skripsi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf ·...

157
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KABUPATEN MAGETAN Oleh : LATIFAH NUR AINI NIM : 201503027 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN

HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN

DI KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

LATIFAH NUR AINI

NIM : 201503027

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

ii

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN

HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN

DI KABUPATEN MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

LATIFAH NUR AINI

NIM : 201503027

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

iii

Page 4: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

iv

Page 5: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

v

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Alhamdulillah atas nikmat dan shalawat pada Nabi Muhammad

SAW. Teriring do’a dan dzikir penuh Khauf dan Roja’ kepada Allah SWT,

sebagai penuntut ilmu atas seruan-Nya dan atas segala Ridho-Nya yang telah

memberiku kekuatan dan senantiasa mengiringi dalam setiap langkahku. Skripsi

ini saya persembahkan untuk :

1. Ayahanda tercinta (Bpk. Suwarno) dan Ibunda tersayang (Ibu Siti Marfu’ah)

yang telah menorehkan segala kasih sayangnya dengan penuh rasa ketulusan

yang tidak kenal lelah dan batas waktu, yang selalu mendukungku,

memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang

teramat besar, juga selalu mengerti semua keluh kesahku.

2. Kakakku tercinta (Achmad Imron Rosicky dan Fitri Dwi Herdiyanti, S.Kep.,

Ners) terima kasih telah turut mendo’akan saya dalam menyusun skripsi ini.

3. Bapak Beny Suyanto, S.Pd, M.Si, yang saya sayangi selaku dewan penguji

yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi

yang telah dibuat oleh penulis.

4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM, yang saya sayangi selaku dosen

pembimbing yang senantiasa membimbing saya untuk menyusun skripsi ini.

5. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), yang saya cintai, selaku dosen

pembimbing yang senantiasa dengan sabar membimbing saya mengerjakan

skripsi ini sampai selesai.

6. Segenap dosen yang telah mengajar saya selama delapan semester di

Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima

kasih atas ilmu yang telah diberikan.

7. Teman-temanku yang sama-sama berjuang, memberi semangat dalam

terselesaikannya skripsi ini.

8. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Almamaterku tercinta STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 6: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

vi

Page 7: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Latifah Nur Aini

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 24 April 1997

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kelud No. 32 RT. 05 RW. 01, Kecamatan

Magetan, Kabupaten Magetan.

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TK PSM II Magetan (2002)

2. MIN Tawanganom (2003-2009)

3. SMP Negeri 3 Magetan (2009-2012)

4. SMA Negeri 3 Magetan (2012-2015)

5. Tahun 2014 diterima di STIKES BHAKTI

HUSADA MULIA MADIUN jurusan S1

Kesehatan Masyarakat dengan Peminatan

Kesehatan Lingkungan.

Page 8: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan di Kabupaten Magetan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun dan selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat.

3. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM, selaku pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Beny Suyanto, S.Pd, M.Si, selaku dewan penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi yang telah dibuat

oleh penulis.

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan do’a, nasehat-nasehat dan semangat

yang tiada hentinya.

6. Sahabat-sahabat dan teman-teman Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

angkatan 2015 atas kerja sama dan motivasinya yang selalu menyemangati

Page 9: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

ix

disaat semangat penulis mulai goyah dan selalu menemani disaat suka dan

duka.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Madiun, 27 Juli 2019

Latifah Nur Aini

NIM. 201503027

Page 10: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

x

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

2019

ABSTRAK

Latifah Nur Aini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN HYGIENE

SANITASI RUMAH MAKAN DI KABUPATEN MAGETAN

157 halaman + 18 tabel + 5 gambar + 17 lampiran

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan hidup yang paling utama dan

berpotensi terkontaminasi bakteri patogen. Faktor yang mempengaruhi kualitas

makanan adalah perilaku penjamah makanan dalam penerapan personal hygiene

dan sanitasi makanan. Salah satu Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang

berhubungan dengan penjamah makanan adalah rumah makan. Terdapat 48 rumah

makan yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang kurang

memperhatikan penerapan hygiene sanitasi rumah makan. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Dalam

menentukan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah

sampel yang diambil sebanyak 43 responden.

Berdasarkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik, variabel

yang berpengaruh dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan adalah Sikap Pemilik Rumah Makan, p-value 0,038 (α RP= 5,015; 95%

CI= 1,094-22,985), Tindakan Petugas, p-value 0,032 (α RP= 4,923; 95% CI=

1,145-21,164), variabel yang paling berpengaruh dengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan adalah Sikap Pemilik Rumah

Makan, p-value 0,038 (α RP= 5,015; 95% CI= 1,094-22,985) dan variabel yang

tidak berpengaruh dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan adalah pengetahuan pemilik rumah makan, p-value 0,360 (α RP= 2,052;

95% CI= 0,440-9,565), Keikutsertaan Pelatihan, p-value 0,203 (α RP= 2,843;

95% CI= 0,570-14,188).

Kesimpulan penelitian ini adalah variabel yang berpengaruh adalah sikap

pemilik rumah makan dan tindakan petugas, variabel yang paling berpengaruh

adalah sikap pemilik rumah makan dan variabel yang tidak berpengaruh adalah

pengetahuan pemilik rumah makan dan keikutsertaan pelatihan. Berdasarkan hasil

penelitian, disarankan kepada pemilik rumah makan untuk melengkapi sarana

prasarana khususnya sarana prasarana yang berkaitan dengan hygiene sanitasi

pada rumah makan yang ia kelola.

Kata kunci : Faktor, Hygiene Sanitasi Rumah Makan

Kepustakaan : 33 (2003-2018)

Page 11: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xi

Public Health Program

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

2019

ABSTRACT

Latifah Nur Aini

THE FACTORS INFLUENCE THE APPLICATION OF RESTAURANT

SANITATION HYGIENE IN MAGETAN DISTRICT

157 pages + 18 tables + 5 pictures + 17 appendices

Foods and beverages are the most important necessities of life and

potentially contaminated with pathogenic bacteria. Factors that influence the food

quality are the behavior of food handlers in the application of personal hygiene

and food sanitation. One of the Food Management Places (FMP) that are

associated with food handlers is a restaurant. There are 48 restaurants listed in

the Magetan District Health Office that pay little attention to the application of

restaurant sanitation hygiene. The purpose of this study was to determine the

factors that influence the application of restaurant sanitation hygiene in Magetan

Regency.

The design of this study used a cross sectional approach. In determining the

sample using simple random sampling technique. The number of samples taken

were 43 respondents.

Based on multivariate analysis using logistic regression tests, the variables

that influence the application of restaurant sanitation hygiene in Magetan

Regency were Attitudes of Restaurant Owners, p-value 0.038 (aRP = 5,015; 95%

CI = 1,094-22,985), Officer Action, p-value 0.032 ( α RP = 4,923; 95% CI =

1,145-21,164), the most influential the application of restaurant sanitation

hygiene in Magetan Regency variable is the attitude of the restaurant owner, p-

value 0.038 (α RP = 5,015; 95% CI = 1,094-22,985) and the variable that is not

influential the application of restaurant sanitation hygiene in Magetan Regency is

the knowledge of the restaurant owner, p-value 0.360 (α RP = 2.052; 95% CI =

0.440-9.565), Training Participation, p-value 0.203 (α RP = 2.843; 95% CI =

0.570-14.188).

The conclusion of this study was that the variables was influence the attitude

of the owner of the restaurant and the actions of the officers, the most influential

variable was the attitude of the owner of the restaurant and the variables that do

not affect the knowledge of restaurant owners and training participation. Based

on the results of the study, it was suggested to restaurant owners to complete

infrastructure facilities, especially infrastructure related to sanitation hygiene in

the restaurants he manages.

Keywords : Factor, Restaurant Sanitation Hygiene

Literature : 33 (2003-2018)

Page 12: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .............................................................................................. i

SAMPUL DALAM ............................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xviii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.2.1 Rumusan Umum .............................................................. 5

1.2.2 Rumusan Khusus ............................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

1.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Rumah Makan ................................................................ 11

2.1.1 Pengertian Rumah Makan ............................................... 11

2.1.2 Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan .................. 12

2.1.3 Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik Sehat Rumah

Makan .............................................................................. 20

2.2 Konsep Penjamah Makanan ........................................................ 23

2.2.1 Pengertian Penjamah Makanan........................................ 23

2.2.2 Hygiene Perorangan Penjamah Makanan ........................ 24

2.3 Hygiene dan Sanitasi Makanan ................................................... 27

2.3.1 Hygiene Makanan ............................................................ 27

2.3.2 Prinsip Hygiene Makanan ................................................ 27

2.3.3 Sanitasi Makanan ............................................................. 28

2.3.4 Prinsip Sanitasi Makanan ................................................ 28

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan ................................................................ 29

Page 13: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xiii

2.4.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) ...................... 29

2.4.2 Faktor Pendukung (Enabling Factor) .............................. 37

2.4.3 Faktor Pendorong (Reinforcing Factor) .......................... 40

2.5 Kerangka Teori ............................................................................ 43

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 44

3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 45

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 46

4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 47

4.2.1 Populasi ........................................................................... 47

4.2.2 Sampel ............................................................................. 47

4.3 Teknik Sampling ......................................................................... 49

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 51

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 52

4.5.1 Variabel Penelitian........................................................... 52

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 52

4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 57

4.6.1 Uji Validitas ..................................................................... 57

4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 58

4.6.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................. 58

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 59

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 59

4.7.2 Waktu Penelitian .............................................................. 59

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 59

4.8.1 Cara Pengumpulan Data .................................................. 59

4.8.2 Jenis Data ......................................................................... 60

4.9 Teknik Analisis Data ................................................................... 60

4.9.1 Analisis Data .................................................................... 62

4.10 Etika Penelitian ............................................................................ 66

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran umum dan Lokasi Penelitian...................................... 68

5.1.1 Profil Dinas Kesehatan .................................................... 68

5.1.2 Geografis ......................................................................... 69

5.1.3 Data Kependudukan......................................................... 70

5.1.4 Program Kesehatan Kabupaten Magetan......................... 70

5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 71

5.2.1 Hasil Analisis Univariat ................................................... 71

5.2.2 Hasil Analisis Bivariat ..................................................... 75

5.2.3 Hasil Analisis Multivariat ................................................ 79

5.3 Pembahasan ................................................................................. 81

5.4 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 90

Page 14: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xiv

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 91

6.2 Saran ............................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94

LAMPIRAN ........................................................................................................ 97

Page 15: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. 8

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ................................................ 53

Tabel 4.2 Waktu Penelitian .................................................................... 59

Tabel 4.3 Coding .................................................................................... 61

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ................................ 71

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin................... 72

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ....................... 72

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Pemilik

Rumah Makan di Kabupaten Magetan ................................... 73

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Pemilik Rumah

Makan di Kabupaten Magetan ............................................... 73

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan Petugas pada

Rumah Makan di Kabupaten Magetan ................................... 74

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keikutsertaan Pelatihan

yang Diikuti Oleh Pemilik Rumah Makan di Kabupaten

Magetan .................................................................................. 74

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan ..................... 75

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Pemilik Rumah Makan

dengan Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di

Kabupaten Magetan................................................................ 76

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Sikap Pemilik Rumah Makan dengan

Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten

Magetan .................................................................................. 77

Tabel 5.11 Tabulasi Silang Tindakan Petugas dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan ....... 78

Tabel 5.12 Tabulasi Silang Keikutsertaan Pelatihan dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan ....... 79

Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat ....................................... 80

Tabel 5.14 Variabel yang Berhubungan dengan Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan ..................... 80

Page 16: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ................................................. 43

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................ 44

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Survei Analitik dengan

Pendekatan Cross Sectional .............................................. 46

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ................................................. 51

Gambar 5.1 Peta Kabupaten Magetan ................................................... 69

Page 17: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul Skripsi ................................................. 97

Lampiran 2 Surat Ijin Validitas dan Reliabilitas ............................................. 98

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ........... 99

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan ........ 100

Lampiran 5 Balasan Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik .......................................................................................... 101

Lampiran 6 Balasan Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan ....................................................................................... 103

Lampiran 7 Lembar Pengantar Penelitian ....................................................... 104

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ... 105

Lampiran 9 Lembar Kuesioner Penelitian ...................................................... 106

Lampiran 10 Lembar Observasi ........................................................................ 110

Lampiran 11 Hasil Validitas ............................................................................. 111

Lampiran 12 Hasil Reliabilitas ......................................................................... 116

Lampiran 13 Input Data .................................................................................... 119

Lampiran 14 Hasil Output SPSS ....................................................................... 121

Lampiran 15 Dokumentasi ................................................................................ 129

Lampiran 16 Lembar Bimbingan ...................................................................... 133

Lampiran 17 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi ........................................ 135

Page 18: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xviii

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

FIFO : First In First Out

HACCP : Hazard Analysis Critical Control Point

HSM : Hygiene Sanitasi Makanan

KepMenKes : Keputusan Menteri Kesehatan

KLB : Kejadian Luar Biasa

KTP : Kartu Tanda Penduduk

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

RM : Rumah Makan

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

TPM : Tempat Pengelolaan Makanan

TPS : Tempat Pembuangan Sampah

TS : Tidak Setuju

Page 19: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

xix

DAFTAR ISTILAH

Analysis : Analisis

Anonimaty : Tanpa Nama

Application : Aplikasi

Artifical Nail : Kuku Buatan

Carrier : Pembawa Penyakit

Coding : Kode

Comprehension : Memahami

Confidentiality : Kerahasiaan

E. coli : Bakteri Coliform

Evaluation : Evaluasi

Food Adulteration : Pemalsuan Makanan

Food Contamination : Pengotoran Makanan

Food Decomposition : Pembusukan Makanan

Food Environment : Kesehatan Lingkungan Tempat

Makanan dan Minuman

Food Handler : Penjamah Makanan

Food Infection and Food Intoxication : Keracunan Makanan

Food Preservation : Pengawetan Makanan

Food Production : Cara Pengolahan Makanan

Food Refrigeration : Cara Penyimpanan Dingin

Food Serving : Cara Penyajian Makanan

Food Storage : Cara Penyimpanan Makanan

Food Transportation : Cara Pengangkutan Makanan

Hygiene : Ilmu yang berhubungan dengan

masalah kesehatan dan berbagai usaha

untuk mempertahankan atau untuk

memperbaiki kesehatan.

Hygiene Personal : Kebiasaan Seseorang

Informed Consent : Lembar Persetujuan

Know : Tahu

Knowledge : Pengetahuan

Overt Behavior : Tindakan Seseorang

Receiving : Menerima

Responding : Merespons

Responsible : Bertanggung Jawab

Synthesis : Sintetis

Valving : Menghargai

Page 20: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan hidup yang paling

utama dan berpotensi terkontaminasi bakteri patogen. Faktor yang

mempengaruhi kualitas makanan adalah perilaku penjamah makanan

dalam penerapan personal hygiene dan sanitasi makanan. Penjamah

makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan

makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,

pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian (Kepmenkes, 2003).

Salah satu Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang berhubungan

dengan penjamah makanan adalah rumah makan. Rumah makan adalah

setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya

menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya

(Kepmenkes, 2003). Pengelolaan hygiene sanitasi makanan pada rumah

makan adalah pemantauan secara terus menerus terhadap rumah makan

atas perkembangan tindakan atau kegiatan sanitasi makanan dan keadaan

yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dari pemeriksaan. Pemeriksaan

merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung ditempat serta

menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan, serta

memberikan petunjuk atau saran-saran perbaikan (Undang-Undang

Kesehatan, 2009).

Page 21: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

2

Upaya-upaya pengelolaan hygiene sanitasi yang dilakukan oleh

pemilik rumah makan belum dilakukan secara optimal. Masih banyak

pemilik rumah makan belum memahami secara benar kegiatan sanitasi

makanan. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas

mikrobiologis produk makanan yang dihasilkan. Salah satu penyebab

masalah sanitasi makanan yang mendasar adalah pengelolaan rumah

makan. Rumah makan tidak mempunyai pengetahuan tentang cara

pengelolaan yang baik, antara lain pengelolaan tentang pengurusan

sertifikat laik sehat, pengolahan makanan yang akan memberikan dampak

kesehatan bagi makanan yang diolah dan sanitasi lokasi bangunan rumah

makan yang juga sangat menetukan hygiene suatu makanan (Mukono,

2004).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan pada tahun 2018

tentang persyaratan pengelolaan hygiene sanitasi rumah makan yang harus

dipenuhi antara lain persyaratan lokasi dan bangunan, persyaratan fasilitas

sanitasi, persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan,

persyaratan bahan makanan dan makanan jadi, persyaratan pengolahan

makanan, persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi,

persyaratan penyajian makanan jadi dan persyaratan peralatan yang

digunakan. Setiap rumah makan yang tercatat di Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan wajib memenuhi persyaratan tersebut sehingga bisa

dikatakan laik hygiene sanitasi rumah makan dan pihak Dinas Kesehatan

Page 22: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

3

dapat menerbitkan sertifikat laik sehat hygiene sanitasi rumah makan

(Dinas Kesehatan, 2018).

Data penyehatan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di Kabupaten

Magetan tahun 2017 tercatat sebanyak 98,66% dengan target capaian

hygiene sanitasi rumah makan sebesar 80,00%, namun baru tercapai

sebesar 68,68%, sehingga terjadi kesenjangan antara target dan capaian

sebesar 11,32%. Terdapat 11 (22,92%) rumah makan yang sudah memiliki

sertifikat laik sehat hygiene sanitasi rumah makan dan terdapat 37

(77,08%) rumah makan yang belum memiliki sertifikat laik sehat hygiene

sanitasi rumah makan (Dinas Kesehatan, 2017).

Rumah makan yang belum memenuhi persyaratan hygiene sanitasi

disebabkan antara lain karena lokasi rumah makan yang berdekatan

dengan sumber pencemaran udara yaitu Tempat Pembuangan Sampah

(TPS), tidak terdapat fasilitas sanitasi seperti wastafel atau tempat pencuci

tangan dengan air yang mengalir dengan pendukung sabun dan alat

pengering. Penjamah makanan yang belum menggunakan Alat Pelindung

Diri (APD) misalnya celemek dan tutup rambut ketika mengolah dan

menyajikan makanan dan penjamah makanan yang tidak mencuci tangan

sebelum dan sesudah mengolah dan menyajikan makanan (Dinas

Kesehatan, 2018).

Masing-masing rumah makan yang terdaftar di Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan mendapatkan pengawasan dari petugas sanitarian di

wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Magetan. Petugas sanitarian adalah

Page 23: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

4

tenaga kesehatan lingkungan berpendidikan minimal Sarjana (S1) yang

telah mendapatkan pelatihan dibidang Hygiene Sanitasi Makanan. Standar

Operasional Prosedur (SOP) petugas sanitarian meliputi melakukan

pengumpulan data mengenai Tempat Pengelolaan Makanan (TPM),

melakukan pengawasan terhadap Tempat Pengelolaan Makanan (TPM),

melakukan pembinaan terhadap Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

yang diperiksa dan yang terakhir melakukan pencatatan serta pelaporan

(Kepmenkes, 2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Hitipeuw (2018) tentang hygiene dan

sanitasi rumah makan di Kompleks Wanea Plaza Kota Manado

menyatakan bahwa lokasi sebagian besar 17 rumah makan tidak

memenuhi persyaratan karena lokasi rumah makan berdekatan dengan

sumber pencemaran udara yang hanya berjarak 100 m. Terdapat fasilitas

sanitasi air bersih yang berasal dari PDAM, terdapat sarana saluran air

limbah serta terdapat sarana pembuangan sampah yang sudah memenuhi

persyaratan. Permasalahan tersebut dapat disebabkan karena kurangnya

pengetahuan dan sikap pemilik rumah makan serta kurangnya kesadaran

akan keikutsertaan pelatihan tentang pengelolaan hygiene sanitasi rumah

makan yang harus diikuti pemilik rumah makan.

Penelitian yang dilakukan oleh Harnani (2018) tentang tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan hygiene sanitasi rumah makan di

Kelurahan Tangkerang Labuai Kota Pekanbaru menyatakan bahwa

mayoritas dari pemilik rumah makan tidak terlalu mementingkan apakah

Page 24: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

5

rumah makan mereka dikunjungi untuk melakukan penyuluhan dari

petugas sanitarian atau tidak, mereka berpendapat hasilnya akan sama saja.

Bahkan mereka tidak tahu apakah manfaat dari kunjungan petugas

sanitarian yang berkunjung ke rumah makan. Faktanya, manfaat dari

kunjungan petugas sanitarian ke rumah makan adalah penambahan

kemampuan dan pengetahuan pemilik rumah makan untuk mencapai

penerapan hygiene sanitasi rumah makannya.

Dari permasalahan yang ditemukan pada rumah makan di Kabupaten

Magetan, telihat bahwa para pemilik rumah makan kurang memperhatikan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan dengan benar dan efektif sesuai

dengan persyaratan hygiene sanitasi rumah makan. Oleh karena itu,

pemilik rumah makan perlu mengikuti pelatihan yang telah dijadwalkan

rutin satu tahun dua kali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan untuk

mempertahankan kebersihan rumah makan dan keamanan makanannya

(Dinas Kesehatan, 2018).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Umum

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas maka dapat

dirumuskan masalah penelitian yaitu “faktor-faktor apa sajakah yang

Page 25: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

6

mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan?”

1.2.2 Rumusan Khusus

1. Apakah ada pengaruh pengetahuan pemilik rumah makan terhadap

penerapan hygiene sanitasi rumah makan?

2. Apakah ada pengaruh sikap pemilik rumah makan terhadap penerapan

hygiene sanitasi rumah makan?

3. Apakah ada pengaruh tindakan petugas terhadap penerapan hygiene

sanitasi rumah makan?

4. Apakah ada pengaruh keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh

pemilik rumah makan terhadap penerapan hygiene sanitasi rumah

makan?

5. Apakah faktor yang paling berpengaruh terhadap penerapan hygiene

sanitasi rumah makan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pemilik rumah makan

terhadap penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

Page 26: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

7

2. Untuk menganalisis pengaruh sikap pemilik rumah makan terhadap

penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

3. Untuk menganalisis pengaruh tindakan petugas terhadap penerapan

hygiene sanitasi rumah makan.

4. Untuk menganalisis pengaruh keikutsertaan pelatihan yang diikuti

oleh pemilik rumah makan terhadap penerapan hygiene sanitasi rumah

makan.

5. Untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap

penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Memberikan informasi kepada pemilik rumah makan di Kabupaten

Magetan tentang upaya pengelolaan hygiene sanitasi rumah makan

sehingga sesuai dengan persyaratan pada Permenkes tentang hygiene

sanitasi rumah makan yang berlaku.

1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

1. Mempererat hubungan kerjasama antara instituti kesehatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan.

2. Sebagai bahan saran dan masukkan terhadap instituti tentang hygiene

sanitasi rumah makan di wilayah Kabupaten Magetan.

Page 27: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

8

1.4.3 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Menambah bahan perpustakaan STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene sanitasi rumah

makan di wilayah Kabupaten Magetan.

1.4.4 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan diri serta

mengabdikan diri pada dunia pendidikan kesehatan, khususnya dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

1.5 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan tabel dari penelitian-penelitian terdahulu

tentang hygiene sanitasi rumah makan, antara lain :

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Tempat

Penelitian

Desain

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Prita Dhyani

Swamilaksita

(2016)

Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi

penerapan

hygiene

sanitasi di

kantin

Universitas

Esa Unggul

tahun 2016

Kantin

Universitas

Esa

Unggul

Deskriptif

analitik

dengan

desain

cross

sectional

Variabel bebas :

umur, jenis

kelamin,

pendidikan,

pengetahuan,

lingkungan dan

pelatihan.

Variabel terikat

:

penerapan

hygiene sanitasi.

Terdapat hubungan

antara pendidikan

penjamah

makanan,

lingkungan dan

pengetahuan

penjamah makanan

dengan penerapan

hygiene sanitasi di

kantin Universitas

Esa Unggul.

2. Michelle

Regina

Christanty

Hitipeuw

(2018)

Hygiene

dan sanitasi

rumah

makan di

Kompleks

Wanea

Plaza Kota

Manado

Rumah

Makan di

Kompleks

Wanea

Plaza Kota

Manado

Deskriptif

dengan

pendekat-

an

observa-

sional

Hygiene dan

sanitasi pada

rumah makan.

Nilai RM, WD

773.5 (sudah baik),

nilai pada RM, MB

557.5 (tidak baik)

dan nilai pada RM,

MS 514.5 (tidak

baik).

Page 28: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

9

Lanjutan Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Tempat

Penelitian

Desain

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

3. Nayla

Kamilia

Fithri (2016)

Hygiene

dan sanitasi

pada

penjamah

makanan di

Kantin

Universitas

Esa Unggul

Kantin

Universitas

Esa

Unggul

Desain

cross

sectional

Variabel bebas :

tingkat

pendidikan,

pengetahuan dan

sikap.

Variabel terikat

:

Sarana dan

prasarana

sanitasi dan

hygiene

penjamah

makanan.

Tidak ada

hubungan antara

tingkat pendidikan,

pengetahuan, sikap

dan sarana dan

prasarana dengan

personal hygiene

dansanitasi

penjamah makanan

di kantin Kampus

Esa Unggul.

4 Carina

Agoestin

Intan Wati

(2013)

Faktor yang

Berhubung

an dengan

Praktik

Sanitasi

pada

Pedagang

Makanan di

sekitar

wisata

Pantai

Logending

Kecamatan

Ayah

Kabupaten

Kebumen

Pantai

Logending

Kecamatan

Ayah

Kabupaten

Kebumen

Survei

analitik

dengan

pendekatan

cross

sectional

Variabel bebas:

pengetahuan,

sikap, fasilitas

sanitasi, masa

kerja dan

pelatihan.

Variabel terikat:

praktik sanitasi

pada pedagang

makanan di

sekitar wisata

Pantai

Logending

Kecamatan

Ayah Kabupaten

Kebumen.

1. Ada hubungan

antara

pengetahuan,

sikap, fasilitas

sanitasi

makanan

dengan praktik

sanitasi pada

pedagang

makanan di

sekitar wisata

Pantai

Logending

Kecamatan

Ayah

Kabupaten

Kebumen.

2. Tidak ada

hubungan

antara masa

kerja, pelatihan

dengan praktik

sanitasi pada

pedagang

makanan di

sekitar wisata

Pantai

Logending

Kecamatan

Ayah

Kabupaten

Kebumen.

Page 29: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

10

Lanjutan Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Tempat

Penelitian

Desain

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

5 Yessi

Harnani

(2018)

Faktor-

Faktor yang

Berhubung

an dengan

Higiene

dan

Sanitasi

Rumah

Makan di

Kelurahan

Tangkerang

Labuai

Kota

Pekanbaru

Rumah

makan di

Kelurahan

Tangkeran

g Labuai

Kota

Pekanbaru

Kuantitatif

observasio

nal dengan

desain

cross

sectional

Variabel bebas:

Penyuluhan dari

tenaga

kesehatan, gaji

atau upah,

pengetahuan dan

tingkat

pendidikan.

Variabel bebas:

Higiene dan

Sanitasi Rumah

Makan di

Kelurahan

Tangkerang

Labuai Kota

Pekanbaru

1. Tidak ada

hubungan

antara

pengetahuan,

tingkat

pendidikan

dengan

Higiene dan

Sanitasi

Rumah Makan

di Kelurahan

Tangkerang

Labuai Kota

Pekanbaru.

2. Ada hubungan

antara

penyuluhan

dari tenaga

kesehatan, gaji

atau upah

dengan

Higiene dan

Sanitasi

Rumah Makan

di Kelurahan

Tangkerang

Labuai Kota

Pekanbaru

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

dilakukan adalah :

1. Subyek Penelitian : Pemilik rumah makan.

2. Tempat Penelitian : Rumah makan di Kabupaten Magetan.

3. Tahun penelitian : 2019.

Page 30: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Rumah Makan

2.1.1 Pengertian Rumah Makan

Di Indonesia, rumah makan juga biasa disebut sebagai restoran.

Rumah makan atau restoran merupakan salah satu tempat yang banyak

dikunjungi oleh masyarakat umum dengan sedemikian memerlukan

perhatian khusus di bidang sanitasi. Sanitasi yang tidak memenuhi

persyaratan akan menimbulkan masalah kesehatan, diantaranya adalah

water and food borne disease dan munculnya vektor penyakit. Hal ini

dapat kita lihat adanya kejadian-kejadian atau wabah penyakit perut yang

justru disebabkan oleh kelalaian dari pemilik rumah makan atau restoran

yang kurang mengerti masalah kebersihan dalam penyelenggaraan

makanan dan minuman.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan

dijelaskan bahwa rumah makan adalah salah satu usaha jasa pangan yang

bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi

dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyimpanan, penyajian, serta penjualan makanan dan minuman bagi

umum ditempat usahanya (Kepmenkes, 2003).

Rumah makan dan restoran di Indonesia sebagian besar masih belum

mengerti betul perihal hygiene sanitasi yang erat hubungannya dengan

Page 31: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

12

kesehatan. Pada umumnya pemilik rumah makan atau restoran dalam

menyelenggarakan usahanya hanya mementingkan segi komersial saja dan

kurang memperhatikan persyaratan peraturan tentang kesehatan atau

sanitasi tempat umum. Dalam pengawasan permasalahan hygiene sanitasi,

diperlukan peraturan atau kebijakan tentang pendirian dan pengelolaan

tempat umum termasuk rumah makan atau restoran sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/Sk/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan dan Restoran.

2.1.2 Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan

Menurut Kepmenkes (2003) tentang persyaratan hygiene sanitasi

rumah makan menyebutkan bahwa terdapat persyaratan yang harus

dilengkapi, antara lain :

A. Persyaratan Lokasi dan Bangunan

1. Lokasi : rumah makan dan restoran terletak pada lokasi yang

terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu,

asap, serangga dan tikus.

2. Bangunan

3. Konstruksi : meliputi lantai, dinding, ventilasi, pencahayaan, atap,

langit-langit, pintu.

B. Persyaratan Fasilitas Sanitasi

1. Air bersih

2. Air limbah

Page 32: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

13

3. Toilet

4. Tempat sampah

5. Tempat cuci tangan

6. Tempat mencuci peralatan

7. Tempat pencuci bahan makanan

8. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan

9. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus

C. Persyaratan Dapur, Ruang Makan dan Gudang Makanan

1. Dapur terdiri dari tempat pencucian peralatan, tempat

penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan, tempat

persiapan dan tempat administrasi.

2. Ruang makan

3. Gudang bahan makanan dilengkapi dengan rak-rak tempat

penyimpanan makanan, ventilasi yang menjamin sirkulasi udara

dan pelindung serangga dan tikus.

D. Persyaratan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

1. Bahan Makanan

a. Bahan makanan dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak

membusuk.

b. Bahan makanan berasal dari sumber resmi yang terawasi.

c. Bahan makanan kemasan, bahan tambahan makanan dan

bahan penolong memenuhi persyaratan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku.

Page 33: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

14

2. Makanan Jadi

a. Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak

busuk, makanan dalam kaleng harus tidak boleh

menunjukkan adanya penggembungan, cekung dan

kebocoran.

b. Angka kuman E. coli pada makanan 0 per gram contoh

makanan.

c. Angka kuman E. coli pada miniman 0 per 100 ml contoh

minuman.

d. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida dan

cemaran lainnya tidak boleh melebihi ambang batas yang

diperkenankan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

e. Buah-buahan dicuci bersih dengan air yang memenuhi

persyaratan, khusus untuk sayuran yang dimakan mentah

dicuci dengan air yang mengandung larutan Kalium

Permanganat 0,02% atau dimasukkan dalam air mendidih

untuk beberapa detik.

E. Persyaratan Pengolahan Makanan

1. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan

cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.

Page 34: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

15

2. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan

dengan :

a. Sarung tangan plastik.

b. Penjepit makanan.

c. Sendok garpu dan sejenisnya.

3. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus

memakai :

a. Celemek atau apron.

b. Tutup rambut.

c. Sepatu dapur.

d. Berperilaku :

1) Tidak merokok.

2) Tidak makan atau mengunyah.

3) Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang

tidak berhias.

4) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan

untuk keperluannya.

5) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah

keluar dari kamar kecil.

6) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung

dengan benar.

7) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak

dipakai di luar tempat rumah makan atau restoran.

Page 35: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

16

4. Tenaga pengolah makanan harus memiliki sertifikat vaksinasi

chotypa dan buku kesehatan yang berlaku.

F. Persyaratan Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

1. Penyimpanan Bahan Makanan

a. Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dan

dalam keadaan bersih.

b. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi.

c. Penyimpanan bahan makanan diperlukan untuk setiap jenis

bahan makanan :

1) Dalam suhu yang sesuai.

2) Ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm.

3) Kelembaban penyimpanan dalam ruang 80% - 90%.

d. Bila bahan makanan disimpan di gudang, cara

penyimpanannya tidak menempel pada lantai, dinding atau

langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jarak makanan dengan lantai. 15 cm.

2) Jarak makanan dengan dinding 5 cm.

3) Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm.

e. Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun

dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak

mengakibatkan rusaknya bahan makanan, bahan makanan

yang masuknya lebih dahulu dikeluarkan belakangan (FIFO

= First In First Out).

Page 36: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

17

2. Penyimpanan Makanan Jadi

a. Terlindung dari debu, bahan berbahaya, serangga, tikus dan

hewan lainnya.

b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,5ºC

atau lebih, atau disimpan dalam suhu dingin 4ºC atau kurang.

c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama

(lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu –5ºC sampai –1ºC.

G. Persyaratan Penyajian Makanan

1. Cara menyajikan makanan harus terhindar dari pencemaran.

2. Peralatan yang dipergunakan untuk menyajikan harus terjaga

kebersihannya.

3. Makanan jadi yang disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan

peralatan yang bersih.

4. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan

pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60°C.

5. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian

bersih.

6. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Di tempat yang bersih.

b. Meja di mana makanan disajikan harus tertutup kain putih

atau tutup plastik berwarna menarik kecuali bila meja dibuat

dari formica, taplak tidak mutlak ada.

Page 37: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

18

c. Tempat-tempat bumbu/merica, garam, cuka, tomato sauce,

kecap, sambal dan lain-lain perlu dijaga kebersihannya

terutama mulut-mulutnya.

d. Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja makan

setiap saat dibersihkan.

e. Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat

5 menit sudah dicuci.

H. Persyaratan Peralatan

1. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh

mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga

membahayakan kesehatan antara lain :

a. Timah (Pb)

b. Arsenikum (As)

c. Tembaga (Cu)

d. Seng (Zn)

e. Cadmium (Cd)

f. Antimony (Sb)

2. Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan

pencemaran terhadap makanan.

3. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus

atau tidak ada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan.

4. Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.

5. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap

disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi

Page 38: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

19

ambang batas dan tidak boleh mengandung E. coli per cm2

permukaan alat.

6. Cara pencucian peralatan harus memenuhi ketentuan :

a. Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/ detergent, air

dingin, air panas sampai bersih.

b. Dibebas hamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm

atau iodophor 12,5 ppm, air panas 80ºC, dilap dengan kain.

7. Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan :

Peralatan yang sudah didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-

rak anti karat sampai kering sendiri dengan bantuan sinar

matahari atau sinar buatan atau mesin dan tidak boleh dilap

dengan kain.

8. Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan :

a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus

disimpan dalam keadaan kering dan bersih.

b. Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya cara

penyimpanannya harus dibalik.

c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan

tidak aus atau rusak.

d. Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.

Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari

sumber pengotoran atau kontaminasi dan binatang perusak.

Page 39: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

20

2.1.3 Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik Sehat Rumah Makan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1098/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah

Makan dijelaskan bahwa tata cara memperoleh sertifikat laik sehat rumah

makan yaitu sebagai berikut :

A. Permohonan Sertifikat

1. Untuk memperoleh sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan

dan restoran, pengusaha mengajukan permohonan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota setempat.

2. Surat permohonan disertai lampiran sebagai berikut:

a. Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.

b. Peta lokasi dan gambar denah bangunan.

c. Surat penunjukan penanggungjawab rumah makan atau

restoran.

d. Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi

pengusaha.

e. Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi

penjamah makanan minimal 1 orang penjamah makanan.

f. Rekomendasi dari asosiasi rumah makan atau restoran.

B. Rekomendasi dari Asosiasi Rumah Makan atau Restoran, yang

menyatakan bahwa:

1. Rumah makan atau restoran tersebut adalah anggotanya.

Page 40: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

21

2. Rumah makan atau restoran berdasarkan hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan oleh asosiasi. Adapun persyaratan asosiasi antara

lain :

a. Asosiasi adalah lembaga yang memadahi rumah makan atau

restoran, berbentuk perorangan, yayasan atau badan hukum,

organisasi kemasyarakatan, dan terdaftar pada Pemerintah

Daerah Kabupaten atau Kota setempat.

b. Asosiasi yang telah disahkan sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.

c. Dalam melakukan pemeriksaan asosiasi harus

mempekerjakan tenaga sanitarian atau tenaga kesehatan

lingkungan berpendidikan minimal Sarjana atau Diploma 3

(D3) yang telah mendapat rekomendasi dari Organisasi

Profesi.

C. Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Rumah Makan atau Restoran

1. Ketua asosiasi rumah makan atau restoran menetapkan tim

pemeriksa uji kelaikan rumah sehat dan restoran dengan surat

keputusan.

2. Tim pemeriksa initerdiridari sanitarian dan ahli lain yang terkait

dalam jumlah ganjil, minamal 3 orang dan maksimal 5 orang

yang bertugas melakukan pemeriksaan lapangan dan menilai

kelaikan rumah makan atau restoran.

3. Ketua tim adalah sanitarian.

Page 41: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

22

4. Tim melakukan kunjungan dan pemeriksaan hygiene sanitasi

yang dilakukan meliputi pemeriksaan lokasi dan bangunan,

fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan, gedung penyimpanan,

pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi, peraturan dan

tenaga baik secara fisik, kimia maupun bakteriologis serta

pengawasan lalat, kecoa, tikus dan hewan peliharaan.

5. Tim dalam melakukan pemeriksaan menggunakan formulir RM.2

6. Tim pemeriksa melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi

dan moral dan melaporkan hasil kepada Ketua Asosiasi rumah

makan atau restoran yang menugaskan.

7. Laporan tim dibuat dalam berita acara kelaikan fisik dan berita

acara pemeriksaan contoh atau spesimen.

D. Penilaian

1. Untuk tiap variabel yang tercantum dalam formulir RM.2

diberikan nilai sesuai dengan keadaan kualitas variabel. Skore

pemeriksaan diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan

nilai.

2. Batas laik hygiene sanitasi rumah makan atau restoran adalah bila

jumlah skore variabel ≥700.

E. Pemberian Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi

Setelah menerima dan menilai kelengkapan surat permohonan

sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan atau restoran dari

pengusaha beserta dengan lampirannya, Kepala Dinas Kesehatan

Page 42: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

23

Kabupaten atau Kota melakukan pemeriksaan lapangan dan apabila

telah memenuhi persyaratan kemudian dikeluarkan Sertifikat Laik

Hygiene Sanitasi Rumah Makan atau Restoran.

F. Izin Usaha Rumah Makan atau Restoran

Izin usaha rumah makan atau restoran dikeluarkan oleh

Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundangan yang berlaku

dilengkapi dengan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten atau Kota.

G. Masa Berlaku Sertifikat

1. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi rumah makan atau restoran

sementara berlaku selama 6 bulan dan dapat diperpanjang

sebanyak-banyaknya 2 kali.

2. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi rumah makan atau restoran tetap

berlaku selama 3 tahun dan dapat diperbaharui atau menjadi batal

bilamana terjadi pergantian pemilik, pindah lokasi atau alamat,

tutup dan telah menyebabkan keracunan makanan atau wabah

rumah sakit atau restoran menjadi tidak laik hygiene sanitasi.

3. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi harus dipasang di dinding yang

mudah dilihat oleh petugas dan masyarakat konsumen.

2.2 Konsep Penjamah Makanan

2.2.1 Pengertian Penjamah Makanan

Menurut Santoso (2015), penjamah makanan adalah orang-orang yang

mengolah, memegang, mempersiapkan dan menghidangkan makanan dan

Page 43: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

24

langsung berhubungan dengan makanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

oleh penjamah makanan adalah tidak mempunyai riwayat penyakit

menular, tidak mempunyai riwayat penyakit kulit dan bukan carrier.

Menurut Hartanto (2016), penjamah makanan (food handler) dipakai

untuk semua orang yang menangani, menyiapkan atau menghidangkan

makanan tanpa peduli apakah orang tersebut ibu rumah tangga atau

pembantu rumah tangga (yang menyiapkan makanan bagi keluarga) atau

penjamah makanan profesional seperti mereka pada usaha jasa boga atau

katering makanan (koki, pelayan), toko-toko pengecer makanan, pasar,

swalayan, industri makanan atau usaha-usaha rumah tangga (misalnya

toko roti) atau penjaja makanan kakilima. Bergantung pada tugasnya,

profesional lainnya seperti perawat dan pramugari juga dapat disebut

sebagai penjamah makanan. Penjamah makanan yang bekerja pada

industri makanan kelas menengah dan besar memerlukan pendidikan dan

pelatihan di bidang keamanan makanan.

Jadi, penjamah makanan adalah orang yang secara langsung

berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,

pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian

(Kepmenkes, 2003).

2.2.2 Hygiene Perorangan Penjamah Makanan

Menurut Purnawijayanti (2011) istilah hygiene adalah ilmu yang

berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan. Berkaitan dengan

Page 44: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

25

upaya ini, hygiene perorangan yang terlibat dalam pengolahan makanan

perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan makanan, disamping itu

untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit melalui makanan. Di

Amerika Serikat, 25% dari semua penyebaran penyakit melalui makanan

disebabkan pengolahan makanan yang terinfeksi dan hygiene perorangan

yang buruk.

Menurut Rauf (2013), hygiene personal mengacu pada kebersihan

tubuh seseorang. Kesehatan pekerja atau penjamah makanan memegang

peranan penting dalam sanitasi makanan. Manusia merupakan sumber

potensial mikrobia penyebab penyakit yang dipindahkan pada orang lain

melalui makanan.

Menurut Moehji (2017), hygiene perorangan setiap karyawan yang

bekerja di tempat pengolahan makanan perlu dijaga baik. Beberapa

ketentuan berkaitan dengan pemeliharaan hygiene perorangan antara lain

adalah :

1. Sebelum bekerja dan memegang makanan setiap karyawan harus

mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun.

2. Selama karyawan harus menggunakan tutup kepala agar rambut tidak

jatuh ke makanan.

3. Setiap karyawan menggunakan pakaian pelapis yang berwarna putih

sehingga mudah dilihat jika kotor.

4. Jangan memegang makanan yang sudah masak tanpa menggunakan

sendok atau garpu.

Page 45: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

26

5. Apabila selesai membuang hajat kecil atau besar, tangan harus

kembali dicuci dengan sabun.

6. Karyawan yang menderita penyakit, terutama penyakit yang dapat

menular sesegera mungkin dijauhkan dari ruang pengolahan dan

distribusi makanan.

7. Setiap karyawan tanpa terkecuali harus diperiksa kesehatannya

sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Dengan demikian, pekerja harus mengikuti prosedur sanitasi yang

memadahi untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditanganinya.

Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian

tangan, kebersihan dan kesehatan diri.

1. Pencucian tangan

Menurut Arisman (2012), kulit, terutama di daerah kuku (lebih

spesifik subungual area) merupakan tempat berkumpulnya jasad

renik. Penggunaan kuku buatan (artifical nail) dan cat kuku

memperburuk keadaan ini karena akan lebih memberi kenyamanan

bagi kehidupan jasad renik. Komponen pencucian tangan secara benar

mencakup penyabunan, penyikatan dan pembilasan dengan air

mengalir. Mencuci tangan dengan cara demikian berhasil

menyingkirkan bakteri pencemar.

2. Kebersihan dan Kesehatan Diri

Syarat utama pengolahan makanan adalah memiliki kesehatan

yang baik. Untuk itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan

Page 46: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

27

terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat

kesehatan paru-paru dan saluran pernafasannya. Tes kesehatan

tersebut sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama bagi

pengolahan makanan didapur rumah sakit.

2.3 Hygiene dan Sanitasi Makanan

2.3.1 Hygiene Makanan

Menurut Sumantri (2010) istilah hygiene adalah upaya kesehatan

dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya.

Misalnya, mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci

piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan

yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

Menurut Suyono (2012) hygiene makanan adalah suatu usaha

pencegahan penyakit yang menitikberatkan aktivitasnya pada usaha-usaha

kebersihan atau kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri (whole

someness of food).

2.3.2 Prinsip Hygiene Makanan

Menurut Suyono (2012), dalam hygiene makanan dikenal 5 prinsip

(five principles of food hygiene) yaitu :

1. Pengotoran makanan (food contamination).

2. Keracunan makanan (food infection and food intoxication).

3. Pembusukan makanan (food decomposition)

4. Pemalsuan makanan (food adulteration).

5. Pengawetan makanan (food preservation)

Page 47: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

28

2.3.3 Sanitasi Makanan

Menurut Sumantri (2010), sanitasi makanan adalah salah satu usaha

pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk

membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat

mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama

proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat dimana

makanan atau minuman tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen.

Menurut Suyono (2012), sanitasi makanan adalah suatu usaha

pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada kesehatan

lingkungan tempat makanan dan minuman itu berada (food environment).

Dalam pembahasan ini minuman termasuk ke dalam kategori makanan.

Peran hygiene dan sanitasi makanan (HSM) sangat penting khususnya

apabila telah menyangkut kepentingan orang banyak (umum) sehingga

berkaitan dengan sanitasi tempat-tempat umum diantaranya adalah hotel,

rumah makan atau restoran, terminal, pelabuhan dan tempat rekreasi.

2.3.4 Prinsip Sanitasi Makanan

Menurut Suyono (2012), dalam sanitasi makanan dikenal 6 prinsip

(six principles of food sanitation) yaitu :

1. Kebersihan alat makan

2. Cara penyimpanan makanan (food storage)

3. Cara pengolahan makanan (food production)

4. Cara penyimpanan dingin (food refrigeration).

5. Cara pengangkutan makanan (food transportation).

Page 48: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

29

6. Cara penyajian makanan (food serving).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan

Dalam perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

penerapan hygiene sanitasi rumah makan menurut teori Lawrence Green

dikutip oleh Notoatmodjo (2018) yakni :

2.4.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

A. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

Page 49: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

30

telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi ini juga diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

kontek atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

Page 50: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

31

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi

di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji statistik

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai ρ (sig) = 0,012

(sig<0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan penerepan hygiene sanitasi di kantin Universitas

Esa Unggul tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak

dari pemilik kantin dan penjamah makanan yang ada di kantin

Universitas Esa Unggul berpengetahuan baik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chusna (2013),

menyatakan bahwa hasil uji Fisher, diperoleh p-value sebesar 0,015

(p<0,05), yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan

hygiene sanitasi kantin. Hal ini sesuai dengan pernyataan perilaku atau

praktik, jika didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

Page 51: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

32

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (Notoatmodjo,

2018).

B. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2018).

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai tiga komponen pokok, yakni :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu

objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting.

Page 52: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

33

Menurut Notoatmodjo (2018), seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap

gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap

ceramah-ceramah tentang gizi.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar

atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu yang

lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya), untuk pergi

menimbang anaknya ke Posyandu, atau mendiskusikan tentang

gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai

sikap positif terhadap gizi anak.

Page 53: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

34

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dilakukan dengan menanyakan bagaimana

pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan

hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wati (2013) tentang

faktor yang berhubungan dengan praktik sanitasi pada pedagang

makanan disekitar Wisata Pantai Logending Kecamatan Ayah

Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa analisis dengan

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p-value 0,001 (<0,05)

sehingga H0 ditolak. Hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara

sikap dengan praktik sanitasi pedagang makanan disekitar Wisata

Pantai Logending Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih

merupakan reaksi tertutup bukan merupakan suatu reaksi terbuka.

Sikap merupakan objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2018).

Page 54: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

35

C. Umur

Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir

sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan

menggunakan hitungan tahun. Umur adalah variabel yang selalu

diperhatikan didalam penyelidikan epidemiologi angka kesakitan

maupun kematian hampir semua menunjukkan hubungan dengan

umur. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi

di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji statistik

menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil ρ (sig) = 0,0778

(sig>0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan

penerapan hygiene sanitasi di kantin Universitas Esa Unggul. Hasil

temuan ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa 81% penduduk

usia 55 tahun atau lebih selalu memastikan agar makanannya disajikan

dalam keadaan panas dan memakannya segera setelah disajikan,

sementara pemuda usia kurang dari 24 tahun tidak memperhatikan hal

tersebut.

Page 55: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

36

D. Pendidikan

Pendidikan dalam kesehatan adalah suatu penerapan konsep

pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan,

pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik

pendidikan. Oleh sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah

konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan

itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah

yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu,

kelompok maupun masyarakat (Notoatmodjo, 2018).

Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut, para ahli

pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang

pendidikan kesehatan yang berbeda-beda, sesuai dengan konsep

mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang

sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim

ahli WHO, dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi

di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji statistik

menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil ρ (sig) = 0,000

(sig<0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan penerapan hygiene sanitasi di kantin Universitas

Esa Tunggal tahun 2016. Hal ini menyatakan semakin tinggi

Page 56: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

37

pendidikan pemilik kantin dan penjamah makanan pada kantin maka

semakin mengerti akan pentingnya mutu produk dari suatu produk

yang akan dikonsumsi. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang

sangat penting untuk mendukung pengetahuan seseorang dalam

menerima informasi yang pada akhirnya dapat membentuk perilaku,

sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik juga

kualitas sarana sanitasi yang ada.

2.4.2 Faktor Pendukung (Enabling Factor)

A. Sarana dan Prasarana

Sarana fisik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

seseorang yang tercermin pada praktik atau tindakannya. Ketersediaan

fasilitas-fasilitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang kelompok

masyarakat. Pengaruh ketersediaan fasilitas akan sesuatu hal terhadap

perilaku dapat bersifat positif atau negatif (Notoatmodjo, 2018).

Sarana merupakan fasilitas yang utama, sedangkan prasarana

merupakan fasilitas penunjang dari sarana. Sarana adalah segala

sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan,

sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang

terselenggaranya suatu proses.

Menurut Racmatina (2018), sarana dan prasarana yang

mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah makan antara lain

pengadaan air bersih dan pembuangan air limbah yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan Permenkes, toilet yang terpisah antara toilet

Page 57: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

38

pria dan wanita, tempat sampah yang tertutup, tempat cuci tangan

yang memiliki akses dengan menyediakan sabun untuk cuci tangan

dan lap atau alat pengering, tempat pencucian bahan makanan untuk

mencuci bahan makanan sebelum dimasak, tempat pencucian bahan

makanan yang dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah

dan loker karyawan yang terpisah antara loker pria dan wanita.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wati (2013) tentang

faktor yang berhubungan dengan praktik sanitasi pada pedagang

makanan disekitar Wisata Pantai Logending Kecamatan Ayah

Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa analisis dengan

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p-value 0,001 (<0,05)

sehingga H0 ditolak. Hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara

ketersediaan sumber-sumber fasilitas dengan praktik sanitasi pada

pedagang makanan disekitar Wisata Pantai Logending Kecamatan

Ayah Kabupaten Kebumen sesuai dengan teori L. Green yang

mengatakan bahwa faktor pendukung perilaku seseorang salah

satunya tersedia atau tidaknya fasilitas dan sarana yang mendukung.

B. Lingkungan

Menurut Swamilaksita (2016), lingkungan sekitar

penyelenggaraan makanan harus memiliki kondisi lingkungan yang

bersih dan sehat. Sanitasi dan alat yang baik justru menjadi pencegah

untuk menghasilkan kualitas bakteriologis makanan yang memenuhi

syarat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kualitas bakteriologis

Page 58: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

39

makanan yang memenuhi syarat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain disamping sanitasi alat, seperti tangan penjamah makanan,

kualitas air bersih yang digunakan, lingkungan pengolahan makanan

dan penyajian makanan.

Salah satu syarat fasilitas sanitasi menurut Depkes RI yang

digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan

faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan

manusia, salah satunya adalah tersedianya sarana pembuangan

sampah. Kondisi lingkungan dapat dilihat dari beberapa hal yaitu

halaman yang bersih, tidak ditemukan lalat dan tikus, permukaan

lantai yang tidak licin dan mudah dibersihkan, dinding terbuat dari

bahan yang kuat, langit-langit berwarna terang dan pencahayaan

cukup.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi

di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji statistik

menggunakan uji Chi Suare didapatkan nilai ρ (sig)=0,001 (sig<0,05),

yang berarti ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan

penerapan hygiene sanitasi di kantin Universitas Esa Unggul tahun

2016. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soekidjo

Notoatmodjo (2018), yang menyatakan bahwa syarat terpenting untuk

lantai adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada

Page 59: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

40

musim hujan, karena lantai yang basah atau kering dapat mengganggu

lingkungan sekitar Tempat Pengolahan Makanan (TPM).

2.4.3 Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

A. Tindakan Petugas

Petugas sanitarian adalah tenaga kesehatan lingkungan

berpendidikan minimal Sarjana (S1) yang telah mendapatkan

pelatihan dibidang Hygiene Sanitasi Makanan (Kepmenkes, 2003).

Jika tugas dan tanggung jawabnya dilakukan dengan baik, maka akan

tercapai tingkat keberhasilannya, dengan mengukur tingkat derajat

kesehatan masyarakat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harnani (2018) tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan hygiene sanitasi rumah makan

di Kelurahan Tangkerang Labuai Kota Pekanbaru menyatakan bahwa

hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara penyuluhan petugas

sanitarian dengan hygiene sanitasi rumah makan (POR=17,5). Hal ini

dapat disimpulkan bahwa rumah makan yang tidak mendapatkan

penyuluhan dari petugas sanitarian beresiko 17,5 kali untuk tidak

memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dibandingkan rumah makan

yang mendapatkan penyuluhan dari petugas sanitarian.

B. Pelatihan

Menurut Arisman (2012), setiap pekerja di bidang makanan harus

menjalani pelatihan mengenai kebersihan perorangan, tata cara

produksi makanan secara baik dan benar (good manufacturing

Page 60: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

41

practice), kebersihan dan sanitasi, keamanan perorangan dan peran

serta mereka dalam Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).

Materi pelatihan meliputi :

1. Tinjauan mikrobiologis dan keamanan makanan.

2. Ekologi jasad renik makanan.

3. Pertumbuhan bakteri.

4. Faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri.

5. Patogen dan bahaya potensial penyebab keracunan makanan

(virus, bakteri, parasit, toksin makanan laut, bahan fisik dan

kimia).

6. Prinsip keamanan pangan (faktor yang berpengaruh dalam

Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan).

7. Pengenalan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)

yang meliputi aliran pangan, arti HACCP, melakukan analisis

bahaya potensial, menentukan prosedur pemantauan, menentukan

langkah koreksi, menentukan cara penyimpanan rekaman secara

efektif dan menetapkan prosedur verifikasi.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

sumber daya manusia yang bekerja di rumah makan atau restoran

harus dilakukan pelatihan mengenai hygiene sanitasi makanan.

Pelatihan sebagaimana dimaksud dapat diselenggarakan oleh

Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten atau Kota. Peserta pelatihan adalah setiap orang pemilik,

Page 61: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

42

pengusaha atau penanggung jawab dan penjamah makanan yang

bekerja di rumah makan atau restoran (Kepmenkes, 2003).

Menurut Swamilaksita (2016), pelatihan yang dilakukan oleh

Dinas Kesehatan setempat dengan sasaran pemilik kantin adalah

pelatihan mengenai peningkatan hygiene sanitasi makanan dan

lingkungan yang meliputi sumber air bersih, pembuangan limbah,

letak lokasi, dll. Sedangkan pelatihan dengan sasaran penjamah

makanan adalah pelatihan mengenai pemilihan bahan makanan,

penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, dll.

Pemilik kantin dan penjamah makanan yang mengikuti pelatihan

mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang kualitas sarana sanitasi

makanan dibandingkan yang tidak mengikuti pelatihan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita (2016)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi

di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji statistik

menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai ρ (sig)=0,096

(sig<0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara

pelatihan dengan penerapan hygiene sanitasi di kantin. Hal ini

dikarenkan ketidakberhasilan pelatihan yang diadakan oleh Dinas

Kesehatan yaitu kurangnya minat dari pemilik kantin dan penjamah

makanan untuk mengikuti pelatihan tentang hygiene sanitasi makanan,

disamping itu adalah waktu pelatihan yang kurang tepat yaitu pada

jam-jam aktif bekerja jam 08.00 WIB-selesai. Dinas Kesehatan telah

Page 62: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

43

melakukan berbagai hal agar peserta pelatihan tertarik untuk

mengikuti pelatihan tersebut yaitu dengan memberikan door price

bagi 10 peserta yang datang paling awal, akan tetapi usaha tersebut

kurang berhasil dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya menjaga kualitas sarana kantin dalam mengolah makanan.

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Teori Lawrence Green (Notoatmodjo, 2018)

Faktor

Predisposisi

(Predisposing

Factor)

Pendidikan

Umur

Sikap

Pengetahuan

Faktor Pendukung

(Enabling Factor)

Fasilitas atau

Sarana

Prasarana

Lingkungan

Faktor Pendorong

(Reinforcing

Factor)

Tindakan

Petugas

Pelatihan

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah

Makan

Page 63: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

44

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel, baik yang diteliti maupun tidak diteliti

(Nursalam, 2013).

Variabel Independen

Keterangan :

: Diteliti

: Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Pengetahuan Pemilik

Rumah Makan

Sikap Pemilik Rumah

Makan

Tindakan Petugas

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan

Variabel Dependen

Keikutsertaan Pelatihan

Page 64: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

45

Dari bagan kerangka konseptual diatas diambil dari teori Lawrence

Green, yang mana hanya beberapa saja yang diteliti mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah makan,

diantaranya pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah

makan, tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh

pemilik rumah makan. Faktor-faktor yang lain seperti umur, pendidikan,

fasilitas atau sarana prasarana dan lingkungan tidak diteliti, karena faktor-

faktor tersebut dari penelitian sebelumnya tidak terlalu berpengaruh

terhadap penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara pengetahuan pemilik rumah makan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

2. Ada pengaruh antara sikap pemilik rumah makan dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan.

3. Ada pengaruh antara tindakan petugas dengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan.

4. Ada pengaruh antara keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh pemilik

rumah makan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

Page 65: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

46

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah perencanaan, pola dan strategi penelitian

sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian arau masalah. Desain

penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana peneliti dapat

menjawab pertanyaan penelitian secara valid, objektif, akurat dan hemat

ekonomis. Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga memberikan arah bagi peneliti untuk dapat

memperoleh jawaban terhadap pertanyaan atau masalah penelitian

(Rosjidi, 2017).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang dilakukan

yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

Populasi

(Sampel)

Faktor Risiko + Faktor Risiko -

Efek + Efek - Efek + Efek –

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Survei Analitik dengan Pendekatan Cross

Sectional

Sumber : Notoatmodjo, 2018

Page 66: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

47

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah kelompok subjek yang menjadi populasi penelitian

(Rosjidi, 2017). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi (Arikunto, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

rumah makan yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang

berjumlah 48.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang dapat

diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Sujarweni, 2015).

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi

kriteria penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian meliputi kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria ini diperlukan dalam upaya mengendalikan

variabel penelitian yang tidak diteliti tetapi memiliki pengaruh terhadap

variabel independen. Kriteria inklusi merupakan karakteristik yang

dimiliki oleh subjek penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

Kriteria eksklusi merupakan karakteristik dari subjek penelitian yang tidak

memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2012). Dengan kriteria sampel

sebagai berikut :

Page 67: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

48

1. Kriteria Inklusi

Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini kriteria inklusinya adalah :

a. Bersedia menjadi responden.

b. Responden dapat berkomunikasi dengan baik.

c. Rumah makan yang mengikuti pelatihan.

d. Masih melakukan kegiatan sebagai rumah makan.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian

ini kriteria eksklusinya adalah :

a. Tidak bersedia menjadi responden.

b. Telah alih profesi artinya sudah tidak terdapat kegiatan sebagai

rumah makan

Sampel minimal yang digunakan sebanyak 43 responden yang

diperoleh dari penghitungan berikut menggunakan rumus Slovin

(Notoatmodjo, 2018)

n = 𝑁

1+𝑁(𝑑)2

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Page 68: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

49

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan

persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel

menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas

kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan

batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah

populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar

jumlah sampel yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan batas

kesalahan 5% yang berarti memiliki tingkat akurasi 95%.

n = 𝑁

1+𝑁(𝑑)2

n = 48

1+48 (0,05)2

n = 48

1+48 (0,0025)

n = 48

1+0,12

n = 48

1,12

n = 42,85

n = 43

Jadi jumlah minimal sampel adalah 43 responden.

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang

mengumpulkan data dari target penelitian yang terbatas (Nursalam, 2013).

Page 69: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

50

Menurut Notoatmodjo (2018), teknik sampling adalah cara atau teknik-

teknik tertentu dalam mengambil sampel penelitian sehingga sampel

tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya.

Teknikpengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara

probability sampling yaitu dengan menggunakan simple random samping.

Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa

setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).

Cara merandom untuk menentukan sampel yaitu sebagai berikut :

1. Membuat daftar nama rumah makan dan diberi nomor urut untuk

masing-masing rumah makan.

2. Membuat kertas undian yang diberi keterangan mengenai nama rumah

makan dan nomor urut rumah makan.

3. Mengelompokkan kertas tersebut sesuai dengan nama rumah makan.

4. Kertas tersebut digulung dan kemudian diundi sesuai dengan proporsi

masing-masing.

5. Jika keluar nama rumah makan yang sama, gulungan tersebut

dimasukkan lagi untuk diundi kembali untuk dijadikan sampel.

Page 70: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

51

Teknik Sampling

Probability Sampling yaitu dengan menggunakanSimple Random Samping

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja adalah suatu struktur konsepsual dasar yang

digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah kompleks

(Nursalam, 2013). Adapun kerangka kerja pada penelitian ini sebagai

berikut :

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Seluruh rumah makan yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang berjumlah 48.

Sampel

Sebagian rumah makan yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang memenuhi kriteria inklusi

sejumlah 43.

Instrumen Penelitian

-Uji Validitas

- Uji Reliabilitas

Pengumpulan Data

Kuesioner dan Observasi

Pengolahan data editing, entry, coding dan tabulating

Analisa Data :

Chi Square

Uji Multivariat

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Page 71: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

52

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciri yang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2018). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Sujarweni, 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah

makan (pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah

makan, tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan).

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat,

karena adanya variabel bebas (Sujarweni, 2014). Dalam penelitian ini

variabel dependen adalah penerapan hygiene sanitasi rumah makan di

Kabupaten Magetan.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah menjelaskan semua variabel dan semua

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara optimal, sehingga

mempermudah pembaca, penguji dalam mengartikan makna penelitian

(Nursalam, 2013). Adapun definisi operasional penelitian ini akan

diuraikan dalam tabel berikut :

Page 72: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

53

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat

Ukur

Skala

Data Kriteria Skor

Variabel Independen

1. Pengetahuan

Pemilik

Rumah Makan

Kemampuan

memahami dan

mengaplikasikan

responden mengenai

penerapan hygiene

sanitasi rumah makan.

Pengetahuan responden

tentang penerapan hygiene

sanitasi rumah makan.

Kuesioner Nominal Kurang baik = <50%

Baik = ≥50%

(Sunyoto, Danang,

2013).

0 = Salah

1 = Benar

2. Sikap Pemilik

Rumah Makan

Menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian

reaksi terhadap

stimulus dan belum

melakukan tindakan

suatu perilaku dalam

penerapan hygiene

sanitasi rumah makan.

Sikap pemilik rumah makan

terhadap penerapan hygiene

sanitasi rumah makan.

Kuesioner Nominal Distribusi data tidak

normal maka

HasilSikap Negatif T <

20,00

Sikap Positif

T ≥ 20,00

(Handayani, 2018)

Dengan

hasil

penilaian

Pertanyaan

Unfaforabel/

Negatif

SS = 1

S = 2

TS = 3

STS = 4

Favorabel/

positif

SS = 4

S = 3

TS = 2

STS = 1

Page 73: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

54

Lanjutan Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat

Ukur

Skala

Data Kriteria Skor

Variabel Independen

3. Tindakan

Petugas

Adanya kunjungan

petugas sanitarian

masing-masing

wilayah kerja

Puskesmas terhadap

rumah makan pada

masing-masing

wilayah pada kurun

waktu 3 bulan terakhir

minimal 2x kunjungan.

1. Dikatakan tidak ada

kunjungan apabila tidak

terdapat kunjungan dari

petugas sanitarian

masing-masing

Puskesmas pada kurun

waktu 3 bulan terakhir

minimal 2x kunjungan.

2. Dikatakan ada kunjungan

apabila terdapat

kunjungan dari petugas

sanitarian masing-masing

Puskesmas pada kurun

waktu 3 bulan

terakhirminimal 2x

kunjungan.

Kuesioner

Nominal 0 = Tidak ada

kunjungan petugas

sanitarian pada kurun

waktu 3 bulan terakhir

minimal 2x kunjungan

1 = Ada kunjungan

petugas sanitarian

pada kurun waktu 3

bulan terakhir minimal

2x kunjungan

(Dinas Kesehatan

Magetan, 2018).

0 = Tidak

Ada

1 = Ada

Page 74: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

55

Lanjutan Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat

Ukur

Skala

Data Kriteria Skor

Variabel Independen

4. Keikutsertaan

Pelatihan

Keikutsertaan pemilik

rumah makan dalam

mengikuti pelatihan

hygiene sanitasi rumah

makan dalam rangka

menjaga kebersihan

rumah makan yang ia

kelola.

1. Dikatakan tidak rutin

mengikuti pelatihan

apabila pemilik rumah

makan tidak mengikuti

pelatihan tentang hygiene

sanitasi rumah makan

yang dijadwalkan 1 tahun

2x oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan.

2. Dikatakan rutin

mengikuti pelatihan

apabila pemilik rumah

makan mengikuti

pelatihan tentang hygiene

sanitasi rumah makan

yang dijadwalkan 1 tahun

2x oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan..

Kuesioner Nominal 0 = Mengikuti

pelatihan yang

dijadwalkan Dinas

Kesehatan Kabupaten

Magetan 1 tahun <2x

1 = Mengikuti

pelatihan yang

dijadwalkan Dinas

Kesehatan Kabupaten

Magetan 1 tahun ≥2x

(Dinas Kesehatan

Magetan, 2018).

0 = Tidak

Rutin

1 = Rutin

Page 75: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

56

Lanjutan Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat

Ukur

Skala

Data Kriteria Skor

Variabel Dependen

5. Penerapan

Hygiene

Sanitasi

Rumah Makan

Meliputi penerapan

terhadap Hygiene

sanitasi rumah makan

berdasarkan

Keputusan Menteri

Kesehatan Republik

Indonesia Nomor

1098/Menkes/Sk/Vii/2

003

Tentang Persyaratan

Pengelolaan Hygiene

Sanitasi Rumah

Makan dan Restoran

Berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor

1098/Menkes/Sk/Vii/2003

Tentang Persyaratan

Pengelolaan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan dan Restoran

yaitu :

1. Persyaratan lokasi dan

bangunan.

2. Persyaratan fasilitas

sanitasi.

3. Persyaratan dapur, ruang

makan dan gudang

makanan.

4. Persyaratan bahan

makanan dan makanan

jadi.

5. Persyaratan pengolahan

makanan.

6. Persyaratan penyimpanan

bahan makanan dan

makanan jadi.

7. Persyaratan penyajian

makanan jadi.

8. Persyaratan peralatan.

Observasi Nominal Kurang baik = <50%

Baik = ≥50%

(Sunyoto, Danang,

2013).

0 = Tidak

1 = Ya

Page 76: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

57

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini

pengumpulan data menggunakan sumber data sekunder, lembar kuesioner

dan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian

ini berupa tabel. Lembar observasi ini untuk mendapatkan data mengenai

penerapan hygiene sanitasi rumah makan sedangkan lembar kuesioner

untuk mendapatkan data pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik

rumah makan, tindakan petugas sanitarian dan keikutsertaan pelatihan.

4.6.1 Uji Validitas

Pada pengamatan dan pengukuran observasi, harus diperhatikan

beberapa hal yang secara prinsip sangat penting yaitu uji validitas,

reliabilitas dan ketepatan fakta dan kenyataan hidup (data) yang

dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-

kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan atau pengukuran oleh

pengumpul data (Nursalam, 2013).

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Untuk mengukur

validitas soal menggunakan rumus korelasi product moment pearson.

Hasil r hitung dibandingkan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r

tabel < r hitung maka valid (Sujarweni, 2015).

Page 77: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

58

Untuk menguji validitas pada penelitian ini dapat dilakukan di tempat

atau lokasi yang memiliki klasifikasi yang sama dengan lokasi yang akan

diteliti oleh peneliti dengan jumlah responden sebanyak 20 rumah makan

yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dapat

dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka kontruk

pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah reliabel

(Notoatmodjo, 2018).

4.6.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Dari kuesioner yang disebarkan pada 20 responden dimana diperoleh

hasil r tabel = 0,4438, dalam setiap pertanyaan pengetahuan, sikap,

tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan hasilnya valid, maka nilai r

hitung > r tabel 0,4438, dapat dilihat dari tabel Correlation.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, dimana

nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kontruk pertanyaan adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan sebesar 0,716 > 0,60, hasil

reliabilitas kuesioner sikap sebesar 0,914 > 0,60, hasil uji reliabilitas

kuesioner tindakan petugas sebesar 0,927 > 0,60, sedangkan hasil

reliabilitas kuesioner keikutsertaan pelatihan sebesar 0,793 > 0,60 Dapat

dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha.

Page 78: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

59

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah makan yang terdaftar di Dinas

Kesehatan Kabupaten Magetan.

4.7.2 Waktu Penelitian

Tabel 4.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan TANGGAL

PELAKSANAAN

1. Pembuatan dan konsul judul 6 - 9 Februari 2019

2. Penyusunan dan bimbingan

proposal

21 Februari 2019 – 15 April 2019

3. Ujian proposal 27 April 2019

4. Revisi proposal 29 April 2019 – 4 Mei 2019

5. Pengambilan data 20 Mei 2019

6. Penyusunan dan bimbingan

skripsi

22 – 16 Juli 2019

7. Ujian skripsi 27 Juli 2019

8. Revisi skripsi 29 Juli 2019 – 3 Agustus 2019

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Cara Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan

sistematika fenomena yang diteliti. Observasi di lapangan secara

langsung penerapan hygiene sanitasi rumah makan.

2. Wawancara (Kuesioner)

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari responden, berhadapan atau tatap muka

Page 79: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

60

dengan orang tersebut (face to face). Wawancara untuk memperoleh

data tentang pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah

makan, tindakan petugas sanitarian dan keikutsertaan pelatihan.

4.8.2 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari survei ke lokasi di rumah makan di

Kabupaten Magetan dan wawancara langsung dengan responden

dengan menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan, jumlah rumah makan di Kabupaten Magetan.

4.9 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis

menggunakan komputer, analisa penelitian menghasilkan informasi yang

benar paling tidak ada empat tahapan yaitu :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa atau pengecekan kembali

data maupun kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data, pengisian kuesioner,

dan setelah data terkumpul (Notoatmodjo, 2018).

2. Coding

Coding adalah kegiatan memberikan kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, coding atau

Page 80: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

61

mengkode data bertujuan untuk membedakan berdasarkan karakter

(Notoatmodjo, 2018). Coding pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Coding

No Variabel Kriteria Coding

1

2

3

4

5

Pengetahuan

Pemilik

Rumah Makan

Sikap Pemilik

Rumah Makan

Tindakan

Petugas

Keikutsertaan

Pelatihan

Penerapan

Hygiene

Sanitasi

Rumah Makan

Kurang baik = <50%

Baik = ≥50%

(Sunyoto, Danang, 2013)

Distribusi data tidak normal

maka Hasil Sikap Negatif T

< 20,00

Sikap Positif T ≥ 20,00

(Wahyu, 2018)

0 = Tidak ada kunjungan pet

ugas sanitarian pada kurun

waktu 3 bulan terakhir

minimal 2x kunjungan

1 = Ada kunjungan petugas

sanitarian pada kurun waktu

3 bulan terakhir minimal 2x

kunjungan

(Dinas Kesehatan Magetan,

2018)

0 = Mengikuti pelatihan yang

dijadwalkan Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan 1 tahun

<2x

1 = Mengikuti pelatihan yang

dijadwalkan Dinas Kesehatan

Kabupaten Magetan 1 tahun

≥2x

(Dinas Kesehatan Magetan,

2018)

Kurang baik = <50%

Baik = ≥50%

(Sunyoto, Danang, 2013).

Kurang Baik = 0

Baik = 1

Negatif = 0

Positif = 1

0 = Tidak ada

1 = Ada

0 = Tidak Rutin

1 = Rutin

Kurang baik = 0

Baik = 1

Page 81: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

62

3. Entry

Mengisi masing-masing jawaban dari responden dalam bentuk

“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“software” komputer (Notoatmodjo, 2018).

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data setelah melalui editing

dan coding ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang

dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian.

4.9.1 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas (pengetahuan

pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah makan, tindakan petugas

sanitarian dan keikutsertaan pelatihan), variabel terikat (penerapan

hygiene sanitasi rumah makan).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square (x2) untuk

mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel

bebas dengan variabel terikat. Dasar pengambilan hipotesis penelitian

berdasarkan pada tingkat signifikan dengan derajat kepercayaan (α, <

0,05), hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p < 0,05 (Sugiyono,

2011).

Page 82: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

63

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,

2018). Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang

signifikan dari kedua variabel, yaitu variabel independen

(pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah makan,

tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan) dan variabel dependen

(penerapan hygiene sanitasi rumah makan) yang dianalisis

menggunakan uji statistik Chi Square dan menggunakan system

komputer SPSS dalam perhitungannya.

Syarat uji Chi Square adalah sebagai berikut :

a. Untuk tabel lebih dari 2 x 2 continuity correction, untuk tabel 2 x

2 dengan expected count<5.

b. Sedangkan Fisher’s exact digunakan untuk tabel 2 x 2 dengan

expected count>5.

c. Semua pengamatan dilakukan dengan independen.

d. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan 1 (satu). Sel-sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari

total sel.

Hasil Uji Chi Square hanya dapat menyimpulkan ada atau

tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain

hanya dapat menyimpulkan ada atau tidaknya hubungan antara dua

variabel kategorik. Dengan demikian Uji Chi Square dapat digunakan

untuk mencari hubungan dan tidak dapat untuk melihat seberapa besar

Page 83: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

64

hubungannya atau tidak dapat melihat kelompok mana yang memiliki

resiko lebih besar (Sujarweni, 2015). Penelitian antara dua variabel

dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p < 0,05. Pada studi cross

sectional estimasi resiko relatif dinyatakan dengan rasio prevalen

(RP). Syarat pembacaan hasil output chi-square dalam SPSS yaitu :

a. Jika nilai RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut

menjadi faktor resiko.

b. Jika nilai RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut

tidak menjadi faktor resiko.

c. Jika nilai RP = 1, artinya variabel bebas tersebut tidak menjadi

faktor resiko.

d. Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas kemaknaan

α = 0,05 (5%).

1) Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian (H0) diterima

dan (Ha) ditolak berarti tidak ada hubungan.

2) Jika nilai sig p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) diterima

dan (H0) ditolak berarti ada hubungan.

3) Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti bukan

faktor resiko atau tidak berhubungan.

4) Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti

merupakan faktor resiko atau berhubungan.

Berdasarkan hasil penelitian untuk tabel 2x2 menyatakan bahwa

nilai expected count < 5 dengan jumlah sel 0 (.0%), maka nilai p-value

Page 84: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

65

dilihat dari continuity correction. Data diambil berdasarkan kunjungan

langsung peneliti dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan

langsung.

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah analisa metode statistik yang

memungkinkan kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua

variabel secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis ini

maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap

variabel-variabel lainnya dalam waktu yang bersamaan. (Sujarweni,

2014).

Analisis multivariat bertujuan untuk melihat atau mempelajari

hubungan beberapa variabel (lebih dari satu variabel) independen

dengan satu variabel dependen. Proses analisis multivariat dengan

menghubungkan beberapa variabel independen dan variabel dependen

dalam waktu bersamaan sehingga dapat diketahui variabel independen

manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel

dependen, apakah variabel independen berhubungan dengan variabel

dependen dipengaruhi oleh variabel lain atau tidak (Hastono, 2007).

Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Regresi Logistik.

Langkah yang dilakukan dalam analisis regresi logistik adalah

sebagai berikut (Dahlan, 2014).

Page 85: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

66

a. Melakukan seleksi variabel yang layak dilakukan dalam model

multivariat dengan cara terlebih dahulu melakukan seleksi

bivariat antara masing-masing variabel independen dengan

variabel dependen dengan uji regresi logistik sederhana.

b. Bila hasil analisis bivariat menghasilkan p-value <0,25 atau

termasuk substansi yang penting maka variabel tersebut dapat

dimasukkan dalam model multivariat.

c. Variabel yang memenuhi syarat lalu dimasukkan ke dalam

analisis multivariat.

d. Dari hasil analisis dengan multivariat dengan regresi logistik

menghasilkan p-value masing-masing variabel.

e. Variabel yang p-value >0,05 ditandai dan dikeluarkan satu-

persatu dari model, hingga seluruh variabel yang p-value >0,05

hilang.

f. Pada langkah terakhir akan tampak nilai exp (B), yang

menunjukan bahwa semakin besar nilai exp (B)/ RP maka makin

besar pengaruh variabel tersebut tehadap variabel dependen.

4.10 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

Page 86: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

67

tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2012). Etika yang harus diperhatikan

antara lain :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian,

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta manfaat dilakukanya penelitian. Setelah diberikan

penjelasan, lembar persetujuan di berikan kepada subjek penelitian.

Jika subjek penelitian bersedia di teliti maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Peneliti juga tidak memaksa

subjek penelitian untuk menjadi responden apabila tidak mau untuk di

teliti.

2. Tanpa Nama (Anonimaty)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden sehingga hanya

peneliti saja yang mengetahui hasil jawaban dari masing-masing

responden. Selanjutnya peneliti hanya memberikan kode berupa

nomor urut pada lembar koesioner yang urutannya hanya diketahui

oleh peneliti saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang di berikan oleh responden di jamin

oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas pada

kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah penelitian.

Page 87: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

68

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten

Magetan”. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 20 Mei – 17 Juni 2019.

Dengan jumlah responden sebanyak 43 responden, sedangkan penyajian data

dibagi menjadi dua yaitu data umum dan data khusus. Data umum terdiri dari

karakteristik responden di daerah tersebut meliputi umur, jenis kelamin dan

pendidikan, setelah data umum dipaparkan dilanjutkan dengan data khusus yang

didasarkan pada variabel yang diteliti, yaitu pengetahuan pemilik rumah makan,

sikap pemilik rumah makan, tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan.

5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

5.1.1 Profil Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan merupakan unsur pelaksana

pemerintah daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas, yang bertanggug jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah

Kabupaten Magetan. Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan beralamat di

jalan Imam Bonjol No. 4 Magetan. Dinas kesehatan memiliki peran yang

sangat besar dalam upaya penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas,

merata, dan terjangkau oleh setiap individu, keluarga, dan masyarakat

Kabupaten Magetan pada umumnya. Dinas Kesehatan memiliki

kewenangan desentralisasi di bidang kesehatan dengan fungsi perumusan

kebijakan teknis kesehatan, pemberian perizinan dan pelaksanaan

Page 88: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

69

kesehatan, serta pembinaan terhadap UPTD (Unit Pelaksana Teknis

Daerah) kesehatan (Depkes RI, 2004).

Gambar 5.1 Peta Kabupaten Magetan

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, 2019

5.1.2 Geografis

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan terletak pada 7 38’ 30” lintang

selatan dan 111 20’ 30” bujur timur, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi

b. Sebelah Timur : Kabupaten Madiun

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri

d. Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)

Magetan merupakan Kabupaten terkecil kedua se-Jawa Timur setelah

Kabupaten Sidoarjo, dengan luas 688,8 km2.

Page 89: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

70

5.1.3 Data Kependudukan

Berdasarkan data Proyeksi dari Pusdatin Kementrian Kesehatan RI

dan Biro Pusat Statistik Pusat jumlah penduduk Kabupaten Magetan pada

tahun 2017 sebanyak 628.609 jiwa yang terdiri dari 306.112 jiwa laki-laki

dan 322.497 jiwa perempuan, dengan kepadatan penduduk 912,56 jiwa per

km2. Sementara Sex Ratio penduduk pada tahun 2017 menunjukkan angka

94,92%, yang berarti pertumbuhan penduduk laki-laki lebih kecil dari

perempuan (Dinas Kesehatan, 2019).

5.1.4 Program Kesehatan Kabupaten Magetan

Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan

nasional, dimana derajat kesehatan sangat menentukan sekali dalam

pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia sebagai modal dasar

pembangunan. Di era otonomi daerah, bidang kesehatan merupakan salah

satu bidang pemerintahan dan pembangunan yang wajib dilaksanakan oleh

daerah kabupaten (UU No. 22 Tahun 1999, Ps. 11 ayat 2). Kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU RI

No. 23 Tahun 1992), untuk mewujudkannya diperlukan perencanaan yang

strategis, mantap, terpadu, dan berkesinambungan (Dinas Kesehatan,

2019).

Page 90: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

71

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum

meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan. Sedangkan data khusus

meliputi pengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah makan,

tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan.

5.2.1 Hasil Analisis Univariat

5.2.1.1 Data Umum

Data umum yang diidentifikasi dari pemilik rumah makan di

Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik umur pada pemilik

rumah makan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persen (%)

1

2

3

4

Dewasa Akhir (36-45 tahun)

Lansia Awal (46-55 tahun)

Lansia Akhir (56-65 tahun)

Manula (>65 tahun)

7

14

15

7

16,3

32,6

34,9

16,3

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Dari tabel 5.1 terlihat bahwa pemilik rumah makan di Kabupaten

Magetan paling banyak termasuk golongan lansia akhir (56-65 tahun)

yaitu sebanyak 15 responden (34,9%), sedangkan paling sedikit adalah

golongan dewasa akhir dan manula (>65 tahun) yaitu sebanyak 7

responden (16,3%).

Page 91: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

72

2. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik jenis kelamin pada

pemilik rumah makan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

1

2

Laki-laki

Perempuan

24

19

55,8

44,2

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Dari tabel 5.2 terlihat sebagian besar pemilik rumah makan di

Kabupaten Magetan adalah laki-laki yaitu sebanyak 24 responden

(55,8%).

3. Karakteristik berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik pendidikan pada

pemilik rumah makan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persen (%)

1

2

3

4

5

Tidak sekolah/tidak tamat SD

SD/sederajat

SMP/sederajat

SMA/sederajat

Akademik/perguruan tinggi

3

4

10

20

6

7,0

9,3

23,3

46,5

14,0

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Dari tabel 5.3 terlihat pemilik rumah makan di Kabupaten

Magetan paling banyak berpendidikan SMA/ sederajat yaitu 20

responden (46,5%), sedangkan paling sedikit berpendidikan tidak

sekolah/ tidak tamat SD yaitu 3 responden (7,0%).

Page 92: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

73

5.2.1.2 Data Khusus

Setelah mengetahui data umum dalam penelitian ini maka berikut

akan ditampilkan hasil penelitian yang terkait dengan data khusus dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

1. Pengetahuan Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Magetan

No

Pengetahuan Pemilik

Rumah Makan Frekuensi Persen (%)

1

2

Kurang Baik

Baik

22

21

51,2

48,8

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

pemilik rumah makan di Kabupaten Magetan memiliki pengetahuan

kurang baik yaitu 22 responden (51,2%).

2. Sikap Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pemilik

Rumah Makan di Kabupaten Magetan

No

Sikap Pemilik Rumah

Makan Frekuensi Persen (%)

1

2

Negatif

Positif

30

13

69,8

30,2

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

pemilik rumah makan di Kabupaten Magetan memiliki sikap negatif

yaitu 30 responden (69,8%).

Page 93: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

74

3. Tindakan Petugas pada Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan

Petugas pada Rumah Makan di Kabupaten Magetan

No Tindakan Petugas Frekuensi Persen (%)

1

2

Tidak Ada

Ada

28

15

65,1

34,9

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa tidak adanya

tindakan petugas pada rumah makan di Kabupaten Magetan yaitu

sebesar 28 responden (65,1%).

4. Keikutsertaan Pelatihan yang Diikuti Oleh Pemilik Rumah Makan di

Kabupaten Magetan

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keikutsertaan

Pelatihan yang Diikuti Oleh Pemilik Rumah Makan di

Kabupaten Magetan

No Keikutsertaan Pelatihan Frekuensi Persen (%)

1

2

Tidak Rutin

Rutin

15

28

34,9

65,1

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa pemilik rumah

makan di Kabupaten Magetan rutin mengikuti keikutsertaan pelatihan

yang dijadwalkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yaitu

sebesar 28 responden (65,1%).

Page 94: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

75

5. Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

No

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan Frekuensi Persen (%)

1

2

Kurang Baik

Baik

26

17

60,5

39,5

Jumlah 43 100,0

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat diketahui dari 43 pemilik

rumah makan di Kabupaten Magetan sebagian besar memiliki

penerapan hygiene sanitasi rumah makan dengan kategori kurang baik

(60,5%).

5.2.2 Hasil Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat, variabel independen (faktor pengetahuan

pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah makan, tindakan petugas dan

keikutsertaan pelatihan) dihubungakan dengan variabel dependen

(penerapan hygiene sanitasi rumah makan) yang diuji dengan Uji Chi

Square. Dari hasil uji silang antara variabel independen dengan variabel

dependen akan ditunjukkan sebagai berikut :

1. Hubungan Pengetahuan Pemilik Rumah Makan dengan

Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten

Magetan

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi

silang tentang hubungan pengetahuan pemilik rumah makan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan, sebagai berikut :

Page 95: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

76

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Pemilik Rumah Makan

dengan Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di

Kabupaten Magetan

Pengetahuan

Pemilik

Rumah

Makan

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan

Total

p-Value

RP (95%CI)

Kurang

Baik Baik

N % N % N %

Kurang Baik

Baik

17

9

77,3

42,9

5

12

22,7

57,1

22

21

100

100

0,046 1,803

(1,047-3,104) Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.9 di atas, responden dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan kurang baik lebih banyak pada

kelompok pengetahuan kurang baik (77,3%) dibandingkan kelompok

pengetahuan baik (42,9%). Hasil analisis bivariat diatas didapat

variabel pengetahuan memiliki p-value 0,046 (p < 0,05) yang artinya

ada hubungan pengetahuan pemilik rumah makan dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan dengan nilai RP 1,8, yang artinya

responden dengan pengetahuan kurang baik mempunyai resiko 1,8

kali lebih besar memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah makan

kurang baik dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan

yang baik.

2. Hubungan Sikap Pemilik Rumah Makan dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi

silang tentang hubungan sikap pemilik rumah makan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan, sebagai berikut :

Page 96: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

77

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Sikap Pemilik Rumah Makan dengan

Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten

Magetan

Sikap

Pemilik

Rumah

Makan

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan

Total

p-Value

RP (95%CI)

Kurang

Baik Baik

N % N % N %

Negatif

Positif

22

4

73,3

30,8

8

9

26,7

69,2

30

13

100

100 0,022 2,383

(1,025-5,540) Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.10 di atas, responden dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan kurang baik lebih banyak pada

kelompok sikap negatif (73,3%) dibandingkan kelompok sikap positif

(30,8%). Hasil analisis bivariat diatas didapat variabel sikap pemilik

rumah makan memiliki p-value 0,022 (p < 0,05) yang artinya ada

hubungan sikap pemilik rumah makan dengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan, dengan nilai RP 2,3 yang artinya responden

dengan sikap negatif mempunyai resiko 2,3 kali lebih besar memiliki

penerapan hygiene sanitasi rumah makan yang kurang baik

dibandingkan responden yang mempunyai sikap yang positif.

3. Hubungan Tindakan Petugas dengan Penerapan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi

silang tentang hubungan tindakan petugas dengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan, sebagai berikut :

Page 97: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

78

Tabel 5.11 Tabulasi Silang Tindakan Petugas dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Tindakan

Petugas

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah

Makan

Total

p-Value

RP (95%CI)

Kurang

Baik Baik

N % N % N %

Tidak Ada

Ada

21

5

75,0

33,3

7

10

25,0

66,7

28

15

100

100 0,019 2,250

(1,066-4,749) Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.11 di atas, responden dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan kurang baik lebih banyak pada

kelompok tidak ada tindakan dari petugas (75,0%) dibandingkan

kelompok ada tindakan dari petugas (33,3%). Hasil analisis bivariat

diatas didapat variabel tindakan petugas memiliki p-value 0,019 (p <

0,05) yang artinya ada hubungan tindakan petugas dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan dengan nilai RP 2,2, yang artinya

responden dengan tidak ada tindakan dari petugas mempunyai resiko

2,2 kali lebih besar memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah makan

kurang baik dibandingkan responden yang ada tindakan dari petugas.

4. Hubungan Keikutsertaan Pelatihan dengan Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi

silang tentang hubungan keikutsertaan pelatihan dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan, sebagai berikut :

Page 98: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

79

Tabel 5.12 Tabulasi Silang Keikutsertaan Pelatihan dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Keikutserta

-an

Pelatihan

Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah

Makan

Total

p-Value

RP (95%CI)

Kurang

Baik Baik

N % N % N %

Tidak Rutin

Rutin

12

14

80,0

50,0

3

14

20,0

50,0

15

28

100

100 0,112 1,600

(1,022-2,506) Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.12 di atas, responden dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan kurang baik lebih banyak pada

kelompok tidak rutin dalam keikutsertaan pelatihan (80,0%)

dibandingkan kelompok rutin dalam keikutsertaan pelatihan (50,0%).

Hasil analisis bivariat diatas didapat variabel keikutsertaan pelatihan

memiliki p-value 0,112 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan

keikutsertaan pelatihan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah

makan dengan nilai RP 1,6, yang artinya responden dengan tidak rutin

dalam keikutsertaan pelatihan mempunyai resiko 1,6 kali lebih besar

memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah makan kurang baik

dibandingkan responden yang rutin dalam keikutsertaan pelatihan.

5.2.3 Hasil Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan beberapa

variabel independen terhadap satu variabel dependen secara bersama-

sama. Analisis multivariat yang digunakan adalah analisis regresi logistik

untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh dalam

variabel dependen.

Page 99: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

80

Variabel yang menjadi kandidat model multivariat adalah variabel

independen dengan nilai p<0,25 dalam analisis bivariat. Variabel-variabel

yang masuk ke dalam model multivariat dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat

No Variabel RP 95%CI P

1

2

3

4

Pengetahuan Pemilik Rumah Makan

Sikap Pemilik Rumah Makan

Tindakan Petugas

Keikutsertaan Pelatihan

1,803

2,383

2,250

1,600

(1,047-3,104)

(1,025-5,540)

(1,066-4,749)

(1,022-2,506)

0,046

0,022

0,019

0,112

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.13 diatas bahwa dari hasil analisis bivariat maka

variabel dengan nilai p<0,25 yang masuk ke dalam model multivariat yaitu

variabelpengetahuan pemilik rumah makan, sikap pemilik rumah makan,

tindakan petugas dan keikutsertaan pelatihan. Kemudian dilakukan analisis

regresi logistik ganda dengan metode Backward LR, yaitu memasukkan

semua variabel independen ke dalam model, tetapi kemudian satu per satu

variabel independen dikeluarkan dari model berdasarkan kriteria

kemaknaan statistik tertentu. Variabel yang dapat masuk dalam model

regresi logistik adalah variabel yang mempunyai nilai p-value <0,05.Hasil

analisis regresi logistik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.14 Variabel yang Berhubungan dengan Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

No Variabel Nilai B aRP 95%CI P

1

2

Sikap Pemilik Rumah Makan

Tindakan Petugas

Konstanta

1,612

1,594

-1,668

5,015

4,923

1,094-22,985

1,145-21,164

0,038

0,032

Sumber : Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa setelah di analisis

menggunakan multivariat dengan metode Backward LR didapatkan hasil

Page 100: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

81

bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penerapan hygiene sanitasi

rumah makan yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

adalah :

1. Pemilik rumah makan dengan sikap negatif memiliki resiko 5,015 kali

lebih besar dalam penerapan hygiene sanitasi rumah makan yang

kurang baik dibandingkan responden yang mempunyai sikap yang

positif, dimana p-value 0,038 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara

sikap pemilik rumah makan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah

makan di Kabupaten Magetan dengan nilai (95% CI=1,094-22,985).

2. Rumah makan dengan tidak adanya tindakan petugas memiliki resiko

4,923 kali lebih beresiko dalam penerapan hygiene sanitasi rumah

makan yang kurang baik dibandingkan rumah makan yang ada

tindakan petugas, dimana p-value 0,032< 0,05 yang artinya yang

berarti ada hubungan antara sikap pemilik rumah makan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan

dengan nilai (95% CI=1,145-21,164).

5.3 Pembahasan

5.3.1 Faktor yang Berpengaruh dengan Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan di Kabupaten Magetan

1. Pengaruh antara Sikap Pemilik Rumah Makan dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Pada hasil Chi-Square menunjukkan bahwa hasil p-value Sig 0,022

< 0,05 berarti ada hubungan antara sikap pemilik rumah makan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan. Jadi,

Page 101: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

82

responden dengan sikap negatif mempunyai resiko 2,3 kali lebih besar

memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah makan yang kurang baik

dibandingkan responden yang mempunyai sikap yang positif (95%CI=

1,025-5,540). Sedangkan pada uji regresi logistik menunjukkan bahwa

p-value 0,038 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara sikap pemilik

rumah makan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan dengan

α RP= 5,015 (95%CI= 1,094-22,985), sehingga dapat diartikan

responden dengan sikap negatif mempunyai resiko 5,015 kali lebih

besar memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah makan yang kurang

baik dibandingkan responden yang mempunyai sikap yang positif.

Dalam penelitian ini proporsi responden yang memiliki sikap negatif

sebanyak 30 responden (69,8%) dan responden yang memiliki sikap

positif sebanyak 13 responden (30,2%). Faktor tersebut merupakan

faktor resiko penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati

(2013) tentang faktor yang berhubungan dengan praktik sanitasi pada

pedagang makanan di sekitar Wisata Pantai Logending Kecamatan

Ayah Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa analisis dengan

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p-value 0,001 (<0,05)

sehingga H0 ditolak. Hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara

sikap dengan praktik sanitasi pedagang makanan disekitar Wisata

Pantai Logending Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Hal tersebut

Page 102: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

83

dikarenakan lingkungan sekitar pedagang kurang memperhatikan

kebersihan misal nya air untuk mencuci tangan tidak dari air mengalir

sehingga hanya disediakan pada wadah tanpa adanya sarana yang

mendukung (tissue dan sabun pencuci tangan). Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan

merupakan suatu reaksi terbuka. Sikap merupakan objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo,

2018).

Hal ini didukung ketika peneliti melakukan wawancara dengan

responden pemilik rumah makan, berdasarkan fakta yang ditemukan

pada saat peneliti melakukan wawancara bahwa pemilik rumah makan

juga sebagai penjamah makanan yang bertugas mengolah makanan,

menjamah makanan, menyiapkan makanan layaknya penjamah

makanan. Hasil dari pernyataan kuesioner, sebagian besar dari

responden yang masih bersikap negatif 33 responden (69,8%), tidak

melengkapi sabun dan alat pengering (tissue) pada wastafel di rumah

makan yang ia kelola, tidak memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) pada rumah makan, pemilik rumah makan kurang

memonitoring penjamah makanan yaitu penjamah makanan masih

memelihara kuku panjang, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah

menangani makanan.

Page 103: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

84

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap

pemilik rumah makan menjadi faktor resiko penerapan hygiene sanitasi

rumah makan di Kabupaten Magetan. Hal ini dikarenakan belum

terlengkapinya sarana dan prasarana untuk meningkatan kebersihan

rumah makan yang ia kelola serta pemilik rumah makan yang kurang

memperhatikan kebersihan penjamah makanan.

2. Pengaruh antara Tindakan Petugas dengan Penerapan Hygiene

Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Pada hasilChi-Square menunjukkan bahwa hasil p-value Sig 0,019

< 0,05 berarti ada hubungan antara tindakan petugas dengan penerapan

hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan. Jadi, tindakan

petugas dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan dengan nilai

RP 2,2, yang artinya responden dengan tidak ada tindakan dari petugas

mempunyai resiko 2,2 kali lebih besar memiliki penerapan hygiene

sanitasi rumah makan kurang baik dibandingkan responden yang ada

tindakan dari petugas (95%CI= 1,066-4,749). Sedangkan pada uji

regresi logistik menunjukkan bahwa p-value 0,032< 0,05 yang berarti

ada hubungan antara tindakan petugasdengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan dengan α RP= 4,923 (95%CI= 1,145-21,164),

sehingga dapat diartikan responden dengan tidak ada tindakan petugas

mempunyai resiko 4,923 kali lebih besar memiliki penerapan hygiene

sanitasi rumah makan yang kurang baik dibandingkan responden

dengan adanya tindakan petugas. Dalam penelitian ini proporsi rumah

makan dengan tidak adanya tindakan petugas sebanyak 28 rumah

Page 104: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

85

makan (65,1%) dan rumah makan dengan adanya tindakan petugas

sebanyak 15 rumah makan (34,9%). Faktor tersebut merupakan faktor

resiko penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan.

Petugas sanitarian adalah tenaga kesehatan lingkungan

berpendidikan minimal Sarjana (S1) yang telah mendapatkan pelatihan

dibidang Hygiene Sanitasi Makanan (Kepmenkes, 2003). Jika tugas dan

tanggung jawabnya dilakukan dengan baik, maka akan tercapai tingkat

keberhasilnnya, dengan mengukur tingkat derajat kesehatan

masyarakat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Harnani

(2018) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan hygiene sanitasi

rumah makan di Kelurahan Tangkerang Labuai Kota Pekanbaru

menyatakan bahwa hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara

penyuluhan petugas sanitarian dengan hygiene sanitasi rumah makan

(POR=17,5). Hal ini dapat disimpulkan bahwa rumah makan yang tidak

mendapatkan penyuluhan dari petugas sanitarian beresiko 17,5 kali

untuk tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dibandingkan

rumah makan yang mendapatkan penyuluhan dari petugas sanitarian.

Hal ini didukung ketika peneliti melakukan wawancara dengan

responden pemilik rumah makan. Hasil dari pernyataan kuesioner,

sebagian besar dari pemilik rumah makan yaitu 28 rumah makan

(65,1%) tidak terdapat kunjungan dari petugas sanitarian Puskesmas

setempat karena minimnya tenaga kerja sanitarian yang hanya 1 petugas

Page 105: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

86

sanitarian dalam 1 Puskesmas setempat, sedangkan rumah makan di 1

wilayah kerja Puskesmas cukup banyak jumlah nya sehingga petugas

sanitarian tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan optimal.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan

petugas menjadi faktor resiko penerapan hygiene sanitasi rumah makan

di Kabupaten Magetan. Hal ini dikarenakan minimnya petugas

sanitarian yang hanya 1 Puskesmas 1 petugas sanitarian yang kurang

mengoptimalkan waktu kunjungan pada rumah makan.

5.3.2 Faktor yang Tidak Berpengaruh dengan Penerapan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan di Kabupaten Magetan

1. Pengaruh antara Pengetahuan Pemilik Rumah Makan dengan

Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Pada hasil Chi-Square menunjukkan bahwa hasil p-value Sig

0,046< 0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan pemilik rumah

makan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan. Jadi, responden dengan pengetahuan kurang baik mempunyai

resiko 1,8 kali lebih besar memiliki penerapan hygiene sanitasi rumah

makan kurang baik dibandingkan responden yang mempunyai

pengetahuan yang baik (95% CI= 1,047-3,104). Sedangkan pada uji

regresi logistik menunjukkan bahwa p-value 0,360>0,05 yang berarti

pengetahuan pemilik rumah makan adalah variabel yang tidak

berpengaruh dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan di

Kabupaten Magetan.

Page 106: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

87

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fithri

(2016) tentang Hygiene dan Sanitasi pada Penjamah Makanan di Kntin

Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasi uji statistik

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p (sig) = 0,673 (sig<0,05),

yang berarti tidak hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

personal hygiene dan sanitasi makanan pada penjamah makanan di

kantin Universitas Esa Unggul.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Swamilaksita

(2016) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene

sanitasi di kantin Universitas Esa Unggul menyatakan bahwa hasil uji

statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p (sig) = 0,012

(sig<0,05), yang berarti ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan penerepan hygiene sanitasi di kantin Universitas

Esa Unggul tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak dari

pemilik kantin dan penjamah makanan yang ada di kantin Universitas

Esa Unggul berpengetahuan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi

pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi makanan belum tentu diikuti

semakin baik prakteknya dalam hygiene dan sanitasi makanan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chusna (2013),

menyatakan bahwa hasil uji Fisher, diperoleh p-value sebesar 0,015

(p<0,05), yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan

hygiene sanitasi kantin. Hal ini sesuai dengan pernyataan perilaku atau

praktik, jika didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (Notoatmodjo,

2018).

Page 107: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

88

Hal ini didukung ketika peneliti melakukan wawancara dengan

responden pemilik rumah makan. Hasil dari pernyataan kuesioner,

menyebutkan bahwa dari semua responden 51,2% memiliki

pengetahuan kurang baik, yang dikarenakan responden pada pemilik

rumah makan paling banyak termasuk golongan umur lansia akhir (56-

65 tahun) yang menganggap bahwa menggunakan kantong plastik

warna hitam untuk membungkus makanan adalah kemasan yang baik

untuk digunakan, kurangnya mengikuti pelatihan yang dikarenakan

tempat pelatihan dengan jarak rumah makan jauh untuk dijangkau, tidak

membedakan antara sampah organik dan sampah anorganik serta pada

saat menangani makanan mereka sembari memegang uang ketika ada

konsumen yang akan membayar.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

pemilik rumah makan bukan menjadi faktor resiko penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan.

2. Pengaruh antara Keikutsertaan Pelatihan dengan Penerapan

Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kabupaten Magetan

Pada hasil Chi-Square menunjukkan bahwa hasil p-value Sig 0,112

> 0,05 berarti tidak ada hubungan antara keikutsertaan pelatihan dengan

penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan.

Sedangkan pada uji regresi logistik menunjukkan bahwa p-value 0,203

> 0,05 yang berarti keikutsertaan pelatihan adalah variabel yang tidak

berpengaruh dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan di

Kabupaten Magetan.

Page 108: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

89

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Swamilaksita (2016) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penerapan hygiene sanitasi di kantin Universitas Esa Unggul

menyatakan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square

didapatkan nilai p (sig)=0,096 (sig<0,05) yang berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan penerapan hygiene

sanitasi di kantin. Hal ini dikarenkan ketidakberhasilan pelatihan yang

diadakan oleh Dinas Kesehatan yaitu kurangnya minat dari pemilik

kantin dan penjamah makanan untuk mengikuti pelatihan tentang

hygiene sanitasi makanan, disamping itu adalah waktu pelatihan yang

kurang tepat yaitu pada jam-jam aktif bekerja jam 08.00 WIB-selesai.

Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai hal agar peserta pelatihan

tertarik untuk mengikuti pelatihan tersebut yaitu dengan memberikan

door price bagi 10 peserta yang datang paling awal, akan tetapi usaha

tersebut kurang berhasil dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya menjaga kualitas sarana kantin dalam mengolah makanan.

Hal ini didukung ketika peneliti melakukan wawancara dengan

responden pemilik rumah makan. Hasil dari pernyataan kuesioner,

menyebutkan bahwa dari semua responden 34,9% mengikuti pelatihan

tidak rutin, yang dikarenakan jam yang dijadwalkan untuk pelatihan

adalah jam 10.00-14.00 WIB dimana pada jam tersebut bertepatan pada

jam makan siang sehingga kondisi rumah makan sedang ramai

pengunjung untuk itu pemilik rumah makan lebih mementingkan

Page 109: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

90

melayani konsumen, pemilik rumah makan menginginkan bahwa

pelatihan diadakan di Puskesmas setempat supaya jarak yang ditempuh

tidak membutuhkan waktu lama serta pemilik rumah makan menanggap

bahwa materi pelatihan adalah monoton dan kurang menarik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

keikutsertaan pelatihan bukan menjadi faktor resiko penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional yaitu penelitian satu

kali waktu yang mana penelitian ini kurang memiliki hasil yang akurat

terhadap kondisi riil responden pada saat dilakukan penelitian. Namun

untuk meminimalisir hal tersebut peneliti melakukan pengamatan

dengan menggunakan lembar observasi, untuk memperkuat hasil dari

penelitian.

2. Dalam penelitian ini menggunakan uji non parametrik untuk

mengetahui hubungan antar variabel dependen dan independen, uji ini

memiliki tingkat kepekaan yang kurang meskipun hasilnya

berhubungan. Namun untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti

melengkapinya dengan teori dan penelitian terdahulu yang mendukung

penelitian ini.

Page 110: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

91

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan hygiene sanitasi rumah

makan di Kabupaten Magetan, sebagai berikut :

1. Tidak ada pengaruh pengetahuan pemilik rumah makan terhadap

penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan (p

value= 0,360 (α RP= 2,052; 95% CI= 0,440-9,565)).

2. Ada pengaruh sikap pemilik rumah makan terhadap penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan (p-value= 0,038 (α RP=

5,015; 95% CI= 1,094-22,985)).

3. Ada pengaruh tindakan petugas terhadap penerapan hygiene sanitasi

rumah makan di Kabupaten Magetan (p-value= 0,032 (α RP= 4,923;

95% CI= 1,145-21,164)).

4. Tidak ada pengaruh keikutsertaan pelatihan terhadap penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan (p-value= 0,203 (α RP=

2,843; 95% CI= 0,570-14,188)).

5. Faktor yang paling berpengaruh adalah sikap pemilik rumah makan

terhadap penerapan hygiene sanitasi rumah makan di Kabupaten

Magetan (p-value= 0,038 (α RP= 5,015; 95% CI= 1,094-22,985)).

Page 111: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

92

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Magetan

1. Melengkapi sarana dan prasana di rumah makan khususnya sarana

hygiene sanitasi rumah makan misalnya melengkapi tissue pada setiap

meja makan, maupun wastafel yang dilengkapi sabun cuci tangan dan

alat pengering (tissue).

2. Memonitoring penjamah makanan supaya memperhatikan personal

hygiene penjamah makanan sesuai dengan prosedur sanitasi yang

memadahi untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang

ditanganinya.

6.2.2 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

Mengoptimalkanwaktu kunjungan petugas dalam rangka Inspeksi

Kesehatan Lingkungan (IKL) pada rumah makan yang terdaftar di Dinas

Kesehatan Kabupaten Magetan minimal 1 bulan 1 kali guna menyehatkan

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) rumah makan di Kabupaten

Magetan.

6.2.3 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Meningkatkan ketersediaan sumber bacaan atau literatur yang

berhubungan dengan penerapan rumah makan dalam rangka meningkatkan

hygiene sanitasi rumah makan atau restoran.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini belum sempurna karena keterbatasan peneliti,

diharapkan peneliti lain mampu mengembangkan penelitian lain mengenai

Page 112: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

93

penerapan hygiene sanitasi rumah makan dari segi faktor dan variabel

yang berbeda agar dapat mengembangkan penelitian di masa yang akan

datang. Bagi peneliti selanjutnya perlu menggunakan ukuran ataupun

metode yang dapat menghindarkan atau meminimalkan adanya recall bias.

Page 113: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

94

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arisman. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : Buku

Kedokteran ECG.

Chusna, Fina Izzatul. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sarana Sanitasi

Kantin Di Universitas Semarang. Unnes Journal of Public Health.

Dahlan, Sopiyudin. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia.

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan. 2017. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan 2017.

. 2018. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Magetan 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017.

Fithri, Nayla Kamilia. 2016. Higiene dan Sanitasi Pada Penjamah Makanan di

Kantin Universitas Esa Unggul. Jurnal INOHIM, Volume 4 Nomor 2,

Desember 2016.

Handayani, Wahyu Dwi. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan

Sampah Pasar Tradisional Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan,

Kabupaten Madiun. Skripsi. Madiun : STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Harnani, Yessi. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Higiene dan

Sanitasi Rumah Makan di Kelurahan Tangkerang Labuai Kota Pekanbaru.

Jurnal (CMJ) Vol I No 2 Mei 2018.

Hartanto, Andry dan Palupi Widyastuti. 2016. Penyakit Bawaan Makanan.

Jakarta : Buku Kedokteran ECG.

Hastono, S.P. 2007. Modul: Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

Hidayat, A.A. 2012. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Page 114: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

95

Hitipeuw, Michelle Regina Christanty, Oksfriani Jufri Sumampouw dan Rahayu

H. Akili. 2018. Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Di Kompleks Wanea

Plaza Kota Manado. Jurnal KESMAS, Volume 7 No 4.

Menkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan atau Restoran.

Menkes RI. 2009. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Makanan.

Moehji, Sjahmien. 2017. Dasar-dasar Ilmu Gizi 2. Jakarta : Pustaka Kemang.

Mukono. 2004. Hygiene Sanitasi Hoyel dan Restoran. Surabaya : Pusat

Penerbitan dan Percetakan Unair.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Purnawijayanti, Hiasinta A. 2011. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja

Dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Kanisius.

Rachmatina, Luthfi Dina. 2018. Analisis Hygiene Sanitasi Rumah Makan Di

Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Surakarta :

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rauf, Rusdin. 2013. Sanitasi Pangan dan HACCP. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rosjidi, Cholik Harun, Laily Isro’in dan Nurul Sri Wahyuni. 2017. Penyusunan

Proposal dan Laporan Penelitian Step By Step. Ponorogo : Unmuh

Ponorogo Press.

Santoso, Imam. 2015. Imspeksi Sanitasi Tempat-tempat Umum. Yogyakarta :

Gosyen Publishing.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian, Cetakan ke 25. Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, V.Wiratna. 2014. Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava

Medika.

Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru

Press.

Page 115: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

96

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta :

Prenada Media.

Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya

Manusia (Praktik Penelitian). Yogyakarta : Center of Academic Publishing

Service.

Suyono dan Budiman. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks

Lingkungan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.

Swamilaksita, Prita Dhyani. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Higiene Sanitasi di Kantin Universitas Esa Unggul. Nutrire Diaita Volume

8 Nomor 2, Oktober 2016.

Wati, Carina Agoestin Intan. 2013. Faktor yang Berhubungan Dengan Praktek

Sanitasi Pada Pedagang Makanan di Sekitar Wisata Pantai Logending

Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Unnes Journal of Public Health.

Page 116: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
Page 117: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

97

Lampiran 1

Pengajuan Judul Skripsi

Page 118: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

98

Lampiran 2

Surat Izin Validitas dan Reliabilitas

Page 119: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

99

Lampiran 3

Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Page 120: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

100

Lampiran 4

Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

Page 121: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

101

Lampiran 5

Balasan Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Page 122: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

102

Page 123: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

103

Lampiran 6

Balasan Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan

Page 124: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

104

Lampiran 7

Lembar Pengantar Penelitian

Nama Rumah Makan :

Nama Responden :

No. Responden :

Nama Peneliti :

Datang Pertama : Hari : Tanggal : Jam :

Datang Kedua : Hari : Tanggal : Jam :

Datang Ketiga : Hari : Tanggal : Jam :

Observasi dan Wawancara : Berhasil / Tidak Berhasil

(*coret yang tidak perlu)

Magetan, Mei 2019

Responden,

(……………………..)

Page 125: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

105

Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat kejelasan serta mengetahui manfaat penelitian dengan

judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah

Makan di Kabupaten Magetan”. Saya menyatakan setuju/tidak setuju

diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila sewaktu-waktu dirugikan

dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan. Saya mengetahui bahwa

informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi peningkatan ilmu

kesehatan masyarakat dan akan dijamin kerahasiaannya

Magetan, Mei 2019

Responden,

(……………………..)

Page 126: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

106

Lampiran 9

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN HYGIENE

SANITASI RUMAH MAKAN DI KABUPATEN MAGETAN

IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir Responden (Lingkari Salah Satu)

a. Tidak sekolah/tidak tamat SD

b. SD/sederajat

c. SLTP/sederajat

d. SMA/Sederajat

e. Akademik/perguruan tinggi

Page 127: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

107

PERNYATAAN KUESIONER

Petunjuk pengisian :

Bacalah beberapa pernyataan dibawah ini, lalu pilihlah satu pilihan yang tersedia

di sampingnya dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia,

dengan keterangan sebagai berikut :

A. Pengetahuan Responden

No Pernyataan Jawaban

Benar Salah

1 Air sumur gali dapat digunakan untuk pengolahan

makanan.

2 Penggunaan air PDAM untuk pencucian peralatan

lebih bersih dari pada air sumur gali.

3 Pemisahan sampah organik dan anorganik sangat

diperlukan.

4 Tempat sampah yang sudah full tidak perlu segera

dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

5 Air PDAM dapat digunakan untuk pencucian bahan

makanan.

6 Memegang uang saat mengolah makanan adalah

kegiatan yang tidak dapat menimbulkan cemaran

pada makanan.

7 Sampah organik dan anorganik dapat di jadikan satu

dalam tempat sampah.

8 Lokasi rumah makan yang berdekatan dengan

sumber pencemar (Tempat Pembuangan Sampah)

akan menimbulkan bau tidak sedap sehingga

menimbulkan adanya lalat.

9 Toilet pria dan wanita harus dibedakan.

10 Kantong plastik warna hitam adalah kemasan yang

baik untuk membungkus makanan.

Page 128: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

108

B. Sikap Responden

No Pernyataan

Jawaban

Sangat

Setuju Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

1 Wastafel dilengkapi dengan sabun

cuci tangan dan alat pengering

(tissue).

2 Merasa risih apabila rumah makan

banyak didatangi lalat.

3 Selalu mengikuti pelatihan tentang

pengeloaan hygiene sanitasi rumah

makan yang dijadwalkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Magetan.

4 Penjamah makanan diperbolehkan

memelihara kuku panjang asalkan

bersih.

5 Ketika memasak makanan,

penjamah harus menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD), seperti

celemek, sarung tangan dan tutup

rambut.

6 Rumah makan harus memiliki

Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) sebelum limbah hasil

pengolahan dibuang ke parit.

7 Bahan makanan tidak perlu

dibersihkan sebelum diiris atau

dipotong, asalkan dimasak sampai

matang.

8 Adanya lalat ditempat penyajian

makanan dapat mempengaruhi

keamanan makanan tersebut.

9 Bersin dan berbicara saat mengolah

dan menyajikan makanan adalah hal

yang biasa dilakukan.

10 Tumpukkan sampah yang

berserakan di dekat rumah makan

dapat menyebabkan makanan

tercemar.

Page 129: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

109

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang ( ) di kolom

yang sesuai.

C. Tindakan Petugas

1. Apakah ada kunjungan oleh petugas sanitarian dari Puskesmas setempat di

rumah makan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir?

Tidak Ada

Ada

2. Kapan terakhir petugas sanitarian mendatangi rumah makan untuk

melakukan inspeksi kesehatan lingkungan rumah makan?

Februari, 2019

Maret, 2019

April, 2019

3. Dalam 1 bulan, berapa kali petugas sanitarian dari Puskesmas mengunjungi

rumah makan?

2x

1x

3x

D. Keikutsertaan Pelatihan

1. Apakah pemilik rumah makan rutin mengikuti pelatihan tentang

pengelolaan hygiene sanitasi rumah makan yang dijadwalkan oleh Dinas

Kabupaten Magetan yang telah terjadwal 6 bulan sekali?

Tidak Rutin

Rutin

2. Dimana tempat mengikuti pelatihan tentang pengelolaan hygiene sanitasi

rumah makan?

Puskesmas Setempat

Dinas Kesehatan

Kegiatan Lingkungan

3. Dalam 1tahun, berapa kali pelatihan tentang pengelolaan hygiene sanitasi

rumah makan yang dijadwalkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan?

2x

1x

3x

4. Kapan terakhir mengikuti pelatihan tentang pengelolaan hygiene sanitasi

rumah makandijadwalkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan?

Oktober, 2018

Maret, 2019

Page 130: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

110

Lampiran 10

LEMBAR OBSERVASI

Observasi Hygiene Sanitasi Rumah Makan

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Persyaratan lokasi dan bangunan

a. Lokasi tidak berada pada arah angin dari sumber

pencemaran debu, asap dan bau.

b. Bangunan terpisah dari tempat tinggal temasuk tempat

tidur.

2 Persyaratan fasilitas sanitasi

a. Air bersih tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

b. Pembuangan air limbah mengalir dengan lancar

dilengkapi dengan grease trap.

c. Letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur

atau ruang makan.

d. Sampah diangkut tiap 24 jam.

3 Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

a. Dapur dilengkapi fasilitas penyimpanan bahan makanan

(kulkas dan freezer).

b. Perlengkapan ruang makan selalu bersih.

c. Gudang makanan terbuat rapat serangga dan tikus.

4 Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

a. Kondisi fisik bahan makanan dalam keadaan baik dan

segar.

b. Makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda kerusakan

dan terdaftar pada Depkes RI.

5 Persyaratan pengolahan makanan

a. Proses pengolahan menggunakan peralatan dengan benar.

6 Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

a. Penempatan bahan makanan terpisah dengan makanan

jadi.

b. Cara penyimpanan bahan makanan jadi dengan cara

tertutup.

7 Persyaratan penyajian makanan jadi

a. Penyajian makanan harus dengan tempat yang bersih

8 Persyaratan peralatan

a. Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan peralatan

selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan.

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan atau

Restoran

Page 131: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

111

Lampiran 11

HASIL VALIDITAS

Validitas Kuesioner Pengetahuan Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Ngawi

Correlations

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Soal 7

Soal 8

Soal 9

Soal 10 Total_Skor

Soal_ Pengetahuan_1

Pearson Correlation

1 .115 .545* .882

** .058 .236 .081 .000 .061 .065 .509

*

Sig. (2-tailed) .628 .013 .000 .808 .317 .735 1.000 .800 .786 .022

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_2

Pearson Correlation

.115 1 -.314 .000 .905** .204 .420 .408 .314 .113 .558

*

Sig. (2-tailed) .628 .177 1.000 .000 .388 .065 .074 .177 .637 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_3

Pearson Correlation

.545* -.314 1 .663

** -.179 .385 -.015 -.171 .341 .318 .473

*

Sig. (2-tailed) .013 .177 .001 .450 .094 .951 .471 .142 .171 .035

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_4

Pearson Correlation

.882** .000 .663

** 1 .154 .312 .031 -.089 .206 .074 .546

*

Sig. (2-tailed) .000 1.000 .001 .518 .181 .898 .709 .384 .758 .013

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_5

Pearson Correlation

.058 .905** -.179 .154 1 .287 .380 .328 .453

* .124 .620

**

Sig. (2-tailed) .808 .000 .450 .518 .220 .098 .158 .045 .601 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 132: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

112

Soal_ Pengetahuan_6

Pearson Correlation

.236 .204 .385 .312 .287 1 .343 .250 .171 .482* .690

**

Sig. (2-tailed) .317 .388 .094 .181 .220 .139 .288 .471 .031 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_7

Pearson Correlation

.081 .420 -.015 .031 .380 .343 1 .514* -.015 .047 .451

*

Sig. (2-tailed) .735 .065 .951 .898 .098 .139 .020 .951 .843 .046

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_8

Pearson Correlation

.000 .408 -.171 -.089 .328 .250 .514* 1 .043 .322 .485

*

Sig. (2-tailed) 1.000 .074 .471 .709 .158 .288 .020 .858 .167 .030

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_9

Pearson Correlation

.061 .314 .341 .206 .453* .171 -.015 .043 1 .083 .473

*

Sig. (2-tailed) .800 .177 .142 .384 .045 .471 .951 .858 .729 .035

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Pengetahuan_10

Pearson Correlation

.065 .113 .318 .074 .124 .482* .047 .322 .083 1 .601

**

Sig. (2-tailed) .786 .637 .171 .758 .601 .031 .843 .167 .729 .005

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total_Skor Pearson Correlation

.509* .558

* .473

* .546

* .620

** .690

** .451

* .485

* .473

* .601

** 1

Sig. (2-tailed) .022 .011 .035 .013 .004 .001 .046 .030 .035 .005

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 133: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

113

Validitas Kuesioner Sikap Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Ngawi

Correlations

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Soal 5

Soal 6

Soal 7

Soal 8

Soal 9

Soal 10

Total_ Score

Soal_ Sikap_1

Pearson Correlation

1 .296 .977** .766

** .491

* .437 .296 .651

** .929

** .676

** .868

**

Sig. (2-tailed) .204 .000 .000 .028 .054 .204 .002 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Sikap_2

Pearson Correlation

.296 1 .259 .274 .357 -.003 1.000** .546

* .342 .229 .583

**

Sig. (2-tailed) .204 .270 .243 .122 .991 .000 .013 .140 .332 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Sikap_3

Pearson Correlation

.977** .259 1 .836

** .527

* .510

* .259 .618

** .952

** .756

** .890

**

Sig. (2-tailed) .000 .270 .000 .017 .022 .270 .004 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Sikap_4

Pearson Correlation

.766** .274 .836

** 1 .557

* .539

* .274 .449

* .796

** .923

** .849

**

Sig. (2-tailed) .000 .243 .000 .011 .014 .243 .047 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Sikap_5

Pearson Correlation

.491* .357 .527

* .557

* 1 .457

* .357 .413 .502

* .722

** .709

**

Sig. (2-tailed) .028 .122 .017 .011 .043 .122 .070 .024 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_ Sikap_6

Pearson Correlation

.437 -.003 .510* .539

* .457

* 1 -.003 .333 .485

* .631

** .572

**

Sig. (2-tailed) .054 .991 .022 .014 .043 .991 .152 .030 .003 .008

Page 134: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

114

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_Sikap_7 Pearson Correlation

.296 1.000** .259 .274 .357 -.003 1 .546

* .342 .229 .583

**

Sig. (2-tailed) .204 .000 .270 .243 .122 .991 .013 .140 .332 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_Sikap_8 Pearson Correlation

.651** .546

* .618

** .449

* .413 .333 .546

* 1 .711

** .376 .747

**

Sig. (2-tailed) .002 .013 .004 .047 .070 .152 .013 .000 .102 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_Sikap_9 Pearson Correlation

.929** .342 .952

** .796

** .502

* .485

* .342 .711

** 1 .719

** .901

**

Sig. (2-tailed) .000 .140 .000 .000 .024 .030 .140 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Soal_Sikap_10 Pearson Correlation

.676** .229 .756

** .923

** .722

** .631

** .229 .376 .719

** 1 .825

**

Sig. (2-tailed) .001 .332 .000 .000 .000 .003 .332 .102 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total_Score Pearson Correlation

.868** .583

** .890

** .849

** .709

** .572

** .583

** .747

** .901

** .825

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .000 .008 .007 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 135: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

115

Validitas Kuesioner Tindakan Petugas di Kabupaten Ngawi

Correlations

Soal 1

Soal 2

Soal 3 Total_Skor

Soal_ Tindakan_Petugas_1

Pearson Correlation 1 .724** .724

** .878

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 20 20 20 20

Soal_ Tindakan_Petugas_2

Pearson Correlation .724** 1 1.000

** .966

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 20 20 20 20

Soal_ Tindakan_Petugas_3

Pearson Correlation .724** 1.000

** 1 .966

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 20 20 20 20

Total_Skor Pearson Correlation .878** .966

** .966

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Validitas Kuesioner Keikutsertaan Pelatihan di Kabupaten Ngawi

Correlations

Soal 1

Soal 2

Soal 3

Soal 4

Total_ Skor

Soal_ Pelatihan_Petugas_1

Pearson Correlation 1 .126 .126 .174 .437

Sig. (2-tailed) .597 .597 .463 .054

N 20 20 20 20 20

Soal_ Pelatihan_Petugas_2

Pearson Correlation .126 1 1.000** .724

** .916

**

Sig. (2-tailed) .597 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20

Soal_ Pelatihan_Petugas_3

Pearson Correlation .126 1.000** 1 .724

** .916

**

Sig. (2-tailed) .597 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20

Soal_ Pelatihan_Petugas_4

Pearson Correlation .174 .724** .724

** 1 .851

**

Sig. (2-tailed) .463 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20

Total_Skor Pearson Correlation .437 .916** .916

** .851

** 1

Sig. (2-tailed) .054 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji validitas dapat dilihat pada tabel Corellation. Dengan menggunakan

jumlah responden sebanyak 20 maka nilai r tabel diperoleh melalui tabel r product

moment pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 20-2 = 18, maka r

tabel = 0,4438. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel.

Page 136: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

116

Lampiran 12

Hasil Reliabilitas

Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Ngawi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.716 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_Pengetahuan_1 5.9000 7.042 .379 .695

Soal_Pengetahuan_2 6.1500 6.766 .414 .688

Soal_Pengetahuan_3 6.0000 7.053 .324 .702

Soal_Pengetahuan_4 5.9500 6.892 .414 .689

Soal_Pengetahuan_5 6.2000 6.589 .490 .676

Soal_Pengetahuan_6 6.2500 6.408 .579 .662

Soal_Pengetahuan_7 5.8000 7.326 .340 .702

Soal_pengetahuan_8 6.0500 6.997 .333 .701

Soal_Pengetahuan_9 6.0000 7.053 .324 .702

Soal_Pengetahuan_10 5.5500 5.839 .332 .728

Page 137: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

117

Reliabilitas Kuesioner Sikap Pemilik Rumah Makan di Kabupaten Ngawi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.914 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_Sikap_1 27.00 41.474 .825 .896

Soal_Sikap_2 26.80 45.747 .476 .918

Soal_Sikap_3 27.05 41.524 .855 .894

Soal_Sikap_4 27.05 42.682 .806 .898

Soal_Sikap_5 26.50 44.789 .636 .908

Soal_Sikap_6 26.80 46.589 .475 .916

Soal_Sikap_7 26.80 45.747 .476 .918

Soal_Sikap_8 26.70 45.379 .691 .905

Soal_Sikap_9 27.05 40.787 .868 .893

Soal_Sikap_10 26.90 43.674 .780 .900

Page 138: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

118

Reliabilitas Kuesioner Tindakan Petugas Makan di Kabupaten Ngawi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.927 3

Reliabilitas Kuesioner Keikutsertaan Pelatihan Makan di Kabupaten Ngawi

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.793 4

Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai

Cronbach’s Alpha > 0,60, maka konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi

variabel adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan sebesar 0,716

> 0,60, hasil reliabilitas kuesioner sikap sebesar 0,914 > 0,60, hasil uji reliabilitas

kuesioner tindakan petugas sebesar 0,927 > 0,60, sedangkan hasil reliabilitas

kuesioner keikutsertaan pelatihan sebesar 0,793 > 0,60.

Page 139: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

119

Lampiran 13

Input Data

No Umur Jenis

Kelamin Pendidikan

Pengetahuan

Pemilik

Rumah Makan

Sikap Pemilik

Rumah

Makan

Tindakan

Petugas

Keikutsertaan

Pelatihan

Penerapan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan

1 3 0 4 1 1 1 1 1

2 3 1 2 1 1 1 1 1

3 3 1 3 1 1 1 1 1

4 2 1 3 1 0 0 0 1

5 2 0 3 1 1 1 1 1

6 4 0 4 1 1 1 1 1

7 1 1 3 1 0 1 0 1

8 2 0 4 1 1 0 1 1

9 3 0 4 1 1 1 1 1

10 3 1 4 1 1 1 1 1

11 2 1 3 0 0 1 0 0

12 3 0 3 0 1 0 1 1

13 2 0 3 1 1 1 1 0

14 3 0 3 0 0 0 1 0

15 4 0 3 0 0 1 1 0

16 1 0 2 0 0 0 1 1

17 1 0 1 0 0 0 0 0

18 1 0 1 1 0 0 1 0

19 2 0 1 0 0 0 1 0

20 2 0 1 0 0 1 0 0

21 2 0 2 0 0 0 0 0

22 3 1 0 1 0 0 0 0

Page 140: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

120

No Umur Jenis

Kelamin Pendidikan

Pengetahuan

Pemilik

Rumah Makan

Sikap Pemilik

Rumah

Makan

Tindakan

Petugas

Keikutsertaan

Pelatihan

Penerapan Hygiene Sanitasi

Rumah Makan

23 4 1 3 0 0 0 0 0

24 4 1 0 1 0 0 1 0

25 4 1 0 1 0 0 1 0

26 4 1 2 0 0 0 0 0

27 3 0 2 1 0 0 1 0

28 3 0 3 0 0 0 1 0

29 3 1 2 1 0 1 1 0

30 3 0 2 0 1 0 1 1

31 3 0 3 1 0 0 1 0

32 1 1 3 0 1 0 1 0

33 2 1 2 0 0 0 0 0

34 2 1 3 0 0 0 1 0

35 2 1 3 0 0 0 0 0

36 4 0 3 0 1 0 0 0

37 3 1 3 1 0 0 1 1

38 1 0 3 1 0 1 1 1

39 1 1 3 0 0 0 0 0

40 2 0 2 0 0 1 0 1

41 2 0 2 1 1 0 0 0

42 3 0 4 0 0 0 1 1

43 2 1 3 0 0 0 1 0

Page 141: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

121

Lampiran 14

HASIL OUTPUT SPSS

HASIL ANALISIS UNIVARIAT

1. Umur

Umur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 36-45tahun 7 16.3 16.3 16.3

46-55tahun 14 32.6 32.6 48.8

56-65tahun 15 34.9 34.9 83.7

>65tahun 7 16.3 16.3 100.0

Total 43 100.0 100.0

2. Jenis Kelamin

Sex

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 24 55.8 55.8 55.8

Perempuan 19 44.2 44.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

3. Pendidikan

pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak sekolah/tidak

tamat SD 3 7.0 7.0 7.0

SD /sederajat 4 9.3 9.3 16.3

SMP/sederajat 10 23.3 23.3 39.5

SMA/sederajat 20 46.5 46.5 86.0

akademik/sederajat 6 14.0 14.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 142: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

122

4. Pengetahuan

Pengetahuan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 22 51.2 51.2 51.2

Baik 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

5. Sikap

Sikap

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 30 69.8 69.8 69.8

positif 13 30.2 30.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

6. Tindakan Petugas

Tinpeg

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak ada 28 65.1 65.1 65.1

ada 15 34.9 34.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

7. Keikutsertaan Pelatihan

Keikutpel

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak rutin 15 34.9 34.9 34.9

rutin 28 65.1 65.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 143: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

123

8. Penerapan Hygiene Sanitasi Rumah Makan

hsm_rm

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 26 60.5 60.5 60.5

baik 17 39.5 39.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 144: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

124

HASIL ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan pengetahuan pemilik rumah makan dengan penerapan hygiene

sanitasi rumah makan di Kabupaten Magetan

pengetahuan * hsm_rm Crosstabulation

hsm_rm

Total kurang baik baik

pengetahuan kurang baik Count 17 5 22

% within pengetahuan 77.3% 22.7% 100.0%

baik Count 9 12 21

% within pengetahuan 42.9% 57.1% 100.0%

Total Count 26 17 43

% within pengetahuan 60.5% 39.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.324a 1 .021

Continuity Correctionb 3.981 1 .046

Likelihood Ratio 5.449 1 .020

Fisher's Exact Test .031 .022

Linear-by-Linear Association 5.200 1 .023

N of Valid Casesb 43

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,30.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan (kurang baik / baik)

4.533 1.212 16.963

For cohort hsm_rm = kurang baik

1.803 1.047 3.104

For cohort hsm_rm = baik .398 .169 .935

N of Valid Cases 43

Page 145: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

125

2. Hubungan sikap pemilik rumah makan dengan penerapan hygiene sanitasi

rumah makan di Kabupaten Magetan

sikap * hsm_rm Crosstabulation

hsm_rm

Total kurang baik baik

sikap negatif Count 22 8 30

% within sikap 73.3% 26.7% 100.0%

positif Count 4 9 13

% within sikap 30.8% 69.2% 100.0%

Total Count 26 17 43

% within sikap 60.5% 39.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.874a 1 .009

Continuity Correctionb 5.209 1 .022

Likelihood Ratio 6.870 1 .009

Fisher's Exact Test .016 .011

Linear-by-Linear Association 6.714 1 .010

N of Valid Casesb 43

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,14.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for sikap (negatif / positif)

6.188 1.482 25.829

For cohort hsm_rm = kurang baik

2.383 1.025 5.540

For cohort hsm_rm = baik .385 .192 .772

N of Valid Cases 43

Page 146: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

126

3. Hubungan tindakan petugas dengan penerapan hygiene sanitasi rumah makan

di Kabupaten Magetan

tinpeg * hsm_rm Crosstabulation

hsm_rm

Total kurang baik baik

tinpeg tidak ada Count 21 7 28

% within tinpeg 75.0% 25.0% 100.0%

ada Count 5 10 15

% within tinpeg 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 26 17 43

% within tinpeg 60.5% 39.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.094a 1 .008

Continuity Correctionb 5.458 1 .019

Likelihood Ratio 7.127 1 .008

Fisher's Exact Test .011 .010

Linear-by-Linear Association 6.929 1 .008

N of Valid Casesb 43

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,93.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for tinpeg (tidak ada / ada)

6.000 1.521 23.675

For cohort hsm_rm = kurang baik

2.250 1.066 4.749

For cohort hsm_rm = baik .375 .180 .782

N of Valid Cases 43

Page 147: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

127

4. Hubungan keikutsertaan pelatihan dengan penerapan hygiene sanitasi rumah

makan di Kabupaten Magetan

keikutpel * hsm_rm Crosstabulation

hsm_rm

Total kurang baik baik

Keikutpel tidak rutin Count 12 3 15

% within keikutpel 80.0% 20.0% 100.0%

rutin Count 14 14 28

% within keikutpel 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 26 17 43

% within keikutpel 60.5% 39.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.677a 1 .055

Continuity Correctionb 2.529 1 .112

Likelihood Ratio 3.885 1 .049

Fisher's Exact Test .101 .054

Linear-by-Linear Association 3.592 1 .058

N of Valid Casesb 43

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,93.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for keikutpel (tidak rutin / rutin)

4.000 .923 17.329

For cohort hsm_rm = kurang baik

1.600 1.022 2.506

For cohort hsm_rm = baik .400 .136 1.175

N of Valid Cases 43

`

Page 148: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

128

HASIL ANALISIS MULTIVARIAT

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 43 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 43 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 43 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

0 0

1 1

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a pengetahuan(1) .719 .785 .838 1 .360 2.052 .440 9.565

sikap(1) 1.371 .825 2.759 1 .097 3.940 .781 19.862

tinpeg(1) 1.424 .807 3.113 1 .078 4.152 .854 20.189

keikutpel(1) .858 .845 1.031 1 .310 2.359 .450 12.365

Constant -2.048 .908 5.087 1 .024 .129

Step 2a sikap(1) 1.415 .814 3.018 1 .082 4.117 .834 20.315

tinpeg(1) 1.611 .771 4.361 1 .037 5.005 1.104 22.694

keikutpel(1) 1.045 .820 1.622 1 .203 2.843 .570 14.188

Constant -1.893 .857 4.879 1 .027 .151

Step 3a sikap(1) 1.612 .777 4.309 1 .038 5.015 1.094 22.985

tinpeg(1) 1.594 .744 4.588 1 .032 4.923 1.145 21.164

Constant -1.668 .788 4.479 1 .034 .189

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan, sikap, tinpeg, keikutpel.

Page 149: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

129

Lampiran 15

DOKUMENTASI

Gambar 1 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Gambar 2 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Page 150: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

130

Gambar 3 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Gambar 4 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Page 151: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

131

Gambar 5 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Gambar 6 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Page 152: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

132

Gambar 7 wawancara dan observasi dengan pemilik rumah makan

Gambar 8 wastafel yang hanya ada sabun tanpa dilengkapi alat pengering (tissue)

Page 153: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

133

Lampiran 16

Lembar Bimbingan

Page 154: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

134

Page 155: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

135

Lampiran 17

Page 156: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

136

Page 157: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN …repository.stikes-bhm.ac.id/599/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

137