skripsi mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada...

110
SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA AKAD MUZARA’AH BMT FAJAR KOTA METRO Oleh : IVAN OKTA IWANA SAPUTRA NPM. 13112289 Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah (HESy) Fakultas : Syari’ah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

SKRIPSI

MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA

AKAD MUZARA’AH BMT FAJAR KOTA METRO

Oleh :

IVAN OKTA IWANA SAPUTRA

NPM. 13112289

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah (HESy)

Fakultas : Syari’ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO

1441 H / 2020 M

Page 2: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

ii

MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA AKAD

MUZARA’AH BMT FAJAR KOTA METRO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah (S.H)

Oleh :

IVAN OKTA IWANA SAPUTRA

NPM. 13112289

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah (HESy)

Fakultas : Syari‟ah

Pembimbing I : Sainul, SH. MH .

Pembimbing II : Nety Hermawati, SH, MA.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) METRO

1441 H / 2020 M

Page 3: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

iii

Page 4: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

iv

Page 5: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

v

Page 6: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

vi

MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA AKAD

MUZARA’AH BMT FAJAR KOTA METRO

Oleh :

IVAN OKTA IWANA SAPUTRA

NPM. 13112289

ABSTRAK

Baitul Tamwil bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk

simpanan serta menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan usaha

dengan sistem jual beli, bagi hasil maupun jasa digunakan dan banyak diakses

oleh masyarakat kecil yang membutuhkan dana untuk menjalankan suatu usaha

(modal kerja). Muzara‟ah yaitu kerja sama antara pemilik lahan dan penggarap

dalam pengolahan pertanian, dimana benih tanaman berasal dari penggarap.

Pemilik lahan memberikan lahannya kepada penggarap, untuk dikelola dan

hasilnya dibagi dua sesuai kesepakatan (persentase) dari hasil panen.

Pertanyaan penelitian adalah bagaimana mekanisme bagi hasil penggarapan

sawah pada akad muzara‟ah BMT Fajar Kota Metro. Tujuan penelitian untuk

mengetahui mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada akad Muzara‟ah BMT

Fajar Kota Metro. Manfaat penelitian ini adalah secara teoritis, adalah menambah

khazanah pengetahuan di bidang Ekonomi Islam umumnya, khususnya di BMT

dan secara praktis, adalah saran, informasi dan referensi bagi BMT dalam

meningkatkan pelayanan dan memberikan kepuasan bagi anggota agar masyarakat

tertarik dengan produk yang digunakan sehingga BMT menjadi berkembang

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan sifat

penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data

penelitian adalah Acount Officer dan anggota BMT Fajar Kota Metro dan sumber

data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan

dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara induktif,

yaitu berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dianalisis dan

akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum.

Berdasarkan pada hasil analisis dan pengolahan data yang telah

dilaksanakan maka penulis ditarik kesimpulan bahwa sistem bagi hasil di BMT

Fajar Kota Metro yaitu berdasarkan dari kesepakatan antara kedua belah pihak

dan perjanjian bagi hasil penggarap mendapatkan ½ dari hasil dan BMT Fajar

Kota Metro mendapatkan ½ dari hasil panen. Terjadinya kerja sama dengan

sistem bagi hasil disebabkan karena penggarap tidak mempunyai lahan untuk

menggarap sedangkan calon penggarap mempunyai tenaga, waktu dan keahlian

untuk menggarap sawah dalam bidang pertanian yaitu bentuk kerja sama dengan

sistem bagi hasil muzara‟ah dan sistem bagi hasil musaqah. Dimana pemilik

modal memberikan lahan pertaniannya kepada si penggarap untuk ditanami dan

dipelihara dengan imbalan 1//2 dari hasil panen disebut muzara‟ah, dan seluruh

pembiayaan kebutuhan lahan pertanian ditanggung oleh penggarap sawah antara

lain benih, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain, sedangkan pemilik modal hanya

bertanggung jawab atas pengairan dan penyiraman.

Page 7: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

vii

Page 8: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

viii

MOTTO

)٦٤(أأن تم ت زرعونه أم نن الزارعون (٦٣)أف رأي تم ما ترثون

Artinya :Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam, kamukah

yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya.1

1 QS. Al-Waqi‟ah (56) : 63-64

Page 9: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

ix

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa Syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan ilmu kepada peneliti, saya persembahkan Skripsi ini

sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih saya yang tulus kepada :

1. Kedua orang tuaku (Bapak Nursiwan dan Ibu Nurana) yang senantiasa

mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang serta selalu berdo‟a

untuk keberhasilanku.

2. Adik-adikku (Khoirun Nisa dan Auliya Rahmita) yang memberikan

semangat kepada saya dan yang telah mewarnai kehidupan saya dengan

penuh keceriaan.

3. Teman-teman S1 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HESy) angkatan

2013 yang telah membuat hidup saya bermakna dan dinamis.

4. Almamater Kebanggaanku IAIN Metro

Terima kasih saya ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam

mencurahkan cinta, kasih sayang dan do‟anya untuk saya. Terima kasih untuk

perjuangan dan pengorbanan kalian semua. Semoga kita semua termasuk orang-

orang yang dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat.

Page 10: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

x

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum. Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan

manusia sebagai mahluk yang paling sempurna. Diantara salah satu

kesempurnaan-Nya adalah Dia karuniakan manusia pikiran dan kecerdasan.

Salawat dan salam kita sanjungkan kepada pemimpin revolusioner umat Islam

sedunia tiada lain yakni, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat

dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman.

Menyelesaikan Skripsi ini peneliti menyadari adanya halangan, rintangan

dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak

terlepas dari beberapa individu yang sepanjang penulisan Skripsi ini banyak

membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada

peneliti guna penyempurnaan Skripsi ini.

Peneliti ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih tiada

terhingga :

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Selaku Rektor IAIN Metro

2. H. Husnul Fatarib, Ph. D Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Sainul, SH. MH selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan selaku

pembimbing I.

Page 11: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

xi

Page 12: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

NOTA DINAS ................................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5

D. Penelitian Relevan ............................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Muzara‟ah ...................................................................... 8

B. Dasar Hukum Muzara‟ah ................................................................... 10

C. Syarat dan Rukun Muzara‟ah .. .......................................................... 12

D. Berakhirnya Akad Muzâra‟ah dan Hal-hal yang dapat

Memfasakhnya .................................................................................... 16

E. Bagi Hasil ............................................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................... 29

B. Sumber Data ...................................................................................... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ..................................................... 32

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 13: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

xiii

A. Gambaran Umum BMT Fajar Kota Metro .......................................... 35

B. Mekanisme Bagi Hasil Penggarapan Sawah Pada Akad Muzara‟ah

BMT Fajar Kota Metro ........................................................................ 40

BAB V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 55

B. Saran .................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Bimbingan Skripsi dari IAIN Metro

Surat Izin Research dari IAIN Metro

Surat Tugas dari IAIN Metro

Surat Keterangan Penelitian dari BMT Fajar Kota Metro

Pedoman Interview

Pedoman Dokumentasi

Kartu Konsultasi Skripsi

Daftar Riwayat Hidup

Page 15: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul māl wa Tamwil atau disingkat BMT merupakan lembaga keuangan

Syari‟ah, bukan bank yang berdiri bardasarkan Syari‟ah Islam dan bergerak

dalam upaya memberdayakan umat. Dari segi namanya “ Baitul Maal ” berarti

lembaga sosial yang bergerak dalam bidang penggalangan zakat, infaq,

sodaqoh, dan dana sosial lainnya, serta mentasarufkannya untuk kepentingan

sosial secara terpola dan kesinambungan. Sedangkan “ Baitul Tamwil ” berarti

lembaga bisnis yang menjadi penyangga operasional BMT. 2

Baitul Tamwil ini

bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk simpanan serta

menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan usaha dengan sistem

jual beli, bagi hasil maupun jasa yang seringkali digunakan dan banyak diakses

oleh masyarakat kecil yang membutuhkan dana untuk menjalankan suatu usaha

(modal kerja).

Besarnya penduduk Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai petani menyebabkan banyak petani yang ingin bercocok

tanam namun tidak memiliki lahan atau modal. Oleh karena itu, sebagai sarana

atau jalan untuk memberikan kesempatan kepada petani yang tidak memiliki

lahan pertanian maka diadakanlah suatu bentuk perjanjian antara pemilik lahan

2Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.187

Page 16: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

2

dengan petani penggarap dengan menerapkan sistem bagi hasil dari lahan

pertanian yang diusahakan.

Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan

adalah bertani, tetapi matapencaharian berdagang, juga ada karena petani tidak

lepas dari kegiatan usaha. Petani di pedesaan berusaha kompoten dalam

bermacam-macam keahlian memelihara tanah, bercocok tanam dan

sebagainya.3 Dalam pedesaan petani mengelola persawahan itu tidak sendiri

terkadang pemilik lahan/sawah kepada petani yang mengelola sebidang tanah

yang bukan miliknya, berdasarkan perjanjian antara mereka.4 Kerja sama

dibidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap disebut

Muzara‟ah. Istilah ini, dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan paroan

sawah. Dalam Muzara‟ah bibit yang ditanam berasal dari pemilik lahan. Di

dalam Islam menurut bahasa, Al-muzara‟ah memiliki dua arti yang pertama Al-

muzara‟ah yang berarti tharh al-zur‟ah (melempar tanaman), maksudnya

adalah modal (al-hadzar).5

Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa muzara‟ah yaitu kerja sama

antara pemilik lahan dan penggarap dalam pengolahan pertanian, dimana benih

tanaman berasal dari penggarap. Pemilik lahan memberikan lahannya kepada

penggarap, untuk dikelola dan hasilnya dibagi dua sesuai kesepakatan

(persentase) dari hasil panen.

3 M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial, (Bandung:

Refika Aditama, 2008), h. 131 4 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Verisia Yogya Grafik, 2005), h.

260 5 Hendi Suhendi, Fikih Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 153

Page 17: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

3

Tolong-menolong dan kerjasama tidak dapat dipisahkandalam aktifitas

roda kehidupan sosial, karena keduanya merupakan ciri pokok yang harus

melekat dalam hubungan sesama manusia. Dalam hukum Islam, ada beberapa

konsep kerjasama dalam bidang pengolahan lahan pertanian diantaranya adalah

musaqah, mukhabarah dan muzara‟ah.

Muzara‟ah adalah pemilik tanah menyerahkan alat dan benih kepada

yang hendak menanaminya dengan suatu ketentuan dia akan mendapat hasil

yang telah ditentukan, misalnya: seperdua, sepertiga atau kurang atau lebih

menurut pesetujuan bersama.6

Dalam perjanjian bagi hasil kerjasama (muzara‟ah) terdapat hal-hal

penting yang harus dipenuhi baik oleh pemilik lahan maupun pengelola. BMT

Fajar Kota Metro selaku pemilik lahan hanya menyediakan lahan pertanian saja

namun petani yang menggarap sawah harus mampu membeli benih/bibit

tanaman, pupuk dan alat-alat lain yang diperlukan. Sedangkan pengelola

bersedia dengan keahlian/ketrampilan, tenaga dan waktu. Setelah perjanjian

kerjasama tersebut selesai maka keduanya akan mendapatkan persentase

bagian tertentu sesuai dengan kesepakatan.

Ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial antara

umat Islam dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa, seperti jual beli, sewa

menyewa, gadai dan kerja sama dalam lahan pertanian dalam kajian ilmu fiqih

disebut dengan mu‟amalat. Salah satu aspek dari aspek muamalah adalah

6 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 1993), h. 383

Page 18: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

4

kerjasama dalam lahan pertanian (Musaqah, Mukhabarah, Muzara‟ah), dimana

aspek ini sering terjadi diantara manusia.

Penggarapan sawah melalui produk BMT Fajar Kota Metro yaitu

menggunakan muzara‟ah.7 Peneliti melakukan wawancara yang peneliti

lakukan dapat diketahui Perjanjian muzara‟ah muncul dikarenakan bahwa

petani memililki keahlian dalam bercocok tanam namun tidak mempunyai

sawah dan modal.8 Selain itu Peneliti melakukan pra survey di BMT Fajar

Kota Metro bahwasannya BMT Fajar Kota Metro selaku shahibul maal atau

pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

pihak melakukan perjanjian penggarapan sawah menggunakan akad muzara‟ah

dengan kesepakatan sebagai berikut:

1. Menggunakan perjanjian kerja sama penggarapan lahan persawahan dengan

bagi hasil maro ( ½ ).

2. Segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses penggarapan awal

seperti benih padi, pupuk, obat peptisida dan perawatan yang lain sampai

panen tiba ditanggung oleh penggarap sawah di tanggung oleh anggota.

Terkadang anggota mengalami kerugian atas penggarapan sawah tersebut

hal ini dikarenakan anggota merasa sangat terbebani atas pembiayaan seperti

benih padi, pupuk, obat peptisida dan perawatan yang lain sampai panen tiba

dibebankan oleh anggota BMT sehingga anggota melakukan manipulasi dalam

4Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2008),

h. 14. 8M. Suhandi, Selaku Marketing BMT Fajar Kota Metro, Wawancara, Tanggal 18 April

2019, Pukul 10.30 WIB.

Page 19: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

5

pembagian hasilnya penggarapan sawah, hal ini didasarkan untuk menutupi

pembelian bibis dan perawatan lainnya. 9

Berdasarkan penjelasan di atas bahwasannya terdapat ketidakadilan

dalam mekanisme bagi hasil yaitu anggota merasa dirugikan atas penggarapan

sawah tersebut. maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang

“Mekanisme Bagi Hasil Penggarapan Sawah Pada Akad Muzara‟ah BMT Fajar

Kota Metro”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas pertanyaan penelitian adalah

Bagaimana Mekanisme Bagi Hasil Penggarapan Sawah Pada Akad Muzara‟ah

BMT Fajar Kota Metro ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui

mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada akad Muzara‟ah BMT Fajar

Kota Metro.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis, adalah menambah khazanah pengetahuan di bidang

Ekonomi Islam umumnya, khususnya di BMT.

b. Secara praktis, adalah saran, informasi dan referensi bagi BMT dalam

meningkatkan pelayanan dan memberikan kepuasan bagi anggota agar

9Survey di BMT Fajar Kota Metro, Tanggal 18 April 2019, Pukul 10.30 WIB.

Page 20: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

6

masyarakat tertarik dengan produk yang digunakan sehingga BMT

menjadi berkembang.

D. Penelitian Relevan

Penelitian proposal skripsi ini peneliti menemukan beberapa skripsi yang

dapat dijadikan kajian terdahulu bagi peneliti adalah:

1. Unggul Priyadi dan Jannahar Saddam Ash Shidiqie yang berjudul

Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Pertanian Lahan Sawah Studi di

Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian

adalah Perjanjian bagi hasil lahan sawah di Kecamatan Gamping secara

umum dilakukan hanya secara lisan, atas dasar kepercayaan, tanpa saksi,

tidak dicatatkan kepada Kepala Desa dan tidak disahkan oleh Camat. Jangka

waktu perjanjian tidak ditetapkan secara jelas. Imbangan bagi hasil

ditentukan sejak awal pada saat akad. Imbangan bagi hasil yang digunakan

secara umum adalah “maro” (½ bagian untuk penggarap dan ½ bagian untuk

pemilik) dengan seluruh biaya produksi ditanggung sepenuhnya oleh

penggarap, hasil panen langsung dibagi dua. Apabila terjadi gagal panen

menjadi risiko yang ditanggung oleh penggarap. Pajak tanah sawah dibayar

oleh pemilik. Hasil pertanian yang mencapai nisab secara umum tidak

langsung disisihkan zakatnya.10

2. Hayati Ruslan skripsi yang berjudul Implementasi Bagi Hasil Antara Petani

Penggarap Dengan Pemilik Lahan Pertanian Persfektif Etika Bisnis Islam

(Studi Kasus Desa Mesanggok Kabupaten Lombok Barat). Hasil penelitian

10

Unggul Priyadi dan Jannahar Saddam Ash Shidiqie, Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil

Pertanian Lahan Sawah Studi di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, (Millah

Vol. XV, No. 1, Agustus 2015).

Page 21: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

7

hasil penelitian di desa Mesanggok baik itu dari hasil observasi dan

wawancara lapangan terhadap beberapa orang responden dapat di simpulkan

bahwa praktik bagi hasil yang di lakukan oleh petani penggarap dengan

pemilik sawah dapat dikatakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip yang

terdapat dalam etika bisnis Islam, dimana perinsip keterbukaan dan

kejujuran sudah di terapkan oleh para petani penggrap dengan pemilik

sawah dalam sebuah kerjasama yang dilakukan 11

Berdasarkan proposal skripsi penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa

penelitian tersebut hanya membahas tentang Akad Muzara‟ah, penelitian di

atas tidak membahas tentang Mekanisme Bagi Hasil Penggarapan Sawah Pada

Akad Muzara‟ah, maka dapat tegaskan bahwa penelitian peneliti berbeda

dengan penelitian-penelitian yang sudah ada

11

Hayati Ruslan, Implementasi Bagi Hasil Antara Petani Penggarap Dengan Pemilik

Lahan Pertanian Persfektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Desa Mesanggok Kabupaten Lombok

Barat), Jurusan Ekonomi Syari‟ah Fakultas Syari‟ah Dan Ekonomi Islamuniversitas Islam Negeri

(UIN) Mataram 2017.

Page 22: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Muzara’ah

Kata al- muzara‟ah merupakan bentuk kata dasar (infinitif : mashdar)

dari kata al-zar‟u yang secara harfiah berarti menanam atau menumbuhkan (al-

inbat). Adapun pengertian Muzara‟ah secara istilah dijelaskan oleh ulama

sebagai berikut:

1. Dalam kitab al-bada‟i, tabyin al-Haqa‟iq, al-Dur al-Muhtar dan Takmilah

al-Fath yang dimaksud dengan Muzara‟ah secara istilah adalah: perjanjian

mengenai pengolahan (penanaman pohon pada) lahan dengan (upah yang

diambil) dari sebagian hasilnya.

2. Dalamkitab al-Syarh al-Kabir dan al-Qawanin al-Faqhiyyah, ulama

Malikiyah menjelaskan bahwa yang dimaksud akad al- Muzara‟ah secara

istilah adalah kerjasama dalam mengolah dan menanani lahan.

3. Dalam kitab al-mughni dan Kasyaf al-Qina, Ulama Hanabilah menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan akad Muzara‟ah secara istilah adalah

penyerahan suatu lahan kepada pengelola (penggarap) yang akan mengolah

serta menanaminya, hasilnya akan dibagi antara pemilik lahan dan

pengelola.12

Muzara‟ah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan

dan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si

penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu

(persentase) dari hasil panen. muzara‟ah seringkali diidentikkan dengan

mukhabarah, diantara keduanya terdapat sedikit perbedaan yaitu Al-muzara‟ah

12

Jaih Mubarok dan Hasanudin, Fikih Mu‟amalah Maliyyah, (Bandung : Simbiosa

Rekatama, 2019), h.251.

Page 23: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

9

menggunakan benih dari pemilik lahan sedangkan mukhabarah menggunakan

benih dari penggarap.13

Menurut Hanabilah muzara‟ah adalah pemilik tanah yang sebenarnya

menyerahkan tanahnya untuk ditanami dan bekerja diberi bibit. Menurut

Malikiyah muzara‟ah adalah bersekutu dalam akad. Lebih lanjut dari

pengertian tersebut dinyatakan bahwa muzara‟ah adalah menjadikan harga

sewaan tanah dari uang, hewan atau barang-barang perdagangan.14

Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa muzara‟ah adalah perjanjian

kerja sama antara pemilik lahan pertanian dengan petani penggarap yang

upahnya diambil dari hasil pertanian yang sedang diusahakan, dan pembagian

hasilnya tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak. Muzara‟ah

adalah seseorang menyuruh orang lain untuk menggarap sawah atau ladangnya

untuk ditanami apa saja dan benihnya dari yang punya tanah dengan perjanjian,

hasilnya setengah atau sepertiga untuk orang yang menggarap tanah itu.

B. Dasar Hukum Muzara’ah

Muzara‟ah adalah perjanjian kerja sama antara pemilik lahan pertanian

dengan petani penggarap yang upahnya diambil dari hasil pertanian yang

sedang diusahakan dan pembagian hasilnya tergantung dari kesepakatan antara

kedua belah pihak. Namun hal tersebut tentunya memiliki dasar hukum untuk

menghindari aktivitas yang dilarang oleh ajaran syariat Islam.

13

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,

2001), h.99. 14

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer ,(Jakarta: Ghalia Indonesia,

2012), h.161.

Page 24: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

10

Dasar hukum yang digunakan untuk pelaksanaan muzara‟ah sebagai

berikut:

1 Al-Qur’an

Pendapat Jumhur ulama diantaranya Imam Malik, para ulama

Syafiiyyah, Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan (dua murid Imam Abu

Hanifah), Imam Hanbali dan Dawud Ad-Dzâhiry. Mereka menyatakan

bahwa akad muzara‟ah diperbolehkan dalam Islam. Pendapat mereka

didasarkan pada al-Quran, sunnah, Ijma‟ dan dalil „aqli. Sebagaimana dalam

firman Allah SWT dalam surah Al-Muzammil ayat 20 sebagai berikut:

آخزن ضزبن ف الرض بتغن مه فضل الله

Artinya : “…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah…”15

Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah Surat Al-Zukhruf

ayat 32 sebagai berikut:

م ف الحاة الذوا م معشت ى أم قسمن رحمت ربك وحه قسمىا ب

رحمت م بعضا سخزا ق بعض درجات لتهخذ بعض م ف رفعىا بعض

ا معن زر ممه ربك خ

Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam

kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian

mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian

15

Q,S Al-Muzammil (73) : 20

Page 25: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

11

mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat

Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.16

2 Hadis

Muzara‟ah atau yang dikenal ddalam masyarakat sebagai bagi hasil

dalam pengolahan pertanian antara pemilih lahan/sawah dan penggarap

lahan/sawah tersebut hal ini juga dilakukan Rasulullah SAW dan dilakukan

para sahabat beliau sesudah itu. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah

sebagai berikut:

ا أخاي ا ف شر ا ف ن لم شر مه اوت ل أرضر ف شر

Artinya:“Barang siapa yang mempunyai tanah, hendaklah ia menanaminya

atau hendaklah ia menyuruh saudaranya untuk menanaminya.17

(Hadits Riwayat Bukhari).

س هم امل ) ه ابه مزرضى الله ى أنه رسل الله ص هى الل

ا مه مز أ سرر أخزج البخاري (أل خبز بش ز ماخز مى

Artinya : Dari Abdullah bin Umar R.A. mempekerjakan penduduk Khaibar

dan mereka mendapatkan separuh dari hasil buah-buahan dan

tanaman yang dihasilkannya.18

(HR. Bukhari).

Kesimpulan hadist:

16

Q,S Al-Zukhruf (43) : 32 17

Al-Jazairy, „Abdurrahman, al-Fiqh „alal Madzahib al-Arba‟a, Dar el-Bayan al-„Arobiyy,

Mesir, 2005, hal.5 18

Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta : Raja Grafondo Persada,

2017), h. 151

Page 26: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

12

1. Diperbolehkan muzara‟ah dan musaqat dengan upah tertentu dari hasil

buah-buahan dan tanaman.

2. Menurut zhahir hadis ini bahwa tidak ada syarat bahwa benih harus

disediakan pemilik tanah dan inilah pendapat yang benar, yang berbeda

dengan masyhur dari mazhab kami, yang mensyaratkan penyediaan benih

dari pemilik tanah.

3. Jika diketahui bagian penggrap maka tidak perlu disebutkan bagian

pemilik tanah atau pohon karena perjanjian hanya untuh kedua belah

pihak.

4. Diperbolehkan memadukan musaqat dan muzara‟ah disatu lahan, bahwa

penggarap harus mengairi pohon dengan uah tertentu dan juga

menggarap tanah dengan upah tertentu pula.

5. Diperbolehkan mu‟amalah dengan orang-orang kafir dalam pertanian,

perniagaan, tukar-menukar informasi dalam bidang arsitektur dan

perindustrian atau lain-lainnya dari berbagai jenis muamalah.19

3 Ijma’

Bukhari mngatakan bahwa telah berkata Abu Jafar “Tidak ada satu

rumah pun di Madinah kecuali penghuninya mengolah tanah secara

muzara‟ah dengan pembagian hasil 1/3 dan ¼. Hal ini dilakukan oleh

Sayyidina Ali, Sa‟ad bin Abi Waqash, Ibnu Mas‟ud, Umar bin Abdul Aziz,

Qasim, Urwah keluarga Abu Bakar dan keluarga Ali”.20

Banyak sekali riwayat yang menerangkan bahwa para sahabat telah

melakukan praktek muzara‟ah dan tidak ada dari mereka yang mengingkari

kebolehannya. Tidak adanya pengingkaran terhadap diperbolehkannya

muzâra‟ah dan praktek yang mereka lakukan dianggap sebagai ijma‟.

19

Ibid. 20

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah, h.99.

Page 27: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

13

Muzâra‟ah merupakan suatu bentuk akad kerjasama yang

mensinergikan antara harta dan pekerjaan, maka hal ini diperbolehkan

sebagaimana diperbolehkannya mudarabah untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Sering kali kita temukan seseorang memiliki harta (lahan) tapi

tidak memiliki keterampilan khusus dalam bercocok tanam ataupun

sebaliknya. Ajaran Islam memberikan solusi terbaik untuk kedua pihak agar

bisa bersinergi dan bekerjasama sehingga keuntungannya pun bisa dirasakan

oleh kedua pihak. Simbiosis mutualisme antara pemilik tanah dan

penggarap ini akan menjadikan produktivitas di bidang pertanian dan

perkebunan semakin meningkat.

C. Syarat dan Rukun Muzara’ah

Al-muzara‟ah hukumnya dapat dikatakan sah apabila pelaksanaannya

sudah seusia rukun dan syarat, oleh karena itu al-muzara‟ah harus memenuhi

syarat dan rukunnya. Rukun muzara‟ah, sebagai berikut:

1. Pemilik lahan

2. Petani penggarap (pengelola)

3. Objek muzara‟ah yaitu antara manfaat lahan dan hasil kerja pengelola

4. Ijab dan kabul.21

Pendapat lain mengatakan bahwa rukun muzara‟ah, Jumhur ulama

membolehkan akad muzara‟ah mengemukakan rukun yang harus dipenuhi,

agar akad itu menjadi sah, adalah :

21

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)., h.72.

Page 28: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

14

1 Penggarap dan pemilik tanah (akid). Akid adalah seseorang yang

mengadakan akad, disini berperan sebagai penggarap atau pemilik tanah

pihak-pihak yang mengadakan akid, maka para mujtahid sepakat bahwa

akad muzara‟ah atau mukhabarah sah apabila dilakukan oleh : seseorang

yemg telah mencapai umur, seseorang berakal sempurna dan seseorang yang

telah mampu berihtiar.

2 Obyek muzara‟ah dan mukhabarah (ma‟qud ilaih), adalah benda

yang berlaku pada hukum akad atau barang yang dijadikan obyek pada

akad, hal ini dikarenakan kedua belah pihak telah mengetahui wujud

barangnya, sifat keduanya serta harganya dan manfaat apa yang diambil.

3 Harus ada ketentuan bagi hasil, menurut ketentuan dalam akad

muzara‟ah atau mukhabarah perlu diperhatikan ketentuan pembagian hasil

seperti setengah, sepertiga, seperempat, lebih banyak atau lebih sedikit dari

itu.

4 Ijab dan Qabul, suatu akad akan terjadi apabila ada ijab dan qabul,

baik dalam bentuk perkataan atau dalam bentuk persyaratan yang

menunjukkan adanya persetujuan kedua belah pihak dalam melakukan akad

tersebut.22

Penjelasan di atas dapat peneliti jelaskan bahwa rukun muzara‟ah,

menurut Jumhur ulama diperbolehkan namun harus sesuai dengan rukun ajaran

agama Islam, yaitu pertama terdapat pemilik tanah (akid) yang menyediakan

lahan untuk digarap, kedua harus terdapat obyek muzara‟ah yaitu lahan atau

sawah selain itu kedua belah pihak mengetahui keberadaan dan wujud

lahan/sawah tersebut. hal ini dikarenakan untuk dimanfaatkan hasil

sawah/lahan tersebut. Ketiga kedua belah pihak harus menentukan bagi hasil

dalam penggarapan lahan/sawah tersebut seperti setengah, sepertiga,

seperempat, lebih banyak atau lebih sedikit dari itu. Keempat adanya Ijab dan

Qabul (akad/perjanjian), yang dilakukan kedua belah pihak tanpa paksaan dan

berdasarkan rasa tolong menolong.

22

Suhwardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakrta : Sinar Grafika, 2000), h. 148.

Page 29: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

15

Dalam kegiatan muzara‟ah harus sesuai dengan syarat-syarat muzara‟ah

sebagai berikut:

1. Syarat yang bertalian dengan „aqidain yaitu harus berakal.

2. Syarat yang berkaitan dengan tanaman yaitu diisyaratkan

adanya penentuan macamnya saja yang akan ditanam.

3. Hal yang beraikan dengan perolehan hasil dari tanaman

sebagai berikut:

a. Bagian masing-masing harus disebutkan jumlahnya atau

persentasesnya ketika akad.

b. Hasil adalah milik bersama.

c. Bagian antara „amil dan malik adalah satu jenis barang yang sama,

misalnya kapas, bila malik bagiannya padi kemudian „amil bagiannya

singkong maka hal itu tidak sah.

d. Bagian kedua belah pihak sudah dapat diketahui.

e. Tidak diisyaratkan bagi salah satunya ada penambahan yang telah

diketahui.

4. Hal yang berhubungan dengan tanah akan ditanami sebagai

berikut:

a. Tanah tersebut dapat ditanami.

b. tanah tersebut dapat diketahui batas-batasnya.

5. Hal yang berkaitan dengan waktu, syarat-syaratnya sebagai

berikut:

a. Waktu yang telah ditentukan.

b. Waktu itu memungkinkan untuk menanam tanaman yang

dimaksud seperti menanam padi waktunya kurang lebih 4 bulan

(bergantung pada teknologi yang dipakainya termasuk kebiasaan

setempat).

c. Waktu tersebut memungkinkan kedua belah pihak hidup

menurut kebiasaann

6. Hal yang berkaitan dengan alat-alat muzara‟ah ada satu

adalah ijab dan kabul, boleh dilakukan dengan lafadz apa saja yang

menunjukkan adanya ijab dan kabul dan bahkan muzara‟ah sah

dilafadzkan dengan lafadz ijarah .23

Ajaran agama muzara‟ah dapat dikatakan sah dan tidak menjadi

permasalahan apabila muzara‟ah memenuhi rukun dan syarat sehingga akad

23

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah, h.163.

Page 30: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

16

muzara‟ah sangat dianjurkan oleh agama, asal tidak menimbulkan perselisihan

atau tipuan di waktu panen. Tetapi jika dikhawatirkan timbul perselisihan atau

percekcokan di waktu panen, maka sebaiknya penggarapan tanah itu dengan

jalan sewa-menyewa yang patut, dan bukan dengan cara hasil bagi dari

penggarapan tanah.

Muzaraah itu pembagian sawah atau ladang, seperdua, sepertiga atau

lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari petani (orang yang menggarap

sawah. Muzara'ah merupakan bentuk kerja sama antara pemilik tanah dengan

penggarap tanah, dengan perjanjian bagi hasil menurut kesepakatan pada waktu

akad, sedang benihnya/bibitnya dari penggarap tanah.

Syarat-syarat yang berkaitan dengan hasil panen yaitu:

1. Pembagian hasil panen harus jelas.

2. Hasil panen itu benar-benar milik bersama orang yang berakad, tanpa ada

pengkhususan.

3. Pembagian hasil panen ditentukan pada awal akad untuk menghindari

perselisihan nantinya.24

Akad Muzara‟ah berakhir karena beberapa hal, sebagai berikut:

1. Jika pekerja melarikan diri, dalam kasus ini pemilik tanah boleh

membatalkan transaksi berdasarkan pendapat yang mengkategorikan

sebagai transaksi boleh (tidak mengikat).

2. Apa bila salah seorang wafat atau gila, berdasarkan pendapat yang

mengkategorikan sebagai transaksi yang mengikat, maka ahli waris atau

walinya yang menggantikan posisinya.

24

Ascarya, Akad dan Produk, h.79.

Page 31: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

17

3. Ada uzur salah satu pihak yang menyebabkan mereka tidak dapat

melanjutkan akad muzara‟ah, seperti pemilik lahan tersebut terlibat

hutang sehingga lahan itu harus dijual.

4. Adanya kesepakatan kedua belah pihak untuk mengakhiri dengan

kerelaan.25

Pendapat lain mengatakan bahwa muzara‟ah berakhir karena beberapa

hal, sebagai berikut:

1. Jika pekerja melarikan diri, dalam kasus ini pemilik tanah boleh

membatalkan transaksi berdasarkan pendapat yang mengkategorikan

sebagai transaksi boleh (tidak mengikat).

2. Apa bila salah seorang wafat atau gila, berdasarkan pendapat yang

mengkategorikan sebagai transaksi yang mengikat, maka ahli waris atau

walinya yang menggantikan posisinya.

3. Ada uzur salah satu pihak yang menyebabkan mereka tidak dapat

melanjutkan akad muzara‟ah, seperti pemilik lahan tersebut terlibat hutang

sehingga lahan itu harus dijual.

4. Adanya kesepakatan kedua belah pihak untuk mengakhiri dengan

kerelaan.26

Penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa dalam praktik muzara‟ah dapat

diwujudkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diterapkannya bagi hasil

dengan menggunakan akad muzara‟ah akan berdampak pada sektor

pertumbuhan sosial ekonomi yaitu saling tolong menolong dimana antara

pemilik tanah dan yang menggarapnya saling diuntungkan serta menimbulkan

adanya rasa keadilan dan keseimbangan. Hikmah yang terkandung dalam

muzara‟ah yakni adanya rasa saling tolong-menolong atau saling

25

Ibid. 26

Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam

Pandangan Empat Mazhab, (Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2009), h. 310

Page 32: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

18

membutuhkan antara pihak-pihak yang bekerjasama, dapat menambah atau

meningkatkan penghasilan atau ekonomi petani penggarap maupun pemilik

tanah, dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan produksi pertanian

dalam negeri dan dapat mendorong pengembangan sektor riel yang menopong

pertumbuhan ekonomi secara makro.

Muzara‟ah berakhir apabila salah seorang yang berakad wafat adanya

uzur salah satu pihak, baik dari pemilik lahan maupun dari pihak petani yang

menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan akad muzara‟ah tersebut.

Muzara‟ah merupakan bagi hasil antara pemberi benih dengan si penanam

(paroan) sesuai kesepakataan diawal dan zakat nya ditanggung oleh si pemberi

benih jika benihnya dari penggarap dan jika benihnya berasal dari yang

menggarap maka zakatnya dibayar oleh yang menggarap.

D. Berakhirnya Akad Muzara’ah dan Hal-hal yang dapat Memfasakhnya

Dalam hukum Islam, bagi hasil dalam bidang pertanian dikenal

dengan istilah Muzara‟ah.27

Muzara‟ah pada umumnya dilakukan oleh

pemilik lahan yang menyediakan benih untuk dikelola oleh penggarap

sawah/lahan hanya bertanggung jawab atas perawatan dan pengelolaan.

Dalam kegiatan muzara‟ah terdapat tiga keadaan yang membuat akad

Muzara‟ah berakhir atau fasakh yaitu sebagai berikut:28

1. Berakhirnya waktu akad

Ketika masa akad berakhir, maka berakhir pula akad tersebut. Ini

adalah pengertian dari fasakhnya suatu akad. Apabila masa akad telah

27

Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008), h. 14 28

Ibid

Page 33: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

19

selesai dan tanaman sudah membuahkan hasil kemudian hasil tersebut juga

sudah dibagikan kepada masing-masing pihak maka berakhirlah akad.

Namun, jika waktu akad telah selesai sedangkan tanaman belum

membuahkan hasil, akad tersebut harus tetap dilanjutkan walaupun masanya

telah berakhir sampai tanaman tersebut berbuah dan bisa dibagikan hasilnya.

Hal ini dilakukan demi kemaslahatan bersama antara kedua belah pihak.

2. Meninggalnya salah satu pihak

Ini adalah pendapat Hanafiyyah dan Hanâbilah. Akad berakhir

dengan meninggalnya salah satu pihak, baik meninggalnya sebelum maupun

setelah penggarapan. Demikian pula ketika tanaman telah berbuah maupun

belum. Sedangkan Syafiiyah dan Mâlikiyyah berpendapat bahwa muzâra‟ah

tidak berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak. Hanafiyyah

membedakan antara dampak yang timbul akibat wafatnya salah satu pihak,

sebagai berikut :

a. Dampak yang timbul dari wafatnya si pemilik lahan: Apabila si pemilik

lahan wafat, sedangkan hasil pertanian masih belum dapat dipanen.

Maka, lahan tersebut diberikan kepada si penggarap untuk dikelola lagi

hingga waktu panen tiba. sedangkan hasil panen tersebut, dibagi antara si

penggarap dan ahli waris si pemilik lahan, sebagaimana kesepakatan

awal antara si pemilik lahan dan si penggarap.

b. Dampak yang timbul dari wafatnya si penggarap: Maka, apabila si

penggarap wafat sebelum adanya hasil panen. Maka, bagi ahli warisnya

hak untuk melanjutkan warisan pekerjaan dari si penggarap (muwarrits)

Page 34: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

20

sesuai dengan syarat yang telah disepakati antara si pemilik lahan dan

penggarap sebelumnya.

Apabila akad difasakh sebelum lazimnya akad, maka batallah akad

tersebut. Menurut Hanafiyyah sifat akad dalam Muzâra‟ah adalah ghairu

lazim bagi si pemilik benih dan lazim bagi yang tidakkk memiliki benih.

Sedangkan menurut Malikiah, akad Muzâra‟ah menjadi lazim apabila

penggarap sudah memulai pekerjaaannya. Maka, selama si penggarap belum

menggarap lahan, ia masih dapat memfasakh akad tersebut.Bagi Hanafiyyah

juga diperbolehkan untuk memfasakh akad setelah ia menjadi akad lazim,

apabila terdapat uzur. Baik, dari pemilik lahan atau si penggarap. Misalnya:

Adanya hutang bagi si pemilik lahan, yang mengharuskannya untuk menjual

lahan pertanian, yang sudah disepakati untuk akad Muzâra‟ah. Dimana si

pemilik lahan tidak memiliki harta lain selain lahan tersebut. Maka,

dibolehkan baginya untuk menjualnya karena adanya hutang tersebut, dan

berakhirlah (fasakh) akad Muzâra‟ah. Karena ia tidak mungkin untuk

meneruskan akad tersebut, kecuali dengan menanggung bahaya dari hutang

yang dimilikinya.

Sedangkan menurut para ulama fiqh yang membolehkan akad

muzara‟ah atau mukhabarahbahwa akad ini akan berakhir apabila:

1. Jangka waktu yang disepakati berakhir. Akantetapi jika jangka waktu

sudah habis, sedangkan hasil pertanian itu belum layak panen, maka akad

itu tidak dibatalkan sampai panen dan hasilnya dibagi sesuai denagn

kesepakatan bersama diwaktu akad.

2. Menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, apabila salah seorang yang

berakat wafat, maka akad muzaraa‟ah ataumukhabarah berakhir. Karena

Page 35: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

21

mereka berpendapat bahwa akad ijarah tidak boleh diwariskan. Akan

tetapi Ulama Malikiyah dan Syafi‟iyah berpendapat bahwa akad

muzara‟ah atau mukhabarah itu dapat diwariskan. Oleh sebab itu akad

tidak berakhir disebabkan oleh wafatnya salah seorang yang berakad.

3. Adanya uzur salah satu pihak. Baik dari pihak pemilik tanah ataupun dari

pihak pengarap atau pengelola yang meneybabkan tidak boleh untuk

melanjutkan akad tersebut:

a. Pemilik tanah terbelit utang sehingga tanah tersebut dijual oleh

pemilik tanah, karena tidak ada lagi harta yang dapat dijual oleh

pemilik tanah kecuali tanah tersebut untuk melunasi hutangnya.

b. Adanya uzur petani. Seperti sakait ataupun akan melakukan perjalanan

keluar kota, sehingga tidak mampu untuk melaksanakan

pekerjaannya.29

Beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Muzara‟ah

merupakan masalah muamalah yang masih sangat kontroversial. Ada pendapat

para ulama yang saling bertentangan yakni antara pendapat yang membolehkan

dan pendapat yang melarang. Kerjasama dalam lahan pertanian sebenarnya

sudah ada sejak dahulu hingga sekarang. Masa dahulu Nabi SAW pernah

mempraktekkan pada penduduk Khaibar dengan menyerahkan tanah dan

tanaman kurma untuk dipeliharadengan imbalan upah sebagian dari hasil

panen. Sedangkan untuk masa sekarang praktek kerjasama tersebut banyak

terjadi dalam masyarakat pedesaan yang mata pencahariannya cenderung

bekerja di sawah/ladang. Di mana kerjasama di antara mereka (pemilik lahan

dan pengelolah) biasanya disebut paroan sawah. Yang mana akadnya tidak

diakadkan secara tertulis melainkan cukup dengan lisan.

E. Bagi Hasil dalam Bidang Pertanian

29

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 101

Page 36: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

22

Bank Syariah ataupun bank syari‟ah menggunakan mekanisme penetapan

bagi hasil untuk menarik minat dari para anggota dengan tujuan menabung

atupun menginvestasikan sebagian harta anggota yang nominalnya dan jangka

waktunya ditentukan oleh pihak bank syari‟ah. Terjadinya suatu perjanjian

harus memenuhi lima unsur sebagai berikut:

1. Pertemuan antara ijab dan kabul.

2. Sebagai pernyataan kehendak.

3. Pelakunya terdiri dari dua pihak atau lebih.

4. Melahirkan akibat hukum.

5. Adanya objek.30

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh

pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank

syariah.31

Pendapat lain mengatakan bahwa bagi hasil diartikan sebagai

distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.32

Prinsip bagi hasil adalah :

1. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan

dengan pengunaan/pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan

kepadanya.

2. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan

dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan

investasi maupun modal kerja.

30

Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2017), h. 4 31

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2014), h.95 32

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2008), h.33

Page 37: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

23

3. menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim

dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.33

Bagi hasil merupakan perjanjian yang didalamnya terdapat kerjasama

antara pihak yang memberi modal dan pihak yang mengelola modal kemudian

keuntungannya dibagi atas hasil usaha yang dilakukan oleh pihak yang

melakukan perjanjian

Dalam bidang pertanian tentunya sangat dikenal dengan bagi hasil hal ini

dikarenakan pihak yang mempunyai sawah tidak mampu untuk menggarap

sawahnya sendiri sedangkan pihak yang tidak mempunyai sawah namun

berkeinginan untuk menggarap sawah sehingga terjadinya kerjasanma untuk

bagi hasil antara pihak yang mempunyai sawah dan pihak yang menggarap

sawah. Bagi hasil merupakan transaksi mengenai tanah yang biasa atau lazim

dikalangan orang-orang pribumi diseluruh Indonesia, di mana pemilik tanah

atau penerima gadai tanah menyerahkan tanah pada pribumi lain dengan syarat

harus menyerahkan bagian panen yang seimbang.34

Pendapat lain mengatakan

bahwa bagi hasil dapat dikatakan sebagai bentuk kerja sama antara dua pihak

yaitu pemilik lahan dengan penggarap yang bersepakat untuk melakukan

perjanjian bagi hasil dari lahan pertanian. Bentuk kerja sama dimana pemilik

lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk di usahakan

sebagai lahan yang menghasilkan dengan perjanjian bahwa si penggarap

33

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2016), h. 6. 34

Scheltema, Bagi Hasil di Hindia Belanda, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 5

Page 38: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

24

menyerahkan sebagian yang telah ditentukan terlebih dahulu (misalnya

separoh) dari hasil panennya kepada pemilik tanah.35

Penggarap berarti pekerja, pengelolah atau orang yang mengerjakan dan

sebagainya.36

Atau dengan pengertian lain, penggarap adalah seorang atau

badan hukum dari satu pihak yang mengadakan perjanjian dengan pemilik

tanah dilain pihak, dimana penggarap diperkenankan oleh pemilik tanah untuk

menyelenggarakan usaha pertanian di atas tanah pemilik dengan pembagian

hasilnya antara kedua belah pihak.37

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kerjasama yang di

dasarkan atas bagi hasil adalah bentuk kerja sama antara dua pihak yaitu

pemilik lahan/sawah dengan pihak yang menggarap lahan/sawah dan

melakukan kesepakatan perjanjian bagi hasil dari lahan pertanian tersebut.

Hubungan kedua belah pihak didasarkan saling tolong menolong baik sebagai

kerabat atau hubungan keluarga, maupun sebagai tetangga dalam suatu

masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 29

sebagai berikut:

35

Van Hoeve, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru, 2000), h. 354 36

Ismail Nawawi, Ekonomi Islam (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2009), h. 299.

37 http://hukum.unsrat.id. Pengertian Bagi Hasil, di akses pada tanggal 05 November 2019

Pukul 20.20 WIB.

Page 39: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

25

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar)

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka

diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,

Allah Maha Penyayang kepadamu.38

Landasan hukum yang kedua adalah hadis. hal ini sesuai dengan sabda

Rasulullah SAW, yaitu

عن أبى هريرة قال قال النبي صلى الله عليه وسلم أد المانة إلى من ائتمنك ول تخن من

خانك

Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda,

“Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak

menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang

telah mengkhianatimu.” (HR Abu Daud, At-Trimidzi, Ahmad, Al-

Hakim, Al-Baihaqi). 39

Berdasarkan pendapat ayat di atas dapat dijelaskan bahwa apabila

seseorang hendak melakukan transaksi bagi hasil, maka ayat tersebut

menekankan beberapa ketentuan yaitu, pertama pilihlah orang yang dapat

dipercaya saat dalam mengelola barang lahan yang digarapnya sehingga pihak

yang mempunyai lahan/sawah sangat mempercayai amanah tersebut. Kedua,

jika perjanjian sudah disepakati, maka diwajibkan bagi kedua belah pihak

untuk bertaqwa dengan jalan tidak saling merugikan dan saling tolong

menolong. Untuk memperoleh rizki tidak diperkenankan dengan cara yang

38

Q.S An-Nisa 4 : 29 39

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah, h.86.

Page 40: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

26

batil, yaitu yang bertentangan dengan hukum Islam dan bagi hasil harus

didasari tolong-menolong, tidak boleh menipu, tidak boleh berbohong dan

tidak boleh saling merugikan anatar kedua belah pihak. Selain itu, janganlah

membalas berkhianat kepada orang yang telah mengkhianatimu baik pada

orang yang memberikan amanah maupun yang menerima amanah.

Bagi hasil itu sendiri berasal dari hukum adat, yang biasa disebut juga

dengan hak menggarap yaitu: Hak seseorang untuk mengusahakan pertanian di

atas tanah milik orang lain dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi

antara kedua belah pihak berdasarkan persetujuan, dengan pertimbangan agar

pembagian hasil tanahnya antara pemilik dan penggarap dilakukan atas dasar

yang adil dan agar terjamin pula kedudukan hukum yang layak bagi penggarap

dengan menegaskan hak-hak dan kewajiban, baik dari penggarap maupun

pemilik lahan.40

Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional dari jumlah

modal, yaitu pemilik modal. Kerugian yang timbul disebabkan oleh

kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung

jawab atas kerugian tersebut.41

Mekanisme penetapan bagi hasil terdapat dua

pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha yanng dilakukan

oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi

masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Mekanisme penetapan

hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dangan menggunakan nisbah,

40

Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), h. 51 41

Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syari‟ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 173.

Page 41: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

27

nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam menentukan

bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.42

Mekanisme penetapan bagi hasil merupakan kerjasama yang dilakukan

oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk

melakukan suatu usaha. Hasil usaha yang dilaksanakan pengelola dana atau

pengguna dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan pembagian sesuai

dengan kesepakatan diantaranya.

Pembagian hasil yang dilakukan antara kedua belah pihak harus

dilakukan dan memberikan manfaat serta ketentuan secara konkrit agar tidak

merugikan salah satu pihak. Dalam perjanjian bagi hasil kedua belah pihak

harus melakukan pembagian hasil penggarapan sawah/lahan mengenai bagian

yang akan didapatkan oleh pemilik lahan dan bagian yang akan didapatkan

oleh petani penggarap.

Hak usaha bagi hasil adalah seseorang atau badan hukum (yang

disebut pemilik), dengan perjanjian bahwa hasilnya akan di bagi dua

menurut imbangan yang disetujui bersama.43

Bagi hasil merupakan

pemberian hasil usaha untuk orang yang mengelola atau menanami tanah

dari yang dihasilkannya seperti setengah, atau lebih dari itu atau pula lebih

rendah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak (pemilik modal dan

penggarap. Pendapat lain mengatakan bahwa bagi hasil sebagai suatu jenis

kerja sama antara pemilik modal atau tanah dengan penggarap.44

42

Ismail, Perbankan Syariah, h.96 43

Liliek Istiqomah, Hak Gadai Atas Tanah Sesudah Berlakunya Hukum Agraria Nasional

(Jakarta: Usaha Nasional Indonesia, 2000), h. 137

44 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung: Al-Ma‟arif, 2002), h. 18

Page 42: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

28

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perjanjian bagi

hasil yang dilakukan antara petani pemilik modal dengan petani penggarap

pada dasarnya tergantung dari kesepakatan bersama atau menurut kebiasaan

setempat. Dalam hal pembagian hasil panen antara pemilik modal dan

penggarap biasanya dilakukan perjanjian terlebih dahulu sebelum proses

penanaman berlangsung dan harus dinyatakan secara jelas oleh kedua belah

pihak, agar dalam proses bagi hasil nantinya tidak terjadi kesalahpahaman,

utamanya jika terjadi kerugian atau gagal panen. Perjanjian bagi hasil yang

dilakukan antara kedua belah pihak, selain untuk mencari keuntungan juga

untuk mempererat tali persaudaraan dan tolong-menolong diantara mereka.

bagi hasil merupakan perjanjian yang didalamnya terdapat kerjasama antara

pihak yang memberi modal dan pihak yang mengelola modal kemudian

keuntungannya dibagi atas hasil usaha yang dilakukan oleh pihak yang

melakukan perjanjian.

Page 43: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

mengungkap fenomena atau kejadian dengan cara menjelaskan,

memaparkan/atau mengambarkan dengan kata-kata secara jelas dan

terperinci melalui bahasa yang tidak berwujid nomer/angka. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang melibatkan analisis data atau informasi

yang aslinya bersifat deskriptif dan tidak secara langsung dapat

dikuantifikasikan.45

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah-

masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.46

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan data dari lokasi atau lapangan. Langkah yang dilakukan

adalah mengumpulkan data-data tentang mekanisme bagi hasil penggarapan

sawah pada akad Muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.47

Tujuan penelitian deskriptif

45

Indrawati, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2018) h.2 46

Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(Bandung: Rosdakarya, 2015), h.13 47

Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2000), h. 6.

Page 44: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

30

adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat daerah tertentu.48

Penelitian deskriptif dilakukan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek atau subjek yang teliti secara tepat.Penelitian yang

peneliti lakukan merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif yang mengungkapkan gejala-gejala yang nampak dari mencari

fakta-fakta khususnya mengenai mekanisme bagi hasil penggarapan sawah

pada akad Muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro.

B. Sumber Data

Sumber data itu adalah mereka yang disebut narasumber, informan,

partisipan, temen, guru dalam penelitian.49

Sumber datanya dapat diperoleh

berdasarkan dari dua sumber yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah kata-kata dan tindakan orang yang

diamati atau diwawancarai. Sumber data primer dihimpun melalui catatan

tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto atau

film.50

Artinya sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu

Acount Officer dan anggota BMT Fajar Kota Metro.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah segala bentuk dokumen baik dalam

bentuk tertulis maupun foto, data sekunder ini tidak bisa diabaikan dalam

suatu penelitian terutama dokumen tertulis seperti buku, majalah ilmiah,

48

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), h.75 49

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018), h.67. 50

Ibid.

Page 45: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

31

arsip, dokumen pribadi dan dkumen resmi.51

Sumber data sekunder

dikenal sebagai data pendukung atau pelengkap data utama.

Refrensi yang digunakan sebagai berikut:

a. Abdul Ghafar Anshori, Hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Konsep,

Regulasi, dan Implementasi), Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2002.

b. Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, akarta : Rajawali Pers, 2006.

c. Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi

di Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

d. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

e. Mia Lasmi Wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, Bandung: Pustaka

Setia, 2013.

f. Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah, Jakarta: Gema insani, 2001.

C. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti untuk memperoleh data yang objektifdan valid, berkaitan

dengan mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada akad Muzara‟ah di

BMT Fajar Kota Metro, maka digunakan beberapa metode ilmiah sebagai

landasan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah bentuk komunikasi langsung

antara peneliti dan responden, komunikasi berlangsung dalam bentuk

tanya jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak mimik responden

merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.52

Jenis

wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

51

Ibid. 52

W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta :Gramedia, 2005), h. 119.

Page 46: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

32

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang

hanya memuat garis besar yang ditanyakan.

b. Wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check-list.53

Peneliti menggunakan wawancara terstrukur dengan Acount Officer

dan anggota BMT Fajar Kota Metro.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa barang-barang tertulis, seperti buku

harian, majalah, dokumen, notulen rapat dan lain-lain.54

Metode

dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh sejarah, visi dan misi serta

struktur organisasi BMT Fajar Kota Metro.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan

teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, adapun kriteria

tersebut yang dapat digunakan adalah derajat kepercayaan (credibelity),

keteralihan (transferability), ketergantungan (dapendability) dan kepastian

(confirmability).55

Keabsahan data yang diperoleh peneliti diungkapkan secara apa adanya

tanpa ada rekayasa atau pemanipulasian data. Peneliti menggunakan konsep

dan teori dari berbagai referensi atau rujukan dalam mengungkapkan tentang

mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada akad Muzara‟ah atau rujukan

53.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2013), h. 270 54

Moh Nazir, Metode Penelitian,(Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h.149 55

Lexy. J. Meleong, Metodologi Penelitian, h. 324

Page 47: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

33

utama yang telah ditentukan. Peneliti dalam hal ini menggunakan beberapa

teknik dalam melakukan pemeriksaan keabsahan data diantaranya:

1. Bagi Hasil

Bagi Hasil yaitu peneliti melakukan pengamatan secara cermat dan

berkesinambungan terhadap sesuatu hal. Peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Selain

itu, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis

tentang apa yang diamati. mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada

akad Muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro.

2. Akad Muzara‟ah

Teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang lebih ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulakan data yang sekaligus menguji kredibilitas data

yaitu mengecek kredibilita data dengan bergabai teknik pengumpulan data

dan berbagai sumber data. Trianggulasi teknik berarti peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama.

3. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Jadi, tujuan member check adalah agar

Page 48: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

34

informasi atau data yang diperoleh dan akan digunakan dalam penelitian

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

E. Teknis Analisis Data

Untuk keperluan analisis data, penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka.56

Dan menggunakan metode berpikir induktif

hal ini dikarenakan:

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda

sebagai yang terdapat dalam data.

2. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti, responden

menjadim eksplisit dapat dikenal dan akuntabel.

3. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat

membuat keputusan-keputusan tentang dapat0tidaknya pengalihan kepada

suatu latar lainnya.

4. Analisis induktif lebh dapat menemukan pengaruh bersama yang

mempertajam hubungan-hubungan; dan terakhir, analisis demikian dapat

memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur

analtik.57

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pola berfikir induktif, Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis

data secara induktif, metode analisis dengan pola berfikir induktif merupakan

metode analsis yang menguraikan dan menganalisis data-data yang diperoleh

dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori. Dimana ini merupakan

jenis pola fikir yang bertolak dari fakta yang didapat di lapangan yang

kemudian dianalisis dan berakhir dengan penyimpulan terhadap permasalahan

berdasarkan data lapangan tersebut.

56

Lexy J Moloeng, Metode Penelitian, h. 3. 57

Ibid.

Page 49: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Fajar Kota Metro

1. Sejarah Singkat BMT Fajar Kota Metro

BMT Fajar adalah koperasi dengan prisnip syariah, berfungsi sebagai

mediator antara pemilik dana (anggota) yang pada umumnya pengusaha

kecil yang berorientasi bisnis. BMT Fajar dirintis sejak 1996 oleh beberapa

orang yang semula tergabung pada Yayasan Bina Sejahtera. Alasan yang

mendasari munculnya kesadaran di kalangan pengurus Yayasan akan dua

kenyataan pokok yakni: Pertama, dalam kiprahnya mendampingi kegiatan

ekonomi produktif masyarakat kelas menengah kebawah, sering dijumpai

pelaku usaha kecil/mikro mengalami keterbatasan mengakses modal

perbankan. Akibatnya, mereka terjebak pada praktek Renternir.58

Karena itu dipandang perlu adanya lembaga keuangan (syariah)

sebagai alternatif solusi tersebut. Kedua, munculnya lembaga alternatif

tersebut diperlukan dalam jumlah yang cukup, untuk menjawab dua hal

sekaligus, yaitu BMT Fajar dapat berkembang sebagai lembaga keuangan

syariah yang dapat melayani kebutuhan modal usaha kecil/mikro dan BMT

Fajar dapat dijadikan sebagai laboratorium atau model bagi masyarakat

yang ingin mendirikan BMT-BMT.59

58

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro, Senin 20 Februari 2017 59

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro, Senin 20 Februari 2017

Page 50: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

36

Setelah mengalami masa embrional sejak Tahun 1996, pada tanggal

16 Mei 1997 BMT Fajar resmi didirikan oleh 31 orang. Dengan simpanan

pokok sebesar Rp50.000,00 per orang, sehinga modal terkumpul baru

sebesar Rp1.550.000,00. Sejak itulah anggota pendiri sepakat menjadikan

BMT Fajar Metro berbadan Hukum Koperasi.60

Legalitas tersebut tertuang dalam Akte Pendirian yang dikeluarkan

oleh Kantor Wilayah Koperasi PKM Provinsi Lampung dengan Nomor

Badan Hukum No. 61/BH/KWK.7/XII/1997 Tanggal 15 Desember 1997.

Kemudian sejalan dengan adanya Otonomi Daerah, dilakukan perubahan

Badan Hukum yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kota Metro No. 518/BH/PAD/003/II/2002

Tanggal 02 Februari 2002. Pada Tahun 2000 BMT Fajar memperoleh

penghargaan dari Gubernur Lampung sebagai Koperasi Berprestasi di

Provinsi Lampung. Dan sejak tahun 2000 – 2005 memperoleh kepercayaan

dari PT PNM (Permodalan Nasional Madani) Jakarta, untuk menyalurkan

modal kerja bagi usaha produktif dengan Pola Bagi Hasil (Pola Syariah).61

Setelah mendapatkan kepercayaan dari PT PNM Jakarta, BMT Fajar

memperoleh kepercayaan dari sebuah Lembaga Internasional yakni Mercy

Corps Internasional (MCI) untuk menyalurkan modal kerja kepada 420

Usaha Warung Eceran Kecil di 5 (lima) Kecamatan Kota Metro sebesar Rp

259.700.000,00 (Dua ratus Lima Puluh Sembilan Juta Tujuh ratus Ribu

Rupiah) tepatnya pada tahun 2003 dan dalam tahun 2003 tersebut juga telah

60

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro, Senin 20 Februari 2017 61

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019

Page 51: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

37

ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara BMT Fajar Metro dengan

BMM (Baitul Maal Muamalat) Jakarta untuk penguatan kelembagaan dan

permodalan.62

Pada tahun 2004, kepercayaan kepada BMT Fajar Metro muncul dari

Microfin Jakarta yang turut serta menginvestasikan kepada BMT Fajar

Metro sebesar Rp 75.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) yang

selanjutnya digunakan untuk penguatan modal kerja. Sehubungan dengan

adanya Petunjuk Pelaksanaan KJKS dari Menteri Negara Koperasi dan

UKM No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 Tanggal 10 September 2004, maka

dilakukan perubahan Anggaran Dasar, sehingga terbit ketetapan Kepala

Dinas Perindagkop Kota Metro No. 518/001/BH/PAD/D.7.04/II/2005

Tanggal 15 Febrauari 2005. Selanjutnya untuk kepentingan perluasaan

jangkauan pelayanan dan pengembangan jaringan kantor cabang, maka pada

tanggal 29 April 2010 dilakukan PAD dengan penetapan Kepala Dinas

Koperindag Provinsi Lampung No. 0415/III.11/Klb.1/IV/2010.63

Pada Tahun 2005 BMT Fajar kepercayaan kepada BMT Fajar Metro

terus bertambah yakni dari Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bandar

Lampung dengan membantu modal kerja sebesar Rp 200.000.000,00 (Dua

Ratus Juta Rupiah) dan Induk Koperasi Syariah (INKOPSYAH) Jakarta

dengan membantu modal sebesar Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta

Rupiah) serta pada tahun 2005 tersebut BMT Fajar Metro mendapat

62

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019 63

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019.

Page 52: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

38

penghargaan dari Gubernur Lampung sebagai Koperasi Berprestasi Tanggal

12 Juli 2005 pada Harkop ke-58 di Kabupaten Tulang Bawang.64

Pada Akhir Tahun 2005 bulan Desember 2005 Pemerintah

mendukung keberadaan BMT Fajar Metro dan setelah mendapat

Rekomendasi dari Walikota Metro, Kepala Dinas Perindagkop Kota Metro

maka oleh Dinas Koperindag Provinsi Lampung diajukan untuk mendapat

bantuan dalam bentuk Program PKPS-BBM Tahun 2005 kemudian telah

digulirkan pada Tanggal 02 Maret 2006 sebesar Rp 500.000.000,00 (Lima

Ratus Juta Rupiah) yang disalurkan pada usaha produktif anggota/calon

anggota BMT Fajar Metro.65

Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 BMT Fajar mendapatkan

kesempatan untuk pembiayaan KPRS (Kredit Pemilikan Rumah Sederhana)

Yang diselenggarakan oleh Menteri Perumahaan Rakyat. Pada tahun 2009

KPRS yang telah di realisasikan sebanyak kurang lebih 100 unit rumah baru

maupun rehap rumah. Kemudian pada tahun 2010 BMT Fajar memperoleh

penambahan modal dari BSM dan INKOPSYAH masing-masing Rp.

1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Selain itu dipercaya oleh Lembaga

Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk menyalurkan pembiayaan kepada

anggota sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah) dengan akad

Mudhorobah.66

64

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro, Senin 20 Februari 2017 65

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019 66

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019.

Page 53: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

39

Sehubungan dengan adanya Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI

No. 10/Per/M.KUKM/IX/2015 Tanggal 23 September 2015, tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kelembagaan Koperasi dari KJKS berubah menjadi

KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah) maka dilakukan

perubahan Anggaran Dasar, sehingga terbit ketetapan Kepala Dinas

Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung No. 904/III.11/Klb.1/IX/2015

Tanggal 23 September 2015.67

2. Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya LKM yang konsisten dan terdepan dalam penerapan syariah

untuk kesejahteraan dan kejayaan umat.68

Misi :

a. Mendorong prakarsa dan kemandirian usaha mikro, kecil dan usaha

menengah.

b. Membela dan memperjuangkan hak-hak ekonomi rakyat.

c. Menegakkan sistem mu‟amalah Iqtishodiyah (Ekonomi Islam)

berdasarkan prinsip-prinsip Syari‟at Islam.69

67

Dokumentasi, Profil BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019. 68

Dokumentasi, Visi dan Misi BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019. 69

Dokumentasi, Visi dan Misi BMT Fajar Kota Metro Tahun 2019.

Page 54: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

40

3. Struktur Organisasi BMT Fajar Kota Metro

B. Mekanisme Bagi Hasil Penggarapan Sawah Pada Akad Muzara’ah BMT

Fajar Kota Metro

Muzara‟ah merupakan sebuah akad kerjasama pengolahan tanah

pertanian antara pemilik tanah dengan penggarap, dimana pemilik lahan

memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan

dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. Dalam

muzara‟ah pada umumnya benih disediakan oleh pemilik lahan dan pengelola

tanah hanya bertanggung jawab atas perawatan dan pengelolaan.

Muzara‟ah sebagai unsur esensial dalam meningkatkan produksi dan

taraf hidup masyarakat pedesaan, ketiadaan modal dapat membatasi ruang

gerak sektor ini, Kebutuhan modal akan semakin meningkat seiring dengan

beragam pilihan jenis komoditas dan pola tanam, perkembangan teknologi

budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil yang semakin pesat.

Kabag. Marketing

Ali Masykur

KEPALA CABANG

Supangat Wibowo

Kabag. Oprasional

KASIR CS LEGAL FO AO

-Farida

-Dwi

Page 55: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

41

Pada era teknologi pertanian, pengerahan modal yang intensif baik untuk alat-

alat pertanian maupun sarana produksi tidak dapat dihindari. Masalah kembali

muncul, karena sebagaian besar petani tidak sanggup mendanai usahatani yang

padat modal dengan dana sendiri

Munculnya perjanjian ini dikarenakan adanya petani yang mempunyai

kekurangan dana dalam menggarap sawah dan tidak memiliki sawah namun

petani ingin menggarap sawah. BMT Fajar selaku pemilik lahan memberikan

wewenang kepada masyarakat yang menjadi petani untuk memilih akad

muzara‟ah dalam penggarapan sawah sehingga petani memiliki kesempatan

untuk mengelola suatu jenis pertanian tersebut, dan terkadang juga perjanjian

itu muncul karena adanya pekerja atau penggarap yang memiliki keahlian

dalam mengelola suatu jenis usaha pertanian, namun tidak memiliki lahan atau

modal untuk bercocok tanam. Oleh karena itu, petani melakukan suatu

perjanjian bagi hasil, selain untuk mencari keuntungan antara kedua belah

pihak juga untuk saling mempererat tali persaudaraan dan tolong-menolong

diantara mereka. Maka Islam mensyari‟atkan kerja sama ini sebagai upaya atau

bukti saling bertalian dan tolong-menolong antara kedua belah pihak.

Untuk menunjang keberhasilan dalam penelitian ini maka peneliti

mengadakan wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT

Fajar Kota Metro, sebagai berikut:

Masyarakat yang memilih menjadi anggota BMT Fajar Kota Metro

tertarik akad muzara‟ah pada sistem bagi hasil bahwasannya masyarakat tidak

Page 56: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

42

mempunyai modal untuk menggarap sawah dan keinginan masyarakat dalam

menggarap sawah namun masyarakat mempunyai keahlian dalam menggarap

sawah.70

Calon anggota mengisi formulir permohonan akad muzara‟ah pada

sistem bagi hasil yang telah disediakan oleh BMT Fajar Kota Metro dan boleh

juga membuat permohonan sendiri yang berisikan tentang identitas nasabah,

jenis usaha yang akan di biayai dan jenis anggunan, serta melampirkan :

1. Fotocopy KTP Suami Istri dan surat persetujuan suami isteri.

2. Fotocopy KK (Kartu Keluarga).

3. Fotocopy rekening tabungan BMT Fajar Kota Metro.

4. Kesepakatan kedua belah pihat atas bagi hasil penggarapan sawah tersebut

mengolah tanahnya secara muzara‟ah dengan rasio bagi hasil bahwasannya

BMT Fajar Kota Metro mendapatkan hasil panen 1/2 dan petani penggarap

sawah mendapatkan hasil panen 1/2. Namun kelemahan bagi hasil ini adalah

petani selaku penggarap sawah lebih rentan dalam mengalamim kerugian.71

Tujuan BMT Fajar Kota Metro dalam menawarkan sistem bagi hasil

penggarapan sawah menggunakan akad muzara‟ah kepada anggota

bahwasannya BMT Fajar Kota Metro adalah salah satu lembaga perbankan

syariah yang menerapkan prinsip syariah dan menggunakan sistem

kekeluargaan sehingga BMT Fajar Kota Metro mempunyai salah satu akad

yang dapat membantu anggota untuk mengelola persawahan yang dilakukan

70

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.16 WIB. 71

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.23 WIB.

Page 57: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

43

petani, yaitu akad muzara‟ah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara

pemilik lahan dan penggarap dimana pemilik lahan memberikan lahan

pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan

bagian tertentu (presentase) hasil panen akan tetapi BMT Fajar Kota Metro

menerapkan sistem bagi hasil 1/2 : 1/2. Objek sawah yang digarap seluas 1

Ha.72

Kelebihan dan kekurangan sistem bagi hasil penggarapan sawah dengan

menggunakan akad muzara‟ah adalah dalam perjanjian bagi hasil kerjasama

(muzara‟ah) terdapat hal-hal penting yang harus dipenuhi baik oleh pemilik

lahan maupun pengelola. BMT Fajar Kota Metro selaku pemilik lahan hanya

menyediakan lahan pertanian saja sedangkan petani penggrap sawah

menyediakan benih/bibit tanaman, pupuk dan alat-alat lain yang diperlukan,

selain itu petani harus mampu mengelola dan bersedia mempunyai

keahlian/ketrampilan, tenaga dan waktu untuk mengelola lahan tersebut dengan

baik dan profesional. Setelah perjanjian kerjasama tersebut selesai maka

keduanya akan mendapatkan persentase bagian tertentu sesuai dengan

kesepakatan yaitu ½ : ½. Namun petani mempunyai resiko dalam sistem ini

bahwasannya bagi hasil ini adalah petani selaku penggarap sawah lebih rentan

dalam mengalamim kerugian.73

Minat anggota dalam sistem sistem bagi hasil menggunakan akad

Muzara‟ah khususnya dalam penggarapan sawah sangat sedikit, mereka

72

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.30 WIB. 73

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.36 WIB.

Page 58: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

44

beraggapan bahwa petani mempunyai resiko yang besar dalam pengelolaan

sawah tersebut.74

Akad muzara‟ah yang dilakukan pihak BMT Fajar Kota Metro dan

anggota selaku petani penggarap sawah merupakan kerjasama atas pengolahan

lahan pertanian yaitu sawah antara BMT Fajar Kota Metro selaku pemilik

lahan dan petani selaku penggarap sawah dimana pemilik lahan memberikan

lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan

imbalan bagian tertentu (presentase) hasil panen akan tetapi BMT Fajar Kota

Metro menerapkan sistem bagi hasil 1/2 : 1/2.75

Mekanisme bagi hasil akad muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro sebagai

berikut:

1. Calon nasabah harus terdaftar menjadi anggota BMT Fajar Kota Metro.

2. Anggota harus mempunyai buku tabungan dan mempunyai deposito

tabungan sebesar minimal Rp 3.000.000.

3. Pihak BMT Fajar Kota Metro dan anggota yang akan menjadi penggarap

melakukan akad yang didalamnya:

a. Pihak BMT Fajar Kota Metro hanya menyediakan sawah seluas 1 Ha dan

memberitahu batas-batas sawah.

74

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.41 WIB. 75

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.47 WIB.

Page 59: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

45

b. Anggota menyiapkan benih, pupuk, air, tenaga dan waktu serta

perawatan untuk mengelola sawah tersebut.

c. Hasil panen dibagi rata yaitu pihak BMT Fajar Kota Metro mendapatkan

1/2 dari hasil panen dan anggota selaku penggarap juga mendapatkan 1/2

dari hasil panen.

4. Berakhirnya akad muzara‟ah akan berakhir apabila sawah telah mengalami

panen raya. Setelah panen dapat dilakukan bagi hasil sesuai kontrak atau

akad.76

Anggota selaku penggarap sawah beberapa mengalami kerugian pada

sistem bagi hasil penggarapan sawah menggunakan akad muzara‟ah, yaitu

petani sudah mengeluarkan dana untuk pembelian benih/bibit tanaman, pupuk

dan menyewa alat yang diperlukan serta tenaga dan waktu untuk mengelola

lahan tersebut dengan baik dan profesional namun pada kenyataannya petani

tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal hal ini dikarenakan hadil panen

petani terserang penyakit hama wereng.77

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwasannya tujuan

anggota BMT Fajar Kota Metro dalam memilih akad muzara‟ah pada sistem

bagi hasil bahwasannya memanfaatkan keinginan anggota dalam menggarap

sawah. Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan calon anggota dalam

memilih akad ini yaitu petani menyediakan fotocopy KTP Suami Istri dan surat

persetujuan suami isteri, fotocopy KK (Kartu Keluarga), fotocopy rekening

76

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.52 WIB. 77

Wawancara kepada Nurhadi Santoso selaku Acount Officer BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 10 Desember 2019 pukul 09.55 WIB.

Page 60: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

46

tabungan BMT Fajar Kota Metro dan melakukan perjanjian atas kesepakatan

kedua belah pihat atas bagi hasil penggarapan sawah tersebut mengolah

tanahnya secara muzara‟ah dengan rasio bagi hasil bahwasannya BMT Fajar

Kota Metro mendapatkan hasil panen 1/2 dan petani penggarap sawah

mendapatkan hasil panen 1/2.

Kelebihan dan kekurangan sistem inin adalah perjanjian bagi hasil

kerjasama (muzara‟ah) adalah BMT Fajar Kota Metro selaku pemilik lahan

hanya menyediakan lahan pertanian saja sedangkan petani penggrap sawah

menyediakan benih/bibit tanaman, pupuk dan alat-alat lain yang diperlukan,

selain itu petani harus mampu mengelola dan bersedia mempunyai

keahlian/ketrampilan, tenaga dan waktu untuk mengelola lahan tersebut dengan

baik dan profesional dan keduanya mendapatkan persentase bagian tertentu

sesuai dengan kesepakatan yaitu ½ : ½. Namun petani mempunyai resiko

dalam sistem ini bahwasannya bagi hasil ini adalah petani selaku penggarap

sawah lebih rentan dalam mengalamim kerugian. Namun masih terdapat

beberapa anggota mengalami kerugian bahwa petani mengeluarkan dana untuk

pembelian benih/bibit tanaman, pupuk dan menyewa alat yang diperlukan serta

tenaga dan waktuaannya petani tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal

hal ini dikarenakan hadil panen petani terserang penyakit hama wereng.

Selain itu peneliti melakukan Wawancara Kepada Anggota BMT Fajar

Kota Metro, sebagai berikut:

Page 61: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

47

Alasan anggota BMT Fajar Kota Metro dalam memilih akad muzara‟ah

pada sistem bagi hasil bahwasannya anggota berkeinginan untuk menggarap

sawah namun petani tidak mempunyai sawah, petani hanya mempunyai

beberapa jumlah modal yang sangat minim, tenaga dan waktu serta keahlian

dalam menggarap sawah.78

Tujuan anggota dalam memilih sistem sistem bagi hasil menggunakan

akad Muzara‟ah khususnya dalam penggarapan sawah adalah untuk dapat

mengelola sawah dengan modal yang minim dan mendapatkan hasil ½ : ½

artinya pembagiannnya setara tidak ada yang di bebankan.79

Mekanisme sistem sistem bagi hasil menggunakan akad Muzara‟ah

khususnya dalam penggarapan sawah bahwasannya calon anggota mengisi

formulir permohonan akad muzara‟ah pada sistem bagi hasil yang telah

disediakan oleh BMT Fajar Kota Metro dan boleh juga membuat permohonan

sendiri yang berisikan tentang identitas nasabah, jenis usaha yang akan di

biayai dan jenis anggunan, serta melampirkan :

1. Fotocopy KTP Suami Istri dan surat persetujuan suami isteri.

2. Fotocopy KK (Kartu Keluarga).

3. Fotocopy rekening tabungan BMT Fajar Kota Metro.

4. Kesepakatan kedua belah pihat atas bagi hasil penggarapan sawah tersebut

mengolah tanahnya secara muzara‟ah dengan rasio bagi hasil bahwasannya

78

Wawancara kepada Sukardi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada tanggal 10

Desember 2019 pukul 14.01 WIB. 79

Wawancara kepada Sukardi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada tanggal 10

Desember 2019 pukul 14.08 WIB.

Page 62: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

48

BMT Fajar Kota Metro mendapatkan hasil panen 1/2 dan petani penggarap

sawah mendapatkan hasil panen 1/2.80

Kelebihan akad muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro adalah anggota

selaku petani penggarap sawah tidak mempunyai sawah namun bisa

menggarap sawah dan dapat mendapatkan hasil panennya seimbnag dengan

BMT yaitu ½ : ½. Namun selain kelebihan akad ini juga mempunyai

kelemahan dalam pelaksanaannya yaitu anggota selaku petani penggarap

sawah lebih rentan dalam mengalami kerugian pada sistem bagi hasil

penggarapan sawah yaitu petani sudah mengeluarkan dana untuk pembelian

benih/bibit tanaman, pupuk dan menyewa alat yang diperlukan serta tenaga dan

waktu untuk mengelola lahan tersebut dengan baik dan profesional namun pada

kenyataannya petani tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal hal ini

dikarenakan hadil panen petani terserang penyakit hama wereng.81

Alasan anggota BMT Fajar Kota Metro dalam memilih akad muzara‟ah

pada sistem bagi hasil bahwasannya akad ini adalah akad yang berlandaskan

kerjasama dibidang pertanian seperti muzara‟ah di atas mempunyai banyak

kebaikan dan hikmah yang bisa diambil. Muzara‟ah tersebut bisa dijadikan

tolong menolong antara pemilik lahan yang tidak bisa menggarap lahannya

kepada petani penggarap yang tidak mempunyai lahan. Hal tersebut bisa

80

Wawancara kepada Sukardi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada tanggal 10

Desember 2019 pukul 14.16 WIB. 81

Wawancara kepada Sukardi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada tanggal 10

Desember 2019 pukul 14.20 WIB.

Page 63: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

49

mencegah terjadinya lahan yang menganggur dan petani penggarap yang

sebelumnya tidak punya lahan tapi punya kemampuan.82

Tujuan anggota dalam memilih sistem sistem bagi hasil menggunakan

akad Muzara‟ah untuk meningkatkan produktivitas petani dalam mengelola

lahan pertanian selain itu anggota akan mendapatkan hasil panen atas

pengolahan lahan pertanian tersebut yaitu BMT Fajar Kota Metro selaku

pemilik lahan mendapatkan hasil panen ½ dan petani yang mengelola lahan

tersebut mendapatkab hasil panen ½ pula artinya pembagiannnya setara tidak

ada yang di bebankan.83

Mekanisme sistem sistem bagi hasil menggunakan akad Muzara‟ah

khususnya dalam penggarapan sawah bahwasannya calon anggota mengisi

formulir permohonan akad muzara‟ah pada sistem bagi hasil yang telah

disediakan oleh BMT Fajar Kota Metro dan boleh juga membuat permohonan

sendiri yang berisikan tentang identitas nasabah, jenis usaha yang akan di

biayai dan jenis anggunan, serta melampirkan :

1. Fotocopy KTP Suami Istri dan surat persetujuan suami isteri.

2. Fotocopy KK (Kartu Keluarga).

3. Fotocopy rekening tabungan BMT Fajar Kota Metro.

4. Kesepakatan kedua belah pihat atas bagi hasil penggarapan sawah tersebut

mengolah tanahnya secara muzara‟ah dengan rasio bagi hasil bahwasannya

82

Wawancara kepada Akhmad Subandi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 11 Desember 2019 pukul 08.25 WIB. 83

Wawancara kepada Akhmad Subandi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 11 Desember 2019 pukul 08.33 WIB.

Page 64: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

50

BMT Fajar Kota Metro mendapatkan hasil panen 1/2 dan petani penggarap

sawah mendapatkan hasil panen 1/2.84

Mekanisme bagi hasil akad muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro sebagai

berikut:

1. Calon nasabah harus terdaftar menjadi anggota BMT Fajar Kota Metro.

2. Anggota harus mempunyai buku tabungan dan mempunyai deposito

tabungan sebesar minimal Rp 3.000.000.

3. Pihak BMT Fajar Kota Metro dan anggota yang akan menjadi penggarap

melakukan akad yang didalamnya:

a. Pihak BMT Fajar Kota Metro hanya menyediakan sawah seluas 1 Ha dan

memberitahu batas-batas sawah.

b. Anggota menyiapkan benih, pupuk, air, tenaga dan waktu serta

perawatan untuk mengelola sawah tersebut.

c. Hasil panen dibagi rata yaitu pihak BMT Fajar Kota Metro mendapatkan

1/2 dari hasil panen dan anggota selaku penggarap juga mendapatkan 1/2

dari hasil panen.

4. Berakhirnya akad muzara‟ah akan berakhir apabila sawah telah mengalami

panen raya. Setelah panen dapat dilakukan bagi hasil sesuai kontrak atau

akad.

Kelebihan akad muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro adalah anggota

selaku petani penggarap sawah tidak mempunyai sawah namun bisa

menggarap sawah dan dapat mendapatkan hasil panennya seimbnag dengan

84

Wawancara kepada Akhmad Subandi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 11 Desember 2019 pukul 08.38 WIB.

Page 65: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

51

BMT yaitu ½ : ½. selain itu akad muzara‟ah dapat dikatakan sebagai

pembinaan sumber daya manusia petani yang harus dilakukan secara holistik

dan menyeluruh yang meliputi pengelolaan sumber daya alam, memanfaatkan

teknologi pertanian, mengelola perencanaan keuangan petani dalam menyipkan

benih dan alat-alat lainnya yang menunjang kebutuhan pengolahan sawah.

Namun selain kelebihan akad ini juga mempunyai kelemahan dalam

pelaksanaannya yaitu anggota selaku petani penggarap sawah lebih rentan

dalam mengalami kerugian pada sistem bagi hasil penggarapan sawah yaitu

petani sudah mengeluarkan dana untuk pembelian benih/bibit tanaman, pupuk

dan menyewa alat yang diperlukan serta tenaga dan waktu untuk mengelola

lahan tersebut dengan baik dan profesional namun pada kenyataannya petani

tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal hal ini dikarenakan hadil panen

petani terserang penyakit hama wereng dan tikus.85

Berdasarkan beberapa wawancara yang peneliti lakukan bahwasannya

perjanjian bagi hasil yang dilakukan antara pemilik modal/lahan dengan petani

penggarap yaitu dilakukan secara lisan dan atas dasar saling percaya kepada

sesama anggota masyarakat. Adapun sistem bagi hasil yang dilakukan pada

dasarnya tergantung dari kesepakatan bersama menurut adat kebiasaan

setempat yang berlaku secara turun-temurun, dimana adat itu dijadikan sumber

hukum yang dapat dipatuhi oleh masyarakat setempat meskipun bersifat tidak

tertulis.

85

Wawancara kepada Akhmad Subandi selaku Anggota BMT Fajar Kota Metro, pada

tanggal 11 Desember 2019 pukul 08.43 WIB.

Page 66: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

52

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh

pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank

syariah.86

Pendapat lain mengatakan bahwa bagi hasil diartikan sebagai

distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.87

Prinsip bagi hasil adalah :

4. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan

dengan pengunaan/pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan

kepadanya.

5. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan

dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan

investasi maupun modal kerja.

6. menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim

dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.88

Bagi hasil merupakan perjanjian yang didalamnya terdapat kerjasama

antara pihak yang memberi modal dan pihak yang mengelola modal kemudian

keuntungannya dibagi atas hasil usaha yang dilakukan oleh pihak yang

melakukan perjanjian.

Dalam hal perjanjian bagi hasil, terdapat beberapa bentuk-bentuk kerja

sama antara pemilik modal dan petani penggarap sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk Kerja sama

a. Pembiayaan dari pemilik modal

86

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2014), h.95 87

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2008), h.33 88

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2016), h. 6.

Page 67: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

53

Pemilik lahan hanya menyediakan lahan persawaan saja. Apabila

semua biaya ditanggung oleh pemilik modal/lahan, seperti menyediakan

bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain, maka pemilik lahan mendapatkan

dua bagian dari yang dihasilkan dan penggarap yang bergerak sebagai

pengelola lahan pertanian mendapatkan satu bagian, atau pembagiannya

menurut kesepakatan antara kedua belah pihak yang dilakukan pada awal

akad sebelum proses penanaman berlangsung.

Dalam bentuk kerja sama ini, pemilik modal tidak diharuskan ikut

serta dalam mengelola atau mengerjakan lahan pertanian, tetapi hanya

sebagai pengawas atau mengawasi selama proses pengolahan lahan

pertanian berlangsung. Dalam hal ini, petani penggarapan sawah yang

bertanggung jawab atas masalah pengelolaan lahan pertanian, seperti

menyiangi, menyirami, merawat, memupuki dan lain-lain sampai

berhasil/menghasilkan.

b. Pembiayaan dari petani sebagai penggarap

Apabila penggarap yang menanggung biaya (benih dari

penggarap), maka penggarap mendapatkan dua bagian, sedangkan

pemilik lahan mendapatkan satu bagian, atau pembagiannya menurut

imbangan yang telah disepakati pada awal akad. Dalam hal ini,

penggaraplah yang berperan aktif dalam mengelola dan mengerjakan

usaha pertanian sampai selesai, sedangkan pemilik lahan hanya

menyediakan atau memberikan lahan pertaniannya kepada si penggarap

untuk diusahakan dan dikelola sebagai lahan yang menghasilkan.

Page 68: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

54

2. Bentuk dan Isi Perjanjian Bagi Hasil

a. Bentuk perjanjian bagi hasil

Bentuk perjanjian bagi hasil lahan pertanian yang terjadi

dimasyarakat sangat beragam atau tidak sama antara yang satu dengan

yang lainnya, karena perjanjian yang dilakukan tergantung dari

kesepakatan antara kedua belah pihak atau masing-masing pihak yang

mengadakan perjanjian bagi hasil tersebut.

Perjanjian bagi hasil yang merupakan hukum perikatan adat dalam

melaksanakan perjanjian yang memang mementingkan kesebandingan

hukum (agar tercapainya ketentraman). Akan tetapi juga kepastian

hukum tidak dapat diremehkan, oleh karena proses hukum perikatan adat

dilaksanakan pada tercapainya keterikatan. Sebagai hukum yang tidak

tertulis hukum adat tidak mungkin mati, begitu juga dalam perjanjian

bagi hasil yang terjadi di masyarakat pedesaan pada umumnya

dilaksanakan secara lisan dan masih memakai hukum adat.

b. Isi Perjanjian

Isi perjanjian bagi hasil di BMT Fajar Kota Metro antara lain berisi

mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, resiko, lamanya

Page 69: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

55

waktu perjanjian bagi hasil, berakhirnya perjanjian bagi hasil dan

pembagian hasil.

c. Hak dan Kewajiban

Dalam perjanjian bagi hasil, bahwa yang berlaku sebagai subjek

hukum dalam perjanjian bagi hasil adalah pemilik modal/lahan dan

penggarap, dimana isi perjanjian tersebut ditentukan masing-masing hak

dan kewajiban mereka. Adapun hak dan kewajiban dari pemilik tanah

yaitu :

1) Memberikan izin kepada penggarap untuk mengolah tanah tersebut.

a) Memberikan modal.

b) Menerima hasil panen sesuai dengan imbangan yang telah

ditentukan sebelumnya.

c) Menyediakan bibit, pupuk atau pestisida.

d) Menyediakan pondok dan lain-lain.

Sedangkan hak dan kewajiban penggarap antara lain :

a) Memberikan penyuluhan/bimbingan tentang pengolahan tanaman

(khusus perjanjian di BMT Fajar Kota Metro).

b) Mengolah tanah dan menanam serta merawat tanaman tersebut.

c) Memberikan sebagian hasil panen atau imbangan menurut

kesepakatan.

Page 70: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

56

d) Menyerahkan kembali tanah garapan kepada pemilik setelah

berakhirnya perjanjian.

d. Resiko

Dalam perjanjian bagi hasil resiko itu dapat terjadi apabila tanaman

tersebut diserang hama, iklim, terbakar, banjir yang dapat menyebabkan

gagal panen atau resiko tersebut dapat berupa anjloknya harga hasil

panen. Sehubungan dengan perjanjian bagi hasil di BMT Fajar Kota

Metro, maka yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang memikul resiko

jika terjadinya gagal panen, berdasarkan hasil penelitian dilapangan,

sebagian besar resiko ditanggung oleh kedua belah pihak, hal ini sesuai

dengan sifat bagi hasil yang menunjukkan bahwa bagi hasil itu tidak

hanya merupakan bisnis semata tapi ada nilai sosialnya. Jika gagal panen

akibat dari kelalaian si penggarap maka sangsi yang diberikan oleh

pemilik modal berupa pengucilan atau tidak ingin mengadakan bentuk

kerja sama lagi dengan petani penggarap tersebut, dalam hal ini pemilik

modal merasa telah dirugikan atas seluruh pembiayaan yang sudah

dileluarkan.

e. Lamanya Waktu Perjajian

Lamanya waktu perjanjian ditentukan biasanya berdasarkan musim

panen, selama ada izin dari pemilik modal/lahan dan selama penggarap

mau menggarap tanah tersebut, lamanya waktu yang ditentukan misalnya

3 bulan (satu kali panen) atau sampai masa panen selesai.

f. Berakhirnya Perjanjian

Page 71: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

57

Berakhirnya perjanjian bagi hasil di BMT Fajar Kota Metro

sebagian besar karena telah berakhir jangka waktunya, misalnya karena

telah berakhir masa panen, dan berakhirnya perjanjian sebelum

waktunya. Berakhirnya perjanjian sebelum waktunya biasanya bukan

karena ada persetujuan dari kedua belah pihak atau dari penggarap, tetapi

pemutusan perjanjian itu datangnya dari pihak pemilik modal/lahan,

karena pihak penggarap merugikan sehingga menimbulkan

ketidakseimbangan dalam masyarakat. Sebaliknya kerugian itu dapat

timbul dari pemilik modal/lahan, karena meminta bagian kepada si

penggarap lebih besar dari yang disepakati sebelumnya pada awal akad.

Transaksi bagi hasil umumnya mulai berlaku pada saat menanam

dan berakhir setelah panen, dengan kata lain transaksi bagi hasil berakhir

atau diakhiri sesudah setiap panen.

g. Pembagian Hasil

Dalam transaksi bagi hasil, imbangan atau bagian masing-masing

merupakan salah satu dari isi perjanjian. Besarnya bagian ini dapat terjadi

karena kebiasaan setempat atau berdasarkan kesepakatan masing-masing

pihak. Besarnya bagian atau imbangan masing-masing pihak ini dapat

ditentukan oleh pemilik tanah, penggarap, kedua belah pihak menurut

hukum adat atau kebiasaan setempat.

Mekanisme penetapan bagi hasil merupakan kerjasama yang dilakukan

antara pihak BMT Fajar Kota Metro dengan anggota selaku penggrap sawah

untuk mengelola sawah. Hasil usaha yang dilaksanakan BMT Fajar Kota Metro

Page 72: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

58

selaku pemilik lahan dengan anggota selaku penggarap sawah harus meakukan

pembagian hasil panen sesuai dengan kesepakatan

Mekanisme penetapan bagi hasil merupakan suatu amanat yang diberikan

BMT Fajar Kota Metro kepada anggota untuk mengelola lahan sawah tersebut.

Amanat atau pesan merupakan hal yang sangat penting oleh karena itu amanat

harus disampaikan kepada yang berhak menerimanya, dan jika menetapkan

hukum maka harus menetapkan hukum secara adil. Apabila tidak bisa

menetapkan hukum secara adil Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat atas

segala yang dilakukan oleh manusia.

Dalam penelitian ini dapat dipahami bahwa mekanisme bagi hasil akad

muzara‟ah di BMT Fajar Kota Metro sebagai berikut:

1. Calon nasabah harus terdaftar menjadi anggota BMT Fajar Kota Metro.

2. Anggota harus mempunyai buku tabungan dan mempunyai deposito

tabungan sebesar minimal Rp 3.000.000.

3. Pihak BMT Fajar Kota Metro dan anggota yang akan menjadi penggarap

melakukan akad yang didalamnya:

a. Pihak BMT Fajar Kota Metro hanya menyediakan sawah seluas 1 Ha dan

memberitahu batas-batas sawah.

b. Anggota menyiapkan benih, pupuk, air, tenaga dan waktu serta

perawatan untuk mengelola sawah tersebut.

c. Hasil panen dibagi rata yaitu pihak BMT Fajar Kota Metro mendapatkan

1/2 dari hasil panen dan anggota selaku penggarap juga mendapatkan 1/2

dari hasil panen.

Page 73: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

59

4. Berakhirnya akad muzara‟ah akan berakhir apabila sawah telah mengalami

panen raya. Setelah panen dapat dilakukan bagi hasil sesuai kontrak atau

akad.

Muzara‟ah adalah perjanjian kerjasama antara BMT Fajar Kota Metro

selaku pemilik lahan pertanian dengan anggota selaku penggarap sawah yang

masing-masing mendapatkan upah yang diambil dari hasil pertanian sesuai

denan kesepakatan yaitu masing-masing mendapatkan 1/2 dari hasil panen.

Page 74: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan pada bagian atas, maka

dapat disimpulkan bahwa mekanisme bagi hasil penggarapan sawah pada akad

muzara‟ah BMT Fajar Kota Metro sebagai berikut:

5. Calon nasabah harus terdaftar menjadi anggota BMT Fajar Kota Metro.

6. Anggota harus mempunyai buku tabungan dan mempunyai deposito

tabungan sebesar minimal Rp 3.000.000.

7. Pihak BMT Fajar Kota Metro dan anggota yang akan menjadi penggarap

melakukan akad yang didalamnya:

d. Pihak BMT Fajar Kota Metro hanya menyediakan sawah seluas 1 Ha dan

memberitahu batas-batas sawah.

e. Anggota menyiapkan benih, pupuk, air, tenaga dan waktu serta

perawatan untuk mengelola sawah tersebut.

f. Hasil panen dibagi rata yaitu pihak BMT Fajar Kota Metro mendapatkan

1/2 dari hasil panen dan anggota selaku penggarap juga mendapatkan 1/2

dari hasil panen.

8. Berakhirnya akad muzara‟ah akan berakhir apabila sawah telah mengalami

panen raya. Setelah panen dapat dilakukan bagi hasil sesuai kontrak atau

akad.

Page 75: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

61

Muzara‟ah adalah perjanjian kerjasama antara BMT Fajar Kota Metro

selaku pemilik lahan pertanian dengan anggota selaku penggarap sawah yang

masing-masing mendapatkan upah yang diambil dari hasil pertanian sesuai

denan kesepakatan yaitu masing-masing mendapatkan 1/2 dari hasil panen

B. Saran-saran

Setelah penulis mengemukakan beberapa kesimpulan di atas, maka

berikut ini akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam hal ini, penulis menyarankan modal diperuntukan oleh BMT Fajar

Kota Metro selaku pemilik modal hal ini dikarenakan penggrap sawah

sangat rentan terhadap kerugian karena penggarap mempunyai beban

membeli benih, bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Seharusnya anggota

selaku penggarap hanya melakukan perawatan sawah atas waktu, tenaga dan

kemampuan dalam mengelola sawah.

2. Sistem penguasaan lahan pertanian di BMT Fajar Kota Metro lebih banyak

terjadi melalui sistem bagi hasil. Oleh karena itu, antara pemilik modal dan

penggarap dalam melakukan suatu bentuk kerja sama dengan sistem bagi

hasil harus mengetahui sistem yang dianjurkan agama Islam khususnya

dalam bidang pertanian, agar sesuai/sejalan dengan sistem yang

disyari‟atkan agama Islam dan diridhoi oleh Allah SWT. Hal ini penting

agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan atau yang dapat merugikan

seperti adanya penyimpangan, kecurangan, dan ketidak adilan dari salah

satu pihak yang mengadakan perjanjian bagi hasil, baik pemilik modal

maupun petani sebagai penggarap.

Page 76: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah

Dalam Pandangan Empat Mazhab, Yogyakarta: Maktabah al-Hanif,

2009.

Adimarwan Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008.

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: Verisia Yogya Grafik,

2005.

Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2017.

Al-Jazairy, „Abdurrahman, al-Fiqh „alal Madzahib al-Arba‟a, Dar el-Bayan al-

„Arobiyy, Mesir, 2005.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari‟ah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008.

Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, Bandung: Rosdakarya, 2015.

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016.

Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di

Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Hendi Suhendi, Fikih Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2018.

Indrawati, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Refika Aditama, 2018.

Ismail Nawawi, Ekonomi Islam Surabaya: Putra Media Nusantara, 2009.

-------, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Jakarta: Ghalia Indonesia,

2012.

Page 77: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

63

Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2014.

Jaih Mubarok dan Hasanudin, Fikih Mu‟amalah Maliyyah, Bandung :

Simbiosa Rekatama, 2019.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Lexy J Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya, 2000.

Liliek Istiqomah, Hak Gadai Atas Tanah Sesudah Berlakunya Hukum Agraria

Nasional Jakarta: Usaha Nasional Indonesia, 2000.

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2006.

M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial,

Bandung: Refika Aditama, 2008.

Mardani, Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, Jakarta : Raja Grafondo

Persada, 2017.

Moh Nazir, Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2014.

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta:

Gema Insani, 2001.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah, Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2008.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Bandung: Al-Ma‟arif, 2002.

Scheltema, Bagi Hasil di Hindia Belanda, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1995.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

Rineka Cipta, 2013.

Suhwardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakrta : Sinar Grafika, 2000.

Page 78: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

64

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2011.

Van Hoeve, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, 2000.

W. Gulo, Metode Penelitian, Jakarta :Gramedia, 2005.

Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001.

Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Jakarta: Bina Ilmu, 1993.

http://hukum.unsrat.id. Pengertian Bagi Hasil, di akses pada tanggal 05

November 2019 Pukul 20.20 WIB.

Page 79: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 80: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 81: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 82: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 83: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 84: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 85: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 86: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 87: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 88: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 89: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 90: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 91: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 92: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 93: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 94: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 95: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 96: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 97: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 98: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 99: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 100: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 101: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 102: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 103: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah

FOTO DOKUMENTASI MUNAQOSAH

Page 104: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 105: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 106: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 107: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 108: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 109: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah
Page 110: SKRIPSI MEKANISME BAGI HASIL PENGGARAPAN SAWAH PADA …repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2355/1/ivan... · pemberi dana sedangkan anggota BMT menjadi penggarap sawah, kedua belah