leptospirosis ind

30
Leptospirosis Ida Bagus Indrayana M 10.2009.119 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Pendahuluan Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikro organisme Leptospira interogans. Infeksi ini dapat ditularkan melalui hewan peliharaan seperti anjing, babi, sapi dan juga binatang pengerat (tikus) yang akan ditularkan kepada manusia. Penularan dapat terjadi apabila manusia melakukan kontak dengan binatang-binatang yang di dalam tubuhnya terdapat Leptospira atau berhubungan dengan air yang terkontaminasi seperti danau, sungai, maupun genangan air. Di Indonesia, penyebab terbanyak Leptospirosis adalah banjir yang terkontaminasi dengan air kemih tikus. Gejala awal pada leptospirosis adalah demam yang terus menerus hampir mirip dengan keluhan pada penderita influensa, oleh sebab itu perlu dilakukan konfirmasi diagnosa dengan uji laboratorium. 1 Pembahasan Anamnesis Anamnesis merupakan salah satu cara bagi seorang dokter untuk mendapatkan pemahaman mengenai permasalahan medis yang

Upload: ida-bagus-indrayana

Post on 26-Nov-2015

72 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah pbl blok 12 leptospirosis

TRANSCRIPT

LeptospirosisIda Bagus Indrayana M10.2009.119Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida [email protected]

PendahuluanLeptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikro organisme Leptospira interogans. Infeksi ini dapat ditularkan melalui hewan peliharaan seperti anjing, babi, sapi dan juga binatang pengerat (tikus) yang akan ditularkan kepada manusia. Penularan dapat terjadi apabila manusia melakukan kontak dengan binatang-binatang yang di dalam tubuhnya terdapat Leptospira atau berhubungan dengan air yang terkontaminasi seperti danau, sungai, maupun genangan air. Di Indonesia, penyebab terbanyak Leptospirosis adalah banjir yang terkontaminasi dengan air kemih tikus. Gejala awal pada leptospirosis adalah demam yang terus menerus hampir mirip dengan keluhan pada penderita influensa, oleh sebab itu perlu dilakukan konfirmasi diagnosa dengan uji laboratorium.1PembahasanAnamnesisAnamnesis merupakan salah satu cara bagi seorang dokter untuk mendapatkan pemahaman mengenai permasalahan medis yang dihadapi oleh pasiennya sekaligus membantu seorang dokter untuk menentukan diganosis banding. Keterampilan seorang dokter dalam melakukan anamnesis ialah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh semua dokter. Keterampilan anamnesis dapat dilatih dengan membiasakan diri untuk bertemu dengan berbagai macam pasien dari berbagai kalangan dengan berbagai penyakit-penyakit yang berbeda. Seorang dokter yang terampil melakukan anamnesis tidak akan terus-menerus menanyakan pertanyaan yang sama pada pasien-pasiennya, namun justru ia akan memodifikasi gaya dalam melakukan anamnesis dengan tujuan mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang tentunya mengarah pada permasalahan medis yang pasiennya alami.Dalam melakukan anamnesis, beberapa hal yang mutlak untuk ditanyakan antara lain, ialah identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat sosial. Seorang dokter dapat saja membuat anamnesisnya lebih bersahabat dengan melakukan variasi atapun tambahan pertanyaan, dengan catatan tetap berpaku pada pertanyaan-pertanyaan mutlak yang telah disebutkan sebelumnya. Anamnesis selanjutnya, memiliki fokusnya masing-masing tergantung sifat keluhan utama yang dikemukakan oleh pasien. Seorang dokter yang lihai, harus mulai mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya ke titik fokus tertentu ketika sudah mengetahui sifat keluhan utama pasien, dengan tujuan agar dirinya mendapat informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan keluhan utama pasien.2Namun, jika dalam kasus kegawat daruratan, dan pasien dalam keadaan tidak sadar, kita dapat melakukan alloanamnesis, yaitu anamnesis secara tidak langsung. Alloanamnesis dapat kita lakukan kepada keluarga pasien atau pada kasus ini orang yang membawa pasien ke rumah sakit.Dari hasil anamnesis pada kasus, diketahui beberapa data yaitu laki-laki berusia 40 tahun mengalami demam tinggi sampai menggigil terus menerus sejak 5 hari yang lalu terutama siang dan malam hari, demam disetai nyeri kepala,mual dan muntah 2-3x/hari. terdapat nyeri tekan pada betis.Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik merupakan suatu tahap pemeriksaan awal yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan fisik pasien secara umum, guna menegakan diagnosis awal penyakit yang diderita. 3Dari hasil pemeriksaan fisik, pasien tampak lemah, dengan tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 390C, nadi 100x/menit, frekuensi nafas 18x/ menit, nyeri tekan positif, konjungtiva anemis, sklera ikterik, subconjungtiva injection positif, hepar teraba dua jari di bawah arcus costae.Pemeriksaan penunjangPemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:31. Hemoglobin (Hb): Prosedur pengambilan sampelnya tidak ada pembatasan pada asupan makanan atau minuman. Selain itu, turniket yang terpasang harus kurang dari satu menit. Bila pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan berjumlah 3 sampai 5 ml dalam tabung tertutup lembayung. Kadar normal Hb adalah pria dewasa: 13.5-17 g/dl, wanita dewasa: 12-15 g/dl, bayi baru lahir: 14-24 g/dl, bayi: 10-17 g/dl, anak: 11-16 g/dl.1. Hematokrit (Ht): Prosedur pengambilan sampelnya tidak ada pembatasan pada asupan makanan atau minuman. Selain itu, turniket yang terpasang harus kurang dari dua menit. Bila pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan berjumlah 3 sampai 5 ml dalam tabung tertutup lembayung. Kadar normal Ht adalah pria dewasa: 40-54%, wanita dewasa:36-46%, bayi baru lahir: 44-65%, usia 1 sampai 3 tahun: 29-40%, usia 4-10 tahun: 31-43%.1. Sel darah putih (Leukosit): Untuk mengkaji nilai sel darah putih adalah dari hitung darah lengkap. Hal ini dilakukan untuk menentukan adanya infeksi. Jumlah normal sel darah putih adalah dewasa: 4500-10000 l, bayi baru lahir: 9000-30000 l, usia 2 tahun: 6000-17000 l, usia 10 tahun: 4500-13500 l.1. Trombosit: Prosedur pengambilan sampelnya tidak ada pembatasan pada asupan makanan atau minuman. Bila pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan berjumlah 3 sampai 5 ml dalam tabung tertutup lembayung. Jumlah normal trombosit adalah dewasa: 150000-400000 l, prematur: 100000-300000 l, bayi baru lahir: 150000-300000 l, bayi: 200000-475000 l.1. Albumin dan globulin: Prosedur pengambilan sampelnya tidak ada pembatasan pada asupan makanan atau minuman. Pengambilan darah vena sebanyak 5-7 ml ditampung dalam tabung bertutup merah, cegah terjadinya hemolisis. Kadar normal albumin adalah 3.5-5.0 g/dl, kadar normal globulin adalah 1.5-3.5 g/dl.1. Bilirubin total: Prosedur pengambilan sampelnya harus dengan status puasa kecuali asupan air. Pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan 3 sampai 5 ml dalam tabung bertutup merah. Kadar normal bilirubin total adalah dewasa: 0.1-1.2 mg/dl, bayi baru lahir: 1-12 mg/dl, anak: 0.2-0.8 mg/dl.1. Ureum: Prosedur pengambilan sampelnya dianjurkan puasa selama 8 jam sebelumnya. Pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan 3 sampai 5 ml di tabung bertutup merah, cegah terjadinya hemolisis. Kadar normal ureum adalah dewasa: 5-25 mg/dl, bayi: 5-15 mg/dl, anak 5-20 mg/dl, lansia: nilai ditemukan sedikit lebih tinggi daripadap dewasa.1. Kreatinin: Prosedur pengambilan sampelnya pada malam sebelum uji dilakukan, pasien tidak boleh mengonsumsi daging merah. Pengambilan darah lewat darah vena, darah yang dikumpulkan 3 sampai 5 ml di tabung bertutup merah. Kadar normal kreatinin adalah dewasa: 0.5-1.5 mg/dl (wanita kadarnya lebih rendah karena massa ototnya yang lebih kecil), bayi baru lahir: 0.8-1.4 mg/dl, bayi: 0.7-1.7 mg/dl, anak (2-6 tahun): 0.3-0.6 mg/dl, anak yang lebih tua: 0.4-1.2 (kadar agak meningkat seiring bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot), lansia: kadarnya berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi kreatinin. Berikut adalah perbandingan hasil pemeriksaan penunjang yang didapat dari skenario beserta dengan nilai normalnya.Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Kasus dan Nilai NormalnyaKadar yang diujiSkenario 2Normal

