skripsi pengaruh pemberian posisi semi fowler ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 skripsi...

112
1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN TB PARU DI RUANG ANGGREK RS PARU DUNGUS Oleh : SHINTA ERRY YULIANA NIM : 201302104 PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

1

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º

TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA

PASIEN TB PARU DI RUANG ANGGREK

RS PARU DUNGUS

Oleh :

SHINTA ERRY YULIANA

NIM : 201302104

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

2

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º

TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA

PASIEN TB PARU DI RUANG ANGGREK

RS PARU DUNGUS

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

SHINTA ERRY YULIANA

NIM : 201302104

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

3

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Karya Ilmiah/Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing dan Telah

Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN

45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA

PASIEN TB PARU DI RUANG ANGGREK RS PARU

DUNGUS

Menyetujui,

Pembimbing II Pembimbing I

Edy Bachrun,SKM.,M.Kes

NIS. 2005 0003 Mega Arianti Putri,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIS. 2013 0092

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Mega Arianti Putri,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

4

P E N G E S A H A N

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan

dinyatakan telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar S.Kep

Pada Tanggal..................................................

Dewan Penguji

1. Gaguk Eko W, S.Kep,.Ns, M.Kes : ................................................

2. Mega Arianti Putri, S.Kep,.Ns, M.Kep : ................................................

3. Edy Bachrun, S.KM, M.Kes : ................................................

Mengesahkan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM,.M.Kes (Epid)

NIS/NIDN. 20160130/0217091701

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

5

MOTTO

“Musuh yang paling bahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh”

(Andrew Jackson)

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

6

Kata Persembahan

Assalamualaikum.wr.wb Alhamdulillah..Alhamdullilah..Alhamdulillahirobil’alamin. Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan Yang Maha

Esa nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman

dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita

besarku.

Kupersembahkan karya kecil ini untuk Ayah dan Ibu tercinta, yang tiada pernah terhentinya selama ini yang telah

memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang seta pengorbanan yang tak pernah terlupakan hingga aku slalu

kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Dan untuk adikku terima kasih yang kadang sudah buat nemenin nganter

ngeprint sampai larut malam. Ayah,..Ibu..Terimalah bukti kecil ini sebgai kado keseriusanku untuk membalas semua

pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang dengan separuh nyawa hingga segalanya,.. Maafkan

anakmu Ayah,..Ibu.. masih saja aku menyusahkanmu.

Tanpamu teman aku tak pernah berarti,..tanpamu teman aku bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa. Untuk Listy,.Ayu,.Nona,.Neny,.Ria,.Isti kalian segalanya yang

membantuku dlam pengerjaan skripsi ini bukan hanya dalam ppengerjaan skripsi saja tapi 4 tahun sudah kita bersama segala

rintangan, cerita, pegalaman ataupun kejadian apapun yang telah kita lewati bersama takkan gampang aku lupakan. Disaat ada rasa

malas saat pegerjaan skripsi kalian tak pernah mengomel untuk mengingatkanku untuk segera menyelasaikannya. Suka cita selama 4tahun kita lalui bersama, kini kita saatnya untuk terbang tinggi mengejar cita-cita dan mimpi yang pernah kita rangkai. Jangan

cepat menyerah apapun yang terjadi, tetap melangkah meski itu

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

7

sulit. “Letakkan bayangan toga di depan alis mata, target 5cm itu pasti kalian raih!!”

Dan yang tak saya lupakan kepada para dosen pembimbing

Ibu Mega Arianti S.Kep,.Ns,.M.Kep dan Bapak Edy Bachrun SKM,.M.Kes yang telah memberikan waktunya untuk slalu membimbing saya dan juga dosen penguji Bapak Gaguk Eko

S.kep,.Ns,.M.Kes telah menguji dengan baik.

Spesial buat seseorang !! Buat seseorag yang masih menjadi rahasia illahi, yang saat

ini sedang yang selalu memprioritaskanku dan membimbingku aku baru sadar kalau semua perkataanmu akan berbuah hasil yang indah,..so thanks sayang,..Dan dukunganmu yang tak pernah

tercurahkan dan juga senantiasa menemaniku. Terimakasih untuk semuanya yang pernah tercurah untukku. Untuk seseorang di relung hatiku percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang

selalu kusebut-sebut dalam benih benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyaallah jodohnya kita bertemu atas

ridho dan izin Allah S.W.T

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup

jauh lebih bermakna , hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan, teruslah belajar, berusaha dan berdoa

untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.Never give up!

Sampai ALLAH SWT berkata “waktunya pulang”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kepersembahakan kepada kalian semua. Terimakasih beribu

terimakasih kuucapkan,..Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku, kurendahkan hati serta diri menjabat tangan

meminta beribu-ribu kata maaf tercurahkan, Skripsi ini kupersembahkan,…

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

8

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Shinta Erry Yuliana

NIM : 201302104

Dengan ini menyatakan bahwaskripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri

dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh

gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak

dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, Agustus 2017

Shinta Erry Yuliana

201302104

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Shinta Erry Yuliana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 28 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sukokaryo No.81 Kota Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SD 03 Madiun Lor

2. SMP Negeri 10 Madiun

3. SMA Cokroaminoto Madiun

4. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

10

S ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º

TERHADAP KEEFEKKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN TB PARU DI

RUANG ANGGREK RS PARU DUNGUS.

Shinta Erry Yuliana

201302104

Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang

dapat menyerang berbagai organ, terutama parenkim paru-paru yang disebabkan

oleh Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang bervariasi. Tuberculosis

sudah menjadi permasalahan kesehatan jutaan orang di dunia. TB Paru penyakit

yang merusak saluran pernapasan. Adapun beberapa metode yang dapat

digunakan untuk menjaga kestabilan pola napas pasien tuberkulosis yang

mengalami sesak napas yaitu dengan pemberian posisi semi fowler dan

pemasangan oksigen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap keefekktifan pola napas pada

pasien TB Paru di ruang Anggrek RS Paru Dungus.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimental (one-

group post test design), dengan jumlah sampel 32 responden, tekhnik sampling

pada penelitian ini menggunakan tekhnik accidental sampling. Analisis bivariat

akan dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney U test dengan nilai p = 0,05

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32 responden. Keefektifan pola

napas rata-rata adalah 3.836. Pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan nilai (ρ)

yang diperoleh sebesar 0,002. Karena nilai (ρ) lebih kecil dari nilai (α), maka

H0 ditolak H1 di terima hal ini menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara

pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap keefektifan pola napas pada

pasien TB Paru.

Dari hasil uji statistik dapat dilihat nilai rata-rata frekuensi napas posisi

semi fowler 30 º lebih efekktif yaitu 17 dibandingkan posisi semi fowler 45 º

yang memiliki frekuensi 18. Dapat di deskripsikan bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari pemberian posisi semi fowler 45º terhadap keefektifan pola

napas pada pasien TB Paru. Sehingga pemberian posisi semi fowler 45º dapat

diberikan untuk pasien TB Paru sebagai salah satu terapi untuk membantu

keefektifan pola napas pasien.

Kata Kunci : TB paru, Semi fowler, Pola napas

TRAK

Shinta Erry Yuliana

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

11

ABSTRACK

THE EFFECT OF SEMI FOWLER POSITIONING OF 30º AND 45º ON IN

THE EFFECTIVENESS OF RESPIRATORY PATTERN IN LUNG

TUBERCULOSIS PATIENTS TUBERCOLUSIS PATIENT IN ANGRREK

ROOM AT DUNGUS LUNGS HOSPITAL

Shinta Erry Yuliana

201302104

Pulmonary Tuberculosis (Pulmonary TB) is an infectious disease that

can affect various organs, especially the lung parenchyma caused by

Mycobacterium Tuberculosis with varying symptoms. Tuberculosis (TB) has

become a health problem for millions of people in the world. Pulmonary TB

disease that damages the respiratory tract. There is a methods that can be used

to maintain the stability of respiratory pattern of patients with pulmonary

tuberculosis who experienced shortness of breath that is by giving the position of

semi-fowler and the installation of oxygen. The purpose of this study was to

determine the effect of semi-fowler positioning of 30º and 45º on the effectiveness

of respiratory pattern in lung tuberculosis patients in Orchid Ward Dungus

Lungs Hospital.

This research used pre-experimental research design (one-group post

test design), with sample size of 32 respondents, sampling technique in this

research used accidental sampling technique. Bivariate analysis will be

performed using Mann-Whitney U test with p = 0,05

Based on the results of the study of 32 respondents. The average of

respiratory pattern was 3,836. On the level of significance α = 0.05 with value

(ρ) obtained by 0.002. Since the value (ρ) was less than the value (α), then H0

was rejected H1 was accepted it states that there was a significant difference

between giving a semi-fowler position of 30º and 45º to the effect of semi-fowler

positioning of 30º and 45º on the effectiveness of respiratory pattern in lung

tuberculosis patients in Orchid Ward Dungus Lungs Hospital.

From the results of research conducted by researchers with the

theoretical concepts and related research results available, can be described

that there was a significant effect of giving semi-fowler position 45º is 17 and on

the effectiveness of respiratory patterns in patients with pulmonary tuberculosis.

So giving semi-fowler position of 45º can be given to lung TB patient as one of

therapy to help effectiveness of patient's breathing pattern.

Keywords :Pulmonary Tuberculosis (Pulmonary TB),Semi fowler, Respiratory

pattern

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

12

DAFTAR ISI

Sampul Depan ................................................................................................. i

Sampul Dalam ................................................................................................ ii

Persetujuan ....................................................................................................iii

Pengesahan .................................................................................................... iv

Motto .............................................................................................................. v

Persembahan ................................................................................................. vi

Pernyataan .................................................................................................... vii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... ix

Abstrak ........................................................................................................... x

Daftar Isi ....................................................................................................... xii

Dafar Tabel ................................................................................................... xv

Daftar Gambar ............................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii

Kata Pengantar ..........................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

1.4.1 Bagi Institusi Tempat Penelitian .............................................. 6

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 6

1.4.3 Tujuan Peneliti Sendiri ............................................................ 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis Paru ............................................................................. 8

2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru ...................................................... 8

2.1.2 Klasifikasi ................................................................................ 9

2.1.3 Etiologi .................................................................................. 11

2.1.4 Gejala ..................................................................................... 12

2.1.5 Penyebab ................................................................................ 13

2.1.6 Faktor resiko .......................................................................... 14

2.1.7 Patofisiologi ........................................................................... 15

2.1.8 Manisfestasi Klinis ................................................................ 16

2.1.9 Komplikasi............................................................................. 17

2.1.10 Pemeriksaan Penunjang ......................................................... 17

2.1.11 Penatalaksanaan ..................................................................... 18

2.2 Sistem Pernapasan .......................................................................... 19

2.2.1 Definisi Pernapasan ................................................................. 19

2.2.2 Perubahan Pola Napas ............................................................. 21

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

13

2.2.3 Paru - Paru ............................................................................... 23

2.3 Keefektifan Pola Papas ................................................................... 23

2.4 Posisi semi fowler ........................................................................... 29

2.4.1 Definisi Semi fowler ................................................................ 29

2.4.2 Tujuan ...................................................................................... 29

2.4.3 Prosedur ................................................................................... 29

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 31

3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ............................................................................. 33

4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................... 33

4.2.1 Populasi ..................................................................................... 33

4.2.2 Sampel ....................................................................................... 34

4.3 Teknik Sampling ............................................................................. 35

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 36

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 38

4.5.1 Variabel Penelitian .................................................................... 38

4.5.2 Definisi Operasional.................................................................. 38

4.6 Instrumen Penelitian........................................................................ 40

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 40

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 40

4.9 Teknik Analisa Data ........................................................................ 41

4.9.1 Pengolahan Data........................................................................ 41

4.10 Teknik Analisa Data ...................................................................... 42

4.11 Etika Penelitian ............................................................................. 44

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian .................................................... 47

5.1.1 Penyajian Karakteristik Data Umum ........................................ 48

5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................ 48

5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 49

5.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............. 50

5.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............... 50

5.1.2 Data Khusus .............................................................................. 50

5.1.2.1Tedensi Sentral Keefektifan Pola Sesudah Diberikan

Posisi Semi Fowler 30˚ Pada Pasien TB Paru

di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus

2017 ..................................................................................... 51

5.1.2.2 Tedensi Sentral Keefektifan Pola Napas Sesudah

Diberikan Posisi Semi Fowler 45˚ Pada Pasien TB

Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan

Agustus 2017 ...................................................................... 52

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

14

5.1.2.3 Pengaruh pemberian Posisi Semi Fowler 30º dan 45°

Pada Pasien TB Paru Di Ruang Anggrek RS Paru

Dungus .............................................................................. 52

5.2 Pembahasan ..................................................................................... 52

5.2.1 Keefektifan Frekuensi Napas Sesudah Diberikan Posisi

Semi Fowler 45º ....................................................................... 52

5.2.2 Keefektifan Frekuensi Napas Sesudah Diberikan Posisi

Semi Fowler 30º ....................................................................... 55

5.2.3 Pengaruh Keefektifan Frekuensi Napas Sesudah Diberikan

Posisi Semi Fowler 30º dan 45º .............................................. 58

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 59

BAB 6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 60

6.2 Saran ................................................................................................ 60

Daftar Pustaka .............................................................................................. 62

Lampiran ...................................................................................................... 64

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

15

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 39

Tabel 5.1 Tedensi Sentral Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru

Dungus Bulan Agustus ................................................................. 48

Tabel 5.2 Hasil Pegukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS

Paru Dungus Bulan Agustus ........................................................ 48

Tabel 5.3 Hasil Pegukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Pendidikan Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS

Paru Dungus Bulan Agustus ........................................................ 49

Tabel 5.4 Hasil Pegukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan

Pekerjaan Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS

Paru Dungus Bulan Agustus ........................................................ 50

Tabel 5.5 Tedensi Sentral Keefektifan Pola Napas sesudah Diberikan

Posisi Semi Fowler 30° Pada Pasien TB Paru di Ruang

Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus ................................... 51

Tabel 5.6 Tedensi Sentral Keefektifan Pola Napas Sesudah Diberikan

Posisi Semi Fowler 45° Pada Pasien TB Paru di Ruang

Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus ................................... 51

Tabel 5.7 Pengaruh Pemberia Posisi Semi Fowler 30° dan 45° Pada

Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus

Bulan Agustus .............................................................................. 52

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Posisi Semi

Fowler 30º dan 45º Terhadap Keefektifan Pola Napas ................ 31

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pra Eksperimental One Group

Posttest Design .............................................................................. 33

Gambar 4.2 Kerangka kerja Penelitian Pengaruh Pemberian Posisi

Semi fowler ................................................................................. 37

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi .................................................... 65

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian ................................................. 66

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................... 67

Lampiran 4 Lembar Standart Operasional Prosedur .................................. 68

Lampiran 5 Lembar Observasi ................................................................... 71

Lampiran 6 Lembar Hasil Tabulasi ............................................................ 72

Lampiran 7 Output SPSS ........................................................................... 73

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian STIKES BHM ....................................... 80

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian RS Paru Dungus .................................... 81

Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian RS Paru Dungus ........... 82

Lampiran 11 Lembar Konsultasi .................................................................. 83

Lampiran 12 Lembar Dokumentasi Penelitian ............................................ 90

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

18

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, proposal dengan judul “Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler

30º dan 45º Terhadap Keefektifan Pola Napas Pada Pasien TB Paru di Ruang

Anggrek RS Paru Dungus” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan

motivasi kepada saya, untuk itu saya sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Zaenal Abidin,S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun yang telah memberikan ijin, kesempatan dan pengarahan kepada

peneliti, sehingga proposal ini terselesaikan.

2. Mega Arianti Putri,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ka Prodi S1 Keperawatan dan

juga selaku Pembimbig pertama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang telah memberikan masukan serta pengarahan dan yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran agar proposal ini menjadi

lebih baik.

3. H. Edy Bachrun,SKM.,M.Kes sebagai pembimbing kedua skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi

kerjasamanya selama penyusunan proposal ini.

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

19

4. Orangtua Ayah dan Ibu yang sangat saya cinta telah memberikan dukungan

berupa motivasi dan materi.

5. Listyani, Nona, Neny, Ayu, Ria, Siela, Isti dan teman-teman satu bimbingan

yang telah membantu atas kerjasama dan motivasinya.

6. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu atas bantuan

dalam menyelesaikan proposal ini.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

diharapkan demi kesempurnaan proposal ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Madiun, Agustus 2017

Penyusun

Shinta Erry Yuliana

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat

menyerang berbagai organ, terutama parenkim paru-paru yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang bervariasi (Junaidi, 2010).

Tuberculosis (TB) sudah menjadi permasalahan kesehatan jutaan orang di dunia.

TB Paru penyakit yang merusak saluran pernapasan, dan mengakibatkan

gangguan pernafasan yang biasanya dapat menyebabkan disfungsi ventilasi. Salah

satu penyebab gangguan pernapasan adalah infeksi saluran pernapasan. Infeksi

saluran pernapasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi sistem

organ tubuh lain. Infeksi pernapasan yang dapat mengakibatkan gangguan

pernapasan salah satunya adalah tuberkulosis paru (Price, 2007).

Penyakit ini menular langsung melalui droplet orang yang telah terinfeksi

kuman atau basil tuberculosis. Gejala utamanya adalah batuk selama 2 minggu

atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak disertai darah, sesak

nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, demam lebih

dari 1 bulan (Najmah, 2016). Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien TB

paru akan menimbulkan masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar

manusia salah satu diantaranya adalah kebutuhan istirahat, seperti adanya nyeri

dada saat aktivitas, dyspnea saat istirahat atau aktivitas, alergi dan gangguan tidur

(Heather, 2013). Penderita TB Paru sangat dipengaruhi oleh gejala yang sangat

umum yaitu sesak napas yang berkepanjangan di alami penderita.Sesak napas

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

21

yang membuat sistem pernapasan penderita menjadi sangat terganggu. Dengan

demikian kestabilan pola napas pada pasien TB Paru menjadi salah satu masalah

dalam proses penyembuhan. Sesak napas akan timbul pada tahap lanjut ketika

infiltrasi radang sampai setengah paru. Dan itu akan menyebabkan peningkatan

frekuensi napas yang sangat meningkat (Somantri, 2012).

Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas (2016), jumlah penduduk

Indonesia yang terdiagnosis TB Paru oleh tenaga kesehatan tahun 2016 yaitu

sebanyak 188.405 orang. Dan dari berbagai banyak provinsi di Indonesia provinsi

Jawa Barat yang menjadi peringkat pertama di Indonesia yang memiliki penderita

TB Paru. Meskipun demikian ditingkat nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan

salah satu penyumbang jumlah penemuan penderita tuberculosis terbanyak kedua

setelah provinsi Jawa Barat. Untuk jumlah kasus TB Paru di Jawa Timur

sebanyak 23.487 penderita (Dinkes Provinsi Jawa Timur,2016). Sedangkan

menurut data dari Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2015 ada penemuan

kasus baru TB Paru sebanyak 5.158 penderita yang di dalamnya terdapat 15

kecamatan di Kabupaten Madiun (Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, 2015).

Menurut studi pendahuluan, yang dilakukan penliti mendapatkan data pasien

penderita TB Paru tahun 2016 di Rumah Sakit Paru Dungus sebanyak 427

penderita dalam 1 tahun.

Penyakit TB Paru akan berkembang menjadi aktif setelah infeksi awal,

karena respon sistem imun yang tidak adekuat. Penyakit ini dapat juga timbul

akibat infeksi ulang atau aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada penderita

TB Paru akan mengakibatkan sesak napas yang sangat terasa pada saat tarik

napas, disertai dengan nyeri dada. Keluhan sesak napas semakin bertambah berat

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

22

jika infiltrasinya sudah meliputi setengan bagian paru-paru (Sudoyo, 2006). Sesak

napas pada pasien TB Paru disebabkan karena basil tuberkel yang mencapai

permukaan alveolus di inhalasi dpat mencapai 1 sampai 3 basil. Setelah berada

dalam ruang alveolus, di bawah lobus atas paru atau dibagian atas lobus bawah,

basil tuberkel ini mengakibatkan reaksi peradangan sehingga menyebabkan

gangguan ventilasi pernapasan. Komplikasi pada sesak napas TB Paru dapat

menyababkan hipoksemia, sianosis bahkan sampai habis napas jika tidak diatasi

segera (Price, 2007).

Pada orang orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh

yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC

akan “tertidur”. Namun pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya

tahan tubuh menurun dan buruk, atau terus menerus menghirup udara yang

mengandung kuman TBC (menjadi „TBC aktif‟) atau dapat juga mengakibatkan

kuman TBC yang “tertidur” di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivitas)

(Andareto, 2015). Dan disertai infeksi TB Paru yang paling sering, yaitu pada

paru-paru, sering kali muncul tanpa gejala apapun yang khas, misalnya hanya

batuk batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita

TB Paru dapat dengan mudah menularkan kuman TB ke orang lain dan kuman TB

terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala gejala yang khas saat

penyakit telah cukup parah yang sangat menggangu sistem pernafasan pada

penderita. Perawatan pasien TB Paru di rumah sakit biasanya melalui beberapa

proses pengobatan yang sangat efisien, dengan melaui foto rotgen, cek lab

lengkap dan diberikan obat-obatan. Sehingga pasien yang di rawat di rumah sakit

sangat terbantu oleh banyak pertolongan di rumah sakit beda dengan pasien TB

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

23

Paru yang di rawat jalan. Tindakan tersebut dapat membantu proses penyembuhan

penderita TB paru (Andareto, 2015).

Adapun beberapa metode yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan

pola napas pasien TB Paru yang mengalami sesak napas yaitu dengan pemberian

posisi semi fowler dan pemasangan oksigen. Dengan diberikannya pemasangan

oksigen pada pasien juga dapat mengurangi sesak napas pasien, sedangkan untuk

pemberian posisi semi fowler bertujuan mengurangi resiko pengembangan

dinding dada (Potter, 2005). Metode yang paling sederhana dan efektif untuk

mengurangi resiko penurunan pengembangan dinding dada yaitu dengan

pengaturan posisi saatistirahat. Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan

penyakit kardio pulmonari adalah diberikannya posisi semi fowler dengan derajat

kemiringan 30-45°. Posisi semi fowler mampu memaksimalkan ekspansi paru

dan menurunkan upaya penggunaan alat bantu otot pernapasan. Ventilasi

maksimal membuka area atelektasi dan meningkatkan gerakan secret ke jalan

napas besar untuk dikeluarkan (Muttaqin, 2008). Posisi semi fowler pada pasien

TB paru telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu mengurangi

sesak napas. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menurunkan konsumsi O₂ dan

menormalkan ekspansi paru yang maksimal, serta mempertahankan

kenyamanan. Bahwa posisi semi fowler membuat oksigen di dalam paru-paru

semakin meningkat sehingga memperingan sesak napas. Posisi ini akan

mengurangi kerusakan membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal

tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga O₂ delivery menjadi optimal.

Sesak nafas akan berkurang dan akhirnya perbaikan kondisi pasien lebih cepat.

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

24

Posisi yang paling efektif bagi pasien denganpenyakit kardiopulmonari adalah

posisi semi fowler dimana kepala dan tubuh dinaikkan dengan derajat kemiringan

45 , yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan

paru dan mengurangi tekanan dari abdomen ke diafragma. Sesak nafas akan

berkurang, dan akhirnya proses perbaikan kondisi pasien lebih cepat. Keadaan

fisik dan derajat sesak pasien, terdapat pasien-pasien tertentu yang apabila

diberikan posisi semi fowler ternyata frekuensi pernapasannya sama dari posisi

sebelumnya, selain itu juga pasien yang saat masuk rumah sakit dalam derajat

sesak sedang, namun setelah dilakukan intervensi dan dievaluasi pasien beralih

menjadi sesak berat, sehingga diharuskan untuk dilakukan pemasangan O dan

pemberian nebulizer (Suparmi, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut; Apakah ada pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º

dan 45º terhadap keefektifan pola napas pada pasien TB Paru di ruang Anggrek

RS Paru Dungus.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

kefektifan pola napas pada pasien TB Paru di ruang Anggrek RS Paru Dungus.

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

25

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi keefektifan pola napas pasien TB Paru sesudah

pemberian posisi semi fowler 30º di ruang Anggrek RS Paru Dungus.

2. Mengidentifikasi keefektifan pola napas pasien TB Paru sesudah

pemberian posisi semi fowler 45º di ruang Anggrek RS Paru Dungus.

3. Menganalisis adanya pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º

terhadap keefekktifan pola napas pada pasien TB Paru di ruang Anggrek

RS Paru Dungus.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Tempat Penelitian.

Peneliti berharap, hasil penelitian ini nantinya akan dapat memberikan

informasi bagi tempat penelitian di RS Paru Dungus tentang manfaat, pengobatan

pada pasien TB Paru dengan cara pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º agar

napas menjadi stabil.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan.

Menambah bacaan di perpustakaan dan dapat dijadikan bahan untuk

penelitian lebih lanjut. Memberikan referensi bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian posisi semi fowler

30º dan 45º terhadap kestabilan pola napas pada pasien TB Paru .

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Sendiri

Penelitian ini di harapkan akan mampu menambah kekayaan khazana

pengetahuan mengenai masalah pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

26

45º terhadap kestabilan pola napas pada pasien TB Paru di ruang Anggrek RS

Paru Dungus.

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

27

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis Paru

2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran napas bawaan.

Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis, yang

biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet), dari satu individu

lainnya, dan membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus. Kuman juga dapat

masuk ke tubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang tidak

dipasteurisasi, atau kadang kadang melalui lesi kulit (Corwin, 2009).

Tuberkulosis yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular langsung melalui droplet orang

yang telah terinfeksi kuman / basil tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis).

Gejala utamanya adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai dengan

gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas,

napsu makan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,

demam lebih dari satu bulan (Najmah, 2016).

Tuberkulosis TB (singkatandari “Tuberclebacillus”) merupakan penyakit

menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini

disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium

tuberculosis (disingkat “Mtb” atau “MTbc”). Tuberkulosis biasanya meyerang

paru-paru, namun juga bisa berdampak pada tubuh lain (Andareto, 2015).

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

28

2.1.2 Klasifikasi

Tuberkulosis pada manusia dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu

tuberkulosis primer dan tuberkulosis sekunder (Ardiansyah, 2012).

1. Tuberkulosis Primer

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri TB dari penderita yang belum

mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari

udara melalui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal

saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag

yang berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap oleh makrofag yang

berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap oleh makrofag yang

lemah, maka bakteri akan berkembang biak dalam tubuh makrofag. Dari proses

ini, dihasilkan bahan kemotaksis yang menarik monosit (makrofag) dari aliran

darah dan membentuk tuberkel. Sebelum menghancurkan bakteri, makrofag harus

diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan oleh limfosit T

(Ardiansyah, 2012).

Tidak semua makrofag pada granula TB mempunyai fungsi yang sama.

Ada makrofag yang berfungsi pembunuh, mencerna bakteri, dan merangsang

limfosit. Beberapa makrofag menghasilkan protease elastase, kolagenase, serta

faktor penstimulasi koloni untuk merangsang produksi monosit dan granulosit

pada sumsung tulang. Bakteri TB menyebar ke saluran pernapasan melalui getah

bening regional (bilus) dan membentuk epitiolit granuloma. Granuloma

mengalami nekrosis sentral sebagai akibat dari timbulnya hipersensitifitas sel ular

(delayed hipersensitifity) terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

29

dan akanterlihat pada tes tuberkulin. Hipersensitifitas selular terlihat sebagai

akumulasi local dari lifosit dan makrofag (Ardiansyah, 2012).

Bakteri TB yang berada dalam alveoli akan membentuk focus local (fokus

ghon), sedangkan fokus inisial bersama-sama dengan limfa denopati bertempat di

hilus (kompleks primer ranks) dan disebut juga TB primer. Fokus primer paru

biasanya bersifat unilateral dengan subpleura terletak di atas atau bawah sifura

interlobaris, atau di bagian basal dari lobus inferior. Bakteri ini menyebar lebih

lanjut melalui saluran limfe atau aliran darah, dan tersangkut pada berbagai organ.

Jadi, TB primer merupakan infeksi yang bersifat sistematis (Ardiansyah, 2012).

2. Tuberkulosis Sekunder

Telah terjadi resolusi dari infeksi primer, sejumlah kecil bakteri TB masih

dapat hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90 % di antaranya

tidak mengalami kekambuhan. Reaktifitas penyakit TB (TB pascaprimer / TB

sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun, pecandu alcohol akut, silikosis,

dan pada penderita diabetes mellitus serta AIDS (Ardiansyah, 2012).

Berbeda dengan TB primer, pada TB sekunder, kelenjar limfe regional dan

organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas, dan terlokalisir. Reaksi

imunologis terjadi dengan adanya pembentukan granuloma, mirip dengan yang

terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis jaringan lebih mencolok dan

menghasilkan lesi kaseosa (perkejuan) yang luas dan disebut tuborkulema.

Plotease yang dikeluarkan oleh makrofag aktif akan menyebabkan pelunakan

bahan kaseosar. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terbentuknya kafisatas dan

manifestasi lainnya dari TB sekunder adalah akibat dari reaksi nekrotik yang

dikenal sebagai hipersensitivitas (Ardiansyah, 2012).

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

30

TB paru pasca primer dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber

eksogen, terutama pada usia tua dengan riwayat masa muda pernah terinfeksi

bakteri TB. Biasanya, hal ini terjadi pada daerah artikel atau segmen posterior

lobus 11 superior, 10-20 mm dari pleura dan segmen apikel lobus interior. Hal ini

mungkin disebabkan kadar oksigen yang tinggi, sehingga menguntungkan untuk

pertumbuhan penyakit TB (Ardiansyah, 2012).

Lesi sekunder berkaitan dengan kerusakan paru yang disebabkan oleh

produksi sitokin yang berlebihan. Kavitas kemudian diliputi oleh jaringan fibrotik

yang tebal dan berisi pembuluh darah vulmonal. Kavitas yang kronis diliputi oleh

jaringan fibrotic yang tebal. Masalah lainnya pada kavitas kronis adalah kolonisasi

jamur, seperti aspergilus yang menumbuhkan micotema (Ardiansyah, 2012).

2.1.3 Etiologi

Adapun mengenai etiologi dari TB paru menurut Zulkoni (2011) adalah

sebagai berikut :

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Mycobacteria termasuk dalam family Mycobacteriaceae dan termasuk dalam

ordo Actinomycetales. Mycobacterium tuberculosismeliputi M. tuberculosis, M.

bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa jenis tersebut,

M. Tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5μ dan lebar 3μ, tidak

membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi

pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan pewarnaan gram. Namun

sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

31

tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria

disebut sebagai Basil Tahan Asam /BTA.

Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu

Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, Patozoa, Isospora, dan Crysptos

poridium. Pada dinding sel mycobacteria, terdapat lemak yang berhubungan

dengan arabino galaktan dan pepti doglikan di bawahnya. Struktur ini

menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari

antibiotic. Lipoarabinomannan adalah suatu molekul lain dalam dinding sel

mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan

M. tuberculosisdapat bertahan hidup di dalam makrofaga untuk beberapa tahun.

Mycobacterium tuberculosis adalah aerob obligat. Intraselular fakultatif

karakteristik fisiologis yang dapat berkontribusi kepada virulensi parasit,

biasanya dari makrofag, dan memiliki waktu generasi lambat, 15-20 jam. Jenis-

jenis tuberkulosis yang sering menyerang :

a. Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.

b. Tuberkulosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.

c. Tuberkulosis pada sistem saraf.

2.1.4 Gejala TB Paru

Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam

tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsug lama, biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan dan berat badan,

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

32

batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (disertai dengan darah darah), perasaan

tidak enak (malaise), dan lemah (Andareto, 2015).

Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala

penyakit tuberculosis yang perlu anda ketahui, gejala utama : batuk terus

menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih. Gejala tambahan yang

sering dijumpai (Andareto, 2015) :

1. Dahak bercampur darah atau batuk darah.

2. Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada.

3. Demam atau meriang lebih dari sebulan.

4. Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas.

5. Badan lemah dan lesu.

6. Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan.

Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberculosis jika dia

berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa

langsung ditetapkan tuberculosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu

pertanda. Jika anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada

malam hari, langsung segera periksa. Untuk memastikanseseorang terkena TB

atau tidak, tim medis melakukan diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan

dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis (foto

rongten) (Andareto, 2015)

2.1.5 Penyebab

Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberculosis yang

dapat meyerang paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah

bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. TB dapat mengakibatkan

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

33

kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan

kematian tertinggi di negeri ini. Dan kali ini yang dibahas adalah TB paru. TB

sangat mudah menula , yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara

lewat batuk atau bersin da dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua

orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TB akan sakit (Andareto,

2015).

Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan

tubuh yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman

TB akan “tertidur”. Namun, pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya

tahan tubuh menurun dan buruk atau terus-menerus menghirup udara yang

mengandung kuman TB (menjadi „TB aktif‟) atau dapat juga mengakibatkan

kuman TB yang “tertidur” di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivitas)

(Andareto, 2015)..

Infeksi TB yang paling sering, yaitu pada paru-paru seringkali muncul

tanpa gejala apapun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga

sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderit TB paru dapat dengan

mudah menularkan kuman TB ke orang lain kuman TB terus merusak jaringan

paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup

parah (Andareto, 2015).

2.1.6 Faktor Resiko

Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya TB paru berdasarkan

penyebabnya menurut Zulkoni (2011), sebagai berikut :

Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection =

ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Pada

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

34

daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10

(sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak

akan menjadi penderita TB, hanya 11 % dari yang terinfeksi yang akan menjadi

penderita TB. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah

dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus)

penderita tuberkulosis setiap tahun,dimana 50 % penderita adalah BTA positif.

Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah

daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS.

Dan faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi yaitu status social, ekonomi,

status gizi, umur, jenis kelamin, faktor social.

2.1.7 Patofisiologi

Portde‟entrikuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,

saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi

melalui udara (air bone), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-

kuman basil tuberkel yang terinfeksi (Ardiansyah, 2012).

Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan di inhalasi biasanya terdiri atas

satu sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di saluran

hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah

berada dalam ruang alveolus, kuman akan mulai mengakibatkan peradangan.

Leukosit polimorfonuklear tampak memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak

membunuh organism tersebut (Ardiansyah, 2012).

Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang

terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.

Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

35

yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau

berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening

menujugetah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih

panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang

dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam

(Ardiansyah, 2012).

2.1.8 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari TB paru berdasarkan klasifikasinya menurut

Ardiansyah (2012), tanda dan gejala yang muncul pada pasien Tuberkulosis Paru

antara lain :

1). Sistemik : malaise, anoreksia, berat badan menurun, dan keluar keringat

malam.

2). Akut : demam tinggi, seperti flu dan menggigil.

3). Milier : demam akut, sesak napas, dan sianosis.

4). Respiratorik : batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau

kopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila ada

tanda-tanda penyebaran ke organ lain, seperti pleura, akan

terjadi nyeri pleura, sesak napas, ataupun gejala meningeal

(nyeri kepala, kaku kuduk, dan lain sebagainya). Suara napas

paru pada pasien TB Paru yaitu dengan suara ronchi, begitu

pun dengan suara nafas normalnya dengan adanya suara napas

vesikuler.

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

36

2.1.9 Komplikasi

Komplikasi dari TB paru berdasarkan klasifikasinya menurut Zulkoni

(2011). Komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut adalah

hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok, tersumbatnya jalan napas, kolaps spontan

karena kerusakan jaringan paru, penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak,

tulang, persendian ginjal, dan sebagainya.

2.1.10 Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang Tuberkulosis Paru berdasarkan fungsinya

menurut Soemantri, (2012), yang dilakukan antara lain :

1. Kultur sputum :

Menunjukkan hasil positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada stadium

aktif.

2. Ziehl Neelsen (Acid-fast staind applied to smear of body fluid) :

Positif untuk bakteri tahan asam (BTA).

3. Skin test (PPD, Mantoux, Tine, Vollme Pacth) :

Reaksi positif (area indurasi 10mm atau lebih, timbul 48-72 jam setelah injeksi

antigen intradermal) mengindikasikan infksi lama dan adanya antibody tetapi

tidak mengindikasikan penyakit sedang aktif.

4. Foto rontgen dada (chest x-ray) :

Dapat memperlihatkan infiltrasi kalsium pada lesi awal di bagian paru-paru

bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau cairan pada

efusi.Perubahan mengidikasikan TB yang lebih berat, dapat mecakup area

berlubang dan fibrosa.

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

37

5. Pemeriksaan histologi/kultur jaringan positifapabila terdapatMycobacterium

tuberculosis.

6. Analisa gas darah (BGA) :

Mungkin abnormal, bergantung pada lokasi, berat dan adaya sisa kerusakan

jarigan paru.

7. Bronkografi :

Merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronkus atau

kerusakan paru karena TB.

8. Darah :

Leukositosis, laju endap darah (LED) meningkat.

9. Pemeriksaan fungsi paru :

Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang rugi, meningkatnya rasio residu

udara pada kapasitas total paru, dan menurunya saturasi oksigen sebagai akibat

infiltrasi parenkim/fibrosa, hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat

dari tubrkulosis kronis).

2.1.11 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa metode preventif dan kuratif

menurut Somantri, (2012), yang meliputi cara-cara seperti ini :

1. Penyuluhan

2. Pencegahan

3. Pemberiaan obat-obatan, seperti :

a. OAT (Obat Anti-Tuberkulosis);

b. bronkodilator;

c. ekspentoran;

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

38

d. OBH; dan

e. vitamin.

4. Fisioterapi dan rehabilitasi.

5. Pemberian posisi semi fowler.

6. Konsultasi secara teratur.

2.2 Sistem Pernapasan

Fungsi sistem pernapasan adalah pertukaran gas. Oksigen dari udara yang

dihirup berdifusi dari alveolus paru ke darah dalam kapiler paru. Karbondioksida

yang dihasilkan selama metabolism sel berdifusidari darah kedalam alveolus dan

kemudian dikeluarkan. Organ sistem pernafasan memfasilitasi pertukaran gas ini

dan melindungi tubuh dari benda asing seperti partikel dan patogen (Kozier,

2010).

2.2.1 Definisi Pernapasan

Pernapasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan

lingkungan. Proses pernapasan melibatkan dua komponen :

1. Ventilasi paru atau pernapasan, perpindahan udara antara lingkungan dan

alveolus paru.

2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveolus dan kapiler paru (Kozier,

2010).

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung

karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini

disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Syaifuddin, 2006).

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

39

Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik

dari udara masuk ke dalam darah dan CO₂ dikeluarkan dari darah secara

osmosis. Seterusnya CO₂ akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan

pernapasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis

kemudian masuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) menuju ke aorta lalu

ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel), di sini terjadi oksidasi

(pembakaran). Sebagai ampas (sisanya) dari pembakaran adalah CO₂ dan zat ini

dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan /

atrium dekstra) lalu ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui

arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan

epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO₂ ini adalah sebagian sebagian dari

sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan

melalui traktus urogenitalis dan kulit (Syaifuddin, 2006).

Setelah udara dari luar diproses, didalam hidug masih terjadi perjalanan

panjang menuju paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglottis yang

berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk

ke trakea, sedangkan waktu bernapas epiglottis terbuka begitu seterusnya. Jika

makanan masuk ke dalam laring maka kita mendapat serangan batuk, untuk

mencoba mengeluarkan makanan tersebut dari laring.Selain itu dibantu oleh

adanya bulu-bulu getar silia yaitu untuk menyaring debu-debu, kotoran dan benda

asing. Adanya benda asing / kotoran tersebut bisa dikeluarkan melalui hidung dan

mulut. Dengan kejadian tersebut diatas udara yang masuk ke dalam alat-alat

pernapasan benar-benar bersih (Syaifuddin, 2006).

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

40

Tetapi kalau kita bernapas melalui mulut, udara yang masuk ke dalam

paru paru tidak dapat disaring, dilembabkan/dihangatkan, ini bisa mengakibatkan

gangguan terhadap tubuh. Dan sel-sel bersilia (bulu-bulu getar) dapat rusak

apabila adanya gas beracun dan dalam keadaan dehidrasi. Namun dalam keadaan

tertentu diharapkan kita bernapas melalui mulut, misalnya pada operasi hidung,

30 pengangkatan polip, karena setelah operasi pada kedua hidung di isi tampon

sehingga bernapas melalui mulut tidak merugikan (Syaifuddin, 2006).

2.2.2 Perubahan Pola Pernapasan

Pola pernapasan menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan kemudahan

relative atau upaya pernapasan. Respirasi normal (eupnea) bersifat tenang,

berirama, dan tanpa mengeluarkan usaha. Takipnea (frekuensi cepat) dijumpai

pada saat demam, asidosis metabolik, nyeri, dan hiperkapnia atau hipoksemia.

Bradipnea adalah frekuensi pernapasan yang lambat secara abnormal, yang dapat

dijumpai pada klien yangmenggunakan obat-obatan seperti morfin, yang

mengalami alkalosis metabolik, atau yang mengalami peningkatan tekanan

intracranial (misalnya, akibat cedera otak). Apnea adalah henti napas (Kozier,

2010).

Hiperventilasi yang sering kali disebut hiperventilasi alveolar, adalah

suatu peningkatan pergerakan udara masuk dan keluar dari paru. Selama

hiperventilasi, frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat, dan lebih banyak

CO₂ yang dibuang dari pada yang dihasilkan. Sebuah tipe hiperventilasi tertentu

yang menyertai asidosis metabolik adalah pernapasan kusmaul, yaitu tubuh

berupaya untuk mengonpensasi (mengeluarkan kelebihan asam tubuh) dengan

menghembuskan karbondioksida melalui napas dalam dan pernapasan cepat.

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

41

Hiperventilasi juga dapat juga terjadi sebagai respons terhadap stres, seperti yang

dijelaskan sebelumnya (Kozier, 2010).

Irama pernapasan abnormal menciptakan pola pernapasan yang tidak

teratur. Dua irama pernapasan yang tidak normal adalah Pernapasan Cheyne-

Stokes, irama penguatan dan pelemahan pernapasan yang sangat jelas dari

pernapasan yang sangat dalam ke pernapasan yang sangat dangkal dan apnea

temporer, penyebab umum mencakup gagal jantung kongestif, peningkatan

tekanan intracranial, dan overdosis obat, pernapasan Biot (cluster). Pernapasan

dangkal yang diselingi dengan apnea, dapat terlihat pada klien penderita penyakit

sistem saraf pusat (Kozier, 2010). Ortopnea adalah ketidakmampuan untuk

bernapas kecuali dalam posisi tegak atau berdiri. Kesulitan atau ketidaknyamanan

pernapasan disebut dispnea. Orang yang mengalami dispnea sering kali tampak

cemas dan dapat mengalami pendek napas (shortness of breathatau SOB), suatu

perasaan tidak mampu memperoleh cukup udara / susah bernapas (Kozier, 2010).

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat manapun

di dalam tubuh, dari gas yang di inspirasi ke jaringan. Hipoventilasi, yaitu

ketidakadekuatan ventilasi alveolar, dapat menyebabkan hipoksia. Hipoventilasi

dapat terjadi karena penyakit otot pernapasan, obat-obatan, atau anestesi. Dengan

hipoventilsi, karbondioksida sering kali menumpuk dalam darah, sebuah kondisi

yang disebut hiperkarbia (hiperkapnia). Sianosis (tanda kebiruan pada kulit,

bantalan kuku, dan membran mukosa, akibat penurunan saturasi oksigen

hemoglobin) dapat juga terjadi (Kozier, 2010).

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

42

2.2.3 Paru-paru

Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi

rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh

jantung beserta pembuluh darah besarnya dan sruktur lainnya yang terletak

didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan

apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari pada klavikula di

dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, di atas

diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga,

permukaan dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh

tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung. Lobus

paru-paru (belahan paru-paru). Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau

lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua

lobus.Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronchial kecil masuk ke

dalam setiap lobula dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya

berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong-kantong udara

paru-paru. Jaringan paru-paru elastis, berpori, dan seperti spons (Pearce, 2013).

2.3 Keefektifan Pola Napas

Keefektifan pola napas pada manusia dapat di lihat dari sistem perapasan

yang normal, diperlukan beberapa faktor menurut Somantri (2012), seperti berikut

ini:

1. Suplai oksigen yang adekuat.

Faktor-faktor yang berperan dalam oksigenisasi meliputi peningkatan

ventilasi alveolar, penyesuaian komposisi asam basa darah dan cairan tubuh lain,

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

43

peningkatan kapasitas pengangkutan oksigen, serta peningkatan curah jantung.

Hal-hal yang menyebabkan suplai oksigen terganggu adalah inhalasi udara yang

mengandung oksigen pada tekanan subnormal dan hal ini biasanya disebabkan

oleh inhalasi asap, keracunan karbon monoksida, serta dilusi udara yang dihirup

dengan gas-gas inert (nitrogen, helium, hydrogen, metan atau gas anestetik seperti

nitro oksida).

2. Saluran udara yang utuh.

Saluran udara yang utuh dari trakeobronkial sampai membrane alveolar

menjadi faktor yang dalam pertukaran O₂ dan CO₂. Hal-hal yang dapat menjadi

hambatan dalam pertukaran gas tersebut adalah adanya obstruksi mekanik seperti

tenggelam atau adanya benda asing pada percabangan trakeobronkial.

3. Fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal.

Kelemahan fungsi dinding dada akan mempengaruhi pola pernapasan.

Penyebab utama disrupsi kelemahan fungsi tersebut adalah trauma pada dada,

seperti fraktur iga atau luka tembus pada dada.

4. Adanya alveoli dan kapiler yang bersama-sama membentuk unit pernapasan

terminal dalam jumlah yang cukup.

5. Jumlah hemoglobin yang adekuat untuk membawa oksigen pada sel sel tubuh.

6. Suatu sistem sirkulasi yang utuh dan pompa jantung yang efektif.

7. Berfungsingnya pusat pernapasan.

Kedalaman pernapasan sering berarti sebagai frekuensi pernapasan.

Sebagai contoh, bila pasien bernapas 40x/menit, seseorang dapat berpikir masalah

pernapasan berat terjadi, tetapi bila pernapasan sangat dalam pada frekuensi

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

44

tersebut, ini dapat berarti pasien mengalami pernapasan Kussmaul sehubungan

dengan sidosis diabetik atau asidosis lain. Namun demikian, bila pernapasan

dangkal pada frekuensi 40x/menit, dapat menunjukan distres pernapasan berat

karena penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif, atau masalah paru lain.

Durasi inspirasi versus durasi ekspirasi penting dalam menentukan apakah ada

obstruksi jalan napas. Pada pasien dengan penyakti paru obstruktif, ekspirasi

memanjang lebih dari 1½ kali panjang inspirasi. Suara abnormal auskultasi paru.

Gerakan abdomen dalam upaya pernapasan (normal terjadi pada pria daripada

wanita) dapat diobservasi. Spondilitis ankilosis atau artritis Marie- StAimpell

adalah satu kondisi dimana ekspansi dada umurn terbatas. Perbandingan ekspansi

dada atas dengan dada bawah dan observasi gerakan diafragma untuk menentukan

apakah pasien dengan penyakit obstruksi paru difokuskan pada ekspansi dada

bawah dan penggunaan diafragma dengan benar. Pada ekspansi satu sisi dada

versus sisi yang lain, memperlihatkan bahwa atelektasis, khususnya yang

disebakan oleh plak mukus, dapat menyebabkan menurunnya ekspansi dada

unilateral.

Secara umum, ada tiga tipe bunyi yang terdengar pada dada normal:

a. bunyi napas vesikuler, yang terdengar pada perifer paru normal;

b. bunyi napas bronkial, yang terdengar di atas trakea;

c. bunyi napas bronkovesikuler yang terdengar pada kebanyakan area paru

dekat jalan napas utama

Bunyi napas bronkial adalah bunyi nada tinggi yang tampat terdengar dekat

telinga, keras, dan termasuk penghentian antara inspirasi dan ekspirasi. Bunyi

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

45

napas vesikuler lebih rendah, mempunyai kualitas desir, dan termasuk takada

penghentian antara inspirasi dan ekspirasi. Bunyi napas bronkovesikuler

menunjukan bunyi setengah jalan antara kedua tipe bunyi napas. Bunyi napas

bronkial, selain terdengar pada trakea orang normal, juga terdengar pada

beberapa situasi dimana ada konsolidasi contohnya pnemonia. Bunyi napas

bronkial juga terdengar di atas efusi pleural dimana paru normal tertekan.

Dimanapun terdengar napas bronkial, di sini bisajuga terjadi dua hal lain yang

berhubungan dengan perubahan: (1) perubahan E ke A, dan (2) desiran otot

pektoralis. Perubahan E ke A hanya berarti bahwa bila seseorang mendengar

dengan stetoskop dan pasien mengatakan “E” apa yang didengar orang tersebut

secara nyata adalah bunyi A daripada bunyi E. Ini terjadi bila ada konsolidasi.

Desiran otot pektoralis adalah adanya volume keras yang terdengar melalui

stetoskop bila pasien berbisik. Pada pernapasan bronkial dan dua perubahan

akan ada, yang harus ada juga adalah (1) terbukanya jalan napas dan

tertekannya alveoli, atau (2) alveoli dimana udara telah digantikan oleh cairan.

Bunyi lain yang terdengar dengan stetoskop meliputi crackles, mengi, dan

gesekan.

a. Crackles

Crackles adalah bunyi yang jelas, bunyi terus menerus terbentuk oleh

jalan napas kecil yang terbuka kembali atau tertutup kembali selama akhir

inspirasi. Crackles terjadi padapnernonia, gagal jantung kongestif, dan fibrosis

pulmonalis. Baik crackles inspirasi maupun ekspirasi dapat terauskultasi pada

bronkiektaksis. Crackles keras dapat terdengar pada edema pulmonalis dan

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

46

pada pasien sekarat. Seringkali crackles keras dapat terdengar tanpa stetoskop

karena ini terjadi padajalan napas besar.

b. Dispnea

Dispnea (kesulitan bernapas atau pernapasan labored, napas pendek)

adalah gejala umum pada banyak kelainan pulmonal dan jantung terutama jika

terdapat peningkatan kekakuan paru dan tahanan jalan napas. Dispnea

mendadak pada individu normal dapat menunjukkan pneumotoraks (udara

dalam rongga pleura). Pada pasien yang sakit atau setelah menjalani

pembedahan disonea mendadak menunjukkan adanya embolisme pulmonal.

c. Orthopnea

Orthopnea (tidak dapat bernapas dengan mudah kecuali dalam posisi

tegak, mungkin ditemukan pada orang yang mengidap penyakit jantung dan

penyakit obstruktif paru menahun (PPOM). Pernapasan bising dapat dijumpai

akibat penyempitan jalan napas atau obstruksi setempat bronkus besar oleh

tumor atau benda asing.

d. Bunyi ekstra

Bunyi ekstra seperti mengi berarti adanya penyempitan jalan napas. Ini

dapat disebabkan oleh asma, benda asing, mukus di jalan napas, stenosis, dan

lain-lain. Bila mengi terdengar hanya pada ekspirasi, disebut mengi; bila bunyi

mengi terjadi pada inspirasi dan ekspirasi, biasanya berhubungan dengan

tertahannya sekresi. Friction rub terdengar bila ada penyakit pleural seperti

emboli pulmonal, pnemonia perifer, atau pleurisi, dan ini sering sulit untuk

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

47

membedakannya dari ronki. Bila bunyi abnormal makin jelas setelah batuk,

biasanya berarti bunyi tersebut lebih sebagai ronki daripada friction rub.

Bradipnea, atau pernapasan lambat berkaitan dengan penurunan tekanan

intra kranial, cedera otak, dan takar lajak obat, sedangakan takipnea adalah

pernapasan cepat, umumnya tanpak pada pasien pneumonia, edema pulmonal,

asidosis metabolik, septikemia, nyeri hebat, dan fraktur iga.

Kedalaman bernafas sering sebagai frekuensi pernapasan :

a. Rales/ Crackels : dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus

pernafasan mengembang pada inspirasi

b. Ronchi : terjadi akubat terkumpulnya cairan mucus pada trakea atau

bronkus-bronkus besar (bernada rendah dan sangat kasar)

c. Wheezing : terjadi karena ada eksudat tengket yang tertiup aliran udara

(terdengar “ngiii…k” pada fase ekspirasi)

d. Pleural Friction-Rub : terjadi karena peradangan pleura (terdengar “kering”

seperti suara gosokan amplas pada kayu)

Frekuensi napas normal tergantung umur :

a. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit

b. Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit

c. Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit

d. Dewasa 16 – 20 x/menit

e. Takhipnea : Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit

f. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut

g. Apnea : Bila tidak bernapas

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

48

2.4 Posisi Semi Fowler

2.4.1 Definisi Semi Fowler

Posisi semi fowler (setengah duduk) adalah posisi tidur pasien dengan

kepala dan dada lebih tinggi dari pada posisi panggul dan kaki.dimana kepala dan

dada dinaikkan dengan sudut 30-45˚ (Suparmi, 2008). Posisi semi fowler atau

posisi setengah duduk adalah posisi tempat tidur yang meninggikan batang tubuh

dan kepala dinaikkan 15 sampai 45 derajat. Apabila klien berada dalam posisi ini,

gravitasi menarik diafragma ke bawah, memungkinkan ekspansi dada dan

ventilasi paru yang lebih besar (Kozier, 2010). Bahwa posisi semi fowler

membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga memperingan

kesukaran napas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan membran alveolus akibat

tertimbunnya cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga O₂

delivery menjadi optimal. Sesak nafas akan berkurang dan akhirnya perbaikan

kondisi klien lebih cepat (Supadi, 2008).

2.4.2 Tujuan

Tujuan pemberian posisi semi fowler adalah : Membantu mengatasi

masalah kesulitan pernapasan dan pasien dengan gangguan sesak napas (Suparmi,

2008).

2.4.3 Prosedur

1. Identifikasi kebutuhan pasien akan posisi semi fowler.

2. Jelaskan pada pasien tentang tujuan / manfaat dari posisi ini.

3. Jaga privasi pasien.

4. Siapkan alat-alat.

5. Cuci tangan.

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

49

6. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja (sesuai dengan

tinggi perawat).

7. Sesuaikan berat badan pasien dan perawat. Bila perlu, carilah bantuan atau

gunakan alat bantu pengangkat.

8. Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada posisi tidur pasien, seperti

tumit, prosesus spinosus, sacrum,dan skapula.

9. Pasien di dudukan, dengan senyaman mungkin.

10. Berikan sandaran berupa bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat

tidur, untuk posisi semi fowler 30º dan posisi semi fowler 45º.

11. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

12. Lalu rapikan pasien.

13. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa nyaman pasien.

14. Rapikan alat-alat dan cuci tangan.

15. Catat tindakan yang telah dilakukan.

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

50

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir

yang akan membantu peneliti menghubugkan hasil penemuan dengan teori

(Nursalam,2013)

Keterangan :

: Diteliti

: TidakDiteliti

: Berpengaruh

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Posisi Semi Fowler 30º

dan 45º Terhadap Keefekttifan Pola Napas.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi:

1. Status Social 4. Umur

2. Ekonomi 5. Jenis Kelamin

3. Status Gizi 6. Faktor Sosial

Tanda dan Gejala :

1. Dahak bercampur darah atau batuk darah.

2. Nafsu makan menurun.

3. Demam atau meriang lebih dari sebulan.

4. Berkeringat pada malam hari

5. Badan lemah dan lesu.

6. Sesak`nafas dan rasa nyeri pada dada

1. Suplai oksigen yang adekuat

2. Saluran uadara yang utuh

3. Pergerakan dinding dada normal

4. Frekuensi napas normal

5. Bunyi napas normal

Pasien TB Paru

Pemberian posisi

semi fowler

Keefektifan Pola Napas

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

51

Gambar 3.1 menjelaskan mekanisme pengaruh pemberian posisi semi

fowler 30º dan 45º terhadap ketidakefektifan pola napas. Adapun penjelasannya

yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu status social, ekonomi, status gizi,

umur, jenis kelamin, faktor social. Adapun tanda dan gejala pasien yang

mengalami ketidakefektifan pola napas dan sangat berpengaruh yaitu dahak

bercampur darah atau batuk darah, nafsu makan menurun, demam atau meriang

lebih dari sebulan, berkeringat pada malam hari, badan lemah dan lesu, sesak

nafas dan rasa nyeri pada dada. Dan salah satu intervensi yang dapat digunakan

untuk membantu keefektifan pola nafas yaitu posisi semi fowler.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena hipotesis akan bisa

memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis dan interpretasi data

(Nursalam, 2016).

H1 : Ada pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

keefektifan pola napas pada pasien TB Paru di ruang Anggrek RS Paru

Dungus.

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

52

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan dan karakteristiknya, penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian pra-eksperimental (one-group post test design), penelitian ini

adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek yang setelah perlakuan diberikan pada group tersebut, selanjutya

dilakukan pengukuran atau observasi untuk mengetahui hasilnya (Nursalam,

2013).

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pra Eksperimental One Group Posttest Design.

Keterangan :

X : Observasi /tindakan relaksasi.

O2 : Perlakuan / intervensi posisi semi fowler30º dan 45º.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas obyek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).Populasi penelitian

Perlakuan Pasca-tes

X O

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

53

ini adalah pasien TB paru, jumlah populasi berdasarkan rata-rata perbulan

berjumlah 35 di Ruang Anggrek RS Paru Dungus.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya

(Notoatmodjo, 2012).Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria

inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).Untuk menentukan besar sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus slovin.

n =

=

= 32

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d² = tingkat signifikan

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

54

Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria

inklusi pada penelitian ini adalah.

a. Pasien TB Paru usia 45-65

b. Pasien dengan kesadaran compos mentis.

c. Pasien dengan TB Paru BTA (+)

d. Pasien yang mengalami sesak napas.

e. Pasien yang tidak terpasang oksigen.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilngkan atau mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2013).

a. Pasien TB Paru yang rawat jalan

b. Pasien dalam kondisi tidak sadar

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan sutu proses seleksi sampel yang digunakan

dalampenelitian dari populasi yang ada, sehingga sebuah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian

ini adalah accidental, pengambilan sampel secara aksidental (accidental) ini

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau

tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian(Notoatmodjo, 2012).

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

55

4.4 Kerangka Kerja Peneliti

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancagan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek

penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam

penelitian (Hidayat, 2007).

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

56

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.2 Kerangka kerja Penelitian Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler

30º dan 45º Terhadap Keefektifan Pola Napas pada Pasien TB Paru

di Ruang Anggrek RS Paru Dungus.

Populasi

Pasien yang mengalami TB paru di ruang Anggrek RS Paru Dungus berjumlah

35 pasien yang memenuhi kriteria penelitian.

Sampel

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 pasien.

Sampling

accidental

Desain penelitian

Pra Eksperimental One Group Posttest Design

Pengumpulan Data

Mengevaluasi frekuensi pernafasan

Pengolahan Data

Editing, Coding, Tabulating

Analisis Data

Uji independent t-test

Hasil dan Kesimpulan

Pelaporan

Variabel independent

Posisi Semi Fowler 30º

dan 45º

Variabel dependent

Keefektifan pola napas

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

57

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel

yaitu :

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel Independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2013).Variabel independent dalam penelitian ini adalah

pemberian posisi semi fowler30º dan 45º.

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel Dependent adalah variabel yang diminta dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2013).Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

keefektifan pola napas.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena.Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

58

Tabel 4.1 Definisi Operasinal

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur

Skala

Data Skor

Posisi semi

fowler

Memberikan

posisi seengah

duduk yang

bertujuan umtuk

menjaga

keefektifan pola

napas.

Persiapan, proses

pemberian terapi

posisi semi fowler,

tertutup

SOP - -

Keefektifan

pola napas

Sistem

pernapasan yang

mendapat suplai

oksigen adekuat,

saluran udara

yang utuh dan

tidak adanya

gangguan pada

pernapasan.

Dengan adanya

pemeriksaan :

1. Kecepatan dan

irama pernapasan

dalam batas

normal dengan

frekuensi napas

normal 16-

20x/menit. Jika

tidak normal

<24x/menit

Lembar

observasi,

dengan

mengguna

kan

stetoskop

dan jam

tangan.

Interval

-

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

59

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar mempermudah dan hasilnya lebih baik sehingga

mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen pertama yang digunakan adalah, pada

variabel independent yaituposisi semi fowler30º dan 45º berupa lembar Standart

Operasional Prosedur (SOP) yang diambil dari buku Panduan praktik keperawatan

kebutuhan dasa`manusia (Suparmi,2008). Instrumen yang kedua pada variabel

dependent yaitu keefektifan pola napas yaitu dengan mengguaan lembar observasi

yang digunakan untuk mengobservasi frekuensi napas.

4.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian ini dilakukan di Ruang Anggrek RS Paru Dungus dan

dilakukan pada bulan Februari-Juli 2017.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukanan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut :

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat ijin dari Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun .

2. Mengurus surat ijin kepada direktur RS Paru Dungus.

3. Memilih data responden yang memenuhi kritria inklusi untuk dipilih menjadi

sampel.

4. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan

prosedur penelitian posisi semi fowler30º dan 45º.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

60

5. Mendatangi pasien dengan memperkenalkan diri dan juga memberikan

lembar informed consentsebagai bentuk persetujuan, setelah itu memberikan

penjelasan dengan adanya pemberian terapi posisi semi fowler30º dan 45º

yang dilakukan dengan waktu tergantung dengan sesak napas yang dirasakan

pasien dan kenyamanan pasien saat diberikan posisi semi fowler30º dan 40º,

setelah itu menjelaskan prosedur lalu mengobservasi pasien dan diberikan

intervensi dan di evaluasi frekuensi pernapasannya.

6. Peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.

4.9 Teknik Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan dan

dianalisa secara sistematis supaya bisa terdeteksi.Data tersebut ditabulasi dan

dikelompokan sesuai dengan variabel yang diteliti. Langkah-langkah pengolahan

data :

1. Editing : Data yang terkumpul selanjutnya disusun. Editing adalah memeriksa

lembar observasi yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya

untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar pertanyaan.

2. Coding : Kegiatan pemberian data numeric (angka) terhadap item-item yang

tidak diberi skor (Arikunto, 2010).

Pemberian kode kefektifan pola napas

1= Keefektifan pola napas

2= Ketidakeefektifan pola napas

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

61

3. Tabulating : pembuatan tabel. Jawaban yang telah diberi kode kemudian

dimasukan ke dalam tabel. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah

melakukan analisa data. Selanjutnya data dimasukan ke komputer dan

dianalisis secara statistic.

4.10 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik menggunakan program SPSS 16,0. Nursalam (2016) berpendapat bahwa

analisis statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui ada/tidaknya pengaruh,

perbedaan, hubugan antara sampel yang diteliti pada taraf signifikan

tertentu.Peneliti menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh posisi semi fowler30º dan 45º terhadap keefektifan pola napas pada

pasien TB paru.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap masing masing variabel yang

diteliti.Tujuan dari analisa univariat adalah menjelaskan karakteristik setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).Data yang berbentuk kategori yaitu

jenis kelamin, pendidikan dan kelompok penelitian di analisis dengan

pendekatan distribusi frekuensi dan presentase.

P = f x 100%

N

Keterangan :

P : Angka Presentase

F : Frekuensi

N : Banyaknya responden

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

62

Sedangakan data yang berbentuk numerik yaitu umur dan hasil

pengetahuan di analisis dengan pedekatan tedensi sentral yaitu dalam bentuk

mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum.

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubugan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2012).Penelitian ini menggunakan analisis bivariate kelompok yang

mendapat perlakuan. Untuk mengetahui perbandingan kelompok perlakuan

posisi semi fowler 30º dan kelompok perlakuan posisi semi fowler 45º

terhadap keefektifan pola napas dengan independent t-test dengan

kemaknaan α = 0,05. Jika hasil uji pada penelitian ini berpengaruh maka

diperoleh (ρ value < 0,05) berarti menggunakan uji t-test. Pada pengujian

normalitas data jika dinyatakan tidak berpengaruh (ρ value > 0,05).

Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan dengan sistem

komputerisasi (SPSS).

Keputusan uji statistik dengan membandingkan nilai ρ (ρ-value)

dengan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku sebagai berikut :

a. Jika ρ-value < 0,05 berart H0 ditolak Ha diterima, artinya ada

pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

keefektifan pola napas pada pasien TB Paru.

b. Jika ρ-value < 0,05 berarti H0 diterima Ha ditolak, artinya tidak

ada pengaruh pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

keefektifan pola napas pada pasien TB Paru.

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

63

Apabila ketentuan independent t-test di atas tidak memenuhi syarat, maka

harus diganti yang tadinya independent t-test yang termasuk parametric diganti

menjadi Mann-Whitney U test yang merupakan nonparametric test.

4.11 Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi

isu sentral yang berkembang saat ini.Penelitian ilmu keperawatan, karena hamper

90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti

akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti

yang sekaligus juga perawat, sering memperlakukan subjek penelitian seperti

memperlakukan kliennya, sehingga subjek harus menurut semua anjuran yang

diberikan.Padahal pada kenyataanya hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-

prinsip etika penelitian (Nursalam, 2016).

Nursalam (2016) berpendapat bahwa secara umum prinsip etika dalam

penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu prinsip

manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan pada

subjek, khususnya jika menmenggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dlam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan.Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

64

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan

dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak-hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden

Subjek harus diperlukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah merka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa

adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang klien. Pada penelitian ini penulis menghargai setiap

keputusan pasien bersedia atau tidak menjadi responden.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakukan yang diberikan

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent

juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan.

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

65

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiannya

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(comfidentiality).

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

66

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian

RS Paru Dungus yaitu rumah sakit Tipe C yang merupakan institusi

pemberian jasa layanan kesehatan pada masyarakat bersifat sosial ekonomi

yang tidak mengutamakan keuntungan, dan memberikan pelayanan bagi

seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat yang tidak mampu sesuai

dengan kaidah-kaidah peraturan yang telah di tetapkan. Sarana layanan

kesehatan ditujukan baik pada masyarakat yang sehat maupun yang sakit secara

umum maupun masyarakat dengan gangguan paru dan pernapasan secara

khusus. Dan RS Paru Dungus adalah salah satu rumah sakit yang sebagin besar

khusus menampung pasien TB Paru, dan salah satu rawat inap yang merawat

pasien TB Paru yaitu ruang anggrek.

Penelitian ini dilakukan di RS Paru Dungus Kabupaten Madiun yang

merupakan rumah sakit Tipe C. Penelitian ini dilaksanakan di ruang Anggrek

RS Paru Dungus, dengan kapasitas 11 tempat tidur di ruang anggrek 9

diantaranya kamar kelas 3 dan 2 tempat tidur kamar kelas 2. Ruang anggrek

menampung pasien yang menderita TB Paru dan di ruang Anggrek sendiri

terdapat alat yang lengkap diantaranya Suction, EKG, nebulazer dan lain

sebagainya. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari

puskesmas. Jumlah tenaga perawat 10 orang dengan kualifikasi S1

Keperawatan 2 orang dan DIII Keperawatan 8 orang.

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

67

5.1.1 Penyajian Karakteristik Data Umum

5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1Tedensi Sentral Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada

Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus

2017.

Usia

(45-65)

tahun

Mean Median Modus Min-Max

57,34 59,00 59 45-65

Sumber : Data Primer, 2017.

Tabel 5.1 Berdasarkan Tedensi Sentral Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus

Bulan Agustus 2017, memiliki rata-rata berdasarkan usia yaitu 57 tahun dan

mempunyai minimal berumur 45 dan maxsimal berumur 65 tahun pada pasien

TB Paru,

5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

PadaPasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus

2017.

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1 Laki – laki 19 59,4

2 Perempuan 13 40,6

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer, 2017.

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan

Agustus 2017, dan dapat diketahui sebagian besar berjenis kelamin laki-laki

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

68

sebanyak 19 (59,4) dan sebagian kecil berjenis kelamin perempuan sebanyak

13 orang (40,6)

5.1.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan

Agustus 2017.

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 Tidak Sekolah 6 18,8

2 SD 8 25,0

3 SLTP 9 28,1

4 SLTA 6 18,8

5 Perguruan Tinggi 3 9,4

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer, 2017.

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus 2017,

dan dapat diketahui sebagian besar berpendidikan SLTP sebanyak 9 (28,1) dan

sebagian kecil berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 orang (9,4).

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

69

5.1.1.4 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Pada

Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus

2017.

No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

1 Ibu Rumah Tangga 10 31,2

2 Pegawai Swasta 2 6,2

3 Wiraswasta 3 9,4

4 PNS 1 3,1

5 Petani 16 50,0

Jumlah 32 100,0

Sumber : Data Primer, 2017.

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus Bulan Agustus 2017,

dan dapat diketahui sebagian besar berpekerjaan sebagai petani sebanyak 16

(50,0%) dan sebagian kecil berperkerjaan sebagai PNS sebanyak 1 orang (3,1)

5.1.2 Data Khusus

Uji independen t- test merupakan bagian dari statistik parametrik, oleh

karena itu sebagaimana aturan dalam statistik data penelitian haruslah

berdistribusi normal. Untuk mengetahui data yang akan di uji independentt-test

tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka di lakukan terlebih dahulu uji

normalitas. Apabila ketentuan independent t-test di atas tidak memenuhi syarat,

maka harus diganti yang tadinya independent t-test yang termasuk parametric

diganti menjadi Mann-Whitney U test yang merupakan nonparametric test.

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

70

5.1.2.1 Keefektifan Pola Napas Sesudah Diberikan Posisi Semi Fowler 30˚

Hasil nilai keefektifan pola napas sesudah diberikan posisi semi fowler

30˚ di Ruang Anggrek RS Paru Dungus dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 5.5 Tedensi Sentral Keefektifan Pola Sesudah Diberikan Posisi Semi

Fowler 30˚ Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru

Dungus Bulan Agustus 2017.

Skor

Frekuensi

sesudah

Mean Median Modus Min-Max

18 18 20 16-20

Sumber : Data Primer, 2017

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa rata-rata frekuensi keefektifan pola

napas sesudah pemberian intervensi adalah 18. Pada frekuensi napas yang telah

diurutkan didapat nilai tengahnya adalah 18 dan frekuensi napas yang sering

muncul adalah 20 dengan nilai frekuensi napas tertinggi adalah 20 dan

frekuensi napas terendah adalah 16.

5.1.2.2 Keefektifan Pola Napas Sesudah Diberikan Posisi Semi Fowler 45˚

Hasil nilai keefektifan pola napas sesudah diberikan posisi semi fowler

45˚ di Ruang Anggrek RS Paru Dungus dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 5.6 Tedensi Sentral Keefektifan Pola Napas Sesudah Diberikan Posisi

Semi Fowler 45˚ Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru

Dungus Bulan Agustus 2017.

Skor

Frekuensi

sesudah

Mean Median Modus Min-Max

17 17 18 16-22

Sumber : Data Primer, 2017

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai keefektifan pola nafas

sesudah pemberian intervensi adalah 17. Pada frekuensi nafas yang telah

diurutkan didapat nilai tengahnya adalah 17 dan frekuensi nafas yang sering

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

71

muncul adalah 18 dengan nilai frekuensi napas tertinggi adalah 22 dan

frekuensi napas terendah adalah 16

5.1.2.3 Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler 30º dan 45º Pada Pasien TB

Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus

Tabel 5.7 Pengaruh Pemberian Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler 30º

dan 45º Pada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus

Bulan Agustus 2017.

Median

(min-max)

Nilai ρ

Posisi 30° 18 (16-20) 0,002

Posisi 45° 17 (16-22)

Sumber : Data Primer, 2017.

Berdasarkan tabel 5.7 Penelitian ini dianalisis menggunakan uji mann-

whitney u test dengan menggunakan derajat kemaknaan α=0,05. Setelah

dilakukan uji statistik dengan bantuan program spsss diperoleh nilai p-value =

0,000 dengan jumlah responden 32 orang sehingga p-value < α (0,002 < 0,05)

artinya H0 di tolak dan H1 diterima, maka dapat diartikan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap keefektifan pola

napas pada pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Keefektifan Pola Napas Sesudah Diberikan Posisi Semi Fowler 45º

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 16 responden di ruang Anggrek RS

Paru Dugus, Pada tabel 5.6 didapat rata-rata frekuensi napas sesudah

pemberian posisi semi fowler 45º adalah 17. Dan frekuensi terendah

berdasarkan posisi semi fowler 45° yaitu 16, sedangkan frekuensi tertinggi 22

dan juga frekuensi yang terbanyak muncul 18 .

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

72

Dapat dijelaskan bahwa pada posisi semi fowler 45° dari 16 responden

yang diberikan posisi semi fowler 45°, dan ada 5 responden pada rata-rata

frekuensi 17 yang sebelumnya frekuensi napas responden mencapai 24. Setelah

diberikan pemberian posisi semi fowler mendapatkan penurunan pada frekuensi

napas yang normal menunjukkan bahwa pemberian posisi semi fowler 45° dapat

mengurangi sesak napas serta mengurangi statis sekresi pulmonary dan

mengurangi resiko penurunan pengembangan dinding dada (Potter, 2006). Dan 5

responden mendapatkan frekuensi terendah yaitu 16, sehingga yang sebelum

diberikan posisi semi fowler 45° mencapai 25 dan setelah diberikan intervensi

frekuensi napas menjadi 16. Frekuensi 16 tersebut dikatakan sebagai frekuensi

normal, karena frekuensi normal mempunya batas yaitu 16-20x/menit jika

frekuensi napas melebihi 20x/menit maka napas tersebut tidak normal (Somantri,

2012).

Selanjutnya 2 responden yang mendapatkan frekuensi tertinggi yaitu 22

dan sebelum mendapatkan intervensi frekuensinya mencapai 28, dengan

demikian frekuensi 22 menunjukkan tidak efektifnya pola napas. Pada

pernapasan yang memiliki sistem pernapasan yang tidak efektif disebut dengan

irama pernapasan abnormal menciptakan pola pernapasan yang tidak teratur

ditandai dengan suplai oksigen yang tidak efektif, bunyi napas yang tidak normal

dan frekuensi napas yang tidak efektif. Dengan adanya ketidakefektifan pola

napas dapat dikatakan dengan dispnea yang membuat kesulitan atau

ketidaknyamanan pernapasan. Dan untuk mengatasinya dapat diberikan oksigen

(Kozier, 2010). Dan selanjutnya 8 responden dari 16 responden yang diberi posisi

semi fowler 45° terdapat 8 responden yang sering mendapatkan frekuensi 18 yang

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

73

sebelum diberikan intervensi memilik frekuensi 24, dilihat dari frekuensi tersebut

dapat dikatakann pasien tidak mengalami gangguan sistem pernapasan sehinggak

pola napas efektif. Dengan adanya posisi semi fowler 45° dengan derajat

kemiringan 45° dapat diartikan yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk

membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada

diafragma (Suparmi, 2008).

Sedangkan karakteristik responden berdasarkan usia, responden dengan

rentang usia 46-65 tahun yaitu memiliki rata-rata berdasarkan usia yaitu pada usia

57 tahun dan mempunyai minimal pada usia 45 tahun dan maxsimal pada usia 65

tahun pada pasien TB Paru, dan sebagian besar responden yang diteliti berada

pada umur tahun. Hal ini dapat disimpulkan pada usia seseorang akan

sangat gampang terserang penyakit, salah satunya TB Paru paru (Sholeh, 2014).

Dan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , responden dengan

jenis kelamin laki laki yang paling terbanyak yaitu 59,4% dari 32 responden.

Bahwa penderita yang berjenis kelamin laki-laki memiliki resiko terkena TB Paru

karena cenderung merokok sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh

dan lebih mudah terpapar dengan penyebab TB paru (Sholeh, 2014).

Berdasarkan hasil statistik dapat diperoleh bahwa frekuensi rata-rata pada

posisi semi fowler 45 yaitu 17, dan sedangkan frekuensi rata-rata posisi semi

fowler 30 memiliki frekuensi 18. Hal menunjukkan bahwa posisi semi fowler 45

lebih efektif untuk digunakan pada pasien TB Paru. Posisi semi fowler 45 lebih

memudahkan pasien untuk mendapatkan oksigen lebih banyak karena posisi tegak

yang diberikan posisi semi fowler 45 memudahkan perluasan dinding dada lebih

baik.

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

74

Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa tindakan pemberian posisi

semi fowler 45º adalah tindakan yang mendatangkan keefektifan pola napas yang

masuk dalam kapasitas normal. Namun tingkat keefektifan pola napas seseorang

berbeda-beda hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin,

sebagai respon kognitif dan pengalaman terhadap frekuensi napas.

Pengukuran pada responden sesudah diberikan posisi semi fowler 45º

terdapat frekuensi napas tertinggi 22 dan terendah sebanyak 16 dengan rata-rata

frekuensi napas 17. Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa pemberian

posisi semi folwer 45º terhadap keefektifan pola napas dapat mengurangi

gangguan sistem. Namun masih ada banyak faktor dalam pemberian posisi semi

fowler 45º yaitu usia dan jenis kelamin

5.2.2 Keefektifan Frekuensi Napas Sesudah Diberikan Posisi Semi Fowler

30º

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 16 responden di ruang anggrek

RS Paru Dungus, di dapatkan rata-rata frekuensi napas sesudah pemberian

intervensi adalah 18 dan apabila dikategorikkan berada pada tingkat frekuensi

normal. Frekuensi napas terendah berdasarkan keefektifan frekuensi nafas

adalah 16 sedangkan frekuensi napas tertinggi adalah 20, dan frekuensi yang

terbanyak muncul yaitu 20.

Dijelaskan bahwa pada posisi semi fowler 30° dari 16 responden yang

diberikan posisi semi fowler 30°, ada 8 responden pada rata-rata frekuensi 18 dan

sebelum diberikan posisi semi fowler frekuensi mencapai 24, hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa adanya perubahan frekuensi napas setelah pemberian

intervensi, pola pernapasan normal menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

75

kemudahan relative atau upaya pernapasan. Respirasi normal (eupnea) bersifat

tenang, berirama, dan tanpa mengeluarkan usaha (Kozier, 2010). Dan 3 responden

yang mendapatkan frekuensi tertinggi yaitu 20 yang sebelum diberikan intervensi

mendapatkan frekuensi napas 26, sehingga pada frekuensi 20 dapat dikatakan

sebagai frekuensi normal. Pola napas menjadi normal karena setelah diberikan

posisi semi fowler 30° menyebabkan saluran napas yang utuh dan terhindar dari

faktor pertukaran gas O₂ dan CO₂ yang menjadikan suplai oksigen yang adekuat

(Somantri, 2012).

Selanjutnya 2 responden yang mendapatkan frekuensi terendah yaitu 16

dan sebelum diberikan posisi semi fowler 30° mendapat frekuensi napas 24,

dengan demikian frekuensi 16 menunjukkan keefektifan pola napas. Keefektifan

pola napas yaitu pola pernapasan yang menunjukkan frekuensi, volume, irama,

dan kemudahan relative atau upaya pernapasan, respirasi normal (eupnea) bersifat

tenang, berirama, dan tanpa mengeluarkan usaha pas (Kozier, 2010). Dan

selanjutnya 8 responden dari 16 responden yang diberi posisi semi fowler 45°

terdapat 8 responden yang sering mendapatkan frekuensi 18 yang sebelumnya

memiliki frekuensi napas 24, dilihat dari frekuensi tersebut dapat dikatakann

pasien tidak mengalami gangguan sistem pernapasan sehingga pola napas efektif.

Bahwa posisi semi fowler 30º membuat oksigen di dalam paru-paru semakin

meningkat sehingga memperingan kesukaran napas. Posisi ini akan mengurangi

kerusakan membran alveolus akibat tertimbunnya cairan. Sesak nafas akan

berkurang dan akhirnya perbaikan kondisi klien lebih cepat Hal tersebut

dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga O₂ delivery menjadi optimal. Sesak

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

76

nafas akan berkurang dan akhirnya perbaikan kondisi klien lebih cepat.

Keefektifan dari tindakan tersebut dapat dilihat dari respiratory rates yang

menunjukkan angka normal yaitu 16-24x per menit (Supadi, 2008).

Posisi semi fowler (setengah duduk) adalah posisi tidur pasien dengan

kepala dan dada lebih tinggi dari pada posisi panggul dan kaki dimana kepala dan

dada dinaikkan dengan sudut 30˚ (Suparmi, 2008). Bahwa posisi semi fowler 30º

membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga memperingan

kesukaran napas. (Supadi, 2008).

Keefektifan pola napas pada manusia dapat di lihat dari sistem perapasan yang

normal, diperlukan beberapa faktor yaitu suplai oksigen yang adekuat, saluran

udara yang utuh, fungsi pergerakan dinding dada dan diafragma yang normal,

adanya alveoli dan kapiler yang bersama-sama membentuk unit pernapasan

terminal dalam jumlah yang cukup, jumlah hemoglobin yang adekuat untuk

membawa oksigen pada sel sel tubuh, suatu sistem sirkulasi yang utuh dan pompa

jantung yang efektif, berfungsingnya pusat pernapasan. Jadi setiap pasien

dikatakan efektif bisa memenuhi ebebrapa faktor diatas.

Sedangkan karakteristik responden berdasarkan usia, responden dengan

rentang usia 46-65 tahun yaitu memiliki rata-rata berdasarkan usia yaitu pada usia

57 tahun dan mempunyai minimal pada usia 45 tahun dan maxsimal pada usia 65

tahun pada pasien TB Paru, dan sebagian besar responden yang diteliti berada

pada umur tahun. Hal ini dapat disimpulkan pada usia seseorang akan

sangat gampang terserang penyakit, salah satunya TB Paru paru, hal ini mungkin

diakibatkan oleh menurunnya sistem imunologis seseorang pada saat seseorang

menjadi tua (Sholeh, 2014).

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

77

Dan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , responden

dengan jenis kelamin laki laki yang paling terbanyak yaitu 59,4% dari 32

responden. Bahwa penderita yang berjenis kelamin laki-laki memiliki resiko

terkena TB Paru karena cenderung merokok sehingga dapat menurunkan sistem

pertahanan tubuh dan lebih mudah terpapar dengan penyebab TB paru dan

rokok juga dapat menurunkan sifat responsive antigen (Sholeh, 2014).

Pada pemberian posisi semi fowler 30 º pasien merasa nyaman dengan

posisi seperti itu karena posisi semi fowler 30º bisa membuat frekuensi napas

pasien TB Paru mengurangi gangguan sistem pernapasan, karena pasien yang

mempunyai rentang usia tua meras nyaman karena posisi ini tidak terlalu tinggi

bagi kenyamanan untuk terlentang. Faktor usia sangat berpengaruh pada posisi

semi fowler dan banyak pasien yang ingin melakukan posisi semi fowler 30º

selama rawat inap. Penurunan sesak nafas tersebut didukung juga dengan sikap

pasien yang kooperatif, patuh saat diberikan posisi semi fowler sehingga pasien

dapat bernafas.

Dari pengukuran pada responden sebelum pemberian posisi semi fowler

30º frekuensi napas adalah terendah 16 dan tertinggi 20 dengan rata-rata

frekuensi napas 18 yang apabila ditransformasikan kedalam klasifikasi frekuensi

napas termasuk dalam napas yang efekif. Keefektifan pola napas ditandai dengan

kecenderungan responden yang memiliki frekuensi napas normal. Frekuensi napas

normal yaitu pernafasan yang memiliki napas normal 16x/m sampai 20x/m.

Dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat rata-rata penurunan terlihat

jelas bahwa pemberian posisi semi fowler 30º dapat menurunkan nilai frekuensi

napas dengan rata-rata 18x/menit.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

78

5.2.3 Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler 30º dan 45º Pada Pasien TB

Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus.

Untuk melihat pengaruh dari pemberian posisi semi fowler terhadap keefektifan

pola napas pada pasien TB Paru, peneliti menggunakan uji statistik Independent

t-test dengan syarat data berdistribusi normal, tetapi dengan adanya data yang

tidak berdistribusi tidak normal makan menggunakan uji Mann-Whitney. Dari

output rank, dapat dilihatlihat bahwa nilai mean untuk frekuensi yang posisi

30° lebih besar dari pada frekuensi posisi 45° (21,41 > 11,59). Dari nilai uji

maan whitney U dapat kita lihat pada output test statistic dimana nilai statistic

uji Z yang kecil yaitu -3.069 dan nilai sig.2 tailed adalah 0,002 > 0,05. Setelah

menganalisa karakteristik responden pada tabel 5.5 terlihat data posttest posisi

semi fowler 30º dan posttest posisi semi fowler. Pada tingkat kemaknaan α =

0,05 dengan nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,002. Karena nilai (p) lebih kecil

dari nilai (α), maka H0 ditolak H1 diterima hal ini menyatakan ada perbedaan

yang signifikan antara pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

keefektifan pola napas pada pasien TB Paru.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan konsep teoritis

dan hasil penelitian terkait yang ada, dapat dilihat dari hasil statistik

menunjukkan hasil rata-rata bahwa posisi semi fowler 45° menunjukkan nilai

rata-rata lebih efektif yaitu 17 dari pada frekuensi rata-rata posisi semi fowler

30° yaitu 18. Dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian

posisi semi fowler 45º terhadap keefektifan pola napas pada pasien TB Paru,

karena frekuensi napas pasien lebih efektif oleh karena itu fungsi pergerakan

dinding dada dan diafragma yang normal atau ekspansi dada lebih bagus dan

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

79

oksigen yang masuk lebih banyak. Kelemahan fungsi dinding dada akan

mempengaruhi pola pernapasan. Penyebab utama disrupsi kelemahan fungsi

tersebut adalah trauma pada dada, seperti fraktur iga atau luka tembus pada

dada Somantri (2012). Sehingga pemberian posisi semi fowler 45º dapat

diberikan untuk pasien TB Paru sebagai salah satu terapi untuk membantu

keefektifan pola napas pasien.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak

kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum

optimal atau bisa dikatakan sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut

antara lain :

1. Metode dalam penelitian ini adalah pra eksperimental, sehingga tidak

dapat menjamin keberhasilan untuk treatment jangka panjang.

2. Keterbatasan dalam pemberian intervensi dalam masalah penambahan

pengukuran posisi semi fowler karena ada beberapa pasien yang merasa

nyaman dengan penambahan posisi semi fowler dengan tingkat derajat

yang melebihi dari intervensi yang diberikan peneliti.

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

80

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada

pembahasan yang terpapar di bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Keefektifan frekuensi napas sesudah pemberian posisi semi fowler 30º di

Ruang Anggrek RS Paru Dungus rata-rata adalah 18x/menit.

2. Keefektifan frekuensi napas sesudah pemberian posisi semi fowler 45º di

Ruang Anggrek RS Paru Dungus rata-rata adalah 17x/menit.

3. Ada pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler 30º dan 45º Terhadap

Keeektifan Pola NapasPada Pasien TB Paru di Ruang Anggrek RS Paru

Dungus dengan p value 0,002.

6.2 Saran

1. Bagi RS Paru Dungus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka

penggunaan Posisi Semi Fowler 45º terhadap keefektifan pola napas

dapat dilanjutkan atau diterapkan pada pasien TB Paru.

2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Diharapkan skripsi ini dapat dijadikan referensi dan digunakan bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya, sehingga

mahasiswa akan mampu mengetahui mengenai pembelajaran pemberian

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

81

posisi semi fowler 30º dan 45º pada pasien TB Paru terhadap

keefektifan pola napas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dalam pemberian

intervensi dalam masalah penambahan pengukuran posisi semi fowler

karena ada beberapa pasien yang merasa nyaman dengan penambahan

posisi semi fowler.

.

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

82

DAFTAR PUSTAKA

Andareto, O. 2015,Penyakit Menular di Sekitar Anda. Pustaka Ilmu Semesta.

Jakarta.

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. DIVA press.Yogyakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta.

Corwin, E.J. 2007.Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Dinkes Kabupaten Madiun, 2015.Profil Kesehatan Kabupaten Madiun.Diakses

tanggal 10 Maret 2017.

Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Timur,Diakses tanggal 10 Maret 2017.

Heather, 2013.Pulmonologi. KARISMA Publishing Group. Tangerang Selatan.

Hidayat, A.A 2007.Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Salemba

Medika. Jakarta.

Junaidi, I. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Bhuana Ilmu Populer.

Jakarta.

Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, &

Praktik. EGC.Jakarta.

Lestari, T 2015.Kumpulan Teori Untuk Pustaka Penelitian Kesehatan, Nuha

Medika, Yogyakarta.

Muttaqin, A. 2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Salemba Medika. Jakarta.

Najmah, 2016.Epidemiologi Penyakit Menular. TIM. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

_____________2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, 2013.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis

Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta.

_________2016.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis

Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta.

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

83

Pearce, C.E. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Perry dan Potter, 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan

Praktik edisi 4 Volume 2.EGC. Jakarta.

Price, S.A. 2006. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes.

EGC. Jakarta.

Saryono, 2011.Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, R&D. Alfabeta. Bandung.

Sholeh, E.N. 2014. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. DIVA Press.

Yogyakarta

Somantri, I. 2012.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan, Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta.

Sudoyo, A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, edk 4, Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiyono, 2013.Statistik untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung.

Supadi, E.N. 2008.“Hubungan Analisa Posisi Tidur Semi Fowler dengan Kualitas

Tidur pada Pasien Gagal Jantung di RSUBanyumas Jawa Tengah”, Jurnal

Kebidanan dan Keperawatan, Volume 4.No. 2.

Suparmi, Y. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. PT

Citra Aji Parama.Yogyakarta.

Zulkoni, A. 2011.Parasitologi untuk Keperwatan,Kesehatan Masyarakat dan

Teknik Lingkungan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

53

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi

Jadwal Penyusunan Skripsi

No Jadwal Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Menentukan Topik

Proposal

2 Pengajuan Judul

3 Survei Pendahuluan

4 Bimbingan Proposal

5 Ujian Proposal

6 Revisi Proposal

7 Pengurusan Surat dan

perizinan

8 Pengumpulan Data

9 Analisa Data

10 Penarikan Kesimpulan

11 Ujian Skripsi

12 Revisi Skripsi

13 Pengumpulan Berkas

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

53

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º

TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN TB PARU DI

RUANG ANGGREK RS PARU DUNGUS

Oleh:

SHINTA ERRY YULIANA

Penulis adalah mahasiswa sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun, penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Tujuan penulisan ini untuk mempelajari pemberian posisi semi fowler 30º

dan 45º terhadap keefektifan pola napas di ruang Anggrek RS Paru Dungus,

partisipasi saudara dalam penulisan ini akan membawa dampak positif dalam

upaya mencari keterkaitan pemberian posisi semi fowler 30º dan 45º terhadap

keefektifan pola napas. Peneliti mengharap informasi yang anda berikan nanti

sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Peneliti menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang

saudara berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu pendidikan dan

tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi anda dalam penulisan ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut

atau tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden

penelitian ini,silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.

Madiun, Juli 2017

Peneliti

SHINTA ERRY YULIANA

201302104

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

54

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Consent)

Bersedia/Tidak Bersedia

Dengan Hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun :

Nama : Shinta Erry Yuliana

NIM : 201302104

Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian

Posisi Semi Fowler30º dan 40º Terhadap Keefektifan Pola Napas Pada Pasien TB

Paru di Ruang Anggrek RS Paru Dungus”

Adapun informasi Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan

saya bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan Bapak/Ibu.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila Bapak/Ibu setuju ikut serta dalam

penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

SHINTA ERRY YULIANA

NIM.201302104

Madiun, Juli 2017

Responden

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

55

Lampiran 4 Lembar Standart Operasional Prosedur

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)

STANDART

OPERASIONAL

PROSEDUR

POSISI SEMI FOWLER

PENGERTIAN Cara berbaring pasien dengan posisi setengah

duduk

TUJUAN

1. Mengurangi sesak napas

2. Memberikan rasa nyaman

3. Membantu memperlancar keluarnya cairan

4. Membantu mempermudah tindakan

pemeriksaan

TEMPAT Di ruang Anggrek RS Paru Dungus

PROSEDUR

PELAKSANAAN

Persiapan alat :

1. Sandaran punggung atau kursi

2. Bantal atau balok penahan kaki tempat

tidur bila perlu

3. Tempat tidur khusus (functional bed) bila

perlu.

Tahap Orientasi :

1. Perkenalkan diri anda pada klien,

termasuk nama dan jabatan atau peran

dan jelaskan apa yang akan dilakukan.

2. Pastikan identitas pasien

3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan

tindakan tersebut yang dapat dipahami

oleh klien

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

56

4. Yakinkan klien nyaman dan memiliki

ruangan yang cukup dan pencahayaan

yang cukup untuk melaksanakan tugas.

Tahap Kerja :

1. Cuci tangan

2. Dekatkan peralatan dan jaga privasi

klien

3. Pasien di dudukan, dengan senyaman

mungkin.

4. Berikan sandaran berupa bantal pada

tempat tidur pasien atau atur tempat

tidur, untuk posisi semi fowler 30º dan

posisi semi fowler 45º.

5. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring

setengah duduk.

6. Lalu rapikan pasien.

Hal – hal yang harus diperhatikan :

1. Perhatikan keadaan umum pasien

2. Bila posisi pasien berubah, harus segera

dibetulkan

3. Khusus pada pasien pasca bedah dilarang

meletakkan bantal di bawah perut

4. Ucapkan terima kasih atas kerja sama

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

57

klien

5. Evaluasi hasil kegiatan dan dokumentasi

tindakan

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

58

Lampiran 5 Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

A. Identitas Responden

1. Identitas Responden :

a. No Responden :

b. Nama Responden :

c. Jenis Kelamin : ( L / P )

d. Umur :………..tahun

e. Pendidikan :

Sekolah

Perguruan

f. Pekerjaan :

dll

B. Keefektifan Pola Napas

1. Keefektifan pola napas sesudah melakukan terapi pemberian posisi semi

fowler 30º dan 45º.

Tanggal pelaksanaan :

Hasil Pemeriksan :

No

Hasil frekuensi napas

posisi semi fowler 30º

(setelah 5menit pemberian posisi

semi fowler)

Hasil frekuensi napas

posisi semi fowler 45º

(setelah 5menit pemberian posisi semi

fowler)

1

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

53

Lampiran 6LembarHasilTabulasi

HASIL TABULASI

PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30 DAN 45 TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA PASIEN TB PARU

DI RUANG ANGGREK RS PARU DUNGUS

BulanAgustus 2017

No Nama Responden Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Frekuensi sebelum Frekuensi sesudah Posisi Semi Fowler

1 S 2 60 3 1 24 19 1

2 K 1 57 1 5 24 18 1

3 D 1 61 2 5 24 16 1

4 S 1 65 2 5 24 18 1

5 S 2 61 4 5 23 20 1

6 A 1 46 3 5 25 20 1

7 K 1 59 1 5 26 20 1

8 P 2 62 2 5 24 18 1

9 S 2 60 2 1 26 18 1

10 T 1 65 2 5 26 19 1

11 W 2 50 3 1 26 18 1

12 S 1 61 2 5 25 18 1

13 S 1 55 3 3 28 16 1

14 K 1 62 1 5 24 18 1

15 A 1 65 1 5 26 17 1

16 J 1 62 2 5 24 18 1

17 T 1 59 1 5 28 22 2

18 D 2 57 2 1 28 17 2

19 T 2 59 3 1 24 19 2

20 I 2 53 4 1 25 18 2

21 B 1 65 1 5 24 17 2

22 E 2 64 3 1 26 22 2

23 G 2 45 4 1 25 17 2

24 H 1 48 4 5 25 16 2

25 M 2 46 5 1 24 17 2

26 L 1 61 3 5 24 18 2

27 J 2 60 3 5 24 17 2

28 Y 2 54 5 1 27 16 2

29 W 1 59 3 3 25 16 2

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

53

Lampiran 7 Output SPSS

DATA UMUM

Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan

pendidikan

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

54

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

55

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

56

DATA KHUSUS

UJI STATISTIK SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30°

DAN 45°

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

57

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

58

UJI NORMALITAS

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

59

UJI MANN-WHITNEY U

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

60

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian STIKES BHM

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

61

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian RS Paru Dungus

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

62

Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

63

Lampiran 11 Lembar Konsultasi

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

64

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

65

Page 105: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

66

Page 106: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

67

Page 107: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

68

Page 108: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

69

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

Page 109: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

70

Page 110: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

71

Page 111: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

72

Page 112: SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ...repository.stikes-bhm.ac.id/238/1/70.pdf1 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER 30º DAN 45º TERHADAP KEEFEKTIFAN POLA NAPAS

73