skripsi -...

73
LAYANAN KONSELING INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU DAN DHUAFA PUTRI MUHAMMADIYAH PRAMBANAN DI KALASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Disusun Oleh: Mila Erdina NIM 12220101 Pembimbing A.Said Hasan Basri, S.Psi.,M.Si. NIP. 19750427 200801 1 008 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: truongcong

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

LAYANAN KONSELING INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BERPRESTASI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN YATIM

PIATU DAN DHUAFA PUTRI MUHAMMADIYAH PRAMBANAN DI

KALASAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Disusun Oleh:

Mila Erdina

NIM 12220101

Pembimbing

A.Said Hasan Basri, S.Psi.,M.Si.NIP. 19750427 200801 1 008

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki
Page 3: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki
Page 4: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki
Page 5: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur atas kenikmatan dan kemudahan

yang telah Allah SWT berikan,

maka karya ini penulis persembahkan untuk:

Ibu (Sri Eko Budi Astuti), Bapak (Muckhayat), kakak ku (Zulneris, Nazam, Finur,

Akmal) dan adik ku (Dina) yang selalu mendukung penulis dalam memperoleh

ilmu, yang selalu mendoakan ku di setiap doanya.

Page 6: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

vi

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri.”1

(Q.S. Ar-Ra’d: 11)

“Man jadda wajada”

“barang siapa yang bersungguh-sungguh niscaya akan berhasil”2

1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2005),hlm.199.

2 Akbar Zainudin,”Man Jadda Wajada:The Art of Excellent Life”, (Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama, 2010), hlm. 10.

Page 7: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan, sehingga penulis masih mempunyai kesempatan untuk

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu memberi inspirasi bagi

kami untuk saling peduli dan berbagi.

Alhamdulillah, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala

partisipasinya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik dan Dekan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

3. Bapak A. Said Hasan Basri, S.Psi, M.Si, selaku ketua program studi

Bimbingan dan Konseling Islam Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga

Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Skripsi yang banayk membantu dalam

proses penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas segala bimbingan,

dukungan dan ilmu yang telah diberikan.

4. Segenap staff Tata Usaha Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

dan Staff Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang membantu

Page 8: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

viii

memberi kemudahan urusan administrasi bagi penulis selama kegiatan

perkuliahan samapi akhir masa studi.

5. Bapak Slamet, S.Ag, M.Si, dan Bapak Drs. Abror Sodik, M.Si, selaku

penguji sidang munaqosah yang telah memberikan masukan untuk

perbaikan skripsi penulis.

6. Kaka iparku (Tri, Hakim, Nita), keponakan-keponakanku (Hafis, Amin,

Askana, Awan, Faras, Salsabila) keluarga besar dan kerabat, terimakasih

selalu memberikan doa, senyum yang hangat penyemangat dan perhatian

untuk penulis.

7. Keluarga besar simbah Hadi Martoyo, tante, om, adek-adek yang selalu

mendoakan penulis serta memberikan semangat dan tidak pernah bosan

mendangarkan keluh kesah penulis.

8. Teman-teman program studi Bimbingan dan Konseling Islam angkatan

2012 yang hampir empat tahun belajar saling mendukung dan telah

memberi banyak arti. Terutama teman yang selalu menhibur dan baik hati

serta yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah ku (Diah Astuti, Siti Umi

Taslima, Istiqomah, Inthan Permata, Kiki Fitriyani, Utik Mukaromah,

Syidah Ulin Nuha, Mustika, Heni, dan Rifki Mahera.

9. Teman-teman KKN 86 G-Satu di Gadingan yang sudah banyak memberikan

pengalaman dan berjuang bersama dalam kegiatan kuliah kerja nyata selama

2 Bulan semoga silatuhrahmi kita tetap terjaga (Atin, Putri, Yuni, Tia,

Thibur, Viyad, Cisna, Hadi dan Fikri) .

Page 9: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

ix

10. Bapak Triyono S.pd.T selaku pengasuh panti asuhan yang telah

mengizinkan penulis di Panti Asuhan Yatim Piatu Dhuafa Putri

Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

11. Anak Panti Asuhan Muhammadiyah Prambanan terutama yang telah

bersedia penulis repotkan dalam pengumpulan untuk skrisi ini ( Evri, Vita,

Shela, Imeh, Musri, Aisyah) dan pendamping yang sudah banyak

membantu penulis dan meluangkan banyak waktu (mbak Denok Rofiah dan

mbak Hani).

12. Kelayan Panti Werdha (Mbah Tuti, Mbah Hendro, Mbah Ninik, Mbah

Jamilah) yang memberikan keceriaan dan kasih sayang serta doa-doa untuk

kesuksesan dan kebahagiaan penulis.

13. Berbagai pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi yang tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan pada masa yang akan datang. Harapan penulis semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Yogyakarta, 14 Juni 2016Penulis

Mila Erdina12220101

Page 10: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

x

ABSTRAK

MILA ERDINA (12220101), Layanan Konseling Individu dalam MeningkatkanMotivasi Berprestasi pada Remaja di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa PutriMuhammadiyah Prambanan di Kalasan, Skripsi, Program Studi Bimbingan danKonseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam NegriSunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Fokus penelitian ini adalah tahap-tahap pelaksanaan dan faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konseling individu dalammeningkatkan motivasi berprestasi pada remaja Panti Asuhan Yatim Piatu danDhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di Kalasan. Dalam penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yangdigunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan danfaktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konseling individu dalammeningkatkan motivasi berprestasi di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa PutriMuhammadiyah Prambanan di Kalasan. Selanjutnya melakukan kreabilitas datamenggunakan trianggulasi sumber serta mengunakan analisis dengan caramereduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tahap-tahap pelaksanaan danfaktor-faktor layanan konseling individu dalam meningkatkan motivasiberprestasi pada remaja di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa PutriMuhammadiyah Prambanan di Kalasan, yaitu pertama, tahap awal terdiri darimembangun hubungan konseling yang melibatkan konseli, memperjelas danmendefinisikan masalah. Kedua yaitu, tahap pertengahan yaitu menjelajahi danmengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian. Ketiga yaitu, tahap akhir berupaadanya perubahan sikap dan tingkah laku yang positif pada remaja panti.sedangkan faktor yang mempengaruhi ada empat yaitu keseriusan masalah yangdipaparkan, inisiatif, keseriusan konseli dan keseriusan konselor mampumemberikan bantuan berupa motivasi kepada remaja.

Kata kunci: Konseling Individu, Motivasi Berprestasi, Remaja, PantiAsuhan.

Page 11: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iI ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI……………………………………………

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. i

iii

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

MOTTO.................................................................................................................. ivi

KATA PENGANTAR............................................................................................ ivii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ixi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ixiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ........................................................................................... i1

B. Latarbelakang Masalah................................................................................. i3

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ i8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................................. i8

E. Kajian Pustaka .............................................................................................. i10

F. Kerangka Teori ............................................................................................. i15

G. Metode Penelitian......................................................................................... i42

Page 12: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

xii

BAB II GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN DAN MOTIVASI

BERPRESTASI

A. Gambaran Umum Panti Asuhan .................................................................. i59

B. Gambaran Umum Motivasi Berprestasi Remaja di Panti............................. i60

C. Pola Pelayanan di Panti Asuhan ..........................................65

BAB III TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING

INDIVIDU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI

REMAJA DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU DAN DHUAFA

PUTRI MUHAMMADIYAH PARAMBANAN DI KALASAN

A. Tahap-tahap Pelaksanaan layanan Konseling Individu di Panti

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah

Prambanan di Kalasan...............................................................................67

1. Tahap Awal Konseling........................................................................67

2. Tahap Pertengahan Konseling.............................................................73

3. Tahap Akhir Konseling .......................................................................83

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Layanan Konseling

Individu dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Remaja di

Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah

Prambanan di Kalasan………………….. 88

1. Keseriusan Masalah yang Dipaparkan ................................................88

Page 13: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

xiii

2. Inisiatif ...............................................................................................90

3. Kualitas Konseli .................................................................................93

BAB IV

4. Kualitas Konselor................................................................................

PENUTUP

96

C. A. Kesimpulan.....................................................................

B. Saran ............................................................................................................ i

102

103

C. Kata Penutup ................................................................................................ i104

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Pedoman Dokumentasi

2. Profil Informan

3. Daftar Riwayat Hidup

Page 14: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Susunan Pengurus Panti Asuhan Yatim dan Dhu’afaMuhammadiyah Cabang Prambanan di Kalasan ............................. 52

Tabel 2 Daftar Anak Asuh (Santri) Panti Asuhan Yatim dan Dhu’afaMuhammadiyah Cabang Prambanan di Kalasan ............................. 55

Tabel 3 Jadwal Kegiatan Panti Asuhan Yatim dan Dhu’afaMuhammadiyah Cabang Prambanan di Kalasan ............................. 56

Page 15: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pemahaman atau

penafsiran yang tidak sesuai dengan makna yang penulis maksudkan

berkaitan istilah-istilah dalam judul penelitian “Layanan Konseling Individu

Dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi pada Remaja di Panti Asuhan

Putri Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan di Kalasan” maka

penulis perlu memberikan penegasan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Layanan Konseling Individu

Layanan yaitu menolong, menyediakan segala apa yang

diperlukan.1 Menurut Mortensen konseling merupakan proses hubungan

antara pribadi dimana orang yang satu membantu yang lainnya untuk

meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.2

Sepertihalnya remaja panti asuhan yang memerlukan bantuan untuk

meningkatkan pemahaman dalam berprestasi.

Jadi, layanan konseling individu yang dimaksud dalam penelitian

ini menyediakan segala apa yang diperlukan remaja panti melalui proses

hubungan antara remaja panti dengan pendamping untuk meningkatkan

1 Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011), hlm.674.

