skripsi - perpustakaan pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas...

77
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA SEPIHAK (Study Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi Antara Supplier dan Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Syari'ah Oleh : Eka Tyas Listiana 062311009 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: lenguyet

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA SEPIHAK

(Study Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi Antara Supplier dan Pedagang

Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I)

Dalam Ilmu Syari'ah

Oleh :

Eka Tyas Listiana

062311009

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

ii

Drs. Ghufron Ajib, M.Ag.

Jl. Bukit Ngaliyan Permai B/10 Ngaliyan Semarang

Dra. Hj. Noor Rosyidah, M.Si.

Jl. Kp. Kebon Arum No. 73 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks

Hal : Naskah skripsi

A.n. Eka Tyas Listiana

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari‟ah

IAIN Walisongo

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

ini saya kirimkan naskah saudara:

Nama : Eka Tyas Listiana

NIM : 062311009

Jurusan : Hukum Ekonomi Islam (Muamalah)

Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN

HARGA SEPIHAK (Studi Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi

Antara Supplier dan Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kec.

Ampel Kab. Boyolali)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat segera

dimunaqasahkan.

Demikian harap maklum adanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, 22 November 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ghufron Ajib, M.Ag Dra. H. Noor Rosyidah, M.Si

NIP.19660325 199203 1001 NIP.19650909 199403 2002

Page 3: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARIAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Nama : Eka Tyas Listiana

NIM : 062311009

Fakultas/Jurusan : Syari‟ah/Muamalah

Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perubahan Harga Sepihak (Studi

Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi Antara Supplier dan

Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali)

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas syariah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

27 Desember 2011

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan

studi program sarjana strata I (S.I) tahun akademik 2011 guna memperoleh gelar

sarjana dalam ilmu syari‟ah.

Semarang, 27 Desember 2011

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dra. H. Noor Rosyidah, M.Si Drs. Ghufron Ajib, M.Ag

NIP. 19650909 199403 2 002 NIP. 19660325 199203 1 001

Penguji I Penguji II

Moh. Arifin, S.Ag., M.Hum Nur Fatoni, M.Ag

NIP. 19711012 199703 1 002 NIP. 19730811 200003 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ghufron Ajib, M.Ag Dra. H. Noor Rosyidah, MSi NIP. 19711012 199703 1 002 NIP. 19650909 199403 2 002

Page 4: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

iv

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS An-Nisa‟: 29)

Page 5: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini teruntuk Orang-orang yang ku cintai & ku sayangi yang

selalu hadir mengiringi hari-hariku dalam menghadapi perjuangan disaat sedih dan

bahagia.

Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia mendukung & mendoakanku

Di setiap ruang & waktu dalam kehidupanku khususnya buat:

1. Bapak dan ibuku tersayang (Bapak Ansori & Ibu Sutinah)

Yang selalu mendoakan, mendukung baik moral maupun material dan selalu

mencurahkan kasih sayang, perhatian dan memberikan motivasi kepada ananda

dalam segala hal. Semoga Allah Swt selalu melindungi mereka berdua.

2. Adik-adikku tersayang (Muhammad Arif Pribadi & Happy Nur Amalia)

Yang selalu mendukung dan mendoakanku. Kalian menjadi sumber inspirasi dan

penyemangat dalam perjuangan hidupku. Semoga Allah Swt senantiasa

memberinya kekuatan dan semoga dapat menjadi anak yang lebih bisa

dibanggakan kedua orang tua. amin

3. Mas Jhonie

Yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi, mendoakan,

mendukung baik moral maupun material, dan selalu memberikan motivasi dalam

segala hal. Semoga Allah Swt selalu memberikan yang terbaik bagimu. amin

4. Sahabat-sahabat MUA‟06 & MUB‟06 (Baiti, Sani, elly, Helin, Yeni, Uus, Eni,

Hani, Miftah, Nazil, NH, fitri) & Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2006

yang tak dapatku sebutkan satu persatu.

Terimakasih atas doa dan dukungan kalian semua, kalian selalu memberi

motivasi dan selalu mewarnai hari-hariku dengan penuh tangis dan tawa.

Page 6: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

matari yang telah pernah ditulis orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Page 7: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

vii

ABTRAKS

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang dengan barang atau

uang dengan barang, dengan jalan melepaskan hak milik dari satu dengan yang lain

atas dasar saling merelakan. Dalam jual beli terdapat rukun dan syarat yang harus

dipenuhi, sehingga jual beli tersebut dapat dikatakan sah oleh syara‟. Salah satu

syarat sah jual beli yaitu barang yang diperjual belikan diketahui jenis dan

kualitasnya, tidak mengandung unsur tipuan maupun paksaan. Namun demikian,

dalam prakteknya syarat dan rukun jual beli tersebut terkadang tidak terpenuhi.

Seperti dalam pelaksanaan jual beli daging sapi yang terjadi di Desa Tanduk

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dalam jual beli tersebut seringkali pihak

pedagang pengecer melakukan perubahan harga secara sepihak pada supplier. Oleh

karena itu, menarik untuk dikaji: 1) Bagaimana proses terjadinya perubahan harga

sepihak dalam jual beli daging sapi di Desa Tanduk, apa saja faktor yang melatar

belakanginya? 2) Bagaimana perubahan harga yang dilakukan sepihak oleh pembeli,

jika ditinjau menurut hukum Islam?

Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya termasuk penelitian lapangan atau

field research yang dilakukan di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali. Untuk mendapatkan data yang valid, penulis menggunakan beberapa

metode pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber

data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder. Setelah data terkumpul maka penulis menganalisis dengan menggunakan

metode deskriptif analisis.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan harga sepihak yang

dilakukan oleh pedagang pengecer dalam jual beli daging sapi di Desa Tanduk

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sering kali dialami oleh supplier. Jika daging

yang didapat dirasa kurang baik bagi pedagang pengecer, maka mereka tidak akan

segan melakukan potongan harga, dan potongan harga tersebut dilakukan tanpa ada

kesepakatan ulang dengan pihak supplier. Perubahan harga tersebut dilakukan karena

berbagai sebab, diantaranya: warna daging yang agak keputihan, banyaknya

gajih/otot yang menempel pada daging, dan timbangan mati. Dalam hal ini

sebenarnya tidak sepenuhnya kesalahan supplier, dari berbagai sebab diatas itu

supplier tentunya tidak akan mengetahuinya dari awal, karena kondisi daging sapi

baru akan diketahui setelah pemotongan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut,

kebanyakan supplier memilih untuk pasrah, karena penjualan akhir itu berada pada

pedagang pengecer dan supplier memilih tidak menggunakan potongan harga jika

daging yang dikirim kurang bagus, mereka lebih memilih menunggu pedagang

pengecer melakukan potongan harga, karena jika potongan harga mereka terapkan,

maka harga akan menjadi lebih turun lagi. Dilihat dari hukum Islam perubahan harga

oleh pedagang pengecer yang disebabkan karena adanya cacat pada barang yang

diperjualbelikan itu boleh dilakukan, akan tetapi perubahan harga itu harus

mendapatkan kerelaan pihak lainnya. Karena jual beli yang terdapat unsur paksaan

itu temasuk jual beli yang fasid, sebab paksaan meniadakan kerelaan yang

merupakan unsur penting bagi keabsahan jual beli.

Page 8: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan segala puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah

Swt atas taufik, hidayah dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN

HARGA SEPIHAK (Study Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi Antara Supplier dan

Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali)”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

strata satu (S1) dalam ilmu mua‟malah (Hukum Ekonomi Islam) di Fakultas

Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan segala daya dan

upaya guna menyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari berbagai pihak ,

penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terwujud. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang banyak memberikan

sumbangan pada penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo

Semarang

2. Drs. Ghufron Ajib, M.Ag dan Dra. H. Noor Rosyidah, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta

tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan

membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Kajur, Sekjur, dosen-dosen dan karyawan Fakultas Syari‟ah IAIN

Walisongo Semarang, atas segala didikan, bantuan dan kerjasamanya.

4. Kedua orang tua penulis, adik beserta segenap keluarga, atas segala doa,

dukungan, perhatian, arahan dan kasih sayangnya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Keluarga besar yang ada di Dukuh Banyusodo Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali, terkhusus bagi keluarga bapak sarji dan mbo‟ isih, (Alm) mas joko,

Page 9: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

ix

mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih

atas dukungan yang kalian berikan.

6. Pengurus Kelurahan Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali &

masyarakat Tanduk

7. Masyarakat Surodadi ( keluarga besar pak lurah, pak manten, pak carik,

remaja Desa Surodadi, dll), banyak hal yang penulis dapatkan selama KKN

disana. Tim KKN Posko 35 Surodadi (elly, aini, linda, mb‟ khanif, mas

ihya‟,sukron, budi dan pak kordes (ulil), walau kita dipertemukan sesaat tapi

persaudaraan kita semoga akan terbina selamanya. Amien

8. Sahabat-sahabatku semua yang selalu memberi do‟a, dukungan, dan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. “Semoga Allah membalas

semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari mereka berikan

padaku” amin.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

moral dari semua pihak diatas, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan memohon kepada Allah Swt semoga amal sholeh mereka mendapat balasan

yang lebih baik.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca sekalian dan khususnya bagi penulis.

Semarang, Desember 2011

Penulis

Eka Tyas Listiana

NIM. 062311009

Page 10: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

E. Telaah Pustaka ............................................................................. 10

F. Metode Penelitian ......................................................................... 13

G. Sistematika Penelitian .................................................................. 16

BAB II KONSEP UMUM TENTANG OBYEK JUAL BELI DAN KHIYAR

A. Ketentuan tentang Obyek Jual Beli ............................................... 18

1. Pengertian Obyek Jual Beli ...................................................... 18

2. Perbedaan Harga (Tsaman) dan Barang (Mabi‟) ...................... 18

3. Syarat Objek Jual Beli ............................................................. 19

4. Ketentuan Hukum yang Berkaitan dengan Obyek Jual Beli ..... 22

Page 11: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

xi

B. Khiyar .......................................................................................... 23

1. Khiyar Majlis .......................................................................... 24

2. Khiyar „Aib .............................................................................. 24

3. Khiyar Ru‟yah .......................................................................... 26

4. Khiyar Tadlis ........................................................................... 27

5. Khiyar Ghaban ........................................................................ 28

6. Khiyar Syarat .......................................................................... 29

C. Pendapat Ulama tentang Perubahan Perjanjian Secara Sepihak dalam

Jual Beli ....................................................................................... 30

BAB III KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL BELI

DAGING SAPI DI DESA TANDUK KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI

A. Profil Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ......... 33

1. Kondisi Geografis .................................................................... 33

2. Kondisi Sosial ......................................................................... 34

3. Kondisi Ekonomi ..................................................................... 36

B. Kasus Perubahan Harga Sepihak Dalam Jual Beli Daging Sapi di

Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ................... 38

1. Pelaksanaan Jual Beli Daging Sapi di Desa Tanduk Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali....................................................... 38

2. Kasus Perubahan Harga Sepihak dalam Jual Beli Daging Sapi di

Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali ............... 41

C. Pendapat Ulama dan Tokoh Masyarakat di Desa Tanduk Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali .......................................................... 47

BAB IV ANALISIS

A. Analisis Terhadap Kasus Perubahan Harga Sepihak Dalam Jual Beli

Daging Sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali 49

Page 12: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

xii

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Kasus Perubahan Harga Sepihak

Dalam Jual Beli Daging Sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali ................................................................ 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 62

B. Saran-Saran ..................................................................................... 63

C. Penutup ............................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan sesama manusia merupakan manifestasi dari hubungan dengan

pencipta. Jika baik hubungan dengan manusia lain, maka baik pula hubungan

dengan penciptanya. Karena itu hukum Islam sangat menekankan kemanusiaan.1

Hukum Islam (Syari‟ah) mempunyai kemampuan untuk berevolusi dan

berkembang dalam menghadapi soal-soal dunia Islam masakini. Semangat dan

prinsip umum hukum Islam berlaku di masa lampau, masakini, dan akan tetap

berlaku di masyarakat.2

Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan

hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan

itu. Salah satunya dengan bekerja, sedangkan salah satu dari ragam bekerja

adalah berbisnis. Dengan landasan iman, bekerja untuk mencukupi kebutuhan

hidup dalam pandangan Islam dinilai sebagai ibadah yang di samping

memberikan perolehan material, juga insya Allah akan mendatangkan pahala.

Banyak sekali tuntunan dalam Al-Qur‟an yang mendorong seorang muslim

untuk bekerja.3 Rasulullah SAW bersabda :

1 Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta: 1997, hal. 71

2 Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT Dana Bhakti Wakaf,

Yogyakarta: 1995, hal. 27 3 Yusanto, M.I. dan M. K. Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet. I, Gema Insani

Press, Jakarta: 2002, hal. 9

Page 14: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

2

”Dari Rifa‟ah bin Rafi, bahwasannya Rasulullah SAW ditanya salah

seorang sahabat mengenai pekerjaan (profesi) apa yang paling baik.

Rasulullah ketika itu menjawab: usaha tangan manusia dan setiap jual

beli yang diberkati”.4

Allah SWT menciptakan manusia dengan karakter saling membutuhkan

antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Tidak semua orang memiliki

apa yang dibutuhkannya, akan tetapi sebagian orang memiliki sesuatu yang

orang lain tidak memiliki namun membutuhkannya. Sebaliknya, sebagian orang

membutuhkan sesuatu yang orang lain telah memilikinya. Karena itu Allah SWT

mengilhamkan mereka untuk saling tukar menukar barang dan berbagai hal yang

berguna, dengan cara jual beli dan semua jenis interaksi, sehingga kehidupanpun

menjadi tegak dan rodanya dapat berputar dengan limpahan kebajikan dan

produktivitasnya.5 Oleh sebab itu Islam membolehkan pengembangan harta

dengan berbisnis, yang salah satunya melalui jalur perdagangan. Sebagaimana

firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat An-Nisa : 29.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.” 6

4 Ibnu Hajar „Al-Asqalani, Tarjamah Bulughul-Maram, CV Diponegoro, Bandung: 1988,

hal.384 5 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Era Intermedia, Surakarta: 2007, hal.354

6 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang: 1989, hal.

122

Page 15: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

3

Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-Bai’, al-Tijarah dan

al-Mubadalah, sebagaimana Allah SWT, berfirman dalam Al-Qur‟an surat

Faathir : 29.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan

mendirikan shalat dan menafkahkan seagian dari rizki yang kami

anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan.

Mereka itu mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan merugi”7

Menurut istilah yang dimaksud dengan jual beli salah satunya adalah:

menukar barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan

melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

merelakan.8

Jual beli mempunyai 5 unsur, yaitu:9

1. Penjual: pemilik harta yang menjual hartanya atau orang yang diberi kuasa

untuk menjual harta orang lain. Penjual harus cakap melakukan penjualan

(mukallaf).

2. Pembeli: orang yang cakap yang dapat membelanjakan hartanya (uangnya).

3. Barang jualan: sesuatu yang dibolehkan oleh syara‟ untuk dijual dan

diketahui sifatnya oleh pembeli.

4. Transaksi jual beli yang berbentuk serah terima: transaksi dimaksud, dapat

berbentuk tertulis, ucapan atau kode yang menunjukkan terjadinya jual beli.

7 Ibid, hal. 700

8 Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2008, hal. 67

9 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta: 2006, hal. 143

Page 16: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

4

Sebagai contoh: penjual mengatakan baju ini harganya Rp 50.000,00 atau

baju itu diberikan perangko oleh penjual dengan harga tersebut. Kemudian

pembeli menyerahkan uang sebagai harga baju. Hal itulah yang di sebut

serah terima (ijab qobul).

5. Persetujuan kedua belah pihak: pihak penjual dan pihak pembeli setuju

untuk melakukan transaksi jual beli.

Jual beli sesuatu yang terdapat unsur penipuan adalah dilarang oleh

hukum perdata Islam. Dengan demikian, penjual tidak boleh menjual ikan yang

masih ada di dalam air, daging yang masih ada di dalam perut domba, janin

binatang yang masih ada di dalam perut, air susu yang masih ada di dalam susu

binatang, buah-buahan yang masih kecil (belum matang), barang yang tidak

dapat dilihat atau diterima atau diraba ketika sebenarnya barang dagang tersebut

ada, dan bila barang dagang itu tidak ada maka tidak boleh memperjual

belikannya tanpa mengetahui sifat ataupun jenis dan keberadaannya

(kualitasnya).10

Setiap transaksi jual beli yang memberi peluang terjadinya

persengketaan, karena barang yang dijual tidak transparan, atau ada unsur

penipuan yang dapat membangkitkan permusuhan antara dua pihak yang

bertransaksi, atau salah satu pihak menipu pihak lain, dilarang oleh Nabi SAW.

Sebagai antisipasi terhadap munculnya kerusakan yang lebih besar (saddudz

dzari’ah).11

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas dapat dipahami bahwa modernisasi,

dalam arti meliputi segala macam bentuk mu’amalat, diizinkan oleh syari‟at

10

Ibid, hal. 148 11

Yusuf Qardhawi, Op.Cit, hal.356

Page 17: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

5

Islam, selama tidak bertentangan dengan prinsip dan jiwa syari‟at Islam itu

sendiri. Menyadari bahwa kehidupan dan kebutuhan manusia selalu berkembang

dan berubah, syari‟at Islam dalam bidang mu‟amalat pada umumnya hanya

mengatur dan menetapkan dasar-dasar hukum secara umum. Sedangkan

perinciannya diserahkan pada umat Islam, dimanapun mereka berada. Tentu

perincian itu tidak menyimpang, apalagi bertentangan dengan prinsip dan jiwa

syari‟at.

Jual beli merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kehidupan masyarakat

karena itu sudah merupakan salah satu dinamika perekonomian yang selalu

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, yang sebagian

masyarakatnya mencari nafkah sebagai pedagang daging sapi. Dalam

pelaksanaan jual beli itu terdapat dua pihak, yakni: supplier dan pedagang

pengecer (penjual yang menjual di pasar).

Masyarakat Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

mayoritas beragama Islam. Akan tetapi, dalam melakukan transaksi jual beli

daging sapi itu sering kali terjadi praktek perubahan kesepakatan secara

sepihak, yang pada akhirnya merugikan salah satu pihak yang bertransaksi.

Jual beli daging sapi dilakukan dengan sistem pesanan (baik itu lewat

telefon ataupun sms), yang dimana barang (daging sapi) itu ada wujudnya akan

tetapi tidak bisa dihadirkan pada saat akad12

itu berlangsung. Hal itu dikarenakan

penyembelehan sapi dilakukan pada waktu tengah malam sehingga bisa di

12

Akad artinya kesepakatan bersama yang mengikat.

Page 18: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

6

dapatkan daging yang masih segar dan baru. Dengan kata lain, terjadinya jual

beli daging itu dilakukan oleh pihak pedagang pengecer yang memesan daging

sapi pada supplier pada malam hari, dengan menyebutkan jenis dan banyaknya

daging yang dibutuhkan, yang kemudian dilanjutkan oleh pihak supplier yang

menyebutkan harga per Kg dari daging sapi tersebut. Sedangkan pembayarannya

diberikan pada supplier, sehari setelah daging itu laku / terjual. Tidak terdapat

ketentuan lebih jika daging yang dikirmkan itu terdapat cacat, akan tetapi jika

terjadi hal demikian, maka pedagang pengecer tidak akan segan melakukan

perubahan harga dari jumlah uang yang harus disetorkan.

Ternyata terdapat kesenjangan dalam transaksi jual beli daging sapi

tersebut, yakni : pada saat pembayaran, sering kali pihak pengecer tidak

melakukan pembayaran secara penuh kepada pihak supplier, dikarenakan

mereka menganggap daging yang mereka terima tidak sempurna menurut

perspektif mereka sendiri. Peristiwa ini sebenarnya sangat mengecewakan pihak

supplier, karena hal tersebut dilakukan tanpa ada kesepakatan ulang dengan

pihak supplier. Dan di sini pihak supplier sendiri juga sudah mengeluarkan

modal untuk biaya produksi, yang di antaranya digunakan untuk membayar

buruh jagal sapi (orang yang bertanggung jawab menyembelih sapi), buruh titik

balung sapi (orang yang bertanggung jawab memisahkan daging dari tulang

sapi) dan sebagainya. Pada kenyataannya, jika daging dirasa kurang baik oleh

pihak supplier, pastinya pihak supplier akan memberikan harga kurang atau

potongan harga pada pihak pengecer sendiri.

Page 19: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

7

Menurut ulama‟ Hanafiyah, hukum jual beli orang terpaksa seperti jual

beli fudhul (jual beli tanpa seijin pemiliknya) yakni ditangguhkan (mauquf).

Oleh karena itu, keabsahannya ditangguhkan sampai rela (hilang rasa terpaksa).

Menurut ulama‟ Malikiyah tidak lazim, baginya ada khiyar.13

Adapun menurut

fuqaha Syafi‟iyah dan Hanabilah, jual beli tersebut tidak sah sebab tidak ada

keridhaan ketika akad.14

Mengenai penetapan harga,15

Islam memberikan kebebasan kepada pasar.

Ia menyerahkannya kepada hukum pasar untuk memainkan peranannya secara

wajar, sesuai dengan penawaran dan permintaan yang ada. Rasulullah SAW,

bersabda :

“Dari Anas r.a., ia berkata, pernah terjadi harga naik di masa Rasulullah

saw., kemudian orang-orang berkata, ya Rasulullah, alangkah baiknya

kalau sekiranya engkau menetapkan harga? Ia menjawab: Sesungguhnya

Allah-lah yang menentukan harga, yang mencabut, yang membentangkan,

dan yang memberi rezeki. Saya sungguh berharap dapat bertemu Allah

dalam keadaan tidak seorangpun dari kalian yang menuntut kepadaku

karena kezhaliman dalam masalah darah dan harta”.16

13

Abdul Karim Zaidan, Pengantar Study Syari’at, Cet. I, Robbani Press, Jakarta: 2008,

hal.473. yang dimaksud Khiyar berarti pihak yang berakad memiliki hak untuk melangsungkan atau

membatalkan akad. 14

Rahmat Syafe‟i, Fiqh Muamalah, CV Pustaka Setia, Bandung: 2001, hal. 94 15

Penetapan harga (tas’ir) artinya menetapkan harga barang-barang yang hendak

dijualbelikan tanpa menzalimi pemilik, tanpa memberatkan pembeli. Lihat Sayyid Sabiq, Tarjamah

Fikih Sunnah 5, Cakrawala Publishing, Jakarta: 2009, hlm.204 16

Yusuf Qardhawi, Op.Cit., hal. 357-359. Baca juga dalam A. Qadri Hassan, dkk,

Terjemahan Nailul Authar (Himpunan Hadits-Hadits Hukum), PT Bina Ilmu, Surabaya: 1983, hal.

1762

Page 20: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

8

Karena itu, bila penetapan harga mengandung unsur kezhaliman dan

pemaksaan kepada masyarakat, sehingga mereka terpaksa membeli dengan

harga yang tidak mereka sukai atau menghalangi mereka dari hal-hal yang

diperbolehkan oleh Allah maka penetapan harga seperti itu hukumnya haram.

Akan tetapi, bila ia mengandung unsur keadilan diantara sesama manusia,

seperti memaksa mereka yang melakukan transaksi jual beli dengan harga yang

wajar, melarang mereka dari hal-hal yang diharamkan: semisal mengambil lebih

dari alat tukar yang wajar, maka penetapan harga seperti itu diperbolehkan,

bahkan menjadi wajib hukumnya.

Jumhur fuqaha mensyaratkan agar orang yang melakukan akad memiliki

kebebasan kehendak dalam menjual belikan barangnya. Apabila dia dipaksa agar

menjual hartanya tanpa alasan yang hak maka jual beli tersebut tidak sah.

Adapun jika seseorang dipaksa untuk menjual hartanya dengan alasan yang hak

maka jual beli ini sah. Misalnya, seseorang yang dipaksa agar menjual rumahnya

untuk perluasan jalan, masjid, atau kuburan, atau dipaksa agar menjual

barangnya untuk membayar utangnya atau untuk menafkahi istrinya atau kedua

orang tuanya. Dalam kondisi ini dan sejenisnya, jual beli sah demi menempatkan

ridha dari syariat diatas ridhanya.17

Jual beli itu dihalalkan dan dibenarkan agama, asal memenuhi syarat-

syarat yang diperlukan. Memang dengan tegas Al-Qur‟an menerangkan bahwa

“jual beli itu halal, sedangkan riba itu haram” { Islam .{وأحل الله البيع وحرم الربوا

menghalalkan jual beli karena itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun

17

Sayyid Sabiq, Tarjamah Fiqih Sunnah 4, PT Pena Pundi Aksara, Jakarta Pusat: 2009, hal.

57-58

Page 21: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

9

demikian dalam pelaksanannya sangat diperlukan aturan-aturan yang kuat untuk

menjamin mu‟amalah yang baik.

Berdasarkan itulah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian

dengan judul: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN

HARGA SEPIHAK (Study Kasus Dalam Jual Beli Daging Sapi Antara Supplier

dan Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses terjadinya perubahan harga sepihak dalam jual beli

daging sapi di Desa Tanduk, apa saja faktor yang melatar belakanginya?

2. Bagaimana perubahan harga yang dilakukan sepihak oleh pembeli, jika

ditinjau menurut hukum Islam?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan inti, yaitu:

a. Untuk mengetahui proses terjadinya perubahan harga sepihak dalam

jual beli daging sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali.

b. Untuk mengetahui perubahan harga yang dilakukan sepihak oleh

pembeli, jika ditinjau menurut hukum Islam.

Page 22: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

10

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan salah satu sarana penulis

untuk dapat mengetahui praktek jual beli yang ada di masyarakat

dengan ilmu pengetahuan (teori) yang penulis dapatkan selama di

Institusi tempat penulis belajar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi “cermin” bagi pihak yang

melakukan jual beli untuk lebih saling terbuka, sehingga keuntungan

bisa dinikmati kedua pihak.

c. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan masukan (referensi) bagi

para peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang akan datang.

E. Telaah Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan jual beli memang bukan untuk yang

pertama kalinya, sebelumnyapun juga pernah ada penelitian yang berkaitan

dengan hal tersebut. Dalam hal ini penulis mengetahui hal-hal apa yang telah

diteliti dan yang belum diteliti sehingga tidak terjadi duplikasi penelitian.

1. Skripsi Umi Maghfuroh, mahasiswa IAIN Fakultas Syariah yang lulus pada

tahun 2010 dengan judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Status Uang

Muka dalam Perjanjian Jual Beli Salam (Study Kasus Tentang Status Uang

Muka dalam Perjanjian Salam yang Dibatalkan di Saras Catering

Semarang), di dalamnya dijelaskan bahwa sesuai dengan akad yang telah

disepakati antara penjual dan pembeli, pembeli bersedia memberikan uang

muka sebagai tanda jadi untuk memesan pesanan di Saras Chatering dan

Page 23: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

11

menyebutkan pesanan barang dengan kriteria tertentu. Jika pembeli

membatalkan pesanannya, maka uang muka menjadi milik penjual. Akan

tetapi, uang muka tersebut belum dipakai penjual untuk dibelanjakan, maka

status uang muka dalam perjanjian jual beli pesanan yang dibatalkan di

Saras Chatering tersebut tidak sah menurut hukum Islam. Sebaiknya, uang

muka dikembalikan pada pembeli ketika pembeli membatalkan pesanannya.

2. Praktek Ngebon Jual Beli Tembakau Di Kecamatan Kangkung Kabupaten

Kendal (Dalam Perspektif Hukum Islam). Oleh: Makmun (2191747), Fak.

