skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi eva...

101
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANG HARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Oleh Eva Eviana 13210008 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO 2017

Upload: hoangxuyen

Post on 19-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADUDI DESA BUANA SAKTI KECAMATAN BATANG HARI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUROleh

Eva Eviana

13210008

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Pertanian

PadaJurusan Agribisnis

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO

2017

Page 2: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI DESABUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

Oleh

Eva Eviana, Supriyadi, Ainul Mardliyah.

Desa Buana Sakti merupakan salah satu sentra pengembangan dan produksibudidaya lebah madu di Lampung Timur. Tempat pembudidayaan lebah madu iniberlokasi di kawasan hutan lindung register 40 Rawa Cabang. Lebah madu yangdibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti adalahjenis lebah madu lokal (Apis cerana).

Penelitian ini bertujuan untuk ; mengetahui bagaimana strategi pengembanganbudidaya lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari, mengingatDesa Buana Sakti sangat berpotensi dalam pengembangan budidaya lebah madu..Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut ;Bagaimanakah strategi pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti..Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple randomsampling dengan jumlah populasi 133 responden kemudian dapat diambil ukuransampel sebanyak 33 responden, dan alat analisis yang digunakan dalam penelitianini adalah analisis deskriptif dengan mnggunakan teknik analisis SWOT.Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari KabupatenLampung Timur. Data primer didapatkan langsung dari petani dengan teknikkesioner, sedangkan data sekunder didapatkan dari Dinas yang berkaitan denganpenelitian.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) berdasarkan posisi pada diagramSWOT usaha lebah madu berada pada kuadran II, yakni meskipun ada ancamanperusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harusditerapkan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjangdengan cara difersivikasi produk dan pasar. Strategi yang dapat dilakukan dalamusaha Budidaya Lebah Madu Di Desa Buana Sakti berdasarkan hasil analisisSWOT adalah strategi ST (Strengts-Threats), yang terletak dikuadran II. Dimanastrategi (S) terdiri dari kualitas madu,kemampuan SDM,informasipasar,perawatan mudah,SDM sudah mengikuti pelatihan, harga madu cenderungstabil dan kemudian untuk strategi (T) terdiri dari kenaikan harga sarana produksidan BBM, tingkat pertambahan penduduk, persaingan, pengaruh cuaca, keadaanekonomi dan pengaruh lingkungan.

Page 3: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Budidaya Lebah Madu Di

Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten

Lampung Timur

Nama Mahasiswa : Eva Eviana

No. Pokok Mahasiswa :13210008

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Agribisnis

Menyetujui,

Pembimbing 1

Supriyadi, SE., MTA.

Pembimbing 2

Ainul Mardliyah, S.P., M.SiNIDN. 0209078601

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.SiNIP.197504172005012001

Page 4: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Supriyadi, S.E., M.T.A

Penguji Utama : Zulkarnain, S.P., M.E.P

Anggota : Ainul Mardliyah, S.P., M.Si

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)

Ir. Rakhmiati, M.T.ANIP.19630408 198903 2 001

Tanggal lulus ujian skripsi :07 Januari 2017

Page 5: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Eva Eviana

Tempat Dan Tanggal Lahir : Margototo, 28 Februari 1995

Alamat Asal : RT 029/RW 013, Margototo Kecamatan Metro

Kibang Kabupaten Lampung Timur.

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

PENDIDIKAN

1. SD N 3 Margototo tamat pada tahun 2007.

2. SMP N 1 Kibang tamat pada tahun 2010.

3. SMA N 1 Kibang tamat pada tahun 2013.

4. Selanjutnya Melanjutkan Pendidikan Program Sarjana SI Pada Tahun 2013 di

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro tamat tahun

2017.

Metro, 07 Januari 2017

Eva Eviana

Page 6: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

PERSEMBAHAN

1. Bapak dan Ibu tercinta dan tersayang yang tiada henti-hentinya

mendoakan, memotivasi, menasehati dan memberi materi dalam

perjalanan mencari ilmu, ku persembahkan karya kecil ini untuk beliau

semoga ini menjadi salah satu sebab kebahagian beliau dan menjadi awal

bukti berbaktiku kepada beliau yang nantinya akan menjadi sumber

kebahagian di masa tua beliau. Hanya dengan selembar kertas dan sedikit

kata sebagai persembahan untuk ucapan terimakasihku teruntuk beliau

Bapak Tukiran dan Ibu Jumiatun.

2. Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur

Salsabila, Fajar Arya Tama tercinta yang selalu memberi dukungan,

semangat dan motivasi.

3. Suamiku tercinta Mohammad Dodi Budianto, Amd. yang selalu

memberikan semangat dan motivasi.

4. Teman-teman di Kampus STIPER Dharma Wacana Metro : Rismatul

Laila, Apriana Dwi Wardani, Arnisa Aulia, yang selalu memberi semangat

dan saling memberi dukungan serta saling memberi motivasi.

5. Bapak Purwadi dan Ibu beserta keluarga dan Gabungan Kelompok Tani di

Desa Buana Sakti, atas keramahan, waktu serta bantuan yang telah

diberikan.

Page 7: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

6. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan (Agribisnis dan

Agroteknologi) serta dosen dan karyawan STIPER Dharma Wacana Metro

yang telah mendampingiku hingga dapat menyelesaikan Program Sarjana

SI di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Namun demikian, penulis tetap berusaha untuk melakukn

yang terbaik. Sedikit harapan, semoga skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi semua. Amin.

Metro, 07 Januari 2017

Eva Eviana

Page 8: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

MOTTO

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanyadipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu

hanya angan-angan.

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuhkeikhlasan istiqomah dalam menghadapi cobaan jadilah seperti

karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlahhal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Jika kita tidak berubah, kita tidak akan bertumbuh, jika kitatidak bertumbuh, kita belum benar-benar hidup.

(Call Sheehy)

Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpavisi hanyalah membuang waktu. Visi dengan tndakan akan

mengubah dunia.

(Joel Arthur Barker)

Page 9: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal usul penelitian ini dengan baik. Dalam kesempatan ini, dengan rendah

hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIER) Dharma Wacana Metro.

2. Bapak Supriyadi, SE., MTA Selaku Pembimbing I, atas bimbingan,

arahan dan nasehatnya.

3. Ibu Ainul Mardliyah, S.P., M.Si selaku Pembimbing II,atas bimbingan,

arahan dan nasehatnya.

4. Bapak Zulkarnain, S.P., M.E.P selaku Penguji Utama, atas arahan dan

nasehatanya.

5. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis.

6. Seluruh Dosen, Karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)

Dharma Wacana Metro dan rekan-rekan serta semua pihak yanng telah

membantu dalam menyelesaikan proposal ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan, semoga proposal usul penelitian ini dapat menjadi pengantar penelitian

yang akan dilakukan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan

kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Metro, Januari 2017

Eva Eviana

Page 10: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. iABSTRAK ................................................................................................. iiHALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iiiHALAMAN PENGESAHAN................................................................... ivRIWAYAT HIDUP ................................................................................... vMOTTO ..................................................................................................... viPERSEMBAHAN...................................................................................... viiKATA PENGANTAR............................................................................... viiiDAFTAR ISI.............................................................................................. xDAFTAR TABEL ..................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR................................................................................. xiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 10

2.1.1 Lebah Madu................................................................................. 10

2.1.2 Konsep Strategi pengembangan .................................................. 142.1.3 Konsep Pemasaran ...................................................................... 162.1.4 Konsep Analisis SWOT .............................................................. 172.1.5 Konsep Pendapatan ..................................................................... 222.1.6.Faktor Internal dan Eksternal Budidaya Lebah Madu................. 242.7.7 Penelitian Terdahulu ................................................................... 25

2.2 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 26

2.3 Hipotesis ................................................................................................ 28

Page 11: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel............................................................. 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 30

3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................. 30

3.4 Populasi dan Sample ........................................................................... 31

3.5 Metode Analisis Data.......................................................................... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur ........................................ 37

4.2. Kondisi Sosial Ekonomi .................................................................... 39

4.3. Konidisi Umum Kecamatan Batang Hari .......................................... 40

4.4. Kondisi Umum Desa Buana Sakti ..................................................... 41

4.5. Kedaan Umum Masyarakat Desa Buana Sakti .................................. 42

4.6 Teknik Pemeliharaan dan Perawatan .................................................. 45

4.7 Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Madu .......................... 48

4.8StrategiPengembanganBudidaya Lebah Madu

di Desa Buana Sakti ........................................................................... 49

4.8.1 Mentukan Faktor-Faktor Internal.............................................. 504.8.2 Menentukan Faktor- Faktor Eksternal ...................................... 524.8.3 Analisis Strategi ....................................................................... 554.8.3.1 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT........... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 73

5.2 Saran...................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Produksi Madu Indonesia .................................................. 2

2. kandungan dalam 100 gram madu ................................................ 3

3. Hasil produksi madu/panen di Desa Buana Sakti Kecamatan

Batanghari Kabupaten Lampung Timur........................................ 5

4. Jumlah produksi penangkaran lebah madu pada satu Gapoktan

Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung

Timur ............................................................................................. 9

5. Internal Factors Analisysis Strategic (IFAS) ................................ 30

6. Eksternal Factors Analisysis Strategic (EFAS) ............................. 30

7. Matriks SWOT (strength, weaknesses, opportunities, threats) ..... 31

8. Tingkat Pendidikan Obyek Penelitian Di Desa Buana Sakti

Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur .................. 39

9.Jumlah tanggungan objek penelitian di Desa Buana Sakti

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.................... 41

10. Jenis peralatan dan rata-rata biaya penyusutan dalam usaha

budidaya lebah madu di Desa Buanasakti Kecamatan Batang

Hari Kabupaten Lampung Timur ................................................. 44

11. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usaha

budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti,2016 .......................... 46

12. Matrik Internal Factor Analisysis Strategic (IFAS) .................... 54

13. Matrik Eksternal Factor Analisysis Strategic (EFAS) ................ 56

Page 13: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

14. Matrik Strategi Kombinasi Internal dan Eksternal....................... 60

15. Pembobotan rating IFAS dan EFAS ............................................ 61

16. Tingkatan Prioritas Strategi SWOT ............................................. 61

17. Matrik SWOT Usaha Budidaya Lebah madu .............................. 62

Page 14: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Analisis SWOT .............................................................. 21

2. Bagan kerangka pemikiran strategi pengembangan budidaya

lebah madu ................................................................................. 28

3. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa

Buana Sakti.................................................................................... 58

4. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu

di Desa Buana Sakti ..................................................................... 59

Page 15: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Responden.................................................................................. 74

2. Pendapatan usaha Budidaya Lebah Madu................................................... 81

3. Biaya pembibitan, perawatan dan pemanenan usaha

Budidaya Lebah Madu ................................................................................ 82

4. Rekapitulasi hasil penelitian responden bobot faktor eksternal ................... 83

5. Rekapitulasi hasil penelitian responden bobot faktor internal ..................... 84

6. Bobot faktor eksternal dan internal .............................................................. 85

Page 16: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai daerah tropis memiliki potensi untuk menghasilkan madu

karena adanya potensi berupa aneka bunga yang tumbuh subur di alam tropis.

Untuk menghidupkan potensi tersebut, peran petani diberdayakan sebagai

produsen dan konsumen. Dengan luas hutan yang mencapai 136,88 juta ha

(Kementerian Kehutanan, 2010) potensi pengembangan madu di Indonesia cukup

besar dengan sumber daya hutan tersebut dapat dikembangkan sebagai ekosistem

dan peternakan lebah madu.

Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat

konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15gram/orang/th atau

hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Sebagai pembanding

konsumsi madu di negara–negara maju seperti Jepang dan Australia telah

mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500 gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).

Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari Kementerian

Kehutanan. Berikut dapat dilihat pada tabel 1 tentang jumlah produksi madu di

Indonesia pada tahun 2010.

Page 17: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Tabel. 1. Jumlah Produksi Madu IndonesiaNo Tahun JumlahProduksi (ton)

1 2006 1.421

2 2007 -

3 2008 -

4 2009 1.932

5 2010 -

Kementerian Kehutanan, 2010

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa jumlah produksi madu dari tahun ketahun mengalami

penurunan. Hal tersebut terjadi karena produksi madu belum dapat memenuhi pasaran

Pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada tahun 2009

mengalami peningkatan produksi, tetapi pada tahun berikutnya mengalami penurunan.

Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas pengembangan

Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan adalah madu. Madu

merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenal oleh

masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemen

kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalam

industri makanan dan minuman. Dengan potensi sumber daya hutan yang cukup

luas, Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative

advantage) dibandingkan negara lain. Keunggulan komparatif tersebut merupakan

modal dasar yang perlu dikembangkan melalui pembangunan ekonomi sehingga

dapat menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage) yang bisa menjadi

pendorong bagi pertumbuhan perekonomian nasional secara umum. Secara garis

besar madu memiliki kandungan-kandungan yang penting seperti yang terdapat

pada tabel 2.

Page 18: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Tabel 2 Kandungan dalam 100 gram madu

No Kandungan madu Bobot Kandungan1 Energi 294 kalori2 Karbohidrat 9,5 g3 Air 24 g4 Fosfor 16 mg5 Kalsium 5 mg6 Vitamin C 4 mg

Erminawati, 2012

Madu mengandung energi yang berasal dari gula dan karbohidrat. Rasa manis

gula yang terdapat pada madu lebih banyak jika dibandingkan dengan rasa manis

gula buatan. Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya

adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein,asam

amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5

persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya 12,9 persen karbohidrat yang

terbuat dari maltose, sukrosa dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok

makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.

Lebah madu merupakan salah satu usaha industri pedesaan yang mampu berperan

dalam pemenuhan kepentingan ekonomi keluarga, sehingga mampu mendukung

perekonomian negara. Usaha budidaya lebah madu sangat potensial untuk

dikembangkan di Provinsi Lampung, mengingat sumberdaya alamnya sangat

mendukung dan memenuhi berbagai persyaratan lokasi untuk dibudidayakanya,

yaitu melimpahnya berbagai jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah, terdapat

jenis-jenis lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi agroklimat tropis

yang mendukung budidaya lebah madu. Budidaya lebah madu terdapat di seluruh

Kabupaten se-Provinsi Lampung yang dikelola secara kelompok maupun

Page 19: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

perorangan. Salah satu daerah yang melakukan usaha budidaya lebah madu, yaitu

Desa Buana Sakti, Kecamatan Batang Hari, Kabupaten Lampung Timur.

Desa Buana Sakti merupakan salah satu sentra pengembangan dan produksi

budidaya lebah madu di Lampung Timur. Tempat pembudidayaan lebah madu ini

berlokasi di kawasan hutan lindung register 40 Rawa Cabang. Lebah madu yang

dibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti adalah

jenis lebah madu lokal (Apis cerana). Salah satu persyaratan lokasi untuk

membudidayakan lebah madu adalah dekat dengan sumber mata air. Desa ini

berbatasan langsung dengan Hutan Rawa Cabang Way Seputih Way Sekampung,

yang merupakan bagian dari tempat sumber mata air daerah aliran sungai yang

cocok untuk pembudidayaan lebah madu. Oleh karena itu diharapkan dengan

adanya usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti dapat meningkatkan

minat masyarkat dalam upaya peningkatan pendapatan usaha tani.

Meskipun demikian masyarakat sekitar Desa Buana Sakti masih banyak yang

kurang mengetahui manfaat sebenarnya dari usaha lebah madu dalam upaya

peningkatan pendapatan usaha tani masyarakat sekitar hutan tersebut,sehingga

perkembangan usaha ini tidak optimal. Hal ini disebabkan oleh tingkat

keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki petani tentang budidaya lebah madu

terbatas, maka hasil yang diperoleh hanya madu saja.

Melihat potensi yang sangat besar dalam usahatani budidaya lebah madu di Desa

Buana Sakti, maka usahatani budidaya lebah madu ini perlu mealakukan strategi

pengembangan agar dapat terus berkembang dan meningkatkan pendapatan petani

dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya usaha

Page 20: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti dapat meningkatkan minat masyarakat

dalam menjaga dan melestarikan sumber pakan lebah madu terutama yang ada di

kawasan hutan lindung Rawa Cabang register 40. Dimana Buana Sakti termasuk

Desa yang mempunyai potensi besar dalam mengembangkan usahatani lebah

madu di Kecamatan Batang Hari serta berperan dalam pemasaran madu di

wilayah Lampung Timur dan sekitarnya. Dapat dilihat pada tabel 3 tentang hasil

produksi madu/panen di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten

Lampung Timur berikut.

Tabel 3 Hasil produksi madu/panen di Desa Buana SaktiKecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur

Kandang Koloni Ke- Jenis Produk Jumlah Produksi(Liter)/Panen

1 Madu 12,502 Madu 6,003 Madu 8,004 Madu 8,005 Madu 5,006 Madu 2,407 Madu 6,408 Madu 2,509 Madu 4,0010 Madu 8,5011 Madu 4,0012 Madu 2,1613 Madu 21,6014 Madu 6,0015 Madu 1,2816 Madu 20,0017 Madu 10,5018 Madu 14,0019 Madu 4,0020 Madu 4,00Jumlah 150,84Rata-rata 6,117

Melati Anggraini, 2009

Rata-rata hasil produksi sisiran sarang lebah madu (Apis cerana) di Desa Buana

Sakti Kecamatan Batanghari adalah 6,117 Liter/Panen, dengan hasil produksi

Page 21: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

yang paling tinggi adalah pada kandang koloni ke-13 sebesar 21,60 Liter/Panen.

Hasil produksi berupa madu ini sudah dipasarkan diluar Profinsi Lampung, yaitu

salah satunya adalah daerah Serang Banten, Bekasi dan Bogor, dengan

menggunakan pengemasan yang sederhana yaitu dengan menggunakan plastik

1kg transparan yang memiliki berat 8 ons madu asli dengan harga Rp. 70.000,-

/plastik 1kg transparan. Usaha budidaya lebah madu ini dinilai cukup

menguntungkan bagi masyarkat yang membudidayakanya,karena cara

pembudidayaanya yang cukup sederhana serta pemasaranya tidak sulit karena

banyak peminat khususnya masyarakat di desa itu sendiri.

1.2 Perumusan Masalah

Lebah madu adalah salah satu jenis serangga yang hidup dan berkembang biak

dengan serbuk sari dan madu. Lebah madu memproduksi dan menyimpan madu

yang dihasilkan dari nektar bunga. Apis cerana merupakan jenis lebah madu yang

memiliki potensi ekologi, ekonomi, dan sosial yang perlu dikembangkan dengan

teknologi lokal yang ramah lingkungan (Hilmanto, 2010).

Budidaya lebah madu yang baik dapat meningkatkan keadaan sosial dan ekonomi

masyarakat sebagai sumber penghidupan dan membuka peluang usaha bagi

kehidupan masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengerti

akan pentingnya pemanfaatan budidaya lebah .

Desa Buana Sakti merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi bila

dilakukan pengembangan usaha ternak lebah madu karena sumber makanan

diperoleh dengan memanfaatkan bunga pohon-pohon disekitar hutan Rawa

Page 22: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Cabang. Namun karena kurangnya pengetahuan petani tentang usaha ternak lebah

madu dan minimnya modal yang dimiliki petani membuat banyak usaha para

petani makin hari semakin berkurang. Selain itu masalah kemasan untuk produk

lebah madu ini belum sesuai standar dan belum ada merk dagang , hal ini yang

menyebabkan hasil usaha ini belum optimal karena kurangnya teknologi dan

pengetahuan peternak lebah tentang bagaimana strategi pengemasan yang akan

menarik perhatian konsumen. Meskipun usaha lebah madu cukup menguntungkan

bagi masyarakat Desa Buana Sakti khususnya petani madu, tetapi hasil usaha ini

belum optimal karena hanya menghasilkan produk madu saja belum ada

diversifikasi produk olahan madu seperti, royal jelly, apitoxin, lilin lebah dan zat

perekat.

Pendapatan yang diperoleh dari usaha lebah madu merupakan manfaat ekonomi

yang diterima oleh petani madu, dengan memperhitungkan penerimaan dari usaha

lebah madu dikurangi dengan biaya produksi. Usaha budidaya lebah madu banyak

memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Buana Sakti terutama bagi

masyarakat yang membudidayakanya, mereka menerima manfaat secara langsung

yaitu manfaat ekonomi, karena usaha tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber

pendapatan mereka, yaitu dari hasil penjualan produk lebah madu tersebut dapat

memberikan keuntungan. Pendapatn usaha lebah madu memberikan kontribusi

besar dari keseluruhan pendapatan total rumah tangga setiap petani. Oleh karena

itu usaha budidaya lebah madu merupakan pekerjaan sampingan yang

memberikan kontribusi besar karena pendapatan yang dihasilkan cukup besar

dengan modal tidak terlalu besar dan cara pengerjaanya sederhana.

Page 23: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Manfaat yang terpenting adalah dapat meningkatkan kesejahteraan bagi

masyarakat. Namun masih kurangnya tingkat pengetahuan tentang budidaya lebah

madu yang dimiliki oleh masyarakat tani di Desa Buana Sakti, maka

perkembangan usaha ini masih cukup sederhana atau berjalan cukup lambat.

Dalam memgembangkan usahatani budidaya lebah madu terdapat beberapa

masalah yang menjadi penghambat. Sehingga dibutuhkan strategi pengembangan

agar kedepan pengembangan dapat ditingkatkan. Di Batang Hari khususnya di

Desa Buana Sakti belum sepenuhnya terfokus dalam melakukan strategi

pengembangan usahatani budidaya lebah madu. Dengan melihat strategi-starategi

pengembangan usahatani budidaya lebah madu diharapkan mampu membantu,

melihat dan mengkombinasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

terdapat pada usahatani tersebut. Dapat dilihat pada tabel 4, tentang jumlah

produksi lebah madu yang ada di Desa Buana Sakti Kecamatan Batang hari

Kabupaten Lampung Timur.

Page 24: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Tabel 4 Jumlah produksi penangkaran lebah madu pada satu GapoktanDesa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten LampungTimur

No Nama Kelompok Jumlah anggota Jumlah Produksi1 Suka Maju II 25 10 Stup2 Usaha Maju VII 24 6 Stup3 Budi Luhur 30 -4 Usaha Maju V 25 -5 Usaha Maju II 22 -6 Usaha Maju IV 32 -7 Jaya Sentosa 26 -8 Usaha Maju VIII 23 -9 Usaha Maju VI 33 -10 Usaha Maju I 30 -11 Usaha Maju III 24 -12 Suka Maju III 24 -13 Suka Maju I 16 -14 Sri Menanti 31 15 Stup15 Karya Tani Sejahtera 23 50 Stup16 Budi Rahayu 28 -17 Karya Tani I 30 -18 Sriwedari 30 10 Stup19 Srirahayu 33 -20 Karya Tani II 22 -21 Budi Karya 29 -22 Jaya Mukti 18 -23 Jaya Murni 25 -24 Jaya Makmur 23 -25 Jaya Kusuma 22 -

Jumlah 648 97 StupKetua Gapoktan Desa Buana Sakti, 2015

Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa jumlah produksi paling banyak yaitu pada

kelompok tani Karya Tani Sejahtera dengan jumlah produksi stup sebanyak 50,

karena petani madu mendapatkan penyuluhan dari Dinas Kehutanan setempat dan

beberapa instansi terkait dengan budidaya lebah madu dan cara pengembangan

usaha, penyuluhan ini diadakan sebulan sekali, maka usaha budidaya lebah madu

perlu merumuskan strategi pengembangan yang tepat dengan mengetahui

bagaimana strategi pengembangan dalam menentukan alternatif strategi

pengembangan budidaya lebah di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

Page 25: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Kabupaten Lampung Timur. Sehingga usaha ini dapat terus bertahan dan

berkembang agar dapat meningkatkan pendapatan petani. Adapun permasalahan

yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah strategi pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana

Sakti?

1.3 Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi

pengembangan budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksankan untuk menambah wawasan tentang

penelitian dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelarSarjana

Pertanian di Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro.

2. Sebagai referensi atau sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut.

Page 26: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

II. TINJAUAN PUSTAKA , KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Lebah Madu

Lebah madu adalah serangga sosial, yang hanya dapat hidup dalam koloni besar.

Sebuah koloni lebah madu terdiri dari seekor lebah ratu, beberapa ratus ekor lebah

lebah jantan dan sekitar seratus ribu ekor atau lebih lebah pekerja. Diantara jenis

lebah. Ada yang produksi madunya sedikit, ada pula yang potensial

dikembangkan karena produksinya banyak. Selain itu, juga terdapat lebah madu

yang hingga saat ini belum dapat dibudidayakan (Apiari Pramuka, 1988).

Madu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi produk

unggulan di sektor kehutanan. Dengan luas daratan seluas 193 juta hektar dan luas

hutan sekitar 143 juta hektar, maka Indonesia mempunyai sumber daya alam

lahan yang sangat luas untuk pengembangan industri madu. Sedikitnya terdapat

115 tanaman yang dapat menjadi sumber nektar di negeri ini, keadaan alam

Indonesia ini sangat cocok untuk usaha peternakan lebah karena sangat kaya akan

ragam tanaman berbunga. Kenyataan ini memungkinkan produksi madu di

Indonesia dapat terjadi sepanjang tahun (Kementrian Kehutanan,2010).

Di Indonesia madu dihasilkan dari beberapa jenis lebah madu diantaranya: Apis

andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis

Page 27: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

koschevnikovi, Apis nigrocicta, Apis mellifera. Dari berbagai jenis lebah madu

tersebut, jenis Apis dorsata merupakan lebah madu Asia yang paling produktif

dalam menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisiran

yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing

jurang bebatuan. Karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil

membudidayakan lebah Apis dorsata dalam bentuk tertutup (Melati

Anggraini,2009).

Di Indonesia daerah yang terkenal sebagai sumber penghasil madu salah satunya

adalah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Madu lebah hutan di Sumbawa

sebagian besar di hasilkan oleh jenis lebah dari Apis dorsata atau oleh banyak

kalangan perlebahan dikategorikan sebagai lebah raksasa karena ukurannya lebih

besar dari jenis lebah madu lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah

hutan yang hingga saat ini di kalangan masyarakat Sumbawa belum dapat

dibudidayakan baik dengan cara tertutup maupun dengan cara terbuka. Spesies

lebah ini dapat di temukan di seluruh desa yang berbatasan langsung dengan

kawasan hutan (Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E. dan Ir. I Made Widnyana, 2013).

Lebah madu merupakan hewan serangga bersayap, yang merupakan penghasil

madu yang telah lama dikenal manusia. Badanya beruas-ruas dan ruas tersebut

saling berhubungan serta disebut segmen, pada kepala terdapat alat mulut sedang

kakinya dan dua pasang sayapnya terletak pada lehernya. Jadi secara keseluruhan

anatomi lebah madu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian kepala atau caput,

bagian leher atau thorax, dan bagian perut abdomen (Hadiwiyoto,1980).

Page 28: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Lebah madu sebagaimana makhluk hidup lainya, juga memerlukan makanan

untuk keberlangsungan hidupnya. Lebah madu memerlukan berbagai zat makanan

untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan produksinya. Besarnya

kebutuhan zat-zat makanan berbeda-beda, sesuai dengan fase pertumbuhanya.

Untuk sumber pakan lebah madu berasal dari tanaman, yang meliputi tanaman

buah, tanaman sayur, tanaman hias, tanman pangan , dan perkebunan. Pakan lebah

sangat berpengaruh bagi kelangsungan dan keberhasilan usaha pembudidayaan

lebah madu (Warisno, 1996).

Lebah juga menghasilkan produk yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan

yaitu royal jelly, pollen,malam(lilin) dan sebagainya. Potensi alam yang tersedia

dapat dimanfaatkan melalui budidaya lebah madu tanpa mengganggu lingkungan

dan merugikan masyarakat sekitar (Kustanti,2002).

Peluang untuk usaha budidaya lebah madu di Indonesia masih sangat besar.

Alasanya, karena Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, sekitar 200

juta hektar dengan beraneka jenis tanaman yang berbunga secara bergantian

sepanjang tahun. Tanaman tersebut merupakan habitat ideal untuk usaha budidaya

lebah madu (Pedoman Budidaya Lebah Madu,2010).

Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan

perlebahan yang berupa kekayaan sumber daya alam hayati seperti berbagai jenis

lebah asli Indonesia dan beranekaragam jenis tumbuhan sebagai sumber pakan

lebah, kondisi agroklimat tropis, dan jumlah penduduk yang tinggi (Kustanti

2002).

Page 29: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

A. Jenis lebah

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di

dunia. Jenis lebah asli tersebut yaitu (Apiari Pramuka, 2007) :

a. Lebah Hutan (Apis dorsata)

Jenis lebah ini merupakan jenis lebah yang belum dapat dibudidayakan, umumnya

hidu secara alami di hutan Sumatra,Jawa,Kalimantan,Sulawesi dan Nusa

Tenggara. Sampai saat ini lebah hutan merupakan jenis lebah yang penting bagi

perlebahan Indonesia karena kontribusinya berupa produksi madu yang cukup

tinggi, disamping itu kegiatan pemungutan madu lebah hutan merupakan salah

satu peluang kegiatan bagi masyarakat disekitar Desa Buana Sakti.

b. Lebah Lokal (Apis cerana)

Apis cerana merupakan species lebah lokal yang umum dibudidayakan oleh

masyarakat di pedesaan sebagai kegiatan sampingan. Meskipun produktifitasnya

tergolong rendah, namun lebah ini sangat cocok dikembangkan untuk peningkatan

kesehjateraan dan gizi masyarakat karena mudah diperoleh dan harganya relatif

rendah.

c. Lebah Kerdil (Apis floera)

Keberadaan lebah ini menjadi perdebatan ilmiah,karena hanya ditemukan

spesimennya di museum Kalimantan. Sedangkan dilapangan, saat ini tidak pernah

dilaporkan keberadaanya.

d. Lebah Kerdil/Kecil (Apis andreniformis)

Jenis lebah ini mirip dengan Apis floera , dengan membuat sarang tunggal pada

semak-semak. Produktifitas lebah ini tergolong rendah dan kurang begitu

Page 30: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

ekonomis dilihat dari produksi madunya. Penyebaran madu ini dilaporkan

terdapat di Sumatra,Kalimantan,Jawa dan Nusa Tenggara.

e. Lebah Merah (Apis koschevnikovi)

Jenis lebah ini sedikit lebih besar dari Apis cerana dengan warna bulu yang

kemerahan, hingga kini belum diusahakan secara komersial dan penyebaranya

terdapat di Kalimantan dan Sumatra.

f. Lebah Gunung (Apis nuluensis)

Jenis lebah ini juga masih menjadi perdebatan keberadaanya di Indonesia. Sejauh

ini sudah dilaporkan keberadaanya di dataran tinggi Serawak, namun diduga

terdapat pula di Kalimantan. Ukuran lebah ini hampir sama dengan Apis cerana.

g. Lebah Lokal Sulawesi (Apis nigrocincta)

Jenis lebah ini mirip dengan A.cerana dan hanya terdapat di Sulawesi, hanya

warna tubuhnya lebih kuning.

h. Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp)

Lebah ini merupakan lebah asli Asia dari genus trigona yang memiliki

karakteristik spesifik yaitu madu yang dihasilkan mempunyai rasa asam namun

tahan terhadap fermentasi dan bersifat jarang sekali hijrah serta harga produk

madunya lebih tinggi dibandingkan dengan madu produk lebah genus Apis.

2.1.2. Konsep Strategi Pengembangan

Menurut Hamel dan Prahalad (1995) Strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat

terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi

Page 31: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core

competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang

dilakukan.

Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan mengembangkan

visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal

organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internalorganisasi, memilih

strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik perumusan strategi ini dapat

diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu Input

Stage (tahap masukan), Matching Stage (tahap pencocokan), dan Decision Stage

(tahap keputusan).

Budidaya lebah madu pada umumnya dilakukan masyarakat sekitar hutan, dalam

hal pemeliharaanya syarat utama bagi keberhasilanya adalah tersedianya sumber

pakan bagi kelangsungan hidup koloni lebah madu itu sendiri. Sumber-sumber

pakan lebah madu pada umumnya berupa tegakan-tegakan atau pepohonan yang

menghasilkan sumber nektar dan pollen bagi lebah madu. Dalam hal ini jelas

bahwa usaha budidaya lebah madu sangatlah menunjang usaha pelestarian hutan

dan sumberdaya alam serta memberikan banyak manfaat ekonomi bagi

masyarakat sekitar hutan baik yang memanfaatkan ataupun tidak melakukan usaha

budidaya lebah madu (Warisno, 1996).

Sejak dahulu telah diketahui bahwa memelihara lebah madu memiliki tingkat

keuntungan tersendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Keuntungan

tersebut dirasakan secara langsung karena dapat menambah tingkat pendapatan

yang diterima dari usaha lebah madu yang menghasilkan banyak produk seperti,

Page 32: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

lilin lebah,pollen,larva,royal jelly dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman

dan semakin canggih tingkat teknologi, produk yang dihasilkan semakin banyak

bahkan sampai diekspor ke luar negeri yang membantu pembangunan

perekonomian Negara (Hadiwiyoto,1980).

2.1.3 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain” (1997:8).

Sedang definisi menurut William J. Stanton, (1984:7) yaitu: “Pemasaran adalah

suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang

memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun

konsumen potensial”.Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,

dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani 2004:4).

Konsep pemasaran merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa

keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup

Page 33: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

perusahaan.Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan konsumen.Definisi konsep pemasaran menurut Basu

Swastha (2002:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang

menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis

dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.

2.1.4. Konsep Analisis SWOT

Menurut Tripomo dan Udan (2005:118) mendefinisikan analisis SWOT adalah

“Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi untuk menemukan apakah

suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman

yang dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Kekuatan (Strenght) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompentesi

/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk

menangani peluang dan ancaman.

b. Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi yang berupa

kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat

digunakan untuk menagani kesempatan dan ancaman.

c. Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi

menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industri yang

sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi

eksternal tersebut.

d. Ancaman (Thraet) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi

menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industri

yang sama secara umum akan merasa dirugikan /dipersulit/terancam bila di

hadapkan pada kondisi eksternal tersebut.

Page 34: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Analisi SWOT menurut Kotler (2009:51) diartikan sebagai evaluasi terhadap

keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis SWOT

merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi

suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor eksternal dan

faktor internal.

- Analisi lingkungan internal

Tahapan ini berintikan pada anaisi kondisi internal yang meliputi faktor kelebihan

atau kekuatan (stength) dan kelemahan (weaknes) organisasi. Analisis kondisi

internal juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing

(competitive advantage) organisasi. Lingkungan internal merupakan suatu kondisi

yang ada di dalam organisasi yang tercipta karena proses kerja sama atau karena

proses konflik yang ada didalam organisasi. Organisasi disamping terdapat proses

kerja sma di dalamnya juga ada proseskonflik.

- Analisis lingkungan eksternal

Dalam melakukan analisis eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasi

semua peluang (opportunity) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu

serta ancaman (threath) dari para pesaing dan calon pesaing. Kebanyakan

perusahaan mengahadapi lingkungan eksternal yang berkembang secara tepat,

kompleks dan global, yang membuatnya semakin sulit diinterpretasikan.

Pendekatan kualitatif matrik SWOT menurut Freddy Rakunti merupakan

penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi perusahaan adalah dengan cara

membuat SWOT matrik. SWOT matrik ini dibangun berdasarkan hasil anlisa

faktor-faktor strategis baik eksternal maupun unternal yang terdiri dari fokus

peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan SWOT matrik tersebut

Page 35: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

dapat disusun dan alternatif strategi yang tersedia yaitu : SO, WO, ST dan WT.

Data dan informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari

matrik EFE dan IFE. Oleh karena itu, sebelum menghasilkan SWOT matrik

pembuatan EFE dan IFE tentu saja menjadi hal yang harus didahulukan terlebih

dahulu.

a) Strategi SO

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-

peluan yang da diluar perusahaan. Pada umumnya perusahaan berusaha

menggunakan strtegi-strategi WO,ST, atau WT untuk mencapai strategi SO. Oleh

karena itu, jika perusahaan harus mengatasi kelemahan, mau tidak mau

perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agarmenjadi kuat. Sedangkan, jika

perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha

menghindarinya dan berusaha pada peluang-peluang yang ada. Denggan

demikian, perusahaan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b) Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang adadengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

c) Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi

untuk mengatasi ancaman.

d) Strategi WT

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan

internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada

Page 36: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam

posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk tetap bertahan dengan melakukan

strategi-strategi.

Kemudian pendekatan kuantitatif matrik SWOT merupakan analisis yang

menggunakan perhitungan kuantitatif matrik SWOT Kearns dan Robinson.

Kegunaan matrik kuantitatif ini adalah agar dapat diketahui secara langsung posisi

perusahaan yang sebenarnya. Perhitungan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :

Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah total

perkalian skor dan bobot (c=axb) pada setiap elemen faktor S-W-O-T. Untuk

mempermudah penilaian dan perhitungan EFAS, digunakan rentang skor (a) 1

sampai 5. Sedangkan untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor

saling ketergantungan. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S

dengan W (d=S-W) dan faktor O dengan T (e=O-T). Perolehan angka d=x

selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X. Begitu juga dengan angka e =

Y selanjutnya menjadi nilai atau titik padasumbu Y. Mencari posisi organisasi

yang ditunjukan oleh sumbu titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara

sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika

yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal dan faktor internal. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan

kelemahan. Gambar 1 menunjukkan analisis SWOT sebagai berikut :.

Page 37: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT

Keterangan Kuadran

1. Kuadran 1, merupakan situasi sangat menguntungkan. Perusahaan memuliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus ditetapkan mendukung kebijakan pertumbuhan dan

perkembangan secara agresif.

2. Kuadran 2, meskipun ada ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari

segi internal. Strategi yang harus diterapkan menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara difersivikasi produk dan

pasar.

3. Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi

memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan

ini adalah meminimalkan masalah internal sehingga merebut peluang yan lebih

baik.

4. Kuadran 4, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

sehingga situasinya tidak menguntungkan. Strategi yang yang diterapkan

dengan cara bertahan yang difokuskan pada perbaikan perusahaan.

Page 38: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2.1.5. Konsep Pendapatan

Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut

Soekartawi (1991) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan

sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual atau yang tidak dijual. Pendapatn bersih (net farm income) didefinisikan

sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Perhitungan dalam melakukan analisis pendapatan dengan melihat seslisih antara

penerimaan dan biaya. Penerimaan merupakan jumlah produk atau barang yang

dihasilkan dikalikan dengan harga. Biaya merupakan biaya produksi yang

dikeluarkan dalam suatu usaha tersebut. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan

biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan sekali untuk saran

produksi. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan berulang-ulang

sesuai dengan volume produksi (Noor,2007).

Menurut Mubiyarto (1967) dan Soekartawi (1991), biaya usahatani dibedakan

menjadi :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya

2. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) yaitu biaya yang ditentukan oleh besar

kecilnya produksi.

Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai

berikut :

π = TR – TC

π = Y. Py – Σ Xi.Pxi - BTT

Page 39: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)

Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat

dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan

dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

R/C = PT / BT

Keterangan:

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

PT = Penerimaan Total (Rp)

BT = Biaya Total (Rp)

Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih

besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan lebih

kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan sama

dengan biaya.

Page 40: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2.1.6. Faktor Internal ( Kekuatan dan Kelemahan) dan Eksternal ( Peluangdan ancaman) Budidaya Lebah Madu.

a. Faktor Internal

Kekuatan / Strengths ( S )

1. SDM telah mengikuti pelatihan.

2. Produk madu benar-benar madu murni.

3. Target pasarnya untuk semua golongan usia

4. Saluran distribusi pendek.

5. Harga madu lebih cenderung murah.

Kelemahan / Weaknesses ( W )

1. Alat produksi yang digunakan bersifat manual.

2. Kadar air pada madu masih cukup tinggi.

3. Kemasannya tidak menarik.

4. Proses pengemasan kurang higienis.

5. Tidak ada promosi.

b. Faktor Eksternal

Peluang / Opportunities (O)

1. Adanya dukungan dari pemerintah.

2. Musim kemarau menjadi musim lebah memproduksi madu.

3. Kepercayaan konsumen terhadap produk.

4. Permintaan konsumen meningkat.

5. Adanya konsumen yang menjadi agen (membeli madu untuk dijual kembali).

Ancaman / Threats (T)

Page 41: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

1. Musim kemarau menjadi musim paceklik.

2. Keterbatasan produk.

3. Adanya pesaing lebih bisa memenuhi permintaan konsumen.

2.1.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian Andri Setiawan (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan

Lebah Madu”, di dapat bahwa Kelompok Tani Setia Jaya dalam melakukan kegiatan

pemeliharaan dan perawatan, pemanenan, pengemasan dan pendistribusian

(pemasaran) masih dilakukan dengan cara tradisional dan manual yang artinya masih

memakai campur tangan manusia sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.

Alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Kelompok Tani

Setia Jaya salah satunya adalah membuat produk madu yang berkualitas, menciptakan

produk madu unggulan dan mempertahankan keaslian dan kemurnian madu serta

meningkatkan produktivitas madu agar meningkatnya loyalitas konsumen terhadap

kelompok tani.

Penelitian Novita Sari (2014) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan

Usaha Tani Caisim (Brasscia Juncea L.), didapat hasil bahwa Pendapatan

usahatani caisin di Desa Karangrejo Kecamatan Metro Utara pendapatan rata-rata

yang diperoleh petani caisin sebesar Rp. 1.894.688.Hasil (1) perhitungan R/C

rasio usahatani caisin lebih dari satu (R/C = 3,2), yang berarti usahatani caisin ini

layak untuk dikembangkan. Pada posisi dengan R/C > 1 petani. mengalami

keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.(2) berdasarkan posisi pada

diagram SWOT usahatani caisim berada pada kuadran 1, yakni strategi Agresif.

Prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada petani adalah sebagai

Page 42: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

berikut ; Miningkatkan kualitas kualitas bibit agar dapat meningkatkan produksi

dan didukung dengan perawatan tanam yang mudah serta umur panen yang

singkat dapat memenuhi permintaan caisin yang cukup banyak ; Meningkatkan

sumber daya manusia agar dapat mengelola sub terminal agribisnis dengan baik ;

Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sehingga bisa mengembangkan

dan memajukan sentra sayuran di Desa Karangrejo dan Meningkatkan peran

penyuluh agar informasi pasar cepat diterima oleh petani.

Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Prayitno (2015) dengan judul “Strategi

Pengembangan Usaha Pada Perusahaan Kecap Cap Tawon Madu”, dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan internal Perusahaan Kecap Cap Tawon Madu

masih terdapat beberapa fungsi manajemen yang belum dijalankan dengan baik,

seperti fungsi keuangan yang masih memerlukan perbaikan dalam mengatur

keuangan dan fungsi sumber daya manusia perlu dilakukan perincian serta

pembagian tugas lebih lanjut. Pada analisa lingkungan eksternal terdapat peluang

dan ancaman dari kompetitor yang bersaing harga, sehingga perusahaan perlu

menyusun strategi baru. Strategi segmenting, targeting, dan positioning di

perusahaan Kecap Cap Tawon Madu memfokuskan pada segmen pengusaha

dengan status ekonomi menengah kebawah.

2.2. Kerangka Pemikiran

Budidaya lebah madu dapat meningkatkan keadaan sosial dan ekonomi

masyarakat di desa Buana Sakti sebagai sumber penghidupan, objek penelitian,

dan pengembangan iptek serta membuka peluang usaha bagi masyarakat. Tetapi

masih banyak masyarakat sekitar Hutan Rawa Cabang yang belum mengerti akan

Page 43: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

pentingnya pemanfaatan budidaya lebah madu dan lebih banyak memanfaatkan

hasil hutan bukan kayunya saja.

Provinsi Lampung merupakan daerah yang sangat potensial untuk dilakukannya

pembudidayaan lebah madu mengingat kondisi sumberdaya alamnya yang sangat

mendukung dan memenuhi berbagai jenis tumbuhan sumber pakan lebah. Daerah

yang melakukan budidaya lebah madu di Provinsi Lampung salah satunya adalah

Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Lebah

madu yang dibudidayakan oleh kelompok petani lebah madu di Desa Buana Sakti

yaitu jenis lebah madu Apis cerana.

Pengembangan usahatani budidaya lebah madu terdapat beberapa masalah yang

menjadi penghambat. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui strategi pengembangan untuk mendapatkan hasil produksi yang

optimal dan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat luas mengenai teknik

budidaya lebah madu yang dilakukan oleh masyarakat Desa Buana Sakti

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

Karena hal tersebut maka perlu melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,

Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan strategi pengembangan untuk

mengetahui faktor internal (kekuatan,kelemahan), dan faktor eksternal (peluang

dan ancaman) yang dapat menentukan strategi pengembangan budidaya lebah

madu. Selain itu diharapkan dengan adanya budidaya lebah madu masyarakat

dapat menjaga dan melestarikan hutan yang didalamnya terdapat berbagai jenis

pohon tertentu yang berpotensi menjadi sumber pakan lebah madu.

Page 44: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Berdasarkan dari uraian diatas maka bagan kerangka pemikirannya dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran strategi pengembangan budidaya lebahmadu.

2.3 Hipotesis

Diduga usaha tani budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti belum berkembang.

Budidaya Lebah madudi Desa Buana Sakti

Kecamatan Batanghari

Produksi

Faktor Eksternal

AnalisisSWOT

StrategiPengembangan

Budidaya Lebah madu

Faktor Internal

Page 45: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Opersional Variabel

Langkah awal untuk memudahkan pengukuran variabel dalam penelitian ini,

maka secara operasional akan didefinisikan variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Strategi pengembangan adalah upaya untuk mendapatkan hasil produksi yang

optimal dan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat luas mengenai teknik

budidaya lebah madu dengan mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan

ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan

strategi yang harus dilakukan.

2. Produksi adalah hasil dari usaha budidaya lebah madu

3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan

pihak lain.

4.Pendapatan merupakan nilai rupiah yang dihasilkan dari selisih pendapatan

kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

5. Analisis SWOT adalah “Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi

untuk menemukan apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan,

kelemahan, peluang, atau ancaman pada pengembangan lebah madu.

Page 46: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

6.Kekuatan (Stengths)merupakan kelebihan khusus yang memberi keunggulan

pada suatu usaha.

7. Kelemahan (Weaknesses) merupakan kekurangan yang ada pada suatu usaha.

8. Peluang (Oppoertunities) adalah kemungkinan yang dapat memberi

keunggulan pada suatu usaha. 9. Kelemahan (Weaknesses) merupakan

kekurangan yang ada pada suatu usaha

9. Ancaman (Thteats)adalah keadaan yang dapat memberi kelemahan pada suatu

usaha

10. Faktor internal adalah segala sesuatu didalam / perusahaan yang akan

mempengaruhi organisi / perusahaan tersebut.

11. Faktor eksternal adalah segala sesuatu diluar batas-batas organisasi /

perusahaan yang mungkin mempengaruhi organisasi / perusaaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016, yang berlokasi di Desa

Buana Sakti Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur, dengan

pertimbangan di Desa Buana Sakti merupakan salah satu desa yang paling banyak

membudidayakan lebah madu.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah data primerdan data

sekunder.

1. Data Primer

Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dan dengan bantuan

kuisioner. Pengumpulan data primer diperoleh dari data hasil pengisian kuisioner

Page 47: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

dan hasil wawancara langsung dengan responden. Dalam penelitian ini,

pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap yang diteliti kepada

masyarakat sekitar hutan dengan melihat kondisi lingkungan masyarakat, adakah

pohon yang dapat dijadikan sumber pakan atau hanya mengambil sumber pakan

lebah dari sekitar hutan. Serta pengamatan terhadap seluruh kegiatan

pembudidayaan lebah madu di desa tersebut.

b. Wawancara dan pengisian kuisioner dengan melakukan tanya jawab secara

langsung terhadap masyarakat tani sekitar Desa Buana Sakti untuk memperjelas

data yang diperoleh.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan berasal dari sumber dan literatur yangberkenaan

dengan masalah yang terkait dengan penelitian ini. Pengumpulan data sekunder

dilakukan dengan studi pustaka, dimana tekhnik ini digunakan dengan

mengumpulkan berbagai data penunjang penelitian yang diperoleh dari studi

literatur dan dari instansi terkait seperti dari dinas kehutanan,bahan pustaka,

artikel, jurnal, fasilitas internet dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah seluruh unit/individu pada suatu area penelitian yang akan

dijadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah petani yang melakukan ternak

Page 48: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung

Timur yang berjumlah 133 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan unit/bagian dari jumlah populasi yang ada disuatu tempat yang

akan dijadikanobjek penelitian. Untuk mendapatkan jumlah sampel, maka

dipergunakan rumus yang dikemukan oleh Yamane dalam Jalaludin Rakhmat

(1991). Dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

N : Jumlah Populasi

n : Jumlah Sampel

(di2) : Presisi atau tingkat ketelitian, dalam hal ini dipergunakan

presisis sebesar 15%

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui ukuran sampel yang

dipergunakan dalam penelitian ini, yakni :

= 133133 (0,15 ) + 1 = 33n = 33 responden.

N = N( ) + 1

Page 49: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

3.4.3 Teknik Sampling

Untik mendapatkan jumlah sampel dari jumlah populasi yang ada, maka

dipergunakan teknik sampel acak sederhana ( Simple Random Sampling ).

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelum pengambilan contoh dilakukan, kita harus memilah-milah populasi

menjadi dua kelas.

2. Menyiapkan data sub populasi petani lebah madu.

3. Menentukan kriteria pengambilan contoh sampel.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan

menggunakan teknik analisis SWOT. Langkah yang menyusun strategi

pengembangan usaha lebah madu di Desa Buana Sakti Kecamatan Batang Hari

Kabupaten Lampung Timur yang dilihat dari faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) dan faktor eksternal (peluang, ancaman) maka digunakan analisis

SWOT.

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan dapat

diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi alternatif

strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yaitu menganalisis

peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan faktor-faktor

yang menjadi kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman dilakukan wawancara

dengan pihak perusahaan. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas

Page 50: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT dilakukan dalam tiga tahap, yaitu

pengumpulan data (input stage), analisis (matcing stage), dan pengambilan

keputusan (decision stage).

1.Tahap PertamaTahap pengumpulan data dengan mengidentifikasi IFAS (Internal Factors

Analisysis strategic) dan EFAS (Eksternal Factors Analisysis strategic ). Adapun

tahapan yang dilakukan hingga merumuskan suatu alternatif pemecahan masalah :

a.Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang tertera pada kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting sampai 0,0

(tidak penting).

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4

(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor internal dan

eksternal terhadap kondisi usaha yang bergerak. Adapun kriterianya adalah jika

rating 1 = kurang baik, 2 = agak baik, 3 = baik, 4 = sangat baik untuk semua

variabel. Misalnya peluang semakin besar ratingnya 3 dan ancaman semakin

besar ratingnya 1.

d. Kalikan bobot kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-

masing faktor yang nilainya bervareasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai

dengan 1,0 (poor)

e. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan

Page 51: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

bagaimana usaha tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor stategi internal dan

ekasternalnya. Bentuk matrik IFAS (Internal Factors Analisysis strategic) dan

EFAS (Eksternal Factors Analisysis strategic ) dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Internal Factors Analisysis Strategic (IFAS)

Faktor-faktor strategiinternal

Bobot Rating Bobot/Rating/Skor Pembobotan

Kekuatan

Kelemahan

Total

Total skor pembobotan berkisar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor

IFAS (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal usaha tani tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti

kondisi internal rata/ sedang dan (1,0 – 1,99) kondisi internal rendah /lemah.

Tabel 5. Eksternal Factors Analisysis Strategic (EFAS)Faktor-faktorstrategiEksternal

Bobot Rating Bobot/Rating /SkorPembobotan

Peluang

Ancaman

Total

Total skor pembobotan berkisar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor

EFAS (3,0-4,0) berrti petani merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang

mempengaruhi usahataninya, rata-rata(2,0-2,99) berarti petani merespon sedang

terhadap peluang dan ancaman yang ada, lemah (1,0-1,99) berarti petani tidak

merespon peluang dan ancaman yang ada.

Page 52: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2. Tahap kedua

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan model-model

kuantitatif perumusan strategi dengan lengkap dan akurat. Alat yang digunakan

untuk menyusun strategi usaha adalah matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikanya.

Tabel6.Matriks SWOT (strength, weaknesses, opportunities, threats)

IFASEFAS

Kekuatan (S)Tentukan 5 – 10faktorKekuatan

Kelemahan (W)Tentukan 5 – 10faktorKelemahan

Peluang (O)Tentukan 5 – 10faktorPeluang

S – O StrategiCiptakanstrategi yangmenggunakankekuatanuntukmemanfaatkanpeluang

W – O StrategiCiptakanstrategi yangmeminimalkankelemahandanmanfaatkanpeluang

Ancaman (T)Tentukan 5 – 10faktorAncaman

S – T StrategiCiptakanstrategi yangmenggunakankekuatanuntukmengatasiancaman

W –T StrategiCiptakanstrategi yangmeminimumkankelemahandanmenghindariancaman

Sumber :Rangkuti, Analisa SWOT TeknikMembedahKasusBisnis, 2008.

1. Strategi SOStrategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran usahatai, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi STStrategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

3. Strategi WOStrategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WTStrategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defenisif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Page 53: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Analisis yang telah dilakukan kemudian mendapatkan perumusan strategi dan

melakukan pengambilan keputusan.

Page 54: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 12

Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat pemerintahan

di Kota Sukadana, yang meliputi 10 Kecamatan definitif dan 13 kecamatan

pembantu.

Kondisi fisik Kabupaten Lampung Timur secara umum meliputi :

1. Letak geografis

Secara geografis Kabupaten Lampung Timur terletak pada 105015’ – 106o20’ BT

dan 4o37’ – 5o37’LS. Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah kurang

lebih 5.325,03 km atau sekitar 15% dari total wilayah Propinsi Lampung.

Secara administratif batas Kabupaten Lampung Timur adalah :

a. Sebelah utara berbatas dengan kecamatan Rumbia, kecamatan Seputih

Surabaya, dan kecamatan Seputih banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta

Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

b. Sebelah selatan berbatas dengan Kecamatan Tanjung Bintang,kecamatan

Ketibung, kecamatan Palas, dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung

Selatan.

c. Sebelah barat berbatas dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya,

Kota Metro dan Kecamatan Punggur serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten

Lampung Tengah.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Provinsi Banten.

Page 55: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2. Kondisi topografi

Dari segi topografi, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima daerah:a. Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung Sukadana,

Sekampung Udik, dan Labuhan Meringgai.

b. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit

sempit, dengan kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 50 meter

samapi 200 meter dpl.

c. Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi kawasan

pantai pada bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada

sepanjang sungai juga merupakan sebagian hilir dai Way Seputih dan Way

Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 25 hingga 75 mdpl

dengan kemiringan 0% hingga 3%.

d. Daerah rawa pasang surut di sepanjang pantai timur dengan ketinggian 0,5

hingga 1 mdpl.

c. Daerah aliran sungai, yaitu Way Seputih, Sekampung, dan Way Jepara.

3. Kondisi Iklim

Kabupaten Lampung Timur bedasarkan Schmidt dan Fergusson termasuk dalam

kategori iklim B, yang dicirikan bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan

Desember-Juni dengan temperatur rata-rata 23-340C. Curah hujan marta tahunan

sebesar 2000-2500 mm. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya

didominasi oleh tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuning-kuningan,

latosol coklat kemerahan, latosol merah, hidromorf kelabu, alluvial hidromorf,

regosol coklat kekiningan,latosol merah kekuningan, alluvial ciklat kelabu dan

latosol merah.

Page 56: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4.2. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Keadaan Penduduk

Penduduk Kabupaten Lampung Timur merupakan masyarakat yang heterogen

yang terdiri dari banyak suku bangsa antara lain Lampung, Jawa, Sunda, Batak,

Banten dan lain-lain. Keadaan tersebut menyebabkan keadaan sosila

budaya/kultur setiap wilayah menjadi sangat majemuk.

Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten

Lampung Timur mencapai 937.300 jiwa terdiri dari 483.547 laki-laki dan 453.753

perempuan, dengan tingkat kepadatan 3.647 jiwa per kilometer persegi, jumlah

desa perkelurahan 257 dengan kepadatan penduduk 176 jiwa per kilometer

persegi.

Persebaran penduduk di Kabupaten Lampung Timur anatar kecamatan sangat

bervariasi, hal ini dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan

yang menunjukan sebagian besar penduduk berada di wilayah Kecamatan Metro

Kibang dengan Kepadatan penduduk 249 jiwa/km2, Kecamatan Batang Hari

dengan kepadatan penduduk 348 jiwa/km2, Kecamatan Sekampung dengan

kepadatan penduduk 393 jiwa/km2, dan Kecamatan Marga Tiga dengan kepadatan

penduduk 178 jiwa/km2. Penduduk menurut lapangan usaha, banyak yang

menguntungkan di bidang pertanian sebesar 55,85%, bidang pertambangan

sebesar 0,87%, bidang industri sebesar 8,07%, bidang transportasi dan

komunikasi sebesar 3,67%, bidang perdagangan sebesar 18,95% dan jasa 7,97%.

Page 57: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4.3. Konidisi Umum Kecamatan Batang Hari

1. Letak dan Luas

Kecamatan Batang Hari terletak disebelah selatan Sukadana pusat kota dari

Kabupaten Lampung Timur, secara geografis terletak pada posisi 4038’ LS dan

104055’ BT, yang memiliki luas wilayah 75,56 km2.

Secara administratif batas Kecamatan Batang hari adalah :

a. Sebelah utara berbatasan denga Kecamatan Pekalongan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang dan Kabupaten

lampung Selatan

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang dan Metro

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sekampung dan Kecamatan Bumi

Agung.

2. Kondisi Topografi

Permukaan bumi di daerah Kecamatan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur

secara umum merupakan dataran landai, dan sebagian kecil merupakan daerah

berbukit dan bergunung

3. Kondisi Iklim

Wilayah Kecmatan Batang Hari termasuk dalam kategori iklim B menurut

Schmidt-Fergusson yang di tandai dengan bulan basah selama 6 bulan pada bulan

Desember-Juni, dengan suhu udara rata-rata sebesar 24--240C.

Page 58: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4.4. Kondisi Umum Desa Buana Sakti

1. Letak Dan Luas

Desa Buana Sakti berdiri pada tahun 1972 berdasarkan peraturan daerah No.01

Tahun 2001 dan keputusan Bupati Lampung Timur No. 13 Tahun 2001 tentang

pembentukan 11 Kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Timur yang terdiri

dari 24 kecamatan definitif dan 246 desa. Desa Buana Sakti memiliki luas wilayah

kurang lebih 959, 18 km. Secara administratif batas Desa Buana Sakti adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Way Sekampung

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwo Dadi Mekar atau Way Kandis .

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Margototo Kecamatan Metro Kibang

d. Sebelah timur berbatasan dengan balai Kencono.

2. Kondisi topografis.

Dari segi topografis Desa Buan Sakti termasuk ke dalam tipe derah aliran sungai,

yaitu Way Seputih, Sekampung, dan Way Jepara dengan ketinggian tempat, 100-

126 mdpl.

3. Kondisi Iklim

Desa Buana Sakti termasuk daerah beriklim tropis basah. Suu udara maximum

rata-rata 360C, jumlah bulan hujan yaitu sebanyak 4 bulan dalam setahun dengan

curah hujan yang tiggi kurang lebih 40mm/bulan.

4. Potensi Sumber Daya Alam

Desa Buana Sakti memiliki cukup banyak sumber potensi alam yang bisa

dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, yaitu sawah sebanyak 100 Ha, tanah

Page 59: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

kering/perladangan sebanyak 410,18 Ha, tanah rawa sebanyak 20 Ha, tanah

perkebunan sebanyak 137,5 Ha, dan fasilitas umum 10,5 Ha. Desa Buana Sakti

memperoleh hasil tambahan dari budidaya lebah madu sebanyak 50/Liter yang

cukup membantu masyarakat desa, menambah sumber pendapatan mereka. Untuk

sarana dan prasarana. Desa sudah cukup berkembang karena hampir semua jalan

desa sudah diaspal dan sudah ada jembatan beton yang menghubungkan antar

sungai yang akan dilewati serta transportasi umum dapat melewati desa dengan

mudah.

4.5.Kedaan Umum Masyarakat Desa Buana Sakti

Keadaan umum masyarakat sekitar hutan Desa Buana Sakti di perlukan untuk

mengetahui kondisi masyarakat terhadap kinerja mereka dalam hasil penelitian,

adapun keadaan terpencil secara umum masyarakat tersebut sebagai berikut :

1. Umur

Menurut Badan Pusat Statistik (1990), komposisi penduduk berdasarakan umur

dan jenis kelamin, umur penduduk dikelompokkan menjadi tiga :

- Umur 0-14 Tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

- Umur 15-64 Tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif

- Umur 65 Tahun ke atas dinamakan usi tua/usia tak produktif/ usia jompo.

Berdasarkan hasil peneltian diperoleh,umur yang di dapat dari setip obyek

penelitian masuk ke dalam berkisar antara 15-64 tahun. Hal ini merupakan hal

yang wajar dikarenakan pada usia ini termasuk ke dalam usi produktif manusia

untuk bekerja, sedangkan lebih dari 65 tahun ke atas manusia sudah tidak

Page 60: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

produktif lagi untuk bekerja dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kondisi

tubuh yang lemah, dan kemampuan otak untuk merangsng daya pikiran tidak

cukup kuat lagi.

2. Tingkat pendidikan

Data tingkat pendidikan untuk mengetahui tolak ukur mata pencarian masyarakat

desa Buana Sakti, data ingkat pendidikan secara terinci dijelaskan pada tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Obyek Penelitian Di Desa Buana Sakti Kecamatan

Batang Hari Kabupaten Lampung Timur.

NoProfesi

Tingkat

pendidikan

Jumlah responden Presentase

(%)

1 Petani madu SD 15 45,4

2 Petani madu SMP 7 21,2

3 Petani madu SLTA 10 30,3

4 Petani madu Tidak tamat SD 1 3

Jumlah 33 100

Pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Buana Sakti sangat beragam,

dan untuk setiap tingkat pendidikan yang dimiliki setiap obyek penelitian masih

tergolong rendah atau rata-rata hanya menyelesaikan program pendidikan sampai

Sekolah Dasar. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan masih tergolong rendah, faktor ekonomi yang kurang

memenuhi dan fasilitas sekolah yang ada di Desa Buana Sakti masih sedikit yaitu

Page 61: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

hanya terdapat 3 SD. Dan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi , harus pergi keuar daerah yang jarak ke SMP terdekat sekitar 7 Km, dan

untuk ke SMA harus pergi ke kota metro. Hal ini menjadi pertimbangan

masyarakat, karena memerlukan biaya yang cukup besar dan tidak sebanding

dengan biaya pendapatan masyarakat sekitar.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Data jumlah anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak dan anggota keluarga

lainya diperlukan untunk menghitung banyaknya biaya pengeluaran pertahunya

yang harus dikeluarkan setiap keluarga agar sesuai dengan biaya penerimaan dari

hasil pendapatanya. Adapun data tentang jumlah tanggungan keluarga untuk objek

penelitian yang telah diteliti, dijelaskan secara terinci sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah tanggungan objek penelitian di Desa Buana Sakti Kecamatan

Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

No Jumlah tanggungan Jumlah Responden

petani madu

Presentase

(%)

1 1 orang 0 0

2 2 orang 15 45,4

3 3 orang 9 27,3

4 4 orang 5 15,1

5 5 orang 4 12,1

Jumlah 33 100

Page 62: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga keseluruhan

objek penelitian yang paling banyak adalah keluarga yang memiliki tanggungan

keluarga berjumlah 2 orang. Hal ini dikarenakan hampir semua penduduk desa

anaknya menikah di usia muda sehingga tidak ditanggung oleh kepala keluarga

lagi.

4.6 Teknik Pemeliharaan dan Perawatan

Para petani meletakkan bibit lebah yaitu dengan memasangan glodokan yang

terbuat dari batang kelapa. Selama seminggu lebah-lebah tersebut tidak

dapatdiganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap

lingkungan. Setelah 2 minggu lebah di glodokan baru bisa dipindakan ke stup.

Hal yang harus dipastikan adalah ratu lebah harus ikut masuk ke dalam stup

tersebut agar keloni yang lain mau ikut pindah ke dalam stup (kotak lebah).

Stup harus diletakkan ditempat yang teduh dan terdapat banyak sari makanan.

Tiang penyangga diberi oli bekas terlebih dahulu agar semut tidak menaiki kotak

madu dan mengganggu para lebah. Para petani yang melakukan perawatan harus

rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti

membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk

dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang

pengganggu.

Para petani diharuskan melakukan pengecekan stup setiap 2 minggu sekali agar

petani bisa memperhatikan apakah didalam stup tersebut lahir calon ratu lebah

yang baru karena jika hal ini terjadi akan berdampak terhadap terpecahnya koloni

Page 63: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

sehingga dapat mengurangi produktivitas para lebah. Calon ratu lebah baru lebih

baik dibuang atau dipindahkan ke stup lain.

a. Teknik Pemanenan

Pengecekan stup dilakukan tiap dua minggu. Apabila stup sudah penuh maka

proses pemanenan bisa dilakukan. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah

tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari

lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas, lalu madu

akan keluar dengan sendirinya.

Cara pemanenan lebah madu dilakukan dengan cara manual sebagai berikut :

1. Asapkan kawasan kotak koloni (stup) agar dapat menghalau lebah madu ketika

mengambil hasil. Pastikan memakai pakaian yang

sesuai serta memakai jaring pelindung muka.

2. Angkat sisiran dari kotak koloni lebah menggunakan pengungkit sisiran. Ratu

lebah harus dipindahkan terlebih dahulu ke stup lain.

3. Gunakan sikat sekiranya masih ada lebah yang masih tertinggal/melekat pada

sisiran.

4. Setelah sisiran bebas dari lebah, maka sisiran dipotong menggunakan pisau.

5. Sisiran yang telah dipotong dipindahkan ketempat yang lain.

b. Pendistribusian atau Pemasaran

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa hasil produksi budidaya lebah

yang dilakukan oleh petaniini sudah dipasarkan diluar Profinsi Lampung, yaitu

salah satunya adalah daerah Serang Banten, Bekasi dan Bogor, dengan

menggunakan pengemasan yang sederhana yaitu dengan menggunakan plastik

Page 64: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

1kg transparan yang memiliki berat 8 ons madu asli dengan harga Rp. 70.000,-

/plastik 1kg transparan.

Usaha budidaya lebah madu ini dinilai cukup menguntungkan bagi masyarkat

yang membudidayakanya,karena cara pembudidayaanya yang cukup sederhana

serta pemasaranya tidak sulit karena banyak peminat khususnya masyarakat di

desa itu sendiri.

c. Penggunaan Peralatan

Peralatan yang digunakan petani dalam melakukan kegiatan usaha buidaya lebah

madu adalah peralatan yang secara umum digunakan dalam kegiatan usaha

budidaya lebah madu. Jenis peralatan dalam usaha budidaya lebah madu dan

biaya penyusutan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 9. Jenis peralatan dan rata-rata biaya penyusutan dalam usaha budidayalebah madu di Desa Buanasakti Kecamatan Batang Hari KabupatenLampung Timur

No Nama alat Nilai awal(Rp)

Jumlah UmurEkonomis(Tahun)

Penyusutan(Rp)

1 Stup 200.000 25 2 2.500.0002 Glodok 25.000 51 4 318.7503 Masker 50.000 2 6 16.6764 Pisau 15.000 1 1 15.0005 Gunting 10.000 1 1 10.000

Total 2.860.426

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui peralatan yang digunakan petani lebah

adalah stup, glodok, masker, pisau dan gunting. Penyusutan rata-rata per usaha

budidaya lebah madu untuk alat stup adalah Rp. 2.500.000, glodok Rp. 318.750,

masker Rp.16.676, pisau Rp.15.000, dan gunting Rp.10.000,- dengan total Rp.

2.860.426.

Page 65: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4.7 Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Madu

Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut

Soekartawi (1991) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisiskan

sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual atau yang tidak dijual. Pendapatn bersih (net farm income) didefinisikan

sebagai selisih pendapatn kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Perhitungan dalam melakukan analisis pendapatan dengan melihat selisih antara

penerimaan dan biaya. Biaya yang dikeluarkan seperti biaya variabel, biaya tetap

dan biaya lain-lain. Analisis Pendapatan Usaha budidaya lebah madu di Desa

Buana Sakti berdasarkan penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C dapat dilihat

secara lebih lengkap pada Tabel 11.

Page 66: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Tabel 11. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C usaha budidaya lebahmadu di Desa Buana Sakti,2016

Produksi per stup (8,5)UraianPenerimaanProduksi

BiayaProduksi1.Biaya TunaiTenagaKerjaTotal BiayaTunai

II. BiayaDiperhitungkanPenyusutanAlatTotal Biaya yang diperhitungkan

III. Total Biaya

PendapatanI.PendapatanAtasBiayaTunaiII.PendapatnAtasBiaya TotalR/C atasBiaya Total

Harga (Rp)

50.000,00

100.000,0

Fisik

21,1

Nilai

2.763.056

100.000,0101.590,9

46.538,046.538,0

148.128,9

2.661.456,12.614.927,1

10.1

Berdasarkan tabel 11 menunjukan pendapatan usaha budidaya lebah madu di Desa

Buana Sakti Kecamatan Batanghari pendapatan rata-rata yang diperoleh petani

lebah sebesar Rp. 2.614.927,1, penerimaan sebesar Rp.2.763.056 dan biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 148.128,9 dengan jumlah stup 8,5. Hasil perhitungan

R/C rasio usaha lebah madu lebih dari satu (R/C = 10,1), yang berarti usaha

budidaya lebah madu ini layak untuk dikembangkan. Pada posisi dengan R/C > 1

petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

4.8StrategiPengembanganBudidaya Lebah Madu di Desa Buana Sakti

Strategi pengembangan usaha budidaya lebah madu di desan Buana Sakti dengan

melakukan analisis SWOT. Analiis SWOT merupakan analisis strategi untuk

melihat kelemahan, peluang dan ancaman dalam kegiatan usahatani caisim.

Page 67: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Analisis strategi yang telah ditentukan dengan menggunakan analisis SWOT

dengan pemilihan faktor internal dan faktor eksternal usaha untuk

mengembangkan usahatani caisim di daerah tersebut.

4.8.1 Mentukan Faktor-Faktor Internal

Adapun faktor-faktor internal dalam usaha lebah madu di Desa Buana Sakti

antara lain :

Kekuatan (Strengths)

1.Kualitas Madu

Kualitas madu yang baik akan menjadikan kekuatan bagi petani lebah madu

dalam hal pemasaran produk madu, karena sudah percayanya petani dengan

produk madu yang mereka konsumsi dari petani madu.

2. Kemampuan SDM

Kemampuan SDM sangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu

tersebut. Petani lebah di buana sakti dalam melakukan usaha budiaya lebah madu

sudah cukup baik. Ketua kelompok tani sering mengikuti kegiatan pelatihan di

sekitar wilayah lampung timur maupun di luar wilayah lampung timur bahkan di

luar kota. Dengan sering mengikuti kegiatan tersebut, petani lebih berkembang

dalam melakukan usaha budidaya lebah madu serta lebih banyak informasi dari

daerah laen yang lebih baik dalam melakukan usaha budidaya lebah madu.

3. Informasi Pasar

Informasi pasar sangat penting dalam setiap melakukan usahatani. Di Desa Buana

Sakti petani sangat mudah dalam memasarkan madu. Karena di Desa Buana sakti

Page 68: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

ketua kelompok tani dan pengumpul selalu menjalin komunikasi dengan

pedagang besar untuk mengetahui berapa harga madu.

4. Perawatan Mudah

Dalam melakukan usahatani lebah madu tidak banyak kendala dalam melakukan

budidaya. Perawatan lebah cukup mudah dan tidak membutuhkan tenaga kerja

yang banyak. Sehingga tidak perlu melakukan perlakukan khusus.

5. SDM sudah mengikuti pelatihan

Pelatihan budidaya lebah madu akan meningkatkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Cara budidaya lebah madu dapat di terapkan oleh para petani melalui

pelatihan-pelatihan yang ada.

6. Harga madu cenderung stabil

Harga madu yang cenderung stabil tidak membuat para petani madu tidak

khawatir akan terjadinya fluktuasi harga madu. Hal tersebut menjadi kekuatan

untuk budidaya lebah madu.

Kelemahan (Weaknes)

1.Kemampuan Pencatatan

Manajemen usaha yang baik akan berhasil jika dilakukan pencatatan keuangan

dalam setiap kegiatan usaha. Pencatatan keuangan sangat penting untuk melihat

keuntungan atau kerugian pada usahatani tersebut. Usaha budidaya lebah madu di

Desa Buan Sakti kurang memiliki pencatatan dalam usahanya, jadi petani kurang

rinci dalam menganalisa usaha yang dilakukanya.

Page 69: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2. Modal

Modal adalah hal penting dalam memulai suatu usaha. Modal usaha pada

budidaya lebah madu ini sangat penting terutama dalam biaya penambahan

stup/kotak koloni lenbah. Dengan demikian maka produksi lebah akan meningkat.

3. Pelatihan

Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kerja perlu diadakan pelatihan-pelatihan

yang berkaitan dengan usahatani tersebut. Petani lebah di Desa Buana Sakti

kurang akan pelatihan- pelatihan tentang budidaya lebah madu. Sehingga belum

tercapai usahatani yang maksimal.

4. Harga

Harga sangat berpengaruh dalam setiap melakukan usaha. Dengan harga yang

tinggi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Untuk harga jual madu

sudah lumayan menguntungkan bagi petani lebah, karena harga madu yang stabil.

5. Alat produksi yang digunakan bersifat manual

Peralatan produksi untuk budidaya lebah madu masih cenderung manual dan

masih tergolong tradisional, sehingga perlu adanya pengetahuan tentang peralatan

dalam budidaya lebah madu.

6. Teknik/cara budidaya lebah madu

Dalam usaha lebah madu memerlukan teknik tentang budidaya lebah madu,

terutama dalam hal pemanenan madu, masih banyak petani yang belum berani

dalam memanen madu karena takut oleh sengatan lebah madu.

4.8.2 Menentukan Faktor- Faktor Eksternal

Peluang (Opportunity)

1.Sub Terminal Agribisnis (STA)

Page 70: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Sub terminal agribisnis sangat berperan baik dalam melakukan usahatani.

Terutama dalam usaha budidaya lebah madu pemasaran yang sudah cukup baik

dan mudah dalam penistribusianya.

2. Permintaan lebah madu cukup besar

Permintaan madu semakin lama semakin meningkat, karena konsumen sudah bisa

merasakan manfaat lebah madu bagi kesehatan. Permintaan madu yang semakin

meningkat akan menjadikan petani lebah madu mendapatkan hasil yang optimal

dan dapat meningkatkan pendapatan petani lebah.

3. Sentra lebah madu

Desa Buana Sakti merupaka desa yang paling banyak memproduksi lebah madu

karena wilyahnya yang masih mempunyai banyak pepohonan dan para petani

yang masih aktif berperan dalam budidaya lebah madu.

4. Peran Penyuluh

Usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki penyuluh yang dapat

membantu jika para petani memiliki masalah dalam melakukan usaha lebah madu.

5. Permintaan konsumen meningkat

Meningkatnya permintaan konsumen dapat menjadikan peluang bagi usaha lebah

madu. Karena sudah banyak konsumen yang mengenal manfaat madu bagi

kesehatan.

6. Adanya dukungan dari pemerintah

Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam usaha lebah madu untuk

meningkatkan hasil lebah madu sehingga dapat menjadikan suatu daerah tersebut

menjadi sentra lebah madu.

Page 71: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Ancaman (Threats)

1.Kenaikan Harga Sarana Produksi dan BBM

Kenaikan harga-harga produksi usaha dan sembako menimbulkan ancaman dalam

usaha budidya lebah madu di Desa Buana Sakti. Adanya kenaikan tersebut

berimbas pada harga pupuk dan sarana produksi lainya sehingga berpengaruh

pada pendapatan petani.

2. Tingkat Pertambahan Penduduk

Kepadatan penduduk disekitar lokasi usaha lebah madu di Desa Buana Sakti

berpengaruh dalam melakukan usaha lebah madu. Bertambahnya penduduk

menjadikan sempitnya areal lahan yang akan dijadikan tempat tinggal koloni

lebah madu.

3. Persaingan

Salah satu faktor yang turut mempengaruhi berkembangnya petani dalam

menjalankan usahataninya adalah adanya pesaing yang bergerak dalam bidang

yang sama. Di Desa Buana Sakti sudah melakukan berbagai cara yang

memungkinkan untuk mengatasi hal tersebut. Karena pesaing merupakan

ancaman yang besar dalam melakukan usaha lebah madu.

4. Pengaruh Cuaca

Dalam melakukan usaha komoditas pertanian cuaca sangat berpengaruh .

khususnya untuk budidaya lebah, Cuaca berpengaruh dalam melakukan budidaya

lebah. Jika cuaca hujan produksi akan meningkat . Karena lebah madu menyukai

daerah yang terdapat sumber air.

Page 72: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

5. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi menjadikan adanya perbedaan modal anatara masing-masing

petani lebah, salah satu penyebabnya adalah jumlah tanggungan keluarga yang

semakin bertambah.

6. Perbedaan suku

Perbedaan suku dapat menjadikan ancaman bagi usaha lebah madu. Karena

budidaya lebah madu sangat sensitif sehingga sangat berpengaruh pada sosial

politik masyarakat.

4.8.3 Analisis Strategi

setelah diidentifikasi faktor internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha lebah madu di Desa Buana Sakti.

Tahap selanjutnya adalah menyusun tabel matrik Internal Factor Analisysis

Strategic (IFAS) dan Eksternal Factor Analisysis Strategic ( EFAS). Tahap ini

merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya

lebah madu.

A. Analisis faktor internal dan eksternal menggunakan matrik IFAS dan

EFAS

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor Internal Factor Analisysis

Strategic (IFAS) dan Eksternal Factor Analisysis Strategic ( EFAS) diperoleh

kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki petani lebah.

Faktor-faktor strategi internal dan eksternal diperoleh dari hasil wawancara dan

pengisian kuesioner oleh petani sampel. Pembobotan dilakukan dengan

menggunakan tabel perhitungan untuk mendapatkan bobot dari masing-masing

Page 73: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

variabel internal dan eksternal. Bobot yang digunakan merupakan hasil total

pembobotan rata-rata dari petani sampel. Pemberian peringkat (rating) diperoleh

dari responden yang sama, sehingga diperoleh nilai dari faktor-faktor strategi

internal dan eksternal. Dengan memasukan identifikasi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh skor

pembobotan seperti pada tabel 12 dan 13.

Tabel 12 . Matrik Internal Factor Analisysis Strategic (IFAS)

Faktor - faktorStragei Internal Bobot Rating SkorPembobotan

Kekuatan

- KualitasMadu

- Kemampuan SDM

- InformasiPasar

- PerawatanMudah

- SDM sudahmengikutipelatihan

- Hargamaducenderungstabil

23,81 2,97 0,71

19,05 3,27 0,62

19,05 3,27 0,62

4,76 3,27 0,16

0,00 3,27 0,00

33,33 3,27 1,09

Kelemahan

- KemampuanPencatatan

- Modal

- Pelatihan

- Harga

- Alatproduksi yang

digunakanbersifat manual

18,75 2,85 0,18

9,38 3,21 0,09

6,25 3,18 0,06

21,88 3,24 0,21

9,38 3,09 0,09

Page 74: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

- Teknik/carabudidayalebahmadu 34,38 2,88 0,33

Total 200,02 4,16

Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFAS, faktor strategi internal yang

merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh terhadap pengembangan

usaha budidaya lebah madu di Desa Buana Sakti adalah Kualitas bibit lebah yaitu

0,71. Hal ini menunjukan bahwa dengan kualitas bibit lebah yang baik akan

menghasilkan koloni-koloni lebah yang berkualitas dan banyak menghasilkan

madu.

Faktor strategi internal yang merupakan kelemahan terbesar dan paling

berpengaruh terhadap pengembangan usaha budidaya lebah madu di Desa Buana

Sakti adalah harga yaitu 0,33. Hal ini menunjukan bahwa teknik/cara budidaya

lebah madu sangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu. Karena

pengetahuan petani tentang pedoman atau cara budidaya lebah madu dapat

meningkatkan pendapatan petani madu dengan meningkatkan produksi madu.

Hasil analisis matrik IFAS untuk kekuatan mendapatkan skor 100 dan kelemahan

mendapatkan skor 100,02. Sehingga diperoleh total nilai pada posisi internal rata-

rata yaitu sebesar 4,16. Hal ini berarti bahwa skor kekuatan pada usaha lebah

madu kurang baik dari pada kelemahanya.

Berdasarkan penilaian skor yang telah disususn, total skor usaha lebah madu di

Desa Buana Sakti sebesar 4,16 termasuk dalam kategori baik, yaitu di atas rata-

rata 2 dari rating yang telah ditetapkan maksimal 4. Kelemahannya harus lebih

diperhatikan agar nantinya bisa diperkecil. Dari hasil tersebut petani harus lebih

Page 75: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-

kelemahanya.

Adapun hasil perkalian antara rata-rata bobot dan rating dari petani sampel

digabungkan dalam matrik EFAS ditunjukan pada tabel 13.

Tabel 13 . Matrik Eksternal Factor Analisysis Strategic (EFAS)Bobot Rating SkorPembobotan

Peluang

- Sub Terminal Agribisnis 1,39 3,0224 0,01- Permintaan lebah cukup besar 26,36 3,1561 0,14

- Sentra lebah madu31,92 3,0658 0,17

- PeranPenyuluh 9,71 3,397 0,05- Permintaan konsumen meningkat 56,91 2,8694 0,31- Adanya dukungan dari pemerintah 1,47 3,202 0,01Ancaman

-

KenaikanHargaSaranaProduksidan

BBM

- Tingkat PertambahanPenduduk

- Persaingan

- PengaruhCuaca

14,17 2,9012 0,13

24,16 3,0803 0,22

14,19 3,111 0,13

12,493,3364 0,11

-Keadaan Ekonomi 15,83 3,0361 0,14

-Keadaan lingkungan 19,16 3,0358 0,17

Total 227,76 1,59

Berdasarkan tebel 13 hasil perhitungan EFAS, faktor strategi eksternal yang

merupakan peluang terbesar dan paling berpengaruh terhadap pengembangan

usaha lebah madu di Desa Buana Sakti adalah permintaan konsumen meningkat

Page 76: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

yaitu 0,31. Hal ini menunjukan bahwa desa Buana Sakti mempunyai peluang yang

besar dalam peningkatan pendapatan petani dengan penjualan produk madu.

Faktor strategi eksternal yang merupakan ancaman terbesar dan paling

berpengaruh terhadap pengembangan usaha lebah madu di Desa Buana Sakti

adalah tingkat pertambahan penduduk yaitu 0,22. Jumlah penduduk yang semakin

meningkat menyebabkan lahan semakin berkurang dan menyebabkan

berkurangnya populasi lebah madu.

Hasil analisis matrik EFAS untuk peluang mendapatkan skor 0,69 dan ancaman

mendapatkan skor 0,9. Sehingga diperoleh total nilai eksternal rata-rata yaitu

sebesar 1,59. Hal ini berarti bahwa skor peluang yang dimiliki petani lebah di

Desa Buana Sakti lebih besar dari pada ancamanya.

Berdasarkan penilian skor yang telah disusun, total skor usaha lebah madu sebesar

1,59 termasuk dalam katagori usahatani yang kurang baik yaitu berada di bawah

rata-rata nilai 2 dari rating yang telah ditetapkan maksimal 4. Dengan demikian

usaha lebah madu di Buana Sakti harus memiliki antisipasi yang tinggi terhadap

segala ancaman yang datang dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki.

Kegunaan matrik IFAS dan EFAS adalah untuk mengetahui posisi uasahatani

lebah di Desa Buana Sakti saat ini. Oleh sebab itu pemetaan posisi usaha lebah

madu sangat penting dalam pemilihan strategi yang ditetapkan. Berdasarkan hasil

analisis yang telah dilakukan, total nilai pada matrik IFAS untuk kekuatan dan

kelemahan sebesar 4,16, yang artinya faktor internal berada di atas rata-rata.

Sedangkan total nilai pada matrik EFAS untuk peluang dan ancaman yaitu sebesar

1,59, yang artinya faktor eksternal berada di bawah rata-rata.

Page 77: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk

merumuskan strategi. Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal

didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 3,20, faktor

kelemahan = 0,96, faktor peluang = 0,55, faktor ancaman 0,56.

Dari skor pembobotan selanjutnya diplotkan pada gamabar analisis diagram

SWOT yang terdiri dari 4 kuadran yaitu :

Peluang

III 0,55 I

Kelemahan Kekuatan0,96 3,20

0,56IV II

Ancaman

Gambar 3. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa Buana

Sakti (01)

Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan kelemahan, peluang dan

ancaman, maka didapatkan koordinat (0,01 ; -0,005) yaitu,

skorkekuatan – skorkelemahan ; skorpeluang – skorancaman2 2

3,20 – 0,96 ; 0,55 – 0,562 2

0,01 ; -0,005

Page 78: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Peluang

III I

Kelemahan Kekuatan3,20

0,56IV II

Ancaman

Gambar 4. Grafik Analisis SWOT Budidaya lebah madu di Desa Buana

Sakti (02)

Analisis SWOT yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar dalam

penentuan strategi pengembangan usaha lebah madu kedepan. SWOT matrik ini

dibangun berdasarkan hasil analisis faktor-faktor strategis internal maupun

eksternal yang terdiri dari berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Hasil analis pada matrik SWOT diperoleh Koordinat (0,01 ; -0,005)

yang mana koordinat ini masuk pada kuadran II, yakni meskipun ada ancaman

perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan menggunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara difersivikasi produk dan pasar.

4.8.3.1 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT

Perumusan prioritas dan keterkaitan antar strategi berdasarkan pembobotan rating

hasil SWOT, maka dilakukan interaksi kombinasi strategi internal - eksternal,

yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 79: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

1. Interaksi kombinasi strategi SO merupakan strategi menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang, jika pengembangan lebah madu berada pada

posisi ini maka mendukung pengembangan lebah kedepannya.

2. Interaksi kombinasi strategi WO merupakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang, jika usaha pengembangan usaha

lebah madu berada pada posisi ini maka masalah-masalah internal strategi

pengembangan usaha lebah madu dapat diusahakan kearah yang lebih baik.

3. Interaksi kombinasi strategi ST merupakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman, jika usaha pengembangan usaha lebah

madu berada pada posisi ini strategi yang dilakukan adalah menggunakan

kekuatan mengatasi ancaman

4. Interaksi kombinasi strategi WT merupakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan ancaman. Apabila usaha pengembangan

usaha lebah madu berada pada posisi ini maka usaha pengembangan lebah

sedang berada pada saat yang tidak menguntungkan. Hal ini karena usaha

pengembangan usaha lebah madu menghadapi kelemahan internal.

Berdasarkan interaksi kombinasi tersebut, kemudian digabungkan dalam

matrik seperti Tabel 14.

Tabel 14. Matrik Strategi Kombinasi Internal dan EksternalEFAS

IFASKEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Page 80: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Hasil penggabungan perhitungan pembobotan rating IFAS dan EFAS dapat dilihat

pada tabel 15.

Tabel 15. Pembobotan rating IFAS dan EFASO = 0.55 T = 0.56

S = 3.20 SO = 1.76 ST = 1.79

W = 0.96 WO = 0.53 WT = 0.54

Berdasarkan hasil pembobotan rating hasil koesioner SWOT, maka dapat disususn

prioritas strategi berdasarkan kombinasi strategi yang paling tinggi sampai dengan

paling rendah, dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Tingkatan Prioritas Strategi SWOTPrioritas Strategi BobotNilai

I Strength-Threat(ST) 1.79

II Strength-Opportunity(SO) 1.76

III Weakness-Threat(WT) 0.54

IV Weakness-Opportunity(WO) 0.53

Hasil interaksi IFAS dan EFAS yang menghasilkan alternatif strategi yang

mendapatkan bobot tertinggi adalah Strength-Threat(ST)dengan skor 1.79,

diterjemahkan sebagai strategi yang menggunakan kekutan untuk mengatasi

ancaman. Dengan hasil ini strategi untuk pengembangan lebah madu bobot

kekuatan lebih besar daripada kelemahan, sedangkan bobot ancaman lebih besar

daripada peluang dalam pengembangan komoditas lebah madu.

Tujuan dari tahap analisis terhadap faktor-faktor strategi (matrik SWOT) adalah

untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Berdasarkan matrik swot

dihasilkan strategi SO (Strenghts-Opportunities), strategi ST (Strengts-Threats),

Page 81: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

strategi WO (Weakness-Opportunities) dan stregi WT (Weakness-Thearts). Hasil

analisis terhadap empat tipe strategi yang disarankan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Matrik SWOT Usaha Budidaya Lebah madu

InternalFactor

AnalisysisStrategic

(IFAS)EksternalFactorAnalisysisStrategic(IFAS)

Kekuatan (S)

1. KualitasMadu2. Kemampuan SDM3. InformasiPasar4. PerawatanMudah5. SDM sudah mengikuti

pelatihan6. Harga madu cenderung

stabil

Kelemahan (W)

1. KemampuanPencatatan2. Modal3. Pelatihan4. Harga5. Alatproduksi yang

digunakanbersifat manual6. Teknik/cara budidaya lebah

madu

Peluang (O)

1. Sub terminal agribisnis2 Kepercayaan terhadap

produk madu3. Sentra lebah madu4. Peran Penyuluh5. Permintaan konsumen

meningkat6. Adanya dukungan

pemerintah

Strategi S-O

1. Meningkatkan kualitas bibitlebahagar dapatmeningkatkan produksi dandidukung dengan perawatankoloni yang mudah sertadapat memenuhi permintaankonsumen yang cukupbanyak

2. Meningkatkan sumber dayamanusia agar dapatmengelola sub terminalagribisnis dengan baik

3. Meningkatkan kemampuansumber daya manusiasehingga bisamengembangkan danmemajukan sentra lebahmadu di Desa Buana Sakti

4. Meningkatkan peranpenyuluh agar informasipasar dapat diterima dengancepat oleh petani

5. Perawatan lebah madu yangdinilai cukup mudahmembuat petani madupercaya terhadap produkebah madu.

6. Harga madu yang relatifstabil membuat permintaanmadu semakin meningkat.

Strategi W – O

1. Permintaan konsumen yang cukupbesar, penyuluh harus lebih aktifdalam melakukan pelatihan-pelatihan serta memberipengarahan dalam melakukanteknikusaha budidaya lebah madudari penyuluh

2. Mengelola sub terminal agribisnisdengan baik agar dapatmenstabilkan harga madu

3. Memajukan sentra lebah madu diDesa Buana Sakti agar dapatmengajukan pinjaman ataumenarik investasi lembaga swastamaupun pemerintah

4. Meningkatkan peran penyuluhdalam mengajarkan petani untukmelakukan pencatatan analisausaha

5. Dengan adanya peran penyuluhdapat menjadikan petani lebahmadu mengetahui teknik/carabudidaya lebah madu yang sudahditerapkan pada petani madu

6. Dengan alat yang digunakan masihbersifat manual, dukungan daripemerintah sangat dibutuhkan bagiusaha lebah madu.

Ancaman (T)

1.

KenaikanHargasaranapro

duksi dan BBM

2. Tingkat

PertambahanPenduduk

3. Persaingan

Strategi S – T

1. Dengan didukung perawatanyang mudah dapatmeningkatkan produksisehingga pendapatn bisameningkat dan dapatmenekan pengaruh kenaikanharga produksi dan sembako

2. Meningkatkan kemampuanSDM Sehingga dapat

Strategi W – T

1. Meningkatkan kemampuanpencatatan agar dapat bersaingdengan pesaing lainya

2. Memaksimalkan modal pribadidalam meningkatkan pendapatansehingga dapat mengurangipengaruh kenaikan hargaproduksi dan sembako danmengatasi peningkatan

Page 82: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4. PengaruhCuaca

5. Keadaan ekonomi

6. Keadaan lingkungan

meningkatkan informasipemasaran agar bisa lebihunggul dari pesaing

3 SDM yang sudah mengikutipelatihan dapat menjadikekuatan dalam mengatasipersaingan.

4Kemempuan SDM yang baikdapat menangani tingkatpertumbuhan penduduk

5. Harga madu yang cenderungstabil membuat keadaanekonomi petani madu cukupterpenuhi

6 Perbedaan suku menjadikanusaha lebah madu inimemunculkan suatukesensitifan keadaan sosialpolitik sehingga berpengaruhpada informasi pasar.

pertumbuhan penduduk3. Banyak mengikuti pelatihan yang

didakan Dinas Pertanian ataulembaga terkait sehingga dapatmengatasi pengaruh cuaca danmeneken pengaruh harga yangtidak stabil dalam melakukanusahatani

4 Harga madu yang relatif stabiltidak mempengaruhi keadaanekonomi petani lebah dalam halkenaikan harga saran produksidan sembako.

5. Alat produksi yang digunakanbersifat manual sehingga dapatmengatasi keadaan cuaca yangmungkin tidak disukai lebahmadu.

6. Teknik/carabudidaya lebah maduYang diterapkan oleh petanidapat mengatasi kesensitifansosial akibat perbedaan suku.

Adapun analisis strategi SWOT

1.Strategi S-O

a. Meningkatkan kualitas madu agar dapat meningkatkan pendapatan petani madu

dan didukung perarawatan lebah yang mudah sehingga dapat memenuhi

permintaan lebah yang cukup banyak, strategi ini diciptakan agar petani dapat

meningkatan kualitas madu, dengan begitu produksi yang dihasilkan akan

semakin tinggi. Sehingga petani dapat memenuhi permintaan madu yang cukup

besar dengan kualitas yang baik serta mendapat keuntungan dengan peluang

yang ada.

b. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mengelola sub terminal

agribisnis (STA), strategi ini diciptakan agar petani bisa meningkatkan

kemampuanya dalam mengembangkan pemasaran dengan adanya bantuan sub

terminal agribisnis dari pemerintah. Dengan sumber daya manusia yang baik

,petani bisa melakukan perencanaan yang baik pula dalam mengembangkan

Page 83: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

sub terminal agribisnis yang ada. Dengan berjalannya sub terminal agribisnis

petani lebih mudah memasarkan madu serta harga lebah bisa setabil.

c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat memajukan sentra

lebah di desa Buana Sakti, strategi ini diciptakan agar petani lebih berkompeten

dalam melakukan usahatani lebah dan dapat menjadikan sentra lebah madu

lebih maju.

d. Meningkatkan peran penyuluh agar informasi pasar cepat diterima oleh petani,

strategi ini diciptakan agar petani lebih cepat mendapatkan informasi pasar.

Karena petani sering lambat mengetahui informasi pasar, sehingga petani

sering dirugikan.

e. Perawatan lebah madu yang dinilai cukup mudah membuat petani madu

percaya terhadap produk lebah madu. Degan hal tersebut dapat menekan

ancaman dengan adanya kekuatan usaha lebah madu.

f. Harga madu yang relatif stabil membuat permintaan madu semakin meningkat,

sehingga dapat menjadikan kekuatan bagi usaha lebah madu

2. Strategi S-T

a. Dengan meningkatkan kualitas madu shingga meingkatkan pendapatan dan

menekan pengaruh kenaikan harga produksi dan BBM, strategi ini diciptakan

agar petani bisa mengurangi ancaman dalam melakukan usahatani lebah.

Dengan kulitas madu yang baik dan didukung perawatan yang mudah akan

lebih menghasilkan madu yang baik sehingga dapat menghasilkan produksi

yang baik dan dapat memberikan keuntungan pada usahatani. Sehingga

mempengaruhi pendapatan petani yang akan mengurangi pengaruh kenaikan

harga dan kenaikan BBM yang terjadi.

Page 84: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

b. Meningkatkan kualitas madu dan informasi pemasaran agar lebih unggul dari

pesaing, strategi ini diciptakan agar petani bisa mengurangi ancaman yang dari

pesaing yaitu dengan meningkatkan kualitas madu lebah yang baik serta

informasi pemasaran yang baik. Kualitas yang baik harus terus dipertahankan

bahkan ditingkatkan agar tidak kalah dari pesaing. Hasil produksi madu yang

baik dapat memberi keunggulan dalam menghadapi persaingan usaha.

Sedangkan jika informasi pemasaran yang baik dapat mengetahui keadaan

pasar sehingga petani bisa melakukan strategi sesuai keadaan pasar.

c. SDM yang sudah emngikuti pelatihan dapat dijadikan kekutan bagi usaha

budidaya lebah madu dalam mengatasi persaingan produk lebah sehigga usaha

lebah madu akan terus berkembang dan dijadikan usaha yang dapat diandalkan.

d. Kemempuan SDM yang baik dapat menangani tingkat pertumbuhan penduduk,

strategi ini diciptakan agar petani bisa meningkatkan kemampuan untuk

mengatasi tingkat pertumbuhan penduduk dengan menciptakan alternatif lain

dalam melakukan usahatani lebah madu . Sehingga tingkat pertumbuhan

penduduk tidak mengganggu usahatani lebah madu.

e. Harga madu yang cenderung stabil membuat keadaan ekonomi petani madu

cukup terpenuhi sehingga usaha lebah madu dapat dijadikan usaha yang dapat

meningkatkan ekonomi petani lebah madu.

f. Perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan kesensitifan sosial politik bagi

petani lebah karena fokus pemerintah belum sepenuhnya diberikan kepada

petani lebah madu. Sehingga dalam hal budidaya lebah madu masih ada hal

yang belum dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.

3. Strategi W-O

Page 85: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

a. Permintaan lebah yang cukup besar, penyuluh lebih aktif dalam melakukan

pelatihan-pelatihan dan memberi pengarahan dalam melakukan usahatani lebah

madu, strategi ini diciptakan agar petani bisa memenfaatkan peluang dan lebih

berkompeten dalam melakukan usahatani. Ketrampilan maupun pengetahuan

tenga kerja dalam melakukan usaha sangat penting dalam mengembangkan

usahatani lebah. Sehingga peran penyuluh sangat penting dengan memberikan

pelatihan-pelatihan kepada petani. Penyuluh memberikan pengetahuan tentang

budidaya lebah.

b. Mengelola sub terminal agribisnis dengan baik agar dapat menstabilkan harga,

strategi ini diciptakan agar petani tidak selalu dirugikan. Dengan mengelola

sub terminal agribisnis dengan baik dapat membantu petani dalam menampung

madu dan menstabilkan harga. Sehingga petani tidak dirugikan dengan harga

madu yang selalu murah tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan usahatani lebah madu.

c. Memajukan daerah sentra lebah madu agar dapat mengajukan pinjaman atau

menarik investasi lembaga swasta maupun pemerintah, strategi ini diciptakan

untuk memotivasi petani agar mendapatakan modal yang lebih besar. Dengan

lebih majunya daerah sentra lebah madu di Desa Buana Sakti bisa

mendapatkan bantuan modal dari pemerintah ataupun pihak swasta. Sehingga

petani harus lebih pandai dalam mengembangkan usaha lebah madu agar ada

pihak pemerintah maupun swasta yang tertarik untuk memerikan bantuan

modal.

d. Meningkatkan peran penyuluh dalam mengajarkan petani untuk melakukan

pencatatan analisa usaha, strategi ini diciptakan agar petani selalu melakukan

Page 86: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

pembukuan dalam melakukan usahatani. Dalam melakukan usahatani

pencatatan analisa usaha sangat penting. Untuk itu kemampuan pencatatan

analisa usaha harus dilakuakn untuk mengetahuai apakah petani untung atau

rugi, berapa besar pengeluaran dan pendapatan. Peran penyuluh membantu

petani untuk lebih baik dalam melakukan usahatani dengan selalu melalakukan

pencatatan dalam melakukan usahatani.

e. Dengan adanya peran penyuluh dapat menjadikan petani lebah madu

mengetahui teknik/cara budidaya lebah madu yang sudah diterapkan pada

petani madu

f. Dengan alat yang digunakan masih bersifat manual, dukungan dari pemerintah

sangat dibutuhkan bagi usaha lebah madu. Dengan itu usaha budidaya lebah

madu akan bertambah dan dapat meningkatkan ekonomi petani lebah.

4. Strategi W-T

a. Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pencatatan sehingga dapat

bersaing dengan pesaing lainya, strategi ini diciptakan agar petani selalu

melakukan pembukuan dalam analisa usahatani dan bisa mengembangkan

usahataninya. Kurangnya kemampuan pencatatan petani dalam melakukan

usahat lebah madu di Desa Buana Sakti harus diperbaiki dan ditingkatkan oleh

pelaku usaha didalamnya supaya usaha tersebut dapat bersaing dengan pesaing

lainya

b. Memaksimalkan modal pribadi dalam meningkatkan pendapatan sehingga

mengurangi pengaruh kenaikan harga produksi dan sembako dan mengatasi

peningkatan pertumbuhan penduduk, strategi ini diciptakan agar dapat

mengurangi ancaman. Petani yang melaukan usaha budidaya lebah madu dapat

Page 87: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

memaksimalkan modal pribadi untuk melakukan usahatani yang mengasilkan

pendapatkan keuntungan sehingga mengurangi pengaruh kenaikan produksi

dan BBM.

c. Banyak mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas Pertania atau lembaga terkait

sehingga dapat mengatsi pengaruh cuaca dan menangani harga yang tidak

satabil dalam melakukan usahatani, strategi ini diciptakan agar petani bisa

menangani atau mencari alternatif dalam penanganan cuaca yang tidak

menentu serta menangani harga yang tidak stabil. Karena cuaca sangat

berpengaruh dalam usahatani lebah. Untuk menekan pengaruh cuaca petani

harus mengikuti pelatiahan-pelatihan tersebut, sehingga dapat menambah

pengetahuan dalam melakukan usahatani lebah.

d. Harga madu yang relatif stabil tidak mempengaruhi keadaan ekonomi petani

lebah dalam hal kenaikan harga saran produksi dan sembako.Sehingga

memungkinkn tidak adanya pengaruh dalam keadaan ekonomi petani lebah

madu.

e. Alat produksi yang digunakan bersifat manual sehingga dapat mengatasi

keadaan cuaca yang mungkin tidak disukai lebah madu. Karena lebah madu

sangat menyukai konisis yang mempunyai banyak air dan banyak tanaman

bunga.

f. Teknik/carabudidaya lebah madu yang diterapkan oleh petani dapat mengatasi

kesensitifan sosial akibat perbedaan suku. Sehingga tidak berpengaruh pada

keadaan sosial politik dalam lingkungan masyarakat yang membudidayakan

lebah madu.

Page 88: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Berdasarkan hasil pembobotan nilai prioritas tertinggi adalah strategi Strength-

Threat(ST)terletak pada kuadran II. Pada kuadran ini merupakan situasi yang

menguntungkan, karena menunjukan bahwa usahatani lebah memiliki

kekuatan dan ancaman yang sedikit sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Tingginya strategi nilai prioritas ST bukan berarti strategi lain yang

memiliki nilai lebih rendah tidak bermanfaat dan tidak perlu diterapkan. Akan

tetapi, apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal maka strategi WO, ST

dan WT pun harus ikut dilaksanakan.

Strategi yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan

meningkatkan kualitas madu agar produksi juga bisa tinggi sehingga pendapatan

petani meningkat. Kualitas yang baik akan mengasilkan produk yang baik juga.

Dalam kondisi tersebut petani bisa mendapatkan pendapatan yang tinggi dengan

asumsi bahwa haga madu juga dalam keadaan stabil.

Strategi usahatani lebah madu yang dapat dilakukan adalah meningkatkan peran

penyuluh atau dinas terkait dalam melakukan pelatihan-pelataihan dalam

melakukan usahatani lebah. Penyuluh harus mengadakan pertemuan rutin dengan

petani yang melakukan usahatani lebah dengan memberi arahan agar usahatani

lebah madu di Desa Buana Sakti terus berkembang. Penyuluh juga harus rutin

memantau langsung ke lapangan agar penyuluh mengatahui bagamaimana

usahatani lebah yang dilakukan petani dan permasalah apa yang dihadapi petani

lebah madu di Desa Buana Sakti.

Page 89: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Strategi yang dapat dilakukan dalam usaha Budidaya Lebah Madu Di Desa Buana

Sakti berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi ST (Strengts-Threats), yang

terletak dikuadran II, yakni meskipun ada ancaman perusahaan masih memiliki

kekuatan dari segi internal . Strategi ST yaitu sebagai berikut :

a. Perawatan mudah (S) – Kualitas madu (T)

b. Kemampuan SDM (S) – Persaingan (T)

c. Persaingan (T) – SDM yang sudah mengikuti pelatihan (S)

d. Kemampuan SDM (S) – Tingkat pertambahan penduduk (T)

eHarga madu cenderung stabil (S) – Keadaan ekonomi (T)

f. Keadaan lingkungan (T) – Informasi pasar (S)

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah :

Berdasarkan hasil penelitian alternatif strategi yang telah dilakukan maka perlu

adanya pengembangan jenis produk madu. Pengembangan ini dilakukan agar

produk madu yang dihasilkan lebih bervariasi sehingga keberadaan petani madu

dapat dipertahankan.

Page 90: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

DAFTAR PUSTAKA

A.Novandra, I Widnyana – Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan...2013Peluang Pasarproduk Perlebahan Indonesia

Andri Setiawan. 2016. Strategi Pengembangan Lebah Madu Kelompok Tani SetiaJaya di Desa Rambah Jaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu.(Skripsi). Universitas Riau. Pekanbaru, Riau.

Apiari Pramuka. 2007. Cara Beternak Dan Pemanfaatanya. Penebar : Swadaya.Jakarta.Apiari Pramuka. 1988. Lebah Madu Madu Lebah di Indonesia Tahun 2000. PusatApiari Pramuka. Jakarta.

BPDAS. 2013. Laporan pelaksanaan usaha HHBK. Dinas Kehutanan. BandarLampung.

David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Salemba Empat.Jakarta

Erminawati. 2012. Keajaiban Madu. Penebar : Tirtamedia. Tangerang Selatan.

Hadiwiyoto, S. 1980. Pedoman Pemeliharaan Tawon Madu. Pradnya Paramita.Jakarta.

Hamel, G dan Prahalad, C. K.1995. Kompetisi Masa Depan. Yakarta . Bina RupaAksara.

Tripomo Dan Udan.2005. Managemen Strategi.Rekayasa Sains.Bandung.Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta

Kustanti, A. 2002. Pengembangan Perlebahan melalui pengembangan teknologitepat guna. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Melaty Anggraini. 2009. Manfaat Sosial Lebah Madu Bagi Masyarakat SekitarHutan Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Lampung Timur. (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Novita Sari. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Tani Caisim (Brasscia JunceaL.) di Desa Karangrejo Kecamatan Metro Utara Kota Metro. (Skripsi). SekolahTinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Metro. Lampung.

Page 91: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Ricky Prayitno. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Pada Perusahaan CapTawon Madu di Bojonegoro. (Skripsi). Universitas Kristen Petra. Surabaya.

R.M Sumoprastowo dan R. Agus Suprapto, B.A. Beternak lebah Madu Modern.Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

R. Saepudin, Am Fuah. L Abdullah – Jurnal Sain Peternakan ..2011 –Ejournal.Unib .Ac.Id Peningkatan Produktivitas Lebah Madu MelaluiPenerappan Sistem Integrasi Dgn Kebun Kopi.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi.Jakarta .Raja Grafindo Persada.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Lebah Madu. CV. NuansaAulia. Bandung.

Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Kanisius. Yogyakarta.

Page 92: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI DESABUANA SAKTI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

Oleh :

Eva Eviana (13210008)

Kuesioner Penelitian

Data Responden

Nomor Responden : ..................................................................................

Page 93: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

Nama Responden : ..................................................................................

Alamat Responden : ..................................................................................

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER )DHARMA WACANA METRO

2016

A. Identitas Responden

Nama : .........................................................

Umur : ......... th

Pendidikan : .........................................................

Jumlah Tanggungan Keluarga : .........................................................

Jenis Kelamin : .........................................................

Lama Berusahatani : .........................................................

B. Faktor Internal

A.Aspek Produksi

Page 94: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

1. .Apakah Bapak /Ibu setuju banyaknya kesulitan dalam mengembangkan usahalebah madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Seperti apa kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi dalam usaha lebah madu?

……………………………………………………………………………….

2.Apakah Bapak /Ibu setuju jika kualitas bibit lebah sangat berpengaruh dalamhasil produksi lebah madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Kualitas bibit lebah seperti apa yang dipakai dalam usaha pengembangan lebahmadu bapak dan kira- kira berapa produksinya dalam sekali panen?

3. Apakah Bapak /Ibu setuju jika di daerah Batang Hari merupakan sentrapeternakan lebah madu yang akan menjadikan daerah ini maju karenaproduksinya meningkat?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Aalasn ……………………………………………………………………………

B. Aspek Managemen dan Pendanaan

1. Apakah Bapak /Ibu setuju petani perlu melakukan pembukuan atau pencatatan

pada usaha budidaya lebah madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Apa saja yang perlu dimasukan dalam pembukuan……………………………………………………………………………………..

2. Apakah Bapak/Ibu setuju penyuluh perlu melakukan pendataan terhadap usaha

budidaya lebah madu agar usahatani tersebut dapat berkembang dengan baik ?

Page 95: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan jika perlunya pendataan dari penyuluh………………………………………………………………………………………

3. Apakah Bapak /Ibu setuju bahwa usaha budidaya lebah madu membutuhkanmodal yang besar?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Berapa modal yang Bapak/Ibu keluarkan untuk usaha budidaya lebah madu?

a. Peralatan dan biaya penyusutan

No Nama alat Nilai Awal Jumlah UmurEkonomi

Penyusutan

123456

Total

b.Bibit lebah yang digunakan

Jenis bibit lebah Harga (Rp)

Total

c. Tenaga Kerja a. Pembibitan LK ………HOK

PR ………HOK

Anak ……...HOKTotal Rp…………..

b. Perawatan LK ………HOK

Page 96: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

PR ………HOK

Anak ……...HOK

Total Rp…………...

c. Panen LK ………HOK

PR ………HOK

Anak ……...HOK

Total Rp…………...

C. Sumber Daya Manusia

1. Apakah Bapak /Ibu setuju petani di Desa Buana Sakti sudah benar dalammelakukan budidaya lebah madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

*Rata-rata sudah berapa lama melakukan usaha budidaya lebah madu?

…………………………………………………………………………

2. Apakah Bapak /Ibu setuju peran penyuluh atau instansi terkait sangat pentingdalam melakukan usaha budidaya lebah madu semakin maju ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

*Alasan………………………………………………………………………….

3. Apakah Bapak /Ibu setuju petani perlu ada pelatihan-pelatihan dalam

pengembangan usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

Page 97: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

* Pelatihan seperti apa yang Bapak/Ibu inginkan dalam pengembangan usahabudidaya lebah madu?…………………………………………………………………………….

D. Pemasaran

1. Apakah Bapak /Ibu setuju Dalam mengembangkan usaha budidaya lebah madu

membutuhkan sub terminal agribisnis untuk menampung hasil produksi yang

akan dipasarkan?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan jika memerlukan Sub terminal agribisnis …………………………….

2. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa harga madu yang tidak stabil menjadikelemahan dari usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan………………………………………………………………………..

3. Apakah Bapak /Ibu setuju pemasaran madu di Desa sudah baik?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan ……………………………………………………………………….

FAKTOR EKSTERNAL

A.Aspek Ekonomi, Sosoial, Budaya

1. Apakah Bapak /Ibu setuju kenaikan Harga seperti Sembako dan lain-lainsangat berpengaruh dalam usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan ………………………………………………………………………

Page 98: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

2. Apakah Bapak /Ibu setuju Tingkat ekonomi ( perbedaan jumlah modal)

masyarakat berpengaruh terhadap usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan ………………………………………………………………………

3. Apakah Bapak /Ibu setuju Tingkat Pertumbuhan Penduduk sangat berpengaruh

terhadap usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan ………………………………………………………………………….

4. Apakah Bapak/ ibu setuju perbedaan suku atau budaya berpengaruh dalam

produksi usaha budidaya lebah madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

D. Tidak Setuju (2) E. Sangat Tidak Setuju (1)

*Alasan ………………………………………………………………………

B. Persaingan

1. Apakah Bapak /Ibu setuju ada dampak yang dirasakan dari persaingan usaha

Penangkaran lebah madu dari pesaing peternak lebah madu dari daerah lain?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

*Dampak seperti apa yang Bapak/Ibu rasakan …………………………………..

2. Apakah Bapak /Ibu setuju peternak lebah madu harus mengetahui keunggulandari usaha budidaya lebah madu yang dimiliki oleh pesaing?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

Page 99: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

* Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi keunggulan dari peternak lebah madu yanglain?

………………………………………………………………………………..

3. Apakah Bapak/Ibu satuju diperlukan cara atau strategi dalam mempertahankanusaha budidaya lebah madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Strategi apa yang akan Bapak/Ibu lakukan?…………………………………………………………………………………….

C. Faktor Alam

1. Apakah Bapak /Ibu setuju keadaan lingkungan dapat mempengaruhi usahabudidaya lebah madu yang Bapak/Ibu miliki?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Keadaan lingkungan seperti apakah yang mempengaruhi produksi usahabudidaya lebah madu?

…………………………………………………………………………………….

2. Apakah Bapak/Ibu setuju bahawa keadaan lingkungan yang tidak baikmerupakan salah satu faktor menyebabkan gagalnya panen atau rendahnyaproduksi madu ?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami gagal panen …………………………….

3. Apakah Bapak /Ibu setuju perlu adanya strategi dalam menangani keadaanlingkungan yang tidak baik?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Strategi apa yang Bapak/Ibu lakukan……………………………………………..

Page 100: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,

4. Apakah Bapak/Ibu setuju usaha budidaya lebah madu ini perlu membuat tamanbunga untuk membantu mencukupi pakan lebah sebagai sumber nektar?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

* Alasan……………………………………………………………………………

5. Apakah Bapak/Ibu setuju bawa faktor lingkungan dapat menyebabkanmenurunya produksi madu?

A.Sangat Setuju (4) B. Setuju (3)

C. Tidak Setuju (2) D. Sangat Tidak Setuju (1)

*Keadaan lingkungan yang seperti apa yang membuat hasil produksi madumenurun………………………………….

Page 101: Skripsi - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/163/1/skripsi Eva Eviana.pdf · Kakak Sri Lestari dan Ema Wati beserta Adik Arya Ixanta, Zahra Nur Salsabila,