2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.22.

Page 16: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

2

pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya di Panti Asuhan

Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

2. Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Secara bahasa, meningkatkan berarti menaikkan atau

mempertinggi.3 Dalam penelitian ini, meningkatkan yang dimaksud adalah

mempertinggi motivasi agar memperoleh hasil usaha yang maksimal.

Motivasi berprestasi merupakan motivasi yang membuat individu

berusaha mencapai prestasi dari kegiatan yang dilakukannya dan berusaha

mengatasi segala hambatan yang menghalangi usahanya untuk mencapai

prestasi tersebut. Individu yang memiliki motivasi berprestasi berusaha

mengetahui feed back dari pekerjaan yang dilakukannya yang dijadikan

masukan dalam usahanya mencapai prestasi sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkannya. Individu yang memiliki motivasi berprestasi yang

tinggi berusaha untuk menjadi lebih baik atau lebih berprestasi.4

Jadi, meningkatkan motivasi berprestasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah meninggikan motivasi yang membuat remaja di Panti

Asuhan Muhammadiyah Prambanan di Kalasan untuk berusaha mencapai

prestasi dari kegiatan yang dilakukannya dan berusaha mengatasi segala

hambatan yang menghalangi usahanya untuk mencapai prestasi tersebut

3 WJS Poerwadirmanto. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),hlm.780.

4 Martini Jamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia,2013), hlm.175.

Page 17: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

3

3. Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan

di Kalasan

Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan

di Kalasan merupakan salah satu cabang Panti Asuhan Muhammadiyah

Putra Prambanan yang berlokasi di jalan Solo km 14 Candisari, Bendan,

Tirtomartani, Kalasan, Sleman 55571 Telp 024-699 1 620.

Berdasarkan penegasan istilah-istilah tersebut, maka yang

dimaksud secara keseluruhan dengan judul penelitian “Layanan Konseling

Individu Dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi pada Remaja di Panti

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di

Kalasan” ini adalah suatu penelitian tentang tahap-tahap pelaksanaan

layanan konseling individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan layanan konseling individu dalam meningkatkan motivasi

berprestasi pada remaja di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri

Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

B. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami

peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik

emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-

masalah. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini

tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Tumbuh

kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi ditoleransi.

Kebebasan remaja saat ini sulit diatasi. Seperti halnya baru-baru ini sering

Page 18: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

4

terjadi kasus seperti tawuran, narkoba, pemerkosaan bahkan pembunuhan

yang dilakukan oleh remaja. Selain itu, Kehidupan remaja pada masa kini

mulai memprihatinkan. Buktinya dapat kita lihat kebiasaan remaja yang kini

lebih mementingkan penampilan dan menyalahgunakan kecangihan alat

komunikasi tanpa menghiraukan urusan pendidikan ataupun prestasi.

Ada dua kategori pada remaja, yaitu remaja aktif dan remaja pasif.

Ciri khas remaja aktif yaitu mereka selalu dipenuhi oleh pikiran dan perasaan

optimis, sikap optimis mendorong mereka selalu berpikiran positif dan

memandang segala sesuatu dari sisi posotif. Sikap ini membuat mereka

termotivasi dalam menghadapi berbagai tantangan misalnya, menghadapi

olimpiade, berusaha menjadi juara kelas, dan menghadapi tantangan lain

dalam perkembangan remaja.

Sedangkan ciri remaja pasif bersifat menunggu dan cenderung takluk

pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya

yang memiliki sifat ini cenderung lambat dalam melakukan kegiatan. Remaja

yang pasif cenderung bergantung kepada orang lain baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah.5

Adanya dua katagori dalam remaja perlu motivasi untuk

meningkatkan kualitas diri dan memperbaiki. Dengan adanya motivasi

tersebut remaja bisa lebih diarahkan kepada hal-hal yang baik bukan hal-hal

yang merugikan dirinya. Keadaan ini seperti yang dialami remaja yang

5 Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, ( Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009), hlm.376-177.

Page 19: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

5

bertimpat tinggal di panti asuhan, khususnya Panti Asuhan Putri Yatim Piatu

dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

Panti asuhan merupakan tempat untuk memelihara anak-anak yatim

maupun yatim piatu, sedangkan anak-anak yang bertempat tinggal di pati

asuhan disebut anak asuh. Anak asuh yang di rawat dan dipelihara Panti

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah Prambanan di Kalasan

mulai dari usia 0 tahun sampai remaja. Anak asuh panti asuhan mempunyai

latar belakang kehidupan yang berbeda-beda, mereka berasal dari berbagai

kondisi seperti: yatim, yatim piatu, dan dhuafa, brokenhome, ataupun salah

satu orang tua mereka meninggal dunia lalu salah satunya menikah lagi tetapi

anak tersebut kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuannya.

Panti Asuhan memiliki aturan-aturan bagi anak asuhnya seperti, anak

asuh tidak diizinkan membawa handphone sehingga komunikasi dengan

keluarga teman terbatas, dikhususkan bagi remaja mereka merasa ketinggalan

zaman, izin pulang ke daerah asal sekali dalam satu tahun, orang tua

dianjurkan untuk tidak sering menelpon anaknya, karena dikhawatirkan akan

menimbulkan kecemburuan bagi anak asuh lain karena ada beberapa orang

tua yang tidak pernah menanyakan kabar anaknya yang tinggal di panti.6

Perbedaan anak panti dan anak biasa mungkin hanya terlihat di

tempat dan aktivitasnya saja. Ketika melihat anak biasa yang tinggal bersama

kedua orang tuanya dalam satu rumah, mereka bisa saja meminta apa yang

mereka inginkan. Sedangkan anak panti, terbatas oleh peraturaan dan keadaan

6 Wawancara dengan Mbak Hani, Selaku Kakak Pendamping Panti Asuhan, PadaTanggan 30 April 2016 Pukul 18.30 WIB.

Page 20: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

6

panti asuhan. Mereka harus mematuhi peraturan yang sudah dibuat oleh panti

dan tidak boleh melangar. Apabila mereka melangar aturan itu, terdapat

hukuman bagi mereka walaupun hukuman disini tidaklah seberat yang

dibayangkan.

Oleh sebab itu, perlu adanya konseling yang dilakukan guna

meningkatkan motivasi berprestasi. Konseling sebagai suatu hubungan antara

seseorang (konselor) dengan orang lain (konseli). Dimana seseorang berusaha

untuk membantu orang lain, agar memahami masalah dan dapat

memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian diri.7

Memotivasi seseorang apalagi remaja sangat perlu diperhatikan cara

penyampaian ataupun memahami dari remaja itu sendiri. Karena memberikan

nasihat kepada remaja sudah beda daripada menasihati anak kecil yang masih

bisa diajak untuk kompromi. Jika kita menyesuaikan apa yang telah

disampaikan tidaklah sia-sia.

Dari pengamatan awal penulis mendapatkan informasi tentang

keadaan yang ada di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Muhammadiyah

Prambanan di Kalasan. Remaja panti tersebut hidup tidak hanya sendiri,

melainkan tinggal dengan teman-temannya di panti yang berasal dari berbagai

daerah dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini menjadi salah satu

7 Sofyan S.Willis, konseling individual Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta, 2011),hlm.17

Page 21: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

7

masalah yang mempengaruhi remaja panti dalam melakukan aktivitas

belajar.8

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar di panti asuhan sendiri

mempunyai jadwal belajar untuk anak-anak panti dari mulai SD, SMP, SMA

dan Mahasiswa. Dari kegiataan tersebut dapat dilihat keseriusan dalam

belajar, remaja yang memang serius dalam belajar dan juga ada yang hanya

bermain. Namun, terdapat beberapa remaja yang terlihat motivasi belajarnya

kurang, sehingga perlu penanganan khusus. Remaja Panti yang bermalas-

malasan dalam setiap jam belajar biasanya hanya tidur-tiduran, bercanda atau

menggangu temannya yang sedang belajar.9

Remaja panti yang sering bermalas-malasan dalam belajar sudah

sering terlihat tidak hanya satu atau dua kali akan tetapi sudah berkali-kali

remaja panti tersebut terlihat bermalas-malasan. Oleh sebab itu, engasuh panti

langsung turun tanggan untuk menangani masalah remaja tersebut. pengasuh

panti juga tidak sekedar memberikan nasehat kepada remaja panti tersebut.

Namun, pengasuh panti juga memberikan pendampingan terhadap remaja

panti tersebut supaya motivasi belajarnya meningkat.

Oleh sebab itu, sebagai pengasuh dan kakak pendamping diharapkan

bisa membimbing dan mendampingi adik-adik panti. Remaja panti perlu

dukungan dan motivasi dari pengasuh serta kakak pendamping dalam hal

8 Wawancara dengan mba Denok Rofi’ah, selaku Kakak Pendamping Panti Asuhan, padatanggal 30 Maret 2016 pukul 16.00.

9 Observasi Aktivitas-Aktivitas Pembelajaran Panti Asuhan Yatim Piatu DhuafaMuhammadiyah Prambanan Di Kalasan, Tanggal 1April2016.