Syari‟ah IAIN Walisongo. Dalam skripsinya disimpulkan: Praktek ngebon

jual beli tembakau di Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal adalah

dilakukan oleh dua kelompok, yaitu kelompok petani kepada pedagang

(tengkulak) dan kelompok pedagang (tengkulak) kepada juragan (peniam).

Sedangkan salah satu yang menjadi faktor masyarakat untuk melakukan

praktek ngebon jual beli, yakni kedua belah pihak saling membutuhkan dan

saling mencari keuntungan. Adapun pendapat sebagian ulama‟ setempat,

yaitu praktek ngebon jual beli tembakau tersebut tidak sah, namun apabila

akad harga tembakau ditentukan pada waktu tembakau akan ditimbang /

setelah ada barangnya boleh atau sah. Sedangkan praktek ngebon jual beli

tembakau tersebut tidak sesuai dengan hukum Islam, karena syarat dan

rukunnya tidak dapat terpenuhi bagi para petani, tetapi ngebon bagi

pedagang kepada juragannya adalah sah karena syarat dan rukunnya bisa

terpenuhi. Syarat dan rukun praktek ngebon bagi petani yang tidak terpenuhi

adalah pada syarat ma‟qud „alaih, yaitu barang yang diperjualbelikan belum

Page 24: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

12

ada barangnya apalagi sifat dan kadar kualitasnya. Maka jual beli dengan

sistem ngebon tersebut termasuk jual beli gharar yang dilarang oleh Islam.

3. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembatalan Jual Beli Tembakau (Study

Kasus di Desa Morobongo kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung)”.

Oleh Miftakhul Jannah, Mahasiswa Jurusan Mu‟amalah, angkatan 2006.

Dalam skripsinya dijelaskan bahwasannya pelaksanaan pembatalan jual beli

tembakau yang dilakukan di Desa Morobongo Kecamatan Jumo

Kababupaten Temanggung ini, dikarenakan kesalahan para petani itu sendiri

yang berusaha untuk menipu para tengkulak dengan berbagai cara, seperti

mencampur tembakau yang kualitasnya kurang bagus kedalam tembakau

yang kualitasnya bagus, dengan tujuan agar semua tembakau yang

dimilikinya bisa terjual semua, memberi gula pasir yang terlalu banyak

untuk menambah berat timbangan pada tembakau. Adapun menurut hukum

Islam pembatalan jual beli tembakau ini boleh dilakukan, dengan alasan

tembakau itu cacat atau rusak karena petani. Karena jual beli yang terdapat

unsur penipuan adalah jual beli yang batal.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field Research), yaitu: suatu penelitian yang dilakukan

Page 25: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

13

di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga organisasi

masyarakat (social), maupun lembaga pemerintah.18

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

berkunjung langsung ke Desa Tanduk sebagai tempat yang dijadikan

penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data itu

diperoleh. 19

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 sumber data,

yaitu: sumber data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Yaitu: data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.20

Adapun yang menjadi Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

data yang didapatkan langsung dari tempat yang menjadi obyek

penelitian (masyarakat Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali, khususnya Pedagang daging sapi di Desa Tanduk tersebut).

b. Data Sekunder

Yaitu: merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya: lewat orang lain atau lewat

dokumen.21

Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah:

18

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:

1998, hal. 22 19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta,

Jakarta: 2006, hal.129 20

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode dan Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta: 2003, hal. 30 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung: 2008,

hal.137

Page 26: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

14

data monografi Desa yang didapat dari Kelurahan Tanduk dan ulama‟

atau sesepuh yang ada di Desa Tanduk.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan menggunakan teknik

sebagai berikut:

a. Pengamatan (observasi)

Yaitu: dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.22

Dalam

penelitian ini penulis mengadakan pengamatan ke lokasi, untuk

mengetahui sebab terjadinya perubahan harga sepihak dalam jual beli

daging sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

b. Wawancara (interview)

Yaitu: bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam

hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan

pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.23

Wawancara

dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam persoalan yang terkait,

yakni: pedagang daging sapi yang ada di Desa Tanduk, RPH, dan juga

pendapat tokoh ulama‟ atau sesepuh di Desa Tanduk tersebut.

c. Dokumentasi

Yaitu: catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa

pada waktu tertentu, termasuk dokumen yang merupakan acuan agi

22

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta: 2007,

hal. 70. 23

W. Gulo. Metode Penelitian, Grasindo, Jakarta: 2002, hal. 119

Page 27: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

15

peneliti dalam memahami obyek penelitiannya.24

Dokumentasi ini

penulis dapatkan dari data Monografi Desa Tanduk dan surat dari RPH

(Rumah Pemotongan Hewan) yang berupa surat potong dan surat jalan.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data

dan mengambil kesimpulan dari data yang telah terkumpul. Dalam

melakukan analisis data ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah: penelitian yang bertujuan untuk

membuat deskripsi atau gambaran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki lalu dianalisis.25

Dalam

penelitian ini penulis akan menggambarkan bagaimana analisis perubahan

harga yang dilakukan oleh pembeli secara sepihak dalam jual beli daging

sapi di kalangan pedagang sapi di Desa Tanduk jika ditinjau menurut hukum

Islam.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memahami persoalan yang dikemukakan di atas, maka penulis

membaginya dalam 5 bab, yaitu:

24

Ibid, hal.123 25

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta: 1998, hal. 128

Page 28: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

16

BAB I: PENDAHULUAN, yang terdiri dari: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: KONSEP UMUM TENTANG OBYEK JUAL BELI &

KHIYAR, yang meliputi: ketentuan umum tentang obyek jual beli, yakni:

(barang (mabi’) dan harga (tsaman)), khiyar secara umum dan pendapat para

ulama‟ tentang perubahan harga sepihak pada jual beli.

BAB III: KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL

BELI DAGING SAPI DI DESA TANDUK KECAMATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI, diantaranya : profil Desa Tanduk Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali, kasus perubahan harga sepihak dalam pelaksanaan

jual beli daging sapi di Desa Tanduk, dan pendapat ulama‟ setempat dalam kasus

perubahan harga sepihak dalam jual beli daging sapi di Desa Tanduk.

BAB IV: ANALISIS, pada bab ini memuat: analisis terhadap kasus

perubahan harga sepihak dalam jual beli daging sapi di Desa Tanduk Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali, apakah sudah sesuai dengan hukum Islam.

BAB V: PENUTUP, meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 29: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

17

BAB II

KONSEP UMUM TENTANG OBYEK JUAL BELI DAN KHIYAR

Akad (perikatan, perjanjian dan kemufakatan) merupakan pertalian antara

ijab dan qabul, sesuai dengan kehendak syari‟at yang berpengaruh pada obyek

perikatan. Semua perikatan (transaksi) yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau

lebih, tidak boleh menyimpang dan harus sejalan dengan kehendak syari‟at. Tidak

boleh ada kesepakatan untuk menipu orang lain, transaksi barang yang diharamkan

dan kesepakatan untuk membunuh orang.1

Menurut fuqaha, rukun akad terdiri atas:2

1. Al-‘Aqidain, para pihak yang terlibat langsung dengan akad.

2. Mahallul ‘aqd, yakni obyek akad

3. Sighat al-‘aqd, yakni pernyataan kalimat akad, yang lazimnya dilaksanakan

melalui pernyataan ijab qabul.3

Dalam jual beli, ketetapan akad adalah menjadikan barang sebagai milik

pembeli dan menjadikan harga atau uang sebagai milik penjual.4 Adapun ketentuan

mengenai obyek jual beli (barang dan uang) adalah sebagai berikut:

1 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 2003, hal. 101 2 Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:

2002, hal. 78 3 Ijab qobul merupakan ungkapan yang menunjukkan kerelaan / kesepakatan dua pihak yang

melakukan kontrak / akad. Menurut hanafiyah, ijab adalah uangkapan yang pertama kali dilontarkan

oleh salah satu dari yang akan melakukan akad. Dan dimana ia menujukkan maksud / kehendak

dengan penuh kerelaan, baik datangnya dari pihak penjual atau pembeli. Qobul adalah sebaliknya,

untuk menetapkan apakah itu ijab atau qobul, sangat bergantung pada awal lahirnya uangkapan

tersebut, tidak memandang siapa yang mengungkapkannya. Lihat Dimyauddin Djuwaini, Pengantar

Fiqh Muamalah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2008, hal. 51 4 Rahmat Syafe‟i, Fiqh Muamalah, CV Pustaka Setia, Bandung: 2001, hal. 91

Page 30: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

18

A. Ketentuan Tentang Obyek Jual Beli

1. Pengertian Obyek Jual Beli

Fuqaha Hanafiyah membedakan obyek jual beli menjadi dua: 1).

Mabi’, yakni barang yang dijual, dan 2). Tsaman atau harga. Menurut mereka

mabi’ adalah sesuatu yang dapat dikenali (dapat dibedakan) melalui sejumlah

kriteria yang tidak dapat dikenali (atau dibedakan dari lainnya) melalui

kriteria tertentu. Tsaman lazimnya berupa mata uang ataupun sesuatu yang

dapat menggantikan fungsinya, seperti gandum, minyak atau benda-benda

lainnya yang ditakar atau ditimbang. Tsaman juga dapat berupa barang

dengan kriteria tertentu yang ditangguhkan pembayarannya. Misalnya: jual

beli setakar gula dengan harga Rp 1000,00 atau dengan setakar kedelai secara

tempo. Maka setakar gula adalah mabi’ sedangkan uang Rp 1000,00 dan

setakar kedelai adalah tsaman.5

2. Perbedaan Harga (Tsaman) dan Barang (Mabi’)

Kaidah umum tentang mabi’ dan tsaman adalah segala sesuatu yang

dijadikan mabi‟ adalah sah dijadikan harga, tetapi tidak semua harga dapat

menjadi mabi‟.

Di antara perbedaan antara mabi’ dan tsaman adalah:6

a. Secara umum uang adalah harga, sedangkan barang yang dijual adalah

mabi’

b. Jika tidak menggunakan uang, barang yang akan ditukarkan adalah mabi’

dan penukarannya adalah harga

5 Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit , hal. 128

6 Rahmat Syafe‟i, Op Cit, hal. 87

Page 31: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

19

3. Syarat obyek jual beli

a. Syarat barang (mabi’)

Benda yang dijadikan obyek jual beli ini haruslah memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:7

1. Bersih barangnya

Adapun yang dimaksud dengan bersih barangnya, yakni:

barang yang diperjualbelikan bukanlah benda yang dikualifikasikan

sebagai benda najis atau digolongkan sebagai benda yang diharamkan.

Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang dikemukakan

Rasulullah SAW;

“Bahwasannya Jabir r.a. mendengar Nabi Saw, bersabda:

“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan penjualan arak, bangkai,

babi dan patung-patung…”.8

2. Dapat dimanfaatkan

Pada hakikatnya seluruh barang yang dijadikan sebagai obyek

jual beli adalah merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, seperti:

untuk dikonsumsi (beras, buah-buahan, ikan, dan lain-lain). Jadi, yang

dimaksud dengan barang yang bermanfaat adalah: bahwa kemanfaatan

barang tersebut sesuai dengan ketentuan hukum Islam, maksudnya,

7 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukun Perjanjian Dalam Islam, Sinar

Grafika, Jakarta: 1994, hal. 37-41 8 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, PT. Pustaka

Rizki Putra, Semarang: 2001, hal. 3

Page 32: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

20

pemanfaatan barang tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma

yang ada.

3. Milik orang yang melakukan akad

Maksudnya, bahwa orang yang melakukan perjanjian jual beli

atas suatu barang adalah pemilik sah barang tersebut atau telah

mendapatkan izin dari pemilik sah barang tersebut.

4. Mampu menyerahkannya

Yang dimaksud dengan mampu menyerahkan, yaitu: pihak

penjual (baik sebagai pemilik maupun sebagai kuasa) dapat

menyerahkan barang yang dijadikan sebagai obyek jual beli sesuai

dengan bentuk dan jumlah yang diperjanjikan pada waktu penyerahan

barang kepada pihak pembeli. Rasulullah SAW, bersabda:

"Dan dari Ibnu Mas‟ud, bahwa Nabi Saw bersabda: janganlah kamu

membeli ikan didalam air, karena yang demikian itu termasuk

gharar”.9

Dari ketentuan hukum diatas dapat dikemukakan bahwa wujud

barang yang dijual itu harus nyata, dapat diketahui jumlahnya (baik

ukuran maupun besarnya).

5. Mengetahui.

9 A. Qadri Hassan, dkk, Terjemahan Nailul Authar (Himpunan Hadits-Hadits Hukum), PT

Bina Ilmu, Surabaya: 1983, hal. 1652

Page 33: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

21

Apabila dalam suatu jual beli keadaan barang dan jumlah

harganya tidak diketahui, maka perjanjian jual beli tersebut tidak sah,

sebab bisa jadi perjanjian tersebut mengandung unsur penipuan.

6. Barang yang diakadkan ada di tangan (dikuasai penjual)

Menyangkut perjanjian jual beli atas sesuatu barang yang

belum ditangan (tidak berada dalam penguasaan penjual) adalah

dilarang, sebab bisa jadi barang sudah rusak atau tidak dapat

diserahkan sebagaimana telah diperjanjikan.

b. Syarat Harga (Tsaman)

Termasuk unsur terpenting dalam jual beli adalah nilai tukar dari

barang yang dijual (untuk zaman sekarang adalah uang). Terkait dengan

masalah nilai tukar ini, para Ulama‟ fiqh membedakan ats-Tsaman dengan

as-si’r. Menurut mereka, ast-Tsaman adalah harga pasar yang berlaku

ditengah-tengah masyarakat secara aktual, sedangkan as-Si’r adalah modal

barang yang seharusnya diterima para pedagang sebelum dijual ke

konsumen (consumption). Dengan demikian, harga barang itu ada 2, yaitu:

harga antar pedagang dan harga antara pedagang dan konsumen (harga jual

dipasar).10

Harga yang dapat dipermainkan para pedagang adalah ast-Tsaman,

bukan harga as-Si’r. Ulama‟ fiqh mengemukakan syarat ast-Tsaman

sebagai berikut:11

10

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Cetakan ke-2, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2007, hal.

