skripsi - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/skripsi.pdftelah...

86
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan OLEH NIMADE RINIYANTI NIM. P00312016082 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV TAHUN 2017

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

i

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM

PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS TINANGGEA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan

OLEH

NIMADE RINIYANTI NIM. P00312016082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV

TAHUN 2017

Page 2: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TINANGGEA

Diajukan oleh

Nimade Riniyanti P00312016082

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan

Kendari, Desember 2017

Pembimbing I

DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH NIP.19800819 200212 2 001

Pembimbing II

Feryani, S.Si.T, MPH NIP.19810222 200212 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan

Sultina Sarita,SKM, M. Kes NIP.196806021992032003

Page 3: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM

PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TINANGGEA

Disusun dan Diajukan Oleh:

Nimade Riniyanti P00312016082

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang

dilaksanakan tanggal 14 Desember 2017

1. Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd,M.Pd ………………………………)

2. Hj. Nurnasari, SKM, M.Kes (………………………………)

3. DR. Kartini, S.Si.T, M.Kes

(………………………………)DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH

(……. ……………………….)

4. Feryani, S. Si.T, MPH (………………………………)

Mengetahui

Ketua jurusan kebidanan Politeknik kesehatan kendari

Sultina Sarita, SKM, M. Kes NIP.196806021992032003

Page 4: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Nimade Riniyanti

2. Nim : P00312016082

3. Tempat/Tanggal lahir : Lapulu, 15 Mei 1984

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Hindu

6. Suku/Bangsa : Bali/Indonesia

7. Alamat : Jl Poros Tinanggea, Konawe Selatan

2. PENDIDIKAN :

1. SD Negeri 1 Lapulu, tamat tahun 1997

2. SLTP Negeri 1 Tinanggea, tamat tahun 2000

3. SMU Negeri 1 Tinanggea, tamat tahun 2003

4. D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, tamat tahun 2006

5. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-IV Kebidanan 2016

sampai sekarang.

Page 5: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiarat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi

yang berjudul “Hubungan Faktor Budaya Dan Dukungan Suami Dengan

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam Persalinan Pada Kampung Bajo

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea”. Penulisan Skripsi ini untuk

memenuhi persyaratan mencapai Derajat Sarjana Terapan Kebidanan

pada Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak

sangatlah sulit untuk menyelesesaikan skripsi ini. Sehingga penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Ibu DR

Nurmiaty, S.Si.T, MPH selaku pembimbing I dan Ibu Feryani, S.Si.T,

MPH selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing penulis mulai dari proposal, pelaksanaan penelitian dan

penulisan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes kendari yang telah memberkan izin untuk melakukan

penelitian.

2. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan.

3. Melania Asi, S.Si.T, M.Kes, selaku Kepala Program Studi DIV

Kebidanan.

Page 6: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

vi

4. Dewan Penguji Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd, M.Pd, selaku Penguji I,

Hj. Nurnasari, SKM,M.Kes, selaku penguji II dan DR. Kartini, S.Si.T,

M.Kes yang telah memberikan saran dan masukan demi

kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kebidanan yang telah memberikan

bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Dr. Johannis Isak Penggele, selaku Kepala Puskesmas Tinanggea

yang telah memberikan izin penelitian dan seluruh stafnya,

khususnya rekan-rekan bidan yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian ini

7. Teristimewa orang tua tercinta ayahanda I Nyoman Natra dan ibunda

Ni Nyoman Muliati, ibu mertua Ni Nyoman Nastri yang telah

melahirkan, memelihara, membesarkan serta selalu memberikan

dorongan dan semangat, mencurahkan bantuan dan doanya kepada

penulis.

8. Kepada kakak dan adik tercinta: Ni Putu Sumiantri, AMG, I Made Ray

Sudarsono,S.Gz.MPH, I Nyoman Giri Muliarta,S.Kep, Ni Made Wiwik

Astuti , terimakasih atas doa, dukungan moril dan material sejak

penulis memulai studi sampai pada tahap penyelesaian.

9. Kepada Suami tercinta Kadek Kusmayudi, terima kasih atas

kesabaran mendampingi dalam suka maupun duka, memberi

semangat, dukungan moral dan materil serta curahan doa kepada

penulis.

Page 7: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

vii

10. Kepada buah hati tersayang Gede Erlangga Putra Dan Kadek Dwipa

Kusuma Wardana, Terima kasih atas pengorbanan, dukungan,

pengertian dan doa kalian selama ibu mengikuti pendidikan

11. Kepada rekan-rekan mahasiswa Program studi DIV kebidanan

Angkatan 2017, terima kasih atas kebersamaan, dalam suka dan

duka, bantuan dan dukungan serta motivasi selama perkuliahan.

Semoga seluruh bantuan, simpati dan doa yang disampaikan

untuk penulis mendapatkan balasan pahala dari Tuhan Yang Maha

Esa.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan, Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan

untuk kesempurnaan Skripsi ini.

Kendari, 5 Desember 2017

PENULIS

Page 8: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................ v

DAFTAR ISI ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii

INTISARI............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 7

E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 9

A. Telaah Pustaka ................................................................. 9

B. Landasan Teori. ................................................................ 27

C. Kerangka Teori ................................................................. 29

D. Kerangka Konsep ............................................................. 30

E. Hipotesis Penelitian .......................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 31

A. Jenis Penelitian ................................................................. 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 32

D. Variabel Penelitian ............................................................ 33

E. Definisi Operasional ......................................................... 34

Page 9: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

ix

F. Instrumen Penelitian ......................................................... 35

G. Alur Penelitian .................................................................. 36

H. Analisis Data ................................................................... 37

I. Etika Penelitian ................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea .. 40

B. Hasil Analisis .................................................................... 43

C. Pembahasan ................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 53

A. Kesimpulan ...................................................................... 53

B. Saran ................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Teori 29

Gambar 2 Kerangka Konsep 30

Gambar 3 Desain Penelitian Cross Sectional 31

Page 11: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

xi

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1 Distribusi laju kematian kasar, Kelahiran,

Kematian bayi di Puskesmas Tinanggea Tahun

2016

41

Tabel 2 Jumlah Petugas Tenaga Kesehatan Puskesmas

Tinanggea tahun 2016

42

Tabel 3 Karakteristik Ibu bersalin menurut Golongan

Umur dan Pendidikan di Kampung Bajo Wilayah

Kerja Puskesmas Tinanggea Tahun 2016

43

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Fasilitas

Persalinan, Faktor Budaya dan Dukungan

Keluarga di Kampung Bajo Wilayah Kerja

Puskesmas Tinanggea Tahun 2016

44

Tabel 5 Hubungan Variabel faktor Budaya Dengan

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan dalam

Persalinan

45

Tabel 6 Hubungan Variabel Dukungan Keluarga Dengan

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan dalam

Persalinan

46

Page 12: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lembar permohonan menjadi responden

2 Infomed Consent

3 Lembar Kuisioner

4 Master tabel

5 Hasil Perhitungan Uji chi square

6 Surat Izin Penelitian

7 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

Page 13: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

xiii

INTISARI

Hubungan Faktor Budaya dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan dalam Persalinan pada Kampung

Bajo di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea

Nimade Riniyanti1, Nurmiaty2, Feryani2

Penelitian bertujuan mengetahui hubungan faktor budaya dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan pada kampung bajo di wilayah kerja Puskesmas Tinanggea Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian adalah observasional analitik desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di desa Torokeku dan Bungin Permai, wilayah kerja Puskesmas Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin di Kampung Bajo Desa Torokeku dan Bungain Permai pada tahun 2016 berjumlah 50 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Uji statistik dengan uji Chi-square.

Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan (p-value < 0,05), artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.

Saran: Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan secara terus menerus. Melibatkan suami dan keluarga dalam setiap penyuluhan dan perencanaan persalinan.

Kata kunci : faktor budaya, dukungan keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.

1 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

2 Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebid

Page 14: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator upaya kesehatan ibu dalam menurunkan AKI

dan AKB menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-

2019 adalah menetapkan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan,

menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Berdasarkan data Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016,

terdapat 79,72% ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh

tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara

nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Renstra sebesar 75%.

Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%) yang belum

memenuhi target tersebut termasuk provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

sebesar 52,30 % (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), penyebab

langsung kematian ibu di Indonesia 90% terjadi pada saat persalinan.

Selain itu penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah faktor

keterlambatan yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk

ketempat pelayanan kesehatan, sebagai contohnya adalah terlambat

mengenali tanda bahaya sehingga ibu sampai di tempat pelayanan

kesehatan sudah dalam kondisi darurat (Kemenkes RI, 2015).

Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB

salah satunya adalah melalui program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitik beratkan pada totalitas

Page 15: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

2

monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko

pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan

obstetri dan neonatal di tingkat Puskesmas (PONED) dan Pelayanan

Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di Rumah Sakit

(PONEK). Pelaksanaan P4K di desa -desa perlu dipastikan agar mampu

membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik

dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda

bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil tindakan

yang tepat (Dinkes Sultra, 2016).

Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2005

sampai dengan tahun 2015. Meskipun persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan, akan tetapi AKI masih tinggi. Hal ini disebabkan karena

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan masih banyak dilakukan

di rumah. Oleh karena itu mulai tahun 2015, penekanan persalinan yang

aman adalah persaslinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan

kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Penekanan untuk melakukan persalinan difasilitas kesehatan

diperkuat dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesian

nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil,

masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan, pelayanan

kontrasepsi serta pelayanan kesehatan seksual. Pada bagian ketiga

tentang persalinan, pasal 14 ayat 1: persalinan harus dilakukan di fasilitas

kesehatan.

Page 16: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

3

Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) masih

merupakan masalah utama di dunia karena masih terbilang tinggi. Data

World Health Organisation (WHO) pada tahun 2015 menyatakan bahwa

sekitar 800 ibu meninggal setiap harinya, di seluruh dunia akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan. Risiko kematian ibu yang

berhubungan dengan persalinan 23 kali lebih besar terjadi di negara

berkembang dibandingkan dengan negara maju (WHO, 2015).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi bila

dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Menurut survei penduduk

antar sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia sebanyak 305 per

100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2015 sebesar 67 kasus kematian dan di kabupaten Konawe Selatan

8 kasus kematian ( Dinkes Sultra, 2016).

Pemilihan tempat persalinan yang aman merupakan salah satu cara

untuk mengurangi AKI dan AKB. Beberapa faktor yang menyebabkan

ibu memilih tempat persalinan yaitu kepercayaan terhadap tenaga

kesehatan, biaya, akses ke pelayanan kesehatan, faktor budaya dan

dukungan keluarga. Faktor budaya mempengaruhi pemilihan tempat

persalinan. Budaya adalah sekumpulan nilai, norma, dan simbol yang

memiliki arti, yang membentuk perilaku manusia dan hasil karya (benda,

kerajinan, atau karya seni) serta diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

Dukungan keluarga menjadi salah satu yang berpengaruh dalam

menentukan tempat bersalin. Faktor sosial yang mempengaruhi

Page 17: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

4

keputusan dibedakan menurut faktor kelompok referensi, opini pemimpin,

dan anggota keluarga. Dalam sebuah keluarga, seseorang dapat

berperan sebagai initiator, influencer, pengambil keputusan, serta pembeli

dan atau pengguna. Sedangkan yang berpengaruh dalam pemilihan

tempat bersalin yaitu suami dan orang tua, hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh keluarga terdekat sangat besar terhadap pengambilan

keputusan responden memilih tempat bersalin (Supriyanto dan Ernawaty,

2010).

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara dalam lima tahun

terakhir cenderung meningkat dari 83,98% di tahun 2011 menjadi 85,19%

pada tahun 2015, meskipun demikian, secara nasional cakupanan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian

Kesehatan tahun 2015 yaitu sebesar 90% (Dinkes Sultra, 2016).

Data rekapan persalinan pada tahun 2016 di kabupaten Konawe

selatan, dari 23 puskesmas terdapat 5.492 persalinan. Dari keseluruhan

persalinan tersebut terdapat 4.930 persalinan (89%) yang ditolong di

fasilitas kesehatan dan 562 persalinan (11%) ditolong di non fasilitas

kesehatan (Dinkes Konsel, 2017).

Berdasarkan pengambilan data awal tahun 2017 jumlah persalinan

di Puskesmas Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2016

adalah 492 pesalinan. Persalinan di fasilitas kesehatan berjumlah 320

(65,04%) sedangkan persalinan di non fasilitas kesehatan sebesar 172

Page 18: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

5

(34,96%) persalinan. Di wilayah kerja Puskesmas Tinanggea terdapat dua

desa pesisir yang penduduknya mayoritas suku bajo dan memiliki

persalinan yang lebih banyak dilakukan di rumah yaitu desa Torokeku

(83.33%) dari 24 persalinan dan desa Bungin Permai (62,07%) dari 29

persalinan ( Hasil Cakupan Persalinan Puskesmas Tinanggea Tahun

2016).

Persalinan di fasilitas kesehatan di Desa Torokeku berjumlah 4

orang (16.67%) dan persalinan di non fasilitas kesehatan berjumlah 20

orang (83.33%). Dari 20 orang yang bersalin di non fasilitas kesehatan, 16

orang (80%) bersalin ditolong dukun, 4 orang (20%) ditolong oleh bidan.

Di Desa Bungin Permai, persalinan di fasilitas kesehatan berjumlah 11

orang (37,93%) dan persalinan di non fasilitas kesehatan berjumlah 18

orang (62,07%). Dari 18 orang yang bersalin di non fasilitas kesehatan

tersebut, 8 orang (44,44%) ditolong oleh dukun dan 10 orang (55,56%)

ditolong oleh bidan.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan di atas, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan faktor budaya

dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja puskesmas Tinanggea.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

Page 19: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

6

1. Bagaimana hubungan faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja

Puskesmas Tinanggea?

2. Bagaiman hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja

Puskesmas Tinanggea?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor budaya dan

dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja Puskesmas

Tinanggea.

2.Tujuan Khusus

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui:

a. Mengetahui prevalensi pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja Puskesmas

Tinanggea.

b. Mengetahui prevalensi faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja

Puskesmas Tinanggea

c. Mengetahui prevalensi dukungan keluarga dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di

wilayah kerja Puskesmas Tinanggea.

Page 20: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

7

d. Mengetahui hubungan faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di wilayah kerja

Puskesmas Tinanggea.

e. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan pada Kampung Bajo di

wilayah kerja Puskesmas Tinanggea.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Untuk menambah wawasan keilmuan dalam mengatasi masalah

kematian ibu dan bayi sehubungan dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan.

2. Praktis

a. Bagi tempat penelitian, untuk memberikan pelayanan dan informasi

tentang pentingnya pemanfaatan fasiltas kesehatan dalam persalinan.

b. Bagi masyarakat, dapat berperan aktif dalam mengatasi masalah

kesehatan ibu dan anak dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan

dalam persalinan.

c. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

penanganan masalah kesehatan ibu dan anak dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan.

d. Bagi pengambil kebijakan, untuk dapat menetapkan peraturan untuk

melakukan intervensi pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan.

Page 21: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

8

E. Keaslian Penelitian

1. Nara (2012) dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan, Sikap,

Akses Pelayanan Kesehatan, Jumlah Sumber Informasi Dan Dukungan

Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Yang Memadai.

Jenis penelitian analitik dengan pendekatan crossectional. Variabel

penelitian adalah pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan,

jumlah sumber informasi dan dukungan keluarga. Perbedaan dengan

penelitian ini yaitu pada variabel yaitu faktor budaya dan dukungan

keluarga.

2. Plaun (2012), judul penelitian adalah Peran Budaya dan Dukungan

Keluarga Dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan Pada Dukun

Bersalin. Jenis penelitian deskriptif dengan metode kualitatif .

Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat penelitian

menggunakan variabel pertolongan persalinan pada dukun bersalin

sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah persalinan di

fasilitas kesehatan.

Page 22: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pemanfaatan Pelayanan /Fasilitas Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan

sendiri atau bersama-sama di suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan kelompok dan masyarakat

( Depkes RI, 2009) .

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses

pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok.

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku pencarian pengobatan adalah

perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan

atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di

masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat

bervariasi .

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun

2016 dijelaskan bahwa fasilitas pelayan kesehatan adalah suatu alat

atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah

dan/atau masyarakat. Jenis fasilitas kesehatan sebagaimana yang

dimaksud adalah tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, puskesmas,

klinik, rumah sakit.

Page 23: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

10

Menurut Green dalam Notoatmojo (2007) faktor keputusan

pasien untuk tetap memanfaatkan jasa pelayanan medis yang

ditawarkan rumah sakit tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki

oleh masing-masing individu. Adapun faktor-faktor yang merupakan

penyebab perilaku dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu :

a. Predisposing Faktors

Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini

adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai tradisi dan persepsi

yang berkenan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk

bertindak.

b. Enabling Faktors

Faktor ini adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk

dalam faktor ini adalah keterampilan, sumber daya pribadi dan

komunitas. Seperti tersedianya pelayanan kesehatan,

keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan.

c. Reinforcing Faktors

Faktor ini adalah faktor yang menentukan apakah tindakan

kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu

saja tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan

pasien, penguat berasal dari perawat, dokter, pasien lain dan

keluarga. Untuk menentukan penguat positif atau negatif,

tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan.

Page 24: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

11

Menurut Anderson dalam Notoadmodjo (2010), proses

penggunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat

atau konsumen adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik predisposisi ( predisposing characterists)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan

kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang

berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu,

yang digolongkan ke dalam 3 kelompok.

1) Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur.

2) Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan,

kesukuan atau ras, dan sebagainya.

3) Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa

pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan

penyakit.

b. Karakteristik pendukung (enabling characteristics)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun

mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan

kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakanya

kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan layanan

kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen

untuk membayar.

c. Karakteristik kebutuhan (need characteristics)

Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk

mencari pengobatan akan terwujud di dalam tindakan apabila hal

Page 25: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

12

tersebut dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan kata lain

kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk

menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat

predisposisi dan pendukung itu ada.

2. Budaya

Budaya merupakan cara berpikir dan merasa untuk

kemudian dinyatakan dalam seluruh kehidupan sekelompok

manusia yang membentuk masyarakat dalam suatu ruang dan waktu

tertentu. Budaya merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta

masyarakat (Sidi Gazalba dalam Lasari, 2012). Kebudayaan

merupakan keseluruhan kompleks pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan- kemampuan dan

kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota

masyarakat (Edw`ard Burnett Tylor dalam Lasari, 2012).

Kebudayaan adalah sebuah sistem berupa konsepsi-konsepsi

yang diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara inilah

manusia mampu berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan

pengetahuan serta sikapnya terhadap kehidupan (Cilfford Geertz

dalam Lasari, 2012).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian

mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang

terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-

hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan

Page 26: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

13

kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan

hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya

ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

bermasyarakat.

a. Wujud kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman dalam Koentjaranigrat (2000), wujud

kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan

artefak.

1) Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang

berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,

peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat

diraba atau disentuh. Wujud pemikiran warga masyarakat. Jika

masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam

bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada

dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis

warga masyarakat tersebut.

2 ) Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini

sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri

dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

Page 27: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

14

mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya

menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan

dapat diamati dan didokumentasikan.

3) Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa

hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam

masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,

dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara

ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan

bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa

dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:

wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada

tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan

atas dua komponen utama:

1) Kebudayaan material.

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat

yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini

adalah temuan- temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian

arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan

seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,

seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,

gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Page 28: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

15

2) Kebudayaan non material

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,

cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Pada kasus persalinan, dukun tidak hanya berperan saat

proses tersebut berlangsung, namun juga pada saat upacara-

upacara adat yang dipercaya membawa keselamatan bagi ibu

dan anaknya seperti upacara tujuh-bulanan kehamilan, tatobik

(mandi dengan air panas) dan hatukahai (pendiangan di atas bara

api).

Upacara adat ini tentunya tidak sejalan dengan aktivitas

medis dan tidak dapat dilakukan oleh seorang bidan. Hal inilah

yang menyebabkan dukun memiliki tempat yang terhormat dan

memperoleh kepercayaan lokal yang jauh lebih tinggi dari pada

bidan. Dukun dipercayai memiliki kemampuan yang diwariskan

turun-temurun untuk memediasi pertolongan medis dalam

masyarakat. Sebagian dari mereka juga memperoleh citra sebagai

“orang tua” yang telah “berpengalaman”. Profil sosial inilah yang

berperan dalam pembentukan status sosial dukun yang karismatik

dalam pelayanan medis tradisional (Imran, 2011).

Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat

melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan

kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat

dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses

Page 29: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

16

persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena

penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor

keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di

daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang

akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau

keputusan berada di tangan suami yang sering kali menjadi panik

melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan

akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat

tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat (Imran, 2011).

Tidak jarang nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman

atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan

ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak

rumah ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak

tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana

ada anggapan bahwa membawa ibu ke rumah sakit akan

memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam

pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi,

keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya

suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala

sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan

(Imran, 2011).

Menurut Koentjaraningrat dalam Rusnawati (2012)

mengatakan, bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum,adat istiadat

Page 30: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

17

dan lain kebiasan kebiasan yang didapatkan oleh manusia sebagai

anggota masyarakat.

Beberapa indikator dari aspek budaya:

a. Norma

Suatu aturan khusus atau seperangkat peraturan tentang

apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh manusia adalah

merupakan norma, norma mengungkapkan bagaimana

seharusnya berprilaku atau bertindak. Norma yang berkembang

di masyarakat mempunyai beberapa hal yang berkaitan dengan

persalinan maupun dengan pemilihan tempat persalinan.

b. Keyakinan

Sebagai mahluk sosial, manusia secara umum dan ibu

bersalin secara khususnya akan menanggapi dan memberikan

pandangan tentang tenaga dan tempat persalinan berdasarkan

keyakinan yang dimilikinya. Secara psikologis, faktor keyakinan

berperan besar dalam menentukan persepsi seseorang terhadap

orang lain, demikian juga dengan ibu bersalin. Prilaku

masyarakat terhadap kehamilan dan persalinan sangat

ditentukan oleh persepsi atau keyakinan tentang kehamilan dan

persalinan yang dimiliki oleh masyarakat.

Budaya Indonesia menghormati orang tua didalam keluarga

memberi pengaruh kepada pengambilan keputusan dalam

keluarga, kehadiran orangtua di dalam keluarga juga

mempengaruhi dalam upaya kesehatan keluarga. Misalnya ibu

Page 31: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

18

yang akan melahirkan dapat dipengaruhi oleh orang tua dalam

pengambilan keputusan untuk melahirkan di rumah atau di

fasilitas kesehatan.

3. Dukungan Keluarga

a. Pengertian dukungan keluarga/suami

Kuntjoro dalam Fithriany ( 2011), mengatakan bahwa

pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal,

saran, bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan

sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal -hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya atau dukngan adalah keberadaan,

kesediaan, kepedulian dari orang- orang yang diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita.

Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang

wanita hamil. Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang

diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama kehamilan

akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih

mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit

resiko komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua

kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil yaitu

menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta

kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya

(Rukiah, 2014).

Page 32: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

19

1) Peran keluarga

Menurut Friedman dalam fithriany 2011, peran keluarga

adalah sebagai berikut :

a) Peran formal

Peran ini berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga,

yaitu sejumlah perilaku yang lebih bersifat homogen,

keluarga membagi peran secara merata kepada anggota

keluarga seperti masyarakat membagi perannya, menurut

bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi

berfungsinya suatu sistem.

b) Peran informal

Peran informal bersifat ancaman yang tidak tampak dan

hanya untuk menjaga keseimbangan

2 ) . Fungsi Keluarga

Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh

Friedman, yaitu :

a) Afektif

Berhubungan erat dengan dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga.

Fungsi ini berguna untuk pemenuhan kebutuhan

sikososial. Fungsi afektif meliputi saling mengasuh, saling

menghargai, dan ikatan keluarga. Sosialisasi adalah

proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

Page 33: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

20

berperan dalam lingkungan sosial.

b) Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.

c) Ekonomi

Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga.

d) Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan berfungsi untuk mencegah

terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota

keluarga yang sakit.

b. Tugas keluarga dalam kesehatan

Menurut Friedman dalam Fithriany 2011, ada 5 tugas

kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :

1) Mengenal gangguan masalah kesehatan setiap anggota

keluarga.

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

bagi keluarga.

3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit

dan tidak dapat membantu dirinya.

4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan

kesehatan keluarga dan perkembangan kepribadian keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari

lembaga- lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan

Page 34: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

21

dengan fasilitas kesehatan yang ada.

c. Bentuk dukungan

Cohen et all dalam Fithriany, 2011 mendefinisikan dukungan

sosial adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional,

informational, instrumental dan appraisal. Secara rinci dijabarkan

sebagai berikut:

1) Emotional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan

kepercayaan dari orang lain terutama suami sebagai motivasi.

2) Informational adalah dukungan yang berupa informasi,

menambah pengetahuan seseorang dalam mencari jalan

keluar atau memecahkan masalah seperti nasehat atau

pengarahan.

3) Instrumental menunjukkan ketersediaan sarana untuk

memudahkan perilaku menolong orang yang menghadapi

masalah berbentuk materi berupa pemberian kesempatan dan

peluang waktu.

4) Appraisal berupa pemberian penghargaan atas usaha yang

dilakukan, memberikan umpan balik mengenai hasil atau

prestasi yang dicapai serta memperkuat dan meninggikan

perasaan harga diri dan kepercayaan akan kemampuan

individu.

Menurut Heaney and Israel dalam Fithriany 2011, ada

empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:

a) Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga

Page 35: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

22

memberikan informasi, penjelasan tentang situasi dan segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang

dihadapi oleh seseorang. Mengatasi permasalahan dapat

digunakan seseorang dengan memberikan nasehat, anjuran,

petunjuk dan masukan.

b) Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi

sebagai pemberi umpan balik yang positif, menengahi

penyelesaian masalah yang merupakan suatu sumber dan

pengakuan identitas anggota keluarga. Keberadaan informasi

yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta penguatan

(pembenaran).

c) Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga

merupakan suatu sumber bantuan yang praktis dan konkrit.

Bantuan mencakup memberikan bantuan yang nyata dan

pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu

seseorang yang membutuhkan. Dukungan ekonomi akan

pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu

seseorang yang membutuhkan. Dukungan ekonomi akan

membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan

anak serta dukungan pengeluaran akibat bencana.

d) Emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai suatu

tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap

ketenangan emosional, mencakup pemberian empati, dengan

mendengarkan keluhan, menunjukkan kasih sayang,

Page 36: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

23

kepercayaan,dan perhatian. Dukungan emosional akan

membuat seseorang merasa lebih dihargai, nyaman, aman dan

disayangi.

Dukungan moril dari suami/keluarga secara psikologis

dapat memberikan perasaan aman dalam menjalani proses

kehamilan dan persalinan. Selain itu dukungan keluarga

memberikan pengaruh yang besar dalam menentukan pemilian

penolong dan tempat persalinan ( Rusnawati, 2012).

4. Kampung Bajo

Bajo berasal dari nama seorang leluhur mereka. Yang sangat hebat

dalam melaut, dan hebat juga dalam bercocok tanam. Kemudian kampung

Karang Bajo adalah nama wilayah keturunan dari Bajo. Konon Suku Bajo

berasal dari Laut Cina Selatan. Versi lain menyebutkan nenek moyang

mereka berasal dari Johor, Malaysia. Mereka keturunan orang-orang Johor

atau keturunan Suku Sameng yang ada di semananjung Malaka Malaysia

yang diperintahkan raja untuk mencari putrinya yang kabur dari istana.

Orang-orang tersebut mengarungi lautan ke sejumlah tempat sampai ke

Pulau Sulawesi. Kabarnya sang puteri berada di Sulawesi, menikah dengan

pangeran Bugis kemudian menempatkan rakyatnya di daerah yang

sekarang bernama Bajo. Sedangkan orang-orang yang mencarinya juga

lambat laun memilih tinggal di Sulawesi, enggan kembali ke Johor.

Keturunan mereka lalu menyebar ke segala penjuru wilayah Indonesia

semenjak abad ke-16 dengan perahu. Itulah sebabnya mereka digolongkan

suku laut nomaden atau manusia perahu (seanomedic).

Page 37: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

24

Asal-usul suku Bajo sesungguhnya dari pulau Sulawesi. Selain

menguasai bahasa daerah setempat, mereka juga berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Bajo, serumpun dengan bahasa Bugis – Sulawesi

Selatan. Di mana dua atau tiga warga Bajo berkumpul, mereka diwajibkan

menggunakan bahasa Bajo. Kecuali kalau berada di antara atau bersama

warga penduduk setempat. Mereka adalah orang pelaut yang tidak bisa

hidup di gunung. Bajo, identik dengan air laut, perahu, dan permukiman dia

atas air laut. Bajo artinya mendayung perahu dengan alat yang disebut

bajo.

Masyarakat kampung Bajo percaya bahwa laut merupakan

kehidupan mereka. Laut adalah ombok lao, atau raja laut, sehingga filosofi

tersebut berakibat pada penggolongan manusia dalam suku Bajo. Suku

Bajo, dalam menempatkan orang membaginya ke dalam dua kelompok,

yaitu Sama„ dan Bagai. Sama„ adalah sebutan bagi mereka yang masih

termasuk ke dalam suku Bajo sementara Bagai adalah suku di luar Bajo.

Penggolongan tersebut telah memperlihatkan kehati-hatian dari suku Bajo

untuk menerima orang baru. Mereka tidak mudah percaya sama pendatang

baru.

Masyarakat Kampung Bajo memiliki suatu filosofis „Papu Manak Ita

Lino Bake isi-isina, kitanaja manusia mamikira bhatingga kolekna

mangelolana„, artinya Tuhan telah memberikan dunia ini dengan segala

isinya, kita sebagai manusia yang memikirkan bagaimana cara

memperoleh dan mempergunakannya. Sehingga laut dan hasilnya

merupakan tempat meniti kehidupan dan mempertahankan diri sambil terus

Page 38: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

25

mewariskan budaya leluhur suku Bajo. Dalam suku Bajo, laki-laki atau pria

biasa dipanggil dengan sebutan Lilla dan perempuan dengan sebutan

Dinda.

Dahulu kala masyarakat Bajo kerap berpindah-pindah dari satu

tempat ke temat lainnya mencari sumber kehidupan seperti masyarakat

gipsy atau nomaden. Namun saat ini meskipun masih ada yang

meneruskan tradisi berpindah tempat, sebagian lainnya memilih menetap di

lokasi tertentu dengan pola hidup yang sangat sederhana seperti di Desa

Torokeku dan Bungin Permai di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten

Konawe Selatan. Kehidupan mereka hampir sama antara satu daerah

dengan daerah lainnya. Masyarakat bajo hidup berdampingan dalam satu

komunitas mereka dan menempati wilayah yang sedikit terpisah dengan

komunitas suku lain. Rumah-rumah yang mereka huni secara keseluruhan

berada diatas laut sehingga membuat komunitas suku lain agak sulit

melakukan interaksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Rumah

suku Bajo merupakan rumah panggung yang berdiri diatas tonggak-

tonggak kayu diatas laut yang saling berhubungan.

Ada dua analogi atau metafora sistem kehidupan masyarakat Bajo,

khususnya menyangkut hubungan antara sesama manusia serta hubungan

antara manusia dengan alam semesta dalam kerangka ruang dan waktu.

Pertama, tubuh manusia sebagai simbol masyarakat suku Bajo, dimana

pimpinan mereka menempati posisi bagian kepala. Kedua, masyarakat

manusia sebagai suatu simbol dari “entire Badjao moltitude”, termasuk

realitas kehidupan dan kematian. Dalam perspektif analogi yang kedua

Page 39: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

26

tersebut, Umboh merupakan pimpinan/kepala yang memiliki otoritas,

sebagai pusat koordinasi, dan kepala-leluhur. Dalam hubungan ini, tubuh

manusia menjadi cermin dari alam dan menjadi suatu medium dalam mana

dan melaluinya manusia mengorientasi dan mengorganisasikan kosmos.

Rumah sebagai tempat tinggal adalah sebuah kosmos kecil, menjadi

meniatur kosmos yang lebih besar, dan perbedaan rumah sebagai kosmos

kecil mudah dikontrol dan diatur, sedangkan alam semesta sebagai kosmos

yang lebih besar tidak mudah dikontrol dan diatur ( Anonim , 2013).

Orang- orang Bajo enggan membangun rumah didarat karena

banyak tradisi dan ritual hidup yang harus dilakukan dilaut. Zaman dahulu,

setiap bayi orang Bajo harus dicelupkan kelaut untuk mengakrabkan

mereka dengan laut yang dianggap saudara. Belum lagi budaya

masyarakat Bajo seperti perkawinan dan selamatan. Adat perkawinan

masyarakat Bajo saat malam pertama biasanya pasangan suami istri baru

di lepas ke laut dengan perahu.

Pengetahuan masyarakat Bajo dilihat dari perspektif sosial/budaya

antara lain direfleksikan dalam sebuah pandangan yang sejalan dengan

teori dan fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sama dan

bagai. Selain itu, orang Bajo dapat diidentifikasi dari bahasanya, yaitu

baong sama (bahasa Bajo) yang dapat menyatukan mereka dalam suatu

komunitas besar masyarakat Bajo meskipun asal dan tempat tinggalnya

berbada-beda daerah.

Masalah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak sesungguhya

tidak terlepas dari faktor-faktor budaya dan lingkungan didalam masyarakat

Page 40: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

27

dimana mereka berada. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan

seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan pada faktor jarak

antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang

tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering

melupakan faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri. Pada

kenyataannya didalam masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat

sakit yang diberikan provider ( Notoatmodjo, 2007)

Ada tiga sumber utama nilai-nilai yang membentuk sistem

kepercayaan dalam konsep sehat sakit dan nilai-nilai transendental dalam

masyarakat Bajo, yaitu ajaran-ajaran agama, keyakinan kepada

keberadaan dan kekuatan leluhur atau makhluk gaib yang dapat

mendatangkan kebaikan/rezeki dan bencana/penyakit dan keyakinan

kepada sanro atau dukun yang dapat berdoa untuk kebaikan, menolong

orang susah, menolak bencana dan menyembuhkan penyakit. Keyakinan

kepada sandro atau dukun ini juga sangat kuat dalam menghapi

persalinan pada masyarakat bajo sehingga persalinan lebih banyak

dilakukan dirumah dan ditolong oleh sandro/ dukun.

B. Landasan Teori

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan proses

pendayafungsian layanan kesehatan oleh masyarakat. Pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta

memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Page 41: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

28

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang

didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat

oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Prilaku masyarakat terhadap

kehamilan dan persalinan sangat ditentukan oleh persepsi atau keyakinan

tentang kehamilan dan persalinan yang dimiliki oleh masyarakat. Budaya

Indonesia menghormati orang tua didalam keluarga memberi pengaruh

kepada pengambilan keputusan dalam keluarga, kehadiran orangtua di

dalam keluarga juga mempengaruhi dalam upaya kesehatan keluarga

termasuk dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Dukungan sosial adalah bentuk hubungan sosial meliputi emotional

(rasa empati,cinta,kepercayaan), informational, (dukungan informasi),

instrumental (ketersediaan sarana) dan appraisal (pemberian

penghargaan). Dukungan moril dari suami/keluarga secara psikologis

dapat memberikan perasaan aman dalam menjalani proses

kehamilan dan persalinan. Selain itu dukungan keluarga memberikan

pengaruh yang besar dalam menentukan pemilian penolong dan

tempat persalinan.

Masalah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak sesungguhya

tidak terlepas dari faktor-faktor budaya dan lingkungan didalam masyarakat

dimana mereka berada. Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan

seringkali penyebabnya dilemparkan pada faktor jarak antara fasilitas

tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh, tarif yang tinggi, pelayanan

yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan faktor

Page 42: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

29

persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri. Pada kenyataannya didalam

masyarakat terdapat beraneka ragam konsep sehat sakit yang diberikan

provider.

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian dimodifikasi dari Anderson dalam

Notoadmodjo (2011),Taylor, Koentjanigrat,Cohen et al.

Faktor Budaya:

1. Pengetahuan 2. Kepercayaan 3. Kesenian 4. Moral 5. Adat istiadat

Dukungan Keluarga:

1. Emosional

2. Informational

3. Instrumental/keters

ediaan sarana

4. Appraisal/penilaian

Pemanfaatan

Fasilitas Kesehatan

Dalam Persalinan

Page 43: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

30

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

variabel bebas : Faktor budaya, dukungan keluarga.

variabel terikat : Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan.

2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan.

Faktor Budaya

Dukungan keluarga

Pemanfaatan

Fasilitas Kesehatan

Dalam persalinan

Page 44: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian observasional analitik yang digunakan adalah

desain cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau

pengukuran variable independent dan variabel dependent di lakukan

pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Gambar 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional

Faskes

Non Faskes

Non Faskes

Faskes

Non Faskes

Faskes

Faskes

Non Faskes

Positif

Negatif

Mendukung

Tidak

Mendukung

Budaya

Dukungan

Keluarga

Ibu

Bersalin

Page 45: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

32

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Torokeku dan Bungin Permai

Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi

tenggara, pada tanggal 15 - 21 nopember tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Semua ibu bersalin di desa Torokeku dan Bungin Permai pada

tahun 2016 sebanyak 53 orang.

2. Sampel

Semua ibu bersalin tahun 2016 di desa Torokeku berjumlah 24

orang dan Bungin Permai berjumlah 29 orang. Besar sampel penelitian

dapat ditetepkan dengamenggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2005)

sebagai berikut:

n=N/N(d)2+1

Keterangan:

n= Jumlah Sampel

N=populasi

d= nilai presisi 95% dan sig=0.05

Sampel penelitian yang akan diambil di desa Torokeku sebagai berikut:

n= 24/24(0.05)2+1

= 24/24(0.0025)+1

= 24/1.06

= 22.64, dibulatkan menjadi 23 orang.

Sampel penelitian yang akan diambil di desa Bungin Permai sebagai

Page 46: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

33

berikut:

N= 29/29(0.05)2+1

= 29/1.0725

= 27.03, dibulatkan menjadi 27

Jadi total sampel adalah 50 orang.

3. Tehnik sampling

Penelitian ini menggunakan tehnik Non probability Sampling

dengan jenis teknik consecutive sampling dimana semua subjek yang

ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian

sampai jumlah yang subjek yang diperlukan terpenuhi (Sudikdo 2011

dalam Nara 2014).

D. Variabel Penelitian.

a. Variabel independen (bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan

mengakibatkan perubahan variabel lain. Nama lain variabel independen

adalah variabel bebas, risiko, prediktor, kausa (Riyanto, 2011). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah faktor budaya dan dukungan

keluarga.

b. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada

variabel bebas. Nama lain variabel dependen adalah variabel terikat,

efek, hasil, outcame, respon, atau event (Riyanto, 2011). Variabel

Page 47: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

34

dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan fasilitas kesehatan

dalam persalinan.

E. Definisi Operasional

1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan yaitu perilaku ibu

dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan ketika bersalin. Skala ukur

adalah ordinal. Kriteria objektif:

a. Fasilitas kesehatan : Rumah sakit, puskesmas, klinik, polindes.

b. Non fasilitas kesehatan : Rumah ibu, dukun.

(Nara, 2014)

2. Faktor Budaya dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan adalah reaksi atau respon dari responden tentang ada

tidaknya anjuran, dukungan dan larangan kepada ibu bersalin dalam

kepercayaan, kebiasaan, dan adat istiadat yang ada dalam keluarga

dan masyarakat secara turun temurun dalam pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan. Skala ukur adalah nominal. Dalam

penelitian ini, untuk jawaban positif (budaya mendukung) diberi skor 1;

sedangkan untuk jawaban negative (budaya tidak mendukung) diberi

skor 0. Adapun kriteria objekti:

- Budaya positif = ≥60

- Budaya negatif =<60

(Nara,2014)

3. Dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan adalah reaksi atau respon dari responden tentang ada

tidaknya dukungan dari suami/keluarga dalam pemanfaatan fasilitas

Page 48: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

35

kesehatan dalam persalinan. Skala ukur adalah ordinal. Kuisioner

bersifat tertutup dengan alternatif jawaban terdiri dari lima (5) pilihan,

yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Penilaian

bersifat mendukung (favourable) diberi nilai 5-1 (No1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14) dan pertanyaan tidak mendukung (unfavourable)

diberi nilai 1-5 (No 5, 15), dengan skor nilai tertinggi 75. Kriteria objektif:

- Mendapat dukungan = ≥ 60

- Tidak mendapat dukungan =< 60

(Nurmiaty, 2016)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesioner

(daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang

berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

lembar kuesioner.

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut

dapat berupa gambar, tabel, atau daftar periksa, dan film dokumenter

(Alimul, 2007).

Kuesioner diartikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010)

Page 49: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

36

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi

dan lembar kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang terdiri

dari 20 pertanyaan tertutup dan terstruktur. Pertanyaan dalam penelitian

ini yang berhubungan dengan faktor budaya sebanyak 15 pertanyaan dan

dukungan keluarga dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan sebanyak 15 pertanyaan.

G. Alur Penelitian

Proses pengumpulan data dalam melakukan penelitian untuk

mendapatkan responden meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

1. Mendapat surat pengantar dari jurusan prodi DIV Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Mengurus surat perijinan Kepala Puskesmas Tinanggea kecamatan

Tinanggea kabupaten konawe Selatan provinsi Sulawesi tenggara

Setelah mendapat ijin, peneliti mendatangi calon responden dengan

kunjungan rumah. Memberikan penjelasan tentang tujuan dari

penelitian kepada calon responden dan memohon kesediaan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila mereka bersedia menjadi

responden maka dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent.

3. Responden yang bersedia menandatangani informed consent maka

peneliti akan memberikan kuisioner melalui wawancara.

4. Setelah responden mengisi kuisioner, akan dilakukan pengolahan,

pengecekan kelengkapan, mengedit, memberi kode, memberi skor, dan

mentabulasi data.

Page 50: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

37

H. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dilakukan editing untuk melihat kembali

kelengkapan sesuai daftar pertanyaan kemudian dilakukan pemasukan

data ke dalam komputer selanjutnya diberikan kode dan dilakukan

distribusi frekuensi. Selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji

chi-square dengan program SPSS versi 20 menggunakan komputer.

1. Univariat

Analisis secara univariat bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi

frekuensi masing-masing variabel penelitian baik variabel bebas

maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini menunjukkan sejauh

mana hubungan faktor faktor budaya dan dukungan keluarga

terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.

2. Bivariat

Analisis secara bivariat bertujuan untuk mengetahui

hubungan dan kemaknaan antara variabel bebas dengan variabel

terikat yang masing-masing variabel berskala ordinal dan nominal.

Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95%.

I. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku

untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,

pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan

memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Page 51: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

38

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan rekomendasi

dari Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, selanjutnya peneliti

mengajukan permohonan ijin Kepala Puskesmas Tinanggea Kecamatan

Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk

studi pendahuluan dan penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

melakukan penelitian dengan memberikan informed consent dan

kesempatan pada responden untuk menerima atau menolak menjadi

responden, peneliti menemui subyek yang akan dijadikan responden

untuk menjelaskan beberapa hal yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya (Alimul,

2007).

2. Tanpa nama (anonimity)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Alimul,

2007).

Page 52: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

39

3. Kerahasiaan (confidentialy)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah

- masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Alimul, 2007).

Page 53: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea

1. Geografi

Puskesmas Tinanggea terletak di Kelurahan Ngapaaha,

Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, sekitar 19 km dari

Ibukota Kabupaten serta kondisi geografis daerah dataran rendah dan

daerah pesisir dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lalembuu

a. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Palangga dan

Kecamatan Palangga Selatan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Tiworo

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bombana

Luas wilayah Puskesmas Tinanggea sekitar 354,74 km2. Dari

luas daratan Kecamatan Tinanggea terdiri dari 2 kelurahan dan 22

desa.

2. Demografi

a. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kecamatan Tinanggea adalah 67,08

jiwa per kilometer persegi. Desa Wundumbolo merupakan desa

dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, sedangkaan

Kelurahan Tinanggea merupakan wilayah yang terpadat .

Page 54: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

41

Jumlah Penduduk di Kecamatan Tinanggea adalah

sebanyak 23.796 jiwa yang terdiri atas laki-laki 12.102 jiwa dan

Perempuan 11.694.

b. Natalitas (Kelahiran)

Angka kelahiran atau fertilitas di Wilayah Puskesmas

Tinanggea sebesar 24,46 per 1000 penduduk tergolong pada laju

kelahiran sedang.

c. Mortalitas (Kematian)

Angka kematian di Wilayah Puskesmas Tinanggea sebesar

4,79 per 1000 penduduk per Tahun tergolong rendah.

Tabel.1 Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi

di Puskesmas Tinanggea Tahun 2016

Indikator Tahun 2016

Laju kematian kasar per 1000 penduduk 4.79

Laju kematian Bayi per 1000 penduduk 22.6

Laju kelahiran Normal per 1000 penduduk 20.46

Sumber : Data sekunder KIA Puskesmas Tinanggea, 2016

3. Jumlah Sarana Sosial

Puskesmas Tinanggea dalam melaksanankan kegiatannya baik

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditunjang oleh jaringan

fasilitas layanan kesehatan yakni :

a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit terdiri dari :

1) Pustu Moolo Indah

2) Pustu Lalonggasu

Page 55: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

42

b. Polindes atau Poskesdes sebanyak 2 buah terdapat di :

1) Desa Lalowatu

2) Desa Lanowulu

c. Kendaraan roda empat sebanyak 1 unit

d. Kendaraan roda dua 3 unit

e. Posyandu aktif sebanyak 28 unit

f. Posyandu Usia Lanjut (Posbindu sebanyak 5 unit)

g. Dukun terlatih sebanyak 20 orang

h. Kader posyandu sebanyak 209 orang

i. Toko obat berizin sebanyak 1 Buah

Puskesmas Tinanggea merupakan puskesmas dengan

kapasitas tempat tidur 17 buah yang terdiri dari perawatan persalinan

dengan kapasitas tempat tidur 6 buah dan perawatan umum dengan

kapasitas tempat tidur 11 buah.

4. Ketenagaan

Jumlah tenaga Puskesmas Tinanggea sebanyak 68 orang yang

terdiiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 30 orang dan Non

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 38 orang.

Tabel . 2 Jumlah Petugas Tenaga Kesehatan Puskesmas Tinanggea

Tahun 2016

Tanaga Kesehatan Jumlah

Dokter Umum PNS 1 Orang

Dokter Gigi PNS 1 Orang

Bidan PNS 10 Orang

Bidan PTT 12 Orang

Bidan Mengabdi 11 Orang

Perawat PNS 14 Orang

Page 56: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

43

Perawat Mengabdi 7 Orang

Sanitarian PNS 2 Orang

Nutrisionis PNS 1 Orang

Nutrisionis Kontrak 3 Orang

Analis Kesehatan Kontrak 2 Orang

Apotekker 1 Orang

Asisten Apotekker 1 Orang

Perawat Gigi 1 Orang

Kesehatan Masyarakat PNS 1 Orang

B. Hasil Analisis

1. Karakteristik Ibu Bersalin

Tabel.3

Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Golongan Umur Dan

Pendidikan di Kampung Bajo Wilayah Kerja

Puskesmas Tinanggea Tahun 2016

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)

Umur

<2 1 2

20-35 39 78

>35 10 20

Pendidikan

Tidak tamat SD 8 16

SD 25 50

SMP 14 28

SMA 3 6

Sumber : Data Primer diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 3, bahwa Umur Ibu bersalin <20 tahun

sebesar 2%, umur >35 tahun sebesar 20% dan proporsi terbesar

pada umur 20-35 tahun sebesar 78%. Jenis pendidikan responden

sangat bervariasi dari yang terendah yaitu tidak tamat SD sebesar

Page 57: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

44

16%, proporsi terbanyak adalah ibu berpendidikan SD sebesar 50%,

pendidikan SMP sebesar 28%, sedangkan ibu yang menyelesai

pendidikan sampai tingkat SMA hanya sebesar 6%.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran

setiap variabel yang diteliti baik variabel independent maupun variabel

dependent. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Fasilitas persalinan, Faktor Budaya

Dan Dukungan Keluarga di Kampung Bajo Wilayah Kerja Puskesmas

Tinanggea tahun 2016

Variabel Frekuensi (N) Presentase (%)

Tempat persalinan

Fasilitas kesehatan 15 30

Non Fasilitas kesehatan 35 70

Budaya

Positif 19 38

Negatif 31 62

Dukungan Keluarga

Mendukung 22 44

Tidak mendukung 28 56

Sumber : Data Primer diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4, dari 50 orang ibu bersalin terdapat

persalinan di fasilitas kesehatan 30 % lebih sedikit dibandingkan

dengan persalinan di non fasilitas kesehatan sebanyak 70%. Ibu

bersalin yang memiliki budaya positif tentang persalinan di fasilitas

kesehatan sebesar 38%, lebih kecil dibandingkan dengan budaya

negatif tentang persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 62%.

Demikian juga untuk dukungan keluarga, ibu yang mendapatkan

Page 58: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

45

dukungan keluarga untuk bersalin di fasilitas kesehatan sebesar 44%

lebih sedikit dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak

mendapatkan dukungan keluarga untuk bersalin di fasilitas kesehatan

sebesar 56%.

3. Analisis Bivariat

a) Hubungan Antara Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas

Kesehatan Dalam Persalinan

Tabel 5

Hubungan Variabel Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas

Kesehatan Dalam Persalinan

Budaya

Pemanfaatan Fasilitas

kesehatan Persalinan

Total

N=50

X2

(p-value) OR 95% CI Fasilitas

kesehatan

Non Fasilitas

kesehatan

N % N %

Positif 12 63 7 37 19

16

0.00

16

(3.52-72.58) Negatif 3 10 28 90 31

Total 15 73 35 127 50

Sumber : Data Primer diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 19

responden yang budayanya positif, bersalin di fasilitas kesehatan

sebesar 63% sedangkan yang bersalin di non fasilitas kesehatan

37%. Dari 31 responden yang budayanya negatif bersalin di

fasilitas kesehatan sebesar 10% sedangkan yang bersalin di non

fasilitas kesehatan sebesar 90%. Hasil uji statistik chi square

diperoleh nilai P-value 0,00 < 0,05 dan X2hit ( 16 ) > X2

tab (3.841). Hal

ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor budaya

Page 59: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

46

dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan. Nilai

Odd Ratio sebesar 16, OR>1, artinya budaya yang mendukung

mempunyai pengaruh 16 kali lebih kuat terhadap pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan.

b) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilias

Kesehatan Dalam Persalinan

Tabel 6

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilias

Kesehatan dalam Persalinan

Dukungan keluarga

Pemanfaatan fasilitas kesehatan persalinan

Total N=50

X2

(p-value) OR 95 % CI Fasilitas

kesehatan Non fasilitas kesehatan

N % N %

Mendukung 13 59 9 41 22 15,8

(0.000)

18.8

(3.53-99.80) Tidak

mendukung 2 7 26 93 28

Total 15 66 35 134 50

Sumber : Data Primer diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 22

responden yang mendapatkan dukungan keluarga, bersalin di

fasilitas kesehatan sebesar 59%. sedangkan yang bersalin di non

fasilitas kesehatan sebesar 41%. Penelitian yang dilakukan pada 28

responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga,bersalin di

fasilitas kesehatan sebesar 7% sedangkan yang bersalin di non

fasilitas kesehatan sebesar 93%. Hasil uji statistik chi square

diperoleh nilai P-value 0,00 < 0,05 dan X2hit (18,8) > X2

tab (3.841) .

Hal ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.

Page 60: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

47

Sedangkan korelasi dengan Odd Ratio nilainya sebesar 18,8, hasil

ini menunjukan OR>1, artinya ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan dari keluarga akan memiliki kemungkinan 18,8 atau 19

kali lebih kuat untuk bersalin di fasilitas kesehatan.

C. Pembahasan

1. Karakterisrik Ibu bersalin

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu

bersalin adalah kisaran 20-35 tahun sebesar 78% yang termasuk

dalam kategori dewasa dan berada pada usia reproduksi sehat. Pada

umumnya pendidikan responden berada pada kategori rendah (SD)

yaitu sebesar 50% dan masih ada pula yang tidak tamat SD sebesar

16%. Sedangkan yang berpendidikan SMP sebesar 28% dan

pendidikan paling tinggi SMA hanya sebesar 6%. Hal ini dapat

disebabkan salah satunya karena akses menuju lembaga pendidikan

SMP maupun SMA cukup sulit karena harus menyeberangi laut dan

menggunakan jasa ojek untuk mencapai sekolah sehingga

memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar.

2. Gambaran Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam Persalinan

Hasil penelitian menunjukan ibu yang memilih bersalin di fasilitas

kesehatan sebesar 30% lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang

memilih bersalin di non fasilitas kesehatan sebesar 70%. Hal ini tidak

sesuai dengan Depkes RI, 2009 yang menyatakan bahwa tujuan

persiapan persalinan aman adalah agar ibu hamil dan keluarga tergerak

merencanakan tempat dan penolong persalinan yang aman. Menurut

Page 61: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

48

Kemenkes RI 2011, persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan dan

ditolong oleh tenaga kesehatan. Ketentuan tersebut juga tertuang

dalam Permenkes 97 tahun 2014 pasal 14 ayat (1) yaitu persalinan

harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses

pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok.

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku pencarian pengobatan adalah

perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan

atau mencari pengobatan. Begitu pula halnya dalam pencarian

penolong maupun tempat untuk bersalin.

3. Hubungan Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas

Kesehatan Dalam Persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara faktor dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Plaun (2012), bahwa peran budaya dalam pemilihan

pertolongan perslinan pada dukun bersalin masih tinggi dibandingkan

dengan pertolongan persalinan pada bidan/petugas kesehatan.

Penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian Amalia (2011), yakni

ada pengaruh antara tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jarak ke

tempat pelayanan kesehatan, sosial budaya dan pendapatan keluarga

dengan pemilihan penolong persalinan.

Menurut Soekanto (2006), kebudayaan terdiri dari segala yang

dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya mencakup

Page 62: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

49

segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Setiap manusia mempunyai kebudayaan sendiri. Menurut

Koentjaraningrat (2005), kebudayaan mempunyai sedikitnya tiga wujud

yaitu : wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma, dan peraturan-peraturan, wujud

kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola dari

manusia dalam masyarakat, dan wujud kebudayaan sebagai benda-

benda hasil karya manusia.

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang

didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Prilaku masyarakat

terhadap kehamilan dan persalinan sangat ditentukan oleh persepsi

atau keyakinan tentang kehamilan dan persalinan yang dimiliki oleh

masyarakat.

Kehidupan masyarakat Indonesia masih terkait erat dengan faktor

budaya yang juga turut mempengaruhi dalam pemanfaatan fasilitas

persalinan. Demikian pula yang terjadi di Kampung Bajo, Wilayah Kerja

Puskesmas Tinanggea, kebiasaan bersalin dilakukan dirumah dengan

kepercayaan yang tinggi terhadap dukun. Hal ini dapat terlihat dari

hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa orang pertama yang diminta

pertolongan ketika ibu akan bersalin adalah dukun dan mencari

pertolongan ke puskesmas jika persalinan ibu mengalami hambatan

Page 63: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

50

sehingga terkadang ibu terlambat mendapatkan pertolongan

diakibatkan lamanya mencapai puskesmas / fasilitas kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada namun masih

terdapat sebagian kecil ibu bersalin yang memiliki budaya positif tetapi

tidak melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya faktor lain yang memrpengaruhi ibu dalam

pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan seperti tingkat

pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan ataupun jarak ke tempat

fasilitas kesehatan tersebut. Budaya negatif yang telah lama

berkembang secara turun temurun ini memerlukan waktu dan usaha

yang lebih giat serta kesabaran untuk merubahnya menjadi budaya

positif yaitu budaya yang mendukung pemanfaatan fasilitas kesehatan

dalam persalinan.

4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas

Kesehatan Dalam Persalinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Agustina

Nursita, dkk (2016), yaitu terdapat hubungan antara dukungan keluarga

dengan pertolongan persalinan ibu.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yanti (2007), bahwa

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan

pelayanan antenatal. Dalam penelitian Yanti (2007), banyak faktor yang

dapat menyebabkan ibu hamil memanfaatkan pelayanan, salah satunya

Page 64: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

51

faktor psikologis, dimana dukungan moral dari suami/keluarga memiliki

andil yang besar.

Menurut Kuntjoro dalam Fithriany (2011), dukungan merupakan

informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau

tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek

didalam lingkungan. Atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan,

kepedulian dari orang-orang yang diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita.

Dukungan moril dari suami/keluarga secara psikologis dapat

memberikan perasaan aman dalam menjalani proses kehamilan

dan persalinan. Selain itu dukungan keluarga memberikan

pengaruh yang besar dalam menentukan pemilian penolong dan

tempat persalinan ( Rusnawati, 2012)

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan keluarga memiliki peran

yang besar dalam mempengaruhi keputusan ibu memilih tempat

bersalin. Keadaan sulit dalam menghadapi persalinan tentunya

memerlukan bantuan baik secara fisik maupun moril dari keluarga,

termasuk dalam membantu mengurus anak ibu dirumah ketika bersalin

di puskesmas. sehingga tanpa dukungan keluarga sangat sulit seorang

ibu untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Dalam penelitian ini juga

menunjukkan bahwa tidak semua ibu yang mendapatkan dukungan

dari keluarga memilih bersalin di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat

disebabkan oleh faktor lain yang dapat mempengaruhi ibu dalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam persalinan seperti faktor

Page 65: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

52

budaya, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu, akses ke fasilitas

kesehatan atau pendapatan ibu. Sehingga walaupun ibu memiliki

dukungan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam

persalinan tanpa didukung oleh faktor lainnya, maka pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan tidak tercapai secara optimal.

5. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional

yakni kedua variabel bebas dan terikat diukur pada saat yang

bersamaan, sehingga tidak dapat menjelaskan adanya hubungan

sebab akibat tetapi hubungan yang ada hanya menunjukan hubungan

keterkaitan saja. Penelitian ini mengukur variabel dependent yaitu

pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan dan variabel

independent yaitu faktor budaya dan dukungan keluarga. Sebenarnya

secara teori banyak faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan, namun penelitian ini hanya

meneliti faktor budaya daan dukungan keluarga ini disebabkan karena

adanya keterbatasan dari peneliti.

Data primer diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh

responden yang jawabannya sangat subyektif karena berdasarkan apa

yang diingat oleh responden. Bias informasi pada setiap penelitian

kemungkinan selalu ada karena informasi yang diperoleh tergantung

pada kemampuan mengingat kembali serta tergantung dari kejujuran

responden dalam menjawab pertanyaan.

Page 66: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Ibu bersalin di fasilitas kesehataan sebesar 30%.

2. Ibu bersalin yang memiliki budaya positif sebesar 38% .

3. Ibu bersalin yang mendapatkan dukungan keluarga sebesar 44%.

4. Ada hubungan antara faktor budaya dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan dalam persalinan.

5. Ada hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan pemanfaatan

fasilitas kesehatan dalam persalinan.

B. SARAN

1. Bagi semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea

khususnya di desa Torokeku dan Bungin Permai, diharapkan agar

bersalin di tolong bidan/petugas kesehatan di fasilitas kesehatan.

2. Bagi Puskesmas Tinanggea.

a. Diharapkan agar Kepala Puskesmas mendukung dan memfasilitasi

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan persalinan di

fasilitas kesehatan / puskesmas.

b. Melakukan kerjasama dan pendekatan dengan aparat desa dan

tokoh masyarakat serta dukun secara berkesinambungan melalui

kemitraan dukun dan bayi, sosialisasi dalam rapat lintas sektor,

melalui Majelis ta‟lim, Karang taruna, kelompok nelayan.

Page 67: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

54

c. Melibatkan suami/keluarga dalam setiap sosialisasi atau penyuluhan

khususnya dalam upaya pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam

persalinan.

d. Pemanfaatan optimal stiker P4K dalam persiapan persalinan,

khususnya untuk pemilihan tempat bersalin. Meningkatkan kualitas

anamnesis sehingga bidan mengetahui pengambil keputusan dalam

keluarga dan pada akhirnya keluarga dapat memberikan dukungan

bagi ibu untuk bersalin di fasilitas kesehatan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan agar penelitian ini bermanfaat

dalam ilmu kebidanan dan penilitian selanjutnya dapat meneliti variabel

lain seperti jarak ke fasilitas kesehatan, pendapatan ibu, pengetahuan

ibu atau variabel lainnya.

Page 68: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Agus, R, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC

Agustina, N., Iryanti, H., Maryam, S, 2017. Hubungan Tingkat Ekonomi Dan Dukungan Keluarga Dengan Penolong Persalinan ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung Mekar Tahun 2016. FKM UNISKA. Jurnal.

Alimul, A, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika Amalia, L, 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan

Penolong Persalinan. Universitas Negeri Gorontalo. Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Dinkes Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari : Dinkes Sultra

Dinkes Konsel, 2017. Rekapan Persalinan Konawe Selatan Tahun 2016. Andoolo : Dinkes Konsel

Fitriany, 2011. Faktor- faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Layanan Rawat Inap di RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM UI

Plaun, A, 2012. Peran Budaya Dan Dukungan Keluarga Dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan Pada Dukun Bersalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Manggarai . MKM

Puskesmas Tinanggea, 2017. Rekapan Tahunan PWS KIA tahun 2016. Puskesmas Tinanggea

2016. Profil Puskesmas Tinangea. Puskesmas Tinanggea

Imran, 2011. Sistem Nilai Budaya. Jakarta: Renika Cipta

Kementrian Kesehatan RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI

2011. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kemenkes RI

, 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011.

Jakarta: Kemenkes RI

Koentjaranigrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Page 69: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Lasari, 2012. Pengaruh Faktor Budaya Dalam Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Negara. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Nara, A, 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan,

Jumlah Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin Di Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur. Universitas Udayana Denpasar. Tesis

Nurmiaty. 2016. Pengaruh Pendidikan Laktasi Dan Dukungan Sosial Pada Ibu Hamil Dan Menyusui Terhadap Pertumbuhan Bayi 0-6 Bulan Di Kota Kendari. Universitas Hasanuddin.

Notoadmojo, S, 2007. Promosi kesehatan dalam Prilaku. Jakarta : EGC.

2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, A, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yokyakarta: Nuha Medika.

Rusnawati, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab.Hulu Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2012. Depok:Fakultas Kesehatan Masyarakat

Rukiyah, 2014. Asuhan Kebidanan Jakarta : Trans Info Media

Sastroasmoro, S, 2011. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto

Soekanto, S, 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiono, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Gramedia

Sunarto, A, 2012. Peran Budaya dan Dukungan Keluarga Dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan Pada Dukun Bersalin. Tesis

Supriyanto., Ernawati, 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yokyakarta: Andi Ofset.

Yanti. 2007. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal. Stikes Mataram.

World Health Organization, 2015. Maternal Mortality. Geneva: WHO

Page 70: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Ibu bayi / balita di Desa Torokeku / Bungin Permai

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Kendari Program Studi DIV Kebidanan :

Nama : NIMADE RINIYANTI

NIM : P00312016082

Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Faktor Budaya Dan

Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dalam

Persalinan Pada Kampung Bajo Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea

“. Untuk itu kami mohon bantuan kepada ibu, kiranya bersedia memberikan

informasi dengan cara lembar rekapitulasi terlampir. Kerahasiaan semua

informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya dalam berpartisipasi

sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan banyak terima

kasih dan berharap informasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian

ini.

Hormat Saya

Nimade Riniyanti

Page 71: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini kami

menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden dalam studi penelitian

yang berjudul “Hubungan Faktor Budaya Dan Dukungan Keluarga Dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dalam Persalinan Pada Kampung

Bajo Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea.”

Demikian pernyataan yang kami buat tanpa ada kepaksaan dan

tekanan dari pihak manapun.

Kendari, 2017

Responden

Page 72: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Lembar Kuesioner

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSALINAN

PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA

A. Identitas Responden

Nama :…………………………………………………………….

Umur :……………………………………………………………

Alamat :…………………………………………………………….

Suku :………………………………………………………………

Pendidikan Terakhir:

1. Tidak pernah sekolah 5. Tamat SLTA/SMK

2. Tidak Tamat SD 6. Tamat D1/D2/D3

3. Tamat SD 7. Tamat PT/S1/S2/S3

4. Tamat SLTP

Pekerjaan :

1. Tidak Kerja

2. PNS

3. Wiraswasta

4. Petani

5. Nelayan

Page 73: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

A. Kuesioner Faktor Budaya

Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar.

1. Secara adat istiadat ditempat ibu, dimanakah tempat melahirkan yang

lebih baik dan nyaman?

a. Di rumah

b. Di Puskesmas

2. Menurut kepercayaan di lingkungan ibu, siapakah penolong

persalinan yang paling baik ?

a. Dukun bayi

b. Bidan / petugas kesehatan

3. Secara adat istiadat di tempat ibu, apakah ada larangan untuk bersalin

di Puskesmas / atau tenaga kesehatan ?

a. Ya

b. Tidak

4. Secara adat istiadat kemanakah ibu disarankan untuk bersalin ketika

akan melahirkan?

a. Puskesmas / tenaga kesehatan

b. Dukun bayi

5. Menurut kebiasaan di tempat Ibu, apa yang dilakukan jika ada ibu

bersalin di rumah ditangani oleh dukun bayi tetapi tidak ada kemajuan

persalinan (bayi tidak juga lahir) ?

a. Memanggil dukun lain

b. Membawa ibu ke puskesmas / petugas kesehatan

Page 74: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

6. Menurut kebiasaan di tempat ibu, siapakah yang pertama kali diminta

pertolongan ketika akan bersalin?

a. Bidan

b. Dukun

7. Secara adat istiadat di tempat ibu, adakah larangan untuk ke

puskesmas pada malam hari jika ibu akan bersalin?

a. Ya

b. Tidak

8. Menurut kebiasaan di tempat ibu, apakah bayi yang baru lahir harus

dicelupkan segera setelah lahir kedalam air laut ?

a. Ya

b. Tidak

9. Menurut kepercayaan di tempat ibu, apakah air jimat dari sandro/dukun

dapat mengatasi semua masalah dalam persalinan ?

a. Ya

b. Tidak

10. Menurut adat istiadat ibu, apakah melahirkan di puskesmas / Rs lebih

aman daripada melahirkan di rumah?

a. Ya

b. Tidak

11. Menuribut kebiasaan ditempat ibu, apakah ibu yang melahirkan di

puskesmas tidak dipungut biaya (gratis)?

a. Ya

b. Tidak

Page 75: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

12. Menurut adat istiadat ditempat ibu apakah percaya persalinannya di

tolong oleh bidan yang belum pernah bersalin ?

a. Ya

b. Tidak

13. Menurut adat istiadat ditempat ibu , apakah percaya jika di puskesmas

ibu ditolong oleh bidan yang umurnya relatif masih muda?

a. Ya

b. Tidak

14. Dalam adat istiadat ibu, apakah tabu jika ibu di periksa atau ditolong

persalinannya oleh dokter laki-laki?

a. Ya

b. Tidak

15. Menurut kepercayaan di tempat ibu, apakah bersalin dirumah lebih baik

karena mendapat pertolongan dari dukun dan roh-roh leluhur ?

a. Ya

b. Tidak

Page 76: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

B. KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) pada setiap kolom yang tersedia di

bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang ibu alami, dimana

keterangan SL: selalu, S: sering, K: kadang kala, J: jarang, TP: tidak

pernah

No Pernyataan SL S K J TP

1. Suami dan keluarga menyampaikan informasi tentang persalianan di fasilitas kesehatan (puskesmas,rumah sakit) kepada ibu

2. Suami / keluarga membicarakan tentang manfaat melahirkan di fasilitas kesehatan.

3. Suami / keluarga memberi tanggapan yang positif ketika ibu mendiskusikan masalah tentang persalinan difasilitas kesehatan

4. Suami menyediakan dana untuk persalinan ibu

5. Suami tidak pernah memberikan saran ketika ibu menyampaikan maslah kesehatan yang dihadapi

6. Suami menanggapi dengan penuh perhatian masalah ibu dalam menghadapi persalinan

7. Suami memotifasi ibu untuk mencari informasi tentang persalinan di fasilitas kesehatan.

8. Suami menyiapkan kendaraan untuk persalinan ibu

9. Suami mengantar ibu ke puskesmas ketika akan melahirkan.

10. Suami menemani ibu di puskesmas / faskes ketika sedang bersalin

11. Dalam memilih tempat persalinan, ibu membicarakannya terlebih dahulu dengan suami/keluarga

12. Menurut keluarga puskesmas / Rs merupakan tempat bersalin yang paling baik

13. Suami mengurus semua keperluan yang ibu butuhkan selama bersalin di puskesmas / Rs

14. Keluarga mengurus rumah / anak ibu selama ibu bersalin di Puskesmas / Rs

15. Suami dan keluarga sangat mempercayai dukun beranak dalam membantu persalinan ibu

Page 77: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

C. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam persalinan

Ibu melakukan persalinan dimana?

a. Fasilitas Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit)

b. Non Fasilitas Kesehatan ( Rumah, dukun)

Page 78: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

MASTER TABEL

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATANDALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA

NO NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN ALAMAT SKOR

BUDAYA

SKOR DUKUNGAN KELUARGA

PEMANFAATAN FASKES

1 Ny. D 35 SD Nelayan Torokeku 13 65 2

2 Ny. N 25 SLTP wiraswasta Torokeku 13 50 2

3 Ny. H 25 SLTP wiraswasta Torokeku 13 58 2

4 Ny. P 27 SLTP Nelayan Torokeku 13 56 2

5 Ny. D 38 SLTP Nelayan Torokeku 12 70 2

6 Ny. M 23 SD Nelayan Torokeku 13 61 2

7 Ny. D 36 SMA Nelayan Torokeku 13 56 2

8 Ny. D 28 SLTP Nelayan Torokeku 10 61 2

9 Ny. N 22 SLTP Nelayan Torokeku 10 53 2

10 Ny. A 25 SD Nelayan Torokeku 8 53 2

11 Ny. S 32 SLTP Nelayan Torokeku 13 70 2

12 Ny. L 25 SD Nelayan Torokeku 9 50 1

13 Ny. N 30 SD Nelayan Torokeku 7 35 1

14 Ny. R 41 SD Nelayan Torokeku 5 30 1

15 Ny. R 37 SLTP Nelayan Torokeku 4 30 1

16 Ny. S 39 SLTP wiraswasta Torokeku 10 50 1

17 Ny. N 36 SD Nelayan Torokeku 5 24 1

18 Ny. F 28 SLTP Nelayan Torokeku 6 25 1

19 Ny. W 22 SLTP Nelayan Torokeku 8 40 1

20 Ny. N 36 SLTP wiraswasta Torokeku 9 56 1

21 Ny. W 42 SD Nelayan Torokeku 4 24 1

22 Ny. N 22 SD Nelayan Torokeku 7 27 1

23 Ny. N 40 SD Nelayan Torokeku 7 43 1

24 Ny. R 39 TS Nelayan Bungin. P 6 22 1

25 Ny. E 18 SD Nelayan Bungin. P 9 26 1

26 Ny. N 20 SLTP Nelayan Bungin. P 9 56 1

27 Ny. M 33 SD Nelayan Bungin. P 6 50 1

28 Ny. C 36 TS Nelayan Bungin. P 4 24 1

29 Ny. S 20 SLTP Nelayan Bungin. P 8 23 1

30 Ny. M 20 SD Nelayan Bungin. P 5 26 1

31 Ny. Y 24 SMA wiraswasta Bungin. P 10 43 2

32 Ny. K 30 TS Nelayan Bungin. P 6 26 1

33 Ny. S 35 TS Nelayan Bungin. P 7 60 1

34 Ny. D 30 SD Nelayan Bungin. P 6 34 1

35 Ny. N 23 SMA Nelayan Bungin. P 7 45 2

36 Ny. N 20 SD Nelayan Bungin. P 8 62 1

37 Ny. H 34 SD wiraswasta Bungin. P 13 59 2

38 Ny. A 30 TS Nelayan Bungin. P 7 60 1

Page 79: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

39 Ny. F 25 SD Nelayan Bungin. P 8 26 1

40 Ny. N 30 TS Nelayan Bungin. P 5 21 1

41 Ny. R 29 TS Nelayan Bungin. P 11 51 1

42 Ny. L 23 SD Nelayan Bungin. P 7 28 1

43 Ny. I 25 SD Nelayan Bungin. P 5 24 1

44 Ny.ND 28 SLTP Nelayan Bungin. P 3 22 2

45 Ny. S 25 SD Nelayan Bungin. P 6 24 1

46 Ny. N 34 SD Nelayan Bungin. P 7 25 1

47 Ny. H 27 SD Nelayan Bungin. P 6 31 1

48 Ny. A 35 SD Nelayan Bungin. P 4 25 1

49 Ny. R 27 SD Nelayan Bungin. P 11 26 1

50 Ny. F 30 SD Nelayan Bungin. P 4 27 1

Page 80: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Frequencies

Statistics

Budaya Dukungan Fasilitas kesehatan

N Valid 50 50 50

Missing 0 0 0

Frequency Table

Budaya

Frequency

Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Budaya negatif 31 62.0 62.0 62.0

Budaya positif 19 38.0 38.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dukungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

tidak mendapat dukungan

28 56.0 56.0 56.0

Mendapat dukungan

22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Fasilitas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Non fasilitas

kesehatan 35 70.0 70.0 70.0

Fasilitas kesehatan

15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 81: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Budaya * Fasilitas

kesehatan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Budaya * Fasilitas kesehatan Crosstabulation

Fasilitas kesehatan

Total Non

fasilitas kesehata

n

Fasilitas kesehata

n

Budaya

Budaya negatif

Count 28 3 31

% within Budaya

90.3% 9.7% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 80.0% 20.0% 62.0%

% of Total 56.0% 6.0% 62.0%

Budaya positif

Count 7 12 19

% within Budaya

36.8% 63.2% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 20.0% 80.0% 38.0%

% of Total 14.0% 24.0% 38.0%

Total

Count 35 15 50

% within Budaya

70.0% 30.0% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 70.0% 30.0% 100.0%

Page 82: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 16.044a 1 .000

Continuity Correctionb 13.599 1 .000

Likelihood Ratio 16.366 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

15.723 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Budaya (Budaya negatif / Budaya positif)

16.000 3.527 72.583

For cohort Fasilitas kesehatan = Non fasilitas kesehatan

2.452 1.346 4.467

For cohort Fasilitas kesehatan = Fasilitas kesehatan

.153 .050 .474

N of Valid Cases 50

Page 83: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan * Fasilitas kesehatan

50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Dukungan * Fasilitas kesehatan Crosstabulation

Fasilitas kesehatan Total

Non fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan

Dukungan

tidak mendapat dukungan

Count 26 2 28

% within Dukungan

92.9% 7.1% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 74.3% 13.3% 56.0%

% of Total 52.0% 4.0% 56.0%

Mendapat dukungan

Count 9 13 22

% within Dukungan

40.9% 59.1% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 25.7% 86.7% 44.0%

% of Total 18.0% 26.0% 44.0%

Total

Count 35 15 50

% within Dukungan

70.0% 30.0% 100.0%

% within Fasilitas

kesehatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 70.0% 30.0% 100.0%

Page 84: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

15.832a 1 .000

Continuity Correctionb

13.455 1 .000

Likelihood Ratio 16.909 1 .000

Fisher's Exact Test

.000 .000

Linear-by-Linear Association

15.515 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.60.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Dukungan (tidak mendapat dukungan / Mendapat dukungan)

18.778 3.533 99.808

For cohort Fasilitas kesehatan = Non fasilitas kesehatan

2.270 1.359 3.790

For cohort Fasilitas kesehatan = Fasilitas kesehatan

.121 .030 .480

N of Valid Cases 50

Page 85: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan

DOKUMENTASI PENGISIAN KUISIONER DI KAMPUNG BAJO

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA

Page 86: SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan