skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ... · pdf fileefektivitas pembelajaran...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI
PADA MATERI PAJAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Rizki DarmawantiNIM: 106015000473
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ABSTRAK
RIZKI DARMAWANTI (106015000473). Efektivitas PembelajaranEkonomi Pada Materi Pajak Dengan Model Pembelajaran Teams GamesTournament (TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 JakartaSelatan). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitaspembelajaran dengan menggunakan model TGT pada materi pajak siswa SMPNegeri 87 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Oktober2010 dengan subyek penelitian berjumlah 40 siswa. Metode penelitian yangdigunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus.Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui preetest dan post test, observasi, wawancara dan instrumen tes kemampuan kognitif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan modelpembelajaran TGT dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa. Hal ini dilihatdari hasil post test yang meningkat dibanding pree test, dan juga tercapainya nilaiseluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil penelitianini disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran TGT ini dalambelajar Ekonomi.
Kata kunci: Efektivitas, model pembelajaran TGT, Penelitian Tindakan Kelas(PTK)
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa
terucap kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat,
dan para pengikutnya hingga sepanjang masa.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi IPS. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua Orang Tua penulis Joko Sunaryo dan Nurningsih, serta kedua adikku
Rahma dan Elma, terima kasih atas kasih sayang dan do’a yang telah
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M A selaku Dekan FITK UIN.
3. Bapak Drs. H. Nurochim MM selaku ketua prodi Pendidikan IPS, penasehat
akademik, dosen pembimbing PPKT dan juga dosen pembimbing skripsi yang
tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan
penulis dari awal kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris program studi Pendidikan IPS
khususnya bapak Dr. Iwan Purwanto M. Pd, terimakasih atas pelajaran
hidupnya yang sangat berharga.
5. Bapak Ishak Idrus selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 87 Jakarta beserta
dewan guru dan staf khususnya ibu Titin Suhaetin dan ibu Tri Miswarsih yang
telah memberikan ilmu dan bantuannya selama penelitian ini berlangsung.
6. Teman-teman prodi Pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih untuk
kebersamaan kita selama ini. Khususnya Erwita Fitri terima kasih atas
bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Sukses selalu untuk kita,
amin…
7. Teman-teman “Gosip Maker”, Reni, Evi, Tami, Best (Mpeb), Leni, Bariah,
Amel, Ani, Rifa, Deby, Sri, Inta, dan Iya. Banyak moment yang kita lewati
bersama, semua terekam tak pernah mati.
8. Teman-teman kostan “Griya Kartini”, Mba Desy, Mba Handa, Ka Ana, Ka
Anis, Ka Omy, Ka Nina, Ka Reni, Ka Rani, Ka Kasma, Ka Maya, Ama,
Delsy, Sarwa, Vika, Ratna, Andri, dan Mia.
9. Teman-teman kostan “Bale Sakinah”, khususnya Neng dan Ais, terima kasih
atas perhatian dan bantuannya.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan imbalan atas jasa dan segala pengorbanan yang diberikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan juga para
pembaca.
Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 5 November 2010
Penulis
Rizki Darmawanti
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah.......................................... 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 9
D. Perumusan Masalah .................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Efektivitas Pembelajaran
1. Pengertian Efektivitas ........................................................... 11
2. Pengertian Pembelajaran....................................................... 14
3. Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................... 16
4. Tujuan Pembelajaran ........................................................... 16
5. Jenis-jenis Pembelajaran ...................................................... 17
6. Teori-teori Pembelajaran....................................................... 17
7. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 21
8. Masalah-masalah Belajar ...................................................... 22
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial..................................... 22
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ............................. 23
3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial................................... 23
4. Karakteristik Pelajaran IPS ................................................... 24
5. Pengertian Ilmu Ekonomi ..................................................... 24
6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi............................................. 25
7. Pemahaman Konsep Pajak .................................................... 26
C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif..................................... 28
2. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif.................... 29
3. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) .................................................................................... 29
4. Komponen-komponen Dalam Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT).................................................... 32
5. Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT).................................................... 33
6. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan................................ 35
7. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan...................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ................................... 37
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian...................................... 40
D. Peran dan Posisi Peneliti ............................................................. 40
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 40
1. Observasi Pendahuluan ......................................................... 40
2. Tahapan Penelitian ............................................................... 40
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan.............................. 42
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 42
H. Instrumen Pengumpul Data ........................................................ 42
I. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 45
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................................ 46
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................. 49
L. Tindak Lanjut .............................................................................. 49
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data............................................................................. 50
B. Tindakan Pembelajaran Siklus I.................................................. 52
C. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test), Observasi
dan Wawancara .......................................................................... 55
D. Tahap Refleksi ............................................................................ 56
E. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I ....................................... 58
F. Tindakan Pembelajaran Siklus II ................................................ 58
G. Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus II ........ 62
H. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus II ...................................... 63
I. Analisis Data ............................................................................... 63
J. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 66
K. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 68
B. Saran............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 37
Tabel 2 Diagram Desain Intervensi Tindakan Kelas ..................................... 39
Tabel 3 Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3 ...................................... 51
Tabel 4 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3....... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Suasana Kelas Pada Pertemuan Pertama........................................... 53
Gambar 2 Peneliti Menjelaskan Materi Tentang Pajak ..................................... 54
Gambar 3 Diskusi Kelompok Pada Siklus I....................................................... 54
Gambar 4 Suasana Kelas Pada Turnamen Siklus I ............................................ 55
Gambar 5 Proses Pembelajaran Pada Siklus II ................................................. 59
Gambar 6 Diskusi Kelompok Pada Siklus II ..................................................... 60
Gambar 7 Subyek Diminta Untuk Mengerjakan Soal Turnamen Pada Papan
Tulis .................................................................................................. 60
Gambar 8 Peneliti Saat Membimbing Subyek Mengerjakan Soal Turnamen ... 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia. Tanpa
pendidikan, manusia tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab
pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada
pada manusia. Dalam pendidikan juga terdapat bimbingan dan pengalaman
kepribadian, sehingga peserta didik dapat menjadi seseorang yang berguna bagi
dirinya selaku individu yang menjalani pendidikan, dan masyarakat sebagai
tempat interaksi keluarga, bangsa dan negara sebagai tempat tinggal peserta didik
itu sendiri.
Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing peserta didik
dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani
oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang teratur dan
sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya, “pendidikan ialah pimpinan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat”.2
Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal
tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
itu sendiri.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka
pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang
baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta
menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem
pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan
mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa
yang diperbuat atau apa yang diyakini. Berikut ini merupakan alasan mengapa
manusia membutuhkan pendidikan:
1. Dasar BiologisKaitan dengan dasar biologis pendidikan menurut Redja Mudyahardjo,bahwa pendidikan adalah perlu karena manusia dilahirkan tidak berdaya,sebab :
a. Manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapatmenyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.
b. Manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapatsecara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
c. Awal pendidikan terjadi setelah manusia mencapai penyesuaian jasmani(manusia dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakantangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 1 Ayat 1 (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 71-72
2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2004), cet. 16, h. 10
2. Implikasia. Manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah
dewasa akan menjadi manusia yang tidak berbudaya atau bahkan mati.b. Manusia memerlukan perlindungan dan perawatan, sebagai masa
persiapan pendidikan.c. Kemampuan pendidikan terbatas.d. Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau
reedukasi.3
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa harus berkembang secara
optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri dan bertanggung jawab
serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Lebih lanjut Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa:
Dalam definisi luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yangberlangsung dalam segala lingkungan, segala situasi hidup dan sepanjang hidup,yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam definisi sempit,pendidikan adalah sekolah, pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagailembaga pendidikan formal, pendidikan adalah pengaruh yang diupayakansekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyaikemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungandan tugas-tugas sosial mereka.4
Karena pada kenyataannya, seorang anak atau peserta didik nantinya akan
berhubungan dan berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari
tugas sosial individu.
Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos,
oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi
Ekonomi mengandung arti tentang hubungan manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhannya. Menurut Umasih, ”manusia adalah makhluk Ekonomi
(homo economicus) yang selalu bertindak dengan penuh perhitungan dan berusaha
mencari keuntungan bagi dirinya”.5 Sebagai makhluk Ekonomi, manusia selalu
ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang rasional, karena ia yakin
3 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),cet. 2, h. 33-34
4 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan…, h. 3-65 Umasih, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, (Jakarta: Ganeca
Exact, 2007), h. 100
bahwa dengan memenuhi kebutuhannya akan dapat tercapai kesejahteraan.6
Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kepuasan
tertinggi dari nilai guna barang yang menjadi kebutuhannya tersebut.
Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu ”pengetahuan dan
penelitian mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan
pemakaian (konsumsi) barang-barang serta kekayaan, penghematan, tempat
dimana ia tinggal hal ini demikian merupakan tuntutan dasar untuk memenuhi
kebutuhan”.7 Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang
pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi.
Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.
Dalam belajar ilmu Ekonomi diperlukan juga efektivitas, efektivitas belajar
Ekonomi adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar
mengajar Ekonomi yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja,
tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik dalam
mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar Ekonomi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan
mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik lagi. Efektivitas proses
belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas
belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang
optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa
sangat bergantung kepada cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya.
Guru sebagai pendidik dan seorang yang merencanakan pembelajaran di
sekolah memiliki peran yang penting terhadap keberhasilan pembelajaran
tersebut. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang
efektif, sebaiknya guru juga mengawasi dan membimbing siswa sewaktu mereka
belajar di sekolah. Akan lebih baik lagi, apabila cara-cara belajar efektif tersebut
6 Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, (Jakarta: Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,2004), h. 211
7 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89
dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Namun ada kalanya terjadi
kekeliruan-kekeliruan dalam pendidikan. Kekeliruan itu contohnya dalam bentuk
bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar dan/atau cara
pencapaiannya tidak tepat.
Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup
yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai
pribadi, warga, dan hamba Allah. Suatu pendidikan dikatakan benar apabila
berhasil membantu individu dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu
hidup. Hal ini dapat terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan
yang tepat.
Bukan hanya guru yang berperan sebagai motivator dan fasilitator saja yang
dapat mempengaruhi proses belajar, namun pemilihan model pembelajaran yang
sesuai juga dapat berpengaruh pada kelangsungan proses belajar. Dimana dalam
pengajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran ilmu Ekonomi saja namun juga
pada mata pelajaran yang lainnya model dan cara pengajarannya harus benar-
benar disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Sehingga dengan begitu siswa
dapat dengan mudah dan menerima serta memahami materi yang disampaikan.
Strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata
pelajaran Ekonomi, umumnya adalah strategi belajar mengajar yang kurang
mementingkan kebutuhan dan kepentingan siswa, bahkan pembelajaran lebih
berpusat pada guru. Metode pengajaran yang dipakaipun hanya terbatas pada
metode ceramah dan demonstrasi sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan
membosankan, pengetahuan yang didapat oleh siswapun hanya sebatas hapalan
dan apa yang dipelajari oleh siswa tidak dapat diserap secara bermakna. Dengan
begitu siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik. Selain itu
para guru terjebak dengan target kurikulum yang harus dicapai, sehingga kurang
memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dengan materi yang
diterimanya.
Padahal dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi transfer belajar,
yakni materi yang disajikan guru dapat diterapkan ke dalam struktur kognitif
siswa. Struktur kognitif adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai
seseorang.
Dengan terjadinya transfer belajar yang diterapkan ke dalam struktur
kognitif siswa, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran tidak hanya
terbatas pada tahap ingatan tanpa pemahaman, namun juga bahan pelajaran dapat
diserap secara bermakna. Demikian pula dengan tujuan pembelajaran Ekonomi,
yang akan tercapai dengan pembelajaran yang bermakna.
Saat ini kenyataan yang terjadi di kelas adalah pembelajaran yang disajikan
guru hanya bertopang pada konsep yang abstrak dan sulit dimengerti peserta didik
secara utuh dan mendalam. Untuk itu agar peserta didik belajar lebih aktif, guru
harus memunculkan teknik pengajaran yang tepat dalam memotivasi peserta
didik. Guru sebagai fasilitator harus memfasilitasi peserta didik agar mendapat
informasi yang bermakna, agar memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan ide mereka sendiri. Agar siswa dapat memahami konsep
Ekonomi dengan baik maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik
pengajaran Ekonomi guna membantu siswa dalam memahami konsep dan
menentukan hubungan yang bermakna. Kurang tepatnya penggunaan model
pembelajaran akan menjadi penghalang proses pembelajaran sehingga banyak
tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Pemilihan model pembelajaran
diharapkan sesuai dan cocok terhadap suatu materi pelajaran.
