skripsi pungky - copy

77
A. Judul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang). B. Latar Belakang Istilah desa sering kali identik dengan masyarakatnya yang miskin, tradisionalis, dan kolot. Namun sebenarnya desa mempunyai keluhuran dan kearifan lokal yang luar biasa. Menurut kacamata politik, desa dipahami sebagai organisasi kekuasaan yang memiliki kewenangan tertentu dalam struktur pemerintahan negara. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Dalam persepktif sosiologis, desa adalah komunitas yang menempati wilayah tertentu yang warganya saling mengenal satu 1

Upload: yasin-j-m

Post on 12-Jul-2016

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FVGB

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Pungky - Copy

A. Judul

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis

Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa

Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan,

Kabupaten Rembang).

B. Latar Belakang

Istilah desa sering kali identik dengan masyarakatnya yang miskin,

tradisionalis, dan kolot. Namun sebenarnya desa mempunyai keluhuran dan

kearifan lokal yang luar biasa. Menurut kacamata politik, desa dipahami sebagai

organisasi kekuasaan yang memiliki kewenangan tertentu dalam struktur

pemerintahan negara. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan

berdaulat penuh. Dalam persepktif sosiologis, desa adalah komunitas yang

menempati wilayah tertentu yang warganya saling mengenal satu sama lain

dengan baik, bercorak homogen, dan banyak tergantung pada alam. Sejak lama,

desa telah memiliki sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial

masing-masing. Sampai saat ini pembangunan desa masih dianggap seperempat

mata oleh pemerintah. Peraturan memberikan landasan bagi semakin otonomnya

desa secara praktek, bukan hanya sekedar normatif. Dengan adanya pemberian

kewenangan pengelolaan keuangan dan adanya alokasi dana desa, seharusnya

desa semakin terbuka dan responsibel terhadap proses pengelolaan keuangan.

Akan tetapi pada kenyataannya banyak desa yang belum dapat memanfaatkan

1

Page 2: Skripsi Pungky - Copy

keistimewaannya tersebut, ketergantungan dana dari pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah sangat kuat. Penyusunan dan pelaksanaan Anggaran

Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang seharusnya diisi dengan kegiatan atau

program-program yang dibutuhkan oleh masyarakat belum dapat diwujudkan.

Penyusunan APBDes pada tahun 2014 telah menyesuaikan secara

keseluruhan dengan anggaran berbasis kinerja, baik kode dan nama rekening

maupun rincian setiap program, kegiatan dan objek kegiatan. Kemampuan

penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa

didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Bantuan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah

daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD. APBDes

terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Tetapi

penyesuaian struktur APBD tersebut tidak menjadi jaminan terhadap pencapaian

kinerja karena struktur tersebut hanya merupakan aturan main dalam pelaksanaan

fungsi pemerintahan dan pembangunan yang diemban oleh pemerintah daerah.

Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan

desa. Kepala Desa bersama BPD menetapkan APBDes setiap tahun dengan

peraturan desa. Desa Menoro merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sedan,

Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah. APBDes Menoro dari tahun ke

tahun selalu mengalami perubahan dan selalu naik turun pendapatannya, dapat

dilihat pada Tabel I.

2

Page 3: Skripsi Pungky - Copy

Tabel IAnggaran Pendapatan Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang Tahun 2011-2014Tahun Jumlah (Rp)2011 635.852.000

2012 264.114.000

2013 268.114.000

2014 647.772.000Sumber : Laporan APBDes Menoro, 2011-2014.

Berdasarkan data APBDes tahun 2011 sampai dengan 2014 di atas terdapat

kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya dalam penyusunan anggaran. Tujuan

adanya penyusunan anggaran yang diharapkan adalah dapat memaksimalkan

penggunaan anggaran yang telah ditetapkan serta digunakan sesuai dengan

program dan kegiatan untuk mencapai visi dan misi Desa Menoro.

Dari permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan

dapat diketahui dan diukur melalui kriteria atau standar keberhasilan yang telah

ditetapkan oleh organisasi. Dalam melakukan suatu pekerjaan diperlukan

pengelolaan kinerja setiap karyawan untuk meningkatkan akuntabilitas karyawan

dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk mewujudkan visi (Mulyadi

dalam Isnaini dan Praptoyo, 2013).

Untuk mencapai visi desa dalam pengelolaan anggaran dan peningkatan

kinerja karyawan diperlukan penyusunan anggaran. Anggaran merupakan suatu

instrumen penting di dalam manajemen karena merupakan bagian dari

perencanaan yang termasuk dalam fungsi manajemen. Di dalam dunia bisnis

3

Page 4: Skripsi Pungky - Copy

maupun organisasi sektor publik termasuk pemerintah, anggaran merupakan

bagian dari aktifitas yang dilakukan secara rutin. Anggaran dalam akuntansi

pemerintahan merupakan dasar pelaksanaan suatu kegiatan yang dapat dibiayai

oleh keuangan negara atau daerah. Sedangkan penganggaran (budgeting)

merupakan aktivitas mengalokasikan sumber keuangan yang terbatas untuk

pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas (Bahtiar dkk dalam

Isnaini dan Praptoyo, 2013).

Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran mempunyai hubungan

yang positif dengan pencapaian tujuan organisasi. Bawahan mempunyai

kesempatan untuk melaporkan informasi yang dimiliki kepada atasannya (kepala

desa), sehingga atasan dapat memilih keputusan yang baik untuk mencapai

tujuan organisasi. Partisipasi merupakan cara efektif menyelaraskan tujuan pusat

pertanggungjawaban dengan tujuan organisasi secara menyeluruh (Siegel dan

Marconi dalam Kasili dan Saerang, 2013). Anggaran yang telah ditetapkan

bersama untuk dilaksanakan oleh satuan kerja yang ada dalam desa dengan

sendirinya akan berinteraksi dengan individu-individu yang ada dalam

pemerintahan desa. Kinerja dari masing-masing individu tersebut akan

berpengaruh pada kinerja perangkat desa. Dalam rangka mewujudkan kinerja

perangkat desa secara menyeluruh tidak berhenti pada tahap penganggaran,

namun dibutuhkan peran manajerial pimpinan untuk mengelola keuangan desa.

Sebelum berlakunya sistem anggaran berbasis kinerja, metode

penganggaran yang digunakan adalah metode tradisional. Cara penyusunan

4

Page 5: Skripsi Pungky - Copy

anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus

dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititik beratkan

pada kebutuhan untuk belanja dan sistem pertanggungjawabannya tidak diperiksa

dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efesien atau

tidak. Oleh karena itu pengelolaan keuangan harus dilaksanakan sesuai dengan

prinsip-prinsip pengelolaan keuangan (Mardiasmo dalam Isnaini dan Praptoyo,

2013). Menurut Mardiasmo dalam Isnaini dan Praptoyo (2013), menyatakan

bahwa prinsip-prinsip yang mendasari pengelolaan keuangan adalah transparasi,

akuntabilitas dan value for money (diterapkannya tiga prinsip dalam prinsip

penganggaran yaitu ekonomi, efisien, dan efektifitas).

Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan tujuan

organisasi. Desentralisasi memberikan kesempatan pengelola keuangan desa

untuk mendorong kreatifitas pengelolaan keuangan. Individu yang terlibat dan

diberi tanggungjawab dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras

untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi (Hansen

dan Mowen dalam Kasili dan Saerang, 2013).

Kuasa pengguna anggaran selain sebagai salah satu pihak yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan juga bertanggungjawab atas

pelaksanaan pemerintah pada unit kerja masing-masing sesuai fungsinya sebagai

sekretaris desa, asisten, kepala bidang dan kepala desa atau satuan atau unit kerja.

Kuasa pengguna anggaran adalah pejabat yang memiliki kepentingan dan

5

Page 6: Skripsi Pungky - Copy

menyusun, menggunakan dan melaporkan anggaran atau sebagai pelaksana

keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul Pengaruh

Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja dan

Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Kasus Desa Menoro Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang

Tahun 2011-2014).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang ?

2. Bagaimana pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap

kinerja perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang ?

3. Bagaimana pengaruh peran kuasa pengguna APBDes terhadap kinerja

perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang ?

6

Page 7: Skripsi Pungky - Copy

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut:

1. Untuk membuktikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap

kinerja perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang.

2. Untuk membuktikan pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja

terhadap kinerja perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan,

Kabupaten Rembang.

3. Untuk membuktikan pengaruh peran kuasa pengguna APBDes terhadap

kinerja karyawan perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan,

Kabupaten Rembang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat berdasarkan aspek teoritis

dan praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis.

Secara teori, dalam penelitian yang akan dilakukan penulis diharapkan

dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan pengembangan teori

akuntansi tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, implementasi

anggaran berbasis kinerja, dan peran kuasa pengguna APBDes terhadap

kinerja karyawan.

7

Page 8: Skripsi Pungky - Copy

2. Manfaat Praktis.

Secara paktis, diharapkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

dapat memberikan manfaat dan sebagai referensi bagi para pimpinan atau

perangkat desa untuk memahami pentingnya pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran, implementasi anggaran berbasis kinerja, dan peran

kuasa pengguna APBDes terhadap kinerja perangkat desa di Desa Menoro,

Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang.

F. Landasan Teori

1. Tinjauan Pustaka.

a. Teori Motivasi.

Motivasi merupakan proses dimana individu didorong untuk

melakukan tindakan yang menyebabkan individu tersebut dalam

usahanya yang mengarah pada tujuan. Pada prinsipnya, tidak ada tugas

yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya dukungan

kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakannya. Kemampuan

merupakan bakat yang dimiliki oleh individu untuk menjalankan tugas

dalam rangka mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai kinerja

terbaik , individu juga harus memiliki motivasi untuk mendorong dirinya

mencapai kinerja terbaik. Teori motivasi meliputi teori hirarki kebutuhan,

teori achievement motivation, dan teori dua faktor (Setiawan dan Ghozali,

2006:127).

8

Page 9: Skripsi Pungky - Copy

Teori hirarki kebutuhan menurut Maslow dalam Setiawan dan

Ghozali (2006:127) dapat dikatakan bahwa dalam diri individu terdapat

lima jenis jenjang kebutuhan yaitu antara lain :

1) Kebutuhan psikologis.

Kebutuhan ini merupakan yang paling mendasar seperti kebu-

tuhan seksual, kebutuhan makan, minum dan tempat berlindung yang

cukup.

2) Kebutuhan keamanan.

Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan psikologi. Kebutuhan

keamanan mencakup kemantapan ketergantungan, perlindungan, ce-

mas, dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, batas-batas

dan sebagainya.

3) Kebutuhan sosial.

Kebutuhan ini mencakup cinta, kasih sayang dan rasa memiliki.

Selain itu juga mencakup kebutuhan menerima dan memberi.

4) Kebutuhan penghargaan.

Seluruh manusia membutuhkan penghargaan baik untuk dirinya

sendiri maupun orang lain.

5) Aktualisasi diri.

Manusia memiliki kencederungan berfikir apa yang orang lain

mampu, dan melakukannya. Kecenderungan inilah yang merupakan

motivasi seseorang untuk menjadi mampu dalam berbagai hal.

9

Page 10: Skripsi Pungky - Copy

Teori kedua adalah teori achievement motivation oleh Mc.

Clelland dalam Setiawan dan Ghozali (2006:129) konsep penting lain dari

teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia

adalah motivasi prestasi. Menurut Setiawan dan Ghozali (2006:130), ada

tiga kebutuhan yaitu:

1) Kebutuhan prestasi.

Merupakan dorongan menjadi unggul, dorongan memenuhi stan-

dar-standar yang ditetapkan, dan dorongan untuk maju.

2) Kebutuhan kekuasaan.

Dorongan untuk memaksa seseorang untuk bertindak sesuai apa

yang diinginkan.

3) Kebutuhan afiliasi.

Dorongan untuk menciptakan hubungan pertemanan dan hubun-

gan interpersonal.

Mc. Clelland dalam Setiawan dan Ghozali (2006) memandang

bahwa power merupakan unsur yang esensial untuk memahami dan

memprediksi keberhasilan manajerial.

Menurut Herzberg dalam Setiawan dan Ghozali (2006:131)

mengemukakan teori dua faktor. Dua faktor yaitu motivator dan hygienes.

