skripsi - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/skripsi.pdf ·...

87
HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan OLEH SRI ATIN NIM. P00312016143 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2017

Upload: phamnguyet

Post on 04-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA

MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN

NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

OLEH

SRI ATIN NIM. P00312016143

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN KENDARI

2017

Page 2: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE

PADA WANITA DI KELURAHAN NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2017

Diajukan Oleh:

SRI ATIN P00312016143

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim

Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan.

Kendari, Desember 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes Fitriyanti, SST, M.Keb Nip. 198004202001122002 Nip. 198007162001122001

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 3: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

iii

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE

PADA WANITA DI KELURAHAN NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2017

Disusun dan diajukan oleh

SRI ATIN P00312016143

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tim Penguji

1. Sultina Sarita, SKM, M.Kes ( ……………….. )

2. Askrening, SKM, M.Kes ( ………………… )

3. Hasmia Naningsih,SST,M.Keb ( ………………… )

4. Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes ( …………………. )

5. Fitriyanti, SST, M.Keb ( …………………. )

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 4: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

iv

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Penulis

a. Nama : Sri Atin

b. Tempat,Tanggal lahir : Sidomukti, 28 Oktober 1970

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

f. Status : Menikah

g. Alamat Kelurahan Ngapaaha, Kecamatan .

Tinannggea, Kabupaten Konawe Selatan

2. Riwayat pendidikan

a. SD Negeri 179 Sidomukti tamat tahun 1984

b. SMP Negeri Bone – bone tamat tahun 1987

c. SPK PPNI Kendari tamat tahun 1990

d. D1 Kebidanan Depkes Kendari tamat tahun 1991

e. Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari Lulus tahun 2012

f. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-IV Kebidanan tahun 2016

samapai sekarang

Page 5: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “hubungan antara usia menarche dengan

usia menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan

Tinanggea”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih sebesar-

besarnya terutama kepada Ibu Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes selaku Pembimbing

I dan Ibu Fitriyanti, S.Si.T, M.Keb selaku Pembimbing II yang telah banyak

membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak dr.Johannis Isak Penggele selaku Kepala Puskesmas Tinanggea

yang telah memberikan izin dan dukungan untuk melanjutkan

pendidikan.

4. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku penguji 1, Ibu Askrening, SKM,

M.Kes selaku penguji 2, Ibu Hasmia Naningsi,SST, M.Keb selaku penguji

3 dalam skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

vi

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu pengetahuan

selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan arahan dan

bimbingan.

6. Suamiku Drs. Amiruddin dan anak-anakku tersayang terima kasih atas

doa, dukungan moril dan materil.

7. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Desember 2017

Penulis

Page 7: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR......................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. x

INTISARI………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................ 1

B. Perumusan Masalah....................................................... 6

C. Tujuan Penelitian............................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.......................................................... 7

E. Keaslian Penelitian......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9

A. Telaah Pustaka............................................................... 9

B. Landasan Teori............................................................... 39

C. Kerangka Teori............................................................... 41

D. Kerangka Konsep........................................................... 42

E. Hipotesis Penelitian........................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 43

A. Jenis Penelitian............................................................... 43

B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................... 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................... 44

D. Variabel Penelitian.......................................................... 45

E. Definisi Operasional........................................................ 45

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian.................................. 46

Page 8: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

viii

G. Instrumen Penelitian....................................................... 46

H. Alur Penelitian................................................................. 47

I. Pengolahan dan Analisis Data........................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 50

A. Hasil Penelitian .............................................................. 50

B. Pembahasan .................................................................. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 61

A. Kesimpulan .................................................................... 61

B. Saran............................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 63

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian 41

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian 42

Gambar 3 Skema rancangan Cros Sectional 43

Page 10: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Ketenagaan Kesehatan Puskesmas Tinanggea 52

Tabel 2 Karakteristik Responden 53

Table 3 Distribusi Usia Menarche di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea

54

Table 4 Distribusi Usia Menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea

55

Table 5 Hubungan Usia Menarche dengan Usia Menopause di

Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

56

Page 11: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

2. Surat Izin penelitian

3. Lembar Persetujuan menjadi Responden

4. Kuesioner Penelitian

5. Master Tabel

6. Hasil Analisis

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Page 12: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA

KABUPATEN KONAWE SELATAN PROPINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2017

Sriatin1 Kartini2Fitriyanti2

Latar belakang: Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan yang pasti

akan dialami oleh semua wanita. Menopause merupakan periode peralihan dari masa subur menuju masa tua. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menarche dengan usia menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah wanita usia di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan yang berjumlah 45 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tentang usia menarche dan usia menopause. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan OR. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan usia menarche wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar dalam kategori usia menarche lambat (usia >14 tahun). Usia menopause wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar dalam kategori usia menopause normal (usia 45-55 tahun). Ada hubungan usia menarche dengan usia menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan (X2=13,518; p=0,001).

Kata kunci : usia menopause, usia menarche

1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari

2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 13: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan yang pasti

akan diami oleh semua wanita. Menopause merupakan periode peralihan

dari masa subur menuju masa tua. Masa ini mengingatkan seorang

wanita akan menjadi tua karena organ reproduksinya sudah tidak

berfungsi lagi (Kasdu, 2012). Untuk sebagian wanita menjadi tua

seringkali menjadi momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal

dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan

tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan

menyakitkan. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu

tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti

halnya tahap-tahap kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa

reproduksi. Namun munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu

menyebabkan wanita sangat sulit menjalani masaini (Kasdu, 2012).

Perkembangan manusia tidak pernah statis, semenjak terjadinya

pembuahan hingga kematian selalu terjadi perubahan. Setelah lahir

kehidupan seorang wanita dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa

kanak-kanak, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium

(Prawirohardjo, 2005).

Page 14: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

2

Definisi menarche menurut World Health Organization (WHO)

adalah datangnya haid pertama bagi remaja. Peristiwa terpenting yang

terjadi pada gadis remaja ialah datangnya haid yang pertama ini datang

dinamakan menarche. Menarche sebenarnya hanyalah puncak dari

serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang gadis yang sedang

menginjak dewasa.

Datangnya menarche juga dapat berarti bahwa organ-organ vital

yang ada sudah berfungsi untuk dibuahi. Menarche merupakan proses

pertumbuhan yang terjadi pada wanita normal. Pada dasawarsa terakhir

ini usia menarche telah begeser ke usia yang lebih muda (Prawirohardjo,

2005).

Menstruasi terjadi secara periodik satu bulan sekali. Saat wanita

tidak mampuh lagi melepaska ovum karena sudah habis tereduksi,

menstruasi pun tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali.

Masa ini disebut menopause ( Proverwati,2009)

Pada masa menopause tejadi penurunan fungsi generative dan

endokrinologik serta terjadi perubahan psikologis s e h i n g g a

mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa

menopause. Beberapa perubahan yang terjadi pada masa menopause

yaitu perubahan mood, kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya,

merasa tidak berharga, sering keringat malam, jantung berdebar-debar

(Glasier, 2015).

Page 15: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

3

Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa

prevalensi sindrom diseluruh dunia sebesar 70-80%, di Eropa 60%, di

Amerika 57%, di Malaysia 18%, di Cina dan 10% di Jepang dan

Indonesia 40%. Gejala yang dirasakan yaitu hot flashes 38%, sulit tidur

37%, cepat lelah dalam bekerja 35%, sering lupa 33%, mudah tersinggung

26%, nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebih (Saifuddin

dkk, 2012).

Usia terjadinya menopause pada wanita berbeda-beda, bergantung

pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Namun, masa ini umumnya

terjadi pada usia 50 tahun. Studi epidemiologis mengungkapkan

fenomena yang menunjukan fakta bahwa usia menopause wanita di

berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat. Sebelum tahun

2000, rata-rata usia menopause wanita adalah 51,3 tahun. Sementara

pada tahun 2010, di dapati rata-rata usia menopause wanita di Negara-

negara seperti Paraguay, Colombia, Italia dan negara-negara di Asia

seperti Korea, Jepang, Malaysia rata-rata usia menopause wanita menjadi

lebih awal, yaitu sekitar 46,9 tahun di Negara majupun seperti Amerika

Serikat usia menopause dari 53,2 tahun menjadi 47,5 tahun. Usia

menopause pada wanita di Amerika Latin yaitu 43,8 hingga 53 tahun,

Amerika Utara yaitu 50,5 hingga 51,4 tahun, Eropa yaitu 50,1 hingga 52,8

tahun. Usia menopause di Asia yaitu 42,1 hingga 49,5 tahun (Rosenthal,

2013). Di ndonesia dari rata-rata usia menopause 47 tahun sebelum tahun

Page 16: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

4

2000, pada tahun 2010 rata-rata usia menopause menjadi 45 tahun

(Rismala, 2010).

Pada tahun 2030, jumlah perempuan di seluruh dunia memasuki

masa menopause di perkirakan mencapai 1, 2 miliar orang (WHO, 2014).

Di Indonesia, pada tahun 2025 di perkirakan akan ada 60 juta perempuan

menopause. Pada tahun 2016 saat ini di Indonesia baru mencapai 14 juta

perempuan menopause atau 7,4 % dari total populasi yang ada. Angka

harapan hidup perempuan melonjak dari 40 tahun pada tahun 1930

menjadi 67 tahun pada tahun 1998. Sementara perkiraan umur rata-rata

usia menopause di Indonesia adalah 48 tahun. Peningkatan usia harapan

hidup menyebabkan jumlah perempuan yang mengalami menopause

semakin banyak (Kemenkes RI, 2014). Menurut Badan Pusat Statistik

tahun 2015, jumlah penduduk wanita di Sulawesi Tenggara adalah

2.499.540 jiwa dengan jumlah penduduk wanita 1.243.484 jiwa,

sedangkan pada kelompok umur 50-59 tahun dan di perkirakan telah

memasuki usia menopause sebanyak 84.120 jiwa (6,76 % ). Pada tahun

2014 jumlah penduduk wanita di Konawe Selatan adalah 136.154 jiwa,

sedangkan pada tahun 2015 ada sebanyak 144.913 jiwa, dengan jumlah

penduduk wanita yang berusia 50-59 tahun 9.342 jiwa. Pada tahun 2015

jumlah penduduk di Kecamatan Tinanggea adalah 23.797 jiwa, dengan

jumlah penduduk wanita wanita adalah 11.695 jiwa dan jumlah wanita

pada kelompok umur 50-59 tahun 674 jiwa (5,7%) (BPS, 2015).