Menurut Robert E. Slavin, model pembelajaran yang diterapkan oleh
seorang pendidik “harus dapat menarik perhatian siswa dan tidak membosankan,
salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif dengan teknik Teams Games
Tournament (TGT). Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini
pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, model
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins”.8
Model pembelajaran TGT ini menggunakan tim kerja seperti pembelajaran
kooperatif pada umumnya, namun yang membedakannya adalah terdapat kuis
dengan turnamen, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim
lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya
8 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), cet. 5, h. 13
Dalam model pembelajaran TGT ini menurut Robert E. Slavin:
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-6 siswa yangmewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras,dan etnisitas. Fungsi utama dari kelompok ini adalah memastikan bahwa semuaanggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untukmempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Merekadalam kelompok saling bekerjasama, saling berdiskusi dan tolong menolongdalam mengerjakan tugas kelompok dan memahami suatu konsep pelajaran sertamereka saling berkompetisi antar kelompok. Setiap individu dalam kelompoktersebut memberikan kontribusi untuk pencapaian skor kelompok. Kelompokyang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Di dalam kegiatanpembelajaran dengan model TGT ini semua siswa memiliki peluang yang samauntuk memperoleh prestasi, baik sebagai individu maupun anggota kelompok.9
Pembelajaran dengan menggunakan model TGT ini diharapkan dapat
membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Ekonomi. Pembelajaran Ekonomi yang efektif adalah suatu
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
Dilihat dari pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik di kelas, terdapat
kecenderungan bahwa proses belajar mengajar di kelas berlangsung secara
klasikal dan hanya bergantung pada buku teks pegangan siswa dengan model
pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal dari pada pemahaman konsep,
sehingga tidak tercapai hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT diharapkan dapat
membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang
dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang berlangsung
lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan
konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan
efektifitas belajar. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang
pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-
9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 144
jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar
pajak. Banyak siswa gagal atau tidak mendapat hasil belajar yang baik dalam
pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Para
siswa biasanya hanya menghafal pelajaran.
Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Kecakapan, ketangkasan
serta kemampuan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian, guru
dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-
cara belajar yang efektif.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-
petunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin kesuksesan siswa.
Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses tercapainya kesuksesan tersebut.
Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk
menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan
efektivitas pembelajaran peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT) (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada
penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Ekonomi yang diterapkan para pendidik saat ini belum
dapat meningkatkan kemampuan siswa.
2. Model pembelajaran Ekonomi yang digunakan para pendidik belum dapat
meningkatkan pengetahuan siswa.
3. Belum diketahuinya pengaruh penerapan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) terhadap penguasaan konsep pajak.
4. Belum diketahuinya efektivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
5. Belum diketahuinya respon siswa terhadap model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) pada mata pelajaran Ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi ruang
lingkup masalah agar pemecahannya terfokus dan jelas. Masalah yang akan
diteliti adalah mengenai tingkat efektivitas pembelajaran Ekonomi siswa di SMP
Negeri 87 Jakarta Selatan dengan menggunakan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka
masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan
digunakannya model pembelajaran TGT akan meningkatkan efektivitas belajar
siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat pemahaman konsep Ekonomi siswa pada materi pajak
dengan menggunakan model pembelajaran TGT.
2. Mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran TGT.
3. Mengetahui efektivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran TGT.
F. Manfaat Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, kemampuan
pemahaman Ekonomi siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Oleh karena itu
model pembelajaran TGT perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran
Ekonomi guna meningkatkan pemahaman konsep Ekonomi siswa, sehingga hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak.
1. Bagi Siswa:
a. Siswa akan lebih mengenal model-model pembelajaran sehingga
siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu model pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa akan terangsang untuk dapat menyelesaikan persoalan yang
dihadapi, dapat berfikir kritis dan terlatih untuk dapat mengemukakan
pendapatnya serta dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam mata
pelajaran lainnya dan mata pelajaran Ekonomi khususnya.
2. Bagi Guru:
a. Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih mengetahui alternatif-
alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan
pemahaman konsep Ekonomi siswa.
b. Meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian yang
dilakukan.
3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas
pembelajaran Ekonomi.
4. Bagi Peneliti Lanjut, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
untuk mengadakan perbaikan kualitas pendidikan dan menjadi acuan bagi
peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
model pembelajaran yang sejenis namun dengan pokok bahasan yang berbeda.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Efektivitas Pembelajaran
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia “efektivitas berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.10
Sedangkan menurut etimologi efektif adalah bentuk kata benda (noun) dari kata
sifat (adjective)”.11
Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu
konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena
mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasaran.
Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu dari
segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas
mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid
10 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 8911 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), h. 39
terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai
melalui kegiatan mengajar dan belajar yang ditempuh. Mohammad Sjafei
mengatakan, “mengajar dan belajar sangat erat kaitannya”.12
Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
a. Penguasaan bahan pelajaran.
b. Cinta kepada yang diajarkan.
c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d. Variasi metode.
e. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat meningkatkan
kemampuannya mengajar.
f. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual, sehingga akan
menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa.
g. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang diberikan
dengan tepat dapat memotivasi belajar siswa dengan positif.
h. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal,
yang menurut Slameto adalah sebagai berikut ini:
1. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itusendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketenteraman, dan sebagainya.Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnyadapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yangharus dipenuhi, yakni:a) Kebutuhan fisiologis.b) Kebutuhan akan keamanan.c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta.d) Kebutuhan akan status (contohnya keinginan akan keberhasilan).e) Kebutuhan self-actualisation.f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti.g) Kebutuhan estetik.
2. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untukdapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur.
12 Mohammad Sjafei, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Centre For Strategic AndInternational Studies, 1979), cet. 2, h. 119
3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapatmenggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untukdapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.13
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam
belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk tuntutan
itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator untuk siswa, maka
ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan efektif.
Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang
efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas mencari, menemukan
dan melihat pokok masalah.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa.d. Kurikulum yang baik dan seimbang.e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah.g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan masalah-
masalah yang merangsang siswa untuk berpikir.h. Semua pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan.i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di
masyarakat.j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada
siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, danmencari pemecahan masalah sendiri.14
Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar dengan
sistem lama (konvensional). Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek tersebut untuk
meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif.
Sedangkan efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauh mana
tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan yang telah dicapai melalui kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan.
13 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), cet. 4, h. 74-76
14 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, maka suatu kegiatan pembelajaran
dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik apabila dapat mencapai minimal
60% dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam mencapai tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas
pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriterian Ketuntasan
Minimum (KKM) mata pelajaran Ekonomi yang telah ditetapkan di SMP Negeri
87 Jakarta, yaitu sebesar 63. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level,
yaitu:
a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah.
b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang.
c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi.
d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pree test
dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil
pree test dengan post test.
2. Pengertian Pembelajaran
Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara
relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman. Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit
atau terbatas dengan menghafal atau mencari/memperoleh pengetahuan. Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah
proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam
jangka waktu tertentu. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.
Sedangkan menurut Gagne, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks,
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru”.15
Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari
siswa dan juga dari guru. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para
ahli termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut Alisuf Sabri pengertian secara
psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.16
Pengertian belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsir dunia di sekeliling siswa.
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti
dihadapi siswa.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar, hal penting itu
sebagai berikut:
a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau
latihan.
b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku
yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.
c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku
yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).
d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan
mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan,
menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan
pengalaman atau latihan.
e. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan
perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang
kembali.
15 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 4, h. 9-1016 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h. 55
f. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut semua
aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek perilaku lainnya.
g. Belajar dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.
3. Ciri-ciri Pembelajaran
Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan di
atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya
sebagai berikut:
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yangbelajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial.
b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yangberlaku dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).17
Dengan demikian, ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang melakukan
kegiatan belajar, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual dan
potensial.
4. Tujuan Pembelajaran
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
bertujuan. Tujuan belajar erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan tingkah
laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif
hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Muhammad Numan Somantri, tujuan belajar ekonomi di sekolah
adalah:
a. Untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi
b. Untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup (closed areas).18
17 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan …, h. 5618 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2001), cet. 1, h. 260-261
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan dikenal dengan tujuan
pendidikan. Menurut taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk
mencapai ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.19
Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan,
pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, dan karakterisasi.
Sedangkan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang
berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan
non verbal.
5. Jenis-jenis Pembelajaran
Terdapat berbagai jenis belajar, jenis belajar tersebut sebagai berikut:
a. Belajar bagian (part learning, fractioned learning).b. Belajar dengan wawasan (learning by insight).c. Belajar diskriminatif (discriminative learning).d. Belajar global/keseluruhan (global whole learning).e. Belajar insidental (incidental learning).f. Belajar instrumental (instrumental learning).g. Belajar intensional (intentional learning).h. Belajar laten (latent learning).i. Belajar mental (mental learning).j. Belajar produktif (productive learning).k. Belajar verbal (verbal learning).20
Jenis-jenis belajar tersebut erat kaitannya dengan macam-macam proses atau
hasil belajar yang harus dicapai siswa.
6. Teori-teori Pembelajaran
Proses belajar yang terjadi pada diri individu merupakan proses internal
psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses
belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka timbullah perbedaan pendapat
di kalangan para ahli, sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar.
19 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 58-5920 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 5-8
Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli. Pendapat ahli yang
bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar dirumuskan
berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian tersebut
pada intinya menyangkut dua hal:
a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlahkemampuan potensial (daya-daya).
b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energiyakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memeliharakeseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapatberinteraksi melalui organ rasa.21
Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar.
Berikut merupakan macam-macam teori belajar:
a. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, “teori ini sering
disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau Insight Full Learning.
Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari bagian-
bagian/unsur-unsurnya”.22 Menurut pandangan teori ini, manusia adalah
organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas
berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri individu.
Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya sekedar proses
asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi
atau conditioning dengan melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi
menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman (insight).
Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus dilakukan dengan
sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan motivasi yang dimiliki orang yang
belajar berupaya memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah yang
dipelajari.
Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan pengetahuan
yang bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi, juga teori ini akhirnya
21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), cet. 1,h. 21
22 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 71-72
diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan kemampuan problem solving,
agar siswa kelak mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.
b. Teori Belajar Menurut J. Bruner
Bruner mengatakan, “belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang,
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam proses belajar, Bruner
mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya
perbedaan kemampuan”.23 Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan
yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan di mana siswa
dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
c. Teori Belajar Menurut Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah
sebagai berikut:
1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak.3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan
tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang laintidaklah selalu sama pada setiap anak.
4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:a) Kemasakanb) Pengalamanc) Interaksi sosiald) Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk
membangun dan memperbaiki struktur mental).24
Ada tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1) berpikir secara intuitif ± 4 tahun
2) beroperasi secara konkret ± 7 tahun
3) beroperasi secara formal ± 11 tahun
d. Teori Belajar R. Gagne
23 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 1124 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 12-13
Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperolehdari instruksi.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusiadapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut The domains of learning, yaitu:1) Keterampilan motoris (motor skill).2) Informasi verbal.3) Kemampuan intelektual.4) Strategi kognitif.5) Sikap.25
e. Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk
mencapai tujuan dan:
1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain
2) Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar-
mengajar di sekolah
f. Belajar Dengan Jalan Mengamati dan Meniru (Observational Learning and
Imitation)
Menurut Bandura dan Walters, “tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari
mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan”.26
g. Belajar yang Bermakana (Meaningful learning)
Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu:
1) Dimensi menerima (reception learning) dan menemukan (discovery learning)
2) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningful
learning).27
Adanya berbagai macam teori belajar tersebut merupakan akibat dari
banyaknya perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Zikri Neni Iska dalam
25 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 13-1626 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 2127 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 23
bukunya mengatakan, “belajar merupakan sesuatu yang asosiatif, yaitu asosiasi
atau koneksi antara suatu rangsang tertentu dengan reaksi tertentu”.28
7. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsip-prinsip
belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan
dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu adalah:
a. Perhatian dan motivasib. Keaktifanc. Ketertiban langsung/berpengalamand. Pengulangane. Tantanganf. Balikan dan Penguatang. Perbedaan individual.29
Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-
prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan
pembelajaran siswa.
8. Masalah-masalah Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal siswa
Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses
belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar,
mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil
belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa,
kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.
28 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KiziBrother’s, 2006), cet. 1, h. 78
29 Dimyati, Belajar dan …, h. 42-49
b. Faktor eksternal siswa
Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu
prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa
di sekolah serta kurikulum sekolah.
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial, maka sebelum menjelaskan
tentang konsep Ekonomi, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu tentang
pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke
pendidikan menengah, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan
praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-
fenomena serta masalah sosial yang ada di sekitar mereka.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis
gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan
secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang
berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Azis Wahab mengatakan “IPS adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial
dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang
bertujuan membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan
untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS
pada tingkat persekolahan”.30
IPS merupakan ilmu yang dinamis, selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara
30 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan LanjutanPertama, 2005), h. 3
manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:
a. Sistem sosial dan budaya.
b. Manusia, tempat dan lingkungan.
c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
e. Sistem Berbangsa dan Bernegara.31
3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial
Kecakapan proses yang dikembangkan berdasarkan rasional bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin, terdiri dari
beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, yang
mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat.
4. Karakteristik Pelajaran IPS
Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu.
Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat
kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta
didik.
Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti:
a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa,gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan.
b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya danmenjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi,laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.32
31 Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 1032 Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10
5. Pengertian Ilmu Ekonomi
Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani
yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos, oikos berarti
rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi menurut kamus
lengkap bahasa Indonesia moderen, Ekonomi mengandung arti tentang
”pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi,
pemasaran dan pemakaian barang serta kekayaan”.33
Sedangkan menurut M. Manulang ilmu Ekonomi merupakan “suatu ilmu
yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran
(kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya
baik barang-barang maupun jasa)”.34
Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda
dengan hukum, pengaturan melalui Ekonomi di atas terbatas pada usaha-usaha
manusia untuk mencapai kemakmuran dengan menggunakan sumber daya
Ekonomi yang tersedia secara lebih efisien dan produktif.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran.35 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan
Ekonomi mencakup kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Manusia
melakukan semua kegiatan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi
Pembelajaran Ekonomi bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah
kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan umum pembelajaran Ekonomi adalah
memberdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga
negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-
konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
33 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 8934 http://historyofindonesia.blogspot.com, /pengertian-ekonomi.html, 21 Juli 201035 http://info.g-excess.com/id/info/EkonomiPengertian.info, 21 Juli 2010
Bilamana sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran Ekonomi di atas dikaitkan
dengan taxonomy of education objective yang dikemukakan oleh Bloom, maka
secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pelajaran IPS, yaitu:
1) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive).
2) Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective).
3) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).36
Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan akan tercipta
manusia-manusia yang berkualitas, bertanggungjawab atas pembangunan bangsa
dan negara serta ikut bertanggungjawab terhadap perdamaian dunia.
Adapun tujuan institusional dari pembelajaran Ekonomi adalah sebagai
berikut:
a) Membekali anak didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang telah diperolehnya.
b) Membekali anak didik dengan dasar akademik dan kecakapan untuk dapat
melanjutkan pendidikan di sekolah lanjutan atas.
7. Pemahaman Konsep Pajak
Mempelajari Ekonomi pada dasarnya menguasai kumpulan konsep. Konsep
merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan
dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum
dan teori.
Konsep merupakan dasar bagi proses-proses untuk memecahkan masalah.
Dengan terkonsepnya rangsangan oleh siswa dengan baik diharapkan siswa
dengan mudah mengingat dan memunculkan kembali dalam bentuk konsep pada
situasi dan kondisi yang lain. Pada penelitian ini, siswa diharapkan mampu
memahami konsep pajak yang meliputi yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-
ciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak,
serta sanksi kelalaian membayar pajak. Pajak menurut Pasal 23 Ayat 2 Undang-
36 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, h. 95
Undang Dasar (UUD) 1945 adalah untuk keperluan negara yang berdasarkan
Undang-undang”.37
Terdapat berbagai definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh beberapa
ahli :
a. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepadanegara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnyamenurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapatprestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untukmembiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untukmenyelenggarakan pemerintahan.
b. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R,pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkanketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yanglangsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.38
c. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuranrakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapatdipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yanglangsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaranumum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagaiberikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negarauntuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk publicsaving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.39
Pengertian pajak yang diberikan oleh Rochmat Soemitro tersebut, hanya
terbatas untuk pajak negara, terkandung secara jelas 2 (dua) fungsi pajak
sekaligus, yaitu:
a. Fungsi budgeter yang mempunyai tujuan untuk memasukkan uang sebanyak-
banyaknya ke dalam Kas Negara, dan
b. Fungsi regular atau mengatur yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan negara tersebut.40
Pajak dari perspektif Ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa
37 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan, (Pusdiklat Anggaran, 1996), h. 538 http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak, 21 Juli 201039 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan..., h. 240 Agus Subagio, Pengetahuan Perpajakan…, h. 3
adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya
kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan
penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Namun dalam konsep pajak yang dibahas dalam penelitian ini, ialah pajak
yang terdapat dalam mata pelajaran Ekonomi di tingkat SMP (Sekolah Menengah
Pertama), yaitu konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu
pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak,
penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak.
C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Sebelum masuk kepada model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT), ada baiknya dijelaskan dahulu tentang model pembelajaran
kooperatif. Kembali Robert E. Slavin mengatakan:
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berasal dari kata cooperative yangartinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satusama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatifadalah pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam model pengajarandimana para siswa bekerja bersama-sama, berhadapan muka dalam kelompok-kelompok kecil dan melakukan tugas yang sudah terstruktur.41
Dalam kelompok kecil, para siswa dapat saling berbagi mengenai kelebihan
masing-masing, sehingga dapat mengembangkan kemampuan hubungan sosial
dan emosi. Selain itu, para siswa dapat belajar bagaimana mengelola konflik yang
biasa timbul dalam sebuah kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu variasi dari model pengajaran
dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mereka saling
membantu antara yang satu dengan yang lainnya dalam mempelajari suatu pokok
bahasan.
Pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang, siswa saling kerjasama untuk mendapatkan hasil belajar
41 Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 8
yang lebih baik dengan membangun ide-ide dan gagasan untuk memecahkan
masalah-masalah yang ditugaskan guru dalam kelompoknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
menggunakan model kooperatif memiliki ciri sebagai berikut:
a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
c) Anggota kelompok berasal dari ras, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
d) Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan Student Teams Learning (STL) yang
menekankan pada pencapaian tujuan dan kesuksesan kelompok dalam
menyelesaikan tugas kelompok dan dalam hal memahami suatu pelajaran. Dalam
STL siswa tidak hanya bekerja menyelesaikan sesuatu tetapi juga mempelajari
sesuatu secara berkelompok.
Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dari STL memiliki banyak
bentuk, diantaranya: STAD (Student Teams Achievment Divisions), TGT (Teams
Games Tournament), TAI (Teams Aceelerated Instruction), CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition), dan Jigsaw.
2. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip-prinsip dasar
pembelajaran kooperatif, yaitu:
a) Saling ketergantungan positif.
b) Tanggung jawab perseorangan.
c) Interaksi berhadap-hadapan (face to face).
d) Komunikasi antar anggota.
e) Evaluasi kelompok.42
42 Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008),cet. 6, h. 31
3. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang telah
dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins
University, Baltimor, Maryland.
Model pembelajaran TGT merupakan suatu model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompokkan menjadi
4-6 orang per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama,
etnis/suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Terdapat tiga prinsip
pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Interaksi simultanInteraksi simultan di antara para siswa terjadi pada model pembelajarankooperatif TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibatlangsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalamikesulitan.
b. Ketergantungan positifKetergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu ataukelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu muridberhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individumengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain (jikasalah satu anggota gagal maka semua gagal), maka terbentuklah suatu bentukketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikanbahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik.
c. Pertanggungjawaban individuPertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar danmengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual.Sikap siswa yang dapat dibangun antara lain: siswa termotivasi, terdukungterhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapatmengendalikan rasa kecewa, sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri,kerjasama, suka memberi, adil dan terbuka.43
Robert E. Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam model
pembelajaran TGT yaitu: “pembelajaran awal, kelompok belajar (team study),
permainan (games), turnamen/kompetisi (tournament), dan pengakuan kelompok
(teams recognition)”.44
Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dalam
mengembangkan potensi siswa dalam kelompok, seperti terjadinya hubungan
43 Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 16644 Robert E. Slavin, Cooperative …, h. 167
saling menguntungkan diantara anggota kelompok yang melahirkan motivasi,
mengembangkan semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan, serta
menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi di antara anggota
kelompok. Maka diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa secara efektif,
sehingga peran guru tidak lagi terlalu dominan, dan kemampuan berfikir siswa
dapat berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan aktifitas
dan efektifitas belajar siswa.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut
keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun
dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan pola pikir siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa dikelompokkan untuk bekerja sama dalam
memecahkan masalah bersama. Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong
untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya.
Dengan kelompok yang terdiri dari 4-6 memudahkan siswa dalam belajar dan
memudahkan guru dalam membimbing siswa.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang
baik dan memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik.
Teams Games Tournament, pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries
dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins.
Model ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim
kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen,
di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk
menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game akademik
dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa
memainkan game ini bersama kelompoknya pada “meja-turnamen”, di mana para
peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai
pelajaran Ekonomi terakhir yang sama. Sama seperti STAD, tim dengan tingkat
kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
4. Komponen-komponen Dalam Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT)
TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mempunyai
lima komponen, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, dan juga
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game.
c. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di
kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan
empat orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Sebuah
aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang
jawaban masing-masing.
d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya
turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen.
Empat siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, empat siswa
selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, seperti
halnya sistem skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa
dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap
skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
e. Penghargaan Kelompok (team recognize)
Setelah turnamen selesai, saatnya menentukan skor tim dan mempersiapkan
sertifikat tim untuk memberi rekognisi kepada tim peraih skor tertinggi. Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Tim mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor tim tersebut
paling tinggi, “Great Team” apabila rata-rata skor tim tersebut sedang, dan “Good
Team” apabila rata-rata skornya paling kecil.
D. Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT)
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif dengan model TGT
adalah sebagai berikut:
1. Mengajar (teach)
Wina Sanjaya mengatakan “mengajar adalah proses penyampaian informasi
atau pengetahuan dari guru kepada siswa”.45 Mengajar dengan model
pembelajaran TGT sama dengan pembelajaran pada umumnya, yaitu guru
mempresentasikan pelajaran yang akan dibahas. Ketika guru mempresentasikan
45 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),cet. 5, h. 94
pelajaran, siswa sudah berada pada kelompok-kelompok kecil. Dalam mengajar,
guru melakukan kegiatan seperti, pembukaan (memotivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran), pengembangan (memfokuskan dan pemantapan isi dari pembahasan),
petunjuk praktek (menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru).
2. Belajar Kelompok (team study)
Selama siswa belajar, anggota kelompok bertugas memahami materi yang
telah dipresentasikan dan membantu anggota kelompok lainnya dalam memahami
materi tersebut. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 orang
dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda.
Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok
berdiskusi dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam kelompok
terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban
dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3. Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang
berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua
anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan
kelompok.
Siswa berkompetisi di antara tiap anggota kelompok dalam satu meja yang
terdiri dari 4-6 orang yang berkemampuan sama (homogen).
4. Penghargaan kelompok (team recognition)
Setelah turnamen selesai, diberikan penghargaan (rewards) kepada kelompok
berdasarkan poin yang diperoleh dari permainan.
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferani Puteri Habibi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta program S1. Penelitian tersebut berjudul” Efektivitas
Pembelajaran Metode Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Head
Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa MAN 9 Pondok Bambu
Jakarta”. Penelitian tersebut dilakukan di kelas X-2 sebagai kelas eksperimen
dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
5 Oktober sampai dengan 25 Oktober 2006. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dibanding
dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT). Hal ini dikarenakan bahwa dengan model pembelajaran TGT
siswa menjadi lebih interaktif sehingga memungkinkan siswa dapat
mengembangkan potensinya sehingga siswa dapat menguasai tujuan
pembelajaran baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu
konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena
mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasaran.
Proses belajar mengajar harus diarahkan kepada bagaimana siswa dapat belajar
seefektif dan seoptimal mungkin dalam rangka mewujudkan perubahan tingkah
laku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar salah satunya ditentukan
oleh faktor model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Model
tersebut dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Oleh
karena itu guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT). Model pembelajaran TGT merupakan alternatif pengajaran
yang memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar
dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling
bekerjasama, saling membantu dalam memahami materi pelajaran dan
mengerjakan lembar kerja untuk saling berkompetisi. Model pembelajaran
kooperatif TGT yang diterapkan pada pokok bahasan pajak diharapkan mampu
meningkatkan efektifitas belajar siswa.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut: “Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi pada
materi pajak”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan yang beralamat
di Jl. Ciputat Raya No. 13 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai September 2010.
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agu SeptPersiapan dan perencanaan √Observasi (studi lapangan) √Kegiatan penelitian √ √ √Analisis data √ √ √Laporan penelitian √
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Penelitian tindakan
kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan proses
pembelajaran di kelas. Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran
Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rancangan perencanaan pembelajaran
(RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah pree test dan post test, lembar observasi, pedoman wawancara, dan
kisi-kisi instrumen.
2. Tindakan (Acting)
Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran TGT sesuai dengan RPP yang
telah dirancang sebelumnya.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru kolaborator untuk
mengisi lembar observasi.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi
dianalisis bersama dengan guru kolaborator.
Adapun desain intervensi tindakan kelas digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2
Diagram Desain Intervensi Tindakan Kelas
Observasi
Observasi pembelajaran siswa dan
wawancara
Analisis penyebab masalah
Tahap Perencanaan
Persiapan RPP
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TGT
Tahap Pengamatan
Mengisi lembar observasi
Tahap Refleksi
Analisis lembar observasi dan wawancara serta
pengecekan kriteria keberhasilan
Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SMP Negeri 87
Jakarta kelas VIII-3 yang berjumlah 40 siswa. Alasan dipilihnya kelas VIII-3
sebagai subyek karena karakteristik subyek cocok dengan judul penelitian dan
subyek juga telah belajar dua semester di SMP. Sedangkan pihak yang terkait
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru IPS. Dalam penelitian ini guru
bidang studi terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan
mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa di kelas pada lembar
observasi.
D. Peran dan Posisi Peneliti
Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan
proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana efektifitas
belajar siswa setelah diberikan tindakan.