118 11

M. Ali Hasan, Op Cit, hal. 124

Page 34: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

22

1. Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.

2. Dapat diserahkan pada waktu akad (transaksi), sekalipun secara

hukum, seperti pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila

barang itu dibayar kemudian (berhutang), maka waktu pembayarannya

pun harus jelas waktunya.

3. Apabila jual beli itu dilakukan secara barter, maka barang yang

dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan oleh syara‟

seperti babi dan khamr, karena kedua jenis benda itu tidak bernilai

dalam pandangan syara‟.

4. Ketentuan Hukum Yang Berkaitan Dengan Obyek Jual Beli

Beberapa hukum yang berkaitan dengan mabi‟ dan tsaman adalah

sebagai berikut:12

a. Syarat obyek jual beli harus berupa mal mutaqawwim berlaku pada mabi’.

Persyaratan ini tidak berlaku pada tsaman.

b. Syarat nafadz dimana obyek jual beli harus ada (wujud) dan harus

merupakan milik orang yang berakad berlaku pada mabi’. Persyaratan ini

tidak berlaku pada tsaman.

c. Dalam bai’ al-salam,13

tidak boleh mendahulukan (ta’jil) tsaman,

melainkan wajib mendahulukan mabi’.

d. Ongkos penyerahan tsaman wajib atas pembeli sedang ongkos

penyerahan mabi‟ wajib atas pihak penjual.

12

Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit , hal. 130 13

Bai’ al-salam adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda atau menjual suatu

barang yang ciri-cirnya disebutkan dengan jelas, dengan pembayaran modal terlebih dahulu,

sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari. Lihat M. Ali Hasan, Op Cit , hal. 143

Page 35: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

23

e. Akad jual beli yang tidak disertai penyebutan tsaman adalah fasid.

Sedangkan jika tidak disertai penyebutan mabi’ adalah batal.

f. Rusaknya mabi’ setelah serah terima menghalangi iqalah,14

sedang

rusaknya tsaman setelah serah terima tidak menghalangi iqalah.

g. Rusaknya mabi’ sebelum serah terima membatalkan jual beli, sedangkan

rusaknya tsaman sebelum serah terima tidak membatalkan jual beli.

h. Pembeli tidak berhak bertasharruf atas mabi’ sebelum serah terima,

sedang pihak penjual berhak bertasharruf atas tsaman sebelum serah

terima.

i. Pihak pembeli wajib menyerahkan tsaman lebih dahulu. Dari situlah ia

berhak atas penyerahan mabi’.

B. Khiyar

Hak khiyar ditetapkan Syari‟at Islam bagi orang-orang yang melakukan

transaksi jual beli, agar tidak dirugikan dalam transaksi yang mereka lakukan,

sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaik-

baiknya. Status khiyar menurut ulama‟ fiqh adalah disyari‟atkan atau dibolehkan

karena suatu keperluan yang mendesak dalam mempertimbangkan kemaslahatan

masing-masing pihak yang melakukan transaksi.15

Adapun jenis-jenis khiyar

antara lain:

14

Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit , hal. 115. Iqalah adalah memfasakhkan akad berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak, seperti jika salah satu pihak menyesal lalu menghendaki untuk

membatalkannya, yang demikian ini hanya bisa terjadi atas kesepakatan pihak lain. 15

Nasrun Haroen, Op Cit , hal. 129

Page 36: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

24

1. Khiyar Majlis

Pihak pembali dan penjual masih berada ditempatnya, keduanya

berhak menentukan pilihan mengenai jadi dan tidaknya transaksi jual beli.16

Rasulullah SAW bersabda:

“Dari Ibnu Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw pernah bersabda: penjual

dan pembeli, masing-masing mempunyai hak atau kesempatan berfikir

sebelum berpisah mengenai jadi dan tidaknya jual beli”.17

Khiyar majlis dinyatakan gugur apabila dibatalkan oleh penjual dan

pembeli setelah akad, apabila salah satu dari keduanya membatalkan, maka

khiyar yang lain masih berlaku dan khiyar terputus dengan kematian salah

satu dari keduanya.18

2. Khiyar ‘Aib (karena adanya cacat)

Hak yang dimiliki oleh salah seorang dari aqidain untuk membatalkan

akad atau tetap melangsungkannya ketika menemukan cacat pada objek akad

dimana pihak lain tidak memberitahukannya pada saat akad.19

Khiyar „aib ini

didasarkan pada hadist dimana Uqbah Ibn Amir r.a. berbunyi:

16

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta: 2006, hal. 144 17

Teungku Muhammad Hasby Ash Shiddieqy, Mutiara Hadits 5 (Nikah & Hukum Keluarga,

Perbudakan, Jual Beli, Nazar & sumpah, Pidana & Peradilan, Jihad), PT Pustaka Rizki Putra,

Semarang: 2003, hal. 195 18

Sayyid Sabiq, Tarjamah Fikih Sunnah 5, Cakrawala Publishing, Jakarta: 2009, hal. 209 19

Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit , hal. 112

Page 37: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

25

“Saya mendengar Rasulullah Saw, bersabda: Seorang muslim adalah saudara

bagi muslim lainnya, maka tidak halal seorang muslim menjual kepada

saudaranya sesuatu yang mengandung kecacatan kecuali ia harus menjelaskan

kepadanya”.20

Khiyar „aib harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. ‘Aib (cacat) tersebut terjadi sebelum akad, atau setelah akad namun

belum terjadi penyerahan. Jika cacat tersebut terjadi setelah penyerahan

atau terjadi dalam penguasaan pembeli maka tidak berlaku hak khiyar.

b. Pihak pembeli tidak mengetahui akad tersebut ketika berlangsung akad

atau ketika berlangsung penyerahan. Jika pihak pembeli sebelumnya

telah mengetahuinya, tidak ada hak khiyar baginya.

c. Tidak ada kesepakatan bersyarat bahwasannya penjual tidak bertanggung

jawab terhadap segala cacat yang ada. Jika ada kesepakatan bersyarat

seperti itu, maka hak khiyar pihak pembeli menjadi gugur.

Khiyar „aib ini berlaku semenjak pihak pembeli mengetahui adanya

cacat setelah berlangsungnya akad. Adapun batas waktu untuk menuntut

pembatalan akad terdapat perbedaan pendapat dikalangan fuqaha. Menurut

fuqaha Hanafiyah dan Hanabilah, batas waktunya berlaku secara tarakhi

(pihak yang dirugikan tidak harus menuntut pembatalan akad ketika ia

mengetahui cacat tersebut). Sedang menurut fuqaha Malikiyah dan

Syafi‟iyah, batas waktunya berlaku secara faura (seketika, artinya pihak yang

dirugikan harus menggunakan hak khiyar secepat mungkin, jika ia mengulur-

20

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Op Cit , hal.

104

Page 38: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

26

ulur waktu tanpa alasan yang dapat dibenarkan maka hak khiyar gugur dan

akad dianggap telah lazim / pasti).

Hak khiyar „aib ini gugur apabila:

a. Pihak yang dirugikan merelakan setelah ia mengetahui cacat tersebut.

b. Pihak yang dirugikan sengaja tidak menuntut pembatalan akad.

c. Terjadi kerusakan atau terjadi cacat baru dalam penguasaan pihak

pembeli.

d. Terjadi pengembangan atau penambahan dalam penguasaan pihak

pembeli, baik dari sejumlah seperti beranak atau bertelur, maupun dari

segi ukuran seperti mengembang.

3. Khiyar Ru’yah

Hanafiyah membolehkan khiyar ru’yah dalam transaksi jual beli,

dimana pembeli belum melihat secara langsung obyek akad, jika pembeli

telah melihat obyek barang, maka ia memiliki hak untuk memilih,

meneruskan akad dengan harga yang disepakati atau menolak dan

mengembalikan kepada penjual.21

Diantara hadist yang dijadikan sebagai dasar keabsahan khiyar ru’yah

adalah:

“Barang siapa membeli barang yang belum dilihatnya, maka ia memiliki hak

khiyar ketika melihatnya”.22

21

Dimyauddin Djuwaini, Op Cit , hal. 99 22

Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Juz II, hal. 234

Page 39: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

27

Dalam konteks ini, ulama‟ membolehkan menjual barang yang ghaib

(tidak ada ditempat akad) tanpa menyebutkan spesifikasinya, dengan catatan

pembeli memiliki hak khiyar.

Pembeli akan memliki hak khiyar ru’yah dengan syarat-syarat sebagai

berikut:

a. Obyek akad harus berupa real asset („ain, dzat, barang) dan bisa

dispesifikasi. Jika tidak, pembeli tidak memiliki hak khiyar, seperti

dalam transaksi valas.

b. Pembeli belum pernah melihat obyek transaksi sebelum melakukan

kontrak jual beli.

4. Khiyar Tadlis (Penipuan)

Apabila penjual menipu pembeli untuk menaikkan harga, maka hal itu

haram baginya.23

Dan pembeli memiliki hak khiyar untuk mengembalikan

barang, hal ini berdasarkan riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw

bersabda:

“Janganlah kamu menahan air susu unta dan sapi. Barang siapa melakukan

demikian, maka hendaklah ia memegangi dua pertimbangan yang terbaik.

Jika suka, ia bisa menahannya dan jika suka ia bisa mengembalikannya

dengan disertai satu sha‟ kurma”.24

23

Sayyid Sabiq, Tarjamah Fiqih Sunnah 4, PT Pena Pundi Aksara, Jakarta Pusat: 2009, hal.

88 24

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqih Para Mujtahid), Pustaka Amini, Jakarta:

2007, hal. 809, baca juga di Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum

7, Op Cit , hal. 108

Page 40: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

28

Tadlis itu sendiri dalam bahasa Arab maksudnya adalah menampakan

suatu barang yang cacat dengan suatu tampilan seakan tidak adanya cacat.

Artinya, seorang penjual karena tindak pemalsuannya telah menjerumuskan

seorang pembeli dalam kegelapan, sehingga ia tidak bisa melihat atau

mengamati barang yang akan ia beli dengan baik. Pemalsuan ini ada 2 bentuk

yakni: Pertama, dengan cara menyembunyikan cacat yang ada pada barang

bersangkutan. Kedua, dengan menghiasi atau memperindah barang yang ia

jual sehingga harganya bisa naik dari biasanya.25

5. Khiyar Ghaban (kekeliruan)

Kesalahan mungkin saja terjadi pada penjual, misalnya dia menjual

sesuatu yang bernilai lima dirham dengan tiga dirham. Kesalahan juga bisa

terjadi pada pembeli, misalnya dia membeli sesuatu yang bernilai tiga dirham

dan lima dirham. Jika seseorang membeli sesuatu dan tertipu maka dia

memiliki hak untuk membatalkan jual beli sekaligus akad, dengan syarat dia

tidak mengetahui harga dan tidak pandai menawar. Sebab, jual beli yang

demikian mengandung unsur penipuan yang harus dihindari oleh setiap

Muslim.26

Ibnu Umar r.a. berkata:

“Seorang laki-laki menerangkan kepada rasulullah SAW. Bahwasannya dia

selalu tertipu dalam berjual beli, maka Rasulullah berkata kepada orang

25

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Gema Insani, Jakarta: 2005, hal. 382 26

Sayyid Sabiq, Tarjamah Fikih Sunnah 5, Op Cit , hal. 213

Page 41: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

29

itu:”Kepada mereka yang ingin melakukan transaksi jual beli, katakanlah:

tidak ada penipuan “.27

Sebagian ulama‟ membatasinya dengan kesalahan yang melampaui

batas. Sebagian yang lain membatasinya dengan kesalahan yang kerugiannya

mencapai sepertiga nilai barang. Dan, sebagian yang lain tidak membatasinya

dengan apa-apa. Pembatasan ini mereka lakukan karena jual beli nyaris tidak

pernah bersih dari kekeliruan dalam pengertiannya yang mutlak dan karena

biasanya sesuatu yang sedikit bisa dimaafkan.

6. Khiyar Syarat

Khiyar syarat yaitu hak aqidain untuk melangsungkan aqad atau

membatalkannya selama waktu tertentu yang dipersyaratkan ketika akad

berlangsung. Seperti ucapan seorang pembeli: “saya beli barang dengan hak

khiyar untuk diriku dalam sehari atau tiga hari”, sesungguhnya khiyar ini

dimaksudkan untuk melindungi pihak yang berakad dari unsur kecurangan

akad. 28

Khiyar syarat berakhir dengan salah satu dari sebab berikut ini:

a) Terjadi penegasan pembatalan akad atau penetapannya.

b) Berakhirnya batas waktu khiyar.

c) Terjadi kerusakan pada objek akad. Jika kerusakan tersebut terjadi dalam

penguasaan pihak penjual maka akadnya batal dan berakhirlah khiyar.

Namun apabila kerusakan tersebut terjadi dalam penguasaan pembeli

maka berakhirlah khiyar namun tidak membatalkan akad.

27

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Op Cit , hal.