Page 17: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

5

Banyak faktor yang berpengaruh pada usia menopause, di antaranya

faktor sosial demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan,

status pekerjaan) (Baziad (2013). Faktor reproduksi yang berpengaruh yaitu

paritas, usia menarche, usia pertama melahirkan, riwayat penggunaan

kontrasepsi oral (Rebbeca& Brown, 2015). Faktor gaya hidup yang

berpengaruh yaitu status merokok, aktivitas fisik (Wendy, 2015). Semakin

cepat usia menarche maka makin lambat menopause, demikian pula

sebaliknya makin lambat usia menarche makin cepat menopause

(Saifuddin, 2012). Semakin sering seorang wanita melahirkan, semakin

lama mengalami menopause. Hal ini di karenakan kehamilan dan

persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi wanita

dan juga dapat memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2011). Wanita

yang menggunakan kontrasepsi oral akan lebih lama mengalami

menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang

menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur

(Kasdu, 2012). Teori ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang

menyatakan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≥ 3 tahun

berisiko 1,12 kali mengalami menopause yang lebih cepat (Rebbeca&

Brown, 2015).

Hasil studi awal yang dilakukan di Kelurahan Ngapaaha data

jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 1969 jiwa, dengan jumlah

penduduk wanita 967 jiwa, dan pada tahun 2016 jumlah penduduk 1783

jiwa dengan jumlah penduduk wanita 894 jiwa. Diperoleh data jumlah

Page 18: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

6

wanita menopause pada tahun 2015 sebanyak 101 wanita (10,4%) dan

tahun 2016 sebanyak 114 wanita (12,7%). Data penyakit yang diperoleh di

Puskesmas Tinanggea yang berhubungan dengan ibu menopause

khususnya yang berdomisili di Kelurahan Ngapaaha pada tahun 2016

sebanyak 24 kasus, yaitu hipertensi sebanyak 8 orang, Asam urat

sebanyak 3 orang, nyeri sendi sebanyak 5 orang, insomnia sebanyak 4

orang, DM sebanyak 2 orang, cephalgia sebanyak 2 orang. Berdasarkan

fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

hubungan antara usia menarche dengan usia menopause pada wanita di

Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

masalah yaitu apakah ada hubungan antara usia menarche dengan usia

menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia

menarche dengan usia menopause pada wanita di Kelurahan

Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui usia menarche di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

Page 19: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

7

b. Untuk mengetahui usia menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

c. Untuk menganalisis hubungan usia menarche dengan usia

menopause di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

Kabupaten Konawe Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Menopause

Sebagai Informasi dan menambah pengetahuan ibu-ibu tentang

kesehatan wanita menopause.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai tolak ukur dalam menilai tingkat pelayanan kesehatan

dan bahan kajian serta informasi bagi tenaga kesehatan dalam

upaya meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi pada ibu

menghadapi menopause, mengadakan konseling dan

penyuluhan-penyuluhan tentang menopause.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

untuk menambah informasi tentang usia menarche terhadap

menopause

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2015) berjudul faktor-

faktor yang berhubungan dengan usia menopause pada wanita di

RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Jakarta.

Page 20: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anindita (2015) adalah

variabel bebas penelitian. Variebel dalam penelitian ini adalah usia

menarche sedangkan variabel penelitian Anindita adalah faktor

sosial demografi, reproduksi, gaya hidup.

Page 21: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Usia Menopause

a. Pengertian Menopause

Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan di alami

oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun.

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak

arti. Men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali

digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Menurut

kepustakaan abad ke-17 dan ke-18, menopause dianggap suatu

bencana dan malapetaka, sedangkan wanita postmenopause

dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi (Kasdu, 2012).

Kata menopause yang berasal dari kata Yunani yang berarti

“bulan” dan “penghentian sementara”, yang secara linguistik lebih

tepat disebut menocease. Secara medis istilah menopause berarti

menocease, karena berdasarkan defenisinya menopause itu

berarti berhentinya menstruasi (bukan istirahat). Arti menopause

yang tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul

sebelum menstruasi juga berhenti.

Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus

menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon

estrogen yang dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan

Page 22: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

10

membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik

maupun psikis (Yudomustopo, 2015).

Menopause menandai akhir haid. Menopause di definisikan

sebagai perdarahan uterus terakhir yang di induksi oleh fungsi

ovarium. Menopause biasanya terjadi antara umur 45 samapi 55

tahun. menopause bisa terjadi pada usia 30-an atau pertengahan

50-an. Jika terjadi sebelum usia 45, disebut menopause dini

(Manuaba, 2012).

Secara umum, menopause di definisikan sebagai masa

dimana terjadinya penghentian menstruasi secara permanen

akibat hilangnya aktivitas ovarium. Seorang wanita dikatakan

mengalami menopause jika telah mengalami amenorrhea (tidak

menstruasi) selama sekurang-kurangnya satu tahun

(Sastrawinata, 2014)

Berdasarkan penegertian menopause diatas yang sudah

diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa menopause suatu

peristiwa yang ditandai dengan berhentinya haid pada perempuan

yang dialami pada umur antara 45 sampai 55 tahun, yang di

akibatkan oleh penurunan hormon estrogen

b. Batasan Usia Menopause

Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada

masa remaja dengan munculnya menarche. Umumnya wanita

barat pertama kali mendapat menstruasi pada usia 12 tahun,

Page 23: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

11

sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53 tahun. Relatif

sedikit wanita mulai menopause padausia 40 tahun dan beberapa

mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini dikenal dengan

masa pra menopause (Kemenkes RI, 2015). Menurut Boyke dii

Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun.

Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah

mulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai

masa pra-menopause (Northrup, 2015).

c. Fisiologis Menopause

Menurut Aina (2013) secara endokrinologis, wanita

mengalami proses menua sejak di kandungan. Sejumlah

7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin

yang berusia 22-24 minggu dan berkurang akibat penghancuran

sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi wanita tinggal 2.000.000

buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat mendapat haid

pertamanya pada masa pubertas. Semakin sedikit folikel

berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di ovarium,

yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak

teratur hingga akhirnya endometrium akan kehilangan

rangsangan hormon estrogen. Lambat laun haid pun berhenti,

disebut proses menopause (Kasdu, 2012).

Pandangan konvensional mengenai apa yang terjadi pada

masa pramenopause adalah bahwa kadar estrogen turun drastis.

Page 24: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

12

Ini merupakan penyederhanaan yang terlalu berlebihan dan

terlalu sering mengakibatkan timbulnya gejala-gejala yang tidak

terlalu nyaman menjadi semakin parah. Dalam menopause

alamiah, perubahan hormonal pertama yang terjadi adalah

turunnya kadar progesteron secara gradual, sementara kadar

estrogen tetap berada dalam kisaran normal atau bahkan

meningkat. Karena progesteron dan estrogen saling mengimbangi

satu sama lain selama siklus menstruasi, jika yang satu turun

maka yang lain naik, penurunan drastis pada kadar progesteron

memungkinkan kadar estrogen naik tanpa terhalang yaitu tanpa

penyeimbang yang biasanya ada. Akibatnya adalah terjadi ekses

estrogen, suatu kondisi yang sering dinamakan dominasi estrogen

yang justru merupakan kebalikan dari pandangan konvensional

(Northrup, 2015).

d. Jenis Menopause

Adapun jenis-jenis menopause yaitu (Kasdu, 2012):

1. Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara

usia 45 dan 55, pada diri wanita yang paling tidak punya satu

indung telur. Durasinya dalam kebanyakan kasus, adalah lima

hingga sepuluh tahun, meskipun seluruh proses itu kadang

kadang waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi

mungkin berhenti selama beberapa bulan dan kemudian

Page 25: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

13

kembali dan durasi intensitas dan alirannya mungkin

bertambah atau berkurang.

2. Menopause prematur terjadi agak lebih cepat dibanding yang

pertama, pada wanita di usia 30 tahun atau awal 40 tahun

yang mempunyai setidaknya satu indung telur. Durasinya

biasanya lebih pendek dari pada menopause alamiah, satu

hingga tiga tahun.

3. Menopause buatan dapat terjadi secara sangat mendadak,

karena terdorong oleh operasi pengangkatan atau gangguan

pada fungsi reproduksi termasuk pengangkatan indung telur.

e. Perubahan Yang Terjadi Karena Adanya Menopause

1. Perubahan Fisik

Menurut Aina (2013), yang mengutip pendapat Hurlock,

ketika seorang memasuki menopause, fisik mengalami ketidak

nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara

tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan dada

bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat di ikuti dengan

rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat

marah, dan berdebar-debar. Beberapa keluhan fisik yang

merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

a. Menurunnya gairah seks (Hilangnya hasrat seksual).

Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron

mereka selama pramenopause ini dapat mengakibatkan

Page 26: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

14

hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian wanita

masalah libido terkait dengan kurangnya hormon estrogen

atau menipisnya jaringan vagina (Northrup, 2015).

b. Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal (yang paling

sering, perdarahan vagina yang berlebihan).

Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormon

dimasa pramenopause, segala macam perdarahan mungkin

terjadi, mulai dari menstruasi yang menjadi sangat ringan

dan sebentar sampai menstruasi yang berjarak tiga bulan

atau lebih. Dan sebagian wanita mempunyai pola

perdarahan yang begitu tidak menentu sehingga tampak

seperti bukan menstruasi samasekali.

c. Pembengkakan (retensi air).