1. Observasi Pendahuluan
a. Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran Ekonomi
pada kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta.
b. Wawancara dengan guru dan siswa
Wawancara dilakukan sebelum tindakan, wawancara sebelum tindakan
untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran Ekonomi di kelas
VIII-3 dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas
belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
2. Tahapan Penelitian
a. Tahap Perencanaan
1) Pembuatan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif (TGT).
2) Penentuan materi pajak dalam RPP dan disusun berdasarkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Memberikan pree test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa
2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif TGT.
3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4
(empat) pertemuan.
4) Pertemuan pertama dan kedua materi disampaikan guru (peneliti)
dengan metode ekspositori dan tanya jawab.
5) Pertemuan ketiga siswa mulai melakukan belajar kelompok sesuai
dengan kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti secara
heterogen, guru dan peneliti membimbing siswa dalam melakukan
diskusi kelompok.
6) Pertemuan keempat siswa melakukan turnamen dengan aturan-
aturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh peneliti dan peneliti
mengawasi jalannya turnamen dan kemudian diakhiri dengan post
test.
7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan
dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan
sebelumnya.
c. Tahap Pengamatan
1) Melakukan wawancara dengan guru dan siswa setelah tindakan
kelas.
2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru IPS kelas
VIII-3 untuk mengetahui respon guru mengenai model
pembelajaran kooperatif TGT.
3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar
siswa setelah digunakan model pembelajaran kooperatif TGT serta
untuk mengetahui perubahan yang ada pada siswa dari segi
efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
d. Tahap Refleksi
1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil lembar observasi
yang telah diisi oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat
perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penelitian.
4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya efektivitas
belajar siswa (pree test dan post test) dalam belajar Ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT. Penelitian akan dihentikan
jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yaitu sebesar 63.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pree test dan post test,
lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes
(pree test dan post test), lembar observasi, pedoman wawancara, dan kisi-kisi
instrumen.46 Berikut penjelasan instrumen-instrumen tersebut:
46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 13,h. 156-157
1. Tes (Pree test dan post test)
Tes tertulis ini berupa tes awal (pree test) dan tes akhir (post test). Tes
awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 10
soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah
pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT).
2. Lembar Observasi
Lembar observasi diguanakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran
berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat
efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
3. Pedoman Wawancara
Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan
hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui
respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT).
4. Kisi-kisi Instrumen
a. Tes pengetahuan (kognitif)
Tes tertulis (pree test dan post test) yang diberikan kepada subyek yang
termuat dalam bentuk soal objektif.
Kis
i-ki
si S
oal I
nstr
umen
Tes
Kem
ampu
an K
ogni
tif
Bel
ajar
Eko
nom
i
Stan
dar
Kom
pete
nsi:
Mem
aham
i keg
iata
n pe
reko
nom
ian
Indo
nesi
a
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
elaj
aran
Indi
kato
rC
1C
2C
3C
4Ju
mla
hM
ende
skri
psik
an
fung
si
paja
k
dala
m p
erek
onom
ian
nasi
onal
1.Pe
nger
tian
pa
jak
dala
m
pere
kono
mia
n
2.C
iri-
ciri
paj
ak
3.U
nsur
-uns
ur p
ajak
4.Pe
nggo
long
an
dan
jeni
s-
jeni
s pa
jak
5.M
acam
-mac
am ta
rif
paja
k
6.Pe
nghi
tung
an p
ajak
7.Fu
ngsi
paj
ak
8.Sa
nksi
kel
alai
an m
emba
yar
paja
k
1.M
ende
fini
sika
n p
enge
rtia
n
paja
k
2.M
engu
raik
an c
iri-c
iri p
ajak
3.M
enga
nali
sis
unsu
r-un
sur
paja
k
4.M
enja
bark
an je
nis-
jeni
s pa
jak
5.M
enja
bark
an
mac
am-m
acam
tari
f pa
jak
6.M
engh
itun
g PB
B
7.M
engh
itun
g P
Ph
8.M
enja
bark
an
fung
si
paja
k
dala
m p
erek
onom
ian
9.M
embe
daka
n pa
jak
daer
ah d
an
paja
k pu
sat
10.M
engu
raik
an
sank
si
kela
laia
n
mem
baya
r pa
jak
1
3 9 10 6 8
5 7
2 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jum
lah
15
22
10
5. Foto
Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung
pada siklus I dan siklus II.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, biasa disebut dengan metode pengumpulan data.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tes
(pree test dan post test) sebagai instrumen penelitian, serta lembar observasi dan
juga wawancara. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus
peneliti memberikan tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok
bahasan yang akan dipelajari, kemudian di setiap pertemuan guru kolaborator
mengisi lembar observasi yang setiap akhir siklus akan di analisis bersama
peneliti. Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT).
Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Pree Test dan Post Test
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti
memberikan tes kemampuan awal (pree test) pada siswa mengenai pokok
bahasan yang akan dipelajari. Lalu guru memberikan tes akhir (post test)
kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pelajaran
berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat
efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara tanya jawab
secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.47
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan,
persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden.48
Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan
hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui
respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT).
4. Foto
Pengambilan gambar sebagai dokumentasi saat dilakukan tindakan kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu data yang objektif dan sahih, maka
dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, member check, serta uji
validitas dan reliabilitas instrumen tingkat efektivitas.
1. Teknik triangulasi yaitu menggali data dari sumber yang berbeda untuk
memperoleh informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh
informasi tentang tingkat efektivitas belajar subyek dilakukan dengan
melakukan wawancara dengan guru, subyek dan menganalisis hasil
observasi.
2. Teknik member check, yaitu memeriksa kembali data-data yang telah
terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun
kelengkapannya serta mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah
terkumpul.
47 Adang Rukhiyat dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Pemerintah Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003), h. 51
48 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: SinarBaru, 1989), cet. 1, h. 102
3. Uji validitas dan reliabilitas instrumen
Agar diperoleh data yang valid, instrumen efektivitas belajar siswa
diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan
reliabilitasnya.
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi
atau arti sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal
memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung validitasnya.
Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus point
biserial:49
rpbi =q
p
SD
MM
t
tp −
Keterangan :
rpbi = koefisien validitas item
Mp =benarmenjawabyangsiswaTotal
benarmenjawabyangsiswanilaiTotal
Mp =salahmenjawabyangsiswaTotal
salahmenjawabyangsiswanilaiTotal
SDt = Standar deviasi
Perhitungan validitas menggunakan program SPSS 15, SPSS
merupakan salah satu software statistik yang umum digunakan untuk
menganalisis data penelitian. Hal ini dikarenakan kemudahan
pengoperasian software SPSS dan lengkapnya teknik-teknik analisis
statistik yang tersedia.50
Dari perhitungan validitas diperoleh soal valid sebanyak 10 butir untuk
post test siklus I dan 10 butir untuk post test siklus II, dan dijadikan
instrumen untuk penelitian. Uji validitas butir soal dapat dilihat pada
lampiran
49 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008), h. 258
50 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, (Jakarta: Salemba Infotek, 2009),h. 1-2
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari suatu tes. Reliabilitas
instrumen hasil belajar Ekonomi pada penelitian ini diuji dengan
menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20).51
r11 =
Σ−
− 2
1
1 S
PaS
n
n
Keterangan :
r11 = realibilitas tes
P = Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir
item
q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir
item
n = banyaknya soal
S2n = standar deviasi atau simpangan baku
c. Pengujian Taraf Kesukaran
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap
item soal, mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah:52
P =JS
B
Keterangan:
P = tingkat kesukaran soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:
P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
51 Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, h. 254
52 Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, h. 372
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang diperoleh dari instrumen penelitian dianalisis menggunakan analisis
deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna
dan ilmiah.
Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran
Ekonomi di SMP Negeri 87 Jakarta, yaitu 63. Tingkat efektivitas pembelajaran
dibuat empat level, yaitu :
a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah.
b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang.
c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi.
d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pree test
dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil
pree test dengan post test.
L. Tindak Lanjut
Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian
akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan
dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya
dilakukan pada kelas yang diteliti oleh peneliti saja. Peneliti berharap agar
pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan
model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga
meningkatkan efektivitas belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta
Jumlah siswa pada kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta berjumlah 40 orang
yang terdiri dari 23 perempuan dan 17 laki-laki. Pada penelitian ini, siswa
kelas VIII-3 berperan sebagai subyek penelitian.
2. Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII-3 SMP Negeri 87 Jakarta
Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru IPS kelas
VIII pada tanggal 22 Maret 2010. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
proses pembelajaran Ekonomi di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana
efektivitas pembelajaran Ekonomi. Berdasarkan wawancara tersebut,
diperoleh informasi bahwa pembelajaran Ekonomi yang selama ini digunakan
adalah dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan/latihan.53
Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-3 sebagai kelas yang
cocok untuk penelitian, terkait dengan permasalahan efektivitas pembelajaran
siswa dalam belajar Ekonomi. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan
yang dilakukan oleh guru selama mengajar di kelas tersebut. Dalam
pengamatan ini terlihat efektivitas belajar siswa masih rendah.
53 Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87Jakarta, 22 Maret 2010.
Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk
mengatasi masalah rendahnya efektivitas belajar siswa tersebut. Peneliti
menggunakan 2 (dua) siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti
juga memberikan pree test dan post test pada subyek. Data berikut adalah
data hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang
menjadi temuan dalam memperoleh hasil dari penelitian yang dilakukan.
Berikut disajikan data hasil prestasi belajar siswa dari siklus I hingga siklus II
Tabel 3
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3
Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus IINilai Nilai
Pree Test Post Test Pree Test Post Test30 50 40 7030 60 40 7030 60 50 7030 60 50 8030 60 50 8030 60 50 8040 60 50 8040 70 50 8040 70 50 8040 70 50 8040 70 50 8040 70 50 8040 70 50 8040 70 60 8040 70 60 9040 70 60 9040 70 60 9040 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 60 9050 70 70 9050 70 70 9050 70 70 90
60 70 70 9060 70 70 9060 80 70 9060 80 70 9060 80 70 9060 80 70 9060 80 70 9060 80 70 10060 80 70 10060 90 70 10060 90 70 100
Tabel 4
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3
Statistik Deskriptif Siklus I Siklus IINilai Tertinggi 90 100Nilai Terendah 50 70
Peneliti juga melakukan observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan mengajar pada pertemuan selanjutnya.
B. Tindakan Pembelajaran Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan durasi
2 x 40 menit. Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah pengertian pajak,
unsur pajak, ciri-ciri pajak, serta penggolongan dan jenis-jenis pajak.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah
peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi
lembar observasi untuk setiap pertemuan dan pedoman wawancara yang
sebelumnya sudah dilakukan sebelum tindakan.
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di kelas
VIII-3 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 23 perempuan dan 17 laki-
laki. Pada pembelajaran TGT ini, siswa pada kelas yang diteliti
dikelompokkan menjadi 8 kelompok dengan cara stratified random sampling
yaitu berdasarkan tingkat interval prestasi Ekonomi subyek dan masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 4 kali pertemuan dengan
menggunakan model TGT. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT
terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diksusi kelompok, dan turnamen.
Dalam penelitian ini, penjelasan materi dibagi menjadi 2 (dua) kali
pertemuan, dengan melakukan pree test dahulu pada awal pembelajaran.
sedangkan diskusi kelompok satu kali pertemuan dan turnamen dibuat
menjadi satu kali pertemuan pula. Hal ini dikarenakan terbatasnya jam belajar
di sekolah sehingga tidak memungkinkan penerapan ketiga bagian dari model
TGT tersebut disatukan dalam satu kali pertemuan. Sehingga dalam 4 kali
pertemuan, terdapat 2 kali pertemuan membahas materi mengenai pengertian
pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, serta penggolongan dan jenis-jenis pajak,
satu kali diskusi kelompok yang membahas materi yang telah diajarkan
sebelumnya, dan satu kali turnamen yang terdiri dari soal-soal, kemudian
pembelajaran di akhiri dengan post test.
Berikut gambar-gambar proses pembelajaran dengan model TGT pada
siklus I:
Gambar 1
Suasana Kelas Pada Pertemuan Pertama
Gambar 2
Peneliti Menjelaskan Materi Tentang Pajak
Gambar 3
Diskusi Kelompok Pada Siklus I
Gambar 4
Suasana Kelas Pada Turnamen Siklus I
C. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test), Observasi dan
Wawancara
Hasil post test dianalisis dengan menggunakan program SPSS, sedangkan
tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pengamatan
untuk mengamati efektivitas belajar siswa.
Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus
untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Subyek mulai menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan
model TGT.
2. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar
menggunakan model TGT dibandingkan dengan pembelajaran sebelum
menggunakan model TGT.
3. Subyek mudah mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti dengan
menggunakan model TGT.
4. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subjek berani untuk
bertanya.
5. Subyek merasa pada saat diskusi kelompok, terjadi dominasi tugas pada
subyek yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok.
6. Seluruh subyek menyukai turnamen yang diadakan walaupun terdapat soal
yang harus mereka kerjakan.54
D. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan
hasil analisis pada tes objektif, observasi dan wawancara ditemukan beberapa
kekurangan yang ada pada siklus I.
1. Kekurangan dan Kendala Yang Terdapat Pada Siklus I
a. Belum tercapainya KKM oleh seluruh siswa
Pada siklus I ini masih terdapat 7 (tujuh) siswa dengan nilai di bawah
KKM. Hal ini dikarenakan sulitnya pemahaman siswa akan materi pajak
yang baru mereka temui di kelas VIII.
Peneliti akan memperbaiki hal ini di siklus II dengan memberikan
banyak tugas dan juga menambah kualitas mengajar peneliti agar tercapai
hasil belajar yang diharapkan.
b. Belum meratanya bimbingan yang dilakukan oleh peneliti kepada
subyek
Hal ini terjadi karena ada beberapa subyek yang banyak bertanya
kepada peneliti sehingga peneliti cenderung memberikan penjelasan
tambahan hanya pada subyek yang bertanya. Hal tersebut dikarenakan jam
pelajaran yang terbatas sehingga peneliti kurang dapat membimbing siswa
secara menyeluruh.
Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah peneliti lebih sering
membimbing subyek dalam kelas bukan hanya kepada subyek yang
bertanya namun kepada seluruh subyek. Peneliti bekerjasama dengan guru
kolaborator dalam hal membimbing subyek sehingga proses bimbingan
akan lebih merata ke seluruh subyek. Terkadang di luar jam belajarpun
54 Titin Suhaetin (Guru Kolaborator) dan Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan,SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010.
peneliti membimbing subyek yang ingin menanyakan tentang soal
turnamen yang sulit mereka kuasai.
c. Subyek kurang memahami materi pembelajaran
Terdapat begitu banyak macam pajak dan cara perhitungannya
membuat subyek sulit untuk memahami materi. Selain itu, subyek lebih
berkonsentrasi pada turnamen karena adanya perasaan bersaing dengan
subyek lain untuk menjadi juara turnamen dan mendapatkan reward.
Dengan adanya keadaan yang demikian, peneliti mengambil langkah
dengan memberikan pengarahan kepada siswa agar lebih berkonsentrasi
pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya konsentrasi yang
baik saat pembelajaran, subyek akan dapat memahami materi-materi yang
dipelajari sehingga lebih siap dalam menghadapi soal-soal turnamen.
d. Pada saat diskusi kelompok terdapat beberapa subyek yang
mengandalkan subyek yang pintar untuk mengerjakan tugas
kelompok
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya rasa kerjasama antar anggota
kelompok untuk saling membantu dalam memahami suatu materi. Subyek
hanya menginginkan tugas kelompok cepat untuk diselesaikan sehingga
jika ada soal yang belum dipahami subyek, soal tersebut diberikan kepada
subyek lain yang dapat mengerjakan soal tersebut.
Terdapat pula subyek yang tidak menyukai teman kelompoknya
sehingga subyek merasa tidak nyaman berada dalam kelompoknya, dan
peneliti harus memperbaiki hal tersebut di siklus II.
Permasalahan tersebut membuat peneliti harus terus membimbing
setiap kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik dan tidak hanya
mengandalkan salah satu anggota saja. Pengawasan dilakukan secara lebih
teliti oleh guru kolaborator sehingga tidak ada lagi subyek yang tidak
mengerjakan tugas.
E. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus I
1. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT membuat suasana
menyenangkan dalam belajar Ekonomi
Keadaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran siswa sebelum tindakan yang
hanya menggunakan model ceramah dan penugasan saja, sehingga membuat
subyek bosan. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif TGT ini, subyek
diberikan metode baru dalam belajar Ekonomi dan ditambah dengan
permainan-permainan sehingga membuat suasana baru yang menyenangkan
dalam belajar Ekonomi.
2. Subyek mulai terbiasa untuk mengerjakan soal tepat pada waktunya
sehingga meningkatkan efektivitas belajar subyek dalam belajar
Ekonomi
Pada beberapa pertemuan subyek selalu diberikan tugas oleh peneliti
setelah mendapatkan penjelasan materi. Di samping itu, subyek harus
menyelesaikan tugas tersebut pada akhir jam pelajaran.
Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya indikator
keberhasilan yang ditetapkan karena masih rendahnya efektivitas belajar siswa
dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 63 yang belum
tercapai oleh beberapa murid, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II
dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I.
F. Tindakan Pembelajaran Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, dan pedoman wawancara.
Pada siklus II ini RPP dibuat untuk 4 kali pertemuan dengan 2 kali pertemuan
untuk pembahasan materi penghitungan pajak, fungsi pajak, dan sanksi
kelalaian membayar pajak, 1 kali pertemuan untuk diskusi kelompok, dan 1
kali pertemuan untuk turnamen.
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, pada siklus II proses pembelajaran
harus lebih diarahkan kepada perbaikan yang telah disusun pada siklus I.
Perbaikan-perbaikan diterapkan pada siklus II dengan merubah beberapa
peraturan pembelajaran pada siklus I. Contohnya, perubahan tempat duduk
kelompok, pengarahan pada setiap kelompok untuk melakukan tutor sebaya
pada saat diskusi kelompok ataupun pada saat pembelajaran biasa, dan
perbaikan pada kualitas mengajar peneliti.
Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah meningkatkan
efektivitas belajar subyek dilihat dari nilai ulangan harian yang dilakukan
setelah siklus I dan siklus II.
2. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus II ini berlangsung selama 4 kali pertemuan.
Perbaikan-perbaikan pada siklus I mulai diterapkan pada awal pertemuan. Pree
test masih dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Berikut gambar-gambar pembelajaran model TGT pada siklus II:
Gambar 5
Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Gambar 6
Diskusi Kelompok Pada Siklus II
Gambar 7
Subyek Diminta Untuk Mengerjakan Soal Turnamen Pada Papan Tulis
Gambar 8
Peneliti Saat Membimbing Subyek Mengerjakan Soal Turnamen
3. Analisis Data Tes Objektif (pree test dan post test) Observasi dan
Wawancara
Pada siklus II ini, berdasarkan pree test dan post test dan juga observasi
yang dilakukan terdapat peningkatan efektivitas belajar siswa. Hal ini dilihat
dari nilai ulangan seluruh siswa yang meningkat dan melebihi KKM. Terdapat
peningkatan pula antara nilai pree test dengan nilai post test siswa. Hasil
belajar pada siklus II menunjukkan seluruh siswa memperoleh nilai di atas
KKM. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini
menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini
dirangkum sebagai berikut:
a. Model TGT ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran Ekonomi dan
dapat diterapkan pada semua materi pelajaran.
b. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum
tindakan yang hanya menggunakan model ceramah.
c. Subyek terlihat senang saat belajar Ekonomi.
d. Turnamen sangat membantu subyek menjadi lebih semangat dalam
belajar.
e. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model
TGT terutama pada saat turnamen.
f. Subyek mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena
mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. Beberapa subyek
mengatakan banyak terbantu saat diskusi karena subyek yang pintar
sering mengajari anggota lain.
g. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.55
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektivitas
belajar siswa dalam belajar Ekonomi dilihat dari nilai ulangan harian subyek
yang meningkat dan melebihi KKM oleh seluruh subyek, maka penelitian ini
dihentikan pada siklus II dan dianggap model pembelajaran kooperatif TGT
dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis pada siklus II. Berdasarkan
hasil analisis pada observasi dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan
dan kelebihan yang terdapat pada siklus II.
G. Kekurangan dan Kendala Yang Ditemukan Pada Siklus II
1. Pertanyaan yang Diajukan oleh beberapa subyek terkadang sama,
sehingga peneliti sering memberikan penjelasan ulang
Penyebabnya adalah subyek bertanya secara individu sehingga peneliti
hanya memberikan jawaban kepada subyek yang bertanya dan tidak
menjelaskan kepada seluruh subyek. Sehingga subyek yang lain sering
menanyakan hal yang sama kepada peneliti.
Hal ini dapat diatasi dengan memberikan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan subyek di depan kelas sehingga seluruh subyek dapat mengetahui
pertanyaan dan jawaban yang diberikan peneliti.
55 Titin Suhaetin (Guru Kolaborator) dan Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan,SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010
H. Kelebihan Pembelajaran Pada Siklus II
1. Subyek semakin semangat dalam belajar Ekonomi
Keadaan ini dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif TGT yang
membuat subyek menjadi semangat. Selain itu setelah diskusi kelompok,
diadakan turnamen dan yang keluar sebagai juara turnamen akan
mendapatkan reward dari peneliti. Hal ini membuat subyek semakin tertarik
belajar Ekonomi.
2. Meningkatnya pemahaman subyek dalam pelajaran Ekonomi
Hal ini dipengaruhi oleh perasaan senang subyek dalam belajar Ekonomi
sehingga subyek dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar
Ekonomi. Dengan adanya konsentrasi yang baik dalam belajar membuat
subyek semakin paham dengan materi pembelajaran.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektivitas
belajar seluruh siswa dalam belajar Ekonomi dilihat dari nilai hasil belajar
seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga hasil post test yang meningkat
dibanding pree test, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II dan
dianggap model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa dalam belajar Ekonomi.
I. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Tes Objektif
Hasil dari pree test dan post test subyek dianalisis dan terlihat peningkatan
hasil belajar yang menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT terbukti
dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa.
2. Lembar Observasi
Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru
kolaborator. Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas
belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan lembar observasi
untuk menilai kualitas guru untuk mendapatkan data mengenai kesiapan dan
pelaksanaan mengajar guru.
3. Wawancara
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, penelitian ini juga
diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan
beberapa subyek. Wawancara dilakukan sebelum tindakan dan setelah
tindakan. Pada wawancara yang dilakukan sebelum tindakan kepada guru
Ekonomi mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Tingkat efektivitas pembelajaran tergolong rendah karena metode
pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah dan
penugasan.
b. Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa sehingga siswa masih
jarang bertanya kepada guru.56
Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada subyek sebelum
tindakan adalah sebagai berikut:
a. Sebagian besar subyek kurang menyenangi pelajaran Ekonomi.
b. Subyek kurang semangat dalam belajar Ekonomi dikarenakan setiap
pertemuan pembelajaran cenderung monoton.
c. Masih adanya rasa takut untuk bertanya kepada guru.57
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II, hasil wawancara
yang diperoleh memiliki perubahan pada pendapat guru dan siswa terhadap
pelajaran Ekonomi. Hasil wawancara kepada guru setelah tindakan ini
dirangkum sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament
(TGT) memacu semangat subyek dalam belajar Ekonomi.
56 Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87Jakarta, 22 Maret 2010
57 Subyek (Siswa), Wawancara Sebelum Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 22 Maret 2010
b. Model TGT ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran Ekonomi dan
dapat diterapkan pada semua pokok bahasan.
c. Subyek terlihat lebih serius dalam belajar terutama saat turnamen
dilakukan, namun di siklus I pada saat belajar kelompok masih banyak
yang hanya mengandalkan teman sekelompok yang pintar untuk
mengerjakan tugas kelompok. Akan tetapi mulai ada peningkatan pada
siklus II, sudah ada pembagian tugas dalam mengerjakan tugas
kelompok.
d. Pada awal pertemuan, masih banyak subyek yang mengerjakan tugas
dengan menyontek pekerjaan temannya. Namun pada saat turnamen
sangat terlihat subyek mengerjakan soal-soal turnamen secara individu
dan terlihat lebih serius.
e. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum
tindakan yang hanya menggunakan model ceramah.
f. Subyek terlihat senang saat belajar Ekonomi.
g. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model
TGT terutama pada saat turnamen.
h. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.58
Hasil wawancara kepada seluruh subyek mengenai pembelajaran
selama siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Seluruh subyek menyukai pelajaran Ekonomi dengan menggunakan
model Teams Games Tournament (TGT).
b. Turnamen merupakan bagian yang paling disenangi oleh subyek,
dikarenakan mereka menjadi semangat untuk belajar sehingga pada saat
turnamen mereka mendapat nilai yang tertinggi dan menjadi juara
turnamen.
58 Titin Suhaetin (Guru Kolaborator), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87Jakarta, 27 Mei 2010
c. Hampir seluruh subyek mengakui lebih mudah memahami pelajaran
dengan model TGT ini. Hal ini terbukti dari nilai ulangan harian siswa
yang semakin mengalami peningkatan dan di atas KKM.
d. Pada awal diskusi kelompok, subyek mengaku kurang adanya
kerjasama antar kelompok sehingga subyek masih sering belajar secara
individu. Namun setelah beberapa kali dilakukan diskusi mulai ada
kerjasama yang baik antar anggota kelompok.
e. Beberapa subyek mengaku tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru
karena mereka menyadari bahwa tanpa bertanya mereka akan semakin
ketinggalan dari subyek yang lain.
f. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar
menggunakan model TGT dibandingkan dengan pembelajaran sebelum
menggunakan model TGT.59
J. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil pengamatan pada penelitian ini menujukkan bahwa subyek menyenangi
proses pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model TGT. Rasa senang
terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan efektivitas belajar subyek.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model TGT, subyek
merasa lebih semangat dalam belajar Ekonomi. Suasana kerja kelompok yang
saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang kurang pandai
menjadi terbantu dengan adanya aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh teman
sekelompoknya.
Pada pembelajaran di siklus I subyek mulai mengenal soal-soal turnamen yang
diberikan. Pada siklus II subyek sudah dapat menguasai materi yang diberikan,
dilihat dari soal turnamen yang dijawab dengan benar oleh subyek. Pada siklus II
pula, perbaikan yang ada pada siklus I dilakukan dengan baik sehingga indikator
keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai.
59 Subyek (Siswa), Wawancara Setelah Tindakan, SMP Negeri 87 Jakarta, 27 Mei 2010
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan efektivitas
belajar siswa.
K. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Pembelajaran model TGT meningkatkan efektivitas belajar siswa
Rasa senang terhadap pelajaran Ekonomi melalui model pembelajaran TGT
membuat siswa bersemangat menerima pelajaran dan hal ini berpengaruh pada
pemahaman materi siswa, yang pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil
belajar siswa. Hal ini terbukti :
a. Hasil post test lebih besar dari pree test, baik pada siklus I maupun
siklus II.
b. Terjadi peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM oleh
seluruh siswa.
2. Pembelajaran model TGT menumbuhkan rasa solidaritas dan
tanggung jawab siswa
Dengan adanya diskusi kelompok dan turnamen antar kelompok, membuat
sebagian besar siswa merasa memiliki tanggung jawab untuk menjadi yang
terbaik bagi kelompoknya. Dalam diskusi, setiap anggota saling membantu
anggota lain untuk memahami materi pelajaran Ekonomi. Hal ini
menumbuhkan rasa solidaritas pada setiap kelompok. Dengan tumbuhnya rasa
solidaritas ini, setiap siswa akan merasa terbantu dalam belajar Ekonomi.
3. Pembelajaran model TGT membuat siswa memiliki jiwa kompetitif
dan kerjasama yang baik
Jiwa kompetitif yang sehat berkembang dengan adanya turnamen-turnamen
yang diadakan dimana siswa harus bertanggung jawab terhadap diri dan
kelompoknya serta mampu menghadapi siswa lain untuk mengumpulkan poin
sebanyak-banyaknya. Sedangkan kerjasama yang baik terlihat pada setiap
diskusi yang dilakukan dimana siswa mulai memiliki rasa untuk saling
membantu sesama anggota agar dapat menciptakan pembagian tugas yang
baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran TGT terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar
siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga
nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post test
siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan model
TGT memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.
2. Penerapan model pembelajaran TGT ternyata dapat diterapkan dalam
pembelajaran sosial khususnya pada pelajaran Ekonomi dengan pokok
bahasan pajak.
3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan
model pembelajaran TGT lebih menyenangkan karena terdapat unsur
permainan di dalamnya, dibanding dengan model pembelajaran pada
umumnya.
4. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT berpengaruh positif
dalam mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap siswa serta
merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar dengan efektif.
B. Saran
1. Guru Ekonomi pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan
dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT karena model
pembelajaran ini mampu meningkatkan efektivitas belajar siswa dan
menciptakan suasana baru yang menyenangkan dalam belajar Ekonomi,
sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali model pembelajaran lainnya
agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang
pada akhirnya berpengaruh positif pada prestasi belajar siswa.
3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan
dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek
sehingga pembelajaran berjalan lebih hidup.
4. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan
model pembelajaran TGT sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
5. Model pembelajaran TGT perlu dan dapat diterapkan pada semua sekolah,
juga pada semua mata kuliah yang ada di Perguruan Tinggi.
6. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran Ekonomi.
Hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan
dapat meningkatkan efektivitas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 13, 2006
Dimyati. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2009
Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:Kizi Brother’s, Cet. 1, 2006
Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan MenengahDirektorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen
Lie, Anita. Cooperative Learning, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,Cet. 6, 2008
Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,Cet. 2, 2002
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, Cet. 1,2008
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Bandung:Pustaka Setia, 2005
Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, Jakarta: Departemen PendidikanNasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama, 2004
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, Cet. 16, 2004
Rukhiyat, Adang dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja, Pemprov DKI Jakarta:Dinas Olahraga dan Pemuda, 2003
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3,2007
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,Cet. 5, 2008
Sjafei, Mohammad. Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Centre For Strategic AndInternational Studies, Cet. 2, 1979
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, Cet. 4, 2003
Slavin, E. Robert, Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media, Cet. 5, 2009
Somantri, Muhammad Numan. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. 1, 2001
Subagio, Agus. Pengetahuan Perpajakan, Jakarta: Pusdiklat Anggaran, 1996
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008
Sudjana Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: SinarBaru, Cet. 1, 1989
Umasih, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, Jakarta:Ganeca Exact, 2007
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 Bandung: Citra Umbara, 2006
Yamin Sofyan dan Kurniawan Heri. SPSS Complete, Jakarta: Salemba Infotek,2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak, 21 Juli 2010
http://info.gexcess.com/id/info/EkonomiPengertian.info, 21 Juli 2010
http://historyofindonesia.blogspot.com,/pengertian-ekonomi.html, 21 Juli 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rizki Darmawanti
NIM : 106015000473
Jurusan : Pendidikan IPS
Angkatan Tahun : 2006
Alamat : Puri Cendana Jl. Taman Lawu 7 Blok E 9 No. 16
Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Ekonomi Pada
Materi Pajak Dengan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 87 Jakarta Selatan)” adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama : Drs. H. Nurochim, MM
NIP : 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan : Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 5 November 2010
Yang menyatakan
Rizki Darmawanti
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : VIII / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kompetensi : 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar : 7. 2 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam
perekonomian nasional
A. Indikator
1. Mendefinisikan pengertian pajak
2. Menganalisis unsur-unsur pajak
3. Menguraikan ciri-ciri pajak
4. Menggolongkan jenis-jenis pajak
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian pajak dalam perekonomian
2. Menjelaskan unsur-unsur pajak
3. Menyebutkan ciri-ciri pajak
4. Menjabarkan jenis-jenis pajak
C. Uraian Materi
1. Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran (pembayaran) wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak
kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa
secara langsung dari negara dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum.
2. Unsur-unsur Pajak
Unsur-unsur pajak adalah:
a. Subjek pajak, adalah orang atau badan yang menurut ketentuan wajib
membayar pajak kepada negara.
b. Objek pajak, adalah semua penghasilan yang benar-benar diterima atau
diperoleh, baik dari kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha.
c. Tarif pajak, adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar
subjek pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.
3. Ciri-ciri Pajak
Ciri-ciri pajak yaitu:
a. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak.
b. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum.
c. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/bersama.
d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Balas jasanya tidak diterima secara langsung.
4. Jenis-jenis Pajak
a. Menurut golongannya: pajak langsung dan pajak tidak langsung.
b. Menurut wewenang pemungutnya: pajak negara/pusat dan pajak
daerah.
c. Menurut sifatnya: pajak subjektif dan pajak objektif.
D. Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran ini, digunakan metode:
1. Pree test dan post test
2. Ceramah bervariasi
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok
5. Penugasan
6. Teams Games Tournament (TGT)
E. Media / Alat Pembelajaran
Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:
1. LKS (Lembar Kerja Siswa)
2. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol dan buku sumber yang
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
F. Sumber Materi Pembelajaran
1. Buku panduan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII,
penerbit Ganeca Exact
2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
3. Buku sumber Ekonomi, penerbit Yudhistira
4. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
5. Sumber lain yang relevan
G. Strategi Pembelajaran
A. Kegiatan awal
a. a. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapihan kelas
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Apersepsi (pengetahuan prasyarat):
Sejak pemerintahan dalam bentuk kerajaan, masyarakat telah
mengenal iuran atau pungutan rakyat. Pungutan pada saat itu disebut
upeti.
c. Motivasi:
Istilah iuran atau pungutan rakyat pada saat ini disebut?
B. Kegiatan Inti
1) Pertemuan pertama dan kedua:
Pada pertemuan awal guru memberikan pree test guna mengetahui
kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang
terkait dengan indikator yaitu tentang pengertian pajak, unsur-unsur
pajak, ciri-ciri pajak, serta jenis-jenis pajak. Aktivitas tersebut
diselingi dengan tanya jawab.
2) Pertemuan ke tiga:
Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, dimana
tiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Tiap kelompok diberi Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan berdiskusi tentang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3) Pertemuan ke empat:
Guru memberi games untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa pada materi yang telah disampaikan. Games tersebut dinamakan
Teams Games Tournament (TGT). Dimana tiap siswa
menyumbangkan poin bagi kelompoknya, kelompok yang paling
banyak mengumpulkan poin keluar sebagai pemenangnya.
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih kerjasama serta
agar siswa lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu
materi pokok.
C. Kegiatan Akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test.
D. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes lisan
2. Bentuk instrumen:
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal / instrumen : Terlampi
Jakarta, 23 Maret 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPS Peneliti
(Titin Suhaetin, S. Pd) (Rizki Darmawanti)
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian dari pajak?
2. Apa yang dimaksud dengan retribusi?
3. Sebutkan ciri-ciri pajak?
4. Sebutkan teori-teori yang menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai hak
untuk memungut pajak kepada rakyatnya?
5. Jelaskan unsur-unsur pajak?
KUNCI JAWABAN!
1. Pajak adalah iuran rakyat kepada negara atau pungutan yang dilakukan negara
kepada rakyat, untuk membiayai keperluan pemerintah dan kepentingan
masyarakat umum yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan (undang-
undang) dan tidak mendapatkan balas jasa secara langsung atas pembayaran
pajak yang dilakukan
2. Retribusi adalah pembayaran yang dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan fasilitas tertentu
3. Ciri-ciri pajak, yaitu:
a. iuran dari rakyat kepada negara
b. digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah atau masyarakat
umum
c. pemungutan pajak dapat dipaksakan
d. harus diatur dengan Undang-undang
e. hasil dari pembayaran pajak tidak bisa langsung dinikmati oleh pembayar
pajak
4. a. Teori Asuransi
b. Teori Kepentingan
c. Teori Daya Pikul
d. Teori Bakti
e. Teori Asas Daya Beli
5. Unsur-unsur pajak adalah:
a. Wajib pajak (subjek pajak) adalah orang atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan
b. Objek pajak adalah sesuatu yang menjadi sasaran pajak
c. Tarif pajak adalah besarnya pajak yang ditetapkan dengan tetap
mempertimbangkan faktor keadilan
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : VIII / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Standar Kompetensi : 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar : 7. 3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam
perekonomian nasional
H. Indikator
5. Menghitung PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan
Bangunan), dan PPh (Pajak Penghasilan)
6. Mengidentifikasi fungsi pajak dalam perekonomian
7. Menjelaskan sanksi kelalaian membayar pajak
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
5. Menghitung PPN, PBB, dan PPh
6. Menjabarkan fungsi pajak dalam perekonomian
7. Menguraikan sanksi kelalaian membayar pajak
J. Uraian Materi
1. Pemerintah menetapkan PPN sebesar 10%. PPN dikenakan ketika kita
membayar tagihan ataupun ketika makan di restoran.
2. Fungsi pajak:
a. Fungsi budgeter, maksudnya adalah pajak sebagai sumber penerimaan
negara guna membiayai seluruh kegiatan penyelengaraan pemerintah
negara dan pembangunan nasional.
b. Fungsi distribusi, yaitu sebagai alat pendistribusian pendapatan
masyarakat dan sekaligus sebagai alat pemerataan pendapatan
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
c. Fungsi regulasi, pajak digunakan untuk mengatur dan membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah serta mendorong produksi dalam
negeri.
3. Sanksi yang dikenakan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak yaitu
berupa sanksi pidana yang dapat berupa kurungan dan denda.
K. Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran ini, digunakan metode:
1. Pree test dan post test
2. Ceramah bervariasi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
5. Teams Games Tournament
L. Media / Alat Pembelajaran
Media yang dipakai atau digunakan dalam pembelajaran ini yaitu:
1. Media yang sudah ada seperti whiteboard, spidol, contoh surat atau slip
pajak yang dibawa siswa, dan buku sumber yang dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya
M. Sumber Materi Pembelajaran
1. Buku panduan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII,
penerbit Ganeca Exact
2. Buku IPS SMP kelas VIII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
3. Buku sumber Ekonomi, penerbit Yudhistira
4. Surat atau slip pajak yang dibawa siswa
5. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
6. Sumber lain yang relevan
N. Strategi Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapihan kelas
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Apersepsi (pengetahuan prasyarat):
Siswa diminta membawa contoh surat atau slip pajak.
c. Motivasi:
Siswa menghitung PPN, PBB, dan PPh.
2. Kegiatan Inti
1) Pertemuan pertama dan ke dua:
Terlebih dahulu guru memberikan pree test pada siswa. Setelah itu
menjelaskan materi yang terkait dengan indikator yaitu tentang cara
perhitungan PPN, PBB, dan PPh, siswa juga diminta untuk
menghitung pajak tersebut. Guru juga menjelaskan tentang fungsi
pajak dalam perekonomian serta sanksi kelalaian membayar pajak.
Aktivitas tersebut diselingi dengan tanya jawab.
2) Pertemuan ke tiga:
Sesuai dengan refleksi pada siklus I, maka pada siklus II ini dilakukan
perbaikan pada kekurangan yang ada di siklus I. Pada pertemuan ini
diskusi kelompok diarahkan agar siswa melakukan tutor sebaya, guru
juga menjawab pertanyaan bukan hanya pada siswa yang bertanya
saja, namun menyeluruh pada semua siswa.
3) Pertemuan ke empat:
Guru mengadakan Teams Games Tournament untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami materi. Kemudian
guru mengakhiri pembelajaran dengan post test.
3. Kegiatan Akhir
Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test.
4. Penilaian
1. Teknik penilaian:
a. Tes lisan
2. Bentuk instrumen:
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal / instrumen : Terlampir
Jakarta, 4 Mei 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPS Peneliti
(Titin Suhaetin, S. Pd) (Rizki Darmawanti)
Jawablah soal-soal berikut ini dengan tepat!
1. Elma mempunyai sebidang tanah dan rumah dengan nilai Rp 75.500.000.
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) yang ditetapkan di
daerah tersebut sebesar Rp 8.000.000. Hitunglah besarnya PBB yang harus
dibayar oleh Elma!
2. Berapakah besar tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah
untuk penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 per tahun?
3. Rahma berbelanja di “Idol Mart” sebesar Rp 284.000. Berapakah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayar Rahma?
4. Sebutkan macam-macam fungsi pajak?
5. Sanksi apa saja yang diberikan bagi wajib pajak yang lalai membayar pajak?
KUNCI JAWABAN!
1. Dik : NJOP = Rp 75.500.000
NJOPTKP = Rp 8.000.000
Dit : Berapah besar PBB yang harus dibayar?
Jawab: 0,5 % x 20 % (Rp 75.500.000 – Rp 8.000.000)
= 10 (6.750) = Rp 67.500
2. Tarif PPh yang ditetapkan untuk penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 adalah
sebesar 10%
3. Rp 284.000 x 10% = Rp 28.400
4. Fungsi pajak:
a. Fungsi budgeter
b. Fungsi alokasi
c. Fungsi distribusi
d. Fungsi regular
5. Sanksi administrasi dan sanksi pidana
Lampiran 3
POST TEST SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPS Ekonomi
Kelas / Semester : VIII / Genap
==========================================================
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar
jawaban !
1. Pengertian pajak ialah ….
a. iuran dari masyarakat kepada negara, dengan imbalan jasa secara langsung
b. iuran dari masyarakat kepada negara, yang dapat dipaksakan tanpa
imbalan jasa secara langsung
c. iuran dari masyarakat kepada negara, yang digunakan untuk biaya
pembangunan
d. iuran rutin dari masyarakat kepada negara, tanpa ada paksaan
2. Berikut ini merupakan ciri-ciri pajak, kecuali ….
a. pajak merupakan iuran wajib yang bersifat dapat dipaksakan
b. pemungutan pajak dilaksanakan berdasarkan Undang-undang
c. pajak digunakan untuk membiayai pembangunan
d. wajib pajak mendapatkan imbalan jasa secara langsung
3. Perhatikan tabel berikut!
I II III IV
PBB
PPh
PKB
PPN
Pajak hiburan
Pajak penjualan
PPN
Bea materai
Pajak reklame
Pajak perseroan
PPh
PBB
Pajak hiburan
Pajak televisi
Pajak penjualan
Pajak persero
Pada tabel diatas yang menunjukkan pajak yang menjadi kewajiban keluarga
siswa terdapat pada kolom ….
a. I b. II c. III d. IV
4. Fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara sebanyak-banyaknya
termasuk fungsi ….
a. fungsi memaksa c. fungsi mengatur
b. fungsi budgeter d. fungsi finansial
5. Pajak yang menjadi beban dan dipungut langsung kepada wajib pajak sendiri
termasuk pajak ….
a. langsung b. tidak langsung c. pusat d. daerah
6. Dalam perhitungan PPh, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk diri
wajib pajak ditentukan sebesar ….
a. Rp 2.880.000 c. Rp 12.880.000
b. Rp 13.200.000 d. Rp 12.500.000
7. Pajak yang dipungut oleh negara / pemerintah pusat disebut ….
a. pajak langsung c. pajak pusat
b. pajak tidak langsung d. pajak daerah
8. Pembebanan pajak dilakukan seadil-adilnya. Artinya mereka yang
berpenghasilan lebih besar bersedia membayar pajak lebih besar daripada
mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini mengacu pada ….
a. azas manfaat c. azas efisiensi
b. azas yuridis d. azas keadilan
9. Pemungutan pajak dengan pengenaan tarif yang semakin menurun terhadap
setiap bertambahnya pendapatan. Pengenaan tarif pajak semacam ini
disebut….
a. pajak regresif c. pajak proporsional
b. pajak progresif d. pajak degresif
10. Undang-undang Perpajakan tentang PBB diatur dalam ….
a. UU No. 9/1994 c. UU No. 11/1994
b. UU No. 10/1994 d. UU No. 12/1994
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS I
1. b 6. b
2. d 7. c
3. a 8. d
4. b 9. d
5. a 10. d
Lampiran 4
POST TEST SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPS Ekonomi
Kelas / Semester : VIII / Genap
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada lembar
jawaban !
11. UU Perpajakan No. 17 / 2000 mengatur tentang ….
a. PPh b. PBB c. PPN – PPnBM d. bea materai
12. Dalam UUD 1945, mengenai pajak diatur dalam pasal 23 ayat 2 yang
berbunyi ….
a. segala pajak untuk keperluan pemerintah berdasarkan UU
b. segala pajak untuk keperluan bangsa dan negara berdasarkan UU
c. segala pajak untuk keperluan masyarakat berdasarkan UU
d. segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan UU
13. Manfaat pajak tersebut di bawah ini, kecuali ….
a. sebagai alat stabilisasi ekonomi
b. sebagai sumber penerimaan negara
c. sebagai alat pengatur pertumbuhan ekonomi
d. sebagai alat pengukur kemakmuran rakyat
14. Termasuk pajak langsung adalah ….
a. PPN, Bea Cukai, dan Pajak Tontonan
b. PPh, PBB, dan PKB
c. PPh, PBB, dan Pajak Tontonan
d. PPN, Bea Cukai, dan PKB
15. Tujuan pemungutan pajak antara lain ….
a. untuk menambah pendapatan / kas negara
b. untuk mengurangi kekayaan orang-orang kaya
c. untuk membiayai penuntasan kemiskinan
d. untuk pemerataan pendapatan bagi mayarakat
16. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) dalam UU
Perpajakan sebesar ….
a. Rp 800.000 b. Rp 1.800.000 c. Rp 8.000.000 d. Rp 18.000.000
17. Pungutan uang terhadap kendaraan-kendaraan yang melewati jalan tol
termasuk ….
a. iuran b. bea cukai c. retribusi d. sumbangan wajib
18. Besarnya tarif pajak penghasilan (PPh) yang ditetapkan pemerintah untuk
penghasilan lebih dari Rp 50.000.000 per tahun adalah ….
a. 10% b. 15% c. 25% d. 30%
19. Perhatikan contoh penetapan tarif pajak berikut:
Pendapatan Kena Pajak Tarif Pajak (%)
Rp 10.000.000
Rp 20.000.000
Rp 30.000.000
10%
20%
30%
Tarif pemungutan pajak pada contoh diatas termasuk ….
a. pajak proporsional c. pajak degresif
b. pajak dinamis d. pajak progresif
20. Tuan Fahrudin mempunyai sebidang tanah dan bangunan yang NJOPnya
sebesar Rp 20.000.000. Berapa besar pajak yang harus dibayar Tuan
Fahrudin….
a. Rp 10.000 b. Rp 12.000 c. Rp 20.000 d. Rp 24.000
KUNCI JAWABAN POST TEST SIKLUS II
6. a 6. c
7. d 7. c
8. d 8. b
9. b 9. d
10. d 10. b
Lampiran 5Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-3
Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus IINo. Nilai
Post TestNilai
Post Test1. 50 702. 60 703. 60 704. 60 805. 60 806. 60 807. 60 808. 70 809. 70 8010. 70 8011. 70 8012. 70 8013. 70 8014. 70 8015. 70 9016. 70 9017. 70 9018. 70 9019. 70 9020. 70 9021. 70 9022. 70 9023. 70 9024. 70 9025. 70 9026. 70 9027. 70 9028. 70 9029. 70 9030. 70 9031. 70 9032. 80 9033. 80 9034. 80 9035. 80 9036. 80 9037. 80 10038. 80 10039 90 10040. 90 100
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
50 1 2.5 2.5 2.5
60 6 15.0 15.0 17.5
70 24 60.0 60.0 77.5
80 7 17.5 17.5 95.0
90 2 5.0 5.0 100.0
Valid
Total 40 100.0 100.0
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
Siklus1 40 50.00 90.00 70.7500 7.97030
Valid N(listwise)
40
Histogram Hasil Belajar Siklus I
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus II
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
70 3 7.5 7.5 7.5
80 11 27.5 27.5 35.0
90 22 55.0 55.0 90.0
100 4 10.0 10.0 100.0
Valid
Total 40 100.0 100.0
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Siklus2 40 70.00 100.00 86.7500 7.64182
Valid N (listwise) 40
Histogram Hasil Belajar Siklus II
Deskriptif Statistik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Siklus1 Siklus2
Valid 40 40N
Missing 0 0
Mean 70.7500 86.7500
Median 70.0000 90.0000
Mode 70.00 90.00
Sum 2830.00 3470.00
Lampiran 6
UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITASDAN TINGKAT KESUKARAN
Transformasi Uji Validitas Tes Obyektif
Siklus I
Skor Butir Item No. 1 - 10Siswa1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X X2
A 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5 25B 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 49C 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 36D 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7 49E 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7 49F 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 64G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81H 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 49I 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 36J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 64K 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 36L 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 64M 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 49N 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 36O 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 49P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 49Q 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 64R 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 49S 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 49T 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6 36U 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 6 36V 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 49W 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 49X 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 49Y 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 49Z 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 49
AA 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 49AB 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 64AC 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 81AD 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 49AE 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 49AF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 49AG 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 49AH 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 49AI 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 49AJ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 64AK 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 64AL 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 49AM 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 49AN 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 49
26 28 32 33 27 30 31 29 26 21 263 283,486(** ),00140
,499(** ),00140
,361(*),02240
,326(*),04040
,477(** ),00240
,328(*),03940
,591(** ),00040
,383(*),01540
,560(** ),00040
,345(*),02940
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas Post Test Siklus I
Cronbach'sAlpha
N of Items
,495 10
Uji Tingkat Kesukaran Post Test Siklus I
No.
Jumlah
Jawaban
Benar
Jumlah
Siswa
Nilai Taraf
Sukar
Tingkat
Sukar
1. 26 40 0,65 Sedang
2. 28 40 0,7 Sedang
3. 32 40 0,8 Mudah
4. 33 40 0,825 Mudah
5. 27 40 0,675 Sedang
6. 30 40 0,75 Mudah
7. 31 40 0,775 Mudah
8. 29 40 0,725 Mudah
9. 26 40 0,65 Sedang
10. 21 40 0,525 Sedang
Lampiran 7UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS
DAN TINGKAT KESUKARAN
Transformasi Uji Validitas Tes Obyektif
Siklus II
Skor Butir Item No. 1 - 10Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10X X2
A 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 49
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
C 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 49
D 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 49
E 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 49
F 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 49
G 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 81
H 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 49
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
J 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 81
K 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 81
L 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 49
M 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 86
N 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 64
O 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 49
P 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 49
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 64
R 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 49
S 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81
U 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
V 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81
W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
X 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 64
Y 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 49
Z 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 49
AA 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 64
AB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81
AC 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 49
AD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
AE 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 81
AF 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 49
AG 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 49
AH 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 81
AI 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 64
AJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
AK 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 49
AL 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 64
AM 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 49
AN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
∑ 28 28 38 32 36 39 27 37 29 30 325 2713
,388*,01340
,362*,02240
,391*,01340
,486**,00140
,518**,00140
,480 **,00240
,435 **,00540
,503 **,00140
,443**,00440
,517**,00140
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas Post Test Siklus II
Cronbach'sAlpha
N of Items
,509 10
Uji Tingkat Kesukaran Post Test Siklus II
No.
Jumlah
Jawaban
Benar
Jumlah
Siswa
Nilai Taraf
Sukar
Tingkat
Sukar
1. 28 40 0,7 Sedang
2. 28 40 0,7 Sedang
3. 38 40 0,95 Mudah
4. 32 40 0,8 Mudah
5. 36 40 0,9 Mudah
6. 39 40 0,975 Mudah
7. 27 40 0,675 Sedang
8. 37 40 0,925 Mudah
9. 29 40 0,725 Mudah
10. 30 40 0,75 Mudah
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2010
Responden : Titin Suhaetin, S. Pd
Nama Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran
Ekonomi pada kelas yang akan diteliti
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan:
1. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar
Ekonomi?
2. Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang Anda sampaikan?
3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?
4. Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk menjawab soal
Ekonomi di papan tulis?
5. Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang berhasil
menjawab soal dengan benar?
6. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?
7. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?
8. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan
kesenangannnya pada pelajaran Ekonomi?
9. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?
10. Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Ekonomi?
11. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?
12. Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?
13. Metode apa saja yang sering Anda gunakan pada pembelajaran Ekonomi?
14. Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?
15. Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang akan saya terapkan?
16. Apakah model pembelajaran TGT ini cocok diterapkan pada kelas yang Anda
ajarkan?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2010
Responden : Siswa kelas VIII-3
Nama Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar
Ekonomi
Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan:
1. Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi?
2. Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar
Ekonomi?
3. Apakah saat belajar Ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?
4. Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran
Ekonomi?
5. Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Ekonomi yang kamu anggap
sulit?
6. Apakah menurut kamu pelajaran Ekonomi penting untuk dipelajari?
7. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Ekonomi?
8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok
atau yang lain? Mengapa?
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2010
Responden : Titin Suhaetin, S. Pd
Nama Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada
setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar
Ekonomi siswa
Daftar pertanyaan wawancara guru setelah tindakan:
1. Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran TGT ini cocok
diterapkan pada pembelajaran Ekonomi?
2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi dengan
model pembelajaran TGT ini?
3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model TGT ini dikelas yang
Anda ajarkan?
4. Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam
belajar Ekonomi siswa setelah dilakukan model pembelajaran TGT ini?
5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan
pengamatan?
6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran
Ekonomi?
7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran TGT ini?
8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran TGT ini?
9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran TGT
ini?
10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2010
Responden : Siswa kelas VIII-3
Nama Sekolah : SMP Negeri 87 Jakarta
Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada
setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar
Ekonomi siswa
Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan:
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model
TGT ini?
2. Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi dengan menggunkan model
TGT?
3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa seperti
ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif model TGT?
mengapa?
4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari TGT ini?
5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Ekonomi dengan
menggunakan model TGT ini?
6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan
model TGT ini?
7. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model TGT ini?
8. Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif?
9. Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang
ada?
10. Apakah model TGT ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Ekonomi?
11. Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model TGT ini?
12. Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Ekonomi menggunakan
model TGT agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan:
Peneliti : Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat
belajar Ekonomi?
Guru : Ada yang memperhatikan, ada juga yang tidak memperhatikan
terutama siswa laki-laki. Siswa banyak yang tidak memperhatikan
kalau pelajaran sudah berlangsung lama
Peneliti : Apakah upaya yang Anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang anda sampaikan?
Guru : Saya tegur
Peneliti : Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang Anda sampaikan?
Guru : tidak, dalam setiap pertemuan hanya 2-3 siswa yang bertanya
Peneliti : Bagaimana sikap siswa pada saat Anda meminta siswa untuk
menjawab soal Ekonomi di papan tulis?
Guru : ada yang santai, ada yang tidak mau dan menunjuk teman yang lain,
ada juga yang ragu-ragu. Banyak siswa yang takut diminta ke depan
untuk mengerjakan soal
Peneliti : Apakah Anda sering memberikan reward (hadiah) pada siswa yang
berhasil menjawab soal dengan benar?
Guru : tidak
Peneliti : Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?
Guru : ada, tapi hanya beberapa
Peneliti : Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa?
Guru : membimbing siswa yang bertanya dan sering memberikan tugas
rumah agar siswa terbiasa mengerjakan soal
Peneliti : Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan
kesenangannnya pada pelajaran Ekonomi?
Guru : kurang
Peneliti : Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?
Guru : hanya sekitar 20%
Peneliti : Apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Ekonomi?
Guru : Ada beberapa siswa yang mengeluh
Peneliti : Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?
Guru : materi yang tidak dipahaminya dan soal yang terlalu sulit
Peneliti : Apa tanggapan Anda terhadap keluhan siswa tersebut?
Guru : Saya menyarankan mereka untuk rajin belajar dan bertanya jika
mengalami kesulitan
Peneliti : Metode apa saja yang sering Anda gunakan saat pembelajaran
Ekonomi?
Guru : ceramah dan penugasan
Peneliti : Apakah Anda pernah mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif?
Guru : pernah, diskusi kelompok biasa namun metode tersebut kurang
berhasil
Peneliti : Berdasarkan pengalaman Anda, apa tanggapan Anda mengenai metode
yang akan Saya terapkan?
Guru : cukup bagus
Peneliti : Apakah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ini
cocok diterapkan pada kelas yang Anda ajarkan?
Guru : cocok
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan:
Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar ekonomi?
Andre : biasa aja
Argy : seru bu
Duik : ya awal-awalnya ngantuk, tapi lama-lama ga
Mega : happy-happy aja bu
Peneliti : Apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar
Ekonomi?
Andre : karena saya ga suka kalo ketemu soal-soal itungan, kalo cuma hapalan
baru saya suka
Argy : tergantung gurunya bu, kalo gurunya humoris dan bisa bikin ketawa
jadi ga ngantuk
Duik : kalo gurunya suaranya kenceng dan semangat jadi siswanya ikut
terbawa semangat
Mega : tergantung gurunya juga bu, kalo gurunya bikin ngantuk, ngomongnya
lama ya ngantuk, tapi kalo gurunya seru dan bisa bikin siswanya untuk
belajar ya jadi seru dan asik, tapi kalo gurunya hanya teori-teori aja itu
bikin ngantuk dan ga semangat
Peneliti : Apakah saat belajar Ekonomi kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?
Andre : ga bisa, saya jarang bisa berkonsentrasi dalam pelajaran apapun
Argy : bisa konsen bisa ga bu, kalo lagi ngantuk ga bisa konsen
Duik : bisa-bisa aja, kalo dijelasin berulang-ulang bisa ngerti, tapi kalo
berbelit-belit ga ngerti
Mega : bisa tapi tergantung materinya
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran
Ekonomi?
Andre : kalo saya dapat nilai buruk akan saya coba lagi dan usaha lagi untuk
terus belajar biar dapat nilai bagus
Argy : ga papa bu, lebih baik jelek tapi hasil sendiri dari pada bagus tapi hasil
nyontek
Duik : saya pengennya dapat nilai bagus, apa lagi kalo banyak temen-temen
yang nilainya bagus
Mega : sakit hati, apa lagi kalo ada yang nyontek tapi nilainya lebih besar,
saya kecewa banget
Peneliti : Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Ekonomi yang kamu
anggap sulit?
Andre : cari tahu caranya sampai dapet
Argy : saya browsing di internet bu, biar lebih paham
Duik : kadang-kadang pusing, jadi males
Mega : minta penjelasan guru sampai ngerti
Peneliti : Apakah menurut kamu pelajaran Ekonomi penting untuk dipelajari?
Andre : penting, karena kalo ga belajar ga lulus
Argy : penting
Duik : penting bu, karena dalam ekonomi ada materi-materi yang berguna
saat kita dewasa nanti
Mega : penting, kalo ga penting kenapa ada pelajarannya
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar
Ekonomi?
Andre : diterangin, terus guru nanya ke siswa sudah paham atau belum
Argy : santai-santai aja dan jangan terlalu tegang
Duik : santai-santai aja, ga banyak teori, maunya yang membuat siswa aktif
Mega : ada permainannya
Peneliti : Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi
kelompok atau yang lain? Mengapa?
Andre : permainan, karena seru
Argy : permainan, bikin semua siswa jadi aktif
Duik : permainan, dan yang santai-santai aja, bikin siswa-siswanya aktif, saya
juga suka kalo materi dijelasin berulang-ulang jadi bikin paham
Mega : kalo ceramah kebanyakan teori, jadi siswa ga paham, kalo diskusi pasti
ada teman yang ga serius belajar
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan:
Peneliti : Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran TGT ini
cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi?
Guru : cocok, banyak terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar ekonomi
Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Ekonomi
dengan model pembelajaran TGT ini?
Guru : sepertinya semua materi dapat diterapkan pada metode ini
Peneliti : Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model TGT ini dikelas
yang Anda ajarkan?
Guru : mungkin
Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang Anda lakukan apakah terdapat
kemajuan dalam belajar Ekonomi siswa setelah dilakukan model
pembelajaran TGT ini?
Guru : banyak
Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan
pengamatan?
Guru : siswa terlihat semangat dalam belajar, sebagian siswa aktif bertanya,
perhatian siswa dalam belajar semakin baik, dan siswa mengerjakan
tugas dengan baik
Peneliti : Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran
Ekonomi?
Guru : semakin baik
Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran TGT ini?
Guru : sejauh ini belum ada keluhan dari siswa
Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran TGT ini?
Guru : iya, siswa terlihat sangat menyukai metode ini
Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model
pembelajaran TGT ini?
Guru : kekurangannya adalah kurang membimbing siswa secara merata,
kelebihannya siswa terlihat merasa senang dengan turnamen yang
diadakan, siswa mulai mengerjakan soal-soal dengan baik, semangat
siswa dalam belajar bertambah dibandingkan sebelum dilakukan
model pembelajaran TGT
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan
ini?
Guru : sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja
tapi kepada seluruh siswa.
KUTIPAN HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan:
Peneliti : Menurut kamu apakah metode pembelajaran seperti ceramah dan
diskusi kelompok dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa?
Andre : bisa asal mau nyimak
Argy : kalo menurut saya si ceramah ga efektif, yang efektif itu metode tanya
jawab dan diskusi, karena kita dituntut untuk selalu mengembangkan
pikiran kita. Karena metode ceramah membosankan
Duik : ceramah bikin siswa pasif, lebih bagus tanya jawab karena siswa
menjadi berfikir dan aktif juga
Mega : ceramah bikin ngantuk, diskusi membuat kelas rame, bisa tuker
jawaban, teman yang ga tau bisa jadi tau, dan teman yang tau bisa
ngasih tau ke teman yang ga tau
Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan
model TGT ini? Mengapa?
Andre : suka, karena memotivasi siswa untuk lebih aktif
Argy : suka karena kita dituntut untuk aktif
Duik : seneng karena kita berlomba-lomba untuk mendapatkan skor tertinggi,
otomatis kita jadi lebih sering rajin belajar
Mega : TGT bikin kelas aktif, siswa yang tadinya biasa aja jadi aktif dan rajin
belajar karena terus mencari jawaban dari soal-soal turnamen, seru
Peneliti : Apa yang kamu rasakan saat belajar Ekonomi dengan menggunkan
model TGT?
Andre : seneng
Argy : bagus dan ga bikin bosen
Duik : seneng dan ga bikin ngantuk
Mega : seneng banget, apalagi saat turnamen dan kita bisa jawab soal
turnamen, rasanya bangga banget
Peneliti : Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti biasa
seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran kooperatif
model TGT?
Andre : saya lebih suka diskusi
Argy : TGT
Duik : TGT
Mega : TGT
Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari TGT ini?
Andre : saya suka saat saya menang turnamen, yang saya tidak suka saat saya
tidak bisa menjawab soal turnamen
Argy : bagian yang paling saya sukai pembagian hadiah, ga suka pada saat
diskusi kelompok karena ada yang ga kerja
Duik : saya suka saat turnamen, ga suka saat diskusi kelompok karena ada
yang kerja dan ga kerja
Mega : saya suka saat diskusi kelompok, dan yang tidak saya sukai pembagian
teman kelompoknya, kadang saya ga suka dengan teman kelompok
saya
Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Ekonomi dengan
menggunakan model TGT ini?
Andre : lebih paham karena lebih termotivasi
Argy : kita jadi lebih aktif dibanding belajar dengan model lain
Duik : cepat paham dan kita lebih aktif
Mega : jadi lebih paham dengan materi
Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
menggunakan model TGT ini?
Andre : ga
Argy : ga sulit
Duik : ga, malah lebih paham
Mega : ga
Peneliti : Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif?
Andre : aktif
Argy : saya aktif
Duik : kadang, karena di kelompok saya ada yang aktif banget
Mega : di kelompok saya anak-anaknya pinter tapi males, jadi saya yang lebih
aktif dibanding yang lain
Peneliti : Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal
turnamen yang ada?
Andre : yakin
Argy : ga yakin, karena ada yang lebih cepat mengerjakan soal-soal
turnamen
Duik : yakin
Mega : yakin
Peneliti : Apakah model TGT ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari
Ekonomi?
Andre : ya
Argy : ya
Duik : ya
Mega : ya
Peneliti : Apakah model TGT ini meningkatkan efektivitas belajar kamu?
Andre : ya
Argy : ya
Duik : ya, nilai ulangan saya aja naik
Mega : ya
Peneliti : Apakah model TGT meningkatkan nilai ulangan dan hasil belajar
kalian?
Andre : ya
Argy : naik
Duik : ya
Mega : ya
Peneliti : Apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model TGT ini?
Andre : kelebihanya kita termotivasi untuk bersaing, kekurangannya
seharusnya ada hukuman untuk yang ga bisa mengerjakan soal
Argy : untuk orang yang lambat berpikir susah, kelebihannya saat diskusi
kelompok bisa tanya ke teman-teman yang bisa, kurangnya saat
turnamen waktunya kurang lama
Duik : siswa jadi aktif
Mega : siswa jadi aktif, kekurangannya kadang keduluan dengan yang sudah
menyelesaikan soal turnamen duluan
Peneliti : Apa kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Ekonomi
menggunakan model TGT agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran
kamu?
Andre : hadiahnya lebih banyak
Argy : tiap individu belajar masing-masing biar bisa mengerjakan soal
turnamen
Duik : model pembelajaran dibuat agar lebih variatif
Mega : waktu turnamennya lebih lama