kelompok Desvita). Setelah itu kelompok Pino. Suasana kelas menjadi gaduh karena murid ingin memberi tanggapan hasil laporan, yang dibacakan tiap kelompok.
Guru : anak-anak pendapat kalian sudah lebih bagus, Tetapi harus dilengkapi agar lebih jelas. Kelompok yang belum maju tidak usah berkecil hati, nanti waktu lain kelompok kalian boleh maju.
Dalam dialog tersebut, guru mengarahkan murid berkelompok untuk
berdiskusi. Pada saat murid ditugasi berkelompok, murid tidak mengalami kesulitan
seperti pada pertemuan pertama. Hal ini karena guru sudah memberi penjelasan
sebelumnya anggota kelompok sudah mulai mengambil inisiatif dan aktif memberi
jawaban, namun masih tampak sejumlah anggota kelompok masih pasif dalam
kegiatan kelompok.
Pada akhir tahap pelaksanaan apresiasi guru mengumpulkan hasil kerja murid
dan mengarahkan murid untuk mengerjakan tes formatif. Dialog 6 kegiatan evaluasi
formatif
Guru : Anak-anak, kalian telah mengerjakan pertanyaan secara berkelompok. Sekarang kembali ketempatnya masing-masing. Anak-anak masih ada kegiatan yang lain, yaitu menjawab soal-soal tetapi dikerjakan sendiri-sendiri dan tidak boleh bekerjasama seperti tadi. Apakah anak-anak sudah mengerti? (kemudian ibu guru membagi lembar soal)
Murid : mengertii (murid serentak menjawab) kemudian murid mengerjakan soal-soal, namun sebagian di antara murid banyak yang gelisa menengok kiri dan kanan, dan berisik.
Guru : (guru menegur murid) Ayo Iman, Wike, mengapa berisik? (5 menit kemudian) anak-anak waktunya sudah selesai silahkan dikumpulkan di meja bu guru. Andre sudah selesai? (memperhatikan Andre yang terlambat menyerahkan jawabannya).
Berdasarkan dialog tersebut guru memberi tes formatif sesuai yang direncanakan.
Dalam kegiatan ini guru memberikan motivasi berupa pengalaman sikap percaya diri
dalam hal menjawab pertanyaan. Tampak sejumlah murid belum menunjukkan sikap
serius, sikap percaya diri, dan kejujuran. Hal ini tampak dari murid yang gelisa,
menengok kiri dan kanan dan berisik saat berlangsung kegiatan evaluasi.
Pada tahap tindak lanjut apresiasi diharapkan guru bersama murid: (1)
mengoreksi hasil kerjanya, (2) merevisi hasil belajarnya, (3) membimbing murid
merefleksi dengan mengungkapkan hambatan-hambatan, faktor pendukung dan solusi
dalam proses belajar apresiasi, (4) mendokumentasi / memajankan hasil belajar murid
yang tercepat. Aktivitas guru dan murid tersebut seperti tampak dalam dialog. Dialog 7
( kegiatan mengoreksi hasil belajar )
Guru : Anak-anak kalian telah menyelesaikan kegiatan LKS dan evaluasi. Nah, sekarang coba dengarkan baik-baik hasil LKSmu (pekerjaan Pino, mulai nomor satu tentang deskrivsi latar cerita berddasarkan ciri-cirinya. Bagaimana pendapatmu? (Tanya jawab berlangsung) selanjutnya ibu memberikan penilaian pekerjaanmu, bagaimana sudah bagus, namun masih ada yang belum lengkap dan tulisanmu masih perlu diperbaki. Jadi anak-anak, pada pelajaran yang akan datang ibu harapkan kamu melakukan kegiatan yang lebih baik dan hasil jawaban diharapkan lebih dari yang lalu. Mengerti penjelasan ibu guru?
Murid : Mengerti! (serentak menjawab)Guru : Baiklah, sebelum pelajaran Bahasa Indonesia berakhir, ibu minta kepada
kalian untuk mengemukakan kesulitan yang kalian alami dalam belajar.Murid : (Menjawab) gambarnya bu guru kurang jelas, gambarnya tidak terpisah-
pisah bagian-bagian ceritanya.Guru : Nah, temanmu sudah mengemukakan kesulitannya mungkin masih banyak
yang lain? (beberapa orang murid dan kegiatan Tanya jawab berlangsung) Anak-anak untuk pekerjaan cerita yang akan dating ibu akan buatkan yang lebih jelas gambarnya dan lebih seru ceritanya) Nah, bel sudah berbunyi waktunya pelajaran Bahasa Indonesia sudah selasai untuk hari inikalian harus banyak lagi bekerja, sekarang kalian boleh istrahat.
Pada dialog tersebut, tamapak guru mengoreksi, memberi respon dan
mengarahkan murid untuk merevisi hasil kerja mereka. Hal ini tampak pada saat guru
meminta murid menyimak hasil kerja mereka. Koreksi tugas tersebut difokuskan pada
penulisan, penggunaan tanda baca, penggunaan huruf dan kalimat. Kegiatan
mengoreksi hasil kerja murid belum menyeluruh akibatnya murid kurang puas karena
belum mengerti hasil keseluruhannya.
Dari paparan data pertemuan kedua tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan baik secara pencapaian indikator, aktivitas guru dan murid, dan
alokasi waktu yang direncanakan secara kondusif pencapaian aspek guru dan murid
rata-rata cukup (C)
c. Hasil dan Temuan-temuan Peneliti Siklus I
Keberhasilan tindakan siklus I diamati selama proses pelaksanaan tindakan dan
setelah tindakan. Fokus pengamatan adalah perilaku dan murid dengan menggunakan
lembar observasi. Adapun aspek yang diamati adalah aktivitas guru dan murid dalam
proses pembelajaran yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan apresiasi, tahapan
pelaksanaan apresiasi, tahapan pelaksanaan apresiasi dan tahapan tindak lanjut
apresiasi.
Hasil observasi yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran ingin dicapai belum berhasil hal ini disebabkan
murid belum mampu mengapresiasi secara maksimal. Pencapaian target tersebut
juga disebabkan guru kurang maksimalkan bimbingan murid mengapresiasi cerita
melalui tahap SAT.
2. Waktu yang digunakan kurang efisien kendalanya guru terlalu banyak
memanfaatkan pada waktu tahap persiapan apresiasi.
3. Tahap pembangkitan skemata di kategorikan cukup (C) dalam kegiatan
ini guru perlu lebih meningkatkan keterampilan mengunakan gambar cerita
sehingga murid lebih termotivasi belajar.
4. Kemampuan murid berbicara masih dikategorikan kurang berkembang
dan masih kurang berani dan terkesan takut dan malu.
5. Kerja kelompok masih dikategorikan cukup karena masih didominasi
murid yang tingkat kemampuan di atas rata-rata.
6. Kegiatan tindak lanjut masih kategori cukup. Guru kurang memberi
kesemapatan merevisi hasil belajar secara menyeluruh karena keterbatasan waktu.
7. Guru kurang menggali jawaban murid sehingga murid kurang terbuka
mengemukakan kesulitan dalam mengapresiasi cerita.
d. Analisis dan Refleksi
Keberhasilan pembelajaran apresiasi cerita pada siklus I dipaparkan dalam 2 X
pertemuan. Seluruh data yang di rekam melalui observasi, wawancara, evaluasi, proses
dan evaluasi akhir telah disususn dan didiskusikan secara bersama-sama dengan
pengamat.hasil analisis pada siklus I adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
siklus I adalah sebagai sebagai berikut:
1. Tahap persiapan apresiasi. Guru telah melaksanakan tugusnya dalam
pembelajaran mulai dari membuka pelajaran dengan membengkitkan skemata
murid melalui pengamatan gambar, Tanya jawab, memprediksikan gambar,
membuat simpulan, pemodelan dan pembagian kelompok. Namun indikator yang
ingin dicapai masih dikategorikan cukup karena guru masih kurang mengarahkan
murid memprediksi urutan cerita berdasarkan gambar dan memberikan kesempatan
untuk menyimpulkan cerita gambar.
2. Tahap pelaksanaan apresiasi. Guru telah membimbing murid mengapresiasi
cerita yang dilakukan kerja kelompok, diskusi, shering tentang isi cerita dengan
tahapan SAT yaitu pembangkitan, pengaitan, penggambaran, penafsiran, dan
penilaian. Namun kegiatan membimbing murid belum terlaksana secara maksimal
guru belum memberi contoh tahapan SAT secara sistematis, jelas, dan kengkrit
3. Tahap tindak lanjut. Pada aktivitas ini guru dan murid melakukan shering hasil
mengoreksi, merevisi, merefleksi hambatan, solusi, kegiatan akhir adalah memajan
hasil kerja murid proses aktivitas guru dirangkum dalam tahap. Namun guru belum
memberikan petunjuk yang jelas. Akibatnya hasil revisi yang dilakukan murid
belum sesuai harapan.
4. Pelaksanaan proses pembelajaran masih ditemukan murid yang belum secara
aktif dalam kerja kelompok menyelesaikan soal-soal pada LKS dan belum
memiliki keberanian untuk shering dan tukar pendapat serta mengemukakan
kesulitan yang dihadapi.
5. Pembagian kelompok berdasarkan teman sebangku tidak berjalan secara
maksimal, karena tugas dan pekerjaan murid didominasi oleh murid yang memiliki
kemempuan tinggi, sehingga murid yang berkemampuan rendah terlibat kurang
aktif.
6. Waktu pembelajaran berlangsung 15 menit lebih lama dari waktu yang
direncanakan. Hal ini disebabkan karena guru terlalu banyak memanfaatkan waktu
pada tahap persiapan apresiasi yaitu menjelaskan bagian-bagian cerita dan Tanya
jawab tentang arti kosa kata yang berkaitan dengan judul cerita.
7. Berdasarkan penilaian proses dan penilaian hasil secara keseluruhan murid
dalam kelas dikategorikan cukup skor test dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dan mengacu pada kreteria sukses
yang telah ditetapkan. Maka disimpulkan bahwa pembelajaran masih belum tercapai.
Oleh karena itu, materi perlu diulang pada siklus II dengan beberapa penyempurnaan
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan apresiasi, perlu ditingkatkan aktivitas guru dan murid pada
pembangkitan skemata, penyampaian tujuan, langkah-langkah KBM, pemodelan
SAT secara konkret, dan pembagaian kelompok. Upaya yang dilakukan adalah (1)
melibatkan skemata murid dengan mengamati gambar, memprediksi dan membuat
simpulan gambar, (2) guru memperjelas tujuan dan simpulan gambar, serta tugas
yang dilakukan murid, (3) mengelompokan murid secara acak dan sesuai tes
formatif siklus.
2. Tahap pelaksanaan apresiasi perlu dilibatkan murid mengapresiasi cerita secara
tepat, setiap anggota kelompok dilibatkan berpartisipasi berdiskusi dan curah
pendapat berkaitan dengan cerita yang diapresiasi
3. Tahap tindak lanjut. Guru melibatkan murid shering hasil apresiasi, memotivasi
keberanian mengemukakan pendapat, dan merevisi sendiri hasil kerja mereka
berdasarkan petunjuk guru.
4. Guru hendaknya dapat mengelolah waktu secara efisien.
2. Paparan Data Dan Temuan Peneliti Pada Siklus II
Paparan data dan temuan penelitian pada siklus II diperoleh melalui hasil
observasi, refleksi, masing-masing diurutkan sebagai berikut:
a. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Cerita Melalui SAT
Perencanaan pembelajaran apresiasi cerita berdasarkan SAT pada siklus II
mengambil tema “kepahlawanan”.materinya dioriontasikan pada cerita “dua calon
prajurid karangan Benny Rhamdani” yang di ambil dari majalah bobo edisi 30 tahun
2007 halaman 13. yang terdiri atas tiga tahapan pembelajaran. Ketiga tahapan tersebut
tidak sendiri melainkan terintegrasi menjadi satu kesatuan secara utuh dalam proses
pembelajaran setiap siklus.
Tahapan persiapan aperseasi pemberian aktivitas memprediksi gambar, dan
menyimpulkan gambar cerita. Sementara aktivitas membaca dilakukkan pada tahap
pelaksanaan apersiasi dan cara pendapat untuk mengungkapkan pendapat mereka
melalui aktivitas apersiasi setiap tahap SAT.
Pembagian kelompok didesain secara acak dan hasil tes formatif siklus I. pada
tahap tindak lanjut apersiasi, murid ditugasi melakukan shering hasil dan merevisi
sendiri penunjang proses apersiasi berdasarkan SAT, memajankan hasil pekerjaan
mereka yang tercepat.
b. Pelaksanaan SAT untuk Pembelajaran Apersiasi Cerita Pertemuan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi cerita melalui SAT di kelas V sekolah
dasar Negeri I Kowaha kabupaten kolaka untuk siklus pertama dilaksanakan dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis, 22 mei 2008 pukul 9.30
sampai 10.30 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 26 mei 2008. setiap
pertemuan terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1) Pelaksanaan SAT untuk Pembelajaran Apresiasi
Cerita Melalui Siklu pertemuan I
Aktivitas tindakan guru dan murid dalam tahapan persiapan apersiasi seperti
tampak dalam dialog 8 (membuka pelajaran)
Guru : Anak-anak! Seperti biasa setiap hari senin, jam kedua pelajaran Bahasa Indonesia. masih ingatkan kalian pelajaran cerita beberapa hari yang lalu?
Murid : Murid serentak menjawab pelaku cerita. Rangkaian cerita, latar cerita dan suasana cerita tentang “Tomi di Negeri Kurcaci”
Guru : Bagus, ternyata kalian tidak serunya. Judulnya “Dua Calon Prajurit”, kira-kira apa isi cerita itu? Ayo siapa yang mau jawab?
Murid : (Tampak belum ada yang dapat memberikan jawaban secara spontan)Guru : anak-anak! Coba amati gambar di papan tulis! Apa saja yang dapat kalian
ceritakan di dalam gambar itu? Ayo! Mahardika apa yang dapat kamu ceritakan dalam gambar itu. Apakah ada peristiwa menyedihkan dan menyenagkan dalam gambar cerita itu?
Murid : Ada bu, yaitu 2 calon prajurid mengangkat seorang anak dengan seorang nenek dengan wajah yang bahagia.
Guru : Bagus! Coba ferdianto,di bagian mana yang menarik dalam cerita itu?Murid : (ferdiyanto menjawab)di dalam gambar ada dua calon prajurit yang satunya
gemuk dan satunya kurus yang sedang mengusir perampokGuru : jawabanmu bagus! Kalian dapat terlibat dalam isi cerita sebelum
membacanya. Nah, tugas kalian pada pelajaran cerita hari ini adalah mendeskrifsikan pelaku cerita dan rangkaian cerita yang di sukai, serta memberi penilaian terhadap pelaku cerita dan rangkaian cerita. Selanjutnya kegiatan yang kalian lakukan adalah membaca teks cerita secara individu, kelompok dan diskusi membicarakan pelaku cerita dan rangkaian cerita yang ada di format penilaian yang telah di sediakan. Hasil diskusi di tulis dalam format penilaian yang telah di sediakan setelah itulaporkan di depan kelas dan kelompok lainnya bertugas menyimak dan memberikan dan memberikan tanggapa laporan kelompok pelapor,mengerti tugas kalian?
Guru : ( serentak menjawab mengerti! )
Pada dialog 8 di atas, tampak guru membuka pelajaran dengan membangkitkan
murid melalui pengamatan gambar, Tanya jawab dan memprediksi dan membuat
simpulan cerita gambar. Hal ini di respon baik oleh murid dengan aktif melakukan
Tanya jawab, menghubungkan pengalaman dan pengetahun mereka yang berkaitan
dengan isi cerita yang mereka apresiasi.
Dalam dialong itu juga, guru tampak menyampaikan tujuan dan lagkah-
langkah KBM secara sistimatis, jelas dan sesuai fokus pembelajaran serta
menyampaikan batas- batas dan langkah KBM di respon baik oleh murid.hal ini di
tandai dengan aktivitas memahami tujuan dan langkah-langkah KBM dan mengetahui
tujuan dan langkah-langkah KBM dan mengetahui batas tugas yang akan dilakukan.
Setelah menyampaikan tujuan dan langkah-langkah KBM dan mengetahui batas tugas
yang akan mereka lakukan, guru mengarahkan murid untuk menyimak model
mengapresiasi cerita berdasarkan SAT, aktivitas tersebut tampak dalam dialong.
Dialog 9 pemodelan apresiasi cerita dengan SAT
Guru : sebelum kalian membaca cerita “ dua calon prajurit” terlebih dahulu saya memberikan contoh cara membaca cerita agar kalian dapat memahami, menikmati isinya dengan tahapan SAT. coba simak baik-baik! Untuk memahami PC dan RC kalian melibatkan diri dalam cerita caranya kalian dapat terlibat membayangkan, melihat, merasakanmerasakan dan ikut serta dalam peristiwa cerita. Untuk terlibat dalam dalam cerita kalian dapat menghubungkan pengetahuan dan pengalamanmu dalam cerita, setelah itu gambarkan peristiwa cerita lewat kata-katamu tentang PC dan RC berdasarkan ciri-cirinya, kemudian buat buat kesimpulan tentang PC yang di sukai dan RC peristiwa yang berkesan. Setelah itu kalian memberikan penilaian tentang PC dan RC “ DCP”. Mengerti penjelasan bu guru?Jika belum silahkan tanyakan lagi!
Murid : (murid menjawab mengerti! Namun masih ada diantara murid yang bingung dan tidak merespon)
Guru : baiklah, untuk lebih jelasnya ibu ulangi lagi ( mengulangi menjelaskan model ) setelah iru murid di tugasi berkelompok
Pada dialog di atas tampak guru melakukan tampak guru melakukan
pemodelan mengapresiasi cerita berdasarkan SAT secara sistimatis, jelas, sesuai fokus
cerita. Pemodelan direspon baik oleh murid, karena diikuti contoh kongkrit oleh guru
dan disampaikan secara sistimatis dan jelas. Setelah kegiatan pemodelan, guru
membagi murid menjadi delapan kelompok. Pembagian kelompok murid dilakukan
dengan kreteria acak.
Pada tahapan pelaksanaan apresiasi Pelaku Cerita dan Rangkaian Cerita guru
membimbing murid (1) membaca cerita, (2) berkolaborasi, curah pendapat dan shering
mengapresiasi cerita dengan tahapan pembangkitan yaitu melibatkan jiwa dan
emosional murid dalam cerita dan terlibat aktif dalam kelompok untuk memberikan
tangapan secara emosional, (3) membimbing murid berdiskusi, berkolaborasi, dan
sharing dengan tahapan pengaitan yaitu menghubungkan skemata isi cerita (4)
membimbing murid berkolaborasi dan shering dan tahapan penggambaran yaitu
mendskrifsikan isi cerita (5) membimbing murid berkolaborasi dan shering
menafsirkan isi cerita (6) membimbing murid memberikan penilaian penilaian cerita
yang difokuskan pada PC an RC melalui tahapan penilaian
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan melaporkan hasil kerja kelompok murid
dan melakukan sharing hasil di depan kelas. Aktivitas guru dan murid tampak dalam
dialog 10. Dialog 10 kegiatan pelaporan dan shering
Guru : anak-anak waktu 30 menit telah selesai.sekarang saatnya setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya. pelaporan ini diwakili oleh ketua kelompoknya.tugas kelompok lain adalah menyimak, mencocokan, dan memberikan pendapat hasil kerja kelompok pelapor. Mengerti penjelasan ibu?
Murid : (serentak menjawab) mengerti!Guru : baiklah, ayo kelompok devia maju melaporkan hasil kerjanya. Setelah itu
murid yang lain memberi komentarMurid : (kelompok mahardika memberikan komentar hasil pekerjaan kelompok
Devia dan kelompok Pino.Guru : (tampak mengarahkan pertanyaan dan suasana terjadinya terjadi dialog
antara murid). Setelah laporan selesai, guru mengarahkan murid mengerjakan tes formatif.
Pada dialog diatas, guru memberi murid tugas secara terbimbing melaporkan
hasil kerja mereka. Hal ini tampak dari murid yang aktif dan merespon laporan murid
lain. Bimbingan dan arahan guru dalam penugasan pembuatan laporan kelompok
sudah fokus. Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan evaluasi formatif. Kegiatan
ini tampak terkendali sesuai yang direncanakan. Kegiatan akhir dalam pertemuan
pertama ini adalah melakukan tindak lanjut proses dan hasil apresiasi. Aktivitas guru
dan murid dalam tahapan tindak lanjut seperti tampak pada dialog 11. Dialog 11
aktivitas koreksi proses dan hasil belajar.
Guru : anak-anak kalian sudah melakukan kegiatan diskusi kelompok dan
mengerjakan evaluasi formatif, sekarang dengarkan baik-baik hasil
belajarmu. Ibu mulai dari pekerjaan hasil diskusi kelompok Devia.
Perhatikan jawaban no (1) tentang pelaku cerita berdasarkan fisik, ucapan
dan pendapat pelaku lainnya dibuat lengkap demikian serterusnya sampai
no (5). Kelompok Mahardika sudah baik, karena lengkap dan jelas. Untuk
pekerjaan Pino sudah jelas. Selanjutnya hasil tes formatif pada hari ini
sudah rata-rata baik. Ibu sarankan pada pertemuan terakhir tanggal 12 mei
2008 diharapkan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Berdasarkan dialog tersebut, guru mengoreksi hasil pekerjaan diskusi
kelompok dan hasil evaluasi formatif. Hal ini direspon dengan baik oleh murid dan
kegiatan ini berdampak pada motivasi perhatian pada proses pembelajaran selanjutnya.
Selain kegiatan mengoreksi hasil belajar murid, guru melakukan tanya jawab tentang
kendala, solusi, dan faktor pendukung proses apresiasi. Aktivitas guru seperti dalam
dialog. Dialog aktivitas Tanya jawab kendala, solusi dan pajanan.
Guru : pada pelajaran cerita hari ini kamu sudah terlibat aktif berdiskusi dalam kelompoknya dan dapat mengeluarkan pendapatnya kepada temannya. Namun, pada saat temannya melaporkan hasil diskusinya masih tampak malu-malu dan tidak mau mangajukan tanggapan / pertanyaan mengapa demikian? Apakah ada kesulitan yang kalian alami? Coba Andre, Wike, Rezki ada kesulitan?
Murid : (jawaban murid bervariasi, kurang jelas suaranya, malu-malu, dan takut salah.
Guru : sekali lagi jangan malu dan takut salah, nanti dibantu teman dan bu guru memperbaikinya. Jadi, pelajaran yang akan datang kalian harus lebih berani dan tidak malu lagi. Nah, sekarang tibalah saatnya kalian memajankan hasil kerjamu di papan tulis.
Murid : (tampak serius dan senagn memajankan hasil belajarnya di papan tulis).
Pada dialog di atas tampak guru melakukan Tanya jawab dan direspon baik
oleh murid walaupun masih ditemukan hambatan murid kurang berani bertanya dan
menjawab pertanyaan temannya dengan baik. Kelemahan-kelemahan dijadikan
sebagai refleksi untuk tindakan berikutnya.
Berdasarkan paparan data pada pertemuan I dapat disimpulkan bahwa memberi
kegiatan menyimak model apresiasi berdasarkan SAT dengan contoh konkrit
mempengaruhi kemampuan murid mengapresiasi cerita dengan baik.
2) Penggunaan SAT Pembelajaran Apresiasi Cerita Pertemuan 2
Kegiatan guru dalam Pelaksanaan Proses Pengefektifan Pembelajaran
Apresiasi Cerita dan SAT pada pertemuan dua adalah mengembangkan pemahaman
apresiasi murid terhadap latar cerita dan suasana cerita yang mengarah pada aktivitas
melibatkan jiwa dan emosional dalam cerita, menghubungkan cerita dengan skemata
murid, mendeskripsikan cerita, menafsirkan dan menilai isi cerita. Kemampuan
apresiasi cerita berdasarkan SAT ini mengarahkan murid berada pada tingkat apresiasi
menggemari cerita, menikmati cerita, dan merespon cerita secara emosional untuk
menuju ke tingkat apresiasi tersebut dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap persiapan
apresiasi, tahap pelaksanaan apresiasi, dan tindak lanjut apresiasi.
Kegiatan tahap persiapan apresiasi diawali dengan membangkitkan skemata
murid, memproduksi dan menyimpulkan cerita gambar. Selain itu, guru
menyimpulkan tujuan dan langkah-langkah kegiatan KBM. Pemodelan apresiasi cerita
berdasarkan SAT. Kegiatan akhir dalam tahap ini adalah guru membentuk kelompok
diskusi secara acak. Tindakan tersebut dipaparkan berdasarkan hasil observasi dan
catatan lapangan seperti tampak dalam dialog.
Guru : Anak-anak hari ini sperti biasa jam kedua dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah kalian sudah siap belajar Bahasa Indonesia?
Murid : (serentak menjawab) siap!Guru : coba kalian amati gambar yang lalu tentang “Dua Calon Prajurid”.kura-
kira di mana tempat terjadinya cerita itu?Murid : (murid menjawab secara bervariasi) di hutan, di tengah jalan, di kerajaan.
Sedang yang menyenagkan / seru dan menyedihkan.Guru : jawaban kalian bagus! Ayo, mengapa kenapa kamu mengatakan
menyeangkan/ seru mahardika?Murid : (mahardika menjawab) karana dua calon prajurid berhasil mengusir
penjahatGuru : bagus! Kamu dapat menerka tempat terjadinya cerita dan suasana cerita.
Sebalum membaca cerita, ibu berikan contoh sekali lagi cara membaca cerita dengan SAT
Pada dialong di atas tampak guru membangkitkan skemata murid dengan
mengamati gambar, memprediksi, dan menyimpulkan isi cerita gambar berjudul “dua
calon prajurid”. kegiatan ini sesuai dengan tujuan, materi, menarik minat murid dan
menigkatkan murid bertanya jawab. Kegiatan ini di respon baik oleh murid yang
berupa keaktifan menjawab pertayaan guru, memprediksi gambar dan menyimpulkan
isi gambar. Kegiatan selanjutnya adalah menyampaikan tujuan dan langkah-langkah
KBM seperti nampak dalam dialaog. Dialog menyampaikan tujuan dan langkah-
langkah KBM
Guru : Tujuan pelajaran cerita pada hari ini adalah mendeskripsikan dan menafsirkan latar cerita dan suasana cerita dan memberikan penilaian terhadap cerita. Selanjutnya kegiatan yang kamu lakukan adalah mengisi FPAS tentang isi cerita (LC dan SC) melalui kegiatan kerjasama, diskusi dan melaporkan hasil kerjan kalian di depan kelas. Hasil kerja teraik akan dipajan di depan kelas. Pada akhir kegiatan ibu akan memberikan tes formatif, hasil tes terbaik akan akan diumumkan mengerti penjelasan ibu?
Murid : (serentak menjawab mengerti bu!)Guru : baiklah! Sebelum melakukan kegiatan itu perhatikan sekalilagi contoh
mengapresiasi (membaca , memahami, menghayati, menikmati cerita)
Dialog di atas tampak guru menyampaikan tujuan pelajaran dan langkah-
langkah KBM sesuai fokus, terperinci dan sistimatis. Hal ini direspon baik oleh murid.
Setelah itu pembentukan kelompok. Dialog 9 Pemodelan apresiasi cerita dengan SAT
Guru : sebelum kalian membaca cerita “Dua Calon Prajurit” terlebih dahulu saya memberikan contoh cara membaca cerita agar kalian dapat memahami, menikmati isinya dengan tahapan SAT. coba simak baik-baik! Untuk memahami latar cerita dan suasana Cerita kalian melibatkan diri dalam cerita caranya kalian dapat terlibat membayangkan, melihat, merasakan dan ikut serta dalam peristiwa cerita. Untuk terlibat dalam dalam cerita kalian dapat menghubungkan pengetahuan dan pengalamanmu dalam cerita, setelah itu gambarkan peristiwa cerita lewat kata-katamu tentang LC dan SC berdasarkan ciri-cirinya, kemudian buat buat kesimpulan tentang LC yang di sukai dan SC peristiwa yang berkesan. Setelah itu kalian memberikan penilaian tentang pelaku cerita dan rangkaian cerita “Dua Calon Prajurit”. Mengerti penjelasan bu guru? Jika belum silahkan tayakan lagi!
Murid : (murid menjawab mengerti! Namun masih ada diantara murid yang bingung dan tidak merespon)
Guru : baiklah, untuk lebih jelasnya ibu ulangi lagi (mengulangi menjelaskan model ) setelah itu murid di tugasi berkelompok
Pada dialong di atas tampak guru melakukan tampak guru melakukan
pemodelan mengapresiasi cerita berdasarkan SAT secara sistimatis, jelas, sesuai fokus
cerita. Pemodelan direspon baik oleh murid, karena diikuti contoh kongkrit oleh guru
dan disampaikan secara sistimatis dan jelas. Setelah kegiatan pemodelan, guru
membagi murid menjadi delapan kelompok. Pembagian kelompok murid dilakukan
dengan kreteria acak.