Ketidak nyamanan menahan kencing (lepasnya air kencing

saat batuk, bersin, tertawa dsb) terjadi dikarenakan

menipisnya lapisan saluran kencing luar yang sangat

bergantung pada estrogen. Gejala-gejala kencing sering

dapat diatasi dengan penggunaan secolek kecil krim

estrogen di lokasi tersebut. Latihan kegel juga dapat

meningkatkan aliran darah kearea itu dan membantu

mengatasi ketidak mampuan menahan kencing (Northrup,

2015).

d. Mengembang dan melembutnya payudara.

Page 27: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

15

Banyak wanita mengalami payudaranya melembut tepat

sebelum menstruasi mereka datang. Tapi selama pra

menopause, payudara akan terus lembut atau membesar

jauh lebih sering. Ini jauh lebih umum jika seorang wanita

mengalami dominasi estrogen.

e. Perubahan suasana hati (yang paling sering rasa kesal dan

depresi). Banyak wanita merasakan bahwa perubahan

suasana hati mereka lebih parah dibanding sebelumnya

menjelang haid mereka datang, meningkatnya suasana hati

yang negatif dan gelap, bersifat abnormal.

f. Berkeringat di malam hari.

Berkeringat di malam hari merupakan suatu kesatuan

dengan gelora panas. Terlebih pada pukul 3 dan 4 pagi

merupakan saat yang paling umum dimana wanita pra

menopause mandi keringat. Sehingga perlu mengganti

pakaian di malam hari. Berkeringat malam hari tidak saja

mengganggu tidur rmelainkan juga teman atau pasangan

tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih

mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak. Cara

kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran

panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur

thermostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya

suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak

Page 28: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

16

menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta

mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri (Kasdu,

2012).

g. Jantung berdebar-debar.

Seperti gelora panas, debaran jantung dapat berkisar dari

ringan sampai berat. Gejala ini jarang yang berbahaya,

meskipun kadang-kadang bisa terasa sangat menakutkan.

Itu merupakan akibat ketidak seimbangan antara sistem

syaraf simpatik dan parasimpatik dan sering terkait dengan

ketakutan dan kecemasan.

h. Sakit kepala, terutama sebelum menstruasi.

Kadar hormon yang tidak seimbang ikut menambah apa

yang dinamakan migrain menstruasi selama masa pra

menopause dan menopause. Jenis sakit kepala ini biasanya

datang tepat sebelum menstruasi, ketika kadar estrogen

maupun progesteron dapat turun secara drastis. Ratusan

wanita dapat sembuh dari migrain menstruasi dan migrain

menopause mereka sepenuhnya dengan menggunakan krim

progesteron (Yatim, 2011).

i. Gelora Panas.

Gelora panas adalah gejala pra menopause yang paling

umum dalam budaya kita terja di sekitar 70 sampai 85 %

dari semua wanita pra menopause. Gelora panas itu bisa

Page 29: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

17

sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan

kurang tidur dan depresi. Itu dimulai dengan sensasi hangat

yang muncul tiba-tiba dan selintas yang kemudian dapat

menjadi sangat panas di wajah, kulit kepala,dan area dada,

kadang-kadang bisa disertai dengan kulit kemerahan dan

keringat. Kadang-kadang itu disertai frekuensi jantung yang

meningkat, di ikuti dengan rasa kedinginan. Pada

kebanyakan wanita, gelora panas sering dimulai tepat

sebelum atau selama periode menstruasi dimasa

pramenopause (Hurlock, 2013).

2. Perubahan Psikologis

Seperti halnya gangguan gelombang hormon dan

kebutuhan untuk beradaptasi dengan cara-cara baru membuat

masa pubertas dan remaja menjadi masa yang sulit. Beberapa

wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan

kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan membuat

menopause menjadi sangat sulit (Jones, 2015).

Perubahan ini seperti kehilangan seseuatu yang

dibayangkan tentang kehidupan dan harus menyesuaikan

gejala menopause yang asing baginya. Ketidak teraturan haid

secara bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa

daya tarik seksual dan fisiknya berkurang. Menjadi tua, merasa

Page 30: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

18

ditolak dan mencapai akhir dari kehidupan. Emosi yang negatif

ini tentu saja hanya berlangsung sementara (Mustopo, 2015).

Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa

menopause melampaui tiga tahap sebelum menyesuaikan

dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap dimana

perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup

singkat. Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung

berbulan-bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan

suasana hati yang lainya muncul. Yang ketiga merasa ditolak

oleh semua orang. Semua anggapan itu tidak benar kelak si

wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua

kesedihan dari bulan-bulan sebelumnya tinggal sebagai mimpi

buruk (Yatim, 2011).

Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun

hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai

keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa

keluhan-keluhan ketidak nyamanan yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari (Glasier & Geb bie, 2015) seperti:

1. Depresi.

Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami

pada ibu menopause yang di karenakan perubahan

perubahan yang ada pada diri setiap seorang wanita

Page 31: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

19

karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh (Nirmala,

2015).

2. Kecemasan.

Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian

dari satu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara

alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu

yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun

kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang-

orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah

mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya

namun ada juga orang-orang yang terus menerus cemas

meskipun orang di sekitarnya memberikan dukungan.

Kecemasan yang timbul pada wanita menopause

sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

dikhawatirkan. Meski cemas dengan berakhirnya masa

reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan

fisik. Apa lagi menyadari bahwa dirinya akan menjadi tua

yang berarti kecantikan akan mundur. Seiring dengan hal

itu vilatitas dan fungsi organ-organ tubunya akan

menurun. Hal ini dapat menghilangkan kebanggaannya

sebagai seorang wanita. Keadaan ini di khawatirkannya

Page 32: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

20

akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun

dengan lingkungan sosialnya.

3. Mudah tersinggung.

Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan.

Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap

sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu.

Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause

maka wanita menjadi sangat menyadari proses yang

sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi

sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang

disekitarnya, terutama jika sikap dan prilaku tersebut di

persiapkan sebagai proses penerimaan yang sedang

terjadi dalam dirinya.

4. Stres.

Perubahan yang terjadi pada masa menopause dengan

menyebabkan stres pada wanita serta merupakan reaksi

tubuh terhadap kecemasan yang dihadapinya pada saat

situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak ada

orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan

cemas termasuk wanita menopause. Ketegangan

perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan

pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan

bahkan menyusup kedalam tidur. Kalau tidak di

Page 33: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

21

tanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi

produktivitas kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap

penyakit. Namun demikian stres tidak hanya memberikan

dampak negatif tetapi juga dampak positif tergantung

bagaimana individu memandang dan mengendalikannya

karena stres sangat individual sifatnya (Anwar, 2013).

f. Dampak Yang Terjadi Karena Menopause

Menurut Mustopo (2015) gangguan-gangguan yang sering terjadi

selama menopause adalah:

1. Osteoporosis

2. Penyakit jantung koroner.

Kolesterol baik yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi

oleh estrogen. Setelah menopause risiko terkena penyakit

jantung koroner dua kali lipat pada wanita karena lemak

golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada arteri)

meningkat pada sekitar usia 60 tahun.

3. Kanker.

Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga

menyebabkan perubahan-perubahan tidak saja pada organ

reproduksi juga bagian tubuh lainnya, salah satu proses

degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini

adalah suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal.

Page 34: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

22

4. Demensia tipe alzhaimer.

Selama periode pra menopause dan pasca menopause

terjadi penurunan kadar hormon seks steroid. Penurunan ini

menyebabkan beberapa perubahan neuro endokrin sistem

susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak.

Padahal sistem susunan saraf pusat merupakan target organ

yang penting bagi hormon seks steroid seperti estrogen.

Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron

(kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama

di daerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan.

5. Berat badan meningkat.

Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat

turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar

metabolisme lemak. Selain pada usia ini biasanya aktivitas

tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun,

yang memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.

6. Perubahan kulit.

Gangguan di atas dasarnya terjadi karena hormon estrogen

yang mulai tertekan. Estrogen berperan dalam menjaga

elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan

terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar

wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata

Page 35: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

23

menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam

di bagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.

1. Dampak Menopause dini pada seorang wanita

Meskipun terjadi lebih awal, menopause dini tetap memiliki efek

yang sama seperti menopause pada usia lanjut. Hal ini dikarenakan

perubahan hormon estrogen, hanya saja pada menopause dini

sudah terjadi saat usia yang lebih muda. Berikut beberapa efek

yang menopause dini:

a. Gangguan emosi seperti perubahan mood dan depresi

b. Kulit, mata, dan mulut terasa kering

c. Vagina terasa lebih tipis dan kurang fleksibel

d. Menurunnya libido

e. Tubuh sering merasa panas dan berkeringat

f. Mudah lelah

g. Tulang keropos

h. Tidak dapat memiliki keturunan

i. Lebih rentan terhadap penyakit jantung dan stroke

j. Lebih rentan terhadap kanker usus dan ovarium

k. Lebih rentan terhadap penyakit gusi dan gigi

Menopause biasanya ditandai dengan perubahan hormon saat

masa transisi yang disebut dengan premenopause. Transisi ini

terjadi dalam jangka waktu beberapa tahun, dan berakhir satu

tahun sebelum mengalami menstruasi terakhir. Fase ini dimulai

Page 36: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

24

saat berusia menjelang 50 tahun, namun hal ini dapat terjadi lebih

cepat dan dengan waktu yang lebih singkat pada perempuan yang

mengalami menopause dini atau sebelum berusia 40 tahun.

Waktu yang lebih singkat akan dialami jika organ reproduksi sudah

mengalami gangguan atau tidak dapat memproduksi hormon lagi.

Perempuan yang baru menjalani operasi pengangkatan organ

reproduksi biasanya juga akan langsung mengalami menopause.

2. Dampak yang terjadi jika terlambat Menopause

Sejak masih di dalam kandungan, wanita diberkahi ribuan sel telur

yang akan habis pada saat wanita memasuki masa menopause.

Semakin baiknya asupan gizi dan fasilitas kesehatan di Indonesia

ternyata ikut berpengaruh terhadap usia menopause kaum

wanitanya. Saat ini, usia menopause rata-rata wanita Indonesia

berkisar antara 48-50 tahun.

Bagi beberapa wanita yang diberkahi dengan sel telur yang lebih

banyak, usia menopause bisa lebih tertunda, yaitu di atas usia 55

tahun dan itu dikategorikan sebagai late menopause. Namun,

ternyata itu bukan selalu berarti kabar baik. Menurut Prof. Dr. Ali

Baziad SpOG, wanita yang masih mengalami menstruasi hingga

usia 56 tahun justru lebih rentan terhadap risiko kanker rahim. Hal

ini dikarenakan dinding rahim terlalu lama terekspos oleh hormon.

Apalagi pada usia tersebut, hormon estrogen menjadi lebih

Page 37: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

25

dominan di banding hormon progesteron dan hal itulah yang

menjadi salah satu pemicu kanker rahim. Salah persepsi tentang

menopause terkadang membuat sebagian wanita merasa kurang

nyaman fisik dan psikologis bila tidak mengalami haid lagi.

Akhirnya, mereka menyelesaikan masalah dengan mengonsumsi

pil KB, yang membuat mereka terus mengeluarkan darah haid.

Padahal, pil KB mengandung hormon estrogen. Akibatnya, hormon

tersebut semakin dominan di dalam tubuh. Inilah yang

menimbulkan kerentanan terhadap kanker rahim maupun kanker

payudara. Jadi, menurut Prof. Ali, selain untuk keperluan

kontrasepsi, sebaiknya wanita menghindari konsumsi pil KB. Gaya

hidup tak sehat dan berat badan berlebih juga merupakan pemicu

lain late menopause. Karena, wanita penderita obesitas memiliki

kadar hormon estrogen yang tinggi, sehingga rahim terus terpicu

untuk berproses sampai menimbulkan pendarahan yang celakanya

sering di salah artikan sebagai darah haid. Padahal, proses yang

tak wajar itu dapat memicu kanker.

Namun, bukan berarti late menopause sepenuhnya berakibat

buruk. Ada juga sisi positifnya, yaitu memelihara kesehatan tulang

dan otak. Dengan kata lain, wanita yang mengalami late

menopause tentunya secara alami tidak terlalu rentan

terhadap sejumlah penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan

demensia ( Baziad, A, 2013).

Page 38: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

26

g. Upaya Menghadapi Menopause

1. Pola Makan yang Tepat dan Aktivitas Fisik yang Cukup

Kehilangan estrogen pada wanita menopause

menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit

jantung dan osteoporosis. Karena itu pengaturan asupan gizi

sangat berpengaruh untuk mempertahankan kondisi tubuh yang

maksimal. Aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi

keluhan-keluhan yang terjadi pada wanita menopause. Selain

itu, akupuntur juga dapat menolong untuk mengurangi ketidak

nyamanan yang disebabkan oleh menopause (Rosenthal,

2013). Alternatif lain yang dapat dicoba adalah yoga. Yoga

dapat menyeimbangkan perubahan hormonal, mengurangi

keluhan fisik dan psikis, memperkuat tulang dan mencegah

kerapuhan tulang, mencegah penyakit jantung, serta

meningkatkan daya tahan tubuh (Francine, 2014). Menurut

Rosenthal (2013), ada beberapa hal yang harus diperhatikan

a. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup

b. Makanan yang tinggi serat dan rendah lemak

c. Makanan yang tinggi kalsium dan zat besi

d. Vitamin. Vitamin yang diperlu kan antara lain vitamin A, C

dan E untuk antioksidan, vitamin D untuk penyerapan

kalsium, vitamin B kompleks.

Page 39: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

27

e. Hindari kafein,kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-

rempah, dan makanan berlemak. Kopi dan alkohol dapat

menghambat absorbsi kalsium.

2. Terapi Sulih Hormon

Terapi sulih hormon atau HRT (Hormon Replacement

Therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan-

keluhan yang timbul pada wanita yang mengalami menopause

(Baziad, 2013). Atas dasar bahwa keluhan-keluhan tersebut

terutama di sebabkan oleh kekurangan hormon estrogen,

maka pengobatan pilihan utama adalah pemberian substitusi

estrogen dengan ketentuan tidak menderita tumor yang

bergantung estrogen (estrogen dependent), misalnya miom

uterus (Jones, 2015).

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pemberian

estrogen saja, terutama estrogen lemah seperti estriol, selama

21 hari berturut-turut di susul dengan masa istirahat selama 7

hari. Selama masa istirahat itu perlu di perhatikan apakah

keluhan-keluhan telah hilang atau menetap. Jika keluhannya

hilang maka pengobatan dapat di hentikan, tetapi jika tidak

berubah maka pengobatan di lanjutkan. Namun demikian,

mengingat bahwa estrogen juga dapat mempengaruhi

payudara dan mungkin dapat menimbulkan keganasan. Maka

sangat di anjurkan untuk selalu menggabungkan pengobatan

Page 40: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

28

estrogen itu dengan progesteron. Pemberian estrogen

beberapa tahun ternyata dapat menurunkan kejadian patah

tulang sebesar 50-60 %, dan mencegah terjadinya penyakit

jantung koroner sebesar 40-50 %. Atas dasar ini dianjurkan

untuk memberikan estrogen sejak wanita masa

perimenopause. Estrogen dapat diberikan 8-10 tahun, bahkan

bila perlu bisa sampai 30-40 tahun (Jones, 2015).

Menurut Jacoeb (2008), sediaan estrogen tidak

diberikan jika di temukan keadaan-keadaan berikut:

1. Trombo emboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis,

2. Sindrom Dubin Johnson-Rotor (gangguan sekresi

bilirubin),

3. Riwayat ikterus dalam kehamilan,

4. Karsinoma endometrium, karsinoma mamma, riwayat

gangguan penglihatan, anemia berat,

5. Varises berat, tromboflebitis,

6. Penyakit ginjal.

Syarat minimal yang harus dipenuhi sebelum

pemberian estrogen di mulai adalah tekanan darah tidak boleh

tinggi, pemeriksaan sitologik (uji Pap) normal, besar uterus

normal (tidak ada miom uterus), tidak ada varises di

ekstremitas bawah, tidak terlalu gemuk, kelenjar tiroid normal,

kadar normal: Hemoglobin, kolesterol total, HDL, trigliserida,

Page 41: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

29

kalsium, dan fungsi hati, nyeri dada, hipertensi kronik,

hiperlipidemia, diabetes melitus perlu di konsultasikan lebih

dahulu kespesialis penyakit dalam.

Perlu diketahui bahwa tidak semua keluhan yang ada

dapat di hilangkan hanya dengan pemberian substitusi

hormonal (estrogen dan progesteron). Semua faktor yang

dapat menimbulkan keluhan seorang pasien perlu dipelajari

terlebih dahulu, seperti faktor psikis, sosio-budaya, atau

memang hanya terdapat kekurangan estrogen. Jika ada,

maka keluhan-keluhan tersebut di atasi sesuai dengan

penyebabnya (Jones, 2015).

Bilamana telah di putuskan untuk melakukan

substitusi estrogen, maka pemberiannya harus lebih dahulu

dimulai dengan estrogen lemah (estriol) dan juga dimulai

dengan dosis rendah. Pemberian estrogen lemah pada

umumnya tidak perlu digabung dengan progesteron. Pada

pemakaian jangka panjang, pengaruhnya terhadap

endometrium dan payudara sangat lemah, sehingga jarang

terjadi perdarahan maupun keganasan. Tetapi penggunaan

estrogen jenis lain, seperti etinilestradiol maupun estrogen

konjugasi perlu di gabung dengan progesteron (Jones, 2015).

Page 42: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

30

h. Faktor Yang mempengaruhi Usia Menopause

Banyak faktor yang berpengaruh pada usia menopause, di

antaranya faktor sosial demografi (tahun lahir, status perkawinan,

status pendidikan, status pekerjaan) (Baziad (2013). Faktor

reproduksi yang berpengaruh yaitu paritas, usia menarche, usia

pertama melahirkan, riwayat penggunaan kontrasepsi oral (Rebbeca

& Brown, 2015). Faktor gaya hidup yang berpengaruh yaitu status

merokok, aktivitas fisik (Wendy, 2015).

Semakin cepat usia menarche maka makin lambat

menopause, demikian pula sebaliknya makin lambat usia

menarche makin cepat menopause (Saifuddin, 2012). Teori ini

berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang menyatakan

semakin cepat usia menarche berisiko 0,3 tahun lebih cepat

mengalami menopause di bandingkan usia menarche yang lambat

(Spritzer & Denise, 2013). Semakin sering seorang wanita

melahirkan, semakin lama mengalami menopause. Hal ini

dikarenakan kehamilan dan persalinan akan memperlambat

sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga dapat

memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2011).

Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral akan lebih

lama mengalami menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara

kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak

memproduksi sel telur (Kasdu, 2012). Teori ini berbanding terbalik

Page 43: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

31

dengan hasil penelitian yang menyatakan wanita yang

menggunakan kontrasepsi oral ≥3 tahun berisiko 1,12 kali

mengalami menopause yang lebih cepat (Rebbeca & Brown

(2015).

2. Usia Menarche

a. Pengertian Menarche

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama

kali pada seorang wanita yang sedang menginjak dewasa. Usia

remaja putri pada waktu mengalami menarche berbeda-beda,

sebab hal itu tergantung kepada faktor genetik (keturunan), bentuk

tubuh, serta gizi seseorang. Umumnya menarche terjadi pada usia

10 – 15 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Namun,

ada juga yang mengalami lebih cepat/dibawah usia tersebut.

Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi

precox (Sarwono, 2007).

Menarche merupakan menstruasi pertama yang bisa terjadi

dalam rentan usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di

tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi

(Proverawati, 2013).

Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan

badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin skunder, menarche,

dan perubahan psikis. Menarche merupakan perbedaan yang

mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Pengaruh

Page 44: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

32

peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah

perubahan badan anak yang lebih cepat terutama ekstremitasnya,

dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis

kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga

pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh

estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan

penutupan garis epifis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan

berhenti. Pengaruh esterogen yang lain ialah pertumbuhan

genetalia interna, genetalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder.

