skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi eva...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADUDI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANG HARI
KABUPATEN LAMPUNG TIMUROleh
Eva Eviana
13210008
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Pertanian
PadaJurusan Agribisnis
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO
2017
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI DESABUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
Oleh
Eva Eviana, Supriyadi, Ainul Mardliyah.
Desa Buana Sakti merupakan salah satu sentra pengembangan dan produksibudidaya lebah madu di Lampung Timur. Tempat pembudidayaan lebah madu iniberlokasi di kawasan hutan lindung register 40 Rawa Cabang. Lebah madu yangdibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti adalahjenis lebah madu lokal (Apis cerana).
Penelitian ini bertujuan untuk ; mengetahui bagaimana strategi pengembanganbudidaya lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari, mengingatDesa Buana Sakti sangat berpotensi dalam pengembangan budidaya lebah madu..Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut ;Bagaimanakah strategi pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti..Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple randomsampling dengan jumlah populasi 133 responden kemudian dapat diambil ukuransampel sebanyak 33 responden, dan alat analisis yang digunakan dalam penelitianini adalah analisis deskriptif dengan mnggunakan teknik analisis SWOT.Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari KabupatenLampung Timur. Data primer didapatkan langsung dari petani dengan teknikkesioner, sedangkan data sekunder didapatkan dari Dinas yang berkaitan denganpenelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) berdasarkan posisi pada diagramSWOT usaha lebah madu berada pada kuadran II, yakni meskipun ada ancamanperusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harusditerapkan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjangdengan cara difersivikasi produk dan pasar. Strategi yang dapat dilakukan dalamusaha Budidaya Lebah Madu Di Desa Buana Sakti berdasarkan hasil analisisSWOT adalah strategi ST (Strengts-Threats), yang terletak dikuadran II. Dimanastrategi (S) terdiri dari kualitas madu,kemampuan SDM,informasipasar,perawatan mudah,SDM sudah mengikuti pelatihan, harga madu cenderungstabil dan kemudian untuk strategi (T) terdiri dari kenaikan harga sarana produksidan BBM, tingkat pertambahan penduduk, persaingan, pengaruh cuaca, keadaanekonomi dan pengaruh lingkungan.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Budidaya Lebah Madu Di
Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten
Lampung Timur
Nama Mahasiswa : Eva Eviana
No. Pokok Mahasiswa :13210008
Program Studi : Agribisnis
Jurusan : Agribisnis
Menyetujui,
Pembimbing 1
Supriyadi, SE., MTA.
Pembimbing 2
Ainul Mardliyah, S.P., M.SiNIDN. 0209078601
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.SiNIP.197504172005012001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Supriyadi, S.E., M.T.A
Penguji Utama : Zulkarnain, S.P., M.E.P
Anggota : Ainul Mardliyah, S.P., M.Si
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
Ir. Rakhmiati, M.T.ANIP.19630408 198903 2 001
Tanggal lulus ujian skripsi :07 Januari 2017
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Eva Eviana
Tempat Dan Tanggal Lahir : Margototo, 28 Februari 1995
Alamat Asal : RT 029/RW 013, Margototo Kecamatan Metro
Kibang Kabupaten Lampung Timur.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
PENDIDIKAN
1. SD N 3 Margototo tamat pada tahun 2007.
2. SMP N 1 Kibang tamat pada tahun 2010.
3. SMA N 1 Kibang tamat pada tahun 2013.
4. Selanjutnya Melanjutkan Pendidikan Program Sarjana SI Pada Tahun 2013 di
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro tamat tahun
2017.
Metro, 07 Januari 2017
Eva Eviana
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Ibu tercinta dan tersayang yang tiada henti-hentinya
mendoakan, memotivasi, menasehati dan memberi materi dalam
perjalanan mencari ilmu, ku persembahkan karya kecil ini untuk beliau
semoga ini menjadi salah satu sebab kebahagian beliau dan menjadi awal
bukti berbaktiku kepada beliau yang nantinya akan menjadi sumber
kebahagian di masa tua beliau. Hanya dengan selembar kertas dan sedikit
kata sebagai persembahan untuk ucapan terimakasihku teruntuk beliau
Bapak Tukiran dan Ibu Jumiatun.
2. Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur
Salsabila, Fajar Arya Tama tercinta yang selalu memberi dukungan,
semangat dan motivasi.
3. Suamiku tercinta Mohammad Dodi Budianto, Amd. yang selalu
memberikan semangat dan motivasi.
4. Teman-teman di Kampus STIPER Dharma Wacana Metro : Rismatul
Laila, Apriana Dwi Wardani, Arnisa Aulia, yang selalu memberi semangat
dan saling memberi dukungan serta saling memberi motivasi.
5. Bapak Purwadi dan Ibu beserta keluarga dan Gabungan Kelompok Tani di
Desa Buana Sakti, atas keramahan, waktu serta bantuan yang telah
diberikan.
6. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan (Agribisnis dan
Agroteknologi) serta dosen dan karyawan STIPER Dharma Wacana Metro
yang telah mendampingiku hingga dapat menyelesaikan Program Sarjana
SI di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis tetap berusaha untuk melakukn
yang terbaik. Sedikit harapan, semoga skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi semua. Amin.
Metro, 07 Januari 2017
Eva Eviana
MOTTO
Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanyadipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu
hanya angan-angan.
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuhkeikhlasan istiqomah dalam menghadapi cobaan jadilah seperti
karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlahhal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Jika kita tidak berubah, kita tidak akan bertumbuh, jika kitatidak bertumbuh, kita belum benar-benar hidup.
(Call Sheehy)
Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpavisi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tndakan akan
mengubah dunia.
(Joel Arthur Barker)
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal usul penelitian ini dengan baik. Dalam kesempatan ini, dengan rendah
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIER) Dharma Wacana Metro.
2. Bapak Supriyadi, SE., MTA Selaku Pembimbing I, atas bimbingan,
arahan dan nasehatnya.
3. Ibu Ainul Mardliyah, S.P., M.Si selaku Pembimbing II,atas bimbingan,
arahan dan nasehatnya.
4. Bapak Zulkarnain, S.P., M.E.P selaku Penguji Utama, atas arahan dan
nasehatanya.
5. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis.
6. Seluruh Dosen, Karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
Dharma Wacana Metro dan rekan-rekan serta semua pihak yanng telah
membantu dalam menyelesaikan proposal ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan, semoga proposal usul penelitian ini dapat menjadi pengantar penelitian
yang akan dilakukan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan
kepada Allah SWT penulis mohon ampun.
Metro, Januari 2017
Eva Eviana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. iABSTRAK ................................................................................................. iiHALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iiiHALAMAN PENGESAHAN................................................................... ivRIWAYAT HIDUP ................................................................................... vMOTTO ..................................................................................................... viPERSEMBAHAN...................................................................................... viiKATA PENGANTAR............................................................................... viiiDAFTAR ISI.............................................................................................. xDAFTAR TABEL ..................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR................................................................................. xiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 10
2.1.1 Lebah Madu................................................................................. 10
2.1.2 Konsep Strategi pengembangan .................................................. 142.1.3 Konsep Pemasaran ...................................................................... 162.1.4 Konsep Analisis SWOT .............................................................. 172.1.5 Konsep Pendapatan ..................................................................... 222.1.6.Faktor Internal dan Eksternal Budidaya Lebah Madu................. 242.7.7 Penelitian Terdahulu ................................................................... 25
2.2 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 26
2.3 Hipotesis ................................................................................................ 28
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Variabel............................................................. 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 30
3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................. 30
3.4 Populasi dan Sample ........................................................................... 31
3.5 Metode Analisis Data.......................................................................... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur ........................................ 37
4.2. Kondisi Sosial Ekonomi .................................................................... 39
4.3. Konidisi Umum Kecamatan Batang Hari .......................................... 40
4.4. Kondisi Umum Desa Buana Sakti ..................................................... 41
4.5. Kedaan Umum Masyarakat Desa Buana Sakti .................................. 42
4.6 Teknik Pemeliharaan dan Perawatan .................................................. 45
4.7 Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Madu .......................... 48
4.8StrategiPengembanganBudidaya Lebah Madu
di Desa Buana Sakti ........................................................................... 49
4.8.1 Mentukan Faktor-Faktor Internal.............................................. 504.8.2 Menentukan Faktor- Faktor Eksternal ...................................... 524.8.3 Analisis Strategi ....................................................................... 554.8.3.1 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT........... 61
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 73
5.2 Saran...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Produksi Madu Indonesia .................................................. 2
2. kandungan dalam 100 gram madu ................................................ 3
3. Hasil produksi madu/panen di Desa Buana Sakti Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur........................................ 5
4. Jumlah produksi penangkaran lebah madu pada satu Gapoktan
Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur ............................................................................................. 9
5. Internal Factors Analisysis Strategic (IFAS) ................................ 30
6. Eksternal Factors Analisysis Strategic (EFAS) ............................. 30
7. Matriks SWOT (strength, weaknesses, opportunities, threats) ..... 31
8. Tingkat Pendidikan Obyek Penelitian Di Desa Buana Sakti
Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur .................. 39
9.Jumlah tanggungan objek penelitian di Desa Buana Sakti
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.................... 41
10. Jenis peralatan dan rata-rata biaya penyusutan dalam usaha
budidaya lebah madu di Desa Buanasakti Kecamatan Batang
Hari Kabupaten Lampung Timur ................................................. 44
11. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usaha
budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti,2016 .......................... 46
12. Matrik Internal Factor Analisysis Strategic (IFAS) .................... 54
13. Matrik Eksternal Factor Analisysis Strategic (EFAS) ................ 56
14. Matrik Strategi Kombinasi Internal dan Eksternal....................... 60
15. Pembobotan rating IFAS dan EFAS ............................................ 61
16. Tingkatan Prioritas Strategi SWOT ............................................. 61
17. Matrik SWOT Usaha Budidaya Lebah madu .............................. 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Analisis SWOT .............................................................. 21
2. Bagan kerangka pemikiran strategi pengembangan budidaya
lebah madu ................................................................................. 28
3. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa
Buana Sakti.................................................................................... 58
4. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu
di Desa Buana Sakti ..................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Responden.................................................................................. 74
2. Pendapatan usaha Budidaya Lebah Madu................................................... 81
3. Biaya pembibitan, perawatan dan pemanenan usaha
Budidaya Lebah Madu ................................................................................ 82
4. Rekapitulasi hasil penelitian responden bobot faktor eksternal ................... 83
5. Rekapitulasi hasil penelitian responden bobot faktor internal ..................... 84
6. Bobot faktor eksternal dan internal .............................................................. 85
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai daerah tropis memiliki potensi untuk menghasilkan madu
karena adanya potensi berupa aneka bunga yang tumbuh subur di alam tropis.
Untuk menghidupkan potensi tersebut, peran petani diberdayakan sebagai
produsen dan konsumen. Dengan luas hutan yang mencapai 136,88 juta ha
(Kementerian Kehutanan, 2010) potensi pengembangan madu di Indonesia cukup
besar dengan sumber daya hutan tersebut dapat dikembangkan sebagai ekosistem
dan peternakan lebah madu.
Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat
konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15gram/orang/th atau
hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Sebagai pembanding
konsumsi madu di negara–negara maju seperti Jepang dan Australia telah
mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500 gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).
Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari Kementerian
Kehutanan. Berikut dapat dilihat pada tabel 1 tentang jumlah produksi madu di
Indonesia pada tahun 2010.
Tabel. 1. Jumlah Produksi Madu IndonesiaNo Tahun JumlahProduksi (ton)
1 2006 1.421
2 2007 -
3 2008 -
4 2009 1.932
5 2010 -
Kementerian Kehutanan, 2010
Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa jumlah produksi madu dari tahun ketahun mengalami
penurunan. Hal tersebut terjadi karena produksi madu belum dapat memenuhi pasaran
Pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada tahun 2009
mengalami peningkatan produksi, tetapi pada tahun berikutnya mengalami penurunan.
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas pengembangan
Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan adalah madu. Madu
merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemen
kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalam
industri makanan dan minuman. Dengan potensi sumber daya hutan yang cukup
luas, Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative
advantage) dibandingkan negara lain. Keunggulan komparatif tersebut merupakan
modal dasar yang perlu dikembangkan melalui pembangunan ekonomi sehingga
dapat menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage) yang bisa menjadi
pendorong bagi pertumbuhan perekonomian nasional secara umum. Secara garis
besar madu memiliki kandungan-kandungan yang penting seperti yang terdapat
pada tabel 2.
Tabel 2 Kandungan dalam 100 gram madu
No Kandungan madu Bobot Kandungan1 Energi 294 kalori2 Karbohidrat 9,5 g3 Air 24 g4 Fosfor 16 mg5 Kalsium 5 mg6 Vitamin C 4 mg
Erminawati, 2012
Madu mengandung energi yang berasal dari gula dan karbohidrat. Rasa manis
gula yang terdapat pada madu lebih banyak jika dibandingkan dengan rasa manis
gula buatan. Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya
adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein,asam
amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5
persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya 12,9 persen karbohidrat yang
terbuat dari maltose, sukrosa dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok
makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.
Lebah madu merupakan salah satu usaha industri pedesaan yang mampu berperan
dalam pemenuhan kepentingan ekonomi keluarga, sehingga mampu mendukung
perekonomian negara. Usaha budidaya lebah madu sangat potensial untuk
dikembangkan di Provinsi Lampung, mengingat sumberdaya alamnya sangat
mendukung dan memenuhi berbagai persyaratan lokasi untuk dibudidayakanya,
yaitu melimpahnya berbagai jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah, terdapat
jenis-jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi agroklimat tropis
yang mendukung budidaya lebah madu. Budidaya lebah madu terdapat di seluruh
Kabupaten se-Provinsi Lampung yang dikelola secara kelompok maupun
perorangan. Salah satu daerah yang melakukan usaha budidaya lebah madu, yaitu
Desa Buana Sakti, Kecamatan Batang Hari, Kabupaten Lampung Timur.
Desa Buana Sakti merupakan salah satu sentra pengembangan dan produksi
budidaya lebah madu di Lampung Timur. Tempat pembudidayaan lebah madu ini
berlokasi di kawasan hutan lindung register 40 Rawa Cabang. Lebah madu yang
dibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti adalah
jenis lebah madu lokal (Apis cerana). Salah satu persyaratan lokasi untuk
membudidayakan lebah madu adalah dekat dengan sumber mata air. Desa ini
berbatasan langsung dengan Hutan Rawa Cabang Way Seputih Way Sekampung,
yang merupakan bagian dari tempat sumber mata air daerah aliran sungai yang
cocok untuk pembudidayaan lebah madu. Oleh karena itu diharapkan dengan
adanya usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti dapat meningkatkan
minat masyarkat dalam upaya peningkatan pendapatan usaha tani.
Meskipun demikian masyarakat sekitar Desa Buana Sakti masih banyak yang
kurang mengetahui manfaat sebenarnya dari usaha lebah madu dalam upaya
peningkatan pendapatan usaha tani masyarakat sekitar hutan tersebut,sehingga
perkembangan usaha ini tidak optimal. Hal ini disebabkan oleh tingkat
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki petani tentang budidaya lebah madu
terbatas, maka hasil yang diperoleh hanya madu saja.
Melihat potensi yang sangat besar dalam usahatani budidaya lebah madu di Desa
Buana Sakti, maka usahatani budidaya lebah madu ini perlu mealakukan strategi
pengembangan agar dapat terus berkembang dan meningkatkan pendapatan petani
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya usaha
budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti dapat meningkatkan minat masyarakat
dalam menjaga dan melestarikan sumber pakan lebah madu terutama yang ada di
kawasan hutan lindung Rawa Cabang register 40. Dimana Buana Sakti termasuk
Desa yang mempunyai potensi besar dalam mengembangkan usahatani lebah
madu di Kecamatan Batang Hari serta berperan dalam pemasaran madu di
wilayah Lampung Timur dan sekitarnya. Dapat dilihat pada tabel 3 tentang hasil
produksi madu/panen di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten
Lampung Timur berikut.
Tabel 3 Hasil produksi madu/panen di Desa Buana SaktiKecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur
Kandang Koloni Ke- Jenis Produk Jumlah Produksi(Liter)/Panen
1 Madu 12,502 Madu 6,003 Madu 8,004 Madu 8,005 Madu 5,006 Madu 2,407 Madu 6,408 Madu 2,509 Madu 4,0010 Madu 8,5011 Madu 4,0012 Madu 2,1613 Madu 21,6014 Madu 6,0015 Madu 1,2816 Madu 20,0017 Madu 10,5018 Madu 14,0019 Madu 4,0020 Madu 4,00Jumlah 150,84Rata-rata 6,117
Melati Anggraini, 2009
Rata-rata hasil produksi sisiran sarang lebah madu (Apis cerana) di Desa Buana
Sakti Kecamatan Batanghari adalah 6,117 Liter/Panen, dengan hasil produksi
yang paling tinggi adalah pada kandang koloni ke-13 sebesar 21,60 Liter/Panen.
Hasil produksi berupa madu ini sudah dipasarkan diluar Profinsi Lampung, yaitu
salah satunya adalah daerah Serang Banten, Bekasi dan Bogor, dengan
menggunakan pengemasan yang sederhana yaitu dengan menggunakan plastik
1kg transparan yang memiliki berat 8 ons madu asli dengan harga Rp. 70.000,-
/plastik 1kg transparan. Usaha budidaya lebah madu ini dinilai cukup
menguntungkan bagi masyarkat yang membudidayakanya,karena cara
pembudidayaanya yang cukup sederhana serta pemasaranya tidak sulit karena
banyak peminat khususnya masyarakat di desa itu sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Lebah madu adalah salah satu jenis serangga yang hidup dan berkembang biak
dengan serbuk sari dan madu. Lebah madu memproduksi dan menyimpan madu
yang dihasilkan dari nektar bunga. Apis cerana merupakan jenis lebah madu yang
memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang perlu dikembangkan dengan
teknologi lokal yang ramah lingkungan (Hilmanto, 2010).
Budidaya lebah madu yang baik dapat meningkatkan keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat sebagai sumber penghidupan dan membuka peluang usaha bagi
kehidupan masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengerti
akan pentingnya pemanfaatan budidaya lebah .
Desa Buana Sakti merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi bila
dilakukan pengembangan usaha ternak lebah madu karena sumber makanan
diperoleh dengan memanfaatkan bunga pohon-pohon disekitar hutan Rawa
Cabang. Namun karena kurangnya pengetahuan petani tentang usaha ternak lebah
madu dan minimnya modal yang dimiliki petani membuat banyak usaha para
petani makin hari semakin berkurang. Selain itu masalah kemasan untuk produk
lebah madu ini belum sesuai standar dan belum ada merk dagang , hal ini yang
menyebabkan hasil usaha ini belum optimal karena kurangnya teknologi dan
pengetahuan peternak lebah tentang bagaimana strategi pengemasan yang akan
menarik perhatian konsumen. Meskipun usaha lebah madu cukup menguntungkan
bagi masyarakat Desa Buana Sakti khususnya petani madu, tetapi hasil usaha ini
belum optimal karena hanya menghasilkan produk madu saja belum ada
diversifikasi produk olahan madu seperti, royal jelly, apitoxin, lilin lebah dan zat
perekat.
Pendapatan yang diperoleh dari usaha lebah madu merupakan manfaat ekonomi
yang diterima oleh petani madu, dengan memperhitungkan penerimaan dari usaha
lebah madu dikurangi dengan biaya produksi. Usaha budidaya lebah madu banyak
memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Buana Sakti terutama bagi
masyarakat yang membudidayakanya, mereka menerima manfaat secara langsung
yaitu manfaat ekonomi, karena usaha tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber
pendapatan mereka, yaitu dari hasil penjualan produk lebah madu tersebut dapat
memberikan keuntungan. Pendapatn usaha lebah madu memberikan kontribusi
besar dari keseluruhan pendapatan total rumah tangga setiap petani. Oleh karena
itu usaha budidaya lebah madu merupakan pekerjaan sampingan yang
memberikan kontribusi besar karena pendapatan yang dihasilkan cukup besar
dengan modal tidak terlalu besar dan cara pengerjaanya sederhana.
Manfaat yang terpenting adalah dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakat. Namun masih kurangnya tingkat pengetahuan tentang budidaya lebah
madu yang dimiliki oleh masyarakat tani di Desa Buana Sakti, maka
perkembangan usaha ini masih cukup sederhana atau berjalan cukup lambat.
Dalam memgembangkan usahatani budidaya lebah madu terdapat beberapa
masalah yang menjadi penghambat. Sehingga dibutuhkan strategi pengembangan
agar kedepan pengembangan dapat ditingkatkan. Di Batang Hari khususnya di
Desa Buana Sakti belum sepenuhnya terfokus dalam melakukan strategi
pengembangan usahatani budidaya lebah madu. Dengan melihat strategi-starategi
pengembangan usahatani budidaya lebah madu diharapkan mampu membantu,
melihat dan mengkombinasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
terdapat pada usahatani tersebut. Dapat dilihat pada tabel 4, tentang jumlah
produksi lebah madu yang ada di Desa Buana Sakti Kecamatan Batang hari
Kabupaten Lampung Timur.
Tabel 4 Jumlah produksi penangkaran lebah madu pada satu GapoktanDesa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten LampungTimur
No Nama Kelompok Jumlah anggota Jumlah Produksi1 Suka Maju II 25 10 Stup2 Usaha Maju VII 24 6 Stup3 Budi Luhur 30 -4 Usaha Maju V 25 -5 Usaha Maju II 22 -6 Usaha Maju IV 32 -7 Jaya Sentosa 26 -8 Usaha Maju VIII 23 -9 Usaha Maju VI 33 -10 Usaha Maju I 30 -11 Usaha Maju III 24 -12 Suka Maju III 24 -13 Suka Maju I 16 -14 Sri Menanti 31 15 Stup15 Karya Tani Sejahtera 23 50 Stup16 Budi Rahayu 28 -17 Karya Tani I 30 -18 Sriwedari 30 10 Stup19 Srirahayu 33 -20 Karya Tani II 22 -21 Budi Karya 29 -22 Jaya Mukti 18 -23 Jaya Murni 25 -24 Jaya Makmur 23 -25 Jaya Kusuma 22 -
Jumlah 648 97 StupKetua Gapoktan Desa Buana Sakti, 2015
Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa jumlah produksi paling banyak yaitu pada
kelompok tani Karya Tani Sejahtera dengan jumlah produksi stup sebanyak 50,
karena petani madu mendapatkan penyuluhan dari Dinas Kehutanan setempat dan
beberapa instansi terkait dengan budidaya lebah madu dan cara pengembangan
usaha, penyuluhan ini diadakan sebulan sekali, maka usaha budidaya lebah madu
perlu merumuskan strategi pengembangan yang tepat dengan mengetahui
bagaimana strategi pengembangan dalam menentukan alternatif strategi
pengembangan budidaya lebah di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari
Kabupaten Lampung Timur. Sehingga usaha ini dapat terus bertahan dan
berkembang agar dapat meningkatkan pendapatan petani. Adapun permasalahan
yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah strategi pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana
Sakti?
1.3 Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksankan untuk menambah wawasan tentang
penelitian dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelarSarjana
Pertanian di Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro.
2. Sebagai referensi atau sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut.
II. TINJAUAN PUSTAKA , KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Lebah Madu
Lebah madu adalah serangga sosial, yang hanya dapat hidup dalam koloni besar.
Sebuah koloni lebah madu terdiri dari seekor lebah ratu, beberapa ratus ekor lebah
lebah jantan dan sekitar seratus ribu ekor atau lebih lebah pekerja. Diantara jenis
lebah. Ada yang produksi madunya sedikit, ada pula yang potensial
dikembangkan karena produksinya banyak. Selain itu, juga terdapat lebah madu
yang hingga saat ini belum dapat dibudidayakan (Apiari Pramuka, 1988).
Madu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi produk
unggulan di sektor kehutanan. Dengan luas daratan seluas 193 juta hektar dan luas
hutan sekitar 143 juta hektar, maka Indonesia mempunyai sumber daya alam
lahan yang sangat luas untuk pengembangan industri madu. Sedikitnya terdapat
115 tanaman yang dapat menjadi sumber nektar di negeri ini, keadaan alam
Indonesia ini sangat cocok untuk usaha peternakan lebah karena sangat kaya akan
ragam tanaman berbunga. Kenyataan ini memungkinkan produksi madu di
Indonesia dapat terjadi sepanjang tahun (Kementrian Kehutanan,2010).
Di Indonesia madu dihasilkan dari beberapa jenis lebah madu diantaranya: Apis
andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis
koschevnikovi, Apis nigrocicta, Apis mellifera. Dari berbagai jenis lebah madu
tersebut, jenis Apis dorsata merupakan lebah madu Asia yang paling produktif
dalam menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisiran
yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing
jurang bebatuan. Karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil
membudidayakan lebah Apis dorsata dalam bentuk tertutup (Melati
Anggraini,2009).
Di Indonesia daerah yang terkenal sebagai sumber penghasil madu salah satunya
adalah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Madu lebah hutan di Sumbawa
sebagian besar di hasilkan oleh jenis lebah dari Apis dorsata atau oleh banyak
kalangan perlebahan dikategorikan sebagai lebah raksasa karena ukurannya lebih
besar dari jenis lebah madu lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah
hutan yang hingga saat ini di kalangan masyarakat Sumbawa belum dapat
dibudidayakan baik dengan cara tertutup maupun dengan cara terbuka. Spesies
lebah ini dapat di temukan di seluruh desa yang berbatasan langsung dengan
kawasan hutan (Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E. dan Ir. I Made Widnyana, 2013).
Lebah madu merupakan hewan serangga bersayap, yang merupakan penghasil
madu yang telah lama dikenal manusia. Badanya beruas-ruas dan ruas tersebut
saling berhubungan serta disebut segmen, pada kepala terdapat alat mulut sedang
kakinya dan dua pasang sayapnya terletak pada lehernya. Jadi secara keseluruhan
anatomi lebah madu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian kepala atau caput,
bagian leher atau thorax, dan bagian perut abdomen (Hadiwiyoto,1980).
Lebah madu sebagaimana makhluk hidup lainya, juga memerlukan makanan
untuk keberlangsungan hidupnya. Lebah madu memerlukan berbagai zat makanan
untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan produksinya. Besarnya
kebutuhan zat-zat makanan berbeda-beda, sesuai dengan fase pertumbuhanya.
Untuk sumber pakan lebah madu berasal dari tanaman, yang meliputi tanaman
buah, tanaman sayur, tanaman hias, tanman pangan , dan perkebunan. Pakan lebah
sangat berpengaruh bagi kelangsungan dan keberhasilan usaha pembudidayaan
lebah madu (Warisno, 1996).
Lebah juga menghasilkan produk yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan
yaitu royal jelly, pollen,malam(lilin) dan sebagainya. Potensi alam yang tersedia
dapat dimanfaatkan melalui budidaya lebah madu tanpa mengganggu lingkungan
dan merugikan masyarakat sekitar (Kustanti,2002).
Peluang untuk usaha budidaya lebah madu di Indonesia masih sangat besar.
Alasanya, karena Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, sekitar 200
juta hektar dengan beraneka jenis tanaman yang berbunga secara bergantian
sepanjang tahun. Tanaman tersebut merupakan habitat ideal untuk usaha budidaya
lebah madu (Pedoman Budidaya Lebah Madu,2010).
Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan
perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam hayati seperti berbagai jenis
lebah asli Indonesia dan beranekaragam jenis tumbuhan sebagai sumber pakan
lebah, kondisi agroklimat tropis, dan jumlah penduduk yang tinggi (Kustanti
2002).
A. Jenis lebah
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di
dunia. Jenis lebah asli tersebut yaitu (Apiari Pramuka, 2007) :
a. Lebah Hutan (Apis dorsata)
Jenis lebah ini merupakan jenis lebah yang belum dapat dibudidayakan, umumnya
hidu secara alami di hutan Sumatra,Jawa,Kalimantan,Sulawesi dan Nusa
Tenggara. Sampai saat ini lebah hutan merupakan jenis lebah yang penting bagi
perlebahan Indonesia karena kontribusinya berupa produksi madu yang cukup
tinggi, disamping itu kegiatan pemungutan madu lebah hutan merupakan salah
satu peluang kegiatan bagi masyarakat disekitar Desa Buana Sakti.
b. Lebah Lokal (Apis cerana)
Apis cerana merupakan species lebah lokal yang umum dibudidayakan oleh
masyarakat di pedesaan sebagai kegiatan sampingan. Meskipun produktifitasnya
tergolong rendah, namun lebah ini sangat cocok dikembangkan untuk peningkatan
kesehjateraan dan gizi masyarakat karena mudah diperoleh dan harganya relatif
rendah.
c. Lebah Kerdil (Apis floera)
Keberadaan lebah ini menjadi perdebatan ilmiah,karena hanya ditemukan
spesimennya di museum Kalimantan. Sedangkan dilapangan, saat ini tidak pernah
dilaporkan keberadaanya.
d. Lebah Kerdil/Kecil (Apis andreniformis)
Jenis lebah ini mirip dengan Apis floera , dengan membuat sarang tunggal pada
semak-semak. Produktifitas lebah ini tergolong rendah dan kurang begitu
ekonomis dilihat dari produksi madunya. Penyebaran madu ini dilaporkan
terdapat di Sumatra,Kalimantan,Jawa dan Nusa Tenggara.
e. Lebah Merah (Apis koschevnikovi)
Jenis lebah ini sedikit lebih besar dari Apis cerana dengan warna bulu yang
kemerahan, hingga kini belum diusahakan secara komersial dan penyebaranya
terdapat di Kalimantan dan Sumatra.
f. Lebah Gunung (Apis nuluensis)
Jenis lebah ini juga masih menjadi perdebatan keberadaanya di Indonesia. Sejauh
ini sudah dilaporkan keberadaanya di dataran tinggi Serawak, namun diduga
terdapat pula di Kalimantan. Ukuran lebah ini hampir sama dengan Apis cerana.
g. Lebah Lokal Sulawesi (Apis nigrocincta)
Jenis lebah ini mirip dengan A.cerana dan hanya terdapat di Sulawesi, hanya
warna tubuhnya lebih kuning.
h. Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp)
Lebah ini merupakan lebah asli Asia dari genus trigona yang memiliki
karakteristik spesifik yaitu madu yang dihasilkan mempunyai rasa asam namun
tahan terhadap fermentasi dan bersifat jarang sekali hijrah serta harga produk
madunya lebih tinggi dibandingkan dengan madu produk lebah genus Apis.
2.1.2. Konsep Strategi Pengembangan
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) Strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat
terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan.
Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan mengembangkan
visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internalorganisasi, memilih
strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik perumusan strategi ini dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu Input
Stage (tahap masukan), Matching Stage (tahap pencocokan), dan Decision Stage
(tahap keputusan).
Budidaya lebah madu pada umumnya dilakukan masyarakat sekitar hutan, dalam
hal pemeliharaanya syarat utama bagi keberhasilanya adalah tersedianya sumber
pakan bagi kelangsungan hidup koloni lebah madu itu sendiri. Sumber-sumber
pakan lebah madu pada umumnya berupa tegakan-tegakan atau pepohonan yang
menghasilkan sumber nektar dan pollen bagi lebah madu. Dalam hal ini jelas
bahwa usaha budidaya lebah madu sangatlah menunjang usaha pelestarian hutan
dan sumberdaya alam serta memberikan banyak manfaat ekonomi bagi
masyarakat sekitar hutan baik yang memanfaatkan ataupun tidak melakukan usaha
budidaya lebah madu (Warisno, 1996).
Sejak dahulu telah diketahui bahwa memelihara lebah madu memiliki tingkat
keuntungan tersendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Keuntungan
tersebut dirasakan secara langsung karena dapat menambah tingkat pendapatan
yang diterima dari usaha lebah madu yang menghasilkan banyak produk seperti,
lilin lebah,pollen,larva,royal jelly dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman
dan semakin canggih tingkat teknologi, produk yang dihasilkan semakin banyak
bahkan sampai diekspor ke luar negeri yang membantu pembangunan
perekonomian Negara (Hadiwiyoto,1980).
2.1.3 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain” (1997:8).
Sedang definisi menurut William J. Stanton, (1984:7) yaitu: “Pemasaran adalah
suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang
memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial”.Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani 2004:4).
Konsep pemasaran merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa
keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup
perusahaan.Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen.Definisi konsep pemasaran menurut Basu
Swastha (2002:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.
2.1.4. Konsep Analisis SWOT
Menurut Tripomo dan Udan (2005:118) mendefinisikan analisis SWOT adalah
“Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi untuk menemukan apakah
suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman
yang dapat di uraikan sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strenght) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompentesi
/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk
menangani peluang dan ancaman.
b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi yang berupa
kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat
digunakan untuk menagani kesempatan dan ancaman.
c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industri yang
sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi
eksternal tersebut.
d. Ancaman (Thraet) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri
yang sama secara umum akan merasa dirugikan /dipersulit/terancam bila di
hadapkan pada kondisi eksternal tersebut.
Analisi SWOT menurut Kotler (2009:51) diartikan sebagai evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis SWOT
merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi
suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor eksternal dan
faktor internal.
- Analisi lingkungan internal
Tahapan ini berintikan pada anaisi kondisi internal yang meliputi faktor kelebihan
atau kekuatan (stength) dan kelemahan (weaknes) organisasi. Analisis kondisi
internal juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing
(competitive advantage) organisasi. Lingkungan internal merupakan suatu kondisi
yang ada di dalam organisasi yang tercipta karena proses kerja sama atau karena
proses konflik yang ada didalam organisasi. Organisasi disamping terdapat proses
kerja sma di dalamnya juga ada proseskonflik.
- Analisis lingkungan eksternal
Dalam melakukan analisis eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasi
semua peluang (opportunity) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu
serta ancaman (threath) dari para pesaing dan calon pesaing. Kebanyakan
perusahaan mengahadapi lingkungan eksternal yang berkembang secara tepat,
kompleks dan global, yang membuatnya semakin sulit diinterpretasikan.
Pendekatan kualitatif matrik SWOT menurut Freddy Rakunti merupakan
penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi perusahaan adalah dengan cara
membuat SWOT matrik. SWOT matrik ini dibangun berdasarkan hasil anlisa
faktor-faktor strategis baik eksternal maupun unternal yang terdiri dari fokus
peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan SWOT matrik tersebut
dapat disusun dan alternatif strategi yang tersedia yaitu : SO, WO, ST dan WT.
Data dan informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari
matrik EFE dan IFE. Oleh karena itu, sebelum menghasilkan SWOT matrik
pembuatan EFE dan IFE tentu saja menjadi hal yang harus didahulukan terlebih
dahulu.
a) Strategi SO
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-
peluan yang da diluar perusahaan. Pada umumnya perusahaan berusaha
menggunakan strtegi-strategi WO,ST, atau WT untuk mencapai strategi SO. Oleh
karena itu, jika perusahaan harus mengatasi kelemahan, mau tidak mau
perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agarmenjadi kuat. Sedangkan, jika
perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha
menghindarinya dan berusaha pada peluang-peluang yang ada. Denggan
demikian, perusahaan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang adadengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
c) Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi
untuk mengatasi ancaman.
d) Strategi WT
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan
internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada
sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam
posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk tetap bertahan dengan melakukan
strategi-strategi.
Kemudian pendekatan kuantitatif matrik SWOT merupakan analisis yang
menggunakan perhitungan kuantitatif matrik SWOT Kearns dan Robinson.
Kegunaan matrik kuantitatif ini adalah agar dapat diketahui secara langsung posisi
perusahaan yang sebenarnya. Perhitungan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :
Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c=axb) pada setiap elemen faktor S-W-O-T. Untuk
mempermudah penilaian dan perhitungan EFAS, digunakan rentang skor (a) 1
sampai 5. Sedangkan untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor
saling ketergantungan. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
dengan W (d=S-W) dan faktor O dengan T (e=O-T). Perolehan angka d=x
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X. Begitu juga dengan angka e =
Y selanjutnya menjadi nilai atau titik padasumbu Y. Mencari posisi organisasi
yang ditunjukan oleh sumbu titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara
sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika
yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal dan faktor internal. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan
kelemahan. Gambar 1 menunjukkan analisis SWOT sebagai berikut :.
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT
Keterangan Kuadran
1. Kuadran 1, merupakan situasi sangat menguntungkan. Perusahaan memuliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus ditetapkan mendukung kebijakan pertumbuhan dan
perkembangan secara agresif.
2. Kuadran 2, meskipun ada ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari
segi internal. Strategi yang harus diterapkan menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara difersivikasi produk dan
pasar.
3. Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi
memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan
ini adalah meminimalkan masalah internal sehingga merebut peluang yan lebih
baik.
4. Kuadran 4, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal
sehingga situasinya tidak menguntungkan. Strategi yang yang diterapkan
dengan cara bertahan yang difokuskan pada perbaikan perusahaan.
2.1.5. Konsep Pendapatan
Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut
Soekartawi (1991) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan
sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang
dijual atau yang tidak dijual. Pendapatn bersih (net farm income) didefinisikan
sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.
Perhitungan dalam melakukan analisis pendapatan dengan melihat seslisih antara
penerimaan dan biaya. Penerimaan merupakan jumlah produk atau barang yang
dihasilkan dikalikan dengan harga. Biaya merupakan biaya produksi yang
dikeluarkan dalam suatu usaha tersebut. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan sekali untuk saran
produksi. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan berulang-ulang
sesuai dengan volume produksi (Noor,2007).
Menurut Mubiyarto (1967) dan Soekartawi (1991), biaya usahatani dibedakan
menjadi :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya
2. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) yaitu biaya yang ditentukan oleh besar
kecilnya produksi.
Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai
berikut :
π = TR – TC
π = Y. Py – Σ Xi.Pxi - BTT
Keterangan :
π = Pendapatan (Rp)
Y = Hasil produksi (Kg)
Py = Harga hasil produksi (Rp)
Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)
Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)
BTT = Biaya tetap total (Rp)
Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat
dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan
dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
R/C = PT / BT
Keterangan:
R/C = Nisbah penerimaan dan biaya
PT = Penerimaan Total (Rp)
BT = Biaya Total (Rp)
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih
besar dari biaya.
b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan lebih
kecil dari biaya.
c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan sama
dengan biaya.
2.1.6. Faktor Internal ( Kekuatan dan Kelemahan) dan Eksternal ( Peluangdan ancaman) Budidaya Lebah Madu.
a. Faktor Internal
Kekuatan / Strengths ( S )
1. SDM telah mengikuti pelatihan.
2. Produk madu benar-benar madu murni.
3. Target pasarnya untuk semua golongan usia
4. Saluran distribusi pendek.
5. Harga madu lebih cenderung murah.
Kelemahan / Weaknesses ( W )
1. Alat produksi yang digunakan bersifat manual.
2. Kadar air pada madu masih cukup tinggi.
3. Kemasannya tidak menarik.
4. Proses pengemasan kurang higienis.
5. Tidak ada promosi.
b. Faktor Eksternal
Peluang / Opportunities (O)
1. Adanya dukungan dari pemerintah.
2. Musim kemarau menjadi musim lebah memproduksi madu.
3. Kepercayaan konsumen terhadap produk.
4. Permintaan konsumen meningkat.
5. Adanya konsumen yang menjadi agen (membeli madu untuk dijual kembali).
Ancaman / Threats (T)
1. Musim kemarau menjadi musim paceklik.
2. Keterbatasan produk.
3. Adanya pesaing lebih bisa memenuhi permintaan konsumen.
2.1.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian Andri Setiawan (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan
Lebah Madu”, di dapat bahwa Kelompok Tani Setia Jaya dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan, pemanenan, pengemasan dan pendistribusian
(pemasaran) masih dilakukan dengan cara tradisional dan manual yang artinya masih
memakai campur tangan manusia sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.
Alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Kelompok Tani
Setia Jaya salah satunya adalah membuat produk madu yang berkualitas, menciptakan
produk madu unggulan dan mempertahankan keaslian dan kemurnian madu serta
meningkatkan produktivitas madu agar meningkatnya loyalitas konsumen terhadap
kelompok tani.
Penelitian Novita Sari (2014) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan
Usaha Tani Caisim (Brasscia Juncea L.), didapat hasil bahwa Pendapatan
usahatani caisin di Desa Karangrejo Kecamatan Metro Utara pendapatan rata-rata
yang diperoleh petani caisin sebesar Rp. 1.894.688.Hasil (1) perhitungan R/C
rasio usahatani caisin lebih dari satu (R/C = 3,2), yang berarti usahatani caisin ini
layak untuk dikembangkan. Pada posisi dengan R/C > 1 petani. mengalami
keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.(2) berdasarkan posisi pada
diagram SWOT usahatani caisim berada pada kuadran 1, yakni strategi Agresif.
Prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada petani adalah sebagai
berikut ; Miningkatkan kualitas kualitas bibit agar dapat meningkatkan produksi
dan didukung dengan perawatan tanam yang mudah serta umur panen yang
singkat dapat memenuhi permintaan caisin yang cukup banyak ; Meningkatkan
sumber daya manusia agar dapat mengelola sub terminal agribisnis dengan baik ;
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sehingga bisa mengembangkan
dan memajukan sentra sayuran di Desa Karangrejo dan Meningkatkan peran
penyuluh agar informasi pasar cepat diterima oleh petani.
Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Prayitno (2015) dengan judul “Strategi
Pengembangan Usaha Pada Perusahaan Kecap Cap Tawon Madu”, dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan internal Perusahaan Kecap Cap Tawon Madu
masih terdapat beberapa fungsi manajemen yang belum dijalankan dengan baik,
seperti fungsi keuangan yang masih memerlukan perbaikan dalam mengatur
keuangan dan fungsi sumber daya manusia perlu dilakukan perincian serta
pembagian tugas lebih lanjut. Pada analisa lingkungan eksternal terdapat peluang
dan ancaman dari kompetitor yang bersaing harga, sehingga perusahaan perlu
menyusun strategi baru. Strategi segmenting, targeting, dan positioning di
perusahaan Kecap Cap Tawon Madu memfokuskan pada segmen pengusaha
dengan status ekonomi menengah kebawah.
2.2. Kerangka Pemikiran
Budidaya lebah madu dapat meningkatkan keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat di desa Buana Sakti sebagai sumber penghidupan, objek penelitian,
dan pengembangan iptek serta membuka peluang usaha bagi masyarakat. Tetapi
masih banyak masyarakat sekitar Hutan Rawa Cabang yang belum mengerti akan
pentingnya pemanfaatan budidaya lebah madu dan lebih banyak memanfaatkan
hasil hutan bukan kayunya saja.
Provinsi Lampung merupakan daerah yang sangat potensial untuk dilakukannya
pembudidayaan lebah madu mengingat kondisi sumberdaya alamnya yang sangat
mendukung dan memenuhi berbagai jenis tumbuhan sumber pakan lebah. Daerah
yang melakukan budidaya lebah madu di Provinsi Lampung salah satunya adalah
Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Lebah
madu yang dibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti
yaitu jenis lebah madu Apis cerana.
Pengembangan usahatani budidaya lebah madu terdapat beberapa masalah yang
menjadi penghambat. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui strategi pengembangan untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal dan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat luas mengenai teknik
budidaya lebah madu yang dilakukan oleh masyarakat Desa Buana Sakti
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.
Karena hal tersebut maka perlu melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan strategi pengembangan untuk
mengetahui faktor internal (kekuatan,kelemahan), dan faktor eksternal (peluang
dan ancaman) yang dapat menentukan strategi pengembangan budidaya lebah
madu. Selain itu diharapkan dengan adanya budidaya lebah madu masyarakat
dapat menjaga dan melestarikan hutan yang didalamnya terdapat berbagai jenis
pohon tertentu yang berpotensi menjadi sumber pakan lebah madu.
Berdasarkan dari uraian diatas maka bagan kerangka pemikirannya dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran strategi pengembangan budidaya lebahmadu.
2.3 Hipotesis
Diduga usaha tani budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti belum berkembang.
Budidaya Lebah madudi Desa Buana Sakti
Kecamatan Batanghari
Produksi
Faktor Eksternal
AnalisisSWOT
StrategiPengembangan
Budidaya Lebah madu
Faktor Internal
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Opersional Variabel
Langkah awal untuk memudahkan pengukuran variabel dalam penelitian ini,
maka secara operasional akan didefinisikan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
1. Strategi pengembangan adalah upaya untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal dan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat luas mengenai teknik
budidaya lebah madu dengan mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan
strategi yang harus dilakukan.
2. Produksi adalah hasil dari usaha budidaya lebah madu
3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
4.Pendapatan merupakan nilai rupiah yang dihasilkan dari selisih pendapatan
kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.
5. Analisis SWOT adalah “Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi
untuk menemukan apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan,
kelemahan, peluang, atau ancaman pada pengembangan lebah madu.
6.Kekuatan (Stengths)merupakan kelebihan khusus yang memberi keunggulan
pada suatu usaha.
7. Kelemahan (Weaknesses) merupakan kekurangan yang ada pada suatu usaha.
8. Peluang (Oppoertunities) adalah kemungkinan yang dapat memberi
keunggulan pada suatu usaha. 9. Kelemahan (Weaknesses) merupakan
kekurangan yang ada pada suatu usaha
9. Ancaman (Thteats)adalah keadaan yang dapat memberi kelemahan pada suatu
usaha
10. Faktor internal adalah segala sesuatu didalam / perusahaan yang akan
mempengaruhi organisi / perusahaan tersebut.
11. Faktor eksternal adalah segala sesuatu diluar batas-batas organisasi /
perusahaan yang mungkin mempengaruhi organisasi / perusaaan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016, yang berlokasi di Desa
Buana Sakti Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur, dengan
pertimbangan di Desa Buana Sakti merupakan salah satu desa yang paling banyak
membudidayakan lebah madu.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah data primerdan data
sekunder.
1. Data Primer
Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dan dengan bantuan
kuisioner. Pengumpulan data primer diperoleh dari data hasil pengisian kuisioner
dan hasil wawancara langsung dengan responden. Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap yang diteliti kepada
masyarakat sekitar hutan dengan melihat kondisi lingkungan masyarakat, adakah
pohon yang dapat dijadikan sumber pakan atau hanya mengambil sumber pakan
lebah dari sekitar hutan. Serta pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembudidayaan lebah madu di desa tersebut.
b. Wawancara dan pengisian kuisioner dengan melakukan tanya jawab secara
langsung terhadap masyarakat tani sekitar Desa Buana Sakti untuk memperjelas
data yang diperoleh.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan berasal dari sumber dan literatur yangberkenaan
dengan masalah yang terkait dengan penelitian ini. Pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan studi pustaka, dimana tekhnik ini digunakan dengan
mengumpulkan berbagai data penunjang penelitian yang diperoleh dari studi
literatur dan dari instansi terkait seperti dari dinas kehutanan,bahan pustaka,
artikel, jurnal, fasilitas internet dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah seluruh unit/individu pada suatu area penelitian yang akan
dijadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah petani yang melakukan ternak
lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur yang berjumlah 133 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan unit/bagian dari jumlah populasi yang ada disuatu tempat yang
akan dijadikanobjek penelitian. Untuk mendapatkan jumlah sampel, maka
dipergunakan rumus yang dikemukan oleh Yamane dalam Jalaludin Rakhmat
(1991). Dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah Sampel
(di2) : Presisi atau tingkat ketelitian, dalam hal ini dipergunakan
presisis sebesar 15%
Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui ukuran sampel yang
dipergunakan dalam penelitian ini, yakni :
= 133133 (0,15 ) + 1 = 33n = 33 responden.
N = N( ) + 1
3.4.3 Teknik Sampling
Untik mendapatkan jumlah sampel dari jumlah populasi yang ada, maka
dipergunakan teknik sampel acak sederhana ( Simple Random Sampling ).
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Sebelum pengambilan contoh dilakukan, kita harus memilah-milah populasi
menjadi dua kelas.
2. Menyiapkan data sub populasi petani lebah madu.
3. Menentukan kriteria pengambilan contoh sampel.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan
menggunakan teknik analisis SWOT. Langkah yang menyusun strategi
pengembangan usaha lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batang Hari
Kabupaten Lampung Timur yang dilihat dari faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang, ancaman) maka digunakan analisis
SWOT.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan dapat
diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi alternatif
strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yaitu menganalisis
peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan faktor-faktor
yang menjadi kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman dilakukan wawancara
dengan pihak perusahaan. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pengumpulan data (input stage), analisis (matcing stage), dan pengambilan
keputusan (decision stage).
1.Tahap PertamaTahap pengumpulan data dengan mengidentifikasi IFAS (Internal Factors
Analisysis strategic) dan EFAS (Eksternal Factors Analisysis strategic ). Adapun
tahapan yang dilakukan hingga merumuskan suatu alternatif pemecahan masalah :
a.Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang tertera pada kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting sampai 0,0
(tidak penting).
c. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap kondisi usaha yang bergerak. Adapun kriterianya adalah jika
rating 1 = kurang baik, 2 = agak baik, 3 = baik, 4 = sangat baik untuk semua
variabel. Misalnya peluang semakin besar ratingnya 3 dan ancaman semakin
besar ratingnya 1.
d. Kalikan bobot kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervareasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai
dengan 1,0 (poor)
e. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan
bagaimana usaha tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor stategi internal dan
ekasternalnya. Bentuk matrik IFAS (Internal Factors Analisysis strategic) dan
EFAS (Eksternal Factors Analisysis strategic ) dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.
Tabel 4. Internal Factors Analisysis Strategic (IFAS)
Faktor-faktor strategiinternal
Bobot Rating Bobot/Rating/Skor Pembobotan
Kekuatan
Kelemahan
Total
Total skor pembobotan berkisar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor
IFAS (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal usaha tani tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti
kondisi internal rata/ sedang dan (1,0 – 1,99) kondisi internal rendah /lemah.
Tabel 5. Eksternal Factors Analisysis Strategic (EFAS)Faktor-faktorstrategiEksternal
Bobot Rating Bobot/Rating /SkorPembobotan
Peluang
Ancaman
Total
Total skor pembobotan berkisar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor
EFAS (3,0-4,0) berrti petani merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang
mempengaruhi usahataninya, rata-rata(2,0-2,99) berarti petani merespon sedang
terhadap peluang dan ancaman yang ada, lemah (1,0-1,99) berarti petani tidak
merespon peluang dan ancaman yang ada.
2. Tahap kedua
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan model-model
kuantitatif perumusan strategi dengan lengkap dan akurat. Alat yang digunakan
untuk menyusun strategi usaha adalah matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikanya.
Tabel6.Matriks SWOT (strength, weaknesses, opportunities, threats)
IFASEFAS
Kekuatan (S)Tentukan 5 – 10faktorKekuatan
Kelemahan (W)Tentukan 5 – 10faktorKelemahan
Peluang (O)Tentukan 5 – 10faktorPeluang
S – O StrategiCiptakanstrategi yangmenggunakankekuatanuntukmemanfaatkanpeluang
W – O StrategiCiptakanstrategi yangmeminimalkankelemahandanmanfaatkanpeluang
Ancaman (T)Tentukan 5 – 10faktorAncaman
S – T StrategiCiptakanstrategi yangmenggunakankekuatanuntukmengatasiancaman
W –T StrategiCiptakanstrategi yangmeminimumkankelemahandanmenghindariancaman
Sumber :Rangkuti, Analisa SWOT TeknikMembedahKasusBisnis, 2008.
1. Strategi SOStrategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran usahatai, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi STStrategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
3. Strategi WOStrategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WTStrategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defenisif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Analisis yang telah dilakukan kemudian mendapatkan perumusan strategi dan
melakukan pengambilan keputusan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur
Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 12
Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat pemerintahan
di Kota Sukadana, yang meliputi 10 Kecamatan definitif dan 13 kecamatan
pembantu.
Kondisi fisik Kabupaten Lampung Timur secara umum meliputi :
1. Letak geografis
Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada 105015’ – 106o20’ BT
dan 4o37’ – 5o37’LS. Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah kurang
lebih 5.325,03 km atau sekitar 15% dari total wilayah Propinsi Lampung.
Secara administratif batas Kabupaten Lampung Timur adalah :
a. Sebelah utara berbatas dengan kecamatan Rumbia, kecamatan Seputih
Surabaya, dan kecamatan Seputih banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta
Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
b. Sebelah selatan berbatas dengan Kecamatan Tanjung Bintang,kecamatan
Ketibung, kecamatan Palas, dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung
Selatan.
c. Sebelah barat berbatas dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya,
Kota Metro dan Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten
Lampung Tengah.
d. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi Banten.
2. Kondisi topografi
Dari segi topografi, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima daerah:a. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung Sukadana,
Sekampung Udik, dan Labuhan Meringgai.
b. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit
sempit, dengan kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 50 meter
samapi 200 meter dpl.
c. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi kawasan
pantai pada bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada
sepanjang sungai juga merupakan sebagian hilir dai Way Seputih dan Way
Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 25 hingga 75 mdpl
dengan kemiringan 0% hingga 3%.
d. Daerah rawa pasang surut di sepanjang pantai timur dengan ketinggian 0,5
hingga 1 mdpl.
c. Daerah aliran sungai, yaitu Way Seputih, Sekampung, dan Way Jepara.
3. Kondisi Iklim
Kabupaten Lampung Timur bedasarkan Schmidt dan Fergusson termasuk dalam
kategori iklim B, yang dicirikan bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan
Desember-Juni dengan temperatur rata-rata 23-340C. Curah hujan marta tahunan
sebesar 2000-2500 mm. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya
didominasi oleh tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuning-kuningan,
latosol coklat kemerahan, latosol merah, hidromorf kelabu, alluvial hidromorf,
regosol coklat kekiningan,latosol merah kekuningan, alluvial ciklat kelabu dan
latosol merah.
4.2. Kondisi Sosial Ekonomi
1. Keadaan Penduduk
Penduduk Kabupaten Lampung Timur merupakan masyarakat yang heterogen
yang terdiri dari banyak suku bangsa antara lain Lampung, Jawa, Sunda, Batak,
Banten dan lain-lain. Keadaan tersebut menyebabkan keadaan sosila
budaya/kultur setiap wilayah menjadi sangat majemuk.
Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten
Lampung Timur mencapai 937.300 jiwa terdiri dari 483.547 laki-laki dan 453.753
perempuan, dengan tingkat kepadatan 3.647 jiwa per kilometer persegi, jumlah
desa perkelurahan 257 dengan kepadatan penduduk 176 jiwa per kilometer
persegi.
Persebaran penduduk di Kabupaten Lampung Timur anatar kecamatan sangat
bervariasi, hal ini dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan
yang menunjukan sebagian besar penduduk berada di wilayah Kecamatan Metro
Kibang dengan Kepadatan penduduk 249 jiwa/km2, Kecamatan Batang Hari
dengan kepadatan penduduk 348 jiwa/km2, Kecamatan Sekampung dengan
kepadatan penduduk 393 jiwa/km2, dan Kecamatan Marga Tiga dengan kepadatan
penduduk 178 jiwa/km2. Penduduk menurut lapangan usaha, banyak yang
menguntungkan di bidang pertanian sebesar 55,85%, bidang pertambangan
sebesar 0,87%, bidang industri sebesar 8,07%, bidang transportasi dan
komunikasi sebesar 3,67%, bidang perdagangan sebesar 18,95% dan jasa 7,97%.
4.3. Konidisi Umum Kecamatan Batang Hari
1. Letak dan Luas
Kecamatan Batang Hari terletak disebelah selatan Sukadana pusat kota dari
Kabupaten Lampung Timur, secara geografis terletak pada posisi 4038’ LS dan
104055’ BT, yang memiliki luas wilayah 75,56 km2.
Secara administratif batas Kecamatan Batang hari adalah :
a. Sebelah utara berbatasan denga Kecamatan Pekalongan
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang dan Kabupaten
lampung Selatan
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang dan Metro
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sekampung dan Kecamatan Bumi
Agung.
2. Kondisi Topografi
Permukaan bumi di daerah Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur
secara umum merupakan dataran landai, dan sebagian kecil merupakan daerah
berbukit dan bergunung
3. Kondisi Iklim
Wilayah Kecmatan Batang Hari termasuk dalam kategori iklim B menurut
Schmidt-Fergusson yang di tandai dengan bulan basah selama 6 bulan pada bulan
Desember-Juni, dengan suhu udara rata-rata sebesar 24--240C.
4.4. Kondisi Umum Desa Buana Sakti
1. Letak Dan Luas
Desa Buana Sakti berdiri pada tahun 1972 berdasarkan peraturan daerah No.01
Tahun 2001 dan keputusan Bupati Lampung Timur No. 13 Tahun 2001 tentang
pembentukan 11 Kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Timur yang terdiri
dari 24 kecamatan definitif dan 246 desa. Desa Buana Sakti memiliki luas wilayah
kurang lebih 959, 18 km. Secara administratif batas Desa Buana Sakti adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Way Sekampung
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwo Dadi Mekar atau Way Kandis .
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Margototo Kecamatan Metro Kibang
d. Sebelah timur berbatasan dengan balai Kencono.
2. Kondisi topografis.
Dari segi topografis Desa Buan Sakti termasuk ke dalam tipe derah aliran sungai,
yaitu Way Seputih, Sekampung, dan Way Jepara dengan ketinggian tempat, 100-
126 mdpl.
3. Kondisi Iklim
Desa Buana Sakti termasuk daerah beriklim tropis basah. Suu udara maximum
rata-rata 360C, jumlah bulan hujan yaitu sebanyak 4 bulan dalam setahun dengan
curah hujan yang tiggi kurang lebih 40mm/bulan.
4. Potensi Sumber Daya Alam
Desa Buana Sakti memiliki cukup banyak sumber potensi alam yang bisa
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, yaitu sawah sebanyak 100 Ha, tanah
kering/perladangan sebanyak 410,18 Ha, tanah rawa sebanyak 20 Ha, tanah
perkebunan sebanyak 137,5 Ha, dan fasilitas umum 10,5 Ha. Desa Buana Sakti
memperoleh hasil tambahan dari budidaya lebah madu sebanyak 50/Liter yang
cukup membantu masyarakat desa, menambah sumber pendapatan mereka. Untuk
sarana dan prasarana. Desa sudah cukup berkembang karena hampir semua jalan
desa sudah diaspal dan sudah ada jembatan beton yang menghubungkan antar
sungai yang akan dilewati serta transportasi umum dapat melewati desa dengan
mudah.
4.5.Kedaan Umum Masyarakat Desa Buana Sakti
Keadaan umum masyarakat sekitar hutan Desa Buana Sakti di perlukan untuk
mengetahui kondisi masyarakat terhadap kinerja mereka dalam hasil penelitian,
adapun keadaan terpencil secara umum masyarakat tersebut sebagai berikut :
1. Umur
Menurut Badan Pusat Statistik (1990), komposisi penduduk berdasarakan umur
dan jenis kelamin, umur penduduk dikelompokkan menjadi tiga :
- Umur 0-14 Tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
- Umur 15-64 Tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif
- Umur 65 Tahun ke atas dinamakan usi tua/usia tak produktif/ usia jompo.
Berdasarkan hasil peneltian diperoleh,umur yang di dapat dari setip obyek
penelitian masuk ke dalam berkisar antara 15-64 tahun. Hal ini merupakan hal
yang wajar dikarenakan pada usia ini termasuk ke dalam usi produktif manusia
untuk bekerja, sedangkan lebih dari 65 tahun ke atas manusia sudah tidak
produktif lagi untuk bekerja dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kondisi
tubuh yang lemah, dan kemampuan otak untuk merangsng daya pikiran tidak
cukup kuat lagi.
2. Tingkat pendidikan
Data tingkat pendidikan untuk mengetahui tolak ukur mata pencarian masyarakat
desa Buana Sakti, data ingkat pendidikan secara terinci dijelaskan pada tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Obyek Penelitian Di Desa Buana Sakti Kecamatan
Batang Hari Kabupaten Lampung Timur.
NoProfesi
Tingkat
pendidikan
Jumlah responden Presentase
(%)
1 Petani madu SD 15 45,4
2 Petani madu SMP 7 21,2
3 Petani madu SLTA 10 30,3
4 Petani madu Tidak tamat SD 1 3
Jumlah 33 100
Pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Buana Sakti sangat beragam,
dan untuk setiap tingkat pendidikan yang dimiliki setiap obyek penelitian masih
tergolong rendah atau rata-rata hanya menyelesaikan program pendidikan sampai
Sekolah Dasar. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan masih tergolong rendah, faktor ekonomi yang kurang
memenuhi dan fasilitas sekolah yang ada di Desa Buana Sakti masih sedikit yaitu
hanya terdapat 3 SD. Dan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi , harus pergi keuar daerah yang jarak ke SMP terdekat sekitar 7 Km, dan
untuk ke SMA harus pergi ke kota metro. Hal ini menjadi pertimbangan
masyarakat, karena memerlukan biaya yang cukup besar dan tidak sebanding
dengan biaya pendapatan masyarakat sekitar.
3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Data jumlah anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak dan anggota keluarga
lainya diperlukan untunk menghitung banyaknya biaya pengeluaran pertahunya
yang harus dikeluarkan setiap keluarga agar sesuai dengan biaya penerimaan dari
hasil pendapatanya. Adapun data tentang jumlah tanggungan keluarga untuk objek
penelitian yang telah diteliti, dijelaskan secara terinci sebagai berikut:
Tabel 8. Jumlah tanggungan objek penelitian di Desa Buana Sakti Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur.
No Jumlah tanggungan Jumlah Responden
petani madu
Presentase
(%)
1 1 orang 0 0
2 2 orang 15 45,4
3 3 orang 9 27,3
4 4 orang 5 15,1
5 5 orang 4 12,1
Jumlah 33 100
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga keseluruhan
objek penelitian yang paling banyak adalah keluarga yang memiliki tanggungan
keluarga berjumlah 2 orang. Hal ini dikarenakan hampir semua penduduk desa
anaknya menikah di usia muda sehingga tidak ditanggung oleh kepala keluarga
lagi.
4.6 Teknik Pemeliharaan dan Perawatan
Para petani meletakkan bibit lebah yaitu dengan memasangan glodokan yang
terbuat dari batang kelapa. Selama seminggu lebah-lebah tersebut tidak
dapatdiganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap
lingkungan. Setelah 2 minggu lebah di glodokan baru bisa dipindakan ke stup.
Hal yang harus dipastikan adalah ratu lebah harus ikut masuk ke dalam stup
tersebut agar keloni yang lain mau ikut pindah ke dalam stup (kotak lebah).
Stup harus diletakkan ditempat yang teduh dan terdapat banyak sari makanan.
Tiang penyangga diberi oli bekas terlebih dahulu agar semut tidak menaiki kotak
madu dan mengganggu para lebah. Para petani yang melakukan perawatan harus
rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti
membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk
dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang
pengganggu.
Para petani diharuskan melakukan pengecekan stup setiap 2 minggu sekali agar
petani bisa memperhatikan apakah didalam stup tersebut lahir calon ratu lebah
yang baru karena jika hal ini terjadi akan berdampak terhadap terpecahnya koloni
sehingga dapat mengurangi produktivitas para lebah. Calon ratu lebah baru lebih
baik dibuang atau dipindahkan ke stup lain.
a. Teknik Pemanenan
Pengecekan stup dilakukan tiap dua minggu. Apabila stup sudah penuh maka
proses pemanenan bisa dilakukan. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah
tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari
lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas, lalu madu
akan keluar dengan sendirinya.
Cara pemanenan lebah madu dilakukan dengan cara manual sebagai berikut :
1. Asapkan kawasan kotak koloni (stup) agar dapat menghalau lebah madu ketika
mengambil hasil. Pastikan memakai pakaian yang
sesuai serta memakai jaring pelindung muka.
2. Angkat sisiran dari kotak koloni lebah menggunakan pengungkit sisiran. Ratu
lebah harus dipindahkan terlebih dahulu ke stup lain.
3. Gunakan sikat sekiranya masih ada lebah yang masih tertinggal/melekat pada
sisiran.
4. Setelah sisiran bebas dari lebah, maka sisiran dipotong menggunakan pisau.
5. Sisiran yang telah dipotong dipindahkan ketempat yang lain.
b. Pendistribusian atau Pemasaran
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa hasil produksi budidaya lebah
yang dilakukan oleh petaniini sudah dipasarkan diluar Profinsi Lampung, yaitu
salah satunya adalah daerah Serang Banten, Bekasi dan Bogor, dengan
menggunakan pengemasan yang sederhana yaitu dengan menggunakan plastik
1kg transparan yang memiliki berat 8 ons madu asli dengan harga Rp. 70.000,-
/plastik 1kg transparan.
Usaha budidaya lebah madu ini dinilai cukup menguntungkan bagi masyarkat
yang membudidayakanya,karena cara pembudidayaanya yang cukup sederhana
serta pemasaranya tidak sulit karena banyak peminat khususnya masyarakat di
desa itu sendiri.
c. Penggunaan Peralatan
Peralatan yang digunakan petani dalam melakukan kegiatan usaha buidaya lebah
madu adalah peralatan yang secara umum digunakan dalam kegiatan usaha
budidaya lebah madu. Jenis peralatan dalam usaha budidaya lebah madu dan
biaya penyusutan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 9. Jenis peralatan dan rata-rata biaya penyusutan dalam usaha budidayalebah madu di Desa Buanasakti Kecamatan Batang Hari KabupatenLampung Timur
No Nama alat Nilai awal(Rp)
Jumlah UmurEkonomis(Tahun)
Penyusutan(Rp)
1 Stup 200.000 25 2 2.500.0002 Glodok 25.000 51 4 318.7503 Masker 50.000 2 6 16.6764 Pisau 15.000 1 1 15.0005 Gunting 10.000 1 1 10.000
Total 2.860.426
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui peralatan yang digunakan petani lebah
adalah stup, glodok, masker, pisau dan gunting. Penyusutan rata-rata per usaha
budidaya lebah madu untuk alat stup adalah Rp. 2.500.000, glodok Rp. 318.750,
masker Rp.16.676, pisau Rp.15.000, dan gunting Rp.10.000,- dengan total Rp.
2.860.426.
4.7 Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Madu
Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut
Soekartawi (1991) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisiskan
sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang
dijual atau yang tidak dijual. Pendapatn bersih (net farm income) didefinisikan
sebagai selisih pendapatn kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.
Perhitungan dalam melakukan analisis pendapatan dengan melihat selisih antara
penerimaan dan biaya. Biaya yang dikeluarkan seperti biaya variabel, biaya tetap
dan biaya lain-lain. Analisis Pendapatan Usaha budidaya lebah madu di Desa
Buana Sakti berdasarkan penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C dapat dilihat
secara lebih lengkap pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usaha budidaya lebahmadu di Desa Buana Sakti,2016
Produksi per stup (8,5)UraianPenerimaanProduksi
BiayaProduksi1.Biaya TunaiTenagaKerjaTotal BiayaTunai
II. BiayaDiperhitungkanPenyusutanAlatTotal Biaya yang diperhitungkan
III. Total Biaya
PendapatanI.PendapatanAtasBiayaTunaiII.PendapatnAtasBiaya TotalR/C atasBiaya Total
Harga (Rp)
50.000,00
100.000,0
Fisik
21,1
Nilai
2.763.056
100.000,0101.590,9
46.538,046.538,0
148.128,9
2.661.456,12.614.927,1
10.1
Berdasarkan tabel 11 menunjukan pendapatan usaha budidaya lebah madu di Desa
Buana Sakti Kecamatan Batanghari pendapatan rata-rata yang diperoleh petani
lebah sebesar Rp. 2.614.927,1, penerimaan sebesar Rp.2.763.056 dan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 148.128,9 dengan jumlah stup 8,5. Hasil perhitungan
R/C rasio usaha lebah madu lebih dari satu (R/C = 10,1), yang berarti usaha
budidaya lebah madu ini layak untuk dikembangkan. Pada posisi dengan R/C > 1
petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.
4.8StrategiPengembanganBudidaya Lebah Madu di Desa Buana Sakti
Strategi pengembangan usaha budidaya lebah madu di desan Buana Sakti dengan
melakukan analisis SWOT. Analiis SWOT merupakan analisis strategi untuk
melihat kelemahan, peluang dan ancaman dalam kegiatan usahatani caisim.
Analisis strategi yang telah ditentukan dengan menggunakan analisis SWOT
dengan pemilihan faktor internal dan faktor eksternal usaha untuk
mengembangkan usahatani caisim di daerah tersebut.
4.8.1 Mentukan Faktor-Faktor Internal
Adapun faktor-faktor internal dalam usaha lebah madu di Desa Buana Sakti
antara lain :
Kekuatan (Strengths)
1.Kualitas Madu
Kualitas madu yang baik akan menjadikan kekuatan bagi petani lebah madu
dalam hal pemasaran produk madu, karena sudah percayanya petani dengan
produk madu yang mereka konsumsi dari petani madu.
2. Kemampuan SDM
Kemampuan SDM sangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu
tersebut. Petani lebah di buana sakti dalam melakukan usaha budiaya lebah madu
sudah cukup baik. Ketua kelompok tani sering mengikuti kegiatan pelatihan di
sekitar wilayah lampung timur maupun di luar wilayah lampung timur bahkan di
luar kota. Dengan sering mengikuti kegiatan tersebut, petani lebih berkembang
dalam melakukan usaha budidaya lebah madu serta lebih banyak informasi dari
daerah laen yang lebih baik dalam melakukan usaha budidaya lebah madu.
3. Informasi Pasar
Informasi pasar sangat penting dalam setiap melakukan usahatani. Di Desa Buana
Sakti petani sangat mudah dalam memasarkan madu. Karena di Desa Buana sakti
ketua kelompok tani dan pengumpul selalu menjalin komunikasi dengan
pedagang besar untuk mengetahui berapa harga madu.
4. Perawatan Mudah
Dalam melakukan usahatani lebah madu tidak banyak kendala dalam melakukan
budidaya. Perawatan lebah cukup mudah dan tidak membutuhkan tenaga kerja
yang banyak. Sehingga tidak perlu melakukan perlakukan khusus.
5. SDM sudah mengikuti pelatihan
Pelatihan budidaya lebah madu akan meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Cara budidaya lebah madu dapat di terapkan oleh para petani melalui
pelatihan-pelatihan yang ada.
6. Harga madu cenderung stabil
Harga madu yang cenderung stabil tidak membuat para petani madu tidak
khawatir akan terjadinya fluktuasi harga madu. Hal tersebut menjadi kekuatan
untuk budidaya lebah madu.
Kelemahan (Weaknes)
1.Kemampuan Pencatatan
Manajemen usaha yang baik akan berhasil jika dilakukan pencatatan keuangan
dalam setiap kegiatan usaha. Pencatatan keuangan sangat penting untuk melihat
keuntungan atau kerugian pada usahatani tersebut. Usaha budidaya lebah madu di
Desa Buan Sakti kurang memiliki pencatatan dalam usahanya, jadi petani kurang
rinci dalam menganalisa usaha yang dilakukanya.
2. Modal
Modal adalah hal penting dalam memulai suatu usaha. Modal usaha pada
budidaya lebah madu ini sangat penting terutama dalam biaya penambahan
stup/kotak koloni lenbah. Dengan demikian maka produksi lebah akan meningkat.
3. Pelatihan
Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kerja perlu diadakan pelatihan-pelatihan
yang berkaitan dengan usahatani tersebut. Petani lebah di Desa Buana Sakti
kurang akan pelatihan- pelatihan tentang budidaya lebah madu. Sehingga belum
tercapai usahatani yang maksimal.
4. Harga
Harga sangat berpengaruh dalam setiap melakukan usaha. Dengan harga yang
tinggi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Untuk harga jual madu
sudah lumayan menguntungkan bagi petani lebah, karena harga madu yang stabil.
5. Alat produksi yang digunakan bersifat manual
Peralatan produksi untuk budidaya lebah madu masih cenderung manual dan
masih tergolong tradisional, sehingga perlu adanya pengetahuan tentang peralatan
dalam budidaya lebah madu.
6. Teknik/cara budidaya lebah madu
Dalam usaha lebah madu memerlukan teknik tentang budidaya lebah madu,
terutama dalam hal pemanenan madu, masih banyak petani yang belum berani
dalam memanen madu karena takut oleh sengatan lebah madu.
4.8.2 Menentukan Faktor- Faktor Eksternal
Peluang (Opportunity)
1.Sub Terminal Agribisnis (STA)
Sub terminal agribisnis sangat berperan baik dalam melakukan usahatani.
Terutama dalam usaha budidaya lebah madu pemasaran yang sudah cukup baik
dan mudah dalam penistribusianya.
2. Permintaan lebah madu cukup besar
Permintaan madu semakin lama semakin meningkat, karena konsumen sudah bisa
merasakan manfaat lebah madu bagi kesehatan. Permintaan madu yang semakin
meningkat akan menjadikan petani lebah madu mendapatkan hasil yang optimal
dan dapat meningkatkan pendapatan petani lebah.
3. Sentra lebah madu
Desa Buana Sakti merupaka desa yang paling banyak memproduksi lebah madu
karena wilyahnya yang masih mempunyai banyak pepohonan dan para petani
yang masih aktif berperan dalam budidaya lebah madu.
4. Peran Penyuluh
Usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki penyuluh yang dapat
membantu jika para petani memiliki masalah dalam melakukan usaha lebah madu.
5. Permintaan konsumen meningkat
Meningkatnya permintaan konsumen dapat menjadikan peluang bagi usaha lebah
madu. Karena sudah banyak konsumen yang mengenal manfaat madu bagi
kesehatan.
6. Adanya dukungan dari pemerintah
Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam usaha lebah madu untuk
meningkatkan hasil lebah madu sehingga dapat menjadikan suatu daerah tersebut
menjadi sentra lebah madu.
Ancaman (Threats)
1.Kenaikan Harga Sarana Produksi dan BBM
Kenaikan harga-harga produksi usaha dan sembako menimbulkan ancaman dalam
usaha budidya lebah madu di Desa Buana Sakti. Adanya kenaikan tersebut
berimbas pada harga pupuk dan sarana produksi lainya sehingga berpengaruh
pada pendapatan petani.
2. Tingkat Pertambahan Penduduk
Kepadatan penduduk disekitar lokasi usaha lebah madu di Desa Buana Sakti
berpengaruh dalam melakukan usaha lebah madu. Bertambahnya penduduk
menjadikan sempitnya areal lahan yang akan dijadikan tempat tinggal koloni
lebah madu.
3. Persaingan
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi berkembangnya petani dalam
menjalankan usahataninya adalah adanya pesaing yang bergerak dalam bidang
yang sama. Di Desa Buana Sakti sudah melakukan berbagai cara yang
memungkinkan untuk mengatasi hal tersebut. Karena pesaing merupakan
ancaman yang besar dalam melakukan usaha lebah madu.
4. Pengaruh Cuaca
Dalam melakukan usaha komoditas pertanian cuaca sangat berpengaruh .
khususnya untuk budidaya lebah, Cuaca berpengaruh dalam melakukan budidaya
lebah. Jika cuaca hujan produksi akan meningkat . Karena lebah madu menyukai
daerah yang terdapat sumber air.
5. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi menjadikan adanya perbedaan modal anatara masing-masing
petani lebah, salah satu penyebabnya adalah jumlah tanggungan keluarga yang
semakin bertambah.
6. Perbedaan suku
Perbedaan suku dapat menjadikan ancaman bagi usaha lebah madu. Karena
budidaya lebah madu sangat sensitif sehingga sangat berpengaruh pada sosial
politik masyarakat.
4.8.3 Analisis Strategi
setelah diidentifikasi faktor internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha lebah madu di Desa Buana Sakti.
Tahap selanjutnya adalah menyusun tabel matrik Internal Factor Analisysis
Strategic (IFAS) dan Eksternal Factor Analisysis Strategic ( EFAS). Tahap ini
merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya
lebah madu.
A. Analisis faktor internal dan eksternal menggunakan matrik IFAS dan
EFAS
Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor Internal Factor Analisysis
Strategic (IFAS) dan Eksternal Factor Analisysis Strategic ( EFAS) diperoleh
kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki petani lebah.
Faktor-faktor strategi internal dan eksternal diperoleh dari hasil wawancara dan
pengisian kuesioner oleh petani sampel. Pembobotan dilakukan dengan
menggunakan tabel perhitungan untuk mendapatkan bobot dari masing-masing
variabel internal dan eksternal. Bobot yang digunakan merupakan hasil total
pembobotan rata-rata dari petani sampel. Pemberian peringkat (rating) diperoleh
dari responden yang sama, sehingga diperoleh nilai dari faktor-faktor strategi
internal dan eksternal. Dengan memasukan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh skor
pembobotan seperti pada tabel 12 dan 13.
Tabel 12 . Matrik Internal Factor Analisysis Strategic (IFAS)
Faktor - faktorStragei Internal Bobot Rating SkorPembobotan
Kekuatan
- KualitasMadu
- Kemampuan SDM
- InformasiPasar
- PerawatanMudah
- SDM sudahmengikutipelatihan
- Hargamaducenderungstabil
23,81 2,97 0,71
19,05 3,27 0,62
19,05 3,27 0,62
4,76 3,27 0,16
0,00 3,27 0,00
33,33 3,27 1,09
Kelemahan
- KemampuanPencatatan
- Modal
- Pelatihan
- Harga
- Alatproduksi yang
digunakanbersifat manual
18,75 2,85 0,18
9,38 3,21 0,09
6,25 3,18 0,06
21,88 3,24 0,21
9,38 3,09 0,09
- Teknik/carabudidayalebahmadu 34,38 2,88 0,33
Total 200,02 4,16
Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFAS, faktor strategi internal yang
merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh terhadap pengembangan
usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti adalah Kualitas bibit lebah yaitu
0,71. Hal ini menunjukan bahwa dengan kualitas bibit lebah yang baik akan
menghasilkan koloni-koloni lebah yang berkualitas dan banyak menghasilkan
madu.
Faktor strategi internal yang merupakan kelemahan terbesar dan paling
berpengaruh terhadap pengembangan usaha budidaya lebah madu di Desa Buana
Sakti adalah harga yaitu 0,33. Hal ini menunjukan bahwa teknik/cara budidaya
lebah madu sangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu. Karena
pengetahuan petani tentang pedoman atau cara budidaya lebah madu dapat
meningkatkan pendapatan petani madu dengan meningkatkan produksi madu.
Hasil analisis matrik IFAS untuk kekuatan mendapatkan skor 100 dan kelemahan
mendapatkan skor 100,02. Sehingga diperoleh total nilai pada posisi internal rata-
rata yaitu sebesar 4,16. Hal ini berarti bahwa skor kekuatan pada usaha lebah
madu kurang baik dari pada kelemahanya.
Berdasarkan penilaian skor yang telah disususn, total skor usaha lebah madu di
Desa Buana Sakti sebesar 4,16 termasuk dalam kategori baik, yaitu di atas rata-
rata 2 dari rating yang telah ditetapkan maksimal 4. Kelemahannya harus lebih
diperhatikan agar nantinya bisa diperkecil. Dari hasil tersebut petani harus lebih
bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-
kelemahanya.
Adapun hasil perkalian antara rata-rata bobot dan rating dari petani sampel
digabungkan dalam matrik EFAS ditunjukan pada tabel 13.
Tabel 13 . Matrik Eksternal Factor Analisysis Strategic (EFAS)Bobot Rating SkorPembobotan
Peluang
- Sub Terminal Agribisnis 1,39 3,0224 0,01- Permintaan lebah cukup besar 26,36 3,1561 0,14
- Sentra lebah madu31,92 3,0658 0,17
- PeranPenyuluh 9,71 3,397 0,05- Permintaan konsumen meningkat 56,91 2,8694 0,31- Adanya dukungan dari pemerintah 1,47 3,202 0,01Ancaman
-
KenaikanHargaSaranaProduksidan
BBM
- Tingkat PertambahanPenduduk
- Persaingan
- PengaruhCuaca
14,17 2,9012 0,13
24,16 3,0803 0,22
14,19 3,111 0,13
12,493,3364 0,11
-Keadaan Ekonomi 15,83 3,0361 0,14
-Keadaan lingkungan 19,16 3,0358 0,17
Total 227,76 1,59
Berdasarkan tebel 13 hasil perhitungan EFAS, faktor strategi eksternal yang
merupakan peluang terbesar dan paling berpengaruh terhadap pengembangan
usaha lebah madu di Desa Buana Sakti adalah permintaan konsumen meningkat
yaitu 0,31. Hal ini menunjukan bahwa desa Buana Sakti mempunyai peluang yang
besar dalam peningkatan pendapatan petani dengan penjualan produk madu.
Faktor strategi eksternal yang merupakan ancaman terbesar dan paling
berpengaruh terhadap pengembangan usaha lebah madu di Desa Buana Sakti
adalah tingkat pertambahan penduduk yaitu 0,22. Jumlah penduduk yang semakin
meningkat menyebabkan lahan semakin berkurang dan menyebabkan
berkurangnya populasi lebah madu.
Hasil analisis matrik EFAS untuk peluang mendapatkan skor 0,69 dan ancaman
mendapatkan skor 0,9. Sehingga diperoleh total nilai eksternal rata-rata yaitu
sebesar 1,59. Hal ini berarti bahwa skor peluang yang dimiliki petani lebah di
Desa Buana Sakti lebih besar dari pada ancamanya.
Berdasarkan penilian skor yang telah disusun, total skor usaha lebah madu sebesar
1,59 termasuk dalam katagori usahatani yang kurang baik yaitu berada di bawah
rata-rata nilai 2 dari rating yang telah ditetapkan maksimal 4. Dengan demikian
usaha lebah madu di Buana Sakti harus memiliki antisipasi yang tinggi terhadap
segala ancaman yang datang dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki.
Kegunaan matrik IFAS dan EFAS adalah untuk mengetahui posisi uasahatani
lebah di Desa Buana Sakti saat ini. Oleh sebab itu pemetaan posisi usaha lebah
madu sangat penting dalam pemilihan strategi yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan, total nilai pada matrik IFAS untuk kekuatan dan
kelemahan sebesar 4,16, yang artinya faktor internal berada di atas rata-rata.
Sedangkan total nilai pada matrik EFAS untuk peluang dan ancaman yaitu sebesar
1,59, yang artinya faktor eksternal berada di bawah rata-rata.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk
merumuskan strategi. Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal
didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 3,20, faktor
kelemahan = 0,96, faktor peluang = 0,55, faktor ancaman 0,56.
Dari skor pembobotan selanjutnya diplotkan pada gamabar analisis diagram
SWOT yang terdiri dari 4 kuadran yaitu :
Peluang
III 0,55 I
Kelemahan Kekuatan0,96 3,20
0,56IV II
Ancaman
Gambar 3. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa Buana
Sakti (01)
Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan kelemahan, peluang dan
ancaman, maka didapatkan koordinat (0,01 ; -0,005) yaitu,
skorkekuatan – skorkelemahan ; skorpeluang – skorancaman2 2
3,20 – 0,96 ; 0,55 – 0,562 2
0,01 ; -0,005
Peluang
III I
Kelemahan Kekuatan3,20
0,56IV II
Ancaman
Gambar 4. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa Buana
Sakti (02)
Analisis SWOT yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan strategi pengembangan usaha lebah madu kedepan. SWOT matrik ini
dibangun berdasarkan hasil analisis faktor-faktor strategis internal maupun
eksternal yang terdiri dari berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Hasil analis pada matrik SWOT diperoleh Koordinat (0,01 ; -0,005)
yang mana koordinat ini masuk pada kuadran II, yakni meskipun ada ancaman
perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara difersivikasi produk dan pasar.
4.8.3.1 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT
Perumusan prioritas dan keterkaitan antar strategi berdasarkan pembobotan rating
hasil SWOT, maka dilakukan interaksi kombinasi strategi internal - eksternal,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Interaksi kombinasi strategi SO merupakan strategi menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang, jika pengembangan lebah madu berada pada
posisi ini maka mendukung pengembangan lebah kedepannya.
2. Interaksi kombinasi strategi WO merupakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang, jika usaha pengembangan usaha
lebah madu berada pada posisi ini maka masalah-masalah internal strategi
pengembangan usaha lebah madu dapat diusahakan kearah yang lebih baik.
3. Interaksi kombinasi strategi ST merupakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, jika usaha pengembangan usaha lebah
madu berada pada posisi ini strategi yang dilakukan adalah menggunakan
kekuatan mengatasi ancaman
4. Interaksi kombinasi strategi WT merupakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan ancaman. Apabila usaha pengembangan
usaha lebah madu berada pada posisi ini maka usaha pengembangan lebah
sedang berada pada saat yang tidak menguntungkan. Hal ini karena usaha
pengembangan usaha lebah madu menghadapi kelemahan internal.
Berdasarkan interaksi kombinasi tersebut, kemudian digabungkan dalam
matrik seperti Tabel 14.
Tabel 14. Matrik Strategi Kombinasi Internal dan EksternalEFAS
IFASKEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Hasil penggabungan perhitungan pembobotan rating IFAS dan EFAS dapat dilihat
pada tabel 15.
Tabel 15. Pembobotan rating IFAS dan EFASO = 0.55 T = 0.56
S = 3.20 SO = 1.76 ST = 1.79
W = 0.96 WO = 0.53 WT = 0.54
Berdasarkan hasil pembobotan rating hasil koesioner SWOT, maka dapat disususn
prioritas strategi berdasarkan kombinasi strategi yang paling tinggi sampai dengan
paling rendah, dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Tingkatan Prioritas Strategi SWOTPrioritas Strategi BobotNilai
I Strength-Threat(ST) 1.79
II Strength-Opportunity(SO) 1.76
III Weakness-Threat(WT) 0.54
IV Weakness-Opportunity(WO) 0.53
Hasil interaksi IFAS dan EFAS yang menghasilkan alternatif strategi yang
mendapatkan bobot tertinggi adalah Strength-Threat(ST)dengan skor 1.79,
diterjemahkan sebagai strategi yang menggunakan kekutan untuk mengatasi
ancaman. Dengan hasil ini strategi untuk pengembangan lebah madu bobot
kekuatan lebih besar daripada kelemahan, sedangkan bobot ancaman lebih besar
daripada peluang dalam pengembangan komoditas lebah madu.
Tujuan dari tahap analisis terhadap faktor-faktor strategi (matrik SWOT) adalah
untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Berdasarkan matrik swot
dihasilkan strategi SO (Strenghts-Opportunities), strategi ST (Strengts-Threats),
strategi WO (Weakness-Opportunities) dan stregi WT (Weakness-Thearts). Hasil
analisis terhadap empat tipe strategi yang disarankan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Matrik SWOT Usaha Budidaya Lebah madu
InternalFactor
AnalisysisStrategic
(IFAS)EksternalFactorAnalisysisStrategic(IFAS)
Kekuatan (S)
1. KualitasMadu2. Kemampuan SDM3. InformasiPasar4. PerawatanMudah5. SDM sudah mengikuti
pelatihan6. Harga madu cenderung
stabil
Kelemahan (W)
1. KemampuanPencatatan2. Modal3. Pelatihan4. Harga5. Alatproduksi yang
digunakanbersifat manual6. Teknik/cara budidaya lebah
madu
Peluang (O)
1. Sub terminal agribisnis2 Kepercayaan terhadap
produk madu3. Sentra lebah madu4. Peran Penyuluh5. Permintaan konsumen
meningkat6. Adanya dukungan
pemerintah
Strategi S-O
1. Meningkatkan kualitas bibitlebahagar dapatmeningkatkan produksi dandidukung dengan perawatankoloni yang mudah sertadapat memenuhi permintaankonsumen yang cukupbanyak
2. Meningkatkan sumber dayamanusia agar dapatmengelola sub terminalagribisnis dengan baik
3. Meningkatkan kemampuansumber daya manusiasehingga bisamengembangkan danmemajukan sentra lebahmadu di Desa Buana Sakti
4. Meningkatkan peranpenyuluh agar informasipasar dapat diterima dengancepat oleh petani
5. Perawatan lebah madu yangdinilai cukup mudahmembuat petani madupercaya terhadap produkebah madu.
6. Harga madu yang relatifstabil membuat permintaanmadu semakin meningkat.
Strategi W – O
1. Permintaan konsumen yang cukupbesar, penyuluh harus lebih aktifdalam melakukan pelatihan-pelatihan serta memberipengarahan dalam melakukanteknikusaha budidaya lebah madudari penyuluh
2. Mengelola sub terminal agribisnisdengan baik agar dapatmenstabilkan harga madu
3. Memajukan sentra lebah madu diDesa Buana Sakti agar dapatmengajukan pinjaman ataumenarik investasi lembaga swastamaupun pemerintah
4. Meningkatkan peran penyuluhdalam mengajarkan petani untukmelakukan pencatatan analisausaha
5. Dengan adanya peran penyuluhdapat menjadikan petani lebahmadu mengetahui teknik/carabudidaya lebah madu yang sudahditerapkan pada petani madu
6. Dengan alat yang digunakan masihbersifat manual, dukungan daripemerintah sangat dibutuhkan bagiusaha lebah madu.
Ancaman (T)
1.
KenaikanHargasaranapro
duksi dan BBM
2. Tingkat
PertambahanPenduduk
3. Persaingan
Strategi S – T
1. Dengan didukung perawatanyang mudah dapatmeningkatkan produksisehingga pendapatn bisameningkat dan dapatmenekan pengaruh kenaikanharga produksi dan sembako
2. Meningkatkan kemampuanSDM Sehingga dapat
Strategi W – T
1. Meningkatkan kemampuanpencatatan agar dapat bersaingdengan pesaing lainya
2. Memaksimalkan modal pribadidalam meningkatkan pendapatansehingga dapat mengurangipengaruh kenaikan hargaproduksi dan sembako danmengatasi peningkatan
4. PengaruhCuaca
5. Keadaan ekonomi
6. Keadaan lingkungan
meningkatkan informasipemasaran agar bisa lebihunggul dari pesaing
3 SDM yang sudah mengikutipelatihan dapat menjadikekuatan dalam mengatasipersaingan.
4Kemempuan SDM yang baikdapat menangani tingkatpertumbuhan penduduk
5. Harga madu yang cenderungstabil membuat keadaanekonomi petani madu cukupterpenuhi
6 Perbedaan suku menjadikanusaha lebah madu inimemunculkan suatukesensitifan keadaan sosialpolitik sehingga berpengaruhpada informasi pasar.
pertumbuhan penduduk3. Banyak mengikuti pelatihan yang
didakan Dinas Pertanian ataulembaga terkait sehingga dapatmengatasi pengaruh cuaca danmeneken pengaruh harga yangtidak stabil dalam melakukanusahatani
4 Harga madu yang relatif stabiltidak mempengaruhi keadaanekonomi petani lebah dalam halkenaikan harga saran produksidan sembako.
5. Alat produksi yang digunakanbersifat manual sehingga dapatmengatasi keadaan cuaca yangmungkin tidak disukai lebahmadu.
6. Teknik/carabudidaya lebah maduYang diterapkan oleh petanidapat mengatasi kesensitifansosial akibat perbedaan suku.
Adapun analisis strategi SWOT
1.Strategi S-O
a. Meningkatkan kualitas madu agar dapat meningkatkan pendapatan petani madu
dan didukung perarawatan lebah yang mudah sehingga dapat memenuhi
permintaan lebah yang cukup banyak, strategi ini diciptakan agar petani dapat
meningkatan kualitas madu, dengan begitu produksi yang dihasilkan akan
semakin tinggi. Sehingga petani dapat memenuhi permintaan madu yang cukup
besar dengan kualitas yang baik serta mendapat keuntungan dengan peluang
yang ada.
b. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mengelola sub terminal
agribisnis (STA), strategi ini diciptakan agar petani bisa meningkatkan
kemampuanya dalam mengembangkan pemasaran dengan adanya bantuan sub
terminal agribisnis dari pemerintah. Dengan sumber daya manusia yang baik
,petani bisa melakukan perencanaan yang baik pula dalam mengembangkan
sub terminal agribisnis yang ada. Dengan berjalannya sub terminal agribisnis
petani lebih mudah memasarkan madu serta harga lebah bisa setabil.
c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat memajukan sentra
lebah di desa Buana Sakti, strategi ini diciptakan agar petani lebih berkompeten
dalam melakukan usahatani lebah dan dapat menjadikan sentra lebah madu
lebih maju.
d. Meningkatkan peran penyuluh agar informasi pasar cepat diterima oleh petani,
strategi ini diciptakan agar petani lebih cepat mendapatkan informasi pasar.
Karena petani sering lambat mengetahui informasi pasar, sehingga petani
sering dirugikan.
e. Perawatan lebah madu yang dinilai cukup mudah membuat petani madu
percaya terhadap produk lebah madu. Degan hal tersebut dapat menekan
ancaman dengan adanya kekuatan usaha lebah madu.
f. Harga madu yang relatif stabil membuat permintaan madu semakin meningkat,
sehingga dapat menjadikan kekuatan bagi usaha lebah madu
2. Strategi S-T
a. Dengan meningkatkan kualitas madu shingga meingkatkan pendapatan dan
menekan pengaruh kenaikan harga produksi dan BBM, strategi ini diciptakan
agar petani bisa mengurangi ancaman dalam melakukan usahatani lebah.
Dengan kulitas madu yang baik dan didukung perawatan yang mudah akan
lebih menghasilkan madu yang baik sehingga dapat menghasilkan produksi
yang baik dan dapat memberikan keuntungan pada usahatani. Sehingga
mempengaruhi pendapatan petani yang akan mengurangi pengaruh kenaikan
harga dan kenaikan BBM yang terjadi.
b. Meningkatkan kualitas madu dan informasi pemasaran agar lebih unggul dari
pesaing, strategi ini diciptakan agar petani bisa mengurangi ancaman yang dari
pesaing yaitu dengan meningkatkan kualitas madu lebah yang baik serta
informasi pemasaran yang baik. Kualitas yang baik harus terus dipertahankan
bahkan ditingkatkan agar tidak kalah dari pesaing. Hasil produksi madu yang
baik dapat memberi keunggulan dalam menghadapi persaingan usaha.
Sedangkan jika informasi pemasaran yang baik dapat mengetahui keadaan
pasar sehingga petani bisa melakukan strategi sesuai keadaan pasar.
c. SDM yang sudah emngikuti pelatihan dapat dijadikan kekutan bagi usaha
budidaya lebah madu dalam mengatasi persaingan produk lebah sehigga usaha
lebah madu akan terus berkembang dan dijadikan usaha yang dapat diandalkan.
d. Kemempuan SDM yang baik dapat menangani tingkat pertumbuhan penduduk,
strategi ini diciptakan agar petani bisa meningkatkan kemampuan untuk
mengatasi tingkat pertumbuhan penduduk dengan menciptakan alternatif lain
dalam melakukan usahatani lebah madu . Sehingga tingkat pertumbuhan
penduduk tidak mengganggu usahatani lebah madu.
e. Harga madu yang cenderung stabil membuat keadaan ekonomi petani madu
cukup terpenuhi sehingga usaha lebah madu dapat dijadikan usaha yang dapat
meningkatkan ekonomi petani lebah madu.
f. Perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan kesensitifan sosial politik bagi
petani lebah karena fokus pemerintah belum sepenuhnya diberikan kepada
petani lebah madu. Sehingga dalam hal budidaya lebah madu masih ada hal
yang belum dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.
3. Strategi W-O
a. Permintaan lebah yang cukup besar, penyuluh lebih aktif dalam melakukan
pelatihan-pelatihan dan memberi pengarahan dalam melakukan usahatani lebah
madu, strategi ini diciptakan agar petani bisa memenfaatkan peluang dan lebih
berkompeten dalam melakukan usahatani. Ketrampilan maupun pengetahuan
tenga kerja dalam melakukan usaha sangat penting dalam mengembangkan
usahatani lebah. Sehingga peran penyuluh sangat penting dengan memberikan
pelatihan-pelatihan kepada petani. Penyuluh memberikan pengetahuan tentang
budidaya lebah.
b. Mengelola sub terminal agribisnis dengan baik agar dapat menstabilkan harga,
strategi ini diciptakan agar petani tidak selalu dirugikan. Dengan mengelola
sub terminal agribisnis dengan baik dapat membantu petani dalam menampung
madu dan menstabilkan harga. Sehingga petani tidak dirugikan dengan harga
madu yang selalu murah tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan usahatani lebah madu.
c. Memajukan daerah sentra lebah madu agar dapat mengajukan pinjaman atau
menarik investasi lembaga swasta maupun pemerintah, strategi ini diciptakan
untuk memotivasi petani agar mendapatakan modal yang lebih besar. Dengan
lebih majunya daerah sentra lebah madu di Desa Buana Sakti bisa
mendapatkan bantuan modal dari pemerintah ataupun pihak swasta. Sehingga
petani harus lebih pandai dalam mengembangkan usaha lebah madu agar ada
pihak pemerintah maupun swasta yang tertarik untuk memerikan bantuan
modal.
d. Meningkatkan peran penyuluh dalam mengajarkan petani untuk melakukan
pencatatan analisa usaha, strategi ini diciptakan agar petani selalu melakukan
pembukuan dalam melakukan usahatani. Dalam melakukan usahatani
pencatatan analisa usaha sangat penting. Untuk itu kemampuan pencatatan
analisa usaha harus dilakuakn untuk mengetahuai apakah petani untung atau
rugi, berapa besar pengeluaran dan pendapatan. Peran penyuluh membantu
petani untuk lebih baik dalam melakukan usahatani dengan selalu melalakukan
pencatatan dalam melakukan usahatani.
e. Dengan adanya peran penyuluh dapat menjadikan petani lebah madu
mengetahui teknik/cara budidaya lebah madu yang sudah diterapkan pada
petani madu
f. Dengan alat yang digunakan masih bersifat manual, dukungan dari pemerintah
sangat dibutuhkan bagi usaha lebah madu. Dengan itu usaha budidaya lebah
madu akan bertambah dan dapat meningkatkan ekonomi petani lebah.
4. Strategi W-T
a. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pencatatan sehingga dapat
bersaing dengan pesaing lainya, strategi ini diciptakan agar petani selalu
melakukan pembukuan dalam analisa usahatani dan bisa mengembangkan
usahataninya. Kurangnya kemampuan pencatatan petani dalam melakukan
usahat lebah madu di Desa Buana Sakti harus diperbaiki dan ditingkatkan oleh
pelaku usaha didalamnya supaya usaha tersebut dapat bersaing dengan pesaing
lainya
b. Memaksimalkan modal pribadi dalam meningkatkan pendapatan sehingga
mengurangi pengaruh kenaikan harga produksi dan sembako dan mengatasi
peningkatan pertumbuhan penduduk, strategi ini diciptakan agar dapat
mengurangi ancaman. Petani yang melaukan usaha budidaya lebah madu dapat
memaksimalkan modal pribadi untuk melakukan usahatani yang mengasilkan
pendapatkan keuntungan sehingga mengurangi pengaruh kenaikan produksi
dan BBM.
c. Banyak mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas Pertania atau lembaga terkait
sehingga dapat mengatsi pengaruh cuaca dan menangani harga yang tidak
satabil dalam melakukan usahatani, strategi ini diciptakan agar petani bisa
menangani atau mencari alternatif dalam penanganan cuaca yang tidak
menentu serta menangani harga yang tidak stabil. Karena cuaca sangat
berpengaruh dalam usahatani lebah. Untuk menekan pengaruh cuaca petani
harus mengikuti pelatiahan-pelatihan tersebut, sehingga dapat menambah
pengetahuan dalam melakukan usahatani lebah.
d. Harga madu yang relatif stabil tidak mempengaruhi keadaan ekonomi petani
lebah dalam hal kenaikan harga saran produksi dan sembako.Sehingga
memungkinkn tidak adanya pengaruh dalam keadaan ekonomi petani lebah
madu.
e. Alat produksi yang digunakan bersifat manual sehingga dapat mengatasi
keadaan cuaca yang mungkin tidak disukai lebah madu. Karena lebah madu
sangat menyukai konisis yang mempunyai banyak air dan banyak tanaman
bunga.
f. Teknik/carabudidaya lebah madu yang diterapkan oleh petani dapat mengatasi
kesensitifan sosial akibat perbedaan suku. Sehingga tidak berpengaruh pada
keadaan sosial politik dalam lingkungan masyarakat yang membudidayakan
lebah madu.
Berdasarkan hasil pembobotan nilai prioritas tertinggi adalah strategi Strength-
Threat(ST)terletak pada kuadran II. Pada kuadran ini merupakan situasi yang
menguntungkan, karena menunjukan bahwa usahatani lebah memiliki
kekuatan dan ancaman yang sedikit sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Tingginya strategi nilai prioritas ST bukan berarti strategi lain yang
memiliki nilai lebih rendah tidak bermanfaat dan tidak perlu diterapkan. Akan
tetapi, apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal maka strategi WO, ST
dan WT pun harus ikut dilaksanakan.
Strategi yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan
meningkatkan kualitas madu agar produksi juga bisa tinggi sehingga pendapatan
petani meningkat. Kualitas yang baik akan mengasilkan produk yang baik juga.
Dalam kondisi tersebut petani bisa mendapatkan pendapatan yang tinggi dengan
asumsi bahwa haga madu juga dalam keadaan stabil.
Strategi usahatani lebah madu yang dapat dilakukan adalah meningkatkan peran
penyuluh atau dinas terkait dalam melakukan pelatihan-pelataihan dalam
melakukan usahatani lebah. Penyuluh harus mengadakan pertemuan rutin dengan
petani yang melakukan usahatani lebah dengan memberi arahan agar usahatani
lebah madu di Desa Buana Sakti terus berkembang. Penyuluh juga harus rutin
memantau langsung ke lapangan agar penyuluh mengatahui bagamaimana
usahatani lebah yang dilakukan petani dan permasalah apa yang dihadapi petani
lebah madu di Desa Buana Sakti.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Strategi yang dapat dilakukan dalam usaha Budidaya Lebah Madu Di Desa Buana
Sakti berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi ST (Strengts-Threats), yang
terletak dikuadran II, yakni meskipun ada ancaman perusahaan masih memiliki
kekuatan dari segi internal . Strategi ST yaitu sebagai berikut :
a. Perawatan mudah (S) – Kualitas madu (T)
b. Kemampuan SDM (S) – Persaingan (T)
c. Persaingan (T) – SDM yang sudah mengikuti pelatihan (S)
d. Kemampuan SDM (S) – Tingkat pertambahan penduduk (T)
eHarga madu cenderung stabil (S) – Keadaan ekonomi (T)
f. Keadaan lingkungan (T) – Informasi pasar (S)
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah :
Berdasarkan hasil penelitian alternatif strategi yang telah dilakukan maka perlu
adanya pengembangan jenis produk madu. Pengembangan ini dilakukan agar
produk madu yang dihasilkan lebih bervariasi sehingga keberadaan petani madu
dapat dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Novandra, I Widnyana – Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan...2013Peluang Pasarproduk Perlebahan Indonesia
Andri Setiawan. 2016. Strategi Pengembangan Lebah Madu Kelompok Tani SetiaJaya di Desa Rambah Jaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu.(Skripsi). Universitas Riau. Pekanbaru, Riau.
Apiari Pramuka. 2007. Cara Beternak Dan Pemanfaatanya. Penebar : Swadaya.Jakarta.Apiari Pramuka. 1988. Lebah Madu Madu Lebah di Indonesia Tahun 2000. PusatApiari Pramuka. Jakarta.
BPDAS. 2013. Laporan pelaksanaan usaha HHBK. Dinas Kehutanan. BandarLampung.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Salemba Empat.Jakarta
Erminawati. 2012. Keajaiban Madu. Penebar : Tirtamedia. Tangerang Selatan.
Hadiwiyoto, S. 1980. Pedoman Pemeliharaan Tawon Madu. Pradnya Paramita.Jakarta.
Hamel, G dan Prahalad, C. K.1995. Kompetisi Masa Depan. Yakarta . Bina RupaAksara.
Tripomo Dan Udan.2005. Managemen Strategi.Rekayasa Sains.Bandung.Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta
Kustanti, A. 2002. Pengembangan Perlebahan melalui pengembangan teknologitepat guna. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Melaty Anggraini. 2009. Manfaat Sosial Lebah Madu Bagi Masyarakat SekitarHutan Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Lampung Timur. (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Novita Sari. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Tani Caisim (Brasscia JunceaL.) di Desa Karangrejo Kecamatan Metro Utara Kota Metro. (Skripsi). SekolahTinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Metro. Lampung.
Ricky Prayitno. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Pada Perusahaan CapTawon Madu di Bojonegoro. (Skripsi). Universitas Kristen Petra. Surabaya.
R.M Sumoprastowo dan R. Agus Suprapto, B.A. Beternak lebah Madu Modern.Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
R. Saepudin, Am Fuah. L Abdullah – Jurnal Sain Peternakan ..2011 –Ejournal.Unib .Ac.Id Peningkatan Produktivitas Lebah Madu MelaluiPenerappan Sistem Integrasi Dgn Kebun Kopi.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi.Jakarta .Raja Grafindo Persada.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Lebah Madu. CV. NuansaAulia. Bandung.
Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Kanisius. Yogyakarta.
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI DESABUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
Oleh :
Eva Eviana (13210008)
Kuesioner Penelitian
Data Responden
Nomor Responden : ..................................................................................
Nama Responden : ..................................................................................
Alamat Responden : ..................................................................................
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER )DHARMA WACANA METRO
2016
A. Identitas Responden
Nama : .........................................................
Umur : ......... th
Pendidikan : .........................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga : .........................................................
Jenis Kelamin : .........................................................
Lama Berusahatani : .........................................................
B. Faktor Internal
A.Aspek Produksi
1. .Apakah Bapak /Ibu setuju banyaknya kesulitan dalam mengembangkan usahalebah madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Seperti apa kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi dalam usaha lebah madu?
……………………………………………………………………………….
2.Apakah Bapak /Ibu setuju jika kualitas bibit lebah sangat berpengaruh dalamhasil produksi lebah madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Kualitas bibit lebah seperti apa yang dipakai dalam usaha pengembangan lebahmadu bapak dan kira- kira berapa produksinya dalam sekali panen?
3. Apakah Bapak /Ibu setuju jika di daerah Batang Hari merupakan sentrapeternakan lebah madu yang akan menjadikan daerah ini maju karenaproduksinya meningkat?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Aalasn ……………………………………………………………………………
B. Aspek Managemen dan Pendanaan
1. Apakah Bapak /Ibu setuju petani perlu melakukan pembukuan atau pencatatan
pada usaha budidaya lebah madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Apa saja yang perlu dimasukan dalam pembukuan……………………………………………………………………………………..
2. Apakah Bapak/Ibu setuju penyuluh perlu melakukan pendataan terhadap usaha
budidaya lebah madu agar usahatani tersebut dapat berkembang dengan baik ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan jika perlunya pendataan dari penyuluh………………………………………………………………………………………
3. Apakah Bapak /Ibu setuju bahwa usaha budidaya lebah madu membutuhkanmodal yang besar?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Berapa modal yang Bapak/Ibu keluarkan untuk usaha budidaya lebah madu?
a. Peralatan dan biaya penyusutan
No Nama alat Nilai Awal Jumlah UmurEkonomi
Penyusutan
123456
Total
b.Bibit lebah yang digunakan
Jenis bibit lebah Harga (Rp)
Total
c. Tenaga Kerja a. Pembibitan LK ………HOK
PR ………HOK
Anak ……...HOKTotal Rp…………..
b. Perawatan LK ………HOK
PR ………HOK
Anak ……...HOK
Total Rp…………...
c. Panen LK ………HOK
PR ………HOK
Anak ……...HOK
Total Rp…………...
C. Sumber Daya Manusia
1. Apakah Bapak /Ibu setuju petani di Desa Buana Sakti sudah benar dalammelakukan budidaya lebah madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
*Rata-rata sudah berapa lama melakukan usaha budidaya lebah madu?
…………………………………………………………………………
2. Apakah Bapak /Ibu setuju peran penyuluh atau instansi terkait sangat pentingdalam melakukan usaha budidaya lebah madu semakin maju ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
*Alasan………………………………………………………………………….
3. Apakah Bapak /Ibu setuju petani perlu ada pelatihan-pelatihan dalam
pengembangan usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Pelatihan seperti apa yang Bapak/Ibu inginkan dalam pengembangan usahabudidaya lebah madu?…………………………………………………………………………….
D. Pemasaran
1. Apakah Bapak /Ibu setuju Dalam mengembangkan usaha budidaya lebah madu
membutuhkan sub terminal agribisnis untuk menampung hasil produksi yang
akan dipasarkan?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan jika memerlukan Sub terminal agribisnis …………………………….
2. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa harga madu yang tidak stabil menjadikelemahan dari usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan………………………………………………………………………..
3. Apakah Bapak /Ibu setuju pemasaran madu di Desa sudah baik?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan ……………………………………………………………………….
FAKTOR EKSTERNAL
A.Aspek Ekonomi, Sosoial, Budaya
1. Apakah Bapak /Ibu setuju kenaikan Harga seperti Sembako dan lain-lainsangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan ………………………………………………………………………
2. Apakah Bapak /Ibu setuju Tingkat ekonomi ( perbedaan jumlah modal)
masyarakat berpengaruh terhadap usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan ………………………………………………………………………
3. Apakah Bapak /Ibu setuju Tingkat Pertumbuhan Penduduk sangat berpengaruh
terhadap usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan ………………………………………………………………………….
4. Apakah Bapak/ ibu setuju perbedaan suku atau budaya berpengaruh dalam
produksi usaha budidaya lebah madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
D. Tidak Setuju (2) E. Sangat Tidak Setuju (1)
*Alasan ………………………………………………………………………
B. Persaingan
1. Apakah Bapak /Ibu setuju ada dampak yang dirasakan dari persaingan usaha
Penangkaran lebah madu dari pesaing peternak lebah madu dari daerah lain?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
*Dampak seperti apa yang Bapak/Ibu rasakan …………………………………..
2. Apakah Bapak /Ibu setuju peternak lebah madu harus mengetahui keunggulandari usaha budidaya lebah madu yang dimiliki oleh pesaing?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi keunggulan dari peternak lebah madu yanglain?
………………………………………………………………………………..
3. Apakah Bapak/Ibu satuju diperlukan cara atau strategi dalam mempertahankanusaha budidaya lebah madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Strategi apa yang akan Bapak/Ibu lakukan?…………………………………………………………………………………….
C. Faktor Alam
1. Apakah Bapak /Ibu setuju keadaan lingkungan dapat mempengaruhi usahabudidaya lebah madu yang Bapak/Ibu miliki?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Keadaan lingkungan seperti apakah yang mempengaruhi produksi usahabudidaya lebah madu?
…………………………………………………………………………………….
2. Apakah Bapak/Ibu setuju bahawa keadaan lingkungan yang tidak baikmerupakan salah satu faktor menyebabkan gagalnya panen atau rendahnyaproduksi madu ?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami gagal panen …………………………….
3. Apakah Bapak /Ibu setuju perlu adanya strategi dalam menangani keadaanlingkungan yang tidak baik?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Strategi apa yang Bapak/Ibu lakukan……………………………………………..
4. Apakah Bapak/Ibu setuju usaha budidaya lebah madu ini perlu membuat tamanbunga untuk membantu mencukupi pakan lebah sebagai sumber nektar?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
* Alasan……………………………………………………………………………
5. Apakah Bapak/Ibu setuju bawa faktor lingkungan dapat menyebabkanmenurunya produksi madu?
A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)
C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)
*Keadaan lingkungan yang seperti apa yang membuat hasil produksi madumenurun………………………………….