Pada tahapan pelaksanaan apresiasi Latar Cerita dan Suasana Cerita guru
membimbing murid (1) membaca cerita, (2) berkolaborasi, curah pendapat dan shering
mengapresiasi cerita dengan tahapan pembangkitan yaitu melibatkan jiwa dan
emosional murid dalam cerita dan terlibat aktif dalam kelompok untuk memberikan
tangapan secara emosional, (3) membimbing murid berdiskusi, berkolaborasi, dan
shering dengan tahapan menghubungkan/mengaitkan yaitu menghubungkan skemata
isi cerita (4) membimbing murid berkolaborasi dan shering dan tahapan menafsirkan
yaitu mendskrifsikan isi cerita (5) membimbing murid berkolaborasi dan sharing
menafsirkan isi cerita (6) membimbing murid memberikan penilaian penilaian cerita
yang difokuskan pada latar cerita dan suasana cerita melalui tahapan menilai
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan melaporkan hasil kerja kelompok murid
dan melakukan shering hasil ke depan kelas. Aktivitas guru dan murid tampak dalam
dialog. Dialog kegiatan pelaporan dan sharing
Guru : anak-anak waktu 30 menit telah selesai.sekarang saatnya setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya. Pelaporan ini diwakili oleh ketua kelompoknya. Tugas kelompok lain adalah menyimak, mencocokan, dan memberikan pendapat hasil kerja kelompok pelapor. Mengerti penjelasan ibu?
Murid : (serentak menjawab) mengerti!Guru : baiklah, ayo kelompok devia maju melaporkan hasil kerjanya. Setelah itu
murid yang lain memberi komentarMurid : (kelompok Mahardika memberikan komentar hasil pekerjaan kelompok
Devia dan kelompok Pino.Guru : (tampak mengarahkan pertanyaan dan suasana terjadinya terjadi dialog
antara murid).Setelah laporan selesai, guru mengarahkan murid mengerjakan tes formatif.
Pada dialog di atas, guru memberi murid tugas secara terbimbing melaporkan
hasil kerja mereka. Hal ini tampak dari murid yang aktif dan merespon laporan murid
lain. Bimbingan dan arahan guru dalam penugasan pembuatan laporan kelompok
sudah fokus. Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan evaluasi formatif. Kegiatan
ini tampak terkendali sesuai yang direncanakan. Kegiatan akhir dalam pertemuan
pertama ini adalah melakukan tindak lanjut proses dan hasil apresiasi. Aktivitas guru
dan murid dalam tahapan tindak lanjut seperti tampak pada dialog. Dialog 11 aktivitas
koreksi proses dan hasil belajar.
Guru : anak-anak kalian sudah melakukan kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan evaluasi formatif, sekarang dengarkan baik-baik hasil belajarmu. Ibu mulaidari pekerjaan hasil diskusi kelompok Devia. Perhatikan jawaban no (1) tentang latar cerita berdasarkan fisik, ucapan dan pendapat pelaku lainnya dibuat lengkap. demikian serusnya sampai no (5). Kelompok Mahardika sudah baik, karena lengkap dan jelas. Untuk pekerjaan Pino sudah jelas. Selanjutnya hasil tes formatif pada hari ini sudah rata-rata baik. Ibu sarankan pada pertemuan terakhir tanggal 12 mei 2008 diharapkan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Berdasarkan dialog tersebut, guru mengoreksi hasil pekerjaan diskusi
kelompok dan hasil evaluasi formatif. Hal ini direspon dengan baik oleh murid dan
kegiatan ini berdampak pada motivasi perhatian pada proses pembelajaran selanjutnya.
Selain kegiatan mengoreksi hasil belajar murid, guru melakukan tanya jawab tentang
kendala, solusi, dan faktor pendukung proses apresiasi. Aktivitas guru seperti dalam
dialog. Dialog aktivitas Tanya jawab kendala, solusi dan pajanan.
Guru : pada pelajaran cerita hari ini kamu sudah terlibat aktif berdiskusi dalam kelompoknya dan dapat mengeluarkan pendapatnya kepada temannya. Namun, pada saat temannya melaporkan hasil diskusinya masih tampak malu-malu dan tidak mau mangajukan tanggapan/pertanyaan mengapa demikian? Apakah ada kesulitan yang kalian alami? Coba Andre, Wike, Rezki ada kesulitan?
Murid : (jawaban murid bervariasi, kurang jelas suaranya, malu-malu, dan takut salah.
Guru : sekali lagi jangan malu dan takut salah, nanti dibantu teman dan bu guru memperbaikinya. Jadi, pelajaran yang akan dating kalian harus lebih berani dan tidak malu lagi. Nah, sekarang tibalah saatnya kalian memajankan hasil kerjamu di papan tulis.
Murid : (tampak serius dan senagn memajankan hasil belajarnya di papan tulis).
Pada dialog di atas tampak guru melakukan Tanya jawab dan direspon baik
oleh murid walaupun masih ditemukan hambatan murid kurang berani bertanya dan
menjawab petanyaan temannya dengan baik. Kelemahan-kelemahan dijadikan sebagai
refleksi untuk tindakan berikutnya.
Berdasarkan paparan data pada pertemuan I dapat disimpulkan bahwa memberi
kegiatan menyimak model apresiasi berdasarkan SAT dengan contoh kongkrit
mempengaruhi kemampuan murid.
c. Hasil Dan Temuan Peneliti Siklus II
Keberhasilan siklus dua diamati selama proses pelaksanaan tindakan dan
sesudah tindakan. Fokus pengamatan adalah pelaku guru dan pelaku murid dengan
mengunakan lembar observasi guru dan murid dalam proses belajar, pempelajaran
yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan persiapan apresiasi, tahapan pelaksanaan
aprersiasi dan tahapan tindak lanjut apresiasi.
Hasil observasi yang diperoleh selama kegiatan siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Penyampaian tujuan, langkah-langkah KBM dan penyampaian tahapan SAT di
kategorikan baik. Dalam kegiatan ini guru menyampaikan dengan jelas,
sistimatis, dan memberikan batasan tugas. Kegiatan ini direspon baik oleh murid
2. Pelaksanaa pembelajaran ditemukan bahwa penggunaan waktu dikategorikan
efisien. Dikatakan efisien karena keseluruhan butir indikator tersebut terlaksana
dengan baik sesuai waktu yang dialokasikan
3. Kegiatan skemata murid melalui kegiatan mengamati gambar, memprediksi dan
menyimpulkan prediksi terhadap gambar cerita dikategorikan baik. Pada
kegiatan ini tampak murid aktif mengamati gambar serta menghubungkan
pengalaman dan pengetahuan mereka terhadap isi cerita.
4. Kegiatan berbicara murid dikategorikan baik (B) karena kegiatan ini murid
tampak aktif melakukan curah pendapat, dan shering sudah tidak malu-malu
5. Kerja kelompok berjalan efektif, karena murid tampak aktif melakukan curah
pendapat dan shering serta menghargai pendapat murid lain.
6. Kegiatan tindak lanjut di kategorikan baik (B) karma guru telah memberi tugas
untuk menyimak koreksi hasil belajarnya
7. Kegiatan mengalai pengetahuan terhadap jawaban murid di kategorikan baik
(B) karma tampak murid aktif melakukan tanya jawab kendala, solusi dan faktor
penunjang.
d. Analisis dan Refleksi
Keberhasilan pembelajaran apresiaisi cerita pada siklus II dipaparkan dalam
dua kali pertemuan seluruh data direkam melalui observasi dan evaluasi telah disusun
dan didiskusikan secara bersama-sama dengan pengamat. Hasil analisis dan refleksis
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada siklus II adalah:
1. Tahapan persiapan apresiasi cerita, guru membuka pelajaran dengan
membangkitkan skemata murid melalui kegiatan mengamati gambar, memprediksi,
dan menyimpulkan prediksi terhadap gambar dikategorikan baik (B). Dalam
kegiatan ini guru memanfaatkan gambar untuk menarik minat dan perhatian murid
dan membimbing murid menghubungkan pengetahuanan pengalaman yang terkait
dengan isi cerita. Sedangkan pemodelan mengaprasiasi cerita berdasarkan SAT di
kategorikan baik, dalam hal ini guru lebih mengkongkritkan lagi contoh tahapan
SAT itu sehinga murid memahami setiap tahap SAT dengan mudah dan jelas
2. Tahapan pelaksanaan apresiasi, kegiatan membimbing murid melalui tahapan
SAT dikategorikan baik (B).pada tahapan membangkitkan murid melakukan curah
pendapat tentang pelibatan emosional di dalam cerita, pada tahapan mengaitkan
murid melakukan aktivitas pengaitan skematanya,tahapan describing murid
melakukan gambar isi cerita, menafsirkan murid melakukan penafsiran dan
membuat simpulan isi cerita dan tahapan menilai murid melakukan penilaian
3. Pelaksanaan tindakan pada tindak lanjut apresiasi terdiri atas guru mengoreksi,
merevisi hasil pekerjaan murid, mengali jawaban murid-murid terhadap kendala,
solusi, dan faktor pendukung dan kegiatan mendokumentasikan dan kegiatan
memajankan kasil kerja murid berlangsaung dengan baik.
4. Pelaksanaan pembimbingan melaporkan dan membahas hasil kerja
kelompoknya dikategorikan baik (B) hal ini tampak guru memotivasi murid
membimbing mengerjakan tugas, menaggapi (berbicara) menumbuhkan sikap
berani dan menghargai pendapat orang lain
5. Pelaksanaan pembelajaran dalam penggunaan waktu dikategorikan baik (B)
dan efisien. Dikatakan demikian, kerena kesepuluh murid indikator yang ingin
dicapai terlaksana dengan sesuai waktu yang dialokasiakan
6. Berdasarkan penialian proses dan penilaian hasil secara keseluruhan
dikategorikan baik skor tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil reflekdi pembelajran apresiasi cerita berdasarkan SAT pada
siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran apresiasi cerita terhadap SAT yang
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan apresiasi, tahap pelaksanaan apresiasi, dan
tahap tindak lanjut apresiasi sudah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini tampak
pencapaian rata-rata dalam kualifikasi baik (B) dengan demikian tidak perlu lagi
dirancang pembelajaran pada siklus berikutnya.
B. Pembahasan
Fokus pembahasan adalah aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran
apresiasi cerita melalui penggunaan strategi aktivitas terbimbing di kelas V SDN I
Kowioha Kabupaten Kolaka. Pembahasan didasarkan atas teori yang berkaitan tentang
penggunaan strategi aktivitas terbimbing untuk meningkatkan pemahaman
pembelajaran apresiasi cerita yang terdiri atasperencanaan pembelajaran,(2)
pelaksanaan pembelajaran, (3) tindak lanjut / penilaian.
1. Perencanaan Pembelajran Apresiasi dengan Mengunakan SAT.
Berdasarkan data hasil penelitaian terungkap bahwa perencananan
pembelajaran apresiasi cerita fiksi, guru harus menempuh lima hal (1) merumuskan
tujuan pembelajaran sesuai jabaran butir pembelajaran, (2) menyiapkan materi
pelajaran, (3) menyususn prosedur pembelajaran sesuai SAT, (4) merancang
pengolaan kelas, (5) merencanakan prosedur penilaian.komponen tersebut terdapat
dalam semua perencanaan yang dirancang guru secara kolaboratif baik pada siklus I
maupun siklus II.
Dalam merumuskan tujuan pelajaran ada lima hal yang perlu di perhatikan
yaitu (1) berorientasi kepada murid (2) merupakan hasil belajar, (3) dirumuskan secara
spesifik dan jelas, (4) dirumuskan dengan istilah yang operasional dan (5) dirumuskan
dengan hanya mencakup satu jenis hasil belajar. Semi (1999: 20)
Setelah tujuan pelajaran dirumuskan, guru menerapkan prosedur dan langkah-
langkah KBM. Penetapan langkah-langkah pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya
mengacu pada pendekatan proses yang di sarankan oleh aminuddin (1999: 19- 20)
bahwa tahapan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan, pelaksanaan
dan tindak lanjut apresiasi. Tahap pembelajaran tersebut dilakukan pada siklus I dan
siklus II. Perbedaan masing-masing siklus terletak pada penggunaan alokasi waktu
setiap tahapan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Melalui SAT
a. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Tahapan Persiapan Apresiasi melalui
SAT.
Peningkatan pemahaman murid pada tahapan persiapan apresiasi, guru
memodelkan apresiasi dengan SAT. Hal ini sejalan dengan pendapat Aminuddin
(1999: 20) bahwa dalam persiapan pembelajaran guru mesti bertindak sebagai model,
fasilitator, pembelajar, pengamat dalam mengarahkan kegiatan belajar murid.
Pada tahap persiapan apresiasi cerita berdasarkan SAT pada siklus I teruangkap
bahwa dari tujuh indikator yang ditetapkan dan tiga indikator yang belum terlaksana
dengan baik. Hal ini terjadi, guru banyak melakukan tanya jawab tentang judul cerita,
kedua penyampaian tujuan dan langkah-langkah KBM belum jelas dan rinci. Ketiga
pemodelan apresiasi berdasarkan SAT belum disampaikan secara lengkap dan
sistimatis, serta belum didukung contoh kongkrit. Akibatnya kesiapan mental
emosional murid belum tertarik melakukan kegiatan apresiasi.
Pada siklus II kegiatan pembangkiatan skemata berlangsung dengan baik dan
indikator pencapaiaan sudah berkembang dengan baik. Kegiatan pembangkitan
skemata dilakukan dengan menugasi murid mengamati gambar, bertanya jawab,
memprediksi gambar dan membuat simpulan cerita gambar. Kegiatan ini sejalan
dengan pendapat Grumber (Rahim, 2007: 101) menyatakan bahwa “kegiatan
pembangkitan skemata dengan mengamati, ilustrasi, dan judul bacaan merupakan
proses awal memulai membaca”.
Kegiatan penyampaian tujuan dan langkah-langkah KBM dan penyampaian
tahapan SAT dikategorikan baik. Dalam kegiatan ini guru menyampaikan dengan
jelas, sistematis dan memberi batas tugas. Kegiatan ini di respons baik oleh murid dan
murid tampak memahami dengan jelas.
Kegiatan pemodelan apresiasi berdasarkan SAT pada siklus II dilakuka guru
dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Aminuddin (1999: 18) bahwa “dalam
pembelajaran guru mesti bertindak sebagai model fasilitator, dan mengarahkan
kegiatan belajar murid”.
Kegiatan pembentukan kelompok siklus II sesuai dengan tujuan pelajaran dan
didasarkan pada kesenagan bergaul diantara mereka. Hal ini sesui pendapat Ibrahim
(1991: 99) “pembentukan diskusi harus memenuhi syarat (1) terdiri atas 5-9 orang (2)
berlangsung dengan interaksi bebas (3) mempunyai tujuan (4) berlangsung sesuai
proses sistematis menujuh kesimpulan”.