Dalam masa pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna

lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada

masa dewasa. (Sarwono, 2007).

b. Usia Menarche

Usia remaja putri saat mengalami menarche sangat

bervariasi yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia

12,5 tahun. Statitik menunjukan bahwa usia menarche dipegaruhi

faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono,

2015). Secara global perempuan mengalami menstruasi dini

(premature). Hal ini disebabkan factor internal dan factor

eksternal. Factor internal karena ketidak seimbangan hormone

bawaan lahir. Hal ini juga berkolerasi dengan factor eksternal

seperti asupan gizi pada makanan yang dikomsumsi (Proverawati,

2013). Haid pertama kali disebut menarche, terjadi pada usia 11-

Page 45: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

33

13 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan ada pula remaja di

bawah usia 11 tahun sudah mengetahui haid (BKKBN, 2010).

c. Fisiologi Menstruasi

Kajian menstruasi di pengaruhi beberapa faktor yang

mempunyai system tersendiri yaitu system susunan saraf pusat

dengan panca indranya, system hormonal aksis hipotalamo-

hipofisis-ovarial, perubahan yang terjadi pada ovarium, perubahan

yang terjadi pada uterus sbagai organ akhir dan rangsangan

estrogen dan progesterone pada panca indra, lansung pada

hipotalamus, dan melalui perubahan emosi (Manuaba, 2012)

Selain estrogen dan progesterone, hormone-hormon yang

berpengaruh terhadap Terjadinya proses menstruasi yaitu

hormone perangsang folikel (FSH), berfunsi merangsang folikel

primodial yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormone

estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder wanita,

Luteinizing Hormon (LH) yang berfungsi merangsang indung telur

( Manuaba, 1999)

Proses menstruasi diawali dengan ovulasi ( pelepasan sel

telur) yang ditandai dengan peningkatan produksi estrogen,

menyebabkan menebalnya dinding dalam rahim (fase poliferasi).

Estrogen tersebut menekan hormone FSH tetapi juga merangsang

LH, sehingga LH merangsang folikel Graaf melepas sel telur. Sel

telur di tangkap oleh rumbai fallopi dan di bungkus oleh korona

Page 46: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

34

radiata. Falikel Graaf yang mengalami ovulasi berubah menjadi

korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan

mengeluarkan hormone estrogen juga progesterone. Estrogen

menyebabkan endometrium atau dinding dalam rahim menebal

dan mengalami fase skresi, dimana pembuluh darah dominan

mengeluarkan cairan. Karena tidak terjadi pembuahan, korpus

luteum mati menyebabkan tidak mampu menahan endometrium,

oleh karena estrogen dan Progesteron berkurang sampai

menghilang (fase vasokontriksi atau pengerutan pembuluh darah).

Akhirnya endometrium kekurangan aliran darah di ikuti vasodilatas

(pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan atau peluruhan

endometrium berupa darah dalam bentuk menstruasi (Sarwono,

2015)

d. Faktor yang mempengaruhi Usia Menarche

1. Faktor Internal

a. Organ Reproduksi

Faktor yang mempengaruhi ketika mendapat haid yang

pertama adalah vaginabtidak tumbuh dan berkembang

dengan baik, rahim yang tidak tumbuh, indung telur yang

tidak tumbuh. Bererapa wanita remaja tidak mendapat haid

karena vaginanya mempunyai sekat. Tidak jarang

ditemukan kelainan lebih kompleks lagi, yaitu wanita remaja

tersebut tidak mempunyai rahim atau rahim tidak tumbuh

Page 47: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

35

dengan sempurna yang disertai tidak adanya lubang

kemaluan.

b. Hormonal

Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ)

sehingga dipengaruhi oleh sistim hormonal yang kompleks.

Perubahan yang berlansung dalam diri seorang wanita

pada masa pubertas dikendalikan oleh hipotalamus, yakni

suatu bagian tertentu pada otak manusia. Hormon pertama

yang akan dihasilkan adalah perangsang kantong rambut

(FSH; Folikel Stimulating Hormon). Hormon ini merangsang

pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam

indung telur. Karena terangsang oleh FSH, folikel itu pun

akan menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian

dada dan kemaluan gadis.

Peningkatan taraf estrogen dalam darah mempunyai

pengaruh pada pada hipotalamus yang disebut feed back

negatieve, ini menyatakan berkurangnya factor FSH. Akan

tetapi juga membuat hipotalmus melepaskan zat yang

kedua, yaitu factor pelepas berupa hormone lutinasi pada

giliranmya hal ini menyebabkan kelenjar bawah otak

melepaskan hormonblutinasi (LH; Luteinizing Hormone).

Hormone LH menyebabkan salah satu folikel itu pecah dan

akan mengeluarkan sel telur untuk memungkinkan

Page 48: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

36

Terjadinya pembuahan. Korpus lutium selanjutnya

menghasilkan estrogen, lalu mengluarkan zat baru yang

disebut Progesteron.

c. Penyakit

Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab

terlambatnya haid adalah infeksi, kanker payudara.

Kelainan ini menimbulkan berat badan yang sangat rendah

sehingga datangnya haid aka tertunda. (Lestari,2011)

2. Faktor Eksternal

a. Gizi

Keadaan gizi gadis remaja dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan fisik dan usia menarche. Dengan demikian

perbedaan usia menarche dan siklus haid sangat

ditentukan berdasarkan keadaan status gizi. Semakin

lengkap status gizinya , maka semakin cepat usia

menarche.

b. Pengetahuan orang tua

Setiap wanita remaja mengalami transisi kedewasaan atau

mulai menampakkan tanda-tanda pubertas, terutama

menarche akan mengalami kecemasan. Penjelasan dari

orang tua tentang menarche dan permasalahannya akan

mengurangi kecemasan remaja puteri ketika menarche

datang. Disinilah orang tua sangat dibutuhkan terutama ibu.

Page 49: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

37

c. Gaya hidup

Gaya hidup berperan sangat penting dalam menentukan

usia menarche, pada anak-anak remaja mempunyai

aktivitas olahraga, aktivitas lapangan. Remaja puteri yang

memiliki pola makan sehat dan olah raga baik akan

memperoleh menarche dengan normal dan baik.

(Lestari,2011)

3. Hubungan Usia Menarche dengan Kejadian Menopause

Haid pertama (menarche) dan terakhir (menopause) mempunyai

kesamaan. Kedua hal itu merupakan proses bertahap yang dilalui

setiap wanita. Kata mensntruasi diambil dari bahasa latin, mens yang

artinya “ bulan”. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani kata

menos berarti “bulan”. Sedangkan kata pause artinya “berhenti”.

Usia menarche terjadi pada usia 11 sampai 13 tahun sedangkan

Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45

dan 55 tahun, meskipun begitu menopause bisa terjadi pada usia 30-

an atau pertengahan 50-an. Jika terjadi sebelum 45, disebut

Menopause dini (Kasdu, 2005)

Wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun

akan mengalami menopause lebih dini, sedangkan wanita yang haid

lebih dini sering kali akan mengalami Menopause sampai pada

usianya mencapai 50 tahun (Baziad, A, 2011).

Page 50: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

38

Beberapa penelitian di berbagai Negara menunjukan bahwa ada

kecederungan usia yang lebih panjang pada usia menopause.

Perubahan hormonal terbukti berperan didalamnya. Namun disamping

itu, terdapat beberapa factor lain yang diyakini berhubunga dengan

usia menopause termasuk di dalamnya usia menarche.

Rose A. Frisch dari Harvard University menyatakan bahwa makin

dini usia menarche akan semakin lambat usia menopause alamiah

(spontaneous menopause). Di dunia barat rata-rata menopause

alamiah adalah 51,4 tahun (95 % populasi pada 40-58 tahun). Pada

umumnya zaman dulu perempuan mengalami menstruasi pertama

pada usia 17 tahun. Kini tidak sedikit yang premature atau lebih cepat

(Proverawati, 2009).

Dari hasil disebutkan bahwa ada hubungan antara usia pertama

kali haid seorang wanita memasuki menopause. Semakin seseorang

mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki

menopause.

Penurunan fungsi indung telur mengakibatkan menurunnya

hormone-hormon yang berperan pada siklus seksual. Ciri khas dari

masa menopause ini ditandai berakhirnya menstruasi. Seorang wanita

dikatakan berada pada masa ini setelah sekurang-kurangnya dalam

satu tahun tidak mengalami menstruasi. Berhentinya menstruasi dapat

didahului oleh siklus menstruasi yang lebih panjang, dengan

perdarahan yang kurang. Masa ini berbeda-beda untuk tiap individu

Page 51: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

39

tergantung dari keturunan, kesehatan secara umum dan pola

kehidupan. Pada saat ini terdapat kecenderungan masa menopause

terjadi pada masa yang lebih tua. Hal tersebut tampaknya

berhubungan dengan terjadinya menarche. Makin dini menarche

terjadi maka makin lambat menopause timbul sampai batas tertentu.

(Proverawati, 2009)

B. Landasan Teori

Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh

setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan

suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena

penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan indung telur.

Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan

baik fisik maupun psikis (Yudomustopo, 2015). Menopause terjadi pada

akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja dengan munculnya

menarche. Umumnya wanita barat pertama kali mendapat menstruasi

pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53

tahun. Relatif sedikit wan ita mula menopause pada usia 40 tahun dan

beberapa mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini dikenal

dengan masa pra- menopause (Depkes RI, 2015). Menurut Boyke di

Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun,

proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah mulai sejak wanita

berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause

(Northrup, 2015).

Page 52: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

40

Banyak faktor yang berpengaruh pada usia menopause, diantaranya

faktor sosial demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan,

status pekerjaan) (Baziad (2013). Faktor reproduksi yang berpengaruh yaitu

paritas, usia menarche, usia pertama melahirkan, riwayat penggunaan

kontrasepsi oral (Rebbeca & Brown, 2015). Faktor gaya hidup yang

berpengaruh yaitu status merokok, aktivitas fisik (Wendy, 2015).

