askep harga diri rendah
TRANSCRIPT
SISTEM NEUROBEHAVIOUR II
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah (HDR)
A5-C
KELOMPOK I
NAMA KELOMPOK:
1. Desy Pariani Ni made (11.321.1146)
2. Ery Suarbawa I Putu (11.321.1155)
3. Karma Ardyasa I Wayan (11.321.1161)
4. Mayun Sutrawan I Nyoman (11.321.1166)
5. Santi Desianti Ni Made (11.321.1175)
6. Trilita Aminita Dewi Ni Ketut (11.321.1183)
7. Vinny Wandani Putu (11.321.1185)
8. Yogi Aristana Putra I Putu Gede (11.321.1188)
ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2013
DAFTAR ISI
ContentsA. Konsep Dasar.........................................................................................................................2
1. Pengertian..............................................................................................................................22. Tanda dan Gejala...................................................................................................................23. Penyebab................................................................................................................................34. Akibat....................................................................................................................................45. Pohon Masalah......................................................................................................................4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.....................................................................................51. Data yang perlu dikaji:..........................................................................................................52. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................63. Rencana Tindakan Keperawatan...........................................................................................6
STRATEGI PELAKSANAANGANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH.............................................................12
REFERENSI...................................................................................................................................21
1
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH (HDR)
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 1998). Menurut Schult & videbeck
(1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
2. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat
terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
3. Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada
klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan
life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang,
misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)
Tanda dan Gejalanya :
1) Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan
orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan
sesuatu.
3
2) Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan
tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak
murung.
4. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES
RI, 1998 : 336). Tanda dan gejala :
a. Data Subyektif :
1) Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
2) Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
3) Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
b. Data Obyektif :
1) Kurang spontan ketika diajak bicara
2) Apatis
3) Ekspresi wajah kosong
4) Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
5) Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
5. Pohon Masalah
Core ProblemGangguan konsep diri: Harga diri rendah
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan citra tubuh
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Data yang perlu dikaji:
a. Isolasi sosial: menarik diri
Data yang perlu dikaji:
1) Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam.
2) Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data yang perlu dikaji:
1) Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2) Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
c. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji:
1) Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena keadaan
tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena
keadaan tubuhnya yang cacat.
2) Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara pelan
dan tidak jelas, tampak menangis.
5
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Gangguan citra tubuh
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
c) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
d) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
a) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
c) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
d) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
e) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
f) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
g) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
h) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain
i) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
1. Klien – Perawat
2. Klien – Perawat – Perawat lain
3. Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
4. K – Keluarga atau kelompok masyarakat
c) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
7
e) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
f) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
b) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain.
c) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
1. Salam, perkenalan diri
2. Jelaskan tujuan
3. Buat kontrak
4. Eksplorasi perasaan klien
b) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
1. Perilaku menarik diri
2. Penyebab perilaku menarik diri
3. Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
4. Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
5. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
6. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
7. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
b. Diagnosa II : harga diri rendah.
Tujuan umum:
Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a) Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
1. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
c) Utamakan memberi pujian yang realistik.
3) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4) Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
9
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah diren-
canakan.
b) Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien den-
gan harag diri rendah.
b) Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
c. Diagnosa III: gangguan citra tubuh.
Tujuan umum: klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien
akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang
jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan:
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
4) Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Tindakan:
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan:
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
11
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH
A. Kondisi klien
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
7. Berpakaian tidak rapih.
8. Selera makan kurang
9. tidak berani menatap lawan bicara.
10. Lebih banyak menunduk.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimilikinya , perawat dapat :
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien.
c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri,
mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa
saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien
dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
13
5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal
berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
E. Strategi tindakan Pelaksanaan
SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu
klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih
dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya ...., biasa dipanggil ....., saya mahasiswa keperawatan
yang sedang praktik diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita
nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20
menit ?
KERJA :
” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula
kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki “.
” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit
? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih
bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan
merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat
tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat tidur ? Yah,
ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah
satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari merapikan
tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu
kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya”
SP II klien: melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien. Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien.
Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaan T pagi ini? Wah, T tampak cerah! Bagaimana T sudah
mencoba merapikan tempat tidur tadi pagi? Bagus kalau sudah dilakukan (jika pasien belum
mampu melakukannya, ulang dan bantu kembali) sekarang kita akan latihan kemampuan kedua .
15
masih ingat apa kegiatan itu T?”
Kerja
“T, sebelum mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapan-perlengkapannya, yaitu
sabut/spons untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas, T dapat menggunakan air yang mengalir dari keran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan
tempat sampah untuk membuang sisa makanan.”
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya. Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T
ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/spons yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu, T bisa mengeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…”
“Sekarang coba T melakukan…”
“Bagus sekali, T dapat mempraktikkan cuci piring dengan baik! Sekarang dilap
tangannya.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari.”
“T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah
makan.”
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingt kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel.”
“Mau jam berapa? Sama seperti sekarang? Sampai jumpa!”
Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Tujuan keperawatan
a) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
b) Keluarga dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
c) Keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
d) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien
c) Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yangdimiliki pasien dan puji pasien atas
kemampuannya
d) Jekaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
e) Demonstrasikan cara merawat pasien harga diri rendah
f) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
g) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah
SP 1 keluarga: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
dirumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan member kesempatan
kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat. Peragakan komunikasi di bawah
ini!
Orientasi
“Selamat pagi! Bagaimana keadaan bapak/ibu pagi ini?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama?
Bagaimana kalau tiga puluh menit? Baik, mari duduk di ruang wawancara!”
Kerja
“Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang masalah T ?”
“Ya memang, benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. T sering mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia.
Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negative terhadap diri sendiri. Jika keadaannya terus-
menerus seperti itu, T dapat mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri.”
“Sampai di sini, Bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah? Bagus sekali
Bapak/Ibu sudah mengerti !”
17
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T.”
“Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal
yang sama.” (jika sama denagn kemampuan yang dikatakan T.)
“T telah berlatih dua kegiatan, yaitu merapikan tempat tidur dan cuci piring. T juga telah
dibuatkan jadwal untuk kegiatan tersebut. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolog bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu.
Jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda contreng
pada jadwal kegiatannya. Selain itu, jika T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Bapak/Ibu
tetap perlu memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, Bapak/Ibu dapat membawa T ke puskesmas.”
“Nah, bagaiman kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada T. Temui
T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian seperti,”Bagus sekali T,
kamu sudah semakin terampil mencuci piring!”
“Coba Bapak/Ibu praktikkan sekarang. Bagus !”
Terminasi
“Bgaimana perasaan Bapak/Ibu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya.
“Bagus sekali Bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah, setiap kali Bapak/Ibu
mengunjungi T lakukan seperti itu.”
‘Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara meemberi
pujian langsung pada T?”
“Pukul berapa Bapak/Ibu datang? Baik akan saya tunggu. Sampai jumpa!”
SP 2 keluarga : Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat harga diri rendah
langsung pada pasien.
Peragakan komunikasi di bawah ini!
Orientasi
“Selamat pagi Pak/Bu! Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita pelajari dua
hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mempraktikkan langsung pada T.”
“Bagaimana kalau 20 menit? Sekarang mari kita temui T!”
Kerja
“Selamat pagi T. bagaimana perasaan T hari ini? Hari ini saya datang bersama orang tua
T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat
pulih.” (Kemudian Anda berbicara kepada keluarga sebagai berikut.)
“Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu.” (Perawat
mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya.)
“Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?”
“Baiklah, sekarang suster dan orang tua T ke ruang perawat dulu!” (Perawat dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga.)
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Mulai sekarang Bapak/ Ibyu sudah dapat melakukan cara perawatan tadi pada T”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/ Ibu melakukan cara
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya?”
19
SP 3 keluarga : membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
Peragakan kmunikasi di bawah ini!
Orientasi
“selamat pagi Pak/Bu karena hari ini T sudah boleh pulang, kita akan membicarakan jadwal T
selama d rumah”
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan d kantor!”
Kerja
“Pak/ Bu ini jadwal kegitan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah dapat
dilaksanakan diumah? Pak/ Bu jadwal yang telah dibuat selama T dirawat di rumah sakit tolong
dilanjutkan di rumah, baik jadwal kegiatan maupun minum obatnya.”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T selama
dirumah. Contohnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berfikiran negative
terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membayangkan orang
lain. Jika hal ini terjadi,segera menghubungi perawat K di puskesmas indra puri, puskesmas yang
terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx.”
“Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah.”
Terminasi
“Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas?”
“ini jadwal kegiatan harian T untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di
puskesmas inderapuri. Jangan lupa kontrol ke puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang
terlihat. Silakan selesaikan adminitrasinya!”
Terapi aktivitas kelompok (TAK)
TAK untuk pasien harga diri rendah adalah TAK stimulasi persepsi yang terdiri dari dua
halberikut:
a. Sesi I :mengidentifikasi hal positif diri.
b. SesiII :melatih positif pada diri.
Evaluasi keperawatan
Selanjutnya, setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien harga
diri rendah dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.
REFERENSI
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Press.
Carpenito, Lynda Juall, 1997, Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice, 7 th edition, New York: Lippincott.
21