Motivator, faktor-faktor yang tergolong adalah pekerjaan itu sendiri,

pengakuan, kemajuan, atau pencapaian dan tanggung jawab. Faktor-

faktor tersebut berkaitan dengan perasaan positif individual terhadap

10

Page 11: Skripsi Pungky - Copy

pekerjaannya dan merupakan kandungan dari pekerjaan itu sendiri.

Dengan kata lain motivator merupakan faktor intrinsik yang secara

langsung berhubungan dengan pekerjaan dan bersifat internal dalam diri

individu. Faktor-faktor hygiene mencakup kebijakan perusahaan dan

administrasi, survei teknis, gaji, tunjangan, kondisi pekerjaan, dan

hubungan interpersonal. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan perasaan

negatif individual terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan

lingkungan dimana individu bekerja atau merupakan faktor ekstrinsik.

Penelitian ini menggunakan teori motivasi, karena berhubungan

dengan kinerja perangkat desa maka dengan adanya teori motivasi untuk

karyawan dalam partisipasi penyusunan anggaran, implementasi anggaran

berbasis kinerja dan peran kuasa pengguna anggaran akan meningkatkan

produktivitas kinerja perangkat desa yang nantinya akan memberikan

dampak positif bagi desa.

b. Partisipasi Penyusunan Anggaran.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Anwar dan

Jatmiko (2013) menerangkan bahwa anggaran merupakan pedoman

tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, yang diukur dalam satuan

rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk

suatu periode.

11

Page 12: Skripsi Pungky - Copy

Menurut Supriyono dalam Mulyani dan Rahman (2012) anggaran

memiliki dua peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria

kinerja. Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana

keuangan organisasi di masa yang akan datang, sedangkan anggaran

sebagai kriteria kinerja berfungsi sebagai bagian dari proses pengendalian

manajemen yang dapat dinyatakan secara formal. Partisipasi anggaran

adalah proses penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap

target anggaran (Narfin dalam Mulyani dan Rahman, 2012).

Menurut Halim dalam Anwar dan Jatmiko (2013) anggaran

(budget) adalah suatu rencana operasional yang dinyatakan dalam suatu

uang dari suatu organisasi, dimana suatu pihak menggambarkan perkiraan

pendapatan atau penerimaan guna menutupi pengeluaran tersebut untuk

periode tertentu yang umumnya satu tahun. Partisipasi merupakan suatu

konsep di mana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan

sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins dalam Savitri dan

Sawitri, 2014).

Menurut Munandar dalam Anwar dan Jatmiko (2013), anggaran

adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi

seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)

moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan

datang. Bawahan mempunyai kesempatan untuk melaporkan informasi

yang dimiliki kepada atasannya, sehingga atasan dapat memilih

12

Page 13: Skripsi Pungky - Copy

keputusan yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi

merupakan cara efektif menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban

dengan tujuan organisasi secara menyeluruh (Falikhatun dalam Anwar

dan Jatmiko, 2013).

Partisipasi anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang

melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi

tanggungjawabnya. Tingkat partisipasi yang lebih tinggi akan

menghasilkan moral yang lebih baik dan inisiatif yang lebih tinggi pula.

Partisipasi telah ditunjukkan berpengaruh secara positif terhadap sikap

pegawai, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan

meningkatkan kerjasama diantara manajer.

Sistem penganggaran merupakan suatu kombinasi dari arus

informasi dengan prosedur dan proses administratif yang umumnya

merupakan bagian intergal dari perencanaan jangka pendek dan

pengendalian dari suatu organisasi (Marchant dalam Asmas, 2014).

Sedangkan pengertian partisipasi penyusunan anggaran adalah suatu

proses dimana partisipasi individu akan dievaluasi dan mungkin diberi

penghargaan berdasarkan prestasi karyawan pada sasaran (target) yang

dianggarkan dimana para karyawan dan perangkat desa terlibat dalam

proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan target tersebut

(Asmas, 2014).

13

Page 14: Skripsi Pungky - Copy

Menurut Anwar dan Jatmiko (2013) , bahwa supaya efektif suatu

anggaran harus memiliki karakteristik berikut:

1) Kemampuan prediksi.

2) Saluran komunikasi.

3) Wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

4) Informasi yang akurat dan tepat waktu.

5) Kesesuaian, bersifat menyeluruh, dan kejelasan informasi.

Indikator yang digunakan oleh Setyowati dan Purwantoro (2013)

dalam partisipasi anggaran adalah sebagai berikut:

1) Keikutsertaan dan kepuasan dalam penyusunan anggaran.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran melibatkan semua

tingkat manajemen untuk mengembangkan rencana anggaran.

2) Kebutuhan dan kerelaan memberikan pendapat.

Kemampuan individu memberikan pendapat dalam penyusunan

anggaran.

3) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.

Pendapat setiap individu berpengaruh sangat besar dalam

penetapan pencapaian anggaran.

c. Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.

Suatu anggaran berbasis kinerja pada dasarnya merupakan sistem

yang mencakup kegiatan penyusunan program. Penerapan sistem

anggaran berbasis kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai dengan

14

Page 15: Skripsi Pungky - Copy

perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah

yang sesuai dengan program tersebut (Mardiasmo, 2009).

Secara beruntun, pemerintah dalam rangka reformasi manajemen

keuangan daerah mengeluarkan peraturan pemerintah diantaranya PP

Nomor 105 Tahun 2000 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 58 tahun 2005 dalam Anugerahani dan Wahjono (2013) tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah sekaligus memberlakukan penyusunan

APBD. Anggaran berbasis kinerja (ABK) adalah proses penyusunan

APBD yang diberlakukan dengan harapan dapat mendorong proses tata

kelola pemerintahan yang baik. Penerapannya diharapkan akan

membuat proses pembangunan menjadi lebih efesien dan partisipatif,

karena melibatkan pengambil kebijakan, pelaksana kegiatan, bahkan

dalam tahap tertentu juga melibatkan warga masyarakat sebagai

penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik (Utomo dkk dalam

Anugerahani dan Wahjono, 2013). Dalam penganggaran berbasis

kinerja, suatu anggaran disusun berdasarkan partisipasi aktif unit-unit

organisasi mulai level bawah sampai atas dalam menyampaikan target

anggaran dan kinerja yang disusun. Anggaran memiliki fungsi sebagai

penilaian kerja (Mardiasmo, 2009) tercapainya target anggaran yang

telah ditetapkan mengindikasikan adanya kinerja yang baik, demikian

pula sebaliknya.