Page 22: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

8

layanan konseling individu yang dapat dilakukan secara rutin dan berjalan

seiring perkembangan zaman serta regenerasi kakak pendamping.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penulis ingin meneliti

bagaimana layanan yang diberikan panti untuk konseling individu dalam

menangani remaja berkaitan dengan motivasi berprestasi sesuai dengan

keadaan ataupun kondisi panti. Pada dasarnya, berprestasi itu tidaklah

memandang siapa dan bagaimana kehidupannya melainkan usaha dan

tindakan yang dilakukannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan layanan konseling individu dalam

meningkatkan motivasi berprestasi pada remaja di Panti Asuhan Yatim

Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di Kalasan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan layanan konseling

individu dalam meningkatkan motivasi berprestasi pada pada Remaja Panti

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di

Kalasan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui tahap-tahap pelaksanaan layanan konseling

individu dalam meningkatkan motivasi berprestasi Remaja di Panti

Page 23: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

9

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan

di Kalasan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

layanan konseling individu dalam meningkatkan motivasi

berprestasi di Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri

Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mampu

memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah

ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang bimbingan dan

konseling khususnya terkait bimbingan dan konseling Islam

berkaitan dengan layanan konseling individu guna meningkatkan

motivasi berprestasi remaja Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa

Putri Muhammadiyah Prambanan di Kalasan.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara

akademik sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian yang

selanjutnya dan juga dapat dijadikan sebagai bahan refrensi,

khususnya bagi para konselor untuk meningkatkan motivasi

berprestasi dengan melaksanakan konseling individu yang tepat.

Page 24: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

10

E. Kajian Pustaka

Setelah meneliti dan mengkaji terhadap skripsi dan pustaka, penulis

tidak menemukan penelitian yang membahas tentang “Layanan Konseling

Individu Dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Remaja di Panti Asuhan

Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di Kalasan”.

Hanya saja penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan

penulis yang teliti, diantaranya adalah:

1. Fatmawati dengan judul “Layanan Konseling Individu dalam Menangani

Kecemasan Berpidato (Studi pada Siswa MTs Negri Yogyakarta 1)” hasil

penelitian ini membahas tentang layanan konseling individu yang

dilakukan oleh guru BK dengan menjalin hubungan baik antara guru BK

dan siswa dengan adanya sentuhan jasmaniah dan kehangatan untuk

menyelesaikan masalah siswa yang mengalami kecemasan ketika akan

maju berpidato di depan umum. Mengunakan teknik konseling Rasional

Emotif Therapy (RET) dengan pendekatan Assertive Trainning dan

Systematic Desensitizion, yang digunakan sebagai latihan secara terus-

menerus dan cara guru BK mengatasi kecemasan siswa berpidato.10

Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah objek dan subyek yang

diteliti dan penulis mengunakan pendekatan Rasional Emotif Therapy

(RET) sebagai latihan secara terus menerus.

10 Fatmawati dengan judul “Layanan Konseling Individu dalam Menangani KecemasanBerpidato (Studi pada Siswa MTs Negeri Yogyakarta 1)” Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta:Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2015)

Page 25: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

11

2. Desi Khulwani dengan judul “ Bimbingan dan Konseling Islam Untuk

Mengatasi Problematika Santri (Studi pada Santri Asrama An-Nisa di

Pondok Pesantren Waahid Hasyim, Condongcatur, Depok, Sleman,

Yogyakarta)” hasil penelitian ini membahas tentang bentuk

problematika santri dan bentuk bimbingan dan konseling terhadap santri

meliputi problematika tingkat wajar dan problematika tingkat tengah

sedangkan bentuk Bimbingan dan Konseling Islam diperoleh hasil

meliputi bentuk bimbingan belajar dan kelompok, bentuk konseling

individu dan kelompok serta bentuk bimbingan Spiritual.11 Yang

membedakan penelitian ini dengan penulis adalah obyek dan cara

memberikan layanan dengan kelompok serta menekankan pada spiritual.

3. Tri Astuti Sari dengan judul “Konseling Individu dalam Mengatasi Siswa

dengan Perilaku Rendah Diri (Studi Kasus Terhadap Tiga Siswa Kelas

VII di SMP Negeri 5 Banguntapan)” hasil penelitian ini membahas

tentang penerapan konseling individu pada siswa SMP Negri 5

Banguntapan dalam mengatasi siswa yang berperilaku rendah berjalan

dengan baik menggunakan pendekatan client-centerd, dikatakan

demikian pada konseling individu ini terlihat perubahan-perubahan

ketiga siswa tersebut dengan menunjukan perilaku dalam pergaulan,

lebih percaya diri, bisa menerima keadaan dirinya dan terbuka dengan

temannya kriteria keberhasilan yaitu perubahan dalam hubungan sosial

11 Desi Khulwani dengan judul “Bimbingan dan Konseling Islam Untuk MengatasiProblematika Santri (Study pada Santri Asrama An-Nisa di Pondok Pesantren Wahid Hasyim,Condongcatur,Depok,Sleman,Yogyakarta) Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Jurusan BKIFakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2015)

Page 26: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

12

siswa.12 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada

objek dan subjek.

4. Subardiana dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap

Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling dengan Tingkat Motivasi

Berprestasi Siswa di SMP Muhammadiyah Piyungan” hasil penelitian ini

membahas tentang persepsi siswa terhadap kompetensi guru bimbingan

dan konseling dengan latar belakang bukan guru bimbingan konseling,

namun ada salah satu guru BK yang berlatar belakang psikologi yang

membantu kelancaran guru dalam berinteraksi dengan siswa dan

memecahkan masalah-masalah siswa baik di kelas maupun di lapangan.

Ada hubungan antara siswa terhadap kompetensi guru BK dengan

motivasi berprestasi.13 Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah ini

obyek dimana guru BK yang menjadi sasaran untuk penelitian.

5. Wulan Yunifa Sari dengan judul “Motivasi Ekstrinsik Sebagai Motif

Berprestasi (Studi pada Setiati Widihastuti, Pendiri Sekolah Khusus

Austistik Fajar Nugraha di Yogyakarta)” hasil penelitian ini membahas

tentang Setiati yang memiliki anak semata wayang penyandang autis

yang memberikan pengaruh positif pada Setiati untuk berprestasi sebagai

ibu dari anak penyandang autis yang akhirnya mendirikan sekolah khusus

12 Tri Astuti Sari dengan judul “Konseling Individu Dalam Mengatasi Siswa DenganPerilaku Rendah Diri(Study Kasus Terhadap Tiga Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 5Banguntapan)” Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Jurusan BKI Fakultas Dakwah danKomunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2014).

13 Subardiana dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi GuruBimbingan dan Konseling dengan Tingkat Motivasi Berprestasi Siswa di SMP MuhammadiyahPiyungan)” Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta:Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2012).

Page 27: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

13

autistik, dinamika motivasi ekstrinsik sebagai motif berprestasi adalah

dengan mampu berpikiran rasional dan memilih serta melakukan sesuatu

berdasarkan pilihan yang dirasakan baik diikuti dengan tetap bersyukur

terhadap Allah sehingga menghasilkan prestasi yang dapat

dibanggakan.14

6. Ana Roisoh dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits

Melalui Media Puzzle pada Peserta Didik Kelas IV MIN Melikan

Rongkop Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013” hasil penelitian

ini membahas tentang pembelajaran dengan menggunakan media puzzle

yang berperan di sini adalah seorang guru yang melakukan demonstrasi

dengan media puzzel, dengan permainan puzzel dirasa oleh guru

permainan tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar dilihat dari

peminat anak dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru melalui

permainan edukasi sehingga peserta didik sangat aktif dan mudah

memahami materi yang diberikan oleh guru.15 Yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian penulis objek dan penelitiaan ini

menggunakan Puzzel untuk memahami Al-Quran.

7. Mya Rahmayani dengan judul “Pengaruh Penggunaan Buku Pedoman

Petunjuk Praktikum IPA Aspek Kimia Karya Hayatun Nupus S.Pd.Si

14 Wulan Yunifa Sari dengan judul”Motivasi Ekstrinsik Sebagai Motif Berprestasi (StudiPada Setiati Widihastuti, Pendiri Sekolah Khusus Austistik Fajar Nugraha di Yogyakarta)” Skripsitidak diterbitkan (Yogyakarta:Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Sunan KalijagaYogyakarta.2011)

15Ana Roisoh dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits MelaluiMedia Puzzle pada Peserta Didik Kelas IV MIN Melikan Rongkop Semester Genap TahunPelajaran 2012/2013”Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta:Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah danKeguruan,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2013)

Page 28: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

14

pada Materi Pokok Asam, Basa, dan Garam Terhadap Motivasi

Berprestasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1

Jalaksana” hasil penelitian membahas tentang buku petunjuk praktikum

IPA berpengaruh positif terhadap prestasi belajar didik kelas VII SMP

Negri 1 jalaksana yang dimana buku tersebut menjadi panduan pelajar

siswa untuk menyelesaikan tugas–tugas yang diberikan oleh guru adapun

kemudahan siswa dalam memahami buku panduan tersebut dengan isi

yang mudah dipahami.16 Perbedaan penelitian ini dengan penulis yaitu

membahas tentang buku petunjuk untuk meningkatkan motivasi

berprestasi.

Berdasarkan hasil penjelasan sebelumnya, penulis menyimpulkan

terdapat perbedaan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi perbedaan

dalam penelitian ini adalah subjek penelitian, lokasi penelitian dan cara

mengekplorasi gambaran layanan konseling individu dan motivasi

berprestasi. Jadi penelitian yang dilakukan untuk meneliti layanan konseling

individu guna meningkatkan motivasi berprestasi remaja panti asuhan

dilakukan dengan melihat secara langsung proses konseling tersebut.

16 Mya Rahmyani dengan judul “Pengaruh Penggunaan Buku Pedoman PetunjukPraktikum IPA Aspek Kimia Karya Hayatun Nupus S.Pd.Si pada Materi Pokok Asam,Basa, danGaram Terhadap Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1Jalaksana” Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta:Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Sains danTeknologi.2012)

Page 29: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

15

F. Kerangka Teoritik

1. Tinjauan Umum tentang Layanan Konseling Individu

a. Pengertian Layanan konseling individu

Layanan Konseling individu adalah hubungan antara orang

yang memberikan bantuan yang telah mendapatkan pelatihan dengan

orang yang mencari bantuan, yang didasari oleh keterampilan

konselor. Konselor menciptakan sebuah atmosfer untuk konseli

supaya konseli dapat belajar membangun relasi dengan dirinya dan

orang lain dengan cara yang produktif.17

Konseling individu adalah suatu layanan berupa dialog tatap

muka antara konselor dan konseli untuk memecahkan berbagai

masalah dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki.18

Konseling individu yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor

kepada seseorang (konseli) dengan tujuan berkembangnya potensi

konseli, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan

diri secara positif.19 Layanan konseling individu merupakan bantuan

yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan

perilaku siswa. Proses konseling bersifat emosional diarahkan pada

perubahan sikap, pola-pola hidup sebab hanya dengan perubahan-

17 Gantina dan Wahyuni, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 8.

18 Hibada S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, ( Yogyakarta: UCY Pres,2003), hlm.58.

19 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek...hlm.35.

Page 30: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

16

perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan

penyelesaian masalah.20

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dimaksud dengan

layanan konseling individu ialah suatu kegiatan konselor atau orang

yang ahli dalam bidang konseling dalam rangka membantu konseli

atau orang lain yang mempunyai masalah dalam dirinya dengan cara

tatap muka untuk memecahkan suatu masalah dan mencari alternatif

pemecahan masalahnya.

b. Tujuan Layanan Konseling Individu

Tujuan konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah

laku konseli. Konselor memusatkan perhatiannya kepada konseli

dengan mencurahkan segala daya dan upayanya demi perubahan pada

diri konseli, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik, teratasinya

masalah yang dihadapi konseli.21

1) Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan,

serta pandangan-pandangan konseli yang irasional dan tidak logis

menjadi pandangan yang rasional dan Dengan demikian konseli dapat

mengembangkan diri serta meningkatkan self actualization-nya

seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan efektif yang

positif.

20 Mochamad Nursalim, Bimbingan dan Konseling Pribadi dan Sosial...hlm. 54-55.

21 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hlm.105

Page 31: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

17

2) Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri

sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas,

merasa was-was, rasa marah dan lain sebagainya.22

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

konseling itu merubah seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih

baik dan menjadikan konseli untuk selalu berfikiran positif supaya

dapat mengendalikan emosi yang ada dalam diri individu itu sendiri

untuk menangani ganguan emosional yang kerap dimiliki oleh

seseorang.

c. Metode Konseling Individu

Dalam konseling individu ada tiga cara yang dapat dilakukan

yaitu:

1) Konseling Directive

Layanan konseling ini berpusat pada konselor directive

(counselor centered) konselor yang menggunakan metode ini

membantu memecahkan masalah konseli secara sadar

menggunakan sumber intelektualnya. Tujuan utamanya adalah

membantu konseli mengganti tingkah laku emosional dan implusif

dengan tingkah laku yang rasional.23

22 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), hlm.132

23 Ibid., hlm.125.

Page 32: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

18

2) Konseling Nondirective

Peran konselor dalam pengajaran nondirektif adalah

sebagai fasilitator bagi pertumbuhan dan perkembangan konseli.

Dalam peran ini, konselor membantu konseli untuk menemukan

gagasan-gagasan baru tentang kehidupannya, baik yang

berhubungan dengan sekolah maupun dalam kehidupannya sehari-

hari. Model ini berasumsi bahwa konseli mau bertangung jawab

atas proses belajarnya.24

3) Konseling Eklektik

Dalam layanan ini, konselor menggunakan cara-cara yang

dianggap baik atau tepat, yang disesuaikan dengan masalah

konseli. Sehingga konselor menggunakan teknik memberi saran,

nasihat, dan dorongan kepada konseli.

Konselor yang berpegang pada pola eklektik menguasai

sejumlah prosedur dan teknik serta memilih dari prosedur-prosedur

dan teknik-teknik yang diangap paling sesuai dalam melayani

konseli tertentu. 25

Jadi dalam metode konseling terdapat tiga metode yaitu

diractive konseling ini berpusat pada konselor, nondirektif konselor

sebagai fasilitator bagi perkembangan konseli dan eklektik

konselor mengunakan cara yang dianggap baik dengan teknik

24 Ibid., hlm.142.

25 Ibid., hlm.152-153.

Page 33: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

19

saran, nasihat dan dorongan dari ketiga metode tersebut dapat

dipakai dalam proses konseling tergantung dari permasalahan yang

dialami oleh konseli sendiri.

d. Ragam Teknik Layanan Konseling Individu

Sebelum melangsungkan proses konseling perlu adanya teknik

yang digunakan dalam proses konseling adapun teknik-teknik layanan

konseling individu sebagai berikut :

1.) Melayani (Attending)

Melayani disebut juga sebagai perilaku menghampiri

konseli yang mencakup komponen kontak mata, bahasa badan, dan

bahasa lisan. Perilaku attending yang baik adaah merupakan

kombinasi ketiga komponen tersebut sehingga akan memudahkan

konselor untuk membuat konseli terlibat pembicaraan dan terbuka.

Attending yang baik dapat: (1) meningkatkan harga diri konseli (2)

menciptakan suasana yang aman (3) mempermudah ekspresi

perasaan dengan bebas.

2). Empati

Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa

yang dirasakan konseli, merasa dan berfikir bersama konseli.

Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku

attending mustahil terbentuk empati.26 Empati yaitu turut

26 Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam,Panduan Mikro Konseling,(Yogyakarta:Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas IslamNegri Sunan Kalijaga Yogyakarta,tt), hlm.9.

Page 34: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

20

merasakan apa yang dihayati oleh konseli dan yang penting empati

berarti memahami diri konseli dan konseli tahu kalau konselor

memahami dirinya.27

Jadi seorang kenselor harus mampu merasakan apa yang

dirasakan konseli terhadap masalah yang sedang dialami oleh

konseli, tanpa adanya rasa empati dari konselor proses konseling

tidak bisa dipahami oleh konselor.

3). Refleksi

Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada

konseli tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil

pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.28 Dalam

hal ini konselor dituntut aktif dalam proses konseling agar

memahami apa yang disampaikan oleh konseli.

4). Eksplorasi

Suatu keterampilan konselor untuk membuat konseli

mengatakan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman kepada

konselor secara jujur.29 Dalam hal ini konselor dituntut untuk bisa

membawa konseli ke arah nyaman terhadap konselor dan tidak ada

keraguan dalam meluapkan perasaannya.

27 M. Husen Madhal, Hadis BKI Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: FakultasDakwah UIN Sunan Kalijaga, tt), hlm. 185

28 Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam,Panduan Mikro Konseling...hlm.10.

29 Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek...hlm.186.

Page 35: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

21

5). Bertanya

Bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk

mengetahui perasaan dan keadaan konseli secara lebih mendalam.

Ada dua macam tipe pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka (opened

question) dan pertanyaan tertutup (closed question). Pertanyaan

terbuka adalah teknik untuk memancing konseli agar mau berbicara

mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya.

Sedangkan pertanyaan tertutup (closed question) adalah teknik

mengumpulkan informasi, menjernihkan atau memperjelas sesuatu,

dan menghentikan pembicaraan konseli yang melantur atau

menyimpang jauh.30

6). Konfrontasi

Konfrontasi adalah teknik yang digunakan untuk

menunjukan adanya kesenjangan, diskripansi, inkronguensi pada

diri konseli, kemudian konselor mengumpanbalikkan kepada

konseli.31

7). Memberi Nasihat

Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika konseli

memintanya. Walau demikian, konselor tetap harus

30 Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Panduan Mikro Konseling...hlm.11-12.

31 Ibid.,12

Page 36: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

22

mempertimbangkannya, apakah pantas untuk memberi nasihat atau

tidak.32

8). Kesimpulan

Kesimpulan adalah ketrampilan pembimbing pada saat yang

tepat untuk bersama-sama dengan konseli menyimpulkan tahap

demi tahap pembicaraan yang telah dilakukan oleh konseli

sehubungan dengan pembahasan yang sedang berlangsung.33

Jadi dalam konseling harus melalui beberapa tahap dan

tidak bisa dilakukan secara tidak struktur karena dalam proses

konseling perlu ada kerjasama antara konselor dengan konseli

supaya terjalin hubungan baik dan mencapai pemecahan masalah

bersama.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan dalam proses

konseling dari awal pertemuan sampai akhir pertemuan ada

beberapa teknik yang dapat dilakukan konselor seperti melayani,

empati, refleksi, eksplorasi, bertanya, konforntasi, memberinasihat

dan kesimpulan yang dilakukan agar tujuan konseling tercapai.

e. Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Konseling Individu

Proses konseling individu terlaksana karena hubungan

konseling berjalan dengan baik. Proses konseling adalah peristiwa

yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta

32 Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori danPraktik, hlm. 93.

33 Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Panduan Mikro Konseling, hlm.13.

Page 37: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

23

konseling.34 Sedangkan proses konseling individu adalah suatu proses

untuk mengadakan perubahan pada diri konseli, perubahan itu sendiri

pada dasarnya adalah akan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum

ada atau belum berkembang misalnya berupa perubahan sikap,

pandangan dan keterampilan.35

1) Tahap Awal Konseling

Tahap ini terjadi sejak konseli menemui konselor hingga

berjalan proses konseling sampai konselor dan konseli

menemukan definisi masalah konseli atas dasar isu, kepedulian,

atau masalah konseli. Adapun konseling tahap awal dilakukan

konselor sebagai berikut:

a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli.

b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

c) Membuat penaksiran dan penjajakan.

d) Menegosiasikan kontrak.