Semakin cepat usia menarche maka makin lambat menopause,

demikian pula sebaliknya makin lambat usia menarche makin cepat

menopause (Saifuddin dkk, 2012). Teori ini berbanding terbalik dengan

hasil penelitian yang menyatakan semakin cepat usia menarche berisiko

0,3 tahun lebih cepat mengalami menopause di bandingkan usia menarche

yang lambat. Semakin sering seorang wanita melahirkan, semakin lama

mengalami menopause. Hal ini di karenakan kehamilan dan persalinan

akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga dapat

memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2011).

Page 53: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

41

C. Kerangka Teori

Faktor Sosio Demografi

1. Tahun Lahir

2. Status Perkawinan

3. Status Pendidikan

4. Status Pekerjaan

Faktor Reproduksi

1. Paritas

2. Usia Menarche

3. Usia Pertama

Melahirkan

4. Riwayat

Penggunaan

Kontrasepsi Oral

Faktor Gaya Hidup

1. Status Merokok

2. Aktifitas Fisik

Usia Menopause

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Dimodifikasi dari Kemenkes RI (2015);

Baziad (2013); Lestary (2010); Rebbec caand Brown (2015);

Wendy,(2015); Proverawati (2013)

Page 54: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

42

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent): usia menopause.

Variabel bebas (independent): usia menarche.

E. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara usia menarche dengan usia menopause.

Usia Menarche Usia Menopause

Page 55: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dengan usia

menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea.

Rancangan penelitian menggunakan crosssectional (belah lintang)

karena data penelitian (variable independen dan variable dependen)

dilakukan pengukuran pada waktu yang sama/sesaat. Berdasarkan

pengolahan data yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian

kuantitatif (Notoatmodjo, 2012)

Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional

B. WaktudanTempat Penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan pada bulan Oktober

tahun 2017.

Wanita

Usia Menache Usia Menopause

Diukur pada waktu yang bersamaan

Page 56: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

44

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita menopause di

Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe

Selatan yang berjumlah 114 orang.

2. Sampel dalam penelitian adalah wanita menopause Kelurahan

Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

Penentuan jumlah sampel dengan rumus besar sampling yaitu

( )

Keterangan :

n : besarnya sampel

N : populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%)

Z : derajat kemaknaan dengannilai (1,96)

: perkiraan populasi yang diteliti (0,05)

q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p)

(Notoatmodjo, 2012)

( )

( ) ( )

Page 57: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

45

Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini 45 wanita menopause.

Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Adapun

kriteria inklusi, eksklusi dan drop out sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Bersedia mengikuti penelitian dengan menanda tangani

lembar persetujuan.

b. Wanita yang telah mengalami menopause.

2. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah

a. Tidak bersedia mengikuti penelitian

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu usia menopause.

2. Variabel bebas (independent) yaitu usia menarche.

E. Definisi Operasional

1. Usia menopause adalah usia terakhir mengalami menstruasi

setelah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-

turut. Skala ukur adalah ordinal.

Kriteria Objektif

a. Cepat, bila usia menopause <45 tahun

b. Normal, bila usia menopause 45 hingga 55 tahun

c. Lambat, bila usia menopause >55 tahun (Baziad,A,2013)

Page 58: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

46

2. Usia menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Skala ukur

adalah ordinal.

Kriteria Objektif

a. Cepat, bila usia menarche < 12 tahun

b. Normal, bila usia menarche 12-14 tahun

c. Lambat, bila usia menarche >14 tahun (Sarwono,2012)

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data Primer di

peroleh dari wawancara pada wanita menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan tahun 2017. Data

sekunder berupa gambaran wilayah Kelurahan Ngapaaha Kecamatan

Tinanggea dan jumlah ibu menopause.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

mengenai usia menopause dan usia menarche.

Page 59: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

47

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

I. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah di kumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

Populasi

Wanita menopause di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea yang berjumlah 114 orang

Sampel

Wanita menopause di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea yang berjumlah 45 orang

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Page 60: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

48

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukan kedalam bentuk

table distribusi.

b. Analisis data

Analisis data yang di gunakan dalam pengolahan data dengan

menggunakan:

1. Analisis Univariat

Anlisis univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil

penelitian (Notoatmojo, 2002). Untuk mengetahui karakteristik

umur analisis yang di gunakan adalah analisis univariat

menggunakan distribusi frekuensi dengan presentase.

Data diolah dan disajikan kemudian di presentasikan dan

diuraikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus:

Keterangan : f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2002). Peneliti

Kxn

fX

Page 61: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

49

akan menggunakan analisis bivariat ini untuk mengetahui

hubungan antara usia menarche dengan usia menopause.

Jenis analisis yang di gunakan adalah uji chi square dengan

menggunakan SPSS versi 24. Alasan menggunakan uji chi

square test adalah data yang digunakan adalah data deskrit

bersekala nominal. Data usia berupa skala nominal

diklasifikasikan dalam bentuk katagori umur < 12 tahun dan

umur > 14 tahun. Data Menopause berupa skala nominal

diklasifikasikan dalam bentuk katagori umur < 45 tahun dan

umur > 55 tahun yaitu:

a. Jika p< £ (0,5), maka hasil signifikansi Ha diterima dan Ho

ditolak, berarti ada hubungan yang positif dan signifkan

antara usia menarche dengan kejadian menopause.

b. Jika p ≥ £ (0,05), maka hasil signifikansi Ha ditolak dan Ho

diterima, berarti tidak ada hubungan antara usia menarche

dengan kejadian menopause.

Page 62: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan antara usia menarche dengan usia

menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

Kabupaten Konawe Selatan telah dilaksanakan pada bulan Oktober tahun

2017. Sampel penelitian adalah wanita menopause di Kelurahan

Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan yang

berjumlah 45 ibu. Data yang telah terkumpul diolah, dianalisis dan

disajikan dalam bentuk tabel yang disertai penjelasan. Hasil penelitian

terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, usia menarche, usia

menopause. Hasil penelitian akan ditampilkan sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Kelurahan Ngapaaha terletak ± 3000 meter dari permukaan laut,

dan definitif pada tahun 1980 dan merupakan salah satu

Kelurahan yang teletak di kecamatan Tinanggea Kabupaten

Konawe Selatan, yang memiliki 4 Lingkungan yaitu :

1. Lingkungan I

2. Lingkungan II

3. Lingkungan III

4. Lingkungan IV

Page 63: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

51

Kelurahan Ngapaaha memiliki luas wilayah ± 880.000 M2 (880,65

Ha ) dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lalonggasu

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tinanggea

c) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Asingi

d) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Lasuai

b. Keadaan Demografi

Berdasarkan hasil pendataan falidasi data penduduk pada bulan

Januari 2017 jumlah Penduduk Kelurahan Ngapaaha sebanyak

1783 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 889 jiwa dan

perempuan 894 jiwa, kepala keluarga sebanyak 390 KK

c. Keadaan social Ekonomi

Keadaan Sosial Ekonomi ditinjau dari mata pencaharian yang

terbanyak adalah pedagang dan petani.

d. Keadaan Agama

Kelurahan Ngapaaha mayoritas penduduk menganut Agama Islam

dapat dilihat dari bangunan suci Masjid , namun ada sebagian kecil

masyarakat yang menganut Agama Kristen Protestan

e. Sarana Pelayanan dan tenaga Kesehatan

Untuk menunjang pelaksanaan kesehatan di Kelurahan Ngapaaha

dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan yaitu Posyandu

dan Puskesmas Perawatan. Puskesmas tersebut terletak di

Page 64: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

52

Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe

selatan. Data ketenagaan Kesehatan Puskesmas Tinanggea

Tabel 1 Ketenagaan Kesehatan Puskesmas Tinanggea

No JenisTenaga Status Kepegawaian

Jumlah PNS Kontrak Sukarela

1. DokterUmum 1 - - 1

2. Dokter Gigi 1 - - 1

3 S1 Keperawatan 9 2 11

4. S1 Kesmas 7 1 8

5. S1 Farmasi - 2 2

6. D IV Kebidanan 1 1

7. D IV Gizi 1 1

8. D III Kebidanan 19 11 31

9. D III Keperawatan - 2 8 10

10. D III Gizi 1 2 3

11. D III Kesling 1 1

12 D III Farmasi - - - -

13 D III Analis 2 2

14 D III Perawat Gigi 1 1

15 Perawat ( SPK ) 3 3

16 Administrasi - - 1 1

Jumlah 43 8 25 76

2. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel untuk

memperoleh gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.

Variabel yang dianalisis pada analisis univariabel adalah karakteristik

responden, usia menarche, usia menopause. Hasil analisis univariabel

sebagai berikut:

Page 65: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

53

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur,

pendidikan, pekerjaan. Hasil karakteristik responden dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2 Karakteristik Responden

Karakteristik n %

Umur 40-49 Tahun 50-59 Tahun 60-69 Tahun 70-79 Tahun

3

12 27 3

6,7

26,7 60,0 6,7

Pendidikan PGSD

SD SMP SMA

2

19 3

21

4,4

42,2 6,7

46,7

Pekerjaan IRT

Pedagang PNS Tani

35 4 5 1

77,8 8,9

11,1 2,2

Kesimpulan pada tabel 2 yaitu sebagian besar responden

berusia 60-69 tahun sebanyak 27 orang (60,0%), pendidikan terakhir

adalah SMA sebanyak 21 orang (46,7%), responden tidak memiliki

pekerjaan sebanyak 35 orang (77,8%).

b. Usia menarche pada wanita menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan

Usia menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Usia

menarche pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu cepat,

normal, lambat. Naamun setelah dilakukan penelitian menjadi dua

Page 66: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

54

kategori karena tidak ada usia menarche responden dalam kategori

cepat. Hasil penelitian tentang usia menarche dapat dilihat pada tabel

3.