Berdasarkan pembahasan pada tahap persiapan apresiasi siklus I hinga siklus II
terbukti menggalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya upaya prakrisi/
mahasiswa dan guru memperbaiki tahapan persiapan. Terbukti mampu mengiring
murid ketindak apresiasi sastra yang diharapkan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran dan Tahapan Pelaksanaan Apresiasi melalui SAT
Tahap pelaksanaan apresiasi diharapkan murid menuju ke tindak apresiasi. Hal
ini sejalan dengan pendapat Sochan (Suriyanti, 2004: 16) bahwa “apresiasi yang
sesungguhnya tingkatan-tingkatan yng perlu dilewati adalah (a) tingkat menggemari,
(b) tingkat menikmati, (c) tingkat merespons, (d) tingkat memproduksi”.
Aktivitas mengapresiasi pada siklus I belum tergarap dengan baik, hal ini
disebabkan guru kurang membimbing murid pada aktivitas apresiasi. Aktivitas guru
menugasi murid, berdiskusi dan sering kurang terarah secara maksimal. Akibatnya
kemampuan apresiasi pada tingkat pemahaman literal.
Kegiatan apresiasi pada lima tahap apresiasi yaitu engaging, konecting,
describing, interfreting, dan judging belum dilaksanakan dengan baik akibatnya murid
kurang mampu mengapresiasi pelaku cerita (PC) rangkaian cerita (RC), latar cerita
(LC), dan suasana cerita (SC) dengan baik. Kegiatan pelaporan hasil kerja kelompok
pada siklus I juga belum maksimal akibatnya murid masih malu-malu, takut, dan
keterampilan berbicara kurang berkembang.
Tahap pelaksanaan apresiasi cerita berdasarkan SAT pada siklus II mengalami
pengingkatan baik aktivitas guru maupun murid. Upaya guru adalah memberikan
aktivitas murid mengapresiasi cerita melalui kegiatan mengapresiasi teks cerita yaitu
membaca, memahami, menghayati, dan menikmati cerita terlaksana dengan baik.
Keberhasilan ditandai oleh kemampuan mereka mengungkapkan makna secara
tekstual dan mengungkapkan perasaan mereka (senang atau tidak, menarik atau tidak
menarik).
Aktivitas mengapresiasi cerita tersebut sejalan dengan pendapat Purwo (Hafid
2002: 22) bahwa “usaha membantu murid menuju ke tindak apresiasi sastra dengan
dimulai dari isi teks sastra yang dihadapannya meliputi menangkap peristiwa kejadian
cerita dan apa yang digambarkan melalui rentetan kata pada tahap cerita”.
Setelah murid mengapresiasi teks cerita guru membimbing murid melakukan
aktivitas berdiskusi kelompok, shering, dan curah pendapat berkaitan dengan isi cerita
yang telah dibacanya. Aktivitas diskusi dan curah pendapat berkaitan dengan isi teks
cerita yang telah dibaca. Aktivitas diskusi dan curah pendapat dipandu oleh format
proses apresiasi cerita (FPAC) yang disediakan guru. Dalam format ini, telah disusun
secara sistematis lima tahapan SAT sesuai yang ditawarkan Beach dan Marsal (1991)
yaitu tahapan pembangkitan,pengaitan, penggambaran, penafsiran, dan penilaian.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan evaluasi formatif. Guru berupaya
mengetahui kemajuan hasil belajar murid. Hal ini sejalan apa yang dikatakan
Tompkirus (1994: 770) bahwa “evaluasi hasil bukan hanya sekedar mengoreksi
pelajaran murid tetapi sebagai alat untuk mendokumentasi kemajuan belajar murid”.
Pada siklus I dan siklus II terungkap bahwa tes prestasi apresiasi yang
dilakukan guru sesuai dengan maksud untuk menggambarkan prestasi belajar murid.
Keberhasilan tes dapat diketahui dari rata-rata tes siklus I dengan berkualifikasi cukup
(59,88 %) kemampuan keberhasilan murid dapat di lihat pada halman 99, siklus II
dengan kualifikasi baik (74,23 %) kemampuan keberhasilan murid dapat di lihatpada
halaman 117. Hasil tes menunjukkan peningkatan siklus I dan II. Dengan demikian
penggunaan SAT dalam pembelajaran apresisi cerita terbukti meningkat. Peningkatan
kemampuan pemahaman apresiasi cerita berdasarkan SAT sejalan dengan pendapat
Degeng (1990) bahwa “peningkatan kemampuan diukur dari hasil pembelajaran dan
hasil tingkat pencapaian yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pada pembahasan tahap apresiasi siklus II terbukti mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan adanya upaya guru dan praktisi berupaya
mengarahkan murid ke tingkat apresiasi sastra yang diharapkan.
c. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Tahap Tindak Lanjut Apresiasi melalui
SAT
Pada tahap tindak lanjut apresiasi dengan SAT dimaksud untuk memantapkan
proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan tindak lanjut dilakukan
setiap akhir pertemuan. Kegiatan yang dilakukan adalah guru menugasi murid
melakukan shering hasil dan mengoreksi hasil belajar murid, merefisi hasil kerja,
melakukan refleksi tentang kendala-kendala solusi, faktor penunjang, dan
mendokumentasikan/memajankan hasil belajar murid.
Pada siklus I aktivitas mengoreksi hasil kerja murid baik kelompok maupun
individu kurang terlaksana dengan baik. Kegiatan ini didominasi oleh guru,
menyampaikan hasil belajar murid tidak menyeluruh akibatnya sebagian besar murid
tidak mengetahui hasil. Belajarnya. Upaya yang dilakukan pada siklus berikutnyua
adalah memberikan aktivitas murid shering dan mengoreksi hasil pelajarnnya setelah
itu diberikan untuk direfisi sendiri atas kekurangannya. Melakukan refleksi kendala
solusi dan faktor penunjang selama proses apresiasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan menggali jawaban murid.
Kegiatan akhir mendokumentasi hasil belajar murid dan memajankan hasil
belajar murid. Aktivitas ini cukup efektif dlam rangka memotivasi murid
mengapresiasi cerita. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terdiri atas empatss indikator
terlaksana dengan baik. Hal ini dilakukan dengan baik atau target yang telah
ditetapkan.
Pembahasan tahap tindak lanjut apresiasi siklu I dan siklu II terbukti mampu
memotivasi murid belajar apresiasi, karena pada tahap tindak lanjut apresiasi urid
diberi kesempatan menilai atau mengoreksi, merefisi, merefleksi hasil belajar, dan
memajankan haisil belajar apresiasi cerita. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata tes
formatif penelitian yang dilaksanakan pada setiap pembelajaran mengalami
peningkatan.
Peningkatan pemahaman apresiasi murid terhadap apresiasi cerita cukup
optimal sebagaimana yang disebutkan pada Bab III kriteria sukses yang disepakati
adalah rata-rata skor murid harus mencapai kualifikasi baik (60-79) hasil evaluasi
setiap akhir pelajaran.
Berdasarka rata-rata skor yang dicapai murid pada setiap akhir pelajaran
tersebut dari siklu I ke siklus II menunjukkan peningkatan yang baik. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mengapresiasi cerita dengan tahapan SAT terbukti mampu
meningkatkan tingkat apresiasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil evaluasi dan pembahasan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi aktivitas
terbimbing dapat meningkatkan kemampuan apresiasi cerita fiksi di kelas V SDN I
Kowioha Kabupaten Kolaka. Hal ini terbukti adanya penigkatan hasil belajar murid
siklus I dengan kualifikasi cukup (C) menjadi kualifikasi baik (B) pada siklus II
B. Saran-saran
Berdasarka uraian kesimpulan, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. kepada guru sekolah dasar khususnya SDN I Kowioha agar menggunakan
strategi aktivitas terbimbing sebagai salah satu alternatif dalm mengatasi kesulitan
belajar murid khususnya dalam pengajaran mengapresiasi cerita fiksi di sekolah
dasar. Karena dengan menggunakan strategi aktivitas terbimbing murid dapat
menggunakan skematanya serta lebih aktif dan kreatif dalam menekankan proses
pemberolehan unsur-unsur cerita fiksi
2. diharafkan kepada guru yang akan mengajarkan apresiasi cerita dengan
menerapkan strategi aktivitas terbimbing dalam pembelajaran memadukan empat
keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
membaca dan keterampilan menulis.
3. kepada peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian yang serupa
dengan menerapkan strategi aktivitas terbimbing di bidang apresiasi cerita lainya
seperti legenda, mite, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algensido
________. 1999. Pembelajaran terpadu bahasa dan sastra Indonesia. Malang: FPBS. IKIP Malang.
Beach, R. 1987. Strategic Teaching and Literature. Edited by Jones F.B, Palinscar S.A, Ogle S.D, dan Carr G.E, Strategic Teaching and Learning: Cognitive Instrucsion in the Content Areas. Alexandria: The North Central regional Educational Laboratori
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas
Djuanda, D. 2002. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Hafid, Abd. 2003. Mengefektifkan Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi Melalui Implementasi SAT Siswa Kelas V SD Negeri Simbersari. Tesis tidak di terbitkan: Universitas Negeri Malang.
_____, dkk. 2005. Mengefektifkan Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses Model Simulasi Kreatif Siswa Kelas V SD 10 Manurungge. Usulan penelitian tidak di terbitkan: Universitas Negeri Makassar.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grahindo Pratama
Huck, C. 1987. Chidren’s Literature In The Elementary School. Chicago: Rand Mc Nally College Publishing Company
Kemp, M. 1987. Watching Children Read and Write. Victoria: Deakin University.
Moleong lexy J. 2000. metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muliyati. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka
Rahim. 2007. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Padang: Bumi Aksara.
Semi, A. 1989. Anatomi Sastra. Bandung Angkasa. Suhajono dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suhajono, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suharsimin, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Suriyanti. 2004. Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD Dengan Stategi Aktifitas Terbimbing. KTI tidak di terbitkan: Universitas Negeri Makassar.
Supriyadi. 2004. Pembelajaran Satra Yang Apresiatif dan Efektif di SD. Jakarta: Depdiknas
Tarigan. 2002. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Univesitas Terbuka
Tirmansyah, B. 1999. Cerita Anak Kotenporer. Bandung: Nuansa
Wardani, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lampiran 1:TOMI DI NEGERI KURCACI
Tomi sedang berjalan,tiba-tiba seutes tali menyergap kakinya,kena!
Kena!”terdengar suara ramai.
“Cepat peci. Sihir dia menjadi kecil sebelum kita terinjak-injak ,”teriak kuci
karena tomimemberontak. Zuiit! Tubuh tomi pun mengecil jadi seperti korcaci itu.
“ Ini dia anak manusia pemalas yang akan menjadi budak kita!” teriak p[ara
korcaci kecilitu gembira. Mereka mengarak tomi menelilingi kota.
“ Dia harus bekerja di rumahku dulu untuk mencuci tumpukan piring. Piring
bersihku tingal satu untuk makan nanti,”ujur faci yang doyan makan.
“ Tidak! Dia harus bekerja dulu di rumahku dulu ! sepatu – sepatuku harus di
bersehkan dan di semir!” ujar shoeci yang mempunyi banyak sepatu
‘Tidak! Tidak ! dia harus memasak di rumahku dulu. Karana anak – anak ku
sudah kelaparan!”Ujur ibu buci yang anaknya banyak.
“ Di rumahku! Baju bajuku sudah menggunung dan berbau. Harus segera di
cuci!” Teriak noci tidak mau kalah.
Penduduk negeri korcaci beradu mulut. Ribut sekali. Kepala negeri segera
melirai mereka dan mengadakan undian giliran .
Undian pertama jatuh pada ibu buci . tomi pun di bawa kerumahnya. Beta
terkejutnya tomi melihat tumpukan bahan makanan untuk di masak . “ ayo kupas
kentang – kentangnya !” perintah ibu buci.
Tomi meraih pisau. Oh, ia tidak pernah mengupas. “ aku pasti sedang mimpi
buruk,” gumanya. “biar saja. Nanti juga aku bangun.”
Tomi meregangkan otot – ototnya yang terasa kaku. Belu pernah di bekerja
seberat ini.” Cepatlah bangun, tomi!” gumannya pada dirinya sendiri. Mimpi buruk itu
terasa seperti betulan .
Tomi hendak memejamkan mata ketika seseorang menarik tangannya dan
membawanya pergi. Facila pelakunya
“Tapi giliranmu baru nomor tiga!”Teriak Tomi marah pada Faci
“Tapi aku sudah tidak ada lagi piring bersih. Untuk sarapan aku pakai apa?”
“ Mengapa kamu tidak cuci sendiri?” teriak Tomi yang aggak mengamuk.
“ Berani sekali kamu berkata seperti itu! Sekarang cepat cuci!. Awas kalau ada
yang sampai pecah” Balas Faci galak. Tomi tidak berani lagi membalas.
Dengan mata terkantuk-kantuk Tomi mencuci piring. Samar-samar ia melihat
sebuah spanduk yang menggantung di jendelah dapur. Ada tulisan di spanduk itu,
KAMI SUKA ANAK PEMALAS.
“Kau curang!Giliranmu kan,nomor tiga!” Noci masuk dengan marah.
“ Ayo Tomi. Kau kerumahku. Aku perluh baju bersih untuk pergi kepesta.
“ Noci segerah membawa Tomi pergi.
“ Tomi semir sepatuku! Nanti digigit tikus!”Ujar Shoeci dari balik pagar.
“ Kau seminar saja sendiri! Kalau tidak lihat aku sedang apa?” Teriak Tomi
kesal. Shoeci bergegas pergi karna takut ketahuan Noci.
Sambil mencuci Tomi menangis. Betapa lelah dan mengantuknya dia. Tomi
jadi teringat ibunya. Ibu yang suka marah sambil berkata” Kau ambil saja sendiri! Kau
tidak lihat Ibu sedang apa ?”
Kini ia tahu mengapa Ibu suka berkata seperti itu. Ibu pasti leleh dan banyak
pekerjaan, sementara ia mengganggu Ibu dengan minta diambilkan makanan,baju
seragam, sepatu…Hal-hal yang sebenarnya bisa ia kerjakan sendiri. “Ibu …” gumanya
sambil terisak-isak.
“Maafkan Tomi Ibu…“Karena sangat lelah dan mengantuk,Tomi tertidur
dengan cucian di tangan.
Pagi hari itu,Ibu dibuat terheran-heran melihat Tomi. Setelah bangun pagi,
Tomi mandi , mengambil sarapan dan memakai baju sendiri.
