makalah konsep harga diri rendah

33
Makalah Konsep Harga Diri Rendah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II Disusun Oleh Sri Untari NIM I1B110004 Elmi NIM I1B110017 Istia Arisandy NIM I1B110024 Rinny Cahyaneng W NIM I1B110012 Chairunnisa Astari NIM I1B110030 Maulidya Septiany NIM I1B110035 Nor Azizah Dwi Subekti NIM I1B110202 Humaira Ahda NIM I1B110208 Tity Riezka Rianty NIM I1B110214 Norhidayah NIM Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Upload: m-syaqib-arsalan

Post on 24-Dec-2015

128 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

keperawatan jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun Oleh

Sri Untari NIM I1B110004

Elmi NIM I1B110017

Istia Arisandy NIM I1B110024

Rinny Cahyaneng W NIM I1B110012

Chairunnisa Astari NIM I1B110030

Maulidya Septiany NIM I1B110035

Nor Azizah Dwi Subekti NIM I1B110202

Humaira Ahda NIM I1B110208

Tity Riezka Rianty NIM I1B110214

Norhidayah NIM

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru

2012

Page 2: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang

dimiliki seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran

yang berharga bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan

patut dipertimbangkan (Townsend, 2005).

Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang

dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri rendah

kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsepdiri, dimana

perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan dalam

waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri

yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak ada

harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak

adekuat. Harga diri rendah kronik merupakan suatu komponen utama dari depresi

yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai hukum dan tidak mempunyai rasa

(Stuart & Laraia, 2001).

Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang

sering muncul adalah gangguan konsep diri harga diri rendah, yang mana harga

diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,

merasa gagal mencapai keinginan (Kelliat, 1999). Perawat akan mengetahui jika

perilaku seperti ini jika tidak segera ditanggulangi sudah tentu berdampak pada

gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda- tanda harga diri rendah yaitu

rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak

mampu, gangguan hubungan sosial, kurang percaya diri kadang sampai

mencederai diri sendiri (Townsend, 1998).

Dalam hal ini penulis mengambil kasus harga diri rendah dikarenakan

masalah- masalah kejiwaan bisa muncul lebih serius itu dimulai dari harga diri

rendah. Kasus ini juga dapat memberikan gambaran bagaimana seseorang

Page 3: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

mengalami gangguan pada konsep dirinya yaitu harga diri rendah dan dampak apa

saja yang bisa ditimbulkan jika masalah tersebut tidak teratasi.

2. Tujuan

Tujuan makalah ini yaitu :

a. Mahasiswa mengetahui pengertian konsep dasar harga diri rendah

b. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya harga diri rendah

c. Mahasiswa mengetahui tanda-tanda harga diri rendah

d. Mahasiswa mengetahui rentang respon harga diri rendah

e. Mahasiswa mengetahui peran keluarga dalam meningkatkan harga diri

klien

f. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan klien dengan harga diri

rendah.

Page 4: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Harga Diri

1.1. Pengertian harga diri

Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya

kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan

keberhargaan (Coopersmith, 1998). Menurut Stuart dan Sundeen (1998) harga diri

adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Harga diri adalah penilaian

pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku

memenuhi ideal diri; Merupakan abgian dari kebutuhan manusia (Maslow);

Adalah perasaan individu tentang nilai/harga diri, manfaat, dan keefektifan

diriniya; Pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan berupa positif

atau negative, “Most of the time I feel really good about myself. Harga diri

diperoleh dari diri dan orang lain yang dicintai, mendapat perhatian, dan respect

dari orang lain. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan sejauh

mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan,

keberartian, berharga, dan kompeten. Secara singkat, harga diri adalah personal

judgment mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam

sikap-sikap individu terhadap dirinya.

Faktor yang mempengaruhi harga diri adalah sebagai berikut :

1. Ideal diri : harapan, tujuan, nilai, dan standar prilaku yang ditetapkan.

2. Interaksi dengan orang lain

3. Norma social

4. Harapan orang terhadap dirinya dan kemampuan dirinya untuk

memenuhi harapan tersebut.

5. Harga diri tinggi : seimbang antara ideal diri dengan konsep diri

6. Harga diri rendah : adanya kesenjangan antara ideal diri dengan

konsep diri.

Page 5: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

1.2. Pembentukan harga diri

Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan

dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling

tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi

menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman

tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai

orang yang berarti, berharga, dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga

individu mempunyai perasaan harga diri (Burn, 1998).

Harga diri mengandung pengertian”siapa dan apa diri saya”. Segala

sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian

berdasarkan kriteria dan standar tertentu, atribut-atribut yang melekat dalam diri

individu akan mendapat masukan dari orang lain dalam proses berinteraksi

dimana proses ini dapat menguji individu yang memperlihatkan standar dan nilai

diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain. Harga diri seseorang

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.

1.3. Aspek-aspek harga diri

Coopersmith (1998) membagi harga diri kedalam empat aspek yaitu: 1)

Kekuasaan (power) Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku

orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang

diterima individu dari orang lain. 2) Keberartian (significance) Adanya

kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. 3)

Kebajikan (virtue) Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk

menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan. 4) Kemampuan (competence)

Sukses memenuhi tuntutan prestasi.

2. Definisi Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau

Page 6: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena

tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. (Keliat, 1998)

Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan

harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain

yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri

seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki

harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi

secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang

memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan

menganggap sebagai ancaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Barbara Kozier

berikut :

Level of self esteem range from high to low. A person who has high self

esteem deals actively with the environment, adapts effectively to change, and

feels secure. A person with low self esteem sees the environments as negative and

threatening. (Driver dalam Barbara Kozier, 2003:845).

Menurut Antai Otong (1995:297), Self Esteem dipengaruhi oleh

pengalaman individu dalam perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang

dapat beradaptasi terhadap lingkungan internal dan eksternal biasanya memiliki

perasan aman terhadap lingkungan dan menunjukan self esteem yang positif.

Sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah cenderung untuk

mempersepsikan lingkungannya negatif dan sangat mengancam. Mungkin pernah

mengalami depresi atau gangguan dalam fungsi egonya.

Menurut Patricia D. Barry dalam Mental Health and Mental Illness

(2003), Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak

diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya. Pengertian

lain mengemukakan bahwa harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri,

merasa tidak berharga, dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan

sendiri. Individu gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

3. Proses terjadinya Harga Diri Rendah

Hasil riset Malhi menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh

rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan

Page 7: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang

rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak

optimal.

Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri

rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas

keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang

dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal

sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat

lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampunnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri rendah yaitu

a. Faktor Pedisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang

tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan kepada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

Selain itu, faktor yang mempengaruhi harga diri rendah adalah pengalaman masa

kanak-kanak merupakan suatu faktor yang dapat menyebabkan masalah atau

gangguan konsep diri.

Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga dipengaruhi

beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan

kultural (Stuart and Sundeen, 1995) :

1. Faktor biologis, biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat

mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak

pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotinin yang

menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien

depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena

klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

2. Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah konis sangat berhubungan

dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi.

Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah

kronis meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak

Page 8: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya,

peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.

3. Faktor sosial: secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses

terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal

didaerah kumuh dan rawan, kultur social yang berubah missal ukuran

keberhasilan individu.

4. Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan

kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah

jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup

individualisme.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan

bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan atau

produktifitas yang menurun.

Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi

secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang

muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau

dipenjara termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah

disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat

klien tidak nyaman. Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak

tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan

keluarga. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau

sebelum dirawat klien sudah mengalami pikiran negatif dan meningkat saat

dirawat.

Baik faktor predisposisi atau faktor presipitasi diatas bila mempengaruhi

seseorang dalam berfikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan

mempengaruhi terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif

(mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak

dilakukan lebih lanjut dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang

Page 9: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

lain (isolasi sosial : menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia

dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.

Menurut Peplau dan Sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman

interpersonal, dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia, seperti

good me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan

amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping

yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan hharga diri rendah. Menurut

Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang

dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan

sosial, dn tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan

penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.

4. Tanda-tanda Harga Diri Rendah

Mengejek dan mengkritik diri

Merasa bersalah dan khawatir , menghukum atau menolak diri sendiri

Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan

zat

Menunda keputusan

Sulit bergaul

Menghindar kesenangan yang dapat memberi rasa puas

Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.

Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri

hidup.

Merusak/melukai orang lain.

Perasaan tidak mampu.

Pandangan hidup yang pesimistis.

Tidak menerima pujian.

Penurunan produktivitas

Penolakan terhadap kemampuan diri.

Kurang memerhatikan perawatan diri.

Berpakaian tidak rapih.

Berkurang selera makan.

Page 10: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Tidak berani menatap lawan bicara.

Lebih banyak menunduk.

Bicara lambat dengan nada suara lemah.

5. Rentang Respon

Rentang respon konsep diri (Stuart, et al. 1998:320)

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasidiri positif rendah identitas

Skema Rentang Respon Konsep Diri (sumber: Stuart, et al, 1988: 320)

6. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori:

Halusinasi

Isolasi sosial

7.

Koping Individu Tidak Efektif

Traumatik Tumbuh Kembang

Harga Diri Rendah

Page 11: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Masalah Keperawatan

1. Harga diri rendah kronis.2. Koping individu tidak efektif.3. Isolasi sosial.4. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi.5. Risti perilaku kekerasan.

Tindakan Keperawatan

Mengidentifikasi kemampuan dan askep positif yang masih dimiliki klien,

dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah

kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, adanya

keluarga dan lingkungan terdekat klien.

Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan penilaian negatif setiap kali

bertemu dengan klien.

Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.

Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang

diungkapkan klien.

Perhatikan respon yang positif dan menjadi pendengar yang aktif.

Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan

dengan cara mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan

dipilih sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.

Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan secara

mandiri, mana aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga

dan aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau

lingkungan terdekat klien.

Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien.

Susun bersama klien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.

Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara

memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.

Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang

diperhatiakan klien.

Page 12: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya

yaitu memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatihkan.

Beri pujian atas aktivitas atau kegiatanyang dapat dilakukan setiap hari.

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap

aktivitas

Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan

kegiatan.

Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan.

Tindakan dan Peran Keluarga dalam Meningkatkan Harga Diri Klien

Meningkatkan harga diri klien.

Menjalin hubungan saling percaya.

Memberi kegiatan sesuai kemampuan klien.

Meningkatkan kontak dengan orang lain.

Menggali kekuatan klien

Dorong mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Bantu melihat prestasi dan kemampuan klien.

Bantu mengenal harapan.

Mengevaluasi diri.

Membantu klien mengungkapkan upaya yang bisa digunakan dalam

menghadapi masalah.

Menetapkan tujuan yang nyata.

Bantu klien mengungkapkan beberapa rencana menyelesaikan masalah.

Membantu memilih cara yang sesuai untuk klien.

Bantu klien untuk mengubah perilaku negatif dan mempertahankan

perilaku positif.

Sikap keluarga: empati, mengontrol klien, memberi pujian pada klien.

7.SP (strategi pelaksanaan) Harga Diri Rendah

Page 13: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,

membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu

pasien memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan

yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah

dilatih dalam rencana harian

Fase Orientasi

Perawat : Assalamu’alaikum, bagaiaman keadaan Ibu Alif hari ini? Ibu Alif

terlihat segar.

Pasien    : wa’alaikumsallam, ya seperti ini lah sus seperti yang suster lihat.

Perawat : Ibu Alif masih ingat dengan saya?

Pasien     : Iya masih suster Nungki kan?

Perawat : Iya betul sekali sya perawat Nungki. Bagaimana kalu kita

bercakap - cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah

ibu Alif lakukan? Setelah itu kit akan nilai kegiatan yang masih

dapat ibu Alif lakukan dirumahsakit. Setelah ita nilai, kita akan

pilih satu kegiatan untuk kita latih.

Pasien : ya boleh sus, saya juga bosan tidak melakukan apa –apa dirumah

sakit.

Perawat : Dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu?

Pasien : iya diruang tamu saja biar segar.

Perawat : Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?

Pasien : Ya boleh sus, jangan terlalu lama juga.

Fase Kerja

Perawat : Ibu Alif, apa saja kemampuan yang ibu Alif dimiliki?

Pasien : Saya bisa menyulam sus.

Perawat : Bagus, apa lagi?

Pasien : Bisa nyuci baju sus.

Perawat : Saya buat daftarnya ya. Apa pula kegiatan ruamah tangga yang

biasa ibu Alif lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar?

Mencuci piring?

Page 14: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Pasien : Banyak sus, kalo dirumah ya nyuci baju, nyuci piring, nyapu

rumah, nyetrika baju, beres2 tempat tidur, banyak lah sus.

Perawat : Wah bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatna yangg ibu

Alif miliki

Pasien  : Oh pasti...

Perawat : Ibu Alif dari lima kegiatan ini, yangmana yang masih bisa

dikerjakan dirumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah

ibu mencuci baju?

Pasien : Ya ngga bisa sus

Perawat : Kalau begitu bagaimana jika merapikan tempat tidur?

Pasien :Kalau itu ya bisa sekali sus, kan tinggal dirapihin ajah

Perawat :Kalau menyapu kamar ibu sendiri bagaimana?

Pasien :Wah itu sih gampang sus.

Perawat    : Bagus sekali ada 2 kegaiatn yang masih bisa dikerjakan di rumah

sakit ini. Sekarang coba ibu Alif piolih satu kegiatan yang masih

bisa dikerjakan dirumah sakit ini.

Pasien    : Yang nomer satu saja sus, merapikan tempat tidur.

Perawat : Oh,,yang nomer satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu

sekarang kita latihan merpikan tempat tidur ibu Alif

Pasien : Iya sus

Perawat : Mari kita lihat tempat tidur ibu Alif. Coba lihat, sudah rapihkah

tempat tidurnya?

Pasien : Hee,belum sus, berantakan

Perawat : Nah sekarang kita belajarr rapihkan. kalau mau merapihkan

tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.

Pasein : Pindahkan ke kursi ya sus

Perawat :Sekarang kita angkat spreinya, dan dan kasurnya kita balik.

Pasien : Sudah sus

Perawat : Nah sekarang kita pasang algi spreinya, kita mulai dai arah atas,

ya bagus!

Pasien : Seperti ini ya sus?

Page 15: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Perawat : Benar sekali ibu Alif. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukan

lalu sebelah pinggir masukan. Sekarang ambil bantal, rapihkan,

dan letakan disebela atas/kepala.

Pasie : Disini ya sus?

Perawat : Iya ibu, dibagian atas. Mari kita lipat selimut, nah letakan sebelah

bawah/kaki. Iya betul seperti itu. Ibu Alif sudah bisa merapihkan

tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan tempat tidurnya,

bedakan dengan sebelum dirapihkan.

Pasien : iya sus, lebih rapih dan enak dilihat

Perawat : Coba ibu Alif lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM

(mandiri) jika ibu Alif lakukan tanpa disusrh, tulis B (bantuan)

jika diingatkan dan T (tidak ) jika ibu Alif tidak melakukan.

Pasien : Baik sus

Fase Terminasi

Perawat : Bagaimana perasaan ibu Alif setelah kita bercakap – cakap dan

latihan merapihkan tempat tidur?

Pasien : Iya lebih tau.

Perawat : Ibu Alif ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat

dilakuka dirumah sakit ini. Slah satunya, merapikan tempat tidur,

yang sudah ibu Alif praktekan dengan baik seklai. Nah

kemampuna ini dapat dilakukan juga dirumah setelah pulang

Pasien : Iya sus

Perawa : Sekarang, mari kita masukan pada jadwal harian ibu Alif. Mau

berapa kali sehari merpaihkan tempat tidur?

Pasien : Dua kali saja sus

Perawat : Bagus, dua kali yaitu pagi jam 9.00 lalu sehabis istirahta jam

16.00 ya bu?

Pasien : Iya sus

Perawat : Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu Alif

masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu ibu lakukan di rumah

sakit selakin merapihkan tempat tidur?

Page 16: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Pasien : Menyapu kamar sus

Perawat : Iya bagus menyapu kamar, kalu begitu kita kan latihan menyapu

kamar besok jam 8 pagi sehabis makan pagi. Sampai jumpa, saya

pamit dulu ya bu. Kalau ibu butuh bantuan saya bisa panggil saya

diruang perwat ya. Assalamu’alaikum.

Pasien : Iya sus, Wa’alikumsallam

SP 2  Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan

         kemampuan  pasien.  

Fase Orientasi

Perawat : Assalammu’alaikum, bagaimana perasaan bapak robi pagi ini?

Pasien : Wa’alaikum salam saya masih merasa minder suster

Perawat : Iya bapak masih ingat dengan saya?

Pasien : Masih suster vera kan?

Perawat : Iya benar, bagaimana pak, sudah dicoba merapiakan tempat tidur

sore kemarim atau tadi pagi?

Pasien : Sudah sus kemarin sore.

Perawat :    Bagus kalau sudah dilakukan, sekarang kita akan latihan

kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu pak?

Pasien :    Iya masih melatih kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan

saya kan sus?

Perawat :    Iya benar sekali pak, mau berapa lama pak?

Pasien :    Jangan lama-lama sus...

Perawat :    Baik lah pak robi bagaimana kalau 15 menit saja?

Pasien :    Iya sus

Perawat :    Sekarang bapak robi ingin melakukan kegiatan apa?

Pasien :    Saya ingin mencuci piring suster

Perawat    :    Baiklah pak robi sekarang kita akan latihan mencuci piring di

dapur ruangan ini, mari kita kedapur pak?

Pasien :    Iya mari sus

Page 17: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Fase Kerja

Perawat :    Iya bapak robi, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan

dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan

piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk

membilas, bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh

ya jangan lupa pak sediakan tempat sampah untuk membunag sisa-

sisa makanan

Pasien :    Iya sus

Perawat :    Sekarang saya praktekan dulu bapak robi memperhatikan yah?\

Pasien :    Iya sus baik

Perawat :    Setelah semuanya perlengkapan tersedia, bapak robi ambil satu

piring kotor, lalu buang sisa kotoran yang ada di piring

tersebut ketempat sampah. Kemudian bersihkan piring tersebut

dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah di berikan sabun

cuci piring. Setelah selesai disabun, bilas dengan air bersih

sampai tidak ada busa sabun sedikitpun dipiring tersebut.

Setelah itu bapak robi bisa mengeringkan piring yang sudah

bersih tadi dirak yang sudah tersedia di dapur. Selesai deh pak

Sekarang coba bapak robi lakukan?

Pasien :    Baik sus

Perawat :    Bagus sekali, bapak robi dapat mempraktekan cuci piring

dengan baik,sekarang dilap tangannya pak

Pasien :    Iya

Fase Terminasi

Perawat :    Bagaimana perasaan bapak robi setelah latihan cuci

piring?

Pasien :    Saya jadi merasa senang bisa mencuci piring

Perawat    :    Iya bapak bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukan

menjadi kegiatan sehari-hari?

Pasien :    Iya boleh sus

Page 18: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Perawat : Bapak robi mau berapa kali mencuci piring dalam sehari?

Pasien :    Tiga kali sehari setelah makan langsung mencuci piring

bagaimana sus?

Perawat :    Iya bagus sekali pak robi mencuci piring tiga kali

setelah makan yah?

Pasien :    Iya

Perawat :    Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga,

setelah merapikan tempat tidur dan mencuci piring. Masih ingat kegitana apakah

itu pak robi?

Pasien :    Iya latiahn ngepel yah sus

Perawat :    Iya benar sekali pak, mau jam berapa?

Pasien :    Iya terserah suster saja

Perawat :    Baik lah besok saya kesini lagi jam     8 pagi yah pak

robi?

Pasien :    Iya

Perawat :    Kalau begitu sekarang saya permisi dulu terimakasih

atas kerjasamanya yah pak robi? Wasalamu’alaikum

Pasien :    Iya suster sama-sama Wa’alaikum salam

SP 3 : Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Membuat Perencanaan Pulang

Bersama Keluarga

Fase Orientasi

Perawat : Assalamu’alaikum.

Klien :Wa’alaikum salam.

Perawat :Apakah bapak anggota keluarga pak Dedi?

Klien : Ya perkenalkan bapak lupa saya suster Alif Furlimah,

saya biasa di panggil suster Alif. Saya yang biasa

merawat bapak Dedi disini. Bapak Eko, nama lengkapnya

Eko siapa?

Klien : Eko Apriyanto.

Perawat : Bapak senang di panggil bapak Eko/mas Eko?

Page 19: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

Klien : Saya senang di panggil pak Eko.

Perawat : Oh baik saya panggil pak Eko saja.

Klien : Ya sus.

Perawat : Pak Eko, tujuan saya kemari saya akan Karena hari ini

bapak Eko sudah boleh pulang, maka  kita akan

membicarakan jadwal pak Dedi selama di rumah.”

Klien : Untuk apa sus?

Perawat : Tujuannya agar bapak Dedi dapat melakukan kegiatan

sehari-hari  rumah sesuai jadwal yang sudah

direncanakan.

Klien : Oh gituuu..

Perawat : Bagaimana keadaan pak Eko hari ini?

Klien : Saya baik,,,

Perawat :Waktunya kurang lebih selama 20 menit ya pak.

Klien : Ya ga apa-apa sus..

Perawat :Tempatnya disini saja atau dimana pak?

Klien : Ta disini saja sus

Perawat : Bisa dimulai sekarang pak eko?

Klien : Ya bisa

B.    FASE KERJA

Perawat : ”Pak Eko ini jadwal kegiatan pak Dedi selama di rumah

sakit.

Klie : Ya suster.

Perawat : Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di

rumah?”

Klien : Ada yang bisa ada yang tidak suster.

Perawat : ”Pak Eko, jadwal yang telah dibuat selama pak Dedi

dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik

jadwal kegiatan  maupun jadwal minum obatnya.”

Klien : Baik suster

Perawat : ”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah

Page 20: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

perilaku yang ditampilkan oleh pak Dedi selama di

rumah.

Klien : Ya suster.

Perawat : Misalnya kalau pak Dedi terus menerus menyalahkan diri

sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri,

menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku

membahayakan orang lain.

Klien : Ya suster.

Perawat : Jika hal ini terjadi di rumah bisa hubungi perawat Alfi di

puskesmas. ”Selanjutnya perawat Alfi tersebut yang akan memantau

perkembangan pak Dedi selama di rumah.

C.    FASE TERMINASI

Perawat : ”Bagaimana Pak Eko? Ada yang belum jelas? Ini jadwal

kegiatan harian Pak Dedi untuk dibawa pulang.

Klien : Sudah jelas suster.

Perawat : Ini surat rujukan untuk perawat Alfi. Jangan lupa kontrol

sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.

Klien : Ya suster.

Perawat : Silakan selesaikan administrasinya!”

Klien : Baik suster.

Page 21: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung

mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampunnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri rendah yaitu faktor

predisposisi, faktor presipitasi. Tanda-tanda harga diri rendah mengejek dan

mengkritik diri, merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri

sendiri, mengalami gejala fisik, menunda keputusan, sulit bergaul, dan lain-lain.

2. Saran

Saran untuk mahasiswa yaitu melakukan pengkajian sesuai dengan teori dan

dapat mendokumentasikan data lengkap, agar dalam melakukan pengkajian

perawat menggunakan teknik komunikasi terapeutik, sehingga dapat terbina

hubungan saling percaya.

Page 22: Makalah Konsep Harga Diri Rendah

DAFTAR PUSTAKA

1. Antai Otong, Deborah. 1994. Psychiatric Nursing : Biological and Behavioral Conceps. Philadelpia : WB Saunders Company.

2. Kozier, Barbara. 1979. Fundamental of Nursing. California: Wesley Publishing Company.

3. Stuart, G.W & Sundeen S.J. 1995. Principle and Practice of psychiatric Nursing. St.louis, Missiouri: Mosby Year Book.

4. Stuart Sundeen’s, Laraia. 1998. Principles and Practice Psychiatric Nursing. Sixth edition. St. Louis, Missiouri: Mosby Year book.

5. Yosep Iyus. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.6. Towsend, M.C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.

Jakarta : EGC.7. Kusumawati Farida, Hartono Yudi. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.

Jakarta : Salemba Medika.

8. [email protected]