pkm-gt sistem sawah

22
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIRCULAR FIELD DENGAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT) MODEL OBAT NYAMUK BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) Diusulkan oleh: Ketua Kelompok Anisa Sholeha Alfiana NIM. 4401409025 2009 Anggota Kelompok

Upload: aneesha-caiank-cemuanya

Post on 30-Jun-2015

735 views

Category:

Documents


104 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKM-GT Sistem Sawah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

CIRCULAR FIELD DENGAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT)

MODEL OBAT NYAMUK

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT)

Diusulkan oleh:

Ketua Kelompok

Anisa Sholeha Alfiana NIM. 4401409025 2009

Anggota Kelompok

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2011

Page 2: PKM-GT Sistem Sawah

HALAMAN PENGESAHAN USULPKM-AI DAN PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Circular Field Dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk

2. Bidang Kegiatan : ( )PKM-AI (√) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Anisa Sholeha Alfianab. NIM : 4401409025c. Jurusan : Biologi d. Universitas : Universitas Negeri Semarange. Alamat Rumah dan No.Tel./HP : Perum.Citra Garden, RT.03/RW.01

Dsn. Nyampuran, Ds. Sumowono, Kec. Sumowono, Kab. Semarang 08995572762

f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIP : c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP

Semarang, Menyetujui :Ketua Jurusan Biologi Ketua Pelaksana

Dra. Aditya Marianti, M.Si. Anisa Sholeha AlfianaNIP. 196712171993032001 NIM. 4401409025

Pembantu Rektor Dosen PendampingBidang Kemahasiswaan

Dr. Masrukhi, M. Pd.NIP. 196205081988031002

Page 3: PKM-GT Sistem Sawah

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

serangkaian program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis (PKM-GT) tentang

Circular Field Dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk

dengan baik.

Dalam proses pembuatan karya ilmiah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Aditya Marianti, M.Si., Ketua Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk

mengikuti kegiatan ini.

2. xxxxxx. Dosen Pendamping PKM-GT.

3. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan karya

ilmiah ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk menyusun

karya ilmiah ini.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah / PKM-GT

ini.

Demikian karya tulis ilmiah ini kami susun, semoga bermanfaat bagi para

pembaca dan kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

karya ilmiah ini.

Semarang, Maret 2011

Penulis

Page 4: PKM-GT Sistem Sawah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

RINGKASAN...................................................................................................... vii

PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang masalah ........................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................1

D...Manfaat Penulisan .................................................................................1

GAGASAN .............................................................................................................4

PENUTUP ............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................14

Page 5: PKM-GT Sistem Sawah

RINGKASAN

Anisa Sholeha Alfiana, spo, spo meneh. Circular Field Dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk. Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. 2011. Pembimbing : spo lah…

Bagi Indonesia pertanian mempunyai makna yang sangat penting. Hal ini menjadi pendorong bagi negara kita agar dapat selalu mengembangkan sistem pertanian dari berbagai sudut pandang, mulai dari teknologi pertanian, peningkatan mutu hasil pertanian, dan metode-metode pertanian. Pada beberapa daerah yang kesulitan air, masalah pengairan sawah merupakan masalah klasik yang sering dihadapi. Ketidaktersediaan air permukaan menghambat pengolahan sawah di daerah tersebut. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu sistem persawahan dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pengolahan tanah sekaligus pengelolaan air. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian, desain, dan penerapan dari Circular Field Dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk dalam kaitannya dengan penanganan masalah di atas.

Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk adalah pengembangan sistem sawah di lahan kering dengan bentuk sawah melingkar yang memanfaatkan air tanah, dalam hal ini air tanah dangkal, sebagai sumber irigasi. Bentuk melingkar dengan jalur irigasi spiral ini nantinya berkaitan dengan jaringan irigasi yang diterapkan dalam sistem sawah ini, yaitu jaringan irigasi yang memanfaatkan air tanah yang berasal dari sumur gali yang dibuat di pusat lingkaran sawah kemudian dialirkan secara perlahan sehingga aliran air mengikuti alur seperti obat nyamuk bakar. Penerapan Circular Field dengan JIAT Model Obat Nyamuk mempertimbangkan lokasi, komponen, persiapan, desain, serta pengembangan yang baik, sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas pengelolaan air. Diharapkan bagi Petani maupun Kelompok Tani, untuk dapat menerapkan dan mengembangkan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk sebagai solusi alternatif sistem sawah dengan pengelolaan irigasi pada lahan kering. Sedangkan bagi Pemerintah, untuk dapat memberikan pembinaan, pelatihan, serta dukungan (baik material maupun immaterial) kepada petani atau kelompok tani dalam upaya pengembangan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk.

Page 6: PKM-GT Sistem Sawah

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bagi Indonesia pertanian mempunyai makna yang sangat penting karena berbagai hal. Pertama, kebutuhan dasar manusia seperti bahan pangan, sayuran, buah, bahan industri makanan hanya dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Selain itu, berbagai bahan olahan untuk sandang, karet, serat dan sebagainya yang dihasilkan melalui industri juga membutuhkan bahan baku dari pertanian. Negara yang tidak mempunyai basis kehidupan di bidang pertanian mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat besar dari negara lain karena suplai bahan pangan dan bahan baku industri pertaniannya berasal dari negara agraris. Dengan demikian keberadaan pertanian sangat menentukan keberlanjutan kehidupan manusia. Goncangan terhadap sektor pertanian dapat berimbas pada sektor ekonomi, politik, bahkan sosial budaya.

Kedua, Indonesia mempunyai kekayaan plasma nutfah (sumber daya genetik) terbesar kedua setelah Brasil, namun pemanfaatannya belum optimal. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai produsen beras terbesar ketiga di dunia, penghasil serealia terbesar keenam di dunia, penghasil karet no. 2 di dunia, produsen minyak sawit kedua di dunia, penghasil kopi no. 4 di dunia, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan potensi Indonesia sebagai produsen hasil pertanian sangat besar.

Ketiga, sektor pertanian telah terbukti mampu menghadapi gejolak ketika terjadi krisis multidimensional, sementara bidang yang lain mengalami goncangan yang signifikan. Hal ini terkait dengan sumber daya yang dibutuhkan dalam bidang pertanian sebagian berasal dari alam sehingga keberlanjutannya relatif tinggi.

Berbagai kelebihan dari bidang pertanian Indonesia tersebut menjadi pendorong bagi negara kita untuk selalu mengembangkan sistem pertanian dari berbagai sudut pandang, mulai dari teknologi pertanian, peningkatan mutu hasil pertanian, dan metode-metode pertanian.

Salah satu sistem pertanian yang paling menonjol di Indonesia adalah sistem sawah. Sistem ini merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Sistem sawah merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang berkesinambungan dan drainase yang baik.

Relief dan topografi daerah di Indonesia yang berbeda-beda menyebabkan perbedaan pula pada sistem pengolahan sawah dan irigasinya. Pemberian air irigasi pada tanaman dipengaruhi ketersediaan air pada sumber air di lokasi calon pelaksanaan pekerjaan irigasi serta besarnya kehilangan air yang tergantung pada kondisi iklim dimana lokasi bangunan air akan direncanakan, baik penyinaran matahari, tingkat kelembaban udara, kecepatan angin serta besarnya temperatur udara yang terjadi serta pola tanam dan besarnya kebutuhan air tanaman sendiri. Perencanaan kebutuhan air harus dilakukan dengan memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian air irigasi dan kehilangan air selama pemberian agar nantinya air tidak banyak terbuang sehingga luasan areal irigasi dapat terairi secara lebih optimal.

Page 7: PKM-GT Sistem Sawah

Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, atau waduk telah lama dilakukan masyarakat. Pada beberapa daerah yang kesulitan air, masalah pengairan sawah merupakan masalah klasik yang sering dihadapi. Ketidaktersediaan air permukaan yang melimpah cukup menghambat pengolahan sawah di daerah tersebut karena memang sistem irigasi dengan menggunakan air permukaan adalah irigasi yang paling murah dan mudah mengingat sistem ini memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air ke sawah.

Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu sistem persawahan dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pengelolaan air. Kami menawarkan ide yang berjudul Circular Field Dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk pada lahan yang tidak mendapat suplai air permukaan yang mencukupi kebutuhan irigasi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, terdapat berberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk?

2. Bagaimana penerapan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk?

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :1. Mengenal dan mengetahui Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air

Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk 2. Mengetahui desain dan penerapan Circular Field dengan Jaringan Irigasi

Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk

Manfaat Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis dari karya tulis ini adalah sebagai bahan referensi dan rujukan

bagi para petani dan pemerhati petani untuk menerapkan sistem pengelolaan sawah dengan efektif dan efisien.

2. Manfaat praktis dari karya tulis ini adalah :a. Bagi petani, memberikan solusi alternatif masalah irigasi pada lahan

persawahan kering (tidak dijangkau air permukaan).b. Bagi Pemerintah, meningkatkan perekonomian Indonesia yang merupakan

negara agraris dan sebagian penduduknya adalah petani.

Page 8: PKM-GT Sistem Sawah

GAGASAN

Pengertian Circular Field

Pemberian nama Circular Field atau sawah melingkar didasarkan pada bentuk sawah yang melingkar atau bundar apabila dilihat dari atas. Berbeda dengan petak-petak sawah yang lazimnya berbentuk segiempat, bagian petak-petaknya berupa lingkaran, di mana lingkaran satu berada di tengah lingkaran yang lain. Jumlah lingkaran bergantung pada luas areal pertanian. Semakin luas areal pertanian, maka semakin banyak jumlah petak lingkaran yang dibuat. Bentuk melingkar dengan jalur irigasi spiral ini nantinya berkaitan dengan jaringan irigasi yang diterapkan dalam sistem sawah ini, yaitu jaringan irigasi yang memanfaatkan air tanah dangkal yang berasal dari sumur gali yang dibuat di pusat lingkaran sawah kemudian dialirkan secara perlahan sehingga aliran air mengikuti alur sawah berbentuk lingkaran, yang pada akhirnya ditampung pada suatu cekungan penampungan kedap air di tepi luar lingkaran sawah apabila keadaan air di sawah telah mencukupi kebutuhan (lihat gambar 1, terlampir).

Tindak lanjut dari fungsi tampungan tersebut adalah pengembalian air tampungan ke sumur air tanah untuk meminimalisir terbuangnya air sisa irigasi. Ini merupakan salah satu kelebihan Circular Field apabila diaplikasikan pada lahan kering yang tidak dijangkau oleh air permukaan seperti: sungai dan waduk, untuk meningkatkan efisiensi keberadaan air tanah yang terbatas di daerah tersebut. Sedangkan apabila air tanah di daerah tersebut berlimpah, lazimnya pada musim penghujan, tampungan ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat memelihara ikan. Ikan yang dapat dibudidayakan di sini adalah ikan mas.

Circular Field dapat dibuat pada lahan kosong yang belum digunakan untuk pertanian maupun dapat dikembangkan dari sawah petak dengan jalan mengubah pematang yang semula berbentuk segiempat menjadi melingkar.

Bagian pusat sawah di mana terdapat pancuran utama (pancuran yang mengalirkan air dari sumur) terletak lebih tinggi sekitar 30 cm dari daerah yang lain. Lingkaran paling dekat dengan pusat (kita asumsikan sebagai Lingkaran I) terletak sedikit lebih tinggi daripada Lingkaran II, III, dan seterusnya. Masing-masing lingkaran memiliki kemiringan dengan arah sentrifugal dan sudut kemiringan sekitar 50 atau dikondisikan agar tidak terjadi erosi yang diakibatkan oleh aliran air (lihat gambar 2, terlampir)

Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model “Obat Nyamuk”

Irigasi Air Tanah adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air untuk menunjang pertanian dengan memanfaatkan ketersediaan air tanah, dalam hal ini memanfaatkan air tanah dangkal yaitu air tanah yang tersimpan dalam aquifer dekat permukaan hingga kedalaman kurang dari 30 meter. Sedangkan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, pengambilan, penyaluran dan

Page 9: PKM-GT Sistem Sawah

pembagian. Jaringan Irigasi Air Tanah dalam Circular Field ini menggunakan model “Obat Nyamuk”, yaitu model yang berkaitan dengan arah laju aliran air yang mengikuti alur seperti obat nyamuk.

Agar air tanah dapat dimanfaatkan untuk air irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan atau pengangkatan ke permukaan tanah. Sedikitnya ada tiga komponen yang diperlukan dalam pemanfaatan ini, yaitu :a. Sumur

Sumur yang dimaksud dapat berupa sumur gali di mana cara pengembangannya dengan digali. Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan dengan kedalaman air tanah di lahan tersebut. Sedangkan diameter sumur gali adalah kurang dari 1 meter dengan dinding sumur diperkuat dengan tembok atau buis beton.

b. Pompa airJenis pompa air yang biasa digunakan mengangkat untuk air tanah dangkal pada umumnya pompa jenis sentrifugal dengan diameter 2-4 inchi. Pompa sentrifugal adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengangkut air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan mekanisme putaran, dimana daya luar yang diberikan pada poros pompa digunakan untuk memompa impeller di dalam zat cair sehingga zat cair ikut berputar akibat dorongan sudu-sudu impeller, yang menimbulkan gaya sentrifugal yang mengalirkan air dari tengah impeller keluar tegak lurus melalui saluran di antara sudu-sudu impeller.(lihat gambar 3, terlampir). Pompa air ini digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel, listrik, atau tenaga angin (kincir angin). Pompa air yang digunakan dalam sistem sawah dan irigasi ini sebaiknya bersifat mobile (dapat dipindah-pindahkan), di mana 1 unit pompa air akan digunakan untuk mengangkat air sumur dan mengangkat air dari penampungan sisa air irigasi secara bergantian dengan jalan memindahkan pipa.

c. Pipa-pipaPada dasarnya pipa yang diperlukan adalah pipa hisap dan pipa saluran. Pipa hisap ada 2 yaitu pipa hisap utama, yaitu pipa hisap untuk jalannya air dari sumur dan pipa untuk jalannya air dari penampungan air di tepi sawah. Kedua pipa tersebut dipasang secara bergantian. Kemudian, pipa-pipa saluran jumlahnya tergantung pada jumlah lingkaran sawah, karena pipa ini menghubungkan antara lingkaran I dengan lingkaran II, lingkaran II dengan lingkaran III, dan seterusnya sampai ke penampungan sisa irigasi. Pipa hendaknya terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon) dan telah memiliki sertifikat SNI.

Persyaratan Lokasi dan Petani

Sistem sawah ini cocok dikembangkan pada lahan kering di dataran rendah yang pada musim kemarau tidak terdapat sumber air permukaan seperti : sungai, waduk, danau, kali, dan lain-lain. Atau lahan pertanian di mana masih terdapat air permukaan akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan irigasi sawah.

Lokasi pengembangan sistem sawah ini hendaknya berada dalam daerah yang datar, tidak cocok dikembangkan pada lahan miring. Selain itu, lokasi

Page 10: PKM-GT Sistem Sawah

tersebut memiliki potensi sumber air tanah dangkal yaitu air tanah yang tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman kurang dari 30 m. Air tanah dangkal umumnya dapat dimanfaatkan dengan membuat sumur gali. Berbeda dengan air tanah dalam yang hanya dapat diambil dengan menggunakan alat canggih seperti bor dan pompa submersibel yang memerlukan biaya cukup besar.

Di lokasi yang bersangkutan hendaknya usaha taninya cukup berkembang atau paling tidak daerah tersebut sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, atau peternakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu kesulitan dalam hal biaya untuk persiapan pembangunan Circular Field dengan JIAT model “Obat Nyamuk” yang membutuhkan biaya cukup besar walaupun tidak sebesar biaya pembuatan Irigasi Air Tanah Dalam.

Selain beberapa persyaratan lokasi di atas, perlu adanya persyaratan petani untuk mendukung terlaksananya pengembangan sawah ini. Petani di lokasi memerlukan irigasi air tanah dangkal dan mampu memanfaatkan sistem ini dan melakukan perawatan sistem irigasi termasuk menyediakan dana operasional dan pemeliharaan.

Selain itu, sebaiknya para petani membentuk kelompok tani dalam usaha pengembangan sistem sawah ini agar lebih ringan dalam pengembangan dan operasional serta lebih mudah apabila akan mengajukan permohonan bantuan dana kepada pemerindah dalam rangka pengembangan Circular Field dengan JIAT model “Obat Nyamuk” ini.

Gambaran Umum Penerapan

Konstruksi atau pengembangan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah Model Obat Nyamuk ini dapat dilaksanakan secara swakelola oleh petani maupun kelompok tani.

Sebelum melakukan proyek ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, dan dipertimbangkan antara lain:a. Survei lokasi

Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data lokasi dan petani yang sesuai untuk pengembangan sistem sawah ini. Data yang dibutuhkan antara lain: kemiringan lahan, data kedalaman dan potensi air tanah, spesifikasi pompa air, spesifikasi motor penggerak pompa, jumlah dan spesifikasi kebutuhan pipa-pipa, kondisi usaha tani, serta jenis komoditi yang layak dikembangkan.

b. Desain sederhana Circular FieldRancangan sederhana disusun untuk lokasi yang telah ditetapkan untuk pengembangan sistem sawah ini.

c. Kebutuhan bahan dan peralatanSetelah didapatkan data hasil survei, maka dapat diketahui kebutuhan bahan dan peralatan.

d. Kebutuhan anggaranMeliputi perkiraan kebutuhan biaya upah tenaga kerja, pengadaan bahan dan peralatan, serta biaya pengembangan Circular Field dengan JIAT Model Obat Nyamuk.

Page 11: PKM-GT Sistem Sawah

Setelah persiapan-persiapan di atas terpenuhi, kemudian proses pengembangan dapat dilakukan. Berikut adalah gambaran alur air irigasi model Obat Nyamuk pada Circular Field.1. Alur irigasi dimulai dari pengangkatan air dari sumur air tanah dengan

menggunakan pompa air sentrifugal, kemudian dialirkan atau dipancurkan ke sawah (Lingkaran I) melalui pipa.

2. Air akan mengalir dengan perlahan pada Lingkaran I secara merata.3. Melalui pipa saluran yang dipasang menembus pematang, air dialirkan untuk

mengairi Lingkaran Sawah II, begitu seterusnya sampai lingkaran sawah terakhir atau lingkaran sawah paling luar.

4. Apabila kebutuhan air tiap petak/lingkaran sawah sudah terpenuhi, kemudian dari lingkaran sawah terluar, air dialirkan ke tempat penampungan sisa irigasi. Tempat penampungan tersebut juga dapat berfungsi sebagai tampungan tadah hujan.

5. Agar air yang sudah terkumpul di penampungan tidak terbuang sia-sia, maka air tersebut dialirkan kembali menuju sumur yang berada di pusat sawah, dengan cara memasang pipa panjang dari penampungan air sampai ke pusat sawah tersebut. Penyedotan air dilakukan dengan menggunakan pompa air yang berada di pusat sawah yang sebelumnya telah digunakan untuk mengangkat air dari sumur, dengan cara mengganti pipa hisap dari sumur dengan pipa dari penampungan air di tepi sawah.

6. Alternatif lain, penampungan di tepi sawah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat memelihara ikan.

PENUTUP

Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk

adalah pengembangan sistem sawah di lahan kering dengan bentuk sawah melingkar yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber irigasi, dimana jaringan irigasinya memungkinkan pengairan sawah mengikuti alur spiral mirip obat nyamuk bakar.

2. Penerapan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk mempertimbangkan lokasi, komponen, persiapan, desain, serta pengembangan yang baik, sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektivitas pengelolaan air.

SaranDari simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan antara lain:

1. Bagi Petani maupun Kelompok Tani, untuk dapat menerapkan dan mengembangkan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk sebagai solusi alternatif sistem sawah dengan

Page 12: PKM-GT Sistem Sawah

pengelolaan irigasi pada lahan kering sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas air irigasi.

2. Bagi Pemerintah, untuk dapat memberikan pembinaan, pelatihan, serta dukungan (baik material maupun immaterial) kepada petani atau kelompok tani dalam upaya pengembangan Circular Field dengan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Model Obat Nyamuk.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PKM-GT Sistem Sawah

Anonim. 2004. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi Ditjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum: Jakarta.

Sosrodarsono,Suyono dan Takeda Kensaku. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: PKM-GT Sistem Sawah

A. Daftar Biodata Ketua Pelaksana

Nama : Anisa Sholeha Alfiana

NIM : 4401409025

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 27 April 1991

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prodi/Jurusan/Semester : Pendidikan Biologi/Biologi/4

Alamat rumah : Perum.Citra Garden, RT.03/RW.01 Dsn. Nyampuran, Ds. Sumowono, Kec. Sumowono, Kab. Semarang

Alamat Semarang : Gang Sekar 1 No. 16 I RT.03/RW.02 Sekaran – Gunungpati Kota Semarang

No Telepon : 08995572762

Riwayat Pendidikan :

SD : SD Negeri 2 Sumowono

SMP : SMP Negeri 1 Sumowono

SMA : SMA Negeri 1 Ungaran

Perguruan Tinggi : UNNES

Pengalaman Organisasi :

Karya yang Pernah dibuat :

PKMK Dikti : opo lali (2010)

Semarang, 4 Maret 2011

Ketua Pelaksana,

Anisa Sholeha Alfiana

NIM. 4401409025

Page 15: PKM-GT Sistem Sawah

B. Daftar Biodata Anggota Kelompok 1

Nama : NIM : Jenis Kelamin : Tempat, Tanggal Lahir : Fakultas : Prodi/Jurusan/Semester : Alamat rumah : Alamat Semarang : No Telepon : Riwayat Pendidikan :

SD : SMP : SMA : Perguruan Tinggi :

Pengalaman Organisasi :

Karya Yang pernah dibuat

Semarang, 4 Maret 2011Anggota Pelaksana,

C. Daftar Biodata Anggota Kelompok 2

Page 16: PKM-GT Sistem Sawah

Nama : NIM : Jenis Kelamin : Tempat, Tanggal Lahir : Fakultas : Prodi/Jurusan/Semester : Alamat rumah : Alamat Semarang : No Telepon : Riwayat Pendidikan :

SD : SMP : SMA : Perguruan Tinggi :

Pengalaman Organisasi :

Karya Yang pernah dibuat

Semarang, 4 Maret 2011Anggota Pelaksana,