skripsi hubungan self efficacy dan dukungan suami terhadap …

140
i SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN Oleh : AYU ARARAS ANGROSOWANI 201503010 PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

i

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI

TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI

KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN

Oleh :

AYU ARARAS ANGROSOWANI

201503010

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2019

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI

TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI

KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

AYU ARARAS ANGROSOWANI

201503010

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2019

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui

oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak mengikuti

ujian skripsi.

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP

PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI KELURAHAN PANDEAN

KOTA MADIUN

Menyetujui,

Pembimbing I

Avicena Sakufa M, S.KM.,M.Kes

NIS. 2015 0114

Menyetujui,

Pembimbing II

H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes

NIS. 2005 0003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kes

NIS. 2015 0114

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan telah

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

(SKM).

Pada Tanggal

Dewan Penguji

1. Ketua Dewan Penguji : Riska Ratnawati, S.KM.,M.Kes (………………)

2. Penguji 1 : Avicena Sakufa M, S.KM.,M.Kes (..……………)

3. Penguji 2 : H. Edy Bachrun, S.KM .,M.Kes (...……………)

Mengesahkan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid)

NIS. 2016 0130

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah Subhanallahu wata‟ala, saya

persembahkan skripsi ini kepada:

1. Allah Subhanallahu wata‟ala, karena hanya atas ridho dan karunia-Nya

skripsi ini dapat dibuat dan diselesaikan tepat waktu.

2. Surgaku, kedua orang tuaku bapak Nanang Setyo H.N dan mama Erna

Agustin yang sangat saya hormati, banggakan, dan cintai sepenuh hati

yang selama ini memberikan semangat, jerih payah, doa, dan dukungan

tiada henti untuk kesuksesan dan kelancaran mengerjakan skripsi ini.

3. Adik saya Arief Nur Muhammad Ilham yang senantiasa membantu

meminjamkan laptopnya selama proses mengerjakan skripsi ini.

4. Putra Hudayana dan keluarga yang selalu memberikan semangat, doa,

dan dukungan baik moril maupun materil serta membantu saya dalam

mendokumentasikan penelitian.

5. Sahabat dan teman terbaik Catharina Riska, Chania Hasna, Charisma

Liestyana, dan Rifka Januarinda atas waktu, motivasi, saran, serta

kesabarannya membantu saya selama pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak ibu dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang

senantiasa memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh kawan S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 yang

memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ayu Araras Angrosowani

NIM : 201503010

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum atau tidak

dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 15 Agustus 2019

Ayu Araras Angrosowani

NIM. 201503010

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ayu Araras Angrosowani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 13 September 1996

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sekolahan No 7 Kelurahan Banjarejo Kecamatan

Taman Kota madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Banjarejo Madiun Tahun 2009

2. SMPN 10 Madiun Tahun 2012

3. SMAN 1 Madiun Tahun 2015

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahnya –Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Self Efficacy dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Pada PUS

Di Kelurahan Pandean Kota Madiun” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan proposal skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan

dukungan moral kepada saya, untuk itu saya sampaikan terimakasih kepada:

1. dr. Agung Sulistya Wardani, M.Mkes selaku Kepala Dinas Kesehatan

Kota Madiun.

2. Silverina K,S.KM., M.Kes selaku Kepala Puskesmas Demangan Kota

Madiun yang telah mengijinkan peneliti untuk mengambil sejumlah data

di Kelurahan Pandean Kota Madiun untuk menyusun proposal penelitian

ini.

3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

4. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kes selaku ketua Progra Studi Kesehatan

Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku pembimbing I

yang telah membina, menyediakan waktu, tenaga , memberikan saran atau

masukan, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi

sehingga dapat selesai tepat waktu.

5. H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah membina,

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

menyusun skripsi sehingga dapat selesai tepat waktu.

6. Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku dewan penguji yang senantiasa

mendampingi, memberikan saran atau masukan, dan membantu kelancaran

sidang skripsi.

7. Seluruh manajemen Puskesmas Demangan Kota Madiun yang telah

mengizinkan dan membantu penulis dalam penelitian.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

ix

8. Keluarga yang selalu memberikan support dan doa yang terbaik.

9. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat Stikes Bhakti Husada

Mulia Madiun yang saling mendukung dan bekerjasama dalam menyelesaikan

tugas akhirnya.

Proposal Skripsi ini telah penulis susun seoptimal mungkin, namun penulis

menyadari bahwa masih tedapat kekurangan dalam laporan ini. Demi perbaikan

skripsi ini, maka diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun.

Madiun, 15 Agustus 2019

Penyusun

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

x

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

2019

ABSTRAK

Ayu Araras Angrosowani

Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Pap

Smear Pada Pus Di Kelurahan Pandean Kota Madiun

81 halaman + 15 tabel + 3 gambar + 6 lampiran

LatarBelakang: Pap smear sebagai salah satu pemeriksaan skrining yang penting

untuk mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Dari ke 6 puskesmas yang

terdapat di kota madiun terdapat salah satu Puskesmas yang belum memenuhi

target sasaran (sebesar 80%) dalam pemeriksaan pap smear yaitu, Puskesmas

Demangan yang baru menunjukkan angka capaian sebesar 17%. Dengan jumlah

peserta 314 dari total PUS sebanyak 2367 orang. Dari hasil pemeriksaan pap

smear pada Puskesmas Demangan dengan hasil terendah yaitu di Kelurahan

Pandean pada tahun 2018 hanya terdapat 63 orang. Permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini adalah keikutsertaan PUS untuk ikut melaksanakan program

pap smear. Dengan tujuan mengetahui hubungan self efficacy dan dukungan suami

terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun.

Metode: Menggunakan penelitian deskriptif Analitik dengan pendekatan

rancangan cross sectional. Sampel terdiri dari 110 responden. Data dianalisis

dengan menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan 0,05.

Hasil: Hasil penelitian didapatkan hubungan self efficacy (p value= 0,029 : RP=

6,2) dan dukungan suami (p value= 0,735 : RP= 1,4).

Kesimpulan dan saran: ada hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap

smear pada PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun. Tidak ada hubungan

dukungan suami dengan pemeriksaan pap smear pada PUS di Kelurahan Pandean

Kota Madiun. Diperlukannya upaya lebih, dukungan sosial, serta edukasi bagi

para PUS (istri) untuk mencegah terjadinya kanker serviks dan meningkatkan

pemeriksaan program pap smear.

Kata Kunci : Self Efficacy, Dukungan Suami, Pap Smear

Kepustakaan: 27 (2012-2018)

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xi

PUBLICH HEALTH PROGRAM

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

ABSTRACT

Ayu Araras Angrosowani

Relationship between Self Efficacy and Husband Support for Pap Smear

Examination in Fertile Age Couples in Pandean Village, Madiun City

81 pages + 15 tables + 3 images + 6 attachments

Background: From the 6 health center located in the city of Madiun there is one

health center that has not met the target (by 80%) in the pap smear examination,

namely, the new Demangan Community Health Center shows a achievement rate

of 17%. With the number of participants 314 of the total Fertile Couples of 2367

people. From the results of the pap smear examination at Demangan Health

Center with the lowest results, namely in Pandean Village in 2018 there were only

63 people. The problem examined in this study is the participation of fertile

couples to participate in pap smear programs. In order to find out the relationship

between self efficacy and husband support for pap smear examinations on Fertile

Couples in Pandean Village Madiun City.

Method: Using descriptive analytical research with cross sectional design

approach. The sample consisted of 110 respondents. Data were analyzed using the

Chi-Square test with a significance egree of 0.05.

Results: The results of the study found a relationship of self efficacy (p value =

0.029: RP = 6.2) and husband support (p value = 0.735: RP = 1.4).

Conclusions and suggestions: there is a relationship between self efficacy

against pap smear examination in Fertile Couples in Pandean Village, Madiun

City. There is no relationship between husbandsupport and pap smear

examination at Fertile Age Couples in Pandean Village, Madiun City. The need

for more efforts, social support, and education for Fertile Age Couples (wife) to

prevent cervical cancer and increase examination of the pap smear program..

Keywords: Self Efficacy, Husband Support, Pap Smear

Literature: 27 (2012-2018)

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xii

DAFTAR ISI

Sampul Luar ................................................................................................... i

Sampul Dalam ................................................................................................ ii

Lembar Persetujuan ...................................................................................... iii

Lembar Pengesahan ....................................................................................... iv

Lembar Persembahan ................................................................................... v

Halaman Pernyataan .................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vii

Kata Pengantar .............................................................................................. viii

Abstrak ........................................................................................................... x

Abstract ........................................................................................................... xi

Daftar Isi ......................................................................................................... xii

Daftar Tabel .................................................................................................... xvi

Daftar Gambar ............................................................................................... xv

Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi

Daftar Istilah .................................................................................................. xvii

Daftar Singkatan ............................................................................................ xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................ 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjuan Umum Tentang Pap Smear ...................................................... 9

2.2 Tinjauan Umum Tentang Self Efficacy ................................................. 14

2.3 Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga ..................................... 28

2.4 Tinjauan Umum Tentang PUS ............................................................. 35

2.5 Faktor- Faktor Yang Berhubungan Tentang Pap Smear ...................... 36

2.6 Kerangka Teori ..................................................................................... 44

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 45

3.2 Hipotesis ................................................................................................ 46

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ................................................................................... 47

4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 48

4.3 Teknik Sampling ................................................................................... 50

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................... 51

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 52

4.6 Instrumen Penelitian .............................................................................. 54

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 57

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 58

4.9 Teknik Analisis Data ............................................................................ 60

4.10 Etika Penelitian .................................................................................... 61

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xiii

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum ................................................................................. 63

5.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 64

5.3 Pembahasan .......................................................................................... 70

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 78

6.2 Saran ..................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

LAMPIRAN .................................................................................................... 83

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ..............................................................53

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Self Efficacy ..........................................................55

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami ...................................................55

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas pemeriksaan pap smear .........................................56

Table 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................57

Tabel 4.7 Realisasi Kegiatan ................................................................................57

Tabel 4.8 Coding Variabel Penelitian .................................................................59

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .......................................65

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................65

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................66

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Self Efficacy .......................................................67

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami .................................................67

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Pap Smear ......................................68

Tabel 5.7 Tabel silang Self Efficacy ....................................................................69

Tabel 5.8 Tabel Silang Dukungan Suami .............................................................70

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xv

DAFTAR GAMBAR

2.6 Gambar Kerangka Teori ..................................................................................44

3.1 Gambar Kerangka Konsep ..............................................................................45

5.1 Peta Kelurahan Pandean .................................................................................64

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 : Kartu Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Self Efficacy

Lampiran 5 : Hasil Uji Validiatas Dan Reliabilitas Dukungan Suami

Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Pap Smear

Lampiran 7 : Input Data Univariat Dan Bivariat

Lampiran 8 : Hasil Distribusi Frekuensi Responden

Lampiran 9 : Hasil Bivariat Self Efficacy

Lampiran 10: Hasil Bivariat Dukungan Suami

Lampiran 11: Kuesioner

Lampiran 12: Penelitian Terhadap Responden

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xvii

DAFTAR ISTILAH

Pap Smear : Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks

Self Efficacy : Keyakinan akan kemampuan untuk mencapai sesuatu pada

diri sendiri

Ginekologi : Dokter (petugas kesehatan)

Premalignant : Prakeganasan

Malignancy : Tumor

Endometrium : Lapisan terdalam pada rahim

Skrining : Deteksi dini suatu penyakit

Displasia : Pembentukan sel secara tidak beraturan

Tuba Fallopi : Buluh rahim atau dua saluran yang menghubungkan

ovarium mamalia betina dengan rahim

kemoterapi : Pengobatan kanker

Ovarium : Indung telur

Ovulasi : Proses pelepasan ovum (sel telur)

Maturitas : Kedewasaan (kematangan)

Menstruasi :Proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi akibat

siklus bulanan alami pada tubuh wanita

Ovule :Tempat bersemayamnya sel telur

Sitologi :Cabang biologi yang berhubungan dengan studi sel,

struktur, fungsi, dan biokimia

Menopause :Berakhirnya siklus menstruasi secara alami saat wanita

memasuki usia 45- 55 tahun

Self Control :Kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya secara

sadar agar menghasilkan perilaku yang tidak merugikan

orang lain

Self Regulatory : Kemampuan

Cross Sectional :Kemampuan yang dimiliki manusia berupa kemampuan

berfikir

Independent : Variabel bebas dalam penelitian

Dependent : Variabel terikat dalam penelitian

Confidennality : Kerahasiaan

Beneficience : Manfaat

Justice : Adil

Non Maleficence : Tidak Membahayakan

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

xviii

DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistik

HPV : Human Papiloma Virus

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IUD : Infrauterine Device

IVA : Inspeksi Visual Asam Asetat

PUS : Pasangan Usia Subur

SADANIS : Pemeriksaan Payudara Klinis

WHO

: World Health Organization

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan perempuan merupakan salah satu indikator pencapaian kesehatan

di dunia, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan perempuan masih menjadi

tugas bagi pemerintah dan tenaga kesehatan, terkait tingginya angka kematian ibu.

Penyebab tingginya angka kematian ibu salah satunya kanker serviks yang

merupakan penyakit pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh 70% HPV

(Human Papiloma Virus) onkogenik tipe 16 dan 18 (Silalahi Veronica,dkk,2016).

Pap smear sebagai salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk

mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di

Indonesia mengingat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Dilihat dari hasil data, tiap

harinya 20 dari 40 wanita di Indonesia yang terdiagnosa kanker serviks meninggal

dunia (Media Komunikasi Publik Kemenkes RI, 2015).

Kendala yang selama ini ditemukan dalam usaha skrining kanker serviks

adalah keengganan wanita diperiksa karena malu, kerepotan, keraguan akan

pentingnya pemeriksaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya

pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi,

ketakutan merasa sakit pada saat pemeriksaan, tidak diizinkan suami serta rasa

segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan kurangnya dukungan keluarga

terutama suami (Rahma, 2011).

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

2

Menurut World Health Organization (WHO) di seluruh dunia, kanker serviks

adalah kanker tersering pada wanita dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada

tahun 2018 yang mewakili 7,5% dari semua kematian akibat kanker wanita. Lebih

dari 85% di antaranya terjadi di daerah yang kurang berkembang termasuk

Indonesia (Rio Susi, Sri Eunike,2017)

Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang

tertinggi prevalensinya pada perempuan di Indonesia. Kedua kanker ini dapat

ditemukan pada tahap yang lebih dini, namun 70% penderita kanker baru

mengetahui bahwa mereka sudah berada pada stadium lanjut. Kanker leher rahim

dapat ditemukan pada tahap sebelum kanker (lesi prakanker) dengan metode

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan pap smear. Jika ditemukan pada tahap

lebih dini dapat menurunkan angka kematian dan menghemat pembiayaan

kesehatan yang sangat tinggi, terutama dari kedua kanker ini. Di Indonesia sampai

dengan tahun 2017 sudah dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara

terhadap 3.040.116 perempuan usia 30-50 tahun (2,98%). Pemeriksaan dilakukan

menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk deteksi

dini kanker payudara dan pemeriksaan IVA atau Pap Smear untuk deteksi dini

kanker leher rahim (Kemenkes RI, 2017)

Terkait dengan program pencegahan kanker serviks, Kementerian Kesehatan

telah menargetkan sampai dengan tahun 2025 sebesar 80% wanita usia 30-50

tahun harus melakukan deteksi dini kanker serviks. Tingginya jumlah penderita

kanker idealnya di imbangi dengan penyediaan pelayanan kesehatan dalam

membantu pencegahan kanker itu sendiri dengan skrining tanda dan gejala dini

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

3

dan diperlukan trainer di setiap wilayah Indonesia untuk memberikan pelatihan

kepada tenaga kesehatan tentang deteksi dini (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah keseluruhan penderita kanker serviks di Jawa Timur mencapai 1.844

kasus. Pemeriksaan IVA atau pap smear dilakukan pada perempuan usia 30-50

tahun. Di Jawa Timur perempuan yang diperiksa IVA atau Pap Smear sebanyak

192.169 perempuan (3,07%) dan hasil positif pemeriksaan sebanyak 9.494

perempuan (4,94%). (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017)

Di Kota Madiun pada Tahun 2017 dilakukan pemeriksaan Leher Rahim dan

Payudara dilaksanakan bersamaan, dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 2.980

orang atau sebanyak 24,09% dari jumlah penduduk perempuan berumur 30-50

Tahun sebesar 12.370 orang (Hasil Proyeksi Estimasi BPS).(Profil Kesehatan

Kota Madiun 2017)

Dari ke 6 puskesmas yang terdapat di kota madiun terdapat salah satu

Puskesmas yang belum memenuhi target sasaran (sebesar 80%) dalam

pemeriksaan pap smear yaitu, Puskesmas Demangan yang baru menunjukkan

angkai capaian sebesar 17%. Dengan jumlah peserta 314 dari total PUS sebanyak

2367orang. (Dinas Kesehatan Kota Madiun, 2017).