2) Tahap Pertengahan Konseling

Menilai kembali masalah konseli akan membantu konseli

memperoleh perspektif baru, alternatif baru, yang mungkin

berbeda dengan sebelumnya, dalam rangka mengambil keputusan

dan tindakan dengan adanya perspektif baru, berarti ada dinamika

34 Sofyan S.Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek...hlm.50.

35 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya:Usaha Nasional, 1983), hlm.107.

Page 38: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

24

pada diri konseli menuju perubahan. Adapun tujuan-tujuan tahap

pertengahan ini yaitu:

a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian

konseli lebih jauh.

b) Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.

c) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

3) Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan)

Tahap akhir ini terjadinya perubahan sikap positif yaitu

mulai dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka

menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, guru, teman, keadaan

tidak menguntungkan dan sebagainya.36

Jadi dari penjelasan di atas seorang konselor perlu

memiliki proses dalam menjalankan konseling, konselor bisa

menggunakan teknik-teknik tersebut dengan baik dan dapat

dikembangkan sendiri oleh konselor selama proses konseling itu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Layanan Konseling Individu

Sejumlah faktor dapat mempengaruhi proses konseling yang

membuatnya menjadi lebih baik atau lebih buruk sehingga dalam proses

konseling dapat dilihat keberhasilan antara kerjasama konselor dan

konseli yang satu sama lain saling mempengaruhi, antara lain:

36 Sofyan S.Willis, Konseling Individual..., hlm.50-53.

Page 39: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

25

a. Keseriusan Masalah yang Dipaparkan

Konseling dipengaruhi oleh keseriusan masalah yang

dipaparkan oleh konseli. Dalam proses ini konseli dituntut untuk

menceritakan masalah dengan jelas agar apa yang disaimpaikan

dapat diterima oleh konselor agar terjalin kerjasama antara konselor

dan konseli.37 Jadi, konseli yang menginginkan penyelesaiaan

masalah harus ada keseriusan dalam penyaimpaian masalah pada

konselor dan harus sama dalam satu pemahaman.

b. Struktur

Struktur dalam konseling didefinisikan sebagai kesepahaman

bersama antara konselor dan konseli mengenai karakteristik, kondisi,

prosedur, dan parameter konseling. Konseli dan konselor kadang-

kadang mempunyai persepsi yang berbeda, dengan struktur antara

konselor dan konseli ada perjanjian di awal untuk melanjutkan

proses konseli berikutnya agar konseli tau apa yang diharapkan dari

proses konseling tersebut. Struktur membantu memperjelas

hubungan antara konselor dan konseli dan memberikan arah yang

benar, melindungi hak, peran dan kewajiban baik dari konselor

maupun konseli dan memastikan suksesnya konseling.38

37 Samuel T.Gladding, Konseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: PT Indeks, 2012),hlm.148.

38 Ibid., hlm.149.

Page 40: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

26

c. Inisiatif

Inisiatif dapat disebut juga sebagai motivasi untuk berubah.

Memang banyak konseli yang datang untuk konseli secara sukarela

atau berdasarkan keinginan sendiri. Jika konselor bertemu dengan

konseli yang sepertinya kurang berinisiatif, sering kali tidak tahu apa

yang harus diperbuat dengan konseli, apalagi bagaimana memulai

konseling.39

d. Kualitas Konseli

Hubungan konseling diawali sejak kesan pertama. Cara

konselor dan konseli saling berkenalan merupakan hal yang vital

dalam membangun sebuah hubungan yang produktif. Konseli datang

dalam beragam ukuran, bentuk, karakteristik kepribadian dan tingkat

ketertarikan. Konselor memang terpengaruh oleh penampilan dan

keahlian orang yang diberinya konseling. Konselor paling senang

bekerja dengan orang-orang yang mereka anggap mempunyai

potensi besar untuk berubah dan konseli yang dipandang oleh

konselor sebagai konseli yang atraktif, konseli yang banyak bicara

dan lebih spontan dibandingkan konseli yang lain. Konselor

cenderung lebih memberi dukungan dan tertarik dengan konseli

yang atraktif.40

39 Ibid.,hlm.153.

40 Samuel T.Gladding, Konseling Profesi yang Menyeluruh...hlm.159.

Page 41: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

27

e. Kualitas Konselor

Kualitas pribadi dan profesional seorang konselor sangatlah

penting dalam memfasilitasi hubungan yang sifatnya memberi

bantuan. Konselor yang terus-menerus mengembangkan kemampuan

mawas dirnya selalu bersentuhan dengan nilai-nilai, pikiran dan

perasaannya. Konselor mempunyai persepsi yang jernih tentang

kebutuhan konseli dan diri sendiri, dan menilai keduanya secara

akurat. Mawas diri semacam itu dapat membantu konselor jujur

terhadap diri sendiri maupun orang lain. Konselor dapat lebih selaras

dan membangun rasa saling percaya secara berkelanjutan. Konselor

yang mempunyai pengetahuan tersebut lebih dapat berkomunikasi

secara jelas dan akurat.41

Jadi faktor yang mempengaruhi konseling individu adalah

faktor eksternal dan internal, faktor eksternal yaitu faktor dari luar

bisa juga disebut faktor dari orang lain misalnya keadaan

lingukngan, waktu, tempat sangat mempengaruhi sedangkan faktr

internal yaitu faktor dalam diri sendiri seperti fisik dan psikis

misalnya kesehatan, kecerdasan, motivasi, minat dan sikap.42

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi layanan konseling individu yaitu

41 Ibid., hlm.160.

42 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),hlm.37.

Page 42: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

28

faktor eksternal seperti keseriusan masalah yang dipaparkan, struktur

dan inisiatif, kemudian faktor internal yaitu kualitas konseli dan

kualitas konselor diantara keduanya harus ada komunikasi dan

kerjasamaa yang baik agar terjalin proses konseling yang sesuai.

3. Tinjauan Tentang Motivasi Berprestasi

a. Pengertian Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi berasal dari dua istilah yaitu motivasi dan

berprestasi. Pertama yaitu istilah motivasi yang berasal dari kata motif

yang berarti kekuatan pada diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara

langsung, tetapi dapat diintepretasikan dalam tingkah lakunya berupa

rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu

tingkah laku tertentu.43 Dalam bahasa Latin motivasi adalah

“movere”, yang berarti menggerakan. Sedangkan dalam bahasa

Inggris “motivation”, yang berarti dorongan pengalaman dan

motivasi.44

Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan

tingkah laku yang lebih baik agar tercapai tujuan yang diinginkan

seseorang tersebut.

43 Alex Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung: CV.Pustaka Setia, 2009), hlm.266-267.

44Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: GhaliaIndonesia, 2011), hlm. 49.

Page 43: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

29

Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal

dari dalam diri seseorang, bersifat batin seperti kepuasan, kenikmatan,

penghargaan. Motivasi intrinsik muncul akibat adanya kebutuhan,

pengetahuan dan aspirasi cita-cita. Sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang berasal dari luar seseorang, bersifat fisik seperti

melihat keberhasilan teman, dan lain-lain. Sehingga akan

memunculkan akibat adanya ganjaran, hukuman, persaingan.45

Selanjutnya, istilah yang kedua yaitu berprestasi. Dalam

Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia prestasi adalah berarti hasil

yang telah dicapai.46Menurut Zainal Arifin prestasi berarti hasil usaha

yang diperoleh seseorang sedangkan menurut istilah prestasi adalah

hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara

individu maupun kelompok prestasi tersebut.47 Prestasi adalah hasil

interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari dalam

maupun dari luar individu yang bersangkutan.48

45 Baharudin, Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm.239.

46Idrus H.A., Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia, (Surabaya : Bintang Usaha Jaya,

1996), hal.291.

47 Syaeful Bahri Djamrah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, ( Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), hlm. 19.

48 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, ( Bandung : SinarBaru, 2002), hlm.142.

Page 44: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

30

Berdasarkan penjelasan di atas prestasi adalah hasil usaha

yang diperoleh dari seseorang melalui usaha yang dilakukannya

dengan kelompok atau individu, adanya prestasi membuat seseorang

menjadi lebih puas dalam mengerjakan pekerjaan.

Selanjutnya, motivasi berprestasi adalah daya penggerak

dalam diri Remaja untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin,

sesuai dengan yang ditetapkan oleh siswa itu sendiri untuk itu maka

Remaja dituntut untuk bertangung jawab mengenai taraf keberhasilan

yang diperoleh.49

McClelland mengatakan bahwa manusia pada hakikatnya

mempunyai kemampuan untuk berprestasi. Motivasi merupakan

bagian yang sangat penting dalam suatu pribadi orang, Motivasi

adalah daya penggerak aktif yang terjadi pada saat tertentu, terutama

jika kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau

mendesak. Kemudian McClelland mengatakan bahwa setiap orang

mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi atau

yang lebih baik dari pada karya orang lain.50

Dikemukakan oleh McClelland seorang ahli psikologi sosial

beserta rekan-rekannya. Menurutnya motivasi berprestasi (need for

Achievement) adalah dorongan yang berkaitan dengan perbedaan

keberhasilan atau semangat seseorang dalam mencapai sebuah

49 Makmum Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), hlm.179.

50 Ibid., hlm.181

Page 45: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

31

kesuksesan, kebutuhan akan prestasinya adalah daya dalam mental

manusia berupa dorongan untuk melakukan kegiatan yang lebih cepat,

lebih baik, lebih efektif dan lebih efesien dari pada kegiatan

sebelumnya serta dorongan untuk mengungguli.51

Berdasarkan penjelasan di atas motivasi berprestasi adalah

daya penggerak yang sangat penting dalam diri seseorang untuk

mencapai keberhasilan dengan segala kemampuan, kreatifitas dan

usaha yang maksimal agar tercapai hasil yang lebih baik, lebih efektif

dan lebih efisien dari pada kegiatan sebelumnya.

b. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi yang timbul pada diri sendiri pada

umumnya disebabkan oleh dua aspek yang pertama intrinsik dan yang

kedua ektrisnsik berikut penjelasannya:52

1) Intrinsik

Motivasi instrinsik yang dikarenakan seseorang yang

senang melakukannya. Seperti halnya seorang remaja membaca

sebuah buku, karena ingin mengetahui kisah seorang tokoh,

bukan hanya sebagai tugas sekolah. Motivasi memang mendorong

seseorang untuk terus melakukan dan memberi energi pada

tingkah laku. Setelah remaja tersebut menemukan sebuah buku

dan mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain.