Sumber Majalah Bobo Edisi 30 Tahun 2oo7
Lampiran 2
TES AWAL KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSI
SISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri
Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu),
dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu !
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu
sendiri!
1. Deskripsikanlah pelaku cerita “Dua Calon Prajurid” berdasarkan lakuan, fisik,
dan ucapanya!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. pelaku yang saya sukai adalah ………………alasannya
…………………………………………………………………………
3. Tulislah peristiwa cerita pada awal cerita ...........................................................
Tengah cerita ……………………………………………… …………… …
Akhir cerita ……………………………………………………………
4. bagian peristiwa cerita yang paling berkesan / menarik adalah
…………………… …….................................................................................
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “Tomi di Negeri Kurcaci”?
a. pelaku terjadinya peristiwa cerita? .................................... ............. ..........
b. peristiwa/jalan cerita ……………… …
Lampiran 3
TES AWAL KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSISISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu), dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu!
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu sendiri!
1. Deskripsikanlah latar cerita “Tomi di Negeri Kurcaci” berdasarkan ciri-ciri tempat
terjadinya cerita!
2. Latar/tempat cerita yang berkesan adalah …………………………………………
alasannya……………………………………………………………………………
3. Tulislahsuasana terjadinya cerita yang menyenangkan ……………………………
Yang menyedihkan…………………………………………………………………
Yang menyenangkan………………………………………………………………
4. Suasana cerita yang paling berkesan / menarik adalah …………………………
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “Tomi di Negeri Kurcaci?”
a. Tempat terjadinya peristiwa cerita? ..........................................................
b. Suasana peristiwa cerita …………………………………………………..
Lampiran 4
Laporan Hasil Kemampuan Apresiasi Cerita Murid Kelas V SDN I KowiohaSiklus I
NO NAMASISWA
L/P PC0-15
RC0-35
LC0-15
SC0-35 NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Riza Adi baso L 5 2 5 5 5 5 5 5 10 5 522 Ihwan L 5 2 5 5 5 5 5 5 10 5 52
3 Wike P 5 2 2 5 5 5 5 10 5 5 494 A.Muh Safril L 2 2 2 2 5 5 5 5 10 5 435 Cahaya P 2 0 2 2 5 2 5 5 10 5 386 Ranti P 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 387 Ferdiyanto L 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 388 Boby Dirgantara L 2 0 2 5 5 2 5 5 5 5 369 M. Rizal anwar L 0 2 2 2 5 2 5 5 5 5 3310 Devia Eka P 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3811 Haslina P 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3812 Mahardika L 5 2 2 5 5 5 5 10 5 5 4913 Aslinda P 2 2 2 2 5 2 5 5 5 5 3514 Reski setiawan L 2 2 5 2 5 2 5 5 5 5 3815 Ramdani P 0 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3616 Mardalena P 0 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3617 M rizal anwar L 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3818 Rahmat julianto L 0 0 2 2 5 5 5 5 5 5 3419 Andrea L 0 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3620 Andri Anan Tama L 0 2 2 2 5 5 2 5 5 5 3321 Imam Ramadan L 2 2 2 2 5 2 5 5 5 5 3522 Pino L 2 2 2 2 5 5 2 5 5 5 3523 Ismi P 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 3824 Dinan L 2 2 5 2 5 5 2 5 5 5 3825 Rahamat Faizal L 2 2 2 2 5 5 2 5 5 5 3526 M fadli L 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47
JUMLAH 55 46 6770
130 112 118 140 150 130 1018
Jumlah Rata-rata 101 160 230 420Rata-rata 1,94 3,33 4,42 5,38 39,15
Ket: PC = Pelaku CeritaRC = Rangkain CeritaLC = Latar CeritaSC = Suasana Cerita
Lampiran 5
FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN APRESIASI CERITA FIKSI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI AKTIVITAS TERBIMBING KELAS
V SDN I KOWIOHA( ASPEK GURU)
Nama Guru :…………………… Hari / Tanggal………….Siklus Ke : …………………..Petunjuk : 1. Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru!
2. Isilah kolom pengamatan sesuai kenyataan yang anda amati! 3. Berilah kualifikasi dengan mengisi kolom yang telah tersedia!
No
Tahap pembelajaran
Apresiasi
Indikator Pengamatan Kualifikasi Skor
Ya Tdk SB
B C R SK
1. Persiapan apresiasi
a. Membuka pelajaran dengan membangkitkan skema
b. Memberikan aktivitas murid memprediksi membuat kesimpulan cerita gambar.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Menyampaikan langkah-langkah KBM.
e. Menyampaikan langkah-langkah SAT.
f. Memodelkan apresiasi cerita dengan SAT.
g. Mengelompokan murid.
2 Pelaksanaan apersepsi
a. Membimbing murid mengapresiasi cerita
b. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita dengan enganging.
c. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita dengan conicting.
d. Membimbing murid
berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita dengan descriding.
e. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita dengan interfreting.
f. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita dengan judging.
g. Membimbing murid melaporkan hasi.
h. Memberikan tes formatif
3 Tindak lanjut apersepsi
a. Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
b. Membimbing murid merevisi hasil kerjanya.
c. Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
d. Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
e. Menugasi murid memajangkan hasil kerjanya
Kualifikasi:Sangat baik (SB), jika semua descriptor munculBaik (B), jika descriptor tidak munculCukup (C ), jika hanya 3 deskriptor yang munculKurang (k), jika hanya 2 deskriptor yang munculSangat kurang (SK), jika hanya 1 deskriptor yang muncul
Lampiran 6
FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN APRESIASI CERITA FIKSI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI AKTIVITAS TERBIMBING KELAS
V SDN I KOWIOHA( ASPEK MURID)
Nama Siswa :…………………… Hari / Tanggal………….Siklus Ke : …………………..Petunjuk : 1. Amatilah pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh murid!
2. Isilah kolom pengamatan sesuai kenyataan yang anda amati! 3. Berilah kualifikasi dengan mengisi kolom yang telah tersedia!
No
Tahap pembelajaran
ApresiasiIndikator
Pengamatan Kualifikasi
SkorYa Tdk SB
B C R SK
1. Persiapan apresiasi
a. Membangkitkan skemanya dengan mengamati gambara dan aktif bertanya jawab
b. Memprediksi membuat kesimpulan cerita gambar.
c. Menyimak tujuan pembelajaran
d. Menyimak langkah-langkah KBM.
e. Menyimak langkah-langkah SAT.
f. Mengelompokan murid.
2 Pelaksanaan apersepsi
a. Mengapresiasi cerita
b. Murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita dengan pembangkitan .
c. Murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita dengan pengaitan.
d. Murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing
apresiasi cerita dengan penggambaraan.
e. Murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita denganpenafsiran.
f. Murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita dengan penilaian
g. Murid melaporkan hasi.
h. Mengerjakan tes formatif
3 Tindak lanjut apersepsi
a. Murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
b. Murid merevisi hasil kerjanya.
c. Murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
d. Murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
e. Murid memajangkan hasil kerjanya
Kualifikasi:Sangat baik (SB), jika semua descriptor munculBaik (B), jika descriptor tidak munculCukup (C), jika hanya 3 deskriptor yang munculKurang (k), jika hanya 2 deskriptor yang munculSangat kurang (SK), jika hanya 1 deskriptor yang muncul
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN I KOWIOHA Kelas/Semester : V / IIMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTema : Apresiasi Sastra Cerita FiksiAlokasi waktu : 3 x 45 menitHari/Tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. INDIKATOR
1. Dapat mendeskripsikan watak pelaku melalui refleksi, lakuan pelaku, fisik dan
ucapan
2. Dapat menafsirkan cerita “Tomi di Negeri Dongeng” yang disukai melalui
refleksi lakuan, fisik, dan ucapan
3. Dapat memberi penilaian tentang pelaku cerita “Tomi di Negeri Dongeng”
sesuai prespektifnya
4. Menafsirkan rangkaian cerita anak “Tomi di Negeri dongeng” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
5. Dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri Dongeng”
yang paling berkesan
6. Melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “Tomi di Negeri Dongeng”
sesuai prespektifnya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Murid dapat memprediksi watak pelaku melalui fefleksi lakuan pelaku, fisik,
dan ucapan
2. Murid dapat menafsirkan cerita “Tomi di Negeri Dongeng” yang disukai
melalui refleksi lakuan, fisik, dan ucapan
3. Murid dapat memberi penilaian tentang pelaku cerita “Tomi di Negeri
Dongeng” sesuai prespektifnya
4. Murid dapat Menafsirkan rangkaian cerita anak “Tomi di Negeri dongeng”
dengan menggunakan kata-katanya sendiri
5. Murid dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri
Dongeng” yang paling berkesan
6. Murid dapat melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “Tomi di Negeri
Dongeng” sesuai prespektifnya
E. MATERI PELAJARAN
Apresiasi cerita:
1. Mendeskripsikan watak pelaku melalui refleksi, lakuan pelaku, fisik dan
ucapan
2. Menafsirkan cerita “Tomi di Negeri Dongeng” yang disukai melalui refleksi
lakuan, fisik, dan ucapan
3. Memberi penilaian tentang pelaku cerita “Tomi di Negeri Dongeng” sesuai
prespektifnya
4. Menafsirkan rangkaian cerita anak “Tomi di Negeri dongeng” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
5. Mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri Dongeng” yang
paling berkesan
6. Penilaian tentang rangkaiaan cerita “Tomi di Negeri Dongeng” sesuai
prespektifnya
F. METODE PEMBELAJARAN
Implementasi Strategi Aktivitas Terbimbing
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERSIAPAN APERSEPSI ( 15 Menit )
1. Mambuka pelajaran dengan membangkitkan skema
2. Memberikan aktivitas murid memprediksi membuat kesimpulan cerita
gambar.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan langkah-langkah KBM.
5. Menyampaikan langkah-langkah SAT.
6. Memodelkan apresiasi cerita dengan SAT.
7. Mengelompokan murid.
KEGIATAN APERSEPSI ( 50 MENIT)
1. Membimbing murid mengapresiasi cerita
2. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita
dengan pembangkitan
3. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita
dengan pengaitan
4. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penggambaran.
5. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita dengan
penafsiran.
6. Mambimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penilaian.
7. Membinbing murid melaporkan hasi.
8. Memberikan tes formatif
TINDAK LANJUT APERSEPSI (15 MENIT)
1. Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
2. Membimbing murid merevisi hasil kerjanya.
3. Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
4. Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
5. Menugasi murid memajangkan hasil kerjanya
H. SUMBER BELAJAR
1. Bina bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Depdiknas
I. PENILAIAN
1. Bentuk : tertulis
2. Alat penilaian : Lembar soal
Lampiran 8
TES FORMATIF APRESIASI CERITA SIKLUS I
Nama kelompok :
Tema Cerita/Judul cerita :
Hari /Tanggal :
Materi pelajaran :
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan pengalamanmu!
Tahap pembangkitan / pelibatan
1. Setelah melihat judul dan gambar cerita saya dapat menerka atau
membayangkan:
a. Nama pelaku utama adalah……………… wataknya…………….
b. Jalan cerita adalah……………..……………………………………..
2. Setelah melihat judul dan gambar “Tomi di Negeri Kurcaci” saya tertarik
membaca isi cerita, karena……………………….
Tahap menghubungkan
3. Cerita yang berhubungan dengan “ kegiatan” dan “kemalasan seorang anak”
sudah pernah saya baca di majalah…………di buku…………………saya
dengar di …………..saya lihat………………. dan……………
Tahap pendeskripsian
4. (a) Tomi mempunyai ciri-ciri : fisik ………………ucapannya tangapan pelaku
lain………………….. watak pelakunya ………………
(b) Pada awal cerita terjadi peristiwa………………….
(c) Pada tengah cerita terjadi peristiwa………………………..
(d) Pada akhir cerita terjadi peristiwa…………………………
Tahap penafsiran
5. (a) Pelaku cerita yang paling baik adalah ……….alasannya……………
(b) Peristiwa yang paling berkesan adalah …………. alasannya……………….
Tahap penilaian
6. (1) Pelaku yang saya sukai adalah ……………… alasannya ………………….
(b) Peristiwa berkesan adalah……………………………
Lampiran 9
TES KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSI
SISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri
Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu),
dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu !
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu
sendiri!
1. Deskripsikanlah pelaku cerita “Dua Calon Prajurid” berdasarkan lakuan, fisik, dan
ucapanya!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. pelaku yang saya sukai adalah ………………alasannya
…………………………………………………………………………
3. Tulislah peristiwa cerita pada awal cerita ...........................................................
Tengah cerita ……………………………………………… …………… …
Akhir cerita ……………………………………………………………
4. bagian peristiwa cerita yang paling berkesan / menarik adalah ……………………
…….................................................................................
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “Tomi di Negeri Kurcaci”?
a. pelaku terjadinya peristiwa
cerita? .................................... ............. ..........
b. peristiwa/jalan cerita …………
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN I KOWIOHA Kelas/Semester : V / IIMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTema : Apresiasi Sastra Cerita FiksiAlokasi waktu : 3 x 45 menitHari/Tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. INDIKATOR
1. Dapat mendeskripsikan latar cerita “tomi di negeri kurcaci”berdasarkan cirri-
ciri tempat terjadinya
2. Dapat menafsirkan latar cerita “Tomi di Negeri Dongeng” yang berkesan
3. menentukan Susana yang paling menarik/berkesan dalam cerita “Tomi di
Negeri dongeng”
4. Dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri Dongeng”
yang paling berkesan
5. Melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “Tomi di Negeri Dongeng”
sesuai prespektifnya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Murid dapat mendeskripsikan latar cerita “Tomi di Negeri Kurcaci”
berdasarkan cirri-ciri tempat terjadinya cerita
2. Murid dapat menafsirkan latar cerita “Tomi di Negeri Dongeng” yang disukai
serta dengan alasanya
3. Murid dapat memberi penilaian tentang suasana cerita “Tomi di Negeri
Dongeng” sesuai prespektifnya
4. Murid dapat Menafsirkan suasana cerita “Tomi di Negeri dongeng” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
5. Murid dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri
Dongeng” yang paling berkesan
6. Murid dapat melakukan penilaian suasana cerita “Tomi di Negeri Dongeng”
sesuai prespektifnya
E. MATERI PELAJARAN
Apresiasi cerita :
1. mendeskripsikan latar cerita “Tomi di Negeri Kurcaci berdasarkan cirri-ciri
tempat terjadinya
2. Memberi penilaian tentang latar cerita “Tomi di Negeri Kurcaci” sesuai
prespektifnya
3. Menafsirkan suasan cerita anak “Tomi di Negeri Kurcaci” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
4. Mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Tomi di Negeri Kurcaci” yang
paling berkesan
5. Penilaian tentang suasanacerita “Tomi di Negeri Kurcaci” sesuai prespektifnya
F. METODE PEMBELAJARAN
Implementasi Strategi Aktivitas Terbimbing
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERSIAPAN APERSEPSI ( 15 Menit )
1. Mambuka pelajaran dengan membangkitkan skema
2. Memberikan aktivitas murid memprediksi membuat kesimpulan cerita
gambar.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan langkah-langkah KBM.