Pada wilayah kerja Puskesmas Demangan terdapat 5 Kelurahan yaitu Taman,

Kuncen, Josenan, Pandean, dan Demangan. Dari hasil pemeriksaan pap smear

pada Puskesmas Demangan dengan hasil terendah yaitu di Kelurahan Pandean

pada tahun 2018 hanya terdapat 63 orang. Sedangkan target pemeriksaan di

Puskesmas pada setiap Kelurahan sebesar 215 orang.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

4

Untuk meningkatkan partisipasi PUS dalam pemeriksaan pap smear,

Puskesmas Demangan mengadakan program-program khusus salah satunya yaitu

diadakannya kegiatan penyuluhan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh petugas

kesehatan yang bekerja sama dengan tokoh masyarakat. Kegiatan penyuluhan

membahas tentang kanker serviks, pentingnya program pap smear, serta manfaat

mengikuti pap smear secara rutin.

Menurut penelitian Artiningsih Tahun 2011, bahwa sikap sangat berpengaruh

terhadap peilaku wanita usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker serviks.

Wanita menolak dilakukan pap smear karena rasa malu dan tidak diizinkan oleh

suami. Hal ini menunjukkan bahwa wanita enggan melakukan pemeriksaan pap

smear karena itu merupakan hal yang sangat tabu dan harus mendapat persetujuan

dari keluarga (suami) terlebih dahulu. Kuatnya tradisi dalam keluarga

memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan (dalam Reza Tiffany,2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Salma pada Tahun 2013 menunjukan bahwa

52,2% wanita yang mendapat dukungan suami cenderung melakukan pemeriksaan

Pap Smear dibandingkan wanita yang tidak mendapat dukungan. Seseorang

melakukan sesuatu karena mendapat dukungan dan dorongan dari orang

disekitarnya yang menganjurkan untuk hidup sehat. Untuk melakukan upaya

pencegahan seseorang membutuhkan dukungan dari semua pihak seperti

keluarga(Suami), teman dekat, petugas kesehatan, tokoh agama, dan tokoh

masyarakat (dalam Benedikta Klasia,2016).

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

5

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin meneliti tentang “hubungan self

efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS

(Pasangan Usia Subur) di Kelurahan Pandean?”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut, “Apa ada hubungan self efficacy dan dukungan

suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di Kelurahan Pandean?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self efficacy

dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di

Kelurahan Pandean.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi self efficacy PUS terhadap pemeriksaan pap smear di

Kelurahan Pandean.

2. Mengidentifikasi dukungan suami pada PUS terhadap pemeriksaan pap

smear di kelurahan Pandean.

3. Menganalisis hubungan self afficacy pada PUS terhadap pemeriksaan pap

smear di Kelurahan Pandean.

4. Menganalisis hubungan dukungan suami pada PUS terhadap pemeriksaan

pap smear di Kelurahan Pandean.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Informasi yang diperoleh tentang pengaruh self efficacy dan dukungan

suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS dapat digunakan sebagai

motivasi maupun upaya pencegahan (preventif) untuk melaksanakan pap

smear.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Dapat memberikan masukan kepada Puskesmas mengenai pengaruh

self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS

untuk melakukan upaya pencegahan yang lebih tepat kepada sasaran.

1.4.3 Bagi STIKES Bhakti HusadaMuliaMadiun

Dapat menjadi tambahan kepustakaan (bahan referensi) dan untuk

memperkaya pustaka yang sudah ada sehingga dapat dimanfaatkan oleh

peserta didik berikutnya dalam proses pendidikan. Serta mendapatkan

keilmuan baru tentang pentingnya melakukan pap smear yang bermanfaat

bagi seluruh anggota atau kayawan wanita yang sudah dinyatakan sebagai

PUS(Pasangan Usia Subur) di isntitusi.

1.4.4 Bagi Peneliti

Dapat memperoleh keterampilan, pengalaman, dan wawasan mengenai

pengaruh self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear

pada PUS yang dapat diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

7

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Nama dan

Tahun Penelitian

Rancangan

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Self Efficacy Wanita Usia

Subur Untuk Melakukan Pap

Smear Ditinjau Dari

Pengetahuan Dan Dukungan

Suami.

Suci Anggraeni, 2016. Di

Desa Sumber Wilayah Kerja

Puskesmas Karangan

Trenggalek

Penelitian

kuantitatif

menggunakan

pendekatan

Crossectional.

Pengetahuan

dan Dukungan

suami.

Hasil analisis statistik

menunjukan nilai

signifikansi sebesar

0,000<(α=0,05)

bahwa H1 diterima

yaitu pengaruh

pengetahuan dan

dukungan suami

terhadap self eficacy

wanita usia subur

Pengetahuan dan

dukungan suami

mempengaruhi self

eficacy sebesar

51,9% dan

dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak

diteliti sebesar

48,1%.

2. Hubungan Motivasi dengan

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Wanita Usia

Subur dalam Melakukan Pap

Smear di Kecamatan

Cipondoh, Kota Tangerang.

Rayhana,Hatfina Izzati,

2016. di Kecamatan

Cipondoh, Kota Tangerang

Studi

deskriptif

dengan

metode

kuantitatif dan

cross sectional

Karakteristik,

pengetahuan,

sikap, sosialisasi

puskesmas,

keterjangkauan,

dukungan suami

Sebanyak 15

responden (20%)

melakukan pap

smear. Dukungan

suami dan

pengetahuan

memiliki hubungan

signifikan terhadap

keikutsertaan pap

smear (p<0,05).

Sedangkan variabel

sikap memiliki

sedikit hubungan

(p=0,066).

3. Faktor Personal, Self

Efficacy, Dan Upaya

Pencegahan Kanker Serviks

Pada Perempuan Usia

Produktif. Ni Ketut Alit

Armini, Iqlima Dwi Kurnia,

Fani Lailatul Hikmah,2016.

Wilayah kerja Puskesmas

Kenjeran Surabaya

Deskriptif

korelatif

dengan

pendekatan

cross sectional

Personal, factor

self efficacy

prevention

Hubungan antara

faktor personal dan

upaya pencegahan

kanker serviks

menghasilkan

p=0,025 sedangkan

variabel self efficacy

dengan upaya

pencegahan kanker

serviks pada WUS

menghasilkan

p=0,094.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

8

Beberapa hal yang membedakan peneltian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah:

1. Tahun pelaksanaan penelitian yaitu tahun 2019.

2. Tempat penelitian yaitu di Kelurahan Pandean Kota Madiun.

3. Desain penelitian yaitu menggunakan metode deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional.

4. Analisis data menggunkan analisis univariat dan bivariat.

5. Pengolahan data menggunkan uji chi square.

6. Variable dependent (variabel bebas) yaitu self efficacy dan dukungan

suami.

7. Variable independent (variabel terikat) yaitu pemeriksaan pap smear.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Pap Smear

2.1.1 Definisi Pap Smear

Pemeriksaan uji pap (pap Smear) adalah pengamatan sel-sel yang di

eksfoliasi dari genetalia wanita. Uji pap telah terbukti dapat menurunkan kejadian

kanker serviks yang ditemukan stadium pra kanker, ceoplasia, intraepitel serviks

(NIS). (Syafrudin, Hamidah 2009).

Tes papanikolau atau Pap Smear adalah metode skrining ginekologi.

Dilakukan pertama kali oleh Georgis Papanikolaou untuk menemukan proses-

proses premalignant atau prakeganasan dan malignancy atau keganasan di leher

rahim bagian luar, dan infeksi dalam leher rahim bagian dalam endometrium.

Skrining secara teratur dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks. Tes

pap dapat mendeteksi perubahan awal sel leher rahim (displasia) sebelum berubah

menjadi kanker. Pap Smear juga dapat mendeteksi sebagian besar kanker serviks

pada tahap awal (Emillia, dalam Ulul Azmi 2017).

Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding

leher rahim dengan menggunakan mikroskop untuk mendeteksi kanker serviks,

yang dilakukan secara mudah, cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya,

dalam Ulul Azmi 2017).

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

10

Pap Smear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari

serviks yang kemudian di periksa di bawah mikroskop untuk melihat

perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut (Saraswati Lia Karisma,

2011).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah

pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV

dengan membawa hasil tes pada laboratorium (dibawah mikroskop) dengan

lebih akurat.

2.1.2 Indikasi pap smear

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya

mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan

juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri.

Berikut ini adalah wanita-wanita sasaran tes pap smear yaitu :

1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun

aktivitas seksualnya sangat tinggi.

2. Wanita yang berganti-ganti pasangan sesual atau pernah menderita HIV

atau kutil kelamin.

3. Wanita yang berusia diatas 30 tahun atau lebih.

4. Wanita yang memakai alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun (terutama dengan

hormonal dan IUD).

5. Wanita dengan keputihan kronis.

6. Wanita yang sudah monopause dan mengeluarkan darah pervaginam.

7. Wanita yang sering berganti-ganti pasangan seks.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

11

8. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal sesering

mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker

serviks.

2.1.3 Tujuan Pap Smear

Adalah menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang

menjadi kanker termasuk infeksi HPV (Syafrudin, Hamidah 2009).

2.1.4 Manfaat Pap Smear

Manfaat pap smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut

(Manuaba, dalam Ulul Azmi 2017).

1. Diagnosis dini keganasan

Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus

endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.

2. Perawatan ikutan dari keganasan

Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah

mendapat kemoterapi dan radiasi.

3. Interpretasi hormonal wanita

Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi

atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan

kemungkinan keguguran pada hamil muda.

4. Menentukan proses peradangan

Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai

infeksi bakteri dan jamur.

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

12

2.1.5 Wanita yang dianjurkan pap smear

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan

berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan

baik antara umur 17-45 tahun. Wanita dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan

pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah melakukan melakukan

hubungan seksual (sudah menikah). Wanita yang dianjurkan untuk

melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut :

1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas

seksualnya tinggi.

2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah mencerita HPV

(Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin

3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun

4. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

5. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun

kanker serviks

6. Wanita yang menggunaka pil KB (Sukaca dalam Arindi Lolyta 2018).

2.1.6 Waktu untuk melakukan pap smear

Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat

haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan

hasil Pap Smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan Pap Smear

adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

13

Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur dari segi usia

adalah:

1. Usia < 21 tahun dan aktif seksual: 3 tahun sekali

2. Usia 21-29 tahun: 3 tahun sekali

3. Usia 30- 65 tahun: 3-5 tahun sekali jika hasil tes sebelumnya negatif

2.1.7 Syarat-syarat Pap Smear

Syarat-syarat yang harus dilakukan dalam pemeriksaan Pap Smear

antara lain:

1. Mengisi blanko permintaan secara lengkap.

2. Jangan lakukan pemeriksaan lainnya sebelum pengambilan sampel.

3. Sebaiknya dilakukan diluar menstruasi, kecuali pada perdarahan vagina

abnormal sampel dapat diambil dengan melakukan tampon vagina sebelum

mengambil sampel.

4. Bila pasien menggunakan obat berupa vagina ovule, harus dihentikan

seminggu sebelum pengambilan sampel.

5. Untuk pasien paska persalinan, paska pembedahan, atau paska radiasi

hanya bisa dilakukan setelah penyembuhan untuk menghindari adanya sel

inflamasi yang dapat menganggu interpretasi pemeriksaan sitologi.

6. Pada kasus yang dicurigai adanya keganasan endometrium, disarankan

untuk mengambil sampel pada fornik posterior atau melakukan kerokan

pada endometrium secara langsung.

7. Sebelum melakukan pemeriksaan, pertama kali akan diminta untuk

mengosongkan kandung kemih.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

14

8. Tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear saat sedang hamil, sebaiknya

dilakukan atau tiga bulan setelah melahirkan atau darah nifas sudah bersih.

9. Tidak melakukan hubungan seksual minimal 2x24 jam (Emilia, dalam

Ulul Azmi 2017).

2.1.8 Interpretasi Hasil Pap Smear

Terdapat banyak sistem dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

pap smear, berikut ini dijelaskan kalsifikasi Papanicolaou membagi hasil

pemeriksaan menjadi 5 kelas yaitu :

1. Kelas I : Tidak ada sel abnormal

2. Kelas II : Terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi

adanya keganasan.

3. Kelas III : Gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, dysplasia ringan

sampai sedang.

4. Kelas IV : Gambaran sitologi dijumpai displasia berat.

5. Kelas V : Keganasan.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Self Efficacy (Efikasi Diri) Terhadap Pap

Smear.

2.2.1 Definisi Self Efficacy

Albert Bandura (dalam Baron dan Byrne, 2004) mencetuskan teori tentang

efikasi diri (self efficacy), yaitu perasaan akan kemampuan kita dalam

mengerjakan suatu tugas, perasaan bahwa diri kita kompeten dan efektif

(Triningtyas Diana Ariswanti, 2016).

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

15

Self efficacy adalah keyakinan yang dipegang seseorang tentang

kemampuannya dan juga hasil yang akan ia peroleh dari kerja kerasnya

mempengaruhi cara mereka berperilaku, Bandura (dalam Ni‟mah Ainun, 2014).

Alwisol (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) mendefinisikan self efficacy adalah

penilaian, apakah dapat melakukan tindakan yang baik dan buruk, tepat atau

salah, bisa atau tidak mengerjakan sesuai dengan dipersyaratkan. Efficacy ini

berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang

ideal yang seharusnya dapat dicapai, sedangkan efficacy menggambarkan

penilaian kemampuan diri.

Sedangkan Feist & Feist (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) menyatakan bahwa

self efficacy sebagai “keyakinan individu bahwa mereka mampu untuk melakukan

suatu tindakan yang akan menghasilkan sesuatu yang duharapkan”. Manusia

bertindak dalam suatu situasi bergantung pada hubungan timbal balik dari

perilaku, lingkungan, dan kondisi kognitif, terutama faktor-faktor kognitif yang

berhubungan dengan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan suatu

tindakan untuk menghasilkan pencapaian yang diinginkan dalam suatu situasi.

2.2.2 Dimensi Self Efficacy

1. Dimensi tingkat (Level / Magnitude)

Dimensi ini mengacu pada derajat kesulitan tugas individu, yang mana

individu merasa mampu untuk melakukannya. Penilaian self efficacy pada setiap

individu akan berbeda-beda, baik pada saat menghadapi tugas yang mudah atau

tugas yang sulit. Ada individu yang memiliki self efficacy tinggi hanya pada tugas

yang bersifat mudah dan sederhana, namun ada pula yang memiliki self efficacy

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

16

tinggi pada tugas yang bersifat sulit dan rumit. Individu dapat merasa mampu

melakukan suatu tugas mulai dari tugas yang sederhana, agak sulit, dan teramat

sulit.

Hal ini akan disesuaiakan dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk

memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan bagi masing-masing tingkat atau

tingkat tuntutan tugas dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat

kepandaian/kecerdikan, usaha, ketepatan, produktifitas, dan pengaturan diri (self

regulation). Mengingat pentingnya program pap smear sebagai upaya pencegahan

kanker serviks PUS dapat atau tidak melakukan pemeriksaan tersebut berdasarkan

keyakinan masing-masing.

2. Dimensi kekuatan (Strength)

Dimensi ini menunjuk pada seberapa yakin individu dalam menggunakan

kemampuannya pada pengerjaan tugas. Dengan self efficacy, kekuatan untuk

usaha yang lebih besar mampu di dapat. Individu yang memiliki keyakinan yang

kurang kuat untuk menggunakan kemampuan yang dimilikinya dapat dengan

mudah menyerah apabila menghadapi hambatan dalam menyelesaikan suatu

tugas. Sebaliknya, individu yang memiliki keyakinan yang kuat akan

kemampuannya akan terus berusaha meskipun menghadapi satu hambatan.

Dengan adanya motivasi dalam diri (niat) PUS dalam upaya pencegahan penyakit

kanker serviks dan berbagai dukungan dari keluarga (terutama suami), teman ,

atau petugas kesehatan setempat tentunya akan mampu menjalani tes pap smear.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

17

3. Dimensi Generalisasi (Generality)

Generality menjelaskan keyakinan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas

tertentu dengan tuntas dan baik. Disini setiap individu memiliki keyakinan yang

berbeda-beda sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula. Ruang lingkup tugas-

tugas yang dilakukan bisa berbeda dan tergantung dari persamaan derajat

aktivitas, kemampuan yang diekspresikan dalam hal tingkah laku, pemikiran dan

emosi, kualitas dari situasi yang ditampilkan dan sifat individu dalam tingkah laku

secara langsung ketika menyelesaikan tugas. Dengan melihat pengalaman (hasil

tes) dari orang lain serta pengetahuan yang cukup akan memunculkan keberanian

akan pemeriksaan pap smear dengan rutin tanpa adanya suatu paksaan.

2.2.3 Sumber-Sumber Terbentuknya Self Efficacy

Berdasarkan teori self efficacy Bandura (dalam Ni‟mah Ainun, 2014)

menyebutkan keyakinan efficacy turut berkembang sepanjang hayat. Self efficacy

pribadi itu didapatkan, dikembangkan atau diturunkan melalui salah satu atau dari

kombinasi dari empat sumber berikut:

1. Pengalaman Penguasaan.

Keberhasilan membangun keyakinan yang kuat akan kemanjuran pribadi

seseorang. Kegagalan merusaknya, terutama jika kegagalan terjadi sebelum rasa

kemanjuran mapan.Jika orang hanya mengalami kesuksesan yang mudah, mereka

datang untuk mengharapkan hasil yang cepat dan mudah berkecil hati karena

kegagalan. Rasa kemanjuran yang tangguh membutuhkan pengalaman dalam

mengatasi hambatan melalui upaya gigih. Tujuan dalam mengajarkan bahwa

kesuksesan biasanya membutuhkan upaya yang berkelanjutan. Setelah orang

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

18

menjadi yakin mereka memiliki apa yang diperlukan untuk berhasil, mereka

bertahan dalam menghadapi kesulitan dan dengan cepat rebound dari

kemunduran. Dengan bertahan melalui masa-masa sulit, mereka muncul lebih

kuat darinya kesulitan.

2. Model Sosial

Melalui pengalaman perwakilan yang disediakan oleh model sosial. Melihat

orang yang mirip dengan dirinya berhasil oleh upaya berkelanjutan menimbulkan

keyakinan bahwa mereka juga memiliki kemampuan yang sebanding untuk

berhasil. Dengan cara yang sama, mengamati kegagalan orang lain meskipun

upaya yang tinggi menurunkan penilaian pengamat atas kemanjuran mereka

sendiri dan melemahkan upaya mereka. Dampak pemodelan pada persepsi self-

efficacy sangat dipengaruhi oleh kesamaan yang dirasakan dengan model. Itu

semakin besar persamaan yang diasumsikan, semakin persuasif keberhasilan dan

kegagalan model. Jika orang melihat model sangat berbeda dari diri mereka yang

dirasakan self-efficacy mereka tidak banyak dipengaruhi oleh perilaku model dan

hasil yang dihasilkannya.Pengaruh pemodelan lebih dari sekadar memberikan

standar sosial yang dapat digunakan untuk menilai seseorang untuk kemampuan

diri sendiri.

3. Persuasi Verbal

Cara ketiga untuk memperkuat self efficacy adalah dengan persuasi verbal.

Persuasi verbal berhubungan dengan dorongan atau hambatan yang diterima oleh

seseorang dari lingkungan sosial yang berupa pemaparan mengenai penilaian

secara verbal dan tindakan dari orang lain, baik secara disengaja maupun tidak

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

19

disengaja. Individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat

mengatasi dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk

berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Sumber yang

dipercaya pengaruhnya dalam meningkatkan self efficacy, semakin dipercaya

sumber persuasi verbal maka akan semakin berpengaruh pada self efficacy begitu

pun sebaliknya.

4. Kondisi Fisik Dan Emosi

Faktor terakhir yang mempengaruhi self efficacy adalah kondisi fisik dan

emosi (somatic and emotional state). Seseorang juga mengandalkan pada kondisi

fisik dan emosi untuk menilai kemampuan mereka. Reaksi stres dan ketegangan

akan dianggap sebagai tanda bahwa mereka akan memiliki perfoma yang buruk,

sehingga akan menurunkan self efficacy mereka.

Dalam aktivitas yang melibatkan kekuatan dan stamina, orang akan menilai

kelelahan, dan rasa sakit mereka sebagai tanda dari kelemahan. Dalam hal ini

bukan reaksi fisik dan emosi yang penting, tetapi bagaimana mereka mengetahui

dan mengartikan kondisi fisik dan emosi mereka. Seseorang yang yakin akan

kondisi emosi dan fisik mereka akan mempunyai self efficacy yang lebih besar,

sedangkan mereka yang ragui dengan keadaan mereka maka akan melemahkan

self efficacy mereka.

2.2.4 Proses Terjadinya Self Efficacy

Dalam penelitian Bandura pada tahun 1994 mengemukakan bahwa terdapat

empat proses psikologis dalam self efficacy yang turut berperan dalam diri

manusia yaitu :

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

20

1. Proses Kognitif

Proses kognitif merupakan proses berpikir, di dalamnya pemerolehan,

pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Sebagian besar tingkah laku

individu diatur oleh pemikiran mengenai tujuan yang igin dicapai. Tujuan tersebut

dipengaruhi oleh penilaian diri mengenai kapabilitas atau kemampuan yang

dimilikinya. Perolehan informasi mengenai dunia kerja dan karir secara umum

tersebut diorganisasikan oleh proses kognitif.

Keyakinan diri mempengaruhi bagaimana individu tersebut menafsirkan

keadaan, membentuk skenario, dan memvisualisasikan masa depan yang

direncanakan. Informasi dari hasil pengorganisasi tersebut menjadi pengatahuaan

dasar yang akan digunakan sebagai alternatif pilihan karirnya. Selanjutnya

individu mengevaluasi alternatif-alternatif dari informasi tersebut dan menetapkan

pilihan karir berdasarkan alternatif-alternatif tersebut.

Fungsi kognitif adalah memungkinkan individu untuk memprediksikan suatu

kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol hal-hal yang dapat

mempengaruhi kehidupan mereka. Untuk dapat memprediksi dan

mengembangkan cara tersebt diperlukan pemprosesan informasi melalui kognitif.

Proses kognitif ini juga dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian yang dimiliki

oleh seseorang. Bagaimana cara pandangnya, baik itu terhadap dirinya maupun

orang lain dan kejadian disekitarnya berhubungan dengan self efficacy seseorang

dalam suatu aktivitas tertentu melalui mekanisme self regulatory.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

21

1. Proses Motivasi

Kebanyakan motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif atau pikiran.

Individu memberi motivasi atau dorongan bagi diri mereka sendiri dan

mengarahkan tindakan melalui tahap-tahap pemikiran sebelumnya. Mereka

membentuk suatu keyakinan tentang apa yang dapat mereka lakukan.

Mengantisipasi hasil dari suatu tindakan, membentuk tujuan bagi diri mereka

sendiri dan merencanakan tindakan- tindakan yang diperlukan dalam mencapai

tujuan.

2. Proses Afeksi

Proses afektif merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi

emosional. Keyakinan individu akan kemampuan coping mereka, turut

mempengaruhi tingkatan stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi

situasi yang sulit. Persepsi self efficacy tentang kemampuannya mengontrol

sumber stress memiliki peranan akan kemampuannya untuk mengontrol situasi

cenderung tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Mereka cepat menyerah dalam

menghadapi masalah dalam hidupnya dan merasa usahanya tidak efektif.

Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi cenderung mengalami

tingkat kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan kekurangan mereka,

memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman, membesar-besarkan

masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi.

Individu dengan self efficacy yag sangat rendah tidak akan mencoba untuk

mengatasi masalahnya, karena mereka percaya apa yang mereka lakukan tidak

akan membawa perbedaan.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

22

3. Proses Seleksi

Manusia merupakan bagian dari lingkungan tempat dimana mereka berada.

Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu, turut

mempengaruhi dampak dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari

aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa

yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung

tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu

kemudian meningkatkan kemampuan, minat dan hubungan sosial mereka yang

lainnya.

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy

Bandura (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi self efficacy pada diri individu antara lain :

1. Budaya

Budaya mempengaruhi self efficacy melalui nilai (values), kepercayaan

(belief). Dan proses pengaturan diri ( self-regulatory process) yang berfungsi

sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari

keyakinan akan self efficacy. Dengan demikian melalui kepercayaan PUS akan

manfaat tes pap smear akan mempermudah menjalankannya.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap self efficacy. Hal ini dapat dilihat dari

penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita self efficacy lebih

tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

23

rumah tangga juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi

dibandingkan dengan pria yang bekerja.

Pada penelitian yang lainnya pada beberapa bidang pekerjaan tertentu pria

memiliki self efficacy yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, begitu juga

sebaliknya self efficacy wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan

dengan pria. Pria biasanya memiliki self efficacy yang tinggi dengan pekerjaan

yang menuntut keterampilan teknis matematis. Kanker serviks banyak menyerang

seorang wanita dengan demikian peran wanita untuk melakukan tes pap smear

akan sangat penting bagi kesehatan yang lebih baik di masa mendatang.

3. Insentif eksternal

Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif

yang diperolehnya. Bandura menyatakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan self efficacy adalah competent contingens incentive, yaitu insentif

yang diberikan oleh orang lain yang mereflesikan keberhasilan seseorang.

Dukungan berupa suport dan memperhatikan perkembangan di sebelum maupun

sesudah pemeriksaaan. Dukungan tersebut bisa didapatkan melalui suami, anak,

teman, maupun orang lain.

4. Status atau peran individu dalam lingkungan

Individu akan memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat

kontrol yang lebih besar sehingga self efficacy yang dimilikinya juga tinggi.

Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki

kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya juga rendah.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

24

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan yang di dapatkan akan

semakin mempengaruhi PUS dalam melakukan tes pap smear.

2.2.6 Fungsi Self Efficacy

Menurut Bandura 1986 (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) Self efficacy memiliki

fungsi dan berbagai dampak dari penilaian self efficacy sebagai berikut:

1. Pemilihan Aktivitas

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia seringkali dihadapkan dengan

pengambilan keputusan, meliputi pemilihan tindakan dan lingkungan sosial yang

ditentukan dari penilaian efficacy manusia tersebut. Seseorang cenderung untuk

menghindar dari situasi yang diyakini melampaui kemampuan diri mereka, dan

sebaliknya mereka akan mengerjakan sesuatu yang dinilai mampu untuk mereka

lakukan. Self efficacy yang tinggi akan dapat memacu keterlibatan aktif dalam

suatu kegiatan atau tugas yang kemudian akan meningkatkan kompetensi

seseorang. Sebaliknya, self efficacy yang rendah dapat mendorong seseorang

untuk menarik diri dari lingkungan dan kegiatan sehingga dapat mennghambat

perkembangan potensi yang dimilikinya.

2. Usaha dan Daya Tahan

Penilaian terhadap efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang

dilakukan seseorang dan seberapa lama ia akan bertahan dalam menghadapi

hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Semakin tinggi self

efficacy seseorang maka semakin besar dan gigih pula usaha yang dilakukan.

Ketika dihadapkan dengan kesulitan, individu yang memiliki self efficacy yang

tinggi akan mengeluarkan usaha yang besar untuk mengatasi tantangan tersebut.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

25

Sedangkan orang yang meragukan kemampuannya akan mengurangi usahanya

atau bahkan menyerah sama sekali.

3. Pola Berpikir dan Reaksi Emosional

Penilaian mengenai kemampuan seseorang juga mempengaruhi pola berpikir

dan reaksi emosialnya selama interaksi aktual dan terinspirasi dengan lingkungan.

Individu yang menilai dirinya memiliki self efficacy rendah merasa tidak mampu

dalam mengatasi masalah atau tuntutan lingkungan, hanya akan terpaku pada

kekurangannya sendiri dan berpikir kesulitan yang mungkin timbul lebih berat

dari kenyataannya.

Self efficacy juga dapat membentuk pola berpikir kausal. Dalam mengatasi

persoalan yang sulit, seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan

menganggap kegagalan terjadi karena kurangnya usaha yang dilakukan.

Sedangkan orang yang memiliki self efficacy rendah lebih menganggap kegagalan

disebabkan kurangnya kemampuan yang ia miliki.

2.2.7 Pengaruh Self Efficacy Pada Tingkah Laku

Menurut Bandura (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) self efficacy akan

mempengaruhi bagaimana individu merasakan, berpikir, memotivasi diri sendiri,

dan bertingkah laku. Self efficacy atau kapabilitas yang dimiliki individu akan

mempengaruhi tingkah lakunya dalam beberapa hal, seperti:

1. Tindakan individu, self efficacy menentukan kesiapan individu dalam

merencanakan apa yang harus dilakukannya. Individu dengan keyakinan diri

tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang harus

dilakukannya.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

26

2. Usaha, self efficacy mencerminkan sebarapa besar upaya yang dikeluarkan

individu untuk mencapai tujuannya.

3. Daya tahan individu dalam menghadapi hambatan atau rintangan dan

kegagalan, individu dengan self efficacy tinggi mempunyai daya tahan yang

kuat dalam menghadapi rintangan atau kegagalan, serta dengan mudah

mengembalikan rasa percaya diri setelah mengalami kegagalan. Individu juga

beranggapan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan adalah akibat dari

kurangnya pengetahuan, bukan karena kurangnya keahlian yang dimilikinya.

Hal ini membuat individu berkomitmen terhadap tujuan yang ingin dicapainya.

Apabila individu telah memiliki pilihan karir yang sesuai dengan minatnya,

maka ia tidak akan mudah menyerah jika menemukan hambatan dalam proses

pencapaian tujuannya. Individu akan menganggap kegagalan sebagai bagian

dari proses, dan tidak menghentikan usahanya.

4. Ketahanan individu terhadap keadaan tidak nyaman, dalam situasi tidak

nyaman, individu dengan self efficacy diri tinggi menganggap sebagai suatu

tantangan, bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari. Ketika individu

mengalami keadaan tidak nyaman dalam usaha untuk mencapai tujuan yang

diminati, ia akan tetap berusaha bertahan dengan mengabaikan

ketidaknyamanan tersebut dan berkonsetrasi penuh.

5. Pola pikir, situasi tertentu akan mempengaruhi pola pikir individu dengan self

efficacy tinggi, pola pikirnya tidak mudah terpengaruh oleh situasi lingkungan

dan tetap memiliki cara pandang yang luas dari beberapa sisi. Cara pandang

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

27

individu yang luas memungkinkan individu memiliki alternatif pilihan karir

yang banyak dari bidang yang diminati.

6. Stres dan depresi, bagi individu yang memiliki self efficacy rendah, kecemasan

yang dibangkitkan oleh stimulus tertentu akan membuatnya mudah merasa

tertekan. Jika perasaan tertekan tersebut berkelanjutan, maka dapat

mengakibatkan depresi. Dalam upaya memilih karir yang sesuai dengan

minatnya, jika individu menganggap realitas sulitnya jalur yang harus

ditempuh, prospek dunia kerja di masa depan dan sebagainya sebagai sumber

kecemasan, dan individu meragukan kemampuannya, maka individu akan

menjadi lebih mudah tertekan.

7. Tingkat pencapaian yang akan terealisasikan, individu dengan self efficacy

tinggi dapat membuat tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta

mampu menentukan bidang karir atau pendidikan sesuai dengan minat dan

kemampuannya tersebut.

Dari hasil penelitian ulfiana Elisa 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden sebanyak 81,1% mempunyai kemampuan diri mampu untuk

melakukan papsmear dan 18,9% responden tidak mampu melakukan papsmear.

Kemampuan diri (Self Efficacy), kemampuan diri dalam membangun representasi

kepercayaan diri pada situasi tertentu yang dimiliki seseorang sehingga mereka

dapat melakukan coping pada situasi beresiko tinggi tanpa kambuh ke kebiasaan

mereka yang tidak sehat atau beresiko tinggi. Seseorang yang mempunyai self

efficacy maka akan lebih besar mencapai ke arah tujuan dan lebih besar untuk

mengadopsi atau merekomendasi perilaku.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

28

Orang yang memilih perasaan tinggi yakin bahwa dia akan berhasil, sehingga

dia akan melaksanakan tugasnya dengan cepat dan percaya diri.Sedangkan orang

dengan self efficacy yang rendah yakin bahwa ia akan gagal. Dalam hal ini

wanita pasangan usia subur yang mempunyai usaha untu meningkatkan

kesehatannya dengan cara mencegah ancaman penyakit kanker leher rahim akan

mampu melaksanakan usahanya itu dengan cara melakukan pap smear.

Dari 96 responden yang diteliti sebanyak 57 (59,4%) responden kadang-

kadang yakin/percaya diri untuk melakukan Pap Smear (Anggraeni Suci tahun

2017).

Awodele, et al (dalam Suantika Putu,dkk, 2018) di negara Nigeria dimana

dari 200 perawat yang diteliti 99% mengatakan bahwa mereka sadar akan bahaya

kanker serviks dan perlunya pemeriksaan pap smear sebagai upaya pencegahan.

Akan tetapi seluruh responden tidak mampu untuk melakukan pemeriksaan

tersebut dikarenakan self efficacy yang kurang dan tidak adanya waktu untuk

melakukan pemeriksaan, adanya keyakinan terhadap perasaan tidak nyaman akan

pemeriksaan, biaya, dan tidak tersedianya tempat untuk melakukan pap smear.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Dukungan Sosial Keluarga Terhadap

Pemeriksaan Pap Smear

2.3.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu

yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga sesorang akan

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

29

tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan

mencintainya (Cohen Dan Sme dalam Harnilawati , 2013).

Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suau proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial (friedman, dalam Harnilawati, 2013).

Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga

mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan

meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

Studi- studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi

dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang

bersifat eksternal maupun internal tebukti sangat bermanfaat. Dukungan

sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah,

keluarga besar, kelompok sosial, keompok rekreasi, tempat ibadah, dan

praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga antara lain dukungan suami atau

istri dari saudara kandung atau dukungan dari anak (Friedman, dalam

Harnilawati, 2013).

2.3.2 Ciri- Ciri Dukungan Keluarga

Menurut house (Smet, dalam Harnilawati, 2013) setiap bentuk

dukungan sosial keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain:

1. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,

meliputi pemberian nesehat, pengarahan ide-ide atau informasi lainnya

yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain

yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

30

2. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari

orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta dan

kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhannya bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,

bahkan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

sesorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-

persoalan yang dihadapinya, misalkan dengan menyediakan peralatan

lengkap dan memadai bagi penderita, ,menyediakan obat-obat yang di

butuhkan dan lain-lain.

4. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan

sesorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita.

Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti

bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka

penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif. Efek dari

dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi

bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang

adekuat terbukti dengan menurunya mortalitas, lebih mudah sembuh dari

sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu, pengaruh

positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap

kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

31

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Dukungan

Keluarga

Menurut Friedman (dalam Fitriana Farokta 2017) menyangkut struktur

kekuasaan keluarga, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran

suami meliputi :

1. Kelas sosial

Fungsi dari peran suami tentu dipengaruhi kepentingan dan kebutuhan

yang ada dalam keluarga.

2. Bentuk keluarga

Keluarga dengan orang tua tunggal jelas berbeda dengan orang yang

masih lengkap, demikian juga antara keluarga inti dengan keluarga besar

yang beragam dalam pengambilan keputusan dan kepentingan akan

rawan konflik peran.

3. Latar belakang keluarga

Kesadaran dan kebiasaan keluarga. Kesadaran merupakan titik temu atau

equilibrium dari berbagai pertimbangan dan perbandingan yang

menghasilkan keyakinan.

4. Sumber daya keluarga.

Sumber daya atau pendapatan keluarga merupakan penerimaan seseorang

sebagai imbalan atas semua yang telah dilakukan dengan tenaga atau

pikiran seseorang terhadap orang lai atau organisasi lain.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

32

5. Siklus keluarga

Sesuai dengan fungsi keluarga yang sedang dialami juga merupakan hal

yang dapat mempengaruhi peran karena perbedaan kebutuhan dan

kepentingan.

2.3.4 Jenis Dukungan Keluarga

1. Dukungan instrumental, yaitu keluaraga merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit.

2. Dukungan informasional, yaitu keluraga berfungsi sebagai sebuah kolektor

dan disseminator (penyebar informasi).

3. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan masalah dan

sebagai sumber dan validator identitas keluarga.

4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman

dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu pengusaan dalam

emosi (dalam Harnilawati, 2013).

2.3.5 Dukungan Suami

Suami adalah anggota keluarga yang memiliki peran penting dalam

kehidupan seorang istri. Dukungan moral dan motivasi dari suami sangat

dibutuhkan oleh seorang istri (Dagun dalam Musyriqoh S, 2016).

Upaya pencegahan kanker serviks berupa dukungan suami dapat

diwujudkan melalui berbagai tindakan seperti dukungan sosial dalam

melakukan pemeriksaan deteksi dini dengan Inspeksi Visual dengan Asam

Asetat (IVA) atau Pap smear. Dukungan keluarga terutama suami mengacu

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

33

kepada dukungan sosial yang dipandang oleh suami dapat diakses untuk

keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman, Bowden& Jones dalam Musyriqoh S, 2016 ).

1. Faktor-Faktor Dukungan Suami

a. Budaya

Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia yang umumnya masih

tradisional (Patrilineal), menganggap wanita tidak sederajat dengan kaum

pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan

keinginan suami saja. Anggapan seperti ini dapat mempengaruhi

perlakuan suami terhadap istri. Masyarakat jawa dikenal dengan istilah

kancawringking atau teman belakang untuk menyebut istri.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tempatnya bukan di depan

sejajar dengan laki-laki, melainkan di belakang atau di dapur, karena

dalam konsep budaya Jawa wilayah kegiatan istri adalah seputar dapur

untuk peran memasak, sumur sumur untuk peran mencuci, dan dapur

untuk peran melayani kebutuhan biologis suami. Pemetaan bagi wilayah

perempuan semacam ini kemudian dirangkaikan dengan tugas istri

macak yaitu berhias untuk menyenangkan suami, manak yaitu

melahirkan, dan masak, yaitu menyiapkan makanan bagi keluarga (Rizal,

Suryaningtyas, dalam Musyriqoh 2016).

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sebuah

kebudayaan turun temurun dilakukan, misalnya di bidang kesehatan

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

34

masyarakat melakukan perawatan, cara, pemakaian obat, dan tindakan

yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun.

Menurut penelitian Nurwidodomengatakan bahwa pentingnya kesehatan

bagi seseorang, maka masyarakattradisional Madura memiliki

mekanisme untuk menjaga kesehatannya. Jauh sebelum melakukan

upaya-upaya yang sifatnya pengobatan, masyarakat telah memiliki

konsep pencegahan agar tidak terjadi penyakit. Wanita Madura

meminum ramuan untuk perawatan alat deproduksi seperti galian

rapetatorapet wangi.

b. Pendapatan

Masyarakat mempergunakan sekitar 75-100% penghasilan untuk

membiayai seluruh keperluan hidupnya. Berdasarkan perhitungan

tersebut dapat diperkirakan bahwa pada akhirnya ibu tidak melakukan

pemeriksaan Pap smear atau IVA kepelayanan kesehatan. Secara nyata

dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan

pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga harus

memperhatikan kesehatan keluarganya.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengtahuan suami

maka akses terhadap informasi kesehatan bagi keluarga akan berkurang

sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

35

2. Jenis-jenis Dukungan Suami

a. Dukungan psikologis

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang

bersangkutan. Misalnya menemani istri saat periksa kesehatan (Musbikin,

dalam Fitriana Farokta 2017).

b. Dukungan sosial

Dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk materi semisal kesiapan

finansial, suami menyisihkan dana khusus untuk keperluan pemeriksaan

c. Dukungan informasi

Suami harus memberikan perhatian kepada masalah istri misalnya

berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi (Arief, dalam Fitriana

Farokta 2017).

d. Dukungan lingkungan

Perlakuan ini dapat menimbulkan rasa senang dalam diri istri dan tenaga

kesehatan. Suami akan mengambil peran besar dalam turut menjaga

kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang dan bahagia.

2.4 Tinjauan Umum Tentang PUS (Pasangan Usia Subur)

Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dan secara

operasional pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun

dan telah kawin atau istri berumur lebih dari 49 tahun tetapi belum menopause.

Pasangan usia subur yang di maksud dalam penelitian ini adalah PUS yang

istrinya berusia 30-49 tahun, hal ini disebabkan karena PUS tersebut memiliki

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

36

kemungkinan melahirkan sedikit atau tidak melahirkan lagi sehingga tidak akan

terjadi penambahan anak pada PUS tersebut (Nuriana Fella, 2016).

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Pap Smear

Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non

behaviour causes). (Lestari Titik, 2015).

Selanjutnya perilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3 faktor:

2.5.1 Faktor Pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, dan pendidikan sebagainya.

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadinya setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, dalam Anggraeni Suci 2017).

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

37

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengguaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-kompenen, tetapi masih didalam struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

38

e. Sintesis (sintesys)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn

formulasin baru dari formulasin-formulasin yang sudah ada. Misalnya dapat

menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo,dalam Masturoh Eminia 2016).

Kurangnya pengetahuan wanita tentang kanker serviks sebagai salah satu

sebab keterlambatan diagnosis sehingga pasien datang dalam kondisi kanker

sudah stadium lanjut, keadaan umum yang lemah juga status sosial ekonomi

yang rendah, keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana (Rasjidi, dalam

Setianingsih Fitri 2017).

Pengetahuan tentang kanker serviks dan pap smear adalah kemampuan

responden dalam memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan kanker

serviks, meliputi penyebab, gejala, factor risiko, sumber informasi, dan

pencegahan, serta berkaitan dengan pap smear, meliputi manfaat, biaya, tempat

layanan, dan sumber informasi (Linadi Kinanthi Estu,2013).

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

39

2. Sikap

Suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau

situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang

tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang

dipilihnya (Lestari Titik, 2015).

Sikap tentang kanker serviks dan pap smear adalah reaksi atau respon tertutup

responden berkaitan dengan kanker serviks dan pap smear. Respon tersebut dapat

berupa kewaspadaan, kerentanan, dan penilaian tentang praktik (Linadi Kinanthi

Estu,2013).

3. Pendidikan PUS

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya, dan jika

tingkat pendidikan rendah, maka menghambat perkembangan perilaku seseorang

terhadap penerimaan informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut Purba Evi M, (dalam Masturoh Eminia 2016) bahwa ibu atau wanita

usia subur yang mempunyai pendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan

pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yaitu sebanyak 65,3%.

2.5.2 Faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor –faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau

tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan misalnya: Puskesmas, Posyandu,

Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah

raga, makanan bergizi dan lain-lain.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

40

1. Akses Informasi atau Media Massa

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo

(dalam Masturoh Eminia 2016) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat

diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber informasi sehingga

dapat membentuk suatu keyakinan bagi seseorang. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adaah informasi atau penyuluhan dari

orang-orang yang berkompeten seperti bidan, kader dan tenaga kesehatan lainya.

2. Keterjangkauan Biaya

Biaya pengobatan adalah banyaknya uang yang dikeluarkan seseorang untuk

melakukan pengobatan penyakit yang dideritanya. Kemampuan masing-masing

orang untuk mengeluarkan biaya pengobatan berbeda, dipengaruhi oleh

kemampuan ekonomi keluarga. Apabila kemampuan ekonomi keluarga cukup,

ada kemungkinan seseorang dapat mengeluarkan biaya untuk pengobatan

penyakitnya. Keluarga dengan kemapuan ekonomi kurang, kecil kemungkinan

mampu menyisihkan uang untuk biaya pemeriksaan.

2.5.3 Faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor penguat merupakan faktor-faktor yang memperkuat atau justru

memperlunak untuk terjadinya perilaku tertentu. Sumber penguat bergantung dari

jenis program. Penguat bisa positif maupun negatif bergantung pada sikap dan

perilaku orang lain yang berkaitan dan sebagian diantaranya lebih kuat dari pada

yang lain dalam mempengaruhi perilaku.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

41

Dalam hal ini yang termasuk dalam faktor penguat meliputi pendapat,

dukungan, kritik baik dari keluarga, teman, lingkungan bahkan dari petugas

kesehatan itu sendiri. Faktor-faktor pendorong merupakan penguat terhadap

timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku. Suatu pujian,

sanjungan dan penilaian yang baik akan memberikan memotivasi, sebaliknya

hukuman dan pandangan negatif sesorang akan menjadi hambatan proses

terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, dalam Masturoh Eminia 2016).

1. Dukungan Petugas Kesehatan

Menurut WHO (dalam Masturoh Eminia 2016 ) apabila seseorang itu penting

untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuatannya cenderung untuk dicontoh.

Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi

(reference group) antara lain; guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa

dan sebagainya. Petugas kesehatan (Bidan di Desa) sebagai salah satu orang yang

berpengaruh dan dianggap penting oleh masyarakat sangat berperan dalam

terjadinya perilaku kesehatan pada masyarakat.

Peran petugas kesehatan disini adalah memberikan pengetahuan tentang

kanker serviks dan pentingnya deteksi dini, serta memberikan motivasi kepada

wanita yang sudah menikah untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Faktor

dari tenaga kesehatan itu sebagai pendorong atau penguat dari individu untuk

berperilaku. Hal ini dikarenakan petugas tersebut ahli dibidangnya sehingga

dijadikan tempat untuk bertanya dan pemberi input atau masukan untuk

pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

42

2. Dukungan Suami

Dukungan suami dapat menjadi faktor penguat (reinforcing factor) seseorang

melakukan pemeriksaan pap smear. Suami adalah orang yang paling dekat

dengan wanita, bahkan menjadi seorang yang dapat mempengaruhi keputusan

yang diambil seorang wanita. Di masyarakat keputusan suami dan keluarga

terdekat dalam mengijinkan istri adalah pedoman penting karena dukungan suami

dapat menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Bila

suami tidak mengijinkan maka pengambilan keputusan tidak akan terlaksana

dengan baik (Lawrence, dalam Anggraeni Suci 2017)

3. Dukungan Teman Sebaya atau Rekan Kerja

Pola pembentukan perilaku manusia berawal dari terbentuknya pikiran yang

kemudian dikirim ke otak untuk diproses sebelumnya kemudian direpresentasikan

menjadi sebuah tindakan dan perilaku. Perilaku yang terus menerus ini berubah

menjadi kebiasaan berlanjut menjadi pembentukan karakter dan sistem keyakinan

manusia. Karakter terbentuknya pikiran dan menguatkan sebuah informasi

menjadi system keyakinan dalam pikiran seseorang adalah apa yang dilihat,

didengar dan dirasakan.

Friedman (dalam Masturoh Eminia 2016) mengatakan bahwa sebelum

seseorang mencari pelayanan kesehatan, biasanya mencari nasihat dari keluarga

atau teman. Peran keluarga/ teman sangat penting dalam aspek perawatan

kesehatan yang terdiri dari hubungan yang erat satu dengan yang lain, saling

ketergantungan sebagai bagian dari lingkungan sosial, memberi perasaan aman,

secara sosial menumbuhkan.

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

43

Teman adalah orang yang kita kenal dan memiliki hubungan baik dengan

orang itu. Teman dapat menjadi sumber informasi yang berpengaruh dalam

memberikan informasi kepada wanita. Dalam hal ini informasi dari teman

hendaknya dapat memberi pengetahuan yang benar tentang deteksi ini kanker

serviks, sehingga dapat meningkatkan tindakan mereka dalam mencegah penyakit

kanker serviks tersebut (Sofiana,dalam Masturoh Eminia 2016).

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

44

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.6 Kerangka Teori

Sumber: Teori Lawrence Green (Masturoh Eminia, 2016)

Faktor

Predisposisi

1.Pengetahuan

2. Sikap

3. Pendidikan

Faktor Enabling

1.Keterjangkauan

Biaya

2. Akses

Informasi atau

Media Massa

Faktor

Reinforcing

1.Dukungan

Petugas

Kesehatan

2. Dukungan

Suami/Keluarga

3. Dukungan

Teman Sabaya

atau kerja

Perilaku

(Tindakan) PUS

dalam

melaksanakan

deteksi dini

kanker serviks

dengan metode

pap smear.

Self efficacy

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

45

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi

pada suatu bagian dari kerangka teori. Kerangka konseptual adalah kerangka yang

dipakai sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu. Kerangka ini didapatkan

dari konsep ilmu atau teori yang dipakai sebagai landasan penelitian.

Kerangka konsep lazimnya disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu

rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan

yang menyajikan pandangan sitemastis tentang suatu fenomena dengan

mencirikan hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan

dan memprediksi fenomena tersebut (Rosjidi, Isro‟in, Wahyuni, 2017). Berikut

kerangka konsep yang akan diteliti :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Self efficacy

Dukungan Suami

Pemeriksaan Pap

Smear pada PUS

Variabel Bebas

(Independent Variable)

Variabel Terikat

(Dependent Variable)

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

46

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel

atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan secara

umum maupun khusus menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lain

(Rosjidi, Isro‟in, Wahyuni, 2017).

Ditinjau dari operasi rumusnya, ada dua jenis hipotesis yaitu :

1. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan

atau pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent.

2. Hipotesis nihil (H0) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya

atau pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ha: Ada hubungan self efficacy dengan pemeriksaan pap smear.

2. Ha: Ada hubungan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

47

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif Analitik.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan rancangancross

sectional. Metode penelitian deskriptif analitik digunakan untukmemecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasisekarang.Penelitian ini

dilakukan dengan menempuh langkah-langkahpengumpulan data, kalasifikasi,

pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan (Setiadi dalam Azmi Ulul, 2017).

Rancangan cross sectional (potong lintang) adalah rancangan yang mencakup

semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabel dilakukan hanya satu

kali pada satu saat. Bentuk rancangan ini adalah variabel bebas dan terikat diukur

pada saat yang sama (Rosjidi Cholik Harun,dkk,2017).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahuihubungan self efficacy dan

dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (pasangan usia

subur) di kelurahan Pandeandengan cara menggambarkan secara detail dan

dilakukan dengan cara menyebarkan Kuesioner dalam kurun waktu tertentu.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi adalah kelompok subjek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur di Kelurahan

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

48

Pandean, dengan jumlah sasaran 151 orang yang berumur kurang atau lebih dari

30 tahun.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya (Notoatmodjo, dalam SiregarYuki F, 2017).

Sampel dalam penelitian ini adalah PUS yang terdapat di Kelurahan Pandean.

Besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Solvin sebagai

berikut (Nursalam dalam Rustam Sri W, 2016):

n = N z

1 + N (d)2

Keterangan :

N: Besar Populasi

n: Besar Sampel

d: Tingkat kepercayan atau ketepatan yang diinginkan

(Notoatmodjo dalam Rustam Sri W, 2016)

Maka :

N= 151

d2= 0,5

n = N z

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

49

1 + N (d)2

n = 151z

1 + 151 (0,5)2

n = 151 z

1 + 151 (0,0025)

n = 151z

1 + 0,377

n = 151z

1,37

n = 110,21

n =110

Dari perhitungan rumus diatasdidapatkan hasil akhir yaitu 110

responden.Sampel dalam penelitian ini adalah PUS di Kelurahan Pandean Kota

Madiun.Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi yang di

tetapkan oleh peneliti.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

50

1. Kriteria Inklusi adalah dimana subjek penelitian dalam sampel penelitian yang

memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:

a. WUS atau PUS (istri)yang berusia kurang dari 21 tahun sampai dengan 45

tahun.

b. PUS yang tinggal satu rumah.

2. Kriteria Eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:

a. PUS yang tidak bersedia menjadi responden.

b. PUS yang istrinya terdaftar di Puskesmas namun sedang bekerja di luar negeri.

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel mewakili

seluruh keseluruhan populasi yang ada (Siregar, Yuki F, 2017).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah probabilistik sampling

yaitu dengan menggunakan metode Simple Random Sampling, yaitu setiap

anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai sampel. Prosedur pengambilan sampel dengan undian:

1. Peneliti mendaftar semua anggota populasi.

2. Setelah selesai didaftar, kemudian masing-masing anggota populasi diberi

nomor dalam satu kertas kecil-kecil.

3. Kertas kecil-kecil tersebut kemudian digulung atau dilinting.

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

51

4. Gulungan kertas tersebut kemudian dimasukkan kedalam wadah (misalnya

kotak atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga tempatnya

tersusun secara acak.

5. Setelah proses pengadukan dianggap sudah merata, kemudian peneliti atau

orang lain yang diawasi peneliti mengambil lintingan kertas satu per satu

sampai diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini kerangka kerja penelitiannya sebagai berikut :

Populasi :

PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun sejumlah 151

orang

Sampel :

Sampel penelitian berjumlah 110 orang

Teknik sampling : simple random sampling

Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode cross sectional

Pengolahan data dengan menggunbakan uji chi square

Penyajian hasil dan kesimpulan

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

52

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Definisi Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan hasil pengukurannya bervariasi.

Variabel ada yang dapat diukur secara langsung dan ada yang tidak dapat diukur secara

tidak langsung dinamakan variabel laten (Sarmanu, 2017).

1. Variabel Independent (bebas)

Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian untuk

menciptakan suatu dampak (Nursalam dalam Arindi Lolyta C, 2018).Variabel

independent dalam penelitian ini adalah self efficacy dan dukungan suami.

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

(Notoatmodjo dalam Arindi Lolyta C, 2018). Variabel dependent dalam penelitian

ini adalah pemeriksaan pap smear.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemungkinan dapat diulangi

oleh orang lain (Nursalam dalam Arindi Lolyta C, 2018).

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

53

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Parameter

Alat

Ukur Skala Skor

Kriteria

1 2 3 4 5 6

Independent :

Self Efficacy

Keyakinan individu

(PUS) akan

kemampuannya

untuk sukses dalam

melakukan

pemeriksaan pap

smear.

1. Tingkatan (level)

2. Kekuatan

(strength)

3. Generalisasi

(generality)

Kuesioner Nominal 1. Tidak: 0

2. Ya :1

1. Tidak Yakin jika

<50%

2.Yakin jika ≥ 50%

Independent :

Dukungan Suami

Dukungan suami

terhadap istri dalam

pemeriksaan Pap

smear.

1. Informatif

2. Emosional

3. Instrumental

4. Penilaian atau

penghargaan

Kuesioner Nominal 1. Tidak: 0

2. Ya: 1

1. Tidak Mendukung:

jika < 50%

2.Mendukung jika ≥

50%

Dependent :

Pemeriksaan Pap

Smear

Dilakukannya

pemeriksaan

deteksi dini kanker

leher rahim

(serviks) pada PUS

1. Usia < 21 tahun aktif

seksual : 3 tahun

sekali

2. Usia 21-29 tahun : 3

tahun sekali

3. Usia 30-65 tahun : 3-

5 tahun sekali jika

hasil tes sebelumnya

negatif

Kuesioner Nominal 1. Tidak:0

2. Ya:1

1.Tidak Rutin: < 3

tahun sekali

2. Rutin: ≥ 3-5 tahun

sekali

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

54

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang

digunakanpeneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan

hasilnyalebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudahdiolah (Arikunto dalam Azmi Ulul, 2017). Adapun instrumen penelitian

yang dubutuhkan adalah sebagi berikut:

1. Kuesioner atau angket, yaitu yang digunakan sebagai alat ukur atau instrumen

pengumpulan data oleh peneliti.

2. Alat rekam berupa HP(handphone) atau kamera yang digunakan untuk proses

dokumentasi.

3. Bolpoin yang digunakan untuk menulis atau mengisi kuesioner.

4. Buku catatan yang digunakan untuk menuliskan hal-hal penting pada proses

tanya jawab.

Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini, kuesioner diuji coba

terlebih dahulu dengan mengukur validitas dan reabilitas kuesioner tersebut.

4.6.1 Uji Validitas

Prinsip validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrument untuk

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, dalam Siregar Yuki F, 2017). Untuk

mengetahui validitas kuesioner atau checklist dilakukan dengan membandingkan

nilai r tabel dengan nilai r hitung. Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan

menggunakan df=n-2. Bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid. Uji

validitas yang digunakan adalah pearson product moment. Jadi jika responden 20

maka df= 20-2= 18, maka r tabel 0,444. Pernyataan dikatakan valid apabila r

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

55

hitung > r tabel. Dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation. Untuk

menguji validitas pada penelitian ini dapat dilakukan di tempat atau lokasi yang

memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi yang akan diteliti oleh peneliti

dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang dilakukan di Kelurahan

Josenan Kota Madiun.

Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel Self Efficacy dapat dilihat

dari tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil uji validitas self efficacy

No r hitung r tabel keterangan

1. 0,461 0,444 Valid

2. 0,704 0,444 Valid

3. 0,510 0,444 Valid

4. 0,558 0,444 Valid

5. 0,525 0,444 Valid

6. 0,612 0,444 Valid

Sumber: data primer diolah, 2019

Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel dukungan suami dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil uji validitas dukungan suami

No r hitung r tabel Keterangan

1. 0,627 0,444 Valid

2. 0,530 0,444 Valid

3. 0,692 0,444 Valid

4. 0,503 0,444 Valid

5. 0,702 0,444 Valid

6. 0,462 0,444 Valid

Sumber: data primer diolah, 2019

Hasil Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel pap smear dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

56

Tabel 4.4 Hasil uji validitas pemeriksaan pap smear

No r hitung r tabel Keterangan

1. 0,892 0,444 Valid

Sumber: data primer diolah, 2019

Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari pada

r tabel.Artinya seluruh item kuesioner penelitian memiliki hubungan yang

signifikan dengan total skor. Maka variabel adalah “valid” atau sah digunakan

sebagai instrumen pengukuran dalam suatu penelitian.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo Siregar Yuki F,

2017).Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner atau checklist dilakukan dengan

membandingkan nilai r tabel dengan r hasil.Dalam uji reliabiltas sebagai nilai r

hasil adalah nilai alpha.Bila r alpha > dari r tabel, maka pertanyaan tersebut

reliable.Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pernyataan.Jika nilai α > 0,060 maka reliable.Uji reliabilitas menggunakan Alpha

Cronbach.

Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat

alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Hasil

pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut.

Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran

tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

57

Tabel 4.5 Hasil uji reliabilitas

No Variabel Alpha

hitung

Alpha

Cronbach

Keterangan

1. Self Efficacy 0,707 0,6 Reliabel

2. Dukungan Suami 0,640 0,6 Reliabel

3. Pemeriksaan Pap

Smear

0,1000 0,6 Reliabel

Sumber: data primer diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengujian reliabilitas

terhadap setiap item-item pernyataan adalah reliabel dan dapat digunakan untuk

penelitian karena nilai α > 0,6.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pandean (wilayah kerja Puskesmas

Demangan) Kota Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Tabel 4.7 Realisasi Kegiatan

No Keterangan Waktu Pelaksanaan

1. Pengajuan judul 1 Feb 2019

2. Penyusunan proposal skripsi 2 Feb – 10 Mei 2019

3. Seminar proposal skripsi 20 Mei 2019

4. Revisi proposal skripsi 28 Mei 2019

5. Penelitian 28 Juni- 20 Juli 2019

6. Konsultasi skripsi 22 Juli 2019

7. Seminar hasil 15 Agustus 2019

8. Revisi skripsi 17 Agustus-24

Agustus 2019

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

58

Data yang diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu :

1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh dari

hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu PUS yang terdaftar pada

Puskesmas Demangan Kota Madiun.

2. Data sekunder

Yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya, melainkan didapatkan

dari pihak lain. Data sekunder ini diperoleh peneliti dari Puskesmas Demangan di

bidang KIA yaitu, total PUS baik yang sudah mengikuti kegiatan pap smear

maupun belum dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2016-2018).

4.8.2 Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yangdiperoleh

atau dikumpulkan dan dilakukan setelah data terkumpul.Padatahapan ini peneliti

menghitung banyaknya kuesioner yang telah diisi,kemudian dijumlahkan

semuanya. Pada proses pengecekan tersebutdiperiksa apakah jawaban yang ada di

kuesioner sudah lengkap (semuapertanyaan sudah terisi jawabannya), jelas

(jawaban pertanyaan apakahtulisannya sudah jelas terbaca), relevan (jawaban

yang tertulis apakahrelevan dengan pertanyaan), dan konsisten (apakah antara

beberapapertanyaan yang berkaitan dengan isi jawaban konsisten). Dan

ternyatasemua responden telah memenuhi persyaratan maka dilanjutkan ke

prosespemberian kode.

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

59

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadapdata

yang terdiri dari beberapa kategori. Coding juga merupakan merubahdata

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan coding (Hastono dalam

Azmi Ulul, 2017).Pemberian kode dilakukan setelah semua data

telahdikumpulkan.

Tabel 4.8 Coding variabel penelitian

No Variabel Kategori Coding

1. Self efficacy

- Tidak

- Ya

0

1

2. Dukungan suami

- Tidak

Ya

0

1

3. Pemeriksaan pap smear - Tidak

Ya

0

1

3. Entry Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam program data

dan kemudian membuat distribusi umur dan penyakit, faktor perilaku, faktor

lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan.

4. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembalidata

yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. Proses yang dilakukan

setelah data masuk ke dalam computer.Data akan diperiksa apakah adalah

kesalahan atau tidak, jika terdapat datayang salah, diperiksa oleh pross cleaning

ini.

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

60

4.9 Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan melalui

beberapa tahap, yaitu editing untuk memeriksa data responden dan memastikan

bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk

memudahkan melakukan tabulasi dan analisa data, selanjutnya memasukkan

(entry) data ke komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

teknik komputerisasi. Analisa data yang dilakukan meliputi analisa univariat dan

bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

yang dinarasikan (Notoatmodjo,2012). Analisis ini digunakan untuk memberikan

gambaran umum terhadap data hasil penelitian. Data tersebut diwajibkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi hanya menghasilkan distribusi dan presentase

dari tiap variabel independentyaitu self efficacy dan dukungan suamiserta

variabeldependent yaitu pemeriksaan pap smear.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang

bermakna secara statistik antara variabel independent dengan variabel dependentdengan

uji chi square menggunakan program SPSS versi 16. Melalui uji chi square dengan nilai

α = 0,05, jika nilai p< 0,05 maka terdapat hubungan dan jika nilai p ≥ 0,05 maka tidak

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

61

terdapat hubungan. Jika chi square tidak memenuhi syarat akan dilakukan uji

alternatifnya, yaitu Fisher. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.

Ketentuan yang berlaku pada uji chi square yaitu:

a. Bila tabelnya 2x2, dan tidak ada nilai E<5 maka uji yang dipakai sebaiknya “

ContinuityCorrection”.

b. Bila tabel 2x2, dan ada nilai E<5 maka uji yang dipakai adalah “Fisher’s Exact Test”.

c. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji “Pearson Ci Square”.

Syarat pembacaan hasil output Chi square dalam spss yaitu:

1. Jika nilai RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut menjadi faktor resiko.

2. Jika nilai RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut tidak menjadi faktor

resiko.

3. Jika nilai RP = 1, artinya variabel bebas tersebut tidak menjadi faktor resiko.

4. Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas kemaknaan α= 0,05 (5%).

4.10 Etika Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan etika penelitian berdasarkan Nursalam dalam

Siregar Yuki F, 2017) :

1. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Kerahasiaandijamin

dengan tidak mencantumkan identitas responden pada lembarkuesioner serta informasi

akan disimpan dan tidak dapat diakses oleh oranglain. Selanjutnya lembar pengisian data

disimpan sebagai prosespengumpulan data selesai. Informasi yang telah didapatkan oleh

peneliti tidakdisebarkan ke orang lain hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

2. Beneficience (manfaat)

Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko danmemaksimalkan

manfaat baik manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau masyarakat secara

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

62

keseluruhan.Penelitian ini memiliki resiko sangat rendah karena pada penelitian ini hanya

diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan tidak dilakukan perlakuan ataupun ujia

coba.

3. Justice (adil)

Dalam peelitian, peneliti harus adil terhadap responden. Semua respondendiberikan

kuesioner yang sama tanpa membeda-bedakan. Responden akandiberi penjelasan

kemudian mengisi lembar kuesioner yang sama.

4. Non maleficence (tidak membahayakan)

Prinsip ini adalah kewajiban untuk tidak membahayakan

respondenpenelitian.Responden berhak memutuskan dengan sukarela dengan apakah ikut

ambil bagian dalam penelitian tanpa resiko yang merugikan.Pada penelitian ini resikonya

sangat kecil dikarenakan tidak melakukan uji coba, responden hanya dimintai

kesediaannya mengisi lembar kuesioner.

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

63

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

5.1.1 Kondisi Umum Kelurahan Pandean

Secara geografis letak Kelurahan Pandean berada di wilayah selatan Kota

Madiun Jawa Timur. Wilayah Kelurahan Pandean didominasi oleh penggunaan

lahan pemukiman padat penduduk, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pangongangan dan Kecamatan

Manguharjo.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Demangan dan Taman serta

Kecamatan Taman.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Banjarejo, Taman, dan Kejuron

serta Kecamatan Taman.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Nambangan Kidul dan Nambangan

Lor serta Kecamatan Manguharjo.

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

64

Gambar 5.1 Peta Kelurahan Pandean

Secara administratif Kelurahan Pandean terdapat 18 RW dan 59 RT

dengan jumlah penduduk 10.750 jiwa yang terdiri dari 5.237 jiwa penduduk laki-

laki dan 5.513 jiwa penduduk perempuan.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

Sesuai dengan penelitian populasi yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

peneliti memperoleh data dari responden berdasarkan umur, pendidikan terakhir,

dan pekerjaan. Sehingga dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

1. Karakteristik umur PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan umur PUS

(istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

65

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur PUS (istri) di

Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

No Umur Jumlah Persentase (%)

1. 15-26 24 21,8 %

2. 27-37 44 40%

3. 38-49 42 38,2%

TOTAL 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui presentase pada kelompok umur

responden PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun tahun 2019 dengan

menggunakan SPSS 16.0, presentase tertinggi terdapat pada umur 27-37 tahun

sebesar 40% dengan jumlah 44 responden.

2. Karakteristik tingkat pendidikan PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota

Madiun .

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden pada tingkat pendidikan

terakhir di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan

terakhirPUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. DASAR(SD-SMP) 11 10,0%

2. MENENGAH (SMA) 93 84,5%

3. TINGGI

(DIPLOMA/SARJANA)

6 5,5%

TOTAL 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui presentase pada kelompok

pendidikan terakhir responden PUS(istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

66

Tahun 2019 dengan menggunakan SPSS 16.0, presentase tertingi terdapat pada

kelompok Pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) sebesar 84,5% dengan

jumlah responden 93 responden.

3. Karakteristik pekerjaan PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di

Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaanPUS (istri) di

Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1. Ibu Rumah Tangga 77 70%

2. PNS 3 2,7%

3. Wiraswasta 11 10%

4. Petani 0 0%

5. Lain-Lain 19 17,3%

TOTAL 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui presentase pada kelompok

pekerjaan responden PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

dengan menggunakan SPSS 16.0, mayoritas pekerjaan terdapat pada kelompok

Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 70% dengan jumlah 77 responden.

5.2.2 Data Khusus

1. Hasil Self Efficacy terhadap pemeriksaan Pap Smear

Dari hasil penilaian diperoleh data distribusi responden berdasarkan self

efficacy PUS (istri) di dapat hasil sebagai berikut:

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

67

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Self Efficacyterhadap pemeriksaan pap smearPUS

(istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2018

No Self Efficacy PUS (istri) Jumlah (n) Presentase (%)

1. Tidak Yakin 104 94,5%

2. Yakin 6 5,5%

Total 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui PUS (istri) yang yakin terhadap

pemeriksaan pap smear sebanyak 5,5% dengan jumlah 6 responden. Sedangkan

PUS (istri) yang tidak yakin terhadap pemeriksaan pap smear sebanyak 94,5 %

dengan jumlah 104 responden.

2. Hasil Penilaian Dukungan Suami pada Terhadap Pemeriksaan Pap Smear pada

PUS (istri)

Dari hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan dukungan

suami di dapat dari hasil sebagai berikut:

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dukungan suami terhadap pemeriksaan pap

smearpada PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

No Dukungan Suami pada

PUS (istri)

Jumlah (n) Presentase (%)

1. Tidak Mendukung 93 84,5%

2. Mendukung 17 15,5%

Total 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui suami PUS (istri) yang tidak

mendukung pemeriksaan pap smearsebanyak 84,5% dengan jumlah 93 responden.

Sedangkan suami yang mendukung sebanyak 15,5% dengan jumlah 17 responden.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

68

3.Hasil Penilaian pemeriksaan pap smear pada PUS (istri)

Dari hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan

pemeriksaan pap smear yang dilakukan oleh PUS (istri) didapat hasil sebagai

berikut:

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pemeriksaan pap smear yang dilakukan PUS (istri)

di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

No Pemeriksaan Pap Smear Jumlah (n) Presentase (%)

1. Tidak Rutin 88 80%

2. Rutin 22 20%

Total 110 100

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui PUS (istri) yang tidak rutin

melakukan pap smear sebanyak 80% dengan jumlah 88 responden. Sedangkan

PUS (istri) yang rutin melakukan pap smear sebanyak 20% dengan jumlah 22

responden.

Pada analisis bivariat, variabel independent (self efficacy dan dukungan

suami) dihubungkan dengan variabel dependent (pemeriksaan pap smear).

Penelitian ini menggunakan uji statistic dengan uji cgi square dengan α= 0,05 dan

diolah dengan aplikasi SPPS 16.0 for windows.

1. Hubungan antara Self Efficacyterhadap pemeriksaan pap smear pada PUS

(istri)

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang

hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (istri) sebagai

berikut:

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

69

Tabel 5.7 Tabulasi silang self efficacy terhadap pemeriksaan pap smearpada PUS

(istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

Self Efficacy

Pemeriksaan Pap Smear

Tidak

Rutin

Rutin Total P-

value

Rp

95%

CI

N % N % N %

Tidak Yakin

85 82,5% 18 17,5% 103 100,0% 0,029 6,296

(1,296-

30,598) Yakin 3 42,9% 4 57,1% 7 100,0%

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa PUS (istri) yang tidak

rutin melakukan pap smear dengan sikap tidak yakin lebih banyak yaitu 85 orang

(82,5%) dibandingkan sikap yakin yaitu sebanyak 3 orang (42,9%) .

Hasil analisis uji Chi- Square, hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan

pap smear pada PUS (istri) menunjukkan bahwa nilai signifikansi yaitu 0,029

kurang dari α= 0,05. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa secara uji statistik

ada hubungan antara self efficacy dengan pemeriksaan pap smear. Hasil

perhitungan resiko didapatkan nilai RP > 1 yang artinya self efficacy menjadi

faktor resiko terhadap pemeriksaan pap smear.PUS (istri) yang yakin 6,296 kali

memiliki peluang untuk rutin melakukan pap smear dibandingkan PUS (istri)

yang tidak yakin.

2. Hubungan Dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (istri)

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang

hubungan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smearpada PUS (istri)

sebagai berikut:

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

70

Tabel 5.8 Tabulasi silang dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada

PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019

Dukungan suami

Pemeriksaan Pap Smear

Tidak

Rutin

Rutin Total P-

valu

e

Rp

95%

CI

N % N % N %

Tidak Mendukung

76 80,9

%

18 19,

1%

94 100,0

%

0,73

5

1,404

(0,406-

4,877) Mendukung 12 75,0

%

4 25,

0%

16 100,0

%

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, diketahui bahwa PUS (istri) yang tidak rutin

melakukan pap smear dengan tidak mendapatkan dukungan dari suami lebih

banyak yaitu 76 orang (80,9%) dibandingkan dengan PUS (istri) yang

mendapatkan dukungan yaitu 12 orang (75,0%).

Hasil uji Chi-Square hubungan antara dukungan suami terhadap

pemeriksaan pap smear pada PUS(istri) menunjukkan bahwa nilai signifikansi

yaitu 0,735 lebih dari α = 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara uji

statistik tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemeriksaan pap

smearpada PUS (istri). Hasil perhitungan resiko didapatkan nilai RP >1 namun

range 0,406-4,877 (tidak melewati angka 1) yang artinya dukungan suami tidak

menjadi faktor resiko terhadap pemeriksaan pap smear.

5.3 Pembahasan

5.3.1Self Efficacy terhadap pemeriksaan pap smear

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat self efficacy PUS (istri) di

Kelurahan Pandean Kota Madiun yang menyatakan Tidak Yakin 94,5% dengan

jumlah 104 responden.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

71

Dari 110 responden terdapat beberapa faktor yang menunjukkan bahwa

self efficacy PUS (istri) mayoritas tidak yakin sebesar 94,5% dikarenakan tidak

diinginkannya PUS (istri) jika diperiksa oleh dokter atau petugas kesehatan laki-

laki. Serta dari berbagai aktivitas yang cukup padat seperti bekerja atau mengurus

anak, dengan semikian PUS (istri) belum bisa meluangkan waktu untuk ikut serta

dalam pemeriksaan pap smear. Sebagian PUS (istri) juga merasa malu, cemas,

bahkan takut terhadap proses pemeriksaaan pap smear karena menyangkut hal

sensitif jika mengetahui hasil pap smear nantinya.

Self efficacy merupakan keyakinan serta kemampuan seseorang dalam

melakukan suatu bentuk kontrol diri terhadap keberfungsian individu itu sendiri

dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri dilandaskan dari agen manusia,

efikasi merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki

kemampuan untuk melakukan suatu perilaku (Feist&Feist,2010) .

Dengan demikian penelitian ini sesuai dengan penelitian Ni ketut, Dwi

iqlima, Lailatul Fani (2017) bahwa hasil penelitian menunjukkan rata-rata

responden mengalami kecemasan sebelum melakukan pemeriksaan kanker

serviks. Dikarenakan responden masih belum menjalalani proses pemeriksaan

IVA atau pap smear terkait dengan upaya pencegahan kanker serviks.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Bandura, dalam Ni‟mah Ainun yang

menyatakan budaya mempengaruhi self efficacy melalui nilai (values),

kepercayaan (belief). Dan proses pengaturan diri ( self-regulatory process) yang

berfungsi sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari

keyakinan akan self efficacy.

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

72

Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif

yang diperolehnya. Bandura menyatakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan self efficacy adalah competent contingens incentive, yaitu insentif

yang diberikan oleh orang lain yang mereflesikan keberhasilan seseorang.

Dukungan berupa suport dan memperhatikan perkembangan di sebelum maupun

sesudah pemeriksaaan. Dukungan tersebut bisa didapatkan melalui suami, anak,

teman, maupun orang lain.

Dari faktor tersebut menurut peneliti, yang dapat atau harus dilakukan

PUS (istri) agar tidak cemas atau takut akan pemeriksaan pap smear terlebih

dahulu mencari informasi (sharing) kepada keluarga, tetangga, ataupun teman

yang sudah berpenegalaman melakukan pap smear. Dengan mengetahui informasi

tersebut tentunya akan menambah rasa yakin kemudian mampu melakukan pap

smear dengan rutin. Karena pada dasarnya program pap smear sangatlah penting

khususnya bagi para WUS untuk mencegah terjadinya kanker serviks.

5.3.2 Dukungan Suami Terhadap Pap Smear

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami terhadap pemeriksaan

pap smear pada PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun yang menyatakan

tidak mendukung pemeriksaan pap smear sebanyak 84,5% dengan responden 93

orang.

Dari 110 responden yang menyatakan tidak mendapatkan dukungan

sebanyak 84,5% dikarenakan tidak pernah diberikannya informasi tentang pap

smear oleh suami atau anggota keluarga lainnya. Dari segi dukungan instrumental

yang di dapatkan oleh istri, suami tidak ada waktu untuk mengantar serta

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

73

menemani saat pemeriksaan dikarenakan kesibukan bekerja ataupun sedang

berkepentingan di luar kota. Suami ataupun anggota keluarga yang lain juga

kurang mampu jika menyiapkan biaya untuk pemeriksaan pap smear jika

pengobatan dilakukan secara mandiri.

Dukungan suami adalah upaya yang diberikan oleh suami baik secara

mental, fisik, maupun sosial (Effendi& Mukhfudli,2009).

Hal ini sesuai dengan penelitian Siregar Yuki F (2017), yang menyatakan

bahwa wanita yang mendapatkan dukungan sosial yang baik cenderung

melakukan pemeriksaan Pap smear.Dukungan sosial yang dimaksud

adalahdukungan dari suami, keluarga, teman. Besarnya kontribusi dukungan dari

orang atau kelompok terdekat akan memperkuat alasan bagi seseorang untuk

melakukan pemeriksaan Pap smear.

Oleh karena itu, dalam rangka mengubah paradigma dan pencapaian

kesehatan masyarakat khususnya kesehatan wanita. Dengan demikian diharapkan

suami dan keluarga dapat memberikan dukungan dan memotivasi Ibu untuk

melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin dan tepat waktu.

Menurut peneliti, dukungan suami ataupun keluarga yang lain tidak hanya

berupa dukungan penilaian ataupun penghargaan (support) saja namun istri juga

membutuhkan adanya dukungan secara instrumental maupun emosional. Seperti

meluangkan untuk mengantarkan dan menemani istri serta mengingatkan untuk

pap smear kembali dan ikut mengontrol hasil pemeriksaaan.

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

74

5.3.3 Pemeriksaan Pap Smear

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar PUS (istri) yang tidak

rutin melakukan pap smear di Kelurahan Pandean Kota Madiun sebanyak 88%

dengan jumlah responden sebanyak 88 orang.

Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai faktor dari PUS (istri) sendiri dan

adanya kepentingan yang tidak dapat ditinggalkan faktor tersebut bertepatannya

jadwal pemeriksaan dengan menstruasi, tidak ada yang mengurus anak

dikarenakan suami bekerja, serta keperluan yang mendadak yang tidak bisa

ditinggalkan.Tidak sedikit pula PUS (istri) yang lupa dengan jadwal pemeriksaan.

Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari

leher rahim dan kemudian diperiksa d bawah mikroskop.Pap smear merupakan

tes yang aman dan murah yang telah disepakati bertahun-tahun lamanya untuk

mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Diananda,

2009).

Menurut peneliti, langkah yang harus dilakukan agar rutin melakukan pap

smear yaitu membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan suami ataupun keluarga

yang lain jika akan mengikuti pap smear untuk menjaga anak (meminta tolong).

Jika terbentur dengan waktu menstruasi atau kepetingan penting lainnya bisa ikut

program pap smear periode kedua yang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat.

5.3.4 Hubungan Self Efficacy Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Pada PUS

(Istri)

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan Chi – Square untuk

mengetahui hubungan antara self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

75

PUS di Kelurahan Pandean diperoleh nilai p (0,029) < α (0,05) yang diartikan

bahwa ada hubungan antara self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada

PUS di kelurahan pandean. Dengan frekuensiPUS (istri) yang tidak rutin dan tidak

yakin sebesar 82,5% dengan jumlah 85 responden, sedangkan PUS yang

rutinnamun tidak yakin hanya 17,5% atau berjumlah 18 orang. Dan hasil RP=

6,296 yang berarti PUS (istri) yang yakin memiliki peluang 6,296 kali untuk rutin

melakukan pap smear.

Faktor yang mempengaruhi self efficacy adalah kondisi fisik dan emosi

(somatic and emotional state).Seseorang juga mengandalkan pada kondisi fisik

dan emosi untuk menilai kemampuan mereka. Reaksi stres dan ketegangan akan

dianggap sebagai tanda bahwa mereka akan memiliki perfoma yang buruk,

sehingga akan menurunkan self efficacy mereka.

Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap self efficacy.Hal ini dapat dilihat dari

penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita self efficacynya lebih

tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu

rumah tangga juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi

dibandingkan dengan pria yang bekerja.

Orang dengan self efficacy tinggi mereka mampu mendekati tugas sulit

sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang dihindari

seseorang dengan self efficacy tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan

sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya (Shohifatul dalam

Anggraeni S, 2017).

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

76

Menurut peneliti,Self Efficacy masyarakat khusunya PUS (istri) di

Kelurahan Pandean sebenarnya sudah terlihat meningkat, mereka paham akan

kesehatan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Para petugas kesehtatan

kader setempat juga berperan aktif untuk memberikan informasi (penyuluhan) dan

mengajak para PUS (istri) agar mengikuti program pap smear secara gratis dari

pemerintah yang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat. Namun sebagian besar

para PUS (istri) untukmembuang rasa takut akan pemeriksaan pap smear masih

sangat rendah.Hal ini yang menjadi penghambat PUS (istri) tidak rutin melakukan

pap smear.

5.3.5 Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Pada

PUS (Istri)

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan Chi – Square untuk

mengetahui hubungan antara dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear

pada PUS di Kelurahan Pandean diperoleh nilai p (0,0735) > α (0,05) yang

diartikan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemeriksaan

pap smear pada PUS di kelurahan pandean. Dengan nilai RP=1,404 yang berarti

dukungan suami bukan menjadi faktor resiko terhadap pemeriksaan pap smear.

Dengan frekuensi PUS (istri) yang tidak rutin dan tidak mendapat dukungan

sebesar 80,9% atau sejumlah 76 orang, sedangkan PUS (istri) yang rutin namun

tidak mendapatkan dukungan yaitu 19,1% atau 18 orang.

Sumber dukungan banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya,

oleh karena itu sumberdukungan keluarga ini efektif bagi individu yang

memerlukan. Sumber dukungan suami merupakan aspek yang penting untuk

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

77

peningkatan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui dan dipahami. Cara untuk

mengukur dukungan suami kepada istri dapat dilihat dengan cara memberikan

dukungan informasi, empati, simpati, menolong jika mengalami kesulitan, serta

memberikan penilaian seperti pujian ataupun teguran (Nursalam dalam Anggraeni

S, 2017).

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan perilaku wanita usia subur

untuk deteksi dini kanker serviks adalah dukungan sosial yang dapat diberikan

oleh suami, karena keluarga terutama suami dapat lebih aktif dan lebih kuat dalam

memberikan baik bantuan secara emosional maupun instrumental (Linadi dalam

Winarni A, 2016).

Menurut peneliti, dukungan suami di Kelurahan Pandean sudah baik. Hal

ini dibuktikan istri mendapatkan ijin dan semangat setiap waktu untuk melakukan

pap smear. Namun dengan terbatasnya kewajiban untuk mencari nafkah (bekerja),

suami tidak punya waktu untuk mengantar ataupun menemani istri saat

pemeriksaan.Pihak keluarga lain maupun tetangga juga kurang dalam memberikan

dukungan sosialnya karena keterbatasan kepentingan masing-masing (sedang

bekerja atau tidak mempunyai waktu jika PUS menitipkan anak). Hal tersebut

yang mempengaruhi rutinitas PUS (istri) dalam pemeriksaan pap smear.

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

hubungan self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear

pada PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun, sebagai berikut:

1. PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota madiun sebagian besar menyatakan

tidak yakin terhadap pemeriksaan pap smear sebanyak 94,5%.

2. PUS (istri) yang tidak mendapat dukungan suami sebagian besar sebanyak

85,5%.

3. Ada hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di

Kelurahan Pandean Kota madiun dengan hasil p value = 0,029, RP (95% CI)=

6,296 (1,296-30,598).

4. Tidak ada hubungan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada

PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun dengan hasil p= 0,735, RP (95% CI)=

1,404 (0,406-4,877).

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

79

6.2 Saran

1. Bagi masyarakat (PUS)

Diperlukan suatu upaya untuk lebih meningkatkan kepedulian pada diri sendiri

dalam hal kesehatan reproduksi guna mencegah terjadinya penyakit kanker

serviks serta dibutuhkan dukungan suami dan anggota keluarga lain maupun

tetagga atau teman baik berupa dukungan informasional, instrumental, emosional,

maupun penilaian (penghargaan). Jika PUS (istri) berhalangan untuk ikut serta

dalam pemeriksaan periode pertama dapat mengikuti pemeriksaan pada periode

selanjutnya (kedua) di tahun yang sama yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas

setempat.

2. Bagi Stikes Bhakti Husada Mulia

Informasi dari penelitian ini diharapakan mendorong pihak institusi untuk

dapat berperan dalam melakukan penyuluhan atau memberikan edukasi kepada

PUS tentang pemeriksaan pap smear.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melakukan penelitian

lanjutan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pap smear dan mengambil

faktor lain seperti pengetahuan ataupun pengaruh penyuluhan tentang adanya

program pap smear sehingga dapat mempengaruhi keikutsertaan PUS dalam

pemeriksaan pap smear agar lebih meningkat kedepannya.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

80

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Suci. 2017. Self Efficacy Wanita Usia Subur Untuk Melakukan Pap

Smear Ditinjau Dari Pengetahuan Dan Dukungan Suami. Viva

Medika.10(18):90.Diakses Pada Tanggal 31 Januari melalui:

http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/article/view/145/117

Arindi, Lolyta C. 2018. Hubungan Sikap Dan Motivasi Pasangan Usia Subur

Dengan Pemeriksaan Pap Smear.Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan. Cendekia Medika.Diakses pada tanggal 14 April

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ul

Azmi, ulul. 2017. Analisis Gambaran Faktor Wanita Usia Subur (WUS)

Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di Rsud. Lanto Dg. Pasewang

Jeneponto. Skripsi.UIN Alauddin Makassar.Diakses pada tanggal 11

Februari melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Benedikta, klasia. 2016. Gambaran Dukungan Suami Terhadap Deteksi Dini

Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur Di Rt I Dusun Ngasem Desa

Timbulharjo Sewon Bantul Yogyakarta . Karya Tulis Ilmiah. Stikes Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta. Diakses pada tanggal 11 februari melalui:

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository

.unjay.ac.id/2532/1/klesia

Fitriana,farokta.2017.Dukungan Suami Dengan Minat Ibu Dalam Pemilihan

KontrasepsiIUD.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia

Medika Jombang.Diakses pada tanggal 15 Maret

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ur

Harnilawati, 2013.Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga.Sulawesi Selatan:

Pustaka As Salam.

Kemenkes RI. 2015. InfoDATINPusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan

RI.Jakarta.

Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Masturoh, Eminia.2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur

(WUS) Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi

Visual Asam Asetat (Iva).Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Diakses

pada tanggal 16 maret

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

81

Media komunikasi kementrian RI, 2015. http:mediakom sehat

negeriku.com/penderita-kanker-di-indonesia meningkat/.Diunduh pada

tanggal 27 Februari 2019.18.00

Musyriqoh, S. 2016. Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Pencegahan

Terhadap Kanker Serviks Pada Wanita Dewasa Awal Di Desa Balung Lor

Kecamatan Balung Kabupaten Jember.Skripsi.Universitas Jember.Diakses

pada tanggal 12 April melalui

:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ur

Ni‟mah, Ainun.2014. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Self Efficacy

dalam Menyelesaikan Skripsi PadaMahasiswa Jurusan Bimbingan Dan

Konseling Universitas Negeri Semarang. Skripsi.Universitas Negeri

Semarang.Diakses pada tanggal 17 Februari

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ur

Nuriana Fella. 2016. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap KB Dengan Jumlah

Anak Terakhir Pada PUS Akseptor Di Kelurahan Pakintelan Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang.Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Diakses

padatanggal 19 Maret melalui:

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Profil Kesehatan Jawa Timur.Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan

Metode 4A Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinik (CBE) Dan

Kabupaten Kota.2017.Diakses pada tanggal 18 Maret

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Profil Kesehatan Kota Madiun.Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis

(Cbe) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Madiun. Lampiran

26.2017. Diakses pada tanggal 23 Februari

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://di

nkes.madiunkota.go.id/wpcontent/uploads/2018/10/PROFILKESEHATAN2

017.pdf&ved=2ahUKEwigrOjc0a3iAhWg_XMBHXRdA1gQFjAAegQICh

AC&usg=AOvVaw1hwdIOSa_zK10bzxc7Wxq_

Rahma, RA. 2012. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Minat WUS (Wanita

Usia Subur) Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Dengan

Pulasan Asam Asetat) Di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas

Kabupaten Banyumas.Jurnal Ilmiah Kebidanan. 3(1): 5.Diakses pada

tanggal 21 Februari

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Rosjidi Cholik H, Isro‟in Laily, Wahyuni Nurul S. 2017. Penyusunan Proposal

dan Laporan Penelitian Step by Step. Ponorogo:Unmuh Ponorogo Press.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

82

Rio Susi, Sri Eunike. 2017.Persepsi Tentang Kanker Serviks Dan Upaya

Prevensinya Pada Perempuan Yang Memiliki Keluarga Dengan Riwayat

Kanker.Jurnal Kesehatan Reproduksi. 4(3):4-11.Diakses pada tanggal 25

Januari melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Rustam, Sri Wahyuni. 2016. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia

Subur Tentang Alat Kontrasepsi KondomSebagai Salah Satu Pencegahan

HIV/AIDS Di Lingkungan Butadidia Kelurahan Mawang. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Diakses pada tanggal 17 Maret

melalui: https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Sarmanu. 2017. Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif, Dan

Statistika. Surabaya. Airlangga University Press.

Setianingsih, Fitri. 2017. Hubungan Pengetahuan WUS Tentang Deteksi Dini

Kanker Serviks Dengan Upaya Pencegahan Yang Dilakukan WUS Di

Puskesmas Turi Sleman. Universitas „Aisiyah. Yogyakarta. Diakses pada

tanggal 22 Maret melalui:

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Silalahi, Veronica,dkk. 2016. Efektivitas Audio visual dan Booklet sebagai Media

Edukasi untuk Meningkatkan Perilaku Skrining IVA. Jurnal MKMI.

14(3):305. Diakses pada tanggal 4 Maret melalui:

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Siregar, Yuki F. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia

Subur (WUS) Melakukan Pap Smear Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota

Medan. Skripsi.Universitas Sumatra Utara.Diakses pada tanggal 23 Februari

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Suantika Putu Inge Ruth, dkk. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Partisipasi Perawat Dalam Melakukan Pap Smear (Literature Review).

Jurnal Keperawatan. 4(1):31. Diakses pada tanggal 26 Maret

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Triningtyas, Diana Ariswanti. 2016. Bimbingan Konseling Pribadi Sosial.

Magetan: CV. AE Media Grafika.

Ulfiana, Elisa. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Niat Wanita Pasangan

Usia Subur Untuk Pap Smear Di Wilayah Kelurahan kedungmundu Wilayah

Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Kebidanan. 2(4):59.

Diakses pada tanggal 7 Februari

melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

83

Lampiran 1

Surat izin pengambilan data awal

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

84

Lampiran 2

Suratizinpenelitiandari KESBANGPOL

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

85

Lampiran 3

Kartu bimbingan tugas akhir

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

86

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

87

Lampiran 4

HasilUjiValiditasdanReliabilitas

1. Self efficacy

Correlations

Notes

Output Created 22-Jun-2019 12:13:09

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=soal_self_efficacy_1

soal_self_efficacy_2 soal_self_efficacy_3

soal_self_efficacy_4 soal_self_efficacy_5

soal_self_efficacy_6 total_skor

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

88

Resources Processor Time 00:00:00.109

Elapsed Time 00:00:00.172

Correlations

soal_

self_

effica

cy_1

soal_sel

f_efficac

y_2

soal_s

elf_effi

cacy_3

soal_sel

f_efficac

y_4

soal_self

_efficacy

_5

soal_self_

efficacy_6 total_skor

soal_self_effic

acy_1

Pearso

n

Correlat

ion

1 .302 -.010 -.010 .328 .414 .461*

Sig. (2-

tailed)

.196 .966 .966 .158 .069 .041

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_self_effic

acy_2

Pearso

n

Correlat

ion

.302 1 .101 .101 .612** .503

* .704

**

Sig. (2-

tailed) .196

.673 .673 .004 .024 .001

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_self_effic

acy_3

Pearso

n

Correlat

ion

-.010 .101 1 .596** .533

* .212 .510

*

Sig. (2-

tailed) .966 .673

.006 .015 .369 .022

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

89

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_self_effic

acy_4

Pearso

n

Correlat

ion

-.010 .101 .596** 1 .123 .212 .558

*

Sig. (2-

tailed) .966 .673 .006

.605 .369 .011

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_self_effic

acy_5

Pearso

n

Correlat

ion

.328 .612** .533

* .123 1 .287 .525

*

Sig. (2-

tailed) .158 .004 .015 .605

.220 .017

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_self_effic

acy_6

Pearso

n

Correlat

ion

.414 .503* .212 .212 .287 1 .612

**

Sig. (2-

tailed) .069 .024 .369 .369 .220

.004

N 20 20 20 20 20 20 20

total_skor Pearso

n

Correlat

ion

.461* .704

** .510

* .558

* .525

* .612

** 1

Sig. (2-

tailed) .041 .001 .022 .011 .017 .004

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

90

N 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at

the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at

the 0.01 level (2-tailed).

2. Dukungansuami

Correlations

Notes

Output Created 22-Jun-2019 12:46:56

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

91

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=soal_dukungan_suami_1

soal_dukungan_suami_2

soal_dukungan_suami_3

soal_dukungan_suami_4

soal_dukungan_suami_5

soal_dukungan_suami_6 total_skor

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.093

Elapsed Time 00:00:00.093

[DataSet0]

Correlations

soal_du

kungan_

suami_1

soal_duk

ungan_su

ami_2

soal_duku

ngan_sua

mi_3

soal_du

kungan_

suami_4

soal_duk

ungan_su

ami_5

soal_duk

ungan_su

ami_6

total_s

kor

soal_dukungan_s

uami_1

Pearso

n

Correlat

ion

1 .378 .286 -.066 .356 .378 .627**

Sig. (2-

tailed)

.100 .222 .783 .123 .100 .003

N 20 20 20 20 20 20 20

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

92

soal_dukungan_s

uami_2

Pearso

n

Correlat

ion

.378 1 .126 .290 .236 -.067 .530*

Sig. (2-

tailed) .100

.597 .215 .317 .780 .016

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_dukungan_s

uami_3

Pearso

n

Correlat

ion

.286 .126 1 .154 .356 .630** .692

**

Sig. (2-

tailed) .222 .597

.518 .123 .003 .001

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_dukungan_s

uami_4

Pearso

n

Correlat

ion

-.066 .290 .154 1 .533* -.174 .503

*

Sig. (2-

tailed) .783 .215 .518

.015 .463 .024

N 20 20 20 20 20 20 20

soal_dukungan_s

uami_5

Pearso

n

Correlat

ion

.356 .236 .356 .533* 1 .000 .702

**

Sig. (2-

tailed) .123 .317 .123 .015

1.000 .001

N 20 20 20 20 20 20 20

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

93

soal_dukungan_s

uami_6

Pearso

n

Correlat

ion

.378 -.067 .630** -.174 .000 1 .462

*

Sig. (2-

tailed) .100 .780 .003 .463 1.000

.040

N 20 20 20 20 20 20 20

total_skor Pearso

n

Correlat

ion

.627** .530

* .692

** .503

* .702

** .462

* 1

Sig. (2-

tailed) .003 .016 .001 .024 .001 .040

N 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the

0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05

level (2-tailed).

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

94

Reliability

Notes

Output Created 22-Jun-2019 12:47:48

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 20

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data for all variables in the

procedure.

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

95

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=soal_dukungan_suami

_1 soal_dukungan_suami_2

soal_dukungan_suami_3

soal_dukungan_suami_4

soal_dukungan_suami_5

soal_dukungan_suami_6

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Resources Processor Time 00:00:00.047

Elapsed Time 00:00:00.046

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

96

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.640 6

3. Pap smear

Correlations

Notes

Output Created 26-Jun-2019 10:59:14

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 20

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data

for that pair.

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

97

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=soal_pap_smear_1

total_skor

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.078

Elapsed Time 00:00:00.079

Correlations

soal_pap_smear

_1 total_skor

soal_pap_smear_1 Pearson Correlation 1 .892**

Sig. (2-tailed) .000

N 20 20

total_skor Pearson Correlation .892** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

98

Reliability

Notes

Output Created 26-Jun-2019 10:59:27

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 20

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data for all variables in the

procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=soal_pap_smear_1

total_skor

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.062

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

99

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

1.000 2

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

100

Reliability

Notes

Output Created 22-Jun-2019 12:14:12

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 20

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=soal_self_efficacy_1

soal_self_efficacy_2 soal_self_efficacy_3

soal_self_efficacy_4 soal_self_efficacy_5

soal_self_efficacy_6

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.016

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

101

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.707 6

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

102

Lampiran 5

TabulasiUjiChi Square

UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN

SELF

EFFICACY

DUKUNGAN

SUAMI PAP SMEAR

2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 1.0

3.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 5.0 0.0 1.0 0.0

3.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0

1.0 3.0 5.0 1.0 0.0 1.0

1.0 4.0 5.0 0.0 1.0 0.0

3.0 3.0 3.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

2.0 4.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 4.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

1.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

103

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 1.0 5.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

1.0 3.0 3.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

104

1.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

2.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

2.0 3.0 3.0 0.0 1.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 1.0

2.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 1.0

2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0

3.0 3.0 3.0 0.0 1.0 0.0

3.0 3.0 3.0 0.0 0.0 0.0

3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0

3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 0.0

3.0 2.0 1.0 0.0 0.0 1.0

3.0 3.0 1.0 0.0 1.0 1.0

2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 0.0

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

105

Lampiran 6

TabulasiHasilKarakteristikResponden

Frequencies

Notes

Output Created 18-Jul-2019 19:31:51

Comments

Input Data C:\Users\HP\Documents\PAP

SMEAR\UNI DAM BIVA\OUTPUT.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 110

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=UmurPendidikanPekerjaa

n

/STATISTICS=STDDEV MEAN

MEDIAN MODE

/ORDER=ANALYSIS.

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

106

Resources Processor Time 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.015

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan

N Valid 110 110 110

Missing 0 0 0

Mean 2.16 2.94 1.92

Median 2.00 3.00 1.00

Mode 2 3 1

Std. Deviation .761 .455 1.539

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-30 24 21.8 21.8 21.8

31-40 44 40.0 40.0 61.8

41-50 42 38.2 38.2 100.0

Total 110 100.0 100.0

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

107

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 2 1.8 1.8 1.8

SMP 9 8.2 8.2 10.0

SMA 93 84.5 84.5 94.5

SARJANA 6 5.5 5.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid IBU RUMAH TANGA 77 70.0 70.0 70.0

PNS 3 2.7 2.7 72.7

WIRASWASTA 11 10.0 10.0 82.7

LAIN-LAIN 19 17.3 17.3 100.0

Total 110 100.0 100.0

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

108

Lampiran 7

TabulasiHasilUjiChi SquareSelf Efficacy

Crosstabs

Notes

Output Created 17-Jul-2019 20:50:01

Comments

Input Data C:\Users\HP\Documents\KARAKTERIS

TIK RESPOND\OUTPUT.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 110

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on

all the cases with valid data in the

specified range(s) for all variables in

each table.

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

109

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Selfefficacy BY Papsmear

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT ROW COLUMN

TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.047

Elapsed Time 00:00:00.079

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

selfefficacy * papsmear 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

110

selfefficacy * papsmearCrosstabulation

papsmear

Total TIDAK RUTIN RUTIN

selfefficacy TIDAK YAKIN Count 85 18 103

% within selfefficacy 82.5% 17.5% 100.0%

% within papsmear 96.6% 81.8% 93.6%

% of Total 77.3% 16.4% 93.6%

YAKIN Count 3 4 7

% within selfefficacy 42.9% 57.1% 100.0%

% within papsmear 3.4% 18.2% 6.4%

% of Total 2.7% 3.6% 6.4%

Total Count 88 22 110

% within selfefficacy 80.0% 20.0% 100.0%

% within papsmear 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

111

Pearson Chi-Square 6.446a 1 .011

Continuity Correctionb 4.205 1 .040

Likelihood Ratio 5.078 1 .024

Fisher's Exact Test .029 .029

Linear-by-Linear Association 6.387 1 .011

N of Valid Casesb 110

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for selfefficacy

(TIDAK YAKIN / YAKIN) 6.296 1.296 30.598

For cohort papsmear =

TIDAK RUTIN 1.926 .815 4.550

For cohort papsmear =

RUTIN .306 .142 .658

N of Valid Cases 110

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

112

Lampiran 8

TabulasiHasilUji SquareDukunganSuami

Crosstabs

Notes

Output Created 17-Jul-2019 20:28:26

Comments

Input Data C:\Users\HP\Documents\KARAKTERIS

TIK RESPOND\OUTPUT.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 110

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the

specified range(s) for all variables in

each table.

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

113

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Dukungansuami BY

Papsmear

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT ROW COLUMN

TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.156

Elapsed Time 00:00:00.125

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

dukungansuami * papsmear 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

114

dukungansuami * papsmearCrosstabulation

papsmear

Total TIDAK RUTIN RUTIN

dukungansuami TIDAK

MENDUKUNG

Count 76 18 94

% within dukungansuami 80.9% 19.1% 100.0%

% within papsmear 86.4% 81.8% 85.5%

% of Total 69.1% 16.4% 85.5%

MENDUKUNG Count 12 4 16

% within dukungansuami 75.0% 25.0% 100.0%

% within papsmear 13.6% 18.2% 14.5%

% of Total 10.9% 3.6% 14.5%

Total Count 88 22 110

% within dukungansuami 80.0% 20.0% 100.0%

% within papsmear 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 80.0% 20.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .293a 1 .589

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

115

Continuity Correctionb .041 1 .839

Likelihood Ratio .279 1 .597

Fisher's Exact Test .735 .402

Linear-by-Linear Association .290 1 .590

N of Valid Casesb 110

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

dukungansuami (TIDAK

MENDUKUNG /

MENDUKUNG)

1.407 .406 4.877

For cohort papsmear =

TIDAK RUTIN 1.078 .799 1.454

For cohort papsmear =

RUTIN .766 .298 1.970

N of Valid Cases 110

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

116

Lampiran 9

Kuesioner

Lampiran A: Lembar Informed

SURAT PERNYATAAN

Kepada:

Calonresponden

Denganhormat, yang bertandatangan di bawahini:

Nama : AyuAraras

Nim :201503010

Alamat : Jl. Sekolahan No 7 Madiun

Bermaksud akanmengadakanpenelitiandenganjudul “ HubunganSelf

EfficacydanDukunganSuamiTerhadapPemeriksaanPap SmearPada PUS di

KelurahanDemangan Kota Madiun” . Penelitianinitidakakanmenimbulkanakibat

yang merugikanbagiandasebagairespondenmaupunkeluarga.

Kerahasiaansemuainformasiakandijagadandipergunakanuntukkepentinganpeneliti.

Jikaandatidakbersediamenjadiresponden,

makatidakadaancamanbagiandamaupunkeluarga.Jikaandabersediamenjadirespond

en, makasayamohonkesediaanuntukmenandatanganilembarpersetujuan yang

sayalampirkandanmenjawabpertanyaan-pertanyaan yang

sayasertakan.Atasperhatiandankesediaanyamenjadirespondensayaucapkanterimak

asih.

Hormatsaya,

AyuAraras

Nim. 201503010

Koderesponden:

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

117

Lampiran B: LembarConsent

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama :

Alamat :

menyatakanbersediamenjadisubyek (responden) dalampenelitiandari:

Nama : AyuAraras

Nim : 201503010

Program Studi : KesehatanMasyarakat

Judul : HubunganSelf

EfficacydanDukunganSuamiTerhadapPemeriksaanPap

SmearPada PUS di KelurahanDemangan Kota Madiun.

Denganinisayamenyatakansecarasukarelauntukikutsebagaisubyekpenelitia

ninisertabersediamenjawabsemuapertanyaandengansadardansebenar-benarnya.

Peneliti

AyuAraras

Madiun, ……. ......... 2019

Tandatangandannamaterang

Koderesponden:

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

118

Lembar C: Instrument

KUESIONER

PetunjukPengisian:

Jawablahpertanyaandibawahinidengammemberikantanda check list (√)

padatempat yang telahtersediadanisilahtitik-titikjikaadapertanyaan yang

harusdijawab.

A. Data Demografi

1. Nama :

2. TanggalLahir :

3. Tingkat PenddidikanTerakhir :

4. PekerjaanIbu : ( )

Iburumahtangga

( ) Pegawainegri

( ) Wiraswasta

( ) Petani

( ) Lain-lain: ….

B. Data faktor-faktor PUS melakukanpap smear

Petunjukpengisian :

Berikantanda Check list (√) untukjawaban yang menurutIbubenar.

( )SD (

)SMP

( )SMA ( )SARJANA

Koderesponden:

Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

119

N

o

Pertanyaandarisegiself efficacy Y

A

TID

AK

1. Apakahibupernahmelakukanpap smear?

2. Dari berbagaiaktivitas yang

ibulakukanapakahibubersediamenyempatkanwaktuu

ntukmelakukanpap smearsecararutin?

3. Jikapetugaskesehatan yang melakukantindakan pap

smear adalahseoranglaki-

lakiapakahibubersediamelaksanakan pap smear?

4. Jikahasilpap smeardinyatakanpositif,

Apakahibumelakukantahappengobatanselanjutnya?

5. Apakahbiayapap smearcukupmurah?

6. Apakahjarakantararumahdengantempatpap

smearjauh?

No Pertanyaandarisegidukungansuami YA TIDAK

1. Apakahsuamimemberikaninformasitentangpem

eriksaan pap smear?

2. Apakahsuamimemberikanijinuntukpemeriksaan

pap smear?

3. Apakahsuamimenyediakanbiayauntukpemeriks

aan pap smear?

4. Apakahsuamiikutmengantarkankerumahsakitat

aupuskesmasuntukpemeriksaaan pap smear?

5. Apakahsuamimendampingisampai proses

pemeriksaanselsesai?

6. Apakahsuamimemberikansemangatuntukmelak

ukan pap smear?

No Pertanyaandarisegipemeriksaanpap smear YA TIDAK

1. Apakahiburutinmelakukanpap smear?

Page 138: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

120

Lampiran 10

Suratselesaipenelitian

Page 139: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

121

Lampiran 11

PenelitianTerhadapResponden

1. Penelitianbersamaibukader di salahsatuPosyandubalita

2. Penelitianterhadap PUS (istri)

Page 140: SKRIPSI HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP …

122

3. PenelitianTerhadap PUS (Istri)

4. Memintatandatangan PUS (istri)

untuksuratpersetujuansebagairesponden