Tabel 3 Distribusi Usia Menache di Kelurahan Ngapaaha KecamatanTinanggea

Kabupaten Konawe Selatan

Usia Menache Jumlah

n %

Cepat Normal Lambat

0

16

29

0

35,6

64,4

Total 45 100

Sumber: Data Primer

Hasil penelitian pada tabel 3 terlihat bahwa usia menarche

terbanyak dalam kategori lambat sebanyak 29 orang (64,4%). Kesimpulan

dari tabel 3 yaitu sebagian besar usia menarche pada wanita menopause

di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe

Selatan adalah lambat.

c. Usia menopause pada wanita menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan

Usia menopause adalah usia terakhir mengalami menstruasi

setelah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Usia

menopause pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu cepat,

normal, lambat. Hasil penelitian tentang usia menarche dapat dilihat pada

tabel 4.

Page 67: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

55

Tabel 4 Distribusi Usia Menopause di Kelurahan Ngapaaha KecamatanTinanggea

Kabupaten Konawe Selatan

Usia Menopause Jumlah

n %

Cepat Normal Lambat

2

37

6

4,4

82,2

13,3

Total 45 100

Sumber: Data Primer

Hasil penelitian pada tabel 4 terlihat bahwa usia menopause

terbanyak dalam kategori normal sebanyak 37 orang (82,2%). Kesimpulan

dari tabel 4 yaitu sebagian besar usia menopause pada wanita

menopause di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten

Konawe Selatan adalah normal.

3. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi

Square. Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu hubungan usia

menarche dengan usia menopause di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan

Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Hubungan usia menarche dengan

usia menopause dapat di lihat pada tabel 5.

Page 68: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

56

Tabel 5 Hubungan Usia Menarche dengan Usia Menopause di Kelurahan

Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan

Usia Menarche

Usia Menopause X2

(p-value) Cepat Normal Lambat

n % n % n %

Cepat 0 0 0 0 0 0 13,153 (0,001) Normal 0 0 10 22,2 6 13,3

Lambat 2 4,4 27 60,0 0 0

Total 2 4,4 38 82,2 6 13,3 Sumber: Data Primer

p<0,05, X2tabel: 3,84

Pada tabel 5 terlihat bahwa dari 2 orang ibu menopause cepat

terdapat 2 ibu (4,4%) dengan usia menarche normal dan lambat. Dari 38

ibu menopuase normal terdapat 10 ibu (22,2%) dengan usia menarche

normal dan 27 ibu (60,0%) dengan usia menarche lambat. Dari 6 ibu

menopause lambat terdapat 6 ibu (13,3%) dengan usia menarche normal.

Ada hubungan usia menarche dengan usia menopause (X2=13,153;

p=0,001). Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 5 adalah ada hubungan

usia menarche dengan usia menopause di Kelurahan Ngapaaha

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan.

B. Pembahasan

Hasil penelitian hubungan antara usia menarche dengan usia

menopause pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

Kabupaten Konawe Selatan menyatakan bahwa ada hubungan usia

menarche dengan usia menopause. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Page 69: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

57

hasil penelitian Anindita (2015) berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu

Utara Jakarta Timur Jakarta bahwa ada hubungan antara usia menarche

dengan usia menopause.

Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan yang pasti

akan dialami oleh semua wanita. Menopause merupakan periode peralihan

dari masa subur menuju masa tua. Masa ini mengingatkan seorang

wanita akan menjadi tua karena organ reproduksinya sudah tidak

berfungsi lagi (Kasdu, 2012). Untuk sebagian wanita menjadi tua

seringkali menjadi momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal

dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan

tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan

menyakitkan. Padahal, masa tuadan menopause merupakan salah satu

tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti

halnya tahap-tahap kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa

reproduksi. Namun munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu

menyebabkan wanita sangat sulit menjalani masa ini (Kasdu, 2012).

Menurut Aina (2013) secara endokrinologis, wanita mengalami

proses menua sejak di kandungan. Sejumlah 7.000.000 sel telur (folikel)

terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia 22-24 minggu dan

berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi

wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat

mendapat haid pertamanya pada masa pubertas. Semakin sedikit folikel

Page 70: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

58

berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di ovarium, yaitu

hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur hingga

akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen.

Lambat laun haidpun berhenti, disebut proses menopause (Kasdu,2012).

Pandangan konvensional mengenai apa yang terjadi pada masa

pramenopause adalah bahwa kadar estrogen turun drastis. Ini

merupakan penyederhanaan yang terlalu berlebihan dan terlalu sering

mengakibatkan timbulnya gejala-gejala yang tidak terlalu nyaman menjadi

semakin parah. Dalam menopause alamiah, perubahan hormonal

pertama yang terjadi adalah turunnya kadar progesteron secara gradual,

sementara kadar estrogen tetap berada dalam kisaran normal atau

bahkan meningkat. Karena progesteron dan estrogen saling mengimbangi

satu sama lain selama siklus menstruasi, jika yang satu turun maka yang

lain naik, penurunan drastis pada kadar progesteron memungkinkan kadar

estrogen naik tanpa terhalang yaitu tanpa penyeimbang yang biasanya

ada. Akibatnya adalah terjadi ekses estrogen, suatu kondisi yang sering

dinamakan dominasi estrogen yang justru merupakan kebalikan dari

pandangan konvensional (Northrup, 2015).

Usia terjadinya menopause pada wanita berbeda-beda, bergantung

pada faktor-faktor mempengaruhinya. Namun, masa ini umumnya terjadi

pada usia 50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian bahwa usia menopause

di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe

Selatan berkisar usia 45 hingga 55 tahun. Hasil penelitian ini sesuai

Page 71: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

59

dengan studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukan

fakta bahwa usia menopause wanita diberbagai belahan dunia akhir-akhir

ini semakin cepat antara 45 hingga 55 tahun. Sebelum tahun 2000, rata-

rata usia menopause wanita adalah 51,3 tahun. Sementara pada tahun

2010, di dapati rata-rata usia menopause wanita-wanita di negara-

negara seperti Paraguay, Colombia, Italia dan negara-negara di Asia

seperti Korea, Jepang, Malaysia rata-rata usia menopause wanita menjadi

lebih awal, yaitu sekitar 46,9 tahun di Negara majupun seperti Amerika

Serikat usia menopause dari 53,2 tahun menjadi 47,5 tahun. Usia

menopause pada wanita di Amerika Latin yaitu 43,8 hingga 53 tahun,

Amerika Utara yaitu 50,5 hingga 51,4 tahun, Eropa yaitu 50,1 hingga 52,8

tahun. Usia menopause di Asia yaitu 42,1 hingga 49,5 tahun

(Rosenthal,2013). Di Indonesia dari rata-rata usia menopause 47 tahun

sebelum tahun 2000, pada tahun 2010 rata-rata usia menopause menjadi

45 tahun (Rismala, 2010).

Hasil penelitian menyatakan bahwa semakin lambat usia menarche

maka wanita akan memasuki masa menopause dalam usia normal.

Wanita dengan usia menarche akan memasuki masa menopause di usia

normal dan lambat. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa semakin cepat usia menarche maka makin lambat

menopause, demikian pula sebaliknya makin lambat usia menarche

makin cepat menopause (Saifuddin, 2012). Demikian pula teori ini yang

menyatakan semakin cepat usia menarche berisiko 0,3 tahun lebih cepat

Page 72: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

60

mengalami menopause dibandingkan usia menarche yang lambat

(Sprinzer & Denise, 2013). Semakin sering seorang wanita melahirkan,

semakin lama mengalami menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan

persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan

juga dapat memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2011).

Banyak faktor yang berpengaruh pada usia menopause selain usia

menarche, diantaranya faktor sosial demografi (tahun lahir, status

perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan) (Baziad (2013). Faktor

reproduksi yang berpengaruh yaitu paritas, usia menarche, usia pertama

melahirkan, riwayat penggunaan kontrasepsi oral (Rebbeca & Brown, 2015).

Faktor gaya hidup yang berpengaruh yaitu status merokok, aktivitas fisik

(Wendy, 2015).

Page 73: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Usia menarche wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan

Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar dalam

kategori usia menarche lambat (usia > 14 tahun).

2. Usia menopause wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan

Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan sebagian besar dalam

kategori usia menopause normal (usia 45 - 55 tahun).

3. Ada hubungan usia menarche dengan usia menopause pada

wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea Kabupaten

Konawe Selatan.

B. Saran

1. Wanita usia subur agar dapat meningkatkan informasi tentang

menopause dan faktor yang berhubungan dengan usia

menopause sehingga dapat mengurangi kecemasan dalam

memasuki usia menopause.

2. Bidan agar lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat

tentang faktor yang mempengaruhi usia menopause baik melalui

konseling maupun penyuluhan, sehingga diharapkan dapat

dilakukan penanganan atau upaya secara dini terhadap wanita

sebelum memasuki masa menopause.

Page 74: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

62

3. Disarankan pada wanita menopause untuk mengetahui beberapa

gejala dan efek dari menopause dapat dikurangi dengan cara

mengatur pola hidup yang sehat. Olah raga yang teratur dan rutin

dapat membantu mencegah penyakit jantung koroner dan

osteoporosis.

4. Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai masukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan program Kesehatan reproduksi

wanita terutama pada wanita menopause.

5. Bagi peneliti selanjutnya untuk melengkapi lebih lanjut tentang

variable-variabel lain seperti psikologis, pekerjaan pendidikan,

penyakit yang mempengaruhi usia menopause.

Page 75: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

63

DAFTAR PUSTAKA

Aina, S, (2013) BeberapaFaktor Yang Mempengaruhi Usia Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Anwar, Q. (2013) Manajemen stres. Jakarta: P. T. Al. Mawardi Prima. Baziad, A. (2013) Menopausedan Andropause. Edisi1., Jakarta: EGC. Chandra, B. (2014) Biostatistik Untuk Kedoktran & Kesehatan. Jakarta:

EGC. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., 2010.

Obstetrical hemmorrhage. In: Williams Obstetric. 23rd Ed. New York: Mc Graw Hill Medical.