5. Menyampaikan langkah-langkah SAT.
6. Memodelkan apresiasi cerita dengan SAT.
7. Mengelompokan murid.
KEGIATAN APERSEPSI ( 50 MENIT)
1. Membimbing murid mengapresiasi cerita
2. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita
dengan pembangkitan
3. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita
dengan pengaitan
4. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penggambaran.
5. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita dengan
penafsiran
6. Mambimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penilaian.
7. Membinbing murid melaporkan hasi.
8. Memberikan tes formatif
TINDAK LANJUT APERSEPSI (15 MENIT)
1. Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
2. Membimbing murid merevisi hasil kerjanya.
3. Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
4. Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
5. Menugasi murid memajangkan hasil kerjanya
H. SUMBER BELAJAR
1. Bina bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Depdiknas
I. PENILAIAN
1. Bentuk : tertulis
2. Alat penilaian : Lembar soal
Lampiran 11
TES FORMATIF APRESIASI CERITA SIKLUS I
Nama kelompok :
Tema Cerita/Judul cerita :
Hari /Tanggal :
Materi pelajaran :
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan pengalamanmu!
Tahap pembangkitan / pelibatan ( engaging)
1. Setelah melihat judul dan gambar cerita saya dapat menerka atau
membayangkan:
a. Nama pelaku utama adalah……………… wataknya…………….
B. Jalan cerita adalah……………..……………………………………..
2. Setelah melihat judul dan gambar “Tomi di Negeri Kurcaci” saya tertarik
membaca isi cerita, karena……………………….
Tahap menghubungkan ( conecting )
3. Cerita yang berhubungan dengan “ kegiatan” dan “kemalasan seorang anak”
sudah pernah saya baca di majalah…………di buku…………………saya
dengar di …………..saya lihat………………. dan……………
Tahap pendeskripsian ( deskribing )
4. (a) Tomi mempunyai ciri-ciri : fisik ………………ucapannya tangapan pelaku
lain………………….. watak pelakunya ………………
(b) Pada awal cerita terjadi peristiwa………………….
(c) Pada tengah cerita terjadi peristiwa………………………..
(d) Pada akhir cerita terjadi peristiwa…………………………
Tahap penafsiran (interfreting)
5. (a) Pelaku cerita yang paling baik adalah ……….alasannya……………
(b) Peristiwa yang paling berkesan adalah …………. alasannya……………….
Tahap penilaian ( judging )
6. (1) Pelaku yang saya sukai adalah ……………… alasannya ………………….
(b) Peristiwa berkesan adalah……………………………
Lampiran 12
TES KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSI
SISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri
Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu),
dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu!
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu
sendiri!
1. Deskripsikanlah latar cerita “Tomi di negeri Kurcaci”
berdasarkan ciri-ciri tempat terjadinya cerita!
2. Latar / tempat cerita yang berkesan adalah
……………………… ……………… alasannya
…………………………………………………………………………
3. Tulislah suasana terjadinya cerita
Yang menyedihkan ……………………………………………… …………… …
Yang menyenangkan ……………………………………………………………
4. Suasana cerita yang paling berkesan / menarik adalah
…………………… ……
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “Tomi di Negeri
Kurcaci” ?
5. Tempat terjadinya peristiwa
cerita ? .................................... ............. .............
6. Suasana peristiwa cerita ……………… ……………………
………………
Lampiran 13
Rangkuman Hasil Pengamatan Aktivitas Tindakan Guru Siklus I
Tahap PembelajaranApresiasi Cerita Indikator
Kualifikasi
SkorSB B C K SK
Persiapan1. Pembangkitan skemata 2. Memprediksi dan menyimpulkan gambar3. Menyampaikan tujuan apc4. Menyampaikan KBM5. Menyampaikan tahapan SAT6. Memodelkan apc dengan SAT7. Mengelompokan murid
√√√√√
√√
20
Pelaksanaan 1. Membimbing murid mengapresiasi cerita2. Pelibatan emosi murid (engoging) dalam
teks cerita3. Menghubungkan (conetching) skemata
murid dalam teks cerita4. Membimbing mendeskripsikan
(destribung) isi cerita5. Membing menafsirkan (interpreting) isi
cerita6. Membimbing menilai isi cerita (judging)7. Membimbing melaporakan dan
membahas hasil kerjanya8. Memberikan tes formatif
√√
√
√
√
√√
√
24
Tindak lanjut apresiasi1. Membimbing murid mengoreksi hasil √
kerja kerjanya2. Membimibing merevisi hasil kerja murid 3. Tanya jawab hambatan dan solusi dalam
belajara apresiasi4. Mendekomentasikan hasil5. Pajanan hasil kerja murid
√√
√√
15
Rata-rata 59%
Lampiran 14
RANGKUMAN PROSES APRESIASI CERITA MELALUI TAHAPAN SAT
SIKLUS I
NO RESPONDEN
KEGIATAN TAHAP SAT
ENGANGING CONNICTING DESCRIBING INTERPRETING JUDINGSB B C K
SK
SB B C K
SK
SB B C K
SK
SB B C K
SK
SB B C K
SK
1 Riza Adi baso √ √ √ √ √
2 Ihwan √ √ √ √ √
3 Wike √ √ √ √ √
4 A.Muh Safril √ √ √ √ √
5 Cahaya √ √ √ √ √
6 Ranti √ √ √ √ √
7 Ferdiyanto √ √ √ √ √
8 Boby Dirgantara V V V V V
9 M. Rizal anwar √ √ √ √ √
10 Devia Eka √ √ √ √ √
11 Haslina √ √ √ √ √
12 Mahardika V V V V V
13 Aslinda √ √ √ √ √
14 Reski setiawan √ √ √ √ √
15 Ramdani √ √ √ √ √
16 Mardalena √ √ √ √ √
17 M rizal anwar √ √ √ √ √
18 Rahmat julianto √ √ √ √ √
19 Andrea √ √ √ √ √
20 Andri Anan Tama √ √ √ √ √
21 Imam Ramadan √ √ √ √ √
22 Pino √ √ √ √
23 Ismi √ √ √ √ √
24 Dinan √ √ √ √ √
25 Rahamat Faizal √ √ √ √ √
26 M fadli √ √ √ √ √
RATA-RATA CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP
KET:Kualifikasi SB: jika semua indikator muncul diberi bobot 5
B: jika salah satu indikator tidak muncul diberi bobot 4 C: jika 2-3 indikator muncul diberi bobot 3 K: jika satu indikator muncul diberi bobot 2 SK: jika tidak ada indikator muncul diberi bobot 1
Lampiran 15
Laporan Hasil Kemampuan Apresiasi Cerita Murid Kelas V SDN I KowiohaSiklus I
NO NAMASISWA
L/P PC0-15
RC0-35
LC0-15
SC0-35 NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Riza Adi baso L 10 5 10 10 5 10 5 10 10 10 852 Ihwan L 10 5 10 10 5 10 5 10 10 10 853 Wike P 10 5 5 10 5 10 5 10 10 10 804 A.Muh Safril L 5 5 5 5 5 10 5 5 10 10 655 Cahaya P 5 2 5 5 5 5 5 10 10 10 626 Ranti P 5 5 5 5 5 10 5 5 5 10 607 Ferdiyanto L 5 5 5 5 5 10 5 5 10 10 658 Boby Dirgantara L 5 2 5 5 5 5 5 5 10 5 529 M. Rizal anwar L 2 5 5 5 5 10 5 5 10 10 6210 Devia Eka P 5 5 5 5 5 10 5 10 5 10 6511 Haslina P 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5512 Mahardika L 10 5 5 10 5 10 5 10 10 10 8013 Aslinda P 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 6514 Reski setiawan L 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5515 Ramdani P 2 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5216 Mardalena P 2 5 5 5 5 5 5 5 10 10 5717 M rizal anwar L 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 6018 Rahmat julianto L 2 2 5 5 5 5 5 10 5 5 4919 Andrea L 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4820 Andri Anan Tama L 2 5 5 5 5 5 5 5 10 5 5321 Imam Ramadan L 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5522 Pino L 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5523 Ismi P 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 6524 Dinan L 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5525 Rahamat Faizal L 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5026 M fadli L 10 5 10 10 5 10 5 10 10 10 85JUMLAH 152 130 145 70 130 180 130 180 210 230 1557Jumlah total 282 345 310 620 1557
Rata-rata 5,42 4,42 5,96 7,94 59,88
Ket: PC = Pelaku CeritaRC = Rangkain CeritaLC = Latar CeritaSC = Suasana Cerita
Lampiran 16
Dua Calon Prajurit
Setiap setengah tahun, kerajaan rasiat membuka kesempatan bagi rakyatnya
untuk menjadi prajurit. Seperti biasa, raknyat dari berbagai penjuru termaksud obi dan
kinu. Obi yang bertubuh gemuk berasal dari desa utara. Kinu yang kurus berasal dari
desa di timur.
Ketika mereka memasuki ruang pendaftaran beberapa petuga pendaftaran
melihat mereka langsung tertawa.
“He kurus mana mungkin kamu menjadi prajurid kerajaan. Paling-paling kau
cocok menjadi bendera kerajaan,” ledek seorang petugas pendaftaran.
“Dan kamu, kamu gendut! Bagaimana biasamengejar musuh, kalau tubuhmu
gendut seperti itu?” ledek yang lainnya.
Obi dan Kinu tidak berhasil lolos seleksi menjadi prajurit kerajaan. Keduanya
berjalan sedih dan lesu meninggalkan kerajaan. Setiba di tepi hutan.
“Orang tuaaku ingin sekali melihat aku menjadi prajurit. Sekarang, aku malu
kerumah,”gumam Kinu sambil duduk di sebuah batu.
“Aku juga, orang tuaku sudah menjual sebagian sawahnya untuk perjalanan
kekerajaan. Aku tidak tega melihatmereka kecewa,”timpal Obi.
Keduanya lalu diam merenungi nasib. Tiba-tiba terdengar teriakan Lantang.
Obi dan Kinu langsung mencarai sumber suara itu. Ketika masuk kehutan, mereka
bertemu seseorang wanita yang terus berteriak panic.
“Toloong!” perempuan itu menunjuk kesebuah batu. “Tadi anakku mengejar
kelinci. Tapi dia terperosok kelubang itu!” lanjutnya.
Obi dan Kinu segera bertindak. Mereka mencari akar yang bias diuntai menjadi
tambang. Dengan sigap Kinu mengikat ujung tambang itu ke pinggang Obi memegang
ujung tambang lainnya. Perlahan kinu masuk ke celah batu itu. Karena tubuhnya
kurus, ia bias melakukannya dengan mudah. Sementara Obi dengan berat tubuhnya itu
menahan tambang.
Kinu berhasil meraih anak itu dengan tambang. Hup! Obi menariknya hingga
anak itu muncul dari celah. Kemudian Kinu menyusul keluar dari celah batu itu.
“Oh, terima kasih! Terima kasih!” kata perempuan itu berulang kali.
“Ah kami kebetulan saja berada disini,” sahut Obi dan Kinu.
“Apa yang kalian kerjakan ditempat ini?” Tanya perempuan itu ingin tahu.
Obi dan kinu bergantian menceritakan nasib mereka. Perempuan itu langsung
tersenyum.
“Namaku Nyi Ramu. Aku seorang tabib. Tadi aku sedang mencari dedaunan
untuk ramuan obatku. Tingallah dirumahku beberapa saat. Aku bias melatih kalian
agar tubuh kalian lebih gagah,” ujar Nyi Ramu.
Obi dan Kinu memang tak ingin pulang ke rumah. Maka dengan senang
mereka tinggal di rumah Nyi Ramu di ujung desa. Rupanya ramuan obat Nyi Ramu
cukup terkenal. Banyak penduduk yang membeli ramuannya.
Obi dan Kinu sudah bertekad menjadi prajurid. Karena itu, mereka mengikuti
semua petunjuk Nyi Ramu. Mulai dari makan, bekerja, sampai meminum ramuan
tradisional buatan Nyi Ramu. Obi bahkan harus mengurangi jumlah makannya dari
biasanya. Dan Kinu harus menebang pohon dan mengangkat kayu bakar, agar otot-otot
tubuhnya berkembang.
Satu tahun berlalu. Obi sudah tidak gendut lagi. Kinu juga bukan sic eking
yang lemah.
“Kalian berangkatlah kekerajaan. Sekarang pendaftaran prajurid baru sudah
dibuka lagi. Aku yakin kalian pasti diterima,” kata Nyi Ramu.
Inilah saat yang dinantikan. Obi dan Kinu berangkat dengan langkah mantap ke
kerajaan. Namun di tengah jalan, mereka melihat gerombolan perampok sedang
merampok rombongan keluarga berkereta kuda.
Mereka segera melawan lima orang perampok itu. Dengan kekuatan tubuh
mereka yang terlatih, para perampok itu langsung kocar-kacir.
“Terimah kasih atas pertolongan kalian!” kata seorang pria di dalam kereta
kuda. Pakaianya bagus. Dia pasti pejabat kerajaan. “kalian mau kemana?”
“kami mau mendaftar menjadi prajurit kerajaan,” jawab Obi dan Kinu.
“O, ya? Kebetulan sekali. Aku juga akan ke kerajaan. Aku petugas pendaftaran
prajurit kerajaan. Naiklah kekeretaku. Kita berangkat bersama-sama,” ajak lelaki itu.
“tubuh kalian sangat kuat. Kalian pasti diterima.”
Kinu dan Obi tersenyum. Mereka sama-sama baru menyadari ketika
memandang wajah lelaki itu dari dekat. Ya, dia adalah petugas kerajaan yang dulu
pernah mengejek mereka. Penampilan obi dan kinu sudah berubah, sehingga lelaki itu
tak mengenal mereka lagi.
“Wah, kalau tahu dia adalah orang yang mengejekku dulu, aku tidak mau
menolongnya tadi,” bisik Obi dan Kinu.
“Ah, aku tetap akan menolongnya meski aku tahu tadi. Bukan karena
ejekannya itu, tekad kita jadi prajurit semakin kuat?” timpal Kinu.
Sebulan kemudian Obi dan Kinu sudah menjadi prajurit kerajaan Rasiak yang
gagah berani. Mereka selalu menjadi prajurit paling depan ketika di medan perang.
Sumber majalah bobo edisi 30-2007 hal 13
Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN I KOWIOHA Kelas/Semester : V / IIMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaTema : Apresiasi Sastra Cerita FiksiAlokasi waktu : 3 x 45 menitHari/Tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. INDIKATOR
1. Dapat mendeskripsikan watak pelaku melalui refleksi, lakuan pelaku, fisik dan
ucapan
2. Dapat menafsirkan cerita “dua calon Prajurit” yang disukai melalui refleksi
lakuan, fisik, dan ucapan
3. Dapat memberi penilaian tentang pelaku cerita “dua calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
4. Menafsirkan rangkaian cerita anak “dua calon Prajurit” dengan menggunakan
kata-katanya sendiri
5. Dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “dua calon Prajurit” yang
paling berkesan
6. Melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “dua calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Murid dapat memprediksi watak pelaku melalui fefleksi lakuan pelaku, fisik,
dan ucapan
2. Murid dapat menafsirkan cerita “Dua Calon Prajurit” yang disukai melalui
refleksi lakuan, fisik, dan ucapan
3. Murid dapat memberi penilaian tentang pelaku cerita “Dua Calon Prajurit”
sesuai prespektifnya
4. Murid dapat Menafsirkan rangkaian cerita anak “Dua Calon Prajurit” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
5. Murid dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Dua Calon Prajurit”
yang paling berkesan
6. Murid dapat melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “Dua Calon
Prajurit” sesuai prespektifnya
E. MATERI PELAJARAN
Apresiasi cerita:
1. Mendeskripsikan watak pelaku melalui refleksi, lakuan pelaku, fisik dan
ucapan
2. Menafsirkan cerita “Dua Calon Prajurit” yang disukai melalui refleksi lakuan,
fisik, dan ucapan
3. Memberi penilaian tentang pelaku cerita “Dua Calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
4. Menafsirkan rangkaian cerita anak “Dua Calon Prajurit” dengan menggunakan
kata-katanya sendiri
5. Mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Dua Calon Prajurit” yang paling
berkesan
6. Penilaian tentang rangkaiaan cerita “Dua Calon Prajurid” sesuai prespektifnya
F. METODE PEMBELAJARAN
Implementasi Strategi Aktivitas Terbimbing
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERSIAPAN APERSEPSI ( 15 Menit )
1. Mambuka pelajaran dengan membangkitkan skema
2. Memberikan aktivitas murid memprediksi membuat kesimpulan cerita
gambar.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan langkah-langkah KBM.
5. Menyampaikan langkah-langkah SAT.
6. Memodelkan apresiasi cerita dengan SAT.
7. Mengelompokan murid.
KEGIATAN APERSEPSI ( 50 MENIT)
1. Membimbing murid mengapresiasi cerita
2. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita
dengan pembangkitan
3. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita
dengan pengaitan.
4. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penggambaran
5. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita dengan
penafsiran
6. Mambimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penilaian.
7. Membinbing murid melaporkan hasi.
8. Memberikan tes formatif
TINDAK LANJUT APERSEPSI (15 MENIT)
1. Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
2. Membimbing murid merevisi hasil kerjanya.
3. Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
4. Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
5. Menugasi murid memajangkan hasil kerjanya
H. SUMBER BELAJAR
1. Bina bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Depdiknas
I. PENILAIAN
1. Bentuk : tertulis
2. Alat penilaian : Lembar soal
Lampiran 18
TES FORMATIF APRESIASI CERITA SIKLUS I
Nama kelompok :
Tema Cerita/Judul cerita :
Hari /Tanggal :
Materi pelajaran :
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan pengalamanmu!
Tahap pembangkitan / pelibatan
1. Setelah melihat judul dan gambar cerita saya dapat menerka atau
membayangkan:
a. Nama pelaku utama adalah……………… wataknya…………….
B. Jalan cerita adalah……………..……………………………………..
2. Setelah melihat judul dan gambar “Dua Calon Prajurit” saya tertarik
membaca isi cerita, karena……………………….
Tahap menghubungkan
3. Cerita yang berhubungan dengan “ kepahlawanan” dan “pantang putus asah”
sudah pernah saya baca di majalah…………di buku…………………saya
dengar di …………..saya lihat………………. dan……………
Tahap pendeskripsian
4. (a) Obi dan kinu mempunyai ciri-ciri : fisik ………………ucapannya tangapan
pelaku lain………………….. watak pelakunya ………………
(b) Pada awal cerita terjadi peristiwa………………….
(c) Pada tengah cerita terjadi peristiwa………………………..
(d) Pada akhir cerita terjadi peristiwa…………………………
Tahap penafsiran
5. (a) Pelaku cerita yang paling baik adalah ……….alasannya……………
(b) Peristiwa yang paling berkesan adalah …………. alasannya……………….
Tahap penilaian
6. (1) Pelaku yang saya sukai adalah ……………… alasannya ………………….
(b) Peristiwa berkesan adalah……………………………
Lampiran 19
TES KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSI
SISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri
Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu),
dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu !
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu
sendiri!
1. Deskripsikanlah pelaku cerita “Dua Calon Prajurit” berdasarkan lakuan, fisik,
dan ucapanya!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. pelaku yang saya sukai adalah ………………alasannya
…………………………………………………………………………
3. Tulislah peristiwa cerita pada awal cerita ...........................................................
Tengah cerita ……………………………………………… …………… …
Akhir cerita ……………………………………………………………
4. bagian peristiwa cerita yang paling berkesan / menarik adalah
…………………… ……
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “ Dua Calon Prajurit”?
a. Pelaku terjadinya peristiwa
cerita? .................................... ............. .....
b. Peristiwa/jalan cerita ………………
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN I KOWIOHA
Kelas/Semester : V / II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Apresiasi Sastra Cerita Fiksi
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Hari/Tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca
cerita anak.
B. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C. INDIKATOR
1. Dapat mendeskripsikan latar cerita “Dua Calon Prajurit”berdasarkan cirri-ciri
tempat terjadinya
2. Dapat menafsirkan latar cerita “Dua Calon Prajurit” yang berkesan
3. menentukan Susana yang paling menarik/berkesan dalam cerita “Dua Calon
Prajurit”
4. Dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Dua Calon Prajurit” yang
paling berkesan
5. Melakukan penilaian tentang rangkaiaan cerita “Dua Calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Murid dapat mendeskripsikan latar cerita “Dua Calon Prajurit” berdasarkan
cirri-ciri tempat terjadinya cerita
2. Murid dapat menafsirkan latar cerita “Dua Calon Prajurit” yang disukai serta
dengan alasanya
3. Murid dapat memberi penilaian tentang suasana cerita “Dua Calon Prajurit”
sesuai prespektifnya
4. Murid dapat Menafsirkan suasana cerita “Dua Calon Prajurit” dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
5. Murid dapat mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Dua Calon Prajurit”
yang paling berkesan
6. Murid dapat melakukan penilaian suasana cerita “Dua Calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
E. MATERI PELAJARAN
Apresiasi cerita:
1. mendeskripsikan latar cerita “Dua Calon Prajurit”berdasarkan cirri-ciri tempat
terjadinya
2. Memberi penilaian tentang latar cerita “Dua Calon Prajurit” sesuai
prespektifnya
3. Menafsirkan suasan cerita anak “Dua Calon Prajurit” dengan menggunakan
kata-katanya sendiri
4. Mengungkapkan perasaan tentang peristiwa “Dua Calon Prajurit” yang paling
berkesan
5. Penilaian tentang suasanacerita “Dua Calon Prajurit” sesuai prespektifnya
F. METODE PEMBELAJARAN
Implementasi Strategi Aktivitas Terbimbing
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERSIAPAN APERSEPSI ( 15 Menit )
1. Mambuka pelajaran dengan membangkitkan skema
2. Memberikan aktivitas murid memprediksi membuat kesimpulan cerita
gambar.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan langkah-langkah KBM.
5. Menyampaikan langkah-langkah SAT.
6. Memodelkan apresiasi cerita dengan SAT.
7. Mengelompokan murid.
KEGIATAN APERSEPSI ( 50 MENIT)
1. Membimbing murid mengapresiasi cerita
2. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sering mengapresiasi cerita
dengan pembangkitan.
3. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing mengapresiasi cerita
dengan pengaitan.
4. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penggambaran.
5. Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, sharing apresiasi cerita dengan
penafsiran
6. Mambimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apresiasi cerita
dengan penilaian.
7. Membinbing murid melaporkan hasi.
8. Memberikan tes formatif
TINDAK LANJUT APERSEPSI (15 MENIT)
1. Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya.
2. Membimbing murid merevisi hasil kerjanya.
3. Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang.
4. Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya.
5. Menugasi murid memajangkan hasil kerjanya
H. SUMBER BELAJAR
1. Bina bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Depdiknas
I. PENILAIAN
1. Bentuk : tertulis
2. Alat penilaian : Lembar soal
Lampiran 21
TES FORMATIF APRESIASI CERITA SIKLUS I
Nama kelompok :
Tema Cerita/Judul cerita :
Hari /Tanggal :
Materi pelajaran :
Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan pengalamanmu!
Tahap pembangkitan / pelibatan
1. Setelah melihat judul dan gambar cerita saya dapat menerka atau
membayangkan:
a. Nama pelaku utama adalah……………… wataknya…………….
B. Jalan cerita adalah……………..……………………………………..
2. Setelah melihat judul dan gambar “Dua Calon Prajurit” saya tertarik
membaca isi cerita, karena……………………….
Tahap menghubungkan
3. Cerita yang berhubungan dengan “ kepahlawanan” dan “pantang putus asah”
sudah pernah saya baca di majalah…………di buku…………………saya
dengar di …………..saya lihat………………. dan……………
Tahap pendeskripsian
4. (a) Obi dan kinu mempunyai ciri-ciri : fisik ………………ucapannya tangapan
pelaku lain………………….. watak pelakunya ………………
(b) Pada awal cerita terjadi peristiwa………………….
(c) Pada tengah cerita terjadi peristiwa………………………..
(d) Pada akhir cerita terjadi peristiwa…………………………
Tahap penafsiran
5. (a) Pelaku cerita yang paling baik adalah ……….alasannya……………
(b) Peristiwa yang paling berkesan adalah …………. alasannya……………….
Tahap penilaian
6. (1) Pelaku yang saya sukai adalah ……………… alasannya ………………….
(b) Peristiwa berkesan adalah……………………………
Lampiran 22
TES KEMAMPUAN APRESIASI CERITA FIKSI
SISWA KELAS V SD N I KOWIOHA
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : V / II
Hari tanggal :
PETUNJUK : 1. Bacalah dengan cermat teks cerita yang berjudul “Tomi di Negeri
Kurcaci”
2. Pahamilah (makna bacaan cerita), hayatilah (libatkan perasaanmu),
dan nikmati untaian kalimat dalam cerita itu !
3. Jawablah soal-soal berikut ini dengan menggunakan kata-katamu
sendiri!
1. Deskripsikanlah latar cerita “Dua Calon Prajurid” berdasarkan ciri-ciri tempat
terjadinya cerita!
2. Latar / tempat cerita yang berkesan adalah ……………………… ………………
alasannya …………………………………………………………………………
3. Tulislah suasana terjadinya cerita
Yang menyedihkan ……………………………………………… …………… …
Yang menyenangkan ……………………………………………………………
4. Suasana cerita yang paling berkesan / menarik adalah …………………… ……
5. Bagaimana pendapatmu tentang cerita “Tomi di Negeri Kurcaci”?
a. Tempat terjadinya peristiwa cerita? .................................... .............
b. Suasana peristiwa cerita ……………… …………………… ………………
Lampiran 23
Rangkuman Hasil Pengamatan Aktivitas Tindakan Guru Siklus II
Tahap PembelajaranApresiasi Cerita Indikator
Kualifikasi
SkorSB B C K SK
Persiapan1. Pembangkitan skemata 2. Memprediksi dan menyimpulkan gambar3. Menyampaikan tujuan apc4. Menyampaikan KBM5. Menyampaikan tahapan SAT6. Memodelkan apc dengan SAT7. Mengelompokan murid
√√√√√√√
28
Pelaksanaan 1. Membimbing murid mengapresiasi cerita2. Pelibatan emosi murid dalam teks cerita3. Menghubungkan skemata murid dalam
teks cerita4. Membimbing mendeskripsikan isi cerita5. Membing menafsirkan isi cerita6. Membimbing menilai isi cerita 7. Membimbing melaporakan dan
membahas hasil kerjanya8. Memberikan tes formatif
√√
√
√
√
√√
√
32
Tindak lanjut apresiasi1. Membimbing murid mengoreksi hasil
kerja kerjanya2. Membimibing merevisi hasil kerja murid 3. Tanya jawab hambatan dan solusi dalam
√
√√ 20
belajara apresiasi4. Mendekomentasikan hasil5. Pajanan hasil kerja murid
√√
Rata-rata 80%
Lampiran 24
RANGKUMAN PROSES APRESIASI CERITA MELALUI TAHAPAN SAT
SIKLUS II
NO RESPONDENKEGIATAN TAHAP SAT
PEMBANGKITAN PENGAITAN PENGGAMBARAN PENAFSIRAN PENILAIANSB
B C KSK
SB
B C KSK
SB
B C KSK
SB
B C KSK
SB
B C KSK
1 Riza Adi baso √ √ √ √ √
2 Ihwan √ √ √ √ √
3 Wike √ √ √ √ √
4 A.Muh Safril √ √ √ √ √
5 Cahaya √ √ √ √ √
6 Ranti √ √ √ √ √
7 Ferdiyanto √ √ √ √ √
8 Boby Dirgantara √ √ √ √ √
9 M. Rizal anwar √ √ √ √ √
10 Devia Eka √ √ √ √ √
11 Haslina √ √ √ √ √
12 Mahardika V V V V V
13 Aslinda √ √ √ √ √
14 Reski setiawan √ √ √ √ √
15 Ramdani √ √ √ √ √
16 Mardalena √ √ √ √ √
17 M rizal anwar √ √ √ √ √
18 Rahmat julianto √ √ √ √ √
19 Andrea √ √ √ √ √
20 Andri Anan Tama √ √ √ √ √
21 Imam Ramadan √ √ √ √ √
22 Pino √ √ √ √ √
23 Ismi √ √ √ √ √
24 Dinan √ √ √ √ √
25 Rahamat Faizal √ √ √ √ √
26 M fadli √ √ √ √ √
RATA-RATA BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
KET:Kualifikasi SB: jika semua indikator muncul diberi bobot 5
B: jika salah satu indikator tidak muncul diberi bobot 4 C: jika 2-3 indikator muncul diberi bobot 3 K: jika satu indikator muncul diberi bobot 2 SK: jika tidak ada indikator muncul diberi bobot 1
Lampiran 25
Laporan Hasil Kemampuan Apresiasi Cerita Murid Kelas V SDN I Kowioha
Siklus II
NO NAMAMurid
L/P PC0-15
RC0-35
LC0-15
SC0-35 NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Riza Adi baso L 10 5 10 10 10 10 5 10 10 10 902 Ihwan L 10 5 10 10 10 10 5 10 10 10 903 Wike P 10 5 10 10 10 10 5 10 10 10 904 A.Muh Safril L 10 5 10 10 10 10 5 5 10 10 85
5 Cahaya P 10 5 10 10 10 5 5 10 10 10 856 Ranti P 5 5 10 10 10 10 5 5 5 10 757 Ferdiyanto L 10 5 5 10 10 10 5 5 10 10 808 Boby Dirgantara L 5 5 5 10 5 5 5 5 10 10 659 M. Rizal anwar L 5 5 5 5 5 10 5 5 10 10 6510 Devia Eka P 10 5 5 5 5 10 5 10 5 10 7011 Haslina P 5 5 5 10 5 5 5 5 5 10 6012 Mahardika L 10 5 10 10 10 10 5 10 10 15 9513 Aslinda P 5 5 10 5 10 10 5 10 10 10 8014 Reski setiawan L 5 5 10 5 5 10 5 5 10 10 7015 Ramdani P 5 5 5 10 10 10 5 5 5 10 7016 Mardalena P 5 5 5 10 10 5 5 5 10 10 7017 M rizal anwar L 5 5 10 10 10 5 5 5 10 10 7518 Rahmat julianto L 5 5 10 5 10 5 5 10 5 5 6519 Andrea L 10 5 10 5 5 10 5 5 5 5 6520 Andri Anan Tama L 5 5 10 10 10 5 5 5 10 5 7021 Imam Ramadan L 10 5 5 5 5 5 5 5 10 10 6522 Pino L 10 5 5 10 5 5 5 5 5 10 6523 Ismi P 10 5 5 5 5 5 5 10 10 10 7024 Dinan L 10 5 5 10 5 5 5 5 5 10 6525 Rahamat Faizal L 5 5 5 5 5 10 5 5 5 10 6026 M fadli L 10 5 10 10 10 10 5 10 10 10 90
JUMLAH 330 130 200 215 205 205 130 180 215 470 1930
Jumlah total 460 620 335 645 1930
Rata-rata 6,34 7,94 6,44 8,26 74,23
Ket: PC = Pelaku CeritaRC = Rangkain CeritaLC = Latar CeritaSC = Suasana Cerita
Lampiran 26 Rambu-rambu Analisis Data Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Apresiasi
Cerita Melalui penggunaan SAT Murid Kelas V SDN 1 Kowioha Kabupaten KolakaTahapPBM
Fokus Pembelajaran
Target Proses Pembelajaran
Target Hasil Pembelajaran KualifikasiBS
B C K SK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap Persiapan Apresiasi(15 Menit)
1. Apresiasi pelaku cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
(1) Membuka pelajaran dengan membangkitkan skemata
(2) Memberikan aktivitas murid memprediksi dan membuat kesimpulan cerita gambar.
(3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
(4) Menyampaikan langkah-langkah KBM.
(5) Menyampaikan langkah-langkah SAT.
(6) Memodelkan apc dengan SAT
(7) Mengelompokkan murid
Sesuai tujuan apc Memanfaatkan gambar Menghubungkan pengalaman
murid Menghubungkan pengetahuan
murid
Melibatkan murid perediksi PC & RC.
Melibatkan murid perediksi LC & SC
Melibatkan Murid membuat simpulan
Sesui TPK Jelas Sistematis Tujuan ditulis di papan tulis
Sesuai KBM Jelas Sistematis Ditulis di papan tulis
Sesuai tujuan apc SAT Sistematis Jelas
Memodelkan tiap tahapan SAT
Jelas Sistematis Disertai contoh
Sesuai kriteria Tujuan kelp. jelas Prosedur kerja jelas
Tugas anggota jelasTahap pelaksanaan Apc (55menit)
1. Apresiasi Pelaku Cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
(1) Membimbing murid mengapresiasi cerita
(2) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan pembangkitan
(3) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan pengaitan
(4) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apc. cerita dengan penggambaran
(5) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing penafsiran
(6) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing apc. cerita dengan penilaian
(7) Membimbing murid melaporkan hasil
(8) Memberikan tes formatif
Memberikan contoh Melibatkan murid memahami
cerita Melibatkan murid menghayati
cerita Melibatkan murid menikmati
cerita
Mengaktifkan emosi murid Melibatkan murid
menyimpulkan Melibatkan kerja sama
mencatat dalam FPAC
Melibatkan murid menghubungkan pengalamannya
Melibatkan murid menghubungkan pengetahuannya
Melibatkan murid mencatat dalam FPAC
Melibatkan murid mendeskripsikan cerita
Melibatkan murid menyimpulkan
Melibatkan murid mencatat dalam FPAC
Melibatkan murid menafsirkan cerita
Melibatkan murid menyimpulkan
Melibatkan murid mencatat dalam FPAC
Melibatkan murid menilai cerita
Melibatkan murid menyimpulkan
Melibatkan murid mencatat dalam FPAC
Melatih keterampilan wicara Melatih sikap menghargai
orang lain Melatih sikap berani
Mencerminkan hasil kemampuan apc.
Melatih sikap percaya diri Melatih sikap jujur
Melatih sikap disiplinTahap tindak lanjut Apc. (25 menit)
1. Apresiasi Pelaku Cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
(1) Membimbing mengoreksi hasil pekerjaannya
(2) Membimbing murid mervisi hasil kerjany
(3) Membimbiing murid merefleksi kendala solusi, dan faktor penunjang
(4) Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya
(5) Menugasi murid memajankan hasil kerjanya
Melibatkan murid sharing hasil
Melibatkan murid mengorekasi hasil
Melibatkan murid memberi skor hasil
Mengembangkan sikap ketelitian
Memberi petunjuk revisi yang jelas
Melibatkan murid merevisi hasil kerjanya sendiri
Mengembangkan sikap ketelitian
Menggali jawaban murid Melibatkan murid
mengidentifikasi masalah Menenmukan solusi
Memberitahukan hasil belajar murid
Mengembangkan sikap Memberikan arahan yang jelas
Mengembangkan motivasi belajar murid berikutnya
Mengembangkan sikap menghargai karya sendiri
Menimbulkan rasa senang dalam belajar
Lampiran 27Rambu-rambu Data Proses Aktivitas murid dalam Pembelajaran Apresiasi Cerita
Melalui Penggunaan SAT.
TahapPBM
Fokus Pembelajar
an
Target Proses Pembelajaran
Target Hasil Pembelajaran KualifikasiBS B C K SK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap Persiapan Apresiasi(15 Menit)
1. Apresiasi Pelaku cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
(1) Membangkitkan skematanya dengan mengamati gambar dan aktif bertanya jawab
(2) Memprediksi dan membuat simpulan cerita gambar
(3) Menyimak tujuan pembelajran
(4) Menyimak langkah-langkah KBM
(5) Menyimak langkah-langkah SAT
(6) Menyimak model guru mengapresiasi dengan SAT
(7) Mengelompokkan murid
Tertarik dan berminat terhadp gambar cerita
Mengungkapkan pengalaman berkaitan dengan gambar
Mengungkapkan pengetahuan berkaitan dengan gambar
Memprediksi PC dan RC Memprediksi LC dan SC Membuat simpulan hasil
prediksi gambar
Menyimak dengan baik Memahami tujuan pembelajaran Mencatat tujuan pembelajaran
Menyimak langkah KBM Memahami KBM Memahami batas tugas
Memahami konsep SAT Memahami tahap SAT Merespon/mencatat
Memahami model apresiasi Memahami tahapan apresiasi
dengan SAT Merespon
Berkelompok sesuai petunjuk/kriteria
Memahami tujuan kelompok Memahami batas tugas tiap
anggota kelompok Tidak mengalami kesulitan
dalam berkelompokTahap 1. Apresia (1) Mengapresiasi Membaca teks cerita dengan
pelaksanaan Apc (55menit)
si Pelaku Cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
cerita
(2) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan tahapan pembangkitan
(3) Murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan tahapan pengaiatan
(4) Murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan tahapan penggambaran
(5) Murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan tahapan penafsiran
(6) Membimbing murid berkolaborasi, diskusi, dan sharing mengapresiasi cerita dengan tahapan penilaian
(7) Melaporkan hasil
sikap yang baik Aktif memahami isi cerita Aktif menghayati isi cerita Aktif menikmati isi cerita
Terlibat merespon cerita secara emosional
Aktif melakukan curah pendapat isi cerita
Bekerjasama mencatat simpulan pendapat dalam FPAC
Menghubungkan pengalamannya Menghubungkan
pengetahuannya Bekerjasama mencatat dalam
FPAC Memberi alasan yang jelas
Mendeskripsikan cerita Bekerjasama mencatat dalam
FPAC Memberi alasan yang jelas
Aktif menafsirkan isi cerita Bekerjasama mencatat tafsiran
dalam FPAC Memberi alasan yang jelas
Aktif menilai isi cerita Bekerjasama mencatat penilaian
cerita dalam FPAC Memberi alasan yang jelas
Menyampaikan laporan secara runtut dan jelas
Aktif memberi pendapat/jawaban
Menghargai pendapat orang lain
Serius/bersemangat Percaya diri Disiplin/tepat waktu Bersikap jujur
kerjanya (8) Memberikan tes
formatifTahap tindak lanjut Apc. (25 menit)
1. Apresiasi Pelaku Cerita (PC)
2. Apresiasi Rangkaian Cerita (RC)
3. Apresisi Latar Cerita (LC)
4. Apresiasi Suasana Cerita (SC)
(1) Membimbing murid mengoreksi hasil pekerjaannya
(2) Membimbing murid merefisi hasil kerjanya
(3) Membimbing murid merefleksi kendala, solusi, dan faktor penunjang
(4) Membimbing murid mendokumentasikan hasil kerjanya
(5) Menugasi murid memajankan hasil kerjanya
Melibatkan murid shering hasil Melibatkan murid mengoreksi
hasil Melibatkan murid mengoreksi
skor hasil Mengembangkan sikap ketelitian
Memberi petunjuk revisi yang jelas
Melibatkan murid merevisi hasil kerjanya sendiri
Mengembangkan sikap ketelitian
Menggali jawaban murid Melibatkan murid
mengidentifikasi masalah Menemukan solusi
Memberitahukan hasil belajar murid
Mengembangkan sikap Memberikan arahan yang jelas
Mengembangkan motivasi belajar murid berikutnya
Mengembangkan sikap menghargai karya sendiri
Menimbulkan rasa senang dalam belajar
Lampiran 28 Rambu-rambu Analisis Data Hasil Pembelajaran Apresiasi Cerita Fiksi Murid Kelas
V SDN 1 Kowioha Kabupaten Kolaka
Fokus Pembelajaran
Deskriptor dan indikator penilaian Kualifikasi Ni-lai
BobotSB B C K SK
Kemampuan apresiasi pelaku cerita (PC)
Mendeskripsikan watak pelaku cerita(1) Tidak sesuai/tidak jelas/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap dengan lasannya
Menafsirkan pelaku cerita yang disukai/tidak disukai(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap alasanya
02510
01235
10
5
Kemampuan apresiasi rangakian cerita (RC)
Mendeskripsikan rangkaian cerita(1) Tidak sesuai/tidak jelas/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Runtut uraiannya
Menafsirkan peristiwa cerita yang paling disukai/berkesan(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap alasanya
Memberikan penilaian/tanggapan isi cerita(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap alasanya
02510
02510
051015
10
10
15 Kemampuan
apresiasi latar cerita (LC)
Mendeskripsikan latar cerita(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita
02 10
(3) Jelas bahasanya(4) Jelas dan lengkap alasanya
Menafsirkan latar cerita yang paling penting/berkesan/menarik(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Jelas dan lengkap alasanya
510
0235
5
Kemampuan apresiasi suasana cerita (SC)
Mendeskripsikan suasana cerita(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap dan jelas alasanya
Menafsirkan suasana cerita yang paling penting dalam peristiwa cerita(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Jelas dan lengkap alasanya
Memberikan pendapat tentang suasana cerita(1) Tidak sesuai/jelas/tidak logis/lengkap(2) Sesuai isi cerita(3) Jelas bahasanya(4) Lengkap dan jelas alasanya
02510
02510
051015
10
10
15
Keterangan:
SB = Sangat BagusB = BagusC = CukupK = KurangSK = Sangat Kurang
Jumlah nilai yang diperolehPenentuan rata-rata = x 100 % Jumlah murid
Table3.6 Taraf keberhasilan tindakan pembelajaran apresiasi melalui SAT
Taraf keberhasilan Kualifikasi
80 % - 100 % Sangat baik ( SB )
60 % - 79 % Baik ( B)
40 % - 59 % Cukup ( C )
20 % - 39 % Kurang ( K )
0 % - 19 % Sangat kurang ( SK )
Di adaptasi dari APKG proyek PGSD 1998/1999. Hafid (2003: 78)Lampiaran 29:
DOKUMENTASI
Murid Sedang Berdiskusi
Guru Membimbing Murid Berdiskusi
Murid melaporkan Hasil Kerja Kelompok Murid mengerjakan Tes Formatif
RIWAYAT HIDUP
Rahmiati lahir di Kowioha 16 Februari 1984 anak ke dua
dari lima bersaudara. Pasangan Bapak H. Uddin Puteh dan
Ibu Hj. Rajo, H.S. Pendidikan dasar telah ditempuh di SDN
I Kowioha Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka pada
tahun 1990 dan tamat tahun 1996. Kemudian melanjutkan
pada tahun yang sama ke MTs S Al-khaer Wundulako dan
tamat tahun 1999. pada tahun itu juga penulis melanjutkan
Pendidikan berikutnya ke SMUN 2 Kolakayang kini menjadi SMUN I Wundulako
dan tamat tahun 2002. Pada tahun 2003 di terima di Universitas Haluoleo Kendari
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) D-II PGSD dan berhasil
memperoleh gelar Ahli Muda (A.Ma) pada tahun 2005. Pada tahun 2006 penulis
diterima di Universitas Negeri Makassar pada program S1 Berasrama Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) S1 PGSD. Dan saat ini sedang dalam penyelesaian studi dan Insya
Allah akan menamatkan pendidikan di PGSD FIP Universitas Negeri Makassar tahun
2008/2009.