harga diri rendah situasional.docx

33
A. KONSEP TEORI I. PENGERTIAN Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat, 2006) Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart & Gail, 2006) Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen, 2006) Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan,perubahan). Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).

Upload: rika-diah-pitaloka

Post on 31-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Harga Diri Rendah Situasional.docx

A. KONSEP TEORI

I. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat,

2006)

Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang

merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan

orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman

unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia

(Stuart & Gail, 2006)

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri

termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara

situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat

diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen, 2006)

Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya

memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon

terhadap suatu kejadian (kehilangan,perubahan).

Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai

respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya

mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).

Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus

operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu

karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk,

2009).

II. ETIOLOGI

a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan

pemasangan yang tidak sopan ( pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan

perincal ).

b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat /

sakit / penyakit.

Page 2: Harga Diri Rendah Situasional.docx

c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan.

Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik dari diri sendiri dan

orang lain, yang menimbulkan penurunan produktifitas berkepanjangan, yang dapat

menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat

menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah

terhadap orang lain, selalu berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri.

Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan mengisolasi diri

dari orang lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori persepsi

halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya waham.

1. Faktor predisposisi

Faktor yang mempengaruhi harga diri : penolakan orangtua, harapan

orangtua tidak realistis, sekolah ditolak, pekerjaan.

Faktor yang mempengaruhi performa peran : stereotip peran gender,

tuntutan peran kerja, harapan peran budaya

Faktor yg mempengaruhi indentitas pribadi : ketidakpercayaan orangtua,

tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial.

2. Faktor presipitasi

Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi yang

dialami dalam peran/posisi, halusinasi pendengaran dan penglihatan,

kebingungan tentang seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan diri

sendiri dari orang lain, gangguan citra tubuh, mengalami dunia seperti

dalam mimpi.

III. MANIFESTASI KLINIS

1. Mengungkapkan rasa malu/bersalah

2. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri

3. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan

dan ketidakbergunaan)

4. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang

sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif

5. Kesulitan dalam membuat keputusan

Page 3: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah

adalah :

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimis.

d. Penurunan produkrivitas.

e. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji:

Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan

penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena

pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.

Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak kerumah

sakit menyalahkan dan mengejek diri sendiri.

Merendahkan martabat. Mis: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang

bodoh dan tidak tahu apa-apa.

Gangguan hubungan sosial. Mis: menarik diri, klien tidak mau bertemu orang

lain, lebih suka menyendiri.

Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin

memilih alternatif tindakan.

Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg suram mungkin

klien ingin mengakhiri kehidupan.

Mudaah tersinggung atau marah yang berlebihan.

Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.

Keluhan fisik

Penolakan terhadap kemampuan personal

Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang

berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:

1. Data subjektif:

Mengkritik diri sendiri atau orang lain

Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan

Perasaan tidak mampu

Page 4: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Rasa bersalah

Sikap negatif pada diri sendiri

Sikap pesimis pada kehidupan

Keluhan sakit fisik

Pandangan hidup yang terpolarisasi

Menolak kemampuan diri sendiri

Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

Perasaan cemas dan takut

Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif

Mengungkapkan kegagalan pribadi

Ketidak mampuan menentukan tujuan

2. Data objektif:

Produktivitas menurun

Perilaku destruktif pada diri sendiri

Perilaku destruktif pada orang lain

Penyalahgunaan zat

 Menarik diri dari hubungan sosial

Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)

Tampak mudah tersinggung/mudah marah

IV. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres,

termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang

digunakan untuk melindungi diri ( Stuart, 2006 ).

Mekanisme koping terdiri dari pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang

serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam

menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.

a) Pertahanan jangka pendek

Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri

(misalnya konser musik, menonton televisi secara obsesif).

Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya ikut

serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ).

Page 5: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri

yang tidak menentu (misal : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik,

kontes untuk mendapatkan popularitas).

Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas

di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya: penyalahgunaan

obat).

b) Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini Stuart ( 2006 ) :

Penutupan identitas adalah adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh

orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri

individu.

Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan

harapan yang diterima masyarakat.

Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, “ disosiasi, isolasi,

proyeksi, pengalihan ( displacement ), Splitting, berbalik marah terhadap

terhadap diri sendiri, dan amuk.

V. FASE-FASE KEHILANGAN

1. Denial (Penolakan)

Fase ini merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan/individu tidak

percaya. Menolak atau tidak menerima kehilangan yang terjadi. Pernyataan yang sering

diucapkan adalah “ itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya” seseorang yang mengalami

kehilangan karena kematian orang yang berarti baginya, tetap merasa bahwa orang

tersebut masih hidup. Dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang

meninggal tersebut berada di tempat yang biasa digunakan atau mendengar suaranya.

Tindakan keperawatan :

Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

Jelaskan kepada klien bahwa sikapnya itu wajar terjadi pada orang yang

mengalami kehilangan

Mendukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat penyangkalan

Beri dukungan kepada klien secara non verbal seperti : memegang tangan,

menepuk bahu atau merangkul klien

Menawarkan diri untuk tetap bersama klien tanpa mendiskusikan alasan untuk

mengatasi.

Page 6: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit,

pengobatan dan kematian tanpa membantah klien

Memperhatikan kebutuhan dasar klien

2. Anger (Marah)

Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya

kehilangan. Individu menunjukkan perasaan marah pada diri sendiri atau kepada orang

yang berada di lingkungannya.

Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, susah tidur,

tangan mengepal mau memukul, agresif.

Tindakan keperawatan :

Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan kemarahannya secara

verbal tanpa melawan kemarahannya.

Jelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan klien sebenarnya tidak ditujukan

kepada mereka.

Jangan mengambil hati kemarahan yang dilontarkan klien.

Motivasi klien untuk membicarakan perasaan marahnya.

 Bantu klien menguatkan sistem pendukung dari orang lain.

Ajarkan teknik asertif.

3. Bargaining (Tawar-menawar)

Individu yang telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangannya,

maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar menawar dengan memohon kemurahan

Tuhan, individu ingin menunda kehilangan dengan berkata “seandainya saya hati-hati”

atau “kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa”.

Tindakan keperawatan :

Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya.

Jelaskan pada klien tentang sesuatu tindakan yang nyata.

Berikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.

4. Depresi

Individu berada dalam suasana berkabung, karena kehilangan merupakan

keadaan nyata, individu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara

atau putus asa dan mungkin sering menangis.

Tindakan keperawatan :

Mengidentifikasi tingkat depresi dan risiko merusak diri.

Membantu klien mengurangi rasa bersalah.

Page 7: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki untuk meningkatkan harga diri

klien.

Beri kesempatan klien untuk menangis dan mengungkapkan perasaan.

5. Acceptance (Penerimaan)

Pada fase individu menerima kenyataan kehilangan, misalnya : ya, akhirnya saya

harus dioperasi, apa yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh, tanggung jawab

mulai timbul dan usaha untuk pemulihan dapat lebih normal.

Secara bertahap perhatiannya beralih pada objek yang baru, dan pikiran yang

selalu terpusat pada objek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang.

Jadi individu yang masuk pada fase penerimaan atau damai, maka ia dapat mengakhiri

proses berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas.

Tindakan keperawatan :

Sediakan waktu bagi keluarga untuk mengunjungi klien secara teratur.

Membantu dalam mendiskusikan rencana masa datang.

Membantu keluarga dan teman klien untuk bisa mengerti penyebab kematian.

VI. INTERVENSI GENERALIS PADA PASIEN

a. Tujuan

1) Klien mampu meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

2) Klien mampu melakukan keterampilan positif untuk meningkatkan harga diri

3) Klien mampu melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

4) Klien mampu menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

b. Tindakan Keperawatan

1) Mendiskusikan harga diri rendah : penyebab, proses terjadinya masalah, tanda

dan gejala dan akibat

2) Membantu pasien mengembangkan pola pikir positif

3) Membantu mengembangkan kembali harga diri positif melalui melalui kegiatan

positif

Page 8: Harga Diri Rendah Situasional.docx

VII. KOMPLIKASI

a) Isolasi sosial

b) Perilaku kekerasan

c) Halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan

d) Waham

VIII. PENATALAKSANAAN

1) Terapi medis

Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan

sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena

fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter

norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi

defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai

dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah

yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin.

Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini

pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti Depresan

(TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari

obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga

meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang

diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga

mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan.

2) Terapi keperawatan

Tindakan keperawatan pada klien :

Tujuan :

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

a. Terapi generalis

Prinsip tindakan :

Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.

Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan

Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

Page 9: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Latih kemampuan yang dipilih klien

Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien

Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian

Latih kemampuan kedua

Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

b. Terapi Kognitif

Prinsip tindakan :

Sesi  I    : Mengungkapkan pikiran otomatis

Sesi II    : Mengungkapkan alasan

Sesi III   : Tanggapan terhadap pikiran otomatis

Sesi  IV  : Menuliskan pikiran otomatis

Sesi V    : Penyelesaian masalah

Sesi VI   : Manfaat tanggapan

Sesi VII  : Mengungkapkan hasil

Sesi VIII : Catatan harian

Sesi IX   : Support system

Tindakan keperawatan pada keluarga

Tujuan :

Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan

Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan

yang dilakukan

Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

a. Terapi generalis

Prinsip tindakan :

Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah

Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR

Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien denganHDR

Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat klien

dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan perawat sebelumnya

b. Triangle terapi

Prinsip tindakan :

Page 10: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Sesi I      : Mengenali dan mengekspresikan perasaan

Sesi II     : Menerima orang lain (klien)

Sesi III   : Penyelesaian masalah

Sesi IV   : Mengungkapkan hasil

Tindakan keperawatan untuk kelompok

a. Terapi generalis : TAKS

Prinsip tindakan :

Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri

Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok

Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan anggota

kelompok

Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik pembicaraan

tertentu dengan anggota kelompok

Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan membicarakan masalah

pribadi dengan orang lain

Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan sosialisasi

kelompok

Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang manfaat

kegiatan kelompok yang telah dilakukan

b. Logo terapi

Prinsip tindakan :

Sesi 1 : Mengenal masalah

Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri

Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna

Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis

Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Beberapa faktor yg harus dikaji adalah faktor predisposisi dan faktor presipitasi (Stuart

& Laraia, 2005)

a. Faktor predisposisi yg harus dikaji adalah penolakan orangtua, harapan orangtua yg

tidak realistis, kegagalan yag berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab

Page 11: Harga Diri Rendah Situasional.docx

personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri tidak realistis. Sedangkan yg

paling sering terjadi adalah gangguang dalam mencapai tugas perkembangan

sehingga individu tidak dapat hubungan interpersonal yg sehat. Seperti kurangnya

perhatian dan stimulasi pada masa bayi, kurang komunikasi antara orangtua dan

anak, penganiayaan pada masa kanak-kanak.

b. Faktor presipitasi yg harus dikaji adalah ketegangan peran stres yg berlebihan

berhubungan dgn frustasi yg dialami individu dlm peran spt konflik peran yg tidak

jelas, menurunnya kestabilan keluarga, terjadinya perpisahan dgn orangtua yg

berarti (perceraian,kematian), ansietas berat yg berkepanjangan dan tidak dapat

diatasi(kegagalan dlm berhubungan), malu pada saat berhubungan dgn orang lain.

Secara objektif dapat dilihat perilaku klien yg khas dan berhubungan dgn harga diri

rendah, keracunan identitas dan depersonalisasi. Perilaku perasaan malu terhadap

diri sendiri akibat penyakit dan terhadap tindakan penyakit, rasa percaya kurang,

merendahkan martabat diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, mencederai

diri sendiri akibat harga diri rendah, sukar mengambil keputusan dan mempunyai

harapan yang suram.

c. Tanda dan gejala

Perasaan malu pada diri sendiri.

Rasa bersalah terhadap diri sendiri

Merendahkan martabat.

Gangguan hubungan sosial.

Percaya diri kurang..

Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg suram

mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.

d. Mekanisme koping pada gangguan konsep diri, mekanisme koping dapat dibagi 2

yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart & Laraia, 2005):

Koping jangka pendek (Suliswati,2005) membagi menjadi 4 kategori, yaitu:

aktivitas yg memeberi pelarian sementara dari krisis (pemakaian obat),

aktivitas yg memebri kehidupan (memenuhi kebutuhan hidup dgn kerja),

aktivitas yg memberi kesempatan mengganti identitas sementara (memiliki

kelompok tertentu/pengikut kelompok tertentu), aktivitas yg memberikan

kekuatan/dukungan sementara terhadap konsep diri (aktivitas yg kompetisi,

kontes, prestasi,akademik)

Page 12: Harga Diri Rendah Situasional.docx

Koping jangka panjang adalah penutupan identitas prematur yg diinginkan

oleh orang yg penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan aspirasi

dan potensi dari individu tersebut dan identitas negatif dgn mengasumsi

identitas yg tidak wajar untuj dapat diterima oleh nilai dan harapan

masyarakat.

e. Sumber koping merupakan suatu evauasi terhadap pilhan koping dan strategi

seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dgn menggunakan sumber

koping yg ada di lingkungannya. Sumber koping tersebut dujadikan sebagai modal

untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat

membantu sesorang mengintegrasikan pengalaman yg menimbulkan stress dan

mengadopsi strategi koping yg efektif.

Menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga diri rendah akan

ditemukan batasan karakteristik :

a. Kurang kontak mata

b. Ungkapan yang mengaktifkan diri

c. Ekspresi rasa malu

d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk menghadapi

berbagai peristiwa.

e. Menolak  umpan  balik  yang  positif  dan melebih-lebihkan  umpan  balik yang

negatif tentang dirinya.

f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru

g. Hipersensitif  terhadap  kritik, mudah  tersinggung  dengan  pembicaraan  orang

lain.

2. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Tujuan umum : klien memilih konsep diri yang positif

Tujuan khusus Kriteria Intervensi

1. Klien dapat

membina

hubungan saling

percaya dengan

perawat

Klien dapat menunjukan

ekspresi wajah bersahabat,

menunjukan rasa senang, ada

kontak mata, mau berjabat

tangan, mau menyebutkan

.Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik, yaitu sapa

klien dengan ramah baik verbal

maupun non verbal, perkenalkan

Page 13: Harga Diri Rendah Situasional.docx

nama, mau menjawab salam,

klien mau duduk

berdampingan dengan

perawat, mau mengutarakan

masalah yang dihadapi

diri dengan sopan, tanyakan nama

lengkap dan nama panggilan yang

disukai klien, jelaskan tujuan

pertemuan, jujur dan menepati

janji, tunjukkan sikap empati dan

menerima klien apa adanya, beri

perhatian dan perhatikan kebutuhan

dasar klien.

2. Klien dapat

mengidentifikasi

aspek positif dan

kemampuan

yang dimiliki

Klien dapat mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki yaitu :

aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki

klien, aspek positif keluarga,

aspek positif lingkungan

klien.

Diskusikan dengan klien tentang :

aspek positif yang dimiliki klien,

keluarga, lingkungan, kemampuan

yang dimiliki klien. Bersama klien

buat daftar tentang : aspek positif

klien, keluarga, lingkungan,

kemampuan yang dimiliki klien.

Beri pujian yang realistis,

hindarkan memberi penilaian

negatif

3. Klien dapat

menilai

kemampuan

yang dimiliki

untuk

dilaksanakan

Klien menyebutkan

kemampuan yang dapat

dilaksanakan.

Diskusikan dengan klien

kemampuan yang dapat

dilaksanakan, diskusikan

kemampuan yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

4. Klien dapat

merencanakan

kegiatan sesuai

dengan

kemampuan

yang dimiliki

Klien membuat rencana

kegiatan harian.

Rencanakan bersama klien

aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan

klien, meliputi : kegiatan mandiri,

kegiatan dengan bantuan keluarga,

tingkatkan kegiatan sesuai kondisi

klien, beri contoh cara pelaksanaan

kegiatan yang dapat klien lakukan.

Page 14: Harga Diri Rendah Situasional.docx

5. Klien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

dengan rencana

yang dibuat

Klien melakukan kegiatan

sesuai jadual yang dibuat

Anjurkan klien untuk

melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan, pantau kegiatan yang

dilaksanakan klien, beri pujian atas

usaha yang dilakukan klien,

diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan setelah

pulang.

6. Klien dapat

memanfaatkan

sistem

pendukung yang

ada

Klien memanfaatkan sistem

pendukung yang ada di

keluarga

Beri pendidikan kesehatan pada

keluarga tentang cara merawat

klien dengan harga diri rendah,

bantu keluarga memberikan

dukungan selama klien di rawat,

bantu keluarga menyiapkan

lingkungan di rumah.

2. Isolasi sosial berhubungan dengan harga diri rendah

Isolasi sosial

Menurut Townsend, M.C (1998:152), Isolasi sosial merupakan keadaan

kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan

sikap negatif dan mengancam bagi dirinya.

Menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan

suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap

lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.

Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

TUJUANKRITERIA

EVALUASIINTEVENSI

TUK 1

Klien dapat

membina hubungan

saling percaya

Ekspresi wajah

bersahabat,

menunjukkan

rasa senang, ada

kontak mata, mau

Bina hubungan saling percaya

dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik

a. Sapa klien dengan ramah

Page 15: Harga Diri Rendah Situasional.docx

berjabat tangan,

mau

menyebutkan

nama, mau

menjawab salam,

klien mau duduk

berdampingan

dengan perawat,

mau menguraikan

masalah yang

dihadapi

baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien

dan nama panggilan yang

disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan

menerima klien apa adanya.

g. Beri perhatian kepada klien

dan perhatikan kebutuhan

dasar klien

TUK 2

Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki

Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif

yang dimiliki.

a. Kemampuan

yang dimiliki

klien

b. Aspek positif

keluarga

c. Aspek positif

lingkungan yang

dimiliki

Diskusikan kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki klien

Setiap bertemu klien hindarkan

dari memberi nilai yang negatif

Utamakan memberi pujian yang

realistis

TUK 3

Klien dapat menilai

kemampuan yang

dapat digunakan

Klien dapat

menilai

kemampuan

yang dapat

digunakan

dirumah sakit

Klien menilai

kemampuan

Diskusikan dengan klien

kemampuan yang masih dapat

digunakan selama sakit

Diskusikan kemampuan yang

dapat dilanjutkan pengunaanya

Berikan pujian

Page 16: Harga Diri Rendah Situasional.docx

yang dapat

digunakan di

rumah

TUK 4

Klien dapat

menetapkan dan

merencanakan

kegiatan sesuai

dengan

kemampuan yang

dimiliki

Klien memiliki

kemampuan

yang akan

dilatih

Klien mencoba

sesuai jadwal

harian

Meminta klien untuk memilih

satu kegiatan yang mau dilakukan

di rumah sakit

Bantu klien melakukan jika perlu

beri contoh

Beri pujian atas keberhasilan

klien

Diskusikan jadwal kegiatan harian

atas kegiatan yang di latih

TUK 5

Klien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

kondisi sakit dan

kemampuannya

Klien

melakukan

kegiatan yang

telah dilatih

(mandiri atau

dengan bantuan)

Klien mampu

melakukan

beberapa

kegiatan secara

mandiri

Beri kesempatan pada klien untuk

mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

Beri pujian atas keberhasilan

klien

Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan dirumah

TUK 6

Klien dapat

memenfaatkan

sistem pendukung

yang ada

Keluarga

memberi

dukungan dan

pujian

Keluarga

memahami

jadual kegiatan

harian klien

Beri pendidikan kesehatan pada

keluarga tantang cara merawat

klien dengan harga diri rendah

Bantu keluarga memberikan

dukungan selama sakit

Bantu keluarga menyiapkan

lingkungan dirumah

Jelaskan cara pelaksanaan jadual

kegiatan klien dirumah

Anjurkan memberi pujian pada

Page 17: Harga Diri Rendah Situasional.docx

klien setiap berhasil

3. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan menarik diri.

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra

tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi

melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart,

2007).

Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supaya tidak terjadi

halusinasi

Tujuan Khusus Kriteria Intervensi

1 . Klien dapat

membina hubungan

saling percaya

Klien mampu,

menunjukan ekpresi

menerima/ bersahabat,

kontak mata baik,

mengatakan masalah

yang dihadapi

Bina hubungan saling

percaya dengan klien

menggunakan prinsop

komunikasi terapeutik.

2 . Klien dapat

mengenal perasaan

yang menyebabkan

perilaku menarik

diri.

Klien mampu

mengungkapkan

perasaannya yang

menyebabkan menarik

diri.

Kaji pengetahuan klien

tentang perilaku menarik

diri dan tanda tandanya.

Beri kesempatan kepada

klien untuk

mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri

atau tidak mau bergaul.

Diskusikan bersama klien

tentang perilaku menarik

diri, tanda-tanda serta pe-

Page 18: Harga Diri Rendah Situasional.docx

nyebab yang muncul.

Berikan pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya

3. Klien dapat

menyebutkan

keuntungan

berhubungan dengan

orang lain.

Klien dapat

menyebutkan manfaat

dan keuntungan

berhubungan dengan

orang lain.

Kaji pengetahuan klien

tentang manfaat dan

keuntungan berhubungan

sosial dengan orang lain

dan kerugian bila yidak

berhubungan dengan

orang lain.

Beri kesempatan kepada

klien untuk mengung-

kapkan perasaan tentang

keuntu-ngan berhubungan

sosial dengan orang lain.

Diskusikan dengan klien

tentang manfaat

berhubungan so-sial

dengan orang lain.

Beri reinforcement positif

terhadap kemampuan

klien mengungkapkan

kemampuan berhubungan

dengan orang lain

Kaji pengetahuan pasien

tentang kerugian bila

tidak  berhubungan 

dengan orang lain.

Beri kesempatan kepada

klien untuk mengung-

kapkan perasaan tentang

kerugian bila tidak

Page 19: Harga Diri Rendah Situasional.docx

berhubungan dengan

orang lain.

Diskusikan dengan klien

tentang kerugian bila tidak

berhubungan  dengan

orang lain.

Beri reinforcement positif

terhadap kemampuan

klien mengungkapkan

kemampuan berhubungan

dengan orang lain.

4. Resiko bunuh diri berhubungan dengan harga diri rendah

Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan

secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang

bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia mendeskripsikan bahwa

keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa

sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat

bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa

menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000).

Tujuan jangka pendek : klien akan mencari bantuan perawat bila ada perasaan ingin

mencederai diri.

Tujuan jangka panjang : klien tidak akan mencederai diri

No. Intervensi Rasional

1. Observasi perilaku klien lebih sering

melalui aktivitas dan interaksi rutin,

hindari kesan pengamatan dan

kecurigaan pada klien

Observasi ketat dibutuhkan

supaya intrvensi dapat terjadi

jika dibutuhkan untuk

memastikan keamanan klien

2. Tetapkan kontak verbal dengan klien

bahwa ia akan meminta bantuan jika

mendiskusikan perasaan ingin

bunuh diri dengan orang yang

Page 20: Harga Diri Rendah Situasional.docx

keinginan bunh diri dirasakan dipercaya memberikan derajat

keringanan untuk klien, sikap

penerimaan klien sebagai

individu dapat dirasakan

3. Dorong klien untuk bicara tentang

perasaan yang dimiliknya sebelum

perilaku bunuh diri terjadi

Agar memecahakn masalah

dan memahami factor pencetus

4. Bertindak sebagai model dalam

mengekspresikan kemarahan yang tepat

Perilaku bunuh diri dipandang

sebagai marah yang diarahakan

pada diri sendiri

5. Rancang anggota tim perawat untuk

memonitor secara kontinyu.

Untuk memantau kondisi klien

setiap waktu.

6. Instruksikan pengunjung untuk

membantasi barang bawaan ( yakinkan

untuk tidak memberikan makanan

dalam tas plastic)

Mencegah penggunaan benda-

benda tertentu untuk

melanjutkan ide bunuh dirinya.

7. Batasi orang dalam ruangan klien dan

perlu adanya penurunan stimuli.

Stimulus untuk bunuh diri bisa

timbul ketika klien melihat

keramaian.

8. Informasikan kepada keluarga dan

saudara klien bahwa klien

membutuhkan dukungan social yang

adekuat

Dukungan social dapat

meringankan stimulus.

9. Bersama pasien menulis daftar

dukungan sosial yang di punyai

termasuk jejaring sosial yang bisa di

Untuk mempermudah

menghubungi keluarga yang

bisa membantu meringankan

Page 21: Harga Diri Rendah Situasional.docx

akses. stimulus.

10. Dorong klien untuk melakukan

aktivitas social.

Mengalihkan stimulus ke

kegiatan lain.

Page 22: Harga Diri Rendah Situasional.docx

REFERENSI

Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC

Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta : Trans

Info Media.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Lodo.A ,2013. Makalah Harga Diri Rendah Situasional .Retrieved From

http://www.scribd.com/search?query=hdr+situasional