Hb10 g/dL13-18g/dL

Ht33%40-48%

Leukosit4100 /L4,5-11,0 x 109/L

Trombosit220.000 /ml150-400 x 109/L

Differential DiagnosisBerikut ini merupakan diagnosis banding dari leptospirosis:

1. Demam Berdarah DengueDemam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan deatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.4Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan adekuat.4Pada tes laboratorium penderita DBD, akan ditemukan beberapa hal. Leukosit pada penderita dapat normal ataupun menurun, mulai hari ketiga dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LBP) >15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. Trombosit pada umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke-3 sampai 8. Terjadi kebocoran plasma dibuktikan dengan peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. Pada albumin, dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. Ureum dan kreatinin bisa juga terdeteksi bila terjadi kerusakan fungsi ginjal.41. Hepatitis AHepatitis virus merupakan penyakit sistemik yang terutama mengenai hati. Salah satu tipe hepatitis virus akut pada anak dan orang dewasa disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang merupakan penyebab hepatitis virus tipe A (hepatitis infeksius).5Masa inkubasi dari hepatitis A adalah 2-6 minggu. Semakin singkat masa inkubasi mungkin disebabkan oleh banyaknya jumlah virus. Gejala-gejala di awal penyakit masih belum jelas dan butuh penelitian lebih lanjut karena tidak setiap pasien mengalami demam, hepatomegali, dan jaundice. Dalam fase prodromal, pasien mengalami flu ringan gejala dari anoreksia, mual dan muntah, kelelahan, malaise, demam yang tidak tinggi (biasanya