skripsi hubungan harga diri dengan kepuasan …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Mendapatkan gelar sarjana Keperawatan (S.Kep)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SKRIPSI
HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Mendapatkan gelar sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
EKA ISMANIAR
C12113310
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
1
HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
2
3
4
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : EKA ISMANIAR
Nomor mahasiswa : C121 13 310
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi yang seberat-
beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan sama sekali.
Makassar, november2017
Yang membuat pernyataan,
(EKA ISMANIAR)
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Hubungan Harga Diri dengan Kepuasan Seksual Pada
Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin
Makassar” guna memenuhi syarat dalam penyelesaian studi mata kuliah skripsi.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah mengantarkan manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang-
benderang.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, masih terdapat
kekurangan-kekurangan dan kesalahan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak maka dapat diatasi. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat dan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (PSIK FK UH).
2. Andriani S.kep.,Ns.,M.kes selaku pembimbing I saya yang dengan segala
ketulusan hati telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam mengarahkan
dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
6
3. Titi Iswanti Afelya,S.kep.Ns.,M.kep.sp.KMB selaku pembimbing II yang
dengan sangat ikhlas meluangkan waktunya untuk membantu memberi
masukan dan arahan-arahan dalam penyempurnaan skripsi penelitian ini.
4. Para dosen dan staf akademik yang telah meluangkan kesempatan kepada
penulis untuk membantu dari awal sampai penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian ini di PSIK FK UH.
5. Teman seperjuanganku ”FI13RINOGEN 2013” yang selalu siap memberi
bantuan selama penyusunan skripsi ini.
6. Teman terdekatku filda, anti, ayu, sule, adhan yang selalu memberi dukungan
semangat serta arahan arahan yang baik selama penyusunan skripsi ini.
7. Teman spesialku fahriani yang dengan segala kerendahan hati mengajari dan
menemani selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Teman terbaik kak facheruddin dan kak ullah yang dengan sabar selalu
mendengarkan keluhan dan stresnya saya saat proses bimbingan.
9. Teman-teman KKN PK Angkatan 53 Tompo (habibie, angga, afiyah, ade,
yumna, selvi, bu aji, mendun, adibahcuu) atas dukungan, bantuan, dan
dorongan untuk terus maju dan menyelesaikan skripsi penelitian ini.
10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku dan saudaraku serta seluruh keluarga
besarku yang selalu mendukung dan memberi semangat serta do’a dalam
penyelesaian penulisan skripsi penelitian ini.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberi banyak manfaat
kepada para pembaca. Semoga Allah SWT memberkati kita semua dan selalu
7
berada dalam lindungan-Nya karena segenap asa dan doa senantiasa bermuara
kepada-Nya, Amin. Terima kasih.
Wassalamua’alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh.
Makassar, Mei 2017
Eka Ismaniar
8
ABSTRAK
Eka Ismaniar. C12113310. HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL
PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN, dibimbing oleh Andriani dan Titi Iswanti Afelya.
Latar belakang: Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi karena pertumbuhan berlebih atau perkembangan tidak terkontrol dari sel sel atau jaringan payudara hingga menyebabkan kematian. Selain menjadi penyakit yang menakutkan, kanker payudara juga menjadi salah satu penyakit yang merusak bagian tubuh wanita. Kerusakan yang terjadi pada bagian teristimewa wanita menyebabkan perubahan fisik. Adanya gangguan tersebut membuat wanita penderita kanker payudara takut dan cemas ketika ingin memulai aktivitas seksual. selain itu, wanita yang kanker payudara akan mengalami kesulitan orgasme karena kurangnya gairah dan ketertarikan dalam dirinya yang pastinya mempengaruhi kepuasan seksualnya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kepuasan seksual pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin. Metode: Desain Penelitian ini menggunakan metode kuantitatifdengan model pendekatan Cross
Sectional. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dengan skala likert. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive Sampling dan diperoleh jumlah sampel pada penelitian adalah 97 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chisquare dengan tingkat kemaknaan p-value=0.00 Hasil: Pada penelitian ini dengan menggunakan uji chisquare diperoleh hasil yaitu ada hubungan antara harga diri dengan kepuasan seksual pada penderita kanker payudara, dengan jumlah dari 97 responden ada 93 orang (95.9%) memiliki harga diri yang tinggi dan kepuasan seksual yang baik (puas) Dan 4 orang (4,1%) memiliki harga diri yang rendah dan kepuasan seksual yang tidak baik (tidak puas) Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harga diri yang tinggi menunjang kepuasan seksual juga tinggi dan sebaliknya, jika harga diri rendah maka mempengaruhi kepuasan seksual juga menurun. Saran: Penelitian ini diharapkan bisa dilanjutkan dengan menggunakan metode kualitatif untuk bisa memperdalam lagi pengkajian tentang harga diri serta kepuasan seksual seseorang yang menderita penyakit yang melibatkan organ seksual. Kata Kunci:Kanker Payudara, Harga Diri, Kepuasan Seksual.
Sumber Literatur: 57 kepustakaan (1999-2017)
9
ABSTRACT
Eka Ismaniar. C12113310. RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM WITH SEXUAL
SATISFACTION OF BREAST CANCER AT HOSPITAL OF HASANUDDIN UNIVERSITY
Background :Breast cancer is disease that happen because more growth or uncontrollable from cells or breast tissue that causes death. In addition be a scary disease, breast cancer being a disease that broke women body. That damage happen at special part of woman body and causes physical change. Breast cancer make women that have breast cancer scary and afraid when start to sexual activity. In addition, breast cancer woman will feel orgasm trouble because passion decrease and interest in her absolutely affect sexual satisfaction.
Purpose: to know relation between self-esteem with sexual satisfaction of breast cancer patient at Hospital of Hasanuddin University
Method: research design use quantitative method with cross sectional. Measuring in this research use questionnaire with likert scale. Sampling techniques use purposive sampling and the result is 97 person. According statistic experiment that use chisquare experiment with degree p-value = 0.00
Result : this research is this was correlation between self-esteem with sexual satisfaction of breast cancer patient, from 97 respondent theres 93 respondent (95.9%) have high self-esteem and good sexual satisfaction (satisfied) and 4 respondent (4,1%) have low self-esteem and sexual satisfaction not good (not satisfied)
Conclusion: based on the results of the study can be concluded that high self-esteem can support sexual satisfaction is also high and low self-esteem then affect sexual satisfaction as well as the decrease.
Keywords :breast cancer, self-esteem, sexual satisfaction
Literature resource : 57 literature (1999-2017)
10
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2
A. Tinjauan kanker payudara ....................................................................................... 5
B. Tinjauan harga diri penderita kanker payudara ....................................................... 6
C. Tinjauan hubungan harga diri dengan kepuasan seksual ......................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ....................................................... 3
A. Kerangka Konsep .................................................................................................... 8
B. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 9
BAB IV ................................................................................................................... 4
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 4
A. Rancangan Penelitian ............................................................................................ 11
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 12
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................. 13
D. Alur Penelitian ....................................................................................................... 14
11
E. Variabel Penelitian ................................................................................................ 15
F. Instrumen Penelitian .............................................................................................. 16
G. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................................ 17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 5
A. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 18
B. Pembahasan ........................................................................................................... 19
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 6
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 21
B. Saran ...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
12
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
dan lama menderita di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pendidikan,
Pekerjaan, Stadium dan Jenis Kunjungan di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin
Tabel 5.3 Distribusi Harga Diri Responden Di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Hasanuddin
Tabel 5.4 Distribusi Kepuasan Seksual Responden Di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin
Tabel 5.5 Hubungan Harga Diri Dengan Kepuasan Seksual Pada Penderita
Kanker Payudara Di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
KUESIONER
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
MASTER TABEL
ANALISA DATA
ETIK
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan prevalensi penyakit tertinggi di dunia. Kanker juga
menjadi salah satu penyebab utama kematian, sebanyak 8,2 juta jiwa orang
meninggal akibat kanker (World Health Organization, 2017). Salah satu kanker
dengan jumlah kematian terbanyak di dunia yaitu di akibatkan oleh kanker
payudara dengan jumlah571.000(World Health Organization, 2017).
DataInternational Agency For Research on Cancer(IARC) tahun
2013,menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan
presentasi kasus baru tertinggi yaitu sebesar 43,3%, dimana presentasi kematian
akibat kanker payudara sebesar 12,9%.Secara nasional prevalensi penyakit
kanker pada penduduk semua umur di indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau
diperkirakan sekitar 347.792 orang. Sedangkan untuk prevalensi penderita
kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau sekitar 61.682 orang.
Prevalensi penderita kanker payudara di Sulawesi selatan pada tahun 2013
sebesar 0,7% atau sekitar 2.975 orang(Informasi Kementrian Kesehatan RI,
2015).
Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi karena pertumbuhan
berlebihatau perkembangan tidak terkontrol dari sel sel atau jaringan payudara
hingga menyebabkan kematian(Taufan, 2011).Resiko penyakit kanker payudara
15
ini semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Insiden yang paling tinggi terjadi
pada kelompok usia 55-59 tahun (Subagja,2014). Semua wanita pasti kaget jika
mendengar kata kanker payudara. Selain menjadi penyakit yang menakutkan,
kanker payudara juga menjadi salah satu penyakit yang merusak bagian tubuh
wanita. Kerusakan yang terjadi pada bagian teristimewa wanita menyebabkan
perubahan fisik(World Health Organization, 2017). Perubahan fisik tersebut
membuat wanita penderita kanker payudara kehilangan kepercayaan diri atau
mengalami gangguan harga diri( harga diri rendah ).
Coopersmithdalam (Hawari, 2004)menyatakan bahwa orang dengan daya
tarik fisik yang tinggi cenderung memiliki harga diri yang lebih baik
dibandingkan orang dengan kondisi fisik kurang menarik.Harga diri
merupakanpenilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis
seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.
Wanita yang mengalami kanker payudara pastinya menilai dirinya
kurang baik dari wanita normal lainnya. Misalnya, merasa gagal menjadi seorang
istri, merasa dirinya tidak sempurna, malu berinteraksi dengan orang lain,
merasa dirinya kurang menarik dan kurang percaya diri (Nihayati, Yusuf, & Pk,
2015). Penilaian buruk terhadap diri sendiri menyebabkan harga diri rendah dan
tak hanya itu, penilaian buruk ini juga mempengaruhi hubungan interpersonal
individu itu sendiri dengan orang lain, terutama pasangan hidup.
Pasangan hidup besar kepentingannya dalam kehidupan seseorang.
Seperti yang diketahui bahwasanya kanker payudara merusak salah satu organ
16
tubuh wanita yang berperan sebagai organ seksual. karena di payudara itu
terdapat hormon estrogen yang berfungsi sebagai pemicu gairah seksual dan
adanya kanker payudara ini mengakibatkan kadar hormon estrogen tersebut
menurun sehingga gairah seksual wanita pun menjadi tidak stabil (Nugroho &
Utama, 2014).
Wanita penderita kanker payudara akan mengalami gangguan intimidasi
dengan pasangan. Adanya gangguan tersebut membuat wanita penderita kanker
payudara takut dan cemas ketika ingin memulai aktivitas seksual. selain itu,
wanita yang kanker payudara akan mengalami kesulitan orgasme karena
kurangnya gairah dan ketertarikan dalam dirinya(Afiyanti & Pratiwi,
2016).Menurut penelitian yang di lakukan oleh (Carly Lynn Paterson,
2015)tercatat bahwa 85% pasien kanker payudara mengungkapkan bahwa kanker
yang mereka derita telah mempengaruhi kesejahteraan hubungan seksual mereka
dan cenderung mengalami penurunan kepuasan seksual.
Seksualitas atau kepuasan seksual menjadi salah satu kualitas hidup
wanita yang amat penting. Seksualitas sebagai tolak ukur kesejahteraan seorang
individu yang bisa saja terganggu karena penyakit misalnya kanker payudara.
dalam pencapaian kepuasan seksual tidak bisa di gambarkan melalui aktivitas
hubungan seksual saja tetapi juga bisa dengan kontak fisikMisalnya, wanita
penderita kanker payudara pastinya membutuhkan perhatian yang lebih dari
pasangannya, kepedulian, kasih sayang, cinta yang menjadi bukti pasangannya
17
ini menerima segala kekurangan yang ada dalam dirinya (Afiyanti & Pratiwi,
2016). Selain itu, wanita dan laki laki mempunyai perbedaan kepuasan seksual.
kepuasan wanita berkaitan erat dengan perasaannya(Suharyo, 2007).
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas) merupakan
salah satu rumah sakit pendidikan yang di bangun di daerah Makassar-Sulawesi
Selatan, sebuah rumah sakit di bawah naungan kementrian riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Rumah Sakit Pendidikan Unhas memiliki perawatan onkologi untuk
pasien kanker payudara dengan Jumlah kunjungan rawat inap dari tahun 2014
sebanyak 62 kunjungan, tahun 2015 sebanyak 159 kunjungan tahun 2016
sebanyak 75 kunjungan dan tahun 2017 periode januari – juni sebanyak 62
kunjungan. Sedangkan jumlah kunjungan untuk pasien rawat jalan dari tahun
2014 sebanyak 411 kunjungan, tahun 2015 sebanyak 788 kunjungan, tahun 2016
sebanyak 545 kunjungan dan tahun 2017 periode januari – juni sebanyak 411
kunjungan.
Hasil wawancara dengan salah satu pasien kanker payudara di Rumah
Sakit Unhas pada tgl 27 maret 2017 mengatakan bahwa penyakit yang di
deritanya ini sangat mengganggu kepercayaan dirinya, terkadang merasa risih
dengan dirinya sendiri, tidak nyaman untuk berinteraksi secara seksual dengan
pasangannyaserta malu dan tidak bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik
sebagai seorang istri terhadap pasangannya. Hasil wawancara dengan salah satu
perawatdi Rumah Sakit Unhas pada tgl 27 maret 2017 mengatakan bahwa di
18
Rumah Sakit Unhas belum mengeksplor secara mendalam bagaimana seksualitas
utamanya kepuasan seksual pasien yang sudah menikah dan menderita penyakit
yang melibatkan organ istimewa seperti kanker payudara. berdasarkan uraian di
atas peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan harga diri dengan kepuasan
seksual pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin.
B. Rumusan Masalah
Trend penderita kanker payudara kunjungan rawat inap dan rawat jalan di
Rumah Sakit Pendidikan Unhas terjadi secara bergelombang dari tahun 2014
sampai tahun 2017. Data yang di dapatkan dari Rumah sakit yaitu kunjungan
rawat inap dari tahun 2014 sebanyak 62 kunjungan, tahun 2015 sebanyak 159
kunjungan tahun 2016 sebanyak 75 kunjungan dan tahun 2017 periode januari –
juni sebanyak 62 kunjungan.
Sedangkan kunjungan rawat jalan dari tahun 2014 sebanyak 411
kunjungan, tahun 2015 sebanyak 788 kunjungan, tahun 2016 sebanyak 545
kunjungan dan tahun 2017 periode januari – juni sebanyak 411 kunjungan.
Wanita penderita kanker payudara akan mengalami ketidakpercayaan diri serta
malu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, kewajiban sebagai seorang istri pun tidak bisa terlaksana
dengan baik yang cenderung akan menyebabkan penurunan kepuasan seksual.
seperti yang di ketahui bahwa seksualitas atau kepuasan seksual adalah aspek
19
penting untuk mengukur kesejahteraan hidup seseorang. Akan tetapi, pengkajian
mendalam tentang kepuaan seksual terhadap wanita yang sudah menikah dengan
riwayat penyakit seperti kanker masih kurang terlaksana. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk meneliti hubungan harga diri dengan kepuasan seksual
pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kepuasan
seksual pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Hasanuddin.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik responden (umur,
tingkat pendidikan, lama menderita, dan stadium kanker di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin).
b. Untuk mengetahui gambaran harga diri penderita kanker payudara
c. Untuk mengetahui gambaran kepuasan seksual kanker payudara
d. Untuk mengetahui hubungan harga diri dengan kepuasan seksual pada
penderita kanker payudara
20
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
penulis dalam penerapan metodologi penelitian serta meningkatkan
pemahaman penulis tentang penyakit kanker payudara yang memberi
dampak buruk tak hanya melukai atau mencederai fisik seorang wanita tapi
juga segi psikisnya yaitu kebahagiaan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Dapat menjadi sumber pengetahuan dan acuan bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada wanita penderita
kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin dan
agar lebih memperhatikan segi psikologisnya sehingga wanita penderita
kanker payudara memiliki kepuasan harga diri yang positif serta kepuasan
seksual yang baik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bahan bacaan dan literature di perpustakaan
sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan hubungan harga diri dengan
kepuasan seksual pada penderita kanker payudara. Dan dapat di jadikan
bahan perbandingan bagi peneliti lain.
4. Bagi peneliti lain
Dalam hasil penelitian ini perlu kiranya di lakukan penelitian
lanjutan tentang kepuasan seksual dengan kasus penyakit lain misalnya
21
kanker serviks atau kanker ovarium yang dimana penyakit penyakit tersebut
berpotensi besar mempengaruhi seksualitas seorang individu.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KANKER PAYUDARA
1. Pengertian kanker payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara,kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal
yang sering terdapat di daerah kuadran atas atau bagian luar,benjolan ini
keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat di gerakkan (Olfah, Mendri,
& Badi'ah, 2013).
Sebagian besar tumor payudara adalah adenokarsinoma.Terdapat dua
jenis utama histologist adenokarsinoma payudara.yang berasal dari duktus
terminalis dan unit unit lobular.Karsinoma payudara in situ noninvasive
(missal, karsinoma duktus in situ{DCIS} atau karsinoma lobular in situ
{LCIS} adalah di dalam lumen duktus atu lobulus. Pemindaian radiologis
dapat mengidentifikasikan sebagian besar karsinoma payudara intraduktus
atau intralobular. Arti pentingnya karsinoma dini yang noninvasive adalah
bahwa terdapat resiko tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara
yang invasive pada waktu yang akan datang (Price & Wilson, 2006).
23
2. Penyebab kanker payudara
Menurut Monikey dan Kodim dalam buku (Subagja,
2014)mengatakan bahwa penyebab kanker payudara belum di ketahui secara
pasti.Akan tetapi, ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang wanita
terserang kanker payudara, di antaranya adalah:
a. Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas,menarche pada usia muda
menopause pada usia lebih tua,dan kehamilan pertama pada usia
tua.resuko utama kanker payudara adalah betambahnya usia.
Periode antara terjadinya haid pertama dengan usia kehamilan
pertama merupakan salah satu penyebab berkembangnya kanker
payudara. Secara anatomi dan fungsional payudara akan mengalami
atrofi (penyusutan jaringan otot atau jaringan saraf) seiring dengan
bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa
sebelum menopause sehingga di perkirakan awal terjadinya tumor jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis (Zamri, 1995)
b. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan erat dengan kanker
payudara.Laporan dari Harvard school of public health menyatakan
bahwa pengguna terapi estrogen replacement, penyakit kanker
payudaranya meningkat secara signifikan. Suatu metaanalis menyatakan
24
bahwa meskipun para pengguna kontrasepsi oral tidak memiliki resiko
terserang penyakit kanker payudara, akan tetapi dalam waktu yang
cukup lama juga memiliki resiko yang tinggi untuk terserang kanker
payudara sebelum masa menopause. Sel sel sensitif terhadap rangsangan
hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi
ganas (Zamri, 1995).
c. Penyakit fibrokistik
Perubahan pada jaringan payudara di tandai dengan benjolan
payudara non kanker yang sering menyebabkan rasa tidak nyaman dan
bersifat periodik dengan pengaruh hormonal dari siklus menstruasi yang
disebut sebagai penyakit fibrokistik.Pada wanita dengan adenosis,
fibroadenoma, dan fibrosis, penyakit kanker payudara tidak mengalami
peningkatan secara signifikan. Sedangkan pada hiperplasis dan
papiloma, kanker payudara sedikit mengalami peningkatan antara 1,5
sampai 2 kali. Pada hyperplasia atipik, kanker payudara mengalami
peningkatan sebesar 5 kali (Zamri, 1995).
d. Obesitas
Obesitas yang di sebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik bisa
juga menjadi faktor resiko terjadinya kanker payudara pada wanita
pasca menopause.Wanita dengan obesitas lebih muda terserang penyakit
daripada wanita yang lebih kurus.Organisasi kesehatan dunia (WHO)
menyatakan bahwa obesitas karena kurangna aktivitas fisik
25
menyumbang sekitar 30% resiko terkena kanker payudara.Obesitas
memiliki hubungan dengan jumlah hormon estrogen yang di simpan
pada jaringan lemak.Semakin banyak lemak yang di simpan, semakin
banyak pula hormon estrogen yang terperangkap dalam jaringan lemak,
yang merupakan bahan bakar utama pertumbuhan sel kanker payudara
(Tambunan, 2011).
e. Sering mengonsumsi makanan berlemak
Orang yang sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi juga
beresiko terkena kanker payudara.Makanan yang lemaknya tinggi
seperti keju, mentega, yogurt, es krim, dan makanan penutup merupakan
makanan yang bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan.
Alasannya adalah karena makanan yang di produksi dengan pasokan
susu saat ini cenderung memiliki estrogen tinggi yang bisa mengganggu
kesehatan.
Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara paparan
yang berlebihan dari produk tinggi lemak terhadap estrogen dan kanker
payudara. Para ahli merekomendasikan apabila kita ingin mengonsumsi
susu, pilihlah susu yang rendah lemak. Kita bisa mengganti makanan
tersebut dengan buah atau sayuran renyah karena makanan di atas
mengandung banyak kalori (Tambunan, 2011).
26
f. Radiasi
Tingkat kemungkinan terburuk atau efek samping yang akan di
alami (eksposur) dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
adalah meningkatnya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian
yang di lakukan bisa di simpulkan bahwa resiko kanker karena radiasi
berubungan secara linear dengan dosis dan umur saat terjadinya
eksposur (Tambunan, 2011).
g. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen paling penting dalam
riwayat penderita yang akan di laksanakan skrining untuk kanker
payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara.Pada studi genetik, ditemukan
bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan gen tertentu.
Apabila terdapat BRCA1 (suatu gen rentan terhadap kanker
payudara), peluang untuk terjadinya kanker payudara sekitar 60% pada
umur 50 tahun dan 85% pada umur 70 tahun. Faktor usia juga angat
berpengaruh sekali terhadap resiko terjadinya kanker payudara (sekitar
60% kanker payudara terjadi pada usia 60 tahun dan resiko terbesar
pada usia 75 tahun) (Zamri, 1995).
h. Wanita yang belum pernah hamil dan melahirkan
Wanita yang belum pernah hamil 1,5 beresiko terkena kanker payudara.
Disebabkan karena hormone estrogennya wanita yang belum hamil dan
27
melahirkan akan begitu begitu saja. Sedangkan diketahui bahwa
estrogen merupakan hormon pemicu kanker payudara (Tjindarbumi,
2003).
i. Kehamilan pertama terjadi setelah berumur 30 tahun
Wanita yang sedang hamil, menyusui, atau baru saja melahirkan
biasanya memiliki tekstur lembut dan payudara bengkak.Hal ini dapat
membuat benjolan kecil sulit untuk dideteksi dan dapat menyebabkan
keterlambatan dalam mendiagnosis kanker payudara.Karena penundaan
kanker payudara, wanita hamil dan menyusui harus memeriksa payudara
mereka sendiri, baik secara medis atau non medis(Tjindarbumi, 2003).
j. Menarche (menstruasi pertama pada usia di bawah 12 tahun) dan
menopause setelah usia 55 tahun.
Apabila menarche dini terjadi maka wanita akan mengalami
sirkulasi hormon estrogen sepanjang hidupnya lebih lama. Hormon
estrogen bisa merangsang pertumbuhan duktus pertama dalam kelenjar
payudara. Menarche kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7-3,4 kali
lebih tinggi daripada wanita dengan menarche normal. Wanita yang
masa menopausenya terlambat memiliki resiko 2,5-5 kali lebih tinggi
daripada wanita yang masa menopausenya kurang dari usia 55 tahun
(Zamri, 1995).
28
k. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
Pil sering menjadi pilihan yang nyaman untuk mengendalikan kelahiran
tetapi studi menunjukkan bahwa hormon sintetis akan memungkinkan
terkena kanker payudara.Begitupun dengan terapi hormon estrogen.
Wanita yang menopause akan berhenti memproduksi hormon
estrogenoleh karenanya banyak wanita yang sering menggunakan obat
modern yang di sebut terapi penggantian hormone atau HRT, menurut
National Health Servise (NHS) dapat meningkatkan resiko terkena
kanker payudara (Tambunan, 2011).
l. Mengonsumsi alkohol
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 200 wanita pengonsumsi
minuman keras dan 200 wanita bukan pengonsumsi minuman keras.
Hasilnya, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman keras
bisa terserang kanker sebanyak tiga kali lebih besar.
Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan banyaknya jumlah
minuman keras yang dikonsumsi (Tambunan, 2011)
m. Wanita yang menggunakan DES (dietilstilbestrol) untuk mencegah
keguguran memiliki resiko tinggi terserang penyakit kanker payudara
(Tambunan, 2011).
3. Patofisiologi
Ciri khas penyakit kanker adalah terjadinya proliferasi sel yang cepat
serta tidak terkendali. Secara khas setiap sel yang jumlahnya miliaran dalam
29
tubuh manusia memiliki lonceng internal yang memberitahukan kapan sel itu
bereproduksi. Reproduksi dengan cara mitosis berlangsung dalam rangkaian
yang di sebut siklus sel.
Pembelahan sel normal terjadi dengan proporsi yang berbanding
langsung dengan kematian sel dan dengan demikian di hasilkan suatu
mekanisme untuk mengendalikan pertumbuhan serta differensiasi sel.
Pengendalian ini tidak terdapat pada sel kanker, dan produksi sel melebihi
kematian sel. Akibatnya, sel kanker akan memasuki siklus sel dengan
frekuensi yang lebih sering dan kecepatan yang berbeda. Substansi yang di
lepas oleh sel sel di dekatnya cedera atau terinfeksi atau yang di lepas oleh
sel sel system imun juga dapat mempengaruhi reproduksi sel. Disamping itu
sel sel yang berdekatan tampaknya dapat berkimunikasi melalui gap
junctions (Price & Wilson, 2003).
Komunikasi ini menghasilkan informasi pada sel tentang tipe sel
tetangganya dan jumlah ruang yang tersedia.Sel sel yang ada di dekatnya
kemudian mengirim sinyal fisik dan kimia yang mengendalikan kecepatan
reproduksi.Pada sel kanker, gen pengendali tidak dapat berfungsi dengan
normal.
Pengendaliannya mungkin hilang atau mungkin saja rusak sehingga
tidak dapat merespon aktivitas supresi pertumbuhan.Ini dapat menimbulkan
reproduksi sel tidak terkendali.Salah satu karakteristik sel kanker ialah tidak
30
mampu mengenali sinyal yang dipancarkan sel sel didekatnya sehingga sel
kanker menjadi susunan yang tidak teratur(Price & Wilson, 2006).
Kehilangan kendali atas pertumbuhan dinamakan otonomi.Sel kanker
sudah kehilangan kemampuan untuk berdifferensiasi. Dengan kata lain sel
kanker memasuki fase anaplasia,yakni sel kanker tidak lagi tampak atau
berfungsi seperti sel asalnya.
Anaplasia terjadi dengan derajat yang bervariasi. Semakin sedikit sel
tersebut menyerupai asalnya,semakinanaplastik sifat sel itu. Karena sel yang
bersifat anaplastik terus bereproduksi, maka sel tersebut akan keilangan sifat
asalnya. Ketika anaplasia terjadi, sel sel dengan tipe yang sama pada tempat
yang sama memperlihatkan banyak bentuk dan ukuran yang berbeda beda.
Mitosis berlangsung secara abnormal dan cacat kromosom lazim
ditemukan.Adanya proliferasi dalam sel ini berkaitan dengan perubahan
dalam sel itu sendiri.Perubahan ini mempengaruhi membrane sel,
sitoskeleton, dan nucleus (Price & Wilson, 2003).
Perubahan sel kanker ini juga mempengaruhi hormon khususnya
hormon steroid seks seperti estrogen, progesteron, dan testosteron, turut pula
terlibat sebagai promoter yang menggalakkan kanker payudara. Gangguan
pada hormon estrogen juga mempengaruhi gairah seksual serta Pajanan
estrogen yang lama, seperti pada wanita dengan menarke dini dan
menopause terlambat, memperbesar resiko kanker payudara (Kowalak,
Welsh, & Mayer, 2003).
31
4. Manifestasi klinis
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa
dipayudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan
kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange), pembesaran kelenjar
getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudara
harus dipikirkan ganas sebelum di buktikan tidak.
Dalam anamnesis juga di tanyakan adanya faktor faktor resiko pada
pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran
tumor (Maysaroh, 2013).
5. Stadium kanker payudara
a. Stadium I
Pada stadium ini, benjolan kanker berukuran tidak lebih dari 2
cm dan tidak bisa di deteksi dari luar.Perawatan yang sangat sistematis
di butuhkan dalam stadium ini agar sel kanker tidak menyebar dan tidak
berlanjut pada stadium selanjutnya. Kemungkinan 70% pasien bisa
sembuh total pada stadium ini.
b. Stadium II
Pada stadium ini, besarnya benjolan bisa mencapai 2-5 cm dan
tingkat penyebarannya sudah meluas ke daerah ketiak. Meskipun
benjolan sudah mencapai 5 cm bisa jadi belum menyebar kemana
mana.Kemungkinan, 30-40% pasien bisa sembuh.Untuk mengangkat sel
sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, biasanya
32
dilakukan operasi.Dan, setelah operasi di lakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel sel kanker yang tersisa.
c. Stadium IIIA
Sebanyak 87% kanker payudara ditemukan pada stadium
ini.Benjolan sudah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar hingga
ke kelenjar limfa.
d. Stadium IIIB
Pada stadium ini penyebaran sel kanker meliputi bagian
payudara bahkan bisa mencapai kulit dinding dada, tulang rusuk, dan
otot dada serta telah menyerang kelenjar limfa secara menyeluruh.
Apabila sudah demikian, tidak ada cara lain selain dilakukan operasi
pengangkatan payudara.
e. Stadium IV
Pada stadium ini sel kanker sudah menyerang bagian tubuh
lainnya, seperti tulang, paru paru, hati dan otak. Sel kanker tersebut juga
bisa menyerang kulit dan kelenjar limfa yang ada dalam batang leher
sama seperti yang terjadi distadium III. Tindakan yang harus dilakukan
adlaah dengan mengangkat payudara (Kowalak, Welsh, & Mayer,
2003).
6. Pengobatan kanker payudara
Pola pengobatan kanker payudara tergantung pada
stadiumnya.Semakin dini ditemukan semakin mudah untuk disembuhkan.
33
Berikut adalah beberapa pengobatan yang bisa di lakukan untuk mengobati
kanker payudara (Yellia, 2003):
a. Operasi
Cara ini di lakukan untuk mengambil sebagian atau seluruh
payudara.Operasi dilakukan untuk membuang sel sel kanker yang ada
didalam payudara. Adapun jenis operasi yang di lakukan:
1) Lumpektomi
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat sebagian dari
payudara dimana pengangkatannya hanya di lakukan pada jaringan
dengan tindakan radioterapi.Operasi ini biasanya dilakukan pada
pasien yang ukuran tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di
pinggir payudara.
2) Mastektomi
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara
berikut dengan sel kanker atau otot dinding dada.
3) Operasi pengangkatan kelenjar getah bening
Operasi ini biasanya dilakukan apabila kanker telah
menyebar dari payudara ke kelenjar getah bening ketiak.
b. Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan
penyinaran kedaerah terserang kanker.Cara ini dilakukan untuk merusak
sel sel kanker.Metode pengobatan ini juga dilakukan berdasarkan lokasi
34
kanker, hasil diagnosis, dan stadium kanker.Pelaksanaan pengobatan ini
bisa dilakukan sebelum atau sesudah dilakukan operasi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat obatan anti
kanker dalam bentuk pil cair, kapsul, atau infus bertujuan untuk
membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara tapi juga seluruh
tubuh. Efek samping dari kemoterapi ini adalah pasien akan mengalami
mual, muntah dan rambut rontok. Efek samping ini bisa di kendalikan
dengan pemberian obat.Biasanya, kemoterapi diberikan 1-2 minggu
sesudah operasi.Akan tetapi, apabila tumornya sangat besar sebaiknya
kemoterapi dilakukan pra operasi(Subagja, 2014).
B. HARGA DIRI PENDERITA KANKER PAYUDARA
1. Pengertian harga diri
Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang nilai individu
dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri (Fajariyah,
2012).Coopersmithdalam (Andarini, Rosiana, & Susandri,
2012)menyebutkan bahwa Self Esteem merupakan evaluasi yang dibuat
individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap
menerima dan menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan Individu
terhadap kemampuannya, keberartian kesuksesan dan keberhargaan.
35
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lenni,
2016)menyatakan bahwa, payudara merupakan organ yang sangat penting
bagi wanita. Setelah didiagnosa kanker payudara, walaupun masih stadium
dini, umumnya penderita akan mengalami gangguan ideal dirinya yang
memunculkan suatu penolakan emosi yang begitu hebat. Penderita akan
mulai menyendiri, serta respon penolakan terhadap kebenaran diagnosa terus
terjadi dan bahkan mereka jadi enggan untuk berobat kedokter.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Herawati (2005) yang mendapatkan bahwa wanita yang mengalami kanker
payudara akan merasa menjadi wanita yang kurang sempurna karna fungsi
sebagai seorang ibu yang tidak bisa menyusui anaknya.
Menurut Maslow (1970), pengertian harga diri adalah penghargaan
terhadap diri sendiri dan penghargaan terhadap orang lain. Penghargaan
terhadap diri sendiri berasal dari kepercayaan diri, kemandirian diri, dan
kebebasan, sedangkan penghargaan dari orang lain timbul karena adanya
prestasi dan apresiasi. Harga diri akan berpengaruh pada tingkah laku
seseorang, seperti yang di katakan Robinson dan Shaver (1980) bahwa
kepuasan hidup dan kebahagiaan mempunyai korelasi dengan harga diri.
Kepuasan diri dicapai oleh orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
serta terhindar dari rasa cemas, keragu raguan dan simtom psikomatik (Saam
& Wahyuni, 2013).
36
Terdapat 2 kuesioner yang digunakan untuk mengukur skala harga
diri yaitu kuesioner self esteem Rosenberg dan kuesioner self esteem
coopersmith. Akan tetapi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuesioner dari Rosenberg yang terdiri dari 10 pernyataan. Pernyataan yang
berisikan tentang penilaian dan pandangan seseorang terhadap dirinya
sendiri.
2. Tanda dan gejalaharga diri rendah penderita kanker payudara
Ada empat tanda dan gejala harga diri rendah pada penderita kanker
payudara yaitu:
a. Penderita kanker payudara akan merasa malu terhadap dirinya sendiri
b. Akan timbul rasa bersalah serta menyalahkan diri sendiri akibat
penyakitnya.
c. Penderita akan Menarik diri dan merasa tidak pantas bergaul dengan
orang lain.
d. Selalu timbul perasaan kurang peraya diri akibat rusaknya organ yang
menjadi sumber kesempurnaan wanita (Kusumawati & Hartono, 2011)
3. Faktor faktor yang mempengaruhi harga diri
Menurut Kozier dan Erb dalam (Hawari, 2004) ada empat elemen
pengalaman yang berhubungan dengan perkembangan harga diri, yaitu:
a. Orang orang yang berarti atau penting
Seseorang yang berarti adalah seseorang individu atau kelompok
yang memiliki peran penting dalam perkembangan harga diri selama
37
tahap kehidupan tertentu.Yang termasuk orang berarti adalah orang tua,
saudara kandung, teman sebaya, guru dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh (Lenni, 2016)
menunjukkan bahwa keluarga memiliki pengaruh dan peranan yang
sangat penting dalam pembentukan konsep diri.Pandangan penderita
kanker payudara terhadap dirinya merupakan cermin dari pikiran
penderita bagaimana keluarga memandang dirinya.
Bila keluarga memiliki konsep diri yang utuh dan konsisten,
maka ia dapat menyediakan lingkungan yang lebih lama dalam
penyaluran kasih sayang, perhatian dan penghargaan pada penderita
kanker payudara. Pada berbagai tahap perkembangan terdapat satu atau
beberapa orang yang berarti. Melalui interaksi sosial dengan orang yang
berarti dan umpan balik tentang bagaimana perasaan dan label orang
yang berarti tersebut, individu akan mengembangkan sikap dan
pandangannya mengenai dirinya.
b. Harapan akan peran sosial
Pada berbagai tahap perkembangan, individu sangat di pengaruhi
oleh harapan masyarakat umum yang berkenaan dengan peran
spesifiknya.Masyarakat yang lebih luas dan kelompok masyarakat yang
lebih kecil memiliki peran yang berbeda dan hal ini tampak dalam
derajat yang berbeda mengenai keharusan dalam memenuhi peran
38
sosial. Harapan harapan peran sosial berbeda menurut usia, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, etnik dan identifikasi karir (Ana, 1999).
c. Krisis setiap perkembangan psikososial
Disepanjang kehidupan, setiap individu menghadapi tugas tugas
perkembangan tertentu. Individu juga akan memiliki krisis di setiap
tahap perkembangannya (Ana, 1999).
d. Harga diri rendah: adanya kesenjangan antara ideal diri dengan konsep
diri.
4. Komponen komponen harga diri
Harga diri memiliki 4 komponen yang menjadi acuan dalam mengukur
tinggi rendahnya harga diri penderita kanker payudara yaitu (Kusumawati &
Hartono, 2011) :
a. Gambaran diri
Sikap seseorang penderita kanker payudara terhadap tubuhnya secara
sadar/tidak sadar.Persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,
fungsi, penampilan, serta potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Jika
individu menerima dan menyukai dirinya, merasa aman dan bebas dari
rasa cemas di sebut self esteem meningkat.
b. Ideal diri
Persepsi individu yang menderita kanker payudara tentang bagaimana ia
harus bersikap dan menyikapi apa yang sudah terjadi pada dirinya. Hal
itu yang akan menjadi ukuran standar diri individu itu sendiri.
39
c. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek harga
diri sebagai suatu kesatuan yang utuh; berhubungan dengan perasaan
berbeda dengan orang lain; berhubungan dengan jenis kelamin.
d. Peran
Pola perilaku penderita kanker payudara yang diharapkan akan baik
dalam berhubungan sosial sesuai fungsi individu tersebut diberbagai
kelompok sosial
C. HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL
Harga diri akan berpengaruh pada tingkah laku seseorang, seperti yang
di katakan Robinson dan Shaver (1980) bahwa kepuasan hidup dan
kebahagiaan mempunyai korelasi dengan harga diri. Kepuasan diri di capai
oleh orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik serta terhindar dari
rasa cemas, keragu raguan (Saam & Wahyuni, 2013).
Kondisi ini menunjukan bahwa harga diri dapat berdampak pada
kepuasan seksual pasien kanker payudara.Hal ini di dukung pendapat
(Purnawan, 2004) bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kepuasan seksual salah satunya faktor harga diri. Setelah didiagnosa kanker
payudara, walaupun masih stadium dini, umumnya penderita sudah
40
memunculkan respon penolakan emosi yang begitu hebat. Sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh Herawati (2005) yang menyatakan bahwa
wanita yang mengalami kanker payudara merasa menjadi wanita yang
kurang sempurna karena fungsinya sebagai seorang ibu dan istri kurang
terlaksana dengan baik. Kurangnya harga diri yang mampu menjadi
kekuatan perasaan untuk lebih mempelajari keterampilan seksual akan
menyebabkan perasaan negative atau tekanan perasaan seksual.
Dalam hubungan seksualitas, kepuasan seksual akan tercapai dengan
baik jika memiliki harga diri yang baik pula(Ardhianita & Andayani,
2008).Susilo dalam (Widyaningrum, 2005) menyebutkan bahwa kepuasan
seksual adalah sebagai puncak kenikmatan seksual.sedangkan kartono
dalam (Wijayanti, 2010)menyatakan kepuasan seksual terjadi jika ada
kesatuan fisik dan psikologis (rasa mencintai dan di cintai) oleh kedua pihak
sebagai suatu kesatuan suami istri lebih erat.
Berkaitan dengan hal tersebut (Wijayanti, 2010) menyimpulkan
bahwa kepuasan seksual merupakan respon puncak dari hubungan seksual
yang ciri-cirinya dapat dilihat dari dua segi yaitu segi fisik meliputipercaya
diri, gambaran diri yang baik, orgasme, dan relaksasi, sedangkan segi psikis
meliputi perasaan semakin cinta serta rasa dekat dan bahagia pada masing-
masing individu.
Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah
makhluk fisik yang sekaligus psikologis, yang mana kedua aspek ini saling
41
berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi, sehingga apa yang
terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi
psikologisnya, dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang
tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga dapat
membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya(Hajarrahma,
Supriyono, & Herani, 2013).
Kondisi fisik wanita yang menderita kanker payudara memberi
pengaruh terhadap harga dirinya sehingga menyebabkan kurangnya
ketertarikan serta timbul kecemasan untuk melakukan aktivitas ataupun
hubungan seksual (Aditomo & Retnowati, 2004). Barker dalam penelitian
(Rachmah, 2004) menunjukkan bahwa beberapa perempuan merasa organ
keperempuanannya tidak lengkap, perasaan ini menyebabkan gangguan
psikologis yang dapat menimbulkan efek yang merusak relasi seksualnya
maupun perkawinannya. Adapun instrument yang di gunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan seksual seorang individu adalah The Sexual
Satisfaction Questionnaire (SSQ) yang di buat oleh Agnieszka Nomejko.
Kuesioner ini di gunakan untuk mengukur kepuasan seksual bagi segi fisik
maupun segi psikologis.
Gelombang pasang nafsu seksual umumnya di pengaruhi oleh dua
hal yaitu:
a. Kondisi badan secara keseluruhan. Dalam kondisi yang baik, umumnya
nafsu seksual juga tinggi.
42
b. Kelelahan dan kekosongan hidup. Nafsu seksual adalah salah satu dari
nafsu yang terdapat dalam diri manusia. Umumnya, dorongan kegiatan
dari berbagai nafsu atau keinginan terdapat dalam keadaan seimbang.
Akan tetapi, apabila nafsu/keinginan berkurang, dengan sendirinya
nafsu seksual akan menonjol (Suharyo, 2007).
1. Faktor yang mempengaruhi kepuasan seksual
a. Pertimbangan perkembangan
Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial,
emosional, dan biologis kehidupan yang selanjutnya akan
mempengaruhi seksualitas.
b. Kebiasan hidup sehat dan kondisi kesehatan
1) Tubuh, jiwa, dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama
untuk mencapai kepuasan seksual.
2) Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu
untuk melakukan kegiatan atau fungsi kehidupan sehari hari yang
tentunya juga mempengaruhi ekspresi seksual, termasuk penyakit.
c. Peran dan hubungan
1) Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat
memengaruhi kepuasan hubungan seksual.
2) Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi
rasa nyaman seseorang terhadap hubungan seksual.
43
d. Konsep diri
Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak
langsung terhadap kepuasan seksualitas (Kusumawati & Hartono,
2011).Wiederman dalam (Alyana, 2011)mengemukakan bahwa
Perempuan cenderung untuk memiliki persepsi negatif tentang tubuh
mereka, akibat adanya persepsi tersebut dapat menimbulkan distorsi
persepsi mengenai diri serta akan mengganggu kenyamanan ketika
melakukan hubungan seksual. Misalnya, wanita penderita kanker
payudara akan merasa dirinya tidak cantik sehingga kurang bergairah.
44
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konseptual
Pada skema kerangka konsep dapat di ketahui bahwa sampel pada
penelitian ini adalah wanita penderita kanker payudara. Dimana peneliti akan
mengidentifikasi hubungan harga diri dengan kepuasan seksual wanita penderita
kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin.
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Perancu
a. Gambaran diri
b. Ideal diri
c. Identitas diri
d. Peran
Harga Diri
a. Segi fisik ( percaya diri, orgasme, relaksasi)
b. Segi psikis (semakin cinta, rasa dekat dan bahagia)
Kepuasan Seksual
a. Kondisi fisik b. Kondisi kesehatan c. Cinta dan rasa percaya d. Komplikasi
45
Keterangan:
: variabelindependen
: variabeldependen
: variabel perancu
B. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini menunjukkan “ ada hubungan antara harga
diri dengan kepuasan seksual pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin”.
46
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
cross sectional yaitu suatu desain yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel.Alasan penggunaan desain ini karena pada penelitian ini, peneliti
mencoba untuk menganalisis hubungan antara harga diri (variabel independen)
dengan kepuasan seksual (variabel dependen) melalui pengujian hipotesis yang
telah di rumuskan untuk mengetahui kejadian berdasarkan data yang telah di
kumpulkan dari individu saat itu juga (Hidayat, 2012).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akandilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian iniakan dilaksanakan sejak bulan februari sampai agustus
2017 dan di lakukan pengumpulan data pada bulan September 2017.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara di Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang berjumlah 2513 pasien.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(Suyanto, 2011).Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
47
sampling,sampel yang di pilih adalah sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan kriteria
populasi yang sudah di tentukan (Notoatmodjo; Soekidji, 2012).
Besarnya sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menggunakan
rumus:
n = �
���(�)�
keterangan:
n = sampel
N = populasi
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang di inginkan ( 0,1)
n = ��
����(�,�)�
n = ��
����(�,��)
= ��
���,�
= ��
� ,�
= 97
Jadi, estimasi besar sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang.Sampel
pada penelitian ini adalah pasien kanker payudara di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Hasanuddin yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan criteria
eksklusi.
48
Responden yang terpilih memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Responden yang menderita kanker payudara (stadium II, stadium
IIIA, stadium IIIB, stadium IV).
2) Responden yang sudah menikah
3) Responden yang pasangannya masih hidup
4) Responden yang dalam kondisi sadar dan mampu berkomunikasi
dengan baik.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Responden yang memiliki penyakit terminal selain penyakit kanker
payudara ( penyakit metastase dan penurunan kesadaran )
2) Responden yang tidak bersedia
49
2. Alur Penelitian
3. Variabel Penelitian
a. Identifikasi Variabel
Populasi dalam penelitian ini wanita penderita kanker payudara di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Hasanuddin.
Sampel di ambil dengan menggunakanNon Probability Sampling
Teknik sampling yang di gunakan adalah purposive sampling yaitu sampel
yangdidasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti
sendiri berdasarkan kriteria populasi yang sudah di tentukan
Memberikan informed consent, termasuk menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian
Melakukan penelitian pada responden yang memenuhi kriteria inklusi
Pengumpulan dan pengolahan data
Menganalisis data
Penyajian hasil data dan kesimpulan
50
3.Variabel penelitian
1) Variabel independen
Variabel bebas pada penelitian ini adalah harga diri
2) Variabel dependen
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kepuasan seksual.
4. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
a. Harga diri penderita kanker payudara adalah pandangan atau penilaian
individu terhadap dirinya sendiri dan kepada orang lain yang
berhubungan dengan kondisi fisik,misalnya penderita kanker payudara.
Kriteria Obyektif:
Harga diri rendah : jika skor responden <20.
Harga diri tinggi : jika skor responden ≥ 20.
b. Kepuasan seksual adalah memupuk rasa percaya dan perasaan aman
antarpasangan melalui sentuhan dan kasih sayang sehingga terciptalah
pendekatan emosional guna mencapai keintiman yang sempurna.
Kriteria Obyektif:
Kepuasan seksual yang puas : jika skor responden ≥ 28.
Kepuasan seksual yang tidak puas : jika skor responden < 28.
5. Proses pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder dan data primer.Data sekunder adalah data yang
51
di peroleh dari data sebelumnya, sedangkan data primer adalah data yang di
peroleh langsung dari sampel saat penelitian di laksanakan (Sugiyono,
2012).Penelitian ini menggunakan kuesioner. Peneliti memilih responden
kemudian melakukan informed consent dan di lanjutkan dengan pengisian
kuesioner oleh responden yang di bantu oleh peneliti.
6. Instrumen penelitian
Pada penelitian ini di gunakan 3 instrument yaitu:
a. Kuesioner data demografi yang di buat oleh peneliti yang berisi informasi
tentang data responden meliputi nomor identitas, usia, pendidikan,
pekerjaan, stadium penyakit, melakukan kemoterapi atau tidak, serta jenis
kunjungan.
b. Kuesioner penelitian untuk mengetahui harga diri penderita kanker
payudara adalah menggunakan kuesionerSelf Esteem Scale yang di buat
oleh Rosenberg. Kuesioner ini telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap 100 orang di polandia. Didapatkan perkiraan cronbach’s alpa
0,83. Kuesioner ini terdiri dari 10 item dengan bobot 3 pertanyaan untuk
gambaran diri, 2 pertanyaan yang menunjukkan idela diri, 2 pertanyaan
untuk identitas diri dan 3 pertanyaan yang menunjukkan peran individu.
menggunakan 4 alternatif jawaban dengan uji skala likert yaitu sangat
setuju dengan skor 4, setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2 dan
sangat tidak setuju dengan skor 1. Semakin tinggi skor jawaban maka
semakin tinggi tingkat harga dirinya (Rosenberg, 1965).
52
c. Kuesioner penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan seksual penderita
kanker payudara adalah The Sexual Satisfaction Questionnaire (SSQ) yang
dibuat oleh Agnieszka Nomejko dan telah di modifikasi oleh
peneliti.Kuesioner ini telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap
100 orang di polandia. Didapatkan perkiraan cronbach’s alpa 0,7.
Kuesioner ini terdiri dari 14 item pertanyaan dengan bobot 4 pertanyaan
untuk percaya diri, 3 pertanyaan yng menunjukkan gambaran diri, 2
pertanyaan untuk orgasme, 2 pertanyaan yg menunjukkan relaksasi saat
berhubungan dan 3 pertanyaan yang menunjukkan bahagia. menggunakan
4 alternatif jawaban dengan uji skala likert yaitu sangat tidak setuju
skornya 1, tidak setuju skornya 2. Setuju skornya 3, sangat setuju skornya
4. Semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
seksualnya (Nomejko & Zygmunt, 2014).
7. Uji validitas dan reabilitas
Kuesioner penelitian untuk mengetahui harga diri penderita kanker
payudara adalah menggunakan kuesionerSelf Esteem Scale yang di buat oleh
Rosenberg. Kuesioner ini telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap 100 orang di polandia. Didapatkan perkiraan cronbach’s alpa 0,83.
Kuesioner penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan seksual penderita
kanker payudara adalah The Sexual Satisfaction Questionnaire (SSQ) yang
dibuat oleh Agnieszka Nomejko dan telah di modifikasi oleh peneliti.
53
Kuesioner ini telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 100 orang
di polandia. Didapatkan perkiraan cronbach’s alpa 0,7.
8. Rancangan pengolahan data dan Analisa data
1. Rancangan pengolahan data
a. Editing
Pada penelitian ini setelah semua data terkumpul di lanjutkan
dengan kegiatan editing yaitu memeriksa setiap lembaran kuesioner
mengenai kebenaran data yang sesuai dengan variabel,serta
pemeriksaan terhadap ukuran/dimensi dan di jelaskan data serta
pembuktiannya.
b. Pengkodean (coding)
Setelah data diperiksa, kemudian di lakukan pengkodean pada
kuesioner untuk membedakan responden dan ukuran ukuran yang
diperoleh dari unit analisis sesuai dengan rancangan awal.
c. Tabulasi data
Setelah data di beri kode. Lalu data dikelompokkan dalam suatu
table.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada
kesalahan, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi.
54
2. Analisa data
a. Analisis univariat
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Analisis univariat di lakukan untuk menganalisis setiap variabel yang
ada secara deskriptif meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, stadium
penyakit, harga diri, kepuasan seksual, menjalani kemoterapi atau
tidak serta jenis kunjungan (Notoatmodjo, 2012).
b. Analisis bivariat
Analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan analisa
data bivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan
antara harga diri(variabel bebas) dan kepuasan seksual (variabel
terikat) uji statistic yang di gunakan adalah uji chisquare, yaitu untuk
menganalisa dua variabel yang sangat berkaitan, antara hubungan
harga diri dengan kepuasan seksual (Notoatmodjo & Soekidji, 2012).
9. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian banyak hal yang diperhatikan terutama
masalah etika.Menurut Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (2011)
bahwa dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu untuk memperhatikan
kesehatan dan keselamatan jiwa manusia, keluarga dan masyarakat yang
bersangkutan. Ketetapan mengenai prinsip dasar penerapan etik kesehatan
meliputi:
55
1. Respect for persons (Menghormati harkat dan martabat manusia).
Peneliti harus mampu mempertimbangkan hak-hak subjek
penelitian dalam memperoleh suatu informasi berdasarkan tujuan
peneliti.Selain itu, peneliti juga harus memberikan kebebasan kepada
subjek penelitian untuk memberikan informasi atau tidak.Peneliti dalam
hal ini menghormati harkat dan martabat subjek penelitian harus
mempersiapkan formulir persetujuan subjek (Informed consent).
Tujuannya agar subjek penelitian mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta hal-hal yang diteliti selama penelitian atau pengumpulan
data. Jika subjek bersedia di teliti maka harus menandatangani lembar
persetujuan (Informed consent) dan jika subjek menolak maka peneliti
tidak akan memaksa dan Kerahasiaan informasi akan dijamin oleh
peneliti.
2. Justice(Prinsip etik keadilan)
Responden dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan yang
sama selama proses penelitian berlangsung. Memperlakukan partisipan
secara adil dan terbuka, serta mempunyai hak yang sama, partisipan juga
akan dijaga kerahasiaan datanya atau informasi yang disampaikannya.
3. Benefience dan non maleficence (Prinsip etik berbuat baik)
Pelaksanaan prosedur penelitian untuk mendapatkan hasil yang
bermanfaat, meminimalkan dampaknya bagi partisipan penelitian dan
56
menjelaskan keuntungan dan manfaat yang didapatkan partisipan serta
meminimalkan resiko yang terjadi.
57
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan penelitian
tentang hubungan harga diri dengan kepuasan seksual pada penderita kanker
payudara di rumah sakit pendidikan universitas hasanuddin Makassar.
Pengambilan data yang di lakukan pada tanggal 8-31 oktober 2017.
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di rumah sakit pendidikan unhas.
Data diperoleh dengan menggunakan 2 jenis instrument yaitu
instrument harga diri dari Rosenberg yang telah di modifikasi dan telah di uji
valid dan instrument kepuasan seksual dari Agnieszka Nomejko dan telah di
modifikasi oleh peneliti. Populasi sebanyak 2513 pasien dengan teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling sehingga didapatkan sampel
sebanyak 97 responden.
Peneliti mengidentifikasi data untuk menentukan responden yang akan
terlibat kemudian memberikan penjelasan penelitian kepada responden.
Peneliti meminta persetujuan untuk yang bersedia menjadi responden
penelitian.
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat dan
bivariat. Hasil pengolahan dan analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel
yang meliputi distribusi frekuensi karakteristik responden dan distribusi
58
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Analisis univariat
a. Karakteristik responden
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia dan lama
menderita Responden di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin Makassar (n:97)
Karakteristik Mean Median SD Minimum Maksimum
Usia 42 42 6.284 27 64
Lama menderita 12 8 12.013 1 72
Sumber:Data Primer,2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia rata rata untuk
responden di Rumah Sakit Pendidikan Unhas adalah 42 tahun, dengan
usia termuda yaitu 27 tahun dan usia tertua 64 tahun. Rata rata lama
menderita responden yaitu 12 bulan (1 tahun) dan responden yang
paling lama menderita yaitu 72 bulan (6 tahun) Responden di rumah
sakit unhas berdasarkan usia memiliki standar deviasi 6.284 yang
berarti keragaman sampel cukup tinggi.
59
Tabel 5.2
Distribusi karakteristik responden berdasarkan
pendidikan,pekerjaan,stadium dan jenis kunjungan di rumah sakit
pendidikan universitas hasanuddin Makassar (n:97)
Karakteristik f %
Pendidikan
Tidak Tamat SD 21 21,6 SMP 30 30,9 SMA 27 27,8 DIII 13 13,4
SI 6 6,2
Pekerjaan
Tidak Bekerja 50 51,5 Petani 15 15,5 Pegawai Negeri 15 15,5 karyawan swasta 14 14,4
wiraswasta 4 4,1
Stadium
stadium 1 38 39,2 stadium 2 37 38,1 stadium 3 21 21,6
stadium 4 1 1,0
Jenis kunjungan
rawat inap 2 2,1
rawat jalan 95 97,9 Sumber : Data Primer, 2017
Pada tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian kecil responden
berpendidikan tidak tamat SD sebanyak 21 orang (21,6%), sedangkan
setengah bagian responden yaitu 57 orang responden dengan
presentasi (58,7%) berpendidikan SMP dan SMA, dimana SMP
sebanyak 30 orang (30,9%) dan SMA sebanyak 27 orang (27,8%).
setengah bagian responden tidak memiliki pekerjaan atau hanya
60
bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 50 orang (51,5%),
sebagian besar responden yaitu sekitar 75 orang dengan presentasi
(77,3%) berada pada stadium 1 dan 2, dimana responden kanker
payudara yang berada pada stadium 1 yaitu sebanyak 38 orang ( 39,2
%) dan yang berada pada stadium 2 yaitu 37 orang (38,1%).
Sebagian besar responden lebih memilih rawat jalan yaitu
sebanyak 95 responden (97,9%). dikarenakan hampir setengah bagian
responden yaitu 48 orang bekerja tak hanya sebagai ibu rumah tangga,
yaitu diantaranya responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 15
orang (15,5%), bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 15 orang
(15,5%), bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 14 orang
(14,4%), dan yang bekerja sebagai wiraswasta ada 4 orang (4,1%).
b. Harga diri
Tabel 5.3
Distribusi harga diri responden di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin Makassar(n:97)
Harga diri f (%)
Harga diri rendah 4 4,1
Harga diri tinggi 93 95,9
Sumber : Data Primer, 2017
Pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
sebanyak 93 orang (95,9%) mempunyai harga diri yang tinggi.
61
bermakna responden ini mempunyai kepercayaan diri yang tinggi,
gambaran diri yang baik dengan selalu berpikir positif terhadap
dirinya, tetap optimis dan selalu mempunyai semangat meski dalam
kekurangannya tersebut. Sangat kecil dari responden ini yang
memiliki harga diri rendah yaitu 4 orang (4,1%).
c. Kepuasan seksual
Tabel 5.4
Distribusi kepuasan seksual responden di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Hasanuddin Makassar(n:97)
Kepuasan seksual f (%)
Tidak puas 4 4,1
Puas 93 95,9
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 93 orang (95,9%) merasakan kepuasan. Yang
bermakna terpenuhinya kebutuhan perasaan responden akan cinta
dan kasih sayang dari pasangan (suami) yang tidak berubah meski
responden mengalami perubahan fisik. Dukungan suami memberi
respon yang baik untuk gambaran diri dan percaya diri responden
dalam perihal aktivitas seksualnya. sangat kecil dari responden yang
merasa tidak puas yaitu 4 orang (4,1%).
62
2. Analisis Bivariat
Hubungan Harga Diri dengan Kepuasan Seksual pada
Penderita Kanker Payudara
Tabel 5.5
Hubungan harga diri dengan kepuasan seksual pada penderita kanker
payudara di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin
Makassar
Harga Diri
Kepuasan Seksual Nilai P
Puas Tidak Puas
N % N % 0,000 Tinggi 93 100% 0 0
Rendah 0 0 4 100% Sumber : Data Primer, 2017 p = 0,000 a = (0,05)
Tabel 5.5 diketahui bahwa dari 97 responden kanker
payudara yang memiliki harga diri yang tinggi yaitu 93
responden dengan kepuasan seksual yang tergolong puas. Hasil
uji statistic dengan menggunakan uji- chisquare diperoleh nilai
padalah 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara harga
diri dengan kepuasan seksual. Harga diri yang tinggi
menunjang kepuasan seksual juga tinggi.
63
Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini memakai uji kolmogrov-
smirnov. Hasil uji kolmogrov-smirnov (Asymp.sig 2-tailed) harga
diri menyatakan nilai signifikan 0,05 (p > 0,05) dan uji normalitas
kepuasan seksual memiliki nilai signifikan 0,05 (p > 0,05),
sehingga dapat disimpulkan data tersebut memenuhi syarat yaitu
berdistribusi normal.
64
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, stadium,
lama menderita
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan harga diri dengan
kepuasan seksual pada penderita kanker payudara dengan jumlah
responden 97 orang maka di peroleh usia rata rata yang menderita kanker
payudara sekitar 42 tahun dan usia tertua yang menderita kanker payudara
yaitu 64 tahun.
Wanita yang berusia di atas 40 tahun lebih beresiko terkena kanker
payudara di bandingkan dengan wanita yang usia lebih muda, dengan usia
tersebut wanita mengalami paparan estrogen lebih sering dan lebih lama.
Pada dasarnya, estrogen membantu pembelahan sel dalam badan kita,
tetapi semakin banyak sel terbelah semakin besar kemungkinan sel
tersebut menjadi abnormal dan potensial menjadi kanker (Krishna, 2013).
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lippman,(2005) yang
menyatakan bahwa bertambahnya usia menjadi faktor resiko paling kuat
untuk penyakit misalnya kanker payudara. Sehubungan pula dengan hasil
penelitian (Sihombing & Sapardin, 2015) yang menyatakan bahwa
responden pada kelompok kasus yang berumur dibawah 40 tahun
presentasinya lebih rendah (31,1%) dibandingkan dengan yang berumur
40 tahun atau lebih (68,9%). Bertambahnya umur menjadi salah satu
65
faktor resiko tumor/kanker payudara, diduga karena pengaruh pajanan
hormonal dalam waktu lama terutama hormon estrogen.
Pada 97 responden didapatkan lama menderita rata rata selama 12
bulan (1 tahun), dengan tingkat stadium penyakit stadium awal dan
stadium 2. Tingkat stadium ini juga mempengaruhi harga diri serta
kepuasan seksual responden. berdasarkan hasil penjelasan responden saat
dilakukan penelitian ditemukan bahwa penyebab lama menderita
responden yaitu saat awal adanya benjolan responden tidak menyadari
bahwa itu akan bersifat kanker sehingga responden mengacuhkan sampai
benjolan tersebut bertahap menyebabkan adanya nyeri dipayudara mereka.
Saat itu pun mereka tidak langsung ke dokter, mereka memilih
mengobatinya dengan obat herbal atau pengobatan tradisional. Penjelasan
responden ini didukung oleh hasil penelitian dari (Sumirat & Subagya,
2016)yang menyatakan bahwa tidak sedikit masyarakat memilih
pengobatan tradisional dengan beberapa alasan diantaranya faktor sosial
budaya dan segi ekonomi. Kurangnya pengetahuan serta pendidikan
tentang kesehatan dan pengobatannya (medis) akan berpengaruh kepada
perilaku individu atau seseorang sebagai hasil jangka menengah dari
pendidikan kesehatan selanjutnya perilaku tersebut akan berpengaruh pada
meningkatnya indikator kesehatan masyarakat (Notoatmodjo S. , 2011).
Berdasarkan karakteristik pendidikan responden ada sebagian yang
kemungkinan masih sangat awam dengan informasi tanda dan gejala
66
kanker payudara. Ditemukan pada hasil penelitian terdapat setengah
bagian responden yang hanya berpendidikan SMP dan SMA, dimana SMP
sebanyak 30 orang (30,9%) dan SMA sebanyak 27 orang (27,8%).
Disertakan dengan beberapa pernyataan dari responden yang mengatakan
bahwa mereka kurang mengetahui informasi tentang kanker payudara
termasuk tanda dan gejala, mereka juga kurang pemahaman tentang
teknik periksa payudara sendiri (SADARI) agar terhindar dari penyakit.
Penjelasan ini didukung oleh hasil penelitian (Wulandari & Astuti,
2014) menjelaskan bahwa pengetahuan tentang sadari yang baik sangat
membantu wanita dalam mendeteksi dini penyakit kanker payudara
terutama pada stadium awal sehingga dapat mengurangi angka kematian
yang disebabkan oleh kanker payudara. Menurunkan angka kematian
penderita karena kanker yang ditemukan pada stadium awal akan
memberikan harapan hidup lebih lama (Artanty, 2011). Apalagi penyakit
kanker payudara tak hanya membuat wanitanya kehilangan harapan hidup
tetapi juga mengalami gangguan harga diri.
2. Gambaran harga diri penderita kanker payudara
Presentasi hasil harga diri pada penelitian ini tergolong sangat baik,
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa responden yang mengatakan
bahwa meski dalam keadaan sakit mereka tetap bersyukur dan optimis
terhadap diri mereka sendiri. Usaha dan semangat mereka untuk sembuh
67
sangat besar. Adanya dukungan dari orang orang terdekat seperti suami
dan anak membuat responden tidak kehilangan kebahagiaan sedikitpun.
Pernyataan ini sehubungan dengan hasil penelitian (Meilinda, 2016)
mengatakan bahwa harga diri yang positif sangat berpengaruh terhadap
kebahagiaan seseorang yang tercipta dari orang orang terdekat seperti
suami dan keluarga. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Admin,
2011) yang berpendapat bahwa peran keluarga sangat penting dalam
perawatan pasien dimana keluarga berusaha meningkatkan semangat
hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani pengobatan terutama
untuk pasien kanker payudara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menderita
kanker payudara memiliki harga diri tinggi karena responden mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi, gambaran diri yang baik dengan selalu
berpikir positif terhadap dirinya, tetap optimis dan selalu mempunyai
semangat meski dalam kekurangan yang dimiliki.
Harga diri sangat dipengaruhi dengan lamanya suatu penyakit atau
semakin kronis suatu penyakit. Makin kronis suatu penyakit yang
mengganggu kemampuan dalam beraktivitas yang menunjang perasaan
berharga, maka makin besar pengaruhnya terhadap harga diri. Penyakit
kronis membutuhkan pola perilaku yang telah lama di terima dan dijalani,
maka individu mempunyai kesempatan untuk mengantisipasi berduka
(Potter & Perry, 2005).
68
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
sebagian besar pasien yang menderita kanker payudara selama 6 bulan
keatas dimana mereka memiliki harga diri tinggi. Penelitian ini juga
didukung oleh (Lubis Dkk, 2009) bahwa ketika responden mampu
menerima keadaan dirinya, barulah dia akan mempunyai harga diri yang
tinggi. Harga diri yang tinggi dapat melawan pengaruh negatif dari kanker
payudara.
3. Gambaran kepuasan seksual penderita kanker payudara
Pengukuran kepuasan seksual pada penelitian ini sangat memuaskan.
Dilihat dari beberapa hal yang ditemukan pada saat penelitian bahwa
pasangan atau suami dari responden sangat memberi dukungan, selalu
memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada sang istri. Tidak ada
perubahan sikap yang dialami sang suami meski terjadi perubahan fisik
kepada sang istri.
Didukung oleh hasil penelitian (Permanawati & Hertinjung, 2009)
yang mengemukakan bahwa penerimaan diri dan dukungan dari keluarga
(suami) sangat mempengaruhi kesejahteraan subjektif bagi para
penyandang kanker payudara. Sekaligus mampu mendorong emosi negatif
menjadi positif dimana penyandang kanker payudara bisa menerima diri
atas penyakit tersebut.
69
Wanita yang menderita kanker payudara secara tidak langsung akan
memiliki kekhawatiran melakukan hubungan seksual dan mungkin
memiliki perasaan kehilangan yang membantu keintiman menjadi sulit.
Kondisi ini menunjukkan bahwa harga diri dapat memberi dampak pada
pencapaian kepuasan seksual, hal ini didukung pendapat (Purnawan,
2004) yang mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan seksual salah satunya faktor harga diri.
Hasil penelitian ini menunjukkan kepuasan seksual responden sangat
tinggi berhubungan juga dengan harga diri responden yang tinggi. Seperti
yang dikemukakan oleh (Ardhianita & Andayani, 2008) bahwa dalam
hubungan seksualitas, kepuasan seksual akan tercapai dengan baik jika
memiliki harga diri yang baik pula.
Beberapa responden mengatakan terpenuhinya kebutuhan perasaan
responden akan cinta dan kasih sayang dari pasangan (suami) yang tidak
berubah meski responden mengalami perubahan fisik. Dukungan suami
memberi respon yang baik untuk gambaran diri dan percaya diri
responden dalam perihal aktivitas seksual. hal ini berkaitan dengan yang
dikatakan oleh (Wijayanti, 2010) bahwa kepuasan seksual tidak hanya
dinilai dari segi fisik tapi juga psikologisnya dimana hal yang mencakup
psikis itu diantaranya perasaan, rasa bahagia, semakin dekat, rasa cinta
pada masing masing individu. Sejalan dengan hasil penelitian (Purba,
2006) yang menyatakan bahwa adanya rasa bahagia meski seseorang
70
menderita suatu penyakit itu bisa menjadi obat serta motivasi diri sendiri
untuk menjalani kesembuhan.
4. Hubungan harga diri dengan kepuasan seksual pada penderita kanker
payudara
Hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan kepuasan
seksual dengan nilai p= 0,000, nilai ini lebih kecil dari α (0.05).
Data ini didukung oleh penelitian (Ardhianita & Andayani, 2008) yang
menjelaskan bahwa dalam hubungan seksualitas, kepuasan seksual akan
tercapai dengan baik jika memiliki harga diri yang baik pula. Seperti
penjelasan (Fajariyah, 2012) harga diri itu adalah penilaian tentang nilai
individu dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi menunjukkan bahwa responden memiliki gambaran diri
serta kepercayaan diri yang baik tidak terlepas dari dukungan dan motivasi
dari pasangan (suami) serta keluarga dan secara langsung sangat
berpengaruh terhadap nilai nilai positif yang ada pada diri responden.
Hal ini Sejalan dengan hasil penelitian (Theodora, 2016) yang
mengemukakan bahwa kesadaran diri untuk memiliki komitmen dan sikap
optimis oleh responden meski menderita penyakit yang melibatkan organ
seksual menyadari bahwa hidupnya saat ini harus lebih bermanfaat untuk
semua orang termasuk keluarganya. dalam hal ini konsep diri yang
71
terbentuk dalam diri responden sangat baik, sehingga terciptalah sifat sifat
percaya diri yang realistis dan mampu menilai hubungan dengan orang
lain secara tepat terutama hubungan dengan sang suami.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh (Suharyo, 2007)
mengemukakan bahwa dukungan sosial seperti keluarga terutama suami
menjadi suatu keyakinan bahwa ia merasa dicintai dan diperhatikan yang
mampu meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam hubungan.
C. Keterbatasan penelitian
1. Keterbatasan waktu saat mengisi kuesioner karena pasien yang sudah
konsultasi dengan dokter harus ke ruangan lain untuk melakukan
pemeriksaan misalnya kemoterapi, ambil darah, hb dan foto dada.
72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harga diri yang tinggi
bisa menunjang kepuasan seksual juga tinggi dan sebaliknya, jika harga diri
rendah maka mempengaruhi kepuasan seksual juga menurun.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan keperawatan perlu memperdalam materi mengenai
seksualitas yang melibatkan penyakit metastase dan kerusakan citra tubuh.
2. Bagi rumah sakit pendidikan universitas hasanuddin agar lebih
memperdalam pengkajian tentang harga diri pasien dengan status penyakit
kanker payudara, untuk memastikan terbentuknya harga diri pasien tak hanya
dari diri sendiri serta keluarga tetapi juga dari orang lain.
3. Bagi peneliti lain diharapkan bisa dilanjutkan dengan menggunakan metode
kualitatif untuk bisa memperdalam lagi pengkajian tentang harga diri serta
kepuasan seksual seseorang yang menderita penyakit yang melibatkan organ
seksual.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aditomo, A., & Retnowati, S. (2004). Perfeksionisme,Harga diri,dan Kecenderungan Depresi
Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi , 1-14.
Admin. (2011). Cara Memotivasi Pasien Kanker . jurnal kesehatan , 6/8.
Afiyanti, Y., & Pratiwi, A. (2016). Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Alyana, W. (2011, juny 1). Hubungan antara Komunikasi Seksual dan Citra Tubuh dengan
Kepuasan Seksual pada Perempuan Dewasa Madya. Retrieved april 1, 2017, from
Hubungan antara Komunikasi Seksual dan Citra Tubuh dengan Kepuasan Seksual
pada Perempuan Dewasa Madya Web Site:
http://digilib.ubaya.ac.id/index.php?page=data_eksemplar&key=382493&status=A
DA
Ana, K. B. (1999). Gangguan Konsep Diri Edisi I. Jakarta: EGC.
Andarini, S., Rosiana, D., & Susandri. (2012). Hubungan Antara Self Esteem dengan Derajat
Stres Pada Siswa Akselerasi SD Banjarsari Bandung. Prosiding SNAPP , 1-8.
Ardhianita, I., & Andayani, B. (2008). Kepuasan Pernikahan di Tinjau dari Berpacaran dan
Tidak Berpacaran. Jurnal Psikologi , 1-11.
Artanty, W. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta: Cv Andi Offset.
Fajariyah, N. (2012). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri Rendah. Jakarta:
Cv. Trans Info Media.
74
Hajarrahma, A., Supriyono, Y., & Herani, I. (2013). Pengungkapan Diri Pada Penderita
Kanker Serviks. Jurnal Psikologi Universitas Brawijaya Malang , 1-15.
Hartati, A. S. (2008). Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di
Poli Bedah Onkologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Hawari, D. (2004). Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Hidayat. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Imiah (2 ed.). Jakarta: Salemba
Medika.
Informasi Kementrian Kesehatan RI, P. D. (2015, february 1). About Us: Departemen
Kesehatan. Retrieved February kamis, 2016, from Departemen Kesehatan Web
site: www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved 9 7, 2016, from kbbi.web.id.
Kemenkes, R. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kepuasan Seksual. (2012, juny 1). Kepuasan Seksual. Retrieved maret 1, 2017,
from Kepuasan seksual Web site:
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberwoman/detail.aspx?x=Love&y=cyberwoman%
7C0%7C0%7C9%7C1321
75
Kesehatan, K. N. (2011). Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Retrieved 9 9, 2016,
from http:/www.knepk.litbang.depkes.go/id
Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2003). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Krishna. (2013). Mengenali Keluhan Anda . Jakarta : Informasi Medika.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Lenni, S. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri Pasien Kanker
Payudara. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah , 7-12.
Lubis Dkk. (2009). Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Kanker. Medan: USU Press.
Mardiana, L. (2007). Kanker Pada Wanita. Depok: Penebar Swadaya.
Markopoulus, C., Tsaroucha, A., Kouskos, E., Mantas, D., Antonopoulou, Z., & Karvelis, S.
(2009). Impact of Breast Cancer Surgery on the Self-esteem and Sexual Life of
Female Patients. The Journal of International Medical Research , 1-7.
Maysaroh, H. (2013). Kupas Tuntas Kanker pada Perempuan dan Penyembuhannya. Klaten:
Trimedia Pustaka .
Meilinda, C. A. (2016). Pengaruh Harga Diri Terhadap Kebahagiaan Pada Pasien Pasca
Mastektomi. Jurnal Keperawatan , 24-69.
Melliana, A. (2006). Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos Kecantikan. Yogyakarta:
LKIS.
76
Nihayati, H. E., Yusuf, A., & Pk, R. F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Nomejko, A., & Zygmunt, G. D. (2014). The Sexual Satisfaction Questionnaire-
Psychometric properties. Polish Journal of Applied Psychology , 105-112.
Notoatmodjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, s. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2011). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo; Soekidji. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, T. (2011). Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nugroho, T., & Utama, B. I. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nugroho, T., & Utama, B. I. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Olfah, Y., Mendri, N. K., & Badi'ah, A. (2013). Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Olfah, Y., Mendri, N. K., & Badi'ah, A. (2013). Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Permanawati, Y., & Hertinjung, W. S. (2009). Kesejahteraan Subjektif Pada Penyandang
Kanker Payudara. jurnal muhammadiyah keperawatan .
77
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Konsep,Proses,dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Jakarta: Buku Kedokteran Egc.
Price, S., & Wilson, L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Price, S., & Wilson, L. (2003). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Purba. (2006). Semangat Hidup Para Penderita Kanker di Tinjau Dari Optimisme, Dukungan
Sosial,Kepasrahan Kepada Tuhan,. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala
Psikologi vol 2. , 42-54.
Purnawan. (2004). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Anak Jalanan di
Stasiun Kereta Api Lempuyangan Yogyakarta. Jurnal Studi Ilmu
Keperawatan , 7-8.
Purnawan. (2004). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual pada Anak Jalanan di
Stasiun Kereta Api Lempuyangan Yogyakarta. Jurnal Studi Keperawatan , 1-
5.
Rachmah, N. (2004, april 1). Tinjauan Psikologis dan budaya Pasien Pasca Operasi
Histerektomi Terhadap Kehidupan Seksual. Retrieved april 1, 2017, from
Tinjauan Psikologis dan budaya Pasien Pasca Operasi Histerektomi Terhadap
Kehidupan Seksua Web site: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148194
78
Rosenberg. (1965). Self Esteem Scale. Self Report Measures for Love and Compassion
Research: Self Esteem , 1-4.
Saam, Z., & Wahyuni, S. (2013). Psikologi Keperawatan. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Sihombing, M., & Sapardin, A. N. (2015). Faktor Resiko Tumor Payudara Pada Perempuan
Umur 25-65 Tahun di Lima Kelurahan Kecamatan Bogor Tengah. jurnal
keperawatan .
Subagja, H. P. (2014). Waspada Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: FlashBooks.
Subagja, H. P. (2014). Waspada Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: FlashBooks.
Subagja,H.P.(2014). Waspada Kanker Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta:
FlashBooks.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharyo, M. I. (2007). Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius.
Sukma Andarini, Susandri, Dewi Rosiana. (2012). Hubungan Antara Self Esteem dengan
Derajat Stres Pada Siswa Akselerasi SD Banjarsari Bandung. Prosiding
SNAPP , 1-8.
Sumirat, W. L., & Subagya, S. (2016). Perilaku Masyarakat Pada Pengobatan Tradisional
Sangkal Putung H.ATMO SAIDI di Desa Sroyo Kecamatan Jateng Kabupaten
Karanganyar. Pendidikan , 15.
Sunarti, E. (2004). Mengasuh dengan Hati. Jakarta: Gramedia.
79
Suyanto. (2011). Metodelogi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan . Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tambunan, G. W. (2011). Diagnosis dan Tata Laksana Sepuluh Jeis Penyakit Kanker
Terbanyak di Indonesia . Jakarta: EGC.
Taufan, N. (2011). Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.
Theodora, M. A. (2016). Hubungan Antara Harga Diri dan Kepuasan Seksual Pada Wanita
yang Melakukan Histerektomi. jurnal keperawatan .
Tjindarbumi. (2003). Penanganan Kanker Dini dan Lanjut Bagian Patologi Anatomik.
Jakarta: FKUI.
Widyaningrum. (2005). Perbedaan Kepuasan Seksual antara Akseptor KB IUD dengan
Akseptor KB Kondom di Desa Patemon. Skripsi , 1.
Wijayanti, A. (2010, juny 1). Hubungan Antara Komunikasi Seksual dan Citra Tubuh dengan
Kepuasan Seksual pada Perempuan Dewasa Madya. Retrieved april 1, 2017,
from Hubungan Antara Komunikasi Seksual dan Citra Tubuh dengan Kepuasan
Seksual pada Perempuan Dewasa Madya web site:
http://digilib.ubaya.ac.id/index.php?page=data_eksemplar&key=382493&status=
ADA
80
World Health Organization. (2009). World Health Organization. Retrieved november 2,
2017, from World Health Organization web site:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/
World Health Organization. (2017, february 1). World Health Organization. Retrieved maret
1, 2017, from World Health Organization Web site:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/
World Health Organization. (2017, february 1). World Health Organization. Retrieved maret
1, 2017, from World Health Organization Web site:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/
Wulandari, D. A., & Astuti, L. P. (2014). Perilaku Sadari (Periksa Payudara Sendiri) Pada
Mahasiswa Tingkat II Prodi D III Kebidanan di Stikes Karya Husada Semarang.
Jurnal Kesehatan , 8.
Yellia, M. (2003). Cara Bijak Menaklukkan Kanker . Jakarta: Agromedia Pustaka.
Zamri, A. (1995). Kenali Kanker Pada Wanita. Ikatan Dokter Indonesia , 68.
Zareian, E., Saeedi, F., & Rabbani, V. (2014). The Role of Birth Order and Birth Weight in
the Balance of Boys Aged 9-11 old. Ann Appl Sport Sci. , 51-53.
81
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Setelah diberi penjelasan tentang pentingnya penelitian ini serta tujuannya maka:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama/ inisial :
Umur :
Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang di lakukan oleh mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar yang bernama EKA ISMANIAR (C12113310) dengan judul
“HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN SEKSUAL PADA PASIEN
KANKER PAYUDARA DI RS UNHAS MAKASSAR”.
Saya memahami penelitian ini di maksudkan untuk kepentingan ilmiah dalam
rangka penyusunan skripsi bagi peneliti dan tidak merugikan saya serta jawaban yang
saya berikan akan di jaga kerahasiaannya. Dengan demikian secara suka rela dan
tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya berpartisipasi dalam penelitian ini.
82
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KEPUASAN
SEKSUAL PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
No. Responden (diisi peneliti):
Hari/Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian : Dalam pengisian data demografi diberi tanda ceklist
(√) pada kotak yang tersedia untuk setiap jawaban, dan jika ingin memperbaiki
jawaban yang salah, beri tanda silang (×) di kolom yang salah kemudian beri tanda
ceklist (√) pada kolom yang benar.
A. Data Demografi 1 Umur …..Tahun 2 Jenis kelamin Perempuan
3 Pendidikan Tidak tamat SD SMP SMA DIII
83
SI S2 S3
4 Pekerjaan Tidak bekerja Petani Pegawai negeri Karyawan swasta Wiraswasta Pensiunan Lain lain
5 Stadium Penyakit kanker payudara 6 Lama mengalami penyakit kanker
payudara
7 Jenis Kunjungan Rawat inap Rawat jalan
84
B. KUESIONER
No Pernyataan Sangat setuju
setuju Tidak setuju
Sangat tidak setuju
1 secara keseluruhan, saya puas dengan diriku sendiri
2 Saya tetap optimis terhadap diri saya
3 Saya tetap merasa bersyukur tentang apa yang ada dalam diri saya
4 Saya mampu melakukan banya hal dengan orang lain
5 Saya merasa masih ada yang bisa d banggakan dalam diri saya
6 Saya merasa berguna 7 Saya merasa orang yang
berharga
8 Saya berharap,saya bisa lebih menghargai diri saya
9 Saya cenderung merasa bahwa saya masih punya harapan
10 Saya berpikir positif terhadap diri saya
11 Saya percaya diri dengan kehidupan saya terutama di bagian seks
12 Seks adalah sumber kebahagiaan saya
13 Saya seringkali senang jika memikirkan kehidupan seks saya
14 Saya merasa menarik secara seksual
15 Saya bisa memenuhi keinginan pasangan saya
16 Saya tidak memiliki masalah dalam kehidupan seksual saya
85
17 Saya suka memikirkan tentang kehidupan seksual saya
18 Kehidupan seksual saya, membuat saya bahagia
19 Saya bisa memuaskan pasangan saya
20 Saya dapat memenuhi kebutuhan seksual saya
21 saya merasa tidak kehilangan kebahagiaan sedikitpun
22 Saya tetap bergairah untuk melakukan hubungan seksual
23 saya nyaman dengan kehidupan seksual saya
24 Saya mencapai klimaks saat berhubungan seksual
86
Lampiran 4
Validitas dan relibilitas
Harga Diri
87
88
Kepuasan Seksual
89
90
91
92
93
Lampiran 4
Master Tabel
94
95
96
97
98
Lampiran 4
Analisa Data
A. Analisis Univariat
Usia
Statistics
usia
N Valid 97
Missing 0
Mean 41.61
Median 42.00
Std. Deviation 6.284
Range 37
Minimum 27
Maximum 64
Lama Menderita
Statistics
lamamenderita
N Valid 97
Missing 0
Mean 12.01
Median 8.00
Std. Deviation 12.013
Range 71
Minimum 1
Maximum 72
99
Pendidikan
Pekerjaan
Stadium
stadium
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
stadium 1 38 39.2 39.2 39.2
stadium 2 37 38.1 38.1 77.3
stadium 3 21 21.6 21.6 99.0
4 1 1.0 1.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak tamat sd 21 21.6 21.6 21.6
smp 30 30.9 30.9 52.6
sma 27 27.8 27.8 80.4
DIII 13 13.4 13.4 93.8
S1 6 6.2 6.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak bekerja 50 51.5 51.5 51.5
petani 15 15.5 15.5 67.0
pegawai negeri 14 14.4 14.4 81.4
karyawan swasta 14 14.4 14.4 95.9
wiraswasta 4 4.1 4.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
100
Jenis Kunjungan
B. Analisis Bivariat
Harga Diri * Kepuasan Seksual Crosstabulation
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 97.000a 1 .000
Continuity Correctionb 73.356 1 .000
Likelihood Ratio 33.340 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 97
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16.
b. Computed only for a 2x2 table
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rawat inap 2 2.1 2.1 2.1
rawat jalan 95 97.9 97.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
kepuasanseksual Total
PUAS TIDAK PUAS
hargadiri
TINGGI
Count 93 0 93
Expected Count 89.2 3.8 93.0
% within hargadiri 100.0% 0.0% 100.0%
% of Total 95.9% 0.0% 95.9%
RENDAH
Count 0 4 4
Expected Count 3.8 .2 4.0
% within hargadiri 0.0% 100.0% 100.0%
% of Total 0.0% 4.1% 4.1%
Total
Count 93 4 97
Expected Count 93.0 4.0 97.0
% within hargadiri 95.9% 4.1% 100.0%
% of Total 95.9% 4.1% 100.0%
101