Kemenkes, RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta:

Kemenkes RI.

Dewi, Wawan, A. ( 2010) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fritz, M.A., Speroff, L. ( 2010) Clinical Gynecologic Endrocinology and

Infertility. Lippincott Williams & Wilkins.

Glasier, A., Gebbie, A. (2015) Keluarga berencana & kesehatan reproduksi, Jakarta: EGC.

Guyton AC, Hall JE. (2011) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi

11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: EGC. Francine R, Pascale S, Aline H. ( 2 0 1 4 ) Congenital Anomalies:

Prevalence and risk factors. Univers J Public Health. 2014; 2 (2):

58-63.

HurlockB. E. (2013). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. Lima. Jakarta: Erlangga.

Indriani, N. (2007) Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause Di Desa Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten

Page 76: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

64

Klungkung Bali, Malang. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Available from: lib.uin-malang.ac.id/abstrak/a03410068.pdf. [Accesed 1 Desember 2016].

Jones, (2015) Setiap Wanita. Jakarta: Della Pratasa Publishing.

Kasdu, D. ( 2012) Kiat Sehat dan Bahagia Diusia Menopause. Jakarta:

Puspa Swara.

Kuncara, Z. S. (2014) Menopause. http://www.e-

psikologi.com/usia/270902.htm. Diakses tanggal 15 Desember

2016.

Kuswita, ( 2012) Gambaran Pengetahuan Wanita Menopause Tentang

Masa Klimakterium. KTI. Pidie

Lestary, D. (2010) Seluk Beluk Menopause. Jogjakarta: Gerai Ilmu. Manuaba, IBG, (2012) Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mansjoer, A., (2001) Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media

Aesculapsius. Mustopo, S. (2015) Perawatan Kesehatan Menopause Alami. Jakarta:

Harapan Baru. Nirmala, (2015) Hidup Sehat Dengan Menopause. Jakarta: Buku Populer

Nirmala. Northrup, C. (2015) Bijak Disaat Menopause. Bandung: Q-press. Nursalam, ( 2009) Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.

Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Notoatmodjo, S., (2010) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. Northrup, C. (2016) Bijak di Saat Menopause. Bandung: Penerbit Pustaka

Hidayah. Proverawati (2013) Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogjakarta: Nuha

Medika. Rebbecca, F. S., Brown, P. (2015) Menopause. Jakarta: Erlangga.

Page 77: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

65

Rosenthal, M. S. ( 2013) The Gynecological Sourcebook: When They Tell

YouIt’s Cancer. USA : Mc-Graw Hill, 272-279.

Saifuddin, A.B. (2012) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.

Sastrawinata, S., (2014) Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, ed.

2. Jakarta: EGC. Spritzer, Denise, L. ( 2013) Panicand Panaceas: Hormon Replacement

Therapy and the Menopausal Syndrome. Journal of Atlantis. 27, 2. Wendy, G. (2015) 50 Hal Yang Bisa Anda Lakukan Hari Ini Untuk

Mengatasi Menopause. Jakarta: Gramedia. Wijayanti, D. ( 2013) Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi

Wanita. Jogjakarta: Bookmarks.

Yatim, F (2011). Haid Tidak Wajar dan Menopause. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Yudomustopo, B. (2015) Problema Wanita Menghadapi Menopause.

Kumpulan Makalah Ilmiah Populer. Jakarta: Penerbit Rumah Sakit

Pertamina.

Page 78: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh
Page 79: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh
Page 80: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Ibu responden

Di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea

Nama saya Sri Atin, mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Kebidanan.Saatini saya sedang melakukan penelitian yang

bertujuan mengetahui hubungan antara usia menarche dengan usia menopause

pada wanita di Kelurahan Ngapaaha Kecamatan Tinanggea, yang mana penelitian

ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi

menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat

sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu bersedia,

saya akan memberikan lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah di

sediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu.Jawaban yang ibu berikan di gunakan hanya

untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya di

sampaikan terimakasih.

Kendari, 2017 Responden Peneliti

…………… (………………….)

Page 81: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

KUESIONERPENELITIAN HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE

PADA WANITA DI KELURAHAN NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN

PROPINSI SULAWESI TENGGARA

No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Pekerjaan :

5. Usia Pertama Kali Haid :

6. Usia Menopause :

Page 82: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

MASTER TABEL PENELITIAN

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN USIA MENOPAUSE PADA WANITA DI KELURAHAN

NGAPAAHA KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN

NO NAMA RESPONDEN

UMUR (tahun)

PENDIDI KAN

PEKER JAAN

USIA MENARCHE

USIA MENOPAUSE

1. Ny. S 67 SD IRT 13 thn 58 thn

2. Ny. W 61 SD IRT 13 thn 56 thn

3 Ny. B 55 SD IRT 14 thn 48 thn

4 Ny. S 51 SMP IRT 18 thn 46 thn

5. .Ny. S 63 SD IRT 15 thn 52 thn

6 Ny. W 67 SMP IRT 14 thn 49 thn

7. Ny. N 48 SD IRT 17 thn 46 thn

8 Ny. R 67 SD IRT 15 thn 48 thn

9. Ny. S 58 SMP IRT 14 thn 50 thn

10 Ny. S 63 SMP IRT 18 thn 53 thn

11. Ny.T 63 SMP Pedagang 18 thn 40 thn

12 Ny. M 53 SMP IRT 14 thn 50 thn

13. Ny. H 72 SD IRT 16 thn 48 thn

14. Ny.S 55 SD Tani 14 thn 43 thn

15. Ny. A 52 SMP Pedagang 18 thn 48 thn

16 Ny. B 65 SMP IRT 14 thn 45 thn

17. Ny. N 71 SMP IRT 16 thn 52 thn

18 Ny. D 53 SD IRT 13 thn 48 thn

19 Ny. M 66 SMP IRT 18 thn 53 thn

20 Ny. T 60 SMP IRT 15 thn 49 thn

21 Ny. S 58 SMP Pedagang 15 thn 46 thn

22 Ny. M 67 SD IRT 14 thn 50 thn

23 Ny. Y 60 SMP IRT 14 thn 54 thn

24 Ny. R 67 SMP IRT 13 thn 56 thn

25 Ny. W 60 SMP IRT 12 thn 58 thn

26 Ny. S 63 SD IRT 13 thn 60 thn

27 Ny. M 70 SD IRT 13 thn 62 thn

28 Ny. R 62 SMP IRT 15 thn 50 thn

29 Ny. H 58 SMA PNS 14 thn 50 thn

30 Ny. M 61 PGSD PNS 16 thn 52 thn

31 Ny. S 63 SMP IRT 15 thn 48 thn

32 Ny. N 47 SD IRT 15 thn 46 thn

33 Ny. M 55 SMA PNS 15 thn 50 thn

34 Ny. H 62 SMP IRT 16 thn 50 thn

35 Ny. B 57 SD IRT 15 thn 46 thn

36 Ny. R 61 SMP IRT 15 thn 50 thn

37 Ny. B 64 SD IRT 15 thn 55 thn

38 Ny. N 61 SMP Pedagang 15 thn 46 thn

39 Ny. B 62 SD IRT 16 thn 52 thn

40 Ny. N 65 SD IRT 15 thn 55 thn

41 Ny. R 58 SMA PNS 15 thn 55 thn

Page 83: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

42 Ny. D 48 SD IRT 15 thn 44 thn

43 Ny. D 58 SD IRT 16 thn 51 thn

44 Ny. O 63 SMP IRT 15 thn 50 thn

45 Ny. R 63 PGSD PNS 16 thn 52 thn

Page 84: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

HASIL ANALISIS

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

40-49 TAHUN 3 6,7 6,7 6,7

50-59 TAHUN 12 26,7 26,7 33,3

60-69 TAHUN 27 60,0 60,0 93,3

70-79 TAHUN 3 6,7 6,7 100,0

Total 45 100,0 100,0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PGSD 2 4,4 4,4 4,4

SD 19 42,2 42,2 46,7

SMA 3 6,7 6,7 53,3

SMP 21 46,7 46,7 100,0

Total 45 100,0 100,0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

IRT 35 77,8 77,8 77,8

Pedagang 4 8,9 8,9 86,7

PNS 5 11,1 11,1 97,8

Tani 1 2,2 2,2 100,0

Total 45 100,0 100,0

USIA_MENARCHE

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

NORMAL 16 35,6 35,6 35,6

LAMBAT 29 64,4 64,4 100,0

Total 45 100,0 100,0

Page 85: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

USIA_MENOPAUSE

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

CEPAT 2 4,4 4,4 4,4

NORMAL 37 82,2 82,2 86,7

LAMBAT 6 13,3 13,3 100,0

Total 45 100,0 100,0

CROSSTABS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

USIA_MENARCHE *

USIA_MENOPAUSE

45 100,0% 0 0,0% 45 100,0%

USIA_MENARCHE * USIA_MENOPAUSE Crosstabulation

USIA_MENOPAUSE Total

CEPAT NORMAL LAMBAT

USIA_MEN

ARCHE

NORMAL

Count 0 10 6 16

% within USIA_MENARCHE 0,0% 62,5% 37,5% 100,0%

% within USIA_MENOPAUSE 0,0% 27,0% 100,0% 35,6%

% of Total 0,0% 22,2% 13,3% 35,6%

LAMBAT

Count 2 27 0 29

% within USIA_MENARCHE 6,9% 93,1% 0,0% 100,0%

% within USIA_MENOPAUSE 100,0% 73,0% 0,0% 64,4%

% of Total 4,4% 60,0% 0,0% 64,4%

Total

Count 2 37 6 45

% within USIA_MENARCHE 4,4% 82,2% 13,3% 100,0%

% within USIA_MENOPAUSE 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 4,4% 82,2% 13,3% 100,0%

Page 86: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 13,153a 2 ,001

Likelihood Ratio 15,393 2 ,000

Linear-by-Linear Association 11,698 1 ,001

N of Valid Cases 45

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is ,71.

Page 87: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/410/1/SKRIPSI.pdf · pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh