unsur penggarapan tari dolalak lentera jawa ii karya

11
Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 103 A. Pengantar Dolalak merupakan kesenian yang disajikan dengan wujud dari unsur tari dan musik.Dolalak merupakan kesenian rakyat yang populer dan masih berkembang baik pada masyarakat di wilayah Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Kesenian Dolalak termasuk ke dalam kategori kelompok seni rakyat yang dijadikan sebagai identitas kesenian Kabupaten Purworejo. Sejak UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA MELANIA SINARING PUTRI Putri Rachmawati SMP N 13 Purworejo Jl., Giri Rejo Barat, Kutoarjo, Kec. Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah 54214 Email: [email protected] Nanik Sri Prihatini ISI Surakarta ABSTRAK Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuah karya tari baru yang disusun oleh Melania Sinaring Putri tahun 2014. Diciptakan untuk mewakili Indonesia pada Festival di Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014. Garapan ini menarik karena terdapat inovasi yang dilakukan koreografer. Teori yang dijadikan sebagai pisau bedah unsur-unsur penggarapan menggunakna teori garap oleh Rahayu Supanggah menegaskan bahwa garap merupakan sebuah sistem yang melibatkan 6 (enam) unsur yang saling berkaitan, yaitu terdiri dari materi garap atau ajang garap, penggarap, sarana garap, prabot atau piranti garap, penentu garap, dan pertimbangan garap (Supanggah 2007, 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan etnokoreologi. Hasil penelitian ini menyimpulkan terbentuknyakomposisi baru, bentuk sajian yang dihasilkan terkesan berkarakter gagah centil karena adanya gerak tari yang dihasilkan lebih energik, bervolume besar dan adanya tempo gerak yang lebih cepat. Elemen-elemen koreografi yang dipadatkan sehingga pertunjukkan berdurasi 8 menit.. Kata kunci: dolalak lentera Jawa II, melania, proses penciptaan. ABSTRACT The Dolalak Dance of Lentera Jawa II is a new dance created by Melania Sinaring Putri in 2014. It is created to represent Indonesia in a festival in Malaysia on 12-15 Nov 2014. The creation is interesting because there are innovations made by the choreographer. The theory used in this research is theory of Garap by Rahayu Supanggah. It clarifies that Garap is a system of 6 elements which are related to each other including Garap material, Garap medium, the makers, Garap mediums, Garap instruments, Garap deciders and Garap considerations (Supanggah 2007, 4). The method used in this research is qualitative method with etnochoreology approach. The research findings conclude the forming of a new composition. The form of the performance produced looks masculine but coquettish because of the existence of the energetic dance movements, well-volume and the faster movement. The choreographic elements are solidified so that the performance has 8 minutes duration. Keywords: Dolalak Lentera Jawa II, Melania, creation process. zaman dulu kesenian Dolalak difungsikan sebagai hiburan yang terdapat ritual di dalam sajian pertunjukan, ritual dipercaya dapat memberi keselamatan, menyembuhkan penyakit ataupun menemukan orang yang hilang. Disebut dengan istilah kesenian karena dalam pertunjukannya terdapat aksi ritual, gerakan-gerakan tari, musik serta lagu vokal atau koor. Nanik Prihatini menjelaskan di dalam tesisnya mengenai kehidupan dan perkembangan kesenian Dolalak di masa lalu bahwa;

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 103

A. Pengantar

Dolalak merupakan kesenian yang disajikandengan wujud dari unsur tari dan musik.Dolalakmerupakan kesenian rakyat yang populer dan masihberkembang baik pada masyarakat di w i l a y a hKabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.Kesenian Dolalak termasuk ke dalam kategorikelompok seni rakyat yang dijadikan sebagaiidentitas kesenian Kabupaten Purworejo. Sejak

UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA IIKARYA MELANIA SINARING PUTRI

Putri RachmawatiSMP N 13 Purworejo

Jl., Giri Rejo Barat, Kutoarjo, Kec. Kutoarjo, Kabupaten Purworejo,Jawa Tengah 54214

Email: [email protected]

Nanik Sri PrihatiniISI Surakarta

ABSTRAK

Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuah karya tari baru yang disusun oleh Melania Sinaring Putri tahun2014. Diciptakan untuk mewakili Indonesia pada Festival di Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014.Garapan ini menarik karena terdapat inovasi yang dilakukan koreografer. Teori yang dijadikan sebagai pisaubedah unsur-unsur penggarapan menggunakna teori garap oleh Rahayu Supanggah menegaskan bahwa garapmerupakan sebuah sistem yang melibatkan 6 (enam) unsur yang saling berkaitan, yaitu terdiri darimateri garap atau ajang garap, penggarap, sarana garap, prabot atau piranti garap, penentu garap, danpertimbangan garap (Supanggah 2007, 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,dengan pendekatan etnokoreologi. Hasil penelitian ini menyimpulkan terbentuknyakomposisi baru, bentuksajian yang dihasilkan terkesan berkarakter gagah centil karena adanya gerak tari yang dihasilkan lebih energik,bervolume besar dan adanya tempo gerak yang lebih cepat. Elemen-elemen koreografi yang dipadatkan sehinggapertunjukkan berdurasi 8 menit..

Kata kunci: dolalak lentera Jawa II, melania, proses penciptaan.

ABSTRACT

The Dolalak Dance of Lentera Jawa II is a new dance created by Melania Sinaring Putri in 2014. It is createdto represent Indonesia in a festival in Malaysia on 12-15 Nov 2014. The creation is interesting becausethere are innovations made by the choreographer. The theory used in this research is theory of Garap byRahayu Supanggah. It clarifies that Garap is a system of 6 elements which are related to each other includingGarap material, Garap medium, the makers, Garap mediums, Garap instruments, Garap deciders and Garapconsiderations (Supanggah 2007, 4). The method used in this research is qualitative method withetnochoreology approach. The research findings conclude the forming of a new composition. The form of theperformance produced looks masculine but coquettish because of the existence of the energetic dancemovements, well-volume and the faster movement. The choreographic elements are solidified so that theperformance has 8 minutes duration.

Keywords: Dolalak Lentera Jawa II, Melania, creation process.

zaman dulu kesenian Dolalak difungsikan sebagaihiburan yang terdapat ritual di dalam sajianpertunjukan, ritual dipercaya dapat memberikeselamatan, menyembuhkan penyakit ataupunmenemukan orang yang hilang. Disebut dengan istilahkesenian karena dalam pertunjukannya terdapat aksiritual, gerakan-gerakan tari, musik serta lagu vokalatau koor. Nanik Prihatini menjelaskan di dalamtesisnya mengenai kehidupan dan perkembangankesenian Dolalak di masa lalu bahwa;

Page 2: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Jurnal Seni Budaya

104 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

Dolalak mulai dikenal masyarakat Purworejosekitar tahun 1915, kesenian tersebutberkembang di kalangan masyarakatpedesaan,tepatnya di Desa Sejiwan, Kecamatan Loano,Kabupaten Purworejo. Kesenian yang awalnyasebagai wadah ungkapan estetis para remaja(sebagai hiburan para pemainnya) di Desa Sejiwan,akhirnya berfungsi sosialdan disaj ikan sebagaihiburan orang yang mempunyai hajad sepertiupacara: kelahiran bayi, khitanan, perkawinan, bersihdesa dan sebagainya (Prihatini 2000, 11).

Pendukung kesenian Dolalak baik dari penaridan pengiring adalah laki-laki dewasa. Penarinyaberjumlah sepuluh orang atau lebih, namun selaludengan jumlah genap. Musik tarinya menggunakaninstrumen tiga buah rebana, sebuah kendang dansebuah jidor (bedug kecil). Musik tari yang dihasilkantidak ada yang melodis, namun hanya merupakanjalinan suara instrumen dengan ritme bersifatmonoton. Sedang lagu-lagu yang dihadirkan berasaldari suara vokal pengiring maupun penari.Koor lagu-lagu yang disajikan dinyanyikan secara bergantianoleh pengiring dan penari,saat dinyanyikan pengiringdisebut lagu bawa dan saat dinyanyikan penaridisebut lagu sauran. Teks yang dibawakanmenggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia.Sajian pertunjukan tari Dolalak dapat dikelompokkanmenjadi tiga yaitu tari kelompok, tari berpasangan,dan tari tunggal. Pada bagian tari kelompok parapenari berjajar dua ke belakang dengan jumlahgenap. Pada tari kelompok penari tidak melakukanperpindahan tempat, penari hanya melakukanperubahan arah hadap. Tari berpasangan ini dilakukandengan posisi pola lantai berjajar dua ke belakangdengan saling berhadapan. Pada tari berpasanganpenari melakukan perpindahan tempat dengan polagaris lurus dan lengkung. Salah satu bagian sajianyang dianggap menarik oleh masyarakat adalah padabagian tari tunggal terdapat adegan yang disebutkesurupan (trance) yaitu penari seakan-akan tidaksadarkan diri atau mabuk dalam keadaan menari(Prihatini 2000, 10).

Kesenian Dolalak sangat diminati olehmasyarakat Purworejo, hal ini terlihat dari kesenianDolalak sering dipentaskan pada berbagai acaraseperti pada nikahan, sunatan, syukuran danperayaan hari besar nasional. Biasanya wargamengundang group tertentu yang disebut nanggapdalam bahasa Jawa,tari ini ditarikan menjelanghajatan yaitu pada malam hari semalam suntuk yaituantara 4 hingga 6 jam dibawakan secara kelompokdan pada puncak pertunjukan salah satu penarinya

akan mengalami trance (mendem) yaitu adegandimana penari akan melakukan gerak-gerak di luarkesadarannya. Sajian Dolalak menampilkanbeberapa jenis tarian dibedakan dengan perbedaansyair lagu yang dinyanyikan dengan jumlah 20 – 60lagu dan setiap pergantian lagu berhenti sesaatsehingga ada jeda di setiap ragam geraknya. Seiringperkembangan atau persebarannya kelompokDolalak tersebut selanjutnya melahirkanpenggayaan sesuai dengan daerah asalnya, diantaranya adalah gaya Kaligesingan, Mlaranan, danPesisiran (Eko Marsono, Wawancara 23 April 2017).

Pada perkembangan selanjutnya kabupatenPurworejo memperhatikan perkembangannyakemudian mengangkat kesenian ini lewat penatarandan seminar tentang tari Dolalak. Dolalak bahkandijadikan muatan lokal dalam pendidikandasar.

Perhatian pemerintah terhadap dolalakpunterlihat dengan adanya usaha pelestarian dolalakdengan adanya pementasan-pementasan Dolalak disetiap acara yang dipentaskan oleh grup-grup yangada di Purworejo, pelajar, sanggar-sanggar tari yangada di Purworejo maupun pementasan untuk festi-val. Hal ini menyebabkan munculnya berbagaikemasan untuk pementasan diberbagai acaratersebut.

Dolalak sama halnya dengan kesenian lainyang mengalami perkembangan dan perubahansecara bertahap. Perkembangan yang terjadi padatariDolalak dapat dilihat pada perubahan bentuksajiannya yaitu pada elemen-elemen gerak, iringan,penari, tembang dan busana. Perkembangan bentukyang terjadi pada kesenian Dolalak dimulai padatahun 1968. Perkembangan bentuk yang terjadi padatahun 1968-1980 dapat digambarkan melaluimasuknya penari anak baik laki-laki maupunperempuan dan upaya menata gerak tarinya dengantujuan untuk memudahkan anak berlatih Tari Dolalak.Sehubungan dengan hal tersebut Dolalak mulaiditarikan oleh penari wanita anak-anak pada tahun1970. Periode tahun 1980-1990, perkembanganyang terjadi pada kesenian Dolalak lebihmemperhatikan kualitas dari gerak, musik, rias danbusana bahkan penataan pada pola ruang sajiannyadisesuaikan dengan keperluan pementasannya.Periode tahun 1990-1999, pada tahun ini b e n t u kperkembangan yang terjadi kesenian Dolalak tidakhanya mengalami perubahan pada segi bentuksajiannya saja namun sudah mulai bersifat komersil(Prihatini 2000, 211-212). Perkembangan bentuktersebut terus dilakukan oleh para seniman maupunkalangan masyarakat hingga saat ini. Perubahan

Page 3: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 105

yang terjadi pada Dolalak disebabkan oleh faktorkebutuhan masyarakat, mengikuti zaman ataumengikuti selera masyarakat serta oleh paraseniman yang berlomba-lomba untuk menciptakansebuah karya sebagai keberlangsungan hidup Dolalakitu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat NanikPrihatiniyang menyatakan bahwa;

Dilihat dari bentuk sajiannya, dari periodesatu ke periode yang lain Dolalak telah mengalamiperkembangan, yang disebabkan pengaruh faktorin-ternal dan eksternal. Dalam setiap periode faktoreksternal seperti faktor penduduk, pendidikan,poli tik, teknologi dan ekonomi (tidak secarakeseluruhan) sangat berpengaruh dalamperkembangan. Sedang faktor internalnya adalahkreativitas seniman yang sangat terkait denganmasalah estetika (Prihatini 2000, 211).

Demikian pula yang terjadi pada DolalakLentera Jawa II yang telah dikembangkan bentuksajiannya oleh Melania Sinaring Putri yang telahmelakukan perubahan pada bentuk sajiannya.Perubahan bentuk ini akan membuat penampilan lebihmenarik dari segi sajian dan menari generasi mudauntuk melestarikan sebagai identitas kesenian lokal.

Bentuk perubahan dilakukan sesuai denganproses kreatif tari sehingga melahirkan produk barupada tari Dolalak yang memiliki estetika lebih tinggi.Perubahan ini terjadi pada tari Dolalak Lentera JawaII yang dilakukan oleh Melania Sinaring Putri.Berbicara mengenai perubahan tari tidak akan lepasoleh adanya proses kreatif yang dilakukan olehkoreografer atau penciptanya. Asumsi terjadinyaperubahan pada sajian tari Dolalak Lentera Jawa II inidi latarbelakangi oleh adanya seniman yangmelakukan inovasi pada elemen-elemennya.Sehubungandenganhal tersebut Murgiyantomenjelaskan bahwa “kelangsungan sebuah senitradisi sangat bergantung dari adanya penyegaranatau inovasi yang terus menerus dari pendukungnya”(2004,3).

Berdasarkan hal tersebut, proses kreatifdalam sajian tari Dolalak LenteraJawa II mengalamiperkembangan yang berbeda dengan Dolalak tradisisehingga menghasilkan produk baru dalamkomposisi tari Dolalak.

Berdasarkan kondisi demikian, ada beberapahal yang menarik untuk dibahas, yaitu garapan inimenarik karena Tari Dolalak Lentera Jawa II ialahmemiliki elemen-elemen yang kompleks dari segibentuk sajian yang telah mengalami perkembangangarap. Berbicara mengenai perkembangan tari tidak

akan lepas oleh adanya garap yang dilakukan olehkoreografer atau penciptanya. Asumsi pola garapsajian Tari Dolalak Lentera Jawa II ini dilatarbelakangioleh adanya seniman yang melakukan inovasi untukmelakukan garap pada elemen-elemennya.Persoalan garap dalam sajian Tari Dolalak LenteraJawa II mengalami perkembangan yang berbedadengan Dolalak tradisi.

B. Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitiankualitatif. Metode penelitian kualitatif sama halnyadengan sebuah alat yang tentunya tidak selalu cocokdengan apa yang telah digunakan pada semuakeadaan, karena penelitian kualitatif ini digunakanuntuk menelaah fenomena-fenomena dalamkehidupan sosial dan budaya secara alamiah danbukan dalam kondisi yang bersifat laboratoris ataueksperimen (Sugiyono, 2010: 1). Adapun pendekatanyang digunakan adalah pendekatan etnokoreologi.Etnokoreologi merupakan sebuah cabang ilmupengetahuan dalam antropologi atau etnologi yangmempelajari tari- tarian dengan menggunakanperspektif emik-etik dan holistik etnografinya (AhimsaPutra dalam R.M. Pramutomo 2007, 104). Dalamhubungannya dengan studi tari, istilah etnokoreologidapat digunakan untuk mendeskripsikan ilmu tariyang dapat dihubungkan dengan sifat-sifat etniknya.Untuk menggali garap Tari Dolalak Lentera Jawa IIkarya Melania Sinaring Putri dalam penelitian ini yangberkaitan dengan proses garap akan diuraikandengan menggunakan landasan pemikiran garapmenurut Rahayu Supanggah. Rahayu Supanggahmenegaskan bahwa garap merupakan sebuah sistemyang melibatkan 6 unsur yang saling berkaitan, yaituterdiri dari materi garap atau ajang garap, penggarap,sarana garap, prabot atau piranti garap, p e n e n t ugarap, dan pertimbangan garap 2007, 4). Unsurtersebut merupakan unsur yang terdapat dalamgarap karawitan, adapun uraian garap untukpengaplikasian dalam garap tari adalah sebagaiberikut; Pertama, materi garap atau ajang garapdalam tari terdiri dari gerak tari, musik, rias,busana dan properti. Kedua, penggarap terdiri darikoreografer maupun komponis. Ketiga, sarana garapterdiri dari penari. Keempat, prabot atau piranti garapterdiri dari ide atau gagasan koreografer. Kelima,penentu garap terdiri dari fungsi atau kegunaan taritersebut. Keenam, pertimbangan garap terdiri darifaktor internal dan faktor eksternal.

Page 4: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Jurnal Seni Budaya

106 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

C. Hasil dan Pembahasan

1. Tari Dolalak Lentera Jawa IIDi era globalisasi dan modernisasi ini,

kehidupan dari masa ke masa semakin mengalamiperubahan yang sangat cepat baik dari aspek dalamkehidupan manusia, pandangan hidup manusiabahkan kebudayaan. Perubahan yang terjadi sangatmempengaruhi akan perkembangan seni dan budaya.Perjalanannya seni dan budayasangat dipengaruhioleh masyarakat pendukungnya terutama generasimuda yang hendak menjadi penerus kehidupan senidan budaya. Di era modernisasi saat ini terlihatbahwa generasi muda saat ini semakin berkurangnyaminat untuk mempelajari kesenian lokal dan polagaya hidup generasi muda ini sangat terpengaruh olehbudaya asing yang mempengaruhi pada polabudaya kebaratan serta generasi muda lebih berfikirpraktis dan dinamis sehingga sesuatu yang dipandangketinggalan zaman cenderung ditinggalkan bahkandilupakan. Kondisi demikian terjadi disebabkanadanya bentuk seni lain dan pengaruh dari luar yangdianggap lebih modern. Banyak faktor yangmempengaruhi mengapagenerasi muda mudahmelupakan dan meninggalkan seni dan budayatradisi. Dengan timbulnya masalah-masalah yangterjadi ini banyak upaya yang dilakukan sebagaiupaya untuk mengatasi penurunan minat danketertarikan generasi muda saat ini.

Dengan melihat dari masalah yang terjaditersebut, seniman asal Kota Purworejo ini memilikiide untuk membuat sesuatu hal yang baru agar tariDolalak tetap dapat dinikmati oleh generasi mudakhususnya dan di masyarakat umumnya, Hal ini perludilakukan sebagai upaya peningkatan baik dari segikualitas dan kuantitas. Peningkatan ialah dengancara mengajarkan tari tersebut kepada generasi mudayang menjadi pewaris budaya. Peningkatan ini akanbedampak pada jumlah masyarakat yang dapatmenguasai tari Dolalak menjadi lebih banyak.Peningkatan dari segi kualitas yaitu melakukanperubahan dari elemen- elemen koreogarfinya sepertipengembangan gerak, pola lantai, kostum, musikdan properti. Melania Sinaring Putri melakukanperubahan dalam tari Dolalak yang akanmenghasilnya bentuk baru. Bentuk baru inimerupakan karya tari baru yang diberi judul tariDolalak Lentera Jawa II. Pada dasarnya penciptaantari ini berangkat dari masalah yang ada padagenerasi muda maupun masyarakat sekitar.Perubahan bentuk tari Dolalak pada pada dasarnyamerupakan upaya untuk melestarikan tari Dolalak.

Selain hal tersebut hal yang melatarbelakangaiterciptanya karya tari ini adalah keikutsertaannyauntuk mewakili Indonesia pada Festival Internasionaldi Akademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan,Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014.

Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakansebuah karya tari baru yang masih berpijak padatari tradisi Dolalak. Lentera Jawa II memiliki namayang diambil dari salah satu kalimat pada tembangDolalak. Dolalak Lentera Jawa II mempunyai artisebagai alat penerang tradisional dengan bahan bakarminyak. Pemberian judul tari Dolalak Lentera Jawa IImerupakan hasil ide karya tari dari Melania SinaringPutri sebagai koreografer. Pemilihan judul tari DolalakLentera Jawa II ini terbentuk setelah adanya DolalakLentera Jawa, Melania Sinaring Putri sebagaikoreografer mengembangkan garapan DolalakLentera Jawa menjadi Dolalak Lentera Jawa II.Pemberian nama ini diharapkan Dolalak Lentera JawaII bisa jadi penerang bagi kehidupan seni tradisikhususnya tari Dolalak.

Karya ini diharapkan dapat memberikankontribusi pada keberlangsungan hidup kesenianDolalak dan dapat mengapresiasi masyarakat untukmenghadirkan karya dengan teknik tari danpenghayatan penari maupun penikmat seni itu sendiri.Selain hal tersebut daerah Kabupaten Purworejotermasuk tempat wisata yang banyak dikunjungi olehmasyarakat lokal maupun non lokal, bahkan didaerah Kabupaten Purworejo banyak tersediaamphitheater untuk wadah atau wahana senipertunjukkan. Oleh karena itu, dilakukan pengemasanseni yang cocok untuk dikonsumsi oleh wisatawan.Seperti yang dikemukakan oleh Soedarsono bahwakemasan kesenian yang cocok untuk wisatawan,yaitu 1. Tiruan dari aslinya, 2. Singkat atau padat ataubentuk mini dari aslinya, 3. Penuh variasi, 4.Ditinggalkan ni lai-ni lai sakral, magis sertasimbolisnya, dan 5. Murah harganya. Bahkan,terbukti bahwa seni pertunjukan yang hamper punah,bisa hidup kembali karena keahlian industri pariwisata(Soedarsono, 1999;8).

2. Unsur - unsur penggarapan Tari DolalakLentera Jawa II

Berikut beberapa unsur-unsur penggarapanTari Dolalak Lentera Jawa II karya Melania SinaringPutria. Materi Garap

Materi garap juga disebut sebagai bahangarap, ajang garap, maupun lahan garap(Supanggah 2007, 6). Materi garap dalam Tari

Page 5: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 107

Dolalak Lentera Jawa II terdiri dari gerak tari, musiktari, rias dan busana.

Gerak tari pada Tari Dolalak Lentera Jawa IIdalam penggarapannya menggunakan ragam gerakdasar tari Dolalak. Koreografer memilih danmenggunakan perbendaharaan yang ada dalamvokabuler tari Dolalak tradisi, yaitu ngetol, kirig, siak,lambeyan, pencik, engklik, lilingan, mbandul, pencakyang digunakan sebagai pijakan pembentukan inovasigerak dalam sajian Tari Dolalak Lentera Jawa II.Pemilihan vokabuler gerak tersebut dianggap bahwavokabuler tersebut merupakan ciri atau vokabulerpokok dari tari Dolalak. Pemilihan ragam gerak TariDolalak Lentera Jawa II didasarkan pada ragam geraktari Dolalak gaya Kaligesingan.

Susunan garap musik pada Tari DolalakLentera Jawa II yang berpijak pada garap musik tradisiyang dikembangkan oleh seniman penggarapnya.Garap musik yang dilakukan dengan menggunakanlagu tradisi tari Dolalak yang sudah ada disesuaikandengan kebutuhan pada Tari Dolalak Lentera JawaII. Lagu yang digunakan yaitu saya cari, jalan-jalankeras, di barat gunung, main-main, dan tinggi-tinggi.Rias pada Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakansalah satu sarana penunjang dalam pertunjukan Tariyang diharapkan mendukung penyampaian karakterpenari maupun sebagai media mengungkapkanekspresi penari di atas panggung. Adapun riassebagai materi garap menggunakan corrective makeup. Rias corrective berfungsi untuk menebalkan ataumenegaskan garis-garis pada wajah serta menutupikekurangan pada wajah maupun menonjolkankelebihan pada wajah penari.

Busana bagian atas yang digunakanmenggunakan topi pet bewarna hitam dengan hiasanmanik-manik dan motif bintang di bagian tengah.Kacamata warna hitam.

(1) (2)

Gambar 1. (1) Kacamata Tari Dolalak tradisi; dan (2)Topi pet Tari Dolalak tradisi Desain busana bagian

atas pada Tari Dolalak tradisi ( Foto Afifi, 2018)

Busana bagian bawah yang digunakanmengenakan busana busana atas berupa baju lenganpanjang dan bagian bawah berupa celana pendek

dengan warna dasar hitam dengan motif untu walang(segitiga kecil di tepi atas bawah) dilengkapi denganrumbai bewarna putih dibagian pundak busana.Sampur dengan dengan warna kuning bermotifgendolo giri. Kaos kaki dengan bahan wool bewarnakuning.

(1) (2)

(3) (4)

Gambar 2. (1) Busana Tari Dolalak tradisi; (2)Celana Tari Dolalak tradisi; (3) Sampur Tari Dolalak

tradisi; dan (4) Kaos kaki Tari Dolalak tradisiDesain busana bagian bawah pada

Tari Dolalak tradisi( Foto Afifi, 2018)

b. PenggarapHal yang paling menentukan dalam proses

garap adalah penggarap, sebagai pemilik ataupenentu otoritas keputusan. Penggarap disiniberfungsi sebagai pengendali dalam menata sebuahgarapan. Supanggah (2007, 149) memaparkan bahwadalam karawitan penggarap ([balungan] gendhing)adalah seniman, para pengrawit, baik pengrawitpenabuh gamelan maupun vokalis, yaitu pesindhendan/atau penggerong yang sekarang juga seringdisebut dengan swaraswati dan wiraswara. Pengrawitadalah unsurgarap yang paling penting danmenentukan. Kualitas hasil garap gending tergantungpada kapasitas, kreativitas dan kualitas senimanpenggarap yang disebut pengrawit. Berdasarkanpendapat tersebut dapat dipahami bahwa penggarapsebagai pelaku seni yang menyusun, menata hinggadapat menyajikan sebuah karya seni. Apabiladisesuaikan dalam konteks tari, perananpenggaraptersebut disebut koreografer. Koreografer berfungsisebagai penggarap yang menyusun komposisi tariberdasarkan eksperimen dan pemikirannya.Penggarap terbagi menjadi dua bagian yaitu pencipta

Page 6: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Jurnal Seni Budaya

108 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

dan penyaji. Pada karya tari yang menjadi penciptaialah koreografer dan komposer, sedangkan bagianpenyaji adalah penari dan penabuh. Pada Tari DolalakLentera Jawa II yang mempunyai peranan sebagaipenggarap dalam artian pengendali suatu garapanadalah pencipta tari (koreografer), tentu saja untukmusik dibantu oleh composer sebagai penciptamusik. Pada Tari Dolalak Lentera Jawa II, MelaniaSinaring sebagai koreografer menggarap tariberdasarkan minat, pengalaman, dan interpretasinya.Pada proses penggarapan karya tari Melania Sinaringdibantu olehSri Winarno sebagai komposer ataupenggarap musik.

c. Sarana GarapSebuah karya tari dapat terwujud melalui

sarana atau media, dalam Tari Dolalak Lentera JawaII yang berperan sebagai sarana gerak adalah tubuhpenari. Sarana garap merupakan tahapan yang palingpenting untuk memperkuat penyampaian konsepgarap Melania dalam melakukan pemilihan penari.

Hal tersebut sesuai dengan pendapatSupanggah yang mengatakan bahwa :

Sarana garap adalah alat (f isik) yangdigunakan oleh pengrawit, termasuk vokalis,sebagai media untuk menyampaikangagasan, ide musical atau mengekspresikandiri dan/atau perasaan dan/atau pesanmereka secara musical kepada audience(bisa juga tanpa audience) atau kepada siapapun, termasuk kepada diri atau lingkungansendiri (2007, 189).

Mengenai paparan Supanggah jika dilihat darisudut pandang tari pemahaman dari sarana garapdapat dikatakan sebagai tubuh penari. Tari DolalakLentera Jawa II dalam penggarapannya yangdimaksud sebagai sarana garap maupun alat garapmeliputi tubuh penari, instrument gamelan dan riasbusana.

Penari pada Tari Dolalak Lentera Jawa IIdapat dikatakan sebagai media pengungkap darikonsep garap yang digagas koreografer sesuaidengan karakter yang diinginkan. Penari pada saranagarap bisa dikatakan sebagai pelaku tari maupunmedia pengungkap eskpresi gerak pada karya tari.Dapat dikatakan pula sebagai mediasarana garapmaupun alat garap. Penabuh, vokal dan penaridalam tari Dolalak Lentera Jawa II tidak mempunyaikebijakan yang sama dengan pencipta, karenaberposisi sebagai pelaksana segala kebijakan yang

telah dibuat pencipta yaitu koreografer dan composer.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penabuh,vokal, dan penari tidak termasuk dalam bagianpenggarap, tetapi hanya sebagai pelaksana garap.Sedangkan koreografer dan composer selain menjadipenggarap, dalam konteks Tari Dolalak Lentera JawaII merangkap juga sebagai pelaksana garap.

Keberadaan penari menjadi elementerpenting dalam sebuah karya tari, karena apabilakarya tari tidak memiliki penari maka karya tari tidakdapat disajikan. Selain itu, penari merupakan penentukeberhasilan pementasan sebuah karya tari (Prihatini,dkk. 2007,70). Penampilan keindahan bentuk motifgerak yang disajikan pada karya tari sesuai denganinterpretasi dari koreografi yang ditampilkan. Hal inisesuai dengan pendapat Tasman bahwa :

Penari adalah seorang seniman yangmenyajikan keindahan gerak tubuhnyadengan melibatkan daya tafsir dari estetikpada sebuah koreografi maupun imajinasinya(Tasman 2008, 27).

Oleh karena itu, pemilihan penari sesuaidengan karakter pada Tari Dolalak Lentera Jawa II inidilakukan dengan tujuan untuk mempermudahproses penggarapan tari maupun pementasan tariagar berjalan dengan maksimal.

Instrumen Gamelan merupakan salah satusarana yang digunakan pada Tari Dolalak LenteraJawa II, selain instrumen gamelan elemen lain yangdigunakan sebagai sarana garap ialah penabuh.Garap musik tari dalam Tari Dolalak Lentera Jawa IImenggunakan instrumen atau alat musik tradisionalyaitu kendang satu buah, bedhug satu buah, terbangatau kemprang tujuh buah.

Kendang merupakan instrumen dalam musikgamelan yang berfungsi untuk mengatur irama.Instrumen ini dibunyikan menggunakan tangan.

Peran instrumenkendang dalam tari Dolalakyaitu sebagai pengatur irama yang mana kendangdigunakan untukmenuntun peralihan tempo yanglebih cepat atau lambat, memulai maupunmenghentikan tabuhanrebana. Instrumen kendangjuga berperan penting untuk menentukan waktupergantian pada cepat lambatnya lagu dalam tariDolalak.Untuk instrumen kendang pola permainannyasama seperti tradisi, yaitu adanya improvisasi dalamsetiap pukulannya. Hal itu penting karena fungsiutama kendang adalah sebagai pengendali setiappermainan musik pengiring. Setiap gerak dan irama

Page 7: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 109

penari dikendalikan oleh bunyi yang dihasilkan olehkendang, di tengah- tengah lagu yang mengiringinya.

Gambar 3. Instrumen Kendang dalam Tari DolalakLentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018)

Bedug/Jedur dimainkan dengan cara di pukuldengan menggunakan telapak tangan. Jedur dalammusik ini berfungsi sebagai pengatur dan m enj agatempo, Jumlah bedug/jedur pada musik ini adalahberjumlah 1 buah.

Pola irama atau pola permainan intrumenbedug pada musik tari Dolalak telah mengalamiperkembangan melalui variasi-variasi ritmenya.

Gambar 4. Instrumen Bedug dalamTari Dolalak Lentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018)

Cara memainkanya rebana adalah ditabuhdengan telapak tangan kanan pada bagian sampingbagian membran dan cara memegang instrumen

tersebut menggunakan tangan kiri yang diletakkanpada bagian atas instrumen dan kaki bersila untukmenaruh badan kayu yang ditempatkan padatelapak kaki kanan sebagai tumpuan. Kemprangberjumlah tujuh buah.

Gambar 5. Instrumen Rebana dalamTari Dolalak Lentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018)

Rias dan busana pada Tari Dolalak LenteraJawa II digunakan sebagai sarana pendukung yangdikenakan oleh penari pada saat pementasan.Adapun alat rias yang digunakan pada penari dalamTari Dolalak Lentera Jawa II ini di antaranya sebagaiberikut :

Gambar 6. Alat rias Tari DolalakLentera Jawa II

( Foto: Putri Rachmawati, 2018)

Alas bedak atau foundation, bedak tabur,bedak padat yang dioleskan secara merata padabagian wajah dan leher penari. Warna foundationtersebut dipilih disesuaikan dengan warna kulitpenari. Penggunaan bedak pada wajah bertujuanuntuk memperhalus dan mencerahkan kulit wajahpenari, selain itu agar kulit penariterlihat lebih cerahketika tersorot oleh lighting.

Page 8: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Jurnal Seni Budaya

110 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

Alis yang digunakan oleh penari pada TariDolalak Lentera Jawa II ini menggunakan alis bulansapasi. Pembentukan alis ini menggunakan pensilalis yang berwarna coklat. Alis ini dipilih karena padapenari dalam Tari Dolalak Lentera Jawa II inimenampilkan kecantikan perempuan.

Eye shadow digunakan pada bagian kelopakmata. Mengaplikasikan warna eyeshadow yangtajam, berwarna hitam yang dibaurkan dengan warnacoklat, warna eyeshadow yang digunakan lebihnatural agar wajah terlihat alami dan segar. Eyelinerini digunakan pada garis mata dengan pemilihanwarna hitam.Tujuannya untuk mempertajam,memperjelas, dan mempertegas garis pada mata.Bulu mata, pada penari Tari Dolalak Lentera Jawa IIini menggunakan bulu mata warna hitam dan tebal,tujuannya agar mata terlihat lebih lebar danmemberikan kesan mata lebih hidup. Shading pipidan hidung, digunakan warna coklat. Tujuannya untukmempertegas garis pada tulang pipi dan hidung.Blush on atau perona pipi ini dipilih warna merah ataumerah muda. Tujuannya untuk mempertegas bagianpipi agar terlihat lebih segar. Lipstik, pada tari ini dipilihmenggunakan warna bibir merah bata, warna inidigunakan agar wajah tetap nampak dan tidakterkesan pucat serta penari terkesan cantik.

Busana sebagai sarana garap merupakanseperangkat bahan yang digunakan pada tubuhpenari, meliputi busana bagian atas dan busanabagian bawah. Hal ini sesuai busana pada pemaparansub bab materi garap.

d. Prabot atau Piranti GarapHal yang melatar belakangi ide garap karya

Tari Dolalak Lentera Jawa II salah satunya adalahketika diundang pada acara Festival Internasional d iAkademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan,Malaysia. Ide garap dapat dipahami sebagai dasarpijakan atau konsep garapan seorang koreograferuntuk berkarya. Pada proses menggarap karya tarihal yang pertama dilakukan adalah menentukan ide.Ide dalam konsep garap menurut Supanggah jugadisebut prabot garap atau piranti garap. Prabot garapatau bisa juga disebut dengan piranti garap atau tooladalah perangkat lunak atau sesuatu yang sifatnyaimajiner yang ada dalam benak seniman pengrawit,baik itu terwujud gagasan atau sebenernya sudah adavokabuler garap yang terbentuk oleh tradisi ataukebiasaan para pengrawit yang sudah ada sejakkurun waktu ratusan tahun atau dalam kurun waktuyang kita (paling tidak saya sendiri) tidak bisamengatakannya secara pasti (Supanggah 2007, 199).

Sebelum melakukan penggarapan Melaniamenentukan konsep untuk menggarap Tari DolalakLentera Jawa II. Konsep merupakan kerangka pikiryang dibentuk berdasaran sudut pandang seseorangyang digunakan untuk mengarahkan padapemahaman mengenai subjek. Konsep dalam karyatari dapat terlihat secara visual ketika sudah menjadiwujud dalam bentuk gerak.

Melania merancang konsep wujud gerak tariDolalak sebagai kerangka garapan konsep yangdiambil dalam penggarapan Tari Dolalak LenteraJawa II ialah Dolalak berkarakter gagah centil.Gerakan tari Dolalak merupakan perpaduan antaragerakan pencak silat, gerakan dansa dan gerakanbaris berbaris layaknya serdadu militer. Oleh karenaitu, karakter pada tari Dolalak dapat dikatakan gagahkarena mengadopsi karakter seperti serdadu militer.Sedangkan untuk centil atau feminim terlihat dariteknik melakukan bentuk gerak tubuh secaramaksimal, seperti gerak pada liukan tubuh, gerakanpinggul ke kanan dan kekiri atau memutar, dan aurayang ditimbulkan pada penari. Ide yang terbentukdalam karya ini didasari sesuai fungsinya yaitumengikuti acara festival. Sehubungan dengan acara festival durasi sajian Tari Dolalak Lentera Jawa IIberlangsung selama 8 menit.

e. Penentu GarapSejalan dengan pendapat Supanggah bahwa

fungsi yang sangat besar peranannya dalammenentukan garap karawitan adalah otoritas, fungsisocial dan pelayanan terhadap seni lain (2007, 249).Penentu garap dalam karya tari merupakan beberapahal yang mendorong danmenjadi pertimbanganpencipta dalam menyajikan sebuah garapan.

Pemilihan penari dalam karya ini tidakdilakukan secara audisi. Melania selaku koreografermemilih secara langsung tujuh orang murid sanggaryang dianggap memiliki kemampuan dan kualitaskepenarian terbaik. Hal tersebut dilakukan karenakoreografer telah mengetahui kualitas kepenariananak didik di Sanggar Tari Prigel (WawancaraMelania pada tanggal 3 Juni 2018). Melaniamelakukan pemilihan penari dengan melihat bentukdan karakter penari dalam melakukan gerak tariDolalak. Pemilihan penari dalam karya ini Melanialebih menekankan pada penari dengan postur tubuhyang gagah. Kualitas penari yang diinginkan Melaniaialah penari yang dapat melakukan gerak-gerakdengan cepat dan tegas sesuai dengan konsep yangdiinginkan yaitu gagah dan centil. Tari Dolalak LenteraJawa II ini merupakan tari kelompok sehingga

Page 9: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 111

memerlukan keterampilan penari untuk melakukangerak secara rampak dalam tarian.

Melania selaku koreografer sekaligus pelatihmerupakan lulusan sarjana seni tari Institut SeniIndonesia Yogyakarta, yang sudah pasti memilikipengetahuan tentang garap gerak atau tari. Dalamkonteks pemilihan penari dalam Tari Dolalak LenteraJawa II koreografer memiliki kebijakan untuk memilihpenari. Sejalan dengan ini kebijakan merupakanotoritas pengkaryaan yang dibuat oleh penggarap.Selain dalam ranah pemilihan penari, Melania jugamemiliki otoritasdalam ranah bentuk atau pola. Padakarya ini, Melania menggarap tari dengan jumlah tujuhpenari. Hal ini juga mempertimbangkan pola lantaipada ruang panggung. Pemilihan dengan jumlah tujuhpenari ini juga dilakukan Karen pertimbanganmengenai adanya kebijakan finansial mengenaikeberangkatan pada acara Festival Internasional diAkademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan,Malaysia. Sesuai dengan otoritas yangdimaksudSupanggah bahwa otoritas adalah sebuah garapditentukan oleh siapa (komunitas) yang menggarap(Supanggah, 2007, 24).

Fungsi sosial merupakan bentuk pelayananyang ditentukan berdasarkan kepentingankemasyarakatan. Sejalan dengan pendapatSupanggah yang menyatakan bahwa :

Fungsi Sosial yaitu penyajian suatu gendhingketika karawitan digunakan untuk melayaniberbagai kepentingan kemasyarakatan,mulai dari sifatnya ritual religious, upacarakenegaraan, kemasyarakatan, keluargamaupun perorangan (2007, 251).

Sesuai dengan hal tersebut dapat dikatakanbahwa fungsi sosial pada karya Tari Dolalak LenteraJawa II ialah adanya bentuk pelayanan ataspermintaan atau pesanan untuk mengikuti festival.Terutama sebagai upaya untuk meningkatkanapresiasi masyarakat terhadap bidang seni daerah,khususnya Dolalak. Tujuannya agar minat generasimuda yang berada di Kabupaten Purworejo semakinmeningkat dalam berkesenian.

f. Pertimbangan GarapPertimbangan garap bersifat accidental dan

fakultatif, dimana di dalamnya terdiri dari faktor inter-nal, daneksternal dan tujuan (Supanggah 2007, 289).Hal-hal yang berkaitan dengan pertimbangan garapadalah faktor-faktor keberhasilan pertunjukan dalamkarya tari. Berikut ini akan dipaparkan tentangberbagai pertimbangan faktor internal dan faktor

eksternal dalam menggarap Tari Dolalak LenteraJawa II :

Menurut Supanggah (2007, 289) faktorinternal yaitu kondisi fisik dan atau kejiwaanpengrawit pada saat melakukan garap, menabuhricikan gamelan atau melantunkan tembang. Jikadalam garap tari faktor internal dan eskternal padaTari Dolalak Lentera Jawa II adalah kondisi fisik dankejiwaan penari saat melakukan garap, yaitu saatmenyajikan gerakan tubuh. Penari adalah saranayang paling utama dalam suatu karya tari.

Hal ini disebabkan terwujudnya suatu karyatari dapat dilihat melalui gerakan tubuh penari. Tubuhpenari merupakan instrumen atau alat untukmenyampaikan karya tari tersebut, karena tubuhpenari memiliki kemampuan untuk mengungkapkanekspresi di dalam tubuh. Sajian karya tari dilakukandengan mempertimbangkan kondisi f isik dankejiwaan penari. Kondisi fisik dan kejiwaan penariharus sehat dan tidak ada cacat fisik atau memilikianggota tubuh yang kurang. Hal ini dilakukan agarpenari dan penabuh dapat menyampaikan karya tariini dengan baik sehingga penonton dapatmenikmatinya.

Di samping itu pemilihan penari jugamemperhatikan postur tubuh. Tujuannyasebagaipertimbangan keserasian, karena karya tari inimerupakan tari kelompok. Melania melakukanpemilihan penari dengan melihat postur tubuh yangideal dengan kriteria yang dicari yaitu; postur tubuhsedang, bentuk tubuh tidak terlalu kurus atau gemuk,dan tinggi penari yang setara. Hal ini dilakukankarena postur tubuh penari akan berpengaruhterhadap gerak.

Kualitas gerak penari yang baik juga menjadisalah satu pertimbanganyang dilakukan Melania.Tujuannya agar penari dapat melakukan ataumembentuk pola gerak secara detail, menjiwai danmembentuk teknik tubuh yang benar dalammenyesuaikan irama sehingga dapat menyampaikanpesan yang diinginkan. Selain itu Melania jugamempertimbangkan pengalaman berkesenian dalammenarikan tari Dolalak. Hal ini menjadi tolak ukurdalam melihat kemampuan penari terhadap kepekaanmenarikan Tari Dolalak Lentera Jawa II sesuai denganirama dan wirasa.

Syarat postur tubuh yang diinginkan ialahpenari dengan tinggi badan yang sedang, tidak terlalutinggi dan tidak terlalu pendek namun tidak adapatokan centimeter dalam memilih penari. Ukuranbadan juga tidak terlalu kecil dan tidak terlalu gemuk,hal ini di lakukan karena postur tubuh akan

Page 10: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Jurnal Seni Budaya

112 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

mempengaruhi penari dalam melakukan gerak.Salah satu contoh bahwa postur tubuh menjadi halyang dipertimbangkan yaitu saat penari dalam posisiadeg.

Gambar 7. Pose adeg(Foto Muharyadi, 2018)

Posisi adeg pada setiap penari memilikiukuran berbeda-beda yang disesuaikan denganukuran dan tinggi badan. Dalam tari kelompokkesamaan pola sangat perlu diperhatikan, apabilaterdapat penari dengan ukuruan tubuh yang pendek,penari tidak perlu turun sampai ke bawah, sedangkanterdapat seorang penari dengan tubuh yang tingggimaka penari harus menyesuaikan penari lainsehingga tubuh penari harus turun lebih ke bawahmengikuti penari lainnya agar sesuai. Hal tersebutdilakukan untuk menyamakan tinggi rendahnyapenari saat menari agar terlihat rapi dan sesuai.Pertimbangan postur tubuh tidak hanya dalam posisiadeg, posisi motif gerak lainnya juga sama halnya.Ukuran tinggi rendahnya tubuh penari, dan besarkecilnya volume gerak yang di lakukandipertimbangkan dari tinggi rendah dan besar kecilnyapostur tubuh penari.

Dalam hal ini biasanya yang memiliki otoritasdalam menilai penari sudah sesuai dengan tubuhideal ialah pengkarya yaitu koreografer. Koreografermelakukan pengamatan mengenai bentuk gerak yangdilakukan oleh penari agar tercapai kualitasgeraknya.

Faktor internal yang dapat mendukungkeberhasilan pementasan Tari Dolalak Lentera JawaII adalah penabuh. Penabuh dalam Tari DolalakLentera Jawa II ini berfungsi sebagai pemain yangmenabuh instrument gamelan. Pengendali penabuhpada karya tari ini dilakukan oleh Singgih Winarnosebagai komposer. Kualitas penabuh yang baik jugamenjadi salah satu pertimbangan yang di lakukankomposer. Kualitas penabuh yang diinginkan olehkomposer ialah pemahaman, kepekaan dan penjiwaanpenabuh tentang rasa, irama dan kemantapan dalammelakukan tabuhan instrument gamelan. Selain haltersebut yang dilakukan ialah memilih usia penabuhyaitu antara umur 16 tahun hingga 40 tahun, hal inidilakukan karena usia penabuh yang tidak terlalumuda dan tidak terlalu tua dapat mengendalikanirama dan rasa dalam permainan musik yangdilakukan dalam karya Tari Dolalak Lentera Jawa II.

Sambutan, keakraban, kehangatanpenonton, kondisi tempat berikut kelengkapansarana- prasarana pementasan, keagungan resepsi,pengrengkuh (treatment, sikap dan atau caramenerima penyelenggara hajatan) merupakan hal-halyang penting dan berpengaruh terhadap pengrawitdalam garap (Supanggah 2007, 293). Hal inimerupakan faktor eksternal dari keberhasilan suatukarya seni serta memperlihatkan keterkaitan ataurelasi antara seni dan pendukungnya (penonton dansarana-prasarana).

Pementasan Tari Dolalak Lentera Jawa IIpada acara Festival Internasioal di Akademi Seni,Budaya dan warisan Kebangsaan berlokasi di gedungteater Akademi Seni, Budaya dan WarisanKebangsaan, Malaysia. Bentuk gedung teaterdengan struktur ruang yang cukup luas menjadipertimbangan mengenai garap pola lantai, tata visualdan tata suara.

Sehubungan dengan garap pola lantaidengan bentuk gedung teater yang mendukungmembuat koreografer dan penari dapatmemaksimalkan pengolahan ruang panggung denganlintasan-lintasan pada formasi yang ada dalam karyaTari Dolalak Lentera Jawa II.

Ruang teater sebagai panggung pertunjukandiperlukan lighting atau pencahayaan dan soundsystem agar pertunjukkan lebih hidup. Saranaprasarana yang digunakan dalam pertunjukanberlangsung seperti pengelolaan panggung, lightingdan sound system sudah dipersiapkan dengankualitas baik. Namun dalam pelaksaan teknis lighting(lampu focus) yang tersorot ke penari saat bagianperpindahan setiap gerak trance tidak sesuai,

Page 11: UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II KARYA

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 113

sehingga terkadang penari tidak terlihat oleh cahaya.Hal ini berdampak pada konsentrasi penari, jugasedikitnya berpengaruh pada bentuk artistik karyatari tersebut.

Pada pementasan Tari Dolalak Lentera JawaII suasana tampak ramai dengan dilihat daribanyaknya jumlah penonton memberikan motivasiatau kepuasaan bagi penari dalam menyajikan tarisecara. Tepuk tangan meriah yang di lakukanpenonton sebelum dimulainya acara tersebutmenambah kehangatan suasana panggung danmembuat penari menjadi lebih bersemangat untukmenarikan.

D. Kesimpulan

Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakansebuah karya tari baru dengan karakter gagahcentil. Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuahkarya tari baru dengan karakter gagah centil.Penggarapan tari Dolalak dilakukan oleh MelaniaSinaring Putri sebagai koreografer. Melania adalahputri dari F.Untariningsih pendiri Sanggar Tari Prigel.Tari Dolalak Lentera Jawa II diciptakan atas dasarkeikutsertaannya untuk mewakili Indonesia padaFestival Internasional di Akademi Seni, Budaya danWarisan Kebangsaan, Malaysia pada tanggal 12-15November 2014. Koreografer memiliki otoritas didalam penggarapan karya ini, baik dalam kebijakanestetik maupun kualitas kepenarian. Hal itu dipahamikarena penggarap mempunyai pengalaman danperjalanan kesenimanannya yang cukup. Prosespenggarapan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman

penggarapan sebagai penari maupun koreografer.Proses penggarapan ini melalui beberapa tahap yaitueksplorasi, improvisasi dan komposisi. Awal mulaproses penggarapan tarian ini dimulai denganpemil ihan lagu tradisi tari Dolalak. Melaniamelakukan pemilihan lagu (syair) terlebih dahulu,yaitu saya cari, jalan-jalan keras, di barat gunung,main-main, dan tinggi-tinggi. Setelah melakukanpemilihan lagu Melania memilih bahan garap berupavokabuler gerak. Berangkat dari pemilihan lagu danvokabuler gerak Melania melakukan pembentukankarya tari baru yang lebih inovatif.

KEPUSTAKAAN

Pramutomo, R.M. Etnokoreologi Nusantara (batasankajian, sistematika, dan aplikasikei lmuannya). Surakarta: ISI PressSurakarta, 2007.

Prihartini, Nanik Sri.(2000). Perkembangan KesenianDolalak Di Kabupaten Purworejo JawaTengah Tahun 1968 – 1999 (Sebuah KajianBentuk, Fungsi, dan Makna), Tesis S-2Program Pascasarjana UniversitasUdayana Denpasar.

Soedarsono R.M.(1990). Seni Pertunjukan Indonesiadan Pariwisata. Bandung: Masyarakat SeniPertunjukan Indonesia.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: CV. Alfabeta, CV.

.