skripsi oleh : arijal wahid muklis nur hasan …

76
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI MADU LEBAH HETEROTRIGONA ITAMA DI RUMAH KOMPOS UIN JAKARTA SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN 1112092000013 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPRODUKSI MADU LEBAH HETEROTRIGONA ITAMA DI

RUMAH KOMPOS UIN JAKARTA

SKRIPSI

Oleh :ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN

1112092000013

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2018 M / 1439 H

Page 2: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIMADU LEBAH HETEROTRIGONA ITAMA DI RUMAH

KOMPOS UIN JAKARTA

ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN1112092000013

SkripsiDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana `Pertanian Pada

Program Studi AgribisnisFakultas Sains dan Teknologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2018 M / 1439 H

Page 3: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …
Page 4: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 8 Februari 2018

Arijal Wahid Muklis Nur HasanNIM. 1112092000013

Page 5: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Arijal Wahid Muklis Nur Hasan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta, 05 November 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Arya Putra Rt 09 Rw 10Kedaung Pamulang TangerangSelatan

No. Hp : 089 638 581 721

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. 2012 – 2017 : Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi (FST)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 2009 – 2012 : SMK Satya Karya Karanganyar

3. 2006 – 2009 : SMPN 2 Pamulang

4. 2000 – 2006 : SDN Kampung Bulak

Pengalaman Organisasi

1. 2009-2012 : Karang Taruna Dusun Kumpul Gondangmanis Kra.pandan.

Kra.anyar (Sekertaris )

2. 2012-2013 : Ketua Ikatan Remaja Masjid Asmaul Husna

3. 2015-2017 : Kopma UIN Jakarta – Anggota – Staff Kantin4. 2015-2016 : Unit Bisnis Katering Kopma – Sekertaris

Page 6: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

5. 2016-2017 : Asosiasi Koperasi Mahasiswa JABODETABEK BANTEN –

Anggota

6. 2017-2018 : BPKP Tangerang Selatan – Anggota

Pengalaman Kerja

1. 2013 : PT. Bagelen Putra – Pelaksana

Page 7: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

RINGKASAN

ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN, ANALISI FAKTOR -FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PRODUKSI MADU LEBAH HETEROTRIGONA ITAMADI RUMAH KOMPOS UIN JAKARTA. DI BAWAH BIMBINGANELPAWATI DAN ACHMAD TJACHJA

Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenaloleh masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemenkesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalamindustri makanan dan minuman.

Hasil penelitian para pakar menunjukkan bahwa, madu yang dihasilkanlebah memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, selain menghasilkanmadu, juga menghasilkan malam atau lilin tawon, propolis atau perekat lebah,susu madu atau royal jelly dan manna (honeydew) yang berguna untuk berbagaiindustri makanan, dan kosmetik, sedangkan manna oleh banyak kalanganmemaknai sebagai bahan makanan dari Surga karena cita rasanya yang spesial(Sihombing, 1997).

Tujuan penelitian ini adalah adalah : Menganalisa Faktor – faktor yangmempengaruhi jumlah produksi madu lebah Heterogona itama Rumah KomposUIN Jakarta. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kompos UIN Jakarta yangberalamat di Jalan Asrama Putra Komplek Perumahan Dosen UINSyarifhidayatullah Jakarta, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2017. Data yang diperolwhdalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen produksimadu lebah heterotrigona itama di Rumah Kompos UIN Jakarta dan laporan sertaliteratur baik mediua cetak maupun media eletronik. Metode yang digunakandalam mengolah dan menganalisa data produksi madu lebah Heterotrigona yaituanalisi kuantitatif melalui model persamaan regresi berganda. Alat bantu yangdigunakan adalah software Microsoft Excel dan Stastitical Product ServiceSolution (SPSS) versi 2.1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan madu lebah HetrerotrigonaItama adalah sebagai berikut: Tanaman mengandung nektar, ukuran log, tanamanmengandung resin, suhu,hama. Dari kelima faktor yang di analisis Dari kelimafaktor yang dianalisis uji t faktor yang paling berpengaruh adalah ukuran tanamanmemiliki nektar, log dan hama, sementara melalui uji F diketahui bahwa kelimafaktor yang digunakan dapat di pakai untuk memprediksi produksi madu lebahHeterotrigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta. Uji koefisien determinasisebesar 37,8 % dari produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah KomposUIN Jakarta mampu dijelaskan oleh kelima faktor – faktor tersebut .

Page 8: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor Produksi Madu Lebah

Heterotrigona Itama di Rumah Kompos UIN Jakarta”. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa materil dan moral yang

sangat berarti dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Alm Ayahanda Sunarto dan Ibunda Sumiyem yang

selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, saran serta dukungan,

dan dorongan moril maupun materil. Semoga saya dapat membahagiakan kedua

orang tua saya dengan selesainya skripsi ini.

2. Saudara tercinta Shofi Mawadah Warohmah, Paibu (Sugito), Ibu (Sri),

Setyowati Indah Lestari yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat,

saran serta dukungan dan dorongan moril maupun materil sehingga sampai

tercapainya skripsi ini.

3. Sahabat tercinta dr.Annisa Dian Zulianti, Ibnu Dwi Saputra S.Ds, dr.Fitria Dewi

Nur, dr. Rahma Dewi, Cahya Junanda, Ivan Suaily, Alan Budi Kusuma S.E

Page 9: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat, saran serta dukungan dan

dorongan moril maupun materil sehingga sampai tercapainya skripsi ini.

4. Tetangga tercinta Bude Febri , Ibu Guru, Uztad Abdul Karim, Aa ucup, Bapak

Toro yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat, saran serta dukungan

dan dorongan moril maupun materil sehingga sampai tercapainya skripsi ini.

5. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Ir. E d m o n D a r i s , Ms selaku ketua program studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku sekertaris program studi Sosial

Ekonomi/Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu, Dr. Ir. Elpawati, MP selaku dosen pembimbing pertama saya yang telah

mengarahkan dan memberi masukan dengan sabar dalam menghadapi saya

pada saat penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Achmad Tjachja Nugraha, SP, MP, selaku dosen pembimbing kedua

saya yang telah memperlancar dan mensupport saya pada saat penyusunan

skripsi ini.

10. Ibu Dewi Rohma Wati, SP, M.Si yang telah sabar membantu dan memperlancar

saya dalam pengurusan jalannya skripsi ini.

11. Sahabat 3 ceria Rizky Aprianto, Agus Herlambang, Alivia Anissa, Shannaz

Amadea, Novi Yulianti yang telah mensupport saya pada saat penyusunan

skripsi ini.

Page 10: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

12. Riski, Barry, Fachrul, Madon, Dewo, Ihsan, Fandi, Anik, Aziz, Tyas, Tiara,

Mega, dan Isti yang telah mensupport saya pada saat penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat Agribisnis 2012, KKN DERMA, TIM Riset Rumah Kompos, Sahabat

RK, Kopma UIN Jakarta, dan Guild Jakarta Seal Online yang telah

mengajarkan arti hidup, mendampingi saya dengan tulus ikhlas, dam sabar.

Semoga ini adalah langkah awal dalam kesuksesan kita bersama.

Jakarta, Februari 2018

Arijal Wahid Muklis Nur Hasan

Page 11: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lebah Heterotrigona Itama ........................................................... 6

2.2 Sumber Pakan Lebah Heterotrigona Itama.................................... 8

2.3 Tehnik Budidaya Lebah Heterotrigona itama ..................................... 12

2.4 Madu Lebah Heterotrigona itama .................................................. 14

2.5 Propolis Lebah Heterotrigona itama .............................................. 15

2.6 Hama Pada Lebah Heterotrigona Itama ......................................... 16

2.7 Teori Produksi .............................................................................. 17

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi................... 19

2.9 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 21

2.10 Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ 26

3.2 Jenis dan Sumber Data................................................................. 26

Page 12: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

ii

3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 26

3.4 Metode Pengolahan Data ............................................................. 27

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 273.4.2 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) ......................... 283.4.3 Pengujian Hipotesis secara Serempak (Uji F) ................... 293.4.4 Koefisien Determinasi (R2).............................................. 30

3.5 Definisi Operasional .................................................................... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Berdirinya Rumah Kompos UIN Jakarta ......................... 31

4.2 Letak Geografis dan Luas Area Lahan ......................................... 32

4.3 Lokasi Rumah Kompos ............................................................... 32

4.4 Luas Lahan dan Penggunaanya .................................................... 33

4.5 Struktur Organisasi Rumah Kompos UIN Jakarta ........................ 34

4.6 Alat-Alat Yang Digunakan Di Rumah Kompos UIN Jakarta ........ 35

4.7 Tahap – Tahap Produksi Madu Lebah Heterotrigona Itama ......... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 38

5.1.1 Uji Normalitas ....................................................................... 385.1.2 Uji Heterokedastisitas ............................................................ 395.1.3 Uji Multikoleniritas................................................................ 41

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi MaduLebah Heterotrigona Itama di Rumah Kompos UIN Jakarta........... 42

5.2.1 Pengujian Parameter Regresi Secara Tunggal......................... 455.2.2 Uji Siginifikasi Simultan (Uji Statistik F)............................... 475.2.4 Koefisien Determinasi (R2).................................................... 48

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 50

6.2 Saran ........................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN ................................................................................................... 53

Page 13: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

iii

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Produksi Madu Indonesia 2010-2014 ............................................... 2

2. Jenis Tanaman Yang Memiliki Nektar Dan Resin ........................................ 19

3. Variabel Dependen dan Independen ............................................................. 27

4. Alat-alat yang digunakan di rumah kompos UIN Jakarta .............................. 35

5. Hasil Uji Glesjer .......................................................................................... 41

6. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................... 42

7. Hasil Anaisis Regresi Berganda ................................................................... 43

8. Hasil Uji T ................................................................................................... 45

9. Anova Uji F ................................................................................................. 48

10. Koefisien Dterminasi ................................................................................. 49

Page 14: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

iv

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran..................................................................................... 25

2. Rumah Kompos UIN ................................................................................... 33

3. Struktur Organisasi Rumah Kompos UIN Jakarta......................................... 34

4. Bagian dalam log lebah Heterotrigona itama................................................ 37

5. Bagian dalam log lebah Heterotrigona itama ............................................... 37

6. Pemanenan lebah madu Heterotrigona itama ............................................... 38

Page 15: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas

pengembangan Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan

adalah madu. Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama

dikenal oleh masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai

suplemen kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan

baku dalam industri makanan dan minuman. Dengan luas hutan yang

mencapai 136,88 juta ha (Kementerian Kehutanan, 2010) potensi

pengembangan madu di Indonesia cukup besar. Sumber daya hutan itu

dapat dikembangkan sebagai ekosistem dan peternakan lebah madu.

Diperkirakan rata-rata produksi madu seluruh Indonesia sekitar 2000 ton

setiap tahunnya, dan dari produksi tersebut sekitar 75 % dihasilkan dari

perburuan madu liar di hutan (Kuntadi, 2008).

Lebah sebagai serangga penghasil madu, telah dikenal manusia sejak zaman

prasejarah. Pengenalan tersebut semakin mendalam bersamaan dengan turunnya

wahyu yang tercatat dalam kitab-kitab samawi antara lain Alqur’an dari Tuhan

Pencipta Alam Semesta. Dalam surat An-Nahl (ayat 68), dinyatakan bahwa

kumbang ini diilhamkan membuat sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu dan

di tempat-tempat yang dibuat agar mudah diperoleh manusia. Selanjutnya, dalam

ayat 69 kitab tersebut, ditunjukkan-Nya kepada manusia bahwa, dari dalam perut

Page 16: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

lebah itu dihasilkan madu yang mengandung obat dan menyembuhkan berbagai

penyakit yang diderita manusia. Disaat itulah madu diyakini bukan hanya bahan

minuman/konsumsi semata, melainkan juga berhasiat yang secara medis dapat

menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dengan demikian eksistensi serangga

ini bukanlah sejenis hewan biasa, akan tetapi sangat khusus. Bahkan di beberapa

negara terutama di zaman Kerajaan Mesir Kuno madu disetarakan nilainya

dengan sebuah mata uang resmi, sehingga masyarakat diwajibkan membayar

pajak dengan madu di zaman itu. Dengan keistimewaan seperti ini, tidak heran

apabila keingin untuk mengembangkan usaha tani hewan yang satu ini, dalam

kurun waktu belakangan ini makin tinggi.

Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun

dengan tingkat konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d

15 gram/orang/th atau hanya setara dengan satu sendok makan per orang

per tahun. Sebagai pembanding konsumsi madu di negara – negara maju

seperti Jepang dan Australia telah mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500

gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).

Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari

Kementerian Kehutanan.

Tabel 1. Jumlah Produksi Madu Indonesia 2011-2014

No Tahun Produksi (Ton)

1 2010 15,40

2 2011 10,794

3 2012 1,94

4 2013 -

5 2014 1,94

Page 17: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Perhutanan Sosial 2014

Hasil penelitian para pakar menunjukkan bahwa, madu yang dihasilkan

lebah memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, selain menghasilkan

madu, juga menghasilkan malam atau lilin tawon, propolis atau perekat lebah,

susu madu atau royal jelly dan manna (honeydew) yang berguna untuk berbagai

industri makanan, dan kosmetik, sedangkan manna oleh banyak kalangan

memaknai sebagai bahan makanan dari Surga karena cita rasanya yang spesial

(Sihombing, 1997).

Lebah Heterotrigona itama merupakan salah satu spesies lebah peng-hasil

madu anggota Famili Meliponidae (tidak memiliki sengat), berukuran kecil dan

merupakan salah satu serangga pollinator penting (Nagamitsu dan Inoue, 1998;

Batista et al., 2003; Francoy et al., 2009). Lebah jenis ini masih kurang populer

dibanding dengan Famili Apidae, se-perti Apis mellifera dan A. cerana. Lebah

Heterotrigona itama ini di Indonesia memiliki beberapa nama daerah, yaitu

kelulut (Kali-mantan), galo-galo (Sumatera), klanceng, lenceng (Jawa), dan

te’uweul (Sunda). Kelompok lebah ini membela diri dengan cara menggigit jika

terganggu. Lebah ini banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis seperti di

Amerika Selatan, Aus-tralia dan Asia Tenggara (Michener, 2007; Sakagami et al.,

1983; Sakagami dan In-oue, 1989; Klakasikorn et al., 2005).

Sampai saat ini produksi sarang Heterotrigona itama diperoleh dari mencari

langsung ke hutan karena budidaya Heterotrigona itama masih belum

berkembang, selain itu produksi madunya tergolong sedikit (1-2 kg atau sekitar 2

Page 18: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

liter per koloni per tahun). Hal ini membuat harga madunya jauh lebih mahal dari

madu lebah lain. Keunggulan lebah Heterotrigona itama ini adalah produksi

propolisnya yang tinggi (3kg per koloni per tahun) dibandingkan dengan lebah

Apis yang hanya menghasilkan 20-30 g propolis per koloni per tahun.

Rumah kompos merupakan tempat penelitian yang di miliki oleh UIN

Syarifhidayatullah Jakarta. Salah satu penelitian yang di sedang di lakukan di

Rumah Kompos adalah Penelitian Lebah Heterotrigona itama, dengan total 37

log. Setiap log terdapat 1 koloni, dan penelitian lebah Heterotrigona itama ini di

berada di daerah perkotaan bukan di hutan, berdasarkan uraian latar belakang di

atas, maka penulis mengangkat judul “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi madu lebah ( Heterotrigona Itama) di Rumah

Kompos UIN Syarifhidayatullah Jakarta.”

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dan penelitian ini adalah faktor – faktor apakah yang

mempengaruhi produksi madu lebah Heterogona itama di Rumah Kompos UIN

Jakarta dan berapa besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor yang

mempengaruhi jumlah produksi madu lebah Heterogona itama di Rumah Kompos

UIN Jakarta dan besar pengaruh dari faktor-faktor tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan-kegunaan :

Page 19: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

1. Memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan mengenai

produksi madu Heterotrigona itama bagi petani dan masyarakat, pelaku

bisnis, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan sehingga dapat

memberikan daya tarik bagi mereka untuk menanamkan modal pada usaha

madu Heterotrigona itama.

2. Sebagai sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi penulis dalam

penerapan teori yang penulis peroleh dibangku kuliah.

3. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pembaca sebagai sarana informasi

dan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melakukan aktivitas budidaya lebah madu Heterotrigona itama di

Rumah Kompos UIN Jakarta, untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan

tentang seberapa besar pengaruh faktor-faktor produksi madu lebah

Heterotrigona itama di Rumah Kompos UIN Jakarta. Dimana penelitian ini

meliputi tanaman yang menghasilkan nektar, ukuran log, tanaman yang

menghasilkan resin , suhu, dan hama.

Page 20: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lebah Heterotrigona itama

Lebah genus Heterotrigona itama berasal dari Asia, lebah ini memiliki

warna hitam dengan ukuran tubuh relatif lebih kecil dibandingkan dengan lebah

dari genus Apis. Kebanyakan spesies lebah ini hidup berkoloni atau sosial, namun

beberapa ditemukan hidup soliter. Besar kecilnya koloni lebah dapat dipengaruhi

oleh spesies, umur koloni, besar-kecilnya sarang serta faktor lingkungan seperti

suhu, kelembaban dan ketinggian tempat (Michener, 2007). Lebah Heterotrigona

itama adalah lebah yang tidak memiliki sengat sebagai alat pertahanan, namun

mempertahankan koloni dengan cara mengerumuni sumber gangguannya. Lebah

ini memiliki tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Sepasang kaki belakang memiliki

duri-duri yang berfungsi sebagai alat memegang polen yang dikoleksi dari

tumbuhan.

Di bagian kepala terdapat mata facet yang besar, memiliki sepasang antena,

dengan bagian mulut yang termodifikasi menjadi alat hisap, serta memiliki

sepasang sayap. Pasangan sayap depan lebih besar dibandingkan dengan pasangan

sayap belakang (Mace, 1984). Lebah Heterotrigona itama termasuk lebah sosial

sejati (eusocial) yang terdiri dari 374 (Pranck et al., 2004) spesies yang telah

teridentifikasi dan terdistribusi atau tersebar di daerah tropik (Dollin etal., 1997).

Lebah Heterotrigona itama termasuk dalam kelas Insekta, dengan tatanan takson

dan contoh spesiesnya tertera di bawah ini (Sakagami, 1978).

Page 21: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Hymenoptera

Superfamily : Apoidea

Family : Apidae

Subfamily : Apinae

Tribe : Meliponini

Genus Heterotrigona itama merupakan jenis lebah yang kebanyakan hidup

sosial, dimana di dalam satu koloni atau sarang terdapat lebah ratu (quin), lebah

pejantan (drone) dan lebah pekerja (worker) yang merupakan lebah betina dengan

jumlah koloni terbanyak di dalam sarang. Ratu berwarna coklat kekuningan,

berukuran lebih besar (3-4 kali) dibandingkan betina pekerja, dengan ukuran perut

atau abdomen secara proporsional lebih besar terhadap tubuhnya, memiliki sayap

dengan ukuran yang relatif pendek terhadap ukuran tubuh. Ratu lebah melepaskan

pheromones yang berguna untuk mengatur aktivitas koloni (Wahyuni, 2012).

Pheromones berfungsi untuk memikat lebah jantan untuk membuahi lebah

ratu, sehingga lebah ratu dapat memproduksi telur setelah dibuahi oleh lebah

pejantan. Lebah pejantan (drone) merupakan kelompok terbesar kedua yang

terdapat pada satu koloni lebah. Jumlahnya diperkirakan sepertiga dari jumlah

lebah betina. Selain untuk membuahi lebah ratu, lebah jantan juga berfungsi

menjaga sarang dari gangguan. Lebah pejantan tidak bekerja mencari madu dan

polen untuk makanan yang akan disimpan di dalam koloninya (Abdilah, 2008).

Page 22: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Lebah pekerja (workers) adalah lebah betina dengan organ reproduksi yang tidak

berkembang, sehingga tidak menghasilkan telur (Michener, 2007).

Lebah ini berwarna hitam dengan panjang tubuh 3-4 mm, panjang sayap

sekitar 8 mm, kaki belakang berkembang menjadi alat pembawa polen, tubuh

berbulu dan tungkai berkait (Mace, 1984). Lebah pekerja ini mampu mengubah

bahan-bahan yang dikoleksi dari tumbuhan, seperti resin, menjadi bahan untuk

membangun sarang (wax dan propolis). Selain mencari makan, lebah pekerja ini

bertugas untuk membersihkan dan memelihara sarang, memelihara larva, dan

menjaga sarang agar tetap bersih (Mace, 1984; Michener, 2007).

Menurut Baconawa (1999), masa kerja lebah pekerja sekitar 60 hari. Pada

usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja membersihkan lubang tempat

dilahirkan saat menjadi larva. Pada usia 2-3 minggu lebah pekerja mulai bekerja

untuk menghasilkan royal jelly. Pada usia 4 minggu lebah muda mulai mengikuti

lebah dewasa untuk mencari makan diluar sarang. Memasuki usia 5 minggu lebah

pekerja sering disebut dengan lebah pangan yang sudah dapat mencari jejak,

karena lebah pekerja ini sudah mampu membaca arah sinar ultraviolet dari

matahari untuk mencari jejak arah sumber makanannya. Usia 6-7 minggu lebah

pekerja akan bekerja menjaga keamanan koloni. Lebah pekerja akan mati pada

usia 7 minggu.

2.2 Sumber Pakan Lebah

Bunga yang mengandung serbuk sari dan nektar merupakan sumbermakanan

dari lebah. Serbuk sari dan nektar merupakan bahan makanan yang penting untuk

lebah (Carlos et al., 1995). Nektar memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk

Page 23: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

gula, sedangkan polen memiliki kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral

(Crane, 1980; Sanford, 2001). Kelebihan makanan yang dikoleksi dari lingkungan

akan disimpan di dalam sarangnya dalam bentuk madu dan royal jelly. Bahan-bahan

ini akan digunakan dalam pemeliharaan larva dan ratu serta digunakan pada saat

lebah pekerja tidak dapat keluar untuk mencari makan atau sumber makanan di luar

sudah terbatas (Tarumingke dan Coto, 2003).

Ketersedian pakan lebah secara berkesinambungan yang mampu

menghasilkan nektar dan tepung sari sangat menentukan keberhasilan usaha

perlebahan (Sulthoni, 1986).

Oleh karena itu segala usaha yang diarahkan untuk menghasilkan sumber-

sumber pakan lebah yang dapat tersedia terus menerus sepanjang tahun menjadi

suatu usaha yang sangat penting. Lebah madu sangat membutuhkan pakan yang

mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, air dan lain-lainuntuk

kehidupannya. Pakan tersebut sangat penting untuk perkembangan koloni,

perawatan ratu, peningkatan produksi telur dan produksi madu. Sumber

karbohidrat sebagian besar diperoleh dari nektar, sedangkan sumber protein

diperoleh dari polen (Sulthoni, 1986).

Lebah Heterotrigona itama sp ini dibudidayakan di dalam log, macam-

macam log yang digunakan antaranya bambu, rambutan, kelapa. Ukuran log

Heterotrigona itama sp tidak sama, berbeda-beda sesuai jenis log yang digunakan.

Temperatur lingkungan mempengaruhi terhadap aktivitas lebah pekerja

dalam mencari makanan. Temperatur sekitar berpengaruh terhadap aktivitas

lebah, aktivitas tersebut meliputi pencarian makanan, perawatan keturunan, dan

Page 24: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

pembesaran koloni. Temperatur meningkat mengakibatkan penurunan aktivitas

lebah dalam mencari pakan (Mani, 1972). Aktivitas pencarian nektar, tepung sari

dan air tergantung cuaca dan kebutuhan koloni. Lebah madu aktif mencari nektar

dan tepung sari pada kisaran 20- 26 ºC (Gojmerac, 1983).

Suhu ideal untuk lebah terbang adalah antara 16 °C dan 26 °C. Namun suhu

bukanya salah satu faktor yang menguntungkan untuk terbang karena ada faktor

kelembaban lingkungan yang paling penting untuk kegiatan penerbangan. (Hilario

et al., 2003). Aktivitas pembuangan sampah lebih banyak dilakukan pada pagi

hari dan sore hari. Dan aktivitas lebih tinggi ketika pada musim panas daripada di

musim dingin (Hilario et al., 2003).

Heterotrigona itama tidak bisa bertoleransi dengan suhu rendah, tetapi

Heterotrigona itama bisa bertahan pada suhu 34 - 36ºC karena itu Heterotrigona

itama lebih kuat pada suhu panas ketimbang Apis. Lebah Heterotrigona itama

tidak tahan dengan temperatur dingin, tapi ketika temperaturpanas Heterotrigona

itama akan mengepak sayapnya untuk menurunkan suhu tubuhnya (Amano,

2004).

Pada musim bunga (kemarau), peternak harus mampu mencari lokasi

penggembalaan yang bunganya melimpah, agar madu dan royal jellynya

melimpah pula. Pada musim-musim paceklik (penghujan), peternak dituntut untuk

mampu menempatkan lebah di lokasi yang memiliki curah hujan kecil dan paling

banyak sumber nektarnya, terutama sumber tepung sari bunga. Suhu udara yang

terlalu panas atau terlalu dingin tidak cocok untuk kehidupan lebah, demikian pula

lokasi yang memiliki curah hujan terlalu tinggi tidak cocok untuk budidaya lebah

Page 25: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

madu, karena lebah-lebah pekerja tidak bisa mencari makanan. Namun, jika hujan

turun pada siang hari, lebah masih mempunyai kesempatan mencari makanan

pada pagi hari (Halim dan Suharno, 2008).

1. Nektar

Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar

nectarifer tanaman dalam bentuk larutan gula dan konsentrasi yang bervariasi.

Komponen utama pada nektar adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa disamping

terdapat juga zat-zat lainnya seperti maltose, melibiosa, refinosa, serta

turunankarbohidrat lain. Selain dari zat gula, nektar juga mengandung protein,

garammineral dan vitamin-vitamin (Winarno, 2000).

Nektar mengandung air dari 40 sampai 60 % karena itu kadang-kadang

tiga perempat dari beratnya harus dikeluarkan atau dibuang sampai menjadi madu.

Hal ini dilakukan dengan cara mengangkut setiap tetes nektar dari satu ruang

keruang lainnya sehingga sebagian air teruapkan, yaitu dengan cara pengisapan

oleh sayap-sayap lebah yang dapat mengatur ventilasi sehingga kadar air turun

sampai 15-20 % (Winarno, 2000).

Sebagian besar energi yang diperlukan oleh lebah madu berasal dari nektar

yaitu semacam cairan yang dihasilkan oleh kelenjar nektar tumbuhan. Nektar kaya

akan berbagai bentuk karbohidrat (3-87%) seperti fruktosa, sukrosa, dan glukosa.

Selain karbohidrat juga mengandung sedikit senyawa-senyawa nitrogen seperti

asam amino, amida-amida, vitamin-vitamin, senyawa-senyawa aromatic dan juga

mineral-mineral (Sihombing, 2005).

Page 26: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

2. Polen

Polen adalah tepung sari bunga yang merupakan bahan halus seperti bubuk

dengan warna kekuning-kuningan dan terdapat dari ujung sari bunga. Bahan ini

mengandung semua unsur yang diperlukan oleh tumbuhan maupun hewan

berupavitamin, enzim dan hormon. Tepung sari dibersihkan terlebih dahulu

dengan kakilebah lalu disimpan dalam keranjang khusus. Di dalam sarang, tepung

saridisimpan dalam sel penyimpanan. Letak penyimpanan tepung sari berada

dekatlarva sehingga mudah dalam pemberian larva lebah. Larva inilah

yangmenghasilkan sebagian besar persediaan tepung sari. Tepung sari

mengandung zatprotein yaitu zat nutrisi yang diperlukan untuk membentuk otot

lebah dan jugamempengaruhi tingkat pembiakan dan masa hidup lebah (Sarwono,

2007).

Polen atau tepung sari bunga adalah bagian dari anther bunga yang

berbentuk butiran atau serbuk halus. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas

untuk mengumpulkan dan membawa polen dalam bentuk pellet yaitu polen13

disimpan dalam keranjang polen yang terletak di kaki belakang lebah pekerja

(Pusat Perlebahan APIARI Pramuka, 2003).

Sihombing (2005), mengemukakan bahwa polen dimakan oleh lebah madu

terutama sebagai sumber protein dan lemak, dan sedikit karbohidrat dan

mineral.Kandungan protein besarnya bervariasi antara 8-40 %, rata-rata 23 % dan

mengandung semua asam-asam amino essensial.

2.3 Tehnik Budidaya Lebah Heterotrigona itama

Page 27: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

1. Pembuatan Stup

Stup lebah Heterotrigona itama sebaiknya menggunakan kayu yang

berserat halus. Hingga saat ini belum ada ukuran standard dari stup Heterotrigona

itama. Di Nusa Tenggara Barat, stup yang digunakan masyarakat berukuran 20 x

15 X 17 cm. Stup lebah Heterotrigona itama bisa digantung ataupun disusun pada

rak dan diletakkan di tempat teduh / tidak terkena matahari langsung. Struktur

stup lebah Heterotrigona itama berbeda dengan stup lebah lainnya. Ruangan

dalam stup lebah Heterotrigona itama tidak bersekat-sekat. Namun lebah

Heterotrigona itama menempatkan telur, madu, propolis dan polen secara terpisah.

2. Pemindahan Koloni

Pemindahan koloni dari alam ke dalam stup atau dari satu stup ke stup

lainnya merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dan dilakukan

secara hati-hati pada malam hari setelah semua koloni kembali ke sarang atau

dinihari ketika koloni belum mencari pakan. Secara teknik, pemindahan koloni

lebih mudah dengan cara memindahkan ratunya terlebih dahulu, ketika ratunya

sudah dipindahkan secara otomatis angota koloni akan mengikuti ratu berpindah

tempat. Setelah semua koloni berpindah, stup yang baru didiamkan 1-2 bulan agar

koloni dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Setiap koloni terdiri dari

ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu merupakan satu-satunya lebah

petelur seumur hidup dalam satu koloni. Lebah pekerja adalah lebah betina yang

organ reproduksinya tidak berfungsi sempurna/ tidak subur. Lebah pekerja

mengeluarkan lilin yang digunakan untuk membangun, membersihkan dan

Page 28: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

memelihara sarang, menjaga sarang, menyediakan makanan, terdiri dari madu dan

tepung sari.

Masa kerja lebah pekerja selama 60 hari, sejak usia 1 minggu lebah pekerja

mulai bekerja membersihkan lubang sel bekas huniannya tatkala ia masih menjadi

larva. Usia 2 minggu lebah pekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat

sel-sel dalam sarang. Usia 4 minggu mengikuti lebah pekerja dewasa mencari

makan di luar sarang. Usia 5 minggu lebah pekerja mencari makan untuk

memenuhi kebutuhan hidup koloni. Stup tersusun atas beberapa bagian. Setiap

bagian digunakan untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan

tempat larva. Di bagian tengah terdapat karangan-karangan bola berisi telur,

tempayak, dan kepongpong. Di bagian sudut terdapat bola-bola agak kehitam-

hitaman untuk menyimpan madu dan tepung.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan stup sebaiknya dilakukan secara rutin dan periodik, meliputi

pembersihan dari sarang semut/ laba-laba, pengecekan kondisi stup agar terkena

air hujan. Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, larva

kumbang, tawon kuning, ayam dan lain-lain).

4. Pemanenan

Pemanenan madu maupun propolis dilakukan 1-3 kali setahun tergantung

kondisi lingkungan, pakan, besar kecilnya stup dan kesehatan koloni. Pemanenan

umumnya dilakukan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan pisau kikis.

Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan dimangkuk untuk dilakukan

Page 29: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap steril dengan tidak terlalu

banyak kontak dengan tangan.

2.4 Madu lebah Heterotrigona itama

Madu lebah Heterotrigona itama mengandung berbagai vitamin dan nutrisi

lainnya. Madu lebah Heterotrigona itama terbuat dari nektar yang diambil dari

tumbuhan. Nektarmerupakan hasil sekresi tumbuhan berupa cairan yang berasa

manis, yang dihasilkan pada kelenjar nektari dari bunga. Nektar dari tumbuhan

diambil oleh Heterotrigona itama dengan menggunakan probosis. Probosis

merupakan bagian mulut yang memiliki bentuk menyerupai belalai.

Menurut Krisnawati (2013), kandungan vitamin pada madu lebah

Heterotrigona itama adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), (B3), asam askorbat

(C), (B5), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asamfolat dan vitamin

K, sedangkan mineral yang terkadung adalah Natrium (Na), Kalsium (Ca),

Magnesium (Mg), Alumunium (A1), besi (Fe), Fosfor , Kalium (K), Potassium,

Sodium klorida dan Sulfur. Enzim-enzim yang terdapat pada madu lebah

Heterotrigona itama adalah diatase, invertasem glukosa oksidase, fruktosa,

peroksidase, lipase dan mengandung sejumlah kecil hormon, tembaga (Cu),

iodium (I) dan seng (Zn). Kandungan mineral, vitamin dan enzim-enzim tersebut

menyebabkan madu dari lebah Heterotrigona itama dapat digunakan sebagai

bahan obat untuk mengobati beragam penyakit dan meningkatkan kekebalan

tubuh (Krisnawati, 2013). Madu bermanfaat untuk memulihkan energi yang

hilang akibat dari aktifitas sehari-hari, karena madu sebagai sumber energi yang

akan tercerna secara cepat (Purbaya, 2007).

Page 30: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

2.5 Propolis lebah Heterotrigona itama

Propolis diperoleh oleh lebah Heterotrigona itama dari getah tumbuhan

yang memiliki resin berwarna kecoklatan dan digunakan sebagai perekat sarang

(Anilakumar etal., 2011). Propolis dikumpulkan dari bunga, kulit kayu dan bagian

tumbuhan lain (Gojmerac, 1983). Propolis merupakan bahan yang sangat berharga

yang diketahui berfungsi untuk membunuh bakteri, virus, jamur, ataupun protozoa

yang masuk kedalam sarang (Krisnawati, 2013) dan digunakan untuk

membungkus bangkai hewan yang menganggu disarang lebah dengan propolis

karena hewan ini terlalu berat untuk dapat dibuang dari sarangnya, Prosesnya

menghasilkan efek serupa pembalseman, karena tubuh mati hewan tersebut

mengering tanpa mengalami pembusukan (Salatino et al., 2005).Propolis berguna

bagi lebah Heterotrigona itama dikarenakan lebah Heterotrigona itama yang

rentan terhadap infeksi dari virus dan bakteri (Chinthapally et al., 1993).

Kumpulan propolis yang terkumpul dicampur dengan cairan lilin pada sarang,

sehingga berguna sebagai antimikroba (Dharmayanti et al., 2000).

Manfaat propolis bagi manusia adalah sebagai pemacu sistem imun dan

memperbaiki jaringan yang rusak (Stojko et al., 1978;Ghisaberti, 1979). Propolis

ini juga digunakan sebagai bahan kosmetik, obat, dan teknologi pangan (Krell,

1996).

Kandungan propolis sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur tumbuhan

yang dijadikan sumber pakan oleh lebah, serta iklim dan waktu propolis diperoleh

(Hill, 1981; Chen, 1993). Oleh karena itu propolis merupakan senyawa kompleks

yang kaya akan senyawa terpena, asam benzoat, asam kafeat, asam sinamat dan

Page 31: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

asam fenolat. Propolis juga mengandung senyawa flavonoid yang tinggi

(Chinthapally et al., 1993), selain itu propolis juga mengandung penyusun

lainnya, seperti polen dan asam amino (Salatino et al., 2005).

2.6 Hama pada Lebah Heterotrigona Itama

Menurut Nas (1978) bahwa serangga dapat dikatan hama apabila serangga

tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak, tanaman

serat, hasil pertanian atau panen, pengolahan dan dalam penggunaanya serta dapat

bertindak sebagai vektor penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, dapat

merusak tanaman hias, bunga serta merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainya.

Jenis-jenis hama yang terdapat pada lebah Heterotrigona Itama

1. Burung, Kadal, Katak sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan

lebah sebagai salah satu makananya.

2. Semut dan Laba-laba membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah

baik madu maupun nektar.

3. Kupu-Kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam propolis dapat menjadi ulat dan

menyerang propolis.

4. Tikus merampas madu dan juga merusak propolis yang ada di dilam dan luar stup.

2.7 Teori Produksi

Produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya dipergunakan

untuk menghasilkan produk. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah

input, dan jumlah produksi disebut output. Menurut Joesron dan Fathorrozi,

(2003) produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dalam kaitannya dengan pertanian,

produksi merupakan esensi dari suatu perekonomian (Sukirno, 2000). Untuk

Page 32: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

berproduksi diperlukan sejumlah input, dimana umumnya input yang diperlukan

pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja dan teknologi.

Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan

tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah

tempat, serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut di atas. Dengan demikian

produksi tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Namun

komoditi bukan hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut

Salvatore (2001) produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input

atau sumber daya menjadi output beberapa barang atau jasa. komoditi bukan

hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore (2001)

produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumber daya

menjadi output beberapa barang atau jasa. Hubungan antara jumlah output (Q)

dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi (X1, X2, X3,…Xn)

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, X3,…Xn)

Keterangan:

Q = tingkat produksi(output) di pengaruhi oleh faktor X

X = berbagai input yang digunakan atau variabel yang mempengaruhi Q

Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan

antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input

itu sendiri.Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri

Page 33: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

atas modal (K) dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat

diformulasikan menjadi:

Q = f (K, L)

Keterangan:

Q = jumlah produksi

K = input jumlah stok modal

L = input jumlah tenaga kerja

Fungsi produksi tersebut menunjukkan maksimum output yang dapat

diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga

kerja (L).

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi

Penelitian terdahulu menunjukan bahwa produksi dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dijabarkan menjadi beberapa variabel yang

diduga mempunyai pengaruh terhadap produksi dengan menggunakan uji tertentu.

Variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi bisa menjadi acuan untuk

pengembangan penelitian melalui peningkatan produksi yang diperoleh.

1. Pengaruh jumlah tanaman menghasilkan nektar terahadap produksi madu

Heterotrigona itama itama

Tabel 2. Jenis Tanaman Yang Menghasilkan Nektar, Resin dan Polen

Nama tanaman Sumber

Damar (Agathis spp.) Resin, nektar, polenNangka (Artocarpus heterophyllus) Resin, polenCemara (Casuarina spp.) Resin

Page 34: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Meranti (Shorea spp.) ResinManggis (Carciona mangostana) Resin, nektar, polenKemenyan (Dioscorea oppositifolia) ResinKenari (Canarium commune) ResinPala (Myristica fragrans) Resin, polenPinus (Pinus merkusii) ResinRasalama (Altingia excelsa) ResinSawo (Achras zapota) ResinSingkong (Manihot uttilisima) Resin, nektar, polenAkasia (Acacia mangiums) NektarAlpukat (Persea americana) NektarBungur (Lagerstroemia speciosa) PolenBelimbing (Averhoa spp.) Nektar, polenCabe (Capaicum spp.) NektarDurian (Durio zibethinus) NektarJagung (Zea mays) PolenJambu batu (Psidium guayana) PolenJambu air (Eugenia javanica) Nektar, polenJengkol (Phitecollobium jiringa) PolenKaliandra (Calliandra callothirsus) Nektar, polen

Tanaman pakan lebah merupakan tanaman/tumbuhan yang menghasilkan

pangan bagi lebah madu (Kasno, 2001). Semua jenis tanaman berbunga (tanaman

hutan, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura, dan

tanaman liar) yang megandung unsur nektar sebagai bahan madu, polen, dan resin

sebagai bahan propolis dapat dimanfaatkan sebagi sumber pakan lebah (Sarwono,

2001).

2. Pengaruh ukuran log terhadap produksi madu Heterotrigona itama

Log lebah Heterotrigona itama sangat beragam mulai dari bambu, kelapa,

rambutan, mangga dan lain-lain. Ukuran log berbeda-beda sesuai dengan log yang

di tinggali oleh lebah Heterotrigona itama, mulai dari batang bambu yang kecil

sampai batang pohon rambutan yang besar.

3. Pengaruh tanaman menghasilkan resin terhadap produksi madu Heterotrigona

itama Pohon yang menghasilkan getah tumbuhan menghasilkan resin berwarna

Page 35: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

kecoklatan dan digunakan sebagai perekat sarang yang akan di bentuk menjadi

propolis (Anilakumar etal., 2011). Propolis dikumpulkan dari getah, kulit kayu

dan bagian tumbuhan lain (Gojmerac, 1983). Propolis berguna sebagai kantong

dari madu dan berfungsi untuk membunuh bakteri, virus, jamur, ataupun protozoa

yang masuk kedalam sarang (Krisnawati, 2013) dan digunakan untuk

membungkus bangkai hewan yang menganggu disarang lebah dengan propolis

karena hewan ini terlalu berat untuk dapat dibuang dari sarangnya, Prosesnya

menghasilkan efek serupa pembalseman, karena tubuh mati hewan tersebut

mengering tanpa mengalami pembusukan (Salatino et al., 2005).

4. Pengaruh suhu terhadap produksi madu lebah Heterotrigona itama

Heterotrigona itama tidak bisa bertoleransi dengan suhu rendah, tetapi

Heterotrigona itama bisa bertahan pada suhu 34o - 36º Celcius. Lebah

Heterotrigona itama tidak tahan dengan temperatur dingin, tapi ketika

temperaturpanas Heterotrigona itama akan mengepak sayapnya untuk

menurunkan suhu tubuhnya (Amano, 2004).

5. Pengaruh hama terhadap produksi madu lebah Heterotrigona itama

Hama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi madu

lebah Heterotrigona itama karena hama ini ada yang merusak sarang, mengambil

madu atau polen sehingga dapat membunuh koloni yang ada di dalam log, hama

yang sering mengganggu lebah Heterotrigona itama antara lain, semut, cecak,

ayam, laba-laba, tokek, dan lain-lain.

Page 36: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

2.8 Penelitian Terdahulu

Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji

penelitian ini.

1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Desri Hamzah (2011), “Produksi Lebah

Madu (Apis Cerana)Yang Dipelihara Pada Sarang Tradisional Dan Moderen

Di Desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbandingan produksi lebah madu (Apis

cerana) yang dipelihara pada sarang tradisional dan moderen di Desa

Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar berdasarkan berat sisiran

sarang, berat sarang madu dan berat madu. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan eksperimen dengan pengamatan langsung pada ternak lebah

(Apis cerana) yang ada di Desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten

Kampar. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penimbangan sisiran

sarang, sarang madu dan madu lebah, sedangkan data sekunder diperoleh

dari kantor Desa Kuapan. Peubah yang di ukur dalam penelitian ini

adalah; 1) berat sisiran sarang, 2) berat sarang madu dan 3) berat madu.

Data dari masing-masing peubah yang diamati dianalisis menggunakan uji t.

Hasil analisis data yaitu produksi sisiran sarang lebah madu (Apis cerana)

yang dipelihara pada sarang moderen lebih tinggi dari yang dipelihara

pada sarang tradisional. Rata-rata produksi lebah madu (Apis cerana) yang

dipelihara pada sarang moderen adalah 1,7 kg berat sisiran sarang, 0,7 kg

Page 37: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

berat sarang madu dan 0,6 kg berat madu. Rata-rata produksi lebah madu

(Apis cerana) yang dipelihara pada sarang tradisional adalah 1,2 kg berat

sisiran sarang, 0,5 kg berat sarang madu dan 0,4 kg berat madu.

2. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hendri Banowu (2016), “Studi

Perkembangan Koloni dan Produksi Lebah Heterotrigona itama dari Posisi

Stup yang Berbeda” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

posisi stup terhadap berat sarang lebah Heterotrigona itama dan jumlah

produk lebah Heterotrigona itama (madu, propolis, pollen dan sel telur)

dari perlakuan stup yang berbeda yaitu Horizontal dan Vertikal. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Februari 2016

bertempat di Desa Wata Benua Kecamatan Landono Kabupaten Konawe

Selatan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Hasil pengamatan produk lebah Heterotrigona itama dianalisis dengan

anova dilanjutkan dengan uji beda nyata DMRT (Duncan's Multiple

Range Test) jika berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil

analisis menunjukan bahwa rata-rata produk lebah Heterotrigona itama sp.

berupa madu, propolis, pollen dan sel telur melalui pengaruh perlakuan posisi

stup yaitu horizontal dan vertikal yang paling tinggi diperoleh perlakuan

posisi stup vertikal dengan rata-rata produk madu 216,67 g, propolis 216,67 g,

pollen 475,00 g dan sel telur 166,67 g sedangkan perlakuan posisi stup

horizontal hanya berkisar rata-rata produk madu 68,33 g, propolis 82,17 g,

pollen 330,00 g dan sel telur 151,67 g. Hal ini diduga berkaitan dengan sifat

alami dari lebah Heterotrigona itama . yang jika berada di alam

Page 38: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

menunjukkan pertumbuhan kearah vertikal atau mengikuti pertumbuhan

pohon.

3. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Arifudin Lamusa (2010), “Usaha Ternak

Lebah Madu Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Madu Di Desa

Lolu Kabupaten Sigi Provinasi Sulawesi Tengah”. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis usaha ternak lebah madu dan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi usaha ternak lebah madu di Desa Lolu Kabupaten

Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Interpretasi data dilakukan melalui analisis

produksi Cobb Douglas (CD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

variable x1, x2 dan x3 berpengaruh sangat nyata terhadap produksi madu

(Ŷ) dengan α = 1%. Sedangkan variabel x4 berpengaruh tidak nyata terhadap

Ŷ. Hasil analisis menunjukan bahwa Secara keseluruhan, variabel jumlah

sarang atau stup, banyaknya tenaga kerjaa, dan pengalaman beternak

lebah madu berpengaruh sangat nyata terhadap produksi usaha ternak

lebah madu. Hal ini dibuktikan oleh nilai F-hitung yang lebih besar

dibandingkan dengan nilai F-tabel pada tingkat kepercayaan 99 %, yakni

nilai F-hitung (27.800) > F-tabel (3.849). Secara parsial variabel jumlah

sarang atau stup, banyaknya tenaga kerjaa, dan pengalaman beternak

lebah madu masing-masing signifikan terhadap produksi usaha ternak

lebah madu. Hal ini, ditunjukkan oleh nilai t-hitung yang lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai t-tabel. Sebaliknya, harga madu berpengaruh tidak

nyata terhadap produktivitas usaha ternak lebah madu di Kabupaten Sigi

Page 39: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung yang lebih kecil dibandingkan nilai t-

tabel.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian Madu Lebah Heterotrigona ItamaRumah Kompos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Produksi Madu LebahHeterotrigona Itama

Faktor-faktor berpengaruh :1. Tanaman Nektar (X1)2. Ukuran Log (X2)3. Tanaman Resin (X3)4. Suhu (X4)5. Hama (X5)

Analisis Regresi Berganda

Hasil Analisis: Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi madulebah Heterotrigona itama

Madu Lebah HeterotrigonaItama

Page 40: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Gambar.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Madu Lebah Heterotrigona itamadi Rumah Kompos UIN Jakarta

Alur pemikiran dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi madu lebah Heterotrigona Itama di Rumah Kompos UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam produksi madu lebah Heterotrigona itama

yang ada di Rumah Kompos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di perlukan

beberapa faktor yang mempengaruhi proses produksi sehingga proses produksi

berjalan lancar, faktor tersebut berupa tanaman yang menghasilkan nektar, ukuran

log, tanaman yang menghasilkan resin, suhu dan hama yang ada di sekitar Rumah

Kompos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Faktor-faktor tersebut dihitung

menggunakan pendekatan regresi linear berganda.

Page 41: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Rumah Kompos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, Cemp Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian

ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2017. Lokasi penelitian ini dipilih karena

untuk mengetahui bagaimana produksi madu lebah trigona itama di daerah

perkotaan, karena madu ini aslinya merupakan komoditas hutan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi di Rumah Kompos. Data

sekunder yang digunakan diperoleh dari Dinas Pertanian, BMKG dan dari

berbagai literatur baik buku, skripsi, jurnal dan artikel-artikel dari internet.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dan keterangan melalui beberapa cara yaitu:

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

objekyang akan diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung ke Rumah

Kompos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui

telaah berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan

permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari

Page 42: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

buku-buku, Dinas Pertanian, BMKG, BPS dan departemen terkait,

internet dan lain-lain.

3.4 Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data produksi

bawang merah yaitu analisis kuantitatif melalui model persamaan regresi linear

berganda. Metode ini digunakan karena diharapkan dapat menjelaskan faktor-

faktor yang berhubungan nyata dan tidak berhubungan nyata terhadap produksi

madu lebah trigona itama di Rumah Kompos UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Alat

atau instrument perhitungan yang digunakan dalam penelitiaan ini yaitu cara

komputerisasi dengan menggunakan software Excell dan Statistical Product for

Service Solution (SPSS).

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

lebih dari satu variable independen terhadap variable dependen. Persamaan umum

regresi linear berganda adalah sebgai berikut:

Y= a0 + bX + bX + bX + bX + bnXn + e

Tabel.3 Variabel Dependen dan Independen

Dependen Y Output LiterIndependen X1 Tanaman Nektar Pohon

X2 Ukuran Log Dm3

X3 Tanaman Resin PohonX4 Suhu CelciusX5 Hama Rumpuna KonstantaB KoefisienE Pengaruh galat atau residu

Page 43: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dari

variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan,

yaitu dengan cara:

3.4.2 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial menggunakan uji t yang merupakan uji pengaruh

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji

signifikansi adalah prosedur di mana hasil sampel digunakan untuk menentukan

keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai uji statistik yang

diperoleh dari data.

Prosedur dari uji t adalah sebagai berikut (Agus Widarjono, 2007):

1. Membuat hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha)

2. Menghitung t dengan rumus:

Dimana:

bi = Koefisien bebas ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sb = Simpangan baku (standar deviasi) dari variabel bebas ke-i

3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df = n-k danα yang tertentu

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan t

hitung dan t tabel (nilai kritis).

Jika: t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak

Page 44: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

3.4.3 Pengujian Hipotesis secara Serempak (Uji F)

Pengujian secara serempak menggunakan uji F. Uji F bertujuan untuk

menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependensecara

bersama-sama.

Prosedur pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1. Membuat hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha)

2. Menghitung nilai F.hitung dengan rumus:

Dimana:

R² = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

3. Mencari nilai kritis (F tabel); df (k-1, n-k). dimana: k = jumlah parameter

termasuk intersep.

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan F

hitung dan F tabel.

Jika: F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak

3.4.4 Koefisien Determinasi (R2)

Page 45: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Menurut Gujarati (1995) koefisien determinasi adalah untuk mengetahui

seberapa besar persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat

yang dapat dinyatakan dalam persentase. Besarnya persentase pengaruh semua

variabel independen terhadap nilai variabel dependen dapat diketahui dari

besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan regresi. Besarnya koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nol

besarnya koefisien determinsi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil

pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya,

Semakin mendekati satu besarnya koefisien determinsi suatu persamaan regresi,

maka semakin besar pengaruh semua variabel independen terhadap variabel

dependen (Algifari,2000).

3.5 Definisi Operasional

Nazir (2005) menyatakan definisi operasional adalah suatu definisi yang

diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu opersional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Produksi adalah total produksi yang dihasilkan dalam 1 kali panen satunya

Liter.

2. Jumlah tanaman menghasilkan nektar adalah banyak jumlah tanaman yang

menghasilkan nektar yang terdapat di sekitar log.

3. Ukuran Log adalah besar kecilnya ukuran log yang di gunakan sebagai tempat

tinggal rumah satuanya dm3.

Page 46: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

4. Jumlah tanaman menghasilkan resin adalah banyak jumlah tanaman

menghasilkan resin ya yang terdapat di sekitar log.

5. Suhu adalah besaran suhu derajat Celcius yang terdapat di dalam log.

6. Hama adalah jumlah hewan yang mengganggu atau menurunkan proses

produksi madu lebah Heterotrigona itama.

Page 47: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Berdirinya Rumah Kompos UIN Jakarta

Pada tahun 2009, UIN menghasilkan Rumah Kompos yang berlokasi di

Jalan Asrama Putra Komplek Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Rumah Kompos telah

memproduksi Kompos dan telah di pasarkan dengan merek “Kompos UIN

Jakarta”. Selama ini produk Rumah Kompos telah banyak dimanfaatkan baik

untuk penanaman pohon di kampus dan masyarakat sekitar kampus UIN Jakarta.

Rumah Kompos telah berperan mendukung penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat dalam bentuk penelitian mengenai kompos yang dilakukan oleh para

dosen,melakukan penelitian bagi masyarakat sekitar mengenai tehnik prossesing

pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik (kompos), pelatihan bagi

mahasiswa tehnik pemilahan sampah, tehnik penacacahan bagi menggunakan

mesin dan manual serta pembuatan kompos hingga ke pemasaran. Setelah mereka

dilatih kemudian diharapkan nantinya dapat melakukan pelatihan bagi masyarakat

dengan bimbingan dosen-dosen yang selama ini terlibat dalam produksi kompos.

Pada tahun 2016, Rumah Kompos mulai mengembangkan penelitiannya

yang dilaksanakan oleh Dr. Ir. Elpawati, MM dan Prof. Dr. Manshur Guru Besar

(Universitas Putera Malaysia (UPM) serta di bantu oleh dosen-dosen dan

sekelompok mahasiswa. Penelitian ini guna untuk mengetahui tentang

pengembangan budidaya lebah tanpa sengat (Trigona sp) di sekitar area pinggir

Page 48: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

kota Jakarta, sehingga dapat mengetahui prospek kedepannya mulai dari teknik

budidaya yang dilakukan, risiko atau kendala yang terjadi di area budidaya seperti

hama atau penyakit lebah Trigona, kecocokan iklim, suhu dan kelembaban di

sekitar area budidaya, pakan yang disukai oleh lebah Trigona, serta mengetahui

jumlah produksi yang dihasilkan pada budidaya lebah Trigona di sekitar area

pinggir kota Jakarta.UIN Jakarta. Penelitian ini berkerjasama dengan salah satu

Universitas yang ada di Malaysia, Universitas Putra Malaysia.

4.2 Letak Geografis dan Luas Area Lahan

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kompos yang disediakan oleh UIN

Jakarta sebagai tempat riset dan pengembangan usaha pupuk kompos, EM10 dan

budidaya lebah Heterotrigona itama yang terletak di jalan Ibnu Taima Komplek

Dosen UIN Jakarta, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 15419. Luas lahan Rumah Kompos UIN

Jakarta bekisar 500 m2 yang terdiri dari green house, gudang, lahan budidaya,

peralatan dan perlengkapan, kamar mandi, parker motor.

Berdasarkan kedudukan geografis, kawasan Rumah Kompos UIN Jakarta

terletak pada 6°18ˈ24ˈˈLintang Selatan - 106°45ˈ22ˈˈBujur Timur atau

6,3066928°Lintang Selatan 106,756146°Bujur Timur.

4.3 Lokasi Rumah Kompos

Lokasi Rumah Kompos UIN Jakarta terletak di Jalan Asrama Putra

Kompleks Perumahan Dosen UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan. Dengan Perbatasan Sebagai Berikut :

Page 49: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

1. Sebelah Barat : Pemukiman penduduk dan Madrasah Aliyah

Pembangunan

2. Sebelah Timur : Pemukiman penduduk

3. Sebelah Selatan : Asrama Putra UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

4. Sebelah Utara : Perumahan Dosen UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

Gambar 2. Rumah Kompos UIN Jakarta

4.4 Luas Lahan dan Penggunannya

Luas lahan Rumah Kompos yaitu 500m2. Luas dari bangunan yang ada yaitu

6m x 12m yang terdiri dari : ruang produksi untuk mencacah, mengayak,

menghaluskan dan menyimpan pupuk yang di fermentasikan. Kemudian Gudang

persediaan, ruang kantor, kamar mandi, parkir kendaraan.

Page 50: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

4.5 Struktur Organisasi Rumah Kompos UIN Jakarta

Gambar 3. Struktur Organisasi Rumah Kompos UIN Jakarta

Adapun tugas dari struktur organisasi tersebut adalah :

1. Penasehat, bertugas untuk memberikan pengarahan kepada pengurus dalam

menjalankan setiap kegiatan Rumah Kompos UIN Jakarta.

2. Ketua, bertugas untuk memanajemen seluruh kegiatan pada Rumah Kompos

UIN Jakarta.

Penasehat

Prof. Dr. Manshur

Ketua

Dr. Ir. Elpawati, MP

Sekertaris

Titik

BendaharaYelvi Erida

Anggota RisetArijal Wahid

Anggota RisetWahyu Rochman

Anggota RisetHaris Maulana

Anggota RisetRizky Ardian

Page 51: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

3. Sekertaris, bertugas untuk mencatatpembukuan di Rumah Kompos, mengecek

inventaris, mengontrol kegiatan produksi dan pemasaran pupuk kompos

organik, madu, dan menyiapkan kebutuhan rumah kompos seperti plastik

kemasan, benang, dan lain sebagainya

4. Bendahara, mengatur dan mencatat arus kas baik yang masuk dan keluar.

5. Anggota, bertugas mengatur, menjalankan dan mengawasi penelitian yang

dilakukan di Rumah Kompos UIN Jakarta.

4.6 Alat-Alat Yang Digunakan Di Rumah Kompos UIN Jakarta

Alat-alat yang terdapat di Rumah Kompos UIN Jakarta.

Tabel 4. Alat-Alat Yang Digunakan di Rumah Kompos UIN Jakarta

No Uraian Unit Fungsi1 Gergaji Mesin 1 Untuk memotong log

2 Mesin Penyedot Madu 1Untuk menyedot madu dari dalam kantungmadu

3 Lemari Pendingin 1Untuk menyimpan madu yang sudah dipanen.

4 Botol Kaca Madu 6 Untuk wadah penyimpanan madu.

5 Sapu Lidi 2 Untuk mempersihkan daun disekitar log.

6 Pengki 1 Untuk mempersihkan daun disekitar log.

7 Cangkul 1

Untuk menggali tanah saat melakukanpenanaman bunga dan pemasangan betonpenyangga log.

8 Ember 2 Untuk sebagai wadah penyimpanan air.

9 Alat Penyiram Tanaman 1Untuk menyiram bunga dan tanamandisekitar log.

10 Beton Penyangga log 37Untuk menyangga log agar tidak kontaklangsung dengan tanah.

11 Stup 37Untuh wadah pembuatan dan penyimpananmadu, polen , propolis lebah.

12 Mika Stup 37 Untuk melindungi log dari hama.

Page 52: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

13 Mika Penahan log 37Untuk menyangga log antara betonpenyangga dan log supaya tidak jatuh.

4.7 Tahap – Tahap Produksi Madu Lebah Heterotrigona itama

Berikut tahap-tahap proses produksi madu lebah heterotrigona di Rumsh

Kompos Uin Jakarta:

1. Pembuatan stup

Pembuatan stup di rumah kompos uin terbuat dari kayu dengan ukuran

40x30x5cm. Di bagian tengah stup di beri lubang kecil dengan diameter 2cm.

Stup kayu ini di tutup dengan mika bening dengan ketebalan 0,1cm. Setelah

ditutup mika ditutup lagi dengan dengan papan triplek dengan ukuran yang sama

dengan stup, yaitu 40x30cm. Terakhir di tutup lagi dengan pelindung yang

berfungsi melindungi stup dari panas dan hujan dengan ukuran 1mx1m. Pelindung

ini di buat menggunakan kerangka yang terbuat dari bambu dan juga terbuat dari

bahan karpet sintetis.

2. Pemotongan log untuk pemindahan koloni dan menemukan sel telur (brute cell)

Di dalam log lebah heterotrigona terdapat tiga tingkat yaitu sel telur,

polen, madu. Sebelum memasang stup pada log harus kita potong terlebih dahulu

dulu log sampai kepada bagian sel telur, atau bagian sel telur ini terlihat. Bisa di

lihat di gambar 1 bagian-bagian yang terdapat pada log lebah madu Heterotrigona

itama. Log harus di potong sampai sel telur agar lebah Heterotrigona itama dapat

Page 53: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

memproduksi madu dan polen nya di stup agar memudahkan saat melakukan

pemanenan.

Gambar 4. Bagian Dalam Log Lebah Heterotrigona Itama

3. Pemasangan Stup

Stup yang sudah di buat tadi di pasang pada log setelah log menemukan

sel telur. Stup di pasang diatas log, lalu dipaku dan ditutup mika atasnya. Mika ini

di beri solatip agar tidak terlepas dan rapat supaya semut tidak masuk

kedalamnya. Lalu untuk bagian bawah log di beri beton ukuran 30cm agar tidak

langsung terkena tanah dan terhindar dari rayap bila hujan terjadi. Dibagian atas

stup di tutup dengan pelindung agar log tidak terkena sinar hujan dan panas yang

dapat merusak log. Lalu lubang-lubang yang ada didalam log di tutup dengan

menggunakan propolis agar semut atau cecak tidak masuk kedalam.

Page 54: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Gambar 5. Pemotongan Log.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan stup sebaiknya dilakukan secara rutin dan periodik, meliputi

pembersihan dari sarang semut/ laba-laba, pengecekan kondisi stup agar terkena

air hujan. Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, laba-

laba dan lain-lain). Lalu perawatan bunga-bunga dan juga tanaman di rumah

kompos sebagai sumber pakan lebah.

5. Pemanenan

Pemanenan madu maupun propolis dilakukan 1-3 kali setahun tergantung

kondisi lingkungan, pakan, besar kecilnya stup dan kesehatan koloni. Pemanenan

umumnya dilakukan dengan cara menyedotnys, bsik menggunakan suntikan dan

juga alat penyedot madu. Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan

dimangkuk untuk dilakukan penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap

steril dengan tidak terlalu banyak kontak dengan tangan.

Page 55: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Gambar 6. Pemanenan Madu Lebah Heterotrigona Itama

Page 56: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus di penuhi pada

analisis regresi linier berganda. Didalamnya ada uji normalitas, heterokedastisitas,

dan multikolinearitas. Penelitian ini sudah memenuhi syarat uji asumsi klasik.

Dari hasil menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal, tidak terdapat

masalah heterokedastisitas, dan tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Selanjutnya akan dijelaskan satu persatu.

5.1.1 Uji Normalitas.

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

yang digunakan, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi

data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

memiliki persebaran atau distribusi data yang normal. Cara yang termudah untuk

melihat normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Hasil uji normalitas

terlihat dalam grafik normal P-P Plot of Regression Standarized Residual .

Pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Reidual, titik-

titiknya menyebar pada sumbu diagonal. p-plot sehingga dapat dikatakan data

terdistribusi secara normal sehingga dapat memenuhi asumsi normalitas. Salah

satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat Normal

Probability Plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.

Page 57: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Ghozali (2011) mengemukakan jika data menyebar di sekitar garis diagonal

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

5.1.2 Uji Heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Cara termudah untuk melakukan uji heterokedastisitas adalah dengan melihat

grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

nilai residualnya SRESID. Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini

disajikan pada gambar di lampiran 2 lanjutan.

Gambar menunjukan pada diagram scatterplot terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak, serta tidak tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada

sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala heterokedastisitas

pada model regresi yang digunakan. Santoso (2014) dalam Namira (2015)

mengemukakan bahwa uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, hal tersebut homokedastisitas, namun

jika varian berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi dapat dilihat apakah

terjadi heterokedastisitas dari scatterplot yang dihasilkan. Cara lain untuk menguji

heterokedastisitas adalah dengan cara uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan

cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.

Ghozali (2011) mengemukakan jika nilai signifikansi antara variabel independen

dengan absolut residual lebih dari 0,1 maka tidak terjadi masalah

Page 58: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

heterokedastisitas, untuk hasil uji glejser dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel dibawah.

Tabel 4. Hasil Uji Glejser

Variabel Independen T Sig.

Tanaman menghasilkan nektar -1,726 0,212Ukuran Log 1,077 0,290Tanaman menghasilkan Resin 0,636 0,530Suhu 1,421 0,165Hama 1.139 0,263

Sumber: Data Sekunder (diolah)

Dalam tabel 4 menunjukan bahwa variabel jumlah pohon, ukuran log dan

jumlah bunga memiliki nilai signifikan 0,212, 0,290, 0,530, 0,165 dan 0,263 yang

semuanya bernilai lebih besar dari 0,1. artinya bahwa tidak terdapat masalah

heterokedastisitas dalam model regresi ini, dengan kata lain semua variabel

independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang

homogen.

5.1.3 Uji Multikolinearitas.

Menurut Ghozali (2005) dan Ramadhani (2016) menjelaskan bahwa uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas

dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas yaitu

Page 59: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Hasil uji multikolinearitas

penelitian ini disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Data primer (diolah)

Tabel 5 menunjukan bahwa nilai VIF untuk variabel Tanaman nektar,

ukuran log, Tanaman Resin, suhu, dan hama dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya gejala

korelasi antar variabel independen. Ghozali (2011) mengemukakan model regresi

yang baik adalah dengan melihat nilai Tollerance dan Variation Inflation Faktor

(VIF) dengan nilai cut-off yang digunakan untuk menentukan adanya

multikolinearitas adalah nilai Tollerance > 0,10 dan VIF < 10

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Madu LebahHeterotrigona itama UIN Jakarta

Variabel IndependenCollinearity Statistics

Tolerance VIFTanaman menghasilkan nektar .606 1.649

Ukuran log .739 1.353

Tanaman menghasilkan resin .740 1.351

Suhu .860 1.162

Hama .925 1.081

Page 60: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Alat analisis regresi berganda dengan dugaan lima faktor digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi madu UIN Jakarta.

Besarnya Pengaruh yang di timbulkan oleh faktor tanaman nektar, ukuran log,

tanaman resin, suhu, hama diduga mempengaruhi produksi madu Lebah

Heterotrigona itama UIN Jakarta yang dijabarkan pada tabel 7 berikut :

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor yang Mempengaruhi ProduksiMadu Lebah Heterotrigona itama UIN Jakarta

No Faktor Koefisian Regresi

1 Tanaman Nektar 0,649

2 Ukuran Log 0.099

3 Tanaman Resin 0,4064 Suhu 0.617

5 Hama -0,677

Konstanta 130.167

Ket : Predicted interval 90 persen

Sumber : data sekunder (diolah)

Hasil perhitungan pada Tabel dapat dibuat persamaan regresi berganda

untuk faktor-faktor yang mempengaruhi produksi madu Lebah Heterotrigona

itama UIN Jakarta. Adapun persamaan matematis tersebut adalah sebagai berikut :

Y = 130,167 + 0,649 X1 + 0.099 X2 + 0,406 X3 + 0.617 X4 + -0,677 X5

Hasil dari model persamaan diatas, diperoleh nilai konstanta sebesar

130,167 , menyatakan bahwa jika tidak ada tanaman menghasilkan nektar,

ukuran log, tanaman menghasilkan resin, suhu, hama maka produksi madu Lebah

Heterotrigona itama yang dihasilkan sebesar 130,167 ml. Persamaan diatas juga

menunjukan bahwa hasil perhitungan koefisien regresi sebagai berikut :

Page 61: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Hasil perhitungan regresi berganda, didapat koefisien regresi tanaman

menghasilkan nektar nektar (X1) bernilai positif sebesar 0,649. Angka ini

menunjukan hubungan searah antara jumlah bunga (X1) terhadap produksi (Y).

Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 10 tanaman menghasilkan nektar

akan meningkatkan produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah Kompos

UIN Jakarta sebesar 6,49 ml.

Hasil perhitungan regresi berganda, didapat koefisien regresi ukuran log

(X2) bernilai positif sebesar 0.099 Angka ini menunjukan hubungan searah antara

jumlah ukuran log (X2) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap

penambahan 10dm3 ukuran log akan meningkatkan produksi madu lebah

Heterotrigona Itama Rumah Kompos UIN Jakarta sebesar 0,99 ml.

Hasil perhitungan regresi berganda, didapat koefisien regresi tanaman

menghasilkan resin (X3) bernilai positif sebesar 0,406. Angka ini menunjukan

hubungan searah antara jumlah tanaman menghasilkan resin (X3) terhadap

produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 10 tanaman yang

menghasilkan resin akan meningkatkan produksi madu lebah Heterotrigona

itama Rumah Kompos UIN Jakarta sebesar 4,06 ml.

Hasil perhitungan regresi berganda, didapat koefisien regresi suhu (X4)

bernilai positif sebesar 0,617. Angka ini menunjukan hubungan searah antara suhu

(X4) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap peningkatan suhu

10oC akan meningkatkan produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah

Kompos UIN Jakarta sebesar 6,17 ml.

Page 62: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Hasil perhitungan regresi berganda, didapat koefisien regresi hama (X5)

bernilai negatif sebesar -0,677. Angka ini menunjukan berlawanan antara jumlah

hama (X5) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap 10 tahama

yang datang akan mengurangi produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah

Kompos UIN Jakarta sebesar 6,77 ml.

5.2.1 Pengujian Parameter Regresi Secara Tunggal

Hasil uji t dengan tingkat kepercayaan 90 persen ( α = 0,1), variable

independen ( jumlah bunga, ukuran log, pohon ) berpengaruh nyata terhadap

produksi madu lebah Heterotrigona itama UIN Jakarta. Uji ini dilakukan dengan

memperbandingkan thitung dengan ttabel (terima Ho jika thitung<ttabel atau tolak Ho

jika thitung>ttabel) atau dari probabilitasnya ( sig < α), yaitu serta masing-masing

berdasarkan 2 hipotesis, yaitu :

Tabel 8. Tabel Hasil Uji T

No Faktor Thitung Sig

1 Tanaman Menghasilkan Nektar 2,650 0,0132 Ukuran Log 1,835 0,0763 Tanaman Menghasilkan Resin 0,693 0,4934 Suhu 0,424 0,6755 Hama -1,981 -0,057

Ttabel 1,305

Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel bebas dengan produksi madu rumah

kompos UIN Jakarta.

Page 63: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

H1 : Terdapat pengaruh variabel bebas dengan produksi madu rumah

kompos UIN Jakarta.

1. Pengujian tanaman menghasilkan nektar (X1) terhadap produksi (Y)

Jumlah tanaman menghasilkan nektar merupakan salah satu faktor penting

yang terdapat pada proses produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan

hasil perhitungan SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi

0,013 dalam tabel nilai thitung untuk jumlah tanaman menghasilkan nektar adalah

sebesar 2650 > ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya lebih besar dari α,yaitu

0,013 < 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa terima Ho (thitung <

ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa jumlah tanaman menghasilkan nektar

mempunyai pengaruh nyata atau signifikasi secara stastitik terhadap produksi

madu Heterotigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta.

2. Pengujian ukuran log (X2) terhadap produksi (Y)

Ukuran log merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada

proses produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan hasil perhitungan

SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,076 dalam tabel

nilai thitung untuk ukuran log adalah sebesar 1,835 > ttabel = 1,305 atau tingkat

signifikasinya lebih besar dari α,yaitu 0,076 < 0,1 dengan demikian dapat

disimpulkan , bahwa ditolak Ho (thitung < ttabel ; Sig < α), yang berarti bahwa

jumlah ukuran log mempunyai pengaruh nyata atau signifikasi secara stastitik

terhadap produksi madu heterotigona Rumah Kompos UIN Jakarta.

3. Pengujian tanaman menghasilkan resin (X3) terhadap produksi (Y)

Page 64: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Jumlah tanaman menghasilkan resin merupakan salah satu faktor penting

yang terdapat pada proses produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan

hasil perhitungan SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi

0,493 dalam tabel. nilai thitung untuk suhu adalah sebesar 0,693 < ttabel = 1,305 atau

tingkat signifikasinya lebih besar dari α,yaitu 0,493 > 0,1 dengan demikian dapat

disimpulkan , bahwa terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa

tanaman menghasilkan resin tidak mempunyai pengaruh nyata atau signifikasi

secara stastitik terhadap produksi madu Heterotigona itama Rumah Kompos UIN

Jakarta.

4. Pengujian suhu (X4) terhadap produksi (Y)

Suhu merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada proses

produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 23

pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,675 dalam tabel. nilai

thitung untuk suhu adalah sebesar 0,424 < ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya

lebih besar dari α,yaitu 0,675 > 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa

terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa suhu tidak mempunyai

pengaruh nyata atau signifikasi secara stastitik terhadap produksi madu

Heterotigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta.

5. Penguji hama (X5) terhadap produksi (Y)

Hama merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada proses

produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 23

pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,057 dalam tabel. nilai

Page 65: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

thitung untuk hama adalah sebesar -1,981 < ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya

lebih kecil dari α,yaitu -0,057 > 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa

terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa hama mempunyai pengaruh

nyata atau signifikasi secara stastitik terhadap produksi madu Heterotigona itama

Rumah Kompos UIN Jakarta.

5.2.3 Uji Siginifikasi Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikasi simultan (uji statistik F) dalam penlitian ini digunakan

untuk menunjukan apakah semua variabel bebas (Tanaman nektar, ukuran log,

tanaman resin, suhu, hama) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (produksi). Uji ini dapat dilakukan

dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau dari perbandingan

probabilitisnya (Sig dengan α).

Dengan ketentuan :

H0 : ditolak, jika Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu atau sig <

α

H1 : diterima , jika Fhitung < Ftabel, derajat bebas tertentu atau

Sig > α

Tabel 9. Tabel ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regresion 1513.435 5 302.687 3.763 .009b

Residual 2493.322 31 80.340

Total 4006.757 36

Page 66: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Hasil perhitungan uji signifikansi simultan (uji F) dengan tingkat

kepercayaan 90 persen diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,76 dan Ftabel sebesar 2,01

dengan nilai signifikasi 0,009. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa terima H1 (Fhitung > Ftabel ; Sig < α), artinya Tanaman

nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama secara bersama – sama

berpengaruh secara statistik terhadap produksi madu lebah Heterotrigona itama

Rumah Kompos UIN Jakarta.

5.2.4 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar

Tanaman nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama menjelaskan produksi

madu lebah heteregona itama Rumah Kompos UIN Jakarta. Nilai koefisien

determinasi dijabarkan pada tabel 10.

Tabel 10. Tabel Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

1 .615a .378 .277 8.968

Hasil pengujian regresi berganda ,diperoleh nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,378. Artinya 37,8 persen dari produksi madu lebah Heterotrigona

itama Rumah Kompos UIN Jakarta mampu dijelaskan oleh faktor –faktor untuk

a. Dependent Variable: Produksib. Predictors: (Constant), Hama, Tanaman Nektar, Suhu, Ukuran Log, TanamanResin

Page 67: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Tanaman nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama. Sedangkan sisanya 62,2

persen dapat dijelaskan oleh faktor –faktor lain terkait produksi madu lebah

Heterotrigona itama seperti tenaga kerja, kelembaban, pasca panen, curah hujan

dan lain-lain.

Page 68: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih 4

bulan maka dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi dalam

proses produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta

adalah sebagai berikut Tanaman menghasilkan nektar, ukuran log, tanaman

menghasilkan resin, suhu, hama. Dari ketiga faktor yang dianalisis uji t faktor

yang paling berpengaruh adalah ukuran tanaman menghasilkan nektar, log dan

hama, sementara melalui uji F diketahui bahwa kelima faktor yang digunakan

dapat di pakai untuk memprediksi produksi madu lebah Heterotrigona itama

Rumah Kompos UIN Jakarta. Uji koefisien determinasi sebesar 37,8 % dari

produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta mampu

dijelaskan oleh kelima faktor – faktor tersebut .

6.2 Saran

Dari hasil penelitian penulis mencoba memberikan saran untuk kemajuan

Rumah Kompos UIN Jakarta agar lebih berkembang dan produksi maksimal,

yaitu :

Page 69: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

1. Mempertahankan ukuran log dan penaganan pemberantasan hama dalam

produksi madu lebah Heterotrigona itama disamping inovasi kegiatan

produksi madu lebah Heterotrigona itama.

2. Peningkatan jumlah tanaman yang menghasilkan nektar seperti bunga-bunga

dan tanaman menghasilkan resin yang menghasilkan getah dan juga menjaga

suhu dalam log agar dalam proses produksi madu lebah Heterotrigona itama

mencapai hasil produksi yang maksimal.

3. Memaksimalkan faktor – faktor lain yang mempengaruhi produksi madu lebah

Heterotrigona itama seperti tenaga kerja , kelembaban, jumlah lebah yang ada

di stup, penanganan pasca panen, saat pemanenan dan lain-lain.

Page 70: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

DAFTAR PUSTAKA

Abrol, D.P. 2012. Pollination Biology: Biodiversity Consvertion and AgriculturalProduction. Springer Science+Business Media B.V. 10. 1007/978-94-007-1942-2_6

Arifudin Lamusa: Usaha Ternak Lebah Madu Dan Faktor-Faktor YangMempengaruhi Produski Madu Di Desa Lolu Kabupaten Sigi ProvinsiSulawesi Tengah. J .Agrisains 11 (3) :181-188, Desember 2010. ISSN :1412-3657.

Budi, R. dan Hidayat, RC. 2014. Identifikasi Macam Sumber Pakan LebahTrigona sp (Hymenoptera: Apidae) di Kabupaten Gunungkidul, ISSN :2302 - 1306 (electronic/Portal e-Journal).

Finstrom, M.S., Maria, S. 2010. Prolpolis and Bee Healt: The Natural Historyand Signinfincance of Resin Use by Honey Bee. Apidologie 41 (2010)295-311. 10.1051/apido/2010016

Gujarati, D. dan Sumarno, Z. 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: , Erlangga.

Gujarati, D. Dan Mulyad, J. 2014. Dasar - Dasar Ekonometrika Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Gupta, R.K. et al. 2014. Beekeeping for Poverty Alleviation and LivelihoodSecurity. Springer Science+Business Media Dordrecht. DOI 10.1007/978-94-017-9199-1_21

Lains Alfian. 2003. Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: PustakaLP3ES.

Lains Alfian. 2006. Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Jilid 2. Jakarta: Pustaka

LP3ES.

Liliani L.L. 2008, Identifikasi Potensi Pengembangan Lebah Madu AsliIndonesia. Bodiversitas Vol.2 (1): 123-128

Mahmud, A. 2008. Pengembangan Lebah Madu Dalam Rangka GerakanPembangunan Masyarakat Di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal HutanDan Masyarakat Vol. Iii

Page 71: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

Milan K Chouri, Sachin, Rchamandra, and Paknikar: Antimicrobial Activity OfStingless Bee (Trigona Sp.) Propolis Used In The Folk Medicine OfWestern Maharashtra, India. Journal of Ethnopharmacology141 (2012)363–367.

Rosadi Dede. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan.Yogyakarta: 2012.

Rospita Dan Hasanudin. 2014. Panduan Manual Budidaya Lebah Madu, DIPABalai Penelitian Kehutanan Aek Naluni.

Setiawan dan Endah Dwi Kusrini.2010.Ekonometrika. Yogyakarta: ANDIOFFSET.

Sinulingga Sukaria. 2013. Perencenaan Pengendalian Produksi. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Statistik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014.

Syafrizal. Tarigan D. Dan Yusuf, R. 2014. Keragaman dan Habitat LebahTrigona pada Hutan Sekunder Tropis Basah di Hutan PendidikanLempake, Samarinda, Kalimantan Timur, Jurnal Teknologi Pertanian9(1):34-38.

Vit, P et al. Pot-Honey: A legacy of stingless bees. 2013. SpringerScience+Business Media New York. DOI 10.1007/978-1-4614-4960-7_3

Winarto victor, Rusminan. 2010. Budidaya Lebah Madu Trigona SP.

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61654/3/BAB%20II%20Tinj

auan%20Pustaka.pdf, Di akses pada tanggal 12 Desember 2016, Pukul 22.24.

http://www.google.co.id/m?&q=lebah+genus+trigona+berasal+dari+asia Di akses

pada tanggal 13 Desember 2016, Pukul 00.48.

Page 72: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

1

Lampiran. 1 Data Produksi dan Faktor Produksi Madu Lebah Heterotrigona itama

NoProduksi

(Y)Tanaman

Nektar (X1)Ukuran

Log (X2)Tanaman

Resin (X3)Suhu(X4)

Hama(X5)

1 135 26 17 22 29 222 132 11 22 24 27 173 142 20 22 24 28 184 126 9 13 23 27 205 144 29 26 28 29 216 153 27 23 22 28 237 126 11 24 24 27 258 147 23 62 26 28 169 138 30 86 29 29 19

10 154 31 60 25 29 1011 129 25 22 30 28 1712 155 28 40 28 30 1213 163 28 117 22 26 1714 148 17 153 28 28 1815 164 23 31 28 29 2116 136 12 10 23 28 1617 149 27 28 23 28 1818 130 10 39 23 29 2319 141 23 44 27 28 1520 148 19 81 25 29 1121 137 27 34 30 29 2122 152 16 12 28 28 1423 163 22 65 27 28 2424 147 29 48 31 30 1925 148 32 27 23 28 1226 139 18 43 24 25 2327 142 16 55 28 28 1128 134 12 30 22 28 1329 142 23 40 22 29 2330 127 18 34 24 29 2131 136 26 23 25 27 2632 159 14 18 23 30 10

Page 73: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

2

33 131 15 17 24 29 1934 143 28 46 31 27 1935 136 23 31 26 30 2336 147 31 42 30 28 1937 151 26 48 28 28 13

Page 74: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

3

Lampiran Hasil Pengolahan Data Madu Lebah Heterotrigona itama

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Produksi 143.08 10.550 37

Tanaman Nektar 22.19 7.546 37

Ukuran Log 38224.45 22806.249 37

Tanaman Resin 25.46 5.876 37

Suhu 28.13 1.083 37

Hama 18.08 4.468 37

Correlations

Produksi

Tanaman

Nektar Ukuran Log

Tanaman

Resin Suhu Hama

Pearson Correlation Produksi 1.000 .449 .401 .229 .132 -.333

Tanaman Nektar .449 1.000 .382 .470 .194 -.018

Ukuran Log .401 .382 1.000 .275 -.130 -.177

Tanaman Resin .229 .470 .275 1.000 .043 .002

Suhu .132 .194 -.130 .043 1.000 -.132

Hama -.333 -.018 -.177 .002 -.132 1.000

Sig. (1-tailed) Produksi . .003 .007 .086 .218 .022

Tanaman Nektar .003 . .010 .002 .125 .459

Ukuran Log .007 .010 . .050 .222 .147

Tanaman Resin .086 .002 .050 . .401 .496

Suhu .218 .125 .222 .401 . .218

Hama .022 .459 .147 .496 .218 .

N Produksi 37 37 37 37 37 37

Tanaman Nektar 37 37 37 37 37 37

Ukuran Log 37 37 37 37 37 37

Tanaman Resin 37 37 37 37 37 37

Suhu 37 37 37 37 37 37

Hama 37 37 37 37 37 37

Page 75: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

4

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Hama,

Tanaman

Resin, Suhu,

Ukuran Log,

Tanaman

Nektarb

. Enter

a. Dependent Variable: Produksi

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2 Sig. F Change

1 .589a .347 .241 9.189 .347 3.291 5 31 .017

a. Predictors: (Constant), Hama, Tanaman Resin, Suhu, Ukuran Log, Tanaman Nektar

Lampiran.2 Lanjutan

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

90.0% Confidence

Interval for B

B Std. Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

1 (Constant) 123.439 43.845 2.815 .008 49.099 197.779

Tanaman

Nektar.532 .276 .344 1.927 .063 .064 1.001

Ukuran Log .000 .000 .227 1.362 .183 .000 .000

Tanaman

Resin.006 .298 .003 .019 .985 -.499 .510

Suhu .563 1.504 .058 .374 .711 -1.987 3.113

Hama -.659 .355 -.279 -1.858 .073 -1.261 -.058

a. Dependent Variable: Produksi

Page 76: SKRIPSI Oleh : ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN …

5

Lampiran.2 Lanjutan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1389.324 5 277.865 3.291 .017b

Residual 2617.433 31 84.433

Total 4006.757 36

a. Dependent Variable: Produksi