51 Alex Sobur, psikologi umum, hlm.284.

52 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),hlm.90

Page 46: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

32

Keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan

keinginan baru untuk membaca buku yang lain.

Dalam hal ini, motivasi instrinsik tersebut telah mengarah

pada timbulnya motivasi berprestasi. Menurut Monks, motivasi

berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. Hal ini

berarti bahwa motivasi kinstrinsik perlu diperhatikan oleh para

guru sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini guru masih memberi

tekanan pada pendidikan kepribadian, khususnya disiplin diri

untuk beremansipasi. Penguatan terhadap motivasi instrinsik

perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci

keberhasilan belajar.

2) Ektrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku

seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang

berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah

dan menghindari hukuman. Sebagaimana, seseorang kelas satu

SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula, remaja

hanya ikut-ikutan belajar di SMP karena teman sebayanya juga

belajar di SMP. Berkat penjelasan wali kelas satu SMP, siswa

memahami faedah belajar di SMP bagi dirinya. Siswa tersebut

belajar dengan giat dan bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut

sangat baik, dan remaja berhasil lulus SMP dengan NEM sangat

baik.

Page 47: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

33

Remaja menyadari pentingnya belajar dan melanjutkan

pelajaran di SMA. Dalam hal ini motivasi ekstrinsik “dapat

berubah” menjadi motivasi instrinsik, yaitu pada saat remaja

menyadari pentingnya belajar dan remaja menjadi belajar

sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain. motivasi ekstrinsik

merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari

tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak

diluar laku tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi

ada dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik, intrinsik yaitu motivasi

yang dilakukan karena kesenangan diri sendiri karena

keingintahuan tentang sesuatu sedangkan ektrinsik yaitu motivasi

yang diperoleh dari luar dirinya seperti orang tua, guru, teman.

c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi

Motivasi berperan sebagai sasaran dan sekaligus alat untuk

prestasi yang lebih tinggi. Seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi akan menampilkan tingkah laku yang berbeda

dengan orang yang motivasi berprestasi rendah. Menurut MCclelland

ada 4 (empat) ciri yang membedakan seseorang memiliki motivasi

tinggi dengan yang rendah antara lain yaitu:53

53 Reni Akbar, Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, ( Jakarta: Gramedia WidiasaranaIndonesia, 2001), hlm,87-88.

Page 48: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

34

1) Tangung Jawab, individu yang memiliki motivasi tinggi akan

merasa dirinya bertangung jawab atas tugas yang diberikan. akan

menyelesaikan setiap tugas yang dikerjakaannya dan tidak akan

meninggalkan tugas itu sebelum selesai.

2) Mempertimbangkan resiko, individu dengan motivasi berprestasi

tinggi akan memilih tugas dengan derajat kesukaran yang sedang,

yang menantang kemampuannya namun masih

memungkinkannya untuk berhasil menyelesaikan dengan baik.

3) Memperhatikan umpan balik, individu dengan motivasi

berprestasi tinggi menyukai pemberian umpan balik tau hasil

kerjanya.

4) Kreatif-Inofatif, individu dengan motivasi berestasi tinggi

cenderung kreatif, dengan mencari cara baru untuk

menyelesaikan tugas seefesien dan seefektif mungkin.

Berdasarkan penjelasaan di atas tentang ciri-ciri orang yang

memiliki motivasi berprestasi menurut McClelland ada empat yaitu

tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, memperhatikan umpan

balik, kreatif-inofatif. Oleh karena itu sebagai individu yang memiliki

keinginan untuk berprestasi harus memiliki empat ciri tersebut sebagai

pedoman diri.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Setiap individu memiliki motivasi atau dorongan untuk

meraih prestasi yang berbeda satu sama lain. Banyak faktor yang

Page 49: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

35

dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang, McClelland

mengungkapkan bahwa orang tua yang memiliki anak yang motivasi

berprestasinya tinggi adalah orang tua yang memberikan dorongan

kepada anak untuk berusaha kepada tugas-tugas yang sulit, selalu

memberikan pujian dan hadiah ketika anak telah menyelesaikan suatu

tugas, mendorong anak untuk menemukan cara terbaik dalam

mendapatkan kesuksesan dan melarang anak untuk mengeluh tentang

kegagalan serta menyarankan anaknya untuk menyelesaikan sesuatu

yang menentang lagi.54

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

sebagai berikut:

1) Pengaruh keluarga dan kebudayaan

Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada

anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah urutan anak dalam

suatu keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

perkembangaan motivasi berprestasi produk-produk kebudayaan

pada suatu negara seperti cerita rakyat sering mengandung tema-

tema prestasi yang bisa meningkatkan prestasi remaja.

2) Peranan dari konsep diri

Konsep diri merupakan bagaimana seseorang berfikir

mengenai dirinya sendiri, apabila individu percaya bahwa dirinya

mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi

54 Bernstein, dkk, Psychology, (Boston: Houghton, 1988), hlm.67.

Page 50: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

36

untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam

bertingkah laku.

3) Pengaruh dari peran jenis kelamin

Prestasi yang tinggi biasanya diidentikkan dengan

maskulinitas, sehingga banyak para wanita belajar tidak maksimal

khususnya jika wanita tersebut berbeda diantara para pria,

kemudian wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan

yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya

akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh

kesuksesan motivasi berprestai pada wanita lebih berubah-ubah

dibandingkan dengan pria. Hal ini bisa dilihat bahwa pada wanita

yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi tidak selalu

menetapkan tujuan yang menantang ketika dirinya diberikan

pilihan dan juga para wanita tidak selalu bertahan ketika

menghadapi kegagalan.

4) Pengakuan dan prestasi

Individu akan termotivasi untuk bekerja keras jika dirinya

merasa dipedulikan oleh orang lain.55 Karena individu merasa apa

yang dilakukannya dihargai oleh orang lain maka individu itu akan

bekerja keras dengan apa yang dikerjakannya.

Jadi dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa motivasi

berprestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua dan keluarga

55 Dodge L.Fernald dan Petes s Fernald, introduction to Psychologi (ed.5),(India: AITBSPublishers dan Distributors, 1999), hlm.89

Page 51: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

37

terhadap anaknya dan pola pendidikan, adapula lingkungan yang

menjadi tempat adaptasi ataupun komunikasi remaja tersebut.

Pengaruh dari peran jenis kelamin juga mempengaruhi

faktor motivasi berprestasi dimana kecenderungan berprestasi

pada lelaki dari pada perempuan karena permpuan lebih cenderung

memiliki kekhawatiran yang berlebih, ada pula faktor dari peranan

dari konsep diri konsep ini berpusat pada diri sendiri ketika kita

yakin bisa pasti keyakinan tersebut membawa kepada motivasi

berprestasi.

Berdasarkan penjelasan di atas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi ada dua faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yaitu peran dari konsep diri dan

pengaruh dari jenis kelamin yang masing-masing dikendalikan

oleh induvidu itu sendiri sedangkan faktor eksternal yaitu

pengaruh keluarga dan kebudayaan, pengakuan dan prestasi yang

mempenggaruhi faktor di luar individu sebagai acuan untuk

melakukan sesuatu tindakan ataupun dorongan.

e. Cara Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Dalam meningkatkan motivasi berprestasi terdapat 3 cara antara

lain sebagai berikut ini:56

1. Tentukan Tujuan

56 Makmun Khairani, Psikologi Belajar, hlm. 179.

Page 52: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

38

Tumbuhkan keyakinan serta sugesti bahwa individu dapat

berubah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, seperti halnya

dengan prestasi individu yang ingin merubah dirinya dalam

prestasi harus yakin dengan tujuan yang dikehendaki. Oleh karena

itu individu Perlu membuat target dan tujuan, seperti contohnya

pada saat ulangan matematika dengan berusaha bisa memperoleh

nilai yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Dengan begitu

adanya tujuan pada diri individu dapat terarah kemana harus

memulai.

2. Belajar Sendiri

Berusaha untuk menganalisis diri sendiri mengenai ada atau

tidaknya kebiasaan, seperti perilaku serta cara berfikir yang

kurang menguntungkan. Jika ada fikiran yang kurang baik dari

kesadaran diri dapat mengngubah pola fikir atau kebiasaan yang

akan merugikan diri sendiri dan akan menghambat individu dalam

meraih prestasi.

3. Memanfaatkan Motivasi

Dorongan dapat dibangun dari dalam diri seseorang serta

dorongan dari luar yang dapat dimanfaatkan, seperti dukungan

rasional dan emosional dari orang terdekat. Oleh karena itu jika

ingin meraih prestasi individu tidak dapat berjalan sendiri perlu

adanya dorongan dari luar atau orang lain. Seperti orang tua atau

Page 53: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

39

kerabat dekat walau setiap manusia memiliki kemampuan

masing-masing dan mempunyai motivasi dalam diri.

Dari penjelasan di atas tiga cara untuk meningkatkan

motivasi berprestasi dapat disimpulkan bahwa untuk

meningkatkan motivasi berprestasi harus memiliki tujuan yang

jelas untuk menyesuaikan apa yang harus dikerjakan selanjutnya

belajar sendiri, dengan belajar sendiri individu akan memahami

dan tau proses yang dialaminya dan terahir memanfaatkan

motivasi, adanya motivasi yang terdapat dalam diri sebagai

semangat untuk berubah dan dorongan dari orang tua maupun

teman sebaya.

4. Tinjauan tentang Konseling Individu Guna Meningkatkan Motivasi

Berprestasi Remaja dalam Bingkai BKI (Bimbingan Konseling

Islam)

Dalam Bimbingan dan Konseling Islam menjelaskan bahwa setiap

manusia memiliki potensi yang dapat di kembangkan ataupun diasah,

karena pada dasarnya manusia mampu menciptakan dan memperoleh

kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya

dengan pengembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya.57

Maka dalam Islam aktifitas konseling kental, luas, dan lengkap.

Karena ajaran Islam datang ke permukaan bumi ini memiliki tujuan yang

sangat prinsip atau mendasar, yaitu membimbing, mengarahkan,

57 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling...hlm.20.

Page 54: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

40

menganjurkan kepada manusia kepada jalan yang benar yaitu “Jalan

Allah”. Dengan jalan itulah manusia akan dapat hidup selamat dan bahagia

di dunia hingga di akhirat.58

Allah menganugrahkan pada manusia potensi berupa akal untuk

berfikir sehingga dapat membedakan yang baik dan yang buruk,

memberikan penglihatan untuk melihat sesuatu yang belum pernah

dilihatnya, serta membekalinya dengan pendengaran untuk mendengar

suara-suara sehingga dapat berkomunikasi di antara sesamanya. Semua itu

dianugrahkan Allah agar manusia mau bersyukur.59

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S As-Sajdah:7-9

berikut:

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknyadan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Diamenjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamupendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekalibersyukur.”

58 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: FajarPustaka Baru,2006), hal.180-181.

59 Erhamwilda, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm.10

Page 55: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

41

Oleh karena itu potensi perlu digali dan ditingkatkan agar dapat

lebih baik dari pada sebelumnya dan sesuai dengan pencapaian dalam hal

ini. Pembimbing menghadapi remaja yang mengalami kesulitan-kesulitan

atau menghadapi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pelajaran.

Remaja yang mengalami prestasi belajar yang kurang memuaskan dalam

persoalan ini pembimbing akan menghadapi persoalan-persoalan yang

berhubungan dengan pengajaran.60

Dalam setiap prosesnya pasti remaja mengalami kesulitan dalam

mencapai prestasi teresebut dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain

dari sini perlu adanya bimbingan dari pembimbing. Menurut Van House

dalam Prayitno, menyatakan bahwa pembimbing dapat membantu

perkembangan akademis. Kenyataannya ialah bahwa jika remaja tidak

berkembang dengan baik secara akademis karena alasan apapun juga,

mereka berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Pembimbing

berkewajiban menanganinya agar remaja menjadi pelajar yang efektif.61

Perkembangan yang optimal itu dapat dicapai bila remaja

mengenal diri sendiri, menghayati seperangkat nilai kehidupan, menyadari

keadaan nyata dalam lingkungan hidupnya dan mampu melihat serta

menangkap hubungan antara diri sendiri dan lingkungan hidupnya.62

60 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: YayasanPenerbitan Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1982), hlm19

61 Prayitno, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Padang: Ghalia Indonesia, 1977),hlm.43.

62 W.S.Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia,1997), hlm.125.

Page 56: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

42

Kebutuhan akan keyakinan memiliki kemampuan untuk mengatasi

persoalan hidup dan dengan demikian memberikan rasa aman kepada diri

sendiri.63

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan yaitu penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati adapula yang mengartikan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.64 Metode

kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena

yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.65

Secara filosofis, sesuai dengan karakter data, teknik pengumpulan

data dan analisis penelitian ini mengacu pada pendekatan kualitatif-

naturalistik. Pemilihan pendekatan ini karena penelitian ini menghasilkan

data deskriptif dari narasumber yang berupa lisan.

2. Subyek dan Obyek penelitian

a. Subyek Penelitian

63 Ibid., hlm.234.

64 Tohirin,Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rajawali Pres, 2012), hlm.2-3.

65 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kulitatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),hlm. 22.

Page 57: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

43

Subyek penelitian adalah orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan penulis, baik pertanyaan tertulis maupun lisan

dengan kata lain disebut responden.66 Dalam penelitian, pertanyaan

yang disampaikan berupa pertanyaan lisan. Subyek diambil

menggunakan teknik Purposive Sampling yang diartikan sebagai

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.67

Pertimbangan yang dimaksud yakni sampel dalam penelitiaan ini

sudah dianggap mengetahui tentang layanan konseling individu dalam

meningkatkan motivasi berprestasi. Sehingga memudahkan penulis

dalam menganalisis obyek yang diteliti.

Subyek dalam penelitian ini ialah pendamping yang sudah

lama tinggal di Panti bagi Remaja Panti. Terdapat dua pendamping

remaja di Panti yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu

Mbak Denok dan Mbak Hani yang sudah menetap kurang lebih tujuh

tahun di Panti. Selain itu subyek juga akan diambil dari Remaja Panti

yaitu ada empat remaja antara lain Vita, Evri, Shela, Imeh.

b. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah permasalahan-permasalahan yang

yang menjadi titik sentral perhatian suatu penelitian.68 Obyek

66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: RinekaCipta,1998), hlm. 232.

67 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 218.

68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiaan Suatu praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),hlm.99.

Page 58: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

44

penelitian ini adalah tahap-tahap pelaksanaan dan faktor-faktor yang

mempengngaruhi pelaksanaan layanan konseling individu di Panti

Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri Muhammadiyah Prambanan di

Kalasan.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk memudahkan pengumpulan data dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi difokuskan sebagi upaya penulis mengumpulkan

data dan informasi dari sumber data primer dengan mengoptimalkan

pengamatan penulis, pengamatan ini juga melibatkan aktivitas

mendengar dan membaca.69 Metode observasi yang digunakan yaitu

non partisipan, yaitu metode berperan serta sebagai pengamat. Dalam

teknik ini penulis sebagai pengamat tidak sepenuhnya sebagai

pemeran serta, tetapi melakukan fungsi pengamatan.70

Metode observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan

layanan konseling individu di panti Asuhan dan bagaimana cara

melakukan proses tersebut. Metode ini juga digunakan untuk

memperoleh data fisik panti asuhan Muhammadiyah sperti fasilitas

sarana dan prasarana sebagai penunjang kelangsungan proses

konseling individu.

69 Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian, (Bandung: RefikaAditama, 2014), hlm.134.

70 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif...hlm.62.

Page 59: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

45

b. Wawancara

Wawancara suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada

narasumber untuk mendapat informasi yang mendalam. Komunikasi

antara pewawancara dengan yang diwawancarai bersifat intensif dan

masuk kepada hal-hal yang bersifat detail. Tujuannya untuk

memperoleh informasi yang rinci dan memahami latar belakang sikap

dan pandangan narasumber.71

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur dimana sebelumnya penulis sudah

membuat pedoman wawancara yang akan diajukan namun saat

wawancara berlangsung pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya

bisa dikembangkan, tidak menutup kemungkinan penambahan

pertanyaan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan data yang

diperlukan.

Penulis akan melakukan wawancara kepada beberapa pihak,

yakni yang pertama kepada 2 pendamping panti mengenai

pelaksanaan layanan konseling individu dalam meningkatkan motivasi

berprestasi serta faktor yang mempengaruhinya. Yang kedua kepada 4

remaja yang dinilai kurang dalam berprestasi serta menilai layanan

konseling individu.

c. Dokumentasi

71 Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian...hlm.136.

Page 60: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

46

Dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk memperoleh data

dan informasi berupa catatan tertulis/ gambar yang tersimpan

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta

dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk

dokumentasi. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga

memberi peluang kepada penulis untuk mengetahui hal-hal yang

pernah terjadi untuk penguat data observasi.72 Metode ini digunakan

penulis untuk mencari data-data yang sekiranya penting seperti

dokumen yang berkaitan dengan anak panti asuhan, gambaran umum

panti asuhan dan data tentang subyek, dokumentasi berupa foto proses

pelaksanaan layanan konseling individu.

4. Keabsahan Data

Agar penelitian ini akurat, maka perlu dilakukannya pemakaian

teknik triangulasi sebagai alat untuk bisa mengetahui keabsahan

penelitian ini. Triangulasi merupakan proses penguatan bukti dari subyek

yang berbeda. Dengan menggunakan teknik ini akan menjamin penelitian

ini lebih akurat, karena informasi berasal dari berbagai sumber informasi,

individu atau proses73.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

72 ibid,hlm.139.

73 Ezmir,”Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data”, (Jakarta: Rajawali,2010), hlm.82.

Page 61: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

47

sumber.74 Oleh sebab itu peneliti mengunakan teknik triangulasi sumber

untuk kebenaran data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara

langsung untuk mendapatkan data yang valid dan kredibel.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyusun, mengkategorikan, dan

mencari pola atau tema melalui penemuan-penemuan, dengan maksud

untuk memahami maknanya.75

Adapun langkah-langkah penulis dalam menganalisis data adalah

sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah penulis untuk pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman

menyatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

74 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…hlm.274.

75James P. Sparadley, Participant Observation, (New York: Holtz, Rinehart & Winston,Pub. Inc. 1980), hlm.33.