67. Baca juga di Ibnu Hajar „Al-Asqalani, Tarjamah Bulughul-Maram, CV Diponegoro, Bandung:

1988, hal.408 28

Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit , hal. 111

Page 42: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

30

d) Terjadi penambahan atau pengembangan dalam penguasaan pihak

pembeli baik dari segi jumlah seperti beranak atau berrtelur atau

mengembang.

e) Wafatnya shahibul khiyar, ini menurut pendapat mazhab Hanafiyah dan

Hanabilah. Sedang mazhab Syafi‟iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa

hak khiyar dapat berpindah kepada ahli waris ketika shahibul khiyar

wafat.29

C. Pendapat Ulama’ Tentang Perubahan Perjanjian Secara Sepihak Dalam

Jual Beli

Mayoritas ulama‟ fiqh sepakat bahwa keridhaan (kerelaan) merupakan

dasar bedirinya sebuah akad (kontrak). Allah SWT melarang kaum muslimin

untuk memakan harta orang lain secara bathil. Secara bathil dalam konteks ini

memiliki arti yang sangat luas. Di antaranya melakukan transaksi ekonomi yang

bertentangan dengan syara‟, seperti halnya melakukan transaksi berbasis riba,

transaksi yang bersifat spekulatif (maisir), ataupun transaksi yang mengandung

unsur gharar (adanya uncertainty/resiko dalam transaksi), serta hal-hal lain yang

bisa dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini juga memberikan pemahaman

bahwa supaya untuk mendapatkan harta tersebut harus dilakukan dengan adanya

kerelaan semua pihak dalam transaksi, seperti kerelaan antara penjual dan

pembeli.30

29

Ibid, 30

Dimyauddin Djuwaini, Op Cit, hal. 61

Page 43: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

31

Menurut Abu Hanifah, menjual barang yang ghaib tanpa menyebutkan

sifatnya dibolehkan. Kemudian si pembeli dibolehkan melakukan khiyar (pilihan)

sesudah melihatnya. Jika suka, ia boleh meneruskan pembeliannya. Dan jika

tidak suka, ia boleh menolaknya. Begitu pula pendapatnya terhadap barang yang

dijual berdasarkan sifat-sifat tertentu dengan syarat dilakukan khiyar ru’yah

(pilihan sesudah melihat) meskipun barang tersebut sesuai dengan sifat-sifat yang

disebutkan itu. 31

Syekh Ahmad Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di ditanya bagaimana

hukumnya jika ada perselisihan antara penjual dan pembeli. Beliau menjawab:

perselisihan antara penjual dan pembeli dapat terjadi disebabkan beberapa hal,

antara lain:32

1. Perselisihan Tentang Harga Barang, misalnya: penjual berkata bahwa barang

tersebut dia jual seharga 100 sedangkan pembeli berkata bahwa barang

tersebut harganya 80, dan masing-masing menguatkan pengakuannya dengan

sumpah, maka keduanya harus membatalkan akad jika tidak ada kesepakatan.

Apabila barang yang diakadkan mengalami kerusakan, maka harus diganti.

2. Perselisihan tentang bentuk atau ukuran barang. Menurut pendapat yang

sahih hukumya seperti perselisihan tentang harga. Karena tidak ada

perbedaan antara perselisihan dalam harga atau barang yang diperjual

belikan. Maka dalam hal ini yang dijadikan pegangan adalah ucapan penjual.

31

Ibnu Rusyd, Op Cit, hal. 763 32

Abdurrahman as-Sa‟di, Fiqih Jual Beli Panduan Praktis Bisnis Syariah, Senayan

Publishing, Jakarta: 2008, hal. 293-295

Page 44: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

32

3. Apabila kedua pihak telah bersepakat melakukan akad, kemudian salah satu

pihak mengakui (menuduh) rusaknya akad karena syaratnya masih

diperselisihkan atau adanya sesuatu yang mencegah sahnya akad, sedangkan

pihak lain mengingkarinya dan mengatakan bahwa akad tersebut telah sah.

Maka yang dijadikan pegangan adalah ucapan pihak yang mengakui sahnya

akad. Karena hukum asalnya akad tersebut adalah selamat dari pengingkaran.

Adanya kesepakatan untuk melakukan akad dari kedua belah pihak

sebelumnya menunjukkan bahwa hal itu telah sesuai dengan syara‟. Karena

itu, adanya pengingkaran salah satu pihak berarti pengingkaran terhadap

kesepakatan yang telah mereka buat.

4. Apabila barang yang diakadkan telah diketahui sifat maupun keadaannya,

kemudian pembeli mengatakan bahwa barang yang dia dapatkan tidak sesuai

dengan keadaan pada saat akad. Maka menurut pendapat mazhab yang

dipegang adalah ucapan pembeli, karena hukum asalnya adalah tidak adanya

kewajiban dari pembeli untuk membayar (tanpa adanya barang). Menurut

pendapat lain yang dijadikan pegangan adalah pengakuan penjual karena

hukum asalnya adalah tetapnya barang tersebut atas sifat dan keadaan yang

ada dan terlihat.

Page 45: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

33

BAB III

KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGIN G

SAPI DI DESA TANDUK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN

BOYOLALI

A. Profil Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

Sebagai gambaran kondisi wilayah di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali, maka perlu kiranya penulis laporkan keadaan Desa dari

beberapa aspek kehidupan.

1. Kondisi Geografis

Desa Tanduk merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali. Ketinggian desa ini adalah 600 m diatas

permukaan laut sehingga termasuk dataran tinggi dengan suhu udara

maksimal 38�, dan jumlah curah hujan 90 hari.1

Jarak pemerintahan desa menuju kecamatan adalah 2 km, jarak dari

pusat pemerintahan desa menuju kabupaten adalah 10 km, sedangkan jarak

pusat pemerintahan desa menuju ibukota propinsi adalah 46 km. Adapun

batas-batas Desa Tanduk adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Gladak Sari

Sebelah selatan : Desa Banyu Anyar

Sebelah barat : Desa Gubug

Sebelah timur : Desa Tompak

1 Data Monografi Desa/Kelurahan Tanduk, tahun 2010

Page 46: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

34

Desa Tanduk terbagi menjadi empat dusun, yaitu:

a. Dukuh Tanduk Wetan

b. Dukuh Tanduk Kulon

c. Dukuh Klarisan

d. Dukuh Bakalan

e. Dukuh Banyusodo

f. Dukuh Malangan

g. Dukuh Prigi

h. Dukuh Besuki

i. Dukuh Rejoso

j. Dukuh Gatak

Jumlah penduduk Desa Tanduk seluruhnya 6274 jiwa, yang terdiri

dari perempuan 3226 jiwa dan laki-laki 3048 jiwa. Dan jumlah kepala

keluarga adalah 1726 KK.

2. Keadaan Sosial

Warga Desa Tanduk merupakan kelompok masyarakat yang religius,

dimana kegiatan-kegiatan keagamaan sangat dominan dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagian besar penduduk Desa Tanduk beragama Islam.

Tabel A.1. Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah (jiwa) 1 Islam 6254 2 Katholik 4 3 Protestan 3 4 Hindu 8 5 Budha 5 Jumlah 6274

Sumber : Data Monografi Desa Tanduk, 2010

Page 47: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

35

Desa Tanduk mempunyai sepuluh bangunan masjid, tiga puluh

bangunan musholla. Aktivitas keagamaan berupa pengajian, berjanjen, yasin

dan tahlil, serta baca al-qur’an dan perkumpulan organisasi keagamaan

senantiasa dilaksanakan secara rutin.

Disamping aktif dalam kegiatan keagamaan, masyarakat juga aktif

dalam kegiatan olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, tenis meja, dan bola

voli. Jumlah fasilitas olahraga yang ada adalah satu buah lapangan sepak

bola, satu buah lapangan voli, satu buah lapangan bulu tangkis, dan satu buah

meja tenis ping pong.2 Selain kegiatan tersebut, masyarakat Desa Tanduk

juga masih ikut melestarikan budaya jawa, salah satunya kesenian Reog

(gerakan tari yang diiringi oleh musik gamelan) yang ada di Dukuh

Banyusodo.

Untuk menunjang sektor pendidikan, maka dibangun sarana

pendidikan yaitu:

a) 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN), 1 sekolah Madrasah Ibtidaiyyah (MI).

b) 3 buah Taman Kanak-Kanak (TK).

Tabel A.2. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan No Pendidikan Jumlah (orang)

1 Belum sekolah 574 2 Tidak tamat SD 1441 3 Tamat SD/sederajat 1758 4 Tamat SLTP/ sederajat 1028 5 Tamat SLTA/ sederajat 701 6 Tamat Akademi/ sederajat 63 7 Tamat Perguruan Tinggi/ sederajat 87 8 Buta huruf 19 Jumlah 5671

Sumber : Data Monografi Desa Tanduk, 2010

2 Data Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa Tanduk, tahun 2009

Page 48: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

36

Untuk menunjang sektor kesehatan dibangunlah sarana kesehatan

berupa sebuah PUSKESMAS pembantu dan sepuluh buah POSYANDU.

Tenaga kesehatan yang praktek adalah seorang Dokter Umum, seorang

Dokter Khitan, dan seorang dukun bayi.

3. Keadaan Ekonomi

Sektor ekonomi terbesar memang di sektor pertanian, namun sektor

peternakan juga menjadi penunjang perekonomian di Desa Tanduk.

Tabel A.3. Jumlah Penduduk Desa Tanduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis pekerjaan Jumlah (orang) 1 Pemilik tanah 528 2 Buruh tani 222 3 Pengrajin/indutri kecil 91 4 Buruh industry 152 5 Buruh bangunan 101 6 Buruh perkebunan 20 7 Pedagang 253 8 Pengangkutan 75 9 Pegawai Negeri Sipil 39 10 ABRI 6 11 Pensiunan ABRI/PNS 25 12 Peternak 415 Jumlah 1927 Sumber : Data Monografi Desa Tanduk, 2010

Saat ini usaha peternakan yang berkembang di desa Tanduk lebih

didominasi oleh sapi perah dan sapi biasa (sapi potong), karena pada

umumnya Kabupaten Boyolali sudah terkenal sebagai pemasok daging dan

susu sapi, dan Desa Tanduk merupakan salah satunya.

Page 49: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

37

Tabel A.4. Banyaknya Ternak Besar, Ternak Kecil Dan Unggas.

No Jenis Ternak Banyaknya Ribu

(ekor)

1 Sapi perah (29 orang) 41

2 Sapi biasa/potong (155 orang) 189

3 Kambing (92 orang) 141

4 Kuda (2 orang) 5

5 Ayam (134 orang) 215

6 Itik (1 orang) 20

7 Peternak lainnya (2 orang) 500

Jumlah 1111

Sumber : Data Monografi Desa Tanduk, 2010

Terdapat pula industri yang menunjang sektor perekonomian di Desa

Tanduk, antara lain: industri makanan 5 buah dengan 15 orang tenaga kerja,

indutri alat rumah tangga 1 buah dengan 1 orang tenaga kerja, industri bahan

bangunan 1 buah dengan 3 orang tenga kerja, industri alat pertanian 1 buah

dengan 3 orang tenaga kerja, 3 buah restoran dengan 10 orang tenaga kerja, 1

buah angkutan dengan 25 tenaga kerja, dan 50 buah warung kelontong

dengan 50 orang tenagan kerja.

Perkembangan di Desa Tanduk memang belum berjalan lancar, akan

tetapi masyarakatnya selalu mau mengembangkan daya kreatifitasnya, seperti

halnya yang dilakukan oleh supplier sapi, selain menyediakan stok daging

yang dikirim ke berbagai daerah, akan tetapi daging itu dikembangkan lagi

menjadi bakso dan abon sapi, tidak hanya itu, paru sapi juga dibuat cemilan

berupa kripik paru. Di Desa Tanduk juga banyak yang membudidayakan

jamur merang, yang kemudian dibuat keripik jamur.

Page 50: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

38

B. Kasus Perubahan Harga Sepihak dalam Jual Beli Daging Sapi di Desa

Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

1. Pelaksanaan Jual Beli Daging Sapi antara Supplier dan Pedagang

Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

a. Proses Produksi

Seorang supplier jika akan melakukan proses produksi harus

melalui beberapa tahapan, menurut bapak Ratman, sapi yang akan

dipotong harus dibawa ke RPH (Rumah Potong Hewan) untuk dicek,

apakah sapi tersebut sudah layak potong atau belum? Akan tetapi

terkadang supplier ada juga yang tidak datang ke RPH langsung, hanya

menyuruh mantri dari RPH ke rumah, hal itu dilakukan untuk

menghemat ongkos dan tentunya tidak antri.

Seorang supplier besar bisa menyembelih sapi hingga 15 ekor

setiap harinya, kalau hari raya Idul Fitri itu bisa sampai 50 ekor. Untuk

masalah biaya produksi pastinya tiap harinya bisa berubah-ubah,

tergantung dari banyaknya sapi yang akan dipotong. Untuk sapi besar

jenis oto, seorang supplier harus mengeluarkan uang Rp

8.000.000,00/sapi, ditambah dengan biaya buruh jagal sapinya (Rp

50.0000,00/sapi), buruh titik tulang (Rp 10.000,00/sapi), dan biaya surat

potong + surat jalan dari RPH (Rp 15.000,00/sapi). Itu belum termasuk

biaya transport dan buruh kirim. Keuntungan seorang supplier dapat

dihitung dari hasil daging + tulang, jika berat yang di hasilkan sudah bisa

menutup modal yang dikeluarkan, maka supplier sudah dikatakan

Page 51: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

39

untung, karena keuntungannya bisa dihasilkan dari penjualan bagian sapi

yang lain, misalnya jeroan, bagian kepala, dan bagian sapi lainnya.3

b. Pelaksanaan Jual Beli Daging Sapi antara Supplier dan Pedagang

Pengecer

Pelaksanaan jual beli daging sapi antara supplier dan pedagang

pengecer dilakukan dengan 2 bentuk, yakni: paketan dan kiloan. Untuk

bentuk paketan bisanya dilakukan oleh pedagang pengecer besar, harga

yang diberikan oleh supplier pun juga global dari berapa besar pasoan

yang diambil, paketan biasanya terdiri dari 1 paket daging yang berada

pada 1 sapi, terdiri dari: leher + punggung, kaki depan, dada + perut, dan

kaki belakang. Sedangkan kiloan biasanya dilakukan oleh pedagang

pengecer dalam jumlah kecil, harga yang diberikan supplier pun juga per

Kg daging yang diambil.

Untuk jual belinya dilakukan berdasarkan pesanan dan biasanya

dilakukan dengan telepon, ada juga pedagang pengecer yang sudah pesan

langsung mengambil barang pesenannya ke supplier. Pedagang pengecer

memesan berapa banyak daging yang dibutuhkan dan menyebutkan

bagian daging yang akan dibelinya, kemudian supplier menyebutkan

harga dari daging yang dipesan oleh pedagang pengecer tersebut. Tidak

terdapat ketentuan lebih yang mengatur jika barang yang dikirim cacat,

jika terjadi hal demikian, seorang pedagang pengecer akan langsung

memotong harga yang diberikan supplier sebagai bentuk ganti kerugian

3 Wawancara dengan bapak Ratman, seorang buruh jagal sapi yang bekerja di ibu Murni

(supplier di Dukuh Bakalan), pada hari Sabtu 10-09-11

Page 52: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

40

yang diderita oleh pedagang pengecer. Namun ada juga supplier yang

menolak ketentuan tersebut, potongan harga hanya diberikan berdasarkan

kebijakan mereka sendiri.

c. Jenis Daging Sapi (bagian-bagian sapi)

Seekor sapi itu terdiri dari berbagai macam bagian, antara lain:4

1) Kepala, terdiri dari: kulit, congor, lidah, mata+pipi,otak, tulang

kepala (Rp 15.000,00/Kg)

2) Leher+punggung/lulur (Rp 45.000,00/Kg)

3) Kaki depan/ sorok (Rp 45.000,00/Kg)

4) Dada+perut/tipisan (Rp 37.000,00/Kg)

5) Kaki belakang/puran (Rp 45.000,00/Kg)

6) Jeroan, terdiri dari:

a) Paru (Rp 35.000,00/Kg)

b) Hati+limpa (Rp 25.000,00/Kg)

c) Jantung+ginjal (Rp 25.000,00/Kg)

d) Gurung mayang (Rp 13.000,00/Kg)

e) Babat/lambung, terdiri dari babat, iso/usus, usus besar, sumping

(Rp 12.000,00)

7) Khas dalam (Rp 55.000,00/Kg)

8) Ekor (Rp 23.000/Kg)

9) Kaki (Rp 11.000,00/Kg)

10) Daging+tulang/balungan (Rp 5000,00)

4 Wawancara dengan ibu Siti, seorang supplier di Dukuh Klarisan, pada hari Sabtu 10-09-

11

Page 53: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

41

11) Gajih (Rp 4.000,00/Kg)

12) Kapur + susu (Rp 10.000,00/Kg)

13) Kelamin jantan (Rp 20.000,00/Kg)

14) Sekengkel/tulang besar (Rp 15.000,00/Kg)

15) Kulit sapi (jantan = Rp 13.000,00/Kg, betina= Rp 11.000,00/Kg)

2. Kasus Perubahan Harga Sepihak dalam Jual Beli daging Sapi antara

Supplier dan Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali

a. Kasus Perubahan Harga Sepihak dalam Jual Beli Daging Sapi antara

Supplier dan Pedagang Pengecer di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali

Setiap ada cacat pada daging yang diterima, maka pedagang

pengecer tidak akan segan untuk melakukan perubahan harga pada

supplier.

Seperti yang dilakukan oleh ibu Paisih, beliau mengambil

pasoan5 daging 5 Kg setiap harinya, beliau membeli daging pada

supplier lewat telephon pada malam harinya, biasanya beliau memesan

daging bagian kaki depan, beliau pernah mengalami daging yang

diperoleh banyak gajihnya, sebelum berangkat ke pasar beliau

mengurangi sedikit-sedikit gajih yang menempel pada daging tersebut,

karena gajih yang sudah dikuranginya tersebut mengurangi berat

timbangan, maka beliau memotong pasoan yang harus disetornya pada

5 Pasoan artinya besar barang yang dibutuhkan oleh pembeli (pedagang pengecer)

Page 54: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

42

supplier, harga dari supplier semula sebesar Rp 45.000,00/Kg, tapi beliau

hanya membayar Rp 42.000,00/Kg dengan potongan harga Rp

3.000,00/Kg. Jadi pasoan yang semula harus dibayar Rp 225.000,00,

Cuma dibayar sebesar Rp 210,000,00.6

Lain halnya yang dilakukan oleh ibu Sugiyem, jika daging yang

diterima cacat atau kurang baik, beliau melakukan potongan harga

berdasarkan besar pasoan, karena beliau mengambil 20Kg daging setiap

harinya, pernah beliau mendapatkan daging dengan warna agak

keputihan, jadi pasoan yang seharusnya beliau bayar Rp 900.000,00,

Cuma dibayarnya Rp 800.000,00. Beliau juga menyadari kalau masalah

warna daging itu tidak sepenuhnya salah supplier, tapi kalau beliau tidak

melakukan potongan harga, terkadang supplier pun tidak merasa daging

yang dikirimnya dengan kwalitas kurang dan tidak memberikan potongan

harga. Sedangkan daging dengan kwalitas tersebut jika dibawanya ke

pasar, harganya juga turun.7

Akan tetapi tidak semua supplier mau memberikan potongan

harga kepada pedagang pengecer, seperti yang pernah dialami oleh ibu

Istikharoh, beliau mendapatkan daging yang banyak gajihnya, padahal

setiap harinya beliau mengambil pasoan 70 Kg, karena beliau juga

seorang juragan bakso, jadi daging tersebut 50 Kg digunakan untuk

bahan pembuatan bakso, dan sisanya dijual ke pasar, sama seperti

6 Wawancara dengan ibu Paisih, seorang pedagang pengecer di Dukuh Banyusodo , pada

hari Minggu 11-09-11 7 Wawancara dengan ibu Sugiyem, seorang pedagang pengecer di Dukuh Bakalan, pada

hari Minggu 11-09-11

Page 55: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

43

pedagang pengecer lainnya, jika ada daging yang demikian dikurangi

sedikit-sedikit gajih yang menempel baru di bawa ke pasar, jika beliau

memaksakan sisa-sisa gajih tersebut untuk tambahan pembuatan

baksonya, maka bakso juga tidak akan enak, jadi beliau memilih untuk

memotong harga. Akan tetapi supplier tidak memberikan potongan

harga, dengan alasan potongan yang dilakukan terlalu besar, beliau

sempat tidak diberi pasoan oleh supplier tersebut, akhirnya beliau

mencari supplier lain sebagai ganti dari supplier nya yang lama.

Tidak hanya supplier ibu Istikharoh saja yang melakukan

tindakan tersebut, hal demikian juga diterapkan oleh bapak Karjo, beliau

beralasan, karena supplier juga tidak selalu untung setiap harinya (daging

yang dihasilkan tidak dapat menutup modal), belum lagi banyak

pedagang pengecer yang nunggak pembayarannya sampai 2-3x pasoan,

hal tersebut pasti akan sangat terasa bagi supplier kecil seperti beliau.8

Ibu Murni mengatakan, sebenarnya pihak supplier sangat

bergantung pada pedagang pengecer, karena penjualan akhir berada pada

pedagang pengecer, memang hampir semua supplier merangkap sebagai

pedagang pengecer, akan tetapi jika mengandalkan penjualannya sendiri

maka hasilnya tidak akan maksimal. Sedangkan jika dagingnya diambil

juga oleh pedagang pengecer pasti akan cepat perputarannya dan hasilnya

pun akan maksimal, seorang supplier besar itu bisa mempunyai 1-15

pedagang pengecer, dengan pasoan sampai 1 paket daging sapi (seorang

8 Wawancara dengan bapak Karjo, seorang supplier di Dukuh Bakalan, pada hari Minggu

11-09-11

Page 56: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

44

pedagang pengecer besar) dan 5-20 Kg (seorang pedagang pengecer

kecil). Mengenai kasus perubahan harga yang dilakukan oleh pedagang

pengecer, bagi beliau merupakan hal yang sudah tidak bisa dielakkan

lagi, tidak hanya beliau saja, hampir semua supplier mengalaminya, dan

itu keluhannya sama saja, kalau bukan masalah gajih, warna dan

timbangan. Kebanyakan supplier memilih untuk mengalah jika ada kasus

seperti itu, bagi mereka walau itu mengecewakan dan merugikan, tapi

tidak seberapa dari pada dagingnya dikembalikan.9

Seperti yang dialami oleh bapak Hartono, daging yang

dikirimkan, dikembalikan lagi kepada beliau, pedagang pengecer

beralasan daging yang dikirim tidak sesuai dengan pesanannya dan juga

banyak gajih pada daging tersebut, sehingga waktu dibawa ke pasar,

daging yang dibawanya tidak terjual habis, sehingga sisanya

dikembalikan lagi kepada beliau. Sebelumya beliau sudah pasrah pada

pedagang pengecer, yang penting dagingnya bisa terjual, walau harga

yang ditetapkan dari pedagang pengecer turun dari kesepakatan.10

Semua supplier menerapkan potongan harga /diskon, tapi

memang itu tergantung pada kebijakan masing-masing supplier, menurut

ibu Yuni, cara yang digunakan sama hal nya yang digunakan pedagang

pengecer pada saat motong harga. Potongan harga dilakukan dengan 2

9 Wawancara dengan ibu Murni, seorang supplier di Dukuh Bakalan, pada hari Sabtu 10-

09-11 10 Wawancara dengan bapak Hartono, seorang supplier di Dukuh Tanduk, pada hari Rabu

26-10-11

Page 57: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

45

cara, yakni:11

a) Potongan diberikan berdasarkan kiloan, yakni: dipotong berdasarkan

per kilo dari besar pasoan yang diambil oleh pedagang pengecer,

seperti yang dilakukan oleh ibu Paisih (pedagang pengecer Dukuh

Banyusodo)

b) Potongan diberikan berdasarkan global dari total pasoan yang

diambil pedagang pengecer, seperti hal nya yang dilakukan oleh ibu

Sugiyem (pedagang pengecer Dukuh Bakalan)

Untuk mengantisipasi kasus tersebut, sebenarnya ada supplier

yang memberitahukan terlebih dahulu jika daging yang dikirimnya itu

dengan kwalitas kurang bagus, seperti yang dilakukan oleh bapak Pareng.

Beliau selalu memberitahukan kondisi dagingnya pada pedagang

pengecer yang mengambil pasoan ditempatnya. Akan tetapi jika daging

yang dikirimnya dengan kwalitas kurang bagus, potongan harga sudah

diberikan, namun pedagang pengecer memilih harga yang ditetapkan

mereka sendiri (harga tawaran mereka). Jadi, hal itu pula yang

menyebabkan beliau tidak selalu menerapkan potongan harga, karena

sering kali beliau harus mengalah atas harga yang diberikan oleh

pedagang pengecernya. 12

Lain halnya yang dilakukan oleh bapak Kento, potongan harga itu

selalu beliau terapkan, tapi ketika potongan harga itu diberikan beliau

11 Wawancara dengan ibu Yuni, seorang supplier di Dukuh Banyusodo, pada hari Sabtu

10-09-11 12 Wawancara dengan bapak Pareng, seorang supplier di Dukuh Malangan, pada hari

Minggu 11-09-11

Page 58: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

46

juga tegas pada pedagang pengecernya. Pada saat itu potongan harga

telah diberikan pada pedagang pengecernya, karena beliau sadar daging

yang dikirimnya dengan kwalitas kurang bagus. Ketika ada pedagang

pengecernya yang menawar lagi tidak beliau terima, beliau mengatakan

harga Rp 40.000,00/Kg sudahlah bagus, karena pedagang pengecer telah

mendapatkan potongan Rp 5000,00/Kg. Memang jika pedagang pengecer

tidak terima dengan harga yang sudah diberikan suppliernya akan pindah

supplier. Namun bagi beliau rejeki tidak akan kemana, pedagang

pengecer hilang 1 pasti suatu saat akan dapat penggantinya. Menurutnya,

potongan harga yang telah diberikan itu sudah menjadi tanda jika seorang

supplier peduli pada pedagang pengecernya.13

b. Latar Belakang Timbulnya Perubahan Harga dalam Jual Beli Daging

Sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

Menurut bapak Tijan, Seorang pedagang pengecer melakukan

perubahan harga juga dikarenakan beberapa sebab yang

melatarbelakanginya, diantaranya:14

1) Warna daging sapi yang di dapat agak keputihan, karena kwalitas

daging sapi yang bagus itu berwarna kemerah-merahan

2) Banyak gajih yang menempel pada daging, karena sebelum dibawa

ke pasar, pedagang pengecer harus mengurangi gajih yang

menempel tersebut agar tidak terlalu banyak gajih yang menempel.

13 Wawancara dengan bapak Kento, seorang supplier di Dukuh Banyusodo, pada hari Rabu

26-10-11 14 Wawancara dengan bapak Tijan, seorang pedagang pengecer di Dukuh Malangan, pada

hari Minggu 11-09-11

Page 59: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

47

3) Timbangan mati, dari supplier memang dikirim berat daging 1 Kg,

akan tetapi itu masih dengan berat gajih yang menempel. Jadi setelah

gajih yang dikurangi oleh pedagang pengecer maka timbangan pun

tidak akan seberat semula.

C. Pendapat ulama’ dan tokoh masyarakat di Desa Tanduk Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali

1. Bapak Yamadi (Ulama’ di Dukuh Banyusodo)

Menurut beliau jual beli daging yang ada di Desa Tanduk memang

sudah menjadi kebiasaan dan itu belum sepenuhnya sejalan dengan ajaran

Islam, karena barang yang dijualbelikan tidak dihadirkan pada saat akad.

Mengenai kasus perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pedagang

pengecer itu juga sudah biasa terjadi, menurut beliau sah-sah saja, karena

pembeli pada saat pembelian belum melihat barang yang akan dijual. Akan

tetapi alangkah baiknya jika mau melakukan perubahan harga (motong

pasoan) dirembug ulang dengan yang punya barang, biar keduanya sama-

sama baik dan nerima.15

2. Bapak Sunarto ( Sekretaris Desa Tanduk)

Menurut beliau semua transaksi jual beli daging sapi yang ada di

Desa Tanduk adalah sama, daging memang tidak dihadirkan pada saat akad,

dikarenakan pemotongan sapi dilakukan pada malam hari, untuk kasus

perubahan harga itu memang biasa dilakukan pedagang pengecer jika daging

yang didapatnya itu ada cacat, karena harga memang sudah ditentukan di

15 Wawancara dengan bapak Yamadi, Ulama’ di Dukuh Banyusodo , pada hari Sabtu 01-10-11

Page 60: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

48

awal. Menurut beliau kebiasaan tersebut seharusnya memang bisa dirubah,

pedagang pengecer hanya memesan daging jenis apa dan berapa banyak

daging yang dibutuhkan, tapi supplier memberikan harga kemudian setelah

daging dikirim, hal itu akan lebih efisien karena pedagang pengecer langsung

bisa menawar setelah melihat barang yang dikirim. Kendalanya untuk

merubah sesuatu yang sudah menjadi tradisi itu tidaklah mudah.16

3. Bapak Jono (Ketua RW Dukuh Bakalan)

Menurut beliau sistem jual beli daging sapi di Desa Tanduk pada

prakteknya masih jauh dari ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Akan tetapi

karena telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dielakkan lagi, maka kegiatan

itu terus menerus dilakukan oleh pelakunya.

Untuk masalah perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh

pedagang pengecer, menurut beliau jika itu memang kesalahan dari supplier

(sengaja memberikan daging yang tidak sesuai pesanan), maka pedagang

pengecer boleh-boleh saja minta ganti kerugian. Tapi jika pedagang pengecer

mengeluh masalah warna daging dan gajih yang menempel pada daging,

maka itu bukan sepenuhnya kesalahan supplier, karena tentunya supplier

juga tidak akan tau sapi yang akan dipotongnya dengan kwalitas baik atau

jelek. Jika pedagang pengecer ingin minta potongan harga karena sebab

tersebut, maka lebih baiknya jika minta kesepakatan pihak satunya, karena

jika keduanya ridho itu akan jadi barokah bagi keduanya.17

16 Wawancara dengan bapak Sunarto, Sekretaris Desa Tanduk, pada hari Jum’at 22-07-11 17 Wawancara dengan bapak Jono, Ketua RW Dukuh Bakalan, pada hari Minggu 02-10-11

Page 61: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

49

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Terhadap Kasus Perubahan Harga Sepihak Dalam Jual Beli Daging

Sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

Mencermati persoalan yang terjadi atas kasus perubahan harga sepihak

oleh pedagang pengecer dalam jual beli daging sapi di Desa Tanduk memang

terasa egoistis, karena supplier seakan tidak berdaya mengatasi perilaku

pedagang pengecer atas potongan harga yang dilakukannya tersebut.

Namun, para pedagang pengecer merasa bahwa potongan harga yang

dilakukannya dengan cara-cara diatas adalah sesuatu yang biasa dilakukan.

Seperti memotong harga ketika daging yang didapatnya banyak gajihnya,

sehingga jika gajih sudah dikurangi maka akan membuat timbangan jadi

berkurang atau karena alasan warna daging yang diperolehnya agak keputihan.

Itu semua mereka lakukan, karena bagi mereka dengan cara seperti itu mereka

dapat menerima ganti kerugian yang mereka alami, meski mereka sadar bahwa

apa yang mereka lakukan itu bukanlah suatu cara yang benar.

Seperti yang terjadi pada ibu Murni, beliau sering kali harus mengalah

atas harga yang ditetapkan oleh pedagang pengecer, hal itu dikarenakan

pedagang pengecer mengeluhkan kwalitas daging sapi yang kurang baik,

sehingga harga dipotong berdasarkan pandangan mereka sendiri. Setiap terjadi

pemotongan harga, alasan yang digunakan pasti sama, yakni karena daging yang

dikirim kurang bagus kwalitasnya, sehingga tidak sesuai dengan yang

dipesannya.

Page 62: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

50

Lain halnya yang dilakukan oleh bapak Pareng, kasus perubahan harga

sepihak tersebut hingga membuat beliau jarang menggunakan potongan harga

atau diskon pada pedagang pengecer, jika potongan harga diberikan, pasti

pedagang pengecer akan melakukan penawaran lagi, sehingga harga yang sudah

dipotong olehnya akan turun lagi. Jadi, jika daging yang dikirimkannya dengan

kwalitas kurang baik, pastinya beliau akan menunggu pedagang pengecer

melakukan pemotongan harga terlebih dahulu.

Terdapat juga kasus yang mengakibatkan daging yang sudah dikirim

dikembalikan lagi kepada pihak supplier. Seperti yang dialami oleh bapak

Hartono, daging yang dikirimkan dikembalikan lagi kepada beliau, pedagang

pengecer beralasan daging yang dikirim tidak sesuai dengan pesanannya dan juga

banyak gajih pada daging tersebut, sehingga waktu dibawa ke pasar, daging yang

dibawanya tidak terjual habis, sehingga sisanya dikembalikan lagi kepada beliau.

Sebelumya beliau sudah pasrah pada pedagang pengecer, yang penting

dagingnya bisa terjual, walau harga yang ditetapkan dari pedagang pengecer

turun dari kesepakatan.

Fenomena tersebut apabila berlangsung secara terus menerus dan tidak

diantisipasi, bukan tidak mungkin akan membawa kesenjangan sosial dikemudian

hari. Khususnya di Desa Tanduk itu sendiri, jika para pedagang pengecer sering

melakukan potongan harga menurut pendapat mereka sendiri, maka bisa saja

tidak ada lagi supplier yang mau memberikan stok daging pada mereka.

Perubahan harga sepihak dalam jual beli daging sapi yang terjadi di Desa

Tanduk ini, sebagian besar diketahui karena kesalahan supplier dengan berbagai

Page 63: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

51

alasan yang berbeda-beda. Padahal jika mau melihat alasan yang digunakan

mereka, tidak sepenuhnya kesalahan itu berada pada supplier. Supplier sendiri

pun tentu tidak akan mengetahui kondisi sapi yang akan dipotongnya tersebut,

apakah daging yang berada di dalamnya itu bagus atau tidak. Disini supplier

menginginkan agar daging yang dimilikinya bisa habis terjual, maka mereka

berusaha menerima perubahan harga yang dilakukan oleh pedagang pengecer

tersebut, bagi supplier walau kasus tersebut mengecewakan dan merugikan. Akan

tetapi, lebih menakutkan lagi jika daging sapi yang sudah dikirim, dikembalikan

lagi padanya. Dan tentunya kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar.

Selain alasan diatas, mengapa kebanyakan supplier mau menerima

keadaan tersebut, dikarenakan seorang supplier juga harus menutup modal awal

yang mereka gunakan sebelumnya, dari pembelian sapi hingga proses produksi

itu berlangsung. Jadi, jika hasil tersebut sudah dapat digunakan untuk menutup

modal awal, maka seorang supplier sudah dapat mengambil untung dari hasil

penjualan bagian sapi yang lain (jeroan, kepala, dsb).

Sebenarnya tindakan para pedagang pengecer tersebut malah dapat

merugikan dirinya sendiri, karena dengan cara tersebut yang menjadikan mereka

tidak dipercaya lagi oleh supplier. Akibatnya mereka harus berganti-ganti

supplier dan mencari supplier lain yang dapat memberikan stok daging kepada

mereka.

Sebagaimana telah diketahui bahwa perubahan harga sepihak yang terjadi

di Desa Tanduk saat ini masih sering terjadi. Hal ini disebabkan karena

Page 64: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

52

kurangnya kesadaran dari para pihak yang bertransaksi, khususnya para

pedagang pengecer yang dirasa selalu melihat kerugian dari sisi mereka sendiri.

Pada dasarnya syari‟at Islam dari awal masa banyak yang menampung

dan mengakui adat atau tradisi yang baik dalam masyarakat selama tradisi itu

tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadist. Para ulama sepakat menolak

„urf fasid (adat kebiasaan yang salah) untuk dijadikan landasan hukum.

Ditegaskan dalam AL-Qur‟an surat al-A‟raf ayat 199:

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma‟ruf (al-„urf),

serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.1

Kata al-‘urfi dalam ayat tersebut, di mana umat manusia disuruh

mengerjakannya. Oleh para ulama‟ ushul fiqh dipahami sebagai sesuatu yang

baik dan telah menjadi kebiasaan masyarakat. Berdasarkan itu, maka ayat

tersebut dipahami sebagai perintah untuk mengerjakan sesuatu yang telah

dianggap baik sehingga telah menjadi tradisi dalam suatu masyarakat.2

Adat yang telah berlangsung lama, diterima oleh orang banyak karena

tidak mengandung unsur mafsadat (perusak) dan tidak bertentangan dengan

syara’ pada saat ini sangatlah banyak dan menjadi perbincangan di kalangan

ulama‟. Bagi kalangan ulama‟ yang mengakuinya maka berlaku bahwa adat itu

dapat dijadikan dasar hukum (al’aadatu muhakkamatun). Akan tetapi para

ulama‟ juga sepakat menolak adat yang secara jelas bertentangan dengan syara’.

1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang: 1989, hal.

255 2 Satria Effendi, Ushul Fiqh, Kencana Prenada Media Group, jakarta: 2008, hal. 155-156

Page 65: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

53

Segala ketentuan yang bertentangan dengan hukum syara’ harus ditinggalkan

meskipun secara adat sudah diterima oleh orang banyak.3

Dalam hal ini, kepedulian dan kesadaran semua pihak harus dibangun

untuk mencegah persoalan-persoalan yang bisa saja muncul dikemudian hari.

Pihak-pihak yang berhubungan dalam jual beli daging sapi ini harusnya bisa

lebih berhati-hati. Dengan menambah ketaqwaan kepada Allah swt diharapkan

para pihak yang melakukan transaksi dalam jual beli daging sapi dapat

bermuamalah disertai dengan keterbukaan dan kejelasan. Seperti, kejujuran

supplier terhadap apa yang dikatakan mengenai barang dagangan, yaitu

mengenai sifat-sifat daging tersebut. Kejelasan mengenai cacat dalam dagingnya,

sehingga mereka mendapatkan berkah dalam jual beli yang dilakukan. Jika

daging ingin habis terjual semua dengan harga yang diharapkannya, maka

supplier harus teguh pendiriannya, jika daging dirasa kurang bagus kwalitasnya,

maka sepantasnyalah jika supplier memberikan potongan harga yang sesuai

dengan kondisi tersebut, sehingga jika pedagang pengecer menawar dengan

harga terlampau rendah, supplier bisa lebih tegas mengambil sikap. Karena jika

dilihat, supplier sudah menyediakan barang untuk pedagang pengecer dengan

harga dibayar kemudian, belum lagi pedagang pengecer yang nunggak

pembayarannya.

Begitu juga dengan para pembeli atau pedagang pengecer, keluhan jika

daging yang diterima dirasa kurang bagus kualitasnya adalah hak mereka, akan

3 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2009, hal. 394

Page 66: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

54

tetapi alangkah baiknya jika ingin melakukan potongan harga bisa melihat sisi

dari pihak lainnya. Sehingga tidak ada pihak yang merasa terdholimi.

Dan semua pihak berharap agar peraturan hukum bisa ditegakkan secara

nyata, sehingga tercipta iklim masyarakat yang dinamis, yang sesuai dengan

peraturan-peraturan hukum yang ada ditengah-tengah masyarakat, khususnya di

Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Kasus Perubahan Harga Sepihak Dalam

Jual Beli Daging Sapi di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan

dengan orang lain dalam kerangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan

manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu

untuk memenuhinya dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan

antara satu manusia dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan, harus

terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan

kesepakatan. proses untuk membuat kesepakatan dalam kerangka memenuhi

kebutuhan keduanya lazim disebut dengan proses untuk berakad atau melakukan

kontrak.4

Perdagangan yang didalamnya mengandung unsur ketidakjujuran,

pemaksaan dan penipuan, seperti menimbun barang dengan mengorbankan

kepentingan orang banyak, mencegat penjual di perjalanan menuju pasar,

4 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2008, hal.

47

Page 67: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

55

menyembunyikan informasi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar,

mengurangi timbangan, menyembunyikan cacat barang dagangan, hukumnya

tidak boleh.5

Jual beli adalah merupakan perwujudan dari hubungan antar sesama

manusia sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik

berupa sandang, pangan, dan kebutuhan lainnya. Namun demikian, hajat

manusia dalam memenuhi kebutuhannya (jual beli) terkadang manusia tidak

mengindahkan tata aturan yang dapat memberikan rasa saling menguntungkan,

rasa suka sama suka, atau rasa saling rela antara penjual dan pembeli. Hal ini

telah ditekankan Allah SWT, dalam firmannya: Q.S. An-Nisa‟: 29

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan,

yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu sendiri, karena sungguh Allah amat penyayang

kepadamu.”6

Untuk menjaga jangan sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan

penjual, maka syari‟at Islam memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk

melangsungkan atau tidak jual beli tersebut, karena ada suatu hal bagi kedua

belah pihak.7 Serta iqalah, yaitu memfasakhkan akad berdasarkan kesepakatan

kedua belah pihak, seperti jika salah satu pihak mereka menyesal lalu

5 Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, Bumi Aksara, Jakarta: 2008, hal.32

6 Departemen Agama RI, Op Cit, hal. 122 7 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 2003, hal. 138

Page 68: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

56

menghendaki untuk membatalkannya, yang demikian ini hanya bisa terjadi atas

kesepakatan pihak lain.8

Apabila akad terlaksana, sedangkan pembeli mengetahui adanya cacat

(pada barang yang dibelinya), maka akad ini bersifat mengikat. Tidak ada khiyar

bagi pembeli karena dia telah ridha. Adapun jika pembeli tidak mengetahui

adanya cacat, lalu dia mengetahuinya setelah akad, maka akad sah, tetapi tidak

bersifat mengikat. Pembeli boleh memilih antara mengembalikan barang dan

mengambil harga yang telah dibayarkannya kepada penjual atau

mempertahankan barang dan mengambil dari penjual sebagian dari harga sesuai

dengan kadar kekurangannya yang ditimbulkan oleh cacat tersebut.9

Jika telah dicapai kesepakatan antara penjual dan pembeli, kemudian

mereka berselisih mengenai besarnya harga, sedang saksi-saksi tidak ada, maka

garis besarnya fuqaha bersepakat bahwa keduanya saling bersumpah dan

membatalkan. Hal ini didasarkan pada hadist Ibnu Mas‟ud r.a. berbunyi:

“Rasulullah SAW bersabda: setiap kali dua orang yang berjual beli

(berselisih), maka yang dibenarkan adalah kata-kata penjual atau keduanya

saling membatalkan”.10

Barometer inilah yang dapat digunakan untuk menilai bagaimanakah

fenomena jual beli daging sapi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tanduk

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

8 Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:

2002, hal. 115 9 Sayyid Sabiq, Tarjamah Fikih Sunnah 5, Cakrawala Publishing, Jakarta: 2009, hal. 211 10 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqih Para Mujtahid), Pustaka Amini, Jakarta:

2007, hal. 844

Page 69: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

57

Dalam prakteknya, pelaksanaan jual beli daging sapi yang dilakukan di

Desa Tanduk ini memang setiap harinya barang yang dijualbelikan tidak

dihadirkan pada saat akad, hal ini dikarenakan proses penyembelihan dilakukan

pada malam hari, sehingga barang baru dapat dikirim pada pagi harinya, pembeli

hanya memesan jenis daging dan berapa banyak daging yang dibutuhkan. Oleh

sebab itu kebanyakan pedagang pengecer melakukan potongan harga dari jumlah

pasoan yang seharusnya dibayarkan pada supplier, karena barang yang

dikirimkan dianggap tidak sesuai dengan kehendak mereka. Akan tetapi

potongan harga itu dilakukan berdasarkan penilaian mereka sendiri tanpa ada

kesepakatan ulang dengan pihak supplier, yang pada akhirnya membuat supplier

lebih baik menerima harga dari pedagang pengecer dari pada barang

dikembalikan dan kerugian juga akan semakin besar.

Dijelaskan dalam ketentuan surat An-Nisa‟: 29 diatas, bahwasanya dalam

melakukan perniagaan didasarkan suka sama suka diantara kedua belah pihak.

Di sini terlihat betapa ajaran Islam menempatkan kegiatan usaha perdagangan

sebagai salah satu bidang penghidupan yang sangat dianjurkan, tetai tetap

dengan cara-cara yang dibenarkan oleh agama. Dengan demikian, usaha

perdagangan akan mempunyai nilai ibadah, apabila hal tersebut dilakukan sesuai

dengan ketentuan agama dan diletakkan dalam kerangka ketaatan kepada Allah

Swt.11

Jika dilihat dari segi akadnya, maka hal tersebut tidak sesuai dengan

kehendak akad, sebagaimana dijelaskan di awal, akad merupakan pertalian dua

11 Jusmaliani, dkk, Op Cit, hal. 23

Page 70: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

58

kehendak. Shighat akad (ijab dan qobul) merupakan ungkapan yang

mencerminkan kehendak masing-masing pihak, jadi substansi dari kehendak

berakad adalah al-ridha (rela). Seperti halnya menurut fuqaha Syafi’iyah dan

Hanabilah, jual beli yang dilakukan secara paksa adalah batal demi hukum.

Sedangkan menurut Hanafiyah akad jual beli yang disertai unsur paksaan

hukumnya digantung pada adanya kerelaan setelah unsur paksaan tersebut

berakhir, jika pihak yang dipaksa rela, maka akadnya sah dan jika tidak rela

maka akadnya batal.12

Adapun perselisihan ijab dan qobul yang menguntungkan pihak mujib

pada satu sisi saja, tidak pada sisi lainnya, maka perselisihan tersebut tidak

menimbulkan berlangsungnya akad, kecuali disertai dengan kesepakatan dengan

pihak lainnya. jadi pedagang pengecer tersebut sah-sah saja melakukan potongan

harga sebagai bentuk kerugian yang dialaminya, akan tetapi dengan disertai

kesepakatan supplier, sehingga terjadi akad baru antara keduanya.

Mengenai kasus pengembalian sisa daging dengan kwalitas kurang

bagus, karena sebelumnya telah terdapat kesepakatan ulang dengan pihak

supplier bahwa supplier telah pasrah pada pedagang pengecer, maka hal tersebut

dibolehkan. seperti yang disebutkan dalam ketentuan iqalah, pada dasarnya jika

salah satu pihak menyesal lalu menghendaki pembatalan, maka hal tersebut bisa

dilakukan dengan ketentuan hal tersebut bisa terjadi dengan kesepakatan pihak

lain. Pedagang pengecer yang merasa daging yang diterima dengan kwalitas

kurang bagus itu pasti akan mengeluh pada suppliernya, dengan resiko terbesar

12 Ghufron A. Mas‟adi, Op Cit, hal. 95-97

Page 71: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

59

daging yang dikirim dikembalikan lagi pada supplier. Karena supplier merasa

jika daging tersebut dikembalikan akan mendapatkan kerugian yang lebih besar,

maka kebanyakan supplier lebih memilih untuk pasrah pada pedagang pengecer

untuk menjual barang dagangannya tersebut, walau dengan keuntungan yang

sedikit.

Jika dilihat dalam hukum khiyar, maka perubahan harga yang dilakukan

oleh pedagang pengecer di Desa Tanduk termasuk dalam jenis khiyar ‘Aib, yaitu

aib pada benda yang diakadkan yang mengakibatkan adanya khiyar. Yang

dimaksud adalah pembeli yang tidak mengetahui aib (cacat) pada waktu akad

dan tidak rela terhadap aib itu setelah mengetahuinya.13

Seperti yang dilakukan

oleh kebanyakan pedagang pengecer yang melakukan perubahan harga jika

barang yang dikirim mengalami cacat atau tidak sesuai yang diharapkan.

Maka dari itulah peran supplier sangat dibutuhkan, karena supplier tidak

dapat memberikan gambaran keadaan daging yang dipesan oleh pedagang

pengecer di awal akad, maka supplier wajib menjelaskan kepada pedagang

pengecer mengenai keadaan daging pada saat pengiriman barang. Sebagaimana

sabda Rasulullah Saw tentang ketentuan penjual yang dilarang menjual barang

yang memiliki cacat tanpa menjelaskannya kepada pembeli.14

Uqbah Ibn Amir

r.a. berbunyi:

13Abdul Karim Zaidan, Pengantar Study Syari’at, Cet. I, Robbani Press, Jakarta: 2008,

hal.487 14 Sayyid Sabiq, Tarjamah Fiqh Sunnah 5,Op Cit, hlm.210

Page 72: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

60

.

“Saya mendengar Rasulullah Saw, bersabda: Seorang muslim adalah saudara

bagi muslim lainnya, maka tidak halal seorang muslim menjual kepada

saudaranya sesuatu yang mengandung kecacatan kecuali ia harus menjelaskan

kepadanya”.15

Hukum Islam sebenarnya tidak kaku dalam memberikan hukum atas

suatu persoalan. Hukum Islam selalu memberikan kemudahan dan tidak

menyulitkan bagi umatnya untuk berbuat sesuatu yang baik. Ketentuan ini

ditegaskan oleh Allah berualang-ulang dalam al-Qur‟an antara lain Q.S Al-

Baqarah ayat 185:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu”.16

Nilai-nilai yang terpenting sebagai landasan transaksi adalah kejujuran.

Hal itu merupakan puncak moralitas Iman dan karakteristik yang paling

menonjol dari orang-orang yang beriman. Diantara nilai-nilai yang terkait

dengan kejujuran adalah amanah (terpercaya), yakni mengembalikan setiap hak

kepada pemiliknya baik sedikit maupun banyak, tidak mengambil lebih banyak

dari yang menjadi haknya, tidak mengurangi hak orang lain baik berupa hasil

15Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Op Cit , hal.

104 16 Departemen Agama RI, Op Cit, hal. 45

Page 73: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

61

penjualan maupun jumlah barang dagangannya. Ketentuan ini ditegaskan oleh

Allah SWT dalam al-Qur‟an Q.S Al-Muthaffifiin ayat 1-3:17

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang

yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.

Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka

mengurangi.”18

Bila diteliti semua suruhan dan larangan Allah SWT dalam Al-Qur‟an,

begitu pula suruhan dan larangan Nabi SAW dalam Sunnah, akan terlihat bahwa

semuanya mempunyai tujuan tertentu dan tidak ada yang sia-sia. Semuanya

mempunyai hikmah yang mendalam, yaitu sebagai rahmat bagi umat manusia,

sebagaimana ditegaskan dalam ayat Al-Qur‟an surat al-Anbiya: 107, tentang

tujuan Nabi Muhammad SAW diutus:19

“Tiadalah maksud kami mengutusmu, kecuali menjadi rahmat bagi seisi

alam”.20

17

Jusmaliani, dkk, Op Cit, hal. 35 18 Departemen Agama RI, Op Cit, hal. 1035 19 Amir Syarifuddin, Op Cit, hal. 219 20 Departemen Agama RI, Op Cit, hal. 508

Page 74: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di depan, setelah mengadakan penelitian secara

seksama tentang “PERUBAHAN HARGA SEPIHAK (Study Kasus Dalam Jual

Beli Daging Sapi Antara Pedagang Besar dan Pedagang Pengecer di Desa

Banyusodo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali)”, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pembeli (pedagang pengecer)

pada supplier dalam jual beli daging sapi yang dilakukan di Desa Tanduk

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tersebut dilakukan dengan berbagai

sebab, antara lain: daging yang di dapat warnanya agak keputihan, masih

banyak gajih yang menempel pada daging saat diterima, sehingga setelah

pedagang pengecer mengurangi gajih yang menempel, beratnya menjadi

berkurang. Perubahan harga itu dilakukan karena pedagang pengecer merasa

mereka berhak mendapatkan ganti kerugian terhadap daging yang cacat, yang

mereka terima.

2. Menurut hukum Islam perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pembeli

(pedagang pengecer) itu boleh dilakukan. Dikarenakan pedagang pengecer

masih mempunyai khiyar yang disebabkan adanya cacat pada barang yang

diperjualbelikan. Akan tetapi perubahan harga tersebut tidak bisa dilakukan

secara sepihak karena harus mendapatkan persetujuan dari pihak lainnya

Page 75: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

63

(yang punya barang/penjual). Karena jual beli yang terdapat unsur paksaan

itu termasuk fasid, sebab paksaan meniadakan kerelaan yang merupakan

unsur penting bagi keabsahan jual beli.

B. Saran

Terhadap munculnya berbagai persoalan ditengah masyarakat maka

perlunya dibangun kepedulian dan kesadaran para pihak. Dalam jual beli daging

sapi ini diharapkan para supplier dan pedagang pengecer lebih memperhatikan

aturan yang ada di masyarakat ataupun ketentuan dalam hukum Islam. Sehingga

bisa dibangun toleransi yang tinggi bagi keduanya untuk akhirnya bisa saling

menerima jika salah satu pihak mengatakan keluhannya.

C. Penutup

Demikianlah skripsi ini penulis buat, sebagai manusia yang jauh dari

kesempurnaan penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun

skripsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis juga

minta maaf jika dalam penulisan skripsi ini banyak kesalahan kata atau kalimat.

Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.........

Page 76: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

DAFTAR PUSTAKA

A. Qadri Hassan, dkk, Terjemahan Nailul Authar (Himpunan Hadits-Hadits Hukum),

PT Bina Ilmu, Surabaya: 1983

Abdul Karim Zaidan, Pengantar Study Syari’at, Cet. I, Robbani Press, Jakarta: 2008

Abdurrahman, as-Sa’di Fiqih Jual Beli Panduan Praktis Bisnis Syariah, Senayan

Publishing, Jakarta: 2008

Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2009.

Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode dan Penelitian Hukum, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta: 2003

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta:

2007

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang: 1989

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta:

2008

Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta: 1997

Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 2002

Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2008

Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tarjamah Bulughul-Maram, CV Diponegoro, Bandung:

1988

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqih Para Mujtahid), Pustaka Amini,

Jakarta: 2007

Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, Bumi Aksara, Jakarta: 2008

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 2003

M.I. Yusanto, dan M. K. Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Cet. I, Gema

Insani Press, Jakarta: 2002

Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT Dana Bhakti

Wakaf, Yogyakarta: 1995

Page 77: SKRIPSI - Perpustakaan Pusatlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/114/jtptiain-gdl... · mas tono dan mas jhoni kalian adalah keluarga kedua bagiku, terima kasih atas dukungan

Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Juz II, hal

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Cetakan ke-2, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2007

Pasaribu, Chairuman, dan Suhrawardi K. Lubis, Hukun Perjanjian Dalam Islam,

Sinar Grafika, Jakarta: 1994

Rahmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, CV Pustaka Setia, Bandung: 2001

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta: 1998

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Gema Insani, Jakarta: 2005

Satria, Effendi, Ushul Fiqh, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2008.

Sayyid Sabiq, Tarjamah Fiqih Sunnah 4, PT Pena Pundi Aksara, Jakarta Pusat: 2009

___________, Tarjamah Fikih Sunnah 5, Cakrawala Publishing, Jakarta: 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung:

2008

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka

Cipta, Jakarta: 2006

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. Ke-II, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta: 1998

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, PT.

Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2001

__________, Mutiara Hadits 5 (Nikah & Hukum Keluarga, Perbudakan, Jual Beli,

Nazar & sumpah, Pidana & Peradilan, Jihad), PT Pustaka Rizki Putra,

Semarang: 2003

W. Gulo, Metode Penelitian, Grasindo, Jakarta: 2002

Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Era Intermedia, Surakarta: 2007

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta: 2006