15

Page 16: Skripsi Pungky - Copy

Menurut Halim dalam Anwar dan Jatmiko (2013), penganggaran

berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen

untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-

kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efesiensi

dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.

Menurut penelitian Anugerahani dan Wahjono (2013), terlihat

bahwa seluruh program atau kegiatan yang ditetapkan telah memuat

indikator kinerja yang meliputi :

1) Input

Sumber daya dalam bentuk dana, SDM, peralatan dan material

yang digunakan untuk menghasilkan output.

2) Output

Barang-barang yang diproduksi, jasa yang diberikan atau hasil

lain dari proses atas input.

3) Outcome

Tujuan atau sasaran yang akan dicapai melalui output.

4) Sasaran Kegiatan

Tujuan organisasi yang sudah dinyatakan dengan disertai

batasan yang jelas.

d. Peran Kuasa Pengguna Anggaran.

Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan

organisasi. Peran manajerial pengelola keuangan menunjukkan

16

Page 17: Skripsi Pungky - Copy

tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang efesien dan

efektif. Individu yang terlibat dan diberi tanggungjawab dalam

penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan,

sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi (Hansen dan Mowen

dalam Kasili dan Saerang, 2013).

Kuasa pengguna anggaran selain sebagai salah satu pihak yang

bertanggungjawab atas pelaksanaan pemerintahan pada unit kerjanya

masing-masing sesuai fungsinya sebagai sekretaris desa, asisten, kepala

bidang, dan kepala kantor, satuan atau unit kerja. Kuasa pengguna

anggaran adalah pejabat yang memiliki kepentingan dalam menyusun,

menggunakan dan melaporkan anggaran atau sebagai pelaksana

keuangan dari pemerintah (Kasili dan Saerang, 2013).

Indikator yang digunakan oleh Kasili dan Saerang (2013) dalam

peran kuasa pengguna anggaran untuk pengukuran kinerja adalah

sebagai berikut :

1) Tujuan

Pernyataan secara umum tentang apa yang ingin dicapai

organisasi.

2) Efisien

Hubungan optimal antara input dan output.

3) Efektifitas

Pencapaian suatu tujuan.

17

Page 18: Skripsi Pungky - Copy

e. Kinerja Perangkat Desa.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, suatu perusahaan tentunya

membutuhkan berbagai sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia, yaitu karyawan.

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun dalam Isnaini dan

Praptoyo, 2013).

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepada karyawan atau pegawai (Mankunegara

dalam Murty dan Hudiwinarsih, 2012). Kinerja yang lebih tinggi

mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau

kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang

dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau

perusahaan.

Menurut Mulyadi dalam Isnaini dan Praptoyo (2013), kinerja

adalah keberhasilan personil, tim atau unit organisasi dalam

mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

perilaku yang diharapkan. Istilah kinerja sering digunakan untuk

menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok

18

Page 19: Skripsi Pungky - Copy

individu tersebut dan mempunyai kriteria keberhasilan yang ditetapkan.

Kriteria tersebut berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang

hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan dan target, kinerja seseorang atau

organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok

ukurnya. Menurut Kasili dan Saerang (2013) kinerja merupakan prestasi

yang dapat dicapai organisasi dalam periode tertentu.

Menurut Mahmudi dalam Isnaini dan Praptoyo (2013),

pengukuran kinerja merupakan bagian penting dari proses pengendalian

manajemen baik organisasi sektor publik maupun swasta. Tujuan

dilakukan penilaian kinerja di sektor publik yaitu :

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai atau karyawan.

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya.

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishment.

5) Memotivasi pegawai.

6) Menciptakan akuntabilitas pegawai.

Menurut Halim dalam Isnaini dan Praptoyo (2013) secara lebih

lengkap, manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1) Mengelola operasi secara efektif dan efesien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimum.

19

Page 20: Skripsi Pungky - Copy

2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan seperti promosi transfer, dan pemberhentian.

3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan menilai kinerja karyawannya.

5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Indikator yang digunakan oleh Mas’ud dalam Parjanti dkk

(2014) dalam kinerja karyawan adalah:

1) Kualitas

Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati

sempurna, dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari

penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan

dari suatu aktivitas.

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit dan jumlah

siklus yang diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas pada waktu awal yang diinginkan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

20

Page 21: Skripsi Pungky - Copy

4) Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya manusia organisasi

dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan dan

mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber

daya.

5) Kemandirian

Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi

kerjanya tanpa meminta bimbingan dari pengawas atau meminta

turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang

merugikan.

2. Tinjauan Penelitian Terdahulu.

a. Penelitian Silmilian (2012).

Penelitian Silmilian (2012) mengenai pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah

dengan motivasi kerja dan internal locus of control, sebagai variabel

moderating (studi empiris pada SKPD Pemerintah Daerah Kota

Padang). Variabel penelitian Silmilian (2012) meliputi dua variabel

yaitu variabel independen (pengaruh partisipasi penyusunan anggaran,

internal locus of control, dan motivasi kerja), dan variabel dependen

(kinerja manajerial aparatur pemerintah). Sumber data dalam penelitian

Silmilian (2012) merupakan data primer.

21

Page 22: Skripsi Pungky - Copy

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

Silmilian (2012) sama-sama menggunakan variabel dependen tentang

kinerja dalam penelitian dan variabel independennya tentang pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan

Silmilian (2012) yaitu objek penelitian Silmilian (2012) adalah kinerja

Pemerintahan Daerah Kota Padang, sedangkan objek penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti adalah Kinerja pada Desa Menoro,

Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Responden yang dipilih

dipenelitian Silmilian (2012) adalah kepala SKPD dan manajerial

SKPD, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah semua

perangkat yang menyusun dan melaksanakan anggaran Desa Menoro,

Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, peneliti juga hanya

menggunakan data primer dalam penelitiannya. Tahun penelitian

Silmilian (2012) yaitu pada tahun 2012, sedangkan peneliti akan

melakukan penelitian pada tahun 2016.

b. Sinthia Anelia Kasili dan David P. E. Saerang (2013).

Penelitian Kasili dan Saerang (2013) mengenai pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran dan peran kuasa pengguna anggaran

terhadap kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud.

Variabel dalam penelitian Kasili dan Saerang (2013) meliputi dua jenis

variabel yaitu variabel independen (pengaruh partisipasi penyusunan

22

Page 23: Skripsi Pungky - Copy

anggaran dan peran kuasa pengguna anggaran), dan variabel dependen

(kinerja pemerintah). Sumber data penelitian Kasili dan Saerang (2013)

merupakan data primer.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan Kasili dan Saerang (2013) adalah sampel

yang digunakan sama-sama mengunakan sumber data primer yang di

dalam penelitian diperoleh secara langsung dari survey yang dilakukan

dalam pembagian kuesioner. Variabel dependennya sama-sama

menggunakan kinerja dan variabel independennya sama-sama

menggunakan partisipasi penyusunan anggaran dan peran kuasa

pengguna anggaran.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

Kasili dan Saerang (2013) yaitu objek penelitian Kasili dan Saerang

(2013) adalah kinerja Pemerintahan Daerah Kabupaten Kepulauan

Taulud, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah kinerja

perangkat desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang. Responden yang dipillih pada penelitian Kasili dan Saerang

(2013) adalah pejabat kuasa pengguna anggaran di lingkungan

pemerintah Kabupaten Taulud berjumlah 103 orang yang terdiri dari

sekretaris daerah, asisten, kepala bidang, kepala kantor, kepala cabang

dinas pendidikan, kepala sekolah, kepala puskesmas, kepala UPTD dan

lurah, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah semua

23

Page 24: Skripsi Pungky - Copy

karyawan yang menyusun dan melaksanakan anggaran Desa Menoro,

Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Tahun penelitian yang

dilakukan oleh Kasili dan Saerang yaitu tahun 2013, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan pada tahun 2016.

c. Ika Dian Anugerahani dan Sentot Imam Wahjono (2013).

Penelitian Anugerahani dan Wahjono (2013) mengenai pengaruh

implementasi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai (studi

pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten

Kediri). Dalam penelitian tersebut terdapat dua jenis variabel yaitu

variabel independen (pengaruh implementasi anggaran berbasis kinerja),

dan variabel dependen (kinerja pegawai). Sumber data penelitian

tersebut merupakan data primer.

Populasi dan sampel penelitian Anugerahani dan Wahjono (2013)

menggunakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai unit

analisis. Populasi dalam penelitian Anugerahani dan Wahjono (2013)

adalah seluruh pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Kediri yang jumlahnya 58 orang. Adapun teknik sampling

yang digunakan adalah sampel total atau sensus. Usman dalam

Anugerahani dan Wahjono (2013) mengatakan pengambilan sampel

total atau sensus ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Jadi

sampel dalam penelitian Anugerahani dan Wahjono adalah seluruh

pegawai di BPKAD Kabupaten Kediri yang berjumlah 57 orang, dimana

24

Page 25: Skripsi Pungky - Copy

subjek dari populasi mempunyai kesempatan yang sama. Pengumpulan

data digunakan teknis dokumentasi, wawancara, dan kuesioner yang

disebarkan responden penelitian dengan teknik analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan efektivitas penerapan

sistem informasi akuntansi, pemanfaatan dan kesesuaian tugas dengan

teknologi informasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti

Anugerahani dan Wahjono (2013) pada penelitian yang akan dilakukan

responden yang dipilih adalah seluruh karyawan kelurahan Desa

Menoro Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang, sedangkan penelitian

Anugerahani dan Wahjono (2013) responden yang dipilih adalah

seluruh pegawai di BPKAD Kabupaten Kediri. Objek penelitian

Anugerahani dan Wahjono (2013) adalah BPKAD di Kabupaten Kediri,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah kinerja karyawan

Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan Anugerahani dan Wahjono (2013)

menggunakan variabel independen pengaruh implementasi anggaran

berbasis kinerja dalam penelitian. Penelitian yang akan dilakukan

sama-sama mengunakan model regresi linier berganda. Variabel

dependennya sama-sama mengunakan kinerja karyawan.

25

Page 26: Skripsi Pungky - Copy

3. Pengembangan Hipotesis.

a. Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Perangkat

Desa.

Partisipasi penyusunan anggaran dilakukan karena salah satu cara

untuk menciptakan sistem pengendalian manajemen yang baik sehingga

diharapkan dapat tercapai tujuan institusi yang terkait. Partisipasi

bawahan dalam penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang

positif dengan pencapaian tujuan organisasi. Bawahan mempunyai

kesempatan untuk melaporkan informasi yang dimiliki kepada

atasannya, sehingga atasan dapat memilih keputusan yang baik untuk

mencapai tujuan organisasi. Partisipasi merupakan cara efektif

menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan

organisasi secara menyeluruh (Falikhatun dalam Kasili dan Saerang,

2013).

Sardjito dan Muthaher (2007) mengemukakan bahwa tingkat

partisipasi yang lebih tinggi akan menghasilkan moral yang lebih baik

dan insiatif yang lebih tinggi pula. Partisipasi telah ditunjukkan

berpengaruh secara positif terhadap sikap pegawai, meningkatkan

kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerja sama diantara

manajer. Sehingga hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:

H1: Diduga partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif

terhadap kinerja Perangkat Desa.

26

Page 27: Skripsi Pungky - Copy

b. Hubungan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja dengan Kinerja

Perangkat Desa.

Implementasi anggaran berbasis kinerja dilakukan karena untuk

menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah untuk untuk

mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi daerah

berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik. Hasil penelitian

Yusriati dalam Anugerahani dan Wahjono (2013) menyimpulkam

bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif

terhadap kinerja pegawai, semakin baik kinerja anggaran berbasis

kinerja maka akan semakin baik juga kinerja pegawainya. Hal ini juga

sejalan dengan tujuan diberlakukannya anggaran berbasis kinerja.

Sehingga hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

H2: Diduga implementasi anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif

terhadap kinerja Perangkat Desa.

c. Hubungan Peran Kuasa Pengguna Anggaran dengan Perangkat Desa.

Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan

tujuan organisasi. Individu yang terlibat dan diberi tanggung jawab

dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras untuk mencapai

tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi (Hansen dan

Mowen dalam Kasili dan Saerang, 2013). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Kasili dan Saerang (2013) menunjukkan bahwa peran

kuasa pengguna anggaran berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan

27

Page 28: Skripsi Pungky - Copy

daerah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peran kuasa

pengguna anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja

karyawan. Sehingga hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

H3: Diduga peran kuasa pengguna anggaran berbasis kinerja

berpengaruh positif terhadap kinerja Perangakat Desa.

d. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran

Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan

Belanja Desa Terhadap Kinerja Perangakat Desa.

Dijelaskan bahwa partisipasi penyusunan anggaran,

implementasi anggaran berbasis kinerja dan peran kuasa pengguna

APBDes mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja Perangkat Desa

semakin baik akan berdampak pada nilai pemerintahan yang semakin

tinggi. Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering digunakan

untuk melihat kinerja organisasi publik. Partisipasi aparat pemerintah

desa dalam proses penganggaran pemerintah desa mangarah pada

seberapa besar tingkat keterlibatan aparat desa dalam menyusun

anggaran desa serta pelaksanaanya untuk mencapai target anggaran.

Tujuan utama implementasi anggaran berbasis kinerja untuk

meningkatkan kinerja Perangkat Desa untuk mencapai tujuan bersama

berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik. Berdasarkan uraian

mengenai hipotesis H1, H2, dan H3 dari berbagai teori dan penelitian

28

Page 29: Skripsi Pungky - Copy

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

H4 (+)

terdahulu, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Diduga Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi

Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna

Anggaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap

Kinerja Perangkat Desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan,

Kabupaten Rembang.

Sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti ingin menjelaskan bagaimana

hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran

Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran terhadap Kinerja

Perangkat Desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang.

Maka disusun suatu kerangka pemikana teoritis sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Penelitian

G. Metode Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel.

a. Variabel Dependen.

29

Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (X2)

Peran Kuasa Pengguna APBDes (X3)

Kinerja Perangkat Desa

(Y)

Page 30: Skripsi Pungky - Copy

Variabel dependen (Y) atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen (X). Variabel

terkait dalam penelitian ini adalah kinerja perangkat desa. Kinerja

(performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi (Mahsun dalam Isnaini dan Praptoyo,

2013).

Indikator yang digunakan oleh Mas’ud dalam Parjanti dkk (2014)

dalam kinerja perangkat desa adalah:

1) Kualitas

2) Kuantitas

3) Ketepatan waktu

4) Efektivitas

5) Kemandirian

b. Variabel Independen.

Variabel independen (X) atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen (Y). Variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran,

implementasi anggaran berbasis kinerja, peran kuasa pengguna APBdes.

30

Page 31: Skripsi Pungky - Copy

1) Partisipasi Penyusunan Anggaran.

Partisipasi anggaran adalah salah satu cara untuk menciptakan

sistem pengendalian manajemen yang baik sehingga diharapkan dapat

tercapai tujuan institusi yang terkait. Partisipasi merupakan cara

efektif menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan

tujuan organisasi secara menyeluruh (Siegel dan Marconi dalam

Kasili dan Saerang). Indikator yang digunakan oleh Setyowati dan

Purwantoro (2013) dalam partisipasi anggaran adalah sebagai berikut:

a) Keikutsertaan dan kepuasan dalam penyusunan anggaran.

b) Kebutuhan dan kerelaan memberikan pendapat.

c) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.

2) Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.

Anggaran berbasis kinerja (ABK) adalah proses penyusunan

APBD yang diberlakukan dengan harapan dapat mendorong proses

tata kelola pemerintahan yang baik. Penerapannya diharapkan akan

membuat proses pembangunan menjadi lebih efesien dan partisipatif,

karena melibatkan pengambil kebijakan, pelaksana kegiatan, bahkan

dalam tahap tertentu juga melibatkan warga masyarakat sebagai

penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik (Utomo dkk dalam

Anugerahani dan Wahjono, 2013). Menurut Anugerahani dan

Wahjono (2013), terlihat bahwa seluruh program atau kegiatan yang

ditetapkan telah memuat indikator kinerja yang meliputi :

31

Page 32: Skripsi Pungky - Copy

a) Input

b) Output

c) Outcome

d) Sasaran Kegiatan

Dengan adanya indikator kinerja setiap program atau kegiatan

yang ditetapka. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardiasmo dalam

Anugerahani dan Wahjono (2013) yang menyatakan bahwa anggaran

berbasis kinerja adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan

anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja.

3) Peran Kuasa Pengguna APBdes.

Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan

organisasi. Peran manajerial pengelola keuangan menunjukkan

tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang efesien

dan efektif. Indikator yang digunakan oleh Kasili dan Saerang (2013)

dalam peran kuasa pengguna anggaran untuk pengukuran kinerja

adalah sebagai berikut :

a) Tujuan

b) Efisien

c) Efektifitas

32

Page 33: Skripsi Pungky - Copy

2. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei, yaitu dengan

menggunakan kuesioner. Metode survei memberikan tanggung jawab kepada

responden untuk membaca dan memberi tanggapan atas pernyataan dari

kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala

likert dengan alternatif jawaban dari satu (sangat tidak setuju), sampai dengan

lima (sangat setuju). Skala likert pada umumnya menggunakan lima angaka

penelitian yang mendukung (favourable) yaitu:

a. STS = Sangat Tidak Setuju skor : 1

b. TS = Tidak Setuju skor : 2

c. RR = Ragu-ragu skor : 3

d. S = Setuju skor : 4

e. SS = Sangat Setuju skor : 5

Untuk yang unfavourable digunakan untuk menguji konsistensi

responden dalam menjawab item-item pertanyaan, yaitu:

a. STS = Sangat Tidak Setuju skor : 5

b. TS = Tidak Setuju skor : 4

c. RR = Ragu-ragu skor : 3

d. S = Setuju skor : 2

e. SS = Sangat Setuju skor : 1

33

Page 34: Skripsi Pungky - Copy

3. Jenis dan Sumber Data.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek (data

yang bersifat personal atau perseorangan). Menurut Supomo (2002:145) data

subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau

karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek

penelitian (responden). Data subjek yaitu data mengenai pendapat responden

tentang partisipasi anggaran ,implementasi anggaran dan peran kuasa

pengguna anggaran yang diperoleh langsung dari responden dengan

memberikan tanggapan atas pernyataan secara langsung.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara

empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung (Supomo,

2002:146-147). Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

langsung dari perangkat Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten

Rembang berupa pengisian kuisioner.

4. Populasi dan Sampel.

a. Populasi.

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2014:148).

Populasi dalam penelitin yang dilakukan adalah seluruh perangkat desa,

Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang yang berjumlah 20

orang.

34

Page 35: Skripsi Pungky - Copy

b. Sampel Jenuh.

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi (Sugiyono,

2014:148). Dikarenakan penelitian ini adalah penelitian populasi, maka

subjek penelitian ini adalah seluruh populasi, sehingga tidak dilakukan

pengambilan sampel.

5. Uji Instrumen.

Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen

penelitian untuk mengetahui, memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan

informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola yang sama. Uji

instrumen pada data primer mencakup dua uji reliabilitas dan uji validitas

(Ghozali, 2011:47).

a. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel konstruk (Ghozali, 2011:47). Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha > 0,70 (Ghozali, 2011:48).

b. Uji Validitas.

Uji validitas adalah tingkat keadalan alat ukur yang digunakan. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika suatu pernyataan pada suatu kuesioner

35

Page 36: Skripsi Pungky - Copy

mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

2011:52). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah

jumlah sampel, dengan tingkat signifikan 0,05. Jika rhitung lebih besar dari

rtabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut

dinyatakan valid (Ghozali, 2011:53).

6. Teknik Analisis Data.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda. Analisis regresi linear berganda adalah analisis mengenai

pengaruh beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen

(Ghozali, 2011:59). Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi

linier berganda yaitu:

a. Analisis Regresi Linier Berganda.

Alat uji yang digunakan untuk analisis penelitian adalah analisis

regresi linier berganda untuk melihat pengaruh partisipasi penyusunan

anggaran, implementasi anggaran berbasis kinerja, dan peran kuasa

pengguna anggaran APBDes terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian

ini persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + + + +e

Keterangan :

36

Page 37: Skripsi Pungky - Copy

Y = Kinerja karyawan

Α = Konstanta

1, 2, 3, = Koefisien Regresi

= Partisipasi Penyusunan Anggaran

= Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja

= Peran Kuasa Pengguna APBDes

= Standart Error

b. Pengujian Hepotisis.

Uji hipotesis merupakan suatu alat uji untuk mengetahui dugaan atas

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat (Hudiwinarsih dan

Murty, 2012).

1) Uji Parsial (Uji t).

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2011:178). Adapun langkah-langkah uji statistik t adalah:

a) Menentukan Hipotesis.

H0: β1:β2:β3 ≤ 0 artinya bahwa partisipasi penyusunan anggaran,

implementasi anggaran berbasis kinerja, dan

peran kuasa pengguna APBDes tidak

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

37

Page 38: Skripsi Pungky - Copy

ttabel thitung

Ha ditolakH0 diterima

Ha diterimaH0 ditolak

0

Ha: β1:β2:β3 > 0 artinya bahwa partisipasi penyusunan anggaran,

implementasi anggaran berbasis kinerja, dan

peran kuasa pengguna APBDes berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan.

b) Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.

H1,H2,H3 diterima jika thitung >ttabel.

H1,H2,H3 ditolak jika thitung ≤ ttabel.

Gambar 2. Kurva Uji t Satu Titik Kanan

Sumber: Sugiyono, 2013:102

2) Uji Simultan (Uji F).

Uji simultan menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh bersama-

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Adapun

langkah-langkah uji f adalah:

a) Menentukan Hipotesis.

H0 : β4 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif signifikan

38

Page 39: Skripsi Pungky - Copy

ftabel fhitung

Ha ditolakH0 diterima

Ha diterimaH0 ditolak

0

antara partisipasi penyusunan anggaran, implementasi

anggaran berbasis kinerja dan peran kusa pengguna

APBDes terhadap kinerja karyawan.

H0 : β4 > 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Partisipasi penyusunan anggaran, implementasi

anggaran berbasisi kinerja dan peran kuasa pengguna

APBDes terhadap kinerja karyawan.

b) Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.

H4 diterima jika fhitung > ftabel

H4 ditolak jika fhitung ≤ ftabel

Gambar 3.Kurva pengujian Hipotesis Uji F

Sumber: Sugiyono, 2013:102

3) Koefisien Determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

39

Page 40: Skripsi Pungky - Copy

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat

tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

H. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar

Pengajuan Judul          

Penyusunan Proposal          

Bimbingan Proposal

ACC Proposal

Ujian Proposal          

Pengumpulan Data          

Pengolahan Data        

Analisis Data        

Penyampaian Hasil          

40

Page 41: Skripsi Pungky - Copy

I. Daftar Pustaka

Anugerahani, Ika Dian dan Sentot Imam Wahjono, 2013, “Pengaruh Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada BPKAD Kabupaten Kediri)”, Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013.

Anwar, Misbahul dan Bambang Jatmiko, 2013, “Konstribusi dan Peran Pengelolaan Keungan Desa Untuk mewujudkan Anggaran pendapatan dan Belanja Desa Yang Transparan dan Akuntabel”, Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol. 2 No. 2 (2013).

Asmas, Denny, 2014, “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja manajerial (Studi Empiris Pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia)”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol. 14 No. 3 Tahun 2014.

Damayanti, Syaiko Rosyidi dan Riskin Hidayat, 2015, Buku Pedoman Penyusunan Skripsi STIE ‘YPPI’ Rembang, STIE ‘YPPI’ Rembang, Rembang.

Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS, Cetakan V. Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro.

Hertati, Diana, 2009, “Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur”, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 7 No. 2, Mei 2009.

Isnaini, Fajar dan Sugeng Praptoyo, 2013, “Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Sebagai Alat Pengukur Kinerja Pada Dinas Perhubungan Kota Surabaya”, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 7 (2013).

Kasili, Sinthia Anelia dan David P. E. Saerang, 2013, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud”, Jurnal Accountability Vol. 2 No. 1, Juni 2013.

Mulyani, Sri dan Rahman Firdaus A., 2012, “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Tekanan anggaran, Komitmen Organisasi dan Kompleksitas Tugas Terhadap Slack Anggaran pada Perbankan di Pekanbaru”, Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 18 No. 1 Juni 2012.

Murty, Windy Aprilia dan Hudiwinarsih Gunasti, 2012, “Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan

41

Page 42: Skripsi Pungky - Copy

Bagian Akuntansi”, The Indonesian Accounting Review Vol. 2 No. 2, July 2012.

Parjanti, dkk, 2014, “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Gaya Kepemimpinan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Paradigma Vol. 12, No. 01.

Riayadi, Slamet, 2011, “Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Mnufaktur di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13 No. 1.

Sardjito, Bambang dan Osmad Muthaher, 2007, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”, Simposium Nasional Akuntansi X, UNHAS Makasar 26-28 Juli 2007.

Savitri, Enni dan Sawitri Erianti, 2014, “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran dan Informasi Asimetri Terhadap Timbulnya Kesenjangan Anggaran”, Jurnal Akuntansi Vol.2 No. 2, April 2014.

Setiawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali, 2006, Akuntansi Keperilakuan Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Setyowati, Lilis dan Purwantoro, 2013, “Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja pada Pemerintah Kota Semarang”, Media Ekonomi dan Teknologi informasi, Vol.21, No.2 (2013).

Silmilian, 2012, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah Dengan Motivasi Kerja dan Internal Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating”, Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2 (2012).

Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Alfabetha, Bandung.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Manajemen, CV. Alfabeta, Bandung.

Supomo dan Indriantoro, 2002, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen”, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta, Yogyakarta.

42

Page 43: Skripsi Pungky - Copy

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Dalam rangka penelitian skripsi tentang “Pengaruh Partisipasi Penyusunan

Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa

Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa Terhadap Kinerja Perangkat

Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang)”,

saya memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner

dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan

pemahaman Bapak/Ibu.

Semua informasi yang terkumpul akan disajikan secara umum (tidak secara

individu) sebagai ringkasan dari hasil analisis yang akan dilaporkan atau

dipublikasikan dan akan dijamin kerahasiaannya.

Atas kesediaan bapak/ibu untuk mengisi kuesioner, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Pungki Lusi Anjarsari

43

Page 44: Skripsi Pungky - Copy

Daftar Pertanyaan

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ................................................................

2. Alamat : ................................................................

3. Umur : ................................................................

4. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

5. Jabatan : ................................................................

6. Kantor cabang : ................................................................

KUESIONER

Berilah tanda (X) pada pilihan jawaban berikut:

Keterangan: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

44

Seluruh jawaban yang anda berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian

Page 45: Skripsi Pungky - Copy

PERNYATAAN

No Pernyataan STS TS RR S SS

  Keikutsertaan dan kepuasan dalam penyusunan anggaran  

1 Saya dilibatkan dalam penyusunan anggaran.          

2 Saya merasa puas karena diikutkan dalam penyusunan anggaran.

3 Saya tidak puas karena diikutkan dalam penyusunan anggaran.          

  Kebutuhan dan kerelaan dalam memberikan pendapat  

4 Saya memiliki kemampuan untuk berpendapat dalam penyusunan anggaran.          

5 Saya perlu memberikan pendapat saat penyusunan anggaran.          

6 Saya berhak memberikan pendapat dalam penyusunan anggaran.  

  Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir          

7 Pendapat saya berpengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.          

8 Pendapat saya dalam penyusunan anggaran menghasilkan anggaran yang baik.          

A. Pertisipasi Penyusunan Anggaran.

B. Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.

No Pernyataan STS TS RR S SS  Input  

1

Menurut kami anggaran yang kami terima sudah sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan.

         

2Menurut kami anggaran yang kami keluarkan sudah sesui yang dibutuhkan.

         

45

Page 46: Skripsi Pungky - Copy

  Output  

3 Menurut kami pembangunan di desa kami sudah sesuai dengan anggaran.          

4 Menurut kami pembangunan di desa kami sudah sesuai dengan prosesnya.          

  Outcome  

5 Kami sudah menjalankan anggaran sesuai dengan fungsinya.          

6 Kami sudah melaksanakan pembangunan desa sesuai anggaran yang kami terima.        

 

Sasaran Kegiatan       

 

7 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan.        

 

8 Saya mampu melaksanakan kegiatan sesuai tujuan yang ditetapkan.

        

C. Peran Kuasa Pengguna Anggaran.

No Pernyataan STS TS RR S SS

  Tujuan          

1 Kepala desa menggunakan anggaran desa untuk pembangunan desa.          

2Kepala desa menetapkan anggaran desa sesuai dengan persetujuan bersama.          

  Efesiensi  

3 Kepala desa mengoptimalkan anggaran sesuai yang dibutuhkan.          

4 Kepala desa mampu dan bertanggungjawab dalam pengelolaan keuangan desa          

  Efektivitas  

46

Page 47: Skripsi Pungky - Copy

5 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target.          

6 Saya mampu memahami standar dalam penyusunan anggaran.

D. Kinerja Perangkat Desa.

No Pernyataan STS TS RR S SS  Kualitas  

1 Saya melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.          

2 Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang ideal.          

3 Pekerjaan yang saya lakukan memiliki tingkat kesalahan yang kecil.          

  Kuantitas  

4 Pekerjaan yang saya hasilkan sesuai target yang diharapkan.          

5 Pekerjaan yang saya hasilkan dari tahun ketahun mengalami peningkatan.          

  Ketepatan Waktu  

6 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

         

7 Saya menyelesaikan pekerjaan tidak melebihi waktu yang telah ditentukan.

8 Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.          

  Efektivitas  

9 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP.          

10 Saya mampu mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya          

47

Page 48: Skripsi Pungky - Copy

yang ada.  Kemandirian  

11 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan orang lain.          

12 Saya mampu memecahkan masalah dalam pekerjaannya sendiri.          

48