Page 62: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

48

adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Oleh karena itu dalam

penelitian ini penyajian data akan menggunakan teks yang bersifat

naratif, agar data yang disajikan dapat diuraikan dengan baik.

c. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan makna

hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat

dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali

melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu,

khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap

judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.76

76 Sugiyono, Metode Penelitian…hlm. 247-253.

Page 63: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

102

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah penulis

uraikan dalam BAB III, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tahapan pelaksanaan layanan konseling individu ada 3 (tiga)

yaitu:

a. Tahap awal konseling berupa membangun hubungan

konseling yang melibatkan konseli, memperjelas dan

mendefinisikan masalah.

b. Tahap pertengahan konseling berupa menjelajahi dan

mengeksplorasi masalah, isu dan kepedulian lebih jauh.

c. Tahap akhir konseling dimana tahap perubahan sikap dan

tingkah laku ke hal yang positif pada remaja panti.

2. Faktor yang mempengaruhi layanan konseling individu ada 4

(empat) yaitu:

a. Keseriusan masalah yang dipaparkan, konseli dengan jelas

menceritakan masalahnya.

b. Inisiatif dalam melakukan pendampingan masih kurang

kesadaran untuk memulai pendampingan.

c. Kualitas konseli remaja kurang aktif dalam pendampingan.

Page 64: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

103

d. Kualitas konselor, pendamping panti mampu memberikan

bantuan berupa motivasi kepada remaja.

B. Saran-saran

Berkenaan dengan kegiatan konseling individu remaja panti yang

dilakukan Panti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa Putri

Muhammadiyah Prambanan di Kalasan, maka saran yang perlu

disampaikan adalah berikut:

1. Panti Asuhan

Kepada pihak panti asuhan peraturan yang dibuat oleh

panti sebenarnya sudah bagus tapi kurang terkoordinir alangkah

baiknya peraturan tersebut benar-benar ditegaskan oleh pihak

panti. Karena masih ditemui anak-anak yang tidak patuh pada

peraturan.

2. Pendamping

Penulis berharap kepada pendamping panti asuhan

membuat kegiatan yang positif di dalam panti supaya lebih

terkontrol kegiataan di dalam panti. yang dilakukan

pendamping terhadap remaja panti sudah baik dengan

mengadakan sesi curhat secara pribadi, dengan begitu semoga

remaja panti lebih terbuka.

3. Remaja Panti

Penulis berharap remaja panti lebih aktif mengikuti

kegiatan positif jangan takut gagal ketika mencoba hal baru

Page 65: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

104

maju terus pantang mundur, hargailah setiap proses yang dilalui

karena proses tidak pernah bohong.

4. Peneliti selanjutnya

Penulis berharap kepada peneliti selanjutnya yang ingin

meneliti tentang penelitian serupa untuk lebih memperluas

subjek penelitian tidak hanya pada remaja tetapi anak dan

dewasa. Dan peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya

dapat membandingkan antara motivasi remaja dan motivasi

anak dengan cara pola asuh orang tua.

C. Kata Penutup

Alhamdulilah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah

SWT sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun

dari pembaca.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Page 66: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh.Psikologi: Suatu Pengantar dalam PerspektifIslam.Jakarta: Kencana. 2008.

Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung: CV.Pustaka Setia. 2009.

Baharudin. Paradigma Psikologi Islam.Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2004.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kulitatif. Jakarta: Rineka Cipta.2008.

Depdikbud Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.Indonesia. 2005.

Dewa Ketut Sukardi. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling diSekolah.Surabaya:Usaha Nasional. 1983.

Djaali. PsikologiPendidikan . Jakarta BumiAksara. 2008

Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: GhaliaIndonesia. 2011.

Ezmir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali. 2010

Ferry Efendi dan Makhfuadi. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori danPraktik dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba. 2009.

Gantina dan Wahyuni. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. 2011.

Gladding T.Samuel. Konseling Profesi yang menyeluruh. Jakarta: PT. Indeks.2012.

Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Konseling & Psikoterapi Islam.Yogyakarta: FajarPustaka Baru. 2006.

Hibana S.Rahman. Bimbingan & Konseling Pola 17. Yogyakarta: UCY Press.2003.

Idrus H.A. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia.Surabaya : Bintang Usaha Jaya.1996

Page 67: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

Jamaris. OrientasiBaruDalamPendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2013

James P. Sparadley. Participant Observation.New York: Holtz, Rinehart &Winston, Pub. Inc. 1980

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Tt . Panduan Mikro Konseling.

Ketut Dewa Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan DanKonseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 2010

Khairani Makmum. Psikologi Belajar.Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2013.

Madhal M. Husen. Tt. HadisBkiBimbingandanKonseling Islam. Yogyakarta:FakultasDakwah UIN SunanKalijaga.

MashudiFarid. PsikologiKonseling. Yogyakarta: IRCiSoD. 2012.

Oemar Hamalik. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung :Sinar Baru. 2002.

Pihasniawati. Psikologi Konseling. Yogyakarta: Bidang Akademik. 2008.Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.

Purwadarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. 2011.

R. C. Bogdan &S. K. Biklen. Qualitative Researh Education: An Introduction toTheory and Method .London: Allin & Bancon, Inc. 1982.

Reni Akbar, Hawadi. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia. 2001

Roymond H.Simamora. Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta:EGC. 2008.

Rully Indrawan, Poppy Yaniawati. Metodologi Penelitian. Bandung:RefikaAditama. 2014.

Saifuddin Azwar. Metode Penelitian .Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999

Saiful Akhyar Lubis. Konseling Islam: kyai dan pesantren. Yogyakarta:Abu Rois.2007.

Santnock. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta:Erlanga. 2003.

Sofyan S. Willis. Konseling Individual Teori dan Praktek.Bandung: Alfabeta.2009

Page 68: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.2014.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (BerbasisIntegrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Tohirin. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pres. 2012.

WJS Poerwadirmanto. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.1976.

Page 69: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk pengasuh

1. Sejak kapan berdirinya Panti Asuhan?

2. Berapa jumalh pengurus kesuluruhan di panti?

3. Apa saja permasalahan yang sering ditanggani?

4. Bagaimana motivasi remaja di panti?

5. Apakah disini ada kegiatan khusus remaja?

6. Bagaimana cara menangani permasalahan yang dialami remaja panti?

7. Apakah pendamping disini berjalan dengan baik?

Untuk pendamping

a. Sudah berapa lama tinggal di panti?

b. Apakah disini ada kegiatan rutin yang biasa dilakukan?

c. Bagaimana motivasi yang dimiliki remaja panti?

d. Apakah remaja panti sini sering memiliki prestasi?

e. Apakah pendamping sering menangani masalah remaja panti?

f. Masalah apa saja yang sering dialami oleh remaja panti?

g. Bagamaina cara pendamping dalam menangani masalah prestasi remaja?

h. Apakah sering memberikan motivasi untuk remaja?

i. Kapan biasanya pendamping melakukan pendampingan?

j. Apa tujuan pendamping melakukan pendampingan?

k. Siapa yang sering diberikan motivasi?

Page 70: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

l. Bagaimana mengajak remaja untuk mengubah sikap remaja?

m. Apakah remaja tertarik dengan apa yang pendamping sampaikan?

n. Ada tidak harapan untuk remaja panti atau panti asuhannya?

Untuk remaja panti

1) Apakah kamu sering mendapat motivasi dari pendamping?

2) Bagaimana rasanya setelah mendapat masukan dari pendamping?

3) Apakah kamu keberatan saat melakukan pendampinga?

4) Apa yang membuat nilai kamu menurun?

5) Apa saja yang sering pendamping berikan kepada kalian?

6) Biasannya kalau melakukan pendampingan kamu dulu yang datangi

pendamping atau pendamping yang menghampiri kamu?

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Sejarah berdirinya panti

2. Visi, misi dan tujuan

3. Struktur organisasi

4. Keadaan pengurua dan Anak asuh

5. Kegiatan rutin

6. Kedaan sarana dan prasarana

7. Sumber dana

Page 71: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

PROFIL INFORMEN

1. Nama Lengkap : Denok Rofiah

Nama Panggilan : Denok

TTL : magelang, 30 Juni 1992

Umur : 24 Tahun

Asal : Muntilan

2. Nama Lengkap : Nur Hanifah

Nama Panggilan : Hani

TTL : Banyumas, 07 Desember 1992

Umur : 24 Tahun

Asal : Purwokerto

3. Nama Lengkap : Nur Everi Rahmawati

Nama Panggilan : Epri

TTL : Brebes, 11 April 2001

Umur : 14 Tahun

Cita-cita : Pengusaha

Asal : Brebes

4. Nama Lengkap : Vita Mulianingsih

Nama Panggilan : Vita

TTL : Purbalingga, 23 Agustus 2000

Umur : 15 Tahun

Cita-cita : Arsitek

Asal : Purbalingga

5. Nama Lengkap : Aida Shela Aprilia

Nama Panggilan : Shela

TTL : Pandeglang, 27 November 2001

Umur : 12 Tahun

Cita-cita : Dosen

Page 72: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

Asal : Pandeglang

6. Nama Lengkap : Sri Fatimah

Nama Panggilan : Imeh

TTL : Tangerang, 12 Desember 1999

Umur : 16 Tahun

Cita-cita : Arsitek

Asal : Klaten

Page 73: SKRIPSI - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21177/2/12220101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · pada keadaan, mempunyai perasaan pesimis, tidak berdaya, dan biasanya yang memiliki

CURICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama : Mila Erdina

Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Desa Tonjong, Rt02/Rw01, Tonjong, Brebes, Jat-

Teng

Nama Ayah : Muckhayat

Nama Ibu : Sri Eko Budi Astuti

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 04 Tonjong : Tahun 2000 - 2006

SMP Muhammadiyah Linggapura : Tahun 2006 - 2009

SMA Muhammadiyah Tonjong : Tahun 2009 - 2012

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Tahun 2012 - 2016

Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenar-benarnya, untuk digunakah

sebagaimana mestinya.

Hormat saya